Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN TANAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

MUHAMMAD ALIF KHUZAIFI (P21345121047)

MUHAMMAD RYAN RIFA’I (P21345121048)

MUTHIA SALWA HIDAYAT (P21345121050)

NINDYA TRI AMBARWATI (P21345121057)

SAFIRA WAHDANIA (P21345121066)

DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12120
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pencemaran Tanah” dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan syarat wajib dalam menyelesaikan tugas mata kuliah pencemaran
lingkungan semester genap.

Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Kuat Prabowo, SKM., M.Kes. selaku dosen
pembimbing, dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini
dari awal hingga akhir penulisan.

Sekiranya makalah yang telah kami susun ini agar dapat berguna bagi kami dan orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah ini dan kami juga memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian dan Karakteristik Pencemaran Tanah ................................................ 3

2.1.1 Pengertian Pencemaran Tanah ........................................................................ 3

2.1.2 Karakteristik Pencemaran Tanah .................................................................... 4

2.1.3 Karakteristik Bahan Pencemar ........................................................................ 6

2.2 Parameter Pencemaran Tanah ................................................................................ 8

2.3 Dampak Pencemaran Tanah .................................................................................... 8

2.3.1 Dampak pada Kesehatan .................................................................................. 8

2.3.2 Dampak pada Lingkungan ............................................................................... 9

2.4 Standar, Peraturan dan Pengawasan ...................................................................... 9

2.4.1 Standar Kualitas Tanah ........................................................................................ 9

2.4.2 Peraturan Pengendalian Kerusakan Tanah...................................................... 11

2.4.3 Pengawasan Lingkungan Hidup..................................................................... 12

2.4.4 Baku mutu tanah.............................................................................................. 12

2.5 Pengendalian ............................................................................................................ 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

Kesimpulan ......................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu bagian terbesar dalam permukaan bumi. Tanah menyediakan
air, udara dan nutrisi yang dibutuhkan mahluk hidup seperti organisme tanah dan tumbuhan.
Melalui penggunaan tanah seperti pertanian dan produksi biomassa, sumber daya tanah dapat
menghasilkan pangan, pakan, sandang, papan dan bioenergi yang dapat mendukung kehidupan
manusia. Oleh karena itu, sejarah penggunaan tanah berkaitan erat dengan sejarah peradaban
manusia. Keberhasilan dan kegagalan dalam membangun peradaban ditentukan oleh kualitas
tanah dan manajemen penggunaannya.

Kehidupan manusia tidak terlepas dari kodisi tempat dimana mereka tinggal. Tempat
tinggal seseorang akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya. Tanah merupakan tempat
berpijak dan tempat seluruh makhluk hidup menggantungkan kehidupannya. Kondisi tanah
dipengarungi juga oleh agregat-agregat penyusunnya. Didaerah pegunungan berkapur akan
mengakibatkan tanah yang tersusun berkapur, begitu pula tanah di dipinggiran pantai akan
terbentuk tanah berpasir, sedangkan didaerah hutan dan rawa akan terbentuk tanah gambut.

Pada umumnya tanah berarti bagian permukaan terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana
dibedakan dari batuan yang padat. Proses terjadinya tanah berasal dari pelapukan batuan,
sehingga kualitas tanah tergantung dari bahan-bahan yang dilapuknya. Kondisi tanah juga akan
menentukan jenis tanaman dan hewan yang tumbuh dan berkembang biak dilingkungan
tersebut.

Pencemaran tanah adalah suatu kondisi dimana tanah tercemar di area permukaan atau
bahkan bawah tanah. Pencemaran ini disebabkan karena adanya polutan atau kontaminan yang
mencemari tanah. Pencemaran tanah dapat terjadi disebabkan oleh banyak faktor, tetapi
umumnya disebabkan karena perbuatan manusia dan juga karena alami. Jadi, ada pencemaran
tanah alamiah dan ada pencemaran tanah buatan.

Adanya bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya, seperti polutan dan juga
kontaminan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi. Pencemaran tanah ini menjadi salah
satu penyebab rusaknya kesehatan manusia hingga kesehatan flora dan fauna.

Meninjau pada kasus kontaminan polusi terhadap tanah, banyak yang disebabkan oleh
penyebab alamiah di dalam tanah itu sendiri. Hal ini terjadi ketika kadar kontaminan tersebut
tinggi serta masih tetap bisa menimbulkan pencemaran terhadap tanah dan tetap beresiko.

1
Meskipun, disebabkan oleh proses alamiah kontaminan yang ada di tanah tetap saja berbahaya
dan berpotensi menimbulkan banyak dampak negatif terhadap kehidupan. Sama hal nya
dengan pencemaran udara dan juga pencemaran air. Pencemaran tanah bukanlah permasalahan
sederhana. Dengan kata lain, pencemaran tanah adalah salah satu permasalahan yang perlu
diberikan perhatian besar. Terutama di beberapa dekade terakhir, pencemaran tanah menjadi
masalah yang serius dari waktu ke waktu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dari pencemaran tanah ?
2. Bagaimana karakteristik tanah tercemar ?
3. Apa saja parameter dari pencemaran tanah ?
4. Bagaimana standar, peraturan dan pengawasan terhadap pencemaran tanah ?
5. Bagaimana pengendalian dari pencemaran tanah ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menambah wawasan tentang pencemaran lingkungan yang menjelaskan tentang
Pencemaran Tanah.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Pencemaran Lingkungan untuk membuat makalah
tentang Pencemaran Tanah.

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik Pencemaran Tanah
2.1.1 Pengertian Pencemaran Tanah
Henry D. Foth (1994) memberikan pengertian tanah berarti bagian permukaan terpisah
dari bumi dan bulan sebagaimana dibedakan dari batuan yang padat. Tanah adalah kumpulan
dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari
campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara dan merupakan media untuk tumbuhnya
tanaman (Prof. Dr. Ir. H. Sarwono Hardjowigeno, M.Sc, 2003).

Pencemaran tanah merupakan keadaan dimana adanya berbagai bahan substansi kimia
yang masuk ke dalam lapisan tanah sehingga mengubah struktur dan lingkungan di dalam tanah
(Harjdjowigeno, 2003). Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan tanah alami.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian


kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa
lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai
sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya”. Tetapi yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi
kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 Tahun 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku
kerusakan tanah”.

Pencemaran terjadi karena adanya zat pencemar, zat pencemar dapat didefinisikan
sebagai zat kimia (cair, padat maupun gas), baik yang berasal dari alam yang kehadirannya
dipicu oleh manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan manusia yang telah diidentifikasi
mengakibatkan efek yang buruk bagi kehidupan manusia maupun lingkungan (Notodarmojo,
2005). Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah
dan udara di atasnya. Terjadinya pencemaran tanah disebabkan oleh masuknya komponen
pencemar yang melebihi daya dukung tanah. Contoh, bahan buangan yang berasal dari
pembakaran senyawa anorganik seperti belerang dan nitrogen akan berakhir di dalam tanah

3
dalam bentuk asam sulfat dan asam nitrat. Partikel logam seperti timbal (Pb) yang dihasilkan
dari kendaraan bermotor juga akan berakhir pada tanah.

2.1.2 Karakteristik Pencemaran Tanah


Ada beberapa karakteristik tanah dikatakan tercemar, yaitu:
1. Derajat Keasaman (pH) Tanah Sangat Tinggi atau Terlalu Rendah

Tanah yang memiliki derajat keasaman (pH) sangat tinggi atau terlalu rendah karena
memiliki lebih banyak ion H+ atau OH- tidak dapat digunakan untuk menanam tanaman yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya. pH yang tinggi atau
terlalu rendah justru akan merusak bagian-bagian dari tanaman. Besarnya konsentrasi ion H
maupun ion OH dipengaruhi adanya koloid-koloid tanah, Koloid yang jenuh ion hidrogen akan
menambah reaksi tanah menjadi asam dan sebaliknya, koloid-koloid yang jenuh ion hidroksil
akan menambah reaksi tanah menjadi basa. Contoh pemberian kapur pada tanah dan pupun
natrium (NaNO3).

2. Kandungan Mineral Sangat Sedikit

Tanah yang baik dan subur pasti mengandung banyak mineral yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan hewan tanah untuk hidup, seperti :

a) fosfor

Peranan fosfor untuk merangsang pertumbuhan dari benih atau tanaman muda,
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, Gejala-gejala yang timbul bila
kekurangan P pada tepi-tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah agak ungu
selanjutnya tanaman menjadi kuning. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, pemasakan
buah lambat, produktivitas buah biji merosot.

b) kalium

Peranan K :

1) Membantu pembentukan protein dan karbohidrat


2) Mengeraskan jerami dan bagian kayu dan tanaman
3) Meninggikan mutu buah-buahan
4) Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit

Gejala-gejala yang timbul bila kekurangan K adanya bercak-bercak atau keriput- keriput
pada daun kemudian mengering.

4
c) Kalsium

Peranan Ca untuk merangsang pembentukan bulu- bulu akar, mengeraskan jerami dan
bagian kayu tanaman dan merangsang pembentukan biji-bijian. Peranan yang penting pula
dari unsur Ca untuk perbaikan struktur tanah dan mengurangi keasaman tanah. Gejala-
gejala yang timbul bila kekurangan Ca pada daun-daun muda dan kuncup berkeriput dan
akhirnya mengering.

d) Magnesium

Peranannya sebagai penyusun utama hijau daun, pembentukan karbohidrat, lemak dan
sebagai pembawa unsur hara fosfor. Gejala yang timbul bila kekurangan Mg :

1) Menghilangkan warna hijau tua pada daun mula dari daun bagian bawah terus ke atas.
2) Batang menjadi kurus.
3) Permukaan daun terdapat garis-garis hijau kekuningan, kering muda, putih.

e) Nitrogen

Peranan untuk tanaman adalah merangsang pertumbuhan vegetatif dan memberi warna
hijau pada daun, sebagai bahan pembentuk hijau daun protein dan lemak. Gejala-gejala
yang timbul bila kekurangan N daun berwarna hijau kekuning-kuningan sampai menguning
seluruhnya.

f) Oksigen.

Tanpa adanya oksigen dalam tanah, akar akan kehilangan kemampuannya menyerap
nutrisi dan tumbuhan akan mati. Oksigen berperan penting pada penyerapan nutrien oleh
akar tumbuhan. Oksigen dapat mendorong masuk nutrien-nutrien dari dalam tanah seperti
nitrogen, amonia, dan sulfur masuk kedalam dinding sel akar.

Tetapi jika sudah tercemar, jumlah kandungan mineral-mineral tersebut sangat sedikit
dan digantikan oleh zat polutan yang kadarnya melebihi ambang batas.

3. Tanah Mengandung Plastik Dan Bahan Lain Yang Tidak Dapat Diuraikan

Jika tanah mengandung plastik dan bahan lain yang tidak dapat diuraikan dalam jumlah
besar, dapat dipastikan tanah tersebut sudah tercemar. Plastik dan bahan tersebut akan
mengontaminasi tanah dalam jangka waktu lama sehingga membuat kondisi tanah sangat
buruk.

5
4. Pertumbuhan Mikroorganisme Dan Jamur Tidak Ada

Tanah yang subur menjadi tempat tinggal yang baik untuk mikroorganisme dan jamur.
Salah satu ciri tanah yang tercemar adalah tidak adanya pertumbuhan mikroorganisme dan
jamur, baik di permukaan maupun di dalam tanah.

5. Unsur Hara Tanah Hilang

Selain dapat menyuburkan tanah, unsur hara juga berperan penting dalam
perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme dan tanaman. Jika unsur hara hilang,
pertumbuhan dan perkembangan tersebut tidak akan terjadi. Hilangnya salah satu bagian
penting dari tanah ini dapat terjadi karena adanya logam di dalam tanah, kontaminasi dari
pestisida, dan limbah cair, baik dari industri maupun rumah tangga.

Tanah yang tercemar akan menimbulkan banyak kerugian, baik bagi manusia, hewan,
tumbuhan, maupun mikroorganisme lainnya.

2.1.3 Karakteristik Bahan Pencemar


Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah
pertanian :

a. Limbah domestik

Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari daerah:
pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan
misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, bisa berupa limbah padat dan
cair.

1. Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
b. Limbah industri.

Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik,
Manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.

1. Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa

6
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging
dll.
2. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya
sisasisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan
logam.
c. Limbah pertanian.

Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisa


pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida
pemberantas hama tanaman, misalnya DDT (Dichloro Diphenyl Trichlorethane). Dua sifat
buruk yang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup adalah:

1. Sifat apolar DDT: ia tak larut dalam air tapi sangat larut dalam lemak. Makin larut suatu
insektisida dalam lemak (semakin lipofilik) semakin tinggi sifat apolarnya. Hal ini
merupakan salah satu faktor penyebab DDT sangat mudah menembus kulit.
2. Sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. Ia sukar terurai sehingga cenderung
bertahan dalam lingkungan hidup, masuk rantai makanan (foodchain) melalui bahan
lemak jaringan mahluk hidup. Karena sifatnya yang stabil dan persisten, DDT bertahan
sangat lama di dalam tanah; bahkan DDT dapat terikat dengan bahan organik dalam
partikel tanah.

7
2.2 Parameter Pencemaran Tanah
Beberapa parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya pencemaran
lingkungan, serta mengetahui tingkat pencemaran itu. Parameter-parameter yang digunakan
sebagai indikator pencemaran lingkungan antara lain sebagai berikut

2.3 Dampak Pencemaran Tanah


2.3.1 Dampak pada Kesehatan
Adanya pencemaran tanah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Seberapa besar
dampak ini pada kesehatan sebenarnya juga sangat tergantung pada jenis polutan serta seberapa
sering dan banyak polutan yang terpapar ke dalam tubuh. semakin banyak dan sering polutan
masuk ke dalam tubuh maka dampak penyakit yang akan dialami juga akan semakin besar dan
juga sebaliknya. adapun berbagai jenis resiko polutan dan penyakitnya adalah sebagai berikut
ini:

a) Kromium, yang merupakan zat kimia yang digunakan dalam berbagai pestisida dan
juga herbisida ini mampu membuat munculnya dampak karsinogenik pada semua
populasi bukan hanya untuk spesies manusia saja namun juga makhluk hidup lainnya.
b) Zat timbale, ini sangat berbahaya jika terlalu banyak terpapar ke dalam tubuh karena
dapat mengakibatkan peningkatan resiko terkena penyakit ginjal dan kerusakan otak
c) Benzene, jika tubuh terus menerus mengalami paparan benzene dalam jumlah banyak
dan intensitas yang sering maka bisa meningkatkan terkena penyakit leukemia atau
kanker darah. tentu saja penyakit ini sangat berbahaya bahkan mematikan.

8
d) Merkuri, tubuh yang terlalu sering mendapatkan paparan dari zat ini akan sangat mudah
mengalami gangguan pada organ ginjalnya bahkan ada beberapa penyakit juga yang
tidak bisa diobati karena zat ini.
e) Sikoldenia, zat ini memicu timbulnya infeksi dan gangguan pada fungsi organ hati
f) Karmabat, yang mampu membuat gangguan pada saraf otot sehingga tubuh akan
mengalami kesulitan dalam bergerak,
g) Klorin, zat cair yang mengandung klorin ini sangat berbahaya bagi tubuh karena
mengganggu fungsi kinerja dari organ hati dan ginjal serta menyebabkan gangguan
pada saraf pusat di dalam otak.
h) Selain dampak pada kesehatan yang telah disebutkan di atas, dampak pada kesehatan
lainnya yang akan dirasakan oleh para penderitanya antara lain adalah gangguan pada
penglihatan, pendengaran, ruam pada kulit, pusing, letih, lelah, dan gejala penyakit
lainnya. apabila terjadi dosis yang sangat besar pada paparan pencemaran ke dalam
tubuh bahkan bisa berakibat fatal pada kematian.

2.3.2 Dampak pada Lingkungan


Perubahan kandungan kimia di dalam tanah ini akan mengakibatkan perubahan
metabolisme pada organisme yang hidup di dalam tanah. akibat dari hal ini tidaklah sepele
yaitu bisa memicu adanya putusnya rantai makanan. Jika rantai makanan primer jika sudah
terkontaminasi oleh pencemaran juga akan mempengaruhi rantai makanan yang ada di atasnya
sehingga ini bisa memusnahkan rantai makanan. Misalnya saja pengaruh zat DDT pada tanah
yang di atasnya ditumbuhi oleh tanaman yang menjadi makanan burung maka telur dari burung
tersebut akan menjadi rawan pecah. Selain itu dengan adanya pencemaran tanah ini juga dapat
menimbulkan zat kimia masuk ke dalam air tanah sehingga membuat berbagai jenis tumbuhan
akan sulit tumbuh di atasnya. Kesuburan tanah pun akan menghilang dan ini akan sangat
berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini.

2.4 Standar, Peraturan dan Pengawasan


2.4.1 Standar Kualitas Tanah
Ada beberapa standar kualitas tanah dikatakan tidak tercemar, yaitu :
1. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah susunan antar partikel tanah primer (bahan minerak seperti pasir,
debu, lempung) dan bahan organik serta oksida membentuk agregat tanah. Agregat tanah

9
meliputi bahan padatan dan pori tanah. Dalam menentukan struktur tanah harus terlebih
dahulu ditetapkan

2. Kerapatan Butir Tanah (BJ)

Berat jenis tanah ditentukan oleh kadar bahan organik, apabila bahan organik tinggi
maka nilai berat jenis tanah semakin rendah. Penentuan berat jenis dilakukan secara
kuantitatif menggunakan Picno Meter.

3. Kimia Tanah

Ada beberapa standar dari kimia tanah, yaitu :

1) pH Colorimetris Tanah

pH colorimetris adalah metode dalam pengukuran nilai pH dengan menggunakan


larutan indikator dan kertas pH. pH tanah itu sendiri adalah konsentrasi ion H yang ada
dalam tanah dan terkandung pada larutan tanah maupun di bagian kompleks tanah.

2) pH H2O

merupakan kemasan aktual atau aktif, yaitu konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah.

3) pH KCl

Merupakan kemasaman potensial atau kemasaman tertukarkan, yaitu konsentrasi ion


H+ yang diadsorbsi koloid tanah.

4. Kadar Bahan Organik Tanah (BO)

Bahan organik adalah bahan mineral tanah yang berasal dari sisa/jasad-jasad makhluk
hidup. Bahan organik berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel tanah, sehingga
membentuk agregat tanah sifat ini disebut dengan istilah Cementing Agent. Pengaruh
bahan organik pada tanah antara lain:

• Memperbaiki sifat fisika tanah seperti; menghindarkan erosi, memperbaiki struktur


tanah, kemampuan tanah menyerap air (pasir), dan memperbaiki aerase dan drainase
tanah.
• Memperbaiki sifat kimia tanah, seperti; KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) dan
menambah unsur hara tanah dari dekomposisi bahan organik.

10
• Sifat Biologi, seperti; Meningkatkan aktivitas mikroorganisme karena bahan organik
menjadi sumber energinya.
5. Kerapatan Massa Tanah (BV)

Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan volume
bongkah tanah dan dinyatakan dalam gr/cm3. Pengukuran berat volume diperlukan sebagai
petunjuk untuk mengetahui kepadatan tanah porositas tanah. Nilai berat volume
dipengaruhi oleh tekstur tanah (semakin halus tekstur tanah, nilai BV semakin besar),
kedalaman / jeluk tanah, kadar bahan organik, berat jenis, mineral penyusun tanah dan tipe
strukturnya.

6. Porositas Tanah

Porositas tanah adalah persentasi pori yang terkandung di dalam tanah. Porositas
berpengaruh terhadap gerakan lengas / air di dalam tanah, temperatur, sirkulasi udara,
ketersediaan unsur hara, ruang perakaran dan pengolahan tanah.

Volume pori terdiri atas 3, yaitu:

1. Pori besar (makro) : didominasi oleh pori untuk sirkulasi udara, ukurannya > 10µm
2. Pori sedang : rerata diameternya 0,2 - 10µm
3. Pori kecil (mikro) : rerata diameter <>

2.4.2 Peraturan Pengendalian Kerusakan Tanah


Dalam PP No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi
Biomassa Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa menyebutkan bahwa “Tanah adalah salah satu
komponen lahan, berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan
organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya”. Peraturan Pemerintah mengenai
pengendalian pencemaran tanah ini dirancang digunakan untuk mengurangi kerusakan tanah
akibat produksi biomassa. Biomassa adalah tumbuhan atau bagian-bagiannya, yaitu bunga, biji,
buah, daun, ranting, batang dan akar termasuk tanaman yang dihasilkan oleh kegiatan
pertanian, perkebunan dan hutan tanaman. Pencemaran mengakibatkan penurunan mutu serta
fungsi tanah yang pada akhirnya mengancam kehidupan manusia. Tanah merupakan tempat
hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia, kualitas tanah
dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehingga kesuburannya akan

11
berkurang, selain itu menurunnya kualitas tanah juga dapat disebabkan limbah padat yang
mencemari tanah. Limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik), industri
dan alam (tumbuhan).

2.4.3 Pengawasan Lingkungan Hidup


Wewenang pemerintah dalam pengelolaan lingkungan secara konstitusional bertumpu
pada ketentuan Pasal 33 ayat 3 dan 4 Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD RI 1945). Implementasi dari ketentuan Pasal 33 ayat 3 dan 4 UUD RI 1945
adalah diaturnya tugas dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengelolaan
lingkungan hidup dan Sumber Daya Alam (SDA). Tugas dan wewenang di bidang pengelolaan
dan perlindungan lingkungan hidup diatur dalam Pasal 63 UUPPLH tahun 2009, sementara di
bidang SDA diatur dalam UU sektor masing-masing, seperti dalam UU pertambangan Mineral
dan Batu Bara, UU Panas Bumi, dan UU Sumber Daya Air.

2.4.4 Baku mutu tanah


Konsep baku mutu tanah (soil quality standards) muncul dalam literatur pada awal
tahun 1990-an (Doran dan Safely, 1997 dan Wienhold et al., 2004). Konsep tersebut disetujui
oleh Soil Science Society of America Ad Hoc Committee on Soil Quality (S-581) dan dibahas
oleh Karlen et al. (1997). Baku mutu tanah didefinisikan sebagai kemampuan/kapasitas tanah
untuk berfungsi secara alami atau dalam batas-batas pengelolaan ekosistem untuk mendukung
produktivitas tanaman dan ternak secara berkelanjutan, memelihara, dan meningkatkan
kualitas air dan udara dan mendukung kesehatan manusia. Konsep baku mutu tanah yang
berkaitan dengan kesehatan dan kualitas tanah berkembang dengan meningkatnya pemahaman
terhadap tanah dan kualitas tanah (Karlen dan Stott, 1994). Karlen et al. (2003) dan Letey et
al. (2003) mengemukakan bahwa kualitas tanah berhubungan dengan fungsi tanah dalam
memberikan produktivitas tanah dan tanaman yang dibudidayakan

Kandungan logam berat dalam tanah

Untuk menghindari pengaruh buruk logam berat Cd pada tanah pertanian dalam
kaitannya dengan ketersediaan Cd bioavailable) antara lain adalah dengan cara meningkatkan
pH tanah, sedang untuk logam berat Pb perlu dilaksanakan dengan penelitian yang
menggunakan parameter lainnya. Tanah pertanian yang tercemar oleh bahan beracun
berbahaya (B3) seperti logam– logam berat dapat menyebabkan terjadinya penurunan
produktivitas tanah maupun kualitas hasil pertanian. Selain tanah pertanian yang tercemar
logam berat melalui rantai makanan (food chain) dapat mengancam kesehatan manusia.

12
Besarnya kandungan Pb dalam tanah mengakibatkan tanaman tercemar melebihi batas
maksimum yang diperbolehkan, hal ini sejalan dengan baku mutu tanah (interim) terhadap
pencemaran logam berat Pb untuk penggunaan pertanian yang dikeluarkan kantor KLH-
Dalhousie University (1992). Menurut baku mutu tanah besarnya kadar maksimum logam berat
Pb dalam tanah untuk penggunaan pertanian adalah 150 ppm. Pb berpengaruh nyata terhadap
penurunan pertumbuhan tanaman, terutama pada kosentrasi Pb > 150 ppm sudah terlihat
gangguan terhadap proses tumbuh tanaman.

2.5 Pengendalian
Limbah yang menjadi sumber pencemaran tanah sangat beragam bentuknya, sehingga
banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengatasinya.

a. Limbah domestik berupa sampah organik seperti, daun-daun dan sisa makanan dapat
diolah menjadi kompos, daun kering dapat diolah menjadi briket, pakan ternak, dan
biopori, atau dikubur di dalam tanah.

b. Sementara itu, untuk limbah domestik berupa sampah anorganik seperti, plastik dan botol
dapat didaur ulang (recycle) untuk dijadikan hiasan. Tas plastik dan kaleng bekas dapat
digunakan kembali (reuse) juga dapat mengurangi penggunaan bahan anorganik (reduce).

c. Berbeda dengan limbah domestik, untuk mengatasi limbah industri dapat ditanggulangi
dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang ke sungai atau ke laut.

d. Terakhir, ada limbah pertanian. Limbah ini, dapat ditanggulangi dengan cara mengurangi
penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti
pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.

Namun, apabila pencemar masuk ke dalam tanah dan tidak dapat dipisahkan, maka cara
penanganannya dengan pembersihan tanah dengan teknik berikut:

• Remediasi, adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian

13
zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah.
• Bioremediasi, adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi memiliki tujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun.

14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Tanah merupakan salah satu bagian terbesar dalam permukaan bumi. Tanah menyediakan
air, udara dan nutrisi yang dibutuhkan mahluk hidup seperti organisme tanah dan tumbuhan.
Melalui penggunaan tanah seperti pertanian dan produksi biomassa, sumber daya tanah dapat
menghasilkan pangan, pakan, sandang, papan dan bioenergi yang dapat mendukung kehidupan
manusia. Oleh karena itu, sejarah penggunaan tanah berkaitan erat dengan sejarah peradaban
manusia. Keberhasilan dan kegagalan dalam membangun peradaban ditentukan oleh kualitas
tanah dan manajemen penggunaannya.

Pencemaran tanah adalah suatu kondisi dimana tanah tercemar di area permukaan atau
bahkan bawah tanah. Pencemaran ini disebabkan karena adanya polutan atau kontaminan yang
mencemari tanah. Pencemaran tanah dapat terjadi disebabkan oleh banyak faktor, tetapi
umumnya disebabkan karena perbuatan manusia dan juga karena alami. Jadi, ada pencemaran
tanah alamiah dan ada pencemaran tanah buatan.

Pencemaran terjadi karena adanya zat pencemar, zat pencemar dapat didefinisikan sebagai
zat kimia (cair, padat maupun gas), baik yang berasal dari alam yang kehadirannya dipicu oleh
manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan manusia yang telah diidentifikasi
mengakibatkan efek yang buruk bagi kehidupan manusia maupun lingkungan (Notodarmojo,
2005). Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebai zat kimia beracun di tanah.

Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Terjadinya pencemaran tanah
disebabkan oleh masuknya komponen pencemar yang melebihi daya dukung tanah. Contoh,
bahan buangan yang berasal dari pembakaran senyawa anorganik seperti belerang dan nitrogen
akan berakhir di dalam tanah dalam bentuk asam sulfat dan asam nitrat. Partikel logam seperti
timbal (Pb) yang dihasilkan dari kendaraan bermotor juga akan berakhir pada tanah.

Adanya pencemaran tanah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Seberapa besar
dampak ini pada kesehatan sebenarnya juga sangat tergantung pada jenis polutan serta seberapa
sering dan banyak polutan yang terpapar ke dalam tubuh. semakin banyak dan sering polutan
masuk ke dalam tubuh maka dampak penyakit yang akan dialami juga akan semakin besar dan
juga sebaliknya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Puspawati, Catur dan P. Haryono. 2018. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Penyehatan
Tanah. Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Kurniawan, Agung. Dasar-Dasar Analisis Kualitas Lingkungan. Malang : Wineka Media.

Suprapto. 2016. Modul Penyelenggaraan Kegiatan sebagai bagian dari Teknis Operasi dan
Pemeliharaan Irigasi Tingkat Dasar. Bandung : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya
Air Dan Konstruksi.

Kota Semarang, D., 2022. Apa Saja Sih Ciri-Ciri Tanah Yang Tercemar?. [online]
https://dlh.semarangkota.go.id/. Available at: <https://dlh.semarangkota.go.id/apa-saja-sih-
ciri-ciri-tanah-yang
tercemar/#:~:text=Salah%20satu%20ciri%20tanah%20yang,permukaan%20maupun%20di%
20dalam%20tanah.> [Accessed 27 February 2022].

Scribd. 2022. Scribd. [online] Available at:


<https://www.scribd.com/embeds/387230706/content?start_page=1&view_mode=scroll&acc
ess_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf> [Accessed 27 February 2022].

http://e-journal.uajy.ac.id/17095/3/HK112162.pdf.

http://repository.ut.ac.id/4932/1/fmipa2014_08.pdf.

http://ikramilmutanah.blogspot.com/2011/08/kualitas-tanah.html.

Muslimah. (2015). Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah Pencegahannya. Jurnal


Penelitian.Vol. 2 No. 1. 11-20

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5947150/3-dampak-pencemaran-tanah-bagi-
kehidupan-apa-saja

https://www.ruangguru.com/blog/dampak-pencemaran-tanah-dan-penanggulangannya

16

Anda mungkin juga menyukai