Anda di halaman 1dari 22

PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGENDALIAN PENCEMARAN MAKANAN/MINUMAN

Disusun oleh:
Kelompok 3 kelas 1D3/B

MUHAMMAD ALIF KHUZAIFI (P21345121047)


MUHAMMAD RYAN RIFA’I (P21345121048)
MUTHIA SALWA HIDAYAT (P21345121050)
NINDYA TRI AMBARWATI (P21345121057)
SAFIRA WAHDANIA (P21345121066)

PROGRAM STUDI DIII SANITASI


2021/2022

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12120
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pencemaran Makanan/Minuman
Kemasan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Kuat
Prabowo, SKM., M.Kes. pada mata kuliah Pencemaran Lingkungan. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kuat Prabowo, SKM., M.Kes. selaku dosen
mata kuliah PENCEMARAN LINGKUNGAN yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Jakarta, 13 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian dan Karakteristik Pencemaran Makanan dan Minuman Kemasan 3

2.1.1 Kategori Pangan Terkemas .............................................................................. 8

2.1.2 Syarat Keamanan Kemasan Pangan................................................................ 8

2.1.3 Dasar Hukum ..................................................................................................... 9

2.2 Parameter Pencemaran Makanan dan Minuman Kemasan................................. 9

2.3 Dampak Pencemaran Makanan Minuman Kemasan ......................................... 11

2.3.1 Dampak terhadap Kesehatan Manusia ......................................................... 11

2.3.2 Dampak terhadap Kesehatan Lingkungan ................................................... 15

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 18

Kesimpulan ......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan untuk meraih konsumennya sangat
ketat. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang mulai memikirkan strategi efektif yang dapat
menarik konsumen untuk membeli produknya. Salah satu cara perusahaan untuk menarik
konsumennya adalah dengan menggunakan kemasan yang menarik. Kalau dahulu kemasan
belum menjadi perhatian utama, namun sekarang banyak perusahaan makanan dan minuman
yang mulai terfokus pada kecantikan, keunikan, kemudahan dan kemenarikan kemasan suatu
produk, karena hal tersebut dapat mempengaruhi minat membeli konsumen.
Saat ini kemasan produk memang sudah menjadi hal yang penting. Kemasan tidak lagi
hanya berfungsi sebagai wadah pembungkus produk makanan atau minuman agar terhindar
dari kotoran, debu, udara, benturan dan sinar matahari, tetapi juga sebagai alat promosi dan
menarik minat pembeli.
Biasanya konsumen akan cenderung memilih produk makanan dengan kemasan menarik,
dibandingkan dengan produk yang kemasannya polos atau sederhana dan tidak menarik.
Bahkan dengan produk yang sama, namun menggunakan kemasan yang berbeda dapat
mempengaruhi minat pembelian pada konsumen.
Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi yang optimal seperti :
vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan lainnya. Makanan harus murni dan utuh dalam arti
tidak mengandung bahan pencemar serta harus hygiene. Bila salah satu faktor tersebut
terganggu makanan yang dihasilkan akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit
bahkan keracunan makanan.
Masalah kesehatan khususnya masalah hygiene dan sanitasi makanan merupakan masalah
yang sangat kompleks dan sebenarnya bukan merupakan masalah yang baru. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa sekitar 30% dilaporkan keracunan makanan
untuk kawasan Eropa terjadi pada rumah-rumah pribadi akibat tidak memperhatikan hygiene
dan sanitasi makanan. Menurut WHO, di Amerika Serikat saja setiap tahunnya ada 76 juta
kasus penyakit bawaan makanan menyebabkan 325.000 jiwa rawat inap dan 5.000 kematian.
Sekitar 70 % kasus keracunan makanan di dunia disebabkan oleh makanan siap santap yaitu
makanan yang sudah diolah, terutama oleh usaha katering, rumah makan, kantin, restoran
maupun makanan jajanan (Depkes, 2000).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud makanan minuman kemasan ?
2. Bagaimana karakteristik pencemaran makanan/minuman kemasan ?
3. Bagiamana parameter pencemaran makanan/minuman kemasan ?
4. Bagaimana dampak pencemaran makanan/minuman kemasan terhadap Kesehatan
manusia dan Kesehatan lingkungan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menambah wawasan penulis dan pembaca materi tentang pencemaran
makanan/minuman kemasan.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Pencemaran Lingkungan untuk membuat makalah
tentang Pencemaran Makanan/Minuman Kemasan.

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik Pencemaran Makanan dan Minuman Kemasan

Gambar makanan/minuman kemasan


Sumber : https://blog.kemasaja.com/2016/12/09/jangan-pernah-remehkan-kemasan-produk/
Makanan yg diolah pabrik dan biasanya dikemas dalam kaleng, botol, dus, baik cara
vacuum atau biasa. Kemasan Pangan adalah Bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau
membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan ataupun tidak.
Ciri :
• Terdaftar di Badan POM) dengan kode nomor :
✓ ML : import
✓ MD : produk dalam negeri
• Kemasan masih baik, utuh, tidak rusak, bocor, kembung
• Minuman dalam botol tidak berubah warna/keruh/tidak ada gumpalan
• Belum kadaluwarsa
• Segel penutup masih terpasang dengan baik
• Merk/label jelas nama pabrik pembuatnya
Bahaya kontaminasi :
• Clostridium botulinum pada makanan protein dalam kaleng
• Logam berat (Pb, Cd) kaleng dg kelingan patri
• Kerusakan pada makanan kadaluwarsa
Makanan kadaluarsa adalah makanan yang masa produktifnya telah berakhir sehingga jika
dimakan akan menyebabkan gangguan kesehatan. Masing-masing makanan memiliki masa
kadaluarsa yang berbeda-beda. Biasanya makanan yang tidak dikemas atau tidak diberi
pengawet akan memiliki masa kadaluarsa yang lebih cepat daripada makanan yang dikemas
atau sudah diberi bahan pengawet.

3
Proses terjadinya kerusakan mikrobiologis pada bahan pangan secara umum yaitu mikroba
masuk ke dalam bahan pangan baik melalui udara, debu, tangan, atau media yang lain. Kondisi
di dalam bahan pangan seperti Aw (kandungan air dalam pangan) dan pH mendukung atau
sesuai dengan kondisi di mana mikroorganisme tersebut berkembang. Selain itu, bahan pangan
disimpan dalam kondisi yang memungkinkan atau bahkan mendukung pertumbuhan mikroba
seperti disimpan dalam suhu ruang (±280C) sehingga terjadi metabolisme mikroba seperti
mengeluarkan toksin atau racun yang menyebabkan kerusakan makanan dan akan berbahaya
jika dikonsumsi.

Gambar makana dan minuman yang sudah kadarluarsa


Sumber : https://www.balipost.com/news/2018/07/30/51623/Sidak-di-Pedagang-Grosiran-Empat...html
Karakteristik kerusakan bahan pangan berdasarkan uji organoleptik (rasa, warna, bau,
tekstur dan adanya mikroorganisme) pada tujuh golongan bahan makanan yang telah dilakukan
yaitu :
1. Karbohidrat Terlihat adanya jamur karena aktivitas jamur di permukaan bahan pangan
yang biasanya berwarna putih atau kehijauan. Selain itu dapat berair, berlendir dan
berbau karena aktivitas bakteri yang menghasilkan enzim ekstraseluler.
2. Protein Pada susu kadaluarsa akan terlihat lebih encer dan terbentuk gumpalan, bakteri
yang biasa mengkontaminasi yaitu Staphylococcus aureus. Pada daging dan ikan
menjadi lebih pucat dan berbau busuk karena perombakan protein menjadi amoniak.
Selain itu, teksturnya juga berubah menjadi lebih lembek.
3. Lemak Terlihat kuning dan menggumpal. Muncul bau tengik dan rasa asam. Bau tengik
dapat terjadi karena absorbsi bau oleh lemak, aktivitas enzim pada bahan yang

4
mengandung lemak, aktivitas mikroba yang terkandung dalam lemak atau oksidasi oleh
oksidasi di udara.
4. Gula Rasa menjadi asam dan menimbulkan gas. Pada jus juga terdapat gumpalan.
5. Buah-buahan Warna berubah menjadi lebih gelap, menjadi berair, tekstur lembek
karena khamir atau jamur, tetapi sedikit yang disebabkan oleh bakteri.
6. Sayur-sayuran Menjadi lembek, lunak, dan berair. Hal tersebut karena organisme
mempunyai enzim litik seperti selulase dan pektinase yang berperan merusak dinding
sel sayuran.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan, antara lain adalah :
1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroba
Mikroba dapat ditemukan di tanah, air, maupun udara yang dapat menyebabkan
kerusakan pangan dan berbahaya bagi tubuh karena dapat menghasilkan racun.
2. Aw (kandungan air dalam pangan)
Yaitu jumlah air bebas di dalam pangan yang dapat digunakan oleh mikroba untuk
proses pertumbuhannya. Bila terjadi kondensasi udara pada permukaan bahan pangan
atau dalam pengepakan buah dan sayuran menghasilkan air dari respirasi dan transpirasi
maka dapat membantu pertumbuhan mikroba.
3. Suhu (pemanasan atau pendinginan)
Pemanasan berlebih dapat menyebabkan denaturasi protein, kerusakan vitamin,
pemecahan emulsi dan degradasi lemak. Pembekuan pada buah dan sayuran dapat
menyebabkan “thawing” setelah dikeluarkan dari tempat pembekuan, sehingga mudah
terkontaminasi oleh mikroba. Selain itu juga dapat menyebabkan denaturasi protein
susu dan penggumpalan, sehingga suhu penyimpanan harus disesuiakan dengan jenis
bahan pangan.
4. Waktu
Jika bahan pangan disimpan dalam waktu lama akan mudah rusak atau busuk karena
masing-masing bahan pangan memiliki batas masa simpannya sendiri-sendiri atau yang
disebut masa kadaluarsa.
5. Udara
Udara terutama oksigen selain dapat merusak vitamin teruatama vitamin A dan C,
warna bahan pangan dan kandungan lainnya. Jika digunakan untuk pertumbuhan
kapang yang umumnya aerobik dapat menyebabkan tengik pada bahan pangan yang
mengandung lemak.
Menurut produsen, produk yang dikemas lebih terjamin keamanan, kesehatan dan

5
keselamatannya, selain itu kemasan mampu meyakinkan pembeli. Kemasan tidak hanya untuk
membungkus produk tetapi produsen sudah menginginkan agar kemasan produk dapat
mengkomunikasikan kelebihan yang dimilikinya (Natadaja, 2010). Pada makanan kaleng yang
belum kadaluarsa penampilannya masih bagus, sedangkan yang telah mengalami kadaluarsa
menjadi berkarat, menggembung dan ada bau karat yang menyengat (Purnawijayanti, 2001).
Proses mengemas dengan wadah kaleng disebut pengalengan. Pengalengan didefinisikan
sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dikemas secara hermetic (kedap terhadap
udara, air, mikroba dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah yang dikemudian disterilkan
secara komersial untuk membunuh semua mikroba pathogen (penyebab penyakit pada manusia
khususnya) dan mikroba pembusuk (penyebab kebusukan atau kerusakan bahan pangan).
Dengan demikian sebenarnya pengalengan memungkinkan terhindar dari kebusukan atau
kerusakan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi atau ada perubahan cita rasa. Prinsip
utamanya yang dilakukan pada makanan kaleng adalah selalu menggunakan perlakuan panas
yang ditujukan untuk membunuh mikroba yang kemungkinan ada. Produk pangan
menggunakan kemasan kaleng juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan tersebut
berkaitan dengan proses sterilisasi yang dilakukan pada umumnya. Sterilisasi yang diterapkan
biasanya merupakan sterilisasi komersial. Dengan sterilisasi komersial maka masih ada spora
bakteri patogen yang tertinggal. Pada kondisi penyimpanan normal spora tersebut akan tumbuh
menjadi sel vegetatif yang dapat menyebabkan kerusakan produk makanan kaleng (Pratiwi,
2004).
Kemajuan teknologi memberikan efektifitas dalam pengemasan pangan minuman. Berbagai
jenis dan bentuk kemasan memudahkan pangan untuk didistribusikan. Pangan ataupun
minuman menjadi lebih awet dan higienis jika dikemasan dengan baik. Konsumen pun merasa
nyaman dengan tersediannya produk pangan terkemas, serta tersedianya berbagai pilihan
kemasan produk pangan rumah tangga. Seperti gayung bersambut, fenomena ini dimanfaatkan
oleh berbagai produsen kemasan pangan. Berbagai jenis, bentuk, dan ukuran, kemasan tersedia.
Bermacam-macam bahan dari yang paling sederhana mulai dari kertas sampai paling
modern yakni polivnil dan logam digunakan dalam kemasan ini. Di satu sisi kemasan
memberikan keuntungan, disisi lain kemasan juga perlu diwaspadai. Tidak semua bahan
pengemas aman terhadap pangan minuman. Oleh karena itu kemasan tersebut harus memenuhi
syarat keamanan.
Pengaruh Negatif Kemasan Plastik
Plastik adalah campuran yang mengandung polimer, filler, plasticizer, retar dan nyala,
antioksidan, lubrikan, stabilizer panas dan pigmen warna.

6
Pengaruh Negatif Kemasan Logam
Berbagai kaleng terbuat dari jenis-jenis logam seng, aluminium, besi, alumunium dan seng
tidak meracun dalam kadar rendah bagi tubuh manusia. Logam akan bereaksi dengan asam,
dan logam tersebut larut, oleh karena itu akan menurunkan kualitas bahan pangan atau
minuman yang bersifat asam.
Pengaruh Kemasan Asal Bahan Kertas dan Sejenisnya
Bahan kemas asal kertas sudah lama dikenal. Kemasan kertas banyak digunakan, terutama
dipasar tradisional. Penggunaan koran bekas ataupun kertas sisa banyak dijumpai di warung,
dan dipasar. Secara modern pun kemasan kertas digunakan, baik ditambah pelapis maupun
secara langsung.Struktur dasar kertas adalah bubur kertas (selulosa) dan felted mat. Komponen
lain adalah hemiselulosa, fenil propan terpolimerisasi sebagai lem untuk melengketkan serat,
minyak esensial, alkaloid, pigmen, mineral.

Gambar makanan kemasan kertas


Sumber : https://www.tab-packaging.co.id/bahan-dasar-kemasan-makanan/

Gambar makanan kemasan kaleng/logam


Sumber : https://www.tab-packaging.co.id/bahan-dasar-kemasan-makanan/

7
Gambar makanan kemasan plastik
Sumber : https://www.tab-packaging.co.id/bahan-dasar-kemasan-makanan/

2.1.1 Kategori Pangan Terkemas


Kategori pangan penting diketahui untuk pemilihan bahan pengemas. Secara garis
besar pangan dapat dikategorikan sbb:
• Sesuai derajat asam basanya (pH) Pangan maupun minuman beragam kadar asam
basanya. Ada yang bersifat sangat asam, ada yang netral dan ada pula yang basa.
Pangan yang bersifat asam berbahaya jika kemasannya terbuat dari logam. Pangan yang
bersifat netral lebih banyak memiliki kecocokan dengan banyak jenis bahan kemas.
• Suhu saat pengemasan dan penyimpanan saat pengemasan ada yang dilakukan saat
pangan pada suhu tinggi (diatas 60oC), suhu kamar, ataupun suhu rendah. Pengemasan
pangan pada suhu tinggi, ataupun penyimpanan pangan terkemas pada suhu tinggi akan
meningkatkan migrasi bahan kia toksik, Formaldehid dari kemasan melamin termigrasi
pada suhu tersebut.
• Kandungan kimia dominan Bahan kimia dominan dalam pangan dapat berupa protein,
lemak/minyak, garam dsb. Pemilihan kemasan disesuaikan dengan kandungan kimia;
seyogyanya dipilih kemasan yang tidak bereaksi antara kemasan dan kimia bahan
pangan. Sebagai contoh : Pangan berkadar garam tinggi, akan mendegradasi kemasan
logam.
2.1.2 Syarat Keamanan Kemasan Pangan
• Kemasan tidak bersifat toksikdan beresidu terhadap pangan-minuman.
• Kemasan harus mampu menjaga bentuk, rasa, kehigienisan, dan gizi bahan pangan.
• Senyawa bahan toksik kemasan tidak boleh bermigrasi ke dalam bahan pangan
terkemas.
• Bentuk, ukuran dan jenis kemasan memberikan efektifitas.

8
• Bahan kemasan tidak mencemari lingkungan hidup. Secara ringkas syarat kemasan
harus mampu melindungi pangan secara fisik, kimia dan biologis. Beberapa bahan
kemasan karena pengaruh suhu, dan waktu kontak terhadap jenis bahan pangan tertentu,
menimbulkan efek toksik bagi tubuh manusia.
2.1.3 Dasar Hukum
Dalam perihal peraturan tentang kemasan pangan, telah dituangkan dalam Undang-
undang tentang pangan yang kemudian diimplementasikan dalam permenkes tentang produksi
dan peredaran pangan. Peraturan tersebut lengkapnya sbb:
Undang-undang No.7 Th 1996 tentang Pangan (UU 7/1999)
Pasal 1 butir 10:
Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus pangan,
baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
Pasal 16 :
Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan
apapun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan
cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan manusia.
Pengemasan pangan yang diedarkan dilakukan melalui tata cara yang dapat menghindarkan
terjadinya kerusakan dan atau pencemaran.
Pemerintah menetapkan bahan yang dilarang digunakan sebagai kemasan pangan dan tata
cara pengemasan pangan tertentu yang diperdagangkan.
Pasal 17 :
Bahan yang akan digunkan sebagai kemasan pangan, tetapi belum diketahui dampaknya bagi
kesehatan manusia, wajib terlebih dahulu diperiksa keamanannya, dan penggunaannya bagi
pangan yang diedarkan dilakukan setelah memperoleh persetujuan Pemerintah.

2.2 Parameter Pencemaran Makanan dan Minuman Kemasan


Produk makanan dan minuman kemasan yang diproduksi oleh konsumen hendaknya
memperhatikan syarat standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Secara garis besar syarat
standar pengolahan makanan dan minuman kemasan yang harus dipenuhi tersebut adalah;
memperhatikan kualitas bahan pangan yang digunakan, teknik pengolahan yang hiegenis dan
proses pengemasan yang baik.
Berdasarkan peraturan yang ada, dalam label pangan harus dicantumkan tanggal
kedaluwarsa, dengan kata-kata seperti “digunakan sebelum …” atau best before…. Oleh karena
itu, produsen pangan harus mampu menentukan batas umur simpan produknya secara akurat,

9
untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang diterima dalam kondisi yang memuaskan,
serta belum melampaui batas kedaluwarsa dalam kondisi distribusi, penjualan dan
penyimpanan yang normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sensori produk pangan selama dalam masa
simpannya, diantaranya :
1. Suhu

Suhu penyimpanan mempengaruhi masa simpan produk pangan. Sebagai contoh,


minuman susu steril dalam kotak yang disimpan pada suhu ruang (sekitar 28°C)
mempunyai daya simpan yang sesuai dengan tanggal kedaluwarsa yang tercantum dalam
kemasan. Namun, apabila susu steril dalam kotak tersebut disimpan dalam gudang yang
mempunyai suhu yang lebih tinggi dari suhu ruang pada umumnya (misal, pada suhu 35°C)
maka susu steril dalam kotak tersebut akan lebih cepat mengalami kerusakan.
Karakteristik sensori produk yang disimpan pada suhu yang lebih tinggi mengalami
kerusakan yang lebih cepat daripada produk dengan suhu penyimpanan yang lebih rendah
karena laju reaksi kimiawi yang menyebabkan kerusakan akan meningkat seiring
meningkatnya suhu penyimpanan.
2. Cahaya

Cahaya akan mempengaruhi reaksi pada beberapa jenis komponen pangan, seperti
oksidasi lemak pada produk pangan yang menjadi lebih cepat dengan adanya cahaya. Selain
itu, proses oksidasi secara umum juga menyebabkan perubahan warna yang dapat
mempengaruhi tingkat penerimaan terhadap suatu jenis pangan. Sebagai contoh, produsen
produk sari buah mengemas produknya dalam kemasan karton yang kedap cahaya dengan
maksud untuk mengatasi perubahan warna agar tidak menjadi pudar. Selain itu, kemasan
karton juga dimaksudkan untuk menutupi adanya pengendapan sari buah yang dapat
mengurangi tingkat penerimaan konsumen.
3. Kemasan

Pengemas film tertentu dapat menjadi penahan (barrier) terhadap oksigen selain juga
dapat mencegah oksidasi lemak/minyak yang dapat menyebabkan ketengikan. Contoh,
minuman berkarbon (mengandung CO2) biasa dikemas dalam botol plastik poliester
dengan permeabilitas uap air dan gas yang sangat rendah sehingga diharapkan saat produk
tersebut akan dikonsumsi CO2 yang disukai oleh konsumen masih ada.

10
4. Udara

Adanya karbondioksida dan konsentrasi oksigen yang rendah dalam pengemas mampu
mengurangi laju pertumbuhan mikroba, mengurangi kebusukan dan meningkatkan daya
simpan. Kondisi lingkungan yang lembab dapat menurunkan umur simpan produk kering
karena dapat menyebabkan produk menjadi lembek sehingga tidak dapat diterima secara
sensori. Sebagai contoh, produk keripik dan kerupuk yang dibiarkan dalam wadah yang
tidak tertutup akan menjadi lembek dalam sekejap.
5. Prosedur Penyimpanan, Distribusi, dan Penjualan

Tempat penyimpanan pangan pada industri atau gudang ritel harus dijaga kondisinya
sedemikian rupa agar tidak menyebabkan kerusakan produk. Transportasi dan distribusi
produk harus mengikuti prosedur yang tidak menyebabkan kerusakan pada produk atau
pengemas selama penanganan atau penyimpanan. Produk di ritel (toko) harus disimpan
pada tempat dan suhu yang sesuai untuk setiap jenis pangan.
Sebagian besar produk pangan akan mengalami perubahan mutu, bahkan dalam kondisi
penyimpanan yang terkontrol sekalipun. Oleh karena itu, penentuan batas umur simpan
sangat penting dan dilakukan sesuai dengan hasil yang diperoleh melalui studi penentuan
umur simpan. Produk pangan diharapkan tidak mengalami perubahan karakteristik sensori
selama waktu tertentu sehingga masih dapat diterima oleh konsumen. Dalam kenyataan,
penentuan umur simpan akan bervariasi tergantung pada jenis produk dan perusahaannya.
Umur simpan dapat ditentukan melalui pendekatan sensori dan berbagai jenis parameter
mutu sensori dapat digunakan untuk penentuan umur simpan suatu produk pangan.
2.3 Dampak Pencemaran Makanan Minuman Kemasan
Pencemaran pada makanan dan minuman sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan
dapat menimbulkan dampak bagi lingkungan yang tercemar tersebut. Berikut beberapa dampak
dari pencemaran makanan dan minuman kemasan :
2.3.1 Dampak terhadap Kesehatan Manusia
1) Obesitas

Makanan kemasan umumnya memiliki cita rasa yang lezat. Jenis makanan ini juga
dirancang secara khusus dalam kemasan kecil agar konsumen tertarik membeli lebih banyak.
Kebiasaan ini pulalah yang membuat seseorang akan makan secara berlebihan. Akibatnya,
bahaya konsumsi makanan ringan berlebihan salah satunya menyebabkan obesitas. Kandungan
dalam makanan kemasan dapat membuat seseorang yang makan akan makan lebih banyak dari

11
yang tubuh butuhkan. Setidaknya, konsumsi makanan ini menyumbang sekitar 57,9% asupan
kalori harian, di mana 89,7% di antaranya berasal dari gula tambahan.
2) Diabetes

Berbagai bahan tambahan pangan sering ditambahkan ke dalam makanan kemasan,


seperti pengawet, pewarna, pemberi tekstur, penguat rasa, hingga pemanis buatan. Konsumsi
salah satu jenis pemanis buatan, yakni sirup jagung tinggi fruktosa (high-fructose corn
syrup/HFCS ), berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit diabetes.
Para peneliti dari University of Southern California melakukan tinjauan pada 43 negara
untuk mengetahui hubungan konsumsi sirup jagung tinggi fruktosa dan kasus diabetes tipe 2.
Hasilnya, negara dengan ketersediaan sirup jagung tinggi fruktosa yang lebih banyak memiliki
persentase kasus diabetes 20% yang lebih tinggi dibandingkan negara dengan ketersediaan
rendah.
3) Penyakit kardiovaskular

Bahaya makanan ringan juga berasal dari kandungan gula, garam, dan lemak yang
tinggi. Kelebihan asupan garam dapat meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah
tinggi (hipertensi). Selain itu, konsumsi gula dan lemak berlebih dapat meningkatkan kadar
kolesterol jahat dalam tubuh. Hal inilah yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dalam studi dari British Medical Journal (2019), para peneliti melakukan pengujian
pada 105.159 orang dewasa Prancis berusia rata-rata 43 tahun untuk mengetahui efek konsumsi
makanan olahan. Penelitian ini menunjukkan peningkatan 10% konsumsi makanan olahan
dikaitkan dengan peningkatan sekitar 12 % penyakit kardiovaskular secara keseluruhan.
Sebaliknya, konsumsi makanan segar atau olahan minimal berisiko lebih rendah pada kondisi
tersebut.
4) Paparan zat kimia berbahaya

Bahaya makanan ringan ternyata juga berasal dari kemasannya. Bahan kimia pada
kemasan makanan juga dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Sebuah studi
dalam Journal of Epidemiology and Community Health (2013) menemukan bahwa bahan
kimia berbahaya pada kemasan bisa larut pada makanan dan masuk ke dalam tubuh.
Bahan kimia tersebut, seperti formaldehida dalam botol plastik yang bisa menyebabkan
kanker, bisphenol A (BPA) yang terkandung dalam kaleng makanan atau minuman, tributyltin,
triclosan, dan phthalates. Umumnya kandungan bahan kimia tersebut jumlahnya akan sangat
sedikit dan masih dalam batas aman. Namun, paparan jangka panjang bisa menyebabkan

12
penumpukan dalam tubuh yang membahayakan kesehatan, terutama saat menyebabkan
gangguan hormon.
5) Tekanan darah tinggi

Minuman kemasan tinggi kadar kafein memang akan membantu meningkatkan


adrenalin, membuat kita bersemangat dan lebih betah terjaga untuk beraktifitas. Namun jika
berlebihan dikonsumsi dalam jangka panjang hal ini tak akan bagus juga untuk kesehatan
sistem kardiovaskular utamanya dalam kestabilan tensi darah. Kandungan kafein tinggi
tersebut akan memicu semakin meningkatnya tensi darah bagi para peminumnya jadi sebaiknya
perlu diberikan perhatian agar jangan diremehkan demi kesehatan kita.
6) Resiko kanker

Beragam zat tambahan yang terdapat dalam minuman kemasan baik pemanis, pewarna,
pengawet dan seterusnya sangatlah berdampak buruk bagaikan racun bagi kesehatan tubuh
kita. Utamanya yakni dapat menjadi zat karsinogenik atau zat pemicu kanker bagi beberapa
organ utamanya semisal saluran cerna atau lambung, sekitar daerah kerongkongan dan
seterusnya.
7) Radang saluran nafas

Zat tambahan semisal pemanis buatan atau pewarna dan pengawet makanan dan
minuman kemasan tak jarang akan menimbulkan ragam gejala peradangan di sekitar saluran
cerna, tak terkecuali pada sekitar area nafas pula. Hal ini dapat menimbulkan rasa gatal sampai
sakit pada tenggorokan hingga memicu timbulnya keluhan batuk dan yang terparah sampai
pada munculnya keluhan sesak nafas juga.
8) Gangguan liver

Hati sangat berperan penting dalam menyaring racun dalam tubuh. Dan bayangkan saja
rajin meminum minuman kemasan instan yang kaya akan zat tambahan pastilah akan
membebani kinerja hati. Hal ini secara jangka panjang dapat saja menimbulkan ragam penyakit
serius bahkan tak menutup kemungkinan dapat memicu tumbuhnya sel abnormal ataupun
pemicu kanker utamanya pada organ hati.
9) Gangguan ginjal

Tak berbeda jauh dengan organ hati, ginjal juga bertugas sebagai organ penyaring
utamanya untuk darah yang mengalir dalam tubuh kita. Ginjal membersihkan darah dengan
membuang limbah tak berguna dalam bentuk urin. Ragam zat tambahan dalam minuman

13
kemasan plus ditambah lonjakan gula dalam aliran darah akan sangat mencemari ginjal kala
melakukan proses saring darah. Hal inilah yang jika berlangsung secara berkesinambungan
maka dapat dipastikan kinerja ginjal akan mengalami gangguan serta penurunan yang
berdampak buruk untuk kesehatan kita.
10) Kerusakan gigi

Rasa manis berlebih dari pemanis buatan dan juga zat kimia yang sarat pada minuman
kemasan mau tak mau bersinggungan langsung dengan gigi kita saat kita meminumnya. Hal
ini dapat berdampak buruk mulai dengan menimbulkan kerusakan kecil semisal berpengaruh
pada warna tampilan gigi yang semakin terlihat kusam sampai pada pengeroposan gigi lantaran
terpapar zat kimia yang sejatinya berbahaya bagi kesehatan tersebut.
11) Osteoporosis

Utamanya kerusakan tulang dapat diakibatkan lantaran jomplangnya jumlah kadar


potasium dan juga kalsium dalam tubuh kita. Jika meminum minuman kemasan dapat
menyuplai semisal mineral potasium untuk tubuh kita namun di sisi lain kalsium yang diasup
jauh lebih rendah dan tak dapat mengimbangi maka sudah dipastikan kesehatan tulang pun
akan mulai terganggu seiring berjalan waktu.
12) Sakit jantung

Kadar kafein tinggi pada beberapa minuman kemasan selain dapat memicu timbulnya
keluhan tekanan darah tinggi, maka lebih lanjut juga akan menjalar pada penyakit yang lebih
serius lagi yakni pada organ jantung. Tempat dimana pusat pemompaan darah berada. Ritme
detakan jantung yang semakin dipaksa semakin cepat lantaran rangsangan tekanan darah yang
meningkat pula maka akan berakibat memberi beban berat pada jantung dan bisa berpotensi
mempertinggi terjadinya serangan jantung di kemudian hari. para peneliti mengatakan bahwa
sebagian pedangan melakukan cetak kemasan makanan dengan sembarang dan menghasilkan
reaksi Bisphenol A kimia yang banyak ditemukan dalam wadah polikarbonat plastik, botol bayi
atau kaleng memiliki kaitan dengan penyakit jantung.

14
Salah satu dampak kesehatan terlalu sering mengonsumsi makanan/minuman kemasan adalah terkena
penyakit jantung.

Akibat dari banyaknya kandungan gula yang terkandung dalam makanan/minuman kemasan dapat
memicu terjadinya obesitas.

2.3.2 Dampak terhadap Kesehatan Lingkungan


Tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, tetapi dengan seringnya kita mengkonsumsi
makanan/minuman kemasan, maka akan memberikan dampak bagi lingkungan sekitar kita, karena
limbah-limbah makanan dan minuman kemasan yang di buang tidak pada tempatnya. Limbah (bahan
sisa atau buangan) yang dibuang ke lingkungan akan berdampak buruk jika mencapai jumlah
tertentu. Limbah yang dibiarkan begitu saja akan mencemari lingkungan dan merugikan
masyarakat di sekitarnya. Adapun dampak sampah makanan/minuman kemasan bagi
lingkungan:

1. Dapat mengeluarkan racun, contoh plastik kemasan Polyethylene Terephthalate (PET


atau PETE atau Polyester) yang biasa digunakan sebagai keperluan kemasan makanan

15
dan minuman karena kemampuannya yang kuat untuk mencegah oksigen masuk dan
merusak produk di dalamnya akan mengeluarkan zat yang bernama bisphenol A (BPA).
Jika terpapar panas, senyawa tersebut dapat dilepaskan ke dalam isi yang ada di
dalamnya dan berbahaya untuk kita konsumsi.
2. Salah satu pencemar pada makanan dan minuman kemasan adalah kemasan itu sendiri,
kemasan makanan dan minuman yang tidak dapat didaur ulang menyebabkan
pencemaran lingkungan terutama pencemaran tanah.
3. Dapat mengurangi estetika lingkungan, pencemaran makanan dan minuman kemasan
dapat menyebabkan keindahan pada lingkungan berkurang.
4. Menganggu kehidupan biota laut, kemasan yang merupakan salah satu pencemar dari
makanan dan minuman kemasan jika sulit di daur ulang dan menumpuk, dapat terbawa
aliran air sampai ke lautan dan akan menyebabkan terganggunya kehidupan biota laut
karena plastik kemasan akan dimakan dan kematian biota laut akan bertambah.

Gambar sampah makanan kemasan dapat memberi dampak terhadap biota laut, salah satunya penyu.
Sumber : https://www.oceanactionhub.org/more-14m-tonnes-plastic-believed-be-bottom-ocean

16
Gambar sampah makanan kemasan menyebabkan lingkunan menjadi kotor dan tidak asri sehingga mengurangi
estetika lingkungan.
Sumber : https://rochigambar.blogspot.com/2020/05/gambar-pencemaran-sungai-oleh-sampah.html

Oknum masyarakat yang masih membuang sampah makanan/minuman kemasan di sembarang tempat yang
menyebabkan terjadinya pencemaran tanah.
Sumber : https://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html

17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Makanan yg diolah pabrik dan biasanya dikemas dalam kaleng, botol, dus, baik cara
vacuum atau biasa. Kemasan Pangan adalah Bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau
membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan ataupun tidak.
Ciri :
• Terdaftar di Badan POM) dengan kode nomor :
✓ ML : import
✓ MD : produk dalam negeri
• Kemasan masih baik, utuh, tidak rusak, bocor, kembung
• Minuman dalam botol tidak berubah warna/keruh/tidak ada gumpalan
• Belum kadaluwarsa
• Segel penutup masih terpasang dengan baik
• Merk/label jelas nama pabrik pembuatnya
Bahaya kontaminasi :
• Clostridium botulinum pada makanan protein dalam kaleng
• Logam berat (Pb, Cd) kaleng dg kelingan patri
• Kerusakan pada makanan kadaluwarsa
Produk makanan dan minuman kemasan yang diproduksi oleh konsumen hendaknya
memperhatikan syarat standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Secara garis besar syarat
standar pengolahan makanan dan minuman kemasan yang harus dipenuhi tersebut adalah;
memperhatikan kualitas bahan pangan yang digunakan, teknik pengolahan yang hiegenis dan
proses pengemasan yang baik.
Pencemaran pada makanan dan minuman sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan
dapat menimbulkan dampak bagi lingkungan yang tercemar tersebut. Tidak hanya berdampak
pada kesehatan manusia, tetapi dengan seringnya kita mengkonsumsi makanan/minuman
kemasan, maka akan memberikan dampak bagi lingkungan sekitar kita, karena limbah-limbah
makanan dan minuman kemasan yang di buang tidak pada tempatnya. Limbah (bahan sisa atau
buangan) yang dibuang ke lingkungan akan berdampak buruk jika mencapai jumlah tertentu.
Limbah yang dibiarkan begitu saja akan mencemari lingkungan dan merugikan masyarakat di
sekitarnya.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ridawati, A. d. (2019). Analisis Kualitas Minuman Ringan Kemasan di Jakarta Timur , 4.

https://pom.go.id/new/view/more/berita/174/Bijak-dalam-Menggunakan-Kemasan-Pangan.html

Samawati, P., dkk. 2011. PERLINDLiNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN YANG


MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT DARI MENGKONSUMSI MAKANAN DAN
MINUMAN KEMASAN YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR PRODUKSI. [online]
Repository.unsri.ac.id. Available at:
<https://repository.unsri.ac.id/25417/2/Isi%20%2813%29.pdf> [Accessed 11 April
2022].

Thomas Z, S., n.d. Sanitasi Makanan. [online] Pspk.fkunissula.ac.id. Available at:


<https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/2017_kpdl_SANITASI%20MAKA
NAN.pdf> [Accessed 11 April 2022].

Pudjirahaju, Astutik. 2017. Bahan Ajar Gizi Pengawasan Mutu Pangan. Jakarta : Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia.

Budi, S., ALIS, S. and Layanan, P., 2020. Dampak Negatif Sampah Plastik, Kesehatan Hingga
Lingkungan. [online] BKPP Kabupaten Demak. Available at:
<https://bkpp.demakkab.go.id/2020/06/dampak-negatif-sampah-plastik-
kesehatan.html> [Accessed 12 April 2022].

https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/bahaya-makanan-kemasan-untuk-tubuh/

https://www.hdizifilmizle.net/3-dampak-berbahaya-makanan-kemasan/

https://halosehat.com/minuman/minuman-berbahaya/bahaya-minuman-kemasan

19

Anda mungkin juga menyukai