Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENENTUKAN EXPIRED DATE PRODUK

Disusun Oleh:
Ashri Rahmawati E611911003

POLITEKNIK TEDC BANDUNG


TEKNIK KIMIA
MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGEMASAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan ida sanghyang widhi karena atas kehadiratnya
yang telah memberikan rahmat, inayahnya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Menentukan Expired Date Pada Kemasan Produk"

Penelitian ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Teknologi Pengemasan.

Dengan makalah yang berisi tentang Menentukan Expired Date Pada Kemasan Produk
telah penulis susun semaksimal mungkin dan pastinya berkat bantuan dari berbagai pihak,
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu.

Dengan itu penulis sangat berterimakasi pada semua belah pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa banyak kekurangan baik dari dalam susunan
kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik serta
saran untuk perbaikan kedepannya. Atas perhatian dan tanggapan pembaca, penulis ucapkan
terimakasi.

Cimahi, 16 Maret 2020

Ashri Rahmawati
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Makanan Kadaluarsa ........................................................................................... 3
2.2 Zat Kimia Yang Terkandung .............................................................................. 5
2.3 Cara Menentukan Expired Date .......................................................................... 5
2.4 Metode Perhitungan Arrhenius ........................................................................... 7
KESIMPULAN ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan
pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO adalah Semua
subtansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat2an dan subtansi lain yang
digunakan untuk penyembuhan.

Makanan kadaluarsa memang tidak layak lagi kita konsumsi, untuk itu pemerintah selalu
melakukan pengawasan dengan ketat untuk jenis-jenis makanan yang  telah lewat
kadaluarsanya dan langsung menariknya dari peredaran kios-kios.

Dari hasil pemeriksaan, menemukan  makanan dan minuman kemasan yang tak layak
edar itu juga ditemukan makanan maupun minuman kemasan yang kondisinya dalam
keadaan penyok maupun berkarat namun masih tetap dijual kepada masyarakat konsumen di
daerah ini.

Setiap produk pangan olahan terkemas, baik makanan atau minuman, wajib
mencantumkan tanggal kadaluarsa. Hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 69
tahun 1999 terkait label dan kemasan pangan serta peraturan Kepala BPOM No.
HK.03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan olahan. Rentang waktu dari
tanggal produksi hingga tanggal kadaluarsa merupakan tanggung jawab produsen karena
merupakan janji atau komitmen terhadap konsumen bahwa produk dalam kondisi aman,
layak konsumsi serta sesuai mutunya. Rentang waktu dari proses produksi, distribusi hingga
konsumsi dimana produk masih dalam keadaan layak sesuai dengan mutu yang dijanjikan
disebut sebagai umur simpan atau shelf-life.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan makanan kadaluarsa?
2. Apa istilah-istilah produk, zat kimia yang terkandung serta efek yang
diakibatkannya?
3. Bagaimana produsen menentukan expired date suatu produk?
4. Bagaimana perhitungan untuk menentukan tanggal kadaluarsa atau expired date?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang makanan kadaluarsa.
2. Mengetahui istilah-istilah, zat kimia yang terdapat pada produk.
3. Mengetahui bagaimana cara produsen menentukan expired date.
4. Mengetahui cara untuk menghitung tanggal kadaluarsa.

1.4 Manfaat

1. Untuk menambah wawasan mengenai bagaimana kita bisa menentukan tanggal


kadaluara suatu produk.
2. Mengenali zat-zat kimia yang terkandung dalam produk, sehingga kita bisa
lebihselektif dalam memilih produk yang tentunya aman.
3. Dapat lebih bisa memperhatikan kapan produk itu kadaluarsanya.
4. Memahami bagaimana perhitungan mengenai menentukan expired date.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makanan Kadaluarsa

Menurut BPOM, makanan dinyatakan mengalami kerusakan (telah kadaluarsa) jika


telah terjadi perubahan – perubahan yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya.  Kerusakan
pada makanan dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis.  Misalnya
kerusakan pada susu yang ditandai dengan pembentukan gas, penggumpalan, lendir, tengik
dan perubahan rasa. Penggumpalan dan pembentukan lendir serta asam pada susu disebabkan
oleh bakteri. Bakteri juga menjadi penyebab rusaknya makanan kaleng yang dapat ditandai
dengan bau busuk dan warna hitam ketika dibuka. Rusaknya makanan kaleng juga dapat
diperhatikan, apakah kaleng menggembung atau tidak. Biasanya jika sudah lewat tanggal
kadaluarsa, bakteri mengakibatkan terbentuknya gas pada makanan kaleng sehingga kaleng
menggembung.

Sebagai informasi dalam memilih dan membeli suatu produk, konsumen hendaknya
harus memperhatikan beberapa informasi penting tentang referensi apakah suatu produk
berada dalam tenggang waktu masuk kadaluarsa atau tidak. Berikut informasi terkait
pertimbangan untuk terhindar dari makanan kadaluarsa, sbb:

 1.      Label.

Pertama kali yang harus dilihat konsumen sebelum mengkonsumsi makanan dan
minuman dalam kemasan harus memperhatikan informasi pada kemasan atau label produksi
yang harus meliputi nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat atau isi bersih, nama
dan alamat produsen dan tanggal kadaluwarsa. Pemberian label pada makanan kemasan itu
bertujuan agar konsumen mendapatkan informasi yang benar dan jelas tentang produk
tersebut.

2.      Kemasan dan perubahan fisik.

Produk makanan dengan kemasan yang sudah rusak tidak layak menjadi ciri khas
yang mudah dikenali untuk dikonsumsi Kemungkinan isinya pun sudah rusak karena telah
terkontaminasi. Untuk itu perhatikan jika mencium  bau yang tidak sedap, perubahan warna,
bentuk, dan rasa merupakan tanda-tanda makanan dalam kemasan telah rusak.

3.      Batas Kadaluwarsa.

Pada setiap label produk kemasan harus mencantumkan tanggal “kadaluwarsa/exp.


date/bestbefore”. Artinya, makanan dan minuman mempunyai batas akhir yang aman untuk
dapat dikonsumsi dan dijamin mutunya, dengan penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk
yang diberikan oleh produsen. Makanan kadaluwarsa adalah makanan yang telah lewat
tanggal kadaluwarsa. Makanan dan minuman yang sudah rusak, sebelum atau sesudah lewat
tanggal kadaluwarsa dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

4.      Makanan dalam kaleng.

Untuk mengkonsumsi makanan dan minuman kaleng, pilihlah kaleng yang baik, tidak
penyok, tidak berkarat dan tidak cembung. Setelah mengenali ciri fisik produk dari
pengemasannya yang harus dikenali berikutnya adalah membaca informasi produk apakah
sudah terdaftar di Departemen Kesehatan (MD/ ML DepKes RI Noxxxxxx) termasuk juga
harus memerhatikan tanggal kadaluwarsanya. Hindarilah membeli produk yang tidak
mencantumkan nama dan alamat produsen secara jelas, seperti produk impor yang hanya
bertuliskan bahasa negara produsen. Tidak lupa juga harus diperhatikan lagi bahan baku dan
bahan tambahan yang dipergunakan serta gunakan dan simpanlah sesuai petunjuk.

 Berikut istilah-istilah yang biasanya tertera pada label produk makanan, dan perlu
diperhatikan diantaranya:

1.   Baik digunakan sebelum (bestbefore) menunjukkan batas suatu produk masih terjamin
kualitasnya. Kualitas dan kandungan nutrisinya akan turun setelah tanggal tersebut terlewati,
namun belum tentu membahayakan kesehatan selama kemasan masih utuh.
2.   Gunakan sebelum (useby atau expireddate) digunakan untuk produk yang menyebabkan
resiko kesehatan secara langsung ketika sudah melewati tanggal yang tercantum. Biasanya
dicantumkan pada produk-produk yang mudah rusak dalam penyimpanan jangka panjang
misalnya daging dan beberapa jenis keju.

3.   Batas sebelum penarikan (pulldate) adalah tanggal terakhir yang dianjurkan bagi konsumen
untuk membeli produk tersebut sehingga masih punya jangka waktu untuk mengkonsumsi
tanpa mulai mengalami kerusakan.

4.   Tanggal dikemas (packdate) merupakan informasi mengenai tanggal pada saat produsk
dikemas, baik pengemasan oleh produsen maupun pengecer.

5.   Tanggal masuk toko (sellbydate) adalah tanggal  pada saat produk memasuki gudang
penyimpanan di toko atau tempat penjualan lainnya.

6.   Tanggal pemajangan (displaydate) menunjukkan tanggal pada saat produk mulai dipajang di
rak-rak atau display toko atau tempat penjualan lainnya.

2.2 Zat Kimia Yang Terkandung Serta Efek Yang Ditimbulkannya

Kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada produk makanan dan berpotensi


menimbulkan keracunan. Kerusakan produk dalam kaleng memang sukar terlihat, tetapi
dapat terdeteksi dengan adanya kerusakan pada badan kaleng itu sendiri. Penyimpangan pada
kaleng misalnya adalah berkarat. Kaleng yang berkarat dapat menandakan waktu
penyimpanan yang lama, selain itu kondisi penyimpanannya juga mungkin tidak sesuai,
misalnya udara yang terlalu lembab.

Kaleng yang berkarat pada bagian luarnya mungkin juga telah berkarat pada bagian
dalamnya. Karat atau biasa disebut korosimerupakan reaksi oksidasi besi (Fe) yang
melepaskan besi oksida (FeO2). Besi oksida dapat bereaksi dengan bahan yang dikemas
dalam kaleng. Reaksi umumnya menghasilkan perubahan warna pada pangan

2.3 Cara Menentukan Tanggal Kadaluarsa / Expired Date

1. Menggunakan Metode Pendugaan Umur Penyimpanan Arrhenius


Metode yang banyak digunakan untuk menentukan tanggal kadaluarsa adalah metode
ASLT (Accelerated Shelf Life Testing) model Arrhenius. Biasanya untuk menentukan
pendugaan umur simpan produk makanan atau minuman yang mudah rusak kaeena reaksi
kimia, seperti oksidasi lemak, denaturasi protein, dll. Kecepatan reaksi kima akan terjadi
akibat suhu yang lebih tinggi dan berakibat mutu/kualitas produk menurun.

Untuk produk makanan atau minuman yang bisa menggunakan metode ini diantaranya adalah
makanan kaleng steril komersial, produk snack, jus buah, mie instan, susu UHT, daging, serta
makanan yang mengandung lemak dan protein yang tinggi.

Untuk menentukan perhitungannya yaitu menggunakan rumus berkut :

Rumus (laboratory)

Model Arrhenius dlakukan dengan menyimpan produk makanan atau minuman


dengan kemasan akhir pada minimal tiga suhu penyimpanan ekstrim. Percobaan dengan
metode Arrhenius bertujuan untuk menentukan konsentrasi laju reaksi (k) pada beberapa
suhu penyimpanan ekstrim, kemudian dilakukan ekstrapolasi untuk menghitung konstanta
laju reaksi (k) pada suhu penyimpanan yang diinginkan dengan menggunakan persamaan
Arrhenius (persamaan 3). Nah, berdasarkan persamaan tersebut dapat ditentukan nilai k
(konstanta penurunan mutu) pada suhu penyimpanan umur simpan, selanjutnya digunakan
perhitungan umur simpan sesuai dengan ordo reaksinya (persamaan 1&2).

2. Metode Pendugaan Umur Simpan Model Dadar Air Kritis

Tekanan uap air murni pada suhu udara tertentu akan mempengaruhi laju penyerapan
air oleh produk makanan atau minuman selama disimpan, permeabilitas uap air dan luasan
kemasan yang digunakan, kadar air awal produk, berat kering awal produk, kadar air kritis,
kadar air kesetimbanagn pada RH penyimpanan, juga dengan slope kurva isotherm sorpsi air,
faktor-faktor tersebut diformulasikan oleh labuza dan schmidl menjadi model
matematika(persamaan 4) dan digunakan sebgai model untuk menduga umur simpan. Model
matematika ini dapat diterapkan khususnya untuk produk panagan kering yang memiliiki
kurva isotherm sorpsi air (ISA) berbentuk sigmoid.

Model untuk menduga umur simpan produk pangan yang mudah rusak karena
penyerapan air adalah dengan pendekatan metode kadar air kritis. Data percobaan yang
diperoleh dapat mensimulasi umur simpan produk dengan permeabilitas kemasan dan
kelembaban relatif ruang penyimpanan yang berbeda.

Produk pangan yang mengandung kadar sukrosa tinggi, seperti permen, umumnya
bersifat higroskopis dan mudah mengalami penurunan mutu selama penyimpanan yang
disebabkan oleh terjadinya penyerapan air. Umur simpan produk seperti ini akan ditentukan
oleh seberapa mudah uap air dapat bermigrasi ke dalam produk selama penyimpanan
penyimpanan dengan menembus kemasan. Semakin besar perbedaan antar kelembaban relatif
lingkungan penyimpanan dibandingkan kadar air produk pangan, maka air semakin mudah
bermigrasi.

3. Pengemasan Makanan Secara Vakum

Prinsip pengeluaran udara dari kemasan hingga tak ada udara dalam kemasan yang
dapat menyebabkan produk yang dikemas menjadi rusak merupakan dasar pengemasan
makanan secara vakum.

Cara kerjanya, pada kemasan yang berisi makanan dan minuman, dikosongkan
udranya, ditutup dan direkatkan. Dengan ketiadaan udara dalam kemasan, maka kerusakan
akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran produk yang dikemas akan lebih
bertahan 3-5 kali lebih lama daripada produk yang dikemas dengan pengemasan nonvakum.

Heat sealing merupakan proses penutupan kemasan berbahan plastic menggunakan


panas dengan menggabungkan dua jenis plastik berbahan sama. Beberapa alat pengemas
yang menggunakan metode heat sealing yaitu hand sealer, vertical sealer dan cup sealer.
Hand sealer merupakan mesin pengemas untuk bahan plastic secara manual yang berdasar
pada penggunaan panas untuk menggabungkan dua lapis plastik. Hand sealer digunakan
secara manual dengan cara meletakkan bagian yang akan digabungkan kemusian
menekannya dengan head dari mesin tersebut. Panas yang terdistribusi pada bagian alas dan
head mesin yang mengakibatkan plastic tersebut lengket.
2.4 Metode Perhitungan Untuk Menentukan Expired Date Menggunakan Rumus
Arrhenius

Cara perhitungan waktu kadaluarsa (t90) untuk sediaan obat dengan zat aktif tunggal
dan orde reaksi peruraian obatnya adalah orde reaksi satu.

Suatu reaksi dikatakan sebagai reaksi orde satu apabila laju reaksinya tergantung
pada konsentrasi reaktan tunggal. Dalam tipe ini, zat tunggal terurai langsung menjadi
satu produk atau lebih. Adapun laju reaksinya berbanding lurus dengan konsentrasi zat
yang bereaksi. Persamaan kecepatan untuk reaksi orde satu adalah sebagai berikut :
−dC
= k1 . C0
dt
Dengan menyusun dan mengintegralkan persamaan diatas akan diperoleh
Persamaan :
InC = InC0 - k1.t
Dengan C adalah jumlah reaktan yang tunggal setelah waktu t, C0 menunjukkan
konsentrasi reaktan mula-mula, k1 menunjukkan tetapan laju reaksi, dan t adalah waktu.
Dengan menggunakan persamaan ini dimungkinkan untuk menghitung laju reaksi (k) dengan
jalan menetapkan konsentrasi obat yang masih tertinggal (sisa) pada waktu L.
Suatu besaran yang penting dalam reaksi orde satu adalah waktu paro (t1/2) dan
waktu kadaluarsa (t90) dari suatu reaksi. Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan agar
konsentrasi reaktan menjadi 1/2 dari konsentrasi semula.
Dengan jalan mengganti C dengan C0/2 dalam persamaan, akan diperoleh
persamaan :
C0
In 2 = k1.t1/2
C0
Waktu kadaluarsa adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi reaktan
terdegradasi sepersepuluh konsentrasi semula. Harga t90 dapat dihitung seperti halnya
dengan perhitungan t1/2. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

2, 303 100
t90 = log
k 90
atau
0 ,105
t90 =
k
Penting untuk diketahui bahwa nilai waktu kadaluarsa dan waktu paro tidak tergantung
pada konsentrasi reaktan.
Contoh hasil perhitungan konsentrasi obat dalam sediaan selama 24 tahun.

Waktu (tahun) Konsentrasi obat (mg/ml)


0 500
4 250
8 125
12 62,5
16 31,25
20 15,625
24 7,8125

Langkah-langkah penentuan :
1. Tentukan orde reaksi. Orde reaksi table di atas adalah reaksi orde 1. Jika  jumlah
suatu obat berkurang dengan laju yang sebanding dengan jumlah obat yang tersisa.
Maka dapat diketahui bahwa untuk reaksi orde ke satu, waktu yang diperlukan untuk
berkurang menjadi separonya adalah konstan (Leon Shargel).
2. Tentukan tetapan laju reaksi (k) :
Ln C = Ln Co – k.t
Ln 7,8125 = Ln 500 – k.24
2,056 = 6,215 – 24k
- 4,159 = - 24k
K = 0,173
3. Tentukan waktu paro peruraian obat (t½) :
t½ = 0,693/k = 0,693/0,173 = 3,9 tahun
4. Tentukan waktu daluarsa (t90). Waktu daluarsa (t90) obat menunjukkan waktu yang
dibutuhkan sampai turunnya potensi obat hingga 90% dari nilai mula-mula
(konsentrasi awal). Perhitungan daluarsa (t90) untuk reaksi orde 1 adalah:

t90= ( 2,303
k )( log
100
90 )
2,303 100
t90= (
0,173 )( 90 )
log

t90= (13,31)(0,0458) = 0,6 tahun (7,2 bulan)


t90= 7 bulan 6 hari

5. Penentuan waktu kadaluarsa obat atau expired date mundur 1bulan dari tanggal
mixing.
Untuk sediaan yang mempunyai 2 zat aktif yang berbeda (2 reaktan), maka orde
reaksi peruraian obat dalam sediaan mengikuti orde reaksi dua. Suatu reaksi dapat
dikatakan sebagai reaksi orde dua apabila dalam reaksi tersebut kecepatan reaksi
bergantung pada konsentrasi dua reaktan. Jika konsentrasi kedua reaktan sama, maka
persamaan kecepatan reaksi orde dua adalah sebagai berikut :

−dC
dt
= k1 . C0²
Dengan jalan menyusun dan mengintegralkan persamaan di atas akan diperoleh
persamaan berikut :

1 1
c
= C 0 -k2t
Dengan k2 adalah tetapan laju reaksi, C menunjukkan jumlah reaktan yang
tinggal setelah waktu t, C0 menunjukkan konsentrasi mula-mula dan t adalah waktu.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut BPOM, makanan dinyatakan mengalami kerusakan (telah kadaluarsa) jika telah
terjadi perubahan – perubahan yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya.  Kerusakan pada
makanan dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis.  Misalnya kerusakan
pada susu yang ditandai dengan pembentukan gas, penggumpalan, lendir, tengik dan
perubahan rasa. Biasanya jika sudah lewat tanggal kadaluarsa, bakteri mengakibatkan
terbentuknya gas pada makanan kaleng sehingga kaleng menggembung.
Ada 3 cara menetukan tanggal kadaluarsa atau expired date pada suatu produk yaitu :
menggunakan metode pendugaan umur penyimpanan Arrhenius, metode pendugaan umur
simpan model kadar air kritis, serta pengemasan makanan secara vakum.

3.2 Saran
Masyarakat harus proaktif dengan melaporkan produk makanan yang ditemukan
sudah kadaluarsa ke pihak berwenang seperti BPOM atau kepolisian guna menghindari
peredaran makanan kadaluarsa lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2016/09/makalah-makanan-
kadaluarsa.html

https://www.lacasacomics.com/2017/07/cara-menentukan-tanggal-kadaluarsa.html

https://mbriotraining.com/cara-menentukan-tanggal-kadaluarsa-prosuk/

Anda mungkin juga menyukai