Anda di halaman 1dari 12

ETIKA BISNIS

HAK CIPTA MEREK PRODUK


PT. DUA KELINCI dan PT. GARUDA FOOD

KELOMPOK 2 :
Anggreani Febrianti (221020025)
Hellen(221020005)
Lidya Lamtiur Siregar(221020033)
Nurul Farida Ramadhani(221020019)
Nurul Saidah(221020029)
Yusep Rasta Dinata(221020045)

Dosen Pengampu: Denny Ammari Ramadhan, S.E., M.B.A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Atas Rahmat dan Karunia-Nya serta
kesehatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Etika Bisnis yang berjudul “Etika dan Organisasi” tepat
waktu.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Denny Ammari Ramadhan,
S.E., M.B.A. sebagai dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Dan kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun dan
menyelesaikan makalah ini, terutama untuk kelompok
Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf karena itu kami menantikan saran dan kritik dari pembaca yang akan
membangun, berkontribusi positif guna menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami
penyusun makalah mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa aja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Batam, 05 Juni 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHSAN.................................................................................................................. 3
2.1 Asal – usul berdirinya PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food. ............................................ 3
2.2 Kronologi Perebutan Hak Cipta Merek Produk .................................................................... 4
2.3 Dampak yang Terjadi Akibat Perebutan Merek Produk ....................................................... 6
2.4 Prinsip Etika Bisnis ............................................................................................................... 7
2.5 Keputusan Akhir atau Penyelesaian ...................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 8
3.1 Keismpulan............................................................................................................................ 8
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merek merupakan salah satu komponen hak kekayaan intelektual yang perlu
mendapat perhatian khusus. Pelanggaran atau perilaku menyimpang dibidang merek akan
selalu terjadi. Hal ini berkaitan dengan perilaku bisnis yang curang yang menghendaki
persaingan (competitive) dan berorientasi keuntungan (profit oriented), sehingga membuka
potensi aktivitas bisnis yang curang atau melanggar hukum, dan motivasi seseorang
melakukan pelanggaran merek terutama adanya keinginan untuk memperoleh keuntungan
di dalam praktek bisnisnya.
Perkembangan industri dan perdagangan tersebut secara tidak langsung
menyebabkan dunia usaha menjadi arena persaingan bisnis yang ketat dan selektif.
Keberadaan teknologi modern yang mampu mempersingkat jarak waktu, membuat negara-
negara di dunia seakan menjadi satu, dan dibidang perdagangan menyebabkan saling
ketergantungan serta saling mempengaruhi.
Dunia industri dan perdagangan nasional menunjukan berbagai gejala persaingan
perebutan pasar yang tidak sehat, tidak simpatik, serta tidak mengindahkan nilai-nilai etis
dalam perdagangan. Keadaan ini sering kali bukan hanya merugikan produsen, tetapi juga
merugikan masyarakat luas khususnya konsumen. Disinilah merek sebagai salah satu
wujud karya intelektual memegang peranan yang amat penting di dalam mencegah
terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal – usul berdirinya PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food
2. Bagaimana kronologi terjadinya perseteruan antara PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food?
3. Apa dampak yang disebabkan oleh perebutan hak cipta merek produk?
4. Bagaiaman ulasan dari kasus perseteruan anatar PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food?
5. Bagaimana perseteruan tersebut diselesaikan?

1
1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penyusunan makalah sebagai berikut:

1. Mengetauhi asal – usul berdirinya PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food.
2. Mengetahui kronologi terjadinya perseteruan antara PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food.
3. Mengetahui dampak terjadinya perebutaan hak cipta merek produk.
4. Mengetahui ulasan kasus perseteruan antara PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food.
5. Mengetahui proses penyelesaian perseteruan tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal – usul berdirinya PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food.

PT. Dua Kelinci berawal dari, Hoe Sie Ak dan Lauw Bie Giok menciptakan sebuah
pabrik pengepakan kacang untuk menangani panen petani lokal, dan pada tahun 1972
mencap kacang kemasan mereka Sari Gurih. Logo merek Dua Kelinci telah teruji oleh
waktu untuk menjadi legenda di industri makanan Indonesia modern. Sari Gurih tumbuh
dengan cepat, mengubah namanya menjadi Dua Kelinci pada tahun 1982. Merek ini
mendapatkan patennya pada tahun 1985 dan perusahaan secara resmi menjadi PT Dua
Kelinci.

Saudara Ali Arifin dan Hadi Sutiono kemudian mengubah Dua Kelinci dari
perusahaan pengemasan makanan sederhana menjadi pabrik pengolahan kacang tanah
berteknologi tinggi yang asli Indonesia, terutama tanaman kelas satu yang ditanam di
seluruh Jawa. Saat ini, PT. Dua Kelinci menikmati reputasi sebagai produsen besar produk
inovatif, dari kacang rasa dan kacang-kacangan yang dilapisi tepung atau rempah-rempah,
hingga berbagai macam makanan dan minuman populer lainnya.

Tonggak sejarah dimjlai tahun 1972, bisnis pengemasan kacang dimulai oleh tim suami
dan istri, Tuan Ho Sie Ak dan Ny. Lauw Bie Giok dengan merek "Sari Gurih" dengan logo
dua kelinci. Tahun1982, Nama merek diubah dari "Sari Gurih" menjadi "Dua Kelinci".
Kemudian tahun 1985 PT. Dua Kelinci dibentuk sebagai perusahaan terdaftar pada 15 Juli
di Pati, Jawa Tengah oleh Bapak Ali Arifin dan Bapak Hadi Sutiono. Tahun 2000
Pengembangan produk dimulai, dan mesin dan peralatan produksi berteknologi tinggi
diperkenalkan.

Lalu di tahun 2006 Pengembangan produk gandum dan sereal baru dimulai. 2007 Mulai
menerapkan standar kualitas internasional, keamanan pangan dan standar halal untuk
semua produk untuk mengembangkan visi menjadi yang terbaik di bidang makanan dan
minuman.

3
Tahun 2012 “Change To Focus” adalah semangat utama yang ditunjukkan dengan
menambahkan sumber daya manusia baru ke tim untuk terus melakukan perubahan yang
berharga. Hal-hal yang diubah, tidak hanya tentang peningkatan kualitas produk tetapi juga
kualitas layanan ketika berinteraksi dengan pasar dan konsumen dalam kehidupan nyata.

PT. Garuda Food Perusahaan Makanan dan Minuman Terkemuka di Indonesia


Perusahaan makanan dan minuman secara resmi didirikan pada tanggal 31 Agustus 1990
berdasarkan Keputusan Menteri Hukum (SK Menkeh), di bawah Tudung Group. Selain
Garudafood, Tudung Group juga membawahi perusahaan agribisnis yang beroperasi di
ladang minyak sawit dan kacang tanah.

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, dikenal secara umum dengan nama
Garudafood, adalah perusahaan makanan dan minuman asal Indonesia yang dimiliki oleh
kelompok usaha Tudung.

Perjalanan Garuda Food berawal dari PT Tudung, didirikan di Pati, Jawa Tengah,
pada 1958 dan bergerak di bisnis tepung tapioka. Pada 1979, PT Tudung berganti nama
menjadi PT Tudung Putrajaya (TPJ). Pendiri perusahaan adalah mendiang Darmo Putro,
mantan pejuang yang memilih menekuni dunia usaha setelah bangsa Indonesia merdeka.
Pada awal 1987, TPJ mulai menjual hasil produksi kacangnya dengan merk Kacang Garing
Garuda, yang belakangan dikenal dengan sebutan ringkas Kacang Garuda.

2.2 Kronologi Perebutan Hak Cipta Merek Produk

Pada kasus sengketa merek antara PT.Dua Kelinci dan PT. Garuda Food yang
terjadi pada bulan juni 2007. Kedua perusahaan makanan itu memperebutkan nama
“Katom” sebagai merek produk Kacang Atom yang diproduksi kedua perusahaan itu.
PT. Garuda Food yang merasa didahului PT. Dua Kelinci untuk mendaftarkan merek itu
ke Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (Ditjen HaKI), menggugat PT. Dua
Kelinci di Pengadilan Niaga Semarang. PT.Garuda Food baru mendaftarkan merek
“Katom” ke Ditjen HaKI. Pada proses pemeriksaan ternyata ditemukan merek yang sama
yang telah didaftarkan terlebih dahulu oleh PT. Dua Kelinci. Sertifikat pendaftaran merek

4
KATOM yang dilakukan Dua Kelinci itu, dikeluarkan Dirjen HaKI pada 19 September
2005.
Sebagai pemilik sekaligus pemakai pertama dari merek KATOM itu, maka
keluarnya sertifikat pendaftaran merek atas nama Hadi Sutiono, jelas sangat merugikan
bisnis PT. Garuda Food. Karena itulah PT. Garuda Food kemudian menggugat Hadi di
Pengadilan Niaga Semarang. Dalam gugatannya disebutkan, bahwa Hadi Sutiono telah
mendaftarkan merek KATOM dengan iktikad tidak baik. Alasan dari gugatan itu karena
PT. Garuda Food adalah pemilik dan pemakai pertama. Pada sengketa kasus di atas maka
penulis ingin mengetahui implementasi Undang-Undang No.15 Tahun 2001 atas
penyelesaian hukum terhadap sengketa pembatalan pendaftaran merek antara PT. Dua
Kelinci dan PT. Garuda Food.
Hadi Sutiono selaku tergugat kemudian mengajukan kasasi atas putusan Pnegadilan
Niaga Semarang tersebut ke Mahkamah Agung. Hal ini dilakukan seusai dengan ketentuan
dalam Pasal 70 Undang-Undang Merek, yaitu terhadap putusan Pengadilan Niaga yang
memutuskan gugatan pembatalannya dapat diajukan kasasi. Dalam pemeriksaan pada
tinkat kasasi, Mahkamah Agung mengabulkan kasasi dari pihak pemohon / tergugat, yaitu
Hadi Sutiono dengan amar putusan menolak gugatan penggugat seluruhnya biaya perkara
pada semua tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ditetapkan sebesar Rp.
5.000.0000,00. Atas putusan kasasi Mahkamah Agung tersebut, maka tergugat / pemoho
kasasi merupakan pendaftar pertama merek KATOM atau pemilik sah dari merek KATOM
yang telah terdaftar pada Dirjen HKI.
Kemudian, terjadi juga Perseteruan antara dua produsen kacang kulit dari Pati yaitu
PT.GarudaFood dan PT.Dua Kelinci semakin memanas. Gelanggang pertempuran beralih
ke medan distribusi. “Kelinci dilarang masuk. Jangankan satu, apalagi dua.” Stiker
berukuran tak lebih dari 10 x 10 cm yang bergambar muka kelinci dengan coretan
menyilang itu, beberapa bulan terakhir ini marak menghiasi toko-toko ritel dan grosir
makanan ringan di berbagai daerah. Pihak PT. Dua Kelinci juga mendapat informasi dari
distributor bahwa produk Dua Kelinci dirusak dengan tusukan jarum supaya melempem
saat masuk ke pasar ritel.
Produk Dua Kelinci yang sengaja dirusak dan melempem tersebut secara otomatis
membuat para konsumen tidak akan membeli produk tersebut lagi dan beralih pada produk

5
sejenis seperti kacang Garuda. Tidak hanya konsumen yang akan beralih menurut saya
pihak distributor juga akan beralih pada produk sejenis lain yang lebih terjamin mutunya
dan lebih diminati oleh konsumen. Pihak PT. Dua Kelinci menyebutkan bahwa
penjualannya terus meningkat sebanyak 5 kali lipat semenjak tahun 2001,hal tersebut juga
dianggap sebagai alas an PT.Garuda Food melakukan tindakan melanggar etika untuk
merebut pasar serta lini distribusi penjualan.

2.3 Dampak yang Terjadi Akibat Perebutan Merek Produk

Merek sebagai identitas dari suatu produk akan merujuk pada kualitas (mutu) dan
harga terhadap suatu produk barang dan atau jasa yang telah dibentuk oleh pemiliknya.
Pihak PT. Dua Kelinci merasa dirugikan terutama pada tindakan yang dilakukan PT.
Garuda Food yang sampai merusak produk dari PT. Dua Kelinci dan secara drastic
menurukan penjualan kacang dan pasar di PT. Dua Kelinci

Menurut data yang diperoleh PT. Dua Kelinci memiliki 83 distributor diwilayah
Indonesia Barat dan 62 distributor diarea Indonesia Timur. Sejak terjadinya kasus
pelanggaran etika yang dilakukan oleh pihak PT.Garuda Food terhadap produk PT. Dua
Kelinci tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah distributor dan konsumen PT. Dua Kelinci
mengalami penurunan dengan angka yang cukup tinggi. Kasus pelanggaran etika bisnis
yang dilakukan oleh PT.Garuda Food secara tidak langsung bertujuan untuk merebut pasar
dan lini distribusi dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar.

Pemasaran dari suatu produk barang dan jasa tidak terbatas pada suatu Negara,
akibatnya suatu merek produk barang dan jasa yang berkualitas akan menjadi trend dan
digemari secara umum. Hal tersebut memberikan dampak yang negatif berupa makin
banyaknya peniruaan dan penjiplakan yang secara jelas tidak mencerminkan perdagangan
moderen yang menekankan adanya suatu persaingan, tetapi persaingan yang sehat,
persaingan yang kompetitif.

6
2.4 Prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis sangat penting dalam menjalin kegiatan bisnis. Etika ini mencakup
seluruh aspek yang ada di dalamnya, yakni individu, perusahaan, masyarakat atau publik,
dan hubungan antar individu dengan pelanggan atau mitra kerja. Prinsip etika bisnis dalam
kasus Hak Cipta Merek Produk ini ialaah :
1. Integritas, yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesional dalam menjalankan
bisnis. Sikap PT. Garuda Food tidak menunjukkan sikap yang professional di bidang bisnis
sebagai perusahaan ternama.
2. Mematuhi hukum, yaitu mengikuti aturan dan peraturan yang berlaku di negara atau
wilayah tempat berbisnis.

2.5 Keputusan Akhir atau Penyelesaian

Perseteruan PT. Dua Kelinci dan PT. Garuda Food memperebutkan penggunaan
merek KATOM (Kacang Atom) akhirnya berakhir damai. Kedua raksasa panganan ringan
itu sepakat menghentikan sengketa hukum dan menempuh penyelesaian di luar hukum.
Kuasa hukum PT. Garuda Food, Budi Herlambang menuturkan, akat perdamaian telah di
tandatangani CEO Garuda Food Sudhamek dan Dirut PT. Dua Kelinci, Hadi Sutiono.
Keduanya didampingi Wakil Komisari PT. Sinar Mas Ghandi Sulisyanto dan Vina
Santhaeto. Perdamaian kedua perusahaan asal Pati itu diprakarsai Dirut PT. SIdo Muncul,
Irwan Hidayat.
Salah satu klausul akta perdamaian adalah merek KATOM disepakati milik PT. Da
Kelinci. Namun, PT. Garuda Food tetap bole meggunakan merek KATOM maksimal tiga
bulan usai penandatanganan akta perdamaian. “kedu abelah pihak juga sepakat lebih
menekankan penyelsaian masalah dengan musyawarah serta menjalankan etika bisnis.”
Kata Budi. Kemudian, PT. Dua Kelinci menyebarkan produk dengan merek yang sama
setelah masa tiga bulan berlalu.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Keismpulan

Kasus perseteruan merek Katom antara PT.Garuda Food Putra Putri Jaya dan
PT.Dua Kelinci telah berakhir damai pada tahun 2008. PT. Garuda Food Putra Putri Jaya
diberi kesempatan menghabiskan produk merek Katom (kacang atom) di pasar, setelah itu
PT. Dua Kelinci sebagai pemegang sah merek tersebut akan memproduksi dan
memasarkan merek yang sama. Dua perusahaan besar yang sama-sama mempunyai pabrik
di Pati, Jawa Tengah, itu sebelumnya berebut merek tersebut selama bertahun-tahun.
Bahkan, kasusnya dibawa hingga ke pengadilan dan Mahkamah Agung. Perdamaian di
antara keduanya pun menjadi solusi akhir perebutan merek dagang tersebut.

3.2 Saran

Seharusnya PT.Garuda Food dapat bersaing dengan cara yang sehat seperti
mengintroduksikan produk-produk dan membuat varian-varian yang baru seperti yang
dilakukan oleh PT. Dua Kelinci. Dan tetap berada di jalur yang sehat dengan melakukan
etika bisnis yang baik dan benar.

8
DAFTAR PUSTAKA

PERBANDINGAN PRODUK KACANG DUA KELINCI DAN KACANG GARUDA ,1


april 2019 (diakses pada 4 June 2023)

PERBANDINGAN PRODUK KACANG DUA KELINCI DAN KACANG GARUDA


(sellamd.blogspot.com)

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBATALAN PENDAFTARAN MEREK (STUDI


KASUS DUA KELINCI DAN GARUDA FOOD) Adhi Budi Susilo,S.H

article.php (kemdikbud.go.id) (diakses pada 4 June 2023)

Hana HIndrayanti. Potret Pertempuran Terpanas PT. Garuda Food dengan PT. Dua
kelinci.

Potret Pertempuran Terpanas PT GarudaFood VS PT. Dua Kelinci. – Klinik Thesis


(wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai