Anda di halaman 1dari 14

ETIKA BISNIS INTERNASIONAL

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah

“ETIKA BISNIS”

Dosen Pengampu:

Drs. Pudjo Suharso, M.Si

Mukhamad Zulianto, S.Pd., M,Pd.

Disusun Oleh:

Kelas B

Kelompok 8

1. Naufal Herlambang 200210301046


2. Bimantoro Eko Wardhana 200210301084
3. Milfalia Arvianti 200210301067
4. Hafifatus Zahro 200210301078
5. Febri Tri Santika 200210301086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Etika Bisnis yang
membahas tentang “Etika Bisnis Internasional”.

Adapun makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekuranngan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Sekiranya makalah yang telah kami
susun dapat berguna bagi kami dan pembaca.

Jember, 29 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
BAB I ..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 6
BAB II .................................................................................................................................... 7
ISI ........................................................................................................................................... 7
A. Pengertian Bisnis Internasional....................................................................................... 7
B. Masalah – Masalah Yang Timbul Dalam Bisnis Internasional .......................................... 8
a. Kewajiban Moral ................................................................................................................ 8
b. Hak Asasi Manusia ............................................................................................................. 8
c. Polusi lingkungan ............................................................................................................... 9
C. Latar Belakang PT. Indofood Melakukan Teknik Dumping Kepada Negara Taiwan ....... 9
D. Kebijakan Yang Di Lakukan PT. Indofood ...................................................................... 10
E. Dampak Dari Adanya Kasus Teknik Dumping PT. Indofood.......................................... 11
F. Kebijakan Yang Di Lakukan Taiwan ............................................................................... 11
BAB III................................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis adalah usaha komersial dalam dunia perdagangan. Dalam ilmu
ekonomi bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Mengutip
Pengantar Bisnis Modern, bisnis merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi. Di
dalam dunia bisnis ada yang mengatur karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat dalam berbisnis sehingga bisnis itu dapat dikatakan baik dan bermoral, hal
itu biasa disebut dengan etika.

Etika bisnis pertama kali timbul di amerika serikat di tahun 1970an dan cepat
meluas kebelahan dunia lain. Berabad-abad lamanya etika di bicarakan secara ilmiah
membahas mengenai masalah ekonomi dan bisnis sebagai salah satu topik penting
untuk dikembangkan di zaman bisnis modern. Etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,
yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen
dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Pada zaman global saat ini persaingan dalam dunia perbisnisan kian mengetat,
sehingga perusahaan diharuskan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Dalam persaingan bisnis tersebut perusahaan perlu untuk meningkatkan etika
bisnisnya. Karena seperti yang kita ketahui, etika bisnis yang dimiliki oleh perusahaan
juga merupakan penunjang suksesnya bisnis usaha yang didirikan oleh suatu
perusahaan tersebut. Karena ketika perusahaan berpegang teguh pada etika bisnis yang

4
benar mereka akan memiliki citra serta hubungan yang baik entah itu dengan
pelanggan, karyawan, masyarakat. Problematika dalam etika bisnis sesungguhnya lebih
rumit pada etika bisnis yang internasional karena pertimbangan menghargai perbedaan
secara luas antara cultural masing-masing negara itu berbeda. Apakah bisnis
perusahaan tersebut dapat diterima di suatu negara dengan sepenuhnya, atau ada yang
tidak dapat diterima oleh negara lain. Selain itu etika dalam berbisnis sanga diperlukan
keberadaannya, hal itu dikarenakan praktik usaha yang tidak etis dapat menyebabkan
kegagalan pasar, mengurangi produktivitas dan meningkatkan ketidakefisienan.

Ada beberapa contoh studi kasus dimana sebuah perusahaan bisnis melakukan
pelanggaran etika dalam berbisnis. Yaitu perusahaan produk Indomie yang diklaim
bahwa ada beberapa kandungan atau zat yang ada dalam produk tersebut mengandung
bahan pengawet dan bahan berbahaya. Oleh karena itu dua juaringan supermarket
terbesar di Taiwan memutuskan untuk berhenti menjual produk mie instan merek
Indomie setelah pemerintah Taiwan menemukan pengawet yang dilarang dalam produk
asal Indonesia itu. Sebelumnya Pusat Keamanan Makanan Taiwan telah menguji mi
tersebut dan hendak bertanya terkait insiden tersebut kepada importir dan distributor.
Seorang importir asal Hong Kong memperkirakan bahwa produk mi instan tersebut
dibawa ke Thailand secara ilegal.

Bebarapa kandungan berbahaya yang ditemukan dalam produk tersebut antara


lain methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, dimana bahan pengawet tersebut
hanya dapat digunakan dalam produk kosmetik. Dari adanya insiden tersebut, banyak
warga taiwan yang mengatakan kedepannya akan membeli produk mi instan merek
lain, sementara para pekerja Indonesia di Taiwan mengaku akan tetap mengkonsumsi
Indomie selain rasanya yang lezat juga karena harganya yang terjangkau. Akhirnya
pemerintah Taiwan menyatakan akan menarik mi instan Indomie.

Dari uraian-uraian diatas hingga contoh penggalan kasus, Internasional bisnis


yang semakin mencolok sekarang ini menampilkan juga aspek etis yang baru. Tidak
mengherankan jika terutama tahun-tahun terakhir ini diperhatikan khusus kepada spek-
aspek etis dalam bisnis Internasional. Dalam bab ini kelompok kami akan membahas
beberapa masalah moral yang berkaitan dengan bisnis pada taraf Internasional, serta
contoh studi kasus seperti yang diuraikan sebelumnya yang berkaitan dengan etika
bisnis Internasional.

5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan etika bisnis Internasional?
2. Masalah-masalah apa saja yang timbul didalam etika bisnis Internasional?
3. Mengapa PT Indofood melakukan teknik dumpling kepada negara Taiwan?
4. Kebijakan apa yang dilakukan PT Indofood dalam menghadapi kasus tersebut?
5. Bagaiman dampak pemberlakuan dumpling terhadap produk Indomie yang
beredar di Taiwan?
6. Kebijakan apa yang dilakukan Taiwan setelah mendapatkan kasus tersebut?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dan maksud dari etika bisnis Internasional
2. Untuk mengetahui apa saja masalah-masalah yang timbul didalam etika bisnis
Internasional
3. Untuk mengetahui alasan dari PT Indofood melakukan teknik dumpling kepada
negara Taiwan
4. Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dilakukan PT Indofood dalam
menghadapi kasus tersebut
5. Untuk mengetahui dampak dari diberlakukannya dumpling terhadap produk
Indomie yang beredar di Taiwan
6. Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dilakukan Taiwan setelah
mendapatkan kasus tersebut

6
BAB II
ISI
A. Pengertian Bisnis Internasional
Bisnis internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh dua negara atau lebih dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya, bagi pemerintah kegiatan ini
bukan hanya untuk keuntungan saja namun juga memiliki tujuan untuk kesejahteraan sosial.
Disini terdapat kegiatan transaksi antar negara yang terlibat. Transaksi bisnis seperti ini
merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Di lain pihak, transaksi bisnis
itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam satu Negara dengan perusahaan lain atau individu
di Negara lain disebut Pemasaran Internasional (International Marketing). Pemasaran
internasional ini yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional.

Bisnis internasional menurut para ahli

1. John D. Daniels, 2013


Bisnis internasional adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari segala bentuk transaksi
komersial yang dilakukan oleh dua negara atau lebih
2. Ball & Wandell 2004
Bisnis internasional adalah bisnis yang kegiatannya melewati batas – batas negara.
Dfinisi ini bukan hanya mencakup perdagangan internasional dan pemanukfaturan di
luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang, seperti:
transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran,
perdagangan besar, dan komunikasi massa.
3. Griffin & Pustay (1996)
Bisnis internasional adalah setiap transaksi bisnis antar pihak yang berasal dari lebih
dari satu negara yang merupakan bagian dari bisnis internasional.
4. Rugman & Hodgetts, 1995
Bisnis internasional adalah segala bentuk transaksi yang terjadi lintas batas negara
untuk memenuhi kebutuhan individu maupun organisasi.

Alasan perusahaan mengikuti kegiatan bisnis internasional adalah memungkinkan


sebuah perusahaan untuk melakukan ekspansi dalam hal penjualan produknya, hal ini
dikarenakan bisnis internasional memiliki pasar yang sangat luas, tidak terbatas pada negara
dimana perusahaan tersebut berada akan tetapi juga perusahaan dapat mengembangkan
pasarnya ke luar negeri. Dengan pasar yang luas, besar kemungkinan perusahaan dapat

7
meningkatkan jumlah penjualan barang yang diproduksinya. Selain itu untuk mengakui sumber
daya yang dimiliki oleh suatu negara, sebuaha perusahaan yang memiliki akses terhadap
sumber daya yang dibutuhkan atau perusahaan yang memiliki akses lebih baik terhadap faktor-
faktor produksi (man, money, material, method) maka dapat dipastikan perusahaan tersebut
akan memenangkan persaingan. Hal ini terjadi karena sumber daya produksi yang jumlah
terbatas, sedangkan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebagai produsen
semakin tak terbatas. Kegiatan bisnis internasional, memungkinkan sebuah perusahaan berada
di sebuah negara memiliki akses terhadap sumber daya yang ada di negara lainnya. Perusahaan
tersebut dapat memiliki akses dengan cara melakukan investasi baik langsung maupun tidak
langsung di negara yang memiliki keunggulan dalam hal sumber daya.

B. Masalah – Masalah Yang Timbul Dalam Bisnis Internasional


Dalam tatanan bisnis internasional banyak persoalan yang dimulai pada sistem politik,
hukum, kemajuan ekonomi, dan budaya antar negara yang sangat berbeda. Maka akibatnya apa
yang dianggap baik bagi suatu negara mungkin bisa dianggap tidak baik bagi negara lain karena
menejer bekerja untuk institusi yang melebihi batas negara dan budaya, maka menejer dari
suatu perusahaan multinasional harus peka terhadap perbedaan karena sangat berpotensi timbul
masalah dalam beretika.

a. Kewajiban Moral
Beberapa perusahaan multinasional telah menyadari kewajiban moral ini yaitu
menggunakan kekuasaan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Dalam dunia bisnis, menjadi murah hati adalah sebuah tangung jawab menjadi usahawan yang
sukses. Bagaimanapun juga, masih ada beberapa perusahaan yang menyalahgunakan
kekuasaan demi kepentingan pribadi, sebagai penguasa harus bisa menggunakan kekuasaan itu
dengan baik dan benar apakah digunakan untuk hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan
yang pantas dilakukan atau hanya bisa digunakan untuk mengerjai suatu tindakan yang tidak
pantas.

b. Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia di beberapa negara masih belum dihargai. Seperti diantaranya,
kebebasan berorganisasi, kebebasan berbicara, kebebasan berpolitik, dan sebagainya. Contoh
yang paling nyata adalah yang terjadi di Afrika Selatan. Yaitu politik pembedaan warna kulit

8
(apartheid) yang terjadi sampai tahun 1994. Apartheid adalah pemisahan kulit putih dengan
kulit hitam yang menyediakan pekerjaan bagi kulit putih dan melarang kulit hitam bekerja pada
usaha yang dikelola kulit putih. Meskipun menggunakan sistem seperti ini, banyak pengusaha
barat beroperasi di Afrika Selatan. Tahun 1980, banyak yang menanyakan kebijakan ini.
Mereka berpendapat, investasi mereka menikkan status ekonomi dan dapat menekan rezim
yang berkuasa.

c. Polusi lingkungan
Masalah etika muncul ketika peraturan lingkungan di negara investasi lebih rendah
dibandingkan dari negara asal investor. Banyak negara maju yang mengatur tentang peraturan
dasar tentang pembuangan gas emisi, pembuangan bahan berbahaya, penggunaan bahan
beracun dan sebagainya. Peraturan ini kadang kurang diperhatikan di negara berkembang dan
menurut laporan,hasil polusi industri tersebut bisa sampai ke tiap rumah.

C. Latar Belakang PT. Indofood Melakukan Teknik Dumping Kepada Negara


Taiwan
Kasus yang melibatkan dua pemeran bisnis internasional, yaitu pemerintahan Taiwan
melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of Health)-nya, para
importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan retailer besar Taiwan
melalui ParknShop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Marie
Elka Pangestu). Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl
p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian dalam
bahan makanan di negara Taiwan. Tapi, Indofood berdalih bahwa produknya sudah memenuhi
standar Internasional yang dibuat oleh badan standar makanan internasional, Codex
Alimentarius Commision (CAC). Pembelaan pun datang dari importir resmi Indomie di
Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan bahwa mi produk Indomie sudah memenuhi
standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera
memanggil Kepala BPOM Kustantinah. A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik
menjelaskan, dua zat yang terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate
dan benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak

9
cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama
nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi
maksimal 0,15%. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat
berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar
Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan
tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan
aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah

D. Kebijakan Yang Di Lakukan PT. Indofood


Indomie memang menjadi primadona bangsa bila berbicara tentang mie instan. Mie
Indomie menjadi pemenang yang bisa mengalahkan segala mie lokal yang ada di Indonesia.
Bahkan di negara lain Indomie bisa mengambil posisi ketiga hingga kesatu terutama di negara
Singapura dimana Indomie menduduki posisi teratas dalam jumlah peminat yang
mengkonsumsi Indomie. Berbeda degan Taiwan, 2010 sempat menarik Indomie dari peredaran
pasar mie instan di Taiwan karena terdapat kandungan zat berbahaya yang terkandung dalam
mie instan. Karena itu Taiwan menarik mie Indomie dari peredaran.

Kemudian bagaiamana tanggapan PT Indofood dan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi


penarikan indomie dari peredaran di Taiwan? Sebenarnya setiap negara memang memiliki
kebijakan-kebijakan yang berbeda salah satunya Taiwan. Taiwan memiliki batasan dalam
menggunakan zat tertentu dalam kaitannya kandungan zat yang terkandung dalam
Indomie.Indofood CBP setelah insiden atau kasus tersebut memberikan zat detail yang
terkandung dalam mie instant dan bumbu-bumbu didalamnya. Supaya dikemudian hari tidak
ada kesalahan atua miscommunication dalam proses ekspor nantinya. Kebijakan lain yan
gditawarkan oleh Indofood CBP adalah memberikan tambahan rempah-rempah atau ada
beberapa hal yang lebih dari porsi pada umumnya sehingga bisa lebih diterima oleh warga
Taiwan

Kemudian adakah peran pemerintah Indonesia menanggapi hal tersebut? Tentu ada
sebagaimana mie instant Indomie sudah terverifikasi BPOM sehingga pemerintah perlu turut
bertanggung jawab akan hal ini. BPOM atau pihak pemerintah Indonesia memerintah pada
otoritas berwenang Taiwan untuk memberikan klarifikasi atas penarikan tersebut.
Bahwasannya produk Indomie disini sudah layak dikonsumsi dan telah memenuhi standar
nasional termasuk standar negara Taiwan pada saat proses ekspor.

10
E. Dampak Dari Adanya Kasus Teknik Dumping PT. Indofood
Ada berbagai dampak dan yang terkena imbasnay adalah Taiwan, Indonesia, dan PT
Indofood CBP itu sendiri. Pihak otoritas Taiwan tentu disini benar-benar menjalankan tugasnya
dengan benar, mereka melindungi masyarakat mereka sesuai dengan aturan yang berlaku agar
tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Selanjutnya tentu Taiwan memberikan peringatan
terhadap produk-produk lain yang ingin melakukan ekspor ke Taiwan agar memperhatikan
atau check up selalu kandungan produk dan menyesuaikan dengan standar dalam negara
Taiwan. Kasus ini juga membuat warga Taiwan lebih berhati-hati dalam mengonsumsi mie
instant. Hal tersebut dikarenakan ada pemuda yang terjangkit penyakit kanker lambung dan
akhrinya meninggal akibat konsumsi mie instan. Memang pada dasarnya mengkonsumsi mie
berlebihan tidaklah bagus untuk kesehatan. Dan akhirnya denga nditemukan zat berbahay
tersebut mie Indomie ditarik dari peredaran.

Setelah kasus ini, pemerintah Indonesia memberikan peringatan terhadap industri makanan
dan minuman yang terdapat di Indonesia. Pemerintah yaitu Menteri Kesehatan memerintahkan
BP POM untuk melakukan crosscheck terhadap produk dari PT Indofood CBP. Apabila
memang terdapat zat aditif ataupun zat yang berbahaya maka tentu akan menarik produk
tersebut dari Indonesia pula. PT Indofood menanggapi hal ini hanya sebagai tantangan dan
evaluasi saja. Bahkan beberapa ahli menanggapi hal ini secara positif karena Indomie ternyata
sudah di ekspor di hampir banyak neagra atau go-international. PT Indofood kedepannya perlu
berhati-hati dalam melakukan ekspor dan melihat bagaiaman MOU serta standar riil negara
yang dituju. Kekhawatiran masyarakat Indonesia akan hal mie pun menignkat, mereka jadi
lebih waspada dalam mengkonsumsi sesuatu.

F. Kebijakan Yang Di Lakukan Taiwan


Kasus ini bila dilihat lihat tentu berkaitan dengan Pasal 2 UU Perlindungan Kosumen yang
berbunyi:

- Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum


dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.

11
- Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen

Kasus penarikan ini yang menjadi akar permasalahan adalah standar yang dimiliki dimana
BPOM memakai standar CODEX Alimentarius Commisions dimana hal tersebut diakui secara
internasional. Melainkan Taiwan tidak.

Kemudian berhubungan dengan pasal 3 UU PK menjelaskan tentang asas perlindungan


konsumen yang isinya sebagai berikut

- Asas keamanan dan keselamatan konsumen


Diharapkan penerapan UU PK akan memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang
dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan
- Asas manfaat
Asas ini mengandung makna bahwa penerapan UU PK harus memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya kepada kedua pihak, konsumen dan pelaku usaha. Sehingga
tidak ada satu pihak yang kedudukannya lebih tinggi dibanding pihak lainnya. Kedua
belah pihak harus memperoleh hak-haknya.

Perlu adanay kejelasan dalam hal keselamatan konsumen dimana tidak hanya masyarakat
Taiwan yang akan menkonsumsi mie tersebut. Melainkan terdapat para TKI (WNI) yang pasti
sering membeli produk Indomie. Dalam konteks manfaat maka PT Indofood CBP dan Taiwan
perlu memiliki kedudukan yang sama artinya harus sama sama saling diuntungkan dan tidak
dirugikan.

Dan yang paling krusial dari kasus ini, dimana berkaitan dengan Pasal 4 Perlindungan
Konsumen yang menyinggung hak konsumen, yaitu:

- Hak atas informasi yang benar,jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan /atau jasa

PT Indofood CBP perlu memberikan atau mencantumkan informasi sedetail mungkin


mengenai kandungan dari produk mereka. Mengapa demikian? Bisa saja terdapat beberapa
orang yang alergi akan mengkonsumsi produk tersebut dan menyebabkan penyakit.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bisnis internasional merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua negara atau lebih dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya, bagi pemerintah kegiatan ini
bukan hanya untuk keuntungan saja namun juga memiliki tujuan untuk kesejahteraan sosial,
namun didalam bisnis internasional memiliki berbagai etika yang harus dilaksanakan bagi para
pengusaha atau instansi terkait.

Dari pembahasan tentang kasus Indomie yang dilarang di negara Taiwan, dimana PT.
Indofood yang melakukan pelanggaran etika terhadap penipuan konsumen maka dari itu
perusahaan tersebut telah melakukan pelanggaran kode etika yang lebih condong ke Teknik
Dumping yang berada di teori teologi yang menganut egoism yang artinya perusahaan lebih
mementingan diri sendiri tanpa memikirkan masyarakat luas (Konsumen). Dan tentu perusahan
tersendiri telah melanggar Prinsip otonomi, Prinsip kejujuran, dan Prinsip Integritas Moral.
Dan kedua perusahan tersebut melanggar juga prinsip keadilan bagi pancasila dan UUD 1945,
oleh karena itu maka perusahan tersebut tentu tidak memiliki prinsip no harm.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kartawinata, B. R., Wardhana, A., & Syahputra. (2014). Bisnis Internasioal. Bandung.

mahanani, e. (n.d.). bisnis internasional.

Vitavitaaa. (2012, november). vtastubblefield. Retrieved 2022, from


vtastubblefield.wordpress:
https://vtastubblefield.wordpress.com/2012/11/27/persoalan-etika-dalam-bisnis-
internasional/

http://nikkochesc.blogspot.com/2013/10/sejarah-etika-bisnis.html
https://amp.kompas.com/sains/read/2010/10/11/0946227/~Bisnis%20&%20Keuangan~Ekonomi?p
age=1

https://lldikti12.ristekdikti.go.id/2010/10/12/keterangan-pers-dari-bpom-seputar-kasus-penarikan-
indomie-di-taiwan.html

https://www.surveyon.com/trend/18

https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2010/10/101012_indomietaiwan

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/28/151536465/daftar-perbedaan-varian-indomie-
mulai-luar-jawa-sampai-luar-negeri?page=all

https://id.quora.com/Apakah-di-negara-penggemar-mi-instan-ramen-seperti-Korea-dan-Jepang-
juga-didapati-kasus-penyakit-akibat-konsumsi-mi-instan

14

Anda mungkin juga menyukai