ETIKA WIRAUSAHA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
NAMA :
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
kamidapat menyelesaikan makalah tentang “ETIKA WIRAUSAHA” dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan,
sehingga kritik dan saran sangat kami butuhkan dari ibu.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................24
3.2 Saran........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seorang pengusaha dalam
berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak seorang wirausaha mengabikan betapa
pentingnya etika didalam mendirikan sutu bisnis, karena mereka berfikir dengan
kemampuan yang mereka miliki serta modal yang sangat besar suatu usaha dengan
mudahnya didirikan. Padahal tanpa adanya etika yang dimiliki seorang wirausaha suatu
usaha tersebut akan tidak berjalan sesuai rencana. Karena etika ialah suatu studi mengenai
yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika
ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika wirausaha mencakup hubungan
antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan
konsumen, pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang – orang wirausahawan
diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di masayarakat. Menjaga etika adalah
suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini
selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan wirausaha, namun harus selalu
dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam
waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan asset yang tak
ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan.
1
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan
etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari
semua anggota suatu kelompok. Dunia wirausaha yang bermoral akan mampu
mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan kewirausahaan
yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok
masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan
yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam
wirausaha sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok
wirausaha serta kelompok yang terkait lainnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yang dalam bentuk tunggal yaitu
ethosdan dalam bentuk jamaknya yaitu ta etha. “Ethos” yang berarti sikap, cara berpikir,
watak kesusilaan atau adat. Kata ini identik dengan perkataan moral yang berasal dari kata
latin “mos” yang dalam bentuk jamaknya Moresyang berarti juga adat atau cara hidup. Etika
dan moral memiliki arti yang sama, namun dalam pemakaian sehari-harinya ada sedikit
perbedaan dimana moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai/dikaji, sedangkan
etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada dalam kelompok atau masyarakat
tertentu.
Bisnis yang baik adalah bisnis yang bermoral sehingga dalam melakukan suatu bisnis
tidak hanya berorientasi pada kepentingan pelaku saja. Selain untuk kepentingan tertentu
dan kebahagiaan pribadi, pelaku bisnis juga mengemban amanah serta kewajiban untuk
membahagiakan masyarakat sekitar yang secara tidak langsung akan menerima dampak dari
keberadaan perusahaan. Dalam bisnis memang tidak dilarang untuk mencari keuntungan
yang besar, namun alangkah lebih baiknya jika dalam usaha tersebut menerapkan etika
bisnis. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar juga
tanggung jawab etika dan sosialnya terutama kepada masyarakat.
Seperti etika terapan pada umumnya, etika bisnis dapat dijalankan pada tiga taraf yaitu
taraf makro, meso, dan mikro. Pada taraf makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral
dari sistem ekonomi sebagai keseluruhan atau pada skala besar. Pada tarafmeso (madya atau
menengah), etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis di bidang organisasi. Pada taraf
mikro, yang di fokuskan ialah individu dalam hubungan dengan ekonomi atau bisnis.
3
Etika bisnis juga dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan mengenai tata cara ideal
dalam mengelola bisnis dengan memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal, ekonomi, dan sosial. Setiap perusahaan harus memperhatikan dan menjalankan
etika-etika yang berlaku. Etika yang perlu dilakukan seperti selalu bersikap jujur, memiliki
komitmen, integritas, serta loyalitas.
Etika bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang
dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis dimanapun berada. masalah etika dan ketaatan
pada hukum yang berlaku merupakan dasar yang kokoh yang harus dimiliki oleh pelaku
bisnis dan akan menentukan tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan
dalam bisnisnya. hal ini juga merupakan tanggung jawab kita kita bersama bukan saja hanya
merupakan tanggung jawab pelaku bisnis tersebut, sehingga diharapkan akan terwujud
situasi dan kondisi bisnis yang sehat dan bermartabat yang pada akhirnya dapat juga
bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam dunia bisnis, etika sangat diperlukan untuk mengelola dan menjalankan sebuah
bisnis. Dengan etika yang baik, secara otomatis bisnis akan lebih mudah berkembang. Etika
yang diterapkan di dalam suatu perusahaan akan membantu membentuk nilai, norma serta
perilaku karyawan dan pemimpinnya. Tentunya, setiap perusahaan meyakini bahwa prinsip
menjalankan bisnis yang baik adalah prinsip beretika. Oleh karena itu, etika tersebut dapat
dijadikan sebagai standar atau pedoman bagi semua karyawan di dalam perusahaan untuk
menjadikannya sebagai pedoman dalam bekerja.
4
Etika bisnis sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun pengusaha yang sudah
lama terjun di dunia bisnis. Dengan tujuan bagi pengusaha adalah untuk mendorong
kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan bagi para pengusaha atau pelaku bisnis
untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business.
Hal tersebut dapat merugikan banyak pihak yang terkait.
Dengan demikian, para pelaku bisnis memiliki aturan yang dapat mengarahkan mereka
dalam mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik sehingga dapat diikuti oleh semua
orang yang memercayai bahwa bisnis tersebut memiliki etika yang baik. Selain itu, dapat
juga dapat menghindari citra buruk seperti penipuan, serta cara kotor dan licik. Bisnis yang
memiliki etika baik biasanya tidak akan pernah merugikan bisnis lain, tidak melanggar aturan
hukum yang berlaku, tidak membuat suasana yang tidak kondusif pada saingan bisnisnya dan
memiliki izin usaha yang sah.
Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan
suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari
perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten
dan konsekuen.
c)Memiliki Etika
5
Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara
produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan
produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk
mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam
bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai
pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja
menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan
yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan
boleh1 dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas
diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan
dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau
Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek
hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun
international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena
menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum
lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan
ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.
6
2.4 Prinsip Etika Dalam Bisnis
Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya
tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Artinya, prinsip-prinsip etika
bisnis tersebut sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakat. Misalnya, prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Cina akan sangat
dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat Cina, sistem nilai masyarakat Eropa akan
mempengaruhi prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Eropa, dan sebagainya. Namun,
prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip
etika pada umumnya. Tanpa mengabaikan kekhasan sistem nilai dari setiap masyarakat
bisnis, Sonny Keraf menyebutkan secara umum terdapat lima prinsip etika bisnis, yaitu :
1.Prinsip otonomi.
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukannya. Pelaku bisnis yang otonom berarti orang yang tahu dan sadar sepenuhnya
mengenai keputusan dan tindakan yang diambilnya akan sesuai atau bertentangan dengan
nilai atau norma moral tertentu. Ia tahu dan sadar mengapa ia tetap mengambil suatu
keputusan dan tindakan sekalipun bertentangan dengan nilai dan norma moral tertentu.
Karena itu, pelaku bisnis yang otonom adalah orang yang tahu dan sadar akan keputusan dan
tindakan yang diambilnya, serta risiko atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan
perusahaannya maupun bagi pihak lain.
Seseorang yang bertindak secara otonom berarti ada kebebasan untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik itu. Karena, hanya
seseorang yang memiliki kebebasan yang bisa dituntut untuk bertindak etis sesuai dengan
nilai dan norma moral tertentu. Hal yang sama berlaku pula dalam bisnis. Pelaku bisnis
hanya mungkin bertindak etis kalau ia diberi kebebasan penuh untuk mengambil keputusan
dan bertindak sesuai dengan apa yang dianggapnya baik. Kebebasan membuat pelaku bisnis
dapat menentukan secara tepat pilihannya untuk mengembangkan bisnis dengan baik sesuai
dengan keinginannya.
7
Tanpa kebebasan, pelaku bisnis hanya akan menjadi robot yang tunduk pada perintah dan
kendali dari luar dirinya. Tanpa kebebasan, tindakan etis sesuai dengan nilai dan norma
moral akan dengan mudah diabaikan demi tunduk terhadap pihak luar tadi.
Namun, kebebasan saja belum menjamin seorang pelaku bisnis dapat bertindak secara
otonom dan etis. Seorang pelaku bisnis bisa bertindak sesuka hatinya tanpa menyadari
apakah tindakannya tersebut baik atau tidak. Pelaku binis malah bertindak tidak etis. Karena
itu, pelaku bisnis yang bertindak secara otonom juga menuntut adanya tanggung jawab.
Dengan tanggung jawab, pelaku bisnis tidak saja sadar akan kewajibannya dan bebas
bertindak berdasarkan apa yang dianggapnya baik, tetapi juga bersedia
mempertanggungjawabkan tindakannya serta dampak dari tindakannya itu. Jadi, pelaku
bisnis yang otonom adalah orang yang tahu dan sadar akan tindakannya, bebas dalam
melakukan tindakannya, tetapi sekaligus juga bertanggung jawab atas tindakannya. Ketiga
unsur ini sangat penting dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Prinsip otonomi ini
pada akhirnya memungkinkan inovasi, mendorong kreativitas, serta meningkatkan
produktivitas. Kesemuanya ini akan sangat berguna bagi pelaku bisnis di dalam dunia binis
modern yang terus berubah dan berkembang dalam persaingan yang ketat.
2.Prinsip kejujuran.
Prinsip kejujuran sangat relevan dan mutlak diperlukan dalam dunia bisnis. Kejujuran
merupakan kunci keberhasilan para pelaku bisnis untuk mempertahankan bisnisnya dalam
jangka panjang di dalam dunia bisnis yang penuh persaingan ketat. Keraf menyatakan
setidaknya ada tiga alasan mengapa prinsip kejujuran sangat relevan dalam dunia bisnis.
Alasan yang pertama adalah kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak bisnis. Kejujuran sangat penting artinya bagi masing-masing pihak yang
mengadakan perjanjian, dalam menentukan relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing
pihak selanjutnya. Karena, jika salah satu pihak melakukan kecurangan dalam memenuhi
syarat-syarat perjanjian dan kontrak, tentu pihak lainnya tidak mau lagi melakukan kerja
sama dengan pihak yang curang tersebut. Dengan melakukan kecurangan, pihak tersebut
justru membangun kehancuran bagi bisnisnya sendiri. Ini mempunyai efek berganda yang
ekspansif (multiplier-expansive) yang luar biasa.
8
Dalam abad informasi yang terbuka dan cepat ini, dalam waktu singkat semua pengusaha
lainnya akan tahu bahwa pihak yang curang tadi harus dihindari dalam bisnis selanjutnya.
Karena tidak akan ada lagi pengusaha yang mau bekerja sama dengan pihak curang tersebut,
maka cepat atau lambat bisnis pihak tersebut akan hancur.
Alasan kedua adalah kejujuran relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu
dan harga sebanding. Di dalam bisnis modern yang penuh persaingan, kepercayaan
konsumen adalah hal paling pokok bagi pengusaha. Para pengusaha selalu berusaha untuk
membangun dan menjaga kepercayaan konsumen. Sekali saja para pengusaha tersebut
menipu konsumen, konsumen akan dengan mudah mengganti produk yang biasa ia
konsumsi ke produk lainnya. Satu orang saja konsumen ditipu, dampaknya akan besar
sekali. Karena, satu orang konsumen itu akan mengajak teman atau keluarganya untuk tidak
menggunakan produk tersebut, dan dalam waktu singkat akan terjadi pengaruh berganda
yang sangat ekspansif. Maka, cara-cara tipu-menipu konsumen untuk memperoleh
keuntungan yang besar bukanlah cara bisnis yang baik dan berhasil.
Alasan ketiga adalah kejujuran juga relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan bisa bertahan jika hubungan kerja di dalam
perusahaan tidak dilandasi oleh prinsip kejujuran. Pemilik perusahaan selalu menipu
karyawan dengan memotong gaji mereka tanpa alasan yang jelas. Atau sebaliknya,
karyawan selalu melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan dengan mengambil
barang-barang milik perusahaan. Perusahaan akan hancur jika suasana kerja penuh dengan
tipu-menipu seperti itu. Dapat dikatakan, prinsip kejujuran justru merupakan inti dan
kekuatan dari perusahaan. Ketiga alasan di atas menunjukkan dengan jelas bahwa prinsip
kejujuran adalah prinsip yang sangat penting dan diperlukan bagi para pelaku bisnis yang
menginginkan bisnisnya sukses dan bertahan lama.
9
3.Prinsip keadilan.
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sama sesuai dengan aturan
yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Adam Smith mengenai
prinsip keadilan. Keraf mengutip Adam Smith menyatakan bahwa prinsip paling pokok dari
keadilan adalah prinsip tidak merugikan orang lain (prinsip no harm), khususnya tidak
merugikan hak dan kepentingan orang lain.
Dasar dari prinsip ini adalah penghargaan atas harkat dan martabat manusia beserta hak-
hak yang melekat pada diri manusia. Menurut Adam Smith prinsip no harm adalah prinsip
paling minim dan paling pokok yang harus ada yang memungkinkan kehidupan dan
interaksi sosial manusia bisa bertahan. Tanpa prinsip paling minim ini, interaksi sosial apa
pun tidak akan terjalin atau terjamin kelangsungannya. Karena, tidak akan ada orang yang
mau menjalin interaksi sosial dengan siapa pun yang tidak bisa menahan diri untuk tidak
merugikan hak dan kepentingan orang lain.
Prinsip no harm ini pun berlaku dalam bidang kegiatan ekonomi dan bisnis. Menurut
Adam Smith prinsip ini merupakan tuntutan dasar dan sekaligus niscaya (the necessary
principle) bagi kegiatan bisnis. Tanpa prinsip ini sulit diharapkan akan dapat terwujud
kegiatan bisnis yang baik dan etis. Hal ini berarti, dalam kegiatan bisnis tidak boleh ada
pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, baik sebagai karyawan, pemasok, penyalur,
konsumen, investor, maupun masyarakat luas. Semua pihak dalam relasi bisnis apapun tidak
boleh saling merugikan satu sama lain. Karena begitu ada pihak tertentu yang merugikan
pihak lainnya, tentu tidak akan ada pelaku bisnis yang mau menjalin relasi bisnis dengan
pihak tersebut.
Prinsip keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya,
maka prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar
semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.
10
Tujuan utama dari kegiatan bisnis adalah untuk memperoleh keuntungan. Produsen ingin
agar banyak orang membeli atau menggunakan produk-produknya. Konsumen ingin
mendapatkan barang dan jasa yang menguntungkan dalam bentuk harga dan kualitas yang
baik. Karena itu bisnis memang seharusnya dijalankan dengan saling menguntungkan,
menguntungkan produsen dan sekaligus juga menguntungkan konsumen. Dengan kata lain,
prinsip saling menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan bisnis tersebut.
Prinsip integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis agar ia
menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaannya.
Prinsip ini mengandung sebuah imperatif moral yang berlaku bagi diri pelaku bisnis dan
perusahaannya untuk berbisnis sedemikian rupa agar tetap menjadi yang paling unggul dan
tetap dapat dipercaya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari
dalam diri pelaku bisnis dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Hal
tersebut tercermin dalam seluruh perilaku pelaku bisnis dengan semua pihak, baik pihak di
dalam perusahaan maupun pihak di luar perusahaan.
Pancasila sebagai ideologi bangsa, sudah seharusnya menjadi pegangan bagi setiap
individu dalam menjalankan perannya di berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam
berperilaku bisnis.Setiap individu menjadi bagian dari bisnis. Sebab, bisnis membutuhkan
orang sebagai pemilik, manajer, pekerja, dan konsumen. Oleh karenanya, menjadi tanggung
jawab kita bersama untuk membangun kembali bisnis yang beretika Pancasila. Paper ini
bertujuan untuk meredefinisi perilaku bisnis yang beretika Pancasila. Memaknai kembali
pemahaman tentang setiap sila dalam Pancasila sesuai dengan kaidah waktu, yaitu:
pemahaman tentang konsep Ketuhanan, Kemanusiaan, Kebangsaan(Nasionalisme),
Demokrasi (Kerakyatan), dan Kesejahteraan Sosial. Diharapkan praktek-praktek bisnis
dijalankan denganpedoman moral Pancasila.
11
Sejatinya, konsep tersebut sejalan dengan prinsip ilmu ekonomi. Bahwa, kedudukan ilmu
ekonomi adalah sebagai ilmu moral.Sebagai suatu ilmu moral maka ilmu ekonomi mengenal
keadilan, peduli dengan persamaandan pemerataan, menjunjung tinggi kemanusiaan, serta
menghormati nilai-nilai agama.
Etika bisnis di Indonesia, kita kenal dengan sebutan etika bisnis Pancasila. Etika bisnis
Pancasila merupakan arah dalam menjalankan usaha yang dijiwai nilai- nilai Pancasila, yang
pada hakekatnya merupakan perpaduan sistem ekonomi pasar (liberal) dan sistem ekonomi
komando (etatisme) (Anoraga, 2007). Nilai-nilai Pancasila adalah sumber moral yang
merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan bangsa. Nilai-nilai tersebut
tetap relevan sebagai pedoman atau pegangan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dunia bisnis di Indonesia terlihat telah
berkembang dengan sistem dan praktek bisnis kapitalistik yang tidak etik, karena
menekankan pada pengejaran keuntungan sebesar-besarnya dengan kecenderungan
mengabaikan hak orang lain. Seolah bangsa ini sudah kehilangan etika dan karakter dalam
berperilaku bisnis. Jikalau kapitalisme tak lagi terelakkan, bisakah kita membangun
kapitalisme yang bermoral? Kita bisa menyebutnya sebagai etika bisnis Pancasila. Pancasila
sebagai ideologi bangsa, sudah seharusnya menjadi pegangan bagi setiap individu dalam
menjalankan perannya di berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam berperilaku bisnis.
Setiap individu menjadi bagian dari bisnis. Sebab, bisnis membutuhkan orang sebagai
pemilik, manajer, pekerja, dan konsumen. Oleh karenanya, menjadi tanggung jawab kita
bersama untuk membangun kembali bisnis yang beretika Pancasila.
Syarat mutlak dapat diwujudkannya Etika Bisnis Pancasila adalah mengakui terlebih dahulu
Pancasila sebagai ideologi bangsa, sehingga asas-asasnya dapat menjadi pedoman perilaku
setiap individu dalam kehidupan ekonomi dan bisnis sehari-hari. Baru sesudah asas-asas
Pancasila benar-benar dijadikan pedoman etika bisnis, maka praktek-praktek bisnis dapat
dinilai sejalan atau tidak dengan pedoman moral sistem ekonomi pancasila.
12
2.6 Landasan Hukum Bisnis
Hukum Bisnis adalah Seperangkat kaidah-kaidah hukum yang diadakan untuk mengatur
serta menyelesaikan persoalan-persoalanyang timbul dalam aktivitas antar manusia
khususnya dalam bidang perdagangan.
Serangkaian peraturan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan
urusan-urusan perusahaan dalammenjalankan roda perekonomian.
Hukum sebagai salah satu sarana/alat pengawasan (social control) yang efektif untuk
mengendalikan praktek bisnis yang tidak sehat. Sebab hukum menetapkan secara tegas apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, serta bentuknya yang tertulis memberi rasa
aman bagi para pelaku bisnis, karena apabila terjadi pelanggaran sanksinya jelas.
Bisnis tidak bisa lepas dari faktor hukum, tetapi hukum saja belum cukup untuk mengatur
bisnis, dalam hal ini pula didukung faktor lain seperti etika. Bahkan pada taraf normatif,
etika mendahului hukum. Mematuhi hukum dalam bisnis adalah suatu keharusan.
Pemahaman bidang hukum penting bagi seorang pengusaha (enterpreneur), antara lain :
• Keberadaan hukum atau undang-undang yang berhubungan dengan usahanya atau kegiatan
bisnis.
• Hak dan kewajiban yang ditimbulkan oleh keberadaan hukum atau undang-undang yang
bersangkutan.
• Manfaat keberadaan hukum tersebut sebagai pertimbangan bagi pengusaha dan pihak-
pihak lain yang terkait.
Sebagai negara hukum, semua jenis tindakan baik oleh individu maupun kelompok harus
didasarkan pada ketentuan undang-undang yang berlaku.
13
Dalam membangun bisnis ada empat aspek penting yang perlu diberi landasan hukum, yaitu:
Pada awal merintis bisnis, penting untuk melihat landasan hukum yang ada. Penting untuk
memahami landasan hukum yang ada sehingga pemilik bisnis dapat melaraskan kontrak yang
diperlukan bagi usahanya tersebut. Selain itu, perlu dilakukan riset yang mendalam mengenai
orisinalitas gagasan bisnis tersebut, apakah ide tersebut baru atau sudah di gagas sebelumnya.
Tindakan penjiplakan ide bisnis dapat diadili oleh hukum, oleh sebab itu keaslian sebuah
gagasan bisnis perlu dipertanggungjawabkan. Untuk itu, perlindungan terhadap gagasan
bisnis perlu dilaksanakan, yakni melalui lisensi bisnis, perjanjian, trademark, dan NDA (non
disclosure agreement).
Kekayaan intelektual
Kekayaan intelektual adalah istilah yang digunakan untuk seperangkat hak eksklusif yang
diberikan kepada mereka yang telah menghasilkan karya dan memenuhi kriteria perundang-
undangan yang berlaku. Ada beberapa bentuk hak kekayaan intelektual (HKI), yaitu
copyright, paten, trademark, desain, dan rahasia bisnis. Para pemilik bisnis perlu memikirkan
HKI mereka secara menyeluruh dan memutuskan jenis yang sesuai dengan bisnis yang
mereka jalankan. Dengan begitu mereka dapat memiliki landasan hukum yang pasti dan
mendapatkan perlindungan oleh negara.
Kontrak
Banyak sekali kesalahpahaman mengenai pembuatan kontrak, salah satunya adalah tata cara
menulis kontrak. Michael menekankan bahwa dalam membuat kontrak ada empat unsur yang
harus dipenuhi, yaitu kesepakatan, memenuhi kewenangan yang ada, adanya tujuan dan objek
yang legal. Membangun sebuah bisnis perlu didasari oleh kontrak yang resmi, meskipun
bisnis yang dilakukan berbentuk bisnis keluarga sekalipun. Dengan adanya kontrak,
ketegasan terhadap suatu bisnis menjadi lebih jelas dan dapat mencegah terjadinya
pelanggaran hak dan kewajiban antara pemilik perusahaan.
14
Struktur bisnis
Setelah melengkapi ketiga aspek diatas, pemilik bisnis dapat mulai fokus pada struktur bisnis
yang akan dibangun. Langkah pertama yang dapat diambil adalah dengan menentukan jenis
perusahaan yang dibuat dan kontrak yang mendasari nya. Selain itu, pendanaan dan modal
yang dibutuhkan, bagaimana cara yang tepat untuk mendapatkan pendanaan dan bentuk
perjanjian yang dibutuhkan. Tidak hanya itu, lokasi dan perizinan juga perlu diperhatikan,
meskipun bisnis yang dilakukan terbilang usaha kecil karena semua pelaku usaha bisnis
memiliki landasan hukumnya sendiri. Dalam membahas hal ini, Michael mengingatkan
pentingnya perizinan, baik pada lingkungan, lokasi, hingga pajak.
2.Cabang-cabang produksi yg penting bagi negara dan yg menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
3.Bumi dan air dan kekayaan alam yg terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
5.Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang (hasil
amandemen keempat).
15
Beberapa Undang-Undang Bidang Bisnis :
ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM KEBERADAAN
LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEWADAHI PARA PELAKU BISNIS DLM
MENJALANKAN AKTIFITASNYA.
16
• UU No. 5 Tahun 1999 Tentang LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN
PERSAINGAN TIDAK SEHAT.
• UU No.24 Tahun 1999 Tentang LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR
17
• UU No.19 Tahun 2004 Tentang KEHUTANAN(UU No.41/1999-Perpu No.1/2004-judicial
review di MK larangan penambangan di hutan lindung tdk dikabulkan)
.18
2.7 Macam-Macam Sistem Hukum Dalam Bisnis
Sistem hukum eropa kontinental berkembang di negara-negara eropa daratan yang sering
disebut dengan “Civil law“.Civil law tersebut semula berasal dari kodifikasi yang berlaku di
Romawi pada masa pemerintahan kaisar Justianus.peraturan-peraturan hukumnya merupakan
kumpulan dari berbagai kaidah-kaidah hukum yang ada sebelum masa Kaisar Justianus yang
kemudian disebut dengan Corpus Juris Civilis, dan kemudian dijadikan dasar perumusan
kodifikasi hukum di negara-negara eropa daratan.
Prinsip-prinsip utama yang menjadi dasar sistem hukum eropa kontinental adalah hukum
memperoleh kekuatan yang mengikat,karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang
berbentuk Undang-undang dan tersusun secara sistematis didalam kodifikasi.
Prinsip utama ini ditujukan hukum hanyalah dapat diwujudkan apabila tindakan-tindakan
hukum yang dilakukan didalam pergaulan hidup manusia diatur dengan peraturan-peraturan
hukum tertulis.
Dengan berdasarkan tujuan tersebut,maka hakim tidak dapat leluasa untuk menciptakan
hukum yang mempunyai kekuatan mengikat umum.hakim hanya berfungsi menetapkan dan
menafsirkan pertauran-peraturan dalam batas-batas kewenangannya.putusan hakim hanya
mengikat para pihak yang berperkara saja (Doctrin Re Ajudicata).
19
Sistem hukum eropa kontinental menggolongkan dua bidang hukum yaitu :
1. Hukum publik
2. Hukum privat
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara
individu-individu dalam masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
1. Hukum perdata
2. Hukum dagang
Perbedaan hukum privat dan hukum publik sulit dibedakan batas-batasnya karena:
1. Terjadinya proses sosialisasi didalam hukum sebgai akibat dari makin banyaknya
bidang-bidang kehidupan masyarakat yang menyangkut kepentingan umum yang
perlu dilindungi hukum.
2. Semakin banyaknya turut campur negara dalam bidang kehidupan
perorangan,misalnya bidang perdagangan,perburuhan,agraria.
Sistem hukum Anglo saxon mulai berkembang di Inggris sekitar abad XI,yang disebut
dengan Common law dan Unwritten law.
20
Sistem hukum Anglo saxon melandasi pula hukum positif di USA,Kanada,Australia dan
negara-negara lain yang termasuk dalam negara-negara persemakmuran Inggris.
1. Putusan hakim merupakan sumber hukum yang utama yang dapat mewujudkan
kepastian hukum dan merupakan kaidah hukum yang mengikat umum.
2. Sumber hukum tidak tersusun secara sistematis dalam suatu kitab hukum.
3. Hakim mempunyai peranan yang sangat luas untuk menafsirkan hukum yang berlaku
dan menciptakan hukum baru yang akan menjadi pegangan hakim-hakim lain untuk
memutuskan perkara yang sejenis.
4. Menganut doktrin yang disebut “The doctrine of precedent atau stare defcisis ” yang
pada hakekatnya menyatakan bahwa dalam memutuskan perkara,seorang hakim
harus mendasarkan keputusannya kepada prinsip hukum yang sudah ada berdasarkan
putusan hakim lain dari perkara sejenis sebelumnya (prosedur).
Apabila putusan hakim yang terdahulu dianggap sudah ketinggalan dengan perkembangan
masyarakat,maka hakim dapat menetapkan putusan baru berdasarkan nilai
kebenaran,keadilan dan akal sehat (Common sense).dalam sistem hukum anglo saxon juga
mengenal pembagian hukum publik dan hukum privat.pengertian yang diberikan pada hukum
publik hampir sama dengan pengertian hukum publik di sintem hukum eropa kontinental.
Pengertian hukum privat lebih ditujukan pada kaidah-kaidah hukum tentang hak milik (law of
Propority), tentang orang (law of person),tentang perjanjian (law of Contrac) dan perbuatan
melawan hukum (Law of tarts).
21
Perbedaan sistem hukum Anglo saxon dengan Sistem hukum eropa kontinental terdapat pada:
1. Sistem hukum Anglo saxon tidak mengenal adanya kodifikasi seperti halnya dalam
sistem hukum eropa kontinental,tetapi tersebar dalam putusn hakim,kebiasaan dan
peraturan-peraturan administrasi negara.
2. Tugas hakim dalam sistem hukum Anglo saxon tidak hanya sebagai pihak yang
bertugas menetapkan dan menafsirkan hukum,melainkan juga membentuk seluruh
tata kehidupan yang mengikat umum.sedangkan dalam sistem hukum eropa
kontinental ,hakim tidak dapat secara leluasa untuk ,menciptakan hukum yang
mempunyai kekuatan mengikat umum,putusan hakim dalam suatu perkara hanya
mengikat para pihak yang berperkara saja (Doctrin Ras Ajudicata).
3. Dalam sistem hukum Anglo saxon,seorang hakim terikat dengan putusan hakim lain
dari perkara yang sejenis dalam memutuskan perkara (The doctrin of precedent)
,sedangkan dalam sistem hukum eropa kontinental hakim boleh tidak terikat dengan
putusan hakim lain yang memutuskan perkara sejenis,asalkan tidak bertentangan
dengan Undang-undang.
Sistem hukum adat berasal dari terjemahan bahasa Belanda yaitu Adat recht yang pertama
sekali diperkenalkan oleh Snonck Hugronye.
Kata hukum dalam sistem hukum adat lebih luar artinya dari istilah hukum dalam sistem
eropa kontinental,karena terdapat peraturan-peraturan yang selalu dipertahankan keutuhannya
oleh berbagai golongan tertentu dalam lingkungan kehidupan sosialnya seperti
pakaian,pangkat,pertunangan dan lain-lain.
Sistem hukum adat bersumber dari kaidah-kaidah hukum yang tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang serta dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakat.dari sumber hukum
yang tidak tertulis itu,maka hukum adat lebih mudah menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakat.
22
hal ini berbeda dengan sumber hukum tertulis yang sulit diubah secara cepat karena
perubahannya memerlukan syarat dan cara yang ditentukan oleh peraturan tertulis pula.
Dalam sistem hukum adat,kepala adat mempunyai peranan yang sangat besar dalam hal
untuk mengubah hukum adat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
dalam sistem hukum Islam terdapat ajaran tentang nilai baik dan buruk yang dinamakan Al
ahkam al kamsa yaitu :
1. Jais,Nilai buruk dan baik dalam kesusilaan perorangan bagi perbuatan yang semata-
mata terserah kepada pertimbangan sendiri.
2. Sunnah,perbuatan yang dianjurkan dalam hidup bermasyarakat.
3. Makruh,perbuatan yang tidak diinginkan ,dibenci,ditolak oleh masyarakat dan akan
mendapat celaan umum.
4. Wajib,perbuatan yang tidak boleh dibiarkan ,dan siapa yang meninggalkan akan
mendapat hukuman.
5. Haram,perbuatan yang dilarang.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan, namun
tidak tau dimana posisinya. Oleh sebab itu untuk menjadi wirausahawan yang sukses,
alangkah baiknya dipahami dan diaplikasikan etika dalam berwirausaha, agar mudah dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://karyailmiah1.mercubuana.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/buku-etika-bisnis.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/10665/5/BAB%20II.pdf
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-tujuan-contoh-dan-manfaat-etika-bisnis-dalam-
perusahaan/#Tujuan_Etika_dalam_Berbisnis
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/03.%20Aswand%20Hasoloan_1.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126015-RB06P31e-Etika%20bisnis-Literatur.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/digital_126015-RB06P31e-Etika%20bisnis-
Literatur.pdf
https://www.coursehero.com/file/20995945/ETIKA-BISNIS-DALAM-KONTEKS-
PANCASILA/
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/ETIKA%20BISNIS%20DI
%20INDONESIA-sdh_1.pdf
https://cohive.space/blogs/landasan-hukum-dalam-membangun-bisnis/
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/Slide-MAN107-MAN107-slide-01.pdf
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/10855/1/HUKUM%20PERDAGANGAN
%20INTERNASIONAL.pdf
iv