Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah : Etika Bisnis & Profesi

Dosen Pengampu : MUH. RIDWAN HASANUDDIN, SE., M.Si., AK., CA.,


CTA., ACPA.

ETIKA BISNIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK KEWAJIBAN
NAMA MAHASISWA

1. Mei Tince Lara 1910321034


2. Rexy Panaba 1910321039
3. Muhammad Fachrul 1910321040
4. Muhammad Harun Al Fiqih 1910321041
5. Wasti Sartika Hanaou 1910321056

FAKULTAS EKONOMI PRODI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS FAJAR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah puji dan


syukur kita panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, rezeki berupa
kesehatan jasmani dan rohani, materi dan akal pikiran sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ETIKA BISNIS” ini dengan tepat waktu.

Penyusunan makalah ini kami upayakan semaksimal mungkin meskipun ada


beberapa kendala yang sempat menghambat penyelesaiannya. Dengan selesainya
makalah ini tentunya tidak terlepas dari pihak-pihak yang memberikan dukungan,
maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih.

Terlepas dari semua itu, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun pembahasan di dalamnya
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Maka dari itu, kami sangat berharap dengan
adanya makalah ini dapat bermanfaat baik sebagai sumber informasi,
pengetahuan, referensi dan hal yang bermanfaat lainnya

Makassar, 24 Maret 2021

P
Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG....................................................................................2
B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH..................................................2
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS.....................................................................3


B. TUJUAN ETIKA BISNIS..............................................................................4
C. PRINSIP – PRINSIP ETIKA BISNIS............................................................5
D. SASARAN DAN RUANG LINGKUNG ETIKA BISNIS............................6
E. PELANGGARAN ETIKA BISMIS...............................................................7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah etika memiliki banyak makna berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa
etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil
penelaahan itu sendiri. Pendapat lain menyebutkan bahwa etika adalah kajian
moralitas. Sedangkan moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau
kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat suatu perbuatan.
Meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan
moralitas. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan utamanya adalah
menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan
dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar
dan salah, dan moral yang baik dan jahat
Etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika
mengatur semua aktifitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis aktivitas
manusia yang disengaja, etika juga hendaknya berperan dalam bisnis. Argument
lain berpandangan bahwa, aktivitas bisnis, seperti juga aktivitas manusia lainnya,
tidak dapat eksist kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas
sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Bisnis merupakan aktifitas
kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan prilaku eksis.
Dalam masyarakat tanpa etika, ketidakpercayaan dan kepentingan diri yang
tidak terbatas akan menciptakan “perang antar manusia terhadap manusia lain”,
dan dalam situasi seperti itu hidup akan menjadi “kotor, brutal, dan dangkal”.
Karenanya dalam masyarakat seperti itu, tidak mungkin dapat melakukan aktivitas
bisnis, dan bisnis akan hancur. Karena bisnis tidak dapat bertahan hidup tanpa
etika, maka kepentingan bisnis yang paling utama adalah mempromosikan prilaku
etika kepada anggotanya dan juga masyarakat luas. Etika hendaknya diterapkan
dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika konsisten dengan tujuan bisnis,
khususnya dalam mencari keuntungan. Contoh Perusahaan Merck dikenal karena
budaya etisnya yang sudah lama berlangsung, namun ia tetap merupakan

1
perusahaan yang secara spektakuler mendapatkan paling banyak keuntungan
sepanjang masa.
Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan menghukum siapa
saja yang mereka persepsi berprilaku tidak etis, dan menghargai siapa saja yang
mereka persepsi berprilaku etis. Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka
mempersepsi ketidakadilan yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan
mengurangi minat mereka untuk membeli produknya. Karyawan yang merasakan
ketidakadilan, akan menunjukkan absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih
rendah, dan tuntutan upah yang tinggi. Sebaliknya, ketika karyawan percaya
bahwa organisasi adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun yang
dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya, etika
merupakan komponen kunci manajemen yang efektif. Dengan demikian, ada
sejumlah argument yang kuat, yang mendukung pandangan bahwa etika
hendaknya diterapkan dalam bisnis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian etika bisnis?
2. Bagaimana tujuan etika bisnis?
3. Bagaimana prinsip – prinsip etika bisnis?
4. Apa sasaran dan ruang lingkup etika bisnis?
5. Apa pelanggaran etika bisnis?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian etika bisnis
2. Untuk mengetahui tujuan etika bisnis
3. Untuk mengetahui prinsip – prinsip etika bisnis
4. Untuk mengetahui sasaran dan ruang lingkup etika bisnis
5. Untuk mengetahui pelanggaran etika bisnis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Bisnis
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah berbagai cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini
mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan
studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan
organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Berikut ini beberapa pengertian etika
bisnis menurut para ahli :
1. Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
2. Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80), etika bisnis adalah istilah
yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang
manajer atau karyawan suatu organisasi.

3
B. Tujuan Etika Bisnis
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan
batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak
melakukan monkey business atau dirty business yang bisa merugikan banyak
pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan
manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua
orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini
sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik,
dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya
membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya
Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya
berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis
menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang
mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis
dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip
etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de
George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan
prinsi-prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai
apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia
bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian
etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna
mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.
2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip
etika pada dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini,
etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada
individu juga dapat berlaku pada organisais atau perusahaan bisnis.
Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai
tanggung jawab sosial atau tidak.

4
3. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan
mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas
sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada
khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan
persaingan.
4. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti
operasi perusahaan multinasional, jaringan konglomerat
internasional, dan lain- lain.

C. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis


1. Prinsip Otonomi
Saat seseorang ataupun perusahaan mampu memenuhi prinsip ini,
maka kehidupan bisnisnya menjadi lebih hidup. Prinsip ini dapat
menentukkan dan mengetahui sikap dan kemampuan manusia dalam
mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan kesadarannya
sendiri.
2. Prinsip Kejujuran
Sejatinya kejujuran amat sangat dijunjung tinggi dalam setiap aspek
kehidupan. Kejujuran dalam berbisnis dapat dikategorikan sebagai
syarat-syarat dalam pemenuhan perjanjian antar sesama pengelola
bisnis maupun semua yang terlibat didalamnya.
3. Prinsip Keadilan
Dari prinsip ini semua pelaku usaha diwajibkan untuk berlaku adil
terhadap hak-hak pribadi yang dimiliki oleh setiap orang. Prinsip
keadilan ini tidak hanya berlaku dalam ruang eksternal saja, namun
juga harus berlaku dan wajib dipenuhi bagi setiap anggota tubuh
internal perusahaan. Keadilan dalam berbisnis dapat dicapai bila
negara memperlakukan semua pelaku bisnis secara setara tanpa adanya
asas perbedaan kasta maupun jenis dari bisnis yang dilakoni. Selain
itu, ada juga keadilan yang berlaku di perusahaan. Pemilik perusahaan

5
dituntut untuk berlaku adil terhadap semua karyawan tanpa
membedakan status atau tingkatan pekerjaan yang dilakukan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Pada dasarnya, seseorang melakukan kegiatan bisnis untuk mencari
keuntungan semaksimal mungkin, disamping kita pun harus memenuhi
dan menyediakan barang dan jasa bagi para konsumen. Namun di era
ini, banyak sekali generasi muda yang sukses di bidang ini. Kemudian
setelah itu, bisnis merupakan usaha yang dapat dikatakan sangat
menguntungkan bagi para pelaku bisnis. Dari capaian yang luar biasa
ini, generasi muda kini berbondong-bondong melakukan inovasi serta
kreasi dalam meramaikan dunia perbisnisan Indonesia.
5. Prinsip Integritas Moral
Dalam tahap ini para pelaku bisnis, haruslah memiliki kesadaran yang
telah menjadi tuntutan dalam diri pelaku bisnis. Hal ini dikatakan
sebagai tahapan mendasar dan wajib dimiliki oleh setiap orang yang
berkecimpung di dunia ini. Kesadaran untuk berbuat adil dan
memenuhi setiap prinsip dalam bisnis, merupakan dasar dari etika
dalam berbisnis.

D. Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis


Setelah melihat penting dan sangat diperlukanya etika bisnis, ada baiknya
jika kita tinjau lebih lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Sampai
saat ini ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok yang harus diperhatikan supaya
tujuan dari etika bisnis bisa tercapai, yaitu:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan
masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan
kata lain, etika bisnis pertama-tama bertujuan untuk menghimbau para
pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara baik dan etis.
2. Menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan
dan masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan
hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek

6
bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini, etika bisnis berfungsi untuk
menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk
berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat
tersebut. Etik bisnis mengajak masyarakat luas, entah sebagai kartawan,
konsumen, atau pemakai aset umum lainnya yan gberkaitan dengan
kegiatan bisnis, untuk sadar dan berjuang menuntut haknya atau paling
kurang agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan oleh kegiatan bisnis
pihak mana pun.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat
menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis
lebih bersifat makro, yang karena itu barang kali lebih tepat disebut etika
ekonomi. Dalam lingkup makro semacam ini, etika bisnis berbicara
mengenai monopoli, oligopoli, kolusi, dan praktek-praktek semacamnya
yang akan sangatmempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi
melainkan juga baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara.

4. Pelanggaran Etika Bisnis


Akibat dari tidak tercapainya tujuan etika bisnis atau tidak bisa
dijalankannya aturan-aturan yang merupakan prinsip-prinsip dalam etika bisnis
oleh sebuah perusahaan adalah terjadinya pelanggaran etika.
Pelanggaran etika perusahaan terhadap pelanggannya di Indonesia
merupakan fenomena yang sudah sering terjadi. Contoh yang terjadi pada produk
minuman berenergi Kratingdeng yang sebagian produknya diduga mengandung
nikotin lebih dari batas yang diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Minuman.
”Oleh karena itu perilaku etis perlu dibudayakan melalui proses internalisasi
budaya secara top down agar perusahaan tetap survive dan dapat meningkatkan
kinerja keuangannya,”.
Pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika terhadap orientasi strategik
secara simultan sebesar 65%. Secara parsial pengaruh budaya organisasi dan
orientasi etika terhadap orientasi strategik masing-masing sebesar 26,01% dan
32,49%. Hal ini mengindikasikan bahwa komninasi penerapan etika dan budaya

7
dapat meningkatkan pengaruh terhadap orientasi strategik. ”Hendaknya
perusahaan membudayakan etika bisnis agar orientasi strategik yang dipilih
semakin baik. Salah satu persyaratan bagi penerapan orientasi strategik yang
inovatif, proaktif, dan berani dalam mengambil risiko adalah budaya perusahaan
yang mendukung,”.Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi.
Kalau semua tingkah laku salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi
kebiasaan. Repotnya, norma yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu
bila ada yang melanggar aturan diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada
yang bersangkutan.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menegakkan budaya
transparansi antara lain:
1. Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya.
Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi.
Untuk menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi
sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan pendapat.
2. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan
berdasarkan kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
3. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
4. Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku
organisasi.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis
merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman
keterbukaan dan luasnya informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha
dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen,
pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-
satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya
persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan
etika dalam bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-
masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan
konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen
tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja
dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga
kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi
perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini
tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi
jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika
dalam berbisnis sangatlah penting.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badroen, Faishal dkk, 2007. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta : Kencana

Raharjo, M. Dawam, 1995. Etika Bisnis Menghadapi Globalisasi. Jakarta :


LP3ES

Suseno, Franz Magnis, 1994. Etika Bisnis : dasar Dan Aplikasinya. Jakarta :
Gramedia
https://www.stiepasim.ac.id/prinsip-prinsip-etika-dalam-berbisnis/
https://bellalaydrus361.wordpress.com/2016/11/16/makalah-etika-bisnis-2/

10

Anda mungkin juga menyukai