Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BISNIS MEMERLUKAN ETIKA

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis
Dosen Pengampu : Dexi Triadinda, S.E.,M.M.

Disusun
Kelompok 3

1. Bagas Saputra ( 20416261201281 )


2. Bagja Gumelar ( 20416261201387 )
3. Carma ( 20416261201076 )
4. Krisna Agung ( 20416261201413 )
5. Ragha Dzaky Syafiqri ( 20416261201286 )
6. Ishaq Pasha Padilla Kusdiansyah ( 20416261201312 )

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji meskipun syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Pengembangan bisnis ini dengan baik banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterima kasih Ibu Dexi Triadinda, S.E.,M.M. selaku Dosen Mata Kuliah Etika Bisnis.yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap Laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai mendirikan suatu perusahaan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan laporan ini di waktu yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................3
2.1 Etika Bisnis........................................................................................................................3
2.2 Peran Etika Bisnis Dalam Suatu Perusahaan.................................................................4
2.3 Tujuan Etika Bisnis Dalam Perusahaan..........................................................................5
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................7
3.1 Bisnis Tidak Bebas Dari Nilai Sosial, Nilai Moral dan Nilai Etika............................7
3.2 Penerapan Etika Bisnis Identik Dalam Pengelolaan Suatu Bisnis...............................7
3.3 Etika Bisnis Sebagian dari Sistem Sosial.......................................................................8
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................9
4.1 Kesimpulan................................................................................................................9
4.2 Saran....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat bisnis telah memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan, ekonomi, sosial
dan budaya, namun juga menimbulkan konsekuensi yang disebabkan oleh kegiatan
perusahaan tersebut. Dalam berbagai kegiatan perusahaan dimungkinkan munculnya perilaku
pelanggaran etika karena ada kecenderungan orang yang merasa dirinya paling benar dalam
berbagai macam situasi. Oleh sebab itu dalam situasi apapun perlu suatu kesadaran moral,
agar keputusan yang dibuat walau dalam kondisi apapun tetap bernilai etika. Dunia bisnis
yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar
dapat memenangakan persaingan dan mem-pertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Perusahaan yang ingin berkembang dan ingin mendapatkan keunggulan bersaing harus dapat
menyediakan produk atau jasa yang berkualitas, harga yang murah dibandingkan pesaing,
waktu penyerahan lebih cepat, dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan pesaingnya
(Margaretha, 2004).
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta ethos) berarti
“adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaaan
hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok
masyarakat. Etika berbeda dengan hukum, aturan, maupun regulasi dimana hukum dan
regulasi jelas aturan main dan sanksinya atau dengan kata lain hukum atau regulasi adalah
etika yang sudah diformalkan seperti Undang-undang, dan lain lain. Jika melanggar hukum,
sanksinya jelas berupa pidana atau perdata sedangkan melanggar etika sanksinya tidak jelas
atau hanya sanksi moral semata. Sehingga pada kenyataannya sering etika tidak begitu
diperhatikan.
Pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan, wajar pada saat ini, secara tidak
sadar kita telah menyaksikan banyaknya pelanggaran dalam etika bisnis dalam kegiatan
berbisnis khususnya kegiatan bisnis di Indonesia. Banyak pelanggaran bisnis yang dilakukan
oleh pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya
proses persaingan diantara para pebisnis, dan ini adalah sebuah persaingan yang tidak sehat
dan mempunyai ambisi untuk menguasai sebuah pasar, selain untuk menguasai pasar ada
faktor lain yang mempengaruhi pebisnis melakukan sebuah pelanggaran etika bisnis antara
lain untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. Keterangan

1
sebelumnya jelas alasan umum para pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis dengan
berbagai cara.
Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan menghukum siapa saja yang
mereka persepsi berperilaku tidak etis, dan menghargai siapa saja yang mereka persepsi
berprilaku etis. Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi ketidakadilan
yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi minat mereka untuk
membeli produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan, akan menunjukkan
absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan tuntutan upah yang tinggi.
Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa organisasi adil, akan senang mengikuti manajer.
Melakukan apapun yang dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah.
Ringkasnya, etika merupakan komponen kunci manajemen yang efektif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan keterangan yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pentingnya batasan nilai-nilai dalam etika bisnis ?
2. Bagaimana penerapan pengelolaan etika bisnis secara professional ?
3. Bagaimana etika bisnis dalam sistem sosial ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui mengenai pentingnya batasan nilai-nilai dalam etika bisnis.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pengelolaan etika bisnis secara professional.
3. Untuk mengetahui penerapan etika bisnis dalam sistem sosial.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etika Bisnis


Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") menurut (Wahyu dan
Ostaria 2006) etika bisnis adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.Etika adalah ilmu yang berkenaan tentang yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral. Menurut (Bekum Rafik Issa, 2004) etika dapat didefinisikan sebagai
seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang
ilmu yang bersifat normative karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau
tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.
Dari hasil analisis (Bertens, 2004) disimpulkan bahwa etika memiliki tiga posisi, yaitu
sebagai beriikut :
1. Sistem nilai, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya,
2. Kode etik, yakni kumpulan asas atau nilai moral.
3. Filsafat moral, yakni ilmu tentang yang baik atau buruk
Dalam poin ini, akan ditemukan keterkaitan antara etika sebagai sistem filsafat sekaligus
artikulasi kebudayaan. Bisnis dengan segala macam bentuknya terjadi dalam kehidupan kita
setiap hari.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2009), bisnis diartikan sebagai
usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha
Adapun dalam pandangan Atraub dan Attner (1994), bisnis adalah suatu organisasi yang
menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan
oleh konsumen untuk memperoleh profit. Barang yang dimaksud adalah suatu produk yang
secara fisik memiliki wujud (dapat dilihat dengan indra), sedangkan jasa adalah aktivitas-
aktivitas yang memberi manfaat kepada konsumen atau pelaku bisnis (Yusanto dan
Widjayakusuma, 2002). Bisnis adalah suatu aktivitas yang mengarahkan pada peningk
Bisnis adalah suatu aktivitas yang mengarahkan pada peningkatan nilai tambah melalui
proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi). Dalam terminologi
bahasan ini, pembiayaan merupakan pendanaan, baik aktif maupun pasif, yang dilakukan
oleh lembaga pembiayaan kepada nasabah.Sedangkan bisnis merupakan aktivitas berupa jasa,
perdagangan den industri guna memaksimalkan nilai keuntungan.

3
2.2 Peran Etika Bisnis Dalam Suatu Perusahaan
Etika bisnis adalah segmen etika terapan yang mencoba untuk mengontrol dan
memeriksa pengaturan moral dan etika perusahaan. Ia juga mendalami seberapa baik atau
buruk badan usaha membahas masalah-masalah moral dan etika dan menunjukkan apa yang
salah dalam proses alami mereka. Ini mencakup semua aspek bisnis dari produksi untuk
administrasi, keuangan dan pemasaran. Hal ini juga berlaku untuk berbagai industri dan dapat
deskriptif atau normatif dalam disiplin.
Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan
suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari
perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten
dan konsekuen.
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal
pokok yaitu :
1. Memiliki produk yang baik.
2. Memiliki managemen yang baik.
3. Memiliki Etika.
Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara
produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan
produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk
mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam
bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai
pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja
menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
2. Sudut Pandang Etika
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan
keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa
kita lakukan boleh1 dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang
lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena
4
menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan
bisnis kita sendiri.
3. Sudut Pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau
Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam
praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional
maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif,
karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi
norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan
hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.

2.3 Tujuan Etika Bisnis Dalam Perusahaan


Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan
batasanbatasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan
monkey business atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam
bisnis tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis
yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya
dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai
kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan
oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya.
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk
mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. Sebagai cabang filsafat
terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan
yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen.
Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan
menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara
terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan
sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-prinsip etika
bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang
diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian
etik bisnis membantu para pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan
yang dinilai tidak etis.

5
2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia bisnis,
tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang
dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisasi atau perusahaan bisnis.
Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab
sosial atau tidak.
3. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis. Dalam
hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem
ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan
persaingan.
4. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan
multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bisnis Tidak Bebas Dari Nilai Sosial, Nilai Moral dan Nilai Etika
Etika bisnis mengetahui bahwa membutuhkan masyarakat dan masyarakat
membutuhkan bisnis. Atas dasar itulah kebutuhan bisnis dalam aspek kehidupannya tidak
terlepas dengan eksistensi masyarakat dengan segala atribut dan simbul yang melekat pada
masyarakat. Tetapi jika kita lihat lebih jauh, terutama jika kita tinjau dari teori dan
perkembangan ilmu bisnis, ternyata bisnis tidak bebas dari nilai moral maupun nilai etika.
Tujuan bisnis secara umum adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
stakeholders. Jika pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan bisnisnya senantiasa berorientasi
pada kemakmuran dan kesejahteraan stakeholders, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan
akan hidup atau eksis dalam jangka panjang.
Dalam menjalankan kegiatan bisnis tidak dapat lepas sama sekali dari nilai sosial
(memberikan bantuan tanpa pamrih), nilai moral dan nilai etika yang dibutuhkan untuk
mengatur kegiatan operasional perusahaan supaya tercipta hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan lingkungan. Ditinjau dari sistim masyarakat, di mana bisnis merupakan
sub sistem atau substansi, mekanisme interaksi antara bisnis dan lingkungan bisnis ada
hubungan timbal balik yang mengharuskan penertiban dan pengaturan yang didukung dengan
etika atau norma kehidupan untuk mendukung terciptanya hubungan harmonis antara sub
sistem dan sistem sosialnya.
3.2 Penerapan Etika Bisnis Identik Dalam Pengelolaan Suatu Bisnis
Ruang lingkup etika bisnis meliputi keterkaitan yang harmonis, saling menguntungkan
antar pihak stakeholders dan pihak eksternal lainnya. Hal ini merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi bilamana perusahaan mau tumbuh dan berkembang dan maju secara kontinyu dalam
jangka panjang. Adapun prinsip dalam pengelolaan bisnis secara profesional dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Merasa ikut memiliki.
b. Tekun, tabah dan ulet.
c. Memegang teguh komitmen moral khususnya faktor kejujuran, dalam pengertian tidak
ada unsur manipulasi.
d. Efektif dalam memanfaatkan sumberdaya secara optimal.
e. Didukung oleh tenaga ahli dan teknologi canggih.

7
f. Efisien dalam pengelolaan biaya.
g. Adanya transparansi dalam setiap penentuan kebijakan perusahaan. Misal: kebijakan
dalam hal pemberian apresiasi terhadap hak dan kewajiban karyawan yang berprestasi.
3.3 Etika Bisnis Sebagian dari Sistem Sosial
Dalam kenyataan memang tidak dapat disangkal bahwa sebuah lembaga bisnis
membutuhkan masyarakat dan dibutuhkan masyarakat. Kegiatan bisnis pertama-tama harus
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari masyarakat, kalau masyarakat dijadikan sebagai
sumber dan sasaran yang ingin dituju oleh bisnis. Sehingga dapatlah terjalin keharmonisan
hubungan dengan pihak-pihak terkait di dalam masyarakat.
Perusahaan melihat masyarakat sebagai sumber potensi yang dapat menghidupi
perusahaan. Sebaliknya perusahaan harus juga menempatkan diri sebagai lembaga yang
eksistensinya memang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu pelaku bisnis harus
menyadari bahwa keberadaannya di masyarakat merupakan bagian dari masyarakat. Pelaku
bisnis yang baik harus dan tetap berusaha terus dalam membangkitkan sense of belonging
(rasa ikut memiliki) dari masyarakat terhadap perusahaan yang di bawah kewenangan.
Adapun cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain:
1. Memberikan hak atas kesempatan untuk berkarya kepada masyarakat.
2. Memberikan hak atas pengembangan kegiatan sosial, budaya dan religius.
3. Memberikan hak atas pelestarian alam dan lingkungan hidup kepada masyarakat tidak
mencemari lingkungan.
Ternyata bisnis dan sosial saling terikat, hidup berdampingan saling tergantung dan saling
menentukan eksistensi masing-masing

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah
harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi
saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas.
Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis
dan jujur adalah satusatunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini.
Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan
etika dalam bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masingmasing elemen
dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang
saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga
kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan
dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam
lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera,
namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis.
Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.

4.2 Saran
Perlu adanya perbaikan etika bisnis didalam hpara karyawan perusahaan yang ingin
menerapkan etika di dalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi
pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat
apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat
berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2004. Etika Bisnis Perusahaan. Gramedia. Jakarta


Bekum Rafik Issa, 2004. Etika Bisnis Islami (Terjemahan Muhammad). Pustaka Belajar,
Yokyakarta.
Wahyu, Y. Istiyono dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Kharisma
Publishing Group. Batam.
Yusanto M.I dan M.K. Widjajakusuma. 2002. Menggagas Bisnis Islami Gema Insani, Jakarta
.

10

Anda mungkin juga menyukai