Anda di halaman 1dari 7

BISNIS MEMERLUKAN ETIKA

Dosen pengampu: Dexi Triadinda, S.E., M.M.1


Disusun oleh: Bagas Saputra2, Bagja Gumelar3, Carma4, Ishaq Pasha Padilla Kusdiansyah5,
Krisna Agung6, Ragha Dzaky Syafiqri7.

Mata Kuliah Etika Bisnis


Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Buana Perjuangan Karawang
Jl. Ronggo Waluyo Sirnabaya, Puseurjaya, TelukJambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361
E-mail: dexitriadinda@ubpkarawang.ac.id 1, mn20.bagassaputra@mhs.ubpkarawang.ac.id 2,
mn20.bagajagumelar@mhs.ubpkarawang.ac.id 3, mn20.carma@mhs.ubpkarawang.ac.id 4,
mn20.ishaqkusdiansyah@mhs.ubpkarawang.ac.id 5, mn20.krisnaagung@mhs.ubpkarawang.ac.id 6,
mn20.raghasyafiqri@mhs.ubpkarawang.ac.id 7

Abstrak

Saat bisnis telah memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan, ekonomi, sosial dan budaya.
Namun juga menimbulkan konsekuensi yang disebabkan oleh kegiatan perusahaan tersebut. Dalam berbagai
kegiatan perusahaan dimungkinkan munculnya perilaku pelanggaran etika karena ada kecenderungan orang
yang merasa dirinya paling benar dalam berbagai macam situasi dan dalam hal ini dapat melihat pentingnya
batasan nilai-nilai dalam etika bisnis dalam setiap kegiatan perusahaan . Etika bisnis adalah segmen etika
terapan yang mencoba untuk mengontrol dan memeriksa pengaturan moral dan etika perusahaan. Adapun etika
bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh
dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang
tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua.

Kata kunci : batasan nilai-nilai, segmen etika terapan, menciptakan nilai.

Abstract

Currently business has made a great contribution in progress, economic, social and cultural. Namun also
causes consequences caused by the activities of such enterprises. In the different activities of the company it is
possible the appearance of ethics violation behavior because there is a tendency for the person who feels himself
most correct in a wide variety of situations and in this case can see the importance of limiting values in business
ethics in each of the company's activities. Business ethics is a segment of applied ethics that tries to control and
examine the moral and ethical arrangements of a company. The company's business ethics has a very important
role, namely to form a company that is strong and has high competitiveness and has the ability to create high
value (value-creation), where a solid foundation is needed to achieve it all.

Keywords : boundaries of values, segments of applied ethics, creating value.


PENDAHULUAN

Saat bisnis telah memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan, ekonomi, sosial
dan budaya. Namun juga menimbulkan konsekuensi yang disebabkan oleh kegiatan
perusahaan tersebut. Dalam berbagai kegiatan perusahaan dimungkinkan munculnya perilaku
pelanggaran etika karena ada kecenderungan orang yang merasa dirinya paling benar dalam
berbagai macam situasi. Oleh sebab itu dalam situasi apapun perlu suatu kesadaran moral,
agar keputusan yang dibuat walau dalam kondisi apapun tetap bernilai etika. Dunia bisnis
yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar
dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Perusahaan yang ingin berkembang dan ingin mendapatkan keunggulan bersaing harus dapat
menyediakan produk atau jasa yang berkualitas, harga yang murah dibandingkan pesaing,
waktu penyerahan lebih cepat, dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan pesaingnya
(Margaretha, 2004).
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta ethos) berarti
“adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaaan
hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok
masyarakat. Etika berbeda dengan hukum, aturan, maupun regulasi dimana hukum dan
regulasi jelas aturan main dan sanksinya atau dengan kata lain hukum atau regulasi adalah
etika yang sudah diformalkan seperti Undang-undang, dan lain lain. Jika melanggar hukum,
sanksinya jelas berupa pidana atau perdata sedangkan melanggar etika sanksinya tidak jelas
atau hanya sanksi moral semata. Sehingga pada kenyataannya sering etika tidak begitu
diperhatikan.
Pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan, wajar pada saat ini, secara
tidak sadar kita telah menyaksikan banyaknya pelanggaran dalam etika bisnis dalam kegiatan
berbisnis khususnya kegiatan bisnis di Indonesia. Banyak pelanggaran bisnis yang dilakukan
oleh pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya
proses persaingan diantara para pebisnis, dan ini adalah sebuah persaingan yang tidak sehat
dan mempunyai ambisi untuk menguasai sebuah pasar, selain untuk menguasai pasar ada
faktor lain yang mempengaruhi pebisnis melakukan sebuah pelanggaran etika bisnis antara
lain untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. Keterangan
sebelumnya jelas alasan umum para pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis dengan
berbagai cara.
Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan menghukum siapa saja yang
mereka persepsi berperilaku tidak etis, dan menghargai siapa saja yang mereka persepsi
berprilaku etis. Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi ketidakadilan
yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi minat mereka untuk
membeli produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan, akan menunjukkan
absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan tuntutan upah yang tinggi.
Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa organisasi adil, akan senang mengikuti manajer.
Melakukan apapun yang dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah.
Ringkasnya, etika merupakan komponen kunci manajemen yang efektif.

KAJIAN PUSTAKA

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") menurut Wahyu dan
Ostaria (2006) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab.Etika adalah ilmu yang berkenaan tentang yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral. Menurut Bekum (2004) etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral
yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat
normative karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan oleh seorang individu.
Dari hasil analisis Bertens (2004: 6) disimpulkan bahwa etika memiliki tiga posisi,
yaitu sebagai beriikut :
a) Sistem nilai, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya,
b) Kode etik, yakni kumpulan asas atau nilai moral.
c) Filsafat moral, yakni ilmu tentang yang baik atau buruk
Dalam poin ini, akan ditemukan keterkaitan antara etika sebagai sistem filsafat
sekaligus artikulasi kebudayaan. Bisnis dengan segala macam bentuknya terjadi dalam
kehidupan kita setiap hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2009), bisnis
diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha
Adapun dalam pandangan Atraub dan Attner (1994), bisnis adalah suatu organisasi
yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang
diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit. Barang yang dimaksud adalah suatu
produk yang secara fisik memiliki wujud (dapat dilihat dengan indra), sedangkan jasa adalah
aktivitas-aktivitas yang memberi manfaat kepada konsumen atau pelaku bisnis.
Bisnis adalah suatu aktivitas yang mengarahkan pada peningkatan nilai tambah melalui
proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi). Dalam terminologi
bahasan ini, pembiayaan merupakan pendanaan, baik aktif maupun pasif, yang dilakukan
oleh lembaga pembiayaan kepada nasabah. Sedangkan bisnis merupakan aktivitas berupa
jasa, perdagangan dan industri guna memaksimalkan nilai keuntungan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan (Sugiono, 2011). Pada
artikel ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yang menggunakan masalah-
masalah aktual secara apa adanya. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan
manifulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel, tetapi semua
kegiatan, keadaan, kejadian, aspek komponen, dan variabel berjalan apa adanya.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala yang ada pada saat penelitian
dilakukan. Penelitian deskriptif tidak bertujuan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya
menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan. (Cut Medika
Zellatifanny & Bambang Mudjiyanto, 2018).
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk memperoleh gambaran secara aktual
mengenai permasalahan bisnis yang memerlukan etika dalam keberlangsungan perusahaan
dengan variabel bebas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Bisnis tidak bebas dari nilai sosial, nilai moral, dan nilai etika
Etika bisnis mengetahui bahwa membutuhkan masyarakat dan masyarakat membutuhkan
bisnis. Atas dasar itulah kebutuhan bisnis dalam aspek kehidupannya tidak terlepas dengan
eksistensi masyarakat dengan segala atribut dan simbul yang melekat pada masyarakat.
Tetapi jika kita lihat lebih jauh, terutama jika kita tinjau dari teori dan perkembangan ilmu
bisnis, ternyata bisnis tidak bebas dari nilai moral maupun nilai etika.
Tujuan bisnis secara umum adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
stakeholders. Jika pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan bisnisnya senantiasa berorientasi
pada kemakmuran dan kesejahteraan stakeholders, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan
akan hidup atau eksis dalam jangka panjang.
Dalam menjalankan kegiatan bisnis tidak dapat lepas sama sekali dari nilai sosial
(memberikan bantuan tanpa pamrih), nilai moral dan nilai etika yang dibutuhkan untuk
mengatur kegiatan operasional perusahaan supaya tercipta hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan lingkungan. Ditinjau dari sistim masyarakat, di mana bisnis merupakan
sub sistem atau substansi, mekanisme interaksi antara bisnis dan lingkungan bisnis ada
hubungan timbal balik yang mengharuskan penertiban dan pengaturan yang didukung dengan
etika atau norma kehidupan untuk mendukung terciptanya hubungan harmonis antara sub
sistem dan sistem sosialnya.

B. Penerapan etika bisnis identik dalam pengelolaan suatu bisnis


Ruang lingkup etika bisnis meliputi keterkaitan yang harmonis, saling menguntungkan
antar pihak stakeholders dan pihak eksternal lainnya. Hal ini merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi bilamana perusahaan mau tumbuh dan berkembang dan maju secara kontinyu dalam
jangka panjang. Adapun prinsip dalam pengelolaan bisnis secara profesional dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a) Merasa ikut memiliki.
b) Tekun, tabah dan ulet.
c) Memegang teguh komitmen moral khususnya faktor kejujuran, dalam pengertian tidak
ada unsur manipulasi.
d) Efektif dalam memanfaatkan sumberdaya secara optimal.
e) Didukung oleh tenaga ahli dan teknologi canggih.
f) Efisien dalam pengelolaan biaya.
g) Adanya transparansi dalam setiap penentuan kebijakan perusahaan. Misal: kebijakan
dalam hal pemberian apresiasi terhadap hak dan kewajiban karyawan yang berprestasi.

C. Etika bisnis sebagai dari sistem soasial


Dalam kenyataan memang tidak dapat disangkal bahwa sebuah lembaga bisnis
membutuhkan masyarakat dan dibutuhkan masyarakat. Kegiatan bisnis pertama-tama harus
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari masyarakat, kalau masyarakat dijadikan sebagai
sumber dan sasaran yang ingin dituju oleh bisnis. Sehingga dapatlah terjalin keharmonisan
hubungan dengan pihak-pihak terkait di dalam masyarakat.
Perusahaan melihat masyarakat sebagai sumber potensi yang dapat menghidupi
perusahaan. Sebaliknya perusahaan harus juga menempatkan diri sebagai lembaga yang
eksistensinya memang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu pelaku bisnis harus
menyadari bahwa keberadaannya di masyarakat merupakan bagian dari masyarakat. Pelaku
bisnis yang baik harus dan tetap berusaha terus dalam membangkitkan sense of belonging
(rasa ikut memiliki) dari masyarakat terhadap perusahaan yang di bawah kewenangan.

Adapun cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain:
a) Memberikan hak atas kesempatan untuk berkarya kepada masyarakat.
b) Memberikan hak atas pengembangan kegiatan sosial, budaya dan religius.
c) Memberikan hak atas pelestarian alam dan lingkungan hidup kepada masyarakat tidak
mencemari lingkungan.
Ternyata bisnis dan sosial saling terikat, hidup berdampingan saling tergantung dan
saling menentukan eksistensi masing-masing.

KESIMPULAN
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah
harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi
saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas.
Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis
dan jujur adalah satusatunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini.
Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan
etika dalam bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masingmasing elemen
dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang
saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga
kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan
dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam
lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera,
namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis.
Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.

SARAN
Perlu adanya perbaikan etika bisnis didalam hpara karyawan perusahaan yang ingin
menerapkan etika di dalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi
pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat
apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat
berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2004. Etika Bisnis Perusahaan. Gramedia. Jakarta


Bekum Rafik Issa, 2004. Etika Bisnis Islami (Terjemahan Muhammad). Pustaka Belajar,
Yokyakarta.
Cut Medika Zellatifanny, & Bambang Mudjiyanto. (2018). Tipe Penelitian Deskripsi Dalam
Ilmu Komunikasi. Diakom, 1(2), 84.
Margaretha, 2004, Studi Mengenai Loyalitas Pelanggan pada Divisi Asuransi Kumpulan AJB
Bumiputera 1912 (Studi Kasus di Jawa Tengah), Jurnal Sains Pemasaran Indonesia,
Vol. III, no. 3, Hal. 289 – 308.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method). Alfabeta.

Wahyu, Y. Istiyono dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Kharisma
Publishing Group. Batam.

Anda mungkin juga menyukai