Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang membahas tentang “Etika
Dalam Bisnis Internasional”. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan memberikan pemahaman yang baik bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki masih kurang. Oleh kerena
itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................1
1.3 TUJUAN...................................................................................................1
1.4 MANFAAT...............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Etika Dalam Berbisnis.................................................................................................4
2.2 Etika Dalam Dunia Bisnis Internasional…………………………………8
2.3 Norma-norma moral yang umum pada taraf imternasional ……………10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
3.1.Kesimpulan.................................................................................................12
3.2.Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun di luar negeri,
telah menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktek bisnis yang
baik, yang etis, yang juga menjadi tuntutan kehidupan bisnis di banyak negara di
dunia. Transparansi yang dituntut oleh ekonomi global menuntut pula praktik
bisnis yang etis.
Dalam ekonomi pasar global, kita hanya bisa survive kalau mampu
bersaing. Untuk bersaing harus ada daya saing, yang dihasilkan oleh produktivitas
dan efisiensi. Untuk itu pula, diperlukan etika dalam berusaha, karena praktik
berusaha yang tidak etis, dapat mengakibatkan rente ekonomi, mengurangi
produktivitas dan mengekang efisiensi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang cepat, juga berpengaruh pada masalah etika bisnis. Benteng moral
dan etika harus ditegakkan guna mengendalikan kemajuan dan penerapan
teknologi bagi kemanusiaan. Kemajuan teknologi informasi misalnya, akan
memudahkan seseorang mengakses privacy orang lain.
1
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main
yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek
bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang
dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari
elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan
dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur,
pemakai dan lain-lain.
Banyak masalah etika yang berkembang karena perbedaan perkembangan
di bidang kemajuan ekonomi, politik, sistem hukum dan kebudayaan. Kata etika
disini mengacu pada asas yang diterima baik benar atau salah yang menguasai
tingkah laku seseorang, anggota dari pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
organisasi.
Etika bisnis adalah asas yang diterima baik benar atau salah yang
menguasai tingkah laku seorang pengusaha, dan etika strategi adalah strategi atau
jalan dari suatu kegiatan yang tidak melaggar asas – asas yang berlaku. Dalam
sejarah ilmu pengetahuan, penuh dengan contoh dari para peneliti bahwa ide
mereka telah dicuri oleh teman yang tidak teliti untuk keuntungan sendiri sebelum
penemu ide mempunyai peluang untuk mematenkan dan menerbitkan ide mereka
sendiri. Meskipun kelakuan ini tidak melanggar hukum tapi jelas sangat tidak etis.
1.3 TUJUAN
2
1.4 MANFAAT
Etika sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia, tentunya memiliki
beberapa manfaat didalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Etika bisa
dikatakan sebagai jembatan antar nilai satu dengan nilai yang lainnya. Sebagai
contoh, arti budaya dan nilai agama, dengan adanya etika maka dua hl ini akan
bisa jadi suatu kesatuan kebiasaan yang melekat di dalam Masyarakat, tanpa
ada pihak yang merasa dirugikan sekalipun.
Etika yang telah melekat pada diri individu lambat laun akan membuat
individu tersebut mengetahui dan memahami secara penuh terhadap hal atau
sesuatu yang ada disekitarnya. Pemahaman yang di maksud di atas adalah
sesuatu yang dianggap baik dan buruk.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Etika memiliki akar kata dari bahasa Yunani Kuno yang berarti "lahir dari
kebiasaan". Dalam pandangan Wahyu dan Ostaria (2006), etika adalah salah satu
cabang utama dalam bidang filsafat yang memfokuskan pada penelitian tentang
nilai-nilai serta sifat-sifat tertentu. Ruang lingkup etika mencakup analisis dan
implementasi konsep-konsep seperti hukum, kejahatan, kebaikan, kejahatan, dan
tanggung jawab. Hal ini juga merupakan ilmu yang terkait dengan pemahaman
tentang kejahatan, hak, serta kewajiban moral. Sesuai dengan pandangan Bekum
(2004), etika dapat dijelaskan sebagai kumpulan prinsip moral yang
membedakannya dari hal lainnya. Sebagai bagian dari ilmu alam normatif, etika
memainkan peran penting dalam menetapkan batasan antara apa yang dianggap
dapat atau tidak dapat dilakukan oleh individu.
Menurut Anoraga dan Soegiastuti (1996), esensi mendasar dari bisnis adalah
"transaksi jual beli barang dan jasa." Perspektif dari Atraub dan Attner (1994)
menggambarkan bisnis sebagai suatu entitas yang terlibat dalam produksi dan
penjualan barang serta jasa yang diinginkan oleh konsumen dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Barang yang dimaksud mencakup produk yang
memiliki bentuk fisik yang dapat dipersepsi oleh indera, sementara jasa merujuk
pada kegiatan yang memberikan manfaat kepada konsumen atau pihak yang
terlibat dalam aktivitas bisnis, seperti yang dijelaskan oleh Yusanto dan
Widjayakusuma (2002).
Bisnis merujuk pada tindakan yang bertujuan meningkatkan nilai tambah melalui
penyediaan layanan, perdagangan, atau proses pengolahan barang (produksi).
Dalam konteks pembahasan ini, pembiayaan didefinisikan sebagai pendanaan
yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah, baik dalam bentuk aktif
maupun pasif. Sementara itu, usaha dapat dijelaskan sebagai suatu kegiatan yang
melibatkan penyediaan jasa, perdagangan, dan industri dengan fokus untuk
memaksimalkan nilai keuntungan. Menurut Anoraga dan Soegiastuti (1996),
bisnis diartikan sebagai aktivitas jual beli barang dan jasa. Pendapat lain dari
Straub dan Attner (1994) menggambarkan bisnis sebagai sebuah organisasi yang
terlibat dalam produksi dan penjualan barang serta jasa yang dibutuhkan
konsumen dengan tujuan meraih keuntungan (Muhammad, 2005).
4
Sejak diberlakukannya UUD 1945, terutama melalui pasal 33, etika bisnis di
Indonesia mulai diberikan perhatian secara normatif. Pesan moral dan tanggung
jawab etis yang terkandung dalam pasal tersebut menekankan bahwa
pembangunan ekonomi bertujuan semata-mata untuk kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia, tanpa memandang siapa subjek atau pemilik negara. Oleh karena itu,
pembangunan ekonomi di Indonesia tidak bertujuan untuk memperkaya segelintir
individu atau kelompok yang secara kebetulan menduduki posisi strategis,
melainkan untuk kepentingan keseluruhan masyarakat. Faktor-faktor utama yang
menghambat perkembangan etika bisnis di Indonesia adalah budaya masyarakat
setempat dan kondisi sosial politik di negara tersebut.
Tiga elemen utama dalam bisnis meliputi perspektif ekonomi, hukum, dan etika,
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Dalam dunia bisnis, memiliki fokus pada mencapai keuntungan adalah hal yang
umum, tetapi penting untuk menghindari situasi di mana keuntungan yang
diperoleh justru merugikan pihak lain. Tidak semua tindakan yang memungkinkan
untuk dilakukan seharusnya dilakukan. Menghormati kepentingan dan hak orang
lain adalah suatu keharusan. Penting untuk diingat bahwa dengan menghormati
kepentingan dan hak orang lain, kita tidak hanya menghindari kerugian bagi
mereka, tetapi juga menjaga kepentingan diri sendiri.
5
C. Sudut Pandang Hukum
Kegiatan bisnis secara pasti terikat dengan "Hukum Bisnis" atau "Hukum
Dagang," yang merupakan salah satu disiplin penting dalam ilmu hukum modern.
Dalam prakteknya, banyak permasalahan muncul dalam konteks hukum dalam
hubungan bisnis, baik di tingkat nasional maupun internasional. Seperti halnya
etika, hukum juga bersifat normatif karena mengatur batasan mengenai apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan. Secara normatif, hukum memiliki kejelasan dan
ketegasan yang lebih tinggi daripada etika, karena peraturan hukum ditetapkan
secara tegas dan terdapat sanksi yang diberlakukan ketika terjadi pelanggaran.
Etika dalam dunia bisnis merupakan prinsip yang sangat penting bagi setiap
individu atau perusahaan saat mengelola bisnis. Etika bisnis mencakup nilai-nilai
moral yang harus ditegakkan dengan teguh, termasuk kejujuran, integritas, dan
tanggung jawab sosial. Menurut laporan dari Harvard Business Review, seorang
ahli dalam bidang etika bisnis, Joseph L. Badaracco Jr., menyatakan bahwa etika
bisnis bukan hanya tentang bertindak dengan baik, tetapi juga melibatkan
kebijaksanaan. Dia menekankan bahwa dalam dunia bisnis, kita harus mampu
membuat keputusan yang tepat, tidak hanya berdasarkan kepentingan pribadi,
tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan
sekitar. Dia menegaskan, "Etika tidak hanya tentang menjadi baik; itu tentang
menjadi bijaksana."
Ada beragam perspektif dari para ahli ekonomi terkemuka terkait pemahaman
tentang etika bisnis. Secara umum, etika bisnis dapat diartikan sebagai
seperangkat prinsip moral yang digunakan untuk mengatur dan menjalankan
operasi bisnis. Menurut pendapat seorang pakar, Muslich, etika bisnis
didefinisikan sebagai panduan mengenai standar prosedur yang ideal untuk
mengatur dan mengelola suatu bisnis dengan merujuk pada norma dan moralitas
yang berlaku. Etika memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam aktivitas
bisnis untuk memahami mana tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan
mana tindakan yang melenceng dari nilai-nilai tersebut.
Berikut beberapa peranan etika dalam dunia bisnis yang telah kami susun untuk
mempermudah suatu perusahaan, organisasi, atau individu dalam mengoperasikan
suatu perusahaan.
6
1. Kejujuran dan integritas
Prinsip ini menyoroti urgensi tanggung jawab sosial dalam menjalankan bisnis.
Penting bagi kita untuk memperhitungkan dampak bisnis terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Dengan memperhatikan tanggung jawab sosial, perusahaan
dapat memperkuat hubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya,
serta membantu mengatasi tantangan sosial dan lingkungan yang dihadapi oleh
masyarakat.
Prinsip ini menyoroti pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam konteks bisnis.
Penting bagi kita untuk memperlakukan semua pihak secara adil tanpa membeda-
bedakan. Dalam lingkungan bisnis, prinsip kesetaraan dapat membantu
menciptakan suasana kerja yang inklusif dan merangsang keberagaman, yang
pada gilirannya dapat mendorong inovasi dan kreativitas.
Prinsip ini menyoroti pentingnya menghargai hak cipta dan kekayaan intelektual
orang lain, termasuk produk, merek, dan paten. Dalam dunia bisnis, pelanggaran
hak cipta atau kekayaan intelektual dapat merugikan pihak lain dan merusak citra
perusahaan
7
Prinsip ini menyoroti urgensi menghormati privasi dan kerahasiaan informasi
pribadi atau bisnis milik orang lain. Dalam konteks bisnis, informasi pribadi atau
bisnis yang bersifat rahasia harus dijaga keamanannya dan tidak boleh digunakan
untuk kepentingan pribadi atau bisnis.
Prinsip ini menyoroti urgensi untuk tidak terlibat dalam praktik korupsi atau suap
dalam lingkungan bisnis. Kita harus menghindari segala bentuk suap atau korupsi
dalam menjalankan bisnis. Tidak hanya itu, korupsi atau suap juga berpotensi
merusak reputasi perusahaan dan melanggar peraturan hukum yang berlaku.
8
konteks ini, bisnis internasional berarti suatu kondisi di mana perusahaan terlibat
dalam transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan asing, atau masyarakat di
luar negeri. Kegiatan bisnis internasional sering kali bertujuan untuk memasarkan
produk di pasar global. Aktivitas bisnis internasional muncul karena keterbatasan
komoditas di suatu negara, yang mengakibatkan adanya perdagangan lintas
negara, mengingat tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat memenuhi
kebutuhan sendiri sepenuhnya. Di samping itu, fenomena globalisasi dan
kemajuan teknologi juga turut berkontribusi pada peningkatan bisnis
internasional. Dengan meluasnya cakupan bisnis yang melibatkan dua atau lebih
negara, penerapan etika bisnis menjadi penting guna mencegah terjadinya praktik-
praktik curang yang berpotensi menimbulkan konflik. Oleh karena itu,
penggunaan etika bisnis di dunia internasional menjadi semakin penting untuk
mendorong tumbuhnya ekonomi global yang lebih berkelanjutan.
Etika Bisnis Internasional mencakup seperangkat prinsip yang mengatur tata cara
dan perilaku seluruh anggota organisasi bisnis di antara negara-negara.
Melakukan bisnis di ranah internasional memerlukan penerapan etika bisnis yang
tepat, mengingat setiap negara memiliki budaya, hukum, norma, dan aturan yang
berbeda. Di tengah pertumbuhan pesat fenomena globalisasi, bisnis internasional
telah menjadi kenyataan yang tidak bisa diabaikan. Baik perusahaan-perusahaan
besar maupun pelaku bisnis skala kecil kini memiliki peluang yang setara untuk
beroperasi di pasar internasional. Namun, di tengah peluang yang melimpah,
mereka juga dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan bisnis
melalui penerapan etika yang konsisten.
Berikut adalah beberapa tantangan etika yang dihadapi dalam lingkup bisnis
internasional:
9
Salah satu tantangan utama dalam etika bisnis internasional adalah praktik
korupsi. Di beberapa negara, memberi suap dan usaha untuk memengaruhi
keputusan pemerintah atau rekan bisnis sering kali dianggap sebagai bagian tak
terpisahkan dari budaya bisnis. Namun, praktik semacam ini tidak hanya tidak
etis, tetapi juga dapat merusak kepercayaan dalam lingkungan bisnis internasional.
Perusahaan yang terlibat dalam korupsi dapat menghadapi konsekuensi hukum
dan kerugian finansial yang signifikan.
Tantangan etika lainnya dalam bisnis internasional adalah perlindungan hak asasi
manusia dan kesejahteraan pekerja. Beberapa perusahaan mungkin mencoba
mempekerjakan tenaga kerja murah atau memanfaatkan tenaga kerja anak-anak
dalam upaya untuk memotong biaya produksi. Ini adalah pelanggaran serius
terhadap hak asasi manusia, dan perusahaan yang terlibat dalam praktik semacam
ini dapat menghadapi tuntutan hukum dan boikot produk mereka oleh konsumen
yang peduli tentang masalah ini.
Bisnis internasional adalah suatu arena yang menuntut para pelaku bisnis untuk
beroperasi di tengah hubungan yang kompleks antarnegara, budaya, dan hukum.
Dalam konteks ini, etika bisnis menjadi fondasi penting yang membentuk citra
dan kesuksesan perusahaan secara global. Etika bisnis dalam skala internasional
berfungsi sebagai panduan moral yang memandu keputusan dan tindakan
perusahaan dalam menghadapi interaksi yang kompleks antar negara.
10
Mempunyai landasan etika yang kokoh sangatlah penting, karena hal ini tidak
hanya menentukan sejauh mana perusahaan dapat menjaga citra positifnya, tetapi
juga mempengaruhi kemampuan mereka untuk meraih kesuksesan secara global.
Dalam menghadapi berbagai norma dan nilai budaya yang beragam, etika menjadi
bahasa universal yang memungkinkan perusahaan untuk membangun hubungan
saling menguntungkan dan menciptakan lingkungan bisnis yang sehat serta
produktif. Etika dalam bisnis tidak hanya berkaitan dengan memenuhi kewajiban
moral, tetapi juga memiliki implikasi strategis yang penting.
Etika dalam bisnis tidak hanya terkait dengan kepatuhan terhadap norma-norma
moral, tetapi juga memiliki implikasi strategis yang penting. Perusahaan yang
memprioritaskan etika dalam setiap aspek operasionalnya memiliki kemampuan
yang lebih besar dalam mengelola risiko hukum dan mempertahankan reputasi
yang baik. Selain itu, dengan menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan dan masyarakat, perusahaan dapat mengurangi dampak
negatif serta berperan sebagai agen perubahan yang memberikan kontribusi positif
pada skala global.
Dari perspektif yang lebih luas, Etika Bisnis Internasional memiliki pentingnya
bagi perusahaan multinasional dalam beberapa aspek, seperti menghindari konflik
yang mungkin timbul akibat perbedaan budaya di antara karyawan, mengurangi
praktik penipuan yang dilakukan oleh pihak perusahaan asing, mencegah
eksploitasi yang berlebihan oleh perusahaan, dan memelihara norma yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak. Terdapat beberapa norma moral yang umum
diterapkan di tingkat internasional, termasuk adaptasi terhadap budaya lokal di
tempat operasional bisnis. Pandangan bahwa kebenaran yang diterapkan di tempat
bisnis berlaku secara global. Selain itu, terdapat juga prinsip regiosme moral yang
berupaya mempertahankan etika yang sama seperti di negaranya sendiri, sambil
menyesuaikan diri dengan norma etika di tempat lain. Di sisi lain, terdapat juga
pandangan imoralisme Naif yang hanya mematuhi persyaratan hukum
internasional tanpa terlalu memperhatikan norma yang berlaku di negara lain.
Secara mendasar, peran etika bisnis dalam aktivitas ekonomi tidak hanya terbatas
pada pencapaian keuntungan maksimal, tetapi juga dapat menghasilkan dampak
positif bagi kehidupan di lingkungan bisnis tersebut. Para pelaku bisnis yang
menjunjung tinggi etika akan memberikan pelayanan yang bertanggung jawab
terhadap masyarakat di sekitar wilayah perusahaan, baik dalam skala eksternal
maupun internal.
11
perusahaan untuk mengurangi fokus hanya pada keuntungan finansial maksimal
dan memprioritaskan penerapan etika bisnis yang baik.
Beberapa contoh kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan yang hanya
memprioritaskan keuntungan termasuk penggunaan tenaga kerja di bawah umur
yang melanggar UUD, diskriminasi terhadap tenaga kerja, ketidakjaminan
keselamatan kerja, pembayaran upah di bawah standar, serta penyelewengan
terkait kondisi tempat kerja, dan lain sebagainya. Tidak hanya pihak perusahaan,
namun terkadang karyawan juga terlibat dalam tindakan tidak etis yang
merugikan perusahaan. Contoh perilaku tidak etis dari karyawan dapat mencakup
penggunaan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi, manipulasi angka dalam
transaksi (mark up harga), pemalsuan kualitas produk, serta transaksi gelap
dengan pihak vendor perusahaan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kesimpulan dari uraian yang kami dapatkan bahwa bisnis tidak dapat
dilepaskan dari etika. Artinya kebiasaan berbisnis secara baik dan etis menjadi
sebuah tuntutan dalam setiap perusahaan yang berkeinginan membangun sebuah
dinasti bisnis yang berhasil dan tahan lama. Etika bisnis adalah bisnis yang
dijalankan oleh orang yang memiliki komitmen pribadi dan moral pada profesi
tersebut, juga kepentingan pihak-pihak terkait, yang ingin menjalankan bisnis
dengan serius, bertanggungjawab atas pekerjaannya, agar tidak sampai merugikan
orang lain, dan juga memperhatikan mutu barang dan jasa yang ditawarkan
3.2.Saran
13
Kami terbuka dalam menerima masukkan, serta kritik jika terdapat kesalahan
yang terdapat dalam pembuatan makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
SAINS INDONESIA
Durin, Ramzi. 2020. Arti Penting Menjalankan Etika Dalam Bisnis. Jurnal Valuta
Vol. 6, No 1
15