DOSEN PEMBIMBING
Ramlawati,SE.,MM
DISUSUN OLEH:
PUTRI AULIA TRISTANIA {202120023}
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG........................................................................................................... 8
1.2 PERUMUSAN MASALAH................................................................................8
1.3 TUJUAN PENULISAN....................................................................................... 9
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN.............. .. 10
B. PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS.............................12
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yan
g p e n t i n g d e m i kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis
akan merugikan bisnisi t u s e n d i r i t e r u t a m a j i k a d i l i h a t d a r i p e r s p e k t i f
jangka panjang. Bisnis yang baik’
Bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnistersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, jugadalam k!nteks
bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral. Bisnis juga terikat
dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah timbuldalam hubungan
dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf internasiinal.:alaupun terdapat
hubungan erat antara norma hukum dan n!rma etika, namun duama%am hal itu
tidak sama. "etinggalan hukum, dibandingkan dengan etika, tidak terbatas pada
masalah-masalah baru, misalnya, disebabkan perkembangan teknologi.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan
wajar pada masa kini.perkara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan
banyak pelanggaranetika bisnis dalam kegiatan berbisnis di indonesia. Banyak hal
yang berhubungandengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para
pebisnis yang tidak bertanggung ja#ab di /nd!
nesia. Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat !leh para peb
isnis yang ingin menguasai pasar. selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain
yang juga mempengaruhi para pebisnisuntuk melakukan
pelanggaran etikabisnis,antara,lain untuk
memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. ketiga faktor tersebut m
erupakanalasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika dengan
berbagai cara.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pada zaman era globalisasi seperti ini, persaingan para pengusaha semakin ketat untuk
menjalankan usaha-usahanya. Para pengusaha ini tentu tidak ingin berada pada tahap itu saja,
artinya pasti ada keinginan untuk mengembangkan usaha agar semakin lebih maju dan lebih
berkembang. Akan tetapi terkadang mereka terkendala dengan dana dalam pengembangan
usaha-usaha mereka. Terkendalanya pada dana yang sering membuat para pengusaha bingung
bagaimana mereka harus mengembangkan usaha untuk lebih maju dan berkembang
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Keputusan adalah pilihan-pilihan dari dua alternatif atau lebih. Sebagai contoh,
manajer puncak bertugas menentukan tujuan-tujuan organisasi, produk, atau jasa yang
ditawarkan. cara terbaik untuk membiayai berbagai operasi, produk atau jasa yang
menempatkan pabrik manufaktur yang baru. Keputusan biasanya diambil ketika terjadi
masalah, untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu organisasi atau dalam
perusahaan diperlukan suatu kebijakan dalam pengambilan keputusan yang baik dalam
menentukan strategi, sehingga menimbulkan pemikiran tentang cara-cara baru untuk
melanjutkannya.
pengambilan keputusan ini adalah sesuatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat. Pengambilan keputusan yang dilakukan biasanya memiliki
beberapa tujuan, seperti tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak
berkaitan dengan masalah lain) dan tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan,
dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)
Proses pengambilan keputusan adalah bagaimana perilaku dan pola komunikasi
manusia sebagai individu dan sebagai anggota kelompok dalam struktur organisasi. Tidak
ada pembahasan kontemporer pengambilan keputusan akan lengkap tanpa
dimasukkannya etika. Mengapa? Karena pertimbangan etis seharusnya merupakan suatu
kriteria yang penting dalam pengambilan keputusan, maka dari itu pada penyusunan
makalah ini akan dibahas tentang pendekatan pengambilan keputusan etis diaman teridiri
dari analisis biaya manfaat dan analisis etis untuk pemecahan masalah
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut;
a. Apa itu etika dan pengambilan keputusan
b. Bagaimanakah Pendekatan-pendekatan dalam pengambilan keputusan yang etis,
c. Apa itu analisis biaya manfaat,
d. Bagaimanakah analisis etis untuk pemecahan masalah.
1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
membahas, mengetahui serta memahami:
a. Etika pengambilan keputusan
b. Pendekatan-pendekatan pengambilan keputusan
c. Analisis biaya manfaat
d. Analisis untuk pemecahan masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika dan Pengambilan Keputusan
1. Etika
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada dilema etika dan
moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan menghasilkan dampak bagi
orang lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung tinggi
nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya
pada kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk
lingkungannya.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau
kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya etiket yang berarti cara
bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan-santun.
Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang
mengatur dan mengukur perilaku professional seseorang.
Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku
seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu bentuk yang dapat diterima umum
dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan dalam konteks lain secara luas
dinyatakan bahwa etika adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral terhadap
kenyataan yang sebenarnya. Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis
dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan,
antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.
Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai
etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.
Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi
berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki
sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap
perbuatan manusia.
2. Pengambilan Keputusan
Para indivindu dalam organisasi membuat keputusan (decision) artinya mereka
membuat pilihan-pilihan dari dua alternatif atau lebih. Sebagai contoh : manajer puncak
bertugas menentukan tujuan-tujuan organisasi, produk, atau jasa yang ditawarkan cara
terbaik untuk membiayai berbagai operasi, produk atau jasa yang menempatkan pabrik
manufaktur yang baru. Manajer tingkat menegah dan bawah menetukan jadwal produksi,
menyeleksi karyawan baru, dan merumuskan bagaimana meningkatkan bayaran
karyawan baru, dan merumuskan bagaimana meningkatkan bayaran karyawan.
Karyawan nonmanajerial juga membuat keputusan yang mempengaruhi pekerjaan dan
organisasi tempat mereka bekerja. Sedangkan pengambilan keputusan mengandung arti
pemilihan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.
2. Pendekatan filosofi
1. Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi
2. Deontologi
3. . Virtue Ethics (Etika Kebajikan)
3. Analisis Biaya Manfaat
Manajemen perusahaan makin meningkatkan kesadarannya bahwa keputusan bisnis
sering kali memiliki dampak yang tidak dapat diukur dengan mudah menggunakan
analisis akuntansi tradisional. Pemerintah dan kelompok-kelompok kepentingan khusus
dengan cepat menunjukkan bahwa banyak biaya yang dihasilkan dari keputusan bisnis
tidak tercermin dalam (atau yang diluar) laporan perusahaan. Polusi kerusakan misalnya
harus ditanggung oleh pihak lain, bukan oleh perusahaan yang menyebabkan masalah.
Dapat dimengerti, jika kemudian, eksekutif perusahaan mencari teknik analisis yang
memperhitungkan biaya dan manfaat eksternal tersebut ketika mereka berunding tentang
kebijakan perusahaan. Tak pelak lagi mereka meminta kepada akuntan mereka untuk
mengembangkan analisis biaya-manfaat yang diperlukan untuk melengkapi proyek
tingkat pengembalian yang biasa dilakukan.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan menghasilkan dampak bagi orang
lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai
moral dan etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada
kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk
lingkungannya. Ada lima kriteria dalam mengambil keputusan yang etis, yaitu utilitarian,
universalisme (duty), penekanan pada hak, penekanan pada keadilan, dan relativisme
(self-interest).
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J. & Paul Dunn. 2011.Etika Bisnis dan Profesi: Untuk Direktur, Eksekutif,
dan Akuntan. Edisi Kelima. Buku Satu. Terjemahan oleh Kanti Pertiwi Jakarta: Salemba
Empat.