Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN KONSUMEN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

1. Diko Salendra (20681016)

2. Muklis Saprudin (19681028)

3. Nurjanah (19681034)

4. Wilis Indryani (19681057)

Dosen Pengampu :

Raja Agus Lukasta, SPd, M.B.A

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya di
akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kami yang judul “ETIKA
BISNIS DAN KONSUMEN”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

CURUP, 17 OKTOBER 2022

PEMAKALAH

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

LATAR BELAKANG....................................................................................

RUMUSAN MASALAH................................................................................

TUJUAN..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

ETIKA BISNIS...............................................................................................

1. Pengertian Etika Bisnis

2. Prinsip Etika Bisnis:

3. Teori Etika Bisnis

4. Pelanggaran dalam Etika Berbisnis

KONSUMEN

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun


ancaman bagi para pelaku bisnis agar dapat memenangkkan persaingan dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Perusahaan yang ingin
berkembang dan ingin mendapat keunggulan bersaing harus dapat
menyediakan produk atau jasa yang berkualitas, harga yang terjangkau
dibanding pesaing, proses pembuatan dan penyerahan/ transaksi lebih singkat
dan pelayanan yang lebih baik dibanding pesaing-pesaing lainnya. Dalam
rangka memenangkan persaingan bisnis, mempertahankan pasar yang
dimiliki, dan merebut pasar yang sudah ada, maka perusahaan dituntut untuk
mempunyai kemampuan mengadaptasi strategi usahanya dan lingkungan yang
terus-menerus berubah. Setiap pelaku bisnis harus memiliki tingkat kepekaan
terhadap setiap perubahan yang terjadi, serta mampu memenuhi dan
menanggapi setiap tuntutan konsumen yang semakin beragam dan terus
berubah. Pelaku usaha harus dapat menghasilkan produk yang mampu
memainkan emosi konsumen, dan melalui produk tersebut mampu
meningkatkan dan menimbulkan experience konsumen.

Etika bisnis memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen.


Etika bisnis memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin
ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan
seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama
harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan
mampu meningkatkan tingkat kepuasan konsumen, di mana perusahaan
memaksimumkan pengalaman konsumen yang menyenangkan dan
meminimumkan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan Etika Bisnis ?

2. Apa saja yang termasuk prinsip Etika bisnis ?

3. Apa yang di maksud dengan konsumen ?

4. Bagaimana prilaku konsumen yang baik dan benar ?

C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah tersebut adalah untuk memberikan


pengetahuan atau wawasan terhadap para pembaca, mengenai etika dalam
berbisnis dan juga prilaku para konsumen. Di mana prilaku para konsumen
memiliki kaitan yang erat dengan etika dalam berbisnis.

5
BAB II PEMBAHASAN

ETIKA BISNIS DAN KONSUMEN

A. ETIKA BISNIS

1. Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis adalah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis dengan
tidak menyalahi aturan organisasi dan masyarakat. Dalam etika bisnis, setiap kegiatan
harus dalam keadaan wajar dan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Setiap
tindakan bisnis harus dilandasi oleh moralitas dan prinsip kebenaran yang disertai
dengan tanggung jawab. Dalam etika bisnis, tindakan bisnis yang dilakukan oleh
individu, kelompok atau perusahaan tidak boleh sampai merugikan orang lain di luar
kegiatan bisnis. Etika bisnis dikembangkan oleh masyarakat di tempat bisnis
diadakan. Tujuan penerapan etika bisnis adalah memmudahkan pencapaian tujuan
bisnis. Etika bisnis dilaksanakan dengan menggunakan metode yang diterima oleh
logika dan bersifat estetika.

Pentingnya etika bisnis

Salah satu alasan yang membuat etika bisnis sangat penting adalah tetap
membuat bisnis tersebut dalam batas-batas hukum, dan memastikan bahwa mereka
tidak melakukan kejahatan terhadap karyawan, pelanggan, konsumen, atau pihak lain.
Namun selain itu, ada beberapa hal yang membuat etika bisnis ini menjadi penting
yaitu:

1. Etika bisnis mempengaruhi reputasi

Adapun etika bisnis ini sangat bisa mempengaruhi reputasi sebuah perusahaan
atau lebih tepatnya brand. Singkatnya ketika perusahaan tidak menerapkan etika
bisnis dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak masalah yang
terjadi di perusahaan tersebut. Contohnya, menjual data konsumen tanpa izin. Hal ini
dapat membuat reputasi perusahaan menjadi buruk. Selain buruk di mata konsumen,
reputasi tersebut juga bisa mempengaruhi keputusan investor dan pemegang saham.
Mereka bisa saja menarik dana mereka sehingga tentunya berdampak merugikan
perusahaan itu sendiri.

2. Membangun kepercayaan antara bisnis dan konsumen


6
Sejalan dengan reputasi, pentingnya etika bisnis juga dapat mempengaruhi
kepercayaan konsumen. Biasanya bisnis yang menerapkan etika dengan baik,
membuat konsumen merasa bahwa bisnis tersebut dapat dipercaya. Sehingga mereka
akan lebih cenderung memilih bisnis itu daripada pesaingnya.

3. Etika bisnis mempengaruhi perilaku karyawan

Dikutip dari blog Limestone University, salah satu contoh bagaimana etika
bisnis dapat mempengaruhi perilaku karyawan adalah ketika CEO melakukan
tindakan suap untuk mengamankan kontrak dan hal tersebut dianggap lumrah serta
menjadi rahasia perusahaan. Tanpa banyak orang sadari, perilaku yang ditunjukkan
oleh si CEO dapat memberi sinyal kepada karyawan lain bahwa perilaku tersebut
tidak apa-apa.

Di sisi lain, ketika para pemimpin menunjukkan etika yang baik, seperti
menjunjung tinggi nilai kejujuran, maka itu dapat mendorong orang lain untuk
melakukan hal yang sama. Dari contoh tersebut, kamu bisa menyimpulkan, bahwa
etika bisnis tidak hanya berdampak pada individual, melainkan juga dapat
mempengaruhi sekelompok orang, yang pada contoh ini yaitu karyawan.

2. Prinsip Etika Bisnis:

1. Akuntabilitas

Hal ini bukan hanya berkaitan dengan cara menjalankan bisnis secara baik.
Namun, bagaimana bisnis tersebut harus dapat mempertanggungjawabkan semua hal
yang telah dilakukan. Mulai dari kepada pemegang saham, karyawan, dan masyarakat
luas di mana bisnis tersebut beroperasi. Dikutip dari investopedia,
pertanggungjawaban ini mencakup segala aktivitas yang dilakukan oleh bisnis
seperti, perilaku etis, dampak lingkungan, komitmen terhadap keragaman, dan
perlakuan adil terhadap karyawan.

2. Kejujuran

Dalam bisnis, semua pihak yang terlibat harus berkomitmen untuk


mengatakan yang sebenarnya dalam setiap tindakan. Ini termasuk tidak pernah
berbohong, tidak menghilangkan informasi, membuat pernyataan yang salah atau
pernyataan yang berlebihan. Di samping itu, menjunjung tinggi kejujuran dapat
membantu bisnis berjalan semestinya. Adapun karena tidak ada perbuatan yang

7
merugikan dengan alasan untuk kepentingan pribadi. Selama kejujuran tetap
dipegang teguh, maka bisnis dapat berjalan dengan baik.

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab dalam konteks bisnis mengacu pada lingkup tugas atau
kewajiban yang diberikan kepada seseorang berdasarkan sifat posisi, fungsi, atau
pekerjaan orang tersebut. Dalam praktiknya, semua pihak seperti karyawan harus
dapat menunjukkan tanggung jawab dengan mengambil kepemilikan penuh atas
pekerjaan mereka, berusaha untuk menyadari konsekuensi emosional, keuangan, dan
bisnis dari tindakan mereka. Mengambil tanggung jawab dengan serius, juga
menunjukkan kedewasaan dan kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan tanpa
memerlukan pengawasan yang ketat.

4. Taat Hukum

Perusahaan atau organisasi harus sepenuhnya mematuhi semua hukum dan


undang-undang negara yang telah disahkan oleh pemerintah. Hal ini juga termasuk
mematuhi peraturan industri, perdagangan, standar pasar, kebijakan, praktik, dan
prosedur organisasi tambahan lainnya. Dengan mematuhi hukum yang berlaku, bisnis
dapat terhindari dari masalah yang berdampak pada jalannya bisnis dan nama baik

5. Integritas

Perusahaan dan semua pihak harus dapat menunjukkan integritas melalui


konsistensi antara tindakan dan kata-kata. Integritas yang baik pada akhirnya akan
mempengaruhi kepercayaan dan kredibilitas. Dilansir dari Gan Integrity, salah satu
bukti integritas yaitu, memenuhi komitmen & kewajiban.

Organisasi dengan tingkat integritas tinggi mengakui dan menghormati kewajiban


mereka kepada pelanggan, karyawan, regulator, pemasok, dan masyarakat secara
keseluruhan. Mereka akan melakukan apa yang diperlukan untuk menunjukkan
komitmen mereka termasuk memenuhi tenggat waktu dan menolak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan/urusan bisnis yang tidak bermoral.

6. Transparansi

Transparansi dalam bisnis yaitu berkomitmen terhadap keterbukan mengenai


hal-hal yang seharusnya diketahui pihak yang terlibat seperti, investor, karyawan, dan
pelanggan. Hal ini juga termasuk tidak adanya informasi yang disembunyikan seperti,

8
kriteria untuk kenaikan harga, upah, perekrutan, pemberian promosi, mengatasi
pelanggaran di tempat kerja dan pemecatan karyawan.

3.Teori Etika Bisnis:

Secara umum, teori ini memang berbicara tentang bagaimana perilaku


berbisnis yang baik dan sesuai dengan norma. Namun, ada empat teori besar yang
juga dipelajari dalam konsep tersebut. Baca selengkapnya tentang penjelasan empat
teori etika dalam bisnis berikut ini.

1. Teori keutamaan

Teori pertama adalah tentang keutamaan memandang bagaimana seseorang


bersikap. Perilaku atau sikap baik seseorang akan menciptakan watak dan karakter
yang baik secara moral juga.

2. Teori hak

Seperti pembahasan etika pada umumnya, teori hak berbicara mengenai


sesuatu yang pantas dan harus didapatkan oleh seorang individu. Sehingga jika dilihat
dari segi bisnis, segala keputusan yang diambil perusahaan tidak boleh melanggar hak
seseorang.

3. Teori deontologi

Teori deontologi dalam etika bisnis menekankan tentang kewajiban seseorang


untuk berperilaku sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Misalkan Anda
bekerja dalam sebuah perusahaan dan bertugas untuk menangani pemasaran produk,
maka sesuai teori deontologi dalam etika bisnis, Anda harus melakukan tugas tersebut
dengan baik.

4. Teori teleologi

Kata teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Telos” yang berarti tujuan
atau akhir. Teori ini menganggap bisnis etis adalah yang berhasil menciptakan
keseimbangan dengan baik hingga pada tujuan terakhir. Sehingga dalam kata lain,
teori ini mendasarkan konsep kebaikan.

Selain empat teori besar tersebut, adapun prinsip etika yang harus dijalankan selama
penerapannya. Populix telah merangkum sejumlah prinsip utama dalam poin berikut
ini.
9
1. Otonomi

Seperti yang kita tahu, kompetensi seorang pelaku bisnis dalam mengambil
keputusan haruslah baik. Prinsip otonomi memandang hal tersebut sebagai wewenang
perusahaan sepenuhnya. Sehingga, visi dan misi yang disusun membawa dampak
baik pada kesejahteraan karyawan dan stakeholder perusahaan.

2. Equilibrium

Berhubungan dengan otonomi pelaku bisnis, segala keputusan yang diambil


juga harus seimbang. Dalam kata lain, perusahaan tidak boleh berat sebelah dalam
memutuskan sesuatu. Misalnya memberi upah sesuai kontrak dan kontribusi kerja
karyawan.

3. Free Will (Kehendak bebas)

Kehendak bebas yang dimaksud adalah kesempatan rata yang bisa didapat
individu. Seluruh pelaku bisnis memiliki porsi yang sama sesuai dengan potensi
mereka, tidak boleh ada batasan hanya demi kepentingan satu kelompok saja.

4. Responsibility

Sebelumnya, pada teori deontologi dalam etika berbisnis juga membahas


tentang responsibilitas pelaku usaha. Jadi di samping menerima kehendak bebas,
segala perilaku atau tindakan yang diambil harus bisa dipertanggungjawabkan.

5. Honesty

Dalam ranah bisnis, adanya transparansi kejujuran juga harus diterapkan


dalam berperilaku. Contohnya adalah ketika melakukan transaksi jual beli produk,
maka prosedur yang dilakukan harus sesuai dengan regulasi yang berlaku di
perusahaan. Tidak hanya itu, contoh lainnya adalah pelaporan keuangan yang juga
harus didasari transparansi.

4. Pelanggaran dalam Etika Berbisnis:

Contoh kasus etika bisnis yang seringkali kita temui adalah suap dan korupsi.
Salah satunya adalah kasus suap antara pejabat dan jurnalis. Bukan satu dua kali
seorang pejabat berusaha memberi uang sogok kepada jurnalis untuk menutupi
skandal.

10
Faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis:

Melihat banyaknya pelanggaran etika yang terjadi antara perusahaan dan


stakeholder memunculkan asumsi bahwa ada hal-hal yang mempengaruhi etika
bisnis, berikut ini beberapa di antaranya:

1. Pressure yang didapat karena persaingan kompetitor

2. Kondisi ekonomi

3. Kesalahan operasional

4. Pengetahuan individu akan etika

5. Demand pasar yang tidak sesuai dengan kemampuan perusahaan

B. KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam


memilih dan memutuskan beberapa alternatif produk barang atau jasa untuk
selanjutnya dibeli dan dimiliki. Perilaku konsumen meliputi keputusan konsumen
mengenai apa yang dibeli, jadi membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli
dan bagaimana cara membeli, cara mendapatkan barang dan cara membayarnya (cash
atau kredit).

Konsumen disini dibagi menjadi dua yaitu konsumen individu dan konsumen
organisasi. Konsumen individu ialah membeli produk barang atau jasa untuk
digunakan sendiri, digunakan anggota keluarga lain/seluruh anggota sedangkan
konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan,lembaga sosial, kantor
pemerintahan dan lembaga lainnya di mana mereka harus membeli produk barang
atau jasa untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.1Perilaku konsumen
adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam memilih dan memutuskan
beberapa alternatif produk barang atau jasa untuk selanjutnya dibeli dan dimiliki.

Perilaku konsumen meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli,


jadi membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana cara
membeli, cara mendapatkan barang dan cara membayarnya (cash atau kredit).
Konsumen disini dibagi menjadi dua yaitu konsumen individu dan konsumen
organisasi. Konsumen individu ialah membeli produk barang atau jasa untuk
11
digunakan sendiri, digunakan anggota keluarga lain/seluruh anggota sedangkan
konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan,lembaga sosial, kantor
pemerintahan dan lembaga lainnya di mana mereka harus membeli produk barang
atau jasa untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.


Diantaranya:

a. Faktor budaya
Pengertian budaya sangat luas dan kompleks, berikut ini dikemukakan
beberapa unsur budaya yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam
pembelian suatu produk. Unsur-unsur tersebut terdiri dari:

Pertama, Budaya: merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Kedua, Sub-budaya: masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil
yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggotanya. Sub
budaya terdiri dari kebangsaan,agama, kelompok ras, daerah geografis, dan lain-lain.

Ketiga, Kelas sosial: kelas sosial terdiri dari anggota masing-masing kelas sosial
cenderung berperilaku lebih mirip satu sama lain, anggota kelas lain dipandang lebih
tinggi atau lebih rendah dari kelas sosial sendiri, kelas sosial seseorang ditandai oleh
sejumlah variabel seperti pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Pada akhirnya kelas
sosial tersebut akan mempengaruhi daya beli dan minat anggota kelas tersebut
terhadap suatu produk. Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan
simbol yang bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat
tafsiran dan melakukan evaluasi sebagai anggota masayarakat.

b. Faktor sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari :

1) Kelompok acuan: seseorang yang terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang.

2) Keluarga: anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling


berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli
yaitu keluarga orientasi, terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang.

12
3) Peran dan status: setiap orang pasti berpartisipasi ke dalam banyak kelompok
sepanjang hidupnya, apakakah di dalam keluarga, klub,organisasi, dan lain-lain.
Kedudukan seseorang dalam kelompok tersebut dapat ditentukan berdasarkan peran
dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Dan masing- masing peran tersebut akan menghasilkan status.

c. Faktor pribadi

Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu


meliputi:
1) Usia dan tahap siklus hidup: usia sangat mempengaruhi kebutuhan seseorang akan
jenis makanan, pakaian, perlengkapan hidup, dan lain-lain. Konsumsi juga dibentuk
oleh siklus hidup keluarga.

2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

3) Gaya hidup: pola hidup seseorang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi
dengan lingkungannya.
4) Kepribadian dan konsep diri: kepribadian merupakan karakteristik psikologis
seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

d. Faktor psikologis
1). Motivasi: dorongan yang meyebabkan seseorang melakukan tindakan.

2). Persepsi: proses yang digunakan oleh seseorang untuk memilih,mengorganisasi


dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia
yang memiliki arti.

3). Pembelajaran: meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari


pengalaman.
4) Keyakinan dan sikap: keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap adalah evaluasi,perasaan emosional dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

2. Teori-teori Perilaku Konsumen


Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko (1987) dalam buku Danang

13
Sunyoto, teori-teori yang berkaitan dengan perilaku konsumen dapat dibedakan
menjadi empat bagian, yaitu:

a. Teori Ekonomi Mikro


Menurut teori tersebut keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan
ekonomis rasional yang sadar. Pembeli individual berusaha menggunakan barang-
barang yang akan memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan
selera dan harga-harga relatif.
b. Teori Psikologis
Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu
yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.

c. Teori Sosiologis

Teori ini lebih menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-
individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi, lebih mengutamakan perilaku
kelompok bukannya perilaku individu.

d. Teori Antropologis
Teori ini menekankan pada perilaku pembeli dari suatu kelompok
masyarakat, antara lain kebudayaan (culture), subculture, dan kelas-kelas sosial
karena faktor-faktor tersebut memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap
dan merupakan petunjuk mengenai nilai-nilai yang akan dianut oleh seorang
konsumen.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen antara lain:


a. Pengaruh individu konsumen

Dalam diri individu konsumen, pilihan merek dipengaruhi oleh: kebutuhan


konsumen, persepsi atas karakteristik merek dan sikap ke arah pilihan.

b. Pengaruh lingkungan

Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh: budaya, kelas sosial,grup


tatap muka dan faktor penentu yang situasional.
c. Strategi pemasaran
Merupakan variabel di mana pemasar mengendalikan usahanya dalam

14
memberi tahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel tersebut adalah: barang, harga,
periklanan dan distribusi.

Berdasarkan pemaparan di atas, ketiga faktor tersebut mendorong pilihan


konsumen dalam memutuskan pembelian produk pakaian wanita muslim melalui
media sosial Instagram. Jika salah satu anggota kelompok sosial melakukan
pembelian kemudian menceritakan kepada anggota yang lain tentang spesifikasi
produk meliputi kualitas maupun harga, maka besar kemungkinan anggota yang lain
akan terpengaruh untuk melakukan pembelian.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Etika bisnis memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen.


Etika bisnis memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin
ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan
seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama
harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan
mampu meningkatkan tingkat kepuasan konsumen, di mana perusahaan
memaksimumkan pengalaman konsumen yang menyenangkan dan
meminimumkan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan.

Etika bisnis adalah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis


dengan tidak menyalahi aturan organisasi dan masyarakat. Dalam etika bisnis,
setiap kegiatan harus dalam keadaan wajar dan sesuai dengan norma dan etika
yang berlaku. Setiap tindakan bisnis harus dilandasi oleh moralitas dan prinsip
kebenaran yang disertai dengan tanggung jawab. Dalam etika bisnis, tindakan
bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok atau perusahaan tidak boleh
sampai merugikan orang lain di luar kegiatan bisnis.

Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam


memilih dan memutuskan beberapa alternatif produk barang atau jasa untuk
selanjutnya dibeli dan dimiliki. Perilaku konsumen meliputi keputusan
konsumen mengenai apa yang dibeli, jadi membeli atau tidak, kapan membeli,
dimana membeli dan bagaimana cara membeli, cara mendapatkan barang dan
cara membayarnya (cash atau kredit).

16
DAFTAR PUSTAKA

Arijanto, A. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: RajaGrafindo Persada.2012.

Badroen, F. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana.2006.

Badroen ,Faisal, et al. Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2007.

NURALAM, Inggang Perwangsa. Etika Pemasar dan Kepuasan Konsumen dalam


Pemasaran Perbankan Syariah. Universitas Brawijaya Press, 2017.

Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta: Erlangga, 90.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2002). Perilaku Konsumen.

17

Anda mungkin juga menyukai