DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. ALMIZAN (20101007)
2. ARI DWI RAHMAT (20101010)
3. DEA KOURNIA JAMAL (20101013)
4. DELLA REFIKA SANIA (20101014)
5. ISMI NURFAJRI (20101021)
6. M AGUNG (20101036)
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Mahan Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah konsep berwirausaha
berdasarkan aspek spritual dan realita dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan
hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan madalah ini. Namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing , sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan.
Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
yang membaca untuk memperbaiki makalah kami ini, dikarenakan banyak kekurangan
dalam mengerjakan makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini, wacana entrepreneur sudah merebak dimana-mana, bahkan sudah banyak
yang menindaklanjuti hal tersebut dengan hal dengan bisnis riil di lapangan. Seminar-
seminar dan training kewirausahaan pun terus berkembang dan turut mendorong lahirnya
para entrepreneur baru. Hal ini juga diikuti oleh berkembangnya berbagai komunitas
entrepreneur diberbagai daerah. Namun, ada sebagian entrepreneur yang terjebak hanya
semata-mata mencari kekayaan materi tanpa memedulikan nilai- nilai dan etika dalam
berbisnis. Orientasinya hanya sekedar menumpuk kekayaan dan terjebak dengan
kehidupan yang hedonis. Hal ini jelas berdampak pada kehancuran bisnisnya sendiri.
Bagi mereka, nilai-nilai etika sudah tidak ada lagi dalam kamus hidupnya. Mereka
menggunakan cara apa saja agar dapat cepat kaya, seperti dengan menipu bank, praktik
riba, menjual barang terlarang, atau money game. Padahal, jelas cara-cara seperti itu
dilarang oleh Allah swt dalam firman-Nya, ”Hai orangorang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.” (QS an-Nisa [4]: 29).
Oleh karena itu konsep itu, konsep bisnis berbasis spiritual harus segera diterapkan dalam
bisnis. Gede prama, seorang pakar manajemen, pernah mengatakan, ”kalau perusahaan
ingin sustainable (bertahan) dan berumur panjang, dia harus menganut nilainilai spiritual.
Dengan begitu, integritasnya akan teruji dan dipercaya oleh mitra bisnisnya”. Bisnis
dengan tetap menjaga nilai-nilai etika, bukan sesuatu yang tidak mungkin. Sebab,
berdasarkan fakta, banyak perusahaan-perusahaan yang hancur karena tidak menjaga
etika dalam berbisnis.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui bagaimana konsep berwirausaha dalam aspek spiritual dan realita
C. TUJUAN MASALAH
Untuk mendeskripsikan etika berwirausah dan tanggung jawab menjadi seorang
pengusaha
BAB II
PEMBAHASAN
B. ETIKA KEWIRAUSAAN
Etika wirausahaan itu merupakan adat sopan-santun, adat kebiasaan dan aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan kewirausahaan. Oleh karena itu, di harapkan seorang wirausaha dalam
kegiatan usahanya harus mempunyai:
1. Rasa kesusilaan atau budi pekerti yang baik
2. Rasa sopan santun didalam segi kehidupan bewirausahaan
3. Tatakrama didlam segala tindakan dan perbuatan waktu berwirausaha
4. Mempunyai tanggungjawab pada usahanya
5. Bersikap jujur, benar sesuai dengan profesi usahanya
Setiap wirausahawan dalam menjalankan tugasnya selalu berinteraksi dengan pihak lain.
Pihak lain itu loyal terhadap wirausahawan bila dia mampu menjaga etika yang baik dan yang
benar. Loyalitas pihak lain itu ikut menentukan maju atau mundurnya organisasi wirausahawan
itu.Individu atau kelompok didalam KWU disebut stakebolders. Istilah itu dibagi menjadi 2,
Internal dan eksternal stakebolders. Internaal stakebolder adalah mereka yang aktivitasnya
berada didalam organisasi itu, misalnya karyawan, investor, manajemen, dan pimpinaan.
Eksternal stakebolders adalah mereka yang berpengaruh terhadap organisasi tetapi berada di luar
organisasi, misalnya pelanggan, kreditor, pemasok, pemerintah, dan masyarakat umum.
Untuk perusahaan, Menurut Zimmer (Suryana,2001) mengenal 10
kelompok stakebolders, yaitu
1. Para pengusaha dan mitra usaha
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku.
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
5. Bank penyandang dana perusahaan
6. Investor penanam modal.
7. Pelanggan yang membeli produk
8. Kelompok Khusus
9. Manajer
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika adalah komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak
benar. Norma dalam kewirausahaan yaitu hukum, kebijakan dan prosedur organisasi, sikap
mental individu.Terdapat 10 prinsip etika yang harus dipegang oleh wirausahawan, tentunya
dapat dilihat dari perilakunya yaitu Kejujuran, Integritas, Memelihara janji, Kesetiaan,
Kewajaran/keadilan, Suka membantu orang lain, Hormat kepada orang lain, Warga Negara yang
bertanggung jawab, Mengejar keunggulan, Dapat dipertanggungjawab . Adapun cara untuk
mempertahankan standar etika yaitu Menciptakan kepercayaan perusahaan, Mengembangkan
kode etik, Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten, Melindungi hak perorangan,
Mengadakan pelatihan etika, Melakukan audit etika secara periodic, Mempertahankan standar
yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya aturan, Menghindari contoh etika yang tercelah
setiap saat dan diawali dari atasan, Menciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah,
Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika.
B. SARAN
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Etika dalam
Kewirausahaan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada para pembaca agar memberi
masukan demi perbaikan pembuatan makalah ini di masa yang akan mendatang dan kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kias dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat. Hal 2
[2] Chamim Asykuri Abd, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Diktilitbang
PP Muhammadiyah. Hal 343-344
[3] Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kias dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat. Hal 5-6
[4] http://SOPERA ( Solidaritas Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Aceh ).html
[5] Carlos W. Moore, dkk. 2000. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta: Salemba
Empat. Hal 9-10
[6] Lambing Peggy, Charles R. Kuehl. 2002. Entrepreneurship. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Hal 19-20
[7] http://www.scribd.com/doc/38347271/Makalah-Ekonomi-Kerakyatan
[8] Chamim Asykuri Abd, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Diktilitbang
PP Muhammadiyah. Hal 326-327
[9] Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2004,
Penerbit Sinar Grafika hal 52-53
[10] http://www.scribd.com/doc/38347271/Makalah-Ekonomi-Kerakyatan
[11] http://pujiirahayuu.blogspot.com/2012/04/tugas-3-peranan-ekonomi-kerakyatan.html