Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONSEP DASAR BERWIRAUSAHA BERDASARKAN ASPEK


REALITA DAN SPIRITUAL

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

1. ALMIZAN (20101007)
2. ARI DWI RAHMAT (20101010)
3. DEA KOURNIA JAMAL (20101013)
4. DELLA REFIKA SANIA (20101014)
5. ISMI NURFAJRI (20101021)
6. M AGUNG (20101036)

PRODI D-3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI
T.A 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Mahan Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah konsep berwirausaha
berdasarkan aspek spritual dan realita dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan
hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan madalah ini. Namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing , sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan.
Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
yang membaca untuk memperbaiki makalah kami ini, dikarenakan banyak kekurangan
dalam mengerjakan makalah ini.

Pekanbaru, 6 januari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A .Latar Belakang ................................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................
C .Tujuan Masalah ..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. pentingnya membangun jiwa kewirausahaan untuk kemajuan


pribadi maupun bangsa ...................................................................................................
B. etika berwirausaha ..........................................................................................................
C . tanggung jawab pengusaha ............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini, wacana entrepreneur sudah merebak dimana-mana, bahkan sudah banyak
yang menindaklanjuti hal tersebut dengan hal dengan bisnis riil di lapangan. Seminar-
seminar dan training kewirausahaan pun terus berkembang dan turut mendorong lahirnya
para entrepreneur baru. Hal ini juga diikuti oleh berkembangnya berbagai komunitas
entrepreneur diberbagai daerah. Namun, ada sebagian entrepreneur yang terjebak hanya
semata-mata mencari kekayaan materi tanpa memedulikan nilai- nilai dan etika dalam
berbisnis. Orientasinya hanya sekedar menumpuk kekayaan dan terjebak dengan
kehidupan yang hedonis. Hal ini jelas berdampak pada kehancuran bisnisnya sendiri.
Bagi mereka, nilai-nilai etika sudah tidak ada lagi dalam kamus hidupnya. Mereka
menggunakan cara apa saja agar dapat cepat kaya, seperti dengan menipu bank, praktik
riba, menjual barang terlarang, atau money game. Padahal, jelas cara-cara seperti itu
dilarang oleh Allah swt dalam firman-Nya, ”Hai orangorang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.” (QS an-Nisa [4]: 29).
Oleh karena itu konsep itu, konsep bisnis berbasis spiritual harus segera diterapkan dalam
bisnis. Gede prama, seorang pakar manajemen, pernah mengatakan, ”kalau perusahaan
ingin sustainable (bertahan) dan berumur panjang, dia harus menganut nilainilai spiritual.
Dengan begitu, integritasnya akan teruji dan dipercaya oleh mitra bisnisnya”. Bisnis
dengan tetap menjaga nilai-nilai etika, bukan sesuatu yang tidak mungkin. Sebab,
berdasarkan fakta, banyak perusahaan-perusahaan yang hancur karena tidak menjaga
etika dalam berbisnis.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui bagaimana konsep berwirausaha dalam aspek spiritual dan realita

C. TUJUAN MASALAH
Untuk mendeskripsikan etika berwirausah dan tanggung jawab menjadi seorang
pengusaha
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA MEMBANGUN JIWA KEWIRAUSAHAAN UNTUK KEMAJUAN


PRIBADI MAUPUN BANGSA DAN NEGARA
Pada dasarnya setiap orang memiliki peluang yang sama besar untuk bisa menjadi seorang
pelaku usaha. Namun sayangnya tidak semua orang berani mengasah bakat dan minat mereka,
sehingga wajar bila ada sebagian orang yang telah berhasil menjadi pengusaha sukses dan
sebagian lainnya masih ada juga yang belum berani untuk menjalankan usaha. Berikut ini ada
beberapa cara untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di dalam diri seseorang, yaitu:
a. Tekad yang kuat untuk memulai
b. Fokus dan konsisten
c. Belajarlah dari kisah para pengusaha sukses
d. Paksa diri sendiri dan lakukan sekarang juga

B. ETIKA KEWIRAUSAAN
Etika wirausahaan itu merupakan adat sopan-santun, adat kebiasaan dan aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan kewirausahaan. Oleh karena itu, di harapkan seorang wirausaha dalam
kegiatan usahanya harus mempunyai:
1. Rasa kesusilaan atau budi pekerti yang baik
2. Rasa sopan santun didalam segi kehidupan bewirausahaan
3. Tatakrama didlam segala tindakan dan perbuatan waktu berwirausaha
4. Mempunyai tanggungjawab pada usahanya
5. Bersikap jujur, benar sesuai dengan profesi usahanya
Setiap wirausahawan dalam menjalankan tugasnya selalu berinteraksi dengan pihak lain.
Pihak lain itu loyal terhadap wirausahawan bila dia mampu menjaga etika yang baik dan yang
benar. Loyalitas pihak lain itu ikut menentukan maju atau mundurnya organisasi wirausahawan
itu.Individu atau kelompok didalam KWU disebut stakebolders. Istilah itu dibagi menjadi 2,
Internal dan eksternal stakebolders.  Internaal stakebolder adalah mereka yang aktivitasnya
berada didalam organisasi itu, misalnya karyawan, investor, manajemen, dan pimpinaan.
Eksternal stakebolders adalah mereka yang berpengaruh terhadap organisasi tetapi berada di luar
organisasi, misalnya pelanggan, kreditor, pemasok, pemerintah, dan masyarakat umum.
          Untuk perusahaan, Menurut Zimmer (Suryana,2001) mengenal 10
kelompok stakebolders, yaitu
1. Para pengusaha dan mitra usaha
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku.
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
5. Bank penyandang dana perusahaan
6. Investor penanam modal.
7. Pelanggan yang membeli produk
8. Kelompok Khusus
9. Manajer

C. TANGGUNG JAWAB KEWIRAUSAAN


Tanggung jawab perusahaan, meliputi:
a.   Tanggung jawab terhadap lingkungan
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan, melestarikan dan
menjaga lingkungan.
b.  Tanggung jawab terhadap karyawan
Semua aktivitas sumber daya manusia diarahkan pada tanggung jawab kepada karyawan, dengan
cara:
1. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
2. Memberikan umpan balik, baik yang positif maupun negatif
3. Menceritakan kepada karyawan tentang kepercayaan
4. Membiarkan karyawan mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya
5. Memberikan imbalan kepada karyawan dengan baik
6. Memberikan kepercayaan kepada karyawan
c.     Tanggung jawab terhadap pelanggan
Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan, meliputi dua kategori, yaitu:
1. Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
2. Memberikan harga produk yang wajar dan adil
d. Tanggung jawab terhadap investor
Tanggung jawab berupa menyediakan pengembalian investasi yang menarik dengan
memaksimumkan laba dan melaporkan kinerja keuangan seakurat dan setepat mungkin.
e.  Tanggung jawab terhadap masyarakat
Tanggung jawab berupa menyediakan dan menciptakan kesehatan dan menyediakan berbagai
kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika adalah komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak
benar. Norma dalam kewirausahaan yaitu hukum, kebijakan dan prosedur organisasi, sikap
mental individu.Terdapat 10 prinsip etika yang harus dipegang oleh wirausahawan, tentunya
dapat dilihat dari perilakunya yaitu Kejujuran, Integritas, Memelihara janji, Kesetiaan,
Kewajaran/keadilan, Suka membantu orang lain, Hormat kepada orang lain, Warga Negara yang
bertanggung jawab, Mengejar keunggulan, Dapat dipertanggungjawab .  Adapun cara untuk
mempertahankan standar etika yaitu Menciptakan kepercayaan perusahaan, Mengembangkan
kode etik, Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten, Melindungi hak perorangan,
Mengadakan pelatihan etika, Melakukan audit etika secara periodic, Mempertahankan standar
yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya aturan, Menghindari contoh etika yang tercelah
setiap saat dan diawali dari atasan, Menciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah,
Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika.
B. SARAN

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Etika dalam
Kewirausahaan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari  kata sempurna. Untuk itu, kepada para pembaca agar memberi
masukan demi perbaikan pembuatan makalah ini di masa yang akan mendatang dan kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kias dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat. Hal 2
[2] Chamim Asykuri Abd, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Diktilitbang
PP Muhammadiyah. Hal 343-344
[3] Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kias dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat. Hal 5-6
[4]  http://SOPERA ( Solidaritas Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Aceh ).html
[5] Carlos W. Moore, dkk. 2000. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta: Salemba
Empat. Hal 9-10
[6] Lambing Peggy, Charles R. Kuehl. 2002. Entrepreneurship. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Hal 19-20
[7]  http://www.scribd.com/doc/38347271/Makalah-Ekonomi-Kerakyatan
[8] Chamim Asykuri Abd, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Diktilitbang
PP Muhammadiyah. Hal 326-327
[9] Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2004,
Penerbit Sinar Grafika hal 52-53
[10]  http://www.scribd.com/doc/38347271/Makalah-Ekonomi-Kerakyatan
[11] http://pujiirahayuu.blogspot.com/2012/04/tugas-3-peranan-ekonomi-kerakyatan.html

Anda mungkin juga menyukai