Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Meisya Aulia (221011200541)
2. Nadya Kamila (221011201899)
3. Najwa Khoirunnisa (221011200471)
4. Shaqina Rachmadini (221011200002)
5. Shahila Rizqia Adi (221011200067)
6. Yasmin Mutiara Zahara (221011200937)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Etika
Bisnis dan Profesiyang berjudul “Perilaku Etika dalam Bisnis, Perkembangan
dalam Etika Profesi, dan Fraud Dalam Profesi” ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala
bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmi pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
2.1 Perilaku Etika dalam Bisnis .......................................................................................... 3
2.2 Isu Etika Signifikan Dalam Dunia Bisnis Dan Profesi ................................................. 5
2.3 Perkembangan Terakhir Dalam Etika Profesi ........................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................. 14
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 14
3.2 Saran ...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui prinsip-prinsip etika bisnis memengaruhi perilaku dalam dunia
bisnis
1
b. Memahami tuntutan pemegang saham terhadap pertumbuhan perusahaan
memengaruhi perilaku etika dalam bisnis.
c. Mengetahui obsesi manajer terhadap pertumbuhan mempengaruhi keputusan
berisiko dan orientasi jangka pendek dalam bisnis.
d. Memahami informasi dan teknologi memengaruhi etika bisnis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dapat terus tumbuh dan mempertahankan keuntungan, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi keputusan bisnis yang diambil. Selain itu, tekanan pertumbuhan dari
pesaing global dan dorongan untuk meningkatkan teknologi juga dapat mengakibatkan
perusahaan menghadapi tekanan untuk mempertahankan profitabilitas, yang dapat
mempengaruhi perilaku etika dalam bisnis. Tuntutan pemegang saham terhadap
pertumbuhan perusahaan juga dapat memicu perilaku yang cenderung berorientasi
jangka pendek. Obsesi manajer terhadap pertumbuhan membuat mereka semakin berani
dalam mengambil keputusan berisiko dan cenderung berorientasi jangka pendek. Hal ini
dapat mengakibatkan perilaku yang tidak etis, seperti pemalsuan transaksi dan catatan,
serta eksploitasi lingkungan atau pekerja.
4
dampak lingkungan yang merugikan. Ketiga, teknologi juga memungkinkan perusahaan
untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan
lebih mudah, tetapi juga memunculkan masalah seperti penipuan dan manipulasi
informasi. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dampak etis dari
penggunaan teknologi dalam bisnis mereka dan memastikan bahwa mereka mematuhi
standar etika yang diterima secara umum dalam industri mereka. Selain itu, perusahaan
juga harus mempertimbangkan tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitar, dan memastikan bahwa teknologi yang mereka gunakan tidak
merugikan pihak-pihak tersebut.
5
Suap, dukungan pembayaran atau properti untuk penentu, keluarga,
yang ditunjuk.
Hadiah, perjalanan gratis, bantuan
Keuntungan khusus-diskon barang nonpasar
Pengobatan khusus-pujian keterlibatan sosial
Hubungan dengan keluarga, kerabat, atau relasi.
3. Kecurangan
Penyalahgunaan dana atau properti
Kecurangan pada rekening pengeluaran
Memalsukan dokumen
Mencuri uang tunai, aset, atau sumber daya
Memalsukan hasil untuk mendapatkan bonus, upah, prestasi, atau
promosi
4. Kesalahpahaman
Sinyal atau insentif yang membingungkan
Atasan/semua orang melakukannya
Perbedaan budaya
5. Slippery slope
Apabila suatu bantuan kecil menyebabkan tuntunan yang semakin
besar.
6
3. Aktivitas bisnis internasional – masalah budaya
4. Akuntabilitas Sosial
Tujuan Akuntabilitas Sosial, antara lain :
7
1) Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaat saat aktivitas yang
menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta
kontribusi;
2) Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
5. Manajemen Krisis
Suatu krisis memiliki potensi untuk memiliki dampak signifikan pada
reputasi perusahaan dan pejabatnya, dan pada kemampuan perusahaan untuk
mencapai tujuanya, dan kemampuannya untuk bertahan. Akibatnya, eksekutif
telah belajar bahwa krisis harus dihindari, dan jika penghindaran tidak
mungkin, krisis itu harus dikelola untuk meminimalkan kerugian. Sayangnya,
sifat alami dari krisis menyebabkan orang berfokus pada kelangsungan hidup,
dan etika menjadi lebih mudah dilupakan. Menurut Lerbinger, krisis adalah
“suatu peristiwa yang membawa, atau memiliki potensi untuk membawa
keburukan dan membahayakan profitabilitas masa depan, pertumbuhan, dan,
mungkin keberlanjutan sebuah organisasi.” Manajemen yang efektif adalah
meminimalkan semua dampak berbahaya.
Pada kondisi normal, perilaku etis dianggap sangat penting, dan pada
saat terjadi krisis pertimbangan etis justru lebih penting lagi. Sesuatu yang
mendasar bagi pengelolaan krisis adalah pemahaman dari empat fase krisis:
pra-krisis, tidak terkontrol, terkontrol, dan pemulihan reputasi. Salah satu
aspek yang paling penting untuk diingat selama penilaian krisis, dan
menghindari dan meminimalkan dampak mereka, adalah dampak langsung
dan berkelanjutan pada reputasi organisasi. Dengan merenungkan bagaimana
8
respon organisasi terhadap krisi akan memengaruhi persepsi para pemangku
kepentingan (stakeholder) terkait apakah organisasi layak dipercaya,
bertanggung jawab, memiliki kredibilitas, pembuat keputusan bisa membuat
pilihan yang menguntungkan semua pihak dan meningkatkan reputasi
perusahaan atau memperpendek periode penurunan.
Pendekatan analitis
9
Keputusan itu sendiri
10
Toshiba dalam peran berbeda, yaitu sebagai pesakitan. Toshiba terbukti
melakukan apa yang disebut oleh Komite Investigasi Independen sebagai
“Pengkhianatan Kepercayaan‟. Pasalnya perusahaan berusia 140 tahun itu
telah membohongi publik dan investor dengan cara menggelembungkan
keuntungan di laporan keuangan. Dan itu dilakukan bukan jumlah kecil dan
tidak dalam tempo setahun dua tahun. Tak tanggung-tanggung overstated profit
1,2 Miliar US Dollar sejak tahun fiskal 2008! Yang lebih memprihatinkan
keadaan tersebut memang direstui oleh petinggi Toshiba sendiri. sampai pada
kesimpulan telah terjadi penyimpangan. Menyentuh unit bisnis personal
computer, semikonduktor hingga reaktor nuklir. Esok harinya, 21 Juli 2015,
delapan dari 16 petinggi Toshiba yang terlibat skandal akuntansi resmi
mengundurkan diri. Termasuk diantaranya Presiden Direktur Hisao Tanaka,
Wakil Presdir Norio Sasaki dan Chief Executive Atsutoshi Nishida.Besarnya
angka, rentang waktu yang tidak sebentar, juga keterlibatan Top Management
memberi gambaran kepada kita betapa kronis dan kompleksnya penyakit dalam
tubuh Toshiba. Penyelewengan dilakukan secara berjamaah, sistematis dan
cerdas. Sekian lapis sistem kontrol dari mulai divisi akuntansi, keuangan,
internal audit, tidak berfungsi sama sekali. Bagaimana akan berfungsi, bahkan
oknumnya dari staff senior mereka yang sudah hafal seluk beluk perusahaan.
Seiya Shimaoka, seorang internal auditor, mencurigai kecurangan dan berusaha
melaporkan tapi malah dianggap angin lalu oleh atasannya sendiri seperti yang
dilansir jurnalis Financial Times. Sedemikian rapi dan cerdasnya hingga tim
auditor eksternal sekelas Ernst & Young (EY) tak mampu mencium aroma
busuk dari laporan keuangan Toshiba. Belum ada dugaan kantor akuntan itu
terlibat dalam skandal.CEO memang tidak menginstruksikan langsung untuk
melakukan penyimpangan tetapi memasang pencapaian target yang tinggi.
11
Toshiba, bawahan tidak bisa mengkoreksi penetapan target oleh CEO yang
bahkan tidak realistis dengan kondisi bisnis dan perusahaan. Bahasa
mudahnya, CEO berkata, “Terserah kamu mau ngapain, pokoknya akhir tahun
harus profit!”Selain itu, sistem kompensasi karyawan yang dihitung dari
kinerja keuangan juga turut andil di dalamnya. Maka muncullah ide-ide kreatif
dari karyawannya untuk mencapai target yang ditetapkan. Celakanya kreatifitas
kali ini bukan dalam riset pengembangan atau pemasaran namun dalam hal
perlakuan akuntansi. Dibuatlah laporan keuangan dengan profit tinggi padahal
tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Pakar akuntansi dan keuangan dunia sudah sedemikian rinci dan ketatnya
mengatur masalah kepatuhan tersebut. Namun tetap saja penyimpangan kerap
terjadi. Dan perjuangan Toshiba kini harus lebih keras dari sebelumnya. Selain
bangkit dari keterpurukan kinerja finansial, mereka perlu mencari kembali
mutiara yang tak ternilai harganya yaitu mengembalikan kepercayaan publik.
Transformasi budaya perusahaan nampaknya bakal jadi agenda penting.
12
b. Penyelesaian Kasus Etika Bisnis Toshiba Corporation
Penyelesaian kasus etika bisnis Toshiba Corporation sebagai berikut:
13
BAB III
3.1 Kesimpulan
Etika bisnis memainkan peran krusial dalam perilaku perusahaan dan dapat
mempengaruhi keputusan manajerial, terutama dalam konteks pertumbuhan
perusahaan. Faktor-faktor seperti tuntutan pemegang saham, tekanan pertumbuhan,
dan penggunaan teknologi memberikan tantangan terhadap praktik etika dalam
bisnis.
3.2 Saran
Saran untuk perusahaan perlunya memprioritaskan prinsip-prinsip etika
bisnis, termasuk otonomi, kejujuran, keadilan, saling menguntungkan, dan
integritas moral. Manajer perlu memahami bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
boleh dicapai dengan mengorbankan nilai-nilai etika. Selain itu, perusahaan juga
harus mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari penggunaan
teknologi dalam operasional bisnis mereka.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya Edisi Revisi, Salemba Empat, Edisi terbaru.
Keraf, A.Sonny. Etika Bisnis : Tuntutan dan Relevansinya, Kanisius, Edis Terbaru.