Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ETIKA BISNIS & PROFESI

Etika Profesi Akuntan dalam Kasus Anti


Korupsi pada Perusahaan Manufaktur

Dosen Pengampu:
Omi Pramiana, SE, M.Ak

Disusun Oleh:
Ina Nikmatul Chasanah 2062002
Cindy Eka Makhsunnah 2062009
Zafirah Nur Sabrina 2062018

Reguler A1 2020

Program Studi Akuntansi


STIE PGRI Dewantara Jombang
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang hingga saat
ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk
menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Etika Profesi Akuntan
dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufaktur.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis
& Profesi. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaanya,
penyusun selalu mengharap adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Etika Bisnis & Profesi dan kepada pihak yang telah mendukung hingga
terselesainya makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa
saja yang membacanya.

Jombang, 18 Desember 2022

Kelompok 12

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2


DAFTAR ISI .............................................................................................. 3
RINGKASAN ............................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 7
2.1. Pengetian Etika Bisnis dalam Perusahaan ........................................... 7
2.2. Tujuan dan Manfaat Etika Untuk Perusahaan ..................................... 8
2.3. Kode Etik Perusahaan Manufaktur ...................................................... 9
2.4. Prinsip Etika dalam Berbisnis .............................................................. 10
2.5. Penerapan Kode Etik Perusahaan ........................................................ 11
2.6. Kasus Korupsi pada Perusahaan Manufaktur ...................................... 11
2.7. Peran Etika dalam Pemberantasan Kasus Korupsi Perusahaan
Manufaktur........................................................................................... 13
BAB III PENUTUP..................................................................................... 15
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 15
3.2. Saran .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16

3
RINGKASAN
Etika bisnis adalah prinsip-prinsip mengenai sebuah kebijakan yang
memberikan pedoman dalam melakukan aktivitas bisnis. Dikutip dari investopedia,
etika bisnis juga mengatur hal-hal yang berpotensi kontroversial seperti tata kelola
perusahaan, perdagangan antar orang dalam, penyuapan, diskriminasi, tanggung
jawab sosial perusahaan, dan tanggung jawab hak kepemilikan. Sederhananya,
etika bisnis ini berperan sebagai pedoman agar perusahaan dapat melakukan
aktivitas bisnisnya sesuai dengan hukum dan tidak melakukan hal-hal yang
merugikan.
Dalam banyak hal, etika bisnis memiliki banyak perspektif. Mulai dari
filosofis, ilmiah, hingga hukum. Di beberapa negara, umumnya hal ini cukup erat
kaitannya dengan undang-undang. Namun, penerapan etika bisnis ini tidak melulu
bertujuan agar tetap bersih dari perspektif hukum, tetapi juga untuk meningkatkan
citra publik mereka. Salah satunya yaitu menanamkan dan memastikan
kepercayaan antara konsumen.

Di sisi lain, etika bisnis juga digunakan individu untuk berperilaku secara
profesional dan dapat diterima pada saat melakukan aktivitas bisnis. Selain dengan
alasan profesionalitas, hal ini juga digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
bisnis untuk mendapatkan persetujuan publik. Sehingga etika bisnis ini bukan
hanya sekadar konsep, melainkan bagaimana seluruh elemen bisnis dapat bertindak
secara benar baik ketika menentukan strategi ataupun dalam mengambil keputusan.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis.
Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan
kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar
keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan
tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam
kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu
diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan
bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis
yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik
adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara
moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah
timbul dalam hubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf
internasional. Walaupun terdapat hubungan erat antara norma hukum dan
norma etika, namun dua macam hal itu tidak sama. Ketinggalan hukum,
dibandingkan dengan etika, tidak terbatas pada masalah-masalah baru,
misalnya, disebabkan perkembangan teknologi.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa
dan wajar pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan
banyak pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia.
Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering
dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggungjawab di Indonesia.
Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh
para pebisnis yang ingin menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar,
terdapat factor lain yang juga mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan
pelanggaran etika bisnis, antara lain untuk memperluas pangsa pasar, serta
mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga factor tersebut merupakan alasan
yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika dengan
berbagai cara.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian etika bisnis dalam perusahaan?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat etika untuk perusahaan?
3. Bagaimana kode etik perusahaan manufaktur?
4. Bagaimana prinsip etika dalam berbisnis?
5. Bagaimana penerapan kode etik perusahaan?
6. Bagaimana kasus korupsi yang ada pada perusahaan manufaktur?

5
7. Bagiamana peran etika dalam pemberantasan perusahaan manufaktur?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika bisnis dalam perusahaan.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat etika untuk perusahaan.
3. Untuk mengetahui kode etik perusahaan manufaktur.
4. Untuk mengetahui prinsip etika dalam berbisnis.
5. Untuk mengetahui penerapan kode etik perusahaan.
6. Untuk mengetahui kasus korupsi yang ada pada perusahaan manufaktur.
7. Untuk mengetahui peran etika dalam pemberantasan perusahaan
manufaktur.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengetian Etika Bisnis dalam Perusahaan Manufkatur


Etika bisnis dalam perusahaan manufaktur adalah cara untuk berbisnis dan
meliputi semua bagian yang berhubungan dengan perusahaan, masyarakat, dan
individu. Peran dari etika bisnis pada sebuah perusahaan manufaktur adalah
untuk membentuk perilaku karyawan dan pimpinan agar hubungan antara
karyawan, perusahaan, dan berbagai pihak internal dan eksternal lain tetap
sehat.
Etika bisnis juga dapat dijadikan pedoman dan standar bagi karyawan dan
manajemen untuk mengerjakan tugas keseharian dengan landasan sikap yang
profesional, transparansi penuh, dan bermoral baik
Berikut sejumlah definisi teori etika bisnis menurut para ahli :
• Yosephus, etika berbisnis adalah penerapan moral dalam bidang ekonomi,
utamanya industri bisnis.
• Muslich, menurutnya etika yang ada dalam dunia bisnis adalah sebuah
pengetahuan seseorang tentang bagaimana cara yang ideal untuk mengelola
bisnis yang berdasar pada norma moral secara umum.
• Hill and Jones, etika dalam bisnis adalah bekal bagi setiap pemimpin
sebagai pertiimbangan pengambilan keputusan yang strategis dan berdasar
moral.
• Sumarni, etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan
dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran
perusahaan (1998:21).
• Bertens, etika bisnis bahkan lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh
hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis sering kita
temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum (2000).
• Velasques, etika bisnis adalah studi yang berfokus mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini juga berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,perilaku bisnis, dan institusi.
• Steade Et Al dan rekan-rekannya mengungkapkan bahwa etika bisnis
adalah standar etika yang berhubungan dengan tujuan dan cara untuk
mengambil suatu keputusan bisnis.
• Bertens berpendapat bahwa etika bisnis mempunyai arti lebih luas dari
ketentuan hukum yang telah diatur. Dari sudut pandang Bertens, etika
bisnis merupakan standar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
standar yang berlaku secara hukum.

Secara umum, teori ini memang berbicara tentang bagaimana perilaku


berbisnis yang baik dan sesuai dengan norma. Namun, ada empat teori besar
yang juga dipelajari dalam konsep tersebut, diantaranya yaitu :
• Teori keutamaan

7
Teori pertama adalah tentang keutamaan memandang bagaimana
seseorang bersikap. Perilaku atau sikap baik seseorang akan menciptakan
watak dan karakter yang baik secara moral juga.
• Teori hak
Seperti pembahasan etika pada umumnya, teori hak berbicara mengenai
sesuatu yang pantas dan harus didapatkan oleh seorang individu. Sehingga
jika dilihat dari segi bisnis, segala keputusan yang diambil perusahaan tidak
boleh melanggar hak seseorang.
• Teori deontologi
Teori deontologi dalam etika bisnis menekankan tentang kewajiban
seseorang untuk berperilaku sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Misalkan Anda bekerja dalam sebuah perusahaan dan bertugas untuk
menangani pemasaran produk, maka sesuai teori deontologi dalam etika
bisnis, Anda harus melakukan tugas tersebut dengan baik.
• Teori teleologi
Kata teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Telos” yang berarti
tujuan atau akhir. Teori ini menganggap bisnis etis adalah yang berhasil
menciptakan keseimbangan dengan baik hingga pada tujuan terakhir.
Sehingga dalam kata lain, teori ini mendasarkan konsep kebaikan.

2.2. Tujuan dan Manfaat Etika untuk Perusahaan Manufaktur


Tujuan etika pada perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi beberapa
bagian seperti :
• Meningkatkan kesadaran moral
Hal ini akan bertujuan agar para manajer bukan saja memikirkan
keuntungan dan kegiatan operasional, tetapi juga memikirkan nilai dan
sikap yang harus dimiliki. Dengan adanya cara ini maka perselisihan
dapat dihindarkan.
• Meningkatkan relasi yang baik dengan para stake holder
Dengan cara sederhana ini maka secara tidak langsung hubungan
perusahaan dengan para stake holder yang terjalin akan awet dan terjaga.
• Memberikan motivasi kepada pelaku bisnis untuk dapat meningkatkan
kemampuan
Karena adanya standard yang sudah berlaku, dan harus dipatuhi oleh
seluruh karyawan. Hal tersebut akan berdampak pada kemampuan mereka
dalam menjalankan pekerjaannya.

Bagi sebuah perusahaan, etika bisnis merupakan hal penting dalam


membangun kiprah perusahaan dan akan bermanfaat di masa depan. Manfaat
etika bisnis untuk perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :
• Memiliki reputasi yang baik
Perusahaan yang menerapkan etika bisnis seharusnya akan memiliki
citra yang baik dan membuat pelanggan terus bertambah. Dengan cara ini
perusahaan dapat berkembang dan mencapai target dengan sukses.
• Terciptanya kepercayaan

8
Perusahaan yang memiliki kejujuran akan mendapatkan manfaat
seperti kepercayaan dari konsumen. Bukan saja loyalitas, tapi mereka akan
merekomendasikan bisnis tersebut kepada orang lain.
• Mendapatkan keuntungan maksimal
Perusahaan yang telah menerapkan etika bisnis, akan membuat
pelanggan percaya, dan menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal.
Hal ini terjadi karena pelanggan telah menaruh kepercayaan penuh.
• Menjunjung nilai moral perusahaan
Nilai moral selalu berkaitan dengan etika bisnis, bahkan memberi efek
kepada perilaku dan moral karyawan dalam perusahaan. Nilai ini sendiri
yang membuat perusahaan menjadi lebih unggul.

2.3. Kode Etik Perusahaan Manufaktur


Setiap perusahaan memiliki code of conduct atau kode etik yang berbeda-
beda, sesuai dengan ciri khas dan bentuk perusahaannya. Tentu kode etik
perusahaan manufaktur akan berbeda dengan perusahaan jasa.
Contoh kode etik pada perusahaan manufaktur yaitu :
• Etika perusahaan dengan karyawan, contohnya dengan memperlakukan
karyawan secara setara (fair) dan tidak membedakan suku, agama, ras, dan
antar golongan dalam segala aspek.
• Etika perusahaan dengan pelanggan, contohnya dengan membuka layanan
pelanggan dan menindaklanjuti keluhan pelanggan tanpa melakukan
diskriminasi terhadap pelanggan.
• Etika perusahaan dengan pesaing, contohnya dengan melakukan
persaingan sehat dengan mengedepankan keunggulan produk dan layanan
yang bermutu.
• Etika perusahaan dengan pemasok, contohnya dengan memelihara
komunikasi yang baik dengan penyedia barang dan jasa termasuk
melaksanakan kesepakatan atau perjanjian yang telak ditetapkan.
• Etika perusahaan dengan mitra kerja, contonya dengan meningkatkan iklim
saling percaya, menghargai, dan memupuk kebersamaan dengan mitra
kerja sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang berlaku.
• Etika perusahaan dengan kreditur/investor, contohnya dengan menerima
pinjaman/penanaman nodal hanya ditujukan untuk kepentingan bisnis dan
peningkatan nilai tambah perusahaan.
• Etika Perusahaan dengan Pemerintah, contohnya dengan berkomitmen
untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Etika Perusahaan dengan Masyarakat, contohnya dengan melaksanakan
program tanggung jawab sosial dan dapat bersinergi dengan program-
program Pemerintah terkait.
• Etika Perusahaan dengan Media Massa, contohnya dengan menjadikan
media massa sebagai mitra dan alat promosi untuk membangun citra yang
baik.

9
• Etika Perusahaan mengenai keterbukaan dan kerahasiaan informasi,
contohnya dengan berkomitmen untuk mengungkapkan informasi bersifat
material yang penting dalam pengambilan keputusan kepada pihak
berkepentingan.
• Etika Perusahaan dengan Organisasi Profesi, contohnya dengan menjalin
kerjasama yang baik dan berkelanjutan dengan organisasi profesi untuk
memperoleh informasi perkembangan bisnis, mendapatkan peluang bisnis,
dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

2.4. Prinsip Etika dalam Berbisnis


Etika dalam berbisnis bisa menghasilkan beberapa standar-standar baru
dalam melakukan kegiatan bisnis. Artinya ada batasan-batasan hal apa saja yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan untuk mendukung proses bisnisnya.
Etika berbisnis biasanya memiliki beberapa prinsip, antara lain:
1. Berintegritas
Etika harus mengedepankan integritas perusahaan maupun
pemimpinnya. Segala proses bisnis yang dilakukan tidak boleh melanggar
prinsip-prinsip dasar perusahaan hanya demi meraup keuntungan banyak.
2. Jujur
Etika harus menjunjung tinggi kejujuran dalam interaksi. Misalnya
hanya ingin mendapatkan simpati klien, sampai harus memberikan
informasi-informasi palsu tentang perusahaan.
3. Loyalitas
Etika harus melindungi rahasia-rahasia perusahaan dari kepentingan-
kepentingan pribadi. Prinsip ini harus tetap dipegang meskipun seorang
karyawan sudah tidak lagi bekerja di dalam perusahaan tersebut.
4. Keadilan
Tidak membawa-bawa kekuasaan secara sewenang-wenang. Semua
pekerja berhak mendapatkan perlakuan yang sama tanpa memandang posisi
dan status. Tidak hanya untuk internal, pihak eksternal perusahaan juga
berhak untuk mendapatkan perlakuan yang sama.
5. Taat hukum
Etika harus taat terhadap hukum-hukum atau regulasi yang berlaku. Hal
ini harus dijunjung tinggi dalam melaksanakan segala proses bisnis.
6. Akuntabilitas
Setiap etika harus bisa dipertanggung jawabkan kualitasnya.
Pertanggung jawaban tidak hanya ke perusahaan, tetapi juga ke pihak
eksternal termasuk klien.
7. Berkomitmen terhadap kesempurnaan
Semua etika dilakukan sesempurna mungkin demi mencapai tujuan-
tujuan bisnis. Setiap tugas dikerjakan secara sungguh-sungguh semaksimal
mungkin tanpa ada kekurangan sedikitpun.
8. Menjaga kehormatan orang lain
Etika di dalam berbisnis harus bisa menghormati orang lain. Seorang
karyawan atau perusahaan harus bisa menjaga privasi, martabat, hak, dan
kepentingan orang lain termasuk klien.
9. Saling menguntungkan

10
Dalam berbisnis semua pihak harus sama-sama diuntungkan. Produsen
bisa diuntungkan dengan bayaran yang didapatkan, sementara pembeli juga
mendapatkan keuntungan dari kualitas produk yang mereka dapatkan.

2.5. Penerapan Kode Etik Perusahaan


Kode etik perusahaan merupakan dokumen yang menjelaskan prinsip dan
pedoman yang harus diikuti semua karyawan dalam menjalankan semua
aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan. Kode etik perusahaan bukan
hanya apa yang ada dalam dokumen semata. Ia harus ditaati dan dibiasakan
dalam perilaku organisasi, untuk itu perlu bagi pemimpin perusahaan
memastikan agar kode etik dapat diterapkan. Cara menerapkan kode etik
perusahaan antara lain:
1. Budaya Organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya yang unik, hal ini berkaitan dengan
cara melakukan sesuatu yang berkembang melalui nilai dan kepercayaan
bersama. Agar budaya organisasi dapat tercipta dengan baik, seorang
pemimpin harus dapat menjadi contoh bagi karyawannya.
Budaya organisasi sangat dipengaruhi oleh eksekutif senior, yang
memberi tahu anggota organisasi tentang perilaku yang dapat diterima dan
apa yang terjadi jika itu dilanggar. Secara teori, nada yang ditetapkan di
bagian atas organisasi mendorong perilaku etis, tetapi terkadang tidak.
2. Pemimpin yang Etis dan Patut Dicontoh
Para pemimpin harus terus berhubungan dengan bawahan dan
menginformasikan mengenai kebijakan dan harapan etis. Mereka harus
tersedia untuk membantu karyawan mengidentifikasi dan memecahkan
masalah etika, dan harus mendorong mereka untuk menyampaikan
keluhan.
Pemimpin bertanggung jawab untuk meminimalkan peluang
terjadinya kesalahan dan untuk menggunakan kontrol yang diperlukan
untuk menegakkan kebijakan perusahaan. Mereka juga harus menganggap
diri mereka sebagai panutan.
Bawahan juga harus berani meminta atasan mereka untuk
mengkomunikasikan kebijakan dan praktik terkait perilaku etis, dan
sebagai aturan jika manajer berperilaku etis, bawahan mungkin akan
melakukan hal yang sama.

2.6. Kasus Korupsi pada Perusahaan Manufaktur


Kalimantan Tengah. Pemberian izin kepada 3 (tiga) perusahaan di
Kotawaringin Timur1, Kalimantan Tengah pada tahun 2010 yang melibatkan
Bupati Kotawaringin Timur dan merugikan negara sebesar Rp 5,8 triliun dan
US$ 711 ribu. Atas penerbitan IUP itu KPK menduga Supian yang juga kader
PDIP tersebut telah merugikan negara hingga Rp5,8 triliun dan US$711 ribu
(setara Rp9,9 miliar dengan asumsi kurs Rp14 ribu). Terlepas dari jumlah
kerugian negara, Supian kembali menambah panjang kepala daerah yang
menjadi pesakitan di KPK. Padahal dia tengah menjalani periode keduanya
sebagai orang nomor satu di Kabupaten Kotawaringin Timur. Periode
pertamanya, yakni 2010-2015.

11
Berdasarkan informasi yang diperoleh CNNIndonesia.com dari sejumlah
sumber, pada periode pertama, setelah dilantik Supian langsung mengangkat
teman-teman dekatnya yang juga menjadi bagian dari tim suksesnya sebagai
Direktur dan Direktur Utama PT Fajar Mentaya Abadi. Kolega Supian itu
mendapat masing-masing mendapat jatah saham perusahaan sebesar 5%.
Perusahaan yang diduduki koleganya itu kemudian diberikan IUP seluas
1.671 hektar. Hal itu tertuang dalam SK IUP yang diterbitkan Supian pada
Maret 2011. Izin itu keluar dari Supian meski dirinya mengetahui bahwa PT
Fajar Mentaya Abadi belum memiliki sejumlah dokumen perizinan, di
antaranya Izin lingkungan atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Pada November 2011, PT Fajar Mentaya Abadi dapat melakukan
kegiatan operasi produksi bauksit dan melakukan ekspor ke China.
Pada November 2011, Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang
melayangkan surat kepada Supian agar menghentikan seluruh kegiatan usaha
pertambangan oleh PT Fajar Mentaya Abadi. Surat itu tidak diindahkan dan PT
Fajar Mentaya Abadi tetap melakukan kegiatan pertambangan hingga 2014.
Selain itu, Supian juga diketahui memenuhi permohonan PT Billy Indonesia
dengan menerbitkan SK IUP ekspolorasi pada Desember 2010. SK IUP itu
diberikan tanpa melalui proses lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP). PT Billy Indonesia juga diketahui tidak memiliki kuasa
pertambangan.
Pada April 2011, Supian juga menerbitkan SK IUP eksplorasi kepada PT
Aries Iron Mining. Penerbitan IUP ini pun tanpa melalui proses lelang WIUP.
Padahal, seperti halnya PT Billy Indonesia, PT Aries Iron Mining tidak
memiliki kuasa pertambangan. Hasilnya PT Aries Iron Mining melakukan
eksplorasi yang merusak lingkungan.
Tak berhenti di situ pada Februari 2013 Supian menerbitkan SK IUP tentang
Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi mejadi Izin
Usaha Pertambangan Operasi kepada PT Billy Indonesia. Penerbitan SK IUP
itu tanpa kelengkapan dokumen AMDAL dari PT Billy Indonesia.
Pada April 2013 Supian turut menerbitkan keputusan izin tentang izin
lingkungan kegiatan usaha pertambangan bijih bauksit dan keputusan tentang
kelayakan lingkungan rencana kegiatan pertambangan bijih bauksit oleh PT
Billy Indonesia. Berdasarkan izin tersebut PT Billy Indonesia melakukan
ekspor bauksit.
KPK pun membongkar permasalahan tersebut. KPK pun menetapkan
Supian sebagai tersangka karena diduga menerima suap dan gratifikasi atas
perizinan proyek tambang yang dia keluarkan berupa mobil Toyota Land
Cruiser, Hummer H3 dan uang sebesar 500 juta. Atas izin-izin yang
dikeluarkan untuk tiga perusahaan berbeda itu, KPK juga menduga telah terjadi
kerugian negara mencapai Rp5,8 triliun dan US$711 ribu.

12
2.7. Peran Etika dalam Pemberantasan Kasus Korupsi pada Perusahaan
Manufaktur
Etika secara moral di samping merupakan dasar dari prinsip dan aturan yang
dapat menentukan apakah tindakan yang dilakukan itu benar atau salah, akan
tetapi juga memberikan petunjuk apakah akibat tindakan yang dilakukan
tersebut bermanfaat bagi masyarakat secara umum ataukah justru
membahayakannya, apakah tindakan yang dilakukannya bermanfaat bagi
organisasi dan perusahaan atau membahayakan organisasi dan perusahaan.
Sementara itu, perusahaan tentu saja mempunyai motivasi guna memeroleh
profit atas apa yang dilakukannya, atas dasar ini perusahaan membangun
entitas perusahaan dan menentukan target sasaran. Pada saat inilah diperlukan
prinsip-prinsip etika ke dalam kegiatan usahanya yang secara keseluruhan
diterapkan baik dalam entitas perusahaan, dalam menetapkan sasaran bisnis
perusahaan, membangun jaringan dengan stakeholders, maupun dalam upaya
pengembangan diri para pelaku usaha itu sendiri. Penerapan prinsip-prinsip
etika ini dalam jangka panjang diharapkan dapat tercipta suatu kegiatan bisnis
yang beretika, tidak sekedar meraup untung semata, tetapi juga ikut peduli
terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat.
Korupsi bagaikan sebuah virus yang membuat manusia lemah menjadi
semakin lemah, karena tidak mempunyai kekuatan nilai etika dan moral yang
secara konsisten dapat diterapkan. Sejak kecil hanpir semua orang diajarkan
tentang sebuah nilai bahwa mencuri adalah perbuatan tidak baik, namun saat
dewasa semuanya tergantung kita apakah akan mnempertahankan nilai-nilai
tersebut ataukah membuangnya dengan alasan tertentu.
Sehubungan dengan korupsi, etika kemudian lahir sebagai alat kontrol
dalam menjalankan sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan ada seperangkat
nilai yang kemudian diyakini untuk dipegang teguh dalam setiap tingkah laku
karyawan dan pemilik perusahaan.
Keseluruhan nilai etika yang biasanya tercantum dalam Kode Etik
Perusahaan pada umumnya berisi mengenai petunjuk dalam tingkah laku sejak
diangkat sebagai karyawan hingga kewajiban dan larangan. Sejak diangkat
sebagai karyawan seseorang biasanya telah menandatangani semacam pakta
integritas dan amanah untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar etika.
Dalam menanamkan etika bisnis kepada karyawan harus melalui peraturan
yang tidak melihat dari perspektif tunggal atau hanya menawarkan satu solusi
dari masingmasing masalah berkenaan dengan etik. Pengambilan keputusan
harus berdasarkan pada fakta, dugaan, dan pertimbangan etis yang tajam. Hal
tersebut dapat tercapai melalui pelatihan atas cara berpikir yang unggul dalam
menghadapi berbagai situasi. Pelatihan atas pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab perlu mengacu pada pendekatan yang ditetapkan oleh
perusahaan, apakah menggunakan pendekatan kepatuhan atau integritas.
Pelatihan etika bagi perusahaan yang menggunakan metode pendekatan
integritas dapat mengikuti cara-cara berikut:
a. Menyediakan rasionalisasi dan ide bagi karyawan untuk berpartisipasi
secara efektif dalam proses pengambilan keputusan beretika;

13
b. Membantu karyawan untuk peka terhadap lingkungan dengan menyeleksi
prioritas etika;
c. Memberikan sanksi yang sesuai terhadap pelanggaran etik;
d. Menyiapkan karyawan untuk melaporkan apabila terdapat praktik bisnis
yang tidak memenuhi standar etika;
e. Meningkatkan kesadaran dan sensitivitas terhadap isu-isu moral dan
berkomitmen untuk menemukan solusinya;
f. Meningkatkan efektivitas dan meneguhkan moral karyawan dalam
menjalankan aktivitas bisnis;
g. Meningkatkan kemampuan karyawan untuk secara sendirinya bertindak
sesuai etika;
h. Menyediakan konsep etik dan alat bantu dalam menyusun kode etik.
Bagi perusahaan yang menggunakan metode pendekatan kepatuhan, cara
yang digunakan akan berbeda, karena pada perusahaan yang menggunakan
pendekatan tersebut, pada umumnya segala peraturan telah tercantum dalam
kode etik. Berikut uraiannya:
a. Mengadakan pelatihan atas etika dengan kode etik perusahaan sebagai
dasar;
b. Menyediakan akses bagi karyawan untuk melakukan pelaporan jika terjadi
pelanggaran etika;
c. Memberikan sanksi yang sesuai dengan pelanggaran etik.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Etika bisnis pada sebuah perusahaan manufaktur memiliki peran untuk
membentuk perilaku karyawan dan pimpinan agar hubungan antara karyawan,
perusahaan, dan berbagai pihak internal dan eksternal lain tetap sehat.dalam
hal ini etika bisnis dijadikan pedoman dan standar bagi karyawan dan
manajemen untuk mengerjakan tugas keseharian dengan landasan sikap yang
profesional, transparansi penuh, dan bermoral baik.
Adanya etika bisnis dalam Perusahaan Manufaktur bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran moral, meningkatkan relasi yang baik dengan para
stakeholder, serta memberikan motivasi kepada pelaku bisnis untuk dapat
meningkatkan kemampuan. Selain itu dengan adanya Etika bisnis ini akan
memberikan manfaat bagi perusahaan antara lain: memiliki reputasi yang baik,
terciptanya kepercayaan dari konsumen, mendapatkan keuntungan yang
maksimal, serta dapat menjujung nilai moral perusahaan. Setiap perusahaan
memiliki kode etik serta prinsip dalam berbisnis yang mana hal tersebut harus
diterapkan dengan baik. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa Etika
secara moral di samping merupakan dasar dari prinsip dan aturan yang dapat
menentukan apakah tindakan yang dilakukan itu benar atau salah, akan tetapi
juga memberikan petunjuk apakah akibat tindakan yang dilakukan tersebut
bermanfaat bagi masyarakat secara umum ataukah justru membahayakannya,
apakah tindakan yang dilakukannya bermanfaat bagi organisasi dan
perusahaan atau membahayakan organisasi dan perusahaan.

3.2. Saran
Setelah melihat etika profesi akuntan dalam kasus anti korupsi pada
perusahaan manufaktur dan fakta implementasi dari etika profesi bisnis serta
perturan perundang-undangan tentang korupsi, maka penulis memunculkan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pemberantasan dan pencegahan korupsi haruslah dilakukan dari atas atau
“top political will” secara konsisten dari para penyelenggara negara;
2. Pemberantasan tindak pidana korupsi harus tetap berpegang pada Undang-
undang korupsi yang telah berlaku dengan mengedepankan pertanggung
jawaban pidana terlebih dahulu kemudian pertanggung jawaban secara
perdata.
3. Peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas dengan
sanksi yang dapat menimbulkan kejeraan serta proses peradilan yang cepat
dan transparan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Jejak Suap Bupati Kotim yang Rugikan Negara Rp5,8 Triliun (2019) CNN
Indonesia. Available at:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190207072914-12-367023/jejak-suap-
bupati-kotim-yang-rugikan-negara-rp58-triliun (Accessed: 18 December 2022).
Azkiya, G. (2022) Mengenal Etika Bisnis, Penjelasan, Prinsip dan Contohnya,
Skill Academy. Available at: https://blog.skillacademy.com/etika-bisnis-adalah
(Accessed: 18 December 2022).
Renanda, R. (2021) Pengertian Etika Bisnis, Tujuan dan Contohnya,
GreatDayHr. Available at: https://greatdayhr.com/id-id/blog/pengertian-etika-
bisnis/ (Accessed: 18 December 2022).

15

Anda mungkin juga menyukai