Oleh:
20101016
Alhamdulillah, Segala Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pencipta alam
semesta,tidak lupa bershalawat atas rahmat kepada nabi muhammad saw. Karna atas karunia
Allah dapat menyusun makalah yang berjudul “Demam Berdarah Dengue (DBD)”. Saya
selaku penulis jika ada kata atau tulisan yang kurang dimengerti mohon dimaafkan. Berkaitan
dengan ini harapkan sebagai penulis dapat di terima dengan baik. Tugas ini dibuat atas
akademi bahasa indonesia program studi d3 keperawatan. Demikian makalah ini penulis
susun agar dapat bermanfaat baik penulis maupun pihak yang membacanya. Saran atau pun
kritik akan diterima.
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .....................................................................................................................
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan .................................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968
dengan jumlah kasus sebanyak 58 penduduk. Hingga pada tahun 2009 terjadi peningkatan
jumlah provinsi dan kota yang endemis DBD, dari dua provinsi dan dua kota menjadi 32
provinsi dan 382 kota dengan jumlah kasus 158.912 penduduk (Kemenkes RI dalam Divy
dkk, 2018). Indonesia tahun 2013 mencatat Angka Insiden (AI) sebesar 45,85 per 100.000
penduduk atau 112.511 kasus, dan tahun 2014 bulan Januari-April tercatat AI sebesar 5,17
per 100.000 penduduk atau 13.031 kasus. Hingga tahun 2010, Indonesia masih menduduki
peringkat atas untuk jumlah kasus DBD di ASEAN yaitu 150.000 kasus (WHO dalam Divy
dkk, 2018). Pada tahun 2015, tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34
provinsi di Indonesia, dan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut lebih
tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebanyak 100.347 penderita DBD dan
sebanyak 907 penderita meninggal dunia pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh
perubahan iklim dan rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan (Kemenkes
RI, 2016). Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Indonesia dengan jumlah
kasus 68.407 tahun 2017 mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2016 sebanyak
204.171 kasus. Sedangkan perbandingan kasus kematian pada tahun 2017 berjumlah 493
kasus jika dibandingkan tahun 2016 berjumlah 1.598 kasus, kasus ini mengalami penurunan
hampir 3 kali lipat. Fakta menarik lainnya, provinsi dengan jumlah kasus tertinggi terjadi di 3
(tiga) provinsi di Pulau Jawa, masing-masing Jawa Barat dengan total kasus sebanyak 10.167
kasus, Jawa Timur sebesar 7.838 kasus dan Jawa Tengah 7.400 kasus. Data tersebut tidak
sebanding dengan jumlah kasus kematiannya karena kasus kematian tertinggi terjadi di
Provinsi Jawa Timur sebanyak 105 kasus dan diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah sebanyak 92
kasus. Sedangkan untuk jumlah kasus terendah terjadi di Provinsi Maluku Utara dengan
jumlah 37 kasus (Kemenkes RI, 2018).
B. Rumusan masalah
Adapaun perumusan masalah untuk makalah ini adalah bagaimana demam berdarah dengue?
C. Tujuan
Tujuan umum
Adapaun tujuan umum untuk mendeskripsikan demam berdarah dengue?
Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan mengenai definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Untuk mendeskripsikan mengenai gejala dan tanda timbulnya Demam Berdarah
Dengue (DBD)
3. Untuk mendeskripsikan mengenai riwayat alamiah penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD)
4. Untuk mendeskripsikan mengenai pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
5. Untuk mendeskripsikan mengenai pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD)
BAB II
PEMBAHASAN
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus Dengue
yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
seperti Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) yang paling banyak ditemukan. Nyamuk dapat membawa virus
dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa
inkubasi virus di dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat
mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitannya (Najmah, 2016).
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat
fatal dalam waktu yang relatif singkat dan menyerang semua umur baik anak-anak maupun
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengue (Hastuti, 2008).
Demam berdarah (DBD) adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh
virus dengue yang dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem
pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan yang dapat menimbulkan kematian
(Misnadiarly,2009).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan famili
Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan
perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016).
Pada kasus DBD terjadi demam tinggi berlangsung selama 3 hingga 14 hari. Gejala lain
dari demam berdarah adalah: Nyeri retro-orbital (pada bagian belakang mata), sakit kepala
pada bagian depan , nyeri otot, Rash (bintik merah pada kulit), sel darah putih rendah,
pendarahan, dan dehidrasi (Kesehatan dan Layanan dalam Jaweria, 2016). Dalam sebagian
besar kasus, infeksi dengue tidak menunjukkan gejala, terlebih pada pasien yang sebelumnya
tidak memiliki riwayat penyakit. Jika pasien tidak mendapatkan perawatan tepat waktu maka
penyakit dapat bertambah parah. Tanda-tanda yang muncul pada kondisi ini meliputi: muntah
yang persisten, sakit perut akut, perubahan suhu tubuh, dan iritabilitas (Hyattsville dalam
Jaweria, 2016). Demam berdarah dengue dapat berubah menjadi dengue shock
syndrome (DSS) dengan gejala seperti: kulit yang dingin, gelisah, denyut nadi cepat, sempit
dan lemah (Jaweria, 2016).
2. Manifestasi perdarahan dengan tes Rumpel Leede (+), mulai dari petekie (+) sampai
perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau buang air besar darah-hitam
1. Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini terjadi interaksi antara pejamu (Host) dan agen nyamuk Aedes
aegypti yang telah terinfeksi oleh virus dengue. Jika imunitas pejamu sedang lemah, seperti
mengalami kurang gizi dan keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan maka virus
dengue yang telah menginfeksi nyamuk Aedes aegypti akan melanjutkan riwayat alamiahnya
yakni ke tahap Patogenesis (Najmah, 2016).
2. Tahap Patogenesis
Masa inkubasi virus dengue berkisar selama 4-10 hari (biasanya 4-7 hari), nyamuk
yang terinfeksi mampu menularkan virus selama sisa hidupnya. Manusia yang terinfeksi
adalah pembawa utama dan pengganda virus, melayani sebagai sumber virus nyamuk yang
tidak terinfeksi. Pasien yang sudah terinfeksi dengan virus dengue dapat menularkan infeksi
(selama 4-5 hari, maksimum 12 hari) melalui nyamuk Aedes setelah gejala pertama mereka
muncul (Najmah, 2016).
3. Tahap Pasca Patogenesis
Apabila pengobatan berhasil, maka penderita akan sembuh sempurna tetapi apabila
penyakit tidak ditangani dengan segera atau pengobatan yang dilakukan tidak berhasil maka
akan mengakibatkan kematian.
D. Pencegahan (DBD)
1. Pencegahan Primordial
Saat ini, cara untuk mengendalikan atau mencegah penularan virus demam berdarah adalah
dengan memberikan penyuluhan yang sangat penting untuk menginformasikan kepada
masyarakat mengenai bahaya nya DBD. Menurut Kemenkes RI (2018), di Indonesia dikenal
dengan istilah 3M Plus dalam pencegahan primer DBD yaitu:
a. Menguras, tempat penampungan air dan membersihkan secara berkala, minimal seminggu
sekali karena proses pematangan telur nyamuk Aedes 3-4 hari dan menjadi larva di hari ke 5-
7. Seperti, di bak mandi dan kolam supaya mengurangi perkembangbiakan nyamuk.
2. Pencegahan Primer
Beberapa bentuk pencegahan primer yaitu dengan pengendalian vektor dan implementasi
vaksin. Saat ini vaksin dengue sudah ditemukan, akan tetapi belum ditetapkan sebagai
imunisasi dasar lengkap oleh pemerintah sehingga harganya masih belum terjangkau oleh
masyarakat umum (Susanto dkk, 2018).
3. Pencegahan Sekunder
Untuk demam berdarah yang parah, dilakukan pengobatan medik oleh dokter atau
perawat yang berpengalaman, pengobatan medik dapat menurunkan angka kematian lebih
dari 20% sampai 1%. Menjaga volume cairan tubuh pasien adalah hal yang sangat kritikal
untuk pasien dengan demam berdarah yang aparah. Diperlukan pengawasan penderita, kontak
dan lingkungan sekitar dengan melaporkan kejadian kepada instansi kesehatan setempat,
mengisolasi atau waspada dengan menghindari penderita demam dari gigitan nyamuk pada
siang hari dengan memasang kasa pada ruang perawatan penderita dengan menggunakan
kelambu yang telah direndam dalam insektisida, atau lakukan penyemprotan tempat
pemukiman dengan insektisida yang punya efek knock down terhadap nyamuk dewasa
ataupun dengan insektisida yang meninggalkan residu. Lakukan investigasi terhadap kontak
dan sumber infeksi : selidiki tempat tinggal penderita 2 minggu sebelum sakit.
4. Pencegahan Tersier
Untuk penderita DBD yang telah sembuh, diharapkan menerapkan pencegahan primer
dengan sempurna. Melakukan stratifikasi daerah rawan wabah DBD diperlukan bagi dinas
kesehatan terkait.
E. Pengobatan (DBD)
2. Pengobatan Suportif : mengatasi kehilangan cairan plasma dan kekurangan cairan. Pada saat
suhu turun bisa saja merupakan tanda penyembuhan, namun semua pasien harus diobservasi
terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari, setelah suhu turun. Karena pada kasus
DBD bisa jadi hal ini merupakan tanda awal kegagalan sirkulasi (syok), sehingga tetap perlu
dimonitor suhu badan, jumlah trombosit dan kadar hematokrit, selama perawatan.
Penggantian volume plasma yang hilang, harus diberikan dengan bijaksana, apabila terus
muntah, demam tinggi, kondisi dehidrasi dan curiga terjadi syok (presyok). Jumlah cairan
yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan
glukosa 5% didalam larutan NaCL 0,45%. Jenis cairan sesuai rekomendasi WHO, yakni:
larutan Ringer Laktat (RL), ringer asetat (RA), garam faali (GF), (golongan Kristaloid),
dekstran 40, plasma, albumin (golongan Koloid).
a. Pasien dengan dehidrasi sedang yang disebabkan oleh demam tinggi dan muntah
direkomendasikan terapi rehidrasi oral.
b. Harus memiliki jumlah trombosit dan hematokrit diukur setiap hari dari hari ketiga sakit
hingga 1-2 hari setelah suhu badan menjadi normal.
c. Pasien dengan tanda-tanda klinis dehidrasi dan peningkatan kadar hematokrit atau penurunan
jumlah trombosit telah mengganti defisit volume intravaskular di bawah tutup observasi
b. Pasien mungkin memerlukan jalur intravena sentral untuk volume penggantian dan garis
arteri untuk tekanan darah yang akurat pemantauan dan tes darah yang sering.
Simpulan
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue,
dengan agent Aedes aegypti dengan lingkungan banyak genangan atau penampungan air
memungkinkan untuk berkembangbiaknya nyamuk. Pencegahan DBD dapat dilakukan
dengan imunisasi vaksin demam berdarah, penyuluhan kesehatan, rutin melakukan “Gerakan
3 M” (Menguras, Menutup, Mengubur) dan fogging. Virus dengue membutuhkan waktu
berkisar selama 4-10 hari sampai timbulnya gejala, pasien yang sudah terinfeksi dengan virus
dengue dapat menularkan infeksi (selama 4-5 hari : maksimum 12 hari) melalui nyamuk
Aedes setelah gejala pertama mereka muncul. Oleh sebab itu, jagalah kesehatan dan
lingkungan dengan melakukan “Gerakan 3 M” supaya terhindar dari penyakit DBD.
DAFTAR PUSTAKA