Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.

S DENGAN
PENYAKIT ASAM URAT DI DESA BONAN DOLOK I
KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2023

OLEH

RYAN BUDIANTO TAMBUNAN


NIM : 2014013

DOSEN
PEMBIMBING :
RICO SIHOMBING S.Kep,Ns

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN BARU


PRODI D-III KEPERAWATAN JALAN BUKIT INSPIRASI
SIPALAKKI KECAMATAN DOLOKSANGGUL
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada tuhan yang Maha Esa , yang telah memberi rahmat
dan kasih karunia kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Resposnsi pertama ini tanpa hambatan sesuatu apapun.
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasisawa dapat memetik
manfaat dan dapat menggambarkan potesi dirinya.Maklah ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas KKN (Kuliah Kerja Nyata).Makalah ini tidak akan
tesusun tanpa adanya pihak-pihak yang mendukung proses pelaksanaan
Resposnsi pertama. Penenulis ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada
pihak-pihak yang mendukung penyusunan maklah ini, Terkusus Dosen
Pembimbing Rico P Sihombing ,S.Kep, Ns yang membantu menulis dalam
proses pelaksanaan Responsi pertama dan pembuatan Laporan Responsi
Pertama, dan beberapa pihak yang tidak bisa Penulis satu persatu, yang
membantu dalam menyelesaikan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan ,untuk ini
Penulis berharap saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dimasa
yang akan datang . Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi penulis
khususnya bagi pembaca.

Bonandolok I
Penulis

Ryan Budianto Tambunan


NIM : 2014013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam urat merupakan suatu penyakit yang diakibatkan tingginya kadar
purin didalam darah, kondisi beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang
yang dinyatakan menderita penyakit tersebut. Penyakit asam urat cenderung
diderita pada usia yang semakin muda. Penderita paling banyak pada golongan
usia 30-50 tahun yang tergolong usia produktif (Krisnatuti & Rina, 2018). Kadar
normal asam urat untuk wanita adalah 2,4-5,7 mg/dl dan 3,4-7 mg/dl untuk pria
(Krisnatuti,2019).
Menurut WHO penyakit gout mengalami kenaikan jumlah penderita
hingga dua kali lipat antara tahun 1990-2012.Pada orang dewasa di Amerika
Serikat penyakit gout mengalami peningkatan dan mempengaruhi 8.3 juta (4%)
orang Amerika.Sedangkan prevalensi hiperurisemia juga meningkat dan
mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang dewasa di Amerika Serikat.
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa
penyakit sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes)
sebesar 18,9 %, sedangkan berdasarkan daerah diagnosis nakes tertinggi di
Provinsi Bali sebesar 19.3% dan berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi yaitu
di Nusa Tenggara Timur sebesar 31.1%. Prevalensi penyakit sendi di Jawa
Tengah tahun 2013 berdasarkan diagnosis nakes sebesar 11.2% ataupun
berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 25.5%.
Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu-linu, terutama di daerah
persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa
sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi tersebut
ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian. Tingginya
kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan Gout artritis yang
merupakan salah satu jenis rematik. Di Indonesia, gout artritis menduduki urutan
kedua terbanyak dari penyakit Osteoartritis. Hasil penelitian sebagian besar
penderita gout arthritis mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari,
2016).
Hasil penelitian dalam studi yang berkembang di Asia menyimpulkan
bahwa kejadian peningkatan kadar asam urat dipengaruhi akibat gaya hidup dan
diet yang dibawa oleh kemakmuran yang meningkat (Alexander, 2018).
Dampak selanjutnya jika penyakit ini tidak diatasi secara tepat
dikhawatirkan dapat menurunkan produktifitas kerja. Salah satu cara
mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih banyak
mengonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah. Dengan
melakukan program diet yang baik, dapat membantu meringankan gangguan
penyakit gout (Krisnatuti & Rina, 20018).
Asupan diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin
disertai asupan cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran setelah diteliti
dapat mengurangi risiko terserang asam urat dibandingkan dengan orang yang
memakan segala jenis makanan (Roswitha, 2020).
Pada prinsipnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk
menjaga agar kadar asam urat darah tetap dalam batas normal, disarankan
konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung purin. Tetapi
jika sudah terlanjur mengalami penyakit ini,langkah terpenting adalah
semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang kaya
akan zat purin. Karena minum obat saja tanpa disertai kepatuhan diet tidak akan
membuahkan hasil pengobatan yang baik karena produksi asam urat tetap tinggi
(Suarthana, 2018).
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap diet,
diantaranya umur seseorang, jenis kelamin, kepribadian, kondisi kesehatan,
pengalaman terhadap kesehatan, lingkungan dan pelayanan yang diterima dari
fasilitas kesehatan. Lingkungan sangat berperan dalam kepatuhan klien
menjalankan diet, jika lingkungan mendukung penderita asam urat akan patuh
terhadap diet nya. Seseorang yang menginginkan dirinya dalam kondisi sehat
mempunyai keinginan selalu patuh terhadap anjuran petugas pelayanan kesehatan
(Suharto, 2019).
Di Indonesia sendiri penyakit gout pertama kali diteliti oleh seorang
dokter Belanda yang bernama dr. van den Horst, pada tahun 1935. Ia menemukan
bahwa terdapat 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di pulau
Jawa. Hasil penelitian oleh Darmawan (1988) di Bandungan Jawa Tengah
menunjukkan bahwa diantara 4683 orang yang diteliti, 0.8% menderita asam urat
tinggi berusia antara 15-45 tahun. 1.7% pada pria dan 0.05% pada wanita, bahkan
di antara mereka sudah sampai pada tahap gout.
Menurut Profil Kesehatan Kota Medan jumlah penderita asam urat atau
gout berjumlah 1.800.000 dari 12.333.974 orang penduduk Sumatera Utara.Hal
ini menunjukkan bahwa asam urat masalah utama dalam dunia kesehatan.
Penyakit asam urat masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan,
dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam urat ini seperti
gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi
oleh kurangnya kesadaran masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatannya.
seperti masih banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi makanan tanpa
memperhatikan kandungan dari makanan tersebut. Faktor aktivitas yang
berlebihan juga dapat memperburuk dan mendukung adanya komplikasi penyakit
asam urat tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

Memberikan pandangan kepada keluarga tentang gambaran penyakit


Asam Urat. Untuk itu semoga dengan penyuluhan yang saya berikan kepada
keluarga dapat bermanfaat dan dapat melakukan apa yang saya sarankan.
Tujuan Khusus

1. Agar Ibu dan Keluarga mengetahui bagaimana pengertian penyakit


Asam Urat
2. Agar Ibu dan Keluarga mengetahui pentingnya pencegahan penyakit
Asam Urat.

1.3 Manfaat

Bagi Diri Sendiri

1. Menambah pengetahuan atau pun wawasan tentang gambaran penyakit


Asam Urat.
2. Supaya kita sebagai Tenaga Kesehatan mampu mengajak masyarakat
melakukan pencegahan terhadap penyakit Asam Urat.
Bagi Keluarga

1. Agar keluarga dapat memperoleh informasi tentang gambaran


penyakit Asam Urat
2. Agar keluarga / Ibu memperoleh pengetahuan dalam mencegah
penyakit Asam Urat.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi perpustakaan dan masukan khususnya bagi
STIKES KESEHATAN BARU DOLOKSANGGUL tentang gambaran
penyakit Asam Urat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Keluarga


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal ditempat dibawah suatu
atap dalam kesadaran saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

2.2 Struktur Keluarga

1. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara


sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun.
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

2.3 Tipe / Bentuk Keluarga


1. Keluarga inti (nuclear family) Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga besar (extended family) Adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu,
paman, bibi dsb.
3. Keluarga berantai (seriel family) Adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4. Keluarga duda/janda (single family) Adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (composite) Adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas (cohabitation) Adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.4 Peranan Keluarga


1. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperanan
sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung, dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga. Sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya
2. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengaruh dan pendidik
anak-anaknya pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Disamping itu juga ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spritual.
2.5 Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memerikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
ASAM URAT
2.1 Pengertian
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan
penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat
sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan
kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh
penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeripada sendi.
(Moreau, David. 2005;407). Jadi, Gout atau sering disebut asam
urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan
asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan
sendi.

2.2 Klasifikasi Asam Urat


Gout terbagi atas 2 yaitu :
1. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia
degenerative, dimanameningkatnya produksi asam
urat akibat pecahan purin yang disintesis dalam
jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan
akibat langsung dari pembentukan asam urat tubuh
yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi asam
urat yaitu hiperurisemia karena gangguan
metabolisme purin atau gangguan ekresi asam urat
urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya
karena kelainan genetik yang dapat diidentifikasi,
adanya kekurangan enzim HGPRT (hypoxantin
guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan
aktifitas enzim PRPP (phosphoribosyle
pyrophosphate ), kasus ini yang dapat diidentifikasi
hanya 1 % saja
2. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang
mengalami kelebihan pemecahan purin
menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat.
Contohnya pada pasien leukemia Disebabkan
karena pembentukan asam urat yang berlebihan
atau ekresi asam urat yang berkurang akibar proses
penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
merupakan hasil berbagai penyakit yang
penyebabnya jelas diketahui akan menyebabkan
hiperurisemia karena produksi yang berlebihan
atau penurunan ekskresi asam urat di urin

2.3 Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi.
Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit
dengan metabolisme asam urat abnormal dan
Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan
ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal. Beberapa
factor lain yang mendukung, seperti :
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin
yang menyebabkanasam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes
mellitus, hipertensi,gangguan ginjal yang akan
menyebabkan :
3. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
4. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan
ekskresi asamurat seperti : aspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid
dan etambutol.
5. Pembentukanasamurat yangberlebih
6. Goutprimermetabolikdisebabkansistensilangsung yang bertambah.
7. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan
asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti
leukimia.
8. Kurangasamuratmelaluiginjal
9. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di
tubulus distalginjal yang sehat. Penyabab tidak
diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh
karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis
kronik atau gagal ginjal kronik.
2.4 Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan
oleh pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam
urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir
metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin
menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan
jalur penghematan (salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan
kemudian asam urat melalui prekursor nonpurin.
Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang
diubah melalui serangkaian zat antara menjadi
nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat,
asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh
serangkaian mekanisme yang kompleks, dan
terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi
yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT).
Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik
oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang
fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan
nukleotida purin melalui basa purin bebasnya,
pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan.
Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada
jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin,
hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk
membentuk prekursor nukleotida purin dari asam
urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:
hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT)
dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin
akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di
tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang
diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan
dikeluarkan melalui urin.

2.5 Tanda dan Gejala


Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout
yang akut (serangan rekuren inflamasi artikuler dan
periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang
menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan
lunak,serta
kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan
pembentukan assam urat dalam traktus urunarus. Ada
empat stadium penyakit gout yang di kenali :
1. Hiperutisemia asimtomatik
2. Artiritis gout yang kronis
3. Gout interkritikal
4. Gout tofaseus yang kronik
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat
masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita,
sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-
60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen
penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal
jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika
dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause
perubahan tersebut kurang nyata. Pada priahiperurisemia
biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia
remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-
tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit
yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga
menderita demam dan jumlah sel darah putihmeningkat.
Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres
emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-
mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga
terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi
jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku
dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat
sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut
akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa
pengobatan
Perkembangan serangan Akut gout biasanya
merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian kejadian.
Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam
plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan
kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn
dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout sering merupakan
kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium
urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi
asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat
menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga
mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum.
Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang
serangan gout. Kristal- kristal asam urat ini merangsang
respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit
memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon
mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan
mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal
asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses
yang berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat
endapan tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan
nama gout inter kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari
gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn jangka waktu
beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan
pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi
peradangan kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik
sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut
dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout
kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut
relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan
kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan
tofi adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan
ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix
telinga
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari
rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk
tukak dan kemudian mengering dan dapat membatasi
pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat
hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout
ditangani secara memadai.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = >
6 mg
% normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
b. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk
pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna
putih seperti susu dan sangat kental sekali.
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. Pemeriksaan ureua dan kratinin
1) kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
2) kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaaan fisik
a. Inspeksi
1) Deformitas
2) Eritema
b. Palpasi
1) Pembengkakan karena cairan / peradanagn
2) Perubahan suhu kulit
3) Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
4) Nyeri tekan
5) Krepitus
6) Perubahan range of motion

2.7 Pencegahan Asam Urat


1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin
yaitu
:Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden,
Kerang, Ikan herring,Kacang-kacangan, Bayam,
Udang, Daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori
harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita
gangguan asam urat yang kelebihan berat
badan, berat badannya harus diturunkan dengan
tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori.
Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bias
meningkatkan kadar asam urat karena adanya
badan keton yang akan
mengurangipengeluaranasamurat melaluiurine.
3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti
nasi, singkong, rotidan ubi sangat baik dikonsumsi
oleh penderita gangguan asam uratkarena akan
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari
hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
darah. Sumber makanan yang mengandung protein
hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya
hati,ginjal, otak, paru dan limpa.
5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi
asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng,
bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya
dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15
persendari total kalori.
6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa
diperoleh melalui buah- buahan segar yang
mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas,
belimbing manis,dan jambu air. Selain buah-
buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga
boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat
sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang
sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,
karena keduanya mempunyai kandungan lemak
yang tinggi.
7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui
bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi
alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang
tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena
alcohol akan meningkatkan asam laktat plasma.
Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaranasamurat daritubuh.

2.8 Komplikasi
Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit
ginjal. Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa
batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam
urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout
primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana
pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang
asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam
urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout
biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan
dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran
urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus
koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal kronik.
BAB III
LAPORAN
KASUS

3.1 Identitas Umum Keluarga


Identitas Kepala Keluarga
Nama : Ny.S
Pendidikan : SLTA
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat :Bonan Dolok 1
Suku : Batak Toba/Indonesia

Komposisi Keluarga
N Nam L Um Hub.klr Pekerjaan Pendidik Status
o a / ur ga an Kesehat
P an
1 Tn. L 48 Suami Petani SLTP Sehat
P Tah
un
2 Ny. P 45 Istri Petani SLTA Asam
S Tah Urat
un
3 An. L 22 Anak Mahasisw PT Sehat
J Tah a
un
4 An. L 21 Anak Siswa SMA Sehat
M Tah
un
5 An. L 16 Anak Siswa SMP Sehat
A Tah
un
6 An. P 14 Anak Siswa SMP Sehat
E Tah
un
7 An. P 12 Anak Siswa SD Sehat
C Tah
un
Genogram Keluarga

: Anggota Keluarga : Anggota Keluarga LK

: Anggota Keluarga : Anggota Keluarga PR

Type Keluarga
1. Jenia Tipe Keluarga : Tradisional Nuclear : Keluarga Inti, terdiri ayah,
Ibu, dan 3 Orang anak laki-laki, dan 2 Orang anak perempuan.
2. Masalah yang terjadi : Tidak Ada Masalah
3. Suku Bangsa : Batak Toba/Indonesia
4. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Makanan yang tinggi
lemak.
5. Agama dan Kepercayaan : Agama Islam, jika ada anggota keluarga
yang sakit, keluarga berdoa pada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa
untuk mendapat kesembuhan.
6. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Suami dan Istri
7. Penghasilan : Rp. 2.500.000;
8. Upaya Lain : tidak ada
9. Harta benda yang dimiliki : Rumah, Sepeda Motor, Mobil
10. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Kebutuhan pokok, listrik,
air, biaya anak bersekolah.
11. Aktivitas Reaksi keluarga : keluarga berekreasi 1 X sebulan pas hari
libur aja, karena sibuk dengan kegiatan sehari-hari. Keluarga hanya
berkunjung di rumah kerabat terdekat dan menghabiskan waktu di
rumah untuk membaca, menonton televise.

Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah : Tipe rumah semi permanen dengan luas rumah
6x12 m terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi, dapur
dan memiliki teras. Bentuk rumah persegi panjang dengan lantai Rumah
Semen, keadaan rumah terang, lantai bersih, ventilasi ada, penata
ruangan baik, Wc menggunakan Leher angsa dan septic tank berjarak
lebih dari 8 meter. Sumber air untuk mandi, mencuci adalah Mata air,
dan mengkomsumsi air dari Mata Air sebagai air minum.
2. Karakteristik tetangga dan komunikasi RW: Keluarga Tn.P hidup di
lingkungan Desa dan lingkungan yang ramai dengan jarak rumah
berdekatan dengan tetangga. Intraksi dengan lingkungan tempat
tinggal Tn.P dilakukan pada siang, sore dan malam hari sangat baik.
3. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga Tn.P sudah lama menempati
rumah tersebut dan tempat tinggalnya tidak berdekatan dengan saudara
lainnya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: Keluarga Tn. P
sering mengikuti kegiatan perkumpulan di masyarakat. Tn.P
mengikuti acara PKK di Desa Setempat.
5. System pendukung keluarga: keluarga Tn.P terdiri dari 3 orang anak laki
laki, dan 2 orang anak perempuan dan Ny.S memiliki kartu
pengobatan ASKES yang biasanya digunakan saat berobat, Ny,S Sering
mengalami nyeri dan sulit berjalan jika terasa sakit di bagian persendian
kakinya dan pernah di periksakan Ny,S ada penyakit Asam urat. Namun Ny,S
tidak dapat menjaga pola makannya karena kebiasaan di keluarga Ny,S
mengkonsumsi makanan tinggi purin seperti (Daging, Hati), dan kegiatan
bekerja tanpa beristirahat diladang. Namun NY,S jarang memeriksakan asam
uratnya karena tidak tahu tentang penyakit asam urat dan menganggap
penyakit asam urat sebagai penyakit yang biasa, kalaupun kambuh Ny,S
hanya mengurut kakinya.
Struktur Keluarga
1. Pola/ cara komunikasi keluarga: Berfungsi : saling jujur, terbuka, dalam
menghadapi suatu permasalahan, tidak melibatkan emosi, konflik
selesai.
2. Struktur kekuatan keluarga: Legitimate power (hak), masing-masing
anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban serta pengaruh masing-
masing dalam mengontrol dan mempengaruhi perilaku seseorang.
3. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga): Ny,S selain
sebagai ibu rumah tangga juga sebagai yang selalu menjadi orang yang
merawat bagi keluarga yang kurang sehat.
4. Nilai dan norma keluarga: Nilai yang terkandung dalam keluarga ini
adalah setiap anggota keluarga bersosialisasi dengan lingkungan
(masyarakat) dan setiap anggota keluarga mematuhi data dan istiadat
sesuai dengan budaya Batak Toba.

Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif : keluarga Tn.P saling mendukung satu sama lain serta
saling menghargai.
2. Fungsi Sosialisasi :
a. Kerukunan hidup dalam keluarga : hidup rukun, dalam keluarga
diajarkan kerukunan antar anggota keluarga dan setiap masalah
dibicarakan dengan baik dan biasanya dimusyawarahkan.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : baik, dimana antar keluarga
saling membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan jarang
adanya pertengkaran diantara mereka.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
: Dalam pengambilan keputusan biasanya dilakukan dengan
musyawarah namun Tn.P yang mengambil keputusan terakhir
selaku kepala keluarga.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang : nonton TV.
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial : Keluarga Tn.P beragama Islam
sehingga Istrinya sering mengikuti acara PKK di Desanya.
3. Fungsi perawatan kesehatan: Kurang, karena keluarga tidak mengetahui
masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, terutama masalah
kesehatan anggota keluarga yang sakit. Dimana Ny,S mengalami asam
urat namun Jarang memeriksakan diri dan berobat ke pelayanan
kesehatan untuk mengobati asam uratnya.
a. Mengenal Masalah Kesehatan : Ny.S mengatakan bahwa dia
menderita asam urat sehingga Ny.S tidak pernah mengobati asam
urat yang dialaminya. Saat dilakukan pengkajian Ny.S mengatakan
kebas kebas pada tangan, kaki dan sendi sendinya, sakit terutama
jika cuaca dingin, berdasarkan keluhan yang dialami Ny.S sehingga
tim kesehatan memeriksa kadar asam urat pada Ny.S dan hasilnya 7
mg/dl.
b. Mengambil Keputusan Yang Tepat : Keluarga mampu mengambil
keputusan dengan tepat dimana keluarga membawa Ny.S ke
Poskesdes terdekat untuk mengobati keluhannya yang dialami Ny.S
namun Ny.S tidak dapat mengontrol pola makan dan menjaga
makananan yang dapat meningkatkan asam urat yang dialami.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit : Dalam hal ini, keluarga
nampak kurang mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Pada
saat pengkajian, Ny.S menyatakan bahwa dirinya tidak tahu menahu
mengenai penyakitnya begitu pula dengan keluarga yang lain.
d. Memodifikasi lingkungan : Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan, terlihat penempatan barang barang tertata dengan rapi.
e. Memanfaatkan sarana kesehatan : Keluarga
Tn.P kurang memanfaatkan sarana kesehatan dengan baik. Jika Ny.S
sakit, keluarga jarang memanfaatkan sarana kesehatan yang ada
seperti Poskesdes.
4. Fungsi Reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : tidak ada
b. Akseptor : tidak
c. Aksetor : tidak
d. Keterangan lain : keluarga sudah tidak termasuk pasangan
usia subur
5. Fungsi Ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn.P bekerja untuk memenuhi
ekonomi keluarga dan menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang.
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat : kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan terdekat di lingkungan karena keluarga
menganggap jika sakit sudah parah baru ke pelayanan kesehatan.

Stres dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek: Keluarga sedikit pusing memikirkan Ny.
S karena sering sakit, dan mengeluh kebas, kesemutan dan nyeri.
2. Stressor jangka panjang : Ny.S cemas dengan keadaannya saat ini
dan takut tidak dapat sembuh dari penyakit yang diderita.
3. Respon keluarga terhadap stressor : Tn. P berpikiran positif terhadap
suatu masalah dan selalu memberi dukungan positif terhadap Ny.S.
4. Strategi koping: Berdoa dan selalu berpikiran positif dengan
suatu masalah dan selalu berserah pada sang pencipta.
5. Strategi adaptasi disfungsional: Ny.S tidak mengetahui penyakit
yang sedang dideritanya, dan tidak mengetahui cara
pencegahannya.

Keadaan Keluarga
1. Pemenuhan gizi: pemenuhan baik. Keluarga Tn.P dapat
memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
2. Upaya lain : Tidak ada
Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah keuntungannya: Berharap anggota keluarga yang
sakit cepat sembuh dan tetap semangat.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada: Berharap untuk
memperhatikan keadaan pasien dan memberikan pelayanan yang baik
dengan berkunjung kerumah-rumah penduduk.

Pemeriksaan Fisik
N VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA
o
Tn. P Ny. D
1 Riwayat Tn. P saat ini Ny. S saat ini
penyakit SEHAT mengalami penyakit
saat asam urat.
Ini
2 Keluhan Tidak ada Tangan kebas kebas,
yang kesemutan dan nyeri di
dirasakan daerah sendi sendi
saat
Ini
3 Tanda Tidak ada Nyeri dan kesemutan.
dan
Gejala
4 Riwayat Tidak ada Ny. S mengatakan bahwa
penyakit dia konsumsi makanan yang
sebelumn tinggi purin seperti daun ubi,
ya jeroan dan daging. Ny. S
tidak pernah mengontrol
dengan baik
dengan cara berobat ke
Poskesdes sehingga penulis
mengangkat masalah
kesehatan yang paling
penting dalam keluarga Ny.
S adalah masalah
asam
urat.
5 Tanda- TD: 110/80 TD: 120/90
tanda mmHg HR: mmhg HR:
vital 90x/i RR: 90x/i RR:
22x/i 22x/
6 Sistem Simetris dan Simetris dan bunyi jantung
cardio bunyi jantung “lup dup”, irama
“lup dup”, reguler
irama reguler
7 Siste Thorax nampak Thorax nampak simetris
m simetris kiri kiri kanan, suara paru
respir kanan, suara vesikuler.
asi paru paru
vesikuler
8 Sistem GI Abdomen simetris Abdomen simetris kiri
tract kiri kanan, tidak kanan, tidak ada nyeri
ada nyeri tekan
tekan
9 Sistem Tida ada kelainan Tidak ada
persyarat kelainan
an
1 Sistem Tidak ada Sering kesemutan, nyeri di
0 muskuloskle kelainan sendi sendi dan sakit saat
tal digerakkan. Dilakukan
pemeriksaan asam urat
diperoleh nilai asam urat
pada Ny. S adalah 7dl/mg.

1 Siste Baik Baik


1 m
geneta
lia

Tipologi Masalah Kesehatan


N DAFTAR MASALAH KESEHATAN
o
1 ANCAMAN
Resiko terjadinya deformitas pada sendi
2 KURANG/TIDAK SEHAT
Kurang pengetahuan tentang masalah kesehatan yang
dialami
3 DIFISIT
Ketidak efektifan merawat anggota keluarga yang sakit

Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Anggota Keluarga

N KRITERIA PENGKAJIAN
o
1 Mengenal Tn.P dan Keluarga tahu kalau Ny.S
masalah mengalami asam urat Kronis, namun
tidak begitu tahu tentang penyakit asam
urat baik tanda dan gejala serta
pencegahan asam urat. Ny.S sering
mandi malam Karena kebiasaan pulang
sore dari ladang, Ny.S mengetahui
dirinya mengalami asam urat setelah
dilakukan pemeriksaan asam urat di
Poskesdes. dilakukan pemeriksaan
karena Ny.S mengeluh sering kebas-
kebas, kesemutan dan nyeri di sendi
sendi kaki dan tangan. Ny.S tidak
memeriksakan,
karena menanggap kebas dan
kesemutan
yang dialaminya hanya penyakit biasa
dan pasti terjadi pada orang orang yang
lanjut usia. Ny.S banyak bertanya
tentang
penyakit yang dialaminya.
2 Mengambil keputusan Jika terjadi masalah kesehatan pada
yang tepat Keluarga Ny.S maka yang mengambil
keputusan adalah Tn.P selaku kepala
keluarga. Jika ada anggota keluarga yang
sakit maka keluarga Tn. P akan
berembuk untuk mengambil keputusan
akhir. Jika ada keluarga sakit, masing
masing anggota keluarga akan
mengambil keputusan untuk dirawat atau
tidak. Keluarga yang sakit hanya dirawat
dirumah saja. Ny.S mengatakan setelah
mengetahui dirinya mengalami asam urat
dan penyebab asam urat saat ini. Ny.S
dan keluarga akan berobat ke tempat
pelayanan kesehatan
yang terdekat yaitu Poskesdes Bonan
Dolok I
3 Merawat anggota Tn.P dan keluarga tidak tahu bagaimana
keluarga yang cara merawat pasien yang menderita
sakit asam urat. Keluarga hanya mengatakan
melarang Ny.S mengkonsumsi makanan
seperti kacang - kacangan saja. Namun
keluarga tidak tahu bagaimana cara
mengobati rasa kesemutan yang dialami
Ny.S dan Keluarga tidak tahu bahwa
makanan seperti daun ubi dapat
meningkatkan kadar asam urat.
Keluarga tidak tahu bahwa air
putih dapat menurunkan kadar asam urat.
4 Memodifikasi lingkungan Upaya yang dilakukan keluarga untuk
meningkatkan lingkungan yang sehat
adalah dengan menyapu lantai
rumah, menempatkan perabotan rumah
tangga dengan disusun dan tertata dengan
rapi, halaman rumah ditanami bunga
bunga dalam pot yang membuat suasana
rumah menjadi asri dan indah. Ny.S juga
memenuhi gizi seimbang untuk
kesehatan
eperti mengkonsumsi buah buahan.
5 Memanfaatkan Ny.S mengeluh kalau sendi sendinya
sarana terasa nyeri, kebas dan sering
kesehatan kesemutan. Sulitberdiri bahkan sulit tidak
bias
berjalan, jika posisi dalam keadaan
duduk. bulan yang lalu. Keluhan keluhan
tersebut meningkat jika cuaca sedang
dingin dan hujan. Gejala gejala tersebut
sudah dialami Ny.S sejak 6 bulan yang
lalu dan pernah memeriksakan kadar
asam uratnya ke tempat pelayanan
kesehatan (Poskesdes) namun tidak rutin
dan menganggapnya biasa saja. Setelah
mengetahui bahwa dirinya mengalami
asam urat, Ny.S mengatakan akan
berobat dan rajin mengecek asam uratnya
ke pelayanan
kesehatan yang ada.

Daftar Masalah
N Da Problem Etiolo
o ta gi
1 Data Subjektif : Gangguan rasa Ketidakmampuan
a. Ny.S dan Keluarga tidak nyaman nyeri keluarga mengenal
tahu kalau Ny.S akibat masalah kesehatan
mengalami asam urat. peningkatan zat yang ada
b. Ny.S dan Keluarga tidak purin dalam
tahu tentang penyakit tubuh
asam urat baik tanda dan
gejala serta pencegahan
asam urat.
c. Ny.S sering mandi
malam, dikarenakan
kebiasaan pulang sore
dari ladang.
d. Ny.S mengetahui dirinya
mengalami asam urat
setelah
dilakukan penyuluhan
kesehatan dan
pemeriksaan asam urat
di Poskesdes terdekat.
e. Ny.S tidak
memeriksakan ke
Poskesdes karena
menanggap kebas dan
kesemutan
yang
dialaminya

hanya penyakit biasa


dan pasti terjadi pada
orang orang yang lanjut
usia.
f. Ny.S banyak bertanya
tentang penyakit yang
dialaminya saat
dilakukan pengkajian.
Data Objektif :
a. TD: 120/90
mmhg HR:
90x/i
RR:
22x/i T :
37 C BB
: 63 kg
b. Kadar asam urat: 7
dl/mg.
c. Dilakukan
pemeriksaan karena
Tn.Pmengeluh sering
kebas-kebas,
kesemutan dan nyeri
di sendi sendi kaki.
d. Keluarga
tidak mengetahui
asupan gizi yang
benar pada
pasien yang
mengalami asam
urat.
2 Data Subjektif : Risiko Ketidakmampuan
a. Tn.P dan keluarga tidak terjadinya keluarga merawat
tahu bagaimana cara deformitas anggota keluarga yang
merawat pasien yang sendi pada Ny. sakit.
menderita asam urat. S
b. Keluarga
hanya mengatakan
melarang
Tn.Pmengkonsumsi
makanan seperti jeroan.
c. Keluarga tidak
tahu bagaimana
cara
mengobati

rasa kesemutan yang


dialami Ny.S
d. Ny.S sering
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung zat
purin seperti daun ubi.
e. Keluarga tidak tahu
dengan minum air putih
dapat menurunkan kadar
aam urat.
Data
Objektif :
a. Kadar asam urat Ny.S:
7 dl/mg.
b. Keluarga tidak tahu
cara mencegah
peningkatan kadar
asam urat.
c. Ny.S mengeluh kalau
sendi sendinya terasa
nyeri, kebas dan sering
kesemutan sudah
hampir
6 bulan dan
tidak
memeriksakan
penyakit yang
dialami Ny. S

Skala Prioritas Masalah


1. Diagnosa I
Gangguan rasa nyaman nyeri akibat peningkatan zat purin dalam
tubuh b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
yang ada

N Kriteria Hitunga Sko Pembenar


o n r an
1. Sifat 2/3 X 1 2/3 Tn.P dan Keluarga tidak tahu kalau
Ny.S mengalami asam urat, tidak
Masalah: ancaman tahu tentang penyakit asam urat
kesehatan baik tanda
dan gejala serta pencegahan asam urat.
2. Kemungkinan 1x 2 2 Ny.S banyak bertanya tentang
masalah dapat penyakit yang dialaminya saat
diubah dilakukan pengkajian.
3. Potensial 2/3 x 1 2/3 Keluarga punya kemampuan
intelektual bila
masalah untuk diberikan
dicegah: cukup penyuluhan tentang penyakit asam
urat .
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga mengatakan setelah
masalah: masalah mengetahui Ny.S megalami asam urat
berat harus segera maka keluarga akan membawa
ditangani N y. S kepelayanan kesehatan
terdekat.
Jumlah 4 1/3
2. Diagnosa Ke II
Resiko terjadiny deformitas sendi pada Ny.S b/d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
N Kriteria Hitungan Sko Pembenar
o r an
1. Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Tn.P dan keluarga tidak tahu
Ancaman bagaimana cara merawat pasien yang
menderita asam urat. Keluarga tidak
tahu bagaimana cara mengobati rasa
kesemutan yang dialami Ny.S.
2. Kemungkinan 1/2 X 2 1 Keluarga hanya mengatakan
masalah melarang Ny.S mengkonsumsi
makanan seperti jeroan.
dapat
diubah:

hanya
sebagian
3. Potensial 2/3 X 1 2/3 Keluarga terlihat terbuka dan
dapat menerima informasi yang
masalah ada
untuk

dicegah: cukup
4. Menonjolnya 2/2 X 1 1 Keluarga tidak tahu bagaimana cara
masalah: mengobati rasa kesemutan yang
dialami Ny.S.
masalah harus

segera
ditangani
Jumlah 3
1/3
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini akan dibahas beberapa kesenjangan yang tejadi dalam
penerapan asuhan keparawatan dalam keluarga Tn.P dengan landasan teoritis
keperawatan ini dilakukan Pada 9 April 2022. Pembahasan tentang asuhan
keperawatan ini dimulai dari pengkajian, perumusan masalah, perencanaan dan
evaluasi yang tegantung satu sama lain disusun secara sistematis untuk
menggambarkan dari satu tahap ke tahap yang lain.
4.1 Pengkajian
Proses pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan kelompok untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga. Proses pengkajian tidak hanya
dilakukan pada anggota keluarga yang sakit saja, akan tetapi dilakukan pada
seluruh anggota keluarga serta pengamatan pada lingkungan rumah.
Dalam memberikan asauhan keperawatan pada keluarga, perawat
melakukan sendiri dan terjun ke lapangan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan keluarga. Oleh karena itu pada tahap pengkajian, penulis melakukan
pencarian kasus yang akan diberikan asuhan keperawatan keluarga, tidak ada
kendala yang dihadapi saat pencarian alamat, karena keluarga tersebut merupakan
keluarga yang harus mendapat binaan dan memenuhi kriteria yaitu keluarga yang
menderita penyakit asam urat, tidak mengetahui bahwa keluarga mengalami asam
urat, dan kurang mampu merawat anggota keluarga yang mengalami penyakit
asam urat.
Pada saat dirumah penulis memperkenalkan diri pada anggota keluarga
lainnya dan menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan serta ingin membantu
mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga. Untuk memulai suatu proses
asuhan keperawatan harus dimulai dengan menciptakan hubungan saling percaya
antara keluarga dan perawat.
Setelah penulis menjelaskan maksud dan tujuan, anggota keluarga dapat
bekerjasama dengan baik. Kemudian penulis melakukan pengumpulan data, yang
dilakukan melalui wawancara, pengamatan (observasi), studi komunikasi dan
pemeriksaan fisik atau pengumpulan data yang dilakukan pada Tn.P serta
observasi langsung terhadap rumah dan lingkungan sekitar. Pada kasus ini, Saya
mengumpulkan data dengan wawancara dengan Tn.P dan keluarga, serta
melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan pengukuran kadar asam urat pada
Ny.S semua anggota keluarga berkumpul untuk itu pemeriksaan fisik pun
dilakukan.
Dalam pengumpulan data ini, penulis tidak mendapatkan kesulitan yang
banyak dan studi yang dilakukan berjalan dengan lancar dikarenakan respon
keluarga cukup baik dan dapat diajak kerja sama.

4.2 Perumusan masalah


Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dapat dilakukan analisa data
untuk merumuskan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Perumusan
masalah ini diambil berdasarkan penganalisaan praktik lapangan yang didasarkan
analisa konsep keputusan diambil tentang masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga. Setelah menganalisa data, maka dilakukan perumusan masalah
kesehatan keluarga yang didasarkan pada 3 kriteria yaitu: sifat masalah,
kemungkinan masalah dapat diubah, potensial masalah untuk dicegah dan
masalah yang menonjol yang akhirnya dapat diperoleh tipologi masalah kesehatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri akibat peningkatan zat purin dalam tubuh b/d
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang ada
2. Risiko terjadinya deformitas sendi pada Ny.S b/d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit

4.3 Perencanaan
Setelah dilakukan perumusan diagnosa keperawatan keluarga, tahap
berikutnya membuat rencana asauhan keperawatan keluarga. Dalam menentukan
perencanaan harus ditentukan bersama keluarga dan rencana dapat diterima oleh
keluarga serta rencana yang kita buat harus berkualitas. Dalam pembuatan
perencanaan keperawatan tidak mengalami hambatan.
1. Diagnosa pertama, Gangguan rasa nyaman nyeri akibat peningkatan zat
purin dalam tubuh b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan yang ada
Intervensi:
a. Kaji sejauh mana pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan
yang terjadi dalam keluarga.
b. Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian dan kadar normal asam
urat dalam tubuh.
c. Jelasakan pada keluarga bahwa tanda dan gejala jika seseorang
mengalami asam urat.
d. Jelaskan pada keluarga tentang pencegahan asam urat agar kadar asam
urat dalam darah normal.
e. Jelaskan pada keluarga diet yang baik pada Ny.S yang mengalami asam urat.
f. Jelaskan pada keluarga komplikasi yang dapat terjadi pada seseorang
yang mengalami asam urat.
g. Jelaskan pada keluarga terapi tradisional yang dapat menurunkan
kadar asam urat dalam darah.

2. Diagnosa kedua, Risiko terjadinya deformitas sendi pada Ny.S


b/d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
Intervensi:
a. Jelaskan pengertian, penyebab, pencegahan, untuk penderita asam urat.
b. Jelaskan cara mencegah terjadinya peningkatan kadar asam urat
dalam tubuh.
c. Jelaskan kepada keluarga agar tidak menganjurkan Ny.S tidak mandi
atau tidak Pulang terlalu sore (Kemalaman) dari ladang.
d. Berikan penjelasan kepada keluara cara mencegah asam urat dengan
minum air putih 8-12 gelas perhari.
e. Berikan penjelasan kepada keluarga cara menurunkan asam urat
dengan minum air lemon (pagi hari dan malam)
f. Menganjurkan kepada keluarga untuk sering mengecek kadar asam
urat secara rutin ke tempat pelayanan kesehatan.

4.4 Implementasi
Dalam pelaksanaan tindakan, banyak hal yang menjadi hambatan bagi
keluaraga seperti sumber daya keluarga, misalnya keuangan dan pendidikan
keluarga yang rendah sehingga pemberian informasi tentang penyakit asam urat
diberikan secara bertahap. Semua rencana yang ditetapkan bersama keluarga
ataupun tidak dapat dilakukan dengan baik dan lancar, semua rencana tindakan
dapat dilakukan dengan baik.

4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah suatu upaya bersama penulis dan keluarga. Evaluasi
didasarkan pada bagaimana efektifitasnya intervensi-intervensi yang dilakukan
oleh keluarga dan perawat. Keefektifannya ditentukan dengan melihat respon
keluarga dan hasil. Dalam tinjauan kasus ini, kelompok melakukan evaluasi
dengan keluarga.
Pada kedua masalah ini, evaluasi yang cenderung sebagian teratasi, hal ini
terjadi karena respon keluarga yang baik dan raa ingin tahu yang baik tentang
penyakit yang dialami, dan masukan dari pelayanan kesehatan juga diharapkan
supaya follow up dari Poskesdes terus dilakukan dengan keluarga
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan obsevasi dan data kunjungan yang didapat, masalah
kesehatan keluarga yang ada di wilayah kerja Desa Bonan Dolok I,
Kecamatan Sijamapolang, Kabupaten. Humbang Hasundutan adalah
masalah Asam urat.
2. Dari masalah kesehatan yang ada maka di dapat masalah kesehatan yang
diprioritaskan sebagai berikut.
a. Gangguan rasa nyaman nyeri akibat peningkatan zat purin dalam
tubuh b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
yang ada
b. Risiko terjadinya deformitas sendi pada Ny.S b/d Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang muncul adalah penyuluhan tentang penyakit asam
urat, cek kadar asam urat, dan mengukur tekanan darah.

5.2 Saran
1. Perlu pembinaan yang berkelanjutan terhadap kegiatan-kegiatan dan
hasil yang telah dicapai sehingga derajat kesahatan dan harapan hidup
sehat keluarga diwilayah kerja Desa Bonan Dolok I kecamatan
Sijamapolang , Kabupaten.Humbang Hasundutan dapat meningkat.
2. Diharapkan pada Tim Kesehatan yang ada di desa Desa Bonan Dolok I
(POSKESDES), agar dapat meningkatkan kegiatan untuk keluarga
seperti penyuluhan tentang masalah kesehatan terutama penyakit asam
urat, dan pengadaan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
3. Diharapkan pada keluarga agar lebih peduli terhadap kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Syafirudin, SKM, M.Kes. dkk. (2011). HIMPUNAN PENYULUHAN


KESEHATAN (pada remaja, keluarga, lansia, dan masyarakat). Jakarta timur: CV. Trans info
media.
Ananggadipa, Muhamad. (2012). Lansia dengan Asam Urat (Artritis Gout/ Pirai).td Surabaya:
StikesHang Tuah.
Ahmad, N. 2011.Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azari RA. 2014. Journal Reading: Artritis Gout. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung.
Damayanti. 2012. Panduan Lengkap Mencegah & Mengobati Asam Urat. Yogyakarta: Araska.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen32 halaman
    Bab Ii
    Marieta Irene Karonanta Gulo
    Belum ada peringkat
  • Askep III Isk
    Askep III Isk
    Dokumen12 halaman
    Askep III Isk
    Marieta Irene Karonanta Gulo
    Belum ada peringkat
  • Lampiran
    Lampiran
    Dokumen10 halaman
    Lampiran
    Marieta Irene Karonanta Gulo
    Belum ada peringkat
  • Askep Minggu Ke Ii
    Askep Minggu Ke Ii
    Dokumen17 halaman
    Askep Minggu Ke Ii
    Marieta Irene Karonanta Gulo
    Belum ada peringkat
  • Pengertian PHBS
    Pengertian PHBS
    Dokumen3 halaman
    Pengertian PHBS
    Marieta Irene Karonanta Gulo
    Belum ada peringkat
  • Kiw Kiw
    Kiw Kiw
    Dokumen9 halaman
    Kiw Kiw
    Marieta Irene Karonanta Gulo
    Belum ada peringkat
  • Sap Kespro Irma Fiks
    Sap Kespro Irma Fiks
    Dokumen12 halaman
    Sap Kespro Irma Fiks
    Marieta Irene Karonanta Gulo
    Belum ada peringkat