Kelbin Asam Urat Ryan
Kelbin Asam Urat Ryan
S DENGAN
PENYAKIT ASAM URAT DI DESA BONAN DOLOK I
KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2023
OLEH
DOSEN
PEMBIMBING :
RICO SIHOMBING S.Kep,Ns
Bonandolok I
Penulis
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
1.3 Manfaat
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memerikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
ASAM URAT
2.1 Pengertian
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan
penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat
sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan
kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh
penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeripada sendi.
(Moreau, David. 2005;407). Jadi, Gout atau sering disebut asam
urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan
asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan
sendi.
2.3 Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi.
Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit
dengan metabolisme asam urat abnormal dan
Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan
ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal. Beberapa
factor lain yang mendukung, seperti :
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin
yang menyebabkanasam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes
mellitus, hipertensi,gangguan ginjal yang akan
menyebabkan :
3. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
4. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan
ekskresi asamurat seperti : aspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid
dan etambutol.
5. Pembentukanasamurat yangberlebih
6. Goutprimermetabolikdisebabkansistensilangsung yang bertambah.
7. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan
asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti
leukimia.
8. Kurangasamuratmelaluiginjal
9. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di
tubulus distalginjal yang sehat. Penyabab tidak
diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh
karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis
kronik atau gagal ginjal kronik.
2.4 Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan
oleh pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam
urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir
metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin
menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan
jalur penghematan (salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan
kemudian asam urat melalui prekursor nonpurin.
Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang
diubah melalui serangkaian zat antara menjadi
nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat,
asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh
serangkaian mekanisme yang kompleks, dan
terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi
yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT).
Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik
oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang
fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan
nukleotida purin melalui basa purin bebasnya,
pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan.
Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada
jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin,
hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk
membentuk prekursor nukleotida purin dari asam
urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:
hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT)
dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin
akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di
tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang
diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan
dikeluarkan melalui urin.
2.8 Komplikasi
Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit
ginjal. Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa
batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam
urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout
primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana
pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang
asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam
urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout
biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan
dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran
urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus
koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal kronik.
BAB III
LAPORAN
KASUS
Komposisi Keluarga
N Nam L Um Hub.klr Pekerjaan Pendidik Status
o a / ur ga an Kesehat
P an
1 Tn. L 48 Suami Petani SLTP Sehat
P Tah
un
2 Ny. P 45 Istri Petani SLTA Asam
S Tah Urat
un
3 An. L 22 Anak Mahasisw PT Sehat
J Tah a
un
4 An. L 21 Anak Siswa SMA Sehat
M Tah
un
5 An. L 16 Anak Siswa SMP Sehat
A Tah
un
6 An. P 14 Anak Siswa SMP Sehat
E Tah
un
7 An. P 12 Anak Siswa SD Sehat
C Tah
un
Genogram Keluarga
Type Keluarga
1. Jenia Tipe Keluarga : Tradisional Nuclear : Keluarga Inti, terdiri ayah,
Ibu, dan 3 Orang anak laki-laki, dan 2 Orang anak perempuan.
2. Masalah yang terjadi : Tidak Ada Masalah
3. Suku Bangsa : Batak Toba/Indonesia
4. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Makanan yang tinggi
lemak.
5. Agama dan Kepercayaan : Agama Islam, jika ada anggota keluarga
yang sakit, keluarga berdoa pada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa
untuk mendapat kesembuhan.
6. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Suami dan Istri
7. Penghasilan : Rp. 2.500.000;
8. Upaya Lain : tidak ada
9. Harta benda yang dimiliki : Rumah, Sepeda Motor, Mobil
10. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Kebutuhan pokok, listrik,
air, biaya anak bersekolah.
11. Aktivitas Reaksi keluarga : keluarga berekreasi 1 X sebulan pas hari
libur aja, karena sibuk dengan kegiatan sehari-hari. Keluarga hanya
berkunjung di rumah kerabat terdekat dan menghabiskan waktu di
rumah untuk membaca, menonton televise.
Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah : Tipe rumah semi permanen dengan luas rumah
6x12 m terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi, dapur
dan memiliki teras. Bentuk rumah persegi panjang dengan lantai Rumah
Semen, keadaan rumah terang, lantai bersih, ventilasi ada, penata
ruangan baik, Wc menggunakan Leher angsa dan septic tank berjarak
lebih dari 8 meter. Sumber air untuk mandi, mencuci adalah Mata air,
dan mengkomsumsi air dari Mata Air sebagai air minum.
2. Karakteristik tetangga dan komunikasi RW: Keluarga Tn.P hidup di
lingkungan Desa dan lingkungan yang ramai dengan jarak rumah
berdekatan dengan tetangga. Intraksi dengan lingkungan tempat
tinggal Tn.P dilakukan pada siang, sore dan malam hari sangat baik.
3. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga Tn.P sudah lama menempati
rumah tersebut dan tempat tinggalnya tidak berdekatan dengan saudara
lainnya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: Keluarga Tn. P
sering mengikuti kegiatan perkumpulan di masyarakat. Tn.P
mengikuti acara PKK di Desa Setempat.
5. System pendukung keluarga: keluarga Tn.P terdiri dari 3 orang anak laki
laki, dan 2 orang anak perempuan dan Ny.S memiliki kartu
pengobatan ASKES yang biasanya digunakan saat berobat, Ny,S Sering
mengalami nyeri dan sulit berjalan jika terasa sakit di bagian persendian
kakinya dan pernah di periksakan Ny,S ada penyakit Asam urat. Namun Ny,S
tidak dapat menjaga pola makannya karena kebiasaan di keluarga Ny,S
mengkonsumsi makanan tinggi purin seperti (Daging, Hati), dan kegiatan
bekerja tanpa beristirahat diladang. Namun NY,S jarang memeriksakan asam
uratnya karena tidak tahu tentang penyakit asam urat dan menganggap
penyakit asam urat sebagai penyakit yang biasa, kalaupun kambuh Ny,S
hanya mengurut kakinya.
Struktur Keluarga
1. Pola/ cara komunikasi keluarga: Berfungsi : saling jujur, terbuka, dalam
menghadapi suatu permasalahan, tidak melibatkan emosi, konflik
selesai.
2. Struktur kekuatan keluarga: Legitimate power (hak), masing-masing
anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban serta pengaruh masing-
masing dalam mengontrol dan mempengaruhi perilaku seseorang.
3. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga): Ny,S selain
sebagai ibu rumah tangga juga sebagai yang selalu menjadi orang yang
merawat bagi keluarga yang kurang sehat.
4. Nilai dan norma keluarga: Nilai yang terkandung dalam keluarga ini
adalah setiap anggota keluarga bersosialisasi dengan lingkungan
(masyarakat) dan setiap anggota keluarga mematuhi data dan istiadat
sesuai dengan budaya Batak Toba.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif : keluarga Tn.P saling mendukung satu sama lain serta
saling menghargai.
2. Fungsi Sosialisasi :
a. Kerukunan hidup dalam keluarga : hidup rukun, dalam keluarga
diajarkan kerukunan antar anggota keluarga dan setiap masalah
dibicarakan dengan baik dan biasanya dimusyawarahkan.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : baik, dimana antar keluarga
saling membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan jarang
adanya pertengkaran diantara mereka.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
: Dalam pengambilan keputusan biasanya dilakukan dengan
musyawarah namun Tn.P yang mengambil keputusan terakhir
selaku kepala keluarga.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang : nonton TV.
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial : Keluarga Tn.P beragama Islam
sehingga Istrinya sering mengikuti acara PKK di Desanya.
3. Fungsi perawatan kesehatan: Kurang, karena keluarga tidak mengetahui
masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, terutama masalah
kesehatan anggota keluarga yang sakit. Dimana Ny,S mengalami asam
urat namun Jarang memeriksakan diri dan berobat ke pelayanan
kesehatan untuk mengobati asam uratnya.
a. Mengenal Masalah Kesehatan : Ny.S mengatakan bahwa dia
menderita asam urat sehingga Ny.S tidak pernah mengobati asam
urat yang dialaminya. Saat dilakukan pengkajian Ny.S mengatakan
kebas kebas pada tangan, kaki dan sendi sendinya, sakit terutama
jika cuaca dingin, berdasarkan keluhan yang dialami Ny.S sehingga
tim kesehatan memeriksa kadar asam urat pada Ny.S dan hasilnya 7
mg/dl.
b. Mengambil Keputusan Yang Tepat : Keluarga mampu mengambil
keputusan dengan tepat dimana keluarga membawa Ny.S ke
Poskesdes terdekat untuk mengobati keluhannya yang dialami Ny.S
namun Ny.S tidak dapat mengontrol pola makan dan menjaga
makananan yang dapat meningkatkan asam urat yang dialami.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit : Dalam hal ini, keluarga
nampak kurang mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Pada
saat pengkajian, Ny.S menyatakan bahwa dirinya tidak tahu menahu
mengenai penyakitnya begitu pula dengan keluarga yang lain.
d. Memodifikasi lingkungan : Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan, terlihat penempatan barang barang tertata dengan rapi.
e. Memanfaatkan sarana kesehatan : Keluarga
Tn.P kurang memanfaatkan sarana kesehatan dengan baik. Jika Ny.S
sakit, keluarga jarang memanfaatkan sarana kesehatan yang ada
seperti Poskesdes.
4. Fungsi Reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : tidak ada
b. Akseptor : tidak
c. Aksetor : tidak
d. Keterangan lain : keluarga sudah tidak termasuk pasangan
usia subur
5. Fungsi Ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn.P bekerja untuk memenuhi
ekonomi keluarga dan menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang.
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat : kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan terdekat di lingkungan karena keluarga
menganggap jika sakit sudah parah baru ke pelayanan kesehatan.
Keadaan Keluarga
1. Pemenuhan gizi: pemenuhan baik. Keluarga Tn.P dapat
memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
2. Upaya lain : Tidak ada
Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah keuntungannya: Berharap anggota keluarga yang
sakit cepat sembuh dan tetap semangat.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada: Berharap untuk
memperhatikan keadaan pasien dan memberikan pelayanan yang baik
dengan berkunjung kerumah-rumah penduduk.
Pemeriksaan Fisik
N VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA
o
Tn. P Ny. D
1 Riwayat Tn. P saat ini Ny. S saat ini
penyakit SEHAT mengalami penyakit
saat asam urat.
Ini
2 Keluhan Tidak ada Tangan kebas kebas,
yang kesemutan dan nyeri di
dirasakan daerah sendi sendi
saat
Ini
3 Tanda Tidak ada Nyeri dan kesemutan.
dan
Gejala
4 Riwayat Tidak ada Ny. S mengatakan bahwa
penyakit dia konsumsi makanan yang
sebelumn tinggi purin seperti daun ubi,
ya jeroan dan daging. Ny. S
tidak pernah mengontrol
dengan baik
dengan cara berobat ke
Poskesdes sehingga penulis
mengangkat masalah
kesehatan yang paling
penting dalam keluarga Ny.
S adalah masalah
asam
urat.
5 Tanda- TD: 110/80 TD: 120/90
tanda mmHg HR: mmhg HR:
vital 90x/i RR: 90x/i RR:
22x/i 22x/
6 Sistem Simetris dan Simetris dan bunyi jantung
cardio bunyi jantung “lup dup”, irama
“lup dup”, reguler
irama reguler
7 Siste Thorax nampak Thorax nampak simetris
m simetris kiri kiri kanan, suara paru
respir kanan, suara vesikuler.
asi paru paru
vesikuler
8 Sistem GI Abdomen simetris Abdomen simetris kiri
tract kiri kanan, tidak kanan, tidak ada nyeri
ada nyeri tekan
tekan
9 Sistem Tida ada kelainan Tidak ada
persyarat kelainan
an
1 Sistem Tidak ada Sering kesemutan, nyeri di
0 muskuloskle kelainan sendi sendi dan sakit saat
tal digerakkan. Dilakukan
pemeriksaan asam urat
diperoleh nilai asam urat
pada Ny. S adalah 7dl/mg.
N KRITERIA PENGKAJIAN
o
1 Mengenal Tn.P dan Keluarga tahu kalau Ny.S
masalah mengalami asam urat Kronis, namun
tidak begitu tahu tentang penyakit asam
urat baik tanda dan gejala serta
pencegahan asam urat. Ny.S sering
mandi malam Karena kebiasaan pulang
sore dari ladang, Ny.S mengetahui
dirinya mengalami asam urat setelah
dilakukan pemeriksaan asam urat di
Poskesdes. dilakukan pemeriksaan
karena Ny.S mengeluh sering kebas-
kebas, kesemutan dan nyeri di sendi
sendi kaki dan tangan. Ny.S tidak
memeriksakan,
karena menanggap kebas dan
kesemutan
yang dialaminya hanya penyakit biasa
dan pasti terjadi pada orang orang yang
lanjut usia. Ny.S banyak bertanya
tentang
penyakit yang dialaminya.
2 Mengambil keputusan Jika terjadi masalah kesehatan pada
yang tepat Keluarga Ny.S maka yang mengambil
keputusan adalah Tn.P selaku kepala
keluarga. Jika ada anggota keluarga yang
sakit maka keluarga Tn. P akan
berembuk untuk mengambil keputusan
akhir. Jika ada keluarga sakit, masing
masing anggota keluarga akan
mengambil keputusan untuk dirawat atau
tidak. Keluarga yang sakit hanya dirawat
dirumah saja. Ny.S mengatakan setelah
mengetahui dirinya mengalami asam urat
dan penyebab asam urat saat ini. Ny.S
dan keluarga akan berobat ke tempat
pelayanan kesehatan
yang terdekat yaitu Poskesdes Bonan
Dolok I
3 Merawat anggota Tn.P dan keluarga tidak tahu bagaimana
keluarga yang cara merawat pasien yang menderita
sakit asam urat. Keluarga hanya mengatakan
melarang Ny.S mengkonsumsi makanan
seperti kacang - kacangan saja. Namun
keluarga tidak tahu bagaimana cara
mengobati rasa kesemutan yang dialami
Ny.S dan Keluarga tidak tahu bahwa
makanan seperti daun ubi dapat
meningkatkan kadar asam urat.
Keluarga tidak tahu bahwa air
putih dapat menurunkan kadar asam urat.
4 Memodifikasi lingkungan Upaya yang dilakukan keluarga untuk
meningkatkan lingkungan yang sehat
adalah dengan menyapu lantai
rumah, menempatkan perabotan rumah
tangga dengan disusun dan tertata dengan
rapi, halaman rumah ditanami bunga
bunga dalam pot yang membuat suasana
rumah menjadi asri dan indah. Ny.S juga
memenuhi gizi seimbang untuk
kesehatan
eperti mengkonsumsi buah buahan.
5 Memanfaatkan Ny.S mengeluh kalau sendi sendinya
sarana terasa nyeri, kebas dan sering
kesehatan kesemutan. Sulitberdiri bahkan sulit tidak
bias
berjalan, jika posisi dalam keadaan
duduk. bulan yang lalu. Keluhan keluhan
tersebut meningkat jika cuaca sedang
dingin dan hujan. Gejala gejala tersebut
sudah dialami Ny.S sejak 6 bulan yang
lalu dan pernah memeriksakan kadar
asam uratnya ke tempat pelayanan
kesehatan (Poskesdes) namun tidak rutin
dan menganggapnya biasa saja. Setelah
mengetahui bahwa dirinya mengalami
asam urat, Ny.S mengatakan akan
berobat dan rajin mengecek asam uratnya
ke pelayanan
kesehatan yang ada.
Daftar Masalah
N Da Problem Etiolo
o ta gi
1 Data Subjektif : Gangguan rasa Ketidakmampuan
a. Ny.S dan Keluarga tidak nyaman nyeri keluarga mengenal
tahu kalau Ny.S akibat masalah kesehatan
mengalami asam urat. peningkatan zat yang ada
b. Ny.S dan Keluarga tidak purin dalam
tahu tentang penyakit tubuh
asam urat baik tanda dan
gejala serta pencegahan
asam urat.
c. Ny.S sering mandi
malam, dikarenakan
kebiasaan pulang sore
dari ladang.
d. Ny.S mengetahui dirinya
mengalami asam urat
setelah
dilakukan penyuluhan
kesehatan dan
pemeriksaan asam urat
di Poskesdes terdekat.
e. Ny.S tidak
memeriksakan ke
Poskesdes karena
menanggap kebas dan
kesemutan
yang
dialaminya
hanya
sebagian
3. Potensial 2/3 X 1 2/3 Keluarga terlihat terbuka dan
dapat menerima informasi yang
masalah ada
untuk
dicegah: cukup
4. Menonjolnya 2/2 X 1 1 Keluarga tidak tahu bagaimana cara
masalah: mengobati rasa kesemutan yang
dialami Ny.S.
masalah harus
segera
ditangani
Jumlah 3
1/3
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan dibahas beberapa kesenjangan yang tejadi dalam
penerapan asuhan keparawatan dalam keluarga Tn.P dengan landasan teoritis
keperawatan ini dilakukan Pada 9 April 2022. Pembahasan tentang asuhan
keperawatan ini dimulai dari pengkajian, perumusan masalah, perencanaan dan
evaluasi yang tegantung satu sama lain disusun secara sistematis untuk
menggambarkan dari satu tahap ke tahap yang lain.
4.1 Pengkajian
Proses pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan kelompok untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga. Proses pengkajian tidak hanya
dilakukan pada anggota keluarga yang sakit saja, akan tetapi dilakukan pada
seluruh anggota keluarga serta pengamatan pada lingkungan rumah.
Dalam memberikan asauhan keperawatan pada keluarga, perawat
melakukan sendiri dan terjun ke lapangan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan keluarga. Oleh karena itu pada tahap pengkajian, penulis melakukan
pencarian kasus yang akan diberikan asuhan keperawatan keluarga, tidak ada
kendala yang dihadapi saat pencarian alamat, karena keluarga tersebut merupakan
keluarga yang harus mendapat binaan dan memenuhi kriteria yaitu keluarga yang
menderita penyakit asam urat, tidak mengetahui bahwa keluarga mengalami asam
urat, dan kurang mampu merawat anggota keluarga yang mengalami penyakit
asam urat.
Pada saat dirumah penulis memperkenalkan diri pada anggota keluarga
lainnya dan menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan serta ingin membantu
mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga. Untuk memulai suatu proses
asuhan keperawatan harus dimulai dengan menciptakan hubungan saling percaya
antara keluarga dan perawat.
Setelah penulis menjelaskan maksud dan tujuan, anggota keluarga dapat
bekerjasama dengan baik. Kemudian penulis melakukan pengumpulan data, yang
dilakukan melalui wawancara, pengamatan (observasi), studi komunikasi dan
pemeriksaan fisik atau pengumpulan data yang dilakukan pada Tn.P serta
observasi langsung terhadap rumah dan lingkungan sekitar. Pada kasus ini, Saya
mengumpulkan data dengan wawancara dengan Tn.P dan keluarga, serta
melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan pengukuran kadar asam urat pada
Ny.S semua anggota keluarga berkumpul untuk itu pemeriksaan fisik pun
dilakukan.
Dalam pengumpulan data ini, penulis tidak mendapatkan kesulitan yang
banyak dan studi yang dilakukan berjalan dengan lancar dikarenakan respon
keluarga cukup baik dan dapat diajak kerja sama.
4.3 Perencanaan
Setelah dilakukan perumusan diagnosa keperawatan keluarga, tahap
berikutnya membuat rencana asauhan keperawatan keluarga. Dalam menentukan
perencanaan harus ditentukan bersama keluarga dan rencana dapat diterima oleh
keluarga serta rencana yang kita buat harus berkualitas. Dalam pembuatan
perencanaan keperawatan tidak mengalami hambatan.
1. Diagnosa pertama, Gangguan rasa nyaman nyeri akibat peningkatan zat
purin dalam tubuh b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan yang ada
Intervensi:
a. Kaji sejauh mana pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan
yang terjadi dalam keluarga.
b. Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian dan kadar normal asam
urat dalam tubuh.
c. Jelasakan pada keluarga bahwa tanda dan gejala jika seseorang
mengalami asam urat.
d. Jelaskan pada keluarga tentang pencegahan asam urat agar kadar asam
urat dalam darah normal.
e. Jelaskan pada keluarga diet yang baik pada Ny.S yang mengalami asam urat.
f. Jelaskan pada keluarga komplikasi yang dapat terjadi pada seseorang
yang mengalami asam urat.
g. Jelaskan pada keluarga terapi tradisional yang dapat menurunkan
kadar asam urat dalam darah.
4.4 Implementasi
Dalam pelaksanaan tindakan, banyak hal yang menjadi hambatan bagi
keluaraga seperti sumber daya keluarga, misalnya keuangan dan pendidikan
keluarga yang rendah sehingga pemberian informasi tentang penyakit asam urat
diberikan secara bertahap. Semua rencana yang ditetapkan bersama keluarga
ataupun tidak dapat dilakukan dengan baik dan lancar, semua rencana tindakan
dapat dilakukan dengan baik.
4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah suatu upaya bersama penulis dan keluarga. Evaluasi
didasarkan pada bagaimana efektifitasnya intervensi-intervensi yang dilakukan
oleh keluarga dan perawat. Keefektifannya ditentukan dengan melihat respon
keluarga dan hasil. Dalam tinjauan kasus ini, kelompok melakukan evaluasi
dengan keluarga.
Pada kedua masalah ini, evaluasi yang cenderung sebagian teratasi, hal ini
terjadi karena respon keluarga yang baik dan raa ingin tahu yang baik tentang
penyakit yang dialami, dan masukan dari pelayanan kesehatan juga diharapkan
supaya follow up dari Poskesdes terus dilakukan dengan keluarga
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan obsevasi dan data kunjungan yang didapat, masalah
kesehatan keluarga yang ada di wilayah kerja Desa Bonan Dolok I,
Kecamatan Sijamapolang, Kabupaten. Humbang Hasundutan adalah
masalah Asam urat.
2. Dari masalah kesehatan yang ada maka di dapat masalah kesehatan yang
diprioritaskan sebagai berikut.
a. Gangguan rasa nyaman nyeri akibat peningkatan zat purin dalam
tubuh b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
yang ada
b. Risiko terjadinya deformitas sendi pada Ny.S b/d Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang muncul adalah penyuluhan tentang penyakit asam
urat, cek kadar asam urat, dan mengukur tekanan darah.
5.2 Saran
1. Perlu pembinaan yang berkelanjutan terhadap kegiatan-kegiatan dan
hasil yang telah dicapai sehingga derajat kesahatan dan harapan hidup
sehat keluarga diwilayah kerja Desa Bonan Dolok I kecamatan
Sijamapolang , Kabupaten.Humbang Hasundutan dapat meningkat.
2. Diharapkan pada Tim Kesehatan yang ada di desa Desa Bonan Dolok I
(POSKESDES), agar dapat meningkatkan kegiatan untuk keluarga
seperti penyuluhan tentang masalah kesehatan terutama penyakit asam
urat, dan pengadaan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
3. Diharapkan pada keluarga agar lebih peduli terhadap kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA