Oleh :
SYAIFUDDIN CAKRA WARDANA
NIM. 1801135
Oleh :
SYAIFUDDIN CAKRA WARDANA
NIM. 1801135
ii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan kepada : ayah, ibu, adik dan tunangan
saya. Saya ucapkan banyak terima kasih karena selama ini telah memberi dukungan,
do’a, dan semangat. Semoga Allah S.W.T memberi saya kesempatan untuk
Untuk bapak dan ibu dosen, terima kasih saya ucapkan atas ilmu, bimbingan dan
pelajaran hidup yang telah diberikan kepada saya, tanpa bapak dan ibu dosen semua ini
Untuk teman seperjuangan saya yang tidak dapat disebutkan satu per satu saya
ucapkan terima kasih atas kebersamaan selama ini, ada suka dan duka yang kita lewati.
Tetapi tak apa semua itu untuk pendewasaan kita masing-masing. Semoga kita dapat
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DENGAN GANGGUAN
MOBILITAS FISIK DI DESA WATULUMBUNG” ini dengan tepat waktu sebagai
persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan di
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
2. Kedua orang tua saya (ayah dan ibu), tunangan saya, terima kasih selalu
memberikan saya kekuatan dalam menjalani studi ini dan selalu mendoakan saya
dalam segala hal urusan Dunia dan Akhirat saya.
3. Ibu Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes. selaku direktur Politeknik Kesehatan Kerta
Cendekia Sidoarjo Kampus Pasuruan.
4. Bapak Mokh. Sujarwadi, M.Kep selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan motivasi selama pelaksanaan studi
5. Ns. Riesmiyatiningdyah, S.Kep., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan motivasi selama pelaksanaan studi
6. Bapak dan Ibu responden yang telah meluangkan waktunya dalam pengumpulan
data.
7. Teman-teman mahasiswa program studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kerta Cendekia Sidoarjo dan seluruh pihak yang telah membantu kelancaran
penelitian ini
8. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak
bisa disebutkan satu persatu. Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum
mencapai kesempurnaan sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih
vii
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM................................................................................. ii
LEMBAR PERSEMBAHAN………………………….………………...vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..xiv
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................... 1
ix
1.5.3 Sumber Data ................................................................................... 5
2.1.10 Pathway…………………………………………….........................17
x
2.3.4 Implementasi Keperawatan ............................................................. 30
xi
4.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 50
4.4 Implementasi...................................................................................... 53
5.1 kesimpulan…………………………………………………………….56
5.2 saran…………………………………………………………………...57
LAMPIRAN……………………………………………………………….60
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
menyebabkan destruksi sendi dan deformasi serta menyebabkan disability. Penyakit ini
sering terjadi dalam 3-4 dekade ini pada lansia. Penyebab Rheumatoid Arthritis tidak
diketahui, tetapi mungkin akibat penyakit autoimun dimulai dari interfalank proksimal
metakarpofalenkeal, pergelangan tangan dan pada tahap lanjut dapat mengenai lutut dan
paha (Fatimah, 2010). Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam gerakan
fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (SDKI, 2016:124). Berdasarkan
uraian di atas, seseorang yang mengalami masalah Gangguan Mobilitas Fisik akan
Di Indonesia pada tahun 2020 terdapat kurang lebih 8000 penderita mengalami
Rheumatoid Arthritis. Di jawa timur sendiri terdapat kurang lebih 2000 penderita
Arthritis. Komplikasi yang bisa terjadi akibat Rheumatoid Arthritis jika tidak patuh, di
antaranya peradangan pada pembuluh darah, mata, jantung, dan paru-paru, kerusakan
pada sendi, serta terjadinya sindrom carpel tunnel. Rheumatoid arthritis juga bisa
[ACPA]), serta kerusakan tulang dan atau tulang rawan serta tampilan sistemik yang
1
2
pasti dari keadaan ini masih belum di ketahui namun RA melibatkan interasi yang
kompleks antara faktor genetik, faktor lingkungan, dan beberapa faktor predisposisi.
meminimalisir kejadian tidak diinginkan, serta memberikan tata laksana yang efektif.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. Edukasi pasien berikan
edukasi meliputi etiologi hingga penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis pada pasien dan
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan tonus otot. Aktivitas yang dilakukan
dapat berupa aktivitas aktif seperti latihan edukasi, rentang gerak dan isumetrik,
Watulumbung.
Watulumbung.
Watulumbung.
Watulumbung.
3) Bagi Peneliti
asuhan keperawatan.
Rheumatoid Arthritis.
1.5.1 Metode
gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan
1. Data primer
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat
lain.
3. Studi kepustakaan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
progresif, yang cenderung menjadi kronik dan menyerang sendi serta jaringan lunak.
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana secara simetris persendian
terjadinya pembengkakan, nyeri, dan sering kali menyebabkan kerusakan pada bagian
dalam sendi . Karakteristik artritis rheumatoid adalah cairan sendi (sinovitis inflamatior)
menyebabkan destruksi sendi dan deformasi serta menyebabkan disability. Penyakit ini
sering terjadi dalam 3-4 dekade ini pada lansia. Penyebab Rheumatoid Arthritis tidak
diketahui, tetapi mungkin akibat penyakit autoimun dimulai dari interfalank proksimal
metakarpofalenkeal, pergelangan tangan dan pada tahap lanjut dapat mengenai lutut dan
1. Rhematoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
6
7
2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus ada 5 kriteria tanda dan
gejala yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waku 6
minggu.
3. probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda
dan gejala sendin yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
2.1.3 Etiologi
beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini
sering dijumpainya remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan
terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh
pada penyakit ini. Walaupun demikian karena pemberian hormon estrogen eksternal
Arthritis. Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab Rhemathoid juga timbul karena
umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh
gambaran inflamasi yang mencolok. Walaupun hingga kini belum berhasil dilakukan
isolasi suatu mikroorganisme dari jaringan sinovial, hal ini tidak menyingkirkan
8
infeksius yang diduga merupakan penyebab Rheumatoid Arthritis antara lain adalah
2.1.4 Patofisiologi
Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan
degenerasi yang terlihat pada penyakit rematik. Inflamasi akan terlihat pada persendian
primer dan degenerasi yang terjadi merupakan proses sekunder yang timbul akibat
sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif.
Sinovitis dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas
ditemukan pada penderita Rheumatoid Arthritis. Gejala ini tidak harus timbul sekaligus
pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran yang sangat
bervariasi.
2. Kekakuan dipagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tetapi
pada Osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan
3. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapra deformitas tangan yang
sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protusi (tonjolan) kaput
metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga
sepertiga orang dewasa penderita Rheumatoid Arthritis. Lokasi yang paling sering
dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau disepanjang permukaan
ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada
2.1.6 Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering di jumpai adalah gastritis dan ulkus
drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada
kesehatan lain, yang lebih bahaya dan terkadang bisa mengancam nyawa. Beberapa
1. Osteoporosis
risiko terjadinya osteoporosis, yaitu yang melemahkan tulang dan bisa membuat
2. Rheumatoid Nodules
Nodules adalah benjolan keras yang muncul di bawah kulit. Benjolan ini paling
serig terbentuk di sekitar titik-titik tekanan, seperti siku, tetapi juga terbentuk di
3. Sindrom Sjogren
4. Infeksi
Penyakit Rhaumatoid Arthritis dan pengobatan yang dijalani dapat merusak system
Carpal Tunnel Sybdrome adalah tekanan pada syaraf dipergelangan tangan. Jika
menekan syaraf di tangan dan di jari sehingga timbul Carpal Tunnel Syndrome
dengan gejala sakit, mati rasa, dan kesemutan di jari dan sebagian tangan.
6. Masalah Jantung
7. Penyakit paru-paru
8. Limfoma
Limfoma adalah sala satu jenis kanker darah yang berkembang di sistem limfatik.
Jika Anda memiliki penyakit Rheumatoid Arthritis, anda berisiko terkena penyakit
ini.
2.1.7 Penatalaksanaan
yang harus dilakukan adalah segera berusaha untuk membina hubungan yang baik antar
pasien dengan keluargannya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya.
12
Tanpa hubungan yang baik ini agaknya akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan
penderita untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang cukup lama (Nugroho,
2012).
dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk tetap
2. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi.
3. DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi
Pada umumnya 25% pasien akan mengalami manifestasi penyakit yang bersifat
monosiklik (hanya mengalami satu episode dan selanjutnya akan mengalami remisi
sempurna). Pada pihak lain sebagian besar pasien akan menderita penyakit ini
sepanjang hidupnya dengan hanya diselingi oleh beberapa masa remisi yang singkat
(jenis polisiklik). Sebagian kecil lainnya akan menderita Rhemathoid Arthtritis yang
progresif yang disertai dengan penurunan kapasitas fungsional yang menetap pada
setiap eksaserbasi.
yang serius, penyakit ini bisa merusak jaringan persendian dan bentuk tulang. Arthritis
densiri diawal dengan gejala kecil yang berlangsung selama berminggu-minggu atau
lelah yang tak biasa dan bisa diikuti dengan rasa tidak enak badan. Oleh karena itu,
Rheumatoid Arthritis. Tes ini adalah memeriksa antibody tertentu termasuk anti-
yang hadir dalam sebagian besar pasien RA. Faktor Rheumatoid Arthritis (RF)
muncul sekitar 75-80 persen daru pasien RA, namun kejadiran mereka dapat
2. Pemeriksaan darah
Tes darah lainnya yang dapat dilakukan dapat membantu dokter menentukan sejauh
mana peradangan pada sendi dan ditempat lain dalam tubuh. Tingkat sedimentasi
14
eritrosit (ESR) mengukur seberapa cepat sel-sel darah merah jatuhnke dasar tabung
Tes darah lain yang mengukur peradangan adalah tes C-reaktif protein (CPR). Jika
CPR yang tinggi, tingkat peradangan biasanya tinggi juga, seperti selama ruam
Rheumatoid Arthritis.
Pemeriksaan Rheumatoid Arthritis berikutnya adalah laju endap darah (LED). Tes
ini dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan dalam tubuh. sampel darah akan
diletakkan di dalam sebuah tabung. Saat tubuh menvalami peradangan, maka sel
darah merah dalam sempel darah yang diambil akan jatuh ke dasar tabung lebih cepat
dengan tes darah menyeluruh. Tes ini dilakukan untuk mengukur jumlah sel darah
merah yang terkait dengan anemia. Hal ini dilakukan karena pada umumnya
3. Pencitraan
pemeriksaan rontgen dengan sinar-x. pada awal penyakit, senar-x dapat membantu
bes awal dan dapat berguna dalam tahap selanjutnya untuk memantau bagaimana
penyakit berkembang dari waktu ke waktu. Tes pencitraan lain yang dignakan
4. Arthrocentesis
tanda infeksi dari jumlah sel datrah putih pada cairan sendi yang tinggi, serta dapat
Berikut ini beberapa dampak dari penyakit arheumatoid Arthritis bagi tubuh :
Hal ini dapat terjadi lebih parah karena kurangnya melakukan aktivitas
3. Sjogren Syndrome
menyerang kelenjar air mata dan kelenjar air liur, sehingga mulut dan mata
terasa kering. Hal ini dapat memperparah kondisi mata dan mulut sehingga
4. Non-Hodgkin`s lymhoma
5. Gangguan paru
Seperti peradangan pada dinding paru yang dapat menyebabkan rasa sakit
ketika bernapas.
6. Anemia
2.1.10 Pathway
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi
dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010). Menurut Duvall dalam
emosional, dan sosial dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam
unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan
kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu
1) The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu, keluarga yang terdiri dari suami
2) The dyad family, suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Keluarga usila, keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
5) The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
6) ”Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian).
7) Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul
yang sama.
10) Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
11) “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
1. The unmarried teenage mother, keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa
3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup
serumah.
20
5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal
7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling
8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan
aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan
9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
10. Homeless family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
11. Gang family, keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
lain:
Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa
yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
21
percayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar
2. Sosialisasi
pemecahan masalah.
22
3. Reproduksi
4. Ekonomi
di masyarakat.
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, maka keluarga juga mempunyai tugas dalam
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan
tanggung jawab keluarga, oleh karena itu perlu mencatat dan memperhatikan segala
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluaraganya yang sakit atau yang tidak
2. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)
menyenangkan.
3. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
4. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)
belajar.
6. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching center
families)
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat sosial
pendapatan.
wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya, 2018). Variabel data dalam pengkajian
2. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama, hubungan dengan
keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status gizi,
tanda-tanda vital, status imunisasi dasar, dan penggunaan alat bantu atau protesa
serta status kesehatan anggota keluarga saat ini meliputi keadaan umum, riwayat
penyakit/alergi.
26
3. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (Saat ini sedang sakit)
meliputi nama individu yang sakit, diagnosisi medis, rujukan dokter atau rumah
neurosensori, kulit, istirahat dan tidur, status mental, komunikasi dan budaya,
kebersihan diri, perawatan diri sehari-hari, dan data penunjang medis individu yang
komunikasi, kekuatan.
6. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel ini akan menjawab tahap
7. Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif. Aspek instrumental
fungsi keluarga adalah aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, tidur, pemeliharaan
ojektif yang sudah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis
yang dikumpulkan dari penderita, klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan
kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2005). Diagnosa keperawatan yang terkait pada
dasarkan pada penilaian dan keilmuan pada tatanan klinik, dimana perawat melakukan
Rheumatoid Arthritis.
2. Edukasi Teknik
Ambulasi
1) Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi.
2) Sediakan materi,
media dan alat
tulis bantu jalan
(mis, tongkat,
walker kruk).
3) Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan.
4) Jelaskan
prosedur dan
tujuan ambulasi
tanpa alat bantu.
5) Anjurkan
menggunakan
alas kaki yang
memudahkan
berjalan dan
mencegah
cedera.
6) Ajarkan duduk di
tempat tidur
(menjuntai), atau
di kursi, sesuai
toleransi.
7) Ajarkan berdiri
dan ambulasi
dalam jarak
tertentu.
status yang lebih baik dengan hasil yang diharapkan. Anggota keluarga yang mengalami
perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang status
kesehatan.
perawat, dan lainnya. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan
sudah paham apa itu rematik, faktor timbulnya rematik, tanda dan gejala, akibat lanjut,
Reaksi peradangan
Hambatan nutrisi
pada kartilago
artikulasi
Gangguan
Keterbatasan
mobilitas fisik
sendi
Defisit
perawatan diri
(Pohon Masalah 2.4 Gangguan Mobilitas Fisik dan Defisit Perawatan Diri)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 5 April 2020 sampai dengan
18 Mei 2021 dengan data pengkajian pada tanggal 10 April 2021 pada pukul 15.00 WIB.
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas
bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMA, pasien menikah
1) Keluhan utama : klien mengatakan saat ini merasa nyeri pada lutut, nyeri
dirasa saat klien duduk diam, namun nyeri terasa hilang saat melakukan
aktifitas, rasa nyeri seperti kaku pada persendian dengan skala nyeri sedang
dan dirasa hilang timbul tidak pasti. Pada bagian lutut terlihat bengkak.
2) Kronologis keluhan
32
33
c) Upaya klien untuk mengatasi : Klien melakukan jalan santai saat pagi hari
lalu
mefenamac acid
Dalam keluarga klien tidak ada masalah kesehatan seperti, kanker, DM,
3.1.6 Riwayat psikososial dan spiritual masalah yang mempengaruhi klien saat ini
makan serta tidur yang cukup untuk mengurangi keluhan yang dirasakan
klien
2) Persepsi klien terhadap penyakit : saat ini klien pada dasarnya tidak puas
hilang.
34
1) Nutrisi
Klien mengatakan makan 2x sehari dengan menu yang bervariasi dan klien
2) Eliminasi
keluhan tersebut.
3) Hygiene personal
Klien tidur 6 jam sehari dan seringbterbangun jika mengeluh nyeri pada
kaki klien.
35
Setiap hari klien membiasakan diri untuk jalan pagi namun jika udara
6) Kebiasaan
1) Keadaan umum baik dengan tanda-tanda vital dalam batas normal dan
2) Rambut : rambut lurus dan tampak sebagian beruban dan kondisi bersih.
3) Mata : simetris kedua mata, konjunctiva merah muda, sklera sekidit keruh.
6) Mulut dan bibir : mukosa mulut tampak sedikit kering, kebersihan mulut
tampak bersih.
8) Dada :
regular.
P : perkusi timpani.
10) Genetalia : tidak terkaji, namun klien mengatakan tidak ada kealuhan.
11) Ekstremitas : klien mengatakan sedikit sulit bergerak pada bagian yang
2) Daya ingat klien sangat baik dan mampu mengulang beberapa kejadian
mengalihkan
Ny. W mengatakan saat ini puas dengan kehidupan yang dijalaninya, klien
Saat ini Ny. W tinggal dirumahnya yang cukup luas, dengan sirkulasi dan
ventilasi yang sangat baik, namun dengan kondisi klien saat ini Ny. W tidak
1) Data Subyektif
b) Klien mengatakan nyeri dirasa saat duduk dan hilang saat dibawa
beraktifitas
diri
2) Data Objektif
bantu
DO :
1. Klien tampak sekali-
kali meringis dan
memegang bagian
yang sakit
2. Tampak sulit
memulai pergerakan
tubuh dengan
bertumpu pada alat
bantu
39
harus dilakukan
(mis. Berjalan
dari tempat tidur
ke kursi roda,
berjalan dari
tempat tidur ke
kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi).
2. Edukasi Teknik
Ambulasi
1) Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi.
2) Sediakan materi,
media dan alat
tulis bantu jalan
(mis, tongkat,
walker kruk).
3) Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan.
4) Jelaskan
prosedur dan
tujuan ambulasi
tanpa alat bantu.
5) Anjurkan
menggunakan
alas kaki yang
memudahkan
berjalan dan
mencegah
cedera.
6) Ajarkan duduk di
tempat tidur
(menjuntai), atau
di kursi, sesuai
toleransi.
7) Ajarkan berdiri
dan ambulasi
dalam jarak
tertentu.
41
A : masalah
Defisit
43
Perawatan
Diri belum
teratasi
P : intervensi
1,2,3
dilanjutkan
11/04/2021 Gangguan 1) Identifikasi adanya 15.00 S : klien
13.05 mobilitas nyeri atau keluhan mengatakan
fisik fisik lainnya nyeri pada
berhubungan2) Identifikasi persendian
dengan toleransi fisik sudah mulai
kekuatan otot melakukan berkurang
menurun ambulasi
3) Jelaskan tujuan dan O:
prosedur ambulasi - klien jarang
4) Anjurkan meringis
melakukan - klien
ambulasi dini tampak lebih
5) Anjurkan ambulasi tenang
sederhana yang
harus dilakukan A : masalah
(mis. Berjalan dari Gangguan
tempat tidur ke Mobilitas
kursi roda, berjalan Fisik teratasi
dari tempat tidur ke sebagian
kamar mandi,
berjalan sesuai P : intervensi
toleransi) 2,3,4
dilanjutkan
A : Defisit
Perawatan
Diri teratasi
sebagian
12/04/2021 Gangguan 1) Identifikasi 10.00 S : klien
08.00 WIB mobilitas adanya nyeri WIB mengatakan
fisik atau keluhan nyeri pada
berhubungan fisik lainnya persendian
dengan 2) Identifikasi sudah
kekuatan otot toleransi fisik berkurang
menurun melakukan
ambulasi O:
3) Jelaskan tujuan - klien
dan prosedur terlihat
ambulasi sangat
4) Anjurkan tenang
melakukan
ambulasi dini A : masalah
5) Anjurkan Gangguan
ambulasi Mobilitas
sederhana yang Fisik teratasi
harus dilakukan
(mis. Berjalan P : intervensi
dari tempat dihentikan
tidur ke kursi
roda, berjalan
dari tempat
tidur ke kamar
mandi, berjalan
sesuai toleransi)
45
P : intervensi
dihentikan
(Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Gangguan Mobilitas Fisik dan Defisit
Perawatan Diri)
BAB 4
PEMBAHASAN
muncul pada kasus yang ditemukan selama asuhan keperawatan dimulai tanggal 10
April 2021 sampai dengan tanggal 12 April 2021. Kesenjangan tersebut dilihat dengan
Watulumbung.
4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas
Pada tinjauan pustaka menurut Jeremy, dkk (2019), orang yang berisiko
menderita rheumatoid arthritis yaitu usia lebih dari 49 tahun. Pada tinjauan kasus
dijabarkan bahwa, pasien adalah seorang perempuan bernama Ny. W usia 49 tahun.
Pada pengkajian identitas terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus dikarenakan usia 49 sampai 60 tergolong lanjut usia. Menurut Fatmah (2020),
secara signifikan orang tua mengalami kasus rheumatoid arthritis lebih besar dari pada
orang muda. Kerentanan orang tua terhadap penyakit ini disebabkan oleh adanya
kesalahan pada sistem imun seseorang yang menyerang synovium atau sebuah
46
47
Pada tinjauan pustaka, biasanya pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi
nyeri pada extermitas bawah maupun atas. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien
datang dengan keluhan nyeri persendian. Untuk keluhan utama disini tidak terjadi
pada sistem imun yang menyerang synovium atau sebuah membrane yang melapisi
sendi-sendi dalam tubuh sehingga mengalami rasa nyeri yang cukup hebat.
Pada tinjaun pustaka menurut Muttaqin (2019), kronologi peristiwa pada saat
terjadi keluhan yaitu nyeri sendi pada ekstermitas bawah maupun atas. Sedangkan pada
tinjauan kasus, pasien mengeluh nyeri sendi yang tak kunjung berhenti terutama pada
saat malam hari. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus.
yang diderita pasien saat ini memang sudah ada sejak dulu. Sedangkan pada tinjauan
kasus, pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya. Pada
pengkajian ini tidak ditemukan adanya kesenjangan dikarenakan semakin menua usia
seseorang maka kekuatan sendinya semakin menurun sehingga mudah terkena penyakit
rheumatoid arthritis.
48
keluarga yang menderita rheumatoid arthritis. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien
mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit rheumatoid arthtritis. Pada
pengkajian ini terdapat kesenjangan dikarenakan penyebab dan faktor resiko terjadinya
padat penduduk, dengan kondisi rumah yang agak sempit. Pasien juga malas untuk
kali meringis dan memegang bagian yang sakit, tampak sulit memulai pergerakan tubuh
Sering kencing
Kram betis
Sakit gigi
Pertengkaran keluarga
Kecemasan
Depresi
Stress
Masalah pribadi
Penyakit jantung
Penyakit paru
Fraktur
Diabetes militus
Apnea tidur
Teofilin
Kortikosteroid
Antihipertensi
Diuretik
Activating antidepresi
Kurang olahraga
50
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada Ny. W tanggal 10 April 2021
didapatkan data subjektif : Klien mengatakan tidur 6 jam sehari dan sering terbangun
jika mengeluh nyeri pada kaki klien. Data objektif : Klien tampak lemah dan lesu, Klien
karena melihat pada saat pengkajian klien tidak bisa tidur dengan nyenyak mengingat
kondisi Ny. W yang mengalai rematik harus lebih banyak istirahat dan jika tidak segera
tak berdaya atau depresi. Dilihat dari kebutuhan dasar manusia menurut Hierakhi
Maslow bahwa tidur masuk kedalam masalah fisiologis yaitu rasa ketidaknyamanan
yang merupakan masalah tertinggi yang harus segera di tangani tetapi masalah ini bisa
4.2 Diagnosa
Menurut Edisi rivisi jilid 1 SLKI-SDKI, 2020 Diagnosa keperawatan yang muncul :
4.3 Intervensi
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan kasus
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau
masalah Gangguan Mobilitas Fisik akan mengalami sulit untuk melakukan aktivitas
sehari-hari
Nyeri menjadi diagnosa prioritas pertama karena melihat pada saat pengkajian
nyeri berskala 5 dan jika tidak segera ditangani akan menyebabkan terganggunya
aktivitas Ny. W karena nyeri akan berlangsung terus menerus dan ditandai spasme yang
beristirahat, konsentrasi dan kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang biasa dilakukan serta
dapat menyebabkan perasaan tak berdaya atau depresi. Dilihat dari kebutuhan dasar
manusia menurut Hierakhi Maslow bahwa Nyeri masuk kedalam masalah fisiologis
yaitu rasa ketidaknyamanan yang merupakan masalah tertinggi yang harus segera
ditangani
kebutuhan Ny. W dengan kriteria hasil. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
52
3 hari diharapkan, masalah nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil : Nyeri berkurang
dari skala 5 menjadi 2, setelah dilatih dan melakukan teknik relaksasi nafas dalam, dan
aktifitas perawatan diri seperti mandi, berhias, berdandan, makan dan toileting.
Seseorang yang mengalami masalah Defisit Perawatan Diri akan mengalami sulit untuk
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri yang sesuai
dengan kebutuhan Ny. W dengan kriteria hasil, setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 hari diharapkan, masalah defisit perawatan diri dapat teratasi dengan kriteria
hasil : dapat melakukan mandi tanpa dibantu, mampu mengenakan pakaian sendiri,
c) Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
53
4.4 Implementasi
tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada klien terlebih dahulu maka
lakukan pendekatan pada klien dan keluarga klien agar tindakan yang akan diberikan
dapat disetujui klien dan keluarga klien, sehingga seluruh rencana tindakan asuhan
keperawatan sesuai dengan masalah yang dihadapi klien. Dalam melakukan rencana
tindakan, penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti, hal ini disebabkan karena :
a. Adanya faktor perencanaan yang baik dan keaktifan keluarga dalam perawatan
b. Pendekatan yang dilakukan dengan baik sehingga keluarga merasa percaya sehingga
c. Adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan petugas ruangan sehingga penulis
Tindakan keperawatan yang diberikan pada Ny. W untuk mengatasi masalah gangguan
2) Menyediakan alat bantu untuk pasien berupa kruk, kursi roda, dan walker
4) Mengajarkan pada pasien dan keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri
Sedangkan tindakan keperawatan yang diberikan pada Ny. W untuk mengatasi masalah
1) Mengajarkan klien untuk melakukan aktifitas seperti mandi, berdandan, berhias dan
makan sendiri
Kekuatan dari tindakan keperawatan yang telah diberikan adalah : dengan bahasa
Ny. W sehingga tindakan keperawatan bisa dipahami dan dimengerti Ny. W bersedia
mengikuti instruksi dari perawat. Kelemahan : dilihat dari kondisi Ny. W yang lanjut
usia sulit untuk memahami tindakan keperawatan yang diberikan oleh mahasiswa, agar
dilakukan secara mandiri karena membutuhkan pengawasan dan bantuan dari tenaga
kesehatan.
4.5 Evaluasi
Dari 2 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang penulis
temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan asuhan keperawatan kurang lebih
sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu dalam
adanya keja sama antara penulis dengan klien, perawat, dokter, dan tim kesehatan
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, hasil evaluasi pada tanggal 10
April 2021 pukul 08:00 WIB kondisi Ny. W menunjukkan ada sedikit perubahan dengan
adanya data subyektif Ny. W mengatakan nyeri dipersendian sudah mulai berkurang.
Data objektif Ny. W sudah jarang meringis, Ny. W tampak lebih relaks dan tenang. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah gangguan mobilitas fisik Ny. W teratasi
sebagian.
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, hasil evaluasi pada tanggal 12
April 2021 pukul 13:00 WIB kondisi Ny. W menunjukkan ada sedikit perubahan dengan
adanya data subyektif Ny. W mengatakan sudah mulai bisa melakukan aktifitas sehari-
hari tanpa dibantu. Data objektif didapatkan bahwa Ny. W tampak lebih relaks dan
mulai bersemangat. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah defisit
PENUTUP
Pada bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil dari asuhan keperawatan pada Ny.
5.1. Kesimpulan
gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup seperti, bakteri , virus dan jamur,
keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada penyakit Rematik, sistem imun
gagal membedakan jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan
tubuh sendiri, khususnya jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi.
fungsi bahkan cacat (Haryono, Setiyaningsih, 2019). Dari uraian diatas, penulis dapat
mengambil kesimpulan :
5.1.1. Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan Ny. W dengan Rheumatoid
Arthritis yang berada di Desa Watulumbung dapat dilakukan dengan baik. Data yang
5.1.2. Pada diagnosa asuhan keperawatan pada Ny. W dengan Rheumatoid Arthritis
yang berada di Desa Watulumbung dapat dirumuskan 2 diagnosa pada tinjauan kasus.
56
57
5.1.3. Pada perencanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny. W dengan Rheumatoid
Arthritis yang berada di Desa Watulumbung semua perencanaan dapat diterapkan pada
tinjauan kasus.
5.1.4. Pada implementasi asuhan keperawatan pada pasien Ny. W dengan Rheumatoid
Arthritis yang beradadi Desa Watulumbung hampir semua dapat dilakukan, namun ada
beberapa rencana tindakan yang penulis tidak dapat lakukan oleh perawat tersebut.
5.1.5 Evaluasi pada pasien dengan asuhan keperawatan pada pasien Ny. W dengan
sama-sama teratasi.
5.2 Saran
dengan Rheumatoid Arthritis, maka penulis menganggap perlu adanya saran untuk
berikutnya:
pendidikan dimasa yang akan datang, agar bisa memberikan asuhan keperawatan yang
Arthritis.
58
5.2.2 Penulis
Penulis harus mampu memberikan dan berfikir kritis dalam melakukan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada klien, terutama pada Ny. W dengan Rheumatoid
Arthritis. Penulis juga harus menggunakan teknik komunikasi terapeutik yang lebih baik
lagi pada saat pengkajian, tindakan dan evaluasi agar terjalin kerja sama yang baik guna
keperawatan yang lebih baik lagi, terutama pada Ny. W dengan Rheumatoid Arthritis.
Kerja sama yang baik hendaknya tetap dipertahankan dan untuk mengatasi terjadinya
komplikasi lanjut.
59
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Junaidi, 2013 Rematik dan Asam Urat. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.