Oleh:
NUR FARID ISNAINIYAH
NIM. 1801124
Oleh :
NUR FARID ISNAINIYAH
NIM. 1801124
v
MOTTO
vi
MOTTO
vi
MOTTO
“Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah”
(Sujiwo Tejo)
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah Hirobbilalamin saya ucapkan kepada Allah S.W.T karena atas ijin-
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada : Untuk Ayah, dan ibu saya ucapkan
banyak terima kasih karena selama ini telah memberi dukungan, do’a, dan semangat.
Semoga Allah SWT memberi saya kesempatan untuk membahagiakan kalian kelak.
Untuk bapak dan ibu dosen terutama Ibu Ns. Ida Zuhroidah, S.Kep.,M.Kes, Bapak
Ns. Nurul Huda, S.Kep, S.Psi., M.Si, dan Ibu Agus sulistyowati, s.Kep,. M.Kes
terima kasih saya ucapkan atas ilmu, bimbingan dan pelajaran hidup yang telah
diberikan kepada saya tanpa ibu dosen semua ini tidak akan berarti.
Untuk teman seperjuangan saya yang tidak dapat disebutkan satu per satu saya
ucapkan terima kasih atas kebersamaan selama ini, ada suka dan duka yang kita
lewati. Tetapi tak apa semua itu untuk pendewasaan kita masing-masing. Semoga
vi
.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSIS
MEDIS
GASTRITIS DI DESA NGULING KABUPATEN PASURUAN” sesuai waktu yang
ditentukan.
Dalam penyusun, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucakan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga proposal ini selesai
dengan baik.
2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil
3. Ibu Agus sulistyowati, S.Kep,. M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehetan Kerta
Cendekia Sidoarjo atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk
menyelesaikan Proposal studi kasus ini.
4. Bapak Nurul Huda, S.Psi., S.Kep.Ns., M.Si selaku pembimbing I yang banyak
memberikan nasehat dan bimbingan dalam penyelesaian pembuatan Proposal studi
kasus ini.
5. Ida Zuhroidah, S.Kep.Ns., M.Kes selaku pembimbing II yang banyak memberikan
nasehat dan bimbingan dalam penyelesaian pembuatan Proposal studi kasus ini.
6. Tn. S yang telah bersedia menjadi responden penelitian studi kasus dan Desa Nguling
sebagai tempat penelitian yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian Proposal ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Kerta Cendekia Sidoarjo dan seluruh pihak yang
telah membantu kelancaran penelitian ini.
Demikian Karya Tulis Ilmiah dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan
terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi dunia keperawatan di Indonesia.
Penulis
x
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ...................................................................................... i SURAT
PERNYATAAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iv
MOTTO ....................................................................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... vi KATA
PENGANTAR ................................................................................. vii DAFTAR
ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR
TABEL......................................................................................... xi DAFTAR
GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Nyeri Akut
Defisit Nutrisi
dengan Ketidakpatuhan
DAFTAR GAMBAR
xiii
No. Gambar Judul Gambar Hal
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
Perkembangan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak
tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi,
saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin, 2012). Gastritis adalah suatu
keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, dan
kronis. Gastritis salah satu masalah pencernaan yang paling sering terjadi dan sering
dijumpai di lingkungan sekitar. Penanganan nyeri dapat dilakukan melalui dua cara,
yakni farmakologis dan non farmakologis. Pada umumnya banyak masyarakat yang
jaringan aktual maupun potensial. Agar tidak ketergantungan obat dan efek
mengatasi nyeri, tetapi obat analgesik akan berdampak kecanduan obat dan juga
1
2
Hasil data dari Riskesdas (2018) angka terjadinya gastritis di Indonesia
dalam berbagai daerah cukup tinggi 40,8% dengan prevalensi 274,396 kasus dari
penduduk 238,452,952 jiwa. Kasus rawat inap di rumah sakit satu dari sepuluh
dengan 30.154 kasus (4.9%). Data kasus kunjungan pasien ke Puskesmas dicatat
Puskesmas) didapat data pada kasus Gatritis yaitu sebesar 10,21% dengan jumlah
89.512 orang (Profil Kesehatan Kabupaten Pasuruan, 2018). Sekitar 70% penderita
gastritis mengkonsumsi obat analgesik dan sekitar 30% sisanya penderita gastritis
memilih untuk meredakan nyeri kepala akibat gastritis dengan terapi relaksasi napas
berupa HCO3 di lambung kemudian HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCl dan NaCO3. Hasil penyawaan tersebut dapat meningkatkan asam
lambung. Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung yang sering
makanan yang mengandung bahan kimia serta penyebab lain termasuk minuman
beralkohol dan obat-obatan. Kelebihan asam lambung dapat disebabkan oleh makan
alkohol dan pemakaian obat-obatan seperti aspirin penggunaan kokain stress fisik
akibat rematik atau jamu-jamuan dalam jangka lama. Secara alami lambung akan
memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil setelah 4 sampai
6 jam. Sesudah makan kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai
sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu produksi asam lambung
terstimulasi. Bila seseorang terlambat makan 2 sampai 3 jam maka asam lambung
akan semakin banyak hal ini dapat menyebabkan perih dan nyeri (Ardian dan Made,
2013).
distraksi dan relaksasi untuk mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang,
stimulasi dan masase dapat membuat klien lebih nyaman karena menyebabkan
memperkuat sensitivitas reseptor nyeri. Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau
menurunkan jumlah analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Selain
itu berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi farmakologi analgesik untuk
mengurangi nyeri klien. Maka dari itu penulis tertarik untuk membuat proposal
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini, maka penulis akan
melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan keluarga pada
keperawatan Pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa
Keperawatan Pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa
1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis
1.3.2.2 Merumuskan diagnosa pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis
1.3.2.3 Merencanakan asuhan keperawatan pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada
1.3.2.4 Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada
1.3.2.5 Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat:
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
Gastritis.
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada
gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium (jika ada) yang dapat menunjang
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
Bagian inti terdiri dari tiga bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab
berikut ini :
1.6.2.1 Bab 1 : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
studi kasus.
1.6.2.2 Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit, konsep klien, dan
masalah.
1.6.2.3 Bab 3 : Tinjauan kasus, berisi tentang deskripsi data hasil pengkajian,
2.1.1 Definisi
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat
saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus dan lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superfisial
2.1.2 Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter plyroy dan pada awal infeksi mukosa
lambung menunjukkan respons inflamasi akut dan jika diabaikan akan menjadi kronik
(Herdman, 2015)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Rahman (2013) dimana perempuan lebih berisiko
terkena gastritis kronik. Hal ini disebabkan karena perempuan takut gemuk sehingga sering diet
terlalu ketat, makan tidak teratur, selain itu perempuan lebih emosional dibandingkan dengan
laki-laki, sehingga ketika menghadapi suatu masalah/beban pikiran cenderung berlarut hal ini
Menurut Sipponen dan Maaroos (2015) penyebab gastritis dapat di bedakan sesuai dengan
2.1.2.2 Gastritis Kronik, penyebab yang terjadi pada umumnya belum diketahui secara rinci,
hanya saja sering bersifat multifaktor. Bisa terjadi akibat kuman, pola makan yang tidak
benar, memakan makanan yang dipantang, dan kurangnya kepatuhan dalam terapi
1) Stress berat akan meningkatkan aktifitas saraf simpatik yang dapat merangsang
mediator kimia yang di keluarkan oleh neuron simpatik seperti epinefrin. (Ardian
tertentu dengan dosis tinggi seperti aspirin dan golongan anti inflamasi non steroid
4) Perokok: asam nikotinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang
mukus yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi.
2.1.3 Klasifikasi
lambung dari kerusakan akibat asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir mukus
yang cukup tebal. Gastritis akut dialami kurang dari tiga bulan. Gastritis akut dapat
mengakibatkan luka pada lambung bahkan sering terjadi (Kurniyawan dan Kosasih, 2015).
Ada beberapa tipe pada gastritis kronis diantaranya gastritis akut, erosive, dan eosinofilik.
Gastritis kronik, peradangan di lapisan lambung yang terjadi cukup lama penderita
mengalami nyeri ulu hati perlahan dan dalam cukup lama. Nyeri diawali dengan yang lebih
ringan dibanding dengan gastritis akut. Namun terjadi lebih lama dan sering muncul
sehingga mengakibatkan peradangan kronis. Hal ini juga beresiko pada kanker lambung
apabila tidak segera ditangani. Atropi progresif kelenjar menjadi tanda bahwa terjadi
gastritis kronis pada lambung, karena hilangnya sel yang berperang pada lambung yaitu, sel
parietal dan chief sel. Gastritis kronik dibedakan menjadi tiga jenisn yaitu gastritis
superfisial, gastritis atropi dan gastritis hipertropi (Kurniyawan dan Kosasih, 2015)
2.1.4 Epidemiologi
Hasil dari Riskesdas (2018) mengalami peningkatan yang cukup, angka terjadinya gastritis
di Indonesia dalam berbagai daerah cukup tinggi 40,8% dengan preferensi 274,396 kasus dari
penduduk 238,452,952 jiwa. Kasus rawat inap di rumah sakit satu dari sepuluh pasien
terbanyak merupakan pasien gastritis diseluruh rumah sakit di Indonesia dengan 30.154 kasus
(4.9%).
Gambaran klinis pada gastritis dibedakan menjadi dua dengan manifestasi sebagai berikut,
yaitu:
2) Perasaan mual dan ingin muntah, sakit kepala, kelelahan dan ketidaknyamanan pada
abdomen.
4) Memuntahkan makanan yang membuat lambung iritasi agar tidak terjadi diare dan
kolik.
5) Dalam beberapa hari pasien akan pulih, namun sering kali nafsu makan belum kembali
memakan sesuatu, ketidaknyamanan pada mulut, terjadinya mual dan muntah, paenderita
juga sering mengalami nyeri pada ulu hati, dan juga mengalami penurunan nafsu makan
(anoreksia). Gelaja defisiensi B12 tidak akan terjadi pada gastritis dengan tipe a yang
mengalami asimtomatik.
sebagai berikut :
dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cidera.
2.1.6.5 Pemeriksaan Histopatologi, tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
2.1.7 Penatalaksanaan
antasida, antibiotika.
1) Tirah baring
2) Mengurangi stress
13
3) Diit lunak, tidak merokok, tidak minum alkohol
Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama
di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus
melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel
Didalam lambung, makanan disimpan untuk sementara dan secara mekanis dan kimiawi
dipecah untuk dicerna dan di absorbsi. Lambung menyekresi asam hidroklorida (HCI), leher,
enzim pepsin, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCI aktifitas enzim. Pepsin mencerna protein,
diabsorbsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh, serta menyediakan tempat penyimpanan feses
sementara. Saluran gastrointestinal mengabsorbsi dalam jumlah besar sehingga fungsi utama
sistem gastrointestinal adalah membuat keseimbangan cairan, selain menelan cairan dan
makanan, saluran gastrointestinal juga menerima banyak sekresi dari organ-organ, seperti
kandung empedu dan pankreas. Setiap kondisi yang serius mengganggu absorbsi atau sekresi
2.1.9 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Sipponen dan
2.1.9.2 Terganggunya absorbsi dari vitamin B12 yang menjadikan ulkus, perforasi dan anemia.
2.1.9.3 Pada gastritis akut, sering kali terjadi komplikasi yang menimbulakan pendarahan pada
bagian saluran pencernaan bagian. Terjadinya anemia, akibat mengalami kurang penyerapan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan istilah
kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua.
Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan
timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan oleh
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu dan anak
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
2.2.2.2 Secara modern berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksisanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami / istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak- anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu / keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
4) Dyadic Nuclear
16
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
kawin.
9) Three Generation
10) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti- panti.
11) Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
Struktur keluarga terdiri dari pola dan proses komunikasi, strukrur peran, struktur
kekuatan dan struktur nilai dan norma menurut Mubarak (2011) menggambarkan
sebagai berikut :
sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate power (hak), referent
power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power
keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai berikut :
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.
Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi
kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang
tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara
system pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kebutuhan
keluarga. Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka
kesehatan yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul
didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan
keluarga.
sebagai berikut:
Menurut Ardian dan Made (2013) solusi untuk penderita gastritis adalah :
1) Berhenti merokok
lambung melalui nervus vagus. Latihan mengendalikan stres bisa juga diikuti dengan
peningkatan spiritual sehingga penderita dapat lebih pasrah ketika menghadapi stres.
5) Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak mempengaruhi langsung pada
peningkatan asam lambung tetapi makanan yang merangsang seperti pedas, kecut dapat
meningkatkan resiko inflamasi pada lambung. Selain memperberat kerja lambung seperti
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Sipponen dan
2.3.2.2 Terganggunya absorbsi dari vitamin B12 yang menjadikan ulkus, perforasi dan anemia.
2.3.2.3 Pada gastritis akut, sering kali terjadi komplikasi yang menimbulakan pendarahan pada
bagian saluran pencernaan bagian. Terjadinya anemia, akibat mengalami kurang penyerapan
2.4.1 Pengkajian
gastritis. Hal ini disebabkan karena perempuan sering makan tidak teratur, selain itu
menghadapi suatu masalah/ beban pikiran cenderung berlarut hal ini akan
timbul secara mendadak atau berharap, faktor pencetus, upaya yang dilakukan untuk
yang mempunyai penyakit keturunan seperti : hipertensi, jantung, DM, asma, dan lain-lain.
Pada pasien gastritis pada umumnya pola tidur tidak terganggu tetapi bagi gastritis
yang belum menjalin pengobatan pasien baru biasanya terjadi gangguan kebutuhan tidur
dan istirahat yang disebabkan oleh pikiran stress dan rasa nyeri.
Meliputi makanan pasien sehari-hari komposisi sayur, bubur, lauk pauk, minum
3) Pola eliminasi
Pada pola eliminasi alvi dan urin pada penderita gastritis tidak ada kesulitan.
4) Pola aktivitas
Biasanya pada pasien gastritis dalam aktifitas tidak ada gangguan dalam hal
1) B1(breathing) : pengkajian fisik pada sistem pernafasan untuk mengetahui masalah pada
klien.
2) B2 (blood) : pengkajian pada organ yang berkaitan sirkulasi darah, yakni jantung dan
pembuluh darah seperti adakah keluhan nyeri dada dan suara jantung.
3) B3 (brain) : pengkajian fisik mengenai kesadaran dan fungsi persepsi sensori, yang dikaji
4) B4 (bladder) : pengkajian sistem urologi seperti untuk mengetahui volume output urin
5) B5 (bowel) : pengkajian pada sistem pencernaan, yang dikaji rongga mulut ada tidaknya
lesi dan perubahan lidah menunjukkan adanya dehidrasi. Pada abdomen dikaji adanya nyeri,
6) B6 (bone) : pemeriksaan fisik pada tulang , otot, dan integument. Yang dikaji seperti
1) Aktivitas / Istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
25
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak
berdaya.
4) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat
akut).
Tanda : wajah grimace, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
5) Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat / dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol,
dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman,
kemampuan berfikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan. Dalam
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan
kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk
26
mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawatan. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien terhadap situasi yang berkaitan
Tabel 2.3 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan Nyeri Akut
Masalah Penyebab Tanda dan gejala
ri akut n pencedera fisiologis or
gori : psikologis (mis. Inflamasi, Subjektif :
kategori : nyeri iskemia, neoplasma) 1. Mengeluh nyeri ektif
dan kenyamanan Obj:
nisi : pengalaman sensorik 1. Tampak meringis
atau emosional yang 2. Bersikap protektif (mis. Waspada,
berkaitan dengan posisi menghindari nyeri)
kerusakan jaringan aktual 3. Gelisah
atau fungsional, dengan 4. Frekuensi nadi meningkat Sulit
onset mendadak 5. tidur
atau lambat dan Minor
berintensitas ringan hingga Subjektif :
berat yang berlangsung -
kurang dari 3 bulan. Objektif :
1. Tekanan darah meningkat
2. Nafsu makan berubah
3. Proses berfikir terganggu
4. Berfokus pada diri sendiri
(Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
Tabel 2.4 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan Defisit Nutrisi
Masalah Penyebab Tanda dan gejala
27
sit nutrisi 1. Ketidakmampuan Mayor Subjektif
gori: Fisiologis mencerna makanan :
kategori: Nutrisi dan Ketidakmampuan -
Cairan nisi: Asupan 2. mengabsorbsi Objektif :
nutrisi tidak cukup untuk nutrien 1. Berat badan menurun
memenuhi kebutuhan Peningkatan minimal 10% dibawah
metabolisme 3. kebutuhan rentang ideal Minor
metabolisme Subjektif :
Faktor ekonomi 1. Kram/nyeri abdomen 2.
4. (mis, finansial Nafsu makan menurun
tidak mencukupi) Objektif :
Faktor psikologis 1. Bising usus hiperaktif
5. (mis, stres, 2. Membran mukosa
keengganan untuk pucat
makan)
Tabel 2.6 Tujuan Berdasarkan SLKI dan Intervensi Berdasarkan SIKI pada Pasien Gastritis
RENCANA TINDAKAN
NO Diagnosa Keperawatan TUJUAN
KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b.d agen Luaran Utama : Intervensi Utama : Manajemen
pencedera fisiologis Tingkat nyeri 1. Nyeri
ervasi:
Tujuan : a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
diharapkan
jam tingkat nyeri menurun dengan kriteria Identifikasi skala nyeri
hasil : b. Tidak mengeluh nyeri c. Identifikasi respon nyeri non verbal
1. Ekspresi wajah dari meringis menjadi tidak d. Identifikasi faktor yang memperberat
2. meringis dan memperingan nyeri Monitor
Dari gelisah menjadi tidak gelisah e. keberhasilan terapi komplementer
3. Melaporkan nyeri terkontrol dari tidak pernah yang sudah diberikan Monitor efek
4. ditunjukkan menjadi secara konsisten f. samping penggunaan analgetik
menunjukkan
Kemampuan mengenali penyebab nyeri peutik:Berikan teknik nonfarmakologis untuk
5. meningkat a. mengurangi rasa nyeri
Kemampuan menggunakan teknik Kontrol lingkungan yang memperberat
6. nonfarmakologis meningkat b. rasa nyeri
Skala nyeri dari skala 3 menjadi <3
7.
kasi :
a. Jelaskan strategi meredakan nyeri
b. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
borasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
29
2. Defisit Nutrisi b.d Luaran Utama : Intervensi Utama : ketidakmampuan Status Nutrisi 1. Manajemen Nutrisi
mengabsorbsi nutrien Observasi:
Tujuan : menjadi tidak
Setelah dilakukan tindakan menyimpang dari
keperawatan 3x24 jam rentang normal
diharapkan defisit nutrisi a. Identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil : b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1. verbalisasi untuk c. Identifikasi makanan yang disukai
meningkatkan nutrisi dari d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
yang menurun menjadi nutrien
meningkat e. Monitor asupan makanan
2. resiko berat badan dari
f. Monitor berat badan
menyimpang rentang normal
g. Monitor hasil laboratorium
3. Indeks Masa Tubuh (IMT) dari menyimpang peutik:
rentang normal menjadi tidak menyimpang a. Fasilitasi menentukan pedoman diet
dari rentang normal b. Sajikan makanan secara menarik dan 4. Frekuensi makanan membaik suhu yang
sesuai 5. Nafsu makan membaik kasi :
6. Meningkatnya pengetahuan tentang tentang a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu asupan nutrisi yang tepat
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
borasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri)
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kaloridan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
30
3. Defisit Pengetahuan b.d Luaran Utama : Intervensi Utama :
kurang terpapar informasi Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan
Tujuan : ervasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan jam diharapkan tingkat
pengetahuan meningkat menerima informasi dengan kriteria hasil : b. Identifikasi kebutuhan keselamatan
1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan berdasarkan tingkat fungsi fisik,
2. tentang gastritis meningkat kognitif dan kebiasaan
3. Perilaku sesuai dengan pengetahuan c. Identifikasi bahaya keamanan di
meningkat lingkungan (mis. fisik, biologi, kimia)
4. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi upetik
menurun a. Sediakan materi dan media pendidikan
5. Meningkatnya tentang masalah yang dihadapi kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya kasi
a. Anjurkan menghilangkan bahaya lingkungan
b. Anjurkan menyediakan alat bantu
c. Anjurkan menggunakan alat pelindung
d. Informasikan nomor telepon darurat
e. Anjurkan individu atau kelompok beresiko tinggi
tentang bahaya
lingkungan
borasi
a. Kolaborasi dengan pihak lain untuk meningkatkan
keselamatan lingkungan
31
4. Ketidakpatuhan b.d Luaran Utama : Terapeutik
ketidakadekuatan pemahaman Tingkat kepatuhan a. Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
Tujuan : b. Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan bergantian menemani pasien selama menjalani
tingkat kepatuhan klien meningkat, dengan kriteria program pengobatan
hasil : c. Diskusikan hal-hal yang mendukung atau
1. Klien mau mematuhi program perawatan atau pengobatan menghambat berjalannya program pengobatan
meningkat. d. Libatkan keluarga untuk mendukung
2. Risiko komplikasi penyakit/masalah kesehatan menurun. program pengobatan yang dijalani
3. Perilaku klien mengikuti program atau pengobatan Edukasi
membaik. a. Informasikan program pengobatan yang harus
4. Perilaku menjalankan anjuran membaik. dijalani
b. Informasikan manfaat yang diperoleh jika
Intervensi utama : teratur menjalani program pengobatan
Dukungan kepatuhan program pengobatan c. Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat.
Observasi
a. Identifikasi kepatuhan menjalani
program pengobatan
32
32
2.4.4 Implementasi
telah disusun pada tahap perencanaan dengan tu+uan membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Setiadi, 2012), Implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
2.4.5 Evaluasi
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai
dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi disusun menggunakan SOAP.
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah
masih tetap muncul atau ada masalah baru atau ada masalah yang kontradiktif dengan
Gangguan mikrosirkulasi
mukosa lambung : trauma,
luka bakar Stress
Mikroskopis Makroskopis
Sindrom dispepsia
GangguanPsikologis
Gangguan Rasa Nyaman Gangguan Keseimbangan
Nyeri Akut Cairan Dan Elektrolit
36
BAB 3
TINJAUAN KASUS
keperawatan pada pasien dengan Gastritis maka penulis menyajikan suatu kasus
yang penulis amati mulai tanggal 02 Maret 2020 sampai dengan 04 Maret 2020
3.1 Pengkajian
Tn.E Ny.
An.D
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Keturunan
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
System pendukung keluarga m keluarga Tn. E istri selalu mendukung dalam berobat, fasilitas
kesehatan yang ada di wilayah tempat tinggalnya berupa
puskesmas.
ampuan keluarga dalam arga Tn. E memutuskan untuk berobat ke pelayanan kesehatan
memutuskan tindakan ketika Gastritisnya kambuh. kesehatan yang tepat
ampuan keluarga dalam merawat arga Tn. E belum mengerti cara mengurangi nyeri yang
dirasakan anggota keluarga yang sakit Tn. E akibat penyakit Gastritis.
ampuan keluarga dalam arga mampu memodifikasi lingkungan dimana kondisi rumah
memodifikasi lingkungan bersih, tempat sampah setiap hari di buang dan pencahayaan sinar
matahari cukup.
ampuan keluarga dalam arga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan, bila ada
memanfaatkan fasilitas anggota keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas kesehatan
egi koping yang digunakan Klien mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan
halhal yang menyimpang dalam mengatasi masalah, seperti
menyeleseikan masalah menggunakan kekerasan.
egi adaptasi disfungsional n mengatakan menginginkan musyawarah dalam menghadapi
permasalahan keluarganya
.1.6 Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
Kesadaran Composmentis
GCS 4,5,6
40
BB 56 kg
TB 160 cm
Tanda Tanda TD 110/90 mmHg
Vital
Nadi 80x/menit
Suhu 36,5°C
RR 22x/menit
Pemeriksaandan Kepala Inpeksi 1. Bentuk kepala: bulat simetris
kepala leher 2. Kulit kepala cukup bersih tidak ada ketombe
3. Warna rambut: hitam
4. Penyebaran rambut: merata
5. Rambut tidak berbau
Palpasi Tidak ada benjolan dan tidak ada hematoma
Mata Inpeksi 1. Mata lengkap, simetris
2. Konjungtiva tidak anemis
3. Sclera tidak ikterik
4. Tidak ada peradangan konjungtiva
5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya
sama dan bulat (Isokor)
6. Kornea dan iris: tidak ada peradangan
7. Gerakan bola mata normal
8. Palpebral: normal, tidak ada peradangan
Palpasi 1. Tidak ada edema
2. Tidak ada peradangan/lesi
3. Tidak ada benjolan
4. Tidak ada tekanan bola mata
Hidung 1. Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak
ada pembengkakan
2. Lubang hidung: tidak ada sekret, tidak ada
sumbatan
3. Selaput lendir: lembab, tidak ada perdarahan
Wajah 1. Simetris
2. Wajah grimace
Telinga Inpeksi 1. Bentuk: simetris
2. Ukuran: sedang
3. Lubang telinga: tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan
4. Membran telinga: utuh
Palpasi Tidak ada benjolan
Mulut dan 1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis
faring 2. Membrane mukosa: lembab
3. Gusi normal, ada karies gigi
4. Warna lidah: merah mudah dan merata
5. Napas: berbau
Leher Inspeksi Posisi trakea: simetris
Palpasi 1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2. Tidak ada bendungan/distensi vena jugularis
3. Denyut nadi carotis teraba
Paru-paru Inspeksi 1. Bentuk thorak: normal chest
2. Frekuensi napas: teratur 22 x/mnt
3. irama reguler, tidak ada tanda kesulitan
bernafas.
41
4. ronchi
- -
- -
- -
2. Akral hangat
3. Kekuatan otot
42
5 5
5 5
Perkusi 1. Fungsi motorik baik
2. Fungsi sensorik baik
3. Refleks fisiologis
Trisep (+)
Bisep (+)
Patella (+)
4. Refleks psikologis
Babinski (-)
Gordon (-)
Genetalia Inspeksi idak dikaji
DO:
1. Klien tampak tidak menjalankan
anjuran seperti makan-makanan
yang pedas
2. Ketidakpatuhan klien untuk
memenuhi program kesehatan
3.3 Skoring
3.3.1 Masalah: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
pemahaman
1 kesehehatan
terutama
makanan yang di larang
untuk di
konsumsi
pasien gastritis.
4 Menonjolnya masalah Skala: 1 0/2x1 = 0 Masalah tidak
1. Masalah dirasakan :
a. dirasakan dan harus 2 Keluarga mengetahui
segera bahwa klien mengalami
ditangani gastritis, tetapi tidak
2. Ada masalah, tapi tidak merasakan masalah
perlu ditangani keperawatan tersebut.
3. Masalah tidak 1
dirasakan
0
Jumlah skor 2,34
Umur : 38 tahun
No. Register :-
Tabel 3.15 Intervensi keperawatan keluarga Tn. E
TGL o. Diagnosa keperawatan TUJUAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
aret 2021 1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Interensi utama :
pencedera fisiologis d.d selama 3x kunjungan rumah diharapkan Manajemen nyeri
klien mengatakan nyeri keluarga mampu merawat klien agar nyeri
perut sebelah kiri. Klien dapat berkurang, meliputi : Observasi
mengatakan nyerinya 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
muncul pada saat telat Dengan kriteria luaran : kualitas, intensitas nyeri.
makan, dan saat dibuat 1. Kontrol nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
banyak melakukan a. Mengenali kapan nyeri terjadi 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
aktivitas, klien tampak kadangkadang ditunjukkan menjadi memperingan nyeri
meringis dan gelisah, klien secara konsisten menunjukkan. 4. Observasi tanda-tanda vital Terapeutik :
tampak memegangi perut b. Melaporkan nyeri terkontrol dari tidak 5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
bagian kiri dan rasa nyeri (relaksasi nafas dalam) Edukasi :
pernah menjadi secara konsisten
mempertahankan
menunjukkan 6. Jelaskan strategi meredakan nyeri
posisinya, klien tampak
2. Tingkat nyeri 7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
sulit tidur.
a. Wajah grimace menjadi rileks rasa nyeri (kompres hangat dan relaksasi nafas
b. Pola istirahat terganggu menjadi tidak dalam)
terganggu
c. Keluhan nyeri menurun dengan skala
nyeri dari skala 4 menjadi ≤ 4
Ketidakpatuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x Intervensi utama :
berhubungan dengan kunjungan rumah diharapkan keluarga mampu Dukungan kepatuhan program pengobatan
ketidakadekuatan meningkatkan tingkat kepatuhan klien :
pemahaman d.d klien Observasi
47
mengatakan tidak pengobatan Terapeutik
memperhatikan b. Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan
tentang Dengan baik
kriteria luaran : c. Buat jadwal pendampingan keluarga
penyakitnya, sebelumnya 1. Tingkat kepatuhan untuk bergantian menemani pasien selama menjalani
makan-makanan yang a. Klien mau mematuhi program
program
pengobatan
pedas, klien tampak tidak perawatan atau pengobatan meningkat.
d. Diskusikan hal-hal yang mendukung atau menghambat
menjalankan anjuran seperti b. Risiko komplikasi penyakit/masalah
berjalannya program pengobatan
makan-makanan yang pedas kesehatan menurun. e. Libatkan keluarga untuk mendukung program
dan ketidakpatuhan klien c. Perilaku klien mengikuti program atau
untuk memenuhi program pengobatan yang dijalani Edukasi
pengobatan membaik.
kesehatan d. f. Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
Perilaku menjalankan anjuran membaik.
g. Informasikan manfaat yang diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan
a. Identifikasi kepatuhan menjalani h. Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke
program pelayanan kesehatan terdekat.
50
7.
09.15 WIB
51
2 03 Maret 2021 1.
08.40 WIB 1
2.
Mengukur tanda-tanda vital klien
08.50 WIB
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 78x/menit
Suhu : 37°C
RR : 19x/menit
Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya.
3. P : Nyeri dirasakan saat telat makan, dan saat dibuat
banyak melakukan aktivitas Q :
Nyeri seperti ditusuk – tusuk
09.15 WIB R : Perut bagian kiri
S :3
T : Nyeri hilang timbul
4.
Meminta klien mempraktekan ulang cara
mengontrol atau mengurangi nyeri yaitu
dengan relaksasi nafas dalam.
Respon : klien dan keluarga mengatakan
09.25 WIB
sudah mengetahui bagaimana cara
mengatasi nyeri.
1.
Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahatnya
dengan posisi semi fowler/ setengah duduk
Respon : klien mengikuti dan memperhatikan hal
2 yang diajarkan
10.15 WIB
Memberitahu klien pentingnya patuh
menjalani program pengobatan
Respon : klien dan keluarga mengatakan kalau
sekarang sudah patuh menjalani program
pengobatan
2.
3 04 Maret 2021 1.
08.00 WIB 1 Mengukur tanda-tanda klien
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,8 °C
2. RR : 20x/menit
Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
08.10 WIB lainnya.
P : Nyeri sudah membaik, Nyeri dirasakan saat telat
makan
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Perut bagian kiri
S :2
3. T : Nyeri hilang timbul
Meminta klien dan keluarga
untuk mempraktekan ulang bagaimana
08.25 WIB cara mengontrol atau mengurangi nyeri yang
telah diajarkan.
Respon : klien dan keluarga mengatakan kalau
sekarang sudah tahu dan
mau mempraktikkan ulang hal yang
sudah di ajarkan
51
d. RR : 21x/menit d. RR : 20x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2, dan 4 P: Hentikan intervensi
2 S: S:
Klien mengatakan tidak memperhatikan tentang Klien mengatakan sudah sedikit memperhatikan
penyakitnya, sebelumnya makan-makanan yang tentang penyakitnya, dan tidak makan-makanan yang
pedas pedas
O: O:
1. Klien tampak tidak menjalankan anjuran 1. Klien mulai mengikuti anjuran
seperti makan-makanan yang pedas 2. Klien patuh untuk memenuhi program kesehatan
2. Ketidakpatuhan klien untuk memenuhi
program kesehatan A: Masalah teatasi
entikan intervensi
A: Masalah belum teatasi
P: Lanjutkan intervensi 4,5, dan 6
60
BAB 4
PEMBAHASAN
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
pada pasien dengan diagnose Gastritis di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan yang
4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas
lebih berisiko terkena gastritis kronik. Hal ini disebabkan karena perempuan takut
gemuk sehingga sering diet terlalu ketat, makan tidak teratur, selain itu perempuan
masalah/ beban pikiran cenderung berlarut hal ini akan menyebabkan produksi
asam lambung meningkat. Pada tinjauan kasus dijabarkan bahwa, pasien adalah
seorang Laki-laki bernama Tn. E usia 48 tahun. Pada pengkajian identitas terdapat
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan jenis kelamin
(Sukarmin, 2013)
sekarang pada klien gastritis, klien akan mengeluh tidak dapat makan,
mual, muntah. Sedangkan pada tinjauan kasus, klien mengeluh tidak dapat
makan, mual, muntah. Terjadinya gejala mual muntah sebelum makan dan
makan minum terlalu banyak atau makan terlalu cepat. Gejala yang
penyakit.
beragam.
dan anti inflamasi terutapan aspirin secara bebas tidak menggunakan resep
1. Aktivitas Istirahat
63
Pada tinjauan pustaka menurut Ardian dan Made (2013) pada pasien
2. Sirkulasi
tinjauan kasus turgor kulit tidak menurun. Pada pengkajian ini ada
3. Integritas ego
4. Makanan/minuman
5. Nyeri/ketidaknyamanan
mengatakan nyeri pada perut bagian kiri atas, mual dan muntah.
objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnose
data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik dan pemberi pelayanan
kasus, pada tinjauan pustaka terdapat 4 diagnosa yang muncul dengan masalah
keperawatan meliputi nyeri akut, defisit nutrisi, kekurangan volume cairan dan
keperawatan yang muncul pada klien ada 2 diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut
dan ketidakpatuhan :
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (PPNI, 2017).
data objektif dimana data subjektif, klien mengatakan nyeri pada bagian
perut sebelah kiri, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasakan
klien hilang timbul dengan skala nyeri 4. Data objektif klien tampak lemah,
wajah
nyeri akut memiliki nilai 4,67 lebih tinggi dari ketidakpatuhan yaitu dengan
nilai 2,34.
4.2.2 Ketidakpatuhan.
66
2017).
Masalah keperawatan ini ditegakkan berdasarkan data subjektif dan
klien tampak kurang perhatian pada penyakitnya dan klien tidak patuh untuk
memiliki nilai 2,34 lebih rendah dari diagnose keperawatan nyeri akut yaitu
penurunan IMT 20% dibawah normal. Tn. E memiliki hasil IMT 22,8 ini
keperawatan.
nyeri, 2). Identifikasi skala nyeri, 3). Observasi tanda-tanda vital, 4).
(kompres hangat dan relaksasi nafas dalam) dan beri waktu klien beserta
4.3.2 Diagnosa 2
yang diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan, 8). Anjurkan pasien
kesehatan terdekat.
yang telah di tetapkan oleh penulis pada rencana asuhan keperawatan. Pada
dilaksanakan.
digunakan untuk menentukan seberapa baik respn klien dan keluarga klien.
pelaksanaan. Pada kasus ini evaluasi dilakukan dengan mode SOAP secara
keperawatan yang dilakukan. Objektif (O) adalah respon objektif klien terhadap
tindakan keperawatan yang dilakukan Analisis (A) adalah analisis ulang atas data
subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap muncul
atau ada masalah baru atau ada masalah yang kontradiktif dengan masalah yang
ada Perencanaan (P) adalah perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil
Data subjektif : 1). Klien mengatakan nyeri perut kiri sudah berkurang 2.
Data objektif : 1). Keadaan umum baik, 2). Wajah dan badan rileks, 3).
mengontrol nyeri, 2). Skala nyeri dari skala 4 menjadi 2, 3). Tanda-tanda
vital dalam batas normal, 4). Wajah grimace menjadi rileks, 5). Keluarga
mengurangi nyeri.
Klien mulai perhatian pada penyakitnya, 2). Klien patuh untuk memenuhi
tujuan kesehatan
Menurut kriteria hasil, evaluasi yang diharapkan yaitu : 1). Klien mau
anjuran membaik
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai, karena
adanya kerjasama yang baik antara keluarga dan klien. Hasil evaluasi pada
Tn. E sudah sesuai dengan harapan, masalah teratasi dan intervensi dapat
di hentikan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan” di atas, maka
5.1.1 Pengkajian
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, Pada tinjauan pustaka perempuan lebih
berisiko terkena gastritis dan di tinjauan kasus klien berjenis kelamin laki-laki
ditemukan Tn. E tampak menyeringai karena terjadi nyeri perut bagian kiri, nyeri
bertambah jika dibuat bergerak, nyeri menurun jika dibuat istirahat, nyeri seperti
ditusuk – tusuk dengan skala 4, dan klien tampak memegangi perut bagian kiri dan
mempertahankan posisinya
pada klien dan keluarga. Beberapa intervensi pada tinjauan pustaka tidak
Maret 2021.
5.1.5 Pada akhir evaluasi keperawatan pada Tn. E dilakukan dalam bentuk SOAP. Semua
tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai dan sesuai dengan harapan karena masalah
5.2 Saran
professional.
yang baik dalam asuhan keperawatan serta mampu menjalin kerja sama
mengerti apa itu nyeri sehingga dapat melakukan tindakan secepat mungkin
5.2.6 Sumber referensi dalam karya tulis ilmiah dapat digunakan untuk penyusunan
serupa tentang asuhan keperawatan gastritis pada keluarga dengan masalah
selanjutkan menyantumkan penyusun dalam karya tulis ilmiah ini. Bagi penyusun
selanjutnya perlu perubahan menjadi lebih baik karena informasi yang ada yang
terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Afroh F, Judha M, Sudarti, 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Ardian Ratu R dan G. Made Adwan, 2013. Penyakit Hati, Lambung, Usus, dan Ambeien.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Gustin, 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis. Jakarta : EGC.
Herdman, 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakarta: EGC.
74
Hardi dan Huda Amin, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc ). Yogyakarta : Mediaction.
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo. 2021. Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah Pendidikan DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia
Sidoarjo. Sidoarjo: Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Potter dan Perry, 2011. Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7.
Vol. 3. Jakarta : EGC.
PPNI, T.P.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan ((Cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Rahman, 2013. Hubungan antara adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup pasien di
RSUD Ulin Banjarmasin.
Setiadi, 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Triariningrum, D., dan Sukihananto, 2013. Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Pada
Keluarga Dengan Hipertensi. Fik Ui, 1–10.
75
Lampiran 1
TENTANG GASTRITIS
1. Identifikasi Masalah
Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.
Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada
daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik /
ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 –
6 tahun ini dan menyerang perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
4. Materi Penyuluhan
Terlampir
5. Metode
6. Media
Leaflet
78
7. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
b. Proses
rencanakan.
8. Hasil
1. Definisi
b. Mual, muntah
d. Keringat dingin
e. Nadi cepat
3. Penyebab Gastrtis
dll)
f. Stress
h. Kebiasaan merokok
4. Jenis-Jenis Gastritis
e. Kanker lambung