Disusun Oleh:
STEFFI PURNAMASARI
2013750045
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum. Warahmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis yang berjudul “Pemenuhan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menempuh ujian akhir untuk program pendidikan DIII Keperawatan rumah sakit Islam
Jakarta Universitas Muhammadiah Jakarta. Walaupun karya tulis ini telah diselesai dibuat
tetapi penulis menyadari betul bahwa masih banyak memenuhi hambatan dan kesulitan
sehingga masih ada kekurangannya dikarenakan keterbatasaan ilmu pengetahuan penulis dan
penulis masih dalam proses belajar. Namun berkat adanya bimbingan, pengarahan dan
bantuan serta pengalaman dari berbagai pihak, juga ilmu pengetahuan yang penulis, dapatkan
selama mengikuti perkuliahan di program DIII keperawatan Rumah Sakit Islam Jakarta
Universitas Muhammadiah Jakarta, maka penulis dapat menyeselesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menngucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,
terutama kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penulis bisa
Muhammadiah Jakarta.
4. Ibu Ns. Nurhayati, S.Kep sebagai pembimbing penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini sekaligus sebagai penguji I dalam proses sidang karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M.kes sebagai penguji II dalam proses sidang karya tulis
ilmiah ini.
6. Kepala puskesmas beserta staff, Bapak RW beserta jajarannya, para kader Kelurahan
7. Keluarga Tn S yang telah banyak sekali memberi bantuan untuk terwujudnya karya
8. Orang tua yang telah banyak memberikan moril maupun material serta doa sehingga
9. Buat kakak dan adik tersayang M. Rizkad Yuliawan dan Yesica Nur Afifa.
10. Buat Muhammad Iqbal yang selalu memberikan perhatian, pengertian, dan dukungan
11. Para sahabatku Vidya, Liana, Andin yang selalu memberikan motivasi dan hiburan
Rahmawati yang selalu memberi motivasi dan saran kepada penulis dalam menyusun
13. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi angkatan XXXI program DIII Keperawatan
penulis akan sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan
datang. Semoga Karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
Wassalam
Jakarta,21 Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................v
BAB I : PENDAHULUAN
D. Ruang Lingkup...........................................................................................................6
1. Pengertian ............................................................................................................11
2. Patofisiologi .........................................................................................................11
a. Etiologi...........................................................................................................13
b. Proses .............................................................................................................11
c. Manifestasi klinik...........................................................................................14
d. Komplikasi .....................................................................................................16
3. Penatalaksanaan ...................................................................................................16
a. Terapi .............................................................................................................16
b. Tindakan Medis .............................................................................................16
a. Pengertian .......................................................................................................21
b. Fisiologi ..........................................................................................................22
c. Patofisiologi ...................................................................................................23
a. Pengertian .......................................................................................................29
a. Pengertian ......................................................................................................34
a. Pengkajian Keperawatan................................................................................ 51
e. Evaluasi keperawatan.....................................................................................60
........................................................................................................................
D. Pelaksanaan keperawatan...........................................................................................84
E. Evaluasi keperawatan.................................................................................................89
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan............................................................................................109
D. Pelaksanaan Keperawatan..........................................................................................113
E. Evaluasi Keperawatan................................................................................................114
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................116
B. Saran ..........................................................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
malnutrisi, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan lain-lain. Tuberkolosis
paru merupakan penyakit menular dan merupakan salah satu masalah kesehatan
ini dapat menyerang siapa saja dan berulang kali, artinya walaupun seorang sudah
pernah menderita tuberkolosis paru, orang tersebut tidak kebal padanya dan mungkin
akan terserang lagi terutama apabila daya tahan tubuhnya lemah. (Airlangga
Secara umum, penyakit tuberkolosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih
dimulai dari tuberkolosis, yang berarti suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri
Penularan penyakit ini melalui perantaran ludah atau dahak penderita yang
mengandung basil berkulosis paru. Pada saat penderita batuk, butir-butir air ludah
beterbangan di udara dan terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk ke dalam paru-
2012).
Berdasarkan data World Health Organition (WHO) pada tahun 2013 terdapat 9 juta
penduduk dunia terinfeksi kuman TB. Pada tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk
dunia terinfeksi kuman TB, jumlah kasus TB paru terbanyak pada wilayah Afrika
(37%), wilayah Asia Tenggara (28%) dan wilayah Mediterania Timur (17%). (WHO,
2014).
2013-2014 yaitu tingkat pelaporan kasus TB paru meningkat dari sekitar 61 menjadi
73 per 100.000 penduduk dan pelaporan kasus kematian TN dan HIV positif
meningkat dari 25 menjadi 30 per 100.000 penduduk. Yakni naik menjadi 1 juta kasus
baru per tahun. Persentasi jumlah kasus di Indonesia pun menjadi 10 persen terhadap
seluruh kasus di dunia sehingga menjadi negara dengan kasus terbanyak kedua
bersama dengan Tiongkok. India menempati urutan pertama dengan persentase kasus
Jumlah penderita TBC di Jakarta mencapai 22.815 orang, penduduk. Jakarta Timur
lainnya di Provinsi DKI Jakarta. Di tahun 2013 kemarin wilayah Jakarta Timur
memiliki hingga sebanyak 6057 kasus TB, yang tersebar di seluruh kecamatan dan
kelurahan. Sementara itu di tahun 2014 , angka pasien yang menderita TB di daerah
Jakarta Timur jumlahnya lebih banyak lagi, yaini mencapai 6336 kasus TB. Memang
penderita di Jakarta Timur ini dibandingkan dengan wilayah lain, cukup tinggi.
Karena memang jumlah penduduk kita paling banyak dibandingkan dengan wilayah
yang lain di DKI. Jika dilihat per kecamatan maka jumlah kasus TB terbanyak di area
dari tahun 2014-2015. Pada tahun 2014 jumlah penderita TBC di puskesmas Sumur
Batu pada tahun 2014 sebanyak 30 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 22
orang perempuan meninggal 0 dan jumlah pasien anak-anak 0. Pada tahun 2015
jumlah penderita TBC paru adalah 20%. Di puskesmas Sumur Batu jumlah pasien
dengan TB paru 21 orang yang terdiri 7 orang laki-laki dan 14 orang perempuan,
program tersedia SOP pemberian obat bagi penderita TB. Kegiatan menemuan kasus
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan jumlah penderita TB Paru baik tingkat
Paru menyerang paru-paru. Bakteri ini jika sering masuk dan terakumulasi di dalam
banyak dan paling utama yang memiliki daya tahan yang lemah. Untuk bisa menular
maka penyakit ini TBC ini bisa makan menyerang bagian paru saja, namun bila
terinfeksi sekitar organ otak, usus, ginjal dan sauran pernafasan. Pada penderita
pasien merasa sesak karna terjadi tekanan dari kelenjar getah bening. Dan gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi pasien TB kurang karna ada salah satu efek obat
yang menyebabkan napsu makan berkurang, mual muntah. Menyebabkan berat badan
menurun.
Mengingat peningkatan jumlah dan dampak pasien TB tentunya bukan hanya peran
bagian anggota keluarga yang menderita TBC, keluarga mampu merawat anggota
yang menderita TBC dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan bagi
apabila batuk mulutnya ditutup. Jangan meludah sembarangan,dan kasur harus sering
dijemur dan ventilasi terbuka pada pagi hari, upaya kuratif (pengobatan) adalah
menganjurkan keluarga untuk berobat ke puskesmas dan minum OAT secara teratus
Berdasarkan pernyataan diatas, penulis tertarik menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan
1. Tujuan umum
biologis, psikologis, sosial dan spritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan.
2. Tujuan khusus
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus pada klien
Tuberkolosis Paru.
Tuberkolosis Paru
3. Ruang lingkup
Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan tempat
praktek, dalam hal ini penulis membatasi lingkup bahasan pada satu kasus yaitu
4. Metode Penulisan
saat ini, dengan mengambil satu kasus dan pengumpulan data dilakukan dengan
cara:
1. Studi kepustakaan
2. Studi kasus
Makalah ilmiah ini di susun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I: pendahuluan
c. Konsep dasar kebutuhan nutrisi yang terdiri dari: pengertian, tanda dan
evaluasi.
a. Kesimpulan
dan evaluasi.
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan
1. DEFINISI
Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang paling sering mengenai parenkim
hampir kesetiap bagian tubuh, termasuk meningen dan ginjal tulang dan nodus limpe.
(Soemantri,2008)
Tuberkolosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah lama dikenal manusia
misalnya hubungan dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan yang padat.
(Amin, 2005)
Kesimpulan menurut penulis tuberkolosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang
bersifat sistematis sehingga dapat mengenai organ tubuh yang lain, terutama meningen,
2. Patofisiologi
Sebagian besar basil mycobacterium tuberkolisis masuk ke jaringan pari melalui udara/
dropet. Penularan dapat terjadi pada pasen TB. Dari batuk, bersin, dan berbicara
berhadapan dengan orang lain serta percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut.
Selanjutnya akan terjadi proses yang dikenal sebagai fakus primer akan terjadi beberapa
jumlah kuman yang masuk sedikit dan terbentuknya daya tahan tubuh yang spesifik
Kelanjutan proses tersebut daat terjadi penyebaran infeksi primer ke saluran getah being
dan kelenjar getah bening setempat (lokal0 sehingga terbentuknya suatu primer
kompleks yang disebut primer komplek. Infeksi primer dari ghon dan primer kompleks
dari ranke dinamakan tuberkolosis primer. Dalam perjalanan lebih lanjut, sebagai besar
penderita tuberkolosis primer (90%) akan sembuh dari 10% akan mengalami penyebaran
Penyebaran basil TB
Pembentukan
primer kompleks
Sembuh
90%
Sumber penularan
100% Penyebaran
endogen basil TB
Pembentukan
lest
Out break of
tuberculosis
Sembuh spontan
Mati
a. Etiologi
batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Tergolong dalam
1) M. Tuberculosae
2) Varian Asian
3) Varian African I
4) Varian Africal II
Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan. Biasanya batuk ringan sehinggap dianggap batuk biasa atau akibat rokok.
Proses yang paling ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul pada waktu
penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita
Bila proses deskrusi berlanjut, sekret dikeluarkan terus menerus sehingga batuk
menjadi lebih dalam dan sangat mengganggu penderita pada waktu siang maupun
malam hari. Bila yang terkena trakea atau bronkus, batuk akan terdengar keras, lebih
Bila laring yang terserang, batuk terdengar sebagai hollow sounding cough, yaitu
Dahak
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit, kemudian berubah
berubah menjadi kental bila sudah terjadi pengejuan dan perlunakan. Jarang berbau
Batuk darah
Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau bercak-bercak darah,
gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak (profus).
Batuk darah jarang merupakan tanda permulaan dari penyakit tuberkolosis atau
initial symptom karena batuk darah merupakan tanda telah terjadi ekskavasi dan
Nyeri dada pada tuberkolosis pada termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Bila nyeri
bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luar (nyeri dikeluarkan di daerah aksila,
Wheezing
tuberkolosis lanjut)
Dispneu
Dispneu merupakan late symptom dari proses lanjut tuberkolosis paru akibat adanya
restriksi dan obstruksi saluran pernapasaan serta loss of vascular bed/ vascular
c. Komplikasi
poncet’s arthropathy
(ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB. (Zulkifli Amin,
2010)
3. Penatalaksanaan
a. Jangka pendek
1) Dengan cara pengobatan: setiap hari dengan jangka waktu 1-3 bulan
2) Ethambutol 1000 mg
3) Isoniazid 400 mg
b. Jangka panjang
menjadi 6-9 bulan. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila
1) Rifampicin
2) Isoniazid (INH)
3) Ethambutol
4) Pyridoxin (B6)
intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7bulan). Panduan obat digunakan
Jenis obat yang utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO
Isoniazid Kemerahan,
orange, reaksi
febris
mempengaruhi
saraf otak
kedelapan dapat
menimbulkan
gangguan
veskuler seperti
sempoyongan,
dapat menurunkan
fungsi ginjal
memburuknya
fungsi hati,
eosinofilia,
leukositisis serta
trobositopenia
gangguan
pencernaan
biasanya terjadi
dalam 2 minggu
pertama
pengobatan
Kanamisin IM,IV,PO PO 4-6 g/hr Kehilangan
15 mg/kg/hr pendengaran,
gangguan ginjal
serta reaksi
hipersensitivitas
sering terjadi
Terdapat 5 jenis obat yang sekarang dikenal sebagai obat esenssial dalam
streptomyzin (S), dan etambutol (E) dalam menangani pasien TBC ini
2. Kategori II: penderita paru BTA negatif rontgen positif yang sakit
berat
1. Pengertian
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang berlebihan batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap
dalam tubuh, oksigenasi berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh.
Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berarti bagi tubuh, salah
karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan
oksigen pada klien serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkaitan
2. Fisiologi
masuk melalui organ pernapasaan bagian bawah trakea, bronkus, bronkiolus dan
pernafasaan bawah, organ pernafasaan atas juga berfungsi untuk pertukaran gas,
proteksi terhadap benda asing yang akan masuk ke pernafasaan bagian bawah,
pernafasaan bagian bawah selain sebagai tempat untuk masuknya oksigen, juga
Gangguan pola
Gangguan Gangguan bersihan jalan
nafas
pertukaran gas
(Alimul H. A Aziz,2006)
a. faktor fisiologis
saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang
pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari
orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada usia lanjut juga terjadi
c. faktor lingkungan
ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi makin tinggi daratan,
makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai
akibatnya individu pada daerah kitinggian memiliki laju pernapasaan dan jantung
Sebagai respon terhadap panas, pembulu darah perifer akan berdialatasi, sehingga
darah akan mengalir ke kulit. Peningkatannya jumlah panas yang hilang dari
oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi
kontriksi pembulu darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan
oksigenasi.
d. gaya hidup
aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernafasaan dan denyut
jantung, demikian juga dapat meningkatkan suplay oksigen dalam tubuh. Merokok
dapat menyebabkan vasokontraksi pembulu darah perifer dan koroner (Alimul. A
aziz, 2006)
pH 7,35-7,45
SPO2 >95%
c. Sungkup muka dengan kantong rebrething:O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60-
6. jenis gangguan
a. hypoxia
merupakan kondisi ketidak cukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi
ke jaringan.
Penyebab terjadi hipoksi:
1) Gangguan pernapasaan
b. hyperventilasi
jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab
jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa co2
yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi menyebabkan rata-rata dan kedalaman
pernafasaan
1) Pusing
2) Nyeri
3) Henti jantung
4) Koma
5) Ketidakseimbangan elektrolit
c. hypoventilasi
sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah hypoventilasi dapat terjadi sebagai
akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa
obat.
Tanda dan gejala:
1) Nafas pendek
2) Nyeri dada
d.cheyne stokes
bertambah dan kurangnya ritme respirasi, dari pernafasaan yang sangat dalam,
lambat, dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal jantung kongestif dan overdosis
fisiologis
Pathologis
1) Gagal jantung
2) Pada pasien uraemi (kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
e. Kussmaul’s (hyperventilasi)
peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20Xper menit.
f. Apneu
henti nafas, pada gangguan sistem saraf pusat.
g. Biot’s
nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan
1. Pengertian
Nutrisi adalah kaitan kimia yang diperlukan tubuh untuk meakukan fungsinya
berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asuhan nutrusi dengan
g. Gigi : karies,kecoklatan,malposisi
a. Fisiologis
1) Intake nutien
ii. Pengetahuan
v. Anoreksia
iii. DM
3) Kebutuhan metabolisme
i. Pertumbuhan
ii. Stres
iv. Kanker
d. Sumber ekonomi
a. Obesitas
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
b. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa,
c. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
d. Kekurangan Nutrisi
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
Tanda klinis:
standar.
Kemungkinan penyebab:
laktosa.
e. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
secara berlebih.
Tanda klinis:
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal.Obesitas (lebih dari 20% berat
ideal).
2) Lipatan kulit trisep lebih dari 15mm pada pria dan 25mm pada wanita.
Kemungkinan penyebab :
f. Anoreksia Nervosa
1. DEFINISI
dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan
b. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
c. Duval (1972)
d. Departemen RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
2) hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)
5) ikatan emosional
2. JENIS/TIPE KELUARGA
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokan
a. Secara tradisional
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
paman-bibi)
1) Tradisonal Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
2) Reconstituted Nuclear
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan/meniti karier
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
5) Single parent
satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya
6) Dual carrier
Yaitu suami istri atau keduannya orang karier dan tampa anak
7) Commuter married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
8) Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
untuk kawin
9) Three generation
10) Intitusional
panti
11) Comunal,
Yaitu satu rumah yang terdiri dua atau lebih pasangan yang monogami
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang
Yaitu ibu dan anak dimana pasngan tidak dihendaki, anaknya diadopsi
sama
Gambaran tentag bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya bentuk struktur
yang menonjol dalam keluarga saaat ini, yang penting adalah keluarga harus dipahami
dalam konteksnya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya sebagai refensi bagi
penataan kehiduoan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu
2. Stuktur Keluarga
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
c. Matrilokal
Adalah epasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
f. Peran keluarga
Peran adalah suatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam situasi
tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
kesehatan, perorangan, keluarga, dan linhkungan”. Dari pasal diatas jelas bahwa
a. Ayah
pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga
b. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah rangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
tertentu
c. Anak
E. Fungsi keluarga
1. Friedman (1998)
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untu
kelangsungan keluarga
a. Fungsi keagamaan
1) Membina norma ajaran ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
anggota keluarga
ajaran agama
b. Fungsi budaya
dipertahankan
2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga secara
4) Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan
dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil
bahagia sejahtera
d. Fungsi perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
e. Fungsi reproduksi
waktu melahirkan, jarsk antara 2 anak dan jumlah ideal anak yang
d. Fungsi sosialisasi
masyarakat
sehingga tidak saja daapat memanfaatkan positif bagi anak, tetapi juga
e. Fungsi ekonomi
kehidupan keluarga
dan seimbang
intern keluarga
g. Fungsi sosialisasi
anak
h. Fungsi ekonomi
hidup
kebutuhan keluarga
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya
i. Fungsi pendidikan
dan membentuk perilaku anak sesuai dngan bakat dan minat yang
dimiliki
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek nenek
2) Mempertahankan keintiman
anaknya
anaknya
b. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan (anak usia bayi sampai usia
sekolah)
e. Keluarga lansia
A. PENGKAJIAN
1. Definisi
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada
pada keluarga. Oleh karena itu perawat keluarga digarapkan memahami betul
2. Model pengkajian
3) Data lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
6) Koping keluarga
bahwa keluarga sebagai bagian dari suprasistem dan terdiri dari beberapa
3. Tahapan-tahapan pengkajian
Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian, dipergunakan
istilah penjajakan.
a. Penjajakn I
1) Data umum
3) Lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
7) Harapan keluarga
9) Pemeriksaan fisik
b. Penjajakan II
keperawatan keluarga.
a. Analisa data merupakan kegiatan kegiatan pemilihan data dalam rangka proses
b. Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab dan masalah yang
ditegakkan
suatu masalah
a. Problem/masalah
b. Etiologi/penyebab
a. Aktual
b. Resiko tinggi
c. Potensial
d. Sindrom
e. Kemungkinan
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada timbulnya
Status kesehan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkat lebih optimal
6. Menetapkan Etiologi
dengan model single diagnosa diangkat dari 5 tugas keluarga antara lain:
7. Prioritas Masalah
a. Kriteria
b. Bobot
c. Pembenaran
8. Kriteria Penilaian
1. Definisi
2. Indikasi Intervensi
keluarga lainnya
status kesehatan
3. Klarifikasi Intervensi
antara lain:
a. Suplemental
b. Fasilitatif
transportasi
c. Developmental
keluarga
a. Tujuan Umum
b. Tujuan khusus
5. Menentukan Intervensi
keluarga
6. Domain Intervensi
Ada tiga domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi (Calgary),
yaitu:
a. Domain kognitif
keperawatan keluarga
b. Domain Afektif
dihadapi
c. Domain Psikomotor
Intervensi ini ditunjukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan
7. Hambatan-Hambatan Intervensi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) hambatan yang sering kali dihadapi perawat
dihadapi
D. Implementasi
dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan
E. Evaluasi
1. Sifat Evaluasi
merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang
evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau
kembali yaitu;
Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang
telah diberikan, misalnya: jumlah imunisasi, kunjungan ANC pada ibu hamil.
tentu banyaknya kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil
yang memuaskan.
a. Evaluasi struktur
Berhubungan dengan tenang atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan
b. Evalusi proses
c. Evaluasi hasil
4. Metode-metode Evaluasi
a. Observasi langsung
d. Latihan simulasi
5. Catatan Perkembangan
a. Subjektif
Pernyataan atau urain keluarga, klien atau sumber lain tentang perubahan yang
keperawatan
b. Objektif
Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi, palpasi atau
c. Analisa
tertanggulangi
d. Planing
Dalam tinjauan kasus, penulis akan membahas tentang Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Sumur Batu dengan tempat tinggal jalan Mutiara RT05/02 no 59. Kelurahan Sumur Batu
teknik wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga Tn S
informas ini pertama kali didapatkan dari Ibu Lisrolita selaku kepala puskesmas Sumur
Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada keluarga binaan yang berlangsung selama seminggu
dari tanggal 03 Mei sampai dengan tanggal 09 Mei 2016 dengan melakukan kunjungan
rumah setiap hari pada keluarga Tn S. Pemenuhan Kebutuhan Dasar dilakukan melalui
A.PENGKAJIAN
Pengkajian adalah data dasar sesuian dengan kondisi klien, penulis melakukan pengkajian
pada tanggal 03 Mei 2016. Langkah awal pengkajian dalam pengumpulan data penulis
menggunakan teknik wawancara observasi dan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota
keluarga dalam melaksanakan asuhan keperawatan dari hasil pengumpulan data pada
sumur batu. Jakpus. Tn S memiliki 9 anggota keluarga tatapi yang masih tinggal
ibu rumah tangga tetapi Ny S berjualan lauk matang di depan rumahnya. Anak ke 6
th pendidikan terakhir SMA bekerja sebagai ibu rumah tangga. An P (cucu) berumur
belum sekolah.
a. Genogram
Aziz
Tn s
Ny
75th s
An. An. An
P D .L
Keterangan:
Laki-laki klien
b. Tipe keluarga
Keluarga Tn S termasuk tipe keluarga besar yang dimana terdiri dari ayah, ibu, anak,
yaitu:
1) Membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua juga terlibat anak
Anak pertama (Tn S), anak kedua (Tn M), anak ketiga (Tn S), anak keempat
(Tn S), anak ketujuh (Tn S), anak kedelapan (Tn W) sudah tidak tinggal
istrinya tinggal di Bekasi tidak tinggal di keluarga Tn S, dan anak terakhir (Ny
memasukkan anggota baru dari pernikahan dan menerima gaya hidup dan nilai
Anak pertama (Tn S) sudah menikah dengan (Ny N) yang berasal dari Jawa
(Jogya) tidak memiliki perbedaan gaya hidup karena suami sama-sama berasal
dari Jawa. Tn S dan Ny S memiliki 11 orang cucu yang berasal dari anak
kesembilan.
pernikahan
kekurangan pasangan.
b. Tugas keluarga yang belum terpenuhi pada tahapan perkembangan
Pada keluarga tahapan yang belum terpenuhi adalah pada anak kesembilan karna
dan Ny S bertemu pada tahun 1965 di Jakarta. Pada saat itu Tn S bekerja dan Ny S
3. Struktur Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka yaitu dilakukan
b. Struktur Nilai
oleh karena itu bila melanggar orang tua akan marah. Keluarga Tn S menerapkan
aturan sesuai dengan ajaran agama Islam dengan mengharapkan anak-anaknya
c. Struktur Peran
2) Ny S sebagai seorang istri yang berperan sebagai ibu rumah tangga yang
3) Tn H sebagai anak keenam yang berperan membantu oang tua dan bekerja
sebagai wirausaha
belum sekolah.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn S sangat menjaga kehormatan dan ketentraman di keluarga
b. Fungsi Sosialisasi
dan ramah. Tn S sebelum sakit aktif dalam mengikuti kegiatan di masjid sejak
c. Fungsi Reproduksi
menopouse.
d. Fungsi Ekomoni
Tn S sudah tidak bekerja lagi hanya mengandalkan hasil usaha servise jam
tangan yang sebesar kurang lebih Rp. 500.000 dan tambahan hasil jualan Ny S
yang berjualan lauk matang di depan rumahnya sebesar Rp. 500.000. untuk
e. Pemeliharaan Kesehatan
setiap hari jadi asapnya terhirup oleh Tn S. Tn S mengatakan tidak tahu akibat
Tn S mengatakan ingin cepat sembuh dan diangkat penyakitnya sebab tidak mau
c. Strategi koping
6. Lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati Tn S adalah milik sendiri dengan luas 10x46 meter persegi,
terdiri dua lantai, lantai satu digunakan sebagai ruang tamu, ruang keluarga, kamar
mandi, dapur warung nasi. Dan lantai dua hanya digunakan ruang tidur. Jenis
bangunan permanen, dinding rumah terbuat dari batako dan lantai plester yang
dilapisin karpet dan sebagian di keramik, keadaan rumah keseluruhan kurang rapi,
cahaya matahari dapat masuk melalui pintu depan, tidak ada ventilasi di lantai satu
tetapi ada kecil di lantai dua. Penerangan terang dengan menggunakan listrik,
keluarga menggunakan PAM untuk masak dan mandi. Air sisa pemakaian
mengalir ke saluran air (got), saluran air di tutup oleh semen jadi sulit dibersikan.
Denah rumah
Lantai 1 lantai 2
mandi kamar
ventilasi
U S
bersifat heterogen karena antara tetangga yang satu dengan yang lain berbeda
suku. Wilayah berpenduduk cukup padat sebagian besar mata pencarian penduduk
di wilayah tersebut adalah sebagian besar buruh kasar dan pedang namun ada juga
jalan, sebagian besar jenis rumah di wilayah tersebut permanen dan rumah sewa
dengan dinding rumah terbuat dari semen. Kehidupan antar tetangga terjalin akrab
bakti.
yang letaknya tidak jauh dari rumah dan dapat dijangkau dengan jalan kaki.
Rumah keluarga Tn S tidak jauh dari warung maupun pasar sehingga dapat
memenuhi kebutuhan
tahun di daerah Sumur Batu tetapi Tn S selama 5 tahun tinggal di daerah Galur
7. Hidup Sehari-hari
a. Kebutuhan Nutrisi
terkadang lauk pauk protein hewani dan nabati, sayur-sayuran. Cara pengolahan
sebelum masak sayuran dipotong-potong dulu, dicuci baru dimasak, dan cara
b. Kebutuhan rekreasi
dengan cucu.
8. Harapan keluarga
Tn S mengatakan ingin cepat sembuh dan diangkat semua penyakitnya supaya bisa
mencari nafkah sedia kala. Dan jika obat habis Tn S pergi ke puskesmas .
No Pemeriksaan Tn S Ny S Tn S Tn I
Fisik
1. Kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada benjolan ada ada ada
benjolan benjolan benjolan
2. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
an anemis, an anemis, an anemis, an anemis,
sklera an sklera an sklera an sklera an
ikterik ikterik ikterik ikterik
3. Hidung Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada ada ada ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
sinus sinus sinus sinus
4. Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
lembab tidak lembab lembab lembab
ada sekret tidak ada tidak ada tidak ada
sekret sekret sekret
5. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
serumen serumen serumen serumen
6. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
getah bening getah getah getah
bening bening bening
7. Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
suara suara suara suara
tambahan tambahan tambahan tambahan
8. Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
distensi distensi distensi distensi
9 BB 40 kg 60 kg 72 kg 52 kg
10. TB 170 cm 150 cm 170 cm 155 cm
11. Ekstermitas Ektermitas Simetris, Simetris, Simetris,
kanan atas normal normal normal
diamputasi
12. TD 140/80 110/70 120/70 120/80
mmHg mmHg mmHg mmHg
13. RR 20x/mnt 19x/mnt 20x/mnt 20x/mnt
14. Suhu 36,2 36 37,5 37
15. Nadi 85x/mnt 80x/mnt 79x/mnt 83x/mnt
16. Kesimpulan Saat dikaji Saat dikaji Saat dikaji Saat dikaji
Tn S dalam Ny S tidak Tn S tidak Tn I tidak
masa ada keluhan ada keluhan ada keluhan
pengobatan
TB paru.
Tubuh
tampak kurus
No Pemeriksaan Ny S An P An D An L
Fisik
1. Kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada benjolan ada ada ada
benjolan benjolan benjolan
2. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
an anemis, an anemis, an anemis, an anemis,
sklera an sklera an sklera an sklera an
ikterik ikterik ikterik ikterik
3. Hidung Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada ada ada ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
sinus sinus sinus sinus
4. Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
lembab tidak lembab lembab lembab
ada sekret tidak ada tidak ada tidak ada
sekret sekret sekret
5. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
serumen serumen serumen serumen
6. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
getah bening getah getah getah
bening bening bening
7. Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
suara suara suara suara
tambahan tambahan tambahan tambahan
8. Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
distensi distensi distensi distensi
9 BB 60 kg 20kg
10. TB 159 cm 140 cm
11. Ekstermitas Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
normal normal normal normal
12. TD 140/80
mmHg
13. RR 20x/mnt
14. Suhu 36,2 36 37,5 37
15. Nadi 85x/mnt
16. Kesimpulan Saat dikaji Saat dikaji Saat dikaji Saat dikaji
Ny S tidak An P tidak An D tidak An L tidak
ada keluhan ada keluhan ada keluhan ada keluhan
tidak terjadi penularan. Tn S mengatakan tidak tahu akibat lanjut jika nutrisi
Tn S tidak terpenuhi
c. Kemampuan merawat
alat makan tidak terpisah, tempat tidur jarang di jemur kadang sebulan sekali.
sinar matahari masuk melalui pintu rumah dan di tantai 2 ada ventilasi tetapi
Tn S mengatakan sudah batuk dua bulan yang lalu dan di bawa ke dokter
tetapi karna faktor biaya yang cukup malah Tn S tidk berobat lagi dan sekarng
puskesmas.
Analisa data hasil pengkajian dalam data subjek dan objek , adapun analisa yang
DO:
a. TD :140/80 mmHg
N :85x/mnt
R :20x/mnt
S : 36
b. Suara nafas veskuler
c. Terapi OAT 2 tablet FDC
kategori 2
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. SKORING MASALAH
1. Diskusikan dengan
keluarga tentang
tanda-tanda
Menye tuberkolosis
butkan 2. Motivasi keluarga
1.5 mengidentifikasi 1 dari 2 untuk menyebutkan
cara penularan tb paru faktor kembali tanda-tanda
Respon resiko tuberkolosis
Verbal TB 3. Beri reinforcement
Paru: positif atas usaha yang
1. dilakukan keluarga
usia:-bayi
-
lan
2. keluarga mampu sia 1. Diskusikan dengan
mengambil keputusaan 2. daya keluarga tentang cara
untuk merawat anggota tahan tubuh penularan tb paru
keluarga yang menderita yg rendah 2. Dorong keluarga
tuberkolosis dengan 3. gizi untuk
cara: kurang mengidentifikasi cara
2.1 menyebutkan akibat 4. penularan tb paru
lanjut jika tidak penyakit yang diderita Tn S
diobatinya tuberkolosis menahun 3. Berikan reinforcement
Respon 5. HIV positif atas usaha yang
verbal dilakukan keluarga
Menye
butkan
3 dari 7
tanda
dan
gejala:
1) Bat
2.2 memutuskan uk 1. Jelaskan pada
mengatasi tb paru ber keluarga akibat lanjut
dengan menyebutkan dah apabila tuberkolosis
cara pencegahan tb paru ak tidak diobati dengan
Respon lebi menggunakan lembar
verbal h balik
dar 2. Motivasi keluarga
i2 untuk menyebutkan
mi kembali akibat lanjut
ngg dari tuberkolosis yang
u. tidak diobati
2) Bat 3. Beri reinforcement
uk positif atas jawaban
ber keluarga
3.keluarga mampu dah
melakukan tindakan ak 1. Jelaskan pada
untuk mengatasi dis keluarga organ lain
anggota keluarga yang erta yang dapat diserang tb
menderita tb paru i paru
3.1 memisahkan alat dar 2. Motivasi keluarga
makan ah. untuk menyebutkan
3) De cara pencegahan tb
ma paru
m 3. Beri reinforcement
Respon me positif atas jawaban
verbal ria keluarga
ng
4) Ber
atb
3.2 menganjurkan ada
keluarga untuk n
menjemur kasur tur
minimal satu minggu un/
sekali ano
Psikomot rek
or sia.
5) Ses
ak
naf 1. Diskusikan dengan
3.3 membuang ludah as keluarga tentang cara
pada tempat yang sudah 6) Naf memisahkan alat-alat
diberi desinfektan su makan
(bayeklin) ma 2. Motivasi keluarga
kan untuk menyebutkan
Psikomot me kembali tentang cara
or nur memisahkan alat-alat
un makan
7) Ber 3. Beri reinforcement
ker positif atas usaha yang
ing dilakukan keluarga
at 1. Diskusikan bersama
mal keluarga tentang cara
am memisahkan alat-alat
har makan
3.4 mengajarkan klien i 2. Motivasi keluarga
tentang cara senam tan untuk menyebutkan
pernapasaan pa kembali tentang cara
akti memisahkan alat-alat
vita makan
psikomot s 3. Berikan reinforcement
or Menyebutka positf atas jawaban
n 2 cara keluarga
penuralan 1. Diskusikan bersama
TB Paru: keluarga tentang cara
Cara membuang ludah
langsung yang tepat
penderita 2. Motivasi keluarga
berbicara untuk menyebutkan
dan batuk kembali tentang cara
tanpa membuang ludah
menutup yang tepat
Cara tidak 3. Beri reinforcoment
langsung positif atas jawaban
meludah keluarga
sembarangan 4. Anjurkan klien untuk
tempat membuang ludah
4. keluarga mampu sehingga pada tempat yang
memodifikasi kuman tb sudah diberi diberi
lingkungan untuk menyebar desifektan (bayeclin)
mengatasi TB pada 1. Ajarkan klien
anggota keluarga tentang cara
batuk efektif
4.1 menyebutkan faktor 2. Beri
lingkungan yang dapat reinforcement
mempengaruhi penyakit positif atas usaha
TB Paru keluarga
3. Anjurkan klien
untuk melakukan
Respon senam
verbal Menye pernafaaan
butkan sendiri
2 dari 4 4. Pastikan
akibat keluarga akan
lanjut melakukan
dari tindakan yang
tubercu diajarkan jika
4.2 melakukan losis diperlukan
modifikasi lingkungan yang
yang dapat mencegah tidak
penularan penyakit TB diobati:
Paru pada anggota 1) Ter
keluarga yang lain jadi
ker
Psikomot usa
or kan
tula
ng
5. keluarga mampu dan
memanfaatkan fasilitas sen
kesehatan di,
jant
ung
5.1 keluarga mampu ,
menyebutkan manfaat dan
kunjungan ke fasilitas ginj
kesehatan al 1. Diskusika
2) Ny bersama keluarga
eri situasi lingkungan
tula yang dapat
Respon ng menyebabkan
verbal bel penularan
aka penyakit TB Paru
5.2 menyebutkan ng 2. Motivasi keluarga
fasilitas kesehatan yang 3) Pe untuk memelihara
dapat digunakan untuk mb atau memodifikasi
mengatasi TBC paru eng lingkungan yang
kak sehat
an 3. Beri
sela reinforcement
Respon put positif atas usaha
verbal yan yang dilakukan
5.3 menyebutkan g keluarga
frekuensi keluarga me 4. Motivasi keluarga
berkunjung nut untuk menjaga
kepuskesmas upi kesehatan
ota 1. Jelaskan lingkungan
k yang dapat
5.4 menggunakan (me mencegah TBC
fasilitas kesehatan yang nin 2. Motivasi keluarga
terjangkau Kartu giti untuk membersihkan
kunjunga s) rumah secara rutin
n 4) Hat dan diskusikan
i dengan keluarga
dan tentang hal positif
ginj yang sudah
Kartu al dilakukan keluarga
Setelah dilakukan kunjunga 3. Beri reinforcement
pertemuan (kunjungan n positif atas upaya
rumah) selama 1x60 keluarga yang dilakukan
menit diharapkan memutuskan keluarga
Resiko peubahan keluarga mampu: untuk
nutrisi kurang dari 1. mengenal mengatasi
kebutuhan tubuh masalah TB Paru
pada keluarga Tn Setelah 5x kebutuhan menyebutka
2. S khususnya Tn S kunjungan nutrisi pada n cara
b.d rumah penderita tb pencegahan 1. Informasikan
ketidakmampuan diharapkan paru pada tb paru mengenai
keluarga dalam keluarga anggota 1) Pend pengobatan dan
merawat dalam mampu keluarga degan erita pendidikan
pengobatan TBC merawat cara: tb kesehatan yang dapat
kebutuhan 1.1 menyebutka - Mi diperoleh keluarga di
nutrisi dalam n manfaat nu klinik
pengobatan nutrisi pada m 2. Motivasi keluarga
tahap lanjut penderita tb oba untuk menyebutkan
TBC sehingga paru t kembali hasil diskusi
perubahan sec 3. Beri reinforcement
nutrisi tidak ara positif atas hasil
terjadi tera yang didapat
Respon tur 1. Diskusikan bersama
verbal sa keluarga tentang
mp fasilitas yang dapat
ai digunakan untuk
sele mengasi tb paru
sai 2. Motivasi keluarga
1.2 menyebutkan - Me untuk ke puskesmas
penyebab terjadi nut untuk berobat
perubahan nutrisi pada up 3. Berikan
penderita tb paru mul reinforcement positif
ut atas hasil yang tepat
wa 1. Diskusikan dengan
ktu keluarga frekunsi
bat kunjungan ke
uk puskesmas
Respon dan 2. Beri reinforcement
verbal ber positif atas jawaban
sin
2) Untu 1. Motivasi keluarga
1.3 menyebutkan tanda k untuk membawa ke
dan gejala perubahan kelu puskesmas
nutrisi pada penderita tb arga 2. Beri reinforcement
paru - Je positif atas hasil
mu yang dicapai
r kunjungan keluarga
tem ke puskesmas
pat 3. Temani keluarga ke
tidu klinik bila diperlukan
Respon r
verbal bek
as
2. keluarga Tn S pen
dapat deri
mengambil ta
keputusan untuk sec
merawat ara
anggota tera
keluarga dengan tur
perubahan - Bu
nutrisi pada tb ka
paru dengan jen
cara: del
2.1 a
menyebutkan aga 1. Kaji ulang tingkat
akibat lanjut r pengetahuan
jika perubahan uda keluarga tentang
nutrisi pada ra kebutuhan nutrisi
penderita tb seg pada penderita tb
paru ar paru
dan 2. Diskusikan bersama
sin keluarga tentang
3. keluarga mampu ar manfaat kebutuha
melakukan Respon mat nutrisi pada
tindakan untuk verbal aha penderita tb paru
mengatasi ri 3. Tanyakan kembali
nutrisi pada dap pada keluarga
penderita tb at tentang kebutuhan
paru ma nutrisi pada
suk penderita tb paru
3.1 mengatur 4. Berikan reinformasi
diit tinggi positif atas jawaban
karbohidrat dan yang tepat
tinggi protein
(TKTP) 1. Diskusikan bersama
keluarga tentang
Alat penyebab perubahan
makan nutrisi pada
seperti penderita tb paru
piring, 2. Motivasi keluarga
sendok, untuk menyebutkan
Respon gelas kembali penyebab
verbal pada perubahan nutrisi
setiap pada penderita tb
anggota paru
keluarg 3. Beri reinforcement
a positif atas usaha
dipisah yang dilakukan
3.2 mendemonstrasikan kan keluarga
kebutuhan nutrisi pada
penyakit tbc 1. Diskusikan dengan
keluarga tentang
tanda dan gejala
perubahan nutrisi
pada penderita tb pau
2. Motivasi keluarga
Keluarg untuk menyebutkan
a kembali tanda dan
menjem gejala perubahan
ur nutrisi tb paru
Psikomot kasur 3. Berikan
4. Keluarga or dan reinforcement positif
mampu bantal atas usaha yang
memodifikasi dengan dilakukan keluarga
lingkungan tujuan
untuk mengatasi untuk
perubahan memba
nutrisi pada ntu
penderita tb memati
paru: kan TB
4.1 melakukan Paru
modifikasi
lingkungan yang
dapat mencegah
perubahn nutrisi
Indikasi:
- Pen
cay
aha
n
yan
g
cuk
up
- Sin
ar
mat
aha
ri
dap
at
ma
suk
pad
a
sia
ng
hari
- Lin
gku
nga
n
ber
sih
- Kel
uar
ga
me
mb
ersi
hka
n
ru
ma
h
seh
ing
ga
tam
pak
ber
sih
dan
tida
k
ber
deb
u
- Ve
ntil
asi
ru
ma
h
ade
kua
t
- Sir
kul
asi
ru
ma
h
bai
k
Manfaat
kunjungan
ke fasilitas
pelayanan
kesehatan:
- Me
nda
pat
kan
pel
aya
nan
kes
eha
tan
- Me
nda
pat
kan
pen
didi
kan
kes
eha
tan
2. Dari
fasili
tas
kese
hata
n
untu
k
men
gata
si
TB
Paru
:
- Pos
yan
du
- Pus
kes
ma
s
- RS
Keluarg
a
memba
wa ke
fasilitas
kesehat
an yang
terdekat
Keluarga
membawa ke
fasilitas
kesehatan
yang
terdekat
Manfaat
nutisi pada
penderita TB
paru untuk
mengganti
sel-sel yang
rusak untuk
memenuhi
kebutuhan
energi
Penyebab
perubahan
nutrisi pada
penderita tb
paru yaitu
kuman
mycobakteri
um
tuberkolosis,
yang
menyebabka
n tidak
napsu makan
Menyebutka
n tanda dan
gejala
perubahan
nutrisi pada
penderita tb
paru yaitu:
Tidak napsu
makan dan
lemas
konsentrasi
menurun
sering
mengantuk
Menyebutka
n akibat
lanjut jika
terjadi
perubahan
nutrisi pada
penderita tb
paru
penyembuha
n lama klien
merasa
lemas, bb
kurus,
banyak sel-
sel yang
rusak tidak
terganti
Menyebutka
n komposisi
makanan
tinggi
karbohidrat
tinggi
protein:
Tinggi
karbohidrat:
nasi, roti,
mie, ubi,
makroni
Tinggi
protein:
Hewani:
daging sapi,
daging
ayam, ikan,
telur, susu,
keju, yogurt,
Nabati:
semua jenis
kacang-
kacangan
dan hasil
olahan
seperti tahu
tempe
Sayuran:
sayuran
hijau seperti
bayam,
buncis, daun
singkong,
kacang
panjang,
wortel, labu
Buah-
buahan:
pepaya,
melon,
pisang,
semangka,
buah kaleng
dan buah
kering.
Menyajikan
makanan
sesuai diit
penyakit tbc
tinggi kalori
tinggi
protein
(TKTP)
dalam
bentuk
makanan asli
Modifikasi
lingkngan
yang dapat
mencegah
perubahan
nutris:
- Cip
tak
an
sua
san
a
yan
g
nya
ma
n
unt
uk
me
nin
gka
tka
n
nap
su
ma
kan
- Usa
han
pen
am
pila
n
yan
g
me
nari
k
dan
yan
g
dis
uka
in
klie
n
(T
KT
P)
- Usa
hak
an
unt
uk
ma
kan
ber
sa
ma
den
gan
kel
uar
ga
Keluarga
memanfaatk
an fasilitas
kesehatan
- Me
nda
pat
kan
pel
aya
nan
kes
eha
tan
- Pen
dap
atk
an
pen
didi
kan
kes
eha
tan
tent
ang
gan
ggu
an
per
uba
han
nut
risi
pad
a
pen
deri
ta
tb
par
u
- Kel
uar
ga
me
mb
aw
a
ang
got
a
kel
uar
ga
den
gan
gan
ggu
an
pe
me
nuh
an
nut
risi
jika
bad
an
lem
as,
tam
pak
kur
us,
tida
k
ma
u
ma
kan
sa
ma
sek
ali
dan
TB
C
ka
mb
uh
ke
mb
ali
- Ad
any
a
kart
u
ber
oba
t
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
dibawah ini:
DO:
a. “Tn S tampak tidak
mengetahui apa
pengertian dan penyebab
TBC yang di derita Tn
S”
2.1 Mendiskusikan bersama
keluarga tentang faktor
resiko pada penyakit TBC
DS:
a. “Tn S mengatakan tidak
tahu faktor resiko pada
penyakit TBC”
DO
a. “Tn S tampak tidak
mengetahui tentang
faktor resiko TBC”
3.1 Mendiskusikan bersama
keluarga Tn S tentang tanda
dan gejala TBC
DS:
a. “Tn S mengatakan
hanyak batuk-batuk dan
serak”
DO:
a. “Tn S tampak
mengetahui tanda TBC
walaupun tidak semua”
4.1 Mendiskusikan bersama
keluarga Tn S cara
penularan penyakit TBC
DS:
a. “Tn S mengatakan
mungkin dari asap yang
dihirup saat tinggal di
daerah Galur dulu”
DO:
a. “Tn S tampak
mengetahui cara
penularan penyakit TBC
TUK 2
1.2 Mendiskusikan dengan
keluarga Tn S organ lain
yang dapat terserang TBC
DS:
a. “Tn S mengatakan
tidak tahu organ yang
dapat diserang”
DO:
a. “Tn S tampak tidak tahu
organ lain yang diserang
TBC”
2.2 Mendiskusikan dengan
keluarga Tn S tentang cara
pencegahan TBC
DS:
a. “Tn S mengatakan tidak
mengetahui cara
pencegahan TBC “
DO:
a. “Tn S tampak tidak
mengetahui cara
pencegahan TBC”
TUK 3
1.3 Menganjurkan keluarga Tn S
menjemur kasur minimal
satu minggu sekali
DS:
a. “Tn S mengatakan
menjemur kasur kadang-
kadang tidak rutin”
DO:
a. “Kasur Tn S tampak
kusut”
2.3 Menganjurkan Tn S untuk
tidak membuang ludah
sembarangan dan membuang
ludah di tempat yang sudah
diberikan desinfektan
DS:
a. “Tn S mengatakan
sekarang sudah tidak
batuk lagi”
DO:
a. “Tn S tampak tidak
batuk lagi”
TUK 3
1.3 menganjurkan untuk memberi
bayclin di plastik atau
cangkir jika batuk
TUK 4
1.4Mendiskusikan dengan
keluarga Tn S faktor
lingkungan yang dapat
berpengaruh terhadap
penyakit TBC
DS:
a. “Tn S mengatakan tidak
paham tentang faktor
lingkungan yang
mempengaruhi terhadap
penyakit TBC”
DO:
a. “Tn S tampak kurang
paham tentang faktor
lingkungan yang
mempengaruhi penyakit
TBC”
2.4 mendiskusikan dengan
keluarga Tn S tentang
memodifikasi lingkungan
untuk penyakit TBC
DS:
a. “Tn S mengatakan tidah
tahu cara memodifikasi
lingkungan untuk
penyakit TBC”
DO:
a. “Tn S tampak tidak
mengetahui cara
memodifikasi
lingkungan untuk
penyakit TBC”
TUK 5
1.5 mendiskusikan dengan
keluarga Tn S tentang
manfaat berkunjung ke
puskesmas
DS:
a. “Tn S mengatakan biar
sehat”
DO:
a. “Tn S tampak
mengetahui tentang
manfaat berkunjung ke
puskesmas”
11.00 1 S: Stefi
1. “Tn S mengatakan TB adalah penyakit
paru-paru, penyakit ini disebabkan oleh
kuman tuberkolosis, tanda dan gejala
batuk lebih dari 3 minggu, keluar
keringat dingin pada malam hari,
demam dan sesak”
2. “ Tn S mengatakan cara penyebarannya
penyakit pada saat bersin dan batuk
sebailknya mulut ditutp dan dahak-
dahak dibuang di tempat yang diberi
bayclin”
O:
1. “keluarga Tn S tampak mengerti apa
yang sudah dijelaskan oleh perawat,
rumah tampak bersih dan keluarga
tampak kooperatif
A:
TUK 1,2,,4,5 pada diagnosa pertama teratasi
P:
1. Anjurkan kepada keluarga untuk
mempertahankan intervensi
2. Anjurkan TUK 3 yaitu senam
pernafasan dan inhalasi buatan
Senin, 09 13.00 2 S: Stefi
Mei 2016 1. “Tn S mengatakan nutrisi pada
penderita TBC itu tinggi kalori tinggi
protein”
2. “Tn S mengatakan makanan yang
mengandung kalori nasi, kentang, mie,
dan yang mengandung protein nabati
seperti tahu, tempe dan buah sebagai
pelengkap”
3. “Tn S mengatakan manfaat makanan
tinggi kalori tinggi protein untuk energi
dan makanan tinggi protein untuk
membantu memperbaiki sel-sel yang
rusak”
O:
1. “keluarga Tn S tampak mengerti apa
yang sudah dijelaskan oleh perawat,
tentang kebutuhan nutrisi pad penderita
TBC yaitu tinggi kalori tinggi protein
(TKTP)”
A:
TUK 1.1 dan 3.1 3.2 pada diagnosa pertama
teratasi
P:
1. Anjurkan kepada keluarga untuk selalu
menyediakan makanan tinggi kalori
tinggi protein
BAB IV
PEMBAHASAAN
Pada bab ini akan membahas beberapa kesenjangan yang terjadi antara hasil keperawatan
keluarga dan antara teori dengan pemenuhan dasar kebutuhan oksigenasi masalah TBC paru
Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang dimulai pada tanggal 03
Mei sampai dengan 09 Mei 2016 dengan landasan teori yang ada. Penulis mencoba untuk
menganalisa faktor-faktor penghambat dan pendukung serta alternatif yang dimulai dari
A. Pengkajian Keperawatan
Dari hasil pengkajian di dapatkan data sumber ekonomi keluarga Tn. S diperoleh dari
usaha servise jam yang Tn. S miliki Penghasilan yang di dapat kurang lebih 500.000.
untuk pemenuhan kebutuhan keluarga Tn. S. Sedangkan dalam teori Setiadi 2008
keluarga dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk memenuhi fungsi ekonomi
keluarga Tn. S di peroleh penghasilan tambahan yang di dapat dari anak-anak Tn.
matang di depan rumahnya Ny S berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan
mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga. berdasarkan teori Setiadi 2008 ibu
pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
Berdasarkan hasil pengkajian fisik dan informasi dari pihak keluarga maka didapat
batuk 3 minggu, batuknya berdahak, suka demam, keringat dingin pada malam hari,
dan tidak napsu makan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data BB 39 kg nadi
80x/mnt RR 20x/mnt suhu 30 derajat celcius. Dari tanda dan gejala penyebab tidak
jauh berbeda dengan yang ada di konsep, pada teori Darmanto Djojodibroto, 2010
tanda gejala adalah batuk berdarah, batuk-batuk lebih dari 2 minggu, sesak nafas,
Dari hasil pengkajian didapat Tn S mengatakan penyebab TB paru karena saat tinggal
di daerah Galur tetangganya sering membakar sampah dan menghirupnya setiap hari
mycobakterium tuberkolosis
Dari hasil pengkajian didapat data lingkungan rumah Tn S dengan keadaan rumah
keseluruhan kurang rapi, cahaya matahari dapat masuk melalui pintu depan, tidak ada
ventilasi di lantai satu tetapi ada kecil di lantai dua. Maka dari itu penulis
B. Diagnosa Keperawatan
sebagai berikut:
pernapasaan patogen.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret, kelemahan
Terjadinya kesenjangan karena hanya di kasus hanya dua diagnosa yang muncul
C. Perencanaan Keperawatan
menyampaikan informasi tentang kesehatan terutama penyakit TBC paru dan nutrisi
kurang. Sehingga rencana tindakan yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi keluarga
membuat rencan tidak mengalami banya hambatan karena anggota keluarga dapat
bekerja sama saat penulis datang. Sebagai tindak lanjut penulis yang meminta
tentang masalah penyakit memotivasi mulai dari pengertian, tanda dan gejala,
penyebab akibat komplikasi, dan pencegahannya seperti senam pernapasan serta cara
yang lainnya bersifat anjurkan dan motivasi, faktor pendukung untuk mengadakan
rencana tindakan diatas yang tingginya motivasi Tn S dan keluarga untuk mengetahui
lebih lanjut tentang penyakit TBC dan ingin segera mengatasinya. Sedangkan faktor
penghambat untuk menjalankan rencana yang telah dibuat adalah kurangnya sumber
Pada diagnosa keperawatan yang kedua yaitu Resiko perubahan nutrisi kurang dari
Paru.
D. Pelaksanaan keperawatan
keluarga, pada tahap ini penulis melakukan tindakan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah di buat, rencana tindakan yang telah dibuat bersama
kesehatan.
Kendala yang dihadapi saat melakukan tindakan yaitu tidak semua anggota keluarga
E. Evaluasi Keperawatan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan rencana
dan keluarga, keefektifan intervensi dapat dilihat dari respon keluarga dan hasil yang
Pada diagnosa keperawatan yang pertama penulis melakukan evaluasi pada tanggal 09
hasil dari implementasi dengan khiteria keberhasilan yang telah dicapai, maka penulis
latihan simulasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadi antara landasan teoritis dengan kasus yang ada di lapangan, maka penulis
Dari pernapasan dan perbandingan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit yang diderita Tn S infeksi penyakit, menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkolosis, suatu basil aerotik tahan asam,
yang ditularkan melalui udara. Pada hampir semua kasus, infeksi TB paru di dapat
melalui inhalasi partikel kuman yang kecil (sekitar 1-5um). Dropet dikeluarkan
selama batuk, bersin, atau berbicara. Nukleus yang terinfeksi kemudian terhirup oleh
individu yang rentan (hospes). Sebelum infeksi pulmonari dapat terjadi, organisme
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang tinggal dalam satu rumah atas dasar adanya ikatan perkawinan dan pertalian
darah, serta dibawah asuhan seorang kepala keluarga rumah tinggal, saling
mempertahankan suatu kebudayaan dan mencapai tujuan. Fungsi keluarga terdiri dari
reproduksi, dan fungsi perawatan keluarga. Sedangkan struktur keluarga terdiri dari
peran keluarga, nilai dan norma keluarga, pola komunikasi, dan struktur kekuatan
keluarga.
keluarga disambut dengan hangat dan keluarga sangat kooperatif, sehingga pada saat
Dalam tahap perencanaan dari ke dua diagnosa keperawatan keluarga yang muncul
dapat dibuat semuanya, dan rencana tindakan keperawatan yang dibuat bersama
keluarga sesuai dengan keadaan keluarga, sifat dari rencana tindakan yaitu mandiri.
anjuran dan motivasi. Akan tetapi ada beberapa rencana tindakan yang tidak
Pada tahap evaluasi sesuai dengan tujuan jangka panjang dan jangka pendek, dari
kedua diagnosa keperawatan yang muncul pada saat dilakukan evaluasi terdapat
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah di buat, penulis mengangap perlu adanya peningkatan
Disini penulis memberikan beberapa saran kepada beberapa pihak yang diharapkan
diantaranya:
buku-buku sebagai refrensi dengan tahun terbitan terbaru yang berkaitan dengan
TBC di wilayah Sumur Batu. Hal ini dapat didukung dengan pengadaan media
4. Untuk keluarga klien diharapkan kepada keluarga agar dapat menjaga pola hidup
bersih guna untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TBC pada orang lain
Administrasi Puskesmas Sumur Batu. (2015). Laporan Tahunan Data Kesehatan. Tahun
keperawatan.Jakarta:EGC
3.Jogyakarta:DIVA Press
DISUSUN OLEH :
STEFI PURNAMASARI
2013750045
A. TUJUAN
1. TujuanUmum :
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Tn A khususnya Ny B mampu memahami
apa itu Tuberkolosis, Gejala Tuberkolosis, Penyebab Tuberkolosis, komplikasi Tuberkolosis,
Tujuan khusus:
a. Menjelaskan pengertian Tuberkolosis
b. Menjelaskan gejala Tuberkolosis
c. Menjelaskan penyebab Tuberkolosis
d. Menjelaskan tentang komplikasi Tuberkolosis
e. Menjelaskan bagaimana pencegahan Tuberkolosis
B. MATERI
1. Pengertian Tuberkolosis
2. Gejala Tuberkolosis
3. Penyebab Tuberkolosis
4. Komplikasi Tuberkolosis
5. Pencegahan Tuberkolosis
C. MEDIA
1. Alat tensi meter
2. Slide Show/ Laptop
3. Leaflet
D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab
E. PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing
Pembimbing Pendidikan : Ns. Nurhayati, S.Kep.Kom
Pembimbing Kader Rw.07 : Ibu
Keterangan:
: Peserta : Laptop
G. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Mengucapkan Salam Menjawab salam
Memperkenalkan nama kepada audiens Memperhatian dan mendengarkan
Kontrak Waktu Memperhatikan dan mendengarkan
Menjelaskan tujuan penyuluhan Memperhatikan dan mendengarkan
Evaluasi struktur
1. Menyiapkan SAP
2. Menyiapkan materi dan media
3. Kontrak waktu dan sasaran
4. Menyiapkan tempat
5. Menyiapkan pertanyaan
Evaluasi proses
1. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan berlangsung
2. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
4. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
5. Tanya jawab berjalan dengan baik
Evaluasi Hasil
1. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80% lebih
dengan benar
2. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil/ cukup baik apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50-80% dengan benar
3. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu menjawab
kurang dari 50% dengan benar
I. PENJELASAN MATERI
1. Pengertian Tuberkolosis
Tuberkolosis adalah penyakit menular yang diakibatkan oleh kuman Mycobacterium
Tuberkolosis
2. Gejala Tuberkolosis
1. Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
2. Batuk bercampur darah
3. Sesak dada dan nyeri dada
4. Nafsu makan menurun
5. Berat badan menurun
6. Demam meriang lebih dari 1 bulan
7. Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
3. Penyebab Tuberkolosis
4. Penyebab tuberkulosis adalah Myobacterium tuberculosae, sejenis kuman berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Tergolong dalam kuman Myobacterium
tuberculosae complex adalah :
1. M. Tuberculosae
2. Varian Asian
3. Varian African I
4. Varian African II
5. M. bovis.
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih
tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan ia juga
lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering
maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi
karena kuman bersifat dormant, tertidur lama selama bertahun-tahun dan dapat bangkit
kembali menjadikan tuberkulosis aktif lagi. Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit
intraselular yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah
kemudian disenanginya karena banyak mengandung lipid
5. Pencegahan Tuberkolosis
1. Mengobatan pasien tb hingga sembuh
2. Menutup mulut saat batuk dan bersin
3. Membuang dahak di tempat yang benar
4. Menjaga ventilasi udara
5. Imunisasi BCG pada bayi
6. Komplikasi Hipertensi
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Gagal ginjal
4. Demensia
SUMBER:
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC