DISUSUN OLEH :
Disusun Oleh:
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tugas
akhir dalam menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan di Poltekkes
Kemenkes Bengkulu yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Nyaman Pada Lansia Low Back Pain di Panti Sosial Tresna Werdha Kota
Bengkulu Tahun 2022”
Dalam penyusunan Karya Tulis ini penulis mendapat banyak bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat selesai pada waktunya. Oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Eliana, SKM, M.PH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bengkulu yang memberikan kesempatan pada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Bengkulu
2. Ibu Ns. Septiyanti, S.Kep., M.Pd selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Ibu Asmawati, S.Kp., M.Kep., selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
4. Ibu Dr. Nur Elly, S.Kp., M.Kes., selaku pembimbing dalam Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dengan penuh perhatian dan
kesabaran kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh dosen dan staff di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
6. Pasien kelolaan Ny. R dan semua penghuni wisma Melati Panti Sosial Tresna
Werdha Kota Bengkulu.
7. Orang Tua Terhebat Bapak Yan Bari(alm) dan Ibu Farida Heryani yang selalu
memberikan doa, dukungan serta semangat dalam segala hal, yang selalu
berusaha memenuhi semua kebutuhan dan memberikan segalanya kepada
v
penulis, yang menjadi alasan penulis untuk tetap bertahan dan menyelesaikan
pendidikan DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
8. Kakak Tersayang penulis Ayuk Sofia Komala Sari, Ayuk Delfike Yannanda,
Ayuk Friska Permata Sari yang terus memberikan dukungan, semangat,
motivasi dan selalu menjadi pendengar yang baik tentang keluh kesah penulis
selama kuliah.
9. Kakak Pembimbing penulis, Sist Amelia Triani, Sist Ayu Indra, Sist Atek
Chartika yang telah banyak membantu dan memberikan arahan kepada penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Ini dan untuk saudara KP Enno
Tristan, untuk adekku Sindita,Revi,Sherli,Bagas dan Dewi terimakasih juga
sudah banyak membantu.
10. Teman baik penulis Fikri, Sinta, dan Venny yang telah mengikuti perjuangan
penulis sejak awal kuliah, yang telah memberikan banyak support dan
semangat kepada penulis.
11. Sahabat penulis Hanisyah , Mahpida, Dela yang telah berjuang bersama sejak
awal, yang selalu menguatkan sampai dititik ini yang selalu siap sedia
membantu kapanpun dan dimanapun.
12. Semua teman-teman angkatan 14 Excellent Nursing Class yang berjuang
bersama agar dapat menyelesaikan pendidikan sebaik mungkin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan
maupun penyusunan dan metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan bimbingan dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik
dan optimal lagi di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga yang telah
penulis susun ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa
perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan mahasiswa Prodi Keperawatan
Bengkulu lainnya.
Bengkulu, 12 Juli 2022
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
7. Patofisiologi ............................................................................................ 12
8. WOC ........................................................................................................ 13
9. Pemeriksaan penunjang .......................................................................... 14
10. Penatalaksanaan .................................................................................... 15
C. Terapi Back Massage .................................................................................... 16
1. Definisi .................................................................................................... 16
2. Teknik Massage ...................................................................................... 17
3. Indikasi dan Kontraindikasi .................................................................. 18
4. Manfaat Terapi Back Massage ............................................................... 19
5. Mekanisme Kerja Back Massage .......................................................... 19
6. Penelitian Yang Terkait .......................................................................... 21
D. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman ........................................... 22
1. Pengertian Gangguan Rasa Nyaman ..................................................... 22
2. Konsep Nyeri .......................................................................................... 24
E. Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................. … 27
1. Pengkajian ............................................................................................... 27
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 37
3. Intervensi Keperawatan .......................................................................... 38
4. Implementasi Keperawatan .................................................................... 43
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................ 43
BAB III METODOLOGI PENULISAN ....................................................... 44
A. Rancangan Studi Kasus ............................................................................... 44
B. Subjek Studi Kasus ...................................................................................... 44
C. Definisi Operasional .................................................................................... 45
D. Fokus Studi Kasus ....................................................................................... 45
E. Tempat dan Waktu Studi Kasus .................................................................. 45
F. Metode dan Instrument Pengumpulan Data ............................................... 46
G. Penyajian Data ............................................................................................. 46
H. Analisa Data ................................................................................................. 46
I. Etika Studi Kasus ......................................................................................... 47
viii
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ............................. 49
A. Hasil Studi Kasus ......................................................................................... 49
B. Pembahasan .................................................................................................. 75
C. Keterbatasan Studi Kasus ............................................................................ 81
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 82
A. Kesimpulan................................................................................................... 82
B. Saran ............................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan adalah suatu proses natural yang terjadi pada lanjut usia
(lansia). Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia. Pada
proses penuaan akan terjadi kemunduran akan tetapi tidak semua sistem
akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses
menjadi tua merupakan gambaran yang universal, namun tidak
seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau mengapa
manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda (Ilmiah, 2017).
Kemunduran yang terjadi pada proses penuaan meliputi penurunan
elastisitas kulit, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan semakin lambat, otot
tubuh semakin melemah, kekuatan muskular mulai merosot seperti
keluhan nyeri otot, kekakuan, hilang gerakan, dan tanda-tanda inflamasi
seperti nyeri tekan, disertai pembengkakan yang mengakibatkan
terjadinya gangguan aktivitas sehari-hari (Siahaan, Siagian & Elon, 2017).
Proporsi lansia di dunia diperkirakan mencapai 22% dari penduduk
dunia atau sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80% lansia hidup di
negara berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik (2021) terdapat 29,3
juta jumlah penduduk lansia di Indonesia. Di prediksi tahun 2025 (33,69
juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kementerian
Kesehatan RI, 2017). Berdasarkan data Survey Sosial Ekonomi Nasional
jumlah lansia di Provinsi Bengkulu saat ini mencapai 138,41 juta jiwa.
Dari total penduduk jumlah lansia perempuan sebanyak 71,13 juta dan
lansia yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 67,28 juta (Badan Pusat
Statistik, 2021).
1
2
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia menurut World Health Organisation (2016) adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Lansia merupakan proses alamiah yang
terjadi secara berkesinambungan pada manusia dimana ketika menua
seseorang akan mengalami beberapa perubahan yang pada akhirnya
akan mempengaruhi keadaan fungsi seperti penurunan fungsi tubuh,
penurunan elastisitas kulit, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan
semakin lambat, serta otot tubuh semakin melemah (Kholifah,2016).
2. Batasan Usia
Berikut ini batasan-batasan usia yang mencakup batasan usia
lansia Menurut World Health Organization(WHO) (2016) yaitu:
a. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun.
b. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun.
c. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun.
Menurut Departemen Kesehatan RI dalam Darmojo (2014), batasan
lansia terbagi dalam beberapa kelompok yaitu:
a. Pralansia (Prasenilis) yaitu masa persiapan usia lanjut yang mulai
memasuki antara 45 - 49 tahun
b. Lansia (Lanjut Usia) yaitu kelompok yang memasuki usia 60 tahun
keatas
c. Lansia resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun
atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal
dipanti, menderita penyakit berat atau cacat.
6
7
8. WOC
Bagan 2.1 WOC Low Back Pain
Masalah musculoskeletal, gangguan ginjal
Usia masalah pelvis, tumor
Kontraksi punggung
Terjadi perubahan struktur dengan discus susun atas fibri fertilago dan matriks gelatinus
Otot abdominal dan toraks Fibri kartilago padat dan tidak teratur
Nyeri
melemah
9. Pemeriksaan penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk lebih
mendukung adanya low back pain, antara lain sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan sesuai indikasi, berguna
untuk melihat laju endap darah (LED), morfologi darah tepi,
kalsium, fosfor, asam urat, alkali fosfatase, asam fosfatase, antigen
spesifik prostat (jika ditemukan kecurigaan metastasis karsinoma
prostat) dan elektroforesis protein serum (protein myeloma).
2. Pemeriksaan Radiologis
a. Foto Polos
Pada pasien dengan keluhan nyeri punggang bawah, dianjurkan
berdiri saat pemeriksaan dilakukan dengan posisi anteroposterior,
lateral dan oblique. Gambaran radiologis yang sering terlihat
normal atau kadang-kadang dijumpai penyempitan ruang diskus
intervertebral, osteofit pada sendi facet, penumpukan kalsium
pada vertebra, pergeseran korpus vertebra (spondilolistesis), dan
infiltrasi tulang oleh tumor. Penyempitan ruangan intervertebral
terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang, melurus dan
suatu skoliosis akibat spasme otot paravertebral.
b. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI digunakan untuk melihat defek intra dan ekstra dural serta
melihat jaringan lunak. Pada pemeriksaan dengan MRI bertujuan
untuk melihat vertebra dan level neurologis yang belum jelas,
kecurigaan kelainan patologis pada medula spinalis atau jaringan
lunak, menentukan kemungkinan herniasi diskus pada kasus post
operasi, kecurigaan karena infeksi atau neoplasma.
c. CT- Mielografi
CT- mielografi merupakan alat diagnostik yang sangat berharga
untuk diagnosis LBP untuk menentukan lokalisasi lesi pre-
15
2. Teknik Massage
Ada empat macan teknik massage secara khusus menurut Kristanto &
Maliya (2016) meliputi : stroking, kneading putar, friction, effleurage.
a. Stroking (melulut)
Stroking pada punggung hampir sama dengan stroking pada
tungkai dan beberapa anggota tubuh lainnya. Dilakukan dengan cara
menekan dari pangkal pinggang sampai thoraks sambil meratakan
oil selama 4 menit.
c. Friction (gerusan)
Pada punggung, penebalan jaringan tidak setebal yang ada
pada paha. Maka tekanan atau gerusan yang diberikan tidak terlalu
kuat. Teknik ni akan berhasil manakala dapat menggerus memutar
ke arah luar dengan irama yang pelan lalu menguat. Biasanya teknik
ini dikerjakan selama antara 2 menit.
21
22
2. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu stressor pengalaman sensorik dan
emosional seperti sensasi yang tidak nyaman akibat adanya kerusakan
suatu jaringan. Nyeri merupakan perasaan subyektif dari seseorang,
setiap orang akan menginterpretasikan nyeri secara berbeda. Sesuai
dengan teori gate control yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall
bahwa impuls nyeri dihambat saat sebuah pertahanan ditutup, sehingga
dapat menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan (Hidayat & Uliyah,
2014)
2. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri berdasarkan durasi yaitu :
a. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat
dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan
berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat
(kurang lebih 6 bulan) dan akan menghilang tanpa pengobatan
setelah area yang rusak pulih kembali (Andarmoyo, 2017).
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang
menetap sepanjang suatu priode waktu, Nyeri ini berlangsung lama
dengan intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih
dari 6 bulan (Andarmoyo, 2017).
3. Skala Nyeri
Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan
skala sebagai berikut (Mubarak et al., 2015):
a. Skala Deskriptif
Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri
yang lebih objektif. Skala pendeskritif verbal (Verbal Descriptor
25
tidak ada nyeri, angka 1-3 menunjukan nyeri ringan, angka 4-6
menunjukan nyeri sedang dan angka 7-10 menunjukkan nyeri berat.
4. Pengkajian Nyeri
Tabel 2.2 Pengkajian Nyeri
Pengkajian Deksripsi Teknik Pengkajian, Pediksi
Hasil dan Impliklasi Klinis
P Pengkajian untuk Pada keadaan nyeri otot tulang dan
menentukan faktor sendi biasanya disebabkan oleh
Provoking atau peristiwa yang adanya kerusakan jaringan saraf
incident mencetuskan akibat suatu trauma atau
keluhan nyeri. merupakan respon dari
peradangan local.
Q Pengkajian sifat Dalam hal ini perlu dikaji kepada
keluhan, seperti apa pasien apa maksud dari keluhan-
Qualityofpain rasa nyeri yang keluhannya apakah keluhannya
dirasakan atau bersifat menusuk, tajam atau
digambarkan tumpul menusuk, pengkaji harus
pasien. menerangkan dalam bahasa yang
lebih mudah mendeskripsikan
nyeri tersebut.
27
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada lansia dengan
penyakit low back pain seperti: pasien merasakan nyeri pinggang
lokal, rasa kram, panas, berdenyut-denyut dan rasa tidak nyaman
(Huryah & Susanti, 2019).
Berdasarkan pengkajian karakteristik nyeri Mubarak et al.,
(2015)
P (Provokative) : Faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri.
Q (Qualitiy) : Seperti apa (tajam, tumpul, atau tersayat)
R (Region) : Daerah perjalanan nyeri
S (Scale) : Keparahan/intesitas nyeri
T (Time) : Lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
2. BERPAKAIAN
Mandiri : Mengambil baju dari lemari,
memakai pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian.
Tergantung : Tidak dapat memakai baju
sendiri atau hanya sebagian
3. KE KAMAR KECIL
Mandiri : Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung : Menerima bantuan untuk masuk
ke kamar kecil dan menggunakan pispot
4. KONTINEN
Mandiri : BAK dan BAB seluruhnya dikontrol
sendiri
Tergantung : Inkontinensia parsial atau total
(penggunaan kateter, pispot, enema, dan
pembalut/pempers)
5. MAKAN
Mandiri : Mengambilkan makanan dari piring
dan meyuapinya sendiri
Tergantung : Bantuan dalam hal mengambil
makanan dari piring dan menyuapinya, tidak
makan sama sekali, dan makan
2. P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan
masalah saya.
3. G : Growht
Saya puas bahwa keluarga (teman-
teman) saya menerima & mendukung
keinginan saya untuk melakukan aktifitas
atau arah baru
34
4. A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya
seperti marah, sedih atau mencintai.
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman saya
dan saya menyediakan waktu bersama-
sama mengekspresikan afek dan
berespon.
JUMLAH
Penilaian
Nilai : 0-3 : Disfungsi Keluarga Sangat Tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi Keluarga Sedang
6) Pola Sensori dan Kognitif
Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori
meliputi pengkajian penglihatan, pendengaran, perasaan, dan
pembau.
Tabel 2.5 Pengkajian Status Mental (SPMSQ)
NO ITEM PERTANYAAN BENAR SALAH
1. Jam berapa sekarang?
Jawab :
2. Tahun berapa sekarang?
Jawab :
3. Kapan Bapak/Ibu lahir?
Jawab :
4. Berapa umur Bapak/Ibu sekarang?
Jawab :
5. Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang?
Jawab :
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama
Bapak/Ibu?
Jawab :
7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama
Bapak/Ibu?
Jawab :
8. Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia?
Jawab :
9. Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang?
Jawab :
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1?
Jawab :
JUMLAH
Analisi Hasil
Skore salah : 0-2 : Fungsi Intelektual Utuh
Skore salah : 3-4 : Kerusakan Intelektual Ringan
Skore salah : 5-7 : Kerusakan Intelektual Sedang
35
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaan
daripada anda?
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian hasil daril respon
pasien terhdapa masalah kesehatan yang sedang dialami. Diagnosa
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan. Sesuai dengan standar diagnosis keperawatan indonesia.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
Tabel 2.7 Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
Dalam teori perencanaan keperawatan dituliskan sesuai dengan kriteria hasil dan intervensi berdasarkan SLKI dan SLKI (2018).
Tabel 2.8 Perencanaan Keperawatan
NO DIAGNOSA PERENCANAAN RASIONAL
SLKI (2018) SIKI (2018)
1. Nyeri kronis berhubungan Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen Nyeri
dengan kondisi muskuloskeletal keperawatan selama 3x24jam,
kronis diharapkan : Observasi Observasi
SLKI : Tingkat Nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Mengetahui keadaan sejauh mana
Ekspektasi : Menurun durasi, frekuensi, kualitas, nyeri terjadi pada pasien
1. Meningkat intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui skala nyeri yang
2. Cukup meningkat
timbul pada pasien
3. Sedang 3. Identifikasi respon nyeri non 3. Membantu mengevaluasi derajat
4. Cukup menurun verbal nyeri dan perubahannya
5. Menurun 4. Identifikasi faktor yang 4. Memberikan rasa nyaman pada
Dengan Kriteria Hasil : memperberat dan memperingan pasien dengan mengurangi faktor
1. Keluhan nyeri menurun nyeri pemicu nyeri
2. Meringis menurun 5. Membantu pasien terhadap
3. Sikap protektif menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan memberi keberhasilan terapi
keyakinan tentang nyeri nyeri yang telah diberikan pada
4. Gelisah menurun
pasien
6. Identifikasi pengaruh budaya 6. Mengetahui pengaruh nyeri pada
terhadap respon nyeri pasien bagaimana berespon
terhadap nyeri atau berperilaku
dalam berespon terhadap nyeri
39
Edukasi
Edukasi
1. Mengetahui keadaan pasien secara
1. Jelaskan penyebab periode, dan
umum.
pemicu nyeri
2. Menjelaskan kepada pasien tentang
40
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, 1. Pemberian analgetik untuk
jika perlu menghilangkan nyeri dan
mempermudah kerja sama dengan
intervensi terapi.
43
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
44
45
C. Definisi Operasional
1. Low back pain adalah gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada
daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan
aktivitas tubuh yang kurang baik. Klien dalam studi kasus ini
didefinisikan sebagai orang yang menerima pelayanan kesehatan atas
penyakit low back pain yang sudah di diagnosa dokter dan
didokumentasikan di status rekam medik klien.
2. Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu
yang melebihi masalah dan nyeri)
3. Lansia adalah proses alamiah yang terjadi secara berkesinambungan
pada manusia dimana ketika menua seseorang akan mengalami
beberapa perubahan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan
fungsi seperti penurunan fungsi tubuh, penurunan elastisitas kulit,
rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan semakin lambat, serta otot
tubuh semakin melemah.
4. Back massage adalah salah satu teknik memberikan tindakan pijat pada
punggung dengan usapan secara perlahan. Usapan dengan minyak
zaitun dan baby oil dapat memberikan sensasi hangat dengan
mengakibatkan dilatasi pada pembuluh darah lokal, vasodilatasi
peredaran darah pada area yang diusap sehingga aktivitas sel meningkat
dan akan mengurangi rasa sakit serta menunjang proses penyembuhan
luka.
D. Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus ini yaitu upaya perawat dalam pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman nyeri & gangguan rasa nyaman pada lansia dengan
low back pain di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bengkulu.
46
H. Analisa Data
Analisa data dapat dilakukan dengan menyajikan data hasil
pengkajian keperawatan yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi hasil laboratorium dalam bentuk
narasi. Selanjutnya data pengkajian yang berhasil dikumpulkan tersebut
dianalisis dengan membandingkannya terhadap pengkajian teori yang
telah disusun.
Analisis data terhadap diagnosis keperawatan, perencanaan
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan dilaksanakan pada
studi kasus ini akan di analisis dengan membandingkan antara hasil
dengan tahapan proses yang telah diuraikan pada tinjauan teori.
I. Etika Studi Kasus
Peneliti mempertimbangkan etik dan legal penelitian untuk
melindungi penelitian untuk melindungi responden agar terhindar dari
segala bahaya serta ketidaknyamanan fisik dan psikologis. Ethical
clearance mempertimbangkan hal-hal dibawah ini :
1. Self determinant
Pada studi kasus ini, responden diberi kebebasan untuk berpartisipasi
atau tidak dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
2. Tanpa nama (anonimity)
Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data,
peneliti hanya akan memberi inisial sebagai pengganti identitas
responden.
3. Kerahasiaan (confidentialy)
Semua informasi yang didapat dari responden tidak akan
disebarluaskan ke orang lain dan hanya peneliti yang mengetahuinya.
Dan 3 bulan setelah hasil penelitian di presentasikan, data yang diolah
akan dimusnahkan demi kerahasiaan responden.
48
4. Keadilan (justice)
Penelitian akan memperlakukan semua responden secara adil selama
pengumpulan data tanpa adanya diskriminasi, baik yang bersedia
mengikuti penelitian maupun yang menolak untuk menjadi responden
penelitian.
5. Asas kemanfaatan (beneficiency)
Asas kemanfaatan harus memiliki tiga prinsip yaitu bebas penderitaan,
bebas eksploitasi dan bebas risiko. Bebas penderitaan yaitu peneliti
menjamin responden tidak akan mengalami cidera, mengurangi rasa
sakit, dan tidak akan memberikan penderitaan pada responden. Bebas
eksploitasi dimana pemberian informasi dari responden akan
digunakan sebaik mungkin dan tidak akan digunakan secara
sewenang-wenang demi keutungan peneliti. Bebas risiko yaitu
responden terhindar dari risiko bahaya kedepannya.
6. Maleficience
Peneliti menjamin tidak akan menyakiti, membahayakan, atau
memberikan ketidaknyamanan baik secara fisik maupun psikologis.
49
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman nyeri pada Ny R dengan diagnosa medis Low Back Pain
(LBP) yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bengkulu.
Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 6-8 Juni 2022
mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan dan implementasi
penerapan standar operasional prosedur. Pengkajian ini dilakukan dengan metode
auto anamnesa (wawancara dengan klien langsung), pengamatan, observasi,
pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan keperawatan.
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Ny.R :
Meninggal : Hitam
2) Pola Nutrisi
Ny. R mengatakan jenis makanannya yaitu nasi dan lauk dari dapur
umum, frekuensi makan 3 x sehari, porsi makan pasien ½ piring, nafsu
makan yang baik tidak ada alergi makanan. Kemampuan menelan pasien
baik, diit tidak ada. Pola minum, Ny. R mengatakan frekuensinya 4-6
gelas/hari, jenis minuman air putih, masalah pemenuhan cairan pasien
tidak ada.
3) Pola Eliminasi
Ny. R mengatakan frekuensi BAK 5-6 x/hari dan warna kuning kurang
jernih, bau khas urin, dan Ny. R mengatakan tidak ada masalah dengan
BAK nya.
Pasien mengatakan biasanya frekuensi BAB 2 x sehari, konsisten padat.
Ny. R mengatakan tidak ada masalah yang berhubungan dengan BAB.
4) Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidur siang lamanya 2-3 jam, dikarenakan saat malam
hari cuaca dingin dan nyeri mulai dirasakan mengakibatkan jam tidur
pasien kurang, dan pada siang hari pasien mengantuk.
5) Pola Aktivitas
Pasien mengatakan nyeri pada punggung bawah saat melakukan aktivitas
yang berat. Pasien mengatakan tidak menggunakan tongkat. Total Skor
Modifikasi dari Indeks Barthel adalah 125 yaitu (65-125) dengan
kategori ketergantungan sebagian.
6) Pola Hubungan dan Peran
Pasien tampak mudah berinteraksi dengan teman wisma, pasien juga
sering mengikuti kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang
dilakukan oleh mahasiswa yang dinas, seperti senam lansia. Pasien
mengatakan keluarganya sering berkunjung ke wisma. Total skor
APGAR Keluarga adalah 10 (disfungsi keluarga rendah).
7) Pola Sensori dan Kognitif
Pasien mengatakan fungsi pendengaran menurun . Total skor salah satu
pada Identifikasi Tingkat Kerusakan Intelektual Dengan Menggunakan
53
turgor kulit baik, keadaan kulit baik, hasil auskultasi bising frekuensi 8x/menit.
Tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan saat palpasi dan hasil
pemeriksaan perkusi tympani pada arae abdomen.
Sistem muskuloskletal (B6 : Bone) diketahui bahwa saat melakukan
aktivitas pasien mengeluh nyeri pada punggung bawah, kecepatan berjalan
lambat dan langkah pasien kecil. Pasien tidak dapat berdiri terlalu lama, tidak
dapat membungkuk karena daerah punggung terasa nyeri.
4. Pengkajian Fungsional Klien
a. Bartel Indeks
Pada pengkajian didapatkan pasien dapat makan secara mandiri yang
diberikan oleh petugas, pasien dapat minum secara mandiri, dapat berpindah
dari kursi ke tempat tidur mandiri, dapat mencuci muka dan menyisir
rambut secara mandiri, dapat mencuci pakaian secara mandiri, mandi
sendiri, dapat berjalan di tempat yang datar, naik turun tangga mandiri, bisa
menggunakan pakaian secara mandiri, bisa BAK sendiri, bisa BAB sendiri,
olahraga mandiri, dan pemanfaatan waktu dibantu. Sehingga di dapatkan
nilai bartel indeks pada Ny. R adalah jumlah nilai : 125, interpretasi nilai
65- 125 (dibantu sebagian).
b. SPMSQ (Short Portable Mental Quesioner)
Pasien tahu tanggal pada hari ini, pasien ingat hari sekarang, pasien
tahu tempat yang sedang ditempati, pasien tahu alamat rumahnya, pasien
tahu umurnya, pasien lupa tahun lahirnya, tahu nama presiden indonesia
sekarang, tahu nama presiden sebelumnya, pasien tahu nama ibunya, dan
pasien tidak dapat mengurangi angka 20 dari pengurangan 3. Sehingga di
dapatkan untuk SPMSQ pada Ny. R adalah salah 2, interpretasi kesalahan:
0-2 (fungsi intetelektual utuh)
c. MMSE (Mini Mental Status Exam)
Pasien dapat menyebutkan tahun dengan benar, musim dengan benar,
tanggal benar, hari benar, bulan dengan benar, negara salah, provinsi dengan
benar, kabupaten,kecamatan dan desa dengan benar. Pasien dapat
menyebutkan 3 objek yang disebutkan peneliti, pasien tidak dapat mengeja
55
5 kata dari belakang, pasien dapat menggulang 3 objek yang diucapkan oleh
peneliti, pasien dapat menyebutkan 2 benda dengan benar, pasien dapat
menggulang tiga kalimat yang telah disebutkan peneliti, pasien dapat
mengikuti perintah , pasien dapat menuruti hal yang diucapkan oleh peneliti.
Sehingga di dapatkan untuk MMSE pada Ny. R adalah 24, interpretasi benar
24-30 (Tidak ada gangguan kognitif)
5. Terapi Pengobatan
Baclofen (1x1) , vitamin b komplek (1x1), meloxicam (2x1), antasida (3x1)
56
b. Analisa Data
Tabel 4.1 Analisa Data
Nama Pasien : Ny. R Ruangan : Wisma Melati
Umur : 76 Tahun
PENYEBAB MASALAH
NO DATA SIGN/SYMPTOM
(ETIOLOGI) (PROBLEM)
1 Data Subjektif Kondisi Nyeri kronis
Pasien mengatakan nyeri musculoskeletal
dibagian punggung bawah dan kronis:low back pain
bokong.
P : Pasien mengatakan nyeri
terjadi di pagi hari ketika
bangun tidur, nyeri akan
bertambah jika cuaca dingin.
Klien juga mengatakan timbul
nyeri pada saat melakukan
aktivitas.
Q : Pasien mengatakan kualitas
nyeri yang dirasakan kram,
panas dan berdenyut-denyut.
R : Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan pada punggung
bawah, dan menjalar ke
bokong.
S : Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan pada skala 5
(nyeri sedang). Wajah klien
tampak meringis menahan
nyeri.
T : Pasien mengatakan
mengalami nyeri pada cuaca
dingin, dan pagi hari ketika
bangun tidur. Nyeri dapat
berlangsung ± 15 menit, nyeri
yang dirasakan hilang timbul,
dan datang secara tiba-tiba.
Data Objektif
Pasien tampak lemah
Pasien tampak meringis
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak memegangi
punggungnya
57
c. Diagnosa keperawatan
Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien : Ny. R Ruangan : Wisma Melati
Umur : 76 Tahun
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Nama & Tanggal Nama &
Muncul Paraf Teratasi Paraf
1 Nyeri kronis berhubungan dengan 6 Juni 8 Juni
Kondisi musculoskeletal kronis Elfina Elfina
2022 2022
2 Gangguan rasa nyaman 6 Juni 8 Juni
berhubungan dengan gejala Elfina Elfina
2022 2022
penyakit
d. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan
58
T : Pasien mengatakan Edukasi
mengalami nyeri pada cuaca Edukasi 8. Menjelaskan kepada pasien
dingin, dan pagi hari ketika 8. Jelaskan strategi meredakan nyeri tentang dampak nyeri dan cara
bangun tidur. Nyeri dapat mengatasinya
berlangsung ± 15 menit, nyeri 9. Anjurkan menggunakan analgetik 9. Penggunaan analgetik yang tepat
yang dirasakan hilang timbul, secara tepat dapat menurunkan nyeri secara
dan datang secara tiba-tiba. cepat
DO
Pasien tampak lemah
Pasien tampak meringis
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak memegangi
punggungnya
59
nyaman menurun pernah efektif digunakan pernah efektif digunakan
2. Gelisah menurun
3. Identifikasi kesediaan, 3. Kesediaan dan kemampuan
3. Lelah menurun
4. Merintih menurun kemampuan, dan penggunaan pasien berpengaruh terhadap
teknik sebelumnya. jalannya prosedur tindakan
4. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
relaksasi 4. Mampu memonitor respon
Terapeutik terhadap terapi relaksasi
5. Ciptakan lingkungan yang tenang Terapeutik
dan tanpa gangguan dengan 5. Lingkungan yang tenang dapat
pencahayaan dan suhu ruang meningkatkan kenyamanan pasien
nyaman, jika memungkinkan
6. Prosedur tindakan tertulis
6. Berikan informasi tertulis tentang
memudahkan pasien untuk
persiapan dan prosedur teknik
melakukan terapi
relaksasi
Edukasi
Edukasi
7. Agar pasien mengetahui tujuan
7. Jelaskan tujuan manfaat, batasan,
serta manfaat setelah
dan jenis relaksasi yang tersedia
dilakukannya tindakan
yaitu teknik relaksasi napas dalam
8. Posisi yang nyaman dapat
8. Anjurkan mengambil posisi
meningkatkan kenyamanan
nyaman
60
9. Anjurkan rileks dan merasakan pasien
sensasi relaksasi 9. Pasien rileks dan merasakan
10. Anjurkan sering mengulangi atau sensasi relaksasi
melatih teknik yang dipilih yaitu 10. Menganjurkan pasien sering
teknik relaksasi napas dalam mengulangi atau melatih teknik
11. Demonstrasikan dan latih teknik yang dipilih
relaksasi yaitu teknik relaksasi 11. Terapi didemonstrasikan
napas dalam memudahkan pasien untuk
melakukan tindakan relaksasi
yaitu teknik relaksasi napas dalam
61
e. IMPLEMENTASI
Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan Hari Ke-1
62
09.25 II 6. Melakukan identifikasi kesediaan, 6. Pasien mengatakan bersedia dan
kemampuan, dan penggunaan mampu melakukan teknik relaksasi
teknik sebelumnya yang akan diajarkan
7. Memonitor respon terhadap terapi 7. Pasien mengatakan ingin mencoba
09.30 II relaksasi melakukan teknik relaksasi napas
dalam untuk mengatasi rasa tidak
8. Melakukan teknik non nyaman yang dirasakan
09.40 I farmakologis (terapi back massage) 8. Pasien mengatakan punggung terasa
untuk mengurangi nyeri hangat dan masih terasa nyeri
9. Menganjurkan pasien untuk setelah dilakukan tindakan back
10.10 I istirahat dan tidur dengan cukup massage
9. Pasien mengatakan akan istirahat
10. Memberikan informasi tertulis dan tidur dengan cukup
10.20 II tentang persiapan dan prosedur 10. Pasien mengatakan sudah
teknik relaksasi napas dalam memahami informasi mengenai
persiapan dan prosedur teknik
10.40 II 11. Menganjurkan mengambil posisi relaksasi napas dalam yang telah
yang nyaman diberikan
11. Pasien mengatakan nyaman dengan
12. Menganjurkan rileks dan posisi duduk (fowler)
10.50 II merasakan sensasi relaksasi 12. Pasien mengatakan cukup rileks
dengan teknik relaksasi napas dalam
13. Pasien mengatakan nyeri sedang
11.00 I 13. Menentukan jenis dan sumber nyeri pada bagian punggung dan terapi
untuk memilih tindakan meredakan back massage pilihan yang tepat
nyeri yang tepat. untuk meredakan nyeri
63
Tabel 4.5 Implementasi Keperawatan Hari Ke-2
64
6. Pasien mengatakan sudah memahami
10.25 I 6. Mengajarkan teknik non tindakan terapi back massage yang
farmakologis (terapi back massage) telah diajarkan dan punggungnya
untuk mengurangi nyeri pasien terasa hangat dan nyeri sedikit
berkurang setelah dilakukan tindakan
back massage
11.05 I 7. Menganjurkan pasien untuk 7. Pasien mengatakan istirahat dan tidur
istirahat dan tidur dengan cukup dengan cukup
8. Pasien mengatakan lingkungan yang
11.10 I,II 8. Memberikan lingkungan yang tenang, pencahayaan dan suhu
tenang dan tanpa gangguan dengan ruangan yang cukup membuat pasien
pencahayaan dan suhu ruang nyaman dan nyeri berkurang
nyaman. 9. Pasien mengatakan nyaman dengan
11.15 II 9. Menganjurkan mengambil posisi posisi duduk (fowler)
yang nyaman
10. Pasien mengatakan memahami teknik
11.20 II 10. Mendemonstrasikan dan melatih relaksasi yang telah diajarkan dan
teknik napas dalam kepada pasien pasien mencoba melakukan teknik
napas dalam secara mandiri
II 11. Menganjurkan sering mengulangi 11. Pasien mengatakan akan melatih dan
atau melatih 12.
teknik
5 napas dalam mengulang teknik relaksasi yang
yang telah diajarkan
0 sudah diajarkan
65
Tabel 4.6 Implementasi Keperawatan Hari Ke-3
66
setelah dilakukan tindakan back
massage
10.10 I 6. Menganjurkan pasien untuk 6. Pasien mengatakan istirahat dan tidur
istirahat dan tidur dengan cukup dengan cukup
7. Pasien mengatakan lingkungan yang
10.15 I,II 7. Memberikan lingkungan yang tenang, pencahayaan dan suhu
tenang dan tanpa gangguan dengan ruangan yang cukup membuat pasien
pencahayaan dan suhu ruang nyaman dan nyeri berkurang
nyaman. 8. Pasien mengatakan nyaman dengan
10.25 II 8. Menganjurkan mengambil posisi posisi duduk (fowler)
yang nyaman 9. Pasien mengatakan memahami teknik
relaksasi yang telah diajarkan dan
10.30 II 9. Melatih teknik napas dalam kepada pasien mampu melakukan teknik
pasien secara mandiri napas dalam secara mandiri
10. Menganjurkan pasien sering 10. Pasien mengatakan sering mengulang
10.50 II mengulangi atau melatih teknik teknik relaksasi yang sudah diajarkan
napas dalam yang telah diajarkan agar lebih rileks dan nyaman
11. Pasien mengatakan saat nyeri datang
11.05 I 11. Menjelaskan strategi meredakan dapat melakukan tindakan terapi back
nyeri massage untuk mengurangi nyeri
67
f. Evaluasi Keperawatan
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak meringis
Pasien tampak gelisah
Skala nyeri 5(sedang)
A:
Tingkat nyeri cukup meningkat
P:
Intervensi manajemen nyeri dilanjutkan
68
2. 6 Juni 2022 II S:
Pasien mengeluh tidak nyaman
Pasien mengeluh tidak mampu rileks
Pasien mengeluh lelah
O:
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak merintih
A:
Status kenyamanan cukup meningkat
P:
Intervensi terapi relaksasi dilanjutkan
69
Tabel 4.8 Evaluasi Keperawatan Hari Ke-2
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak sedikit meringis
Pasien tampak sedikit gelisah
Skala nyeri 4(ringan)
A:
Tingkat nyeri sedang
P:
Intervensi manajemen nyeri dilanjutkan
70
2. 7 Juni 2022 II S:
Pasien mengatakan masih sedikit tidak nyaman
Pasien mengatakan sudah sedikit rileks
Pasien mengatakan lelah berkurang
O:
Pasien masih tampak gelisah
Pasien tampak sedikit merintih
A:
Status kenyamanan sedang
P:
Intervensi terapi relaksasi dilanjutkan
71
Tabel 4.9 Evaluasi Keperawatan Hari Ke-3
S:
Pasien mengatakan punggungnya terasa hangat,
ringan dan nyeri berkurang dibagian punggung
bawah dan bokong
Pasien mengatakan sudah mampu melakukan
aktivitas
O:
Pasien tampak tenang
Pasien sudah tidak tampak meringis
Pasien sudah tidak gelisah
Skala nyeri 3(ringan)
A:
Tingkat nyeri cukup menurun
P:
Intervensi manajemen nyeri dilanjutkan secara
mandiri oleh Ny. R
72
S:
2. 8 Juni 2022 II Pasien mengatakan sudah merasa nyaman
Pasien mengatakan sudah mampu rileks
Pasien mengatakan tidak lagi merasa lelah
O:
Pasien tampak tenang
Pasien sudah tidak tampak merintih
A:
Status kenyamanan cukup menurun
P:
Intervensi terapi relaksasi dilanjutkan secara
mandiri oleh Ny. R
73
B. Pembahasan Studi Kasus
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada Ny. R
dengan masalah Low Back Pain yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian yang didapatkan pada pasien data subjektif dan objektif. Dari
data subjektif pasien mengeluh nyeri pada punggung bawah menjalar
kebokong akibat penyakit low back pain yang dideritanya, nyeri terjadi di pagi
hari ketika bangun tidur, nyeri akan bertambah jika cuaca dingin. Nyeri timbul
secara tiba-tiba, nyeri yang dirasakan kram, panas dan berdenyut-denyut, nyeri
bertambah berat jika klien beraktivitas, skala nyeri 5(sedang). Pasien juga
mengeluh tidak nyaman akibat nyeri tersebut, sering mengeluh lelah saat
beraktivitas dan tidak mampu rileks. Untuk data objektif pasien tampak
meringis menahan nyerinya, tampak lemah dan gelisah. Berdasarkan
pengkajian data tersebut, keluhan yang dialami Ny. R tersebut tidak jauh
berbeda dengan teori yang ada dan menunjukkan gejala yang hampir sama.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan Low Back Pain
sudah tepat menurut SDKI, SLKI dan SIKI, beberapa diagnosa yang ada di
tinjauan teori dan diagnosa yang ada tinjauan kasus sama yakni, diagnosa
keperawatan yang di angkat oleh penulis yaitu nyeri kronis berhubungan
dengan gangguan musculoskeletal dan gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan gejala penyakit.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan pada kasus ini telah dibuat sesuai dengan
rencana keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI dan SIKI. Perencanaan
keperawatan pada pasien sudah di susun menurut diagnosa yang muncul pada
pasien. Diagnosa pertama nyeri kronis berhubungan dengan kondisi
81
musculoskeletal kronis dengan tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai yakni
setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan nyeri kronis berhubungan
dengan muskuloskeletal krnois yang dirasakan Ny. R setelah diberikan terapi
back massage keluhan nyeri menurun dan sudah mampu melakukan aktivitas.
Diagnosa kedua tentang gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit pada Ny. R, dengan kriteria hasil yang ingin dicapai di harapkan
setelah dilakukan terapi relaksasi Ny. R keluhan tidak nyaman menurun,
merasakan lebih rileks dalam lingkungan kesehariannya.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan sudah efektif dan sudah
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan
adanya kerjasama antara perawat dan pasien. Tindakan yang dilakukan masing-
masing diagnosa sudah dilaksanakan dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa
penerapan terapi back massage dan terapi rileksasi napas dalam efektif untuk
mengurangi nyeri, memunculkan rileksasi dan perasaan lebih nyaman pada
lansia dengan low back pain.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada Ny. R pada hari pertama implementasi masalah
belum teratasi karena pasien belum menunjukkan perubahan kemajuan kondisi
yang signifikan. Pada hari kedua implementasi masalah sudah teratasi sebagian
karena kondisi pasien mulai menunjukkan adanya perubahan yang baik. Pada
hari ketiga implementasi masalah telah teratasi karena hampir sudah tidak ada
keluhan yang dirasakan pasien.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Pasien hendaknya dapat menjaga aktivitas yang menstimulus terjadinya
nyeri. Dan pada saat nyeri datang pasien dapat menggunakan terapi back
massage untuk membantu mengurangi nyeri dan melakukan terapi rileksasi
napas dalam agar pasien lebih rileks dan merasa lebih nyaman dan tenang.
82
A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. (2014). Pengantar kebutuhan dasar
manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba medika
Adi, M. (2018) ‘Hubungan Usia, Masa Kerja, Status Gizi Dan Intensitas Getaran
Mesin Dengan Keluhan Subyektif Low Back Pain (Studi Pada Pekerja
Penggergajian Kayu DesaSapuran, Wonosobo)’.Availableat:
http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/2585.
Andarmoyo, S. (2017). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
ARRUZZ Media.
Badan Pusat Statistik. (2019). Katalog: 4104001. Statistik Penduduk Lanjut Usia
Di Indonesia 2019, xxvi + 258 halaman
Cahya, I. P. I., Gde, A. A., & Asmara, Y. (2020). Prevalensi Nyeri Punggung
Bawah Pada Tahun 2014-2015 Di RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal
Medika Udayana, 9(6), 35–39. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
Darmojo, B. (2014). Buku ajar Boedhi-Darmojo geriatric (ilmu kesehatan usia
lanjut).Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Fatimah. (2010).
Depkes RI. 2018. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta.
Dina Dewi, (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
penurunan Persepsi Nyeri Pada lansia Dengan Lowbackpain. Jurnal
Keperawatn Soedirman, Vol. 4, No.1,2019
Fitrina, R. (2018). Low Back Pain. Retrieved from
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-low-back-pain-lbp-5012.html
Harwanti, S., Ulfah, N. and Nurcahyo, P. J. (2019) ‘Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Low Back Pain (Lbp) Pada Pekerja Di Home
Industri Batik Sokaraja Kabuaten Banyumas’, Kesmas Indonesia,10(2),
p. 12. doi: 10.20884/1.ki.2018.10.2.995.
Hayati, K., & Devi, T. (2020). Efektivitas Terapi Ice Massage Dan Back Massage
Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2020. Jurnal Keperawatan Dan
Fisioterapi(JKF),2(2).https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF/artic
le/view/385/175
Helmi, Z. N. (2014). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal (1st ed.). Jakarta
Selatan: Salemba Medika.
Huryah, F., & Susanti, N. (2019). Pengaruh Terapi Pijat Stimulus Kutaneus
Slow-Stroke Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Pada Penderita
Low Back Pain (Lbp) Di Poliklinik Rehabilitasi Medik Rsud Embung
Fatimah Batam Tahun 2018. Jurnal Ilmu Keperawatan, 8(1), 1–7.
Helmi, Z. N. (2014). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal (1st ed.). Jakarta
Selatan: Salemba Medika.
Ilmiah, J. P. (2017) ‘Perilaku Koping Pada Lansia Yang Mengalami Penurunan
Gerak Dan Fungsi’, Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah, 9(1), pp. 26–38.
Keliat, B. A., Dwi Windarwati, H., Pawirowiyono, A., & Subu, A. (2015). Nanda
International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (edisi 10). Jakarta:
EGC.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Populasi Lansia Diperkirakan Terus
Meningkat Hingga Tahun 2017
Kholifah, S. (2016). Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan: Kemenkes RI.
Kozier. (2017). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik. Edisi 7.
Jakarta: EGC.
Kristanto, T. and Maliya, A. (2016) ‘Pengaruh Terapi Back Massage Terhadap
Intensitas Nyeri Reumatik Pada Lansia Di Wilayah Puskemas Pembantu
Karang Asem’, Jurnal Kesehatan Universitas Muhammmadiyah
Surakarta, pp. 110–116
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Doagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI). Jakarta: Dewa Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI). Jakarta: Dewa Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI). Jakarta: Dewa Pengurus Pusat PPNI.
Utami, T. P., Halid, S., Hapipah, H., Hadi, I., Istianah, I., & Apriani Idris, B. N.
(2020). Pengaruh Pijat Punggung Dengan Minyak Essensial Lemon
Terhadap Nyeri Punggung Bawah pada Lansia. Journal Center of
Research Publication in Midwifery and Nursing, 4(1), 29–34.
https://doi.org/10.36474/caring.v4i1.155
Yuli, R. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA,
NIC, dan NOC, Jilid I. Cv. Trans Info Media
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1. Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
NO Butir Evaluasi
7. Minta pasien untuk kembali dengan irama normal beberapa saat sekitar
1-2 menit
11. Evaluasi skala nyeri setelah dilakukan teknik relaksasi dan perasaan
pasien setelah dilakukan tindakan teknik relaksasi
12. Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
13. Berpamitan dengan pasien
SUMBER : Smeltzer & Bare (2015).
Lampiran 8. Lembar Konsul
Lampiran 9. Skala Nyeri
LEMBAR OBSERVASI
SKALA INTENSITAS NYERI SEBELUM DAN SESUDAH
DILAKUKAN TERAPI BACK MASSAGE
A. Identitas responden
Inisial klien : Ny. R
Umur : 76 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hari/Tanggal :
1. Skala nyeri pasien sebelum di lakukan terapi back massage
Analisi Hasil
Skore salah : 0-2 : Fungsi Intelektual Utuh
Skore salah : 3-4 : Kerusakan Intelektual Ringan
Skore salah : 5-7 : Kerusakan Intelektual Sedang
Skore salah : 8-10 : Kerusakan Intelaktual
Lampiran 12. Pengkajian MMSE
Interpretasi Nilai
3. G : Growht
Saya puas bahwa keluarga (teman-
teman) saya menerima & mendukung
keinginan saya untuk melakukan
aktifitas atau arah baru.
4. A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya mengekspresikan
afek dan berespon terhadap emosi-
emosi saya seperti marah, sedih atau
mencintai.
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman
saya dan saya menyediakan waktu
bersama-sama mengekspresikan afek
dan berespon.
JUMLAH 10
Penilaian
Nilai : 0-3 : Disfungsi Keluarga Sangat Tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi Keluarga Sedang
Nilai : 7-10 : Disfungsi Keluarga Rendah
Lampiran 14. Dokumentasi Kegiatan Pada Ny. R
Pengkajian Pengkajian
Pemeriksaan TTV
Terapi Back Massage