DISUSUN OLEH :
ELSI
NIM. P0 51202180 66
Dengan Judul
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program Diploma III
Keperawatan pada Prodi DIII Keperawatan Bengkulu Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
ELSI
NIM. P0 51202180 66
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan judul ” Penerapan Distraksi Guided Imaginary Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Pasien Gastritis Di RSHD Kota Bengkulu Tahun
2021”.
Karya tulis ilmiah ini mendapatkan bimbingan dan bantuan baik materi
maupun nasehat dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
v
7. Untuk teman selama kuliah wanita sholeha (Desmita putri ani, Dea monica,
dan Murdani Furiyanti) terimakasih sudah menjadi teman sekaligus keluarga
baru dari pertama masuk kuliah sampai sekarang.
8. Kawan-kawan seperjuanagan Excellenct Nursing Class XIII .
9. Untuk semua orang yang penulis sayangi dan pihak yang tidak bisa
disebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan bantuan, doa, dan
motivasi dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini
Semoga bimbingan dan bantuan serta nasihat yang telah diberikan akan
menjadi amal baik oleh allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekeliruan dan
kekhilafan baik dari segi penulisan maupun penyusunan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak agar penulis dapat
berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah yang penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan positif terutama
bagi penulis sendiri dan mahasiswa Prodi Keperawatan Bengkulu lainnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
1. Definisi Nyeri .............................................................................................. 17
2. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ............................................................. 18
3. Karakteristik Nyeri ...................................................................................... 19
4. Indikator Nyeri ............................................................................................ 20
5. Pengukuran Intensitas nyeri ........................................................................ 20
6. Pengkajian Nyeri ......................................................................................... 23
7. Konesp Terapi Guided Imaginary ............................................................... 24
D. Konsep Asuhan keperawatan Teoritis ............................................................. 32
1. Pengkajian ................................................................................................... 32
2. Pemeriksaan Diagnostik .............................................................................. 34
3. Diagnosa ...................................................................................................... 35
4. Perencanaan/Intervensi ................................................................................ 35
4. Implementasi ............................................................................................... 39
5. Evaluasi ....................................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 42
A. Rencangan Penelitian ...................................................................................... 42
B. Subyek Penelitian ............................................................................................ 42
C. Fokus Studi...................................................................................................... 43
D. Definisi Operasional........................................................................................ 43
E. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................................... 43
F. Instrument Penelitian ...................................................................................... 43
G. Pengumpulan Data .......................................................................................... 43
H. Penyajian Data ................................................................................................ 44
I. Etika Penelitian ............................................................................................... 45
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ...................................... 46
A. Hasil Studi Kasus ............................................................................................ 46
1. Pengkajian Pada Pasien Gastritis ............................................................... 46
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................................... 53
3. Intervensi Keperawatan .............................................................................. 54
4. Gambaran Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan ................................ 55
B. Pembahasan Studi Kasus ................................................................................ 71
viii
1. Pengkajian Pada Pasien Gastritis ............................................................... 71
2. Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 72
3. Intervensi Keperawatan ............................................................................. 73
4. Implementasi Keperawatan ....................................................................... 73
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................... 74
6. Keterbatasan Studi Kasus .......................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 76
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 76
B. Saran ................................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 80
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi merupakan suatu perkembangan dunia yang tidak bisa
dicegah dan dihindari termasuk adanya perubahan gaya hidup yang terjadi
seiring dengan perkembangan zaman yang mempengaruhi peningkatan
penyakit tidak menular salah satunya gastritis. Gastritis merupakan
peradangan yang mengenai mukosa lambung. Gastritis ini merupakan suatu
peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh
faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat
makan, makan terlalu banyak, makan cepat, makan makanan yang terlalu
banyak bumbu pedas, mengkonsumsi protein tinggi, kebiasaan mengkonsumsi
makan-makanan pedas, dan minum kopi terlalu berlebihan (Huzaifah, 2017).
Manifestasi klinis gastritis akut yaitu awitan gejala mungkin berlangsung
cepat : ketidaknyamanan abdomen, sakit kepala, kelusuan, mual, anoreksia,
muntah dan cegukan. Manifestasi gastritis kronis yaitu mungkin tidak
bergejala, keluhan anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa
asam di mulut, atau mual dan muntah. Pasien gastritis kronis akibat defisiensi
vitamin biasanya diketahui mengalami malabsorbsi vitamin B12 (Brunner and
Suddarth Edisi 12). Nyeri pada bagian ulu hati merupakan salah satu tanda dan
gejala yang khas pada penderita gastritis. Nyeri adalah reaksi tubuh terhadap
rasa sakit. Setiap orang atau penderita memiliki karakteristik yang berbeda
dengan yang lainnya dalam menanggapi rasa nyeri.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita gastritis adalah peptic
ulcers, pendarahan pada lambung dan risiko kanker lambung. Penurunan
fungsi saluran pencernaan juga menyebabkan usia lanjut lebih mudah untuk
mengalami penyakit autoimmune atrophic gastritis. Hal ini terjadi ketika sel- 5
sel kekebalan tubuh yang diproduksi menyerang sel-sel sehat yang berada
dalam dinding lambung, menyebabkan peradangan dan secara bertahap
menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pelaksanaan terapi Penerapan Distraksi Guided
Imaginary Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Pada Pasien
Gastritis Di RSHD Kota Bengkulu Tahun 2021 ?
5
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitiaan dibagai menjadi dua yaitu :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian nyeri pada pasien gastritis
b. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan dalam mengurangi nyeri pada
pasien gastritis
c. Mendeskripsikan rencana keperawatan penerapan terapi distraksi
guided imaginary dalam mengurangi nyeri pada pasien gastritis
d. Mendeskripsikan implementasi penerapan terapi distraksi guided
imaginary dalam mengurangi nyeri pada pasien gastritis
e. Mendeskripsikan evaluasi penerapan terapi distraksi guided
imaginary dalam mengurangi nyeri pada pasien gastritis
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu menerapkan konsep pembelajaran teoritis
ranah aplikatif dalam melakukan proses Penerapan Distraksi Guided
Imaginary Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Pasien
Gastritis.
3. Bagi Akademik
Merupakan bentuk sumbangsih kepada mahasiswa keperawatan
sebagai referensi untuk menambah wawasan dan bahan masukkan
dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan terutama dalam Penerapan Distraksi Guided Imaginary
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Pasien Gastritis.
A. Anatomi fisiologi
1. Anatomi
7
8
2. Fisiologi
a. Menampung makanan, menghancurkan, menghaluskan makanan
dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung, serta
mengosongkan lambung. Fungsi menampung dari organ ini
dipengaruhi oleh nervus vagus dan dirangsang oleh gastrin. Gerakan
peristaltik diatur oleh konduktivitas listrik intrinsic, sedangkan
pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor saraf dan hormonal
(cholecystokinin) Menghasilkan getah cerna lambung yang
mengandung pepsin (berfungsi memecah albumin dan pepton menjadi
asam amino) serta HCl (yang berfungsi mengasamkan makanan, zat
9
B. Konsep Gastritis
1. Definisi
Gastritis ini merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada
mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan
ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu
banyak, makan cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu pedas,
mengkonsumsi protein tinggi, kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan
pedas, dan minum kopi terlalu berlebihan (Huzaifah, 2017).
10
2. Klasifikasi Gastritis
Berdasarkan klasifikasinya gastritis terbagi menjadi dua yaitu, gastritis
akut dan gastritis kronis. Gastritis akut berlangsung selama beberapa jam
sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh diet yang tidak
bijaksana (memakan makanan yang mengiritasi dan sangat berbumbu atau
makanan yang terinfeksi ). Penyebab lain mencakup penggunaan aspirin
secara berlebihan dan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
lain, asupan alcohol yang berlebihan, refluks empedu, dan terapi radiasi.
Bentuk gastritis akut yang lebih berat disebabkan oleh asam atau alkali
yang kuat, yang dapat menyebabkan gangrene atau perforasi pada mukosa
lambung.
Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang berkepanjangan yang
mungkin disebabkan oleh ulkus lambung jinak atau ganas atau disebabkan
oleh bakteria seperti helicobacter fylori. Gastritis kronis dapat disebabkan
oleh penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa, factor diet seperti
kafein penggunaan obat seperti NSAID atau bifosfonat, alcohol, merokok,
atau refluks sekresi pancreas dan empedu kedalam lambung dalam waktu
lama. (Brunner and Suddarth Edisi:12).
Menurut (Ida,2016) Terdapat dua jenis gastritis yang sering terjadi
atau ditemui yaitu gastritis superfisialis dan gastritis atrofik kronis.
Gastritis Superfisialis atau gatritis akut merupakan respon mukosa
lambung terhadap berbagai iritan lokal. Endotoksin bakteri (setelah
menelan makanan terkontaminasi), konsumsi kafein, alkohol dan aspirin
merupakan pencetus lokal gastritis superfisialis. Gastritis Atrifik Kronis
11
3. Etiologi
Penyebab dari gastritis antara lain : Obat-obatan, seperti obat anti
inflamasi nonsteroid, sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi
(mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis bersifat
mengiritasi mukosa lambung. Minuman beralkohol ; seperti :
whisky,vodka, dan gin.
Infeksi bakteri ; seperti Helico bacteri. Pylori (paling sering), Helico
heilmanii, streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium
spesies, Ecercia coli, tuberculosis, dan secondary syphilis. Helicobacter
pylori merupakan penyebab utama penyakit gastritis. gastritis yang dipicu
bakteri ini bisa menjadi gastritis menahun karena Helicobacter pylori
dapat hidup dalam waktu yang lama dilambung manusia dan memiliki
kemampuan mengubah kondisi lingkungan yang sesuai dengan
lingkungannya sehingga Helicobacter pylori akan mengiritasi mukosa
lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium. Menurut
penelitian Damayanti (2015), ekspresi H pylori dapat ditemukan pada
gastritis kronis(84,6%), bahwa H pylori berperan dalam pathogenesis
gastritis kronik, atrofi, metaplasia intestinal, displasia dan meningkatkan
resiko terjadinya karsinoma gaster. Faktor risiko dari infeksi Helicobacter
pylori diantaranya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rendah,
tingkat pengetahuan rendah, anggota keluarga yang terinfeksi, status
sosioekonomi rendah, kekurangan air bersih, tempat tinggal kumuh,
pemeliharaan makanan buruk, dan akses pelayanan kesehatan yang buruk
(Zamani M et al, 2017).
Infeksi virus oleh Sitomegalo virus , Infeksi jamur ; candidiasis,
histoplasmosis, dan phycomycosis. Stress fisik yang disebabkan oleh luka
12
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada gastritis yaitu: Gastritis Akut, gambaran klinis
meliputi: dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan
hemoragi, rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
kelesuan, mual, dan anoreksia, disertai muntah dan cegukan. Beberapa
pasien menunjukkan asimptomatik. Dapat terjadi kolik dan diare jika
makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai
usus. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu
mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari. Gastritis Kronis Pasien
dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia (
nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa
asam di mulut, atau mual dan muntah. (Hadi.H, 2017)
Adapun menurut Brunner and Suddarth Edisi 12 Manifestasi klinis
gastritis akut yaitu awitan gejala mungkin berlangsung cepat :
ketidaknyamanan abdomen, sakit kepala, kelusuan, mual, anoreksia,
muntah dan cegukan. Sedangkan manifestasi gastritis kronis yaitu
mungkin tidak bergejala, keluhan anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan,
13
bersendawa, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. Pasien gastritis
kronis akibat defisiensi vitamin biasanya diketahui mengalami
malabsorbsi vitamin B12.
5. Patofisiologi
Secara patologis ada beberapa faktor pada penyakit gastritis yang
dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung, meliputi kerusakan
mukosa barrier yang menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat,
perlindungan mukosa lambung yang rusak dan jumlah asam lambung
yang tinggi (Wehbi, 2009). Penyakit gastritis disebabkan oleh infeksi
Helicobacter pylori, obat-obatan NSIAD, stress, dan mengkonsumsi
alkohol dan kafein. Infeksi Helicobacter pylori akan melekat pada epitel
lambung sehingga dapat menghancurkan mukosa lambung, kemudian
obat-obat NSIAD akan mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung, kemudian stres berat (luka bakteri, cidera
pembedahan) akan menimbulkan memar-memar kecil didaerah lambung
sehingga sekresi asam lambung juga terpacu.
Kemudian konsumsi alkohol dan kafein akan mengiritasi lambung
dari dari beberapa faktor penyebab diatas akan mengakibatkan dinding
lambung dilindungi mukosa bikarbonat (selaput sederhana untuk
menyeimbangkan) keasaman lambung menjadi rusak), sehingga mukosa
barrier lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan terhadap
lambung itu sendiri, yang disebut autodigesti acid, prostaglandin yang
memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa barrier ini rusak maka akan
terjadi peningkatan HCl. Dari peningkatan HCl akan mengakibatkan
gastritis akut dan kronis.
Gastritis akut akan mengakibatkan inflamasi pada mukosa lambung
dan gastritis kronis akan mengakibatkan erosi pada lambung, inflamasi
pada mukosa lambung akan mengakibatkan nyeri pada bagian abdomen
sehingga akan mucul masalah keperawatan nyeri. Nyeri pada bagian
abdomen mengakibatkan seseorang mengalami gangguan pola tidur.
14
Mukosa lambung
me tonus & perisaltik
MK: Gangguan me sensori kehilangan integritas
lambung
rasa nyaman : untuk makan jaringan
nyeri
Refluks isi deudenum
Anoreksia Perdarahan ke lambung
MK : Nausea
7. Penatalaksanaan Gastritis
Pengobatan pada gastritis meliputi: Antikoagulan: bila ada pendarahan
pada lambung. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit
diberikan intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai
gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan
antasida dan istirahat. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk
menghambat pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan
iritasi lambung. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung
dengan cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan
pepsin yang menyebabkan iritasi. Pembedahan: untuk mengangkat
gangrene dan perforasi, Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi
obstruksi pilorus. (Hadi.H, 2017)
Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam
atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen
penyebab. Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal :
alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon
encer atau cuka encer. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase
dihindari karena bahaya perforasi. terapi pendukung mencakup intubasi,
analgesic dan sedative, antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti
mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk
mengangkat gangrene atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau
reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilrus.
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan
istiratahat, mengurangi stress dan memulai farmakoterapi. Helico bakteri
Pilory dapat diatasi dengan antibiotic ( seperti tetrasiklin atau amoksisilin )
dan garam bismu ( pepto bismo ). Pasien dengan gastritis akut biasanya
mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya
antibody terhadap faktor instrinsik (Sukarmin, 2010).
Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi: Tirah baring,
Mengurangi stress, diet Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian
diberikan peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah
17
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita gastritis adalah peptic
ulcers, pendarahan pada lambung dan risiko kanker lambung. Penurunan
fungsi saluran pencernaan juga menyebabkan usia lanjut lebih mudah untuk
mengalami penyakit autoimmune atrophic gastritis. Hal ini terjadi ketika
sel- 5 sel kekebalan tubuh yang diproduksi menyerang sel-sel sehat yang
berada dalam dinding lambung, menyebabkan peradangan dan secara
bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan menganggu proses absorpsi vitamin B-12.
Kekurangan B12 akhirnya dapat mengakibatkan pernicious anemia
(Penurunan jumlah sel darah merah saat tubuh tidak bisa menyerap cukup
vitamin B-12) , sebuah kondisi serius yang jika tidak dirawat dapat
mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.
1. Definisi Nyeri
Nyeri secara umum merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat
subjektif dan hanya pasien tersebut yang dapat menjelaskan dan
18
mengevaluasi nyeri tersebut. Nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri akut
dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari tiga
bulan, dan nyeri kronis berlangsung lebih dari tiga bulan (Mubarak dkk,
2015).
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan (PPNI, 2016). Nyeri pada bagian ulu hati merupakan salah satu
tanda dan gejala yang khas pada penderita gastritis.
Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang
mengalami mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya
suara (menangis, merintih, menghembuskan nafas), ekspresi wajah
(meringis, menggigit bibir), pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang,
mondarmandir, dll), interaksi sosial (menghindari percakapan, disorientasi
waktu) (Judha, 2012 dalam Supetran, 2018).
3. Karakteristik Nyeri
Menurut Potter & Perry :
4. Indikator Nyeri
Respon fisiologi terhadap nyeri dapat menunjukkan keberadaan dan
sifat nyeri serta ancaman potensial terhadap kesejahteraan pasien yang
dapat dilihat dari perilaku efek nyeri.
Tabel 2.1 Indikator Nyeri
Derajat nyeri dapat diukur dengan berbagai macam cara yang sering
digunakan untuk menilai intensitas nyeri pasien adalah skala numerik dan
skala verbal. Skala numerik terdiri dari dua bentuk yaitu verbal dan tulisan.
Berikut skala pengukuran nyeri :
a. Verbal Descriptive Scale (VDS)
Verbal Descriptive Scale merupakan pengukuran derajat nyeri yang
sering digunakan. VDS merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga
sampai lima kata yang mendeskripsikan perasaan nyeri, tersusun
dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Kata-kata yang digunakan
untuk mendeskripsikan tingkat nyeri di urutkan dari tidak terasa nyeri
sampai nyeri yang tidak tertahankan.
6. Pengkajian Nyeri
Menurut Lukman & Nurma Ningsih ;
Tabel 2.2 Pengkajian Nyeri
gangguan.
Severity scale Pengkajian seberapa jauh Pengkajian dengan menilai
rasa nyeri yang dirasakan skala nyeri merupakan
of pain (S)
pasien. pengkajian yang paling
penting dari pengkajian nyeri
dengan pendekatan PQRST
bisa menggunakan skala
analog, verbal, numeric,
ataupun skala wajah
Time (T) Berapa lama nyeri yang Sifat mula timbulnya nyeri
dirasakan berlangsung, (onset), tentukan apakah gejala
kapan nyeri tersebut timbul mendadak, perlahan-
timbul, serta apakah nyeri lahan, atau sekitar itu juga.
yang diraskan semakin Tanyakan apakah gejala-gejala
buruk pada malam hari timbul secara terus menerus
atau siang hari. atau hilang timbul, serta durasi
munculnya nyeri yang
dirasakan.
Nyeri berkurang
Terbentuk pola respons perilaku yang
sesuai
Otot-otot menjadi rileks
Rangsangan perlahan di terima
mempengaruhi
Meningkatnya encephalin & endorphin
suasana hati
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu: mengumpulkan data, mengelompokan data dan
menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan gastritis meliputi
adanya nyeri di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan
berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas didada dan
perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba- tiba. (Ida, 2016).
a. Identitas klien Meliputi nama klien, Jenis kelamin, usia/tanggal lahir,
status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang
digunakan, pekerjaan, dan alamat.
b. Keluhan Utama Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien
penderita gastritis untuk datang ke rumah sakit adalah pasien mengeluh
nyeri pada bagian ulu hati, mual, muntah dan anoreksia makan
menurun.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien yang mengatakan nyeri di uluh hati, maka akan dilakukan
kajian nyeri dengan pendekatan (PQRST).
1) P: Provokatif atau paliatif Apa penyebab timbulnya rasa nyeri?
Apakah karna meningkatnya produksi asam lambung sehingga
menyebabkan pengikisan, peradangan pada lambung.
2) Q: Qualitas atau quantitas Bagaimana nyeri yang diraakan pada
pasien gastritis, apakah seperti tersayat benda tajam, rasa terbakar,
atau seperti ditusuk-tusuk.
3) R: Region atau Radiasi Apakah nyeri terasa pada bagian abdomen
tepatnya pada epigastrium atau nyeri menyebar ke pinggang dan
kepala.
4) S: Skala nyeri Skala nyeri yang dirasakan pada pasien gastritis
berkisar antara 1 sampai 10, dengan tingkat keparahan berada pada
skala 10.
33
9. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan dignostik menurut (Amelia, 2018) :
10. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasikan dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
kesehatan klien (Sudoyo A.W, 2012). Berdasarkan manifestasi klinis
dengan gastritis, maka diagnosa keperawatan yang muncul :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis (inflamasi).
11. Perencanaan/Intervensi
Setelah dilakukan asuhan kepe SIKI : Teknik imajiansi 1. Mengetahui masalah yang
rawatan selama ...x.... jam, di terbimbing dialami oleh pasien.
harapkan pasien mampu menu 1. Identifikasi masalah yang 2. Mengetahui perubahan
njukkan........... dialami yang didapat akibat dari
2. Monitor respon perubahan efek terapi yang diberikan
SLKI : Kontrol nyeri emosional 3. Membuat klien nyaman
Dipertahankan pada ... 3. Sediakan ruangan yang tenang berada di ruangan tersebut
Ditingkatkan pada ... dan nyaman 4. Sebagai pengalihan nyeri
1. Menurun 4. Anjurkan membayangkan pada pasien gastritis
2. Cukup Menurun sesuatu tempat yang sangat 5. Membuat pengaliahn nyeri
3. Sedang menyenangkan yang pernah pada pasien sehingga
4. Cukup Meningkat atau yang ingin di kunjungi pasien tidak berfokus
5. Meningkat (miss pantai atau gunung) kepada nyeri yang dialami.
Dengan Kriteria Hasil : 5. Anjurkan membayangkan
1. Melaporkan nyeri terkontrol mengunjungi tempat yang
1/2/3/4/5 dikunjungi berada dalam
2. Kemampuan mengenali kondisi yang sehat, bersama
38
4. Implementasi
Implementasi menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan. Setelah
rencana dikembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien,
perawat melakukan intervensi keperawatan spesifik, yang mencakup
tindakan perawat. Rencana keperawatan dilaksanakan sesuai intervensi.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai
peningkatan kesehatan baik yang dilakukan secara mandiri maupun
kolaborasi dan rujukan (Bulechek & Mc Closkey: dikutip dari Potter,
2014).
a. Proses Tindakan
1) Fase prainteraksi
a) Perawat melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum
bertemu pasien seperti membaca status pasien.
b) Mengkaji nyeri yang dirasakan pasien.
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
Mengidentifikasi pasien, mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri.
b) Evaluasi dan validasi
Menanyakan kabar pasien dan nyeri yang dirasakan.
c) Informed consent
Menjelaskan tindakan guided imagery, tujuan, manfaat, waktu
dan persetujuan pasien.
d) Memberikan kesempatan untuk bertanya.
e) Meminta persetujuan pasien
3) Fase interaksi
a) Persiapan alat (Musik klasik)
b) Persiapan pasien
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin bagi pasien.
c) Persiapan lingkungan
40
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai berdasarkan
tujuan yang telah dibuat dalam perencanaan keperawatan (Potter & Perry,
2014).
Dalam hal ini evaluasi diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1. Evaluasi formatif
Dimana evaluasi ini dilakukan pada saat meberikan intervensi
dengan respon segera.
41
2. Evaluasi somatif
Merupakan Rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis situasi
klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada
tahap perencanaan, Disamping itu evaluasi menjadi alat ukur atas
tujuan yang mempunyai kriteria tertentu untuk membuktikan yaitu:
A. Rencangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode
pendekatan studi kasus. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus yang
bertujuan untuk menggambarkan tentang tahapan Penerapan Distraksi
Guided Imaginary Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Pasien
Gastritis Di RSHD Kota Bengkulu Tahun 2021. Pendekatan yang akan
dilakukan yaitu dengan tahapan komunikasi terapeutik fase pra interaksi,
fase orientasi, fase interaksi dan fase terminasi.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah dua pasien yang mengalami gastritis
di Rumah Sakit Harapan Dan Doa. Adapun kriteria inklusi subyek dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kriteria Inklusi :
a. Klien bersedia menjadi reseponden penelitian
b. Klien ( laki-laki dan perempuan) yang sudah terdiagnosa mengalami
penyakit Gastritis.
c. Klien yang mengalami derajat nyeri ringan sampai sedang dengan skala
nyeri ringan ( 1 - 3 ), nyeri sedang ( 4 - 6 ).
d. Klien yang sedang dirawat inap di RSHD Kota Bengkulu
e. Responden dalam studi kasus ini usia dewasa menengah .
Kriteria Ekslusi :
a. Klien yang mengalami komplikasi (Ulkus Peptikum, Perdarahan saluan
cerna bagian atas).
b. Klien yang tidak rawat inap di RSHD Kota Bengkulu
c. Klien yang mengalami nyeri berat dan nyeri berat tak tertahankan
d. Klien yang bukan mengalami penyakit gastritis
42
43
C. Fokus Studi
Penelitian studi kasus ini hanya berfokus pada Pemenuhan Kebutuhan
rasa nyaman nyeri dengan Penerapan Terapi Distraksi Guided Imaginary
Pada Pasien Gastritis.
D. Definisi Operasional
1. Pasien dalam studi kasus ini yaitu orang yang mengalami Gastritis ( laki-
laki dan perempuan) yang sudah terdiagnosa mengalami gastritis dan
dirawat inap di RSHD Kota Bengkulu.
2. Nyeri yaitu perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh klien.
3. Teknik Distraksi Guided imaginary yaitu salah satu terapi non
farmakologi untuk mengurangi nyeri pada pasien gastritis, dengan cara
klien di instruksikan mendengarkan music klasik dan dibimbing untuk
membayangkan suatu hal yang menyenangkan.
F. Instrument Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan lembar SOP teknik Distraksi Guided
Imaginary dan lembar ceklis pemberian teknik Distraksi Guided Imaginary.
G. Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara
langsung pada pasien Gastritis untuk mengurangi nyeri pasien Gastritis.
2. Langkah Pengumpulan Data
Pada penelitian ini cara pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan melakukan wawancara setelah itu dilakukan teknik distraksi
Guided Imaginary.
44
H. Penyajian Data
Setelah dilakukan pengolaan data dan didapatkan hasil penelitian, maka
data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk teks (tekstular) dan tabel.
45
I. Etika Penelitian
Menurut Notoadmodjo, 2012 secara garis besar dalam melaksanakan
sebuah penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang teguh yakni :
N Pasien
o Identitas pasien Tn.J Identitas pasien Tn.S
1. Nama pasien Tn.J (lk), usia 36 Nama pasien Tn.S (lk), usia 47 tahun,
tahun, tanggal lahir 15 januari tanggal lahir 15 maret 1974, agama
1985, agama Islam, pendidikan Islam, pendidikan terakhir SMA,
terakhir SD, pekerjaan kuli pekerjaan Wiraswasta. Penanggung
bangunan. Penanggung jawab nama jawab nama Ny. E (istri pasien), usia
Ny.Y (istri pasien), usia 23 tahun, 45 tahun, alamat curup merigi sakti
alamat Margo mulya pondok Bengkulu tengah, nomor registrasi
kubang Bengkulu tengah, nomor pasien 049821.
registrasi pasien 091588.
46
47
b. Riwayat Kesehatan
Table 4.2 Gambaran Pengkajian Riwayat Kesehatan
N Item Pasien
o Pengkajian Tn. J Tn. S
1. Keluhan utama Keluhan Masuk Rumah Keluhan Masuk Rumah Sakit
Sakit Pasien masuk IGD Pasien masuk IGD RSHD
RSHD Kota Bengkulu pada Kota Bengkulu pada tanggal
tanggal 19 Mei 2021 pukul 20 mei 2021 pukul 06.40
17.30 Wib. pasien datang Wib. pasien datang dengan
dengan keluhan nyeri perut keluhan badan terasa sakit
sejak 4 hari yang lalu, nyeri semua dan pegal-pegal sejak
pada ulu hati, tidak nafsu 3 hari yang lalu, nyeri ulu
makan, mual dan muntah, hati, lemas, pusing, tidak
frekuensi muntah ±4 nafsu makan, disertai mual
x/hari factor pencetusnya dan muntah, frekuensi
disebabkan oleh pasien muntah ±3x/hari . faktor
sering telat makan terutama pencetusnya disebabkan oleh
saat bekerja. penanganan pasien suka makan pedas dan
yang dilakukan saat telat makan. Penanganan
dirumah pasien meminum yang dilakukan saat dirumah
obat promag yang di beli di pasien meminum obat maag
warung tetapi sudah minum untuk mengurangi sakit maag
obat sakit pasien belum nya, tetapi sakitnya belum
berkurang dan pasien berkurang sehingga pasien
langsung dibawa ke RSHD dibawa oleh keluarga ke
kota Bengkulu. RSHD Kota Bengkulu.
2. Keluhan saat Pada saat dikaji pada Pada saat dikaji pada tanggal
dikaji tanggal 20 mei 2021 Pukul 20 mei 2021 Pukul 10.00
09.00 WIB di ruang Safa WIB di ruang Safa RSHD
RSHD Kota Bengkulu Kota Bengkulu didapatkan
didapatkan pasien pasien mengeluh badan nya
mengeluh nyeri pada terasa pegal-pegal , nyeri
bagian ulu hati dan pada bagian ulu hati, nyeri
menjalar keseluruh yang dirasakan pasien terasa
abdomen, nyeri yang seperti ditusuk-tusuk dan
dirasakan pasien terasa perih, nyeri terasa terus
seperti ditusuk-tusuk dan menerus. Pasien mengatakan
perih, nyeri terasa hilang tidak nafsu makan dan
timbul. Pasien mengatakan masih merasakan mual saat
tidak nafsu makan, dan makan dan muntah dengan
masih merasakan mual saat frekuensi 3x, pasien
makan, dan muntah dengan mengatakan badanya masih
frekuensi 4x. pasien terasa lemas tetapi pusingnya
mengatakan tidak nafsu sudah berkurang. Pasien
makan dan badanya terasah tampak meringis, tampak
lemas. Pasien tampak gelisah.
meringis, tampak gelisah.
48
c. Pengkajian nyeri
Tabel 4.3 Gambaran Hasil Pengkajian Nyeri
No Item Pasien
pengkajian Tn.J Tn.S
1. P (Provokatif) Pasien mengatakan Pasien mengatakan penyebab
penyebab nyeri gastritis nyeri gastritis yang dirasakan
yang dirasakan karena karena pasien sering telat
pasien sering telat makan. makan dan suka makan pedas
2. Q (Quality) Pasien mengatakan kualitas Pasien mengatakan kualitas
nyeri yang dirasakan pasien nyeri yang dirasakan pasien
seperti ditusuk-tusuk dan seperti ditusuk-tusuk dan
perih. Pasien mengatakan perih. Pasien mengatakan
nyeri terasa hilang timbul. nyeri terasa terus menerus.
3. R (Region) Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan dibagian ulu yang dirasakan dibagian ulu
hati dan menjalar ke hati
seluruh abdomen.
4. S (skala) Pasien mengatakan skala Pasien mengatakan skala
nyeri yang dirasakan pada nyeri yang dirasakan pada
skala 5 (Nyeri sedang) skala 6 (Nyeri sedang)
(Berdasarkan Numeric (Berdasarkan Numeric
Rating Scale). Rating Scale).
5. T (time) Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan dapat yang dirasakan dapat
berlangsung selama ± 15 berlangsung selama ± 20
menit. menit.
d. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.4 Gambaran Pemeriksaan Fisik
No Item pengkajian Pasien
Tn.J Tn.S
1. Pemeriksaan fisik Kesadaran pasien Kesadaran pasien
umum composmentis, keadaan composmentis, keadaan
umum klien tampak umum klien tampak lemah,
lemah, pucat, gelisah, dan pucat, gelisah, berkeringat
meringis. TD : 110/80 dan meringis. TD : 130/80
mmHg, P : 20x/menit, N : mmHg, P : 22x/menit, N :
84x/menit, S : 36,6 oC. 90x/menit, S : 36,5 oC.
3. Sistem sirkulasi Tidak ada distensi vena Tidak ada distensi vena
jugularis, akral teraba jugularis, akral teraba
hangat, tekanan darah hangat, tekanan darah
110/80 mmHg, frekuensi 130/80 mmHg, frekuensi
nadi 84x/m, dan capillary nadi 90x/m, dan capillary
rapil time <3 detik rapil time <3 detik
f. Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 4.6 Pemeriksaaan Laboratorium Tn.J Dan Tn.S
N Tanggal Jenis Hasil Hasil Nilai rujukan
o pemeriksaan (Tn. J) (Tn. S)
1. Tn. J: Hemoglobin 8,1 7,8 Lk : 13,0-18,0 gr/dl
19 Mei Pr : 12,0-16,0 gr/dl
2. 2021 Hematokrit 25 23 Lk ; 37- 47 %
Pr ; 40 – 54 %
3. Tn.S : Leukosit 11.800 13.200 4000-10,000 /ul
20 Mei
4. 2021 Trombosit 449.000 419.000 150000-450000 /ul
g. Terapi pengobatan
Tabel 4.7 Terapi Pengobatan Tn.J
Nama Pasien : Tn. J 20/05/21 21/05/21 22/05/21 23/05/21 Rute
No Register : 091588
N Obat Dosis Dosis Dosis Dosis Rute
o
1. Sukralfat 3 x 10ml 3 x 10ml 3 x 10ml 3 x 10ml Oral
6. Metronidazole 3x 3x 3x 3x I.V
500mg 500mg 500mg 500mg
2. Ceftriaxone 2 x 1 gr 2 x 1 gr 2 x 1 gr 2 x 1 gr I.V
3. Ondansetron 1 x 8 mg 1 x 8 mg 1 x 8 mg 1 x 8 mg I.V
7. Bicnat 3x 3x 3x 3x Oral
500mg 500mg 500mg 500mg
8. Dexketoprofen 2 x 25mg 2 x 25mg 2 x 25mg 2 x 25mg I.V
2. Diagnosa keperawatan
Tabel 4.9 Diagnosa Keperawatan
No Tn.J Tn.S
1. Dx : Nyeri akut berhubungan dengan Dx : Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis agen pencedera fisiologis
(inflamasi). (inflamasi).
DS: DS :
− Pasien mengatakan nyeri di − Pasien mengatakan nyeri di ulu
ulu hati dan menjalar hati
keseluruh abdomen − pasien mengatakan badan terasa
− Pasien mengatakan tidak pegal-pegal
nafsu makan − Pasien mengatakan tidak nafsu
− Pengkajian nyeri : makan
P : Penyebab nyeri gastritis − Pengkajian nyeri :
yang dirasakan karena P : Penyebab nyeri gastritis
pasien sering telat makan. yang dirasakan karena pasien
Q : Kualitas nyeri yang sering telat makan dan suka
dirasakan pasien seperti makan pedas
ditusuk-tusuk dan perih, Q : Kualitas nyeri yang
nyeri terasa hilang timbul. dirasakan pasien seperti
R : Nyeri yang dirasakan ditusuk-tusuk dan perih,
dibagian ulu hati dan nyeri terasa terus menerus.
menjalar ke seluruh R : Nyeri yang dirasakan
abdomen. dibagian ulu hati
S : Skala nyeri yang S : Skala nyeri yang dirasakan
dirasakan pada skala 5 pada skala 6 (Nyeri sedang)
(Nyeri sedang) (Berdasarkan Numeric
(Berdasarkan Numeric Rating Scale).
Rating Scale). T : Nyeri yang dirasakan dapat
T : Nyeri yang dirasakan berlangsung selama ± 20
dapat berlangsung selama menit.
± 15 menit. DO :
DO : − Pasien tampak gelisah
− Pasien tampak gelisah − Pasien tampak meringis.
− Pasien tampak meringis. − Tanda-tanda vital :
− Tanda-tanda vital : TD : 130/80 mmHg
TD : 110/80 mmHg − Pasien tampak berkeringat
54
3. Intervensi keperawatan
Tabel 4.10 Gambaran Intervensi Keperawatan Pada Tn. J dan Tn. S
N DIAGNOSA PERENCANAAN
O KEPERAWATAN TUJUAN / KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN (SIKI)
(SLKI)
1. Nyeri Akut Berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI: Manajemen nyeri
dengan : Agen pencendera selama 4 x 24 jam, di harapkan pasien
fisiologis (inflamasi). mampu menunjukkan........... 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, kualitas, intensitas nyeri.
SLKI: Kontrol Nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
Dipertahankan pada level : 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
Ditingkatkan pada level : 4. Kontrol lingkungan yang
1. Meningkat memperberat rasa nyeri (miss suhu
2. Cukup meningkat ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Sedang 5. Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
4. Cukup menurun 6. Monitor pemberian analgetik
5. Menurun 7. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (Terapi
Dengan kriteria hasil: Distraksi Guided Imaginary), ( Jurnal
1. Keluhan nyeri 1/2/3/4/5 Kartika., Utami. (2018)
2. Melaporkan nyeri terkontrol
1/2/3/4/5
3. Kemampuan mengenali Penyebab
nyeri 1/2/3/4/5
4. Kemampuan menggunakan teknik
non farmakologis 1/2/3/4/5
5. Dukungan orang terdekat 1/2/3/4/5
6. Penggunaan analgesic 1/2/3/4/5
55
pemberian, memberikan kesempatan bertanya dan pemberian, memberikan kesempatan bertanya dan
meminta persetujuan pasien untuk menjadi meminta persetujuan pasien untuk menjadi responden.
responden.
“Disini saya akan melakukan penelitian yang
“Disini saya akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengurangi nyeri ulu hati dari
bertujuan untuk mengurangi nyeri ulu hati dari gastritis yang bapak alami dengan mengunakan terapi
gastritis yang bapak alami dengan mengunakan guided imaginary dimana saat terapi nanti bapak
terapi guided imaginary dimana saat terapi nanti mendengarkan music dengan tempo yang lambat dan
bapak mendengarkan music dengan tempo yang membayangkan sesuatu yang membuat bapak senang /
lambat dan membayangkan sesuatu yang membuat bahagia contohnya membayangkan ketika bapak dan
bapak senang / bahagia contohnya membayangkan keluarga bapak berlibur bersama di pantai, gunung
ketika bapak dan keluarga bapak berlibur bersama atau tempat wisata lainya. Terapi ini bermanfaat untuk
di pantai, gunung atau tempat wisata lainya. mengurangi ketegangan otot dan sebagai pengalih
Terapi ini bermanfaat untuk mengurangi perhatian dari stimulus yang menyakitkan dengan
ketegangan otot dan sebagai pengalih perhatian demikian dapat mengurangi nyeri yang bapak rasakan.
dari stimulus yang menyakitkan dengan demikian Terapi ini diberikan dengan rentang waktu 10-20 menit
dapat mengurangi nyeri yang bapak rasakan. selama 4 hari 1 kali sehari pada jam 10.15 wib.
Terapi ini diberikan dengan rentang waktu 10-20 apakah bapak bersedia menjadi responden pada
menit selama 4 hari 1 kali sehari pada jam 09.00 penelitian ini?” Tn. S mengatakan bersedia menjadi
wib. apakah bapak bersedia menjadi responden responden. Peneliti memberikan kesempatan bertanya
pada penelitian ini?” Tn. J mengatakan bersedia “ Apakah bapak ada pertanyaan pak ?” Tn. S
menjadi responden. Peneliti memberikan mengatakan untuk saat ini belum ada yang ingin
kesempatan bertanya “ Apakah bapak ada ditanyakan”Baiklah jika belum ada yang ingin bapak
pertanyaan pak ?” Tn. J mengatakan untuk saat tanyakan, Bisa kita mulai terapinya sekarang pak?”
ini belum ada yang ingin ditanyakan”Baiklah jika
belum ada yang ingin bapak tanyakan, Bisa kita
mulai terapinya sekarang pak?”
Fase Interaksi Tn. J Tn. S
Persiapan Pasien Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi pasien,
pasien, dimana pasien lebih nyaman saat posisi dimana pasien lebih nyaman saat posisi supinasi .
semi fowler. Kemudian peneliti berdiri disamping Kemudian peneliti berdiri disamping bed pasien.
57
bed pasien.
Persiapan Lingkungan Perawat mengatur lingkungan cukup cahaya, Perawat mengatur lingkungan cukup cahaya, suasana
suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik) dan yang nyaman (tenang/tidak berisik) dan terjaga
terjaga privasinya privasinya
Persiapan Perawat Perawat mencuci tangan memakai masker dan Perawat mencuci tangan memakai masker dan
handscoon jika perlu handscoon jika perlu
Prosedur Tindakan 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien, 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien, sebelum
sebelum melakukan tindakan terapi guided melakukan tindakan terapi guided imaginary
imaginary perawat mengkaji skala nyeri pasien perawat mengkaji skala nyeri pasien menggunakan
menggunakan instrument numeric rating scale instrument numeric rating scale (NRS), dan
(NRS), dan didapatkan skala nyeri berada pada didapatkan skala nyeri berada pada skala 6.
skala 5. 2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan terapi guided
2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan terapi imaginary akan segera dilakukan selam 10-20
guided imaginary akan segera dilakukan selam menit.
10-20 menit. 3. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dan
3. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dan menghebuskan nafas secara rileks selama terapi
menghebuskan nafas secara rileks selama guided imagery.
terapi guided imagery. 4. Menginstrusikan pasien menutup mata saat
4. Menginstrusikan pasien menutup mata saat dilakukan terapi guided imagery.
dilakukan terapi guided imagery. 5. Menginstruksikan pasien untuk mendengarkan
5. Menginstruksikan pasien untuk mendengarkan musik klasik yang disediakan.
musik klasik yang disediakan. 6. Menginstruksikan pasien untuk mengimajinasikan
6. Menginstruksikan pasien untuk sebuah tempat yang indah saat mendengarkan
mengimajinasikan sebuah tempat yang indah musik klasik dan saat dilakukan terapi guided
saat mendengarkan musik klasik dan saat imagery. ( Misalnya membayangkan saat berlibur
dilakukan terapi guided imagery. ( Misalnya bersama keluarga menikmati keindahan alam
membayangkan saat berlibur bersama keluarga gunung, pantai atau tempat wisata lainya yang
menikmati keindahan alam gunung, pantai atau pasien sukai yang membuat pasien senang/
tempat wisata lainya yang pasien sukai yang bahagia).
membuat pasien senang/ bahagia). 7. Merapikan alat dan melepaskan hadscoon
7. Merapikan pasien dan alat 8. Perawat cuci tangan
58
8. Perawat melepaskan hadscoon dan cuci tangan 9. Perawat mengkaji kembali skala nyeri yang
9. Perawat mengkaji kembali skala nyeri yang dirasakan pasien untuk dibandingkan dengan skala
dirasakan pasien untuk dibandingkan dengan nyeri sebelum dilakukan terapi guided imaginary,
skala nyeri sebelum dilakukan terapi guided dengan hasil skala nyeri masih di skala 6.
imaginary, dengan hasil skala nyeri masih di
skala 5.
Fase Terminasi Tn. J Tn. S
Evaluasi Subjektif Dan Perawat menanyakan perasaan pasien setelah Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
Objektif diberikan terapi guided imaginary dimana Tn. J diberikan terapi guided imaginary Tn. S mengatakan
mengatakan terapi guided imaginary membuatnya terapi guided imaginary membuatnya rileks, music
rileks dan nyaman, pasien mengatakan music yang yang didengarkan enak didengar sehingga
didengarkan mantap enak didengar sehingga membuatnya lebih rileks. Pasien tampak nyaman
membuatnya lebih rileks. Pasien tampak nyaman setelah dilakukan terapi, pasien mengatakan skala
setelah dilakukan terapi, pasien mengatakan skala nyeri masih di skala 6 (nyeri sedang).
nyeri masih di skala 5 (nyeri sedang).
Rencana Tindakan Perawat menganjurkan pasien untuk selalu Perawat menganjurkan pasien untuk selalu melakukan
Selanjutnya melakukan terapi Guided imaginary saat nyeri terapi Guided imaginary saat nyeri muncul
muncul
Kontrak Waktu Yang Akan perawat mengontrak pasien untuk melakukan perawat mengontrak pasien untuk melakukan tindakan
Datang tindakan terapi Guided Imaginary pada hari terapi Guided Imaginary pada hari berikutnya,
berikutnya, perawat dan pasien sepakat akan perawat dan pasien sepakat akan melakukan tindakan
melakukan tindakan lanjutan besok harinya pada lanjutan besok harinya pada jum’at , 21 Mei 2021
jum’at , 21 Mei 2021 pada pukul 09.00 wib pada pukul 10.15 wib
HARI KE DUA (Jum’at , 21 Mei 2021)
fase orientasi Tn. J Tn. S
(pukul 09.00 WIB) (pukul 10.15 )
Salam Terapeutik perawat memberikan salam dan mengingngatkan perawat memberikan salam dan mengingngatkan
pasien kembali. pasien kembali.
waktunya. Saya Elsi mahasiswi poltekkes Saya Elsi mahasiswi poltekkes kemenkes bengkulu
kemenkes Bengkulu yang kemarin datang untuk yang kemarin datang untuk melakukan terapi guided
melakukan terapi guided imaginary yang kita imaginary yang kita lakukan kemarin di hari kedua pak
lakukan kemarin di hari kedua pak ” ”
Evaluasi Dan Validasi perawat menanyakan kabar pasien, identitas pasien, perawat menanyakan kabar pasien, identitas pasien,
dan keluhan yang dirasakan pasien. dan keluhan yang dirasakan pasien.
“Pak bisa diulang sebutkan nama bapak? Baik “Pak bisa diulang sebutkan nama bapak? Baik pak,
pak, bagaimana kabar bapak hari ini? Apakah bagaimana kabar bapak hari ini? Apakah keluhan
keluhan yang dirasakan sekarang? Apa sudah yang dirasakan sekarang? Apa sudah membaik? dan
membaik? dan apakah nyerinya sudah berkurang apakah nyerinya sudah berkurang pak ?
pak ?
Informed Consent Perawat menjelaskan tindakan pemberian terapi Perawat menjelaskan tindakan pemberian terapi
Guided Imaginary, tujuan tindakan, manfaat, dan Guided Imaginary, tujuan tindakan, manfaat, dan
waktu tindakan. Perawat juga memberikan pasien waktu tindakan. Perawat juga memberikan pasien
kesempatan untuk bertanya, dan meminta kesempatan untuk bertanya, dan meminta persetujuan
persetujuan pasien dilakukan tindakan. pasien dilakukan tindakan.
“nah, sesuai kontrak kita kemarin, hari ini Elsi “nah, sesuai kontrak kita kemarin, hari ini Elsi akan
akan melakukan tindakan pemberian terapi melakukan tindakan pemberian terapi Guided
Guided Imaginary kembali, tujuannya untuk Imaginary kembali, tujuannya untuk mengurangi
mengurangi nyeri ulu hati pada baoak. Waktu nyeri ulu hati pada baoak. Waktu terapinya 10-20
terapinya 10-20 menit. Bagaimana bapak apakah menit. Bagaimana bapak apakah ada yang ingin
ada yang ingin ditanyakan? Bisa kita mulai ditanyakan? Bisa kita mulai sekarang pak?
sekarang pak?
Fase Interaksi Tn. J Tn. S
Persiapan Pasien Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi pasien,
pasien, dimana pasien lebih nyaman saat posisi dimana pasien lebih nyaman saat posisi supinasi .
semi fowler. Kemudian peneliti berdiri disamping Kemudian peneliti berdiri disamping bed pasien.
bed pasien.
Persiapan Lingkungan Perawat mengatur lingkungan cukup cahaya, Perawat mengatur lingkungan cukup cahaya, suasana
60
suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik) dan yang nyaman (tenang/tidak berisik) dan terjaga
terjaga privasinya. privasinya.
Persiapan Perawat Perawat mencuci tangan memakai masker dan Perawat mencuci tangan memakai masker dan
handscoon jika perlu. handscoon jika perlu.
Prosedur Tindakan 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien, 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien, sebelum
sebelum melakukan tindakan terapi guided melakukan tindakan terapi guided imaginary
imaginary perawat mengkaji skala nyeri pasien perawat mengkaji skala nyeri pasien menggunakan
menggunakan instrument numeric rating scale instrument numeric rating scale (NRS), dan
(NRS), dan didapatkan skala nyeri berada pada didapatkan skala nyeri berada pada skala 6.
skala 5. 2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan terapi guided
2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan terapi imaginary akan segera dilakukan selam 10-20
guided imaginary akan segera dilakukan selam menit.
10-20 menit. 3. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dan
3. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dan menghebuskan nafas secara rileks selama terapi
menghebuskan nafas secara rileks selama guided imagery.
terapi guided imagery. 4. Menginstrusikan pasien menutup mata saat
4. Menginstrusikan pasien menutup mata saat dilakukan terapi guided imagery.
dilakukan terapi guided imagery. 5. Menginstruksikan pasien untuk mendengarkan
5. Menginstruksikan pasien untuk mendengarkan musik klasik yang disediakan.
musik klasik yang disediakan. 6. Menginstruksikan pasien untuk mengimajinasikan
6. Menginstruksikan pasien untuk sebuah tempat yang indah saat mendengarkan
mengimajinasikan sebuah tempat yang indah musik klasik dan saat dilakukan terapi guided
saat mendengarkan musik klasik dan saat imagery. ( Misalnya membayangkan saat berlibur
dilakukan terapi guided imagery. ( Misalnya bersama keluarga menikmati keindahan alam
membayangkan saat berlibur bersama keluarga gunung, pantai atau tempat wisata lainya yang
menikmati keindahan alam gunung, pantai atau pasien sukai yang membuat pasien senang/
tempat wisata lainya yang pasien sukai yang bahagia).
membuat pasien senang/ bahagia). 7. Merapikan pasien dan alat
7. Merapikan pasien dan alat 8. Perawat melepaskan hadscoon dan cuci tangan
8. Perawat melepaskan hadscoon dan cuci tangan 9. Perawat mengkaji kembali skala nyeri yang
9. Perawat mengkaji kembali skala nyeri yang dirasakan pasien untuk dibandingkan dengan skala
61
dirasakan pasien untuk dibandingkan dengan nyeri sebelum dilakukan terapi guided imaginary,
skala nyeri sebelum dilakukan terapi guided dengan hasil skala nyeri masih di skala 5.
imaginary, dengan hasil skala nyeri masih di
skala 4.
Fase Terminasi Tn.J Tn. S
Evaluasi Subjektif dan Perawat menanyakan perasaan pasien setelah Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
Objektif diberikan terapi guided imaginary dimana Tn. J diberikan terapi guided imaginary dimana Tn. S
mengatakan terapi guided imaginary membuatnya mengatakan terapi guided imaginary membuatnya
merasa rileks, pasien mengatakan music yang merasa rileks, pasien mengatakan music yang
didengarkan mantap enak didengar sehingga didengarkan enak didengar sehingga membuatnya
membuatnya lebih rileks. Pasien tampak nyaman lebih rileks dan nyaman. Pasien tampak nyaman
setelah dilakukan terapi, pasien mengatakan skala setelah dilakukan terapi, pasien mengatakan skala
nyeri masih di skala 4 (nyeri sedang). nyeri masih di skala 5 (nyeri sedang).
Rencana Tindakan Perawat menganjurkan pasien untuk selalu Perawat menganjurkan pasien untuk selalu melakukan
Selanjutnya melakukan terapi Guided imaginary saat nyeri terapi Guided imaginary saat nyeri muncul
muncul
Kontrak Waktu Yang Akan Perawat mengontrak pasien untuk melakukan Perawat mengontrak pasien untuk melakukan
Datang tindakan terapi Guided Imaginary pada hari tindakan terapi Guided Imaginary pada hari
berikutnya, perawat dan pasien sepakat akan berikutnya, perawat dan pasien sepakat akan
melakukan tindakan lanjutan besok harinya pada melakukan tindakan lanjutan besok harinya pada
sabtu , 22 Mei 2021 pada pukul 09.00 wib sabtu , 22 Mei 2021 pada pukul 10.15 wib
HARI KE TIGA ( Sabtu , 22 Mei 2021)
fase orientasi Tn. J Tn. S
(pukul 09.00 WIB) (pukul 10.15 )
Salam Terapeutik perawat memberikan salam dan mengingngatkan perawat memberikan salam dan mengingngatkan
pasien kembali. pasien kembali.
“Assalamualaikum pak , ini Elsi mahasiswi “Assalamualaikum pak , maaf mengganggu waktunya.
Poltekkes kemenkes Bengkulu yang kemarin” Saya Elsi mahasiswi yang kemarin”
Evaluasi Dan Validasi perawat menanyakan kabar pasien, identitas pasien, perawat menanyakan kabar pasien, identitas pasien,
62
dan keluhan yang dirasakan pasien. dan keluhan yang dirasakan pasien.
“Pak bisa diulang sebutkan nama bapak? Baik “Pak bisa diulang sebutkan nama bapak? Baik pak,
pak, bagaimana kabar bapak hari ini? Apakah bagaimana kabar bapak hari ini? Apakah keluhan
keluhan yang dirasakan sekarang? Apa sudah yang dirasakan sekarang? Apa sudah membaik? dan
membaik? dan apakah nyerinya sudah berkurang apakah nyerinya sudah berkurang pak ?
pak ?
Informed Consent Perawat menjelaskan tindakan pemberian terapi Perawat menjelaskan tindakan pemberian terapi
Guided Imaginary, tujuan tindakan, manfaat, dan Guided Imaginary, tujuan tindakan, manfaat, dan
waktu tindakan. Perawat juga memberikan pasien waktu tindakan. Perawat juga memberikan pasien
kesempatan untuk bertanya, dan meminta kesempatan untuk bertanya, dan meminta persetujuan
persetujuan pasien dilakukan tindakan. pasien dilakukan tindakan.
“Baik pak, sesuai kontrak kita kemarin, hari ini “Baik pak, sesuai kontrak kita kemarin, hari ini Elsi
Elsi akan melakukan tindakan pemberian terapi akan melakukan tindakan pemberian terapi Guided
Guided Imaginary kembali, tujuannya untuk Imaginary kembali, tujuannya untuk mengurangi
mengurangi nyeri ulu hati pada baoak. Waktu nyeri ulu hati pada baoak. Waktu terapinya 10-20
terapinya 10-20 menit. Bagaimana bapak apakah menit. Bagaimana bapak apakah ada yang ingin
ada yang ingin ditanyakan? Bisa kita mulai ditanyakan? Bisa kita mulai sekarang pak?
sekarang pak?
Fase Interaksi Tn. J Tn. S
Persiapan Pasien Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi pasien, Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi pasien,
dimana pasien lebih nyaman saat posisi semi dimana pasien lebih nyaman saat posisi supinasi .
fowler. Kemudian peneliti berdiri disamping bed Kemudian peneliti berdiri disamping bed pasien.
pasien.
Persiapan Lingkungan Perawat mengatur lingkungan cukup cahaya, Perawat mengatur lingkungan cukup cahaya, suasana
suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik) dan yang nyaman (tenang/tidak berisik) dan terjaga
terjaga privasinya. privasinya.
Persiapan Perawat Perawat mencuci tangan memakai masker dan Perawat mencuci tangan memakai masker dan
handscoon jika perlu. handscoon jika perlu.
Prosedur Tindakan 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien, 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien, sebelum
63
sebelum melakukan tindakan terapi guided melakukan tindakan terapi guided imaginary
imaginary perawat mengkaji skala nyeri pasien perawat mengkaji skala nyeri pasien menggunakan
menggunakan instrument numeric rating scale instrument numeric rating scale (NRS), dan
(NRS), dan didapatkan skala nyeri berada pada didapatkan skala nyeri berada pada skala 5.
skala 4. 2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan terapi guided
2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan terapi imaginary akan segera dilakukan selam 10-20
guided imaginary akan segera dilakukan selam menit.
10-20 menit. 3. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dan
3. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dan menghebuskan nafas secara rileks selama terapi
menghebuskan nafas secara rileks selama guided imagery.
terapi guided imagery. 4. Menginstrusikan pasien menutup mata saat
4. Menginstrusikan pasien menutup mata saat dilakukan terapi guided imagery.
dilakukan terapi guided imagery. 5. Menginstruksikan pasien untuk mendengarkan
5. Menginstruksikan pasien untuk mendengarkan musik klasik yang disediakan.
musik klasik yang disediakan. 6. Menginstruksikan pasien untuk mengimajinasikan
6. Menginstruksikan pasien untuk sebuah tempat yang indah saat mendengarkan
mengimajinasikan sebuah tempat yang indah musik klasik dan saat dilakukan terapi guided
saat mendengarkan musik klasik dan saat imagery. ( Misalnya membayangkan saat berlibur
dilakukan terapi guided imagery. ( Misalnya bersama keluarga menikmati keindahan alam
membayangkan saat berlibur bersama keluarga gunung, pantai atau tempat wisata lainya yang
menikmati keindahan alam gunung, pantai atau pasien sukai yang membuat pasien senang/
tempat wisata lainya yang pasien sukai yang bahagia).
membuat pasien senang/ bahagia). 7. Merapikan pasien dan alat
7. Merapikan pasien dan alat 8. Perawat melepaskan hadscoon dan cuci tangan
8. Perawat melepaskan hadscoon dan cuci tangan 9. Perawat mengkaji kembali skala nyeri yang
9. Perawat mengkaji kembali skala nyeri yang dirasakan pasien untuk dibandingkan dengan skala
dirasakan pasien untuk dibandingkan dengan nyeri sebelum dilakukan terapi guided imaginary,
skala nyeri sebelum dilakukan terapi guided dengan hasil skala nyeri di skala 4.
imaginary, dengan hasil skala nyeri di skala 3.
64
“Assalamualaikum pak , ini Elsi mahasiswi “Assalamualaikum pak , ini Elsi mahasiswi Poltekkes
Poltekkes kemenkes Bengkulu yang kemarin” kemenkes Bengkulu yang kemarin”
Evaluasi Dan Validasi perawat menanyakan kabar pasien, identitas pasien, perawat menanyakan kabar pasien, identitas pasien,
dan keluhan yang dirasakan pasien. dan keluhan yang dirasakan pasien.
“Pak bisa diulang sebutkan nama bapak? Baik “Pak bisa diulang sebutkan nama bapak? Baik pak,
pak, bagaimana kabar bapak hari ini? Apakah bagaimana kabar bapak hari ini? Apakah keluhan
keluhan yang dirasakan sekarang? Apa sudah yang dirasakan sekarang? Apa sudah membaik? dan
65
membaik? dan apakah nyerinya sudah berkurang apakah nyerinya sudah berkurang pak ?
pak ?
Informed Consent Perawat menjelaskan tindakan pemberian terapi Perawat menjelaskan tindakan pemberian terapi
Guided Imaginary, tujuan tindakan, manfaat, dan Guided Imaginary, tujuan tindakan, manfaat, dan
waktu tindakan. Perawat juga memberikan pasien waktu tindakan. Perawat juga memberikan pasien
kesempatan untuk bertanya, dan meminta kesempatan untuk bertanya, dan meminta persetujuan
persetujuan pasien dilakukan tindakan. pasien dilakukan tindakan.
“Baik pak, sesuai kontrak kita kemarin, hari ini “Baik pak, sesuai kontrak kita kemarin, hari ini Elsi
Elsi akan melakukan tindakan pemberian terapi akan melakukan tindakan pemberian terapi Guided
Guided Imaginary kembali, tujuannya untuk Imaginary kembali, tujuannya untuk mengurangi
mengurangi nyeri ulu hati pada baoak. Waktu nyeri ulu hati pada baoak. Waktu terapinya 10-20
terapinya 10-20 menit. Bagaimana bapak apakah menit. Bagaimana bapak apakah ada yang ingin
ada yang ingin ditanyakan? Bisa kita mulai ditanyakan? Bisa kita mulai sekarang pak?
sekarang pak?
Fase Interaksi Tn. J Tn. S
Persiapan Pasien Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi pasien, Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi pasien,
dimana pasien lebih nyaman saat posisi semi dimana pasien lebih nyaman saat posisi supinasi .
fowler. Kemudian peneliti berdiri disamping bed Kemudian peneliti berdiri disamping bed pasien.
pasien.
Persiapan Lingkungan Perawat mengatur lingkungan cukup cahaya, Perawat mengatur lingkungan cukup cahaya, suasana
suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik) dan yang nyaman (tenang/tidak berisik) dan terjaga
terjaga privasinya. privasinya.
Persiapan Perawat Perawat mencuci tangan memakai masker dan Perawat mencuci tangan memakai masker dan
handscoon jika perlu. handscoon jika perlu.
Prosedur Tindakan 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien, 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien, sebelum
sebelum melakukan tindakan terapi guided melakukan tindakan terapi guided imaginary
imaginary perawat mengkaji skala nyeri pasien perawat mengkaji skala nyeri pasien menggunakan
menggunakan instrument numeric rating scale instrument numeric rating scale (NRS), dan
(NRS), dan didapatkan skala nyeri berada pada didapatkan skala nyeri berada pada skala 4.
skala 3. 2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan terapi guided
2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan terapi imaginary akan segera dilakukan selam 10-20
66
Tabel 4.12 Gambaran Dan Evaluasi Hari Ke-1 Pada Tn. J Dan Tn. S Pasien Gastritis
Di RSHD Kota Bengkulu Tahun 2021
Implementasi Klien Evaluasi Klien Evaluasi
Sumatif (Respon Perkembangan) Sumatif (Respon Perkembangan)
Kamis, 20 Mei 2021 Tn. J Pukul 14.00 Wib Tn. S Pukul 14.00
Tn. J : Pukul 09.00 Wib S: S:
Tn. S : Pukul 10.15 Wib − Pasien mengatakan masih − Pasien mengatakan masih terasa
terasa nyeri di ulu hati dan nyeri di ulu hati
1. Mengidentifikasi lokasi, masih menjalar ke seluruh O:
karakteristik, durasi, kualitas, abdomen − Skala nyeri yang dirasakan pasien
intensitas nyeri. − Pasien mengatakan perutnya berada di skala 6 ( nyeri sedang)
2. Mengidentifikasi skala nyeri masih terasa perih − Pasien tampak meringis.
3. Mengidentifikasi respons O: − Tanda-tanda vital :
nyeri non verbal − Pasien masih tampak meringis TD : 130/70 mmHg
4. Menjelaskan penyebab dan − Skala nyeri pasien berada di − Pasien tampak berkeringat
pemicu nyeri skala 5 (nyeri sedang)
5. memberikan teknik non − Tanda-tanda vital : A : Tingkat nyeri berada di level 3
farmakologis untuk TD : 100/80 mmHg (sedang )
mengurangi rasa nyeri A : Tingkat nyeri berada di level 3
(Terapi Distraksi Guided (sedang ) P : Lanjutkan intervensi SIKI :
Imaginary), ( Jurnal Kartika., manajemen nyeri dan terapi distraksi
Utami. (2018) P : Lanjutkan intervensi SIKI : guided imaginary
6. Memonitor pemberian manajemen nyeri dan terapi
analgetik distraksi guided imaginary
68
Tabel 4.13 Gambaran Dan Evaluasi Hari Ke-2 Pada Tn. J Dan Tn. S Pasien Gastritis
Di RSHD Kota Bengkulu Tahun 2021
Implementasi Klien Evaluasi Klien Evaluasi
Sumatif (Respon Perkembangan) Sumatif (Respon Perkembangan)
Jum’at, 21Mei 2021 Tn. J Pukul 14.00 Wib Tn. S Pukul 14.00 Wib
Tn. J : Pukul 09.00 Wib S: S:
Tn. S : Pukul 10.15 Wib − Pasien mengatakan nyerinya − Pasien mengatakan masih terasa
sudah mulai berkurang nyeri di ulu hati
1. Mengidentifikasi lokasi, O: A:
karakteristik, durasi, kualitas, − Skala nyeri pasien berada di − Skala nyeri yang dirasakan pasien
intensitas nyeri. skala 4 ( sedang) berada di skala 5 (nyeri sedang)
2. mengidentifikasi skala nyeri − Tanda-tanda vital : − Pasien masih tampak meringis.
3. mengidentifikasi respons TD : 110/70 mmHg − Tanda-tanda vital :
nyeri non verbal − Pasien masih tampak meringis TD : 130/80 mmHg
4. Memberikan teknik non
farmakologis untuk A : Tingkat nyeri berada di level 4 A : Tingkat nyeri berada di level 4 (cukup
mengurangi rasa nyeri (cukup menurun) menurun)
(Terapi Distraksi Guided
Imaginary), ( Jurnal Kartika., P :Lanjutkan intervensi SIKI : P : Lanjutkan intervensi SIKI manajemen
Utami. (2018) manajemen nyeri dan terapi distraksi nyeri dan terapi Guided Imaginary
5. Memonitor pemberian guided imaginary
analgetik
69
Tabel 4.14 Gambaran Implementasi Dan Evaluasi Hari Ke-3 pada Tn. J Dan Tn. S Pasien Gastritis
Di RSHD Kota Bengkulu Tahun 2021
Implementasi Klien Evaluasi Klien Evaluasi
Sumatif (Respon Perkembangan) Sumatif (Respon Perkembangan)
Sabtu, 22Mei 2021 Tn. J Pukul 14.00 Wib Tn. S Pukul 14.00 Wib
Tn. J : Pukul 09.00 Wib S: S:
Tn. S : Pukul 10.15 Wib − Pasien mengatakan nyeri ulu − Pasien mengatan nyeri di ulu
hatinya sudah berkurang hatinya sudah mulai berkurang
1. Mengdentifikasi lokasi, − Pasien mengatakan lamanya O:
karakteristik, durasi, kualitas, nyeri sudah tidak seperti − Pasien masih tampak meringis
intensitas nyeri. kemarin. − Skala nyeri pasien berada di
2. Mengdentifikasi skala nyeri O: skala 4 (nyeri sedang)
3. Mengdentifikasi respons nyeri − Pasien masih tampak sesekali − Tanda-tanda vital :
non verbal meringis TD : 120/90 mmHg
4. Memberikan teknik non − Skala nyeri yang dirasakan − Pasien tampak rileks saat
farmakologis untuk mengurangi pasien berada di skala 3 (nyeri diberikan terapi guided
rasa nyeri (Terapi Distraksi ringan) imaginary
Guided Imaginary), ( Jurnal − Pasien tampak rileks saat
Kartika., Utami. (2018) diberikan terapi guided A : Tingkat nyeri berada di level 4
5. Memonitor pemberian analgetik imaginary (cukup menurun)
− Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg P : Lanjutkan intervensi SIKI :
manajemen nyeri dan terapi distraksi
A : Tingkat nyeri berada di level 4 guided imaginary
(cukup menurun)
Tabel 4.15 Gambaran Implementasi Dan Evaluasi Hari Ke-4 pada Tn. J Dan Tn. S Pasien Gastritis
Di RSHD Kota Bengkulu Tahun 2021
Implementasi Klien Evaluasi Klien Evaluasi
Sumatif (Respon Perkembangan) Sumatif (Respon Perkembangan)
Minggu, 23 Mei 2021 Tn. J Pukul 14.00 Wib Tn. S Pukul 14.00 Wib
Tn. J : Pukul 09.00 Wib S: S:
Tn. S : Pukul 10.15 Wib − Pasien mengatakan nyeri yang − Pasien mengatakan nyeri di
dirasakan sudah berkurang ulu hatinya sudah berkurang
1. Mengdentifikasi lokasi, − Pasien mengatakan nyerinya dan keadaanya sudah
karakteristik, durasi, kualitas, sudah tidak menjalar lagi membaik.
intensitas nyeri. − Pasien mengatakan keadaan O:
2. Mengdentifikasi skala nyeri sudah lebih baik − Pasien tampak nyaman tidak
3. Mengdentifikasi respons nyeri non O: meringis lagi
verbal − Pasien tampak nyaman tidak − Skala nyeri yang dirasakan
4. Memberikan teknik non meringis lagi berada pada skala 3 (nyeri
farmakologis untuk mengurangi − Skala nyeri pasien berada di ringan)
rasa nyeri (Terapi Distraksi skala 2 ( nyeri ringan ) − Pasien tampak rileks
Guided Imaginary), ( Jurnal − Pasien tampak rileks − Tanda-tanda vital :
Kartika., Utami. (2018) − Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg
5. Memonitor pemberian analgetik TD : 110/80 mmHg
A : Tingkat nyeri berada di level 4
A : Tingkat nyeri berada di level 4 (cukup menurun)
(cukup menurun)
P : Intervensi SIKI manajemen nyeri
P : Intervensi SIKI manajemen nyeri dan terapi distraksi Guided
dan terapi Distraksi Guided Imaginary di hentikan
Imaginary di hentikan.
71
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah rencana keperawatan yang akan
perawat rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2016). Secara teori
rencana keperawatan dituliskan sesuai dengan rencana dan kreteria hasil
berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI ) dan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Pemecahan masalah dilakukan dengan membuat intervensi
keperawatan yang tujuannya adalah menecegah terjadinya komplikasi
pada pasien dan keluhan serta kondisi pasien menjadi lebih baik.
Perencanaan yang dibuat ini diberikan kepada kedua pasien yaitu pada Tn.
J dan Tn. S yang bertujuan untuk membandingkan efek dari pemberian
intervensi yang telah di susun, dengan berdasarkan diagnosa yang sudah
dirumuskan sebelumnya.
Intervensi pilihan disusun berdasarkan diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi). Beberapa
intervensi pilihan bersumber dari jurnal Nurhanifah dkk (2018).
“Pengaruh Guided Imaginary Terhadap Penurunan Nyeri Pada Klien
Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Di Banjarmasin)”. Jurnal
Robbialwy Sembiring dkk ( 2020) “Pengaruh guided imaginary terhadap
penurunan rasa nyeri pada penderita gastritis di rumah sakit umum royal
prima Medan” ; Universitas Prima Indonesia . jurnal Kartika., Utami.
(2018). Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis:
Literatur Review.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang merupakan komponen dari proses
keperawatan adalah katergori dari prilaku keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tindakan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry.
2006). Penulis melakukan tindakan keperawatan selama 4 hari yaitu pada
74
pasien Tn. J dan Tn. S sama-sama mulai tanggal 20 mei 2021 dengan jam
yang berbeda sampai dengan 23 Mei 2021.
Berdasarkan semua intervensi yang telah disusun, hampir semua
dilakukan implementasi pada kedua pasien. Implementasi manajemen
nyeri dan terapi guided imaginary dilakukan selama 4 hari pada kedua
pasien Implementasi diberikan 1x sehari dengan waktu pemberian
tindakan pukul 09.00-10.15 WIB, dan akan dikaji kembali 4 jam setelah
pemberian. dan implementasi yang dilakukan juga didukung oleh jurnal
Nurhanifah dkk (2018). “Pengaruh Guided Imaginary Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Di
Banjarmasin)”. Yang dimana Efek guided imagery jika ditambah dengan
music (GIM) maka akan membuat responden merasa rileks dan tenang.
Responden menjadi rileks dan tenang saat mengambil oksigen di udara
melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah
menjadi lancar serta dikombinasikan dengan imajinasi terbimbing
menyebabkan seseorang mengalihkan perhatiannya yang membuatnya
senang dan bahagia sehingga melupakan nyeri yang di alaminya. Inilah
yang menyebabkan nyeri mengalami penurunan setelah dilakukan teknik
relaksasi Guided Imagery. (Nurhanifah dkk 2018).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan, pada
tahap ini dapat diketahui apakah tujuan dalam proses keperawataan sudah
tercapai atau belum, masalah apa yang sudah dipecahkan dan apa yang
perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai kembali (potter &
perry, 2010).
Evaluasi tindakan yang diberikan kepada Tn. J dan Tn. S disusun
dengan menggunakan metode SOAP berupa respon perkembangan
(sumatif) yang dievaluasi 4 jam setelah dilakukannya tindakan. Evaluasi
yang dilakukan terhadap kedua pasien tersebut mengacu pada diagnose
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ( Inflamasi) ,
setelah dilakukannya tindakan, nyeri yang di rasakan pasien berkurang.
75
Saat di evaluasi yang diharapkan pada pasien berhasil tercapai, hal ini
dibuktikan pada implementasi hari ke 4 pada Tn. J ditandai dengan skala
nyeri yang menurun dari skala 5 (nyeri sedang) menjadi 2 (nyeri ringan).
Sedangkan pada Tn. S ditandai dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang)
menjadi 3 (nyeri ringan). Terdapat perbedaan di hasil terakhir skala nyeri
kedua pasien tersebut. Perbedaan skala nyeri ini dikarenakan nyeri yang
dialami seseorang bersifat sangat subyektif dan tergantung bagaimana
seseorang menginterpretasikan rasa nyeri yang di alami. Hasil akhirnya
berbeda karena saat pengkajian awal nyeri yang dirasakan Tn. S skalanya
lebih besar dibandingkan dengan Tn. J dan setelah diberikan terapi
distraksi guided imaginary nyeri yang dirasakan oleh Tn. J dan Tn. S
sama-sama mengalami penurunan 3 skala nyeri.
6. Keterbatasan Studi Kasus
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi
keterbatasan penelitian ini. Beberapa keterbatasan yang ada pada
penelitian ini yaitu waktu peneliti agak lama dalam mencari pasien di
RSHD Kota Bengkulu karena kondisi lagi pandemi jadi banyak pasien
yang kondisinya tidak perlu di rawat dan tidak terlalu parah, dan banyak
pasien yang hanya melakukan rawat jalan sehingga peniliti sedikit
kesulitan untuk mencari pasien dengan diagnose gastritis untuk
menjadikanya sebagai responden dalam penelitian ini.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus pengkajian nyeri akut pada Tn. J dan Tn. S
dengan masalah Gastritis yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Data fokus yang
didapatkan dari hasil pemeriksaaan kedua pasien adalah Pada kasus Tn. J
ditemukan data keluhan pasien nyeri pada ulu hati, tidak nafsu makan,
mual dan muntah, frekuensi muntah ±4 x/hari nyeri yang dirasakan
seperti ditususk-tusuk dan perih, penyebab nyeri gastritis yang dirasakan
karena pasien sering telat makan, dengan skala nyeri skala 5 (Nyeri
sedang)
Sedangkan pada Tn. S ditemukan data nyeri di ulu hati, lemas,
pusing, tidak nafsu makan, disertai mual dan muntah, frekuensi muntah
±3x/hari. Kualitas nyeri yang dirasakan pasien seperti ditusuk-tusuk dan
perih, nyeri terasa terus menerus. Lokasi nyeri yang dirasakan oleh Tn. S
dibagian ulu hati dan skala nyeri yang dirasakan berada pada skala 6
(Nyeri sedang) (Berdasarkan Numeric Rating Scale).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa utama keperawatan yang diangkat kepada pasien Tn. J
dan Tn. S adalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis (inflamasi). Diagnosa keperawatan ini diambil berdasarkan
batasan karakteristik, tanda dan gejala yang dialami oleh masing-masing
pasien.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada Tn. J dan Tn. S telah direncanakan
sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan yang merajuk pada buku SLKI,
76
77
B. Saran
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu menerapkan konsep pembelajaran teoritis
ranah aplikatif dalam melakukan proses Penerapan Distraksi Guided
Imaginary Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Pasien
Gastritis.
4. Bagi Akademik
Merupakan bentuk sumbangsih kepada mahasiswa keperawatan
sebagai referensi untuk menambah wawasan dan bahan masukkan dalam
kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan asuhan keperawatan
terutama dalam Penerapan Distraksi Guided Imaginary Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Pasien Gastritis.
79
80
Lewis, Heitkemper, Dirksen, (2005). Medical surgical nursing, assessment and
management of clinical Problem, Mosby, New South Wales.
Lukman & Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Mukuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak et al. (2015) Buku Ajar Ilmu keperawatan Dasar Jakarta : Salemba
Medika.
Nanda International. (2015). Diagnosa Keperawatan : defenisi dan klasifikasi
2015-2017 (10th ed.). Jakarta : EGC
Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. .
2004. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhanifah, D, Afni, A.R.N & Rahmawati. (2018). “Pengaruh Guided Imaginary
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Di Banjarmasin)”. Healthy Mu-Journal. 2(1): 24–30.
Pamela, K. (2011). Pedoman Keperawatan Emergensi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC.
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika.
Rahmayati, Y.N (2010) Pengaruh Guided imagery terhadap tingkat kecemasan
pada pasien skizoafektif di RSJD Surakarta, skripsi tidak di publikasikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rukmana, L.N. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan
Gastritis Di Sman 1 Ngaglik. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
SDKI/PPNI. T.P. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1sted).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Skala Analog visual. (2008). https://images.app.goo.gl/oEacCb8eqFUVPBFLA.25
Oktober 2019.
Skala Nyeri Bourbains. (2010).
Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. Edisi V. Jakarta: Interna Pubishing: 2013.
Sukarmin, (2010). Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta
Supetran, I. (2018). “Efektifitas Penggunaan Teknik Relaksasi Otot Progresif
Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Pasien Gastritis Di Rumah Sakit Daerah
Madani Palu.” PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat 6(1).
82
Thahir, Nuryanti & Nurlela. (2018). “Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastritis Di Ruang Rawat Inap
Rsud Haji Makassar.” Patria Artha Journal Of Nursing Science 2(2): 129–
34. Http://Ejournal.PatriaArtha.Ac.Id/Index.Php/Jns.
Tussakinah, W., Masrul, & I.R. Burhan. (2018). Hubungan Pola Makan Dan
Tingkat Stres Terhadap Kekambuhan Gastritis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017. Jurnal Kesehatan
Andalas, (JKA). Vol, 7(2).https://doi.org/10.25077/jka. v7.i2.p217-
225.2018.
Waluyo, Sunaryo Joko, & Suminar, Seka. (2017). “Perubahan Skala Nyeri
Sedang Pada Pasien Gastritis Di Klinik Mboga Sukoharjo A N.” 5(1): 20–
32.
Wehbi, Mohammad, 2008, Acute Gastritis, viewed 20 Maret 2011,
http//Femedicine.medscape.com /article/175909-overview.
zaqyyah huzaifah (2017) “ hubungan pengetahuan tentang penyebab gastritis
dengan perilaku pencegahan gastritis” ; universitas muhammadiyah
Banjarmasin.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 Surat Izin Pra Penelitan Kampus
Lampiran 2 Surat Izin Pra Penelitan dari RSHD kota Bengkulu
Lampiran 3 Surat Izin Rekomendasi Penelitian dari Kesbangpol
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Bengkulu
Lampiran 5 Surat Izin Penelitan dari RSHD kota Bengkulu
Lampiran 6 Surat Telah Menyelesaikan Penelitian di RSHD Kota Bengkulu
Lampiran 7 Foto Dokumentasi Penerapan Distraksi Guided Imaginary Pada Tn. J
Lampiran 8 Foto Dokumentasi Penerapan Distraksi Guided Imaginary Pada Tn. S
Lampiran 9 Standar Operasional Prosedur Terapi Distraksi Guided Imaginary
B. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
Mengidentifikasi pasien, mengucapkan
salam dan memperkenalkan diri.
2. Evaluasi dan validasi
Menanyakan kabar pasien dan nyeri yang
dirasakan.
3. Informed consent
Menjelaskan tindakan guided imagery,
tujuan, manfaat, waktu dan persetujuan
pasien.
4. Memberikan kesempatan untuk bertanya.
5. Meminta persetujuan pasien
C. Fase interaksi
1. Persiapan alat (Musik klasik)
2. Persiapan pasien
- Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin bagi pasien.
3. Persiapan lingkungan
Mengatur lingkungan cukup cahaya, suhu,
dan terjaga privasi pasien.
4. Persiapan perawat Perawat mencuci tangan.
5. Prosedur tindakan
10. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien
11. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan
segera dilakukan
12. Anjurkan pasien untuk menarik nafas
dan menghebuskan nafas secara rileks
selama terapi guided imagery.
13. Instrusikan pasien menutup mata saat
dilakukan terapi guided imagery.
14. Instruksikan klien untuk mendengarkan
musik klasik yang disediakan.
15. Instruksikan pasien untuk
mengimajinasikan sebuah tempat yang
indah saat mendengarkan musik klasik
dan saat dilakukan terapi guided
imagery.
D. Fase terminasi
Evaluasi subjektif dan objektif Menanyakan
bagaimana perasaan pasien setelah dilakukan
terapi Guided Imaginary.
Lampiran 10 lembar Konsul KTI
BIODATA PENULIS