PROPOSAL
Oleh
Resti Dapianita
21270038P
PROPOSAL
Oleh
Resti Dapianita
21270038P
Oleh
Resti Dapianita
21270038P
Disetujui Oleh :
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Dengan Kejadian Bendungan Asi Pada Ibu Post Partum Di Bpm Mas Junaini”.
Proposal Skripsi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan atau merupakan
Selanjutnya, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sehingga Proposal Skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Ida Samidah, SKp.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes, selaku Wakil Dekan II Fakultas
9. Kepala BPM Mas Junaini yang telah memberikan saya izin dan banyak
11. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
12. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam
v
vi
lebih bermanfaat.
Resti Dapianita
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum....................................................................... 4
2. Tujuan Khusus..................................................................... 4
1 Manfaat Teoritis................................................................... 5
A. Bendungan Asi
2 Etiologi ..................................................................................... 7
3 Patofisiologi............................................................................. 8
4 Pencegahan ............................................................................. 9
viii
B. Post Partum
..................................................................................................
C. Proses Laktasi
1. Pengertian ................................................................................. 15
A. Kerangka Konsep............................................................................. 29
B. Definisi Operasional........................................................................ 30
.......................................................................................................
C. Hipotesis ......................................................................................... 31
................................................................................................
viii
ix
E. Pengumpulan Data......................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR TABEL
x
xi
xi
DAFTAR BAGAN
Lampiran3 Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
% atau sebanyak 8242 ibu nifas dari 12.765 orang, pada tahun 2074 ibu yang
mengalami bendungan ASI sebanyak 7198 orang dari 10.764 orang dan pada
tahun 2015 terdapat ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 6543 orang
kasus bendungan ASI pada ibu nifas tercatat 107.654 ibu nifas, pada tahun 2017
terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 95.698 orang, serta
pada tahun 2018 ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 76.543 orang.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI ) tahun 2019 hal yang
pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar yaitu
mengartikan tentang ASI sebesar 20,40%, prilaku bagi para ibu bekerja yang
tidak memberikan ASI Eksklusif sebesar 21,12%, dan pemasaran agresif oleh
2
ibu, namun juga para petugas kesehatan sebesar 24,18% (Hipgrave et al, 2019).
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Lebong Tahun 2020.
terdapat data ibu nifas fisiologis dan patologis sebanyak 3000 orang/KH, yaitu
dengan masalah antara lain : ibu nifas yang mengalami Atonia Uteri sebanyak
34 %, ibu nifas yang mengalami Bendungan ASI 67%, ibu nifas yang mengalami
Junaini. Jumlah ibu post partum pada bulan Januari s/d Februari 2023 sebanyak
14 orang ibu nifas, beberapa Ibu nifas yang tidak melakukan perawatan payudara
Kedua perawatan ini seringkali menjadi “penyelamat” bagi ibu dalam melewati
masa-masa awal menyusui yang kadang terasa sangat berat. Misalnya jika terjadi
puting lecet, seringkali lecetnya ringan saja. Awal yang baik niscaya membuat
proses selanjutnya berjalan dengan baik pula. Dari awal yang baik tersebut tidak
halnya dengan menyusui, ibu yang lebih tahu tentang perawatan payudara maka
cenderung mempunya.
3
payudara.
mengakibatkan beberapa dampak negatif yaitu puting susu tidak menonjol, anak
susah menyusui, ASI lama keluar, produksi ASI terbatas, payudara meradang,
payudara kotor, ibu belum siap menyusui, kulit payudara terutama puting akan
laktiferus, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan
susu, payudara bengkak, nyeri, dan panas. Pembekakan biasanya terjadi pada
merupakan radang pada payudara, dan jika tetap masih membengkak disertai ada
dan tepat agar terhindar dari gangguan serta penyakit yang mungkin akan terjadi
perawatan yang benar dan dilakukan secara teratur akan memudahkan bayi saat
4
setelah melahirkan dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian studi kasus ini yaitu “apakah ada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
junaini
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi responden
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau informasi pada
b. Bagi BPM
Sebagai bahan masukan bagi BPM mengenai kejadian bendungan ASI agar
anak dalam upaya menurunkan jumlah kasus bendungan ASI pada ibu
postpartum.
6
TINJAUAN TEORI
A. Bendungan Asi
sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Bendungan ASI adalah
limfe sehingga menyebabkan bendungan air susu dan rasa nyeri disertai
2. Etiologi
pada putting susu. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI,
yaitu:
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang
menyusu & payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin
atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan
ASI.
menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu.
Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.
9
Karena bayi tidak dapat menghisap putting dan areola, bayi tidak mau
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu
karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus
3. Patofisiologi
Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI
secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat
fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh
bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun keadaan ini bisa menjadi
bendungan, pada bendungan payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan
cairan jaringan. Aliran vena dan limfotik tersumbat, aliran susu menjadi
terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat. Payudara
terlihat mengkilat dan edema di daerah eritema difus. Puting susu teregang
menjadi rata, ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut
4. Pencegahan
3) Puting susu dan areola mamae harus selalu kering setelah selesai menyusui
(Winkjosastro 2019).
B. Post Partum
11
Nifas/ post partum adalah masa pulihnya, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas ini 6-8
minggu (Mochtar R ,2011). Nifas adalah masa setelah partus selesai dan
2. Tahapan Postpartum
berjalan-jalan.
3) Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
berlangsung 3 bulan.
1) Perubahan fisik
a) Perubahan uterus
Rahmawati, 2019).
b) Lochea
2019) :
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, selsel
hamil), venix caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri
atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang menyelimuti
kulit janin), lanugo (yakni bulu halus pada anak yang baru lahir),
dan mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke
persalinan.
13
(1) Vagina
apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih
kurang makan, hemorroid, dan laserasi jalan lahir. Supaya buang air
mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini
pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan obat laksan yang
(3) Respirasi
a) Fase takin in
pertama sampai kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang
16
akhir.
Pada fase ini ibu timbul rasa kawatir akan ketidakmampuan dan
c) Fase letting go
C. Proses Laktasi
1. Pengertin
eklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara
baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
17
2. Tingkatan laktasi
a) Kolostrum
mengandung tissue dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan
Diskresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
bulan. Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI
matur. Mineral, terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi jika
yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur,
sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih
menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar
antibodi pada bayi. Volume berkisar 150-300 ml/24 jam (Riskani, 2017).
18
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
Diskresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula
pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu
c) Asi matur
Merupakan ASI yang di skresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi
relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5). Pada ibu
yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-
satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. ASI
fosfodiesterase, alkalinfosfatase)
(6) Komplemen
(8) Sifat biokimia yang khas, kapasitas bufer yang rendah dan adanya
faktor bifidus
a) Laktogenesis I
cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang
tinggi mencegah produksi ASI yang sebenarnya. Namun hal ini bukan
bayi lahir, hal ini bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya
b) Laktogenesis II
memproduksi ASI dan hormon ini juga keluar dalam ASI sendiri.
sekitar pkl 02.00 dini hari hingga pkl 06.00 pagi. Sedangkan jumlah
c) Laktogenesis III
ASI mulai stabil, sistem kontrol otokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila
seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, juga seberapa sering
pada ibu dan refleks pada bayi, keduanya berperan besar dalam proses tubuh
a) Reflek prolaktin
Terjadinya refleks ini dipengaruhi oleh kondisi jiwa ibu. Melalui reflex
ini, terjadi pula kontraksi rahim yang membantu lepasnya plasenta dan
dihasilkan.
Sama seperti refleks pada ibu, refleks pada bayi yang berpengaruh
(1) Rooting Refleks atau Refleks Mencari Bayi baru lahir bila disentuh
menyusu
(2) Refleks menghisap Bayi sudah bisa menghisap sejak lahir. Semakin
Refleks ini akan terlihat bila ada sesuatu yang merangsang langit-
(3) Refleks menelan Saat ada sesuatu yang masuk ke dalam mulutnya,
dalam hal ini air susu, bayi sudah bisa menelanya (Adlecreutz,
2015).
lobus. Apabila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, jumlah lobulus
berkurang.
b) Faktor fisisologis
ini merangsang sel acini untuk membentuk ASI, apabila ada kelainan
berkurang.
c) Nutrisi
persediaan alam tubuh akan habis sehingga kualitas dan kuantitas ASI
menurun
23
d) Faktor istirahat
f) Faktor obat
20109.
1. Pengertian
yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/ nifas untuk melancarkan sirkulasi
yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Perawatan
payudara untuk ibu nifas yang menyusui merupakan salah satu upaya
3. Persapan alat
2) Kapas secukupnya
3) Waslap 2 buah
5) Bengkok
4. Persiapan ibu
a) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan
handuk
c) Pasang handuk
25
1) Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian
2) Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk
puting susu
4) Pengurutan payudara:
gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari
26
gerakan spiral.
tangan, ibu jari berada di atas puting, sementara keempat jari lain
dengan air hangat dan dingin secara bergantian selama ± 5 menit (air
mungkin yaitu 1 – 2 hari sesudah bayi dilahirkan, hal itu dilakukan 2 kali
menggunakan kapas
9) Ibu kompres air hangat dan air dingin pada kedua payudara secara
bergantian.
Bendungan ASI
BAB III
A. Kerangka Konsep
maka kerangka konsep dalam penelitian ini, digambarkan dalam skema berikut:
Penjelasan :
B. Definisi Operasional
C. Hipotesis
32
Ha: Ada Hubungan Perawatan Payudara dengan Kejadian Bendungan ASI pada
METODOLOGI PENELITIAN
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelatif yaitu
artinya semua variabel yang termasuk efek akan diteliti dan kumpulkan pada
1. Tempat
2. Waktu
Penelitan ini akan direncanakan dan dilakukan pada bulan Mei – Juni 2023
1. Populasi
diartikan sebagai subjek (manusia atau klien) yang memenuhi kriteria yang
2. Sampel
dari populasi yang telah ditetapkan. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan
Kriteria Ekslusi :
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah
(Arikunto,2014).
dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari dua, yakni kuesioner tentang Perawatan
payudara yang baik dan benar dengan pilihan jawaban Benar dan Salah.
yaitu:
Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun Pada kriteria objektif
suatu variabel, kategori yaitu Baik dan Kurang Baik Interval (I) = 100 / 2 = 50%
jika skor ≥ 50%, Kurang Baik = jika skor < 50% (Saryono, 2011)
E. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, menggunakan data primer dan data skunder. Data primer
yaitu data yang didapatkan langsung dari seluruh responden penelitian dengan
terlebih dahulu menyeleksi sampel dari seluruh populasi yang akan digunakan
dengan teknik simple random sampling, dan data dikumpulkan melalui kuesioner.
Sedangkan data sekunder didapatkan dari studi pendahulan yang didapatkan dari
F. Pengolahan Data
37
pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah disi dengan lengkap, jelas
bilangan. Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjut nya dilakukan
c. Entry
Memasukkan data yang sudah dilakukan editing dan koding tersebut kedalam
komputer yaitu untuk memastikan apakah semua data sudah siap dianalisis.
Untuk memastikan apakah data sudah siap dianalisis.Apabila semua data dari
setiap sumber data atau responden selesai dimasukan,perlu dicek kembali untuk
e. Pengolahan data
38
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisa data yang dapat dilakukan adalah analisa data univariat yang dilakukan
Keterangan :
n : Jumlah populasi.
Dari rumus diatas nilai proporsi yang didapatkan dalam bentuk persentase dapat
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara
square (x2) dengan menggunakan α= 0,1 dan Confidence Interval (CI) sebesar
Payudara dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Post Partum di BPM Mas
junaini
Jika P value ≥ α (0,05) maka Ha ditolak, jadi tidak ada Hubungan Perawatan
Payudara dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Post Partum di BPM Mas
junaini
H. Alur Penelitian
Alur penelitian terdiri dari dua tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada
I. Etika Penelitian
40
dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi tempat
1. Informed Consent
Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti dan
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Adlercreutz, H., Bannwart, C., Wahalasnm, K., et al. (2015). Inhibition of human
aromatase by mammalian lignans and isoflavonoid and phytoestrogen. J
Steroid Biochem Mol Biol; 44: 147-53..
Anggraini Yeti. (2019). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Chandra, B. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: ECG.
Haeriaty Nita. (2019). Hubungan Perawatan Payudara dengan Produksi ASI pada Ibu
Nifas di RSUD Sinjai. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan. UIN Alauddin
Makassar.
Hipgrave, D. B., Assefa, F., Winoto, A. & Sukotjo, S., (2019). Donated breast milk
substitutes and incidence of diarrhoea among infants and young children after
the May 2006 earthquake in Yogyakarta and Central Java. Public Health
Nutrition
Hullyana. (2017). Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhinya.
http://www.dinkesjateng.org/profil2005/bab5.htm.
Justin, Sheilla. (2018). A breast that is inflamed suggests that the teste of the milk.
http://Pubmed.com.
Manuaba, IBG. (2016). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Meihartati Tuti. (2017). Hubungan antara Perawatan Payudara dengan kejadian
Bendungan ASI (engorment) pada Ibu Nifas. Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan
Mochtar, R. (2018). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Nurhayati (2018). Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Kebidanan di Bidan Praktik Swasta Pare, Kediri.
Pillitteri, A. (2019). Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC.
Safitri, Hanum Dwi. (2019). Hubungan Teknik Menyusui dengan Kejadian
bendungan ASI di BPS Amalia Sidoarjo”. University of Nahdlatul Ulama
Surabaya. Jurnal
Saryono. (2017). Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan. Nuha Medika:
Jogjakarta.
Soetjiningsih. (2017). ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. EGC : Jakarta.
Suherni., Widyasih., Rahmawati. (2019). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:
Fitramaya.
Winkjosastro. (2018). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo..
L
N
Lampiran 1
Kepada Yth,
..................
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
Hormat saya
Resti Dapianita
Lampiran 2
(..................................)
Lampiran 3
KUESIONER
HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN
KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU
POST PARTUM DI BPM MASJUNAINI
I. Biodata Responden
A. Nama :.....................................
B. Umur : th
I. Kuesioner
Petunjuk pengisian kuesioner :
A. Pilihlah jawaban dengan Y = Ya, T = Tidak
B. Pilih salah salah satu jawaban yang saudara
anggap paling sesuai dengan pendapat saudara
seperti yang telah digambarkan oleh pertanyaan
yang tersedia.
C. Berilah tanda ( ) pada salah satu kolom jawaban
yang sesuai dengan pilihan jawaban.
1. Kuesioner Perawatan Payudara
NPM : 21270038P
NPM : 21270038P