Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DAN LEMAK TERHADAP KEJADIAN


HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan
Pasuruan)

Oleh :

FRYSKA ROSYIDAH ROMADHONA

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SURABAYA
2021
PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DAN LEMAK TERHADAP KEJADIAN


HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan
Pasuruan)

Oleh :

FRYSKA ROSYIDAH ROMADHONA


NIM. 101511133082

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2021

ii
PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM.)
Departemen Gizi
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga

Oleh :

FRYSKA ROSYIDAH ROMADHONA


NIM 101511133082

Surabaya, 25 Juni 2021

Menyetujui,
Pembimbing,

Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si.


NIP. 196806251992032002

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Ketua Departemen

Dr. Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes. Dr. Siti Rahayu Nadhiro, S.KM., M.Kes.
NIP. 197311151999032002 NIP. 197505312006042001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Proposal Skripsi dengan judul
"HUBUNGAN ASUPANNATRIUM DAN LEMAK DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA IBU HAMIL (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Beji
Kabupaten Pasuruan), sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka
menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Dalam proposal skripsi ini dijabarkan mengenai hasil antara asupan
natrium dan lemak dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil. Hipetensi dapat
menimbulkan komplikasi dan gangguan pada kehamilan, tidak hanya itu bisa
meyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Hipertensi pada ibu hamil dicegah
dengan memperbaiki pola makan ibu dan penyusunan menu khusus pada ibu
hamil agar keperluan gizi ibu hamil dapat tercukupi. Tidak hanya akan
mempengaruhi gizi ibu saja akan tetapi juga mempengaruhi gizi janin yang
dikandung.
Pada kesempatan ini disampaikan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada ibu Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga
terwujudnya skripsi ini.
Terimakasih dan penghargaan juga disampaikan pula kepada yang
terhormat :
1. Dr. Santi Martini, dr., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
2. Dr. Siti Rahayu Nadhiro, S.KM., M.Kes. selaku Ketua Departemen Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Dr. Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes. selaku Koordinator Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
4. Ibu Sulikhah dan Bapak Jufry selaku orang tua yang telah memberikan segenap
dukungan untuk keberhasilan menyelesaikan skripsi.
5. Keluarga besar dan crazy’s family (nur, bella, munir dan bibah) yang selalu
mendukung dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
6. Teman peminatan Gizi dan IKM A Fakultas Kesehatan Masyarakat yang turut
berjuang bersama.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga proposal skripsi ini berguna baik bagi diri kami
sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.

Pasuruan, 25 Juni 2021


Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DATAR ISI .............................................................................................. vii
DATAR TABEL....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
DAFTAR SINGKATAN, LAMBANG, DAN ISTILAH ........................... x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 6
1.4.1 Tujuan Khusus ........................................................... 6
1.4.2 Tujuan Umum ............................................................ 7
1.5 Manfaat Penelitian................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Karakteristik Ibu ................................................................... 8
2.1.1 Usia Ibu ....................................................................... 8
2.1.2 Usia Kehamilan .......................................................... 9
2.1.3 Riwayat Genetik ......................................................... 10
2.2 Hipertensi ............................................................................. 10
2.3 Kehamilan ............................................................................ 11
2.3.1 Definisi Kehamilan ...................................................... 11
2.3.2 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil………………………. 11

v
2.3.3 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil………………………. 12
2.4 Hipertensi pada Kehamilan ................................................... 13
2.4.1 Patoisiolgis Hipertensi pada Kehamilan ...................... 13
2.4.2 Gejala Hipertensi pada Kehamilan .............................. 14
2.4.3 Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan ....................... 15
2.5 Pencegahan dan Penanganan Hipertensi dalam
Kehamilan…………………………………………………… 16
2.6 Hubungan Asupan Natrium terhadap Kejadian Hipertensi
dalam Kehamilan …………………………………………… 18
2.7 Hubungan Asupan Lemak terhadap Kejadian Hipertensi
dalam Kehamilan …………………………………………… 19

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL


3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ........................................... 21
3.2 Hipotesis Penelitian .............................................................. 23

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian ................................... 24
4.2 Populasi Penelitian ............................................................... 24
4.3 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel dan
Cara Pengambilan Sampel…………………………………. 24
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 26
4.5 Variabel, Definisi Operasional, Cara pengukuran, dan
Skala Data ............................................................................ 26
4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................. 28
4.7 Kerangka Operasional .......................................................... 30
4.8 Teknik Analisis Data ............................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 33
LAMPIRAN ............................................................................................ 35

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ....................................................... 11


2.2 Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan................................... 16
2.3 Manajemen Hipertensi Secara Non Farmakologi ...................... 17
2.4 Tingkat Diet Rendah Garam ..................................................... 19

vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konsep ............................................................ 21

4.1 Kerangka Operasional ..................................................... 30

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman


1 Kuesioner Penelitian ....................................................... 35

ix
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang

% = Persen
/ = Per
- = Sampai dengan
> = Lebih
< = Kurang

Daftar Singkatan

AKG = Angka Kecukupan Gizi


WHO = World Health Organization
Riskesdas = Riset Kesehatan Dasar
Pusdatin = Pusat Data dan Informasi
FFQ = Food Frequency Questionaire
RDA = Recommended Dietary Allowances
HCG = Human Chorionic Gonadotropin
HPL = Human Plasental Lactogen
HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir
VEGF = Vascular Endothelial Growth Factor
PIGF = Placental Growth factor
ACOG = American College o Obstetricians and Gynecologists
ACC = American College of Cardiology
AHA = American Heart Assciation
Kenenkes RI = Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Dinkes = Dinas Kesehatan

Daftar Istilah

et. al = And others


dkk = Dan kawan-kawan
Vasokonstriksi = Penyempitan

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan sesuatu berharga dalam kehidupan yang dapat

membuat keluarga bahagia. Pada kehamilan mengalami perubahan yang bersifat

alami yaitu pada fisik dan mental. Calon ibu harus tetap sehat dan memiliki gizi

yang cukup (berat badan normal). Harus memiliki kebiasaan makan yang teratur

dan bergizi. Ibu yang tidak mendapatkan gizi yang cukup selama kehamilan akan

meyebabkan pengaruh bagi bayi yang dikandungnya yaitu akan menderita

kekurangan gizi (Fitri, 2011). Kehamilan akan menimbulkan perubahan secara

anatomis, fisiologis, maupun biokimia. Adanya perubahan tersebut dapat

mempengaruhi kebutuhan gizi ibu selama kehamilan yang bertujuan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan janin secara baik (Hariyani,

2011).

Di Indonesia sebaran jumlah ibu hamil menurut provinsi pada tahun 2016

yang termasuk 3 terbanyak berada di provinsi Jawa Barat sebesar 975.636 jiwa,

Jawa Timur 638.292 jiwa dan Jawa Tengah sebesar 596.865 jiwa (Ditjen

Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2017). Pada tahun 2016 Jawa Timur

termasuk 2 terbanyak untuk jumlah ibu hamil. Pada tahun 2018 cakupan

kunjungan ibu hamil K1 dan K4 untuk wilayah kabupaten Pasuruan sebesar

100,46 % dan 93,70% (Dinkes Provinsi Jatim, 2018).

Salah satu masalah kesehatan bagi ibu hamil yang sering muncul dan dapat

menimbulkan komplikasi pada 2–3% kehamilan yaitu hipertensi. Masalah

1
hipertensi saat kehamilan sekitar 5–15%, yang merupakan satu di antara tiga

penyebab kejadian mortalitas dan morbiditas ibu bersalin selain infeksi dan

perdarahan (Pesta Corry Sihotang, et al., 2016). Hipertensi dapat menyebabkan

masalah bagi wanita yang hamil maupun bayi yang dikandungnya. Pada bayi yang

sedang berkembang, masalah tekanan darah tinggi pada calon ibu menyebabkan

menurunnya aliran darah ke plasenta, sehingga menyebabkan bayi menjadi lebih

kecil atau retradasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) (Glade, 2011).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

dengan dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang (Pusdatin Hipertensi, 2016). Saat ini, hipertensi masih menjadi

tantangan besar di Indonesia karena hipertensi merupakan kejadian yang sering

ditemukan di pelayanan kesehatan primer. Menurut data WHO, di seluruh dunia

orang yang mengalami hipertensi sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang, jumlah

ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta

orang yang mengalami hipertensi, 333 juta orang terdapat di negara maju dan 639

sisanya terdapat di negara berkembang, termasuk Indonesia (Yonata, 2016).

Hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi terjadi pada

perempuan, yaitu sebesar 36,9%, sesuai dengan data Riskesdas 2018. Berdasarkan

data dari dinas kesehatan provinsi Jawa Timur tahun 2018 persentase hipertensi

sebesar 22.71% atau sekitar 2.360.592 penduduk, dengan proporsi laki-laki

sebesar 18.99% (808.009 penduduk) dan perempuan sebesar 18.76% (1.146.412

2
penduduk). Di Kabupaten Pasuruan jumlah data penduduk perempuan yang

terkena hipertensi sebesar 45.136 penduduk (Dinkes Kabupaten Pasuruan, 2016).

Menurut penelitian Yudhaputra tahun 2016 faktor risiko yang mempengaruhi

terjadinya hipertensi pada ibu hamil yaitu usia kriteria pre-hipertensi yang paling

banyak berada di rentang umur 20 – 25 tahun. Usia ibu merupakan salah satu

faktor risiko terjadinya hipertensi. Riwayat hipertensi pada keluarga atau genetik

juga merupakan faktor yang mempengaruhi, penellitian Yudhaputra ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Carr, et al, yaitu angka kejadian hipertensi

saat kehamilan meningkat dengan adanya faktor risiko genetik pada keluarga.

Pada aktifitas fisik yang kurang akan mengakibatkan jantung tidak terlatih,

pembuluh darah kaku, sirkulasi darah tidak mengalir dengan lancar sehingga

dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi.

Penelitan di Ghana oleh Jones, et al (2017) mengenai faktor risiko mengenai

hipertensi selama kehamilan didapatkan hasil bahwasannya, wanita dengan

riwayat keluarga hipertensi meningkatkan terjadinya risiko secara signifikan.

Riwayat persalinan prematur sebelumnya juga menjadi risiko yang signifikan. Ibu

yang mengalami riwayat kelahiran prematur sebelumnya lebih cenderung

mengembangkan hipertensi saat kehamilan sebagai akibat dari kondisi

sebelumnya. Diet yang ditandai dengan konsumsi tinggi makanan berlemak juga

ditemukan menjadi faktor risiko. Lemak adalah bagian utama dari diet para

responden penelitian ini, yang secara signifikan terkait dengan hipertensi dalam

kehamilan. Wanita hamil yang mengonsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi

sebesar 4,42 kali lebih dapat mengembangkan hipertensi dalam kehamilan

3
dibandingkan dengan mereka yang tidak dan pengaruhnya secara statistik

signifikan. Status mikronutrien ibu dalam kehamilan dapat mempengaruhi

perkembangan plasenta. Penelitian di Turki oleh Samur, et al (2016) mengenai

hubungan status gizi wanita dengan preeklampsia dan wanita hamil yang sehat

menunjukkan bahwa kelebihan energi (diet tinggi lemak) yang menyebabkan

asupan nutrisi tidak cukup selama pra-kehamilan dan kehamilan kejadian ini dapat

dikaitkan dengan peningkatan risiko pre eklamsia. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukannya asupan protein dan lemak lebih rendah di antara wanita dengan

pre eklamsia daripada wanita yang hamil sehat tetapi perbedaannya tidak

signifikan secara statistik. Penelitian ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh

Clausen, et al. melaporkan risiko pengembangan preeklampsia yang lebih tinggi

pada wanita hamil dengan asam lemak tak jenuh ganda yang tinggi

Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara asupan natrium dengan tekanan darah pada penelitian yang dilakukan oleh

Tanjung hasil yang didapatkan bahwasannya ibu hamil yang sering

mengkonsumsi makanan tinggi natrium memiliki jumlah kasus tekanan darah

tinggi yang lebih besar (58,3%) dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak sering

mengkonsumsi makanan tinggi natrium (56,1%) (Febriana dkk, 2017). Konsumsi

garam yang berlebihan dapat mengakibatkan meningkatnya timbunan cairan

dalam darah (diuretik) sehingga mengakibatkan sirkulasi darah terganggu, jantung

akan bekerja lebih kuat dan akhirnya tekanan darah seseorang akan tinggi

(Sihotang dkk, 2016). Tubuh juga memerlukan lemak, namun bila mengkonsumsi

lemak secara berlebihan akan mendatangkan gangguan kesehatan seperti

4
terjadinya penyumbatan darah. Konsumsi lemak hendaknya di batasi maksimum

25% dari kebutuhan kalori atau sekitar 500-550 kalori (Sukfitrianty dkk, 2016).

Faktor lainnya yang dapat menimbulkan terjadinya hipertensi selama

kehamilan yaitu pola makan yang tidak sehat. Berdasarkan teori Emilia dan Harry

(2010), jika selama kehamilan ibu dapat memperbaiki pola makan dengan

makanan yang bergizi dan tidak berisiko saat kehamilan, maka risiko untuk

terjadinya gangguan pada tubuh ibu dan janin dapat dicegah sedini mungkin.

Karena janin membutuhkan zat gizi yang sempurna untuk perkembangannya. Ibu

hamil diharuskan untuk mengkonsumsi makanan dengan pola makan yang baik,

cukup serat, rendah garam dan cukup air (Fatmawati, 2014).

Sehingga perlu upaya yang dilakukan agar ibu hamil selama masa kehamilan

tidak terkena atau terhindar dari masalah hipertensi. Upaya yang dapat dilakukan

yaitu dengan penyusunan menu khusus pada ibu hamil agar keperluan gizi ibu

hamil dapat tercukupi. Tidak hanya akan mempengaruhi gizi ibu saja akan tetapi

juga mempengaruhi gizi janin yang dikandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Pada wanita hamil metabolisme dalam tubuh mengalami perubahan. Sistem

hormonal, kardiovaskuler, dan pengeluaran urin antara wanita hamil dengan

wanita yang tidak hamil berbeda. Volume darah pada wanita hamil akan

meningkat dan akan mencapai maksimum pada trimester ke-2 dan ke-3 pompa

darah oleh jantung pun meningkat dan memungkinkan terjadinya hipertensi

(Dewi, 2010).

5
Asupan garam yang tinggi akan menimbulkan pengeluaran berlebihan pada

hormon natriouretik yang secara tidak langsung dapat meningkatkan tekanan

darah. Mengkonsumsi lemak yang berlebihan akan mendatangkan gangguan

kesehatan yaitu seperti penyumbatan darah. Diet yang banyak menggunakan

garam dan lemak dapat menaikkan produksi kolestrol yang menyumbat pembuluh

nadi. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Sihotang dkk tahun

2016 didapat kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan

kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Biromaru. Pola

makan tersebut terdiri dari kebiasaan makan-makanan berlemak dan bergaram

yang dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah

Kepentingan mendasar dari penelitian tentang hubungan asupan natrium dan

lemak dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil seberapa banyak asupan natrium

dan lemak yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehingga dapat

menyebabkan teradinya hipertensi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan asupan natrium dan

lemak dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Beji

Kabupaten Pasuruan.

1.3 Rumusan Masalah


Apakah ada hubungan asupan natrium dan lemak dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan asupan natrium dan lemak dengan kejadian

hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan.

6
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi asupan natrium dan lemak ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan.

2. Menganalisis hubungan konsumsi natrium dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan.

3. Menganalisis hubungan konsumsi lemak dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan.

4. Mempelajari riwayat hipertensi pada keluarga.

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Peneliti

1. Mendapat pengetahuan lebih mengenai hipertensi.

2. Mengetahui pengaruh asupan natrium dan lemak terhadap kejadian

hipertensi pada ibu hamil.

3. Dapat dijadikan refrensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2 Bagi Tenaga Kesehatan

1. Mengetahui informasi mengenai bahaya hipertensi pada ibu hamil

terutama pada asupannya.

2. Dapat dijadikan refrensi untuk penanganan kasus hipertensi pada ibu

hamil.

1.5.3 Bagi Responden

1. Mengetahui bahaya hipertensi, sehingga lebih waspada ketika

mengalaminya.

2. Mengetahui hubungan antara konsumsi natrium dan lemak dengan

kejadian hipertensi

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Ibu

2.1.1 Usia Ibu

Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.

komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20

tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada

usia 20-29 tahun. Dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi

selama kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai risiko yang lebih besar

mengalami hipertensi dalam kehamilan dan meningkat lagi saat usia di atas 35

tahun (Manuba, 2008).

Usia ibu sangat mempengaruhi dalam proses reproduksi. Pada kurun waktu

reproduksi sehat untuk usia yang aman dalam proses kehamilan dan persalinan

adalah usia 20-35 tahun karena organ reproduksi sudah sempurna dalam

menjalani fungsinya. Ibu yang melakukan persalinan dengan partus lama yang

disebabkan oleh kelainan biasanya disebabkan oleh faktor usia yang relatif tua,

jika ibu berusia lebih dari 35 tahun (Bardja, 2017).

Usia ibu telah dikaitkan dengan risiko pre-eklampsia atau eklampsia. Usia

ibu 40 tahun telah dikaitkan dengan peningkatan risiko (OR 1,49, 95% CI 1,22-

1,82) 15. Berdasarkan The Who Multicountry Survey of Maternal and Newborn

melaporkan bahwa wanita usia 35 tahun berada di risiko tinggi pre-eklampsia,

meskipun tidak eklampsia. Namun, wanita berusia 19 tahun berada di level tinggi

risiko eklampsia, tetapi bukan diagnosis pre-eklampsia.

8
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jones, et al (2017) di

Ghana, umur menjadi faktor risiko yang menyebabkan hipertensi dalam

kehamilan. dalam hasil penelitian ini umur yang menjadi risko tinggi terkait

hipertensi dalam kehamilan yaitu umur ibu 35-39 tahun. Sedangkan penelitian

yang dilakukan Sutiati dkk (2017) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati untuk kategori umur 20-35 tahun terdapat

9 responden dengan hipertensi dalam kehamilan, sedangkan kelompok umur

kurang dari 20 tahun tidak terdapat responden dengan hipertensi dalam kehamilan

dan pada kelompok umur lebih dari 35 tahun ada 7 responden dengan hipertensi

dalam kehamilan.

2.1.2 Usia Kehamilan

Pada saat kehamilan di trimester kedua dan ketiga menyebabkan resiko

terjadinya preeklampsia dengan adanya gejala odema dan proteinuria. Hipertensi

dalam kehamilan terjadi saat trimester terakhir kehamilan atau setelah lebih dari

20 minggu usia kehamilan, peningkatan tekanan darah mencapai nilai 140/90

mmHg atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg

diatas normal (Sinambela, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Febriana dkk (2019) di

Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Temanggung menunjukkan usia

kehamilan paling banyak yaitu pada usia kehamilan 7 bulan (26,4%) dan sebanyak 34%

tekanan darah sistolik ibu hamil trimester dua dan tiga tergolong prehipertensi, sedangkan

untuk tekanan darah diastolik tergolong prehipertensi sebanyak 20,8%. Hal ini

menunjukkan masih terdapat ibu hamil yang mengalami resiko hipertensi dalam

kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Bulu.

9
2.1.3 Riwayat Genetik Hipertensi

Seseorang akan mengalami kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan

hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. Adanya faktor genetik

pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko

menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium

intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu dengan

orang tua menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai riwayat

hipertensi pada keluarganya (Widyaningrum, 2017).

Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Hal tersebut

dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan hipertensi dalam kehamilan.

Hipertensi pada kehamilan dapat diturunkan pada anak perempuan sehingga

sering terjadi hipertensi sebagai komplikasi kehamilan. Kerentanan terhadap

hipertensi kehamilan bergantung pada sebuah gen resesif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jones et al. (2017) wanita hamil

dengan riwayat keluarga hipertensi adalah 4,41 kali lebih mungkin untuk

mengembangkan hipertensi dalam kehamilan dan efeknya signifikan secara

statistik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Imaroh (2017)

bahwa ibu yang memiliki riwayat hipertensi keluarga mempengaruhi faktor risiko

kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan risiko 5,9 kali lebih besar terjadinya

hipertensi.

2.2 Hipertensi

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis

yang di tandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah

10
arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk

mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Hal ini dapat

menganggu aliran darah, merusak pembuluh darah, bahkan menyebabkan

penyakit degeneratif hingga kematian.

Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika pemeriksaan tekanan darah

menunjukkan hasil di atas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan istirahat,

dengan dua kali pemeriksaan dan selang waktu 5 menit. Dalam hal ini 140 atau

nilai atas menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan 90 atau nilai bawah

menunjukkan tekanan diastolik. Hipertensi juga dijuluki sebagai silent killer atau

pembunuh diam-diam karena penyakit ini tidak memiliki gejala spesifik, dapat

menyerang siapa saja dan kapan saja (Sari, 2017).

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik


Angka yang di atas Angka yang di bawah
Normal ≤ 119 ≤ 79
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi
Derajat 1* 140-159 90-99
Derajat 2* ≥ 160 ≥ 100
*Berdasarkan hasil rata-rata dua kali atau lebih pengukuran yang diambil pada
posisi duduk, dalam sedikitnya dua kali kunjungan. Sumber : Sutanto (2007)

2.3 Kehamilan

2.3.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin mulai sejak

konsepsi dan berakhir sampai permula persalinan. Periode kehamilan yang

dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulai persalinan sejati,

11
yang menandai awalnya periode antepartum.Periode antepartum dibagi menjadi

tiga trimester yang masing-masing terdiri dari tiga belas minggu atau tiga bulan

menurut hitungan kelender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang

mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari,

40 minggu, 10 bulan (berdasarkan perputaran bulan atau lunar) atau 9 bulan sejak

hari pertama haid terakhir dengan perkiraan siklus 28 hari. Hal ini membuat

kehamilan berlangsung kurang lebih 266 hari 38 minggu (Fahira, 2017).

2.3.2 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil

Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktifitas

diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat makanan

bagi dirinya sendiri maupun bagi janinya. Makanan yang biasa dikonsumsi baik

kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah zat-zat gizi dan energ agar ibu dan

janin dalam keadaan sehat. Berikut zat gizi yang dibutuhkan ibu selama

kehamilan (Ambarwati, 2015) :

1. Kalori

Kebutuhan kalori meningkat karena peningkatan laju metabolik basal dan

arena penambahan berat badan meningkatkan jumlah kalori yang dibakar

selama aktivitas. Peningkatan kebutuhan kalori kira-kira 15% dari kebutuhan

kalori normal

2. Protein

12
Kebutuhan protein meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan

perkembangan janin, pembentukan plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan

jaringan maternal dan penambahan volume darah.

3. Asam Folat

Ibu yang mengonsumsi jumlah asam folat adeuat sebelum konsepsi dan

selama bulan awal kehamilan menurukan risiko mengandung bayi dengan

defek tuba neural (mis, spina, bifida dan anensefali). Meliputi jus jeruk,

sayuran hijau dan brokoli.

4. Kalsium

Bila asupan kalsium adekuat sebelum hamil, jumlah yang dikonsumsi tidak

perlu meningkat. Namun, 1300 mg/hari kalsium dianjurkan untuk remaja

hamil. Ibu yang tidak mengonsumsi cukup kalsium dari makanan

memerlukan suplemen kalsium.

5. Zat besi

Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk semua wanita selama trimester

kedua dan ketiga, zat besi lebih baik dikonsusmi diantara waktu makan atau

pada jam tidur pada saat lambung kosong untuk memaksimalkan absorpsi.

2.4 Hipertensi dalam Kehamilan

2.4.1 Patofisiologis Hipertensi dalam Kehamilan

Pada wanita hamil metabolisme dalam tubuh mengalami perubahan. Sistem

hormonal, kardiovaskuler, dan pengeluaran urin antara wanita hamil dengan

wanita yang tidak hamil berbeda. Volume darah pada wanita hamil akan

meningkat dan akan mencapai maksimum pada trimester ke-2 dan ke-3 pompa

13
darah oleh jantung pun meningkat dan memungkinkan terjadinya hipertensi.

Biasanya tekanan darah kan kembali normal setelah persalinan. Namun, ada yang

menimbulkan komplikasi. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang

meningkat mengakibatkan pembuluh darah mengalami vasokonstriksi

(penyempitan) yang mengakibatkan suplai darah ke jaringan berkurang. Hal

tersebut menyebabkan organ tidak berfungsi bahkan terjadi kematian organ

(Dewi, 2010).

Pada kehamilan normal, arteri spiral uteri invasif ke dalam trofoblas,

menyebabkan peningkatan aliran darah lancar untuk memenuhi kebutuhan

oksigen dan nutrisi janin. Kejadian pada pre-eklampsia, terjadi gangguan sehingga

menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar dan adanya gangguan pada

plasenta. Peningkatan sFlt1 menyebabkan plasenta memproduksi vascular

endothelial growth factor (VEGF) dan menyebabkan penurunan placental growth

factor (PlGF). Sehingga, menyebabkan disfungsi endotel pada pembuluh ibu yang

mengakibatkan penyakit multiorgan : hipertensi, disfungsi glomerular,

proteinuria, edema pada otak dan edema pada hati (Alatas, 2019).

2.4.2 Gejala Hipertensi dalam Kehamilan

Pada tahap awal, wanita dengan hipertensi kehamilan tidak menunjukkan

gejala apapun. biasanya, gejala akan muncul setelah penyakit ini naik pada tahap

berikutnya. Gejala-gejala ini dapat dibedakan menjadi 2 macam (Dewi, 2010)

A. Gejala Subjektif

Gejala yang dapat dirasakan penderita. Biasanya, timbul setelah penyakit sudah

berlanjut pada tahap berikutnya. Gejala-gejala subjektif meliputi dari sakit

14
kepala, sakit pada ulu hati, dan gangguan penglihatan bahkan dapat juga

sampai mengalami kebutaan.

B. Gejala Objektif

Gejala yang tidak dapat dirasakan penderita, tetapi ditunjukkan berdasarkan

pada pemeriksaan. Gejala objektif meliputi dari kenaikan tekanan darah, gejala ini

adalah gejala yang paling awal muncul, terjadinya pembengkakan atau odema.

Pembengkakan ini biasanya terjadi pada jari tangan dan mata yang biasanya

menetap. Pembengkakan ini juga diikuti dengan penambahan berat badan dan

terjadi peningkatan kadar protein dalam urin atau proteinuria. Kadar ini

dinyatakan berlebih jika mencapai 0.31 g/l di dalam urin 24 jam.

Hipertensi pada ibu ditandai dengan sering pusing, nyeri kepala, nyeri ulu hati,

nafsu makan berkurang, mual, muntah dan mengalami gangguan penglihatan.

Gejala-gejala lainnya adalah penambahan berat badan yang progresif, yaitu lebih

dari 3 kg setiap minggunya (Wibisono dan Dewi, 2016).

2.4.3 Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan

Secara garis besar terdapat tiga kategori kelainan hipertensi yang

disebabkan oleh kehamilan (pregnancy-induced hypertension). Pregnancy-

induced hypertension merupakan hipertensi yang muncul dalam kehamilan

kemudian menurun setelah persalinan. Berikut ini 3 kategori tersebut (Dewi,

2010)

a. Hipertensi saja, tanpa disertai proteinuria atau edema patologik. Pada kasus ini

peningkatan tekanan darah selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama

setelah persalinan tidak diikuti dengan komplikasi lainnya.

15
b. Pre-eklampsia adalah hipertensi yang disertai proteinuria dan edema patologik.

ini biasanya terjadi setelah minggu ke-20 (atau lebih awal pada adanya kasus

penyakit trofoblastik seperti mola tau hidrops). Pre-eklampsia ini dibagi atas

pre-eklampsia ringan dan berat.

c. Eklampsia adalah hipertensi yang disertai dengan proteinuria dan edema

patologik dan konvulsi tau kejang dan koma. Pre-eklmapsia atau eklampsia

sering disebut juga toxemia gravidarum.

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan menurut American College of

Obstetricians and Gynecologists (ACOG) yaitu:

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan


Kondisi Definisi Prevalensi
Hipertensi Gestasional Peningkatan tekanan darah (> 6-7
(GH) 140/90 mm Hg) setelah 20
minggu kehamilan tanpa
disfungsi sistem organ lainnya
Preeklampsia Tekanan darah naik setelah 20 5-7
minggu kehamilan ditambah
dengan proteinuria atau disfungsi
organ akhir lainnya
Hipertensi kronik Peningkatan tekanan darah 1-5
sebelum 20 minggu kehamilan
atau bertahan melebihi 12 minggu
postpartum
Hipertensi kronik dengan Peningkatan tekanan darah dan 0.2-1
preeklampsia proteinuria atau disfungsi organ
superimposed akhir lainnya untuk hipertensi
yang sudah ada sebelumnya

2.5 Pencegahan dan Penanganan Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi salah satu faktor risiko penting pada penyakit kardiovaskular,

penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah perifer, stroke dan penyakit

ginjal. Adapun cara untuk menghindari komplikasi tersebut diupayakan

16
pengendalian tekanan darah dalam batas normal baik secara farmakologis maupun

non farmakologis.

Pada pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan dapat

dilakukan dengan pengobatan non farmakologi. Pencegahan dan pengobatan non

farmakologi hampir sama dengan tatalaksana hipertensi non farmakologi yaitu

dengan pengaturan diet, olahraga dan menghindari konsumsi alkohol. Pencegahan

dan penanganan hipertensi dilakukan untuk mencegah risiko kardiovaskular. Ibu

hamil yang dianggap berisiko lebih tinggi untuk mengalami pre-eklampsia harus

mendapatkan kalsium tambahan (1,2-2,5 g/hari) jika, asupan mereka cenderung

rendah. Suplemen kalsium dapat mengurangi insiden hipertensi, pre-eklampsia

dan mortaliti wanita dengan intake rendah kalsium. Ibu hamil harus berolahraga

selama kehamilan untuk menjaga kesehatan dan berat badan yang tepat sehingga

mengurangi kemungkinan terjadinya hipertensi (Alatas, 2019).

Obat yang umum digunakan untuk pengobatan hipertensi pada kehamilan

yaitu labetalol, methyldopa, nifedipine, clonidine, diuretik, dan hydralazine.

Labetalol adalah obat yang paling aman. Diuretik dan CCB (nifedipine)

kemungkinan aman akan tetapi, data minimal dan tidak digunakan sebagai

firstline drug. Menurut American College of Cardiology (ACC) and American

Heart Association (AHA) 2017 obat antihipertensi pada kehamilan yang

direkomendasikan hanya labetalol, methyldopa dan nifedipine.

Tabel 2.3 Manajemen Hipertensi Secara Non Farmakologi


Intervensi Non Dosis
Farmakologi
Pengurangan berat Berat badan/lemak Target terbaik adalah berat badan ideal.
badan Penurunan berat badan 1 kg pada orang
overwight akan menurunkan 1 mmHg

17
tekanan darah
Diet sehat Pola diet DASH Konsumsi makanan yang kaya buah,
sayuran, biji-bijian dan produk susu rendah
lemak dengan kandungan lemak jenuh
rendah dan rendah lemak
Lanjutan

Tabel 2.3 Manajemen Hipertensi Secara Non Farmakologi


Intervensi Non Dosis
Farmakologi
Pengurangan masukan Diet sodium Dianjurkan <1.5 g/hari
garam
Penambahan kalium Diet potasium Dianjurkan 3.5-5 g/hari
Sumber : American College of Cardiology (ACC) and American Heart
Association (AHA) 2017

2.6 Hubungan Asupan Natrium terhadap Kejadian Hipertensi pada

Kehamilan

Natrium sangat penting dalam keseimbangan asam-basa, transmisi saraf dan

kepekaan otot. Berdasarkan beratnya, 39% dari garam (natrium klorida) adalah

natrium. Kira-kira 75% dari natrium yang dikonsumsi dalam diet berasal dari

makanan yang diproses.hanya 10% dari asupan natrium total adalah dari natrium

yang terbentuk secara alamiah dalam makanan yaitu seperti natrium dari susu dan

sayuran tetentu. Jumlah minimum natrium yang dibutuhkan oleh orang dewasa

sehat untuk menggantikan kehilangan yang normal hanya 115 mg/hari. Hampir

semua natrium diserap. Keseimbangan natrium didapat dengan menghilangkan

kelebihan natrium dalam urin (Ambarwati, 2015).

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) per orang per hari yang diatur

dalam dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019, angka kecukupan

natrium untuk usia 19-29 tahun sebesar 1500 mg dan usia 30-49 sebesar 1500 mg.

Tidak ada penambahan jumlah natrium untuk ibu hamil baik dari trimester I, II

maupun III.

18
Untuk mencegah hipertensi pada saat hamil dapat dilakukan dengan

mengurangi konsumsi makanan yang berkadar garam tinggi seperti ikan asin,

makanan awetan seperti kornet, sosis, dan sayur asin. Ada 3 tingkat diet rendah

garam berdasarkan jumlah garam yang dikonsumsi dalam sehari (Fathonah, 2016)

yaitu :

Tabel 2.4 Tingkat Diet Rendah Garam Berdasarkan Jumlah Garam yang Dikonsumsi
dalam Sehari

Diet Porsi (g/hari) Kandungan Na


Diet rendah garam 1 Tidak ditambah garam dapur 200-400
Diet rendah garam 2 2 g (1/2 sdt) 600-800
Diet rendah garam 3 4 g (1 sdt) 1.000-1.200
Sumber: Instalasi Gizi Perjan Dr. RS Cipto Mngkusumo dan Asosiasi Dietisen Indonesia
(2004)

Penelitian yang dilakukan oleh Tanjung hasil yang didapatkan bahwasannya

ibu hamil yang sering mengkonsumsi makanan tinggi natrium memiliki jumlah

kasus tekanan darah tinggi yang lebih besar (58,3%) dibandingkan dengan ibu

hamil yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi natrium (56,1%) (Ella

dkk, 2017).

2.7 Hubungan Asupan Lemak terhadap Kejadian Hipertensi pada

Kehamilan

Lemak merupakan zat gizi padat energi, nilai kalorinya 9 kalori setiap gram

lemak. Dalam bentuk lemak dapat disimpan energi dalam jumlah besar di dalam

massa yang kecil dan tidak memerlukan banyak air seperti pada penimbunan

karbohidrat dan protein, sehingga mempunyai volume berat maupun yang relatif

rendah.

19
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak WHO (1990)

menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total

dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam

lemak esensial dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Di antara lemak

yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10% dari kebutuhan energi

total berasal dari lemak jenuh dan 3-7% dari lemak jenuh ganda (Adriani dkk,

2012).

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) per orang per hari yang diatur

dalam dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019, angka kecukupan

natrium untuk usia 19-29 tahun sebesar 65 g dan usia 30-49 sebesar 60 g. terdapat

penambahan jumlah lemak untuk ibu hamil dari trimester 1, II maupun III yaitu

sebesar 2,3 g.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Samur, et al (2016) di Turki

menunjukkan bahwa kelebihan energi (diet tinggi lemak) yang menyebabkan

asupan nutrisi tidak cukup selama pra-kehamilan dan kehamilan kejadian ini

dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko pre eklampsia. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukannya asupan protein dan lemak lebih rendah di antara

wanita dengan pre eklamsia daripada wanita yang hamil sehat tetapi

perbedaannya tidak signifikan secara statistik.

20
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Hipertensi dalam Kehamilan

Status Gizi

Peningkatan
Volume Darah
Tingkat Kebutuhan Zat Gizi:

1. Kalori
2. Protein
3. Asam Folat
Asupan Makan
4. Kalsium
5. Zat besi Natrium dan Lemak

Karakteristik Ibu Karakteristik Sosial


Ekonomi
1. Umur ibu
2. Usia kehamilan 1. Pendidikan
3. Riwayat genetik 2. Pekerjaan
3. Pendapatan

21
Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

22
Berdasarkan kerangka konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan. Berbagai faktoor tersebut

antara lain usia ibu, riwayat genetik, status gizi (kalori, kalsium, protein, asam

folat dan zat besi). dan asupan natrium dan lemak.

Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.

komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20

tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada

usia 20-29 tahun. Dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi

selama kehamilan. Usia kehamilan yang menyebabkan teradinya hipertensi yaitu

saat trimester 3 karena terjadinya peningkatan tekanan darah mencapai nilai

140/90 mmHg atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15

mmHg diatas normal.

Riwayat genetik seseorang akan mengalami kemungkinan lebih besar untuk

mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. Adanya

faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai

risiko menderita hipertensi.

Status gizi untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan

aktifitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat

makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang biasa

dikonsumsi baik kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah zat-zat gizi dan

energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil

dipengaruhi oleh pengetahuan, pekerjaan dan pendapatan terkait zat-zat gizi apa

saja yang baik dikonsumsi oleh ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan bagi ibu

23
dan janin nya. Pekerjaan dikaitkan dengan aktifitas fisik dan stress yang

merupakan faktor risko terjadinya hipertensi dalam kehamilan atau preeklampsia.

Asupan garam yang tinggi akan menimbulkan pengeluaran berlebihan pada

hormon natriouretik yang secara tidak langsung dapat meningkatkan tekanan

darah. Mengkonsumsi lemak yang berlebihan akan mendatangkan gangguan

kesehatan yaitu seperti penyumbatan darah. Diet yang banyak menggunakan

garam dan lemak dapat menaikkan produksi kolestrol yang menyumbat pembuluh

nadi.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka konseptual di atas, maka

hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara asupan natrium dan

lemak dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Beji

Kabupaten Pasuruan.

24
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat observasional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan natrium dan lemak yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini disebut sebagai penelitian

observasional karena peneliti tidak memberikan perlakuan kepada subyek

penelitian.

Jenis rancangan penelitian ini adalah cros sectional. Penelitian cros

sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari korelasi antara faktor risiko

dengan eek melalui pendekatan, observasi atau pengumpulan data, sehingga

subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja (Notoatmodjo, 2010).

4.2 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil yang hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan dengan total jumlah 162 orang.

4.3 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel dan Cara Pengambilan

Sampel

4.3.1 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan.

25
4.3.2 Besar Sampel Penelitian

Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Slovin (Notoadmodjo, 2010) yaitu :

∝ (1 – )
= ( − 1) + ∝ (1 – )

Keterangan :

N = Besar sampel minimum

∝/ = 1,96 (derajat kemaknaan 95% CI ɑ = 5 %)

P = Proporsi (50%)

D = Presisi (10%)

1,96 × (1 − 0,5)162
n=
0,1 (162 − 1) + 1,96 × 0,5(1 0,5)
= 60,515

Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel tersebut, peneliti menggunakan

sampel sebesar 61 ibu.

4.3.3 Cara Penentuan

Cara penentuan sampel penelitian ini yang masuk dalam kriteria inklusi.

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1. Ibu hamil yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Beji

Kabupaten Pasuruan

2. Ibu hamil dengan usia kehamilan trimester 3

3. Ibu hamil yang tidak mempunyai cacat fisik

4. Ibu yang bersedia untuk terlibat dalam penelitian dan mengisi informed

consent.

26
4.3.4 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple

random sampling sehingga masing-masing anggota atau unit dari populasi

mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian dan diambil

secara acak.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Beji Kabupaten

Pasuruan.

4.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2021 sampai Agustus 2021.

4.5 Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran dan Skala Data

4.5.1 Variabel

1. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh atau yang menyebabkan

berubahnya nilai dari variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

asupan natrium dan lemak

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga nilainya akan berubah

karena pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

hipertensi dalam kehamilan.

27
4.5.2 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran dan Skala Data
No Variabel Definisi Operasinal Cara Pengukuran Skala Data

1 Hipertensi Tekanan darah tinggi Dilakukan pengukuran tekanan Ordinal


berlaku apabila tekanan darah menggunakan
darah sistolik melebihi Sphygmomanometer
140 mmHg (tensimeter).
Klasifikasi hipertensi yaitu :
1. Hipertensi
Apabila tekanan darah sistolik
≥ 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 90 mmHg
2.Tidak hipertensi:
Apabila tekanan darah sistolik
< 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik < 90 mmHg

2 Umur ibu Lama hidup dari Wawancara menggunakan alat Rasio


seseorang yang diukur bantu kuesioner
dari saat lahir hingga
saat wawancara
dilakukan
3 Usia Kehamilan Lama waktu seorang Wawancara menggunakan alat Rasio
janin berada dalam bantu kuesioner
rahim. Usia janin
dihitung dalam minggu
dari hari pertama
menstruasi terakhir ibu
sampai hari kelahiran.
4 Riwayat genetik Status responden Wawancara menggunakan alat Nominal
tentang garis keturunan bantu kuesioner
(Ayah dan Ibu) yang a. Ya, ada keturunan
menderita hipertensi hipertensi
b. Tidak ada keturunan
hipertensi

28
Lanjutan

Tabel 4.1 Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran dan Skala Data
No Variabel Definisi Operasinal Cara Pengukuran Skala Data

5 Asupan natrium Jumlah natrium yang Wawancara dengan pengisisan Ordinal


masuk kedalam tubuh kuesioner 24 hours food recall
berdasarkan konsumsi dan food frequency. Hasil
makanan sehari-hari recall dan ffq diolah
menggunakan software
Nutrisurvey (range normal
natrium 1500 mg)
Klasifikasi asupan natrium
dibagi menjadi 3 yaitu
a. Kurang : < range normal
b. Cukup range normal
c. Lebih : > range normal
(Kemenkes RI, 2019)
6 Asupan lemak Jumlah lemak yang Wawancara dengan pengisisan Ordinal
masuk kedalam tubuh kuesioner 24 hours food recall.
yang didapat dari hasil Hasil recall diolah
konversi semua mengunakan Software
makanan yang Nutrisurvey (range normal
dikonsumsi lemak 67,3 g)
responden per hari, Klasifikasi asupan natrium
dibagi menadi 3 yaitu:
a. Kurang : < range normal
b. Cukup range normal
c. Lebih : > range normal
(Kemenkes RI, 2019)

4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

4.6.1 Sumber Data

Jenis sumber data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer.

Data primer tersebut digunakan untuk seluruh data variabel penelitian, yang terdiri

29
dari variabel dependen (kejadian hipertensi dalam kehamilan) dan variabel

independen (asupan natrium dan lemak).

4.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang akan diunakan dalam penelitian ini

antara lain:

1. Lembar kuesioner memberikan beberapa daftar pertanyaan pada

responden. Kuesioner dibagikan pada ibu hamil yang mengalami

hipertensi, untuk memperoleh data mengenai umur ibu, usia kehamilan

dan faktor keturunan

2. Pengukuran tekanan darah pada ibu hamil dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang ahli dengan tujuan untuk mengetahui ibu hamil

mengalami hipertensi atau tidak.

3. Pengukuran asupan natrium dan lemak menggunakan kuisioner food

frequency questioinnaire (FFQ) dan 24 hours food recall. Pengukuran

ini dilakukan untuk mengetahui jumlah asupan natrium dan lemak pada

makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

30
4.7 Kerangka Operasinal

Populasi ibu hamil yang hipertensi di wilayah Kriteria inklusi


kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan
1. Ibu hamil yang bertempat tinggal
N = 162 di wilayah kerja Puskesmas Beji
Kabupaten Pasuruan
2. Ibu hamil dengan usia kehamilan
trimester 3
Sampel: Simple Random Sampling ibu hamil yang 3. Ibu hamil yang tidak mempunyai
hipertensi di wilayah kera Puskesmas Beji cacat fisik
Kabupaten Pasuruan 4. Ibu yang bersedia untuk terlibat
n = 61 dalam penelitian dan mengisi
informed consent.

Pengumpulan data Pengumpulan data


mengunakan kuisioner (usia, riwayat
pengukuran tekanan genetik, asupan natrium
dan lemak
darah

Analisis data

Hasil penelitian

Kesimpulan
Gambar 4.1 Kerangka Operasional

4.8 Teknik Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan adalah:

4.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah sebuah analisis yang bertujuan untuk menjelaskan

atau menggambarkan karakteristik (distribusi frekuensi) setiap variabel penelitian,

yang mencakup variabel dependen (kejadian hipertensi dalam kehamilan) dan

31
variabel independen (asupan natrium dan lemak). Analisis ini ditampilkan dalam

bentuk persentase yang disajikan dalam grafik dan tabel.

4.8.2 Analisis Chi-Square

Analisis chi-square dilakukan untuk melhat hubungan antar variabel terikat

(dependen) yaitu kejadian hipertensi dalam kehamilan dan variabel bebas

(independen) asupan natrium dan lemak. Uji hipotesis pada penelitian ini

mengunakan uji chi-square, untuk melihat apakah ada hubunan bermakna antara

variabel bebas dan terikat.

32
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M. & Wijatmadi, B., 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Ambarwati, F. R, 2015. Ilmu Gizi dan Kesehatan Reproduksi. Edisi 1.
Yogyakarta: Cakrawala Ilmu
Bardja, S. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Teradinya Hipertensi dalam
Kehamilan pada Ibu Hamil di Puskesmas Gunung Jati Tahun 2015. Jurnal Ilmiah
AIndonesia, Vol. 2 No. 11.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten


Pasuruan 2016. Pasuruan: Dinas Kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur 2016. Jawa Timur: Dinas Kesehatan.
Egeland, M.G., Scurveit, S., Staff, A.C., et al, 2018. Pregnancy-Related Risk
Factors Are Associated With a Significant Burden of Treated Hypertension
Within 10 Years of Delivery: Findings From a Population-Based Norwegian
Cohort. Journal of the American Heart Association, 10(1161): pp.2-7.
Tersedia di: <https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/JAHA.117.008318>
[15 Desember 2018].
Fahira, A. 2017. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di RSU
Anutapura Kota Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako 3(2):1-75.
Fahrudin, P.E. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten
Luwu. Skripsi. Universitas Hasanudin Makassar.
Fatimah, N.I., 2017. Hubungan Pola Makan dan Stres dengan Kejadian
Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Skripsi.
Poltekes Kesehatan Kendari.
Febriana, E., Rahfiludin, M.Z., & Rahayunng, D, 2017. Hubungan Asupan
Natrium, Kalsium dan Magnesium dengan Tekanan Darah pada Ibu Hamil
Trimester II dan III (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten
Temanggung). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(4): pp. 649-653.
Glade, 2011. Panduan Paling Komplit Kehamilan Minggu ke Minggu. Edisi 1.
Yogyakarta: Mitra Buku.
Imaroh, I.I., Nugraheni, S.A. & Dharminto. 2018. Faktor Risiko yang
Mempengaruhi Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
KedungMundu Kota Semarang Tahun 2017. JKM, Vol. 6 No. 1.

33
Jones, L., Takramah, W., Axame, W.K., et al. 2017. Risk Factors Associated
with Pregnancy Induced Hypertension in the Hohoe Municipality of Ghana.
Journal of Preventive Medicine & Heathcare. 1(3): 1011. Tersedia di:
<https://www.jscimedcentral.com/PreventiveMedicine/Articles/preventivem
edicine-1-1011.pdf> [15 Desember 2018].
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2017. Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
Jakarta: Republik Indonesia.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
Infodatin Hipertensi. Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Setiadhi, Y., Kawengian, S.E.S., & Mayulu, N. 2016. Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Kehamilan di Kota Manado.
Jurnal e-Biomedik (ebm). Vol. 4 No. 2.
Sukitrianty., Aswadi., Majid, A. & Lagu., 2016. Faktor Risiko Hipertensi Pada
Ibu Hamil Di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar. Al Sihah : Public Health
Science Journal, Vol.8 No.1.

Sulistyoningsih. & Hariyani., 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sihotang, C.P., Rahmayati, I.E., Tebisi, .M., and Bantulu, F.M. 2016. Hubungan
Pola Makan dan Kecukupan Istirahat Tidur dengan Kejadian Hipertensi
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Biromasru. Jurnal Kesehatan
Tadulako. Vol. 2 No. 1. Tersedia di:
<http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/57
47> [15 Desember 2018].
Sirajuddin. Surmita. & Astuti, T. 2018. Survey Konsumsi Pangan. Edisi 1.
Jakarta: Kementrian Kesehatan.
The American College of Obstetricians and Gynecologists. 2013. Hypertension in
Pregnancy. Washington, DC: American College of Obstetricians and
Gynecologists.
Ying, W. Catov, M.j. & Ouyang, P. 2018. Hypertensive Disorders of Pregnancy
and Future Maternal Cardiovascular Risk. JAHA, 7(10): pp 1-3.

34
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DAN LEMAK TERHADAP KEJADIAN


HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Beji Kabupaten Pasuruan)
Kode Responden

A. Karakteristik Respnden

Nama Lengkap :

Umur Ibu : tahun

Usia Kehamilan : minggu

Riwayat Hipertensi pada keluarga : Ya/Tidak *)

*) coret yang tidak perlu

B. Status Responden

Berat Badan : kg

Tekanan Darah : mmHg

35
C. Asupan Natrium dan Lemak

1. Food Recall 2 × 24 jam

Waktu Makanan Bahan Banyak yang

makan makanan dikonsumsi

URT Berat (g)

Hari ke-1 (tanggal/bulan/tahun)

Pagi

Siang

36
Waktu Makanan Bahan Banyak yang

makan makanan dikonsumsi

URT Berat (g)

Malam

Banyak yang

Waktu Makanan Bahan dikonsumsi

makan makanan URT Berat (g)

Hari ke-2 (Tanggal/Bulan/Tahun)

Pagi

37
Waktu Makanan Bahan Banyak yang

makan makanan dikonsumsi

URT Berat (g)

Siang

Malam

38
2. Food Frequency Questioinnaire (FFQ)

Frekuensi Konsumsi
Harian Mingguan Bulanan Tidak
No Bahan Makanan pernah
1x 2x 3x 1x 2x 3x 1x 2x 3x
Makanan Pokok
1 Nasi
2 Mie instan
3 Roti
4 Jagung
5 Kentang
6 Singkong
Lauk Pauk
1 Daging sapi
2 Daging ayam
3 Daging bebek
4 Udang
5 Ikan sarden
6 Ikan asin
7 Tongkol
8 Mujair
9 Bandeng
10 Telur ayam
11 Telur asin
12 Tahu
13 Tempe
Sayur-sayuran
1 Kangkung
2 Sawi
3 Bayam
4 Brokoli
5 Buncis

39
6 Kol
7 Wortel
8 Kacang panjang
9 Tauge
10 Daun singkong
Buah-buahan
1 Alpukat
2 Apel
3 Pisang
4 Pepaya
5 Jambu biji
6 Melon
7 Jeruk
Susu
1 Susu kehamilan
2 Susu sapi
3 Susu kedelai
5 Keju
Serba aneka
1 Biskuit
2 Keripik
3 Kerupuk
4 Madu
6 Kopi
7 Teh
8 Mentega
9 Saos tomat
10 Saos sambal
11 Kecap manis
12 Kecap asin

40

Anda mungkin juga menyukai