(Proposal Skripsi)
OLEH:
NURHAYATI
2022206203174P
Hubungan Status Obstetri Ibu Post Partum Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di
RS Asy-Syifa Medika Tulang Bawang Barat tahun 2023.
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji di hadapan TIM Penguji Proposal
MENYETUJUI
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
Ns. Marlinda, M.Kep., Sp.Kep. Mat. Desi Ari Madi Yanti, M.Kep., Sp.Kep. Mat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Hubungan Status Obstetri Ibu Post Partum Dengan Pemilihan Alat
Kontrasepsi di RS Asy-Syifa Medika Tulang Bawang Barat tahun 2023”.
Proposal penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan berbagai
pihak, pada kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp. Kep. J., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
2. Elmi Nuryati, M.Epid., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Universitas Muhammadiyah Pringsewu
4. Ns. Rita Sari, M.Kep., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
5. Ns. Marlinda, M.Kep., Sp.Kep. Mat., selaku Pembimbing I yang telah
membimbing penyusunan proposal ini.
6. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat sselaku Pembimbing II yang
telah membimbing penyusunan proposal ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
D. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 8
E. Manfaat Penelitian......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penduduk yang tidak terkendali juga telah terbukti efektif dalam mengurangi
angka kematian ibu (AKI) dengan cara mengatur jarak kehamilan serta
mengurangi kelahiran yang berisiko tinggi, dimana hal tersebut dapat menjadi
salah satu faktor meningkatkan risiko pada peningkatan angka kematian ibu.
yaitu terlalu muda melahirkan (< 20 tahun), terlalu tua melahirkan (> 35
tahun), terlalu dekat jarak kelahiran (< 3 tahun) dan terlalu banyak jumlah anak
(> 2 anak). Persentase angka kematian ibu saat melahirkan pada ibu berusia <
20 tahun dan > 35 tahun mencapai 33 % dari total kematian ibu secara
sisanya masih didominasi oleh KB pil dan kondom (KB Non MKJP atau
metode kontrasepsi jangka pendek) (Jaksa et al., 2023). Selain itu Hirsch dan
Subur (PUS) pada tahun 2020 sebesar 67,6%, sedangkan pada tahun 2021
besar akseptor lebih memilih suntik (59,9%), kemudian pil (15,8%), implan
Operatif Pria (MOP) (0,2%) dan Metode Amenorea Laktasi (MAL) (0,1%)
di antara Pasangan Usia Subur (PUS) juga cukup berfluktuatif, dimana pada
tahun 2020 mencapai 72,4%, menurun di tahun 2021 menjadi 61,74% dan
mencapai 80%, dan berdasarkan distribusi Kabupaten/ Kota tahun 2022 maka
2023).
mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk
dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan
sehat dan juga Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan, dan
makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan
fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari
Ketika pasangan usia subur (PUS) tidak ber-KB, maka secara jangka
panjang akan berdampak buruk pada kesehatan ibu dan anak. Penggunaan
tinggi karena terlalu dini, terlalu tua, terlalu banyak, atau jarak kehamilan yang
terlalu dekat. Kehamilan berisiko tinggi ini dapat berpengaruh pada kesehatan
anak termasuk mengakibatkan berat bayi lahir rendah (BBLR). Hal ini perlu
menjadi perhatian, mengingat bayi yang lahir dengan BBLR lebih berisiko
keluarga berencana, terutama MKJP yang dinilai paling efektif untuk menunda
Metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implant sangat baik
negatif seperti meningkatkan insidensi berat bayi lahir rendah. Selain itu,
interval kehamilan yang terlalu dekat juga dapat menghasilkan dampak negatif
merupakan faktor yang paling mudah diidentifikasi secara langsung dan dapat
menentukan pemilihan jenis kontrasepsi pada akseptor KB. Status obstetri pada
masa kehamilan meliputi jumlah kehamilan, paritas, dan riwayat abortus atau
sering disingkat sebagai GPA (Gravida, Paritas, dan Abortus) (Priyanti &
Syalfina, 2017). Sedangkan pada ibu nifas, status obstetri yang dikaji untuk
sementara abortus merupakan keluarnya fetus dari rahim sebelum janin dapat
yang belum punya anak atau wanita dengan paritas rendah (≤ 2), sedangkan
pada paritas tinggi (> 2) biasanya dianjurkan menggunakan MKJP. Selain itu,
metode IUD biasanya cocok dipasang setelah melahirkan atau sesudah abortus
Penelitian yang dilakukan oleh Jaksa et al. (2023), diperoleh bahwa hasil
penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rati
(2018), dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sebagian besar ibu
tidak memiliki riwayat abortus yaitu sebanyak 84,7%, dan hasil analisis
2022, rata-rata jumlah persalinan yaitu sebanyak 76 orang, baik partus normal
dimana pada masa post partum ini merupakan masa yang penting untuk
menentukan alat kontrasepsi apa yang harus digunakan. Fenomena yang terjadi
dengan kontrasepsi yang dipilih oleh ibu post partum. Selain itu, belum pernah
ada yang meneliti hubungan antara riwayat obstetri dengan pemilihan alat
September 2023 terhadap 10 orang ibu post partum, 5 pasien partus normal dan
menggunakan MKJP. Jika dilihat dari paritas, dari 10 ibu post partum tersebut
sebanyak 7 orang (70%) memiliki paritas primipara dan 3 orang (30%) lainnya
orang (90%) tidak memiliki riwayat abortus dan 1 orang (10%) pernah abortus.
status obstetri ibu post partum dengan pemilihan alat kontrasepsi di RS Asy-
B. Rumusan Masalah
penurunan dan juga belum mencapai 80%. Selain itu, pemilihan jenis
jangka panjang seperti IUD dan implant memiliki tingkat efektivitas yang lebih
jangka pendek. Bedasarkan dari data dan latar belakang yang telah di
hubungan status obstetri ibu post partum dengan pemilihan alat kontrasepsi di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
tahun 2023.
tahun 2023.
2023.
D. Ruang Lingkup
penelitian adalah seluruh ibu pospartum yang dirawat di RS. Objek penelitian
ini adalah hubungan status obstetri ibu post partum dengan pemilihan alat
Bawang Barat, dan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan November
2023.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
jurnal publikasi ilmiah tentang hubungan status obstetri ibu post partum
dengan pemilihan alat kontrasepsi. Selain itu hasil penelitian ini dapat
yang akan meneliti dalam konteks yang berbeda atau yang lebih luas.
2. Manfaat Aplikatif
b. Bagi Responden
c. Bagi Peneliti
peneliti lain yang akan meneliti dalam konteks yang berbeda atau yang
lebih luas berkaitan dengan hubungan status obstetri ibu post partum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kontrasepsi
1. Definisi
digunakan sebagai upaya suami-istri untuk mengatur jumlah dan jarak anak
metode pencegahan kehamilan untuk mengatur jumlah dan jarak anak serta
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus:
Purwoastuti, 2018).
3. Sasaran Kontrasepsi
pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun, sebab pada usia di
kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini
Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, kondom,
paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan
yang cocok dan disarankan adalah metode kontap (MOW dan MOP)
4. Jenis Akseptor KB
a. Akseptor Aktif
Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini menggunakan
kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah
berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut - turut dan bukan
c. Akseptor KB Baru
d. Akseptor KB dini
e. Akseptor KB langsung
f. Akseptor KB dropout
5. Metode Kontrasepsi
siklus mesntruasi
panjang (MKJP) dan kontrasepsi jangka pendek yang disebut non MKJP.
selama 3 tahun sampai seumur hidup (Noor et al., 2022). Sedangkan metode
merupakan metode tertua di duma, karena telah tertulis pada kitab tua
siklus menstruasi teratur dan kerja sama dengan suami harus baik.
4) Spermisida
6) Kondom
pria dapat terbuat dari bahan latex (karet) atau polyurethane (plastik),
kondom antara lain murah, mudah didapat tanpa perlu resep dokter,
7) Pil Kontrasepsi
hari dalam 3 minggu dan diikuti periode 1 minggu tanpa pil. Estrogen
yang biasa digunakan adalah ethinyl estradiol dengan dosis 0,05 mcg
estrogen. Pil mini harus diminum setiap hari juga saat menstruasi.
perdarahan tidak teratur. Pil ini bisa digunakan oleh wanita yang
8) Suntik/ Injeksi
al., 2022).
9) Kontrasepsi Patch
2018).
Walyani, 2018).
1) Implant
dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat
2) IUD/ AKDR
luar haid (spotting), darah haid lebih banyak (menorrhagia), dan sekret
vagina lebih banyak Selain itu, terdapat efek samping serius namun
saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.
Kontrasepsi man tap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau
agar sperma tidak keluar dari buah zakar (Purwoastuti & Walyani,
2018).
harmonis, memiliki sekurangnya dua anak yang sehat fisik dan mental
6. Tingkat Efektivitas
a. Sosial Ekonomi
b. Budaya
c. Pendidikan
yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait
d. Agama
selama haid yang tidak teratur dapat menjadi masalah (Priyanti &
Syalfina, 2017).
e. Status obstetri
didominasi oleh wanita yang belum punya anak atau wanita dengan
umum dan dokter spesialis, namun distribusi bidan juga masih tidak
g. Dukungan suami
pascabersalin sangatlah penting. Ibu akan merasa lebih yakin dan mantap
saat didampingi oleh pasangannya dalam memilih metode ber KB. Selain
B. Status Obstetri
1. Paritas
a. Definisi
anak yang dilahirkan usia kehamilan 20 minggu. Paritas anak kedua dan
anak ketiga merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas tinggi.
b. Kategori
2) Multipara, bila jumlah anak yang lahir dengan hidup (viable) 2-4 anak
(Manuaba, 2017).
didominasi oleh wanita yang belum punya anak atau wanita dengan
kualitas gizi dan pendidikan dalam keluarga. Jumlah anak yang semakin
jumlah anak dalam keluarga ≤ 2 orang pasangan suami istri telah tertarik
paling banyak adalah pil dan suntik 72,8%. Hasil analisis bivariat
2. Riwayat Abortus
a. Definisi
untuk bertahan hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari
terjadi saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu serta berat janin
kurang dari 500 gram, dimana penyebab terjadinya abortus masih berlum
janin dengan berat janin < 500 gram atau usia kehamilan < 22 minggu.
berbeda – beda pula. Oleh karena itu di negara maju dan berkembang
karena teknologi ilmu kedokteran yang canggih, abortus saat ini diartikan
sebagai keluarnya hasil konsepsi ketika usia kehamilan < 20 minggu atau
b. Etiologi Abortus
diperdebatkan. Secara umum ada lebih dari satu penyebab, antara lain:
1) Faktor janin
2) Faktor maternal
a) Infeksi
kematian janin tidak diketahui secara pasti akibat infeksi janin atau
b) Penyakit vaskular
c) Kelainan endokrin
d) Imunologi
e) Trauma
hamil.
f) Kelainan uterus
3) Faktor eksternal
a) Radiasi
b) Obat – obatan
c. Patofisiologi
dengan desidua makin erat, sehingga abortus yang mulai di saat ini sering
d. Jenis Abortus
1) Abortus imminens
dapat berlanjut selama beberap hari atau berulang, dapat pula disertai
sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah seperti saat
minggu, tanpa nyeri dan ukuran rahim sesuai dengan usia kehamilan
dan leher rahim yang tertutup, tes urin kehamilan masih positif dan
hasil konsepsi masih baik. Pasien disarankan untuk tirah baring hingga
2) Abortus insipiens
ini didiagnosis bila seorang wanita yang sedang hamil < 20 minggu
kram yang dirasakan pasien, serta belum ada jaringan yang keluar.
bawah rahim atau saluran serviks. Besar uterus masih sesuai dengan
3) Abortus inkompletus
4) Abortus kompletus
melalui serviks. Pada USG transvaginal, tidak akan ada sisa hasil
yang telah menutup, besar uterus lebih kecil dari usia kehamilan,
5) Abortus habitualis
Fajriah, 2020).
6) Abortus infeksiosa
e. Riwayat Abortus
2018).
IUD, hal tersebut disebabkan karena ibu yang memiliki riwayat abortus
2018).
akan dapat menjarangkan jarak persalinan yang terlau dekat, yakni < 2
2019).
C. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi Ibu Bersalin
pemilihan kontrasepsi:
a. Sosial Ekonomi
b. Budaya
c. Pendidikan Pemilihan Kontrasepsi
d. Agama
e. Status obstetri:
1) Paritas
2) Riwayat abortus MKJP: Non-MKJP:
f. Ketersediaan petugas a. Implant, IUD/ a. Senggama terputus
kesehatan AKDR
g. Dukungan keluarga b. Pantang berkala
b. Kontrasepsi
c. MAL
sterilisasi/
Kontrasepsi d. Spermisida
mantap (MOW e. Kontrasepsi darurat
atau MOP). f. Kondom
g. Pil kontrasepsi
h. Suntik/ injeksi
i. Kontrasepsi patch
j. Cervical cap
D. Kerangka Konsep
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Paritas
Pemilihan alat
kontrasepsi
Riwayat Abortus
E. Hipotesis
tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini
dapat benar dan salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2014)..
Ha: Ada hubungan status obstetri (Partus dan Riwayat Abortus) ibu post
Ho: Tidak ada hubungan status obstetri (Partus dan Riwayat abortus) ibu post
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
(Notoatmodjo, 2014).
mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor
lain. Pendekatan waktu dalam penelitian ini secara cross sectional. yaitu
variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek
B. Variabel Penelitian
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
penelitian ini yaitu status obstetri yang meliputi paritas dan riwayat abortus.
C. Definisi Operasional
1. Variabel
Inependen: Mengisi 0. Primipara, jika jumlah Ordinal
Paritas Jumlah anak yang Angket angket anak yang dilahirkan
pernah dilahirkan hidup sebanyak 1
responden pada usia anak.
kehamilan lebih 1. Multipara, bila jumlah
dari 20 minggu. anak yang lahir
dengan hidup (viable)
2-4 anak
2. Grandemultipara, bila
jumlah anak yang
lahir dengan hidup >
5 anak.
(Manuaba, 2017).
0. Tidak memiliki riwayat Ordinal
2. Riwayat Keluarnya hasil Angket Mengisi abortus, jika tidak
abortus konsepsi sebelum angket pernah mengalami
janin mampu untuk abortus.
bertahan hidup di 1. Memiliki riwayat
luar kandungan abortus, jika pernah
dengan berat badan mengalami abortus
kurang dari 500 gr (Rati, 2018).
atau umur
kehamilan kurang
dari 20 minggu.
Variabel
3. Dependen:
Pemilihan alat Mengisi 0. MKJP, jika
kontrasepsi Metode kontrasepsi Angket angket menggunakan metode Ordinal
pasca bersalin yang kontrasepsi implant,
akan digunakan IUD/ AKDR,
oleh responden. kontrasepsi sterilisasi/
kontrasepsi mantap
(MOW atau MOP)
1. Non MKJP, jika
menggunakan metode
kontrasepsi senggama
terputus, pantang
berkala, metode
amenorea laktasi
(MAL), spermisida,
kontrasepsi darurat
hormonal, kondom, pil
kontrasepsi, suntik/
injeksi, kontrasepsi
patch atau cervical
cap.
a. Populasi
dengan rata- rata jumlah persalinan per bulan (Normal dan SC) dari bulan
b. Sampel
c. Teknik Sampling
jumlah populasi sedikit (kurang dari 100), maka seluruh populasi dijadikan
a. Kriteria Inklusi:
Bawang Barat.
b. Kriteria Eksklusi:
lainya.
3) Ibu post partum (baik partus normal maupun SC) yang dalam
4) Pasien yang masih ragu-ragu atau masih belum mau ber KB.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
F. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
dijadikan bagian dari sampel penelitian, jika responden setuju maka akan
alat ukur dan hanya menuliskan kode nomor responden (berupa angka)
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
nama responden, hanya inisial saja yang ditampilkan pada hasil penelitian.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
pasien terjamin.
Responden memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan
penelitian.
1. Instrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang telah diamati, secara spesifik semua
data secara sistematis guna keperluan analisis. Data yang akan digunakan
penelitian ini menggunakan data primer dengan cara data diambil secara
langsung dari responden. Data yang diperoleh dikumpulkan pada hari itu
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding pada
penelitian ini antara lain, pada variabel paritas diberi kode “0” untuk
hasil ukur “primipara”, “1” untuk hasil ukur “multipara”, dan “2”
diberi kode “0” untuk hasil ukur “tidak memiliki riwayat abortus” dan
variabel pemilihan alat kontrasepsi diberi kode “0” untuk hasil ukur
c. Processing
softwere komputer.
d. Cleaning
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
4) Bila nilai p-value lebih kecil dari pada α (p≤0,05), berarti hubungan
I. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Muhammadiyah Pringsewu.
2. Tahap Pelaksanaan
kontrasepsinya.
e. Pengolahan data
h. Sidang hasil.
B. Prosedur Penelitian
Apabila Ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda diminta
menandatanangi lembar persetujuan ini rangkap dua, satu untuk anda simpan dan
satu untuk peneliti. Prosedur penelitiannya yaitu Ibu diminta mengisi lembar
persetujuan dan mengikuti serangkaian kegiatan dalam penelitian, adapun
kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Mengisi lembar persetujuan untuk menjadi responden (informed concent)
2. Mengisi Angket
E. Manfaat
Berpartisipasi dalam penelitian ini, Ibu akan memperoleh pengalaman
menjadi salah satu subjek penelitian dan memperoleh informasi tentang pemilihan
metode kontrasepsi.
F. Kerahasiaan
Tidak ada informasi pribadi akan disertakan pada penelitian. Data penelitian
dikembalikan secara anonim atau dengan inisial.
G. Kompensasi
Tidak ada kompensasi dari penelitian ini. Peenliti berterimakasih atas
keikutsertaan Ibu menjadi subjek penelitian.
H. Informasi Tambahan
Ibu diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
terkiat dengan penelitian ini. Jika sewaktu-waktu memerlukan penjelasan lebih
lanjut bapak/ibu/saudara/saudari dapat menghubungi saya di nomor telepon
085366661670.
mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin
timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah
yang berjudul: Hubungan Status Obstetri Ibu Post Partum Dengan Pemilihan
Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya. Saya setuju:
Ya/Tidak *).
Usia:
Alamat:
Nama Peneliti:
Petunjuk Pengisian:
Identitas Responden:
Nama (inisial) :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pertanyaan:
1. Berapa Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup pada usia kehamilan lebih
dari 20 minggu?
a. 1 orang
b. 2- 4 orang
c. ≥ 5 orang
3. Apa rencana jenis kontrasepsi yang akan ibu pilih saat ini ?
a. Suntik
b. Pil
c. IUD (Spiral)
d. Implan (Susuk)
e. Kondom
f. MOW (Metode Operasi Wanita / Steril)
g. MOP (Metode Operasi Pria / Steril)
Nama : NURHAYATI
NPM : 2022206203174P
Judul : Hubungan Status Obstetri Ibu Post Partum Dengan Pemilihan Alat
Kontrasepsi di RS Asy-Syifa Medika Tulang Bawang Barat tahun 2023
Pembimbing
Nama : NURHAYATI
NPM : 2022206203174P
Judul : Hubungan Status Obstetri Ibu Post Partum Dengan Pemilihan
Alat Kontrasepsi di RS Asy-Syifa Medika Tulang Bawang Barat
tahun 2023