Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA CALONAKSEPTOR


KBIMPLANT PADA Ny.R UMUR
25TAHUNDI PUSKESMAS WRINGINANOM
KECAMATAN WRINGINNOM
KABUPATEN GRESIK

Oleh :

Retno Indah Sulistyowati


NIM : 202208115

PRODI PENDIDIKAN PROFESIBIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2022/2023

i
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK


PADACALONAKSEPTOR KB IMPLANT PADA Ny.R UMUR 25 TAHUN”
di Puskesmas Wringinanom Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik telah
disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :
Hari/tanggal:

Gresik, 29 April 2023


Mahasiswa

Retno Indah Sulistyowati

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Dewi Taurisiawati R, SST, M.Kes Yuni Artati, SST

ii
KATA PENGANTAR

.....................................................Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Es

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat Menyelesaikan “Asuhan Kebidanan

Pada CalonAkseptor KB Implantdi Puskesmas Wringinanom Kecamatan

Wringinanom Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur” Penulis menyadari bahwa

keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan

berbagai pihak yang diberikan kepada penulis.Untuk itu penulis menyampaikan

terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah membantu selama penyusunan laporan ini.

..........................................................Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih

sempurna.Hal ini karena keterbatasan pengetahuann dan kemampuan yang penulis

miliki.Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan

kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.

Gresik,07 Februari 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2Tujuan....................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka.................................................... 6
2.2 Proses Manajemen Asuhan Kebidanan ................................. 39
2.3 Teori Hukum Kewenangan Bidan ......................................... 53
2.4 Hasil Penelitian Berdasarkan Jurnal Ilmiah............................ 61

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian Data....................................................................... 64
3.2 Analisa Data ........................................................................... 70
3.3 Penatalaksanaan ..................................................................... 70

BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan............................................................................. 74

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.............................................................................. 77
5.2 Saran........................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi yaitu 1,38%

pertahun. Faktorutamayangmempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah

tingginya angka kelahiran yang berkaitan erat dengan usia perkawinan

pertama.Keadaanini merupakansalahsatumasalahkependudukanIndonesia

sehingga memerlukankebijakan kependudukan.Kebijakankependudukan

tersebutdilakukandenganmenurunkantingkat pertumbuhanserendah-

rendahnya.Cara efektifuntukmenurunkan angkapertumbuhanpenduduk

denganjalan mengikutiprogram Keluarga Berencana (Arum

&Sujiyatini,2009).

KeluargaBerencana(KB)merupakansalahsatu pelayanankesehatan

preventif yang paling dasar dan utamabagiwanita.Programkeluarga

berencana nasionalmerupakan salahsatukomponen pembangunan nasional

terkaitdenganupayapeningkatan kualitassumberdayamanusia,kesehatan,

dan kesejahteraankeluarga.Secaraumum,tujuankeluargaberencanaadalah

untukmemenuhiperintahmasyarakatakan pelayanankeluargaberencanadan

kesehatanreproduksiyangberkualitas,menurunkanangkakematianibu,bayi

dananaksertapenanggulangan

masalahkesehatanreproduksidalamrangkamembangunkeluargakecilberkualit

as(Noviawati,2009)

1
Peningkatan dan perluasanpelayanankesehatan keluarga berencana

(KB)merupakansalahsatu usahauntukmenurunkanangka kesakitandan

kematianibu yangsedemikiantinggiakibatkehamilan.Sebagianbesarwanita

harusmenentukan pilihankontrasepsiyangberanekaragam.Ragammetode

yang ditawarkan oleh program keluarga berencana (KB)didasarkan pada

banyakfaktor,misalnyakebijakanprogram nasional,ketersediaanfasilitasdan

petugaskesehatan,biaya, kecenderunganpenyedialayanan, analisis pilihan

pemakai, lama program dan ketersediaan kontrasepsi yang diberikan

secara cuma-cuma (Brahm, 2006).

Saat ini tersedia berbagai metode atau alat kontrasepsi seperti

IUD, suntik, pil,implant, kontrasepsi mantap (kontap), dan kondom. Salah

satu metodekontrasepsiyangmenjadipilihanakseptoradalahKB

Implant.Implant adalahbentukkontrasepsi

yangefektif,hampir100%mencegahkehamilan. Akseptor KB

Implantmenunjukkanbahwa padatahunpertama dan kedua

terjadikehamilansebanyak0,2 kehamilanper 100 akseptorKB Implant.Pada

tahunke-3,angkakehamilanpadaakseptorimplantadalah0,9 per 100 wanita,

padatahunke-4angkakehamilan0,5per 100wanita,danpadatahunke-5

sebanyak1,1per100wanitaselamatahunpemakaian(Everett,2007).

BerdasarkandatayangdiperolehdariProfilKesehatanIndonesiatahun200

9,jumlahpemakaiKBmenurutSurveySosialEkonomiNasionalTahun2008sebe

sar 56,62%,tidak banyak mengalami

perkembangansejaktahun2004.BerdasarkandataBKKBN,padatahun2009pes

ertaKBaktifsebesar75,70%. Provinsi dengan persentase peserta KB aktif

2
tertinggi adalah

Bengkulu(85,5%),Bali(85,1%),danDKIJakarta(82%).Sedangkanpeserta KB

aktif terendah adalah Papua (33,9%), Maluku Utara(59,5%), dan

KepulauanRiau (64,3%). Persentase pesertaKB aktifmenurut kontrasepsi

yangpalingbanyakdiminatiadalahsuntikandanPil KB yaitumasing-masing

sebesar50,2%dan28,3%sedangkanKB implantsebanyak23,4%,sebaliknya

MOP(MetodeOperasiPria)dan MOW(MetodeOperasiWanita)merupakan

metodekontrasepsiyangterendahdiminatiolehparaakseptorKB (Profil

KesehatanIndonesia,2009).

Jumlah pasangan usia suburdiJawa Timurpada tahun2008

sebanyak6.357.836orang,yangmenjadipesertaKB barusebanyak832.032

orang(13,09%),dan jumlahKB aktifyangtelahdibinasebanyak4.964.834

orang (78,09%). Dari peserta KB baru, jenis kontrasepsi yangdigunakan

adalahsuntik63,90%, pil 17,12%,implant10,21%,kondom3,39%,IUD3,09%,

danMOP/MOW2,30%.Padapeserta KBaktif,jeniskontrasepsi

yangdigunakanadalahsuntik 54,84%, pil 17,43%,implant

9,55%,IUD9,48%,MOP/MOW7,28%,kondom1,42(ProfilKesehatanJawaTen

gah,2008)

Jumlah pasangan usia subur di Surabaya pada tahun 2008 sebanyak

247.132 orang, sebanyak 36.251 orang menjadi peserta KB baru, dan

sebanyak196.482orangpesertaKB lama.Dari pesertaKB baru,jenis

kontrasepsiyangdigunakanadalahsuntik65,49%,pil 20,90%,IUD5,94%,

kondom5,46%,implant5,07%,danMOP/MOW5,63%.PadapesertaKB aktif,

jenis kontrasepsi yang digunakan adalah suntik 43,98%, pil12,13%IUD

3
6,17%, implant 5,45%, kondom 4,80%, MOP /MOW 6,97%

(ProfilKesehatanKotaSemarang,2008).

KontrasepsiImplanthampir100%

efektifmencegahkehamilan.Implanonmempunyaikeuntunganmemilikiefekti

vitastinggi karenatidak

memilikiangkakegagalanpadapengguna,tidakperlumengingatminumpil

ataumemasangdiafragma.Permasalahanyang terjadimasihrendahakseptor

yang menggunakan KB implant. Hal ini dikarenakan KB implant

menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi (Brahm, 2006).

Penelitian Maharani (2007), yang melakukan penelitian hubungan

lama pemakaian KBimplantdengankeluhanakseptor menunjukkan bahwa

keluhan yang dirasakan 73% tidak teratur siklus menstruasinya dan 27%

teratursiklusmenstruasinya.Amenoreaterjadipada 30-40%wanitapadaakhir

tahunpertamapemakaian;perdarahantidakteraturterjadipada sekitar50%

wanitapada3 bulanpertama,tetapimenurunhingga30%padabulanke-6;

perdarahanmemanjangpalingbanyakdialamipada3bulanpertama

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan

calon akseptor KB Implan dengan menerapkan pola pikir melalui

pendekatan manajemen varney dan mendokumentasikannya dalam

catatan SOAP.

4
1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan

data obyektif pada ibu calon akseptor KB implan

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosis aktual dan

masalah pada ibu calon akseptor KB implan

3. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan

kebidanan secara menyeluruh pada ibu calon akseptor KB

implan

4. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan

kebidanan yang menyeluruh sesuai kebutuhan pada ibu calon

akseptor KB implan

5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang

diberikan pada ibu calon akseptor KB implan

6. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan

kebidanan yang telah diberikan pada ibu calon akseptor KB

implant dengan catatan SOAP.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka

2.1.1 Keluarga Berencana

1) Pengertian

KeluargaBerencana (KB) adalahsuatu upayamanusia

untuk mengatursecara

sengajakehamilandalamkeluargasecaratidak melawan hukum

dan moral Pancasilauntuk kesejahteraan keluarga (Ritonga,

2005:87).

Menurut WHO(2004)KB suatuusaha untukmendapatkan

objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkankelahiran yang diinginkan

mengaturinternal diantarakehamilan danmenentukan jumlah

anakdalam keluarga.

Keluargaberencana adalahusaha

untukmengukurjumlahdan jarak anak yang diinginkan. Untuk

dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapacaraatau

alternatif untukmencegah ataupun menunda kehamilan.Cara-

cara tersebuttermasukkontrasepsi atau pencegahan kehamilan

dan perencanaan keluarga(Affandi,2006:26).

KBadalahtindakan yang membantuindividu ataupasangan

suamiistriuntukmendapatkan objektif-objketif

6
tertentu,menghindari kelahiran

yangtidakdiinginkan,mendapatkankelahiran

yangmemangdiinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,

mengontrol waktusaat kehamilan dalam hubungan dengan

umur suami istri dan menentukan jumlah anakdalam keluarga

(BKKBN, 2009).

KB adalahsebagaisuatuusaha yang mengaturbanyaknya

kehamilansedemikianrupa

sehinggaberdampakpositifbagiibu,bayi, ayah serta keluarganya

yangbersangkutantidak akanmenimbulkan kerugian sebagai

akibat langsung dari kehamilan tersebut (Suratun dkk,

2008:19).

Dari beberapapengertianKBdiatasmakadapatdisimpulkan

bahwaKB adalahsuatuusaha untuk menjarangkan

ataumerencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan

memakai alatkontrasepsi,untuk mewujudakan

keluargakecil,bahagia dansejahtera. Yaitukeluarga

yangdibentuk berdasarkan atasperkawinan yang sah,mampu

memenuhikebutuhanhidupspiritual,materialyang

layak,bertakwa kepadaTuhan YangMahaEsa, memiliki

hubungan serasi, selaras, seimbangantaranggotadanantar

keluarga denganmasyarakatserta lingkungan.

2) Tujuan

7
Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan

keluarga kecilbahagiasejahterayang

menjadidasarbagiterwujudnya

masyarakatyansejahteramelaluipengendaliankelahirandan

pertumbuhan pendudukIndonesia (Prawirahardjo, 2007:902)

Tujuan keluargaberencanamenurut BKKBN(2012) adalah :

(1) Meningkatkanderajatkesehatandankesejahteraanibudanan

ak sertakeluargadan bangsapadaumumnya.

(2) Meningkatkan martabatkehidupan

rakyatdengancaramenurunkanangka kelahiransehingga

pertambahanpenduduktidakmelebihi kemampuan untuk

meningkatkan reproduksi.

BerdasarkantujuanBKKBN2012dapatdisimpulkanbahwa

Kerjakerasyang

dilaksanakanBKKBNsecaranasionalditahun2012 sudah

berhasilnamunbelummaksimal. Karena berdasarkanhasil

sementara

SurveiDemografidanKesehatanIndonesia(SDKI)2012

mengisyaratkanbahwaindikator pembangunanKependudukan

dan KeluargaBerencanayang

menjaditanggungjawabBKKBNseperti TFR, ASFR, CPR dan

Unmet need belumtercapai.

TargetindikatorTFR(TotalFertilityRate-Rata-rata wanita

usiasuburyang melahirkananak)sebesar2,1ditahun2014baru

8
tercapai2,6tahun2012. IndikatorASFR15-

19tahunsebesar30/1000 wanita ditahun2014,baru

tercapai48/1000wanita.CPRatauangka

pemakaiankontrasepsisebesar65persenditahun2014,barutercapai

57,9persen.Demikian juga targetunmetneed (pasanganusia

subur

inginKBtetapibelumterlayani)akanditekanhingga5persentahun2

014 namun kini masih 8,5 persen

TujuanKBberdasarkanrencanastrategis(RENSTRA)2010-

2014meliputi:

(1) Mewujudkan keserasian

(2) Keluargadengananak ideal

(3) Keluargasehat

(4) Keluargaberpendidikan

(5) Keluargasejahtera

(6) Keluargaberketahanan

(7) Keluargayangterpenuhihak-hak reproduksinya

(8) Penduduk tumbuhseimbang(PTS)

3) Jenis KB

MetodeKBmenurutHandayani(2010:57)terbagimenjadidu

a yaitu:

(1) MetodeAlamiah

Metodealamiahterbagiduayaitutanpaalatdandengan

alat.Metode alamiah tanpa alat terdiri dari:

9
a) MetodeKalender

b) MetodeSuhu Basal Badan (THERMAL)

c) MetodeLendir Cervic

d) MetodeSympto Thermal

e) MetodeAmenoreLaktasi

f) MetodeCoitusInterruptus (Senggama Terputus)

Sedangkan metodealamiah denganalat antaralain:

a) Kondom

b) Spermiside

c) Diafragma

d) Kap Serviks

(2) Metode non alamiah terdiri dari metode hormonal

dan nonhormonalyaitu:

a) MetodeHormonal terdiri dari:

(a) Pil

(b) Suntik

(c) Implant

b) Metodenon hormonal terdiri dari:

(a) IUD

(b) MOW

(c) MOP

2.1.2 Implant

1) Pengertian

10
Implantadalahsalahsatujenisalatkontrasepsiyang berupa

susukyang terbuatdarisejeniskaretsilastikyang berisihormon,

dipasang padalengan atas(Handayani,2010:116).

ImplantadalahAlatkontrasepsiyang

berbentukkapsulkosong silastic(karetsilikon)yang

diisidenganhormondanujung-ujungnya kapsulyangditutup

dengansilasticadhesive (Hanafi, 2004:179).

Kontrasepsiimplantadalah alatkontrasepsiberbentukkapsul

silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik)

yang dipasangdibawah kulit (BKKBN,2003).

KontrasepsiImplan adalah metode kontrasepsi yang

diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya

mengandung progestin dengan masakerja panjang, dosis rendah

dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).

Implantadalahsalah satu jeniskontrasepsiyang

pemakaiannya

yaitudengancaramemasukkantabungkecildibawahkulitpadabagia

n tangan

yangdapatdilakukanolehpetugaskesehatan.Tabungkecil berisi

hormon tersebut akanterlepas sedikit-sedikit, sehingga

mencegah kehamilan (Proverawati,2009:51).

Implantadalahsalahsatujenisalatkontrasepsiyang berupa

susukyang terbuatdarisejeniskaretsilastikyang berisihormon,

dipasang padalengan atas (Handayani,2010:116).

11
Daribeberapa pengertianKBimplantdiatasmaka dapat

disimpulkanbahwa implantadalahsalah satualatkontrasepsiyang

dipasang padalenganatasyang dimasukkankebawahkulitbersifat

hormonal dan bersifat jangkapanjang

2) Profil

Menurut Sulistyawati(2010:81)profilImplant terdiri dari:

(1) Efektif 5tahununtukNorplant,3tahun

untukJadena,Indoplant, atauImplanon

(2) Nyaman

(3) Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usiaReproduksi

(4) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

(5) Kesuburan segerakembalisetelah implant dicabut

(6) Efeksamping utamaberupa perdarahantidakteratur,

perdarahan bercak dan amenorea

(7) Aman dipakai padamasalaktasi

3) Jenis

MenurutPrawirahardjo(2006:MK-

53)terdapat3jenisimplant yaitu:

(1) Norplant.Terdiridari6batangsilastiklembutberonggadenga

n panjang 3,4cm,dengandiameter2,4mm,yang

diisidengan36mg Levonorgestreldan lamakerjanya5

tahun.

(2) Implanon. Terdiri dari

satubatangputihlenturdenganpanjang kira-

12
kira40mm,dandiameter2mm,yang diisi dengan68mg 3-

Keto-desogestrel dan lamakerjanya3 tahun.

(3) JadenadanIndoplant.Terdiridari2batangyangdiisidengan7

5 mgLevonorgestreldengan lamakerja3 tahun

MenurutHandayani(2010:116)terdapat2macamimplantada

2yaitu

(1) Non Biodograndable implant

Dengan ciri–ciri sebagai berikut:

a) Norplant(6“kasul”),berisihormonLevonogrestel,dayak

erja 5 tahun.

b) Norplant-

2(2batang),berisihormonLevonogrestel,dayakerja3

tahun.

c) Satu batang, berisi hormon ST-1435, daya kerja 2

tahun.Rencanasiap pakai :tahun 2000

d) Satubatang, berisihormone3-

ketodesogesteridayakerja2,5-4 tahun.

SedangkanNon Biodograndable Implant

dibedakan menjadi 2 macam,yaitu :

a) Norplant

Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 “ kapsul”

kosongsilastic(karetsilicon)yang diisidenganhormon

Levonogresteldanujung–ujung

kapsulditutupdengansilastic

13
adhesive.Tiap“kapsul”mempunyaipanjang34mm,dia

meter2,4mm,berisi36

mglevonorgestrel,sertamempunyaiciri sangatefektif

dalammencegahkehamilanuntuklimatahun. Saat ini

Norplant banyakdipakai

b) Norplant -2

Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang

silactic yang padat, dengan panjang tiap batang 44

mm. Denganmasing–masingbatang

diisi70mgLevonorgestreldi

dalammatriksbatangnya.Cirinorplan-

2adalahsangatefektif untuk mencegah kehamilan 3

tahun.

(2) Biodegrodable Implant

Macam implantbiodegradable dibagi menjadi 2

macam :

a) Carpronor,suatu“kapsul”polymeryang

berisilevonorgestrel, pada awal

penelitiandanpengembangannya,carpronor berupa

suatu “kapsul” biodegradable yang

mengandung levonorgestrelyang

dilarutkandalamminyakethyl-aleate

dengandiameter“kapsul”<0,24cmdanpanjang“kapsu

l” yangtelititerdiri dari 2 ukuran,yaitu :

14
(a) 2,5cm:berisi16mglevonogestrel,melepaskan2

0mcg hormonnya/ hari.

(b) 4cm:berisi25levonorgestrel,melepaskan30–

50mcg hormonal/hari.

b) NarethindronePellets

(a) Pellets dibuat dari 10 % kolesterol murni dan

90% norechindrone(NET)

(b) Setiappelletspanjang8mmberisi35mg

NET,yang akandilepaskan

saatpelletdenganperlahan–lahan “melarut”.

(c) Pellets berukuran kecil, masing – masing

sedikit lebih besar dari pada butir besar.

(d) Uji coba pendahuluan menggunakan n4 dan 5

pellets.

(e) Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi

bertambah dengan banyaknya jumlah pellets.

(f) Sediaan empat pellets tampaknya

memberikan perlindungan yang besar

terhadap kehamilan untuk sekurang –

kurangnya 12 bulan.

(g) Lebih dari 50% akseptor pellets

mengalami pola haid regular. Perdarahan

inter menstrual atau perdarahan bercak

merupakan problin utama.

15
(h) Terjadi rasa sakit payudara pada 4 %

akseptor

(i) Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing

– masing pellets kurang dari 2% kolesterol

dalam satu butir telur ayamtidakmempunyai

efekpada kadar kolesteroldarah akseptor.

(j) Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam

lengan atas prosedur insersiseperti pada

capronordandapat dipakai dengan inserter

yang sama

(k) Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi

lokal lalu dibuatinsisi3mm. Pelletsdiletakkan

kira – kira 3 cm dibawahkulit.Tidak

diperlukampenjahitanluka insisi, cukup

ditutup dengan verband saja.

4) Cara Kerja

Carakerjaimplant menurutSaifuddin

(2006:MK:54)adalah sebagai berikut:

(1) Mengentalkan lendirserviks.

Kadarlevonorgestrelyang konstanmempunyaiefeknyata

terhadapmucus serviks.Mukustersebut menebal dan

jumlahnya menurun,yangmembentuk sawar untuk

penetrasisperma.

16
(2) Menganggu proses pembentukan endometrium

sehingga sulit terjadi implantasi.

Levonorgestrelmenyebabkan supresiterhadapmaturasi

siklikendometriumyang diinduksiestradioldan akhirnya

menyebabkanatrofi.Perubahan

inidapatmencegahimplantasi sekalipun

terjadifertilisasi.Meskipun demikian, tidak adabukti

mengenaifertilisasiyang dapat dideteksi

padapenggunaimplant.

(3) Mengurangi transportasi sprema.

Perubahan lendirserviksmenjadi lebih kental dan sedikit,

sehinggamenghambat pergerakan sperma

(4) Menekan ovulasi.

Menekan ovulasikarena progesteron menghalangi

pelepasan luteinizing hormone

(LH).Levonorgestrelmenyebabkan

supresiterhadaplonjakanLH, baikpada

hipotalamusmaupun hipofisis,yangpentinguntuk ovulasi.

5) Efektifitas

Menurut Hanafi (2004:182) efektivitas implantyaitu:

(1) Efektivitastinggi,angkakegagalannorplant< 1per

100wanitaper tahun dalam 5 tahun pertama.

(2) Efektivitasnorplantberkurangsedikitsetelah5tahun,danpad

a tahun ke6 kira – kira2,5-3% akseptormenjadi hamil.

17
(3) Norplant – 2 sama efektifnya seperti Norplant, untuk

waktu 3 tahun pertama. Semula diharapkannorplant–

2juga akan efektif untuk5tahun,tetapiternyata

setelahpemakaian3tahunterjadi kehamilan dalam jumlah

besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitusebesar 5-

6%.Penyebabbelumjelas,disangkaterjadi penurunan

dalam pelepasan hormonnya.

6) Keuntungan

Keuntungan implantmenurut Noviawati (2009:146) antara

lain:

(1) Keuntungan menurut kontrasepsi

a) Dayagunatinggi.

b) Perlindungan jangkapanjang (sampai 5 tahun).

c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat

setelah pencabutan.

d) Tidakmemerlukan pemeriksaandalam.

e) Bebas dari pengaruh estrogen.

f) Tidakmengganggu kegiatan senggama.

g) Tidakmengganggu ASI.

h) Klien hanyaperlu kembalikeklinik bila adakeluhan.

i) Dapat dicabut setiap saatsesuai dengan kebutuhan.

(2) Keuntungan menurut Non kontrasepsi

a) Mengurangi nyeri haid.

18
b) Mengurangi jumlah darah haid.

c) Mengurangi/memperbaiki anemia.

d) Melindungi terjadinyakanker endomentrium.

e) Menurunkan angkakejadian kelainan jinak payudara.

f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit

radang panggul.

g) Menurunkan angkakejadianendometriosis.

7) Kerugian

Kerugian implant menurut Anggraini

(2011:200)antaralain:

(1) Tidak memberikan efek protektif terhadap penyakit

Menular Seksual, termasuk AIDS.

(2) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan

pencabutan.

(3) Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian

kontrasepsi ini sesuai keinginan, akan tetapi harus pergi ke

klinik untuk pencabutan.

(4) Dapat mempengaruhi baik penurunan maupun kenaikan

berat badan

(5) Memiliki semua risiko sebagai layaknya setiap tindak

bedah minor(infeksi, hematoma dan perdarahan).

(6) Secara kosmetik susuk Norplant dapat terlihat dari luar

(7) Pada kebanyakan

kliendapatmenyebabkanterjadinyaperubahan pola

19
daurhaid:

a) Perdarahan bercak(spotting)atau

ketidakteraturandaurhaid.

b) Hipermenoreaataumeningkatnyajumlahdarahhaid(la

zimnya berkurang dengansendirinya setelahbulan

pertamamasa penggunaan).

c) Amenorea(20%) untuk beberapabulan atau tahun.

(8) Timbulnyakeluhan-keluhan

yangmungkinberhubungandengan pemakaian susuk

Norplant, seperti:

a) Nyeri kepala.

b) Peningkatan/penurunan berat badan.

c) Nyeri payudara.

d) Perasaan mual.

e) Pusing/pening kepala.

f) Perubahan perasaan ( mood) atau kegelisahan.

g) Dermatitis atau jerawat.

h) Hirsutismus.

(9) Pada wanitayang pernah mengalami terjadinya kista

ovarium, maka

penggunaansusukNorplanttidakmemberikanjaminan

pencegahan terbentuknyakembalikista ovarium

dikemudian hari.

20
8) Indikasi

Indikasi Implantmenurut

Varney(2004:485)adalahsebagai berikut:

(1) Wanitayang sedang

dalammasamenyusui(setelahenamminggu masanifas).

(2) Wanita pasca keguguran.

(3) Wanita usia reproduksi

(4) Wanita yang mengalami efek samping yang tidak

diinginkan akibat penggunaan pil kontrasepsi oral

kombinasi yang mengandung estrogen.

(5) Wanita yang sulit mengalami kesulitan mengingat

jadwal meminum pil atau enggan melakukan manipulasi

yang diperlukan pada metode sawar.

(6) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah

pembekuan darah, atau anemia bulan sabit.

(7) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.

(8) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal

yang mengandungestrogen.

(9) Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang

(mis.

(10) Wanita yang masa usianya suburnya telah berakhir, tetapi

tidak menginginkan strelisasi).

(11) Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilannya.

9) Kontra Indikasi

21
Kontraindikasi menurutNoviawati Setya (2009:139)

antara lain:

(1) Hamil atau diduga hamil.

(2) Perdarahan pervaginamyangbelumjelas penyebabnya.

(3) Benjolan/kanker payudaraatauriwayatkanker

payudaraatau riwayat kanker payudara

(4) Tidakdapat menerimaperubahan pola haidyangterjadi.

(5) Menderita miomauterusdan kanker payudara.

(6) Penyakitjantung, hipertensi, diabetes militus.

(7) Penyakittromboemboli.

(8) Gangguan toleransi glukosa.

10) Efek Samping dan penanganannya

MenurutHandayani(2010:114)efeksampingdanpenangana

n implant adalah sebagai berikut:

(1) Amenorea

Penangananya:

a) Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil,

tidak memerlukan penanganankhusus, cukup

konseling saja.

b) Bila

klientetapsajatidakdapatmenerima,angkatimplantdan

anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.

22
c) Bila terjadikehamilan

danklieninginmelanjutkankehamilan, cabut implant

dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya

bagijanin.Bila diduga

terjadikehamilanektopik,kliendirujuk. Tidakada

gunanya memberikan obat hormonal untuk

memancingtimbulnyaperdarahan

(2) Perdarahan bercak(spotting)ringan

Penanganan :

Jelaskanbahwa perdarahanringanseringditemukan

terutama padatahunpertama.Bila

tidakadamasalahdanKlien tidak hamil, tidak diperlukan

tindakanapapun.Bila klien tetap saja mengeluhmasalah

perdarahan dan inginmelanjutkan pemakaian

implantdapatdiberikanpilkombinasisatusiklusatauibuprofe

n3x800 mg selama 5 hari. Terangkan kepadaklien

bahwa akan

terjadiperdarahansetelahpilkombinasihabis.Bila terjadi

perdarahan lebih banyakdari biasa, berikan 2 tablet

pilkombinasi untuk3– 7 hari dan kemudian dilanjutkan

dengansatusiklus pil kombinasi,dapatjuga diberikan 50

µg etinilestradiolatau 1,25 mg estrogen equin

konjugasiuntuk 14– 21 hari.

(3) Ekspulsi

23
Penanganan :

Cabutkapsulyangekspulsi,periksaapakahkapsulyang

lainmasihditempatdanapakahterdapattanda–tanda infeksi

daerahinsersi.Bila tidakada

infeksidankapsullainmasihberada pada

tempatnya,pasangkapsulbaru1buahpada tempatinsersi

yangberbeda.Bilaadainfeksicabutseluruhkapsulyang

adadan pasang kapsulbarupadalenganyang

lainatauanjurkanklien menggunakan metodekontrasepsi

lain.

(4) Infeksi padadaerah insersi

Penanganan:

Bila terdapatinfeksitanpa

nanah,bersihkandengansabun

danair,atauantiseptil.Berikanantibiotikyang

sesuaiuntuk7hari.Implantjangandilepasdankliendiminta

kembalisatuminggu. Apabilatidakmembaik,cabutimplant

danpasangyang baru pada sisi lenganyang lain atau cari

metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan

abses,bersihkandenganantiseptik,insisidan

alirkanpuskeluar, cabutimplant,lakukanperawatan

lukadan berikan antibiotik oral 7hari.

(5) Berat badan naik /turun

Penanganan:

24
Informasikankepadaklienbahwaperubahanberatbada

n1-2 kg adalah normal.Kajiulang diet klienapabilaterjadi

perubahan

beratbadan2kgataulebih.Apabilaperubahanberatbadanini

tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain

11) Efek pada Sistem Reproduksi

EfekpadasistemreproduksimenurutHanafi(2004:183)yaitu

sebagai berikut:

(1) Tidakdilaporkanadanyaefeksampingyangseriusterhadapsi

stem reproduksi padapemakaian norplan

(2) Memang pada 10 % akseptor ditemukan adanya kista

ovarium yang sementara,adayang

sampaimencapaiukuran10cm. Umumnya

tidakdiperlukantindakanpembedahan,pengeluaran implant

ataupengobatanlainnya,karena kista tersebut akan

mengalami regresi spontan dalam waktu 6 jam.

(3) Yang

menjadikekhwatiranadalahkemungkinanbertambahnya

resiko dari kehamilan ektopik.

(4) Efekkontrasepsiimplantmenghilangdengan cepatsetelah

implantnya dikeluarkan.Mantan akseptor

implantdapatmenjadi hamilsecepatnyasepertiwanita yang

samasekalitidak memakai kontrasepsi

apapun.Dari95wanita yangmenginginkankehamilan,50

25
%sudah hamil setelah3 bulan menghentikan implantnya

dan 86%setelah 1 tahun.

(5) Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa

jumlah kecil dari levonorgestrel yang dilepaskan oleh

Norplant tidak mempunyai efekburukpadabayi yang

sedang dikandung maupun padabayi yang masih

menyusu.

(6) Pemakaian implant selama laktasi tidak mempengaruhi

kadar hormon bayinya.Kadarimmunoglobinserum

dankadarFolikel StimulatingHormone

(FSH),LuteinizingHormone (LH)dan

testosteronedidalamurineadalahsamapadabayiyang

disusui akseptorimplantdanyang

disusuiakseptormetodebarierataupun ibu–

ibuyangsamasekalitidak menggunakan kontrasepsi

apapun

12) Waktu Memulai Menggunakan Implan

Waktu memulai menggunakan implant menurut

Saifudin(2006:MK-56)sebagai berikut:

(1) Setiapsaatselama siklushaidharike-2sampaiharike–

7.Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

(2) Insersi dapatdilakukansetiap saat,asalsaja

diyakinitidakterjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah

hari ke – 7 siklus haid, klien jangan melakukan

26
hubungan seksual atau menggunakan metode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

(3) Bila

klientidakhaid,insersidapatdilakukansetiapsaat,asalsaja

diyakinitidak terjadi kehamilan, jangan melakukan

hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain

untuk 7 hari saja.

(4) Bilamenyusui antara 6 minggu sampai 6

bulanpascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap

saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai

metode kontrasepsi lain.

(5) Bila setelah6minggu

melahirkandantelahterjadihaidkembali,

insersidapatdilakukan setiap saat,tetapijangan melakukan

hubungan seksual selama 7hariatau menggunakanmetode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

(6) Bila klien menggunakankontrasepsi hormonal dan ingin

menggantinyadenganimplant,insersidapatdilakukansetiap

saatasal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau

klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.

(7) Bila kontrasepsisebelumnyaadalah

kontrasepsisuntikam,implant dapatdiberikanpada

saatjadwal kontrasepsisuntikantersebut. Tidak diperlukan

metode kontrasepsi lain.

27
(8) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontasepsi

nonhormonal kecualiAlat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR)dan klien ingin menggantinyadengan implant,

insersi implant dapat dilakukan setiapsaat,asalsaja

diyakini klientidakhamil.Tidak perlu menunggu sampai

datangnya haid berikutnya.

(9) Bila kontrasepsisebelumnyaadalahAKDRdanklieningin

menggantinya dengan implant, implant dapat

diinsersikan pada saathaiddari hari ke–7 dan klien

janganmelakukan hubungan seksual selam 7 hari

ataugunakan metodekontrasepsilain untuk7 hari saja.

AKDR segeradicabut.

(10) Pascakeguguran implant dapat segeradiinsersikan.

13) Instruksi Untuk Klien

MenurutNoviawatiSetya(2009:142)Intruksiuntukklienatau

akseptor implant antaralain:

(1) Daerahinsersiharustetapdibiarkankeringdanbersihselama4

8 jam pertama.Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi

padaluka insisi

(2) Perludijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa

perih, pembengkakanataulebampada daerahinsisi.

Halinitidakperlu dikhawatirkan.

(3) Pekerjaanrutinhariantetapdikerjakan.Namun,hindaribentu

ran, gesekanatau penekananpadadaerah insersi.

28
(4) Balutanpenekanjangandibukaselama48jam,sedangkanples

ter dipertahankan hinggaluka sembuh (biasanya5 hari).

(5) Setelahluka sembuh,

daerahtersebutdapatdisentuhdandicuci dengan tekanan

yang wajar.

(6) Bila ditemukan adanya tanda – tanda infeksi seperti

demam, peradangan atau bila rasa sakit menetap selama

beberapa hari segerakembali ke klinik.

14) Informasi lain yang perlu disampaikan kepada klien

InformasilainyangperludisampaikankepadaklienmenurutS

aifudin (2006:MK-57)adalah sebagai berikut:

(1) Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi

dan berlangsung

hingga5tahunbaginorplantdan3tahunbagian

implantimplanon dan akan berakhir sesaat

setelahpengangkatan.

(2) Seringditemukangangguanpolahaid,terutamapada6sampai

12 bulanpertama.Beberapa

perempuanmungkinakanmengalami berhentihaid

samasekali

(3) Obat–obat tuberculosis atau obat epilepsi dapat

menurunkan efektivitas implant.

(4) Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat

berupasakit kepala, penambahan berat badan dan nyeri

29
payudara. Efek- efek samping ini tidak berbahaya dan

biasanya akan hilang dengan sendirinya.

(5) Norplan dicabut selama setelah 5 tahun

pemakaian, susuk Implanon dicabut setelah 3 tahun

dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.

(6) Sering-sering untuk memeriksa implant yang sudah

tertanam pada lengan atas untuk memastikan batang

implant masih berada di tempat pemasangan awal.

(7) Bila norplant

dicabutsebelum5tahundansusukimplanonsebelum3tahun,

kemungkinanhamilsangatbesardanmeningatkanresiko

kehamilan etropik.

(8) Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal

insersi, tempat insersidan namaklinik.

(9) Implant tidak melindungi klien dari infeksi menular

seksual, termasukAIDS.Bilapasangannya

memilikiresiko,perlu menggunakan kondom untuk

melakukan hubungan seksual

15) Prosedur Pemasangan

Prosedur pemasangan menurut Handayani (2010:122 )yaitu :

(1) TerhadapcalonakseptordilakukankonselingdanKIEyang

selengkapmungkinmengenalnorplantinisehingga calon

akseptor benar–

benarmengertidanmenerimanyasebagaicara kontrasepsi

30
yang akan dipakainya dan diberikan informed consent

untuk ditandatangani oleh suamiisteri.

(2) Persiapanalat–alatyang diperlukan :

a) Sabun antiseptik

b) Kasasteril

c) Cara aseptik

d) Kain steril yangmempunyai lubang

e) Obat anestesi lokal

f) Semprit dan jarum suntik

g) Trokar no.10

h) Sepasangsarung tangansteril

i) Satu set kapsul norplant (2buah)

j) Scapel yangtajam

Gambar2.1 Persiapan Alat

(3) Teknik Pemasangan

a) Tenagakesehatan mencuci tangan dengan sabun

31
Gambar2.2 Persiapan tenagakesehatan

b) Daerah tempat pemasangan(lengan kiri bagian atas)

dicuci dengan sabunantiseptik.

Gambar2.3 Persiapan calon akseptor

c) Calon akseptor dibaringkan terlentang ditempat tidur

dan lengankiridiletakkanpada meja

kecildisampingtempattidur akseptor.

Gambar2.4 Persiapan tempat pemasangan implant

d) Gunakan hand scoon sterildengan benar.

32
e) Lengan kiri pasienyang akan

dipasangdiolesidengancairan antiseptik / betadin.

Gambar2.5 Pengolesan antiseptik

f) Daerahtempatpemasangannorplantditutupdengankains

teril yangberlubang.

Gambar2.6 Pemasangan duk lubangsteril

33
g) Dilakukaninjeksi obat anestesi kira – kira 6 – 10 cm

diatas lipatan siku.

Gambar2.7Injeksi anestesi
Menguji efek anestesi sebelummelakukan
insisi padakulit.

h) Setelahitudibuatinsisilebihkurangsepanjang0,5cmden

gan scapelyangtajam

Gambar2.8InsersiImplant

34
i) Trokardimasukkanmelaluilubanginsisisehinggasampa

ipada jaringan bawah kulit.

Gambar2.9InsersiImplant

j) Kemudian kapsul dimasukan didalam trokar.

Gambar2.10InsersiImplan

k) Demikian dilakukan berturut– turut dengan kapsul

kedua, kapsuldibawahkulitdiletakkandemikianrupa

sehingga susunannyaseperti kipas.

l) Setelahsemuakapsulberadadibawahkulit,trokarditarikp

elan– pelan keluar.

35
Gambar2.11InsersiImplant

m) Kontrol luka apakahadaperdarahanatau tidak.

Gambar2.12 Kontrol lukainsersi

n) Dekatkanluka danberi plester kemudiandibalut

dengan perban untuk mencegah perdarahan dan agar

tidak terjadi hematom

Gambar2.13 PembalutanLuka

36
o) Nasehat pada aseptor agar luka jangan basah,

selama lebih kurang3 hari dandatangkembali jika

terjadi keluhan– keluhan yangmenganggu.

16) Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik

Jadwalkunjungankembalike klinikmenurutAnggraini

(2011:203)Klientidak perlukembalikeklinik,kecualiadamasalah

kesehatanatau klien ingin mencabut implant. Kliendianjurkan

kembali kekliniktempatimplantdipasang biladitemukanhal–

halsebagai berikut :

(1) Amenoreayangdisertai nyeri perut bagian bawah.

(2) Perdarahanyangbanyakdarikemaluan.

(3) Rasanyeri padalengan.

(4) Lukabekas insisimengeluarkan darahatau nanah.

(5) Ekspulsi dari batangimplant.

(6) Sakitkepala hebatatau penglihatan menjadi kabur.

(7) Nyeri dadahebat.

(8) Dugaan adanyakehamilan.

JadwalkontrolulangsetelahpemasanganKBImplantyaitu3

hari, 1 minggu atausewaktu-waktu bila

adakeluhan(Proverawati,

2007:51).

17) Peringatan Khusus Bagi Pengguna Implant

Menurut (Anggraini, 2011:203) peringatan khusus

bagi penggunaimplantterdiridari:

37
(1) Terjadiketerlambatanhaidyangsebelumnyateratur,kemung

kinan telah terjadi kehamilan

(2) Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan

terjadi kehamilan ektopik

(3) Terjadi perdarahan banyak dan lama

(4) Adanya nanah atau perdarahan pada bekas inersi implan

(5) Ekspulsi batang implant (Norplant)

(6) Sakit kepala

migran,sakitkepalayangberulangyangberatatau

penglihatan menjadi kabur

18) Rencana Kerja Pemasangan KB Implant

Tabel RencanaKerja Pemasangan KB Implant

No Rencana Kerja Ket.


A Sikap

1 MenyapaKliendenganramahdansopan

2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang


akandilakukan

3 Meresponterhadapreaksipasien

4 Percayadiri

5 Memberikanrasaempatipada klien

B Content

6 Memastikan klien sudah mencuci lengan kiri atas


kanan bila kidal dengan bersih

7 Calon akseptor dibaringkan terlentang ditempat tidur


dan lengan kiri diletakkan pada meja kecil disamping
tempattidur akseptor

8 MemakaiAPDlengkap

9 Melakukancucitangan7 langkah

38
10 Mendekatkan alat dan memakai sarung tangan steril
dengan benar

11 Mengusap tempat pemasangan dengan larutan


Antiseptic

12 Memakai kain penutup steril/DTT ditempat


pemasanganImplan

13 Menyuntikkananestesilokalsecaraintrakutankira–
kira6– 10cmdiataslipatansiku

14 Melakukan anestesi lanjutan subdermal ditempat


insisi danalur pemasangan Implant

No Rencana Kerja Ket.


15 Menguji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada
Kulit

16 Membuat insisi 2 mm dengan ujung bisturi/scalpel


hingga subdermal

17 Memasukkan ujung trokar melalui luka insisi hingga


mencapai subdermal kemudian angkat dan dorong
sejajar kulit

18 Mengeluarkan pendorong dan memasukkan kapsul


ke dalamtrokar

19 Memasukkan pendorong dan memasukkan kapsul ke


dalamtrokar

20 Menahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik


trocar kearah pangkal pendorong untuk
menempatkan kapsul1 disubdermal

21 Menahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan


pendorong(bersamaan)hinggatanda-tandamencapai
lukainsisi

22 Mengarahkan ujung trokar ke samping kapsul


pertama, kemudian dorong trokar (mengikuti alur
kakisegitigaterbalik)hinggatanda1mencapai luka insisi

23 Menarikpendorongkeluarmasukkankapsulkedua
dandorongdenganpendorongkeujungtrokar hingga

39
terasatahanan

24 Menarik trokar kearah pangkal pendorong untuk


menempatkan kapsul di subdermal

25 Menarik trokar kearah pangkal pendorong untuk


menempatkan kapsul di subdermal

26 Menahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan


pendorong (bersamaan) hingga keluar seluruhnya
melalui luka

27 Memeriksa kembali kedua kapsul telah terpasang


disubdermal pada posisi yang telah direncanakan

28 Mengontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak

29 Mendekatkanlukadanberiplesterkemudiandibalut
denganperbanuntukmencegahperdarahandanagar
tidakterjadihematom

30 Membersihkan dan merapikan klien serta


mempersilahkan klien untuk istrahat terlebih dahulu

31 Membersihkantempat pemasangan dengan larutan


Clorin

32 Membereskan alat, dan memasukkan di larutan klorin

33 Cuci tangan dan melepas APD

C Teknik

34 Melakukan prosedur secara sistematis

35 Menerapkanteknik pencegahaninfeksi

36 Melaksanakan komunikasi selama tindakan

37 Mendokumentasikan hasil tindakan dengan baik

Sumber:Ceklist SkillOscaPD.IBIJawaTengah

2.2 Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengertian

Manajemen kebidananadalah proses pemecahan masalahyang

digunakansebagaimetode

40
untukmengorganisasikanpikirandantindakan

berdasarkanteoriilmiah,penemuan-penemuan,ketrampilan dalam

rangkaianatautahapan yanglogisuntukpengambilansuatukeputusan

yangberfokus padaklien(Varney,2004:413).

Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan

yang utuhdanmenyeluruhdarikepada

kliennya,yangmerupakansuatuproses manajemen kebidananyang

diselenggarakanuntukmemberikanpelayanan yang

berkualitasmelaluitahapan-tahapandanlangkah-langkahyang

disusunsecara

sistematisuntukmendapatkandata,memberikanpelayanan yang

benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan

dengan tepat,efektif danefisien (varney, 2004:413).

2.2.2 Manajemen Kebidanan

MenurutNur Muslihatun(2009:114)

Prosesmanajemenkebidanan terdiri daritujuh langkah yang

berurutan dan setiap langkah disempurnakansecara periodik.

Prosesdimulaidenganpengumpulandata dasar

danberakhirdenganevaluasi.Ketujuhlangkahtersebutmembentuk

suatukerangkalengkapyang

dapatdiaplikasikandalamsituasiapapun.Akantetapi,setiaplangkahdap

atdiuraikan lagimenjadilangkah-langkah yanglebihrincidaninibisa

berubahsesuai dengankebutuhanklien.Langkah-langkah tersebut

adalah sebagai berikut:

41
1) LangkahPertama :PengkajianData

Pengkajianadalah sistematisdalampengumpulan data dari

berbagaisumber data

untukmengevaluasidanmengidentifikasikan status kesehatan

klien.

(1) Data Subyektif

Data subyektifadalah berisi tentang data dari pasien

melalui anamnesa (wawancara) yang merupakan

ungkapan langsungtentangkeluhanatau masalah KB.

a) Identitas

Identitas terdiri dari :

(a) Nama

Nama akseptordan suami untuk mengetahui

identitas akseptordan suamisebagai

orangyangbertanggungjawab.

(b) Umur

Untuk mengetahui termasuk

sebagaipertimbangan dalam

menentukancaraKByang

rasionaldanuntukmengetahui apakah pasien

masih dalam usia reproduksi atau tidak.

(c) Agama

42
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut

akseptor, karenaada agamayang menganggap

tabucaraKB.

(d) Suku bangsa

Untuk mengetahui suku bangsayangdianut

olehakseptor.

(e) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkatintelektualyang

mempengaruhi perilakuseseorang.

(f) Pekerjaan

Untukmengetahuitingkatekonomikeluarga atau

penghasilan.

(g) Alamat

Untukmenghindarikekeliruanbila ada dua

pasiendengan namayangsamauntuk keperluan

kunjunganrumah.

b) Keluhan Utama

Untuk mengetahui keadaan yang dirasakan saat

pemeriksaan padaakseptorKBImplant.

c) Riwayat perkawinan

Untukmengetahuistatusperkawinankliendanlamanya

perkawinan

d) Riwayat menstruasi

43
Untuk mengetahui menarche, siklus, lamamenstruasi,

banyaknya menstruasi,teraturatau tidak,sifatdarahdan

keluhan-keluhanyangdirasakan padawaktu

menstruasi.

e) Riwayat kehamian dan nifasyanglalu

Untukmengetahuijumlah kehamilan sebelumnya dan

hasilakhirnya (abortus,lahirhidup,apakahanaknya

masih hidupdanapakahdalamkesehatanyang

baik),apakahterdapat komplikasi intervensipada

kehamilan, persalinan, ataupun nifassebelumnya

danapakahibutersebutmengetahui penyebabya.

f) Riwayat keluargaberencana

Yang perludikajiadalahapakahibupernahmenjadi

akseptor KB.Kalaupernah,kontrasepsiapayang

pernah digunakan, berapalama, keluhanpadasaat

ikut KB, alasan berhentiKB.

g) Riwayat penyakit

(a) Riwayat penyakitsekarang

Dikajipenyakityangberhubungandengankeluha

n atau masalah utama.

(b) Riwayat penyakitsistemik

44
Riwayatkesehatanyang laluditanyakanuntuk

mengindentifikasikondisikesehatan

danuntukmengetahui penyakityang

dideritadahulusepertihipertensi,diabetes, PMS,

HIV/AIDS.

(c) Riwayat penyakitkeluarga

Dikajipenyakit yangmenurundanmenular yang

dapat mempengaruhi kesehatan akseptor KB.

Sehingga

dapatdiketahuipenyakitketurunanmisalnya

hipertensi, jantung, asma, demamdan

apakahdalam keluargamemiliki keturunan

kembar, baik dari pihak istri maupun pihak

suami.

h) Pola kebiasaan sehari-hari

Untukmengetahuibagaimana kebiasaan pasiensehari-

hari dalammenjaga kebersihan dirinya dan

bagaimanapola makanan sehari-hari apakah

terpenuhigizinyaatau tidak.

(a) Pola Nutrisi

Mengetahuiseberapa banyakasupan nutrisi

pada pasien.Dengan mengamatiadakah

penurunan berat badan atau tidak padapasien.

45
(b) Pola Eliminasi

UntukmengetahuiBAB

danBAKberapakalisehariwarna, konsistensi

dan apakahadakeluhanyangdirasakan

(c) Pola istirahat

Untukmengetahuiberapa lamaibutidur

siangdanberapa lamaibu tidur padamalam hari.

(d) Pola seksual

Untukmengkajiberapafrekuensiyng

dilakukanakseptor dalam hubungan seksual

dan apakah adakeluhan dalam berhubungan

seksual.

(e) Personal hygiene

Mengkajifrekuensimandi,gosokgigi,keramasser

ta ganti pakaian,ganticelana

dalamsertagantipembalutsetidaknya

duakalisehari.

(f) Aktivitas

Aktivitasakanterganggukerenakondisitubuhyan

g lemah atau adanyanyeri penyakit-

penyakityangdialaminya.

i) Data Psikologis

Data psikologisiniuntukmemperkuatdata daripasien

terutama secara psikologis,data

46
meliputidukungansuamidan keluargakepadaibu

mengenai pemakaianalat kontrasepsi.

(2) Data Obyektif

Dataobyektifadalahdatayangdidapatdarihasilobservas

i melaluipemeriksaanfisik sebelumatau selamapemakaian

KB.

a) Pemeriksaan Umum

(a) Keadaan Umum :

Mengetahui keadaan

pasiensehat,tampaksakitataupucat(Manuaba,200

9:80).

(b) Kesadaran

Pemeriksaaninibertujuanmenilai status

kesadaran pasien.Kesadaran terbagi 5yaitu:

compos mentis (yaitu pasien

mengalamikesadaran penuh dengan

memberikanrespons

yangcukupterhadapstimulusyang diberikan,

apatis(yaitupasienmengalamiacuhtak acuh

terhadapkeadaansekitarnya),

somnolen(yaitupasien memiliki kesadaraan

yanglebih rendah, ditandai dengan pasien

tampakmengantuk,selaluingintidur dan

responsive terhadaprangsanganringan,tetapi

47
masih memberikan respons terhadap

rangsangan yang kuat), sopor (yaitu pasien

tidak memberikan responsringan atau sedang,

tetapi masihmemberikanresponssedikitterhadap

rangsangan yang kuat dengan adanya refleks

pupil terhadap cahaya yang masih positif),

koma (yaitu pasien tidak dapat bereaksi

terhadap stimulus atau rangsangan apapun

sehinggareflekspupilterhadapcahaya tidakada)

dan disorientasi(yaitutingkatkesadaranyang

paling bawah, ditandaidengandisorientasiyang

sangatiritatif,kacaudan salah

terhadappersepsiterhadaprangsangansensorik

(MusrifatulUliyah dkk,2008:153).

(c) Pemeriksaan tandavital

1. Tekanan darah(vital sign)

Mengetahui faktorresiko hipertensi atau

hipotensi

dengannilaisatuannyammHg.Keadaannorm

alantara120/80 mmHgsampai 130/90

mmHg(Bicley, 2010).

2. Pengukuran suhu

Mengetahui suhubadan pasien, suhubadan

0 0
normaladalah36 Csampai37 C.Bilasuhuleb

48
0
ihdari38 C harus dicurigai adanya infeksi

(Wiknjosastro,2006)

3. Nadi

Memberi gambaran

kardiovaskuler.Denyutnadi

normal70x/menitsampi88x/menit(Perrydan

Potter, 2005).

4. Pernafasan

Mengetahui sifat pernafasan

danbunyinafas dalam satu

menit.Pernafasan normal 22x/menit

sampaai 24 x/menit(Bicley, 2010).

5. Berat Badan

Mengetahuiberatbadanpasienkarenamerup

akan salah satu efek samping KBimplant.

6. Tinggi Badan

Mengetahui tinggi badanpasien.

b) PemeriksaanFisik

(a) Kepala

1. Rambut : Untuk menilai warna,

kelebatan, dan

karakteristikseperti ikal,

lurus, keriting.

49
2. Muka : Keadan muka pucat atau tidak

adakah kelainan, adakah

oedema.

3. Mata : Conjungtivaberwarna merah

muda atau tidak, sklera

berwarna putih atau tidak.

4. Hidung : Untuk mengetahui apakah

adapolip atau tidak.

5. Telinga : Bagaimanakeadaan daun

telinga, liang telinga dan

adaserumen atau tidak.

6. Mulut : Untuk

mengetahuimulutbersih

apatidak

adacariesatautidakdanadakar

anggigi atau tidak.

(b) Leher : Apakah adapembesaran keenjargondok

atautyroid,tumorataupembesarangetah bening.

(c) Dadadanaksila: Apakahadabenjolan

padapayudaraatautidakdan apakah simetris

kanan kiri.

(d) Abdomen : Apakah adajaringan parut atau

bekas operasi, adakah nyeri tekan serta

adanyamassa.

50
(e) Ekstermitas

1. Atas : Simetris atau tidak, apakah

edemaatau

tidak,turgoratautidak,akralding

inatau tidak.

2. Bawah : Apakah terdapat varices,

oedema atau tidak, betis merah

atau lembek atau keras.

(f) Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva

adakah tanda-tanda infeksi, varices, pembesaran

kelenjar bartholinidan perdarahan.

(g) Anus : Apakah adahaemoroidatau tidak. c)

Data Penunjang

Digunakanutukmengetahuikondisikliensebagai

data penunjangdata penunjangterdiri dari:

(a) PemeriksaanInspekullo

Pemeriksaan inspekullo dilakukan untuk

memastikandarimana

asalperdarahantersebutapakahada infeksi atau

kelainanpadaserviks porsio.

(b) Pemeriksaan Dalam

Untukmengetahuiapakahadanyeri

sentuh,adakah benjolan atautidak dan untuk

51
melakukan deteksi terjadi kehamilan atau

tidak

(c) PemeriksaanLab

UntukmengetahuiHbdanurineapakahdalambata

s normalatautidak.Hbnormal12–

15g/dldanurinenormal600-2500 ml/24 jam.

(d) Pemeriksaan TesKehamilan

Dilakukan untukmemastikan klien tidak dalam

keadaan hamil dengan menggunakan test pack.

2) Langkah kedua : Interprestasi data

Datadasaryang

sudahdikumpulkandiinterpretasikanmenjadi satu diagnosaatau

masalahyangtelah diindentifikasi menjadi diagnosa

nomenklatur.

(1) DiagnosaKebidanan

Diagnosa kebidanan

adalahdiagnosayangditegakkandalam

lingkuppraktekkebidanandanmemenuhistandar

nomenklatur diagnostikkebidanan.

(2) Masalah

Masalah adalahyang berkaitan dengan pengalaman

pasien dari hasilpengkajianatauyang

menyertaidiagnosasesuaidengan keadaan pasien.

52
(3) Kebutuhan

Kebutuhanmerupakanhal-halyang dibutuhkanpasien-

pasiendan

belumterindentifikasidalamdiagnosamasalahyang

didapatkan dengan melakukan analisadata.

3) Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial

Diagnosapotensialadalahsuatupernyataanyang timbul

berdasarkandiagnosaataumasalahyang

sudahdiidentifikasi.Langkah inimengindentifikasimasalah

ataudignosa potensiallainberdasarkan

rangkaianmasalahdandiagnosayangsudahdiindentifikasi.Langka

h inimembutuhkanantisipasi,bila

diagnosaataumasalahpotensialini benar-benar terjadi.

4) Langkah Keempat: Antisipasi

Menunjukkanbahwa bidandalammelakukantindakanharus

sesuaidenganprioritasmaalahatau kebutuhanyang

dihadapikliennya.Setelah bidan merumuskan tindakanyang

dilakukan untuk mengantisipasidiagnosa/masalah potensialpada

stepsebelumnya, bidanjuga

harusmerumuskantindakansegera.Dalamrumusanini termasuk

tindakansegera yang mampu dilakukan secara mandiri,

segerakolaborasi dan berifat rujukan.

5) Langkah Kelima : Perencanaan

53
Tahap inimerupakantahap penyusunan rencanaasuhan

kebidanansecara

menyeluruhdengantepatdanrasionalberdasarkan

keputusanyangdibuat padalangkah sebelumnya.

6) Langkah Keenam : Implementasi

Implementasimerupakanpelaksanaan dariasuhanyang

telah direncanakansecaraefisiendanaman.Pada kasusdimana

bidan harus berkolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan

bidan dalam manajemenasuhanpasienadalahtetap bertanggung

jawabterhadap pelaksanaan asuhanbersamayangmenyeluruh.

7) Langkah Ketujuh : Evaluasi

Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari

rencanaasuhanyangtelah diberikan meliputi

pemenuhanakanbantuan apakahbenar-benar

telahterpenuhisesuai dengankebutuhandalam masalah dan

diagnosa.

2.2.3 Data Perkembangan

Pendokumentasianasuhankebidanan, rencanaasuhan

kebidanan ditulisdalamdataperkembanganSOAPyang

merupakansalahsatu pendokumentasianyangmenurutVarney

(2004:54),SOAPmerupakan singkatan dari:

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasilpengumpulan data

klien melaluianamnesa.

54
O : Obyektif

Menggambarkanpendokumentasian

hasilpemeriksaanfisikklien,

hasillaboratoriumdantesdiagnostiklainyang

dirumuskandalam data fokus untuk mendukungassessment.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan

implementasi data subyektif dan obyektif dalam suatu

identifikasi.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan

evaluasi berdasarkanassesment.Memberikankonseling

sesuaidengan permasalahanyang

adasebagaiupayauntukmembantuproses pengobatan.

2.3 Teori Hukum Kewenangan Bidan

2.3.1 Pengertian

Menurut KamusBahasaIndonesia hukumadalahperaturanyang

dibuatdandisepakatibaiksecara

tertulismaupuntidaktertulis,peraturan, undang-undang yang

mengikat perilaku setiap masyarakat tertentu (Suharso dkk,

2008:221).

Hukum adalahkeseluruhan norma, yang oleh penguasa

Negara atau penguasamasyarakatyang berwenang

55
menetapkanhukum, dinyatakan ataudianggapsebagaiperaturan–

peraturan yang mengikat sebagian atau seluruh masyarakat, dengan

tujuanuntukmengadakansuatu tata yangdikehendaki oleh penguasa

tersebut (Lubis, 2010:2).

Hukum merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah

yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dan juga

mencakupilembaga-lembagadanproses-prosesyang

mewujudkanberlakunyakaidah- kaidah itu dalam kenyataan

(Kusumaatmadja, 2007:34).

Berdasarkanbeberapapengertianhukumdiatasmaka dapat

disimpulkanbahwa hukumadalahsuatuperaturanbaiktertulismaupun

tidaktertulisyang mengikatsebagianatauseluruhmasyarakatyang

dikehendaki oleh penguasa.

2.3.2 Kewenangan Bidan

Berdasarkan KeputusanMenteri Kesehatan(Kepmenkes)

Republik Indonesia Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002tentang

Izindan PenyelenggaranPraktikBidan,kewenanganyang

dimilikibidan tertuang padaPasal 14yangberbunyi sebagai berikut:

1) Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk

memberikan pelayananyangmeliputi :

(1) Pelayanan kebidanan.

(2) Pelayanankeluargaberencana.

(3) Pelayanan kesehatan masyarakat.

56
Dalam Pasal19kewenanganBidan

dalammemberikanpelayanan keluargaberencana adalah

sebagai berikut:

(1) Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan

dan alat kontrasepsidalam rahim, alat kontrasepsibawah

kulit dan kondom.

(2) Memberikan

penyuluhan/konselingpemakaiankontrasepsi.

(3) Melakukan pencabutanalat kontrasepsi dalam rahim.

(4) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit

tanpa penyulit.

(5) Memberikankonseling

untukpelayanankebidanan,keluargaberencana dan

kesehatan masyarakat.

Dalam Pasal24kewenanganBidan adalah

dalammenjalankan praktik harus membantu

programpemerintah dalammeningkatkan derajat

kesehatanmasyarakatkhususnyakesehatan

ibudananaksertakeluarga berencana.

Dalam Pasal 25kewenanganBidanmeliputi:

(1) Bidan dalam menjalankan praktik harus sesuai dengan

kewenangan

yangdiberikan,berdasarkanpendidikandanpengalamanse

57
rta dalam memberikanpelayanan berdasarkan standar

profesi.

(2) Di samping ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) bidan dalammelaksanakan praktik sesuai dengan

kewenangannyaharus :

a) Menghormatihak pasien.

b) Merujuk kasusyangtidak dapat ditangani.

c) Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yangberlaku.

d) Memberikan informasi tentangpelayananyangakan

diberikan.

e) Meminta persetujuan tindakanyang akan dilakukan.

f) Melakukan catatan medik (medical record) dengan

baik.

Berdasarkan PeraturanMenteri Kesehatan (Permenkes)

Nomor1464/Menkes/Per/X/2010tentangIzindanPenyelenggar

anPraktikBidan, kewenanganyangdimilikibidan meliput

Dalampasal9Bidandalammenjalankanpraktik,berwenang

untuk memberikan pelayananyangmeliputi:

(1) Pelayanan kesehatan ibu

(2) Pelayanan kesehatananak

(3) Pelayanan kesehatanreproduksi perempuan dan

keluargaberencana

58
Dalam pasal 10Kewenanganyangdimilikibidan

meliputi:

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil,

kehamilan, masa persalinan,masa nifas,masa menyusui

danmasa antara dua kehamilan.

(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)meliputi:

a) Pelayanan konselingpadamasaprahamil.

b) Pelayanan antenatal padakehamilan normal.

c) Pelayanan persalinan normal.

d) Pelayanan ibu nifas normal.

e) Pelayanan ibu menyusui.

f) Pelayanan konselingpadamasa

antaraduakehamilan.

(3) Bidan dalammemeberikanpelayanansebagaimana

dimaksudpadaayat (2)berwenanguntuk :

a) Episiotomi.

b) Penjahitan lukajalan lahir tingkatI danII.

c) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan

perujukan

d) Pemberian tablet Fe padaibu hamil.

e) Pemberian vitamin A dosis tinggi padaibu nifas.

59
f) Fasilitasi/bimbinganinisiasimenyusudini

(IMD)danpromosi air susu ibu (ASI) eksklusif.

g) Pemberianuterotonikapada manajemen

aktifkalatiga dan postpartum.

h) Penyuluhan dan konseling.

i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil. j)

Pemberian surat keterangan kematian.

j) Pemberian surat keterangan cutibersalin.

Dalam pasal 11Kewenanganyangdimilikibidan

meliputi:

(1) Pelayanankesehatananaksebagaimanadimaksuddalampa

sal9 huruf bdiberikanpadabayi

barulahir,bayi,anakbalitadananak prasekolah.

(2) Bidan dalammemberikanpelayanankesehatan

anaksebagaimana dimaksud

padaayat(1)berwenanguntuk:

a) Melakukanasuhan bayibaru lahir

normaltermasukresusitasi,

pencegahanhipotermi,inisiasimenyusudini(IMD),

injeksi

vitaminK1,perawatanbayibarulahirpadamasaneonat

al(0-28 hari)dan perawatan talipusat.

b) Penanganan hipotermi padabayi baru lahir dan

segeramerujuk.

60
c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan

denganperujukan.

d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program

Pemerintah

e) Pemantauantumbuhkembang bayi, anakbalitadan

anakpra sekolah.

f) Pemberian konselingdanpenyuluhan. g) Pemberian

surat keterangan kelahiran. h) Pemberian surat

keterangan kematian.

Dalam pasal 12Bidandalam memberikan pelayanan

kesehatan reproduksiperempuan dankeluarga

berencanasebagaimana dimaksud dalam pasal 9 hurufc,

berwenanguntuk:

(1) Memberikanpenyuluhandankonselingreproduksiperemp

uandan keluargaberencana.

(2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.

Dalam Pasal 13 kewenanganyangdimilikibidan

meliputi:

(1) SelainkewenangansebagaimanadimaksuddalamPasal10,

Pasal11,danPasal12,BidanyangmenjalankanProgramPe

merintah berwenangmelakukan pelayanan kesehatan

meliputi:

a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat

kontrasepsi dalam rahim, dan

61
memberikanpelayananalat kontrasepsi bawah

kulit.

b) Asuhan antenatal terintegrasi dengan

intervensi khusus penyakitkronis tertentu

(dilakukan di bawah supervisi dokter).

c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai

pedoman yang ditetapkan.

d) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di

bidang kesehatan ibu dan anak, anakusia sekolah

dan remaja serta kesehatan lingkungan.

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak

balita, anak pra sekolah dan anak sekolah.

f) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.

g) Melaksanakandeteksi dini, merujuk dan

memberikan penyuluhanterhadapInfeksiMenular

Seksual(IMS)termasuk pemberian kondom dan

penyakitlainnya.

h) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika,

Psikotropika dan ZatAdiktif lainnya (NAPZA)

melalui informasi dan edukasi.

i) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan

programPemerintah.

(2) Khusus untukpelayanan alat kontrasepsibawah

kulit,asuhan antenatalterintegrasi,penangananbayi,

62
anakbalita sakit, pelaksanaan deteksi dini,merujuk,

memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular

Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan

penyalahgunaanNarkotika,Psikotropika,Zat Adiktif

lainnya (NAPZA), hanya dapatdilakukanoleh bidanyang

telah mendapat pelatihanuntuk pelayanantersebut.

DalamPasal14kewenanganyangdimilikiBidantertuangse

bagai berikut

(1) Bagibidanyang menjalankanpraktikdidaerahyang

tidakmemiliki dokter

dapatmelakukanpelayanankesehatan diluar kewenangan

sebagaimanadimaksud dalam pasal 9.

(2) Daerahyangtidakmemilikidoktersebagaimanadimaksudp

ada ayat (1) adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang

ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.

(3) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

telah terdapatdokter, kewenanganbidan sebagaimana

dimaksudpada ayat (1)tidak berlaku.

BerdasarkanPermenkesNomor

1464/Menkes/Per/X/2010dalam Pasal13ayat2seorang

bidanberhakmelakukanpemasanganalat

kontrasepsiimplantdengansyaratsudah

mengikutipelatihanpelayanan tersebut.Adapunpelatihanyang

dimaksudadalahContraceptive Technology

63
Uptodate(CTU).DenganadanyapelatihanCTU ini

diharapkanseorang bidanmempunyaikemampuanyang

berkompeten, mampumelayanisesuaidenganstandar pemasangan

AKBK(Alat Kontrasepsi BawahKulit

2.4 Hasil Penelitian Berdasarkan Jurnal Ilmiah

Hasil penelitian berdasarkan jurnal ilmiah menurut Netti Meilani


tahun 2019 dengan judul “Pemasangan Kontrasepsi Implan dan Alat
Kontrasepsi dalam Rahim di Dusun XVIII Kecamatan Percut Sei
Tuan”.

Pemasangan kontrasepsi implan dan alat kontrasepsi dalam rahim

dilakukan untuk membantu pemerintah dalam mencanangkan program

keluarga berencana agar terwujud keluarga berkualitas. Menurut data Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) tahun 2014

bahwa peserta KB AKDR sebanyak 29.292 (7,7%), implant sebanyak

32.383 (8,5%).

Data menunjukkan bahwa kontrasepsi metode jangka panjang kurang

diminati oleh wanita usia subur. Hal ini terbukti dari prevalensi kontrasepsi

suntik sebanyak 74.024 (20,2%). Hasil wawancara singkat yang dilakukan

kepada wanita usia subur di Dusun XVIII Kecamatan Percut Sei Tuan,

menjelaskan bahwa ibu – ibu tersebut takut sakit, jarak yang jauh untuk

mengakses pelayanan kesehatan. Dari hasil pendataan yang dilakukan

bahwa masih banyak wanita usia subur yang sudah memiliki > 2 anak akan

tetapi enggan untuk dilakukan pemasangan kontrasepsi.

Hal ini juga dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang

kontrasepsi jangka panjang. Oleh karena itu penting untuk dilakukan

64
pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan edukasi tentang

kontrasepsi jangka panjang serta p1emasangan AKDR dan Implant pada

wanita usia subur di Dusun XVIII Kampung KB Kecamatan Percut Sei

Tuan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa

pemberian pendidikan kesehatan dan pemasangan AKDR dan Implan.

Lokasi kegiatan di Kampung KB Desa Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang. Diadakan pada tanggal 8-9 Juli 2019, dim2ana pemberian

pendidikan kontrasepsi pada tanggal 8 Juli 2019 dan pemasangan Implan

dan AKDR pada tanggal 9 Juli 2019.

Hasil penelitian berdasarkan jurnal ilmiah menurut Husna Farianti


Amran tahun 2019 dengan judul “Analisis Efek Samping Penggunaan
Metode Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan
Raya Pekanbaru”.

Upaya pemerintah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk

adalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Implant merupakan

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang efektif, aman, dan

nyaman bagi wanita. Salah satu yang mempengaruhi kepuasan penggunaan

implant antara lain amenore (29,5%), perdarahan haid yang berlebihan

(18,5%), flek (29,5%), kenaikan berat badan (40,5%), jerawat (16,5%),

depresi (12%). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis efek

samping kontrasepsi implant yang meliputi gangguan siklus haid, perubahan

berat badan, nyeri payudara, gangguan jerawat, dan gangguan depresi.

Hasil penelitian diperoleh efek samping penggunaan kontrasepsi

Implant yang dirasakan oleh responden antara lain gangguan siklus haid

yaitu amenore sebanyak 76 responden (82,6%), spotting yaitu 81 responden

65
(88,1%), menoragia yaitu 16 responden (17,4%). Efek samping gangguan

berat badan yaitu 81 responden (89,1%), efek samping gangguan nyeri

payudara yaitu 47 responden (51,1%), efek samping timbulnya jerawat yaitu

61 responden (66,3%), dan efek samping gangguan psikologis berupa

gelisah atau gangguan emosi yaitu 87 responden (94,6%).

Efek samping yang banyak timbul dari pemakaian Implant yaitu

gangguan menstruasi, gangguan berat badan, jerawat dan depresi. Untuk itu

diharapkan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus

memperhatikan efek samping penggunaan kontrasepsi implat dan dapat

memberikan konseling dan penatalaksanaan yang sesuai dengan efek

samping yang dirasakan oleh akseptor sehingga akseptor mendapatkan

asuhan lebih terfokus dan terarah.

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

1. DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Retno Indah Sulistyowati

Di : Puskesmas Wringinanom

Pada tanggal: 07 Februari 2023 Pukul: 09.00 WIB

a. IDENTITAS KLIEN No. Register : -

66
Nama Klien : Ny. R Nama Suami : Tn. B

Umur : 25 th Umur : 27 th

Suku/ Bangsa : Jawa/Indo Suku/ Bangsa : Jawa/indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : D3 Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan/bulan : Rp.4000.000 juta Penghasilan/bln : Rp.

± 4 000 000 juta

Alamat : Gresik Alamat : Gresik

b. Alasan kunjungan saat ini

Kunjungan pertama

c. Keluhan utama

Ibu ingin melakukan pemasangan KB implant.

d. Riwayat menstruasi

 Menarche : 14 tahun

 Siklus menstruasi : 28 hari (teratur)

 Lama : 7 hari

 Banyaknya darah : 2-3 kali ganti pembalut

 Konsistensi : Cair

 Dysmenorhoe : Ya (sebelum menstruasi)

 Flour albus : Ya (sebelum dan sesudah menstruasi)

Warna: Putih Bau: - Gatal: -

e. Status perkawinan

 Kawin : 1 Kali

67
 Lama kawin : 3 tahun

f. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No. Suami Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB Ket


ke
Umur Pen Penol Jenis Temp Penyu penyul L/P BB/ Meny H/M
yul l PB usui
1 1 9 bln - Bidan Norm PMB - - P 3200/ Ya H Su
al 50 nti
k

g. Riwayat KB

No. Jenis Tempat Waktu Alasan Efek Upaya yang dilakukan Ket
kontrasepsi Pelayanan pemakaian Pemakaian Samping
1. KB Suntik PKM ± 2 tahun Menunda Bb naik Menganjurkan ibu
kehamilan untuk menganti
kontrasepsi jangka
Panjang.

h. Riwayat Kesehatan keluarga

1) Keturunan kembar : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

2) Penyakit keturunan : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

3) Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

i. Riwayat kesehatan yang lalu

 Penyakit menahun : Tdak ada

 Penyakit menurun : Tidak ada

 Penyakit menular : Tidak ada

j. Keadaan Psikososial dan dukungan keluarga

68
 Alasan ibu menjadi akseptor KB: Untuk mencegah kehamilan

 Motivasi ibu untuk menjadi akseptor berasal dari : Suami dan

keluarga

 Dukungan dari suami : Ya

 Dukungan dari keluarga yang lain : Ya

k. Pola kebiasaan sehari-hari

1) Pola Nutrisi

 Makan nasi, lauk, sayur dan buah-buahan 3 x sehari porsi

1 piring

 Minum air putih ± 6-7 gelas perhari

 Masalah yang dirasakan : Tidak ada

2) Pola Eliminasi

 BAK : 4-5 kali perhari Warna : Kuning jernih Bau:

Pesing

 BAB : 1-2 kali perhari Warna : Kuning kecoklatan

Bau: khas feses

 Masalah yang dirasakan : Tidak ada

3) Pola istirahat tidur

 Tidur siang ± 1-2 jam

 Tidur Malam ± 6-7 jam

 Masalah yang dirasakan : Tidak ada

4) Pola Aktivitas

Ibu melakukan aktivitas seperti biasa memasak, mencuci

piring, menyapu, ngepel dan lain sebagainya.

69
Masalah yang dirasakan : Tidak ada

5) Pola seksualitas

Sesuai kebutuhan

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

6) Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll : Tidak ada

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

 Kesadaran : Composmentis

 Tekanan Darah : 120/80 mmHg

 Suhu : 36,5 C

 Nadi : 82x/m

 RR : 21x/m

 BB : 57 kg

 TB : 155 cm

b. Pemeriksaan Khusus

a) Inspeksi

 Kepala :

Kanan/kiri simetris, rambut hitam, tidak rontok, tidak ada

ketombe, dan tidak ada benjolan abnormal

 Muka :

 Kelopak mata : Kanan/kiri simetris

 Conjungtiva : Tidak anemis

 Sklera : Tidak ikterik

70
 Mulut dan gigi :

 Bibir : Lembab

 Lidah : Bersih

 Gigi : Tidak berlubang dan tidak ada karies

 Hidung :

 Kanan/kiri simetris : Tidak ada pembesaran  polip,

tidak ada pernafasan cuping hidung

 Sekret : Tidak ada pengeluaran

 Kebersihan : Bersih

 Leher :

 Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

 Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

 Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

 Dada : Kanan/kiri simetris

 Pembesaran payudara : Kanan/kiri simetris, tidak ada

benjolan abnormal

 Kebersihan : Bersih

 Perut :

 Pembesaran : Tidak ada pembesaran

 Bekas luka operasi : Tidak ada

 Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

 Anogenetalia :

 Vulva vagina warna : Normal

71
 Luka parut : Tidak ada

 Oedema : Tidak ada

 Varises : Tidak ada

 Kebersihan : tidak di kaji

 Ekstremitas atas dan bawah :

 Oedema : Kanan/kiri tidak ada

 Varises : Kanan/kiri tidak ada

 Kekakuan sendi : Tidak ada

b) Palpasi

 Leher :

 Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

 Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

 Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

 Dada : Benjolan/ Tumor : Tidak ada

 Perut : Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

Kandung kemih : Kosong

 Ekstremitas atas dan bawah : Oedema :. Tidak ada

3.2 ANALISA/DIAGNOSA

P1001 dengan Calon Akseptor KB Implant

3.3 PENATALAKSANAAN:

1. Melakukan pemeriksaan fisik keadaan umum ibu baik, TD : 120/80

mmHg, N: 82 x/m Suhu : 36,5 C, RR: 21x/m, BB: 57 kg dan ibu

72
sedang tidak hamil

2. Melakukan penapisan/skrining bahwa ibu telah memenuhi persyaratan

untuk dilakukan pemasangan kb implant

“Ibu bersedia dan memenuhi persyaratan untuk dilakukan pemasangan

kb implant”

 Cara kerja KB implant yaitu :

 Lendir serviks menjadi kental

 Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi implantasi

 Mengurangi transportasi sperma

 Menekan ovulasi.

 Keuntungan KB implant yaitu antara lain :

 Daya guna tinggi

 Perlindungan jangka Panjang

 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

 Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

 Tidak mengganggu ASI

 Klien hanya kembali jika ada keluhan

 Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

 Mengurangi nyeri haid

 Mengurangi jumlah darah haid

73
 Mengurangi dan memperbaiki anemia

 Melindungi terjadinya kanker endometrium

 Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara 24

 Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang

panggul

“Ibu mengerti dan memahami”

3. Memberikan inform consent

“Ibu mengerti dan bersedia”

4. Menjelaskan tentang prosedur pemasangan

“Ibu mengerti dan memahami”

5. Melakukan pemasangan implant yaitu :

Persiapanalat–alatyang diperlukan :

 Kasasteril

 Kain steril yangmempunyai lubang

 Obat anestesi local

 Semprit dan jarum suntik

 Trokar no.10

 Sepasangsarung tangansteril

 Satu set kapsul norplant (2buah)

 Scapel yangtajam

 Bersihkan lengan yang akan di lakukan pemasangan implant

dengan cairan desinfektan

 Pasang kain steril yang mempunyai lubang/duk di lengan yang

akan dilakukan pemasangan implant

74
 Melakukan penyuntikan anastesi lidocaine di daerah lengan yang

akan dilakukan pemasangan

 Melakukan insisi kecil dengan menggunakan scapel yang tajam

 Setelah itu, memasukan satu set kapsul implant (2 buah) dibawah

kulit

 Setelah selesai melakukan pemasangan lalu pasang perban anti air

 Pastikan klien tidak pusing dan memperbolehkan pasien pulang

“Pemasangan sudah dilakukan”

6. Memberikan konseling pada ibu setelah melakukan pemasangan

“Ibu mengerti dan memahami”

7. Memberikan terapi obat

R/ Amoxilin 3x1 (Anti biotik)

Asam Mefenamat 3x1 (Anti nyeri)

“Sudah diberikan”

8. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 7 hari setelah melakukan

pemasangan (14-02-2023) atau jika ada keluhan segera datang ketenaga

Kesehatan

“Ibu mengerti dan bersedia”

75
BAB 4

PEMBAHASAN

Menurut Anggraini & Martini (2012), Implan merupakan kontrasepsi jenis

lain yang bersifat hormonal, dan dimasukkan kebawah kulit. Menurut Wulansari

& Huriawati (2010), Norplant adalah suatu sistem implan subdermis yang

memberikan proteksi kontrasepsi hingga lima tahun, terdiri dari enam kapsul karet

silikon (masing-masing mengandung levonorgestrel 36 mg) yang dimasukkan ke

bawah kulit lengan wanita.

76
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang

terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas

(Handayani, 2010:116). Implantadalahsalah satu jeniskontrasepsiyang

pemakaiannya yaitudengancaramemasukkantabungkecildibawahkulitpadabagian

tangan yangdapatdilakukanolehpetugaskesehatan.Tabungkecil berisi hormon

tersebut akanterlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan

(Proverawati,2010:51).

Pada saat melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “R” umur 25 tahun

P10001 pemasangan kb implant dan membandingkan dengan teori maka

didapatkan kesenjangan antara teori dan praktik. Adapun identifikasi masalah

disesuaikan dengan masalah yang muncul serta intervensi yang dicantumkan

secara rasional serta implementasinya sesuai dengan masalah yang ada.

Sedangkan, evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah dilakukan dengan

kriteria hasil.

Dari hasil penelitian Radicha widya (2012) dengan teori tidak ada

kesenjangan karena kebanyakan ibu yang menggunakan kb implant mengalami

efek samping bercak / flek.

4.1 Pembahasan

Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langkah manajemen kebidanan

yang meliputi : Pengkajian, Diagnosa masalah, Identifikasi kebutuhan

segera, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

4.1.1 Pengkajian

Penulis tidak mengalami masalah karena klien mudah diajak

berkomunikasi.

77
4.1.2 Diagnosa Masalah

Penulis menemukan diagnosa dalam kasus tersebut yaitu Ny. “R”

P1001 dengan calon akseptor KB implant.

4.1.3 Identifikasi kebutuhan segera

Saat ini Ny. R tidak membutuhkan kebutuhan segera

4.1.4 Intervensi

Menganjurkan Ny. R untuk mempersiapkan diri untuk dilakukan

pemasangan impan jika sudah setuju

4.1.5 Implementasi

Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti hal

ini dikarenakan adanya kerja sama dengan klien yang cukup antusias

mendengarkan konseling yang disampaikan.

4.1.6 Evaluasi

Setelah mendapat penjelasan dari tenaga kesehatan Ny. R

mengatakan sudah mengerti mengenai penjelasan dan sudah dapat

mengulangi penjelasan yang telah diberikan bidan serta bersedia

datang ketenaga kesehatan.

78
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak

dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah

mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan.

(Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil

sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara

pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien

Mendapatkan suatu sumber informasi dan sebagai sumber

pengetahuan mengenai masalah keluarga berencana (KB).

5.2.2 Bagi Institusi kesehatan

Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan Pendidikan asuhan

kebidanan pada akseptor kb dengan meningkatkan pengetahuan dan

informasi mengenai masalah keluarga berencana (KB).

5.2.3 Bagi Penulis

Meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan tentang

keluarga berencana sehingga kedepannya dapat memberikan asuhan

yang komprehensif dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas.

79
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M., dkk (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.(2006). Konversi


Keluarga Berencana Menurut Jenis Kontrasepsi.Semarang : BKKBN.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.(2013). Profil Kesehatan


Jawa Tengah. Semarang: BKKBN.

Baziad, A. 2008.Kontrasepsi Hormonal.Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2010. Jakarta: Depkes
RI.

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten


BoyolaliTahun 2013. Dinkes Kabupaten Boyolali.

Hartanto, H. 2010. KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Handayani, 2014.Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihama.

Irianto, K. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana Dua Anak Cukup. Bandung:

Kalsum, M. 2013. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Pasangan Usia Subur
tentang Kontrasepsi IUD Di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur
Birugo Tigo Baleh Bukittinggi Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Kesehatan.

Mandang, dkk 2016.Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Keluarga Berencana


(KB).Bogor : In Media

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (Edisi Revisi


2012). Jakarta: Rineka Cipta

Saifuddin,Abdul Bari. 2013. Buku PanduanPraktisPelayanan


Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.

80
DOKUMENTASI

81
82

Anda mungkin juga menyukai