Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN DUKUNGAN SUAMI

DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE)


DI KLINIK BIDAN ADE FIRMAN, M.KES

PROPOSAL

Disusun Oleh:

Syafira Azlyn
23.15201.0069

JURUSAN S1 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
[2023/2024]
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakathu

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang brjudul “HUBUNGAN
TINGKAT KECEMASAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN
KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI KLINIK BIDAN ADE FIRMAN,
M.KES”. Penyusunan proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi dan
memperoleh gelar Sarjana Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini untuk mempelajari cara pembuatan skripsi
pada Universitas Muhamadiyah Tangerang.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga proposal penelitian ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat selama
penyusunan proposal ini
2. Ibu Atnesia Ajeng, S.ST.,M.Kes selaku dosen yang telah mendidik dan memberikan
bimbingan selama masa perkuliahan
3. Diri saya sendiri yang sudah mampu bertahan dari tahap awal hingga sampai pada tahap
menuju akhir dari studi untuk mendapatkan gelar Sarjanah Kebidanan.
4. Serta teman-teman penelitian proposal yang telah berjuang bersama-sama penulis dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan
segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Tangerang, 09 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...............................................................................................2
C. Batasan Masalah.....................................................................................................2
D. Rumusan Masalah...................................................................................................3
E. Tujuan Penelitian....................................................................................................3
F. Manfaat Penelitian..................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4


A. Landasan Teori.......................................................................................................4
B. Penelitian Terkait....................................................................................................7
C. Kerangka Teori.....................................................................................................12
D. Kerangka Konsep..................................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................14


A. Jenis Dan Desain Penelitian.................................................................................14
B. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................................................14
C. Populasi Dan Sampel............................................................................................14
D. Definisi Operasional..............................................................................................14
E. Instrumen Penelitian.............................................................................................14
F. Pengujian Instrumen Penelitian..........................................................................14
G. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................15
H. Hipotesa Penelitian...............................................................................................15
I. Etika Penelitian.....................................................................................................16
J. Rencana Klerja Dan Jadwal Penelitian..............................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara terpadat di dunia. Ledakan penduduk
disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Situasi ini jelas memunculkan
dua aspek yang berbeda. Di satu sisi, situasi ini mungkin menjadi kekuatan besar bagi
Indonesia. Namun di satu sisi, situasi ini membuat beban negara semakin berat
(Welianto, 2020).
Dalam rangka mencapai pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga
berkualitas tinggi, telah dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran dan penurunan
angka kematian. Salah satu rencana untuk mengurangi kepadatan penduduk adalah
dengan mengikuti program Keluarga Berencana (KB) (BKKBN, 2018).
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam pembangunan nasional
dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya
penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan
produksi nasional.Tujuan program keluarga berencana adalah menciptakan keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera sedangkan sasaran program KB yaitu pasangan usia subur
(sasaran langsung) dan pelaksana dan pengelola program KB (sasaran tidak langsung).
(Handayani, 2016).
Menurut World Health Organization (WHO), KB adalah suatu tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga, salah satu program KB adalah
penggunaan alat kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi di dunia pada 2015 sekitar 64%
pada perempuan menikah dan usia reproduksi, sedangkan penggunaan alat kontrasepsi di
Afrika sekitar 33%, Oseania sekitar 59%, Amerika Utara sekitar 75%, Cina 84%,
Indoneisa 65%, dan Asia 57%.7 Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi bervariasi di
dunia, kontrasepsi IUD 19%, MOW 14%, pil 9%, kondom 5%, dan suntik 6%.
Penggunaan metode jangka pendek seperti pil, suntik, dan kondom paling banyak
digunakan di Afrika, Eropa, Amerika dan Oseania, sedangkan metode jangka panjang
seperti MOW, implant, IUD lebih banyak digunakan di Asia dan Amerika Utara.
(Suherman, 2017).
Untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB) sekaligus untuk
menghasilkan serta membentuk keluarga yang berkualitas sehingga bisa berdampak baik
bagi agama dan negara. Ratna, dkk (2023).
Program KB adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi
Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyediaan
KIE, konseling, pemeriksaan kelayakan medis, pengelolaan kontrasepsi, pemasangan
atau pelepasan, dan pengelolaan efek samping atau komplikasi untuk mencegah
kehamilan. Keluarga Berencana Pasca Persalinan (PPP) adalah upaya pencegahan

iv
kehamilan dengan menggunakan metode/alat/obat kontrasepsi segera setelah melahirkan
sampai dengan 42 hari/6 minggu setelah melahirkan. Kemenkes RI (2022).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif


yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga
berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Dyah Permatasari
(2016).
Alat kontrasepsi IUD adalah salah satu metode kontrasepsi yang dilakukan
dengan memasukkan alat khusus yang terbuat dari bahan plastik, disertai barium sulfat,
logam, tembaga dan progestoron kedalam rahim. Kontrasepsi jenis IUD adalah metode
kontrasepsi yang berjangka panjang dan dapat dipakai hingga 5 – 10 tahun dan efektif
menurunkan angka kehamilan dengan 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan. IUD yang
merupakan benda asing menimbulkan rasa cemas tersendiri ketika akan dilakukan
pemasangan. Syurotut Taufiqoh (2020).
Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu umur, pendidikan, pekerjaan
dan jumlah anak. Factor usia muda lebih mudah mengalami stress dari pada usia tua.
Semakin cukup umur tingkat kematangan seseorang akan semakin meningkat dalam
berfikir, maka akn lebih mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi termasuk
didalam hal mengantisipasi kecemasan. Sundeen, S. D. (2015).
Suami merupakan motivator, educator dan fasilitator dalam pemilihan alat KB.
Pemilihan kontrasepsi dan kepuasaan dalam penggunaanya sangat dipengaruhi oleh
suami, dukungan yang diberikan akan memantapkan pemakaian alat kontrasepsi istri.
Dukungan suami dalam pemlihan alat kontrasepsi meliputi upaya memperoleh informasi,
memilih, mengantar ke tempat pelayanan serta membiayai pemasangan alat kontrasepsi.
Melihat besarnya peran dukungan suami terhadap pemilihan metode kontrasepsi maka
peneliti ingin melihat lebih lanjut mengenai pengaruh dukungan suami terhadap pemlihan
metode IUD. Syurotut Taufiqoh (2020).
Tidak adanya dukungan suami sering membuat istri tidak berhak memutuskan
sesuatu dalam mengambil keputusan. Dukungan suami merupakan keterlibatan suami
dalam meberi dukungan kepada wanita dalam menjalani tugas reproduksinya, misalnya
kemauan menunda kehamilan dengan melakukan metode kontrasepsi yang disepakati. Ita
Arbaiyah, Nurelila Sari Siregar, Rini Amalia Batubara (2020).

B. Identifikasi Masalah
1. Tingkat penggunaan Kb IUD masih sangat Rendah
2. Kecemasan dan dukungan suami menjadi factor penyebab rendahnya peminat Kb IUD

C. Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini hanya memfokuskan pada pengguna Kb di Klinik Bidan Ade Firman,
M.Kes
2. Variable yang akan diteliti ada dua yaitu Hubungan Tingkat Kecemasan Dan
Dukungan Suami Dengan Pemilihan Kontrasepsi Iud
3. Dalam pengambilan sampel 30 orang pengguna Kb dalam kategori pasangan usia
suburr (PUS) di Klinik Bidan Ade Firman, M.Kes
4. Waktu penelitian kurang lebih 1 bulan

v
D. Perumusan Masalah
Kecemasan pengguna Kb terhadap pemilihan kb IUD dipengaruhi karena
kurangnya pengetahuan serta penerimaan informasi yang salah dari masyarakat.
Dukungan suami menjadi pemicu utama ketidak aktifan WUS untuk lebih terbuka
terhadap penerimaan kb IUD. Secara mendalam penelitian ini menjawab, bagaimana cara
tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman PUS tentang efek samping Kb IUD
serta mengedukasi tentang Kb IUD untuk kesehatan dan kualitas alat reproduksi?

E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Dukungan Suami Dengan
Pemilihan Kontrasepsi Iud (Intra Uterine Device) Di Klinik Bidan Ade Firman, M.Kes.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan
tentang kasus yang diambil.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa
Hasil studi kasus ini dapat sebagai masukan bagi profesi bidan dalam upaya
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat dan tentunya
dapat memberikan tambahan khasanah ilmu pengetahuan bagi dunia kebidanan
b. Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangan teoritis dan aplikatif dalam asuhan kebidanan komprehensif
c. Klien dan Masyarakat
Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan terutama asuhan kebidanan
yang komprehensif

vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif
tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan,mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri, menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Hartanto,2004).
Program Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi dilaksanakan
untuk memenuhi hak-hak reproduksi, sehingga keluarga dapat mengatur waktu, jumlah,
jarak kelahiran anak secara ideal sesuai dengan keinginan atau tanpa unsur paksaan dari
pihak mana pun. Dampak pemenuhan hak-hak reproduksi tersebut secara langsung
adalah terwujudnya keluarga kecil, sehat dan sejahtera, sehingga dapat terwujud keluarga
yang berkualitas sesuai dengan visi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) yaitu “Keluarga Berkualitas 2015”.
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma. Kontrasepsi adalah upaya
mencegah terjadinya kehamilan.
Pengetahuan akseptor KB tentang pemakaian alat kontrasepsi memegang
peranan penting dalam menentukan sikap dalam pemilihan kontrasepsi. Akseptor KB
harus mengenal dan memahami tentang pengertian, jenis kontrasepsi, keuntungan, cara
pemakaian, efek samping dan kontraindikasi dalam pemakaian alat kontrasepsi.
Pengetahuan dan sikap merupakan domain penting untuk pembentukan tindakan atau
perilaku. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap positif akan berlangsung
lama. (Tuhu Perwitasari, 2020).
Alat Kontrasepsi menjadi salah satu alat yang digunakakn untuk mengatur jarak
kelahiran dan jumlah anak. Namun, alat kontrasepsi juga mempunyai efek samping
diantaranya, perdarahan, tidak menstruasi, flek, dan luka pada jalan lahir pada pemakaian
IUD, berat badan naik, tidak nyaman ketika berhubungan dengan pasangan dan lain
sebagainya. (Laela Dwi Nur’aini, 2022).
Intra Uterine Device (IUD) adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic
yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormone dan di
masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010).
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga
(Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak
(Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone. (Kusmarjati, 2011).
Menurut Arum (2011). jenis-jenis Intra Uterine Device (IUD) adalah sebagai
berikut:
1. IUD CuT-380 A

vii
Bentuknya kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi
oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
2. IUD lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering)
IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini dari jenis unmedicated adalah
Lippes Loop dan dari jenis Medicated adalah Cu-T 380 A, Multiload 375 dan Nova-T.
a. Lippes Loop IUD Lippes Loop terbuat dari bahan polietilen, berbentuk spiral, pada
bagian tubuhnya mengandung barium sulfat yang menjadikannya radio opaque
pada pemeriksaan dengan sinar-X. Menurut Proverawati (2010) IUD Lippes Loop
bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol dan
dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda
ukuran panjang bagian atasnya. UD jenis Lippes Loops mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik
(Proverawati, 2010).
b. Cu T 380 A IUD Cu – T 380 A terbuat dari bahan polietilen berbentuk huruf T
dengan tambahan bahan Barium Sulfat. Pada bagian tubuh yang tegak, dibalut
tembaga sebanyak 176 mg tembaga dan pada bagian tengahnya masingmasing
mengandung 68,7 mg tembaga, dengan luas permukaan 380 ± 23m2. Ukuran
bagian tegak 36 mm dan bagian melintang 32 mm, dengan diameter 3 mm. pada
bagian ujung bawah dikaitkan benang monofilamen polietilen sebagai kontrol dan
untuk mengeluarkan IUD.
c. IUD Multiload 375 (ML 375) terbuat dari polipropilen dan mempunyai luas
permukaan 250 mm2 atau panjang 375 mm2 kawat halus tembaga yang membalut
batang vertikalnya untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load
yaitu standar, small, dan mini. Bagian lengannya didesain 15 sedemikian rupa
sehingga lebih fleksibel dan meminimalkan terjadinya ekspulsi.
d. Nova – T IUD Nova-T mempunyai 200 mm2 kawat halus tembaga dengan bagian
lengan fleksibel dan ujung tumpul sehingga tidak menimbulkan luka pada jaringan
setempat pada saat dipasang. e. Cooper-7 IUD ini berbentuk angka 7 dengan
maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter
batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang
mempunyai luas permukaan 200 mm2 fungsinya sama seperti halnya lilitan
tembaga halus pada jenis Copper-T (Proverawati, 2010).
e. Jenis kontrasepsi IUD pasca salin aman dengan menggunakan IUD Cu T (copper
T), sedangkan jenis non copper memerlukan penundaan sampai 6 minggu sehingga
tidak cocok untuk pasca salin (BkkbN, 2018)

Pelaksanaan program keluarga dicantumkan dalam rencana pembangunan


jangka menengah yaitu dengan melakukan usaha yang dapat meningkatkan penggunaan
kongtrasepsi jangka panjang. Metode KB jangka panjang seperti IUD, implan dan
sterilisasi. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dipasang di
dalam rahim untuk mencegah sperma memasuki saluran tuba., (Anggarini, 2021).
Pemilihan alat kontrasepsi IUD di pengaruhi diantaranya kecemasan pada ibu,
Metode KB jangka panjang seperti IUD, implan dan sterilisasi. Alat kontrasepsi dalam
rahim (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim untuk mencegah
sperma memasuki saluran tuba (Dalimawaty, 2021).

viii
Kecemasan adalah keadaan tertentu (kecemasan situasional) yang dihadapi
dalam situasi yang tidak menentu dan tidak menentu sehubungan dengan kemampuan
menolak cobaan berupa perasaan tidak menyenangkan yang dialami seseorang, bukan
kecemasan sebagai ciri yang melekat pada kepribadiannya. (Dias, 2020).
Kecemasan bisa timbul dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu factor
lingkungan, emosi yang tertekan, sebab-sebab fisik sebagai interaksi antara pikiran dan
tubuh, dan faktor keturunan. Kecemasan memiliki gejala fisik gejala psikologis, dalam
penggunaan kontrasepsi IUD ini gejala kecemasan yang sering muncul kejengkelan
umum seperti rasa gugup, jengkel, tegang, dan rasa panik, disamping itu merasa tiba-tiba
sakit kepala, gemetaran, berkeringat, wajah memerah, mulut kering gangguan pencernaan
(diare) dan sering buang air kecil. Diana Apriani Putri, Widaryati (2014).
Dukungan suami merupakan salah satu sumber dukungan social yang berasal
dari lingkungan keluarga. Peran suami sangat diperlukan oleh istri, keterlibatan dan
dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri akan mempererat hubungan antara
pasangan. Dukungan yang diperoleh oleh istri akan membuatnya tenang dan nyaman
dalam membuat sebuah keputusan yang telah diambil (Asrinah, 2010).
Pemahaman suami adalah sumber emosional, informasi atau pendamping untuk
menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan,
pemahaman suami mempunyai hubungan dalam pengambilan keputusan penggunaan alat
kontrasepsi. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor misalnya kurang pengetahuan suami
akan alat kontrasepsi dan pentingnya pemberian dukungan dalam pemilihan alat
kontrasepsi, kesibukan suami dalam merealisasikan perannya sebagai kepala keluarga
dalam mencari nafkah untuk memenuhi keperluan keluarga. (Figure, 2015).
Faktor yang mempengaruhi pemahaman suami terhadap alat kontrasepsi yaitu
tingkat pengetahuan, faktor pendidikan, faktor spiritual, praktik di keluarga, tingkat sosial
ekonomi dan faktor latar belakang budaya. Menurut asumsi peneliti bahwa adanya
pemahaman suami pada istri karena suami memahami keadaan istrinya, serta memahami
apa yang diinginkan istrinya. Namun ada juga suami yang belum mendukung keinginan
istrinya dalam ber KB karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pengetahuan dan
agama, dimana factor pengetahuan suami yang kurang dalam mengetahui manfaat dari
kontrasepsi tersebut. (Destyowati, 2012).
Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap
pemakaian kontrasepsi MKJP. Dari beberapa temuan fakta memberikan implikasi
program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi
terutama MKJP juga menurun. Proverawati, A. (2016). Panduan Memilih Kontrasepsi.
Nuha Medica. Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu diberi informasi,
sementara para suami kurang pembinaan dan pendekatan, suami kadang melarang
istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan
pengetahuan (Fitriyana, 2017).
Tingkat kecemasan ibu, Sebagian besar tingkat kecemasan responden terhadap
efek samping terhadap KB IUD dapat disebabkan karena responden belum mengetahui
efek samping dari KB IUD yang berupa keputihan, perubahan siklus haid (umumnya
pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak,
perdarahan (spotting) antar menstruasi, dan saat haid lebih sakit, bertambah responden
yang belum mengetahui efek samping KB IUD tersebut dapat mempunyai prasangka
yang tidak baik terhadap kontrasepsi IUD. (Ratna, dkk 2023).

ix
B. Penelitian Terkait

No Peneliti dan Judul Metode Hasil


Tahun Penelitian Penelitian
1 Vera Setya Hubungan Metode penelitian Hasil analysis
Purnaning Tingkat kuantitatif univariate didapatkan
Anggara (2015) Kecemasan korelasi dengan bahwa tingkat
Akseptor Dengan pengambilan data kecemasan dengan
Pemilihan cross sectional presentasi tertinggi
Kontrasepsi IUD adalah responden
(Intra Uterine dengan tingkat
Device) di PKD kecemasan berat
Kamongan yaitu sebanyak 19
Srumbung responden (50%) dan
Magelang didapatkan bahwa
pemlihan kontrasepsi
IUD dengan
presentasi tertinggi
adalah responden
yang tidak memilih
kontrasepsi IUD
yaitu sebanyak 32
responden (84,2%).
Sehingga dpat
disimpulkan keeratan
hubungannya adalah
kuat.
2 Dian Selina, Hubungan Jenis penelitian Hasil penelitian
Amlah, Reffi Tingkat ini merupakan bivariate hubungan
Dhamayanti, Kecemasan, penelitian analitik tingkat kecemasan,
Desmansyah Pendidikan Dan dengan desain pendidikan dan
(2023) Pekerjaan Dengan cross-sectional pekerjaan dengan
Pemilihan Alat pilihan alat
Kontrasepsi IUD kontrasepsi IUD
Di Desa Gunung berdasarkan uji
Meraksa statistic chi square
tingkat kecemasan p-
value 0,000<0,05,
pendidikan p-value
0,000<0,05, dan
pekerjaan p-value
0,000<0,05 dapat

x
disimpulkan ada
hubungan tingkat
kecemasan
pendidikan dn
pekerjaan dengan
pemilihan alat
kontrasepsi IUD Di
Desa Gunung
Meraksa Kecamatan
Lubuk Batang OKU
Tahun 2023.
Terdapat hubungan
antara tingkat
kecemasan dengan
pilihan kontrasepsi
IUD.
3 Ratna, Irma Hubungan Metode penelitian Hasil penelitian
Jayatmi, Ageng Sumber ini menggunaan gambaran sumber
Septa Rini Informasi, desain deskriptif informasi lebih dari
(2023) Dukungan Suami analitik setengahnya sumber
Dan Tingkat menggunakan informasi dari onlne
Kecemasan metode sebanyak 20%
Terhadap kuantitatif dengan (44,4), suami tidak
Keikutsertaan pendekatan mendukung sebanyak
Akseptor Kb IUD desain penelitian 19 (52,8%), merasa
cross-sectional cemas sebanyak 24
(66,7%) dan
keikutsertaan kb IUD
tidak ikut sebanyak
23 (63,9%) si PMB
R. kesimpulan
penelitian ini adalah
terdapat hubungan
sumber informasi
terhadap
keikutsertaan
akseptor KB dengan
(p=0,005 p < a atau
0,005 < 0.05).
terdapat hubungan
dukungan suami
terhadap
keikutsertaan
akseptor KB IUD
dengan (p=0,014 p <
a atau 0,014 < 0.05).

xi
terdapat hubungan
tingkat kecemasan
terhadap keikut
sertaan akseptor KB
IUD dengan
(p=0,010 p < a atau
0,010 < 0.05)
4 Dyah Perbedaan Jenis penelitian Dapat diketahui
Permatasari Tingkat adalah analitik bahwa dari 8
(2016) Kecemasan observasional. responden akseptor
Akseptor Rancang bangun kontrasepsi IUD,
Kontrasepsi IUD yang digunakan sebgian besar
Dengan Sntik 3 adalah cross- mengalami
Bulan Dalam sectional kecemasan berat
Menghadapi Efek sebanyak 5
Samping Alat responden (62,5%)
Kontrasepsi dan dri 66 responden
akseptor kb suntik 3
bulan sebagain besar
mengalami
kecemasan sedang
sebanyak 22
responden (33,3%).
Hal ini menunjukan
kecemasan akseptor
IUD lebih besar
daripada akseptor
kontrasepsi sutik 3
bulan.
5 Fifin Hubungan Metode penelitian Ditemukan bahwa
Maulidatul Kecemasan adalah desain dari 30 responden
Azizah, Diah Dengan Pemilihan korelasi analitis sebagian besar
Mega Nanda Alat Kontrasepsi dengan tingkat kecemasan
(2019) Dalam Rahim pendekatan cross- yang dialami
(AKDR) Pada sectional responden mengenai
Akseptor Kb pemilihan AKDR
Suntik Di Praktik adalah berat dan
Mandiri Bidan berat sekali, yaitu
Suliswinarsih,SST masing-masing
Kab Probolinggo sebesar 30%. Dan
2019 sebagian kecil
mengalami
kecemasan sedang
yaitu sebesar 16,7%
atau sebanayk 5
responden, dan

xii
didapatkan bahwa
dari 30 responden
sebagian besar lebih
memilih alat
kontrasepsi lain yaitu
sebesar 83,3% atau
25 responden
6 Diana Apriani Faktor-Faktor Penelitian survey Hasil p-value
Putri, Widaryati Yang analitik hubungan kecemasan
(2014) Mempengaruhi menggunakan dengan pemilihan
Pemilihan Alat pendekatan waktu kontrasepsi IUD
Kontrasepsi IUD cross sectional sebesar 0,005 < 0,05
Di Puskesmas maka uji statistik
Jetis Kota signifikan. Hasil p-
Yogyakarta value pengetahuan
Tahun 2014 sebesar 0,109 > a
0,05 maka uji
statistik tidak
signifikan, hasil taraf
signifikan p-value
dukungan suami
sebesar 0,001 < a
0,05 maka hasil uji
statistik signifikan,
hasil p-value
keyakinan sebesar
0.575 > a 0,05 maka
hasil uji statistik
tidak signifikan.
Dapat disimpulkan
ada hubungan
kecemasan dn
dukungan suami
dengan pemilihan
kontrasepsi IUD dan
tidak ada hubungan
pengetahuan dan
keyakinan dengan
pemilihan
kontrasepsi.
7 Nur Faizah, Hubungan Metode penelitian Hasil penelitian
Tutik Ekasari, Tingkat ini menggunakan menunjukan hampir
Mutmainnah Kecemasan analisis korelasi separuh responden
Zakiyyah Dengan Pemilihan dengan dengan kecemasan
(2023) KB IUD Di Desa pendekatan cross- sedang sebanyak 12
Banyuputih Lor sectional orang (48%) tidak

xiii
Kec Randuangung memilih
Kab Lumajang menggunakan KB
IUD. Hasil analisis
menggunakan spss
diperoleh dengan p
value = 0,012 < a =
0,05. Terdapat
hubungan antara
tingkat kecemasan
dengan pemilihan
alat kontrasepsi IUD
di Desa Banyuputih
Lor Kec
Randuangung Kab
Lumajang
8 Syuhrotut Penyuluhan Cara Metode yang Kecemasan ibu
Taufiqoh, Nur Mengurangi dilakukan adalah dikarenakan juga
Hidayatul A, Hj. Kecemasan partisipatif merasa takut
Farida Hajri dkk Sebelum dengan mengalami nyeri saat
(2020) Pemasangan IUD melakukan IUD telah terpasang.
di PMB Hj. pendekatan Salah satu factor
Farida terhadap tokoh pemilihan kb IUD
Hajri,S.ST.,Bd masyarakat berhubungan dengan
Surabaya setempat untuk pemilihan alat
mendapatkan kontrasepsi IUD
perizinan dan adalah factor takut
dukungan dalam terhadap efek
menggerakan samping samping.
wanita yang Dari hasl keluhan
sedang dalam utama telah diberikan
keadaan masa penyuluhan
nifas mengenai
pemasangan IUD
kemudian
diobservasi mengenai
tingkat kecemasan
ibu saat akan
melakukan KB IUD.
9 Maria. T. E. Hubungan Penelitian Berdasarkan hasil
Koba. Frans G Tingkat menggunakan penelitian, responden
Mado, Yoseph Pengetahuan rancangan survey dengan sikap
Kenjam (2019) Akseptor analitik dengan negative lebih
Keluarga pendekatan cross- banyak dibandingkan
Berencana Dan sectional sikap positif artinya
Peran Tenaga responden kurang
Kesehatan aktif terhadap MKJP.

xiv
Dengan Minat Dari hasil wawancara
Penggunaan responden dengan
Metode sikap negative karena
Kontrasepsi beberapa hal yaitu
Jangka Panjang rasa takut
(MKJP) membayangkan nyeri
dan kurang nyaman
setelah pemasangan
kb IUD, factor lain
adalah rasa cemas
dan khawatir tentang
suami yang tidak
menyetujui
penggunaan MKJP.
10 Indra Iswari, Ida Determinan Dari Data dari Semua variable
Samidah, Kecemasan Ibu penelitian ini dalam penelitian
Berlian Knado Dalam Memiliki akan dianalisis berhubungan dengan
Sianipar (2022) Alat Kontrasepsi menggunakan kecemasan ibu
studi cross- dengan nilai –
sectional sebagai p<0,001.
penelitian
parametik untuk
menentukan
determinan
kecemasan
seorang ibu

C. Kerangka Teori

mmv
Hal yang mempengaruhi
pemilihan alat
kontrasepsi:
1. Factor pengtahuan
2. Factor ekonomi
3. Factor pendidikan
4. Factor social budaya
5. Faaktor dukungan
suami

Pemilihan alat kontrasepsi


IUD
Hal yang mempengaruhi
dukungan suami
1. Keintiman
2. Harga diri Tidak Memilih
xv Memilih KB KB
3. Keterampilan social
4. Pendapatan
5. Tingkat pendidikan
: variabel yang di teliti

: variabel yang tidak diteliti

Sumber (Notoatmodjo, 2007): (Vita dan Fitriana, 2017)

D. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat
Kecemasan

Pemilihan alat kontrasepsi


IUD

Dukungan Suami

xvi
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan
cross-sectional. Data yang digunakan yaitu data primer. Data primer didapatkan dari
pengisian kuesioner oleh responden di Klinik Bidan Ade Firman, M.Kes.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Klinik Bidan Ade Firman, M.Kes dan waktu
pengambilan sampel adalah Januari 2024

C. Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian adalah semua akseptor kontrasepsi pil, suntik, implant
dan IUD di Klinik Bidan Ade Firman, M.Kes. Sampel penelitian yaitu bagian dari
populasi yang memenuhi kriteria pasangan usia subur (PUS). Jumlah sampel yang
dibutuhkan adalah 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental
sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara menjadikan warga yang ditemui dan
memenuhi kriteria pasangan usia subur (PUS) sebagai responden.

D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Hidayat
AAA.(2019).

E. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari
dua bagian :
1. Bagian A : Berisi karakteristik responden yang meliputi umur ibu, umur suami,
pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan ibu dan pekerjaan suami.
2. Bagian B : Berisi kuesioner dukungan suami Kuesioner sebanyak 20 pernyataan
dengan pilihan ya dan tidak. Kuesioner dukungan suami terdiri dari pernyataan
favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable jika menjawab ya skor 1 dan
jika skor 0. Pernyataan unfavourable jika menjawab ya skor 0 dan jika menjawab
tidak skor 1.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

xvii
Uji coba instrument dilakukan untuk menguji alat ukur yang digunakan apakah
valid dan reliable. Karena dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable.
Oleh karena itu dalam penelitian ini uji coba angket perlu dilakukan untuk mengetahui
validitas dan rehabilitas isi dari angket tersebut. Selain itu uji coba juga dimaksudkan
untuk mengetahui apakah terdapat item-item pertanyaan yang mengandung jawaban yang
kurang objektif, kurang jelas ataupun membingungkan. Uji coba instrument dilakukan
dengan mengambil responden sebanyak 30 orang yang diambil secara acak (random) dari
sampel.

G. Teknik Pengumpulan Data


1. Pengolahan Data. Cicik Ratnawati (2019)
Proses pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Statistic Package
for Sosial Science (SPSS) dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing
Sebelum data diolah, harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.
Bertujuan untuk memeriksa data hasil pengumpulan data meliputi kelengkapan
jawaban atas pertanyaan, jawabannya relevan dan konsisten.
b. Coding
Untuk memudahkan dalam pengolahan data, maka dilakukan pemberian kode
pada jawaban. Coding atau pemberian kode sangat berguna dalam memasukkan
data.
c. Entry Data
Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode dimasukkan ke dalam program
komputer.
d. Cleaning
Apabila semua data telah dimasukkan, dilakukan pengecekan kembali untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan, kemudian dilakukan
koreksi.
e. Tabulating
Tabulating yakni memasukkan data ke dalam tabel yang sesuai dengan
menggunakan program komputer.
2. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan dua tahap yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.
a. Analisis univariate
Analisis univariat digunakan untuk memaparkan karakteristik dari variable
independen dan dependen. Seluruh data yang ada dalam kuesioner diolah dan di
sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
b. Analisis bivariate
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variable independen
dan variable dependen dengan menggunakan analisis uji chi-square. Melalui
statistik chi-square akan di dapatkan nilai p, dimana dalam penelitian ini
digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variable
dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak dan
Ha diterima dan jika tidak bermakna jika mempunyai nilai p > 0,05 yang berarti
Ho diterima dan Ha di tolak.

xviii
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga atau
sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Notoatmodjo S
(2020). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Jakarta : PT Rineka Cipta. Hipotesa
penelitian ini yaitu:
Ha : Ada Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Dukungan Suami Dengan Pemilihan
Kontrasepsi Iud (Intra Uterine Device) Di Klinik Bidan ADE FIRMAN, M.KES.
I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting; mengingat penelitian
berhubungan langsung dengan manusia. Nursalam. (2021). Etika penelitian ini antara
lain:
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan diberikan kepada sampel penelitian yang setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini untuk ditandatangani. Sebelum sampel penelitian
menandatangani lembar persetujuan penelitian, penulis memberikan informasi kepada
sampel penelitian tentang tujuan dan sifat sukarela dalam mengikuti penelitian ini.
2. Kerahasiaan nama (anonimity)
Pada lembar kuesioner tidak mencantumkan nama responden sehingga semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh penulis, hanya kelompok
data tertentu saja yang akan dilaporkan pada hasil riset.
3. Hak mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full disclosure)
Penulis memberikan penjelasan secara rinci tentang penelitian yang akan
dilaksanakan serta berjanji akan mempertanggungjawabkan kepada subjek bila ada
sesuatu yang terjadi akibat penelitian dilakukan.
4. Manfaat (beneficence)
Dalam arti prinsip bahwa penulis harus berbuat baik, menghormati martabat manusia.
Prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi responden.
Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada
responden mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada
hal yang buruk.
5. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for persons) Bebas memilih,
perlindungan terhadap subyek yang otonominya terganggu atau kurang dan
kerahasiaan data/informasi dari subyek.
6. Non maleficence (tidak merugikan)
Penelitian menjamin bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan menimbulkan
bahaya baik fisik/psikologis pada respoden.
7. Justice atau keadilan
Justice adalah keadilan, penulis akan memperlakukan semua responden dengan baik
dan adil, semua responden akan mendapatkan perlakuan yang sama dari penelitian
yang dilakukan penulis.

J. Rencana Kerja dan Jadwal Penelitian


Bulan 2023
No Kegiatan
Des Jan Feb Maret April
1 Tahap persiapan penelitian

xix
a. Penyusunan dan 5555555
pengajuan judul
b. Pengajuan proposal 555555
5
c. Persetujuan penelitian 5555555
2 Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data 555555
5
b. Analisis data 555555
5
3 Tahap penyusunan laporan 5555555

DAFTAR PUSTAKA

Arum dan Sujiyatini.. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha
Medica.
Anggarini et al. (2021). Pelayanan Kontrasepsi. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Asrinah, Shinta, S.P., Dewie.S., Ima. S.M., Dian, N.S. (2010). Asuhan Kebidanan Masa
Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arabiyah Ita, Siregar Nurelila Sari, Batubara Rini Amalia. (2020). “Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Suami Dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD Di Desa Balakka Tahun 2020”.
Jurnal kesehatan Ilmiah Indonesia, Vol 6 No 2.
BKKBN. (2015). “Keluarga Berkualitas”. Kajian Kebijakan Penggunaan Kontrasepsi Iud.
Diunduh 18 Januari 2014. http://bkkbn.go.id/litbang/pusna/duda
BKKBN. (2018). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Tahun 2017. BKKBN.
Destyowati M. (2012). “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD Dengan
Minat Pemakaian Kontrasepsi IUD Di Des Harjobinangun Kecamatan Grabak Kabupaten
Purworejo Tahun 2011”. J Komun Kesehat (Edisi 5), 3(2).
Dalimawaty, K. (2021). Faktor yang Mempengaruhi Minat Ibu Menggunakan KB IUD di
Puskesmas Binjai Estate. Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia, 4(4), 519.
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jiki/article/view/727.
Dias, Q., Maulida, I. and Fitrianingsih, D. (2020). “Hubungan Pengetahuan tentang Kejadian
Ekspulsi KB IUD dengan Kecemasan Akseptor KB IUD di Puskesmas Jatibogor
Kabupaten Tegal”, SIKLUS (Journal Research Midwifery Politeknik Tegal), 3(1), pp. 1–8.
Diana Apriani Putri, Widaryati. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Alat
Kontrasepsi Iud Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2014. Yogyakarta: STIKES
Aisyiyah.
Fitriyana, F. (2017). “Dukungan Suami dengan Minat Ibu dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD di
Dusun Tegalan Desa Kauman Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang”. Jurnal Kesehatan

xx
Al-Irsyad, 4(2).
Figure, S. (2015). “Hubungan Antara Pengetahuan Efek Samping Alat Kontrasepsi Dengan
Kecemasan Efek Samping Pada Calon Akseptor AKDR”. Title_2015;(c):1–4.
Handayani, S. (2016). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Hartanto, W.(2003). Keluarga Berencana & Kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan.
Hidayat AAA.(2019). Riset Keperawatan Dan Teknik Penuliusan Ilmiah. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Kemenkes, RI. (2022). “Profil Kesehatan Indonesia 2021”. Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.Gmbh, S.
B. H. (2016) ‘済無 No Title No Title No Title’, pp. 1–23.
Kusmarjati. (2011). Ragam Metode Kontrasepsi.Jakarta; EGC.
Nursalam. (2021). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman
Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Keperawatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika
Nur’ainun Laela Dwi. (2022). Gambaran Tingkat Kecemasan Istri Terhadap Pemakaian Alat
Kontrasepsi Suntik, Iud Dan Implant. Ponorogo: IAIN.
Notoatmodjo. (2007). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Permatasari, Dyah. (2016). “Perbedaan Tingkat Kecemasan Akseptor Kontrasepsi Iud Dengan
Suntik 3 Bulan Dalam Menghadapi Efek Samping Alat Kontrasepsi”. HOSPITAL
MAJAPAHIT, Vol 8, No 1.
Perwitasari, Tuhu. (2020). “Edukasi tentang Keuntungan Menggunakan KB IUD di Kelurahan
Bagan Pete Kota Jambi”. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), Vol 2, No 2.
Ratnawati, Cicik. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Penggunaan
Alat Kontrasepsi Iud Di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Makassar: Uin
Alauddin.
Ratna, Jayatmi Irma, Rini Ageng Septa. (2023). “Hubungan Sumber Informasi, Dukungan Suami
Dan Tingkat Kecemasan Terhadap Keikutsertaan Akseptor Kb IUD”. Jurnal Riset Ilmiah,
Vol 2 No 5.
Suherman RM, Widjajanegara H, Yuniarti L. (2017). “Hubungan Karakteristik Akseptor dengan
Pemilihan Metode Kontrasepsi (Studi di Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka)”.
In: Bandung Meeting on Global Medicine & Health (BaMGMH). p. 99–105.
Sundeen, S. D. (2015). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Taufiqoh Syurotut. (2020). Penyuluhan Cara Mengurangi Kecemasan Sebelum Pemasangan
IUD Di PMB Hj. Farida Hajri.,S.ST.Bd. Surabaya.
Vita, A., & Fitriana, Y. (2017). Kebutuhan dasar manusia teori aplikasi dalam praktik
keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Welianto, A. (2020). Mobilitas Penduduk Pengertian dan Jenisnya. Kompas.Com.

xxi
xxii

Anda mungkin juga menyukai