Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI PADA


NY. TDENGAN KB SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS KURULU-WAMENA
PAPUA PEGUNUNGAN
TAHUN 2024

OLEH :
SERI TUDE
NIM :230707494

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI PADA NY. TDENGAN
KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KURULU
WAMENA-PAPUA PEGUNUNGAN

TAHUN 2023

Telah disetujui, dipeiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing I

( Rahayu khairiah,SKM SST.Bd.M.Keb )


NIDN:030903831

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kontrasepsi Pada Ny. T Dengan
KB Suntik 3 Bulan Dipuskesmas Kurulu-Wamena Papua Pegunungan,Tahun
2024”.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Maryati Sutarno, S.Pd, S.ST, Bd, MARS, MH Ketua Yayasan
AbdiNusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST,Bd, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Mariyani, S.SiT.Bd, M.Keb, Ketua Program Studi Profesi Kebidanan Stikes
Abdi Nusantara
4. IbuTuti Sartika, S.Keb Kepala TPMB Bekasi,Jawa Barat,yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data.
5. Ibu Rahayu Khairiah,SKM SST, Bd, M.Keb, Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.
6. Kedua orangtua tercinta, suamiku dan adik-adikku tersayang serta keluarga
besar yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan
kasih sayang serta selalu memberi semangat kepada penulis.

Dalam penulisan laporan, penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat
berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Wamena, Maret 2024


Penulis

Seri Tude

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................3
BAB IITINJAUAN TEORI
A. Pengertian..................................................................................................4
B. Efek Samping Kontrasepsi Suntik.............................................................5
C. Patofisologi Terjadinya Efek Samping Kb Suntik....................................7
D. Penatalaksanaan.........................................................................................8
E. Perundangan Terkait Kewenangan Bidan...............................................13
BAB IIITINJAUAN KASUS/SITUASI
A. Laporan Kasus dengan Metode SOAP....................................................19
B. Laporan Kasus dengan Metode Pathway................................................29
BAB IVPEMBAHASAN
BAB VPENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah
jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Jumlah penduduk di Indonesia
mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai tahun 1980 sebanyak 28.282.069
jiwa (23,72%). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) menyampaikan kalau tahun ini penduduk Indonesia diperkirakan
akan mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun.
Tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia capai 250 juta, kata Deputi
Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) (Afriana Y,
2015).
Berkaitan dengan keadaan jumlah dan pertumbuhan penduduk di
Indonesia jika di bandingkan dengan keadaan penduduk di Negara-negara lain,
Indonesia masih masuk posisi 5 besar Negara dengan jumlah penduduk
terbanyak di dunia (Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan AS).
Indonesia berada di nomor 4 bersaing dengan Negara Brasil di posisi ke- 5.
China masih menguasai dunia dengan jumlah populasi terbanyak saat ini.China
menempati posisi pertama dengan jumlah populasi yang mencapai 1,355
miliar.India berada di posisi kedua dengan memiliki jumlah penduduk
mencapai 1,236 miliar.Amerika Serikat masih berada di posisi ketiga dari
peringkat Negara dengan jumlah penduduk terbanyak dengan jumlah
penduduknya yang mencapai 318.892 juta. Indonesia berada di peringkat
keempat dengan jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa dan di susul
Brasil yang mencapai jumlah penduduk sebesar 202,65 juta jiwa. (Mega dkk
2017 :24-34).
Proporsi wanita usia 15-49 melaporkan penggunaan metode kontrasepsi
modern telah meningkat pada tahun 2008 dan 2015. Di Afrika akseptor yang
menggunakan kontrasepsi modern dari 23,6% menjadi 28,5%, di Asia telah
meningkat sedikit dari 60,9% menjadi 61,8%, dan di Amerika Latin Klaribia itu
tetap stabil pada 66,7% dan Negara Indonesia dibandingkan dengan Negara

1
lainnya menyatakan bahwa penggunaan kontrasepsi pada tahun 2016 sebesar
68,24% dan meningkat paada tahun 2017 sebesar 70,06% namun pada tahun
2018 terjadi penurunan pemakaian alat kontrasepsi sebesar 68,75% (WHO,
2018).
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa pembangunan
keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam
lingkungan yang sehat; dan Keluarga Berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga berkualitas. (Fitriani hikmah,2018).
Tujuan utama program KB adalah untuk memenuhi perintah masyarakat
akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan
tingkat/ angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas.
(Setyorini A,2019 :124).
Program Keluarga Berencana mempunyai kontribusi penting dalam
pembangunan sumber daya manusia yang berdampak pada peningkatan jumlah
penduduk. Dilihat dari pelaksanaan program Making Pregnancy Safer (MPS)
yaitu setiap pasangan usia subur yang ingin hamil harus merencanakan
kehamilannya. Populasi dalam penelitian yaitu semua wanita Pasangan Usia
Subur (PUS) yang berusia 15-49 tahun dalam keadaan menggunakan alat
kontrasepsi. Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat disesuaikan dengan
kebutuhan dan indikasi akseptor yang ingin menggunakan. (Mawarni Atik,
2018).
Kontrasepsi di Negara Indonesia saat ini tersedia banyak metode atau
alat kontrasepsi meliputi: Intra Uterin Device (IUD), suntik, pil, implant,
kontrasepsi tetap, kondom. (BKKBN,2021).
Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi
suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat
(NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem. Angka
penggunaan kontrasepsi suntik di Indonesia sebanyak 48,56%, pil 26,60%, Intra

2
Uterin Device (IUD) 7,75%, kondom 6,09%, implant 9,23%, sterilisasi wanita
1,52%, sterilisasi pria 0,25%. (BKKBN, 2021).
Data dari Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 akseptor
Kontrasepsi suntik 30,67%, pil 29,5%, IUD 4,7%, implant 3,2%, kondom
0,7%, kontap wanita 2,2%, kontap pria 0,1%, pantang berkala 0%, senggama
terputus 0% dan metode lainnya 0,3%. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota
Bekasi pengguna pada Tahun 2021 akseptor Kontrasepsi suntik sebanyak
28,9%, pil 27,75%, IUD 9%, implant 4%, kondom 0,4%, kontap wanita 0,2%,
kontap pria 0%, pantang berkala 0%, senggama terputus 0,2% dan metode
lainnya 0,1% (Dinas Kesehatan Kota Bekasi,2021)
Kontrasepsi suntik memiliki efek samping, efek samping dari
kontrasepsi suntik antara lain amenorea (tidak dapat haid),
perdarahan/perdarahan bercak (spotting), meningkatnya berat badan (Irianto,
2019). Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi frekuensinya adalah
peningkatan berat badan. Beberapa studi penelitian didapatkan peningkatan
berat badan dihubungkan dengan kandungan pada DMPA yaitu hormon
progesteron, yang dapat merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hipotalamus sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan nafsu makan.
(Pratiwi, 2019)
Berdasarkan kejadian ini penulis tertarik untuk membuat Laporan Kasus
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kontrasepsi Pada Ny. T Dengan KB Suntik
3 Bulan di Puskesmas Kurulu-Wamena Papua Pegunungan Tahun 2024”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan kontrasepsi dengan KB 3 Bulan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian terhadap ibu dengan kontrasepsi Suntik
3 Bulan.
b. Mampu merumuskan masalah pada ibu dengan kontrasepsi Suntik 3
Bulan.

3
c. Mampu menetapkan diagnosa pada ibu dengan kontrasepsi Suntik 3
Bulan.
d. Mampu merencanakan asuhan pada ibu dengan kontrasepsi Suntik 3
Bulan.
e. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kontrasepsi
Suntik 3 Bulan.
f. Mampu melakukan evaluasi tindakan asuhan yang diberikan pada ibu
dengan kontrasepsi Suntik 3 Bulan.
g. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan yang diberikan pada ibu
dengan kontrasepsi Suntik 3 Bulan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Menurut World Health Oganisation (WHO) expert Committee 1970:
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta
menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Suratun dkk,2019 :19).
Selain itu, keluarga berencana menurut UU No 10 Tahun 1992 adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesehjahteraan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. (Setryorini A, :123).
Secara umum (KB) dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu,
bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan
adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal
yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk
mengakhiri kehamilan dengan aborsi. (Suratun dkk,2018 :19).
Kontrasepsi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat juga
bersifat permanen.Kontrasepsi permanen pada wanita dinamakan tubektomi
serta pada pria dinamakan vasektomi. (Meihartati T, 2019).
Pemilihan kontrasepsi berdasarkan efektivitasnya dikategorikan menjadi
dua pilihan metode kontrasepsi seperti suntik, pil, dan kondom yang termasuk
dalam kategori non metode kontrasepsi jangka panjang (non MKJP) dan
kategori metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, implant,
MOW, dan MOP. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi seseorang dalam
pemilihan kontrasepsi yang akan digunakan. Faktor yang menjadi pertimbangan

5
seseorang dalam memilih alat kontrasepsi antara lain faktor individu, faktor
kesehatan, dan faktor metode kontrasepsi seperti biaya, dan efek samping.
(Septalia R, 2019).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hormon progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodik
atau yang mengandung kombinasi hormone estrogen dan progesterone (Irianto,
2018).

B. Jenis Kontrasepsi suntik


1. Kontrasepsi suntikan progestin DMPA(Depot medroxy progesterone
acetate) atau Depo Provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis
150 miligram yang disuntik secara IM, Depo Noristerat diberikan setiap 2
bulan dengan dosis 200 mg Nore-tindron Enantat. (Mulyani, 2019).
2. Kontrasepsi suntikan kombinasi Jenis suntikan kombinasi yang
mengandung 25 mg Depo Medroksiprogesterone Asetat dan 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi secara Intra Muscular(IM) atau
50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan
injeksi Intra Muscular(IM) sebulan sekali. (Saifuddin, 2019).

C. Kontrasepsi Suntikan Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA)


Konrasepsi suntik DMPA DMPA adalah kontrasepsi yang berisi
depomedroksi Progesterone Asetat 150 mg disuntik secara intramuskular di
daerah bokong yang diberikan setiap 3 bulan sekali. (Saifuddin,2019)
a. Cara Kerja
1) Mencegah terjadinya ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba. (Haryani,2018)
b. Efektifitas Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
(Saifuddin,2019)

6
c. Keuntungan
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
5) Sedikit efek samping
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
7) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause
8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Haryani,2018).

d. Keterbatasan
1) Sering ditemukan gangguan haid
2) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering, berat
badan yang bertambah 1-5 kg dalam tahun pertama
(Rahmawati,2019).
3) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, dan infeksi virus HIV
4) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang, kekeringan pada vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat
(Haryani,2018).

e. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin


1) Usia reproduksi
2) Multipara dan yang telah memiliki anak
3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
5) Setelah abortus atau keguguran

7
6) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
7) Perokok
8) Tekanan darah < 140/90 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit
9) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin )
10) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
11) Anemia defisiensi besi
12) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (Haryani,2018).

f. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin


1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000
kelahiran)
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore
4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5) Diabetes mellitus disertai komplikasi(Haryani,2018).

g. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin


1) Waktu 7 hari siklus haid, tidak diperlukan kontrasepsi tambahan,
bila diberikan setelah hari ke 7 siklus haid tidak boleh melakukan
hubungan seksual / menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
2) Setiap saat waktu tidak haid dan dipastikan tidak hamil, tidak boleh
melakukan hubungan seksual dan menggunakan kontrasepsi lain
selama 7 hari.
3) Ibu sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan
menggunakannya dengan benar dan ibu dipastikan tidakhamil lalu
ingin menggantinya dengan kontrasepsi suntikan dapat segera
diberikan atau sesuai jadwal kontrsepsi.
4) Bila ibu menggunakan AKDR suntikan diberikan hari 1 - 7 siklus
haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid,
asal diyakini ibu tersebut tidak hamil (Saifuddin, 2019).

8
C. Cara penggunaan kontrasepsi suntikan
a) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskuler dalam di daerah pantat.
b) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh
etil/ isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik.
Setelah kulit kering baru disuntik.
c) Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung- gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.
d) Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya
dengan menghangatkannya. (Haryani,2018).

D. Penatalaksanaan
Pada kasus kb suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan, penatalaksanaan
yang diberian yaitu:
a. Memberikan KIE
1) Jelaskan pada akseptor efek samping Kontrasepsi suntik.
2) Penambahan atau penurunan berat badan ini bersifat sementara dan
individu.
b. Menganjurkan klien untuk diet rendah kalori untuk akseptor yang
mengalami kenaikan berat badan dan olahraga yang teratur untuk menjaga
berat badannya.
c. Bila cara tersebut diatas tidak menolong dan berat badannnya bertambah,
maka pemakaian suntik dihentikan dan ganti kontrasepsi lain yang non
hormonal. (Arum, 2019).

E. Perundangan Terkait Kewenangan Bidan


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
tentang kebidanan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :
1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan
pelayan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu;
b. Pelayanan kesehatan anak;
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;

9
d. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang;
e. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu;
2. Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan,bidan dapat berperan sebagai:
a. Pemberian pelayanan kebidanan
b. Pengelolaan pelayanan kebidanan
c. Penyuluh dan konselor
d. Pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik
e. Penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan
f. Peneliti
3. Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan, bidan
berwenang untuk :
a. Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
b. Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal
c. Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong
persalinan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas
e. Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin,
nifas dan rujukan
f. Melakukan deteksi dini kasus resiko dan komplikasi pada masa
kehamilan, masa persalinan, pasca persalinan, masa nifas, serta asuhan
pasca keguguran dan dilanjutkan dengan rujukan.
4. Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak, bidan
berwenang :
a. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan
anak prasekolah
b. Memberikan imunisasi sesuai program pemerintah pusat
c. Melakukan pemantauan tubuh kembang pada bayi, balita, dan anak
prsekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang
dan rujukan
d. Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru
lahir dilanjutkan dengan rujukan
5. Pelayanan kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana

10
a. Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi, konseling
dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

Asuhan kebidanan mengacu pada standar asuhan kebidanan yang


tercantum pada Kepmenkes RI nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007. Standar
asuhan kebidanan merupakan acuan dalam pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan bidan, terdapat enam standar asuhan kebidanan yaitu:
1. Standar I : Pengkajian
2. Standar II : Perumusan diagnosis kebidanan
3. Standar III : Perencanaan
4. Standar IV : Implementasi
5. Standar V : Evaluasi
6. Standar VI : Pencatatan asuhan kebidanan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan, meliputi :
1. Bab III tentang Standar Kompetensi Bidan
Area Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
a. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan asuhan
yang berkualitas dan tanggap budaya sesuai ruang lingkup asuhan :
1) Bayi Baru Lahir (Neonatus).
2) Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
3) Remaja.
4) Masa Sebelum Hamil.
5) Masa Kehamilan.
6) Masa Persalinan.
7) Masa Pasca Keguguran.
8) Masa Nifas.
9) Masa Antara.
10) Masa Klimakterium.
11) Pelayanan Keluarga Berencana.
12) Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Perempuan

11
Area Keterampilan Klinis Dalam Praktik Kebidanan
a. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada bayi baru lahir (neonatus), kondisi gawat darurat, dan
rujukan.
b. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada bayi, balita dan anak pra sekolah, kondisi gawat
darurat, dan rujukan.
c. Kemampuan memberikan pelayanan tanggap budaya dalam upaya
promosi kesehatan reproduksi pada remaja perempuan.
d. Kemampuan memberikan pelayanan tanggap budaya dalam upaya
promosi kesehatan reproduksi pada masa sebelum hamil.
e. Memiliki ketrampilan untuk memberikan pelayanan ANC komprehensif
untuk memaksimalkan, kesehatan Ibu hamil dan janin serta asuhan
kegawatdaruratan dan rujukan.
f. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada ibu bersalin, kondisi gawat darurat dan rujukan.
g. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada pasca keguguran, kondisi gawat darurat dan rujukan.
h. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada ibu nifas, kondisi gawat darurat dan rujukan.
i. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada masa antara.
j. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada masa klimakterium.
k. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada pelayanan Keluarga Berencana.
l. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas
perempuan.
m. Kemampuan melaksanakan keterampilan dasar praktik klinis kebidanan.
Area Promosi Kesehatan dan Konseling

12
a. Memiliki kemampuan merancang kegiatan promosi kesehatan
reproduksi pada perempuan, keluarga, dan masyarakat.
b. Memiliki kemampuan mengorganisir dan melaksanakan kegiatan
promosi kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan.
c. Memiliki kemampuan mengembangkan program KIE dan konseling
kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan.
2. Bab IV tentang Daftar Pokok Bahasan, Masalah, dan Keterampilan
Area Kompetensi 4 : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
a. Praktik Profesional Kebidanan dan Manajemen Asuhan terdiri atas :
1) Asuhan Kebidanan Fisiologis
a) Pranikah dan masa sebelum hamil
b) Kehamilan fisiologis holistik
c) Persalinan fisiologis holistik
d) Bayi Baru Lahir fisiologis holistik
e) Nifas fisiologis holistik
f) Neonatus, bayi dan balita fisiologis holistik
g) Keluarga Berencana (KB) fisiologis holistik
h) Kesehatan reproduksi fisiologis holistik
i) Asuhan kebidanan komunitas
2) Asuhan kebidanan kolaborasi kasus-kasus patologi dan komplikasi
maternal neonatal serta rujukan
3) Penanganan awal kegawatdaruratan maternal dan neonatal
4) Keterampilan dasar praktik kebidanan
5) Praktik Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Area Kompetensi 5 : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
a. Pelayanan Keluarga Berencana :
1) Pelayanan KB masa sebelum hamil
2) Pelayanan KB Pasca persalinan
3) Pelayanan KB pasca Keguguran
4) Pelayanan KB masa nifas
5) Pelayanan KB masa antara
b. Keterampilan Dasar Praktik Klinis Kebidanan:

13
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik dan penunjang dalam kebidanan
3) Pencegahan Infeksi
4) Pengelolaan pelayanan kebidanan di fasyankes
5) Persiapan dan pengelolaan alat kebidanan
6) Pemberian (administering) obat
7) Pengaturan berbagai posisi klien
8) Komunikasi efektif dan promosi kesehatan
9) Penggunaan teknologi tepat guna dalam bidang kebidanan
10) Persiapan klien dan alat pada kasus-kasus kebidanan
11) Bimbingan antisipasi masalah
12) Privasi dan kerahasiaan klien
13) Fasilitasi pemberian informasi tentang berbagai pilihan dan
pemberian persetujuan setelah mendapatkan informasi
14) Penerapan keselamatan pasien
15) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
16) Pemenuhan kebutuhan oksigen
17) Pemenuhan kebutuhan eliminasi
18) Pemenuhan kebutuhan ambulasi dan mobilisasi
19) Manajemen nyeri
20) Bantuan Hidup Dasar (BHD)
21) Pertolongan pertama pada kecelakaan
22) Pengelolaan Jaringan
23) Perawatan luka post operasi obstetri dan ginekologi
24) Pengelolaan vaksin
25) Kebersihan diri
26) Konseling
27) Rujukan
28) Dokumentasi
29) Manajemen Risiko

14
BAB III
TINJAUAN KASUS/SITUASI

NO REGISTER :-
TANGGAL/JAM MASUK RS : 4 Maret 2024 / 10:00 WIB
RAWAT DI RUANG : Puskesmas Kurulu

I. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. B Nama Suami : Tn. K
Umur : 25 th Umur : 25 th
Kebangsaan : Papua/Indonesia Kebangsaan : Papua /Indonesia
Agama : Kristen Katolik Agama : Kristen katolik
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat kantor : Alamat kantor :
Alamat Rumah : Desa Obia Alamat Rumah : Desa Obia

2. ANAMNESA
1. Kunjungan saat ini

 Kunjunganpertama
 Kunjunganulang
 Keluhan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umur 24tahun

3. Riwayat Mensturasi
a. Menarce umur 12 tahun, siklus 28 hari, teratur/tidak. Lamanya 5
hari, sifat darah : encer/beku, bau, khas Dismenorhoe: Ya /tidak,
Banyaknya 50cc

15
b. Hari pertama haid terakhir tanggal : pasti/tidak, lamanya:5 hari,
banyaknya: 50 cc, Haid sebelum tanggal 22 September 2023
Lamanya : 5 Hari.
4. Jumlah Anak : 1 orang
5. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan

Mulaimemakai Berhenti/ganti KB
N Jeniskontrasep
o si Tangga Ole Tempa Keluha Tangga Ole tempa Keluha
l h t n l h t n
1. Tidak ada
2

6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/ sedang di derita ibu dan keluarga
1) Apakah pernah operasi besar : ya/tidak
2) Penyakit kuning : ya / tidak
3) Postpartum sampai dengan 6 minggu : ya / tidak
4) Sepsis pada masa nifas : ya / tidak
b. Post abortus : ya / tidak, sepsis : ya/tidak
7. Riwayat penyakit ginekologi
a. Kanker Serviks : ya/tidak
b. Perdarahan pervaginam : ya/tidak
c. Menderita Radang Panggul : ya/tidak
d. PMS : ya/tidak
8. Keadaan psikosocial spiritual
a. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi ibu sudah mengetahui
tentang alat kontrasepsi suntik, implant, IUD, kondom
b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang di pakai ibu ingin
menggunakan kontrasepsi jangka panjang
c. Dukungan suami/ keluarga : suami dan keluarga mendukung ibu
d. Merokok : Ya/tidak

II. DATA OBYEKTIF


A. Pemeriksaan
1. Keadaan umum baik kesadaran : composmentis
Keadaan emosional stabil
2. Tanda Vital

16
Tekanan darah :120/80 mmHg Denyut Nadi : 80 x/menit
Suhu tubuh: 36 oC Pernafasan: 20 x/menit
3. Tinggi Badan : 165 cm, Berat Badan : 60 kg, LILA : 25 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan leher
1) Wajah Pucat : ya/tidak
2) Edema wajah : tidak ada
3) Mata : simetris, tidak merah
4) Kelopak mata : normal
5) Konjungtiva : tidak anemis
6) Scelera : tidak ikterik
7) Kelenjar Tiroid : normal
8) Pembesaran : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Dada
1) Jantung : tidak ad amur-mur
2) Paru : tidak ada wheezing
3) Payudara : simetris kanan-kiri
4) Pembesaran : ada
5) Putting susu : menonjol, tidak lecet
6) Simetris : +/+
7) Benjolan : tidak ada
8) Pengeluaran : ASI
9) Rasa nyeri : tidak ada
10)Lain-lain : tidak ada
c. Abdomen
1) Bekas luka operasi: tidak ada pembesaran : tidak ada
Konsistensi: soefl benjolan: tidak ada
2) Pembesaran hepar : tidak ada
3) Kandung Kemih : kosong
d. Ekstremitas atas
1) Oedem : tidak ada
2) Kekakuan sendi : tidak ada
3) Kemerahan : tidak ada

17
4) Varices : tidak ada
e. Ekstremitas bawah
1) Oedem : tidak ada
2) Kekakuan sendi : tidak ada
3) Kemerahan : tidak ada
4) Varices : tidak ada
5) Reflex : +/+
f. Genetalia luar :
1) Varices : tidak ada
2) Bekas luka : tidak ada
3) Pengeluaran : tidak ada pengeluaran cairan
5. Pemeriksaan ginekologis
a. Genetalia eksterna :
1) Ulkus : Ya/tidak,
2) Pembengkakan kelenjar bartholini : ya/tidak,
3) Pembengkakan Kelenjar Skene : ya/tidak
4) Pengeluaran Pervaginam : tidak ada pengeluaran cairan
b. Genetalia Interna :
1) Cairan Vagina : normal
2) Servisitis : ya/tidak
3) Nyeri goyang portio : ya/tidak
4) Tumor pada adneksa : ya/tidak
5) Tumor pada kavum douglasi : ya/tidak
6) Besar panggul :85 cm, posisi: lingkaran
panggul
7) Mobilitas uterus : antevert
6. Pemeriksaan penunjang
a. HCG : Positif/Negatif
b. Pemeriksaan Penunjang lainnya : tidak dilakukan

III.ASSESMENT

Ny. T 25 th P1A0 akseptor baru KB Suntik 3 Bulan

IV. PLANNING

18
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaannya sehat.
E : Ibu mengerti hasil pemeriksaan dengan keadannya saat ini.
2. Memberikan informed concent kepada ibu yang akan menggunakan kb
suntik 3 bulan.
E : Ibu bersedia dilakukan tindakan
3. Menjelaskan kepada ibu tentang efek kontrasepsi suntik 3 bulan
menggunakan ABPK, yaitu Gangguan haid,penambahan berat badan
disebabkan nafsu makan meningkat dikarenakan hormone progesterone
merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus, terlambatnya
kembali kesuburan setelah pemakaian, pada penggunaan jangka panjang
menurunkan libido, jerawat, dan menurunkan kepadatan tulang .
E: Ibu mengerti tentang efek samping kontrasepsi suntik 3 bulan
4. Menjelaskan pada ibu keunggulan kb suntik 3 bulan adalah relatif aman
untuk ibu menyusui, efektif karena bisa mencegah kehamilan hingga 99%
dan bisa menurunkan resiko kanker rahim dan kanker ovarium.
E: Ibu mengerti keunggulan kb suntik 3 bulan
5. Menjelaskan kekurangan dan kb suntik 3 bulan yaitu waktu kembali subur
dari suntik kb suntik 3 bulan sekitar 1 tahun pasca penggunaan.
E: Ibu mengerti dan sudah pahamkekurangan kb suntik 3 bulan.
6. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik KB 3 bulan (Depo Progesteron)
secara IM dibagian bokong ibu.
E : Ibu bersedia disuntik dibagian bokong.
7. Menjelaskan kepada ibu bahwa kb suntik 3 bulan tidak melindungi dari
PMS dan harus menggunakan kondom untuk melindungi dari PMS.
E:Ibu mengerti dan sudah paham tentang PMS.
8. Menganjurkan ibu kembali apabila ada keluhan dan suntik ulang pada
tanggal yang sudah ditentukan oleh bidan
E:Ibu sudah mengerti dan bersedia datang kembali untuk mendapatkan
suntikan ulang dan jika ada keluhan terkait kb suntik 3 bulan.
9. Melakukan pendokumentasian.
E : telah dilakukan pendokumentasian.

19
A. Laporan Kasus dengan Metode Pathway
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Pathway Kasus Kebidanan


Keluarga Berencana
Nama : Ny. T
Usia : 25 th
GPA : P1A0 akseptor baru KB 3 bulan

Tanda / Gejala / keluhan


secara teori : Tanda / Gejala /
Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala /
keluhan yang
Kontrasepsi suntik keluhan yang dialami pasien) :
dialami pasien :
adalah alat kontrasepsi
berupa cairan yang berisi Peningkatan berat badan akibat penggunaan
Ibu mengatakan
hormon progesterone kontrasepsi DMPA berkaitan dengan
tidak ada keluhan
yang disuntikan ke peningkatan lemak tubuh dan adanya
dan ingin
dalam tubuh wanita hubungan dengan regulasi nafsu makan,
menggunakan
secara periodik atau disebabkan pada kandungan DMPA yaitu
kontrasepsi
yang mengandung hormon progesteron yang dapat merangsang
suntik 3 bulan
kombinasi hormone pusat pengendalian nafsu makan
estrogen dan dihipotalamus (Harahap, 2018).
progesterone (Irianto,
2018).
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
1. Menjalin hubungan yang kooperatif antara bidan dan
klien, maka klien akan merasa lebih nyaman untuk
Asuhan yang diberikan : berkomunikasi
1. Menyampaikan hasil 2. Agar ibu mengetahui salah satu efek samping
pemeriksaan kepada ibu. kontrasepsi suntik 3 bulan adalah menambah berat
2. Memberikan informed badan, menstruasi tidak teratur dan memahami
concent bagaimana cara menyikapi yang sedang dialami akibat
3. Menjelaskan kepada ibu perubahan hormonal yang diakibatkan konrasepsi suntik
3 bulan.
tentang efek kontrasepsi
3. Sebagai upaya membantu ibu mengatasi masalah yang
suntik 3 bulan dialami seperti kenaikan berat badan
4. Menjelaskan pada ibu 4. Agar ibu tetap menggunakan kontrasepsi
keunggulan kb 3 bulan 5. Memudahkan saat ingin melakukan tindakan
5. Menjelaskan kekurangan 6. Bertujuan untuk menjarangkan kehamila atau menjaga
dan kb 3 bulan yaitu waktu jarak kelahiran
kembali subur 7. Agar ibu kembali sesuai jadwal
Memberitahu ibu bahwa
ibu akan disuntik KB 3
bulan (Depo Progesteron)
secara IM Evaluasi asuhan yang diberikan :
6. Memberitahu ibu untuk KB suntik 3 bulan telah diberikan dan ibu mengerti semua penjelasan yang
kunjungan ulang satu diberikan, ibu bersedia kunjungan ulang pada tanggal 21 januari 2024
minggu kemudian
7. Melakukan
pendokumentasian.

20
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan kontrasepsi dengan KB Suntik


3 bulan di Puskesmas Kurulu pada tanggal 4 Maret 2024, penulis membahas
permasalahan yang akan timbul pada penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
dengan membandingkan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada. Tidak terjadi
kesenjangan antara teori dengan kasus.
Standar asuhan kebidanan merupakan acuan dalam pengambilan keputusan
dan tindakan yang dilakukan bidan, terdapat enam standar asuhan kebidanan yaitu :
pengkajian, perumusan diagnosis kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi,
dan pencatatan asuhan kebidanan, hal ini sesuai dengan Kepmenkes RI nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang standar asuhan kebidanan sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktek. Pengumpulan data yang diperoleh dengan
melakukan pengkajian melalui wawancara pada pasien seperti keluhan pada pasien,
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, sesuai dengan kebutuhan dan
membandingkannya dengan kasus st udi. Semua data yang dikumpulkan dari
semua sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Mubarak (2019), sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktek.
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.T dengan KB Suntik 3 bulan
adalah ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi suntik depo progestin , sehingga
hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Sinclair, 2018: 687)
Asuhan yang diberikan berupa menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
ibu, memberikan informed concent, menjelaskan kepada ibu jenis-jenis KB
terutama kontrasepsi Suntik 3 bulan, memberitahu ibu keuntungan, kerugian, dan
efek samping KB Suntik 3 bulan, menjelaskan bahwa tidak melindungi dari PMS
dan memberitahu ibu untuk kunjungan ulang satu minggu kemudian, melakukan
pendokumentasian.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada pembahasan
“Asuhan Kebidanan Kontrasepsi Pada Ny. T Dengan KB Suntik 3 bulan di
Puskesmas Kurulu, Tahun 2024”, maka penulis dapat mengambil kesimpulan,
kontraepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per
100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai
jadwal yang telah ditentukan. (Saifuddin,2019)
Seluruh prosedur penyuntikan dan penatalaksanaan kontraspsi Suntik 3
bulan pada Ny. T telah selesai dilaksanakan dan telah didokumentasikan
didalam alat instrumen yang tentukan. Ibu dan keluarga merasa puas dengan
pelayanan KB di Puskesmas Kurulu.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan agar laporan kasus ini dapat digunakan sebagai salah
satu acuan dengan kasus yang sama dan dapat menjadi sumber ilmu
pengetahuan dan bahan bacaan bagi mahasiswa kebidanan lainnya.

2. Bagi lahan praktek


Diharapkan laporan kasus ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi
lahan praktek dan dapat memanfaatkannya sebaik mungkin dalam
memberikan asuhan pada ibu dengan kontrasepsi Suntik 3 bulan.

3. Bagi responden
Diharapkan laporan kasus ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan dalam hal memberikan asuhan pada ibu dengan kontrasepsi Suntik
3 bulanyang ada dalam masyarakat baik itu di lingkungan sekitar,
khususnya responden. Serta dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan
agar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi ibu dengan kontrasepsi
Suntik 3 bulansesuai dengan prosedur.

22
4. Bagi penulis
Dari laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya dan dapat meneliti lebih jauh tentang
memberikan asuhan pada ibu dengan kontrasepsi Suntik 3 bulan. Sehingga
hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan.

23
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2021. Pedoman pelayanan KB dalam jaminan kesehatan masyarakat.


Jakarta: BKKBN
Handayani, Sri. 2018. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Herlyssa, Mulyati S, Theresia. 2019. Kejadian Perdarahan pada Penggunaan
IUD Post Plasenta.
Imelda. 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini dan Keluaraga Berencana. Jakarta:
Gosyen Publishing
Kurniawati T. 2019. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. Jakarta: EGC.
Mega. 2018. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media.
Melani, Niken dkk. 2019. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Citramaya.
Nurhayati, dkk. 2020. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Pinem, Saaroha. 2018. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Prawirohardjo, S. 2019. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Puspitasari, dkk. 2018. Hubungan Penggunaan AKDR Dengan Kejadian Efek
Samping pada Akseptor AKDR.
Slamet U. 2020. Karakteristik Akseptor Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Sulistiawaty, Ari. 2021. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Selatan:
Salemba Medika.
Suratun, dkk. 2018. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : CV. Trans Info Media.

24
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :Ny. T
Umur : 25 Tahun
Alamat :Desa Obia

Bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilakukan tindakan dan prosedur


pengobatan pada diri saya. Persetujuan ini saya berikan setelah mendapat
penjelasan dari operator/petugas kesehatan yang berwenang difasilitas kesehatan
tersebut diatas.

Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Wamena,4 Maret 2024


Pemeriksa Pembuat pernyataan

(Seri Tude) (Ny. T)

25
DOKUMENTASI

KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI

26

Anda mungkin juga menyukai