Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN

KELUARGA BINAAN PADA NY.“ M” USIA 37 TAHUN DI


KECAMATAN MANTANG-KABUPATEN BINTAN
TAHUN 2024

DISUSUN OLEH
SITI KHADIJAH
NIM. PO7224221 2051

DOSEN PEMBIMBING
RISTINA ROSAUULI H, S.Tr. Keb.,MKM

CI LAPANGAN
EVI SUSANTI BORU PASARIBU Amd.Keb
NIP. 19870207 200903 2 004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan telah selesainya pelaksanaan kegiatan praktik lapangan Kebidanan


Komunitas pembelajaran asuhan kebidanan keluarga binaan yang saya kerjakan,
maka saya :
Nama : Siti Khadijah
NIM : P07224221 2051
Telah menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan saya dilokasi praktik
dengan judul “Asuhan Kebidanan komunitas pada keluarga Ny. M dikecamatan
mantang.

Mantang, 01 maret 2024

Disetujui oleh,

PEMBIMBING LAPANGAN CI LAPANGAN

Ristina Rosauli H, STr.Keb,MKM Evi Susanti Pasaribu Amd,Keb


NIP. 919951020202203 201 NIP. 19870207 200903 2 004

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Laporan
kk binaan Pelaksaan Praktik Kebidanan Komunitas Asuhan Kebidanan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Keluarga Ny. M Di Kecamatan Mantang Tahun
2024”
Penulisan laporan ini sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Praktek
Kebidanan Komunitas Prodi DIII kebidanan. Pembuatan laporan kasus ini tidak
akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sebagai
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Iwan Iskandar, SKM, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang.
2. Ibu Rahmadona, SST., M. Keb selaku kepala jurusan kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang.
3. Ristina Rosauli,S.Tr.Keb.MKM selaku dosen pembimbing yang banyak
memberikan pengarahan dalam penulisan laporan ini.
4. Evi Susanti Boru Pasaribu, Amd.Keb selaku instructure lapangan di
kecamatan mantang.
5. Ny’’ M’’ yang bersedia untuk diambil sebagai klien dalam pembuatan
laporan tugas ini.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi semua pihak.

Mantang, 01 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
a. Tujuan Umum ................................................................................... 2
b. Tujuan Khusus.................................................................................. 2
C. Waktu dan Tempat pengambilan kasus................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian KB ..................................................................................... 3
B. Tujuan KB ........................................................................................... 3
C. Sasaran Program KB ........................................................................... 4
D. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang .................................................. 5
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................ 8
BAB IV PEMBAHASAN KASUS ................................................................ 24
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 25
B. Saran .................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut
WHO (World Health Organization) adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur jarak kelahiran, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2015).
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk
mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan
menggunakan metode kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini
dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun masing-masing jenis
kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hampir sama
(Gustikawati, 2017).
Usia produktif perempuan pada umumnya adalah 15-49 tahun.
Maka dari itu perempuan atau pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan
untuk menggunakan kontrasepsi atau cara KB. Tingkat pencapaian
pelayanan KB dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang atau
pernah menggunakan kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis
kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor (Depkes, 2010).
Menurut efektifitas lamanya metode kontrasepsi ada dua macam
yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan non MKJP.
Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang adalah kontrasepsi yang dapat
dipakai dalam jangka waktu lama, lebih dari dua tahun, efektif dan
efisien untuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran lebih dari 3 tahun
atau mengakhiri kehamilan pada pasangan yang sudah tidak ingin tambah
anak lagi. Jenis metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah
metoda kontrasepsi mantap (pria dan wanita), implant, dan Intra Uterine
Device (IUD) (BKKBN, 2011).

1
Hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan
penggunaan metode jangka panjang yang disebabkan karena peningkatan
penggunaan implant. Metode kontrasepsi modern yang paling banyak
digunakan adalah suntik (29 persen) dan pil (12 persen). Temuan yang
paling mencolok adalah peningkatan penggunaan metode tradisional
menjadi 6,4 persen (BKKBN, BPS et al. 2018). Peningkatan penggunaan
kontrasepsi modern kuintil sosio - ekonomi terendah, peningkatan tidak
terjadi pada kuintil kekayaan yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada kelompok
ini terjadi penurunan dalam penggunaan kontrasepsi modern. Di kelompok
dengan pendapatan tertinggi, terjadi peningkatan dalam penggunaan
metode kontrasepsi tradisional hingga hampir mencapai 10 persen.
Peningkatan penggunaan metode kontrasepsi tradisional selama lima tahun
terakhir perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami implikasinya. (SDKI,
2017).
Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi
adalah pengetahuan, dukungan suami dan pengalaman KB. Semakin baik
pengetahuan seseorang tentang kontrasepsi semakin rasional dalam
menggunakan kontrasepsi. Pengalaman istri dalam penggunaan kontrasepsi
yang dipilih merupakan hal yang tidak terlupakan. Pengalaman baik akan
selalu dijadikan acuan untuk mengikuti program keluarga berencana
(Gustikawati, 2017). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka
penulis tertarik mengadakan penyuluhan terkait metode kontrasepsi jangka
panjang.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada
Ny. M Usia 37 Tahun P3A0 dengan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan dan pendokumentasian SOAP.

b. Tujuan Khusus

2
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. M Usia 37
Tahun .
b) Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. M Usia 37
Tahun
c) Mampu memberikan asuhan kebidanan Konseling KB dan
mengevaluasi hasil tindakan pada Ny. M Usia 37 Tahun
d) Mampu membuat pendokumentasian KB bentuk SOAP

C. Waktu dan Tempat pengambilan kasus


Tempat : Kecamatan Mantang
Tanggal : 01 Maret 2024
Pukul : 19.00 WIB

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi KB
Pengertian keluarga berencana menurut UU no 10 th 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera (Handayani, 2015).
Menurut WHO (World Health Organisation) dalam Hartanto, 2004,
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri
untuk mendapatkan objek-objek tertentu, menghindarkan kelahiran yang
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,
mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan suami isteri, menentukan jumlah anak dalam
keluarga.

B. Tujuan KB
Secara umum tujuan lima tahun kedepan yang ingin dicapai dalam
rangka mewujudkan visi dan misi program KB adalah membangun kembali
dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional
yang kuat dimasa mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas 2015 dapat tercapai. Secara filosofis tujuan program KB adalah:
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. (Handayani, 2010).

4
C. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Yang
termasuk sasaran langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya
adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan keluarga sejahtera.
(Handayani, 2015).

D. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode
kontrasepsi dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat
kegagalan yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih
sedikit dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. MKJP merupakan jenis
kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun
sampai seumur hidup. Terdapat berbagai jenis MKJP seperti alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, medis operatif wanita (MOP)
dan medis operasi pria (MOP). (Wahhab, 2020)
a. Jenis-jenis MKJP
1. AKDR atau biasa disebut intra uterine device (IUD) merupakan alat
kontrasepsi yang yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang
dalam rahim. Efektifitas penggunaan sampai 99,4% (mencegah 1-5
kehamilan per 100 wanita pertahun) dan dapat mencegah kehamilan
hingga 5-10 tahun, tergantung jenis AKDR yang dipilih. Ada 2 jenis
AKDR yaitu yang mengandung tembaga dan yang mengandung
hormone progesteron. AKDR dapat dipasang setiap waktu dalam
siklus haid, pada hari pertama sampai ke-7 siklus haid atau segera
setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan, atau setelah 6 bulan apabila menggunakan metode

5
amenore laktasi (MAL), atau segera setelah keguguran. (Wahhab,
2020)
2. MOW atau biasa disebut dengan tubektomi merupakan kontrasepsi
yang bertujuan menghentikan kesuburan dengan tindakan medis
berupa penutupan tuba uterine/ tuba falopii. MOW sangat efektif
dalam mencegah kehamilan. Angka kegagalan setelah MOW
adalah 0,5 kehamilan per 100 perempuan selma tahun pertama
penggunaan. Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan
memotong atau memasang cincin pada saluran telur (tuba Fallopii).
MOW dapat dilakukan setiap waktu selama siklus menstruasi
apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil. MOW
juga dapat dilakukan pada hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus
menstruasi serta pascapersalinan. MOW jenis minilaparaskopi
dapat dilakukan dalam waktu 2 hari atau 6 minggu atau 12 minggu
pasca persalinan. MOW dapat pula dilakukan pasca keguguran
dengan persyaratan tertentu. (Wahhab, 2020)
3. MOP atau bisa disebut dengan vasektomi merupakan metode
kontrasepsi permanen bagi pria dengan prosedur klinis untuk
menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan jalan melakukan
pengikatan/ pemotongan saluran sperma (vas deferens) sehingga
pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi.
(Wahhab, 2020)
4. Implan adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah lapisan kulit
pada lengan atas bagian samping dalam. Implan sangat efektif ,
ditunjukkan dengan kegagalan mencegah kehamilan yang kecil,
yaitu pada tahun pertama yang hanya 0,2 – 1 kehamilan per 100
perempuan pasca pemasangan implan. Implan berupa batang
silastik lembut berongga dengan panjang antara 34-40 mm, dengan
diameter 2-2,4 mm, yang berisi hormon levonogestrel atau
etonogestrel yang lama kerjanya berkisar antara 3 sampai 5 tahun.
Implan dapat dipasang setiap saat selama siklus haid hari ke-2
sampai hari ke-7. (Wahhab, 2020)

6
Pemerintah mensosialisasikan dan memberikan layanan kontrasepsi
sebagai salah satu langkah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk
yang berkaitan dengan dampak negatif bonus demografi , seperti tingkat
pendidikan yang rendah, kurangnya lapangan kerja, pengangguran, efek
sosial yang buruk, hilangnya momentum untuk mengumpulkan tabungan,
sehingga pada akhirnya menyebabkan kemiskinan jika pengendalian ini
tidak dilakukan akan banyak dampak yang ditimbulkan, salah satunya
dibidang kesehatan ibu dan anak. (Wahhab, 2020)
Semakin banyak yang menggunakan MKJP, penurunan angka
kelahiran semakin dapat diharapkan. Sayangnya, dari data yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, keikutsertaan masyarakat dalam
MKJP masih di bawah target. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya
keikutsertaan MKJP , salah satunya adalah sarana dan prasarana serta
metode komunikas, informasi dan edukasi (KIE) dari petugas medis.
(Wahhab, 2020)

7
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY”M”
P3A0 USIA 37 TAHUN DIKECAMATAN MANTANG
TAHUN 2024

1. Data Kesehatan Keluarga


I. Pengumpulan Data
A. Struktur Keluarga
1. Kepala keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Asmara
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Umur : 39 tahun
d. Agama : Islam
e. Suku : Melayu
f. Pekerjaan : pegawai swasta
g. Alamat : jalan paitam syarif

B. Data Anggota Keluarga


No Nama Umur Jk Pekerjaan Status Pendidikan Ket.
hubungan

1. Asmara 39 th L Pegawai Menikah SLTA SUAMI


swasta
2. Mariang 37 th P IRT Menikah SLTA ISTRI

3. Hapis 15 thn L - Belum SD Anak


menikah

4. Maulana 8 thn L - Belum SD Anak


menikah
5. Attara 1,8 L - Belum - Anak
thn menikah

*Jenis Kelamin (JK) hanya diisi dengan lambang. Perempuan (P), Laki-Laki (L)

8
C. Riwayat Sosial
1. Status Perkawinan : Sah
2. Perkawinan ke :1

D. Fasilitas Kesehatan :
□ Posyandu □ Polindes √ Puskesmas □ Pos Obat Desa
□ Rumah Sakit

E. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
√ Permanen □ semi permanen
2. Pembuangan Tinja
√ septic tank □ wc cemplung

F. Sarana Komunikasi
□ Kantor Pos √ Telepon Seluler

G. Sumber Informasi
√ TV □ Koran □ radio √ HP

II. Anamnese / Data Subjektif


A. Keluhan Utama : Tidak ada
B. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 15 tahun
2. Siklus Haid : 28-30 hari
3. Teratur/ tidak teratur : teratur
4. Sifat darah : cair
5. Banyak : 3x ganti duk/hari
6. Lamanya : 5-7 hari
7. Dismenorhoe : Tidak ada

9
8. Keluhan : Tidak ada
9. Cara Mengatasi : Tidak ada

C. Pola Diet, Eliminasi, Istirahat, Aktifitas.


Ketenrangan KK Istri Anak

Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari 3x/hari


…../hari
Jenis makanan Nasi,lauk Nasi, lauk pauk Nasi, lauk pauk
pauk, sayur dan sayur dan sayur
Frekuensi minum 8 gelas/hari 8 gelas/ hari 8 gelas/hari
… gelas/hari
BAB 1x/hari 2x/hari 2x/hari
…./hari
Warna BAB kecoklatan kecoklatan kecoklatan

Keluhan BAB Tidak ada Tidak ada Tidak ada

BAK 8-10x/hari 8-10x/hari 8-10x/hari


…./hari
Warna BAK Kuning Kuning jernih Kuning jernih
jernih
Keluhan BAK Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Frekuensi tidur 2 jam/hari Tidak ada 1 jam/hari


siang ……/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Frekuensi tidur 8 jam/hari 8 jam/hari 8 jam/hari


malam …../hari
Alat transportasi Motor Motor Motor
beraktifitas/bekerja

10
Jarak tempuh 15 menit 20 menit 10 menit
untuk beraktifitas/
bekerja
*Didalam kolom bisa diisi lebih dari 1 orang (anak atau keluarga lain)

D. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita ibu


1. Jantung : tidak ada
2. Ginjal : tidak ada
3. Asma/TBC Paru : tidak ada
4. Hepatitis : tidak ada
5. Epilepsi : tidak ada
6. Gamelli : tidak ada
7. Lain-lain : tidak ada

E. Riwayat Penyakit Keluarga


1. Jantung : tidak ada
2. Skizoprenia : tidak ada
3. Hipertensi : tidak ada
4. DM : tidak ada

F. Penyimpangan Perilaku Hidup Sehat


1. Merokok : √ Ya □ Tidak
2. Minuman Keras : □ Ya √ Tidak
3. Obat-obat terlarang : □ Ya √ Tidak

G. Pemeriksaan Laboratorium
1. HB : tidak ada
2. Protein Urine : tidak ada
3. Glukosa : tidak ada
4. Rapid Test : tidak ada
5. PCR : tidak ada
6. Pemeriksaan Lain : tidak ada

11
III. Data Objektif
No. Hari/Tanggal Dokumentasi

1.

Jumat,01-03-2024

12
IV. TAMBAHAN INFORMASI
No. Informasi

1. Tidak ada

V. ASSESSMENT

(dst...)dan
KETERANGAN 1 2
seterusnya

Diagnosa Ny. M umur 37 tahun


dengan MKJP
Masalah Tidak ada

Kebutuhan Penkes mengenai metode


kontrasepsi jangka
panjang

VI. PLANNING

No Planning Asuhan

1 Mengumpulkan data keluarga dan sasaran asuhan yang akan di berikan kepada
keluarga tersebut mengenai asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas
2 Memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga di komunitas mengenai
permasalahan yang terjadi dan menjelaskan materi secara rinci menggunakan
bahasa yang mudah dan dapat dimengerti oleh keluarga sasaran.

13
2. PRIORITAS MASALAH

No Prioritas Masalah

1 Ny. M yang sudah memiliki 3 anak dan masih menggunakan KB suntik

3. Plan Of Action (POA)


Rencana Tanggal/ Penanggung
No. Masalah Tujuan Sasaran Tempat
Kegiatan waktu jawab
1 Metode - Pengumpulan Untuk Keluarga Selasa,20- Rumah Mahasiwa
kontrasepsi data keluarga mengetahui Tn.A 02-2024 keluarga
jangka binaan apa saja 16.00 binaan
panjang permasalahan WIB
yang terjadi
pada keluarga
binaan

Pemberian Ibu balita Ny. M Jumat,01- Rumah Mahasiswa


2
materi paham apa itu 03-2024 keluarga
mengenai metode 19.00 binaan
metode kontrasepsi WIB
kontrasepsi jangka
jangka panjang, ibu
panjang dan mengerti apa
penerapan saja metode
protokol kontrasepsi
kesehatan jangka
selama masa panjang. Juga
pandemi penerapan
protokol
kesehatan
yaitu 4M saat
berpergian
keluar rumah.

14
Evaluasi Untuk Ny.M Selasa,05- Rumah Mahasiswa
setelah mengetahui 03-2024 keluarga
pemberian apakah ibu 19.00 binaan
materi mengerti WIB
metode dengan
kontrasepsi materi yang di
jangka sampaikan
panjang dan
mengikutinya.

15
4. Implementasi Asuhan Kebidanan (SOAP)

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.M UMUR


37 TAHUN DI KELURAHAN
TAHUN 2022

Nama Pengkaji : Siti Khadijah Hari, tanggal : 01 maret 2024


NIM : P07224221 2051 Pukul : 19.00 WIB
1. Data Subjektif
a. Biodata
Nama ibu : Ny “M” Nama suami : Tn “A”
Umur : 37 th Umur : 39 th
Suku : Melayu Suku : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :pegawai s
Alamat : Jalan paitam syarif
b. Alasan Kunjungan
Alasan Kunjungan : Tidak Ada
Keluhan Utama : Tidak ada
c. Riwayat Menstruasi
Teratur/tidak : Teratur
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Siklus : ±28 hari Disminorhae : Ada
Lama haid : ±5-7 hari Warna : Merah
d. Riwayat kehamilan yang lalu : P3A0
e. Riwayat persalinan yang lalu
Tanggal persalinan terakhir : 12-06-2022
Jenis persalinan : Spontan

f. Riwayat KB
Cara KB terakhir : Suntik 1 bulan

16
Lama pemakaian : 15 tahun
efek samping : haid teratur
Riwayat penyakit
Ikterus : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
DM : Tidak ada
Apendiks : Tidak ada
Nyeri kepala hebat : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Nyeri pada paha dan betis : Tidak ada
Nyeri dada : Tidak ada
g. Riwayat Gynekologi
Pernah mengalami IMS : Tidak ada
Operasi ginekologi yang pernah dialami : Tidak ada
Perdarahan tanpa sebab : Tidak ada
Benjolan pada payudara : Tidak ada
h. Data Psikososial
Pengetahuan ibu tentang efek samping kontrasepsi : Ibu mengerti
Pengaruh kontrasepsi dengan agama yang dianut : Ibu mengerti
pengaruh kontrasepsi dengan hubungan suami isteri : Ibu mengerti

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) KU : Baik
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : ± 20x/ menit
Nadi : ± 80x/menit
8) Tinggi badan : 156 cm
9) Berat Badan : 68 kg
b. Pemeriksaan Fisik

17
1) Kepala : Tidak dilakukan
2) Mata : Tidak dilakukan
3) Hidung : Tidak dilakukan
4) Mulut : Tidak dilakukan
5) Telinga : Tidak dilakukan
6) Leher : Tidak dilakukan
7) Payudara : Tidak dilakukan
9) Abdomen : Tidak dilakukan
9) Genetalia : Tidak dilakukan

3. ASSESMENT
Diagnosa :Ny “M” Umur 37 tahun dengan KB suntik 1 bulan
Masalah : Ibu sudah memiliki 3 anak tetapi ia masih menggunakan KB
suntik 1 bulan
Kebutuhan :Konseling Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Identifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Mengganti Jenis KB

4. PLANNING
1. Memberitahu kepada ibu tentang pengertian KB, tujuan KB, manfaat KB,
dan Jenis-Jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( ibu mengerti)
2. Memberitahu kepada ibu tentang kontrasepsi pilihan ibu yaitu kb suntik 1
bulan adalah kontrasepsi yang tidak cocok untuk ibu yang sudah memiliki
3 anak. ( ibu mengerti )
3. Memberitahu kepada ibu apakah ada pertanyaan tentang metode kontrasepsi
jangka panjang atau tidak dan menanyakan apakah ibu sudah paham tentang
metode kontrasepsi jangka panjang. ( ibu mengerti dan tidak ada
pertanyaan)

18
BAB IV

PEMBAHASAN

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan


jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah merencanakan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2016).
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2016).
Konseling KB bertujuan untuk memilih metode KB yangcocok untuk ibu,
menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif, dan juga untuk
mengetahui informasi tentang KB yang akan digunakan.
Dari pengambilan data subjektif yang dilakukan tanggal 01 Maret 2024
pukul 19.00 WIB, didapatkan hasil Ny. “M” umur 37 tahun, peneliti datang
kerumah Ny. M. Pengambilan data objektif dengan membandingkan teori dan
praktek pemeriksaan umum didapatkan hasil pada Ny. “M” dalam keadaan:
Composmentis, TD: 120/90 mmHg, RR: 20x/ menit, nadi : 80x/menit, jadi
pemeriksaan tanda-tanda vital Ny. “M” normal.
Serta perencanaan yang dilakukan terhadap Ny. “M” tentang konseling KB
yang ibu pilih yaitu kb suntik 1 bulan dan memberikan penjelasan kepada ibu
tentang KB jangka panjang menurut Wahhab, 2020 yaitu meliputi IUD, Implant,
vasektomi (MOP), atau tubektomi (MOW) yang sebaiknya digunakan oleh ibu.
Hasilnya ibu mengerti dari penjelasan yang diberikan dan juga akan mengikuti
saran dan anjuran dari pengkaji namun masih belum bisa memilih salah satu metode
kontrasepsi jangka panjang yang ingin digunakannya.

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak
dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan
(Sulistyawati, 2016).
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga
kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2016).
Maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dari data tersebut didapat data subjektif dan objektif Ny “M” umur 37
Tahun P3A0 dengan keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis,
tekanan darah: 120/90mm Hg, N: 80×/menit, RR: 20x/menit.
2. Melaksanakan asuhan yang dilakukan terhadap Ny “M” yaitu tentang
konseling KB yang ibu pilih yaitu kb suntik 1 bulan dan anjuran metode
kontrasepsi jangka panjang. Evaluasi asuhan yang dilakukan terhadap Ny
“M” yaitu ibu mengerti dan akan mengikuti saran yang telah diberikan
yaitu akan menggunakan kb jangka panjang.

B. Saran
1. Bagi Lahan Praktik
Petugas kesehatan khususnya bidan dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan tentang keluarga berencana.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan
bimbingan dan arahan kepada mahasiswi dalam menjalani praktik
kebidanan terutama mengenai hal-hal baru yang ditemui mahasiswi
dilahan praktik yang belum didapatkan dipendidikan, sehingga kualitas

20
pendidikan pun dapat ditingkatkan khususnya program studi DIII
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu dalam melakukan konseling KB dan
dapat lebih terampil dalam melakukan konseling KB.
4. Bagi klien
Hasil penelitian ini diharapkan klien dapat memilih alat
kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pendidikan
kesehatan tentang KB dan bisa memotivasi bagi masyarakat setempat
untuk mengerti dan memahami tentang konseling KB yang diberikan
dengan aman.

21
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, E. 2014. Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur


(WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi. Akademi Kebidanan.

Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga. 2018. Kajian


Background Study Rpjmn 2020 – 2024 Bidang Keluarga Berencana Dan
Kesehatan Reproduksi. Kementerian PPN/Bappenas.

Glesiar Anna. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Manuaba, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC: Jakarta.

Sallika,NS. 2010. Serba-serbi Kesehatan Perempuan. Cetakan ke-2, Bukune. 2010.

Wahhab. 2020. MKJP? Apa Itu?. https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/mkjpapa-itu/


diakses pada 10 November 2021.

Wirenviona, Rima, Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja, Pusat Penerbitan dan


Percetakan UNAIR, Surabaya.
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)


Sub Pokok Bahasan : Jenis-jenis, kelebihan, dan kekurangan dari MKJP
Sasaran : Ibu usia 37 tahun
Tanggal : 01 Maret 2024
Tempat : Kecamatan Mantang
Penyuluh : Siti Khadijah

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP), diharapkan ibu dapat mengerti dan memilih dengan bijak
metode kontrasepsi jangka panjang apa yang akan digunakannya.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan mengenai Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP), diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan MKJP.
2. Menjelaskan macam-macam MKJP.
3. Memilih MKJP dengan tepat.

C. Materi
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan

No KEGIATAN Respon Ibu Waktu


1. Pendahuluan : a. Membalas salam
Memberi salam pembuka dan perkenalan diri b. Mendengarkan
a. Menjelaskan tujuan c. Memberi respon 10 menit
b. Kontrak waktu
c. Memberikan leaflet

2. Penjelasan :
a. Menjelaskan pengertian MKJP Mendengarkan
b. Macam-macam MKJP dengan penuh
c. Kelebihan dan kekurangan KJP perhatian

25 menit

3. Penutup : a. Menanyakan hal


a. Tanya jawab yang belum jelas 15 menit
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan b. Aktif bersama
c. Memberikan salam penutup menyimpulkan
c. Membalas salam

G. Evaluasi
Metode evaluasi : Tanya Jawab
Lampiran 2
Materi Penyuluhan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi


dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah
serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode
kontrasepsi yang lain. MKJP merupakan jenis kontrasepsi yang sekali
pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup. Terdapat
berbagai jenis MKJP seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan,
medis operatif wanita (MOP) dan medis operasi pria (MOP).
1. AKDR atau biasa disebut intra uterine device (IUD) merupakan alat
kontrasepsi yang yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang dalam
rahim. Efektifitas penggunaan sampai 99,4% (mencegah 1-5 kehamilan per
100 wanita pertahun) dan dapat mencegah kehamilan hingga 5-10 tahun,
tergantung jenis AKDR yang dipilih. Ada 2 jenis AKDR yaitu yang
mengandung tembaga dan yang mengandung hormone progesteron. AKDR
dapat dipasang setiap waktu dalam siklus haid, pada hari pertama sampai
ke-7 siklus haid atau segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama
atau setelah 4 minggu pascapersalinan, atau setelah 6 bulan apabila
menggunakan metode amenore laktasi (MAL), atau segera setelah
keguguran.
2. MOW atau biasa disebut dengan tubektomi merupakan kontrasepsi yang
bertujuan menghentikan kesuburan dengan tindakan medis berupa
penutupan tuba uterine/ tuba falopii. MOW sangat efektif dalam mencegah
kehamilan. Angka kegagalan setelah MOW adalah 0,5 kehamilan per 100
perempuan selma tahun pertama penggunaan. Tubektomi dilakukan
dengan cara mengikat dan memotong atau memasang cincin pada saluran
telur (tuba Fallopii). MOW dapat dilakukan setiap waktu selama siklus
menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil.
MOW juga dapat dilakukan pada hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus
menstruasi serta pascapersalinan. MOW jenis minilaparaskopi dapat
dilakukan dalam waktu 2 hari atau 6 minggu atau 12 minggu pasca
persalinan. MOW dapat pula dilakukan pasca keguguran dengan
persyaratan tertentu.
3. MOP atau bisa disebut dengan vasektomi merupakan metode kontrasepsi
permanen bagi pria dengan prosedur klinis untuk menghentikan
kemampuan reproduksi pria dengan jalan melakukan pengikatan/
pemotongan saluran sperma (vas deferens) sehingga pengeluaran sperma
terhambat dan pembuahan tidak terjadi.
4. Implan adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah lapisan kulit pada
lengan atas bagian samping dalam. Implan sangat efektif , ditunjukkan
dengan kegagalan mencegah kehamilan yang kecil, yaitu pada tahun
pertama yang hanya 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan pasca
pemasangan implan. Implan berupa batang silastik lembut berongga
dengan panjang antara 34-40 mm, dengan diameter 2-2,4 mm, yang berisi
hormon levonogestrel atau etonogestrel yang lama kerjanya berkisar antara
3 sampai 5 tahun. Implan dapat dipasang setiap saat selama siklus haid hari
ke-2 sampai hari ke-7.
Pemerintah mensosialisasikan dan memberikan layanan kontrasepsi sebagai
salah satu langkah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk yang
berkaitan dengan dampak negatif bonus demografi , seperti tingkat pendidikan
yang rendah, kurangnya lapangan kerja, pengangguran, efek sosial yang buruk,
hilangnya momentum untuk mengumpulkan tabungan, sehingga pada akhirnya
menyebabkan kemiskinan jika pengendalian ini tidak dilakukan akan banyak
dampak yang ditimbulkan, salah satunya dibidang kesehatan ibu dan anak.

Semakin banyak yang menggunakan MKJP, penurunan angka kelahiran


semakin dapat diharapkan. Sayangnya, dari data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, keikutsertaan masyarakat dalam MKJP masih
di bawah target. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya keikutsertaan
MKJP , salah satunya adalah sarana dan prasarana serta metode komunikas,
informasi dan edukasi (KIE) dari petugas medis.
Lampiran 3
LEAFLET
Lampiran 5
DAFTAR HADIR KEGIATAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
PRODI D-III KEBIDANAN POLTEKKES TANJUNGPINANG
TAHUN 2024

Nama Mahasiswa : Siti Khadijah


NIM : PO72242212051
HARI/TANGGAL
NO KEGIATAN KETERANGAN
KUNJUNGAN

Selasa 20-02-2024 Pengkajian data keluarga Tn. A


1.

Penyuluhan tentang metode kontrasepsi


2. Selasa, 05-03- 2024
jangka panjang pada Ny. M usia 37 ahun

Mantang, 01 Maret 2024


Mengetahui
Keluarga Binaan Mahasiswa

( Ny.M) (Siti Khadijah)


Dosen Pembimbing

(Ristina Rosauli H, S.Tr,Keb.,MKM)

Anda mungkin juga menyukai