DISUSUN OLEH
SITI KHADIJAH
NIM. PO7224221 2051
DOSEN PEMBIMBING
RISTINA ROSAUULI H, S.Tr. Keb.,MKM
CI LAPANGAN
EVI SUSANTI BORU PASARIBU Amd.Keb
NIP. 19870207 200903 2 004
Disetujui oleh,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Laporan
kk binaan Pelaksaan Praktik Kebidanan Komunitas Asuhan Kebidanan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Keluarga Ny. M Di Kecamatan Mantang Tahun
2024”
Penulisan laporan ini sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Praktek
Kebidanan Komunitas Prodi DIII kebidanan. Pembuatan laporan kasus ini tidak
akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sebagai
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Iwan Iskandar, SKM, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang.
2. Ibu Rahmadona, SST., M. Keb selaku kepala jurusan kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang.
3. Ristina Rosauli,S.Tr.Keb.MKM selaku dosen pembimbing yang banyak
memberikan pengarahan dalam penulisan laporan ini.
4. Evi Susanti Boru Pasaribu, Amd.Keb selaku instructure lapangan di
kecamatan mantang.
5. Ny’’ M’’ yang bersedia untuk diambil sebagai klien dalam pembuatan
laporan tugas ini.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut
WHO (World Health Organization) adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur jarak kelahiran, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2015).
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk
mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan
menggunakan metode kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini
dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun masing-masing jenis
kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hampir sama
(Gustikawati, 2017).
Usia produktif perempuan pada umumnya adalah 15-49 tahun.
Maka dari itu perempuan atau pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan
untuk menggunakan kontrasepsi atau cara KB. Tingkat pencapaian
pelayanan KB dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang atau
pernah menggunakan kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis
kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor (Depkes, 2010).
Menurut efektifitas lamanya metode kontrasepsi ada dua macam
yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan non MKJP.
Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang adalah kontrasepsi yang dapat
dipakai dalam jangka waktu lama, lebih dari dua tahun, efektif dan
efisien untuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran lebih dari 3 tahun
atau mengakhiri kehamilan pada pasangan yang sudah tidak ingin tambah
anak lagi. Jenis metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah
metoda kontrasepsi mantap (pria dan wanita), implant, dan Intra Uterine
Device (IUD) (BKKBN, 2011).
1
Hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan
penggunaan metode jangka panjang yang disebabkan karena peningkatan
penggunaan implant. Metode kontrasepsi modern yang paling banyak
digunakan adalah suntik (29 persen) dan pil (12 persen). Temuan yang
paling mencolok adalah peningkatan penggunaan metode tradisional
menjadi 6,4 persen (BKKBN, BPS et al. 2018). Peningkatan penggunaan
kontrasepsi modern kuintil sosio - ekonomi terendah, peningkatan tidak
terjadi pada kuintil kekayaan yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada kelompok
ini terjadi penurunan dalam penggunaan kontrasepsi modern. Di kelompok
dengan pendapatan tertinggi, terjadi peningkatan dalam penggunaan
metode kontrasepsi tradisional hingga hampir mencapai 10 persen.
Peningkatan penggunaan metode kontrasepsi tradisional selama lima tahun
terakhir perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami implikasinya. (SDKI,
2017).
Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi
adalah pengetahuan, dukungan suami dan pengalaman KB. Semakin baik
pengetahuan seseorang tentang kontrasepsi semakin rasional dalam
menggunakan kontrasepsi. Pengalaman istri dalam penggunaan kontrasepsi
yang dipilih merupakan hal yang tidak terlupakan. Pengalaman baik akan
selalu dijadikan acuan untuk mengikuti program keluarga berencana
(Gustikawati, 2017). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka
penulis tertarik mengadakan penyuluhan terkait metode kontrasepsi jangka
panjang.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada
Ny. M Usia 37 Tahun P3A0 dengan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan dan pendokumentasian SOAP.
b. Tujuan Khusus
2
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. M Usia 37
Tahun .
b) Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. M Usia 37
Tahun
c) Mampu memberikan asuhan kebidanan Konseling KB dan
mengevaluasi hasil tindakan pada Ny. M Usia 37 Tahun
d) Mampu membuat pendokumentasian KB bentuk SOAP
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi KB
Pengertian keluarga berencana menurut UU no 10 th 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera (Handayani, 2015).
Menurut WHO (World Health Organisation) dalam Hartanto, 2004,
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri
untuk mendapatkan objek-objek tertentu, menghindarkan kelahiran yang
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,
mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan suami isteri, menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
B. Tujuan KB
Secara umum tujuan lima tahun kedepan yang ingin dicapai dalam
rangka mewujudkan visi dan misi program KB adalah membangun kembali
dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional
yang kuat dimasa mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas 2015 dapat tercapai. Secara filosofis tujuan program KB adalah:
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. (Handayani, 2010).
4
C. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Yang
termasuk sasaran langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya
adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan keluarga sejahtera.
(Handayani, 2015).
5
amenore laktasi (MAL), atau segera setelah keguguran. (Wahhab,
2020)
2. MOW atau biasa disebut dengan tubektomi merupakan kontrasepsi
yang bertujuan menghentikan kesuburan dengan tindakan medis
berupa penutupan tuba uterine/ tuba falopii. MOW sangat efektif
dalam mencegah kehamilan. Angka kegagalan setelah MOW
adalah 0,5 kehamilan per 100 perempuan selma tahun pertama
penggunaan. Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan
memotong atau memasang cincin pada saluran telur (tuba Fallopii).
MOW dapat dilakukan setiap waktu selama siklus menstruasi
apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil. MOW
juga dapat dilakukan pada hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus
menstruasi serta pascapersalinan. MOW jenis minilaparaskopi
dapat dilakukan dalam waktu 2 hari atau 6 minggu atau 12 minggu
pasca persalinan. MOW dapat pula dilakukan pasca keguguran
dengan persyaratan tertentu. (Wahhab, 2020)
3. MOP atau bisa disebut dengan vasektomi merupakan metode
kontrasepsi permanen bagi pria dengan prosedur klinis untuk
menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan jalan melakukan
pengikatan/ pemotongan saluran sperma (vas deferens) sehingga
pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi.
(Wahhab, 2020)
4. Implan adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah lapisan kulit
pada lengan atas bagian samping dalam. Implan sangat efektif ,
ditunjukkan dengan kegagalan mencegah kehamilan yang kecil,
yaitu pada tahun pertama yang hanya 0,2 – 1 kehamilan per 100
perempuan pasca pemasangan implan. Implan berupa batang
silastik lembut berongga dengan panjang antara 34-40 mm, dengan
diameter 2-2,4 mm, yang berisi hormon levonogestrel atau
etonogestrel yang lama kerjanya berkisar antara 3 sampai 5 tahun.
Implan dapat dipasang setiap saat selama siklus haid hari ke-2
sampai hari ke-7. (Wahhab, 2020)
6
Pemerintah mensosialisasikan dan memberikan layanan kontrasepsi
sebagai salah satu langkah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk
yang berkaitan dengan dampak negatif bonus demografi , seperti tingkat
pendidikan yang rendah, kurangnya lapangan kerja, pengangguran, efek
sosial yang buruk, hilangnya momentum untuk mengumpulkan tabungan,
sehingga pada akhirnya menyebabkan kemiskinan jika pengendalian ini
tidak dilakukan akan banyak dampak yang ditimbulkan, salah satunya
dibidang kesehatan ibu dan anak. (Wahhab, 2020)
Semakin banyak yang menggunakan MKJP, penurunan angka
kelahiran semakin dapat diharapkan. Sayangnya, dari data yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, keikutsertaan masyarakat dalam
MKJP masih di bawah target. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya
keikutsertaan MKJP , salah satunya adalah sarana dan prasarana serta
metode komunikas, informasi dan edukasi (KIE) dari petugas medis.
(Wahhab, 2020)
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY”M”
P3A0 USIA 37 TAHUN DIKECAMATAN MANTANG
TAHUN 2024
*Jenis Kelamin (JK) hanya diisi dengan lambang. Perempuan (P), Laki-Laki (L)
8
C. Riwayat Sosial
1. Status Perkawinan : Sah
2. Perkawinan ke :1
D. Fasilitas Kesehatan :
□ Posyandu □ Polindes √ Puskesmas □ Pos Obat Desa
□ Rumah Sakit
E. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
√ Permanen □ semi permanen
2. Pembuangan Tinja
√ septic tank □ wc cemplung
F. Sarana Komunikasi
□ Kantor Pos √ Telepon Seluler
G. Sumber Informasi
√ TV □ Koran □ radio √ HP
9
8. Keluhan : Tidak ada
9. Cara Mengatasi : Tidak ada
10
Jarak tempuh 15 menit 20 menit 10 menit
untuk beraktifitas/
bekerja
*Didalam kolom bisa diisi lebih dari 1 orang (anak atau keluarga lain)
G. Pemeriksaan Laboratorium
1. HB : tidak ada
2. Protein Urine : tidak ada
3. Glukosa : tidak ada
4. Rapid Test : tidak ada
5. PCR : tidak ada
6. Pemeriksaan Lain : tidak ada
11
III. Data Objektif
No. Hari/Tanggal Dokumentasi
1.
Jumat,01-03-2024
12
IV. TAMBAHAN INFORMASI
No. Informasi
1. Tidak ada
V. ASSESSMENT
(dst...)dan
KETERANGAN 1 2
seterusnya
VI. PLANNING
No Planning Asuhan
1 Mengumpulkan data keluarga dan sasaran asuhan yang akan di berikan kepada
keluarga tersebut mengenai asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas
2 Memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga di komunitas mengenai
permasalahan yang terjadi dan menjelaskan materi secara rinci menggunakan
bahasa yang mudah dan dapat dimengerti oleh keluarga sasaran.
13
2. PRIORITAS MASALAH
No Prioritas Masalah
14
Evaluasi Untuk Ny.M Selasa,05- Rumah Mahasiswa
setelah mengetahui 03-2024 keluarga
pemberian apakah ibu 19.00 binaan
materi mengerti WIB
metode dengan
kontrasepsi materi yang di
jangka sampaikan
panjang dan
mengikutinya.
15
4. Implementasi Asuhan Kebidanan (SOAP)
f. Riwayat KB
Cara KB terakhir : Suntik 1 bulan
16
Lama pemakaian : 15 tahun
efek samping : haid teratur
Riwayat penyakit
Ikterus : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
DM : Tidak ada
Apendiks : Tidak ada
Nyeri kepala hebat : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Nyeri pada paha dan betis : Tidak ada
Nyeri dada : Tidak ada
g. Riwayat Gynekologi
Pernah mengalami IMS : Tidak ada
Operasi ginekologi yang pernah dialami : Tidak ada
Perdarahan tanpa sebab : Tidak ada
Benjolan pada payudara : Tidak ada
h. Data Psikososial
Pengetahuan ibu tentang efek samping kontrasepsi : Ibu mengerti
Pengaruh kontrasepsi dengan agama yang dianut : Ibu mengerti
pengaruh kontrasepsi dengan hubungan suami isteri : Ibu mengerti
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) KU : Baik
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : ± 20x/ menit
Nadi : ± 80x/menit
8) Tinggi badan : 156 cm
9) Berat Badan : 68 kg
b. Pemeriksaan Fisik
17
1) Kepala : Tidak dilakukan
2) Mata : Tidak dilakukan
3) Hidung : Tidak dilakukan
4) Mulut : Tidak dilakukan
5) Telinga : Tidak dilakukan
6) Leher : Tidak dilakukan
7) Payudara : Tidak dilakukan
9) Abdomen : Tidak dilakukan
9) Genetalia : Tidak dilakukan
3. ASSESMENT
Diagnosa :Ny “M” Umur 37 tahun dengan KB suntik 1 bulan
Masalah : Ibu sudah memiliki 3 anak tetapi ia masih menggunakan KB
suntik 1 bulan
Kebutuhan :Konseling Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Identifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Mengganti Jenis KB
4. PLANNING
1. Memberitahu kepada ibu tentang pengertian KB, tujuan KB, manfaat KB,
dan Jenis-Jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( ibu mengerti)
2. Memberitahu kepada ibu tentang kontrasepsi pilihan ibu yaitu kb suntik 1
bulan adalah kontrasepsi yang tidak cocok untuk ibu yang sudah memiliki
3 anak. ( ibu mengerti )
3. Memberitahu kepada ibu apakah ada pertanyaan tentang metode kontrasepsi
jangka panjang atau tidak dan menanyakan apakah ibu sudah paham tentang
metode kontrasepsi jangka panjang. ( ibu mengerti dan tidak ada
pertanyaan)
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak
dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan
(Sulistyawati, 2016).
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga
kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2016).
Maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dari data tersebut didapat data subjektif dan objektif Ny “M” umur 37
Tahun P3A0 dengan keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis,
tekanan darah: 120/90mm Hg, N: 80×/menit, RR: 20x/menit.
2. Melaksanakan asuhan yang dilakukan terhadap Ny “M” yaitu tentang
konseling KB yang ibu pilih yaitu kb suntik 1 bulan dan anjuran metode
kontrasepsi jangka panjang. Evaluasi asuhan yang dilakukan terhadap Ny
“M” yaitu ibu mengerti dan akan mengikuti saran yang telah diberikan
yaitu akan menggunakan kb jangka panjang.
B. Saran
1. Bagi Lahan Praktik
Petugas kesehatan khususnya bidan dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan tentang keluarga berencana.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan
bimbingan dan arahan kepada mahasiswi dalam menjalani praktik
kebidanan terutama mengenai hal-hal baru yang ditemui mahasiswi
dilahan praktik yang belum didapatkan dipendidikan, sehingga kualitas
20
pendidikan pun dapat ditingkatkan khususnya program studi DIII
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu dalam melakukan konseling KB dan
dapat lebih terampil dalam melakukan konseling KB.
4. Bagi klien
Hasil penelitian ini diharapkan klien dapat memilih alat
kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pendidikan
kesehatan tentang KB dan bisa memotivasi bagi masyarakat setempat
untuk mengerti dan memahami tentang konseling KB yang diberikan
dengan aman.
21
DAFTAR PUSTAKA
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP), diharapkan ibu dapat mengerti dan memilih dengan bijak
metode kontrasepsi jangka panjang apa yang akan digunakannya.
B. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan mengenai Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP), diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan MKJP.
2. Menjelaskan macam-macam MKJP.
3. Memilih MKJP dengan tepat.
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
2. Penjelasan :
a. Menjelaskan pengertian MKJP Mendengarkan
b. Macam-macam MKJP dengan penuh
c. Kelebihan dan kekurangan KJP perhatian
25 menit
G. Evaluasi
Metode evaluasi : Tanya Jawab
Lampiran 2
Materi Penyuluhan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)