KONDOM
DISUSUN OLEH :
NIM P07224219040
Mahasiswa,
NIM. P07224219040
Mengetahui,
bb
Rizki Amelia., S.Keb, Bd Sari Yuliati S.ST
NIP.198902202015032002 NIP.
KATA PENGANTAR
NIM. P07224219040
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan............................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
Daftar Pustaka....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan
Keluarga Berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas
membantu klien dalam memilih dalam memutuskan jenis kontrasepsi yang
akan digunakan sesuai dengan pilihannya dan dapat membuat klien merasa
lebih puas.
Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling
juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat
meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. (Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, 2006)
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan aspek
pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan
pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling
yang baik dan infromasi yang baik, harus di terapkan dan dibicarakan secara
interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya
yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap dan cukup akan
memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih
kontrasepsi (Informed Choice) yang kan digunakannya. (Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, 2006)
Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-
objektif tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto,2008).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (2006), setiap tahun, lebih dari
600.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat
melahirkan, 99% kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka
waktu yang sama, tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak
diinginkan terjadi di muka bumi ini (Dipo Handoko,2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu KB sederhana
kondom Bulan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu KB sederhana kondom
penulis mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar teori KB sederhana Kondom
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu
dengan akseptor KB sederhana Kondom.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan akseptor KB
sederhana Kondom dengan pendekatan varney yang terdiri dari
:
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu dengan
akseptor KB sederhana kondom dalam bentuk catatan SOAP.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Akseptor
Kontrasepsi Kondom
I. PENGKAJIAN
a. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20-55 tahun) (Prawirohadjo, 20014)
Agama :
Suku/ Bangsa :
Pendidikan : Tingkat pendidikan dapat mendukung atau
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dan
taraf pendidikan yang rendah selalu bergandengan
dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas,
makin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula
pemahaman seseorang terhadap informasi yang
didapat dan pengetahuan pun akan semakin tinggi.
Hal ini juga berkaitan dengan pengambilan
keputusan (Undang-Undang Sisdiknas, 2011).
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan Utama
Pada akseptor kondom biasanya sedikit mengganggu hubungan
seksual (mengurangi sentuhan langsung) (Saifuddin, 2011).
3. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan yang lalu
1) Penyakit/ Kelainan Reproduksi :
Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada 7 janin per
100.000 kelahiran). (Saifuddin, 2017)
2) Penyakit Sistem imunologi :
Resiko tinggi HIV maupun terinfeksi HIV dan AIDS dapat
menggunakan kontrasepsi kondom. (Saifuddin, 2017)
3) Penyakit Infeksi :
Riwayat IMS dapat menggunakan kontrasepsi kondom.
(Saifuddin, 2017)
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid,
banyaknya, warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan amenore.
6. Riwayat Obstetri
7. Riwayat Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi kondom dapat diberikan pada pasien
setelah menggunakan kontrasepsi implant, pil, suntik dan IUD
tanpa ada kontra indikasi dari masing-masing kontrasepsi tersebut
dengan kontrasepsi kondom (Saifuddin 2017).
Pola Keterangan
Mengkaji pada makan ibu meliputi frekuensi komposisi,
kuantitas, serta jenis dan jumlah minuman. Hal ini untuk
Nutrisi
mengetahui apakah gizi ibu baik, atau buruk, pola makan
ibu teratur atau tidak (Mansjoer, 2015).
Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan BAB
Eliminasi
yang meliputi frekuensi dan konsistensi (Alimul, 2016).
Pada akseptor kondom yang normal tidak mempengaruhi
Istirahat pola istirahat maupun pola aktivitas sehari-hari
(Susilowati, 2015).
Pada akseptor kondom yang normal tidak mempengaruhi
Aktivitas pola istirahat maupun pola aktivitas sehari-hari
(Susilowati, 2015).
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, serta
Personal
ganti baju, ganti celana dalam serta ganti pembalut
Hygiene
setidaknya 2 kali sehari (Wiknjosastro, 2015).
Kebiasaan mengkonsumsi obat tertentu (epilepsi dan
Kebiasaan tuberculosis) dapat mempengaruhi efektivitas dari
kontrasepsi suntikan kombinasi. (Saifuddin, 2017)
Metode kontrasepsi kondom sedikit mengganggu
Seksualitas hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
(Saifuddin, 2017).
9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
Masih kuat kepercayaan di kalangan masyarakat muslim bahwa
setiap mahluk yang diciptakan tuhan pasti diberi rezeki untuk itu
tidak khawatir memiliki jumlah anak yang banyak. (Prawirohardjo,
2019)
b. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda Vital :
Antropometri :
Berat badan :
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe, rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata dan
tekstur rambut tampak lembut (Priharjo, 2016).
b. Wajah : Wajah simetris, tidak pucat, tidak oedema
(Saifuddin, 2017).
c. Mata : Sklera berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah muda, dan palpebra tidak oedema (Saifuddin,
2011).
d. Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan (Tambunan
dkk, 2011).
e. Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih, tidak
tampak pembesaran tonsil. (Tambunan dkk,2011 &
Uliyah dkk,2008).
f. Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret
(Tambunan dkk 2011 & Uliyah dkk,2008).
g. Leher : Tidak tampak pembesaran tonsil, tidak tampak
peradangan faring, tidak tampak pembesaran vena
jugularis, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening (Priharjo, 2006 & Tambunan
dkk,2013).
h. Dada : Tidak terdapat retraksi idnding dada saat bernafas,
nafas terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
nafas tambahan, bising usus 5-35 x/menit.
(Saifuddin, 2017).
i. Payudara : Payudara simetris, tidak teraba benjolan atau
massa abnormal dan tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe. Pada akseptor kondom, tidak
mempengaruhi dan mengganggu pengeluaran ASI
(Saifuddin, 2011)
V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (Varney, 2008).
2. Melakukan penapisan awal sebelum memberikan kontrasepsi
kondom.
Rasional : penapisan dilakukan untuk mengetahui kontraindikasi dari
pemberian metode kontrasepsi kondom (Varney, 2008).
3. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional : ibu mengetahui keadaan dirinya sehingga lebih mampu
mengambil keputusan. (Carpenito, 2006)
4. Jelaskan cara penggunaan kontrasepsi kondom
Rasional : ibu mengerti bagaimana cara penggunaan kontrasepsi
kondom yang tepat. (Carpenito, 2006)
5. Berikan konseling proses : efek samping dan jadwal datang lagi
Rasional : ibu merasakan pentingnya control ulang. (Carpenito,
2006)
6. Jelaskan tentang kunjungan ulang
Rasional : kunjungan ulang harus ditanyakan kalau ada masalah
dalam penggunaan kondom dan kepuasan klien dalam
menggunakannya (Saifuddin, 2011).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan bidan dapat terus termotivasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya yang tiada batasnya. Klien / keluarga
mampu menerima dengan baik pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan,
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Mulyani, Siti Nina. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Jakarta:
Nuha Medika.
Tambunan, Eviana S., dkk. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bayi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.