INDONESIA
MAJU 2022
Oleh:
NPM : 07210200007
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Nama Dosen)
NIDN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat
kemudahan, kemurahan, ketenangan dan ampunan-Nya yang telah diberikan, sehingga
penulis dapat menyelesaian Laporan Praktik Magang yang berjudul “Laporan Individu
Nn. F Usia 15 tahun Remaja Dengan Keputihan di PMB Wacih Widianingsih “. Dalam
penyusunan laporan individu ini penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik institusi, tempat penelitian, keluarga dan yang lainnya. Oleh karena
itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai ketua yayasan Universitas Indonesia Maju Jakarta
2. Dr. H. M. Hafizurrachman, M PH sebagai Pembina Yayasan universitas indonesia
Indonesia Maju.
3. Astrid Novita, SKM.,M,KM selaku pjs rektor universitas Indonesia Maju.
4. Hidayani A MD.Keb, SKM,M.KM sebagai kepala Dapartemen Kebidanan
universitas Indonesia Maju.
5. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes sebagai Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan universitas Indonesia Maju.
6. Ratna wulandari S.ST., MKM sebagai dosen pembimbing dalam Praktik Magang
Asuhan Kebidanan Dalam Program Sarjana Terapan universitas Indonesia Maju.
7. Serta dosen-dosen pembimbing dalam kelompok yang senantiasa mendampingi
penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan pengarahan serta dukungan
dalam membimbing penyusunan laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan individu ini
jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Pandeglang, …… 2022
penyusun
COVER.............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................3
C. Manfaat ................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Remaja...........................................................................5
B. Kesehatan Reproduksi ..........................................................................8
C. Keputihan .............................................................................................9
D. Manajeen asuhan kebidanan...............................................................19
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ..........................................................................................29
B. Identitas Pasien....................................................................................29
BAB IV PEMBAHASAN
A. pembahasan.........................................................................................35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................39
B. Saran....................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
sebagai suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
dalam menjaga dan merawat organ reproduksi dipengaruhi oleh pengetahuan orang
tua, tingkat pendidikan orang tua, dan peran orang tua terutama ibu dalam
buruk telah mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit yang diderita para
perempuan di dunia salah satunya adalah keputihan. Jumlah wanita di dunia yang
keputihan sebesar 25%. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan masalah
reproduksi pada kaum laki-laki yang hanya mencapai 12,3% pada usia yang sama
dengan kaum wanita. Data tersebut menunjukkan bahwa keputihan pada wanita di
menunjukkan bahwa sekitar 46% wanita umur 15-49 tahun pernah mengalami
sebanyak 21%, dan keputihan terjadi pada wanita tidak tamat SMA sebanyak 11%
tahun 2011 jumlah remaja putri di Provinsi Banten yaitu 2,9 juta jiwa berusia 15-
Keputihan merupakan salah satu gangguan klinis yang sering dikeluhkan oleh
semua wanita. Remaja putri yang baru memasuki masa pubertas dengan segala
bentuk fenomena perubahan pada diri mereka, masalah ini dapat berdampak negatif
Faktor pencetus keputihan yaitu faktor infeksi diakibatkan karena kuman, jamur,
vagina seperti kebersihan daerah vagina yang kurang, jarang mengganti celana
dalam dan pembalut saat menstruasi. Kebersihan area genitalia memiliki peran
penting dalam memicu terjadinya infeksi. Pengetahuan remaja putri yang kurang
pentingnya merawat kebersihan organ reproduksi dan hal ini berpengaruh pada
kebiasaan remaja yang berakibat terjadinya masalah pada daerah kewanitaan (5).
peradangan alat kelamin, serta ada penyakit dalam organ reproduksi seperti kanker
leher rahim, menimbulkan rasa tidak nyaman serta mempengaruhi rasa percaya diri
pada wanita (6). Upaya pencegahan keputihan yang dapat diberikan seperti
senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkan pertolongan kapanpun dan
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Wacih widianingsih.
2. Tujuan khusus
dengan keputihan
1. Bagi PMB
Dapat diharapkan sebagai bahan kajian, masukan dan dasar pemikiran bagi
mahasiswa khususnya untuk studi kasus lebih lanjut guna meningkatkan kualitas
pendidikan
3. Bagi remaja
Dapat menambah pengetahuan pasien agar terhindar dari keputihan yang dapat
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju ke masa dewasa. Pada
masa itu remaja akan mengalami perubahan baik fisik, psikis dan kematangan
peralihan dari anak ke dewasa, ditandai dengan perubahan fisik dan mental.
remaja. Menurut Ani (2016), remaja dapat dibagi menjadi 3 sub fase:
tahun. Karakter remaja pada masa ini adalah suka membandingkan diri
dengan orang lain, sangat mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan lebih
tahun. Masa remaja ini lebih nyaman dengan keadaan sendiri, suka
masa depan.
memisahkan diri dari keluarga, bersifat keras tetapi tidak berontak. Masa
lawan jenis secara dekat dan lebih terfokus pada rencana karir masa depan
menunujukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan pada masa remaja lebih cepat
tubuhpada remaja wanita terjadi lebih cepat dari pada remaja laki-laki, hal ini
terlihat dengan jelas bahwa wanita usia 12,13 atau 14 tahun anak wanita lebih
Menurut Jean Piaget (dalam Moh Ali : 2012) remaja dalam tahapan
formal ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun keatas. Pada tahapan oprasional
pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek perasaaan dan
moralnya juga telah berkembang.6 Pada tahapan ini menurut piaget (dalam Moh
Ali:2012), dalam tahapan ini remaja mulai berinteraksi dengan lingkungan dan
semakin luas dari pada tahapan anak-anak, remaja mulai berinteraksi dengan
teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang
dewasa. Karena pada tahapan ini anak sudah mulai mampu mengembangkan
pikiran normalnya, mereka juga mampu mencapai logika dan rasio serta dapat
Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan akan lebih memberikan akaibat positif
Hubungan sosial ini juga berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan
dan kemudian berkembang lagi pada teman-teman sebaya (Moh Ali : 2012).
menyebabkan remaja memiliki solidaritas yang amat tinggi dan kuat dengan
c. Mulai ada rasa tertarik terhadap lawan jenis, hal ini menyebabkan remaja
pada umumnya berusaha keras memiliki teman dekat dari lawan jenisnya.
B. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan social yang utuh dan
bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
Fungsi dan proses reproduksi tercermin dari kondisi kesehatan selama siklus
kehidupannya, mulai dari saat konsepsi, masa anak, remaja, dewasa hingga masa
c. Tidak terpenuhinya kebutuhan ber KB biasanya terkait dengan isu aborsi tidak
aman.
d. Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan) selama kehamilan,
persalinan, dan masa nifas yang diikuti dengan malnutrisi, anemia, berat bayi
lahir rendah.
g. Sindrom pre dan post menepouse dan peningkatan resiko kanker organ
reproduksi
C. Keputihan
1. Pengertian keputihan
cairan dari genitalia seorang wanita yang bukan darah. Keputihan mungkin
pasien dan penyedia layanan kesehatan. Selain itu, variasi fisiologis normal terjadi
epidemiologi, fluor albus patologis dapat menyerang wanita mulai dari usia muda,
usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak mengenal tingkat pendidikan,
klinis berbagai infeksi, keganasan, atau tumor jinak reproduksi gejala ini tidak
wanita dan dapat menimbulkan iritasi, terasa gatal sehingga mengganggu, dan
2. Klasifikasi Keputihan
a. Keputihan Fisiologis
beberapa titik dalam hidup mereka, tetapi biasanya ini hanya pengeluaran
mukosa vagina akibat stimulasi hormon. Ini dapat terjadi selama ovulasi dan
epitel, lendir, bakteri dan cairan transudat. Asam laktat berasal dari glikogen
yang dimetabolisme oleh epitel vagina dan bakteri penghasil asam laktat e
siklus. Ini juga meningkat dalam kehamilan dan kadang-kadang ketika wanita
mulai mengonsumsi pil kontrasepsi oral kombinasi. Ektropion serviks juga dapat
b. Keputihan Patologis
bagian atas dan bawah. Patogen menular seksual yang paling umum terkait
muncul pada wanita yang terinfeksi patogen ini. (Abid, 2016) Keputihan
abnormal ditandai dengan perubahan warna, konsistensi, volume, dan / atau bau
dan dapat dikaitkan dengan gejala seperti gatal, rasa sakit, disuria, nyeri
3. Etiologi Keputihan
siklus menstruasi; ini normal, dan memang karena perubahan kadar hormon
jumlah lendir lebih besar dari yang diinginkan seseorang, terutama pada
pemakaian pil kontrasepsi oral atau selama kehamilan, tetapi ini tidak berarti ada
Bayi yang baru lahir kira- kira 10 hari, keputihan ini disebab- kan oleh pengaruh
hormon estrogen dari ibunya; 2) Masa sekitar menarche atau pertama kalinya
haid datang, keadaan ini ditunjang oleh hormon estrogen; 3) Masa di sekitar
ovulasi karena poduksi kelenjar- kelenjar rahim dan pengaruh dari hormon
suplai darah ke vagina dan mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput
dan progesteron yang dapat meningkatkan lendir servik menjadi lebih encer; 7)
Pengeluaran lendir yang bertambah pada wanita yang sedang menderita penyakit
(Bowler, 2017).
albicans.
a) Benda asing yang tertahan seperti tampon, kondom, atau spons vagina.
b) Peradangan karena alergi atau iritasi yang disebabkan oleh zat seperti
serviks.
4. Patogenesis Keputihan
menstruasi. Dianggap bahwa perubahan epitel vagina; perubahan flora normal dan
patologis itu menyebabkan masalah seperti sakit punggung, gatal dan sensasi
Keputihan abnormal biasanya dikaitkan dengan salah satu dari tiga kondisi,
umum terjadi pada wanita dengan banyak pasangan seks dan disebabkan oleh
ditandai oleh pruritus dan keluarnya cairan seperti dadih. Trikomoniasis vagina
alami, ditandai oleh perubahan jenis bakteri yang paling umum, serta peningkatan
keluarnya cairan, yang biasanya kental dan melekat, atau dengan ekskoriasi, disuria
"eksternal", gatal-gatal pada vagina, rasa terbakar pada vagina, dispareunia, atau
tampaknya didukung oleh tingkat estrogen yang tinggi. tingkat, meskipun tingkat
menghindari respon imun dari tubuh inang, dan bersaing dengan mikrobiota vagina.
Tv adalah patogen ekstraseluler yang melekat pada sel-sel inang sebagai cara
epitel genital untuk bertahan dari eliminasi melalui gravitasi dan sekresi. (Mercer,
2018)
5. Diagnosis Keputihan
pasien harus menjadi baris pertama dalam memutuskan apakah investigasi dan
paritas, riwayat hapusan, riwayat seksual dan kontrasepsi saat ini. Riwayat seksual
durasi, waktu yang berkaitan dengan siklus menstruasi, bau, warna, konsistensi dan
faktor-faktor yang memperburuk harus dicatat. Gejala terkait termasuk gatal, tidak
nyaman, sakit, disuria, dispareunia dan perdarahan tidak teratur harus ditanyakan.
(Rice, 2016)
didiagnosis dengan mikroskopik dari saline wet mount dan hapusan vagina dengan
kultur dan tes deteksi asam nukleat sesuai kebutuhan. Jika tidak ada gambaran
dan trikomoniasis dikeluarkan oleh pH 4,5 tidak terlalu spesifik untuk diagnosis
keputihan dengan bukti klinis yang jelas baik kandidiasis vulvovaginal (VVC) atau
bacterial vaginosis (BV), dan tidak ada faktor risiko lainnya, dapat diberikan
a. Risiko IMS tinggi (riwayat IMS masa lalu, banyak pasangan seksual, berbagi
Tandatanda termasuk fisura, ekskoriasi, edema vulva, atau keluarnya cairan kental.
(Rice, 2016)
terhadap infeksi. NAAT (nucleic acid amplification testing) adalah metode yang
sangat sensitif untuk mendeteksi TV. Ini dapat mendeteksi tiga sampai lima kali
6. Tatalaksana Keputihan
gejala klinis dengan risiko pengobatan yang berlebihan dan terjadinya resistensi
Untuk CCV secara umum obat yang banyak digunakan adalah flukonazol
flukonazol 150 mg dosis tunggal, dapat mengurangi gejala keputihan dan gatal
dalam waktu 2-4 hari. Penggunaan dosis tunggal flukonazol juga menghasilkan
eradikasi kandidiasis dalam waktu singkat yaitu antara 72% dengan klotrimazol,
sampai > 95% dengan tiokonazol, flukonazol, mikonazol dan terkonazol. Untuk
waktu lama (rekurensi dan resistensi) yaitu antara 57% dengan klotrimazol sampai
pada pengobatan BV, melaporkan bahwa angka kesembuhan yang dicapai yaitu
87% pada 280 wanita yang menerima oral metronidazol (400-500mg), 2-3 kali
sehari selama 7 hari, dan 86% pada 317 wanita yang menerima terapi selama 5 hari,
7. Pencegahan Keputihan
a. Menjaga kebersihan alat kelamin Vagina secara anatomis berada di antara uretra
b. Menjaga kebersihan pakaian dalam Pakaian dalam yang tidak disetrika dapat
menjadi alat perpindahan kuman dari udara ke dalam alat kelamin. Bakteri,
jamur, dan parasit dapat mati dengan pemanasan sehingga menyetrika pakaian
dan parasit. Handuk yang telah terkontaminasi bakteri, jamur, dan parasit apabila
d. Menghindari cuci vagina Produk cuci vagina dapat membunuh flora normal
dalam vagina. Ekosistem dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina
Produk cuci vagina yang digunakan harus sesuai dengan pH normal vagina,
dari kuman penyebab infeksi. Mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin
f. Sering menganti pembalut Mengganti pembalut minimal 3-4 kali sehari dapat
menghindari kelembaban.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA REAMAJA DENGAN
KEPUTIHAN
A. Data Subjektif
Identitas Remaja
Nama : Nn. F
Umur : 15 tahun
Anak ke :1
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kp. Sompok RT/RW 001/002 Desa kramatjaya
Kec.Cimanggu Kab. Pandeglang-Banten
1. Alasan datang
Remaja mengatakan ingin memeriksakan kondisinya
2. Keluhan utama
Remaja mengatakan keputihan di area kewanitaannya
4. Riwayat ginekologi
Remaja mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginekologi seperti kista, mioma,
endometritis, dll
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan remaja
keputihan hari ke 3 dan merasakan tidak nyaman
6. Riwayat psikososial
Remaja mengatakan bahwa dirinya cemas dan khawatir dengan kondisinya
c) Pola eliminasi
Frekuensi BAK : 4-5 x/hari, warna kuning jernih, bau khas
Frekuensi BAB : 1x sehari, Warna kecoklatan, bau khas
d) Pola nutrisi
Makan : 3xsehari, porsi 1 piring, jenis makanan nasi, ikan, sayur,buah-buahan, tidak
ada pantangan makanan
Minum : 8 - 10 gelas / Hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Denyut nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu tubuh : 36,50C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 26 cm
IMT : kg/m2
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak pucat, bersih
Mata : Bentuk simetris, skelera putih, konjungtifa merah muda
Leher : Kelenjar tyroid tidak ada pembesaran, kelenjar limfe tidak ada
pembesaran, vena jogularis tidak ada pembengkakan
Dada : simetris
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, tidak ada tumor, nyeri tekan
tidak ada
Ekstremitas Atas : baik
Ekstremitas Bawah: Oedema (-), Varices (-), Reflek patella kanan (+),Kiri (+)
D. Penatalaksanaan
Pukul 19.50 WIB
a. Melakukan informed consent
- Telah dilakukan informed Consent
b. Menganjurkan kepada klien untuk tetap menerapkan protokol 3M yakni Mencuci
Tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak Minimal 1 Meter
- Pasien mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan
c. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pasein dan Menjelaskan kepada pasien
tentang kondisinya saat ini agar pasien merasa tenang
- Pasien mengerti penjelasan yang disampaikan oleh bidan dan merasa lebih
tenang
d. Membina hubungan baik dengan pasien sejak awal pertemuan, menjelaskan
keputihan yang fisiologis pada pasien seperti tidak berwarna,encer,tidak gatal dan
tidak berbau
- pasien mengerti yang telah disampaikan oleh bidan
e. Memberitahu tentang personal hygiene pada pasien seperti : Teknik membersihkan
bagian luar vagina yang tepat, menghindari penggunan tisu terlalu sering, celana
dalam harus sering di ganti tiap hari, Ketika haid disarankan untuk sering
mengganti pembalut, tidak menggunakan sabun pada area kewanitaan, tidak
menggunakan jeans ketat.
- pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melaksanakan
anjuran yang diberikan oleh bidan
f. Menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang tanggal 12 Februari 2022
- Pasien bersedia untuk melakukan kunjungan ulang
g. Melakukan pendokumentasian
- Telah dilakukan pendokumentasian
(Wacih Widianingsih)
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. F usia 15 tahun Remaja
1. Penulis Telah mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada
2. Penulis Telah mampu melakukan Interpretasi data pada Ny. F usia 15 tahun
Dengan keputihan
4. Penulis Telah mampu melakukan Telaah kasus dengan teori pada Ny. F usia
Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan keluarga binaan yang sudah diberikan
kepada Ny.F sudah dilakukan sesuai dengan Standar kewenangan Bidan dan tidak
ditemukan kesenjangan.
A. Saran Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi pasien
2. Bagi bidan
3. Bagi institusi
a. BPM Pelayanan yang diberikan oleh BPM sudah baik diharapakan untuk
masih kurang lengkap, diharapakan karya tulis ilmiah ini bisa menjadi
1) Rifa, A.N., Syamsianah, A., & Wahyuni, D. 2015, ‘Perbedaan tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Vulva Hygiene Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan
di SMA Negeri 9 Semarang tahun 2012’, Jurnal Kebidanan, vol. 4, no. 2, pp. 40-48.
3) Setiani, T.I., Prabowo,T., & Paramita, D.P. 2016, ‘Kebersihan Organ Kewanitaan
dan Kejadian Keputihan Patologi pada Santriwati di Pondok Pesantren Al
Munawwir Yogyakarta Tri’, Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, vol. 3, no. 1, pp.
39-42.
7) Mayasari, I,C. (2015). Karakteristik Wanita dengan Flour Albus. Jurnal Ilmu
Kesehatan STIKes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
13) Nugroho dan utama, 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
Medical Book.
15) Rao, V.L. & Mahmood T. 2019. ‘Vaginal Discharge’ Obstetrics, Gynaecology and
Reproductive Medicine, vol. 30, no.1, pp. 11-18
https://doi.org/10.1016/j.ogrm.2019.10.004
16) Rice, A., Elwerdany, M., Hadoura. E, et al. 2016, ‘Vaginal discharge’, Obstetrics,
Gynaecology and Reproductive Medicine, vol. 26, no. 11, pp. 317-323.
http://dx.doi.org/ 10.1016/j.ogrm.2016.08.002
17) Rajarateram, S.G., Martini, R.D., & Lipoeto,N.I. 2014, ‘Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Osteoporosis pada Wanita
Usila di Kelurahan Jati’, Jurnal Kesehatan Andalas, vol. 3, no. 2, pp. 225-228.
19) Sibagariang, (2016). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Penerbit Trans Info
Media
20) Tresnawati, Frisca. 2013. Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan
Profesional.Jakarta : Prestasi Pelajar Publisher
22) S., Gopalan, K., Devi, A., & Kavitha, A. 2017, ‘Epidemiology and clinico-
investigative study of organisms causing vaginal discharge’, Indian journal of
sexually transmitted diseases and AIDS, vol. 38, no. 1, pp. 69–75.
https://doi.org/10.4103/0253-7184.203433
23) Zemouri, C., Wi, T.E., Kiarie, J., Seuc, A., Mogasale, V., Latif, A., et al. 2016,
‘The Performance of the Vaginal Discharge Syndromic Management in Treating
Vaginal and Cervical Infection: A Systematic Review and Meta-Analysis.’ PLoS
ONE, vol. 11, no. 10, pp. 1-21. doi:10.1371/journal. pone.0163365