OLEH:
NI KETUT SUNARTHI
NIM. PO7124323133
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PK FISIOLOGIS HOLISTIK KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Pembimbing
Instansi Lapangan
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir kasus “Praktek Klinik
Fisiologis Holistik Pada Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada Ibu
KYS 30 tahun dengan Akseptor KB Suntik 3 Bulan” ini tepat waktu. Pada
kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Ni Ketut Somayani, SST., M. Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Wayan Armini,S.Si.T., M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi
Kebidanan.
3. Ibu Dr.Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed, selaku pembimbing institusi dalam
Praktek Klinik Fisiologis Holistik KB dan Kesehatan Reproduksi.
4. Ibu Diyah Putriyani, A.Md.Keb sebagai pembimbing lapangan dalam
penyusunan laporan akhir Praktek Klinik Fisiologis Holistik KB dan Kesehatan
Reproduksi
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah membantu
dalam penyusunan laporan akhir ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang nantinya
dapat dipergunakan untuk menyempurnakan laporan selanjutnya. Dengan
demikian laporan ini penulis susun semoga dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahakan rahmat- Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan menyelesaikan laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan laporan...................................................................................2
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus.............................................................2
D. Manfaat Penulisan Laporan...............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga Berencana..............................................................................4
B. Asuhan Keluarga Berencana...............................................................................6
C. Dokumentasi SOAP...........................................................................................13
BABIII TINJAUAN KASUS…………………………………………………15
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………..20
BAB PENUTUP………………………………………………………………..22
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas (Kemenkes, 2015). Dalam pelaksanaannya, sasaran pelaksanaan
program KB yaitu Pasangan Usia Subur (PUS). Pasangan Usia Subur adalah
pasangan suami-istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang istrinya
berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun (Kemenkes, 2016). Paradigma baru
program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) menjadi visi untuk
mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas
adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya
integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. KB merupakan salah satu strategi
untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu
muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu
dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Dari
seluruh pasangan usia subur yang menjadi sasaran program KB, terdapat sebagian
yang memutuskan untuk tidak memanfaatkan program tersebut dengan berbagai
alasan di antaranya ingin menunda memiliki anak atau tidak ingin memiliki anak
lagi.
Salah satu peranan penting bidan adalah untuk meningkatkan jumlah
penerimaan dan kualitas metode KB kepada masyarakat. Sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan bidan, metode KB yang dapat dilaksanakan adalah
metode sederhada (kondom, pantang berkala, pemakaian spemisid, senggama
terputus), metode kontrasepsi efektif (MKE) (hormonal, AKDR), metode kontap
(bidan dapat memberi petunjuk tempat dan waktu kontap dapat dilaksanakan),
1
metode menghilangkan kehamilan (bidan dapat menunjuk tempat pelayanan untuk
menghilangkan kehamilan yang tidak dikehendaki). Tugas dan tanggung jawab
bidan adalah untuk mengarahkan pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengan
kebutuhan klien.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2014).
4. Program KB di Indonesia
a. Program KB
Menurut UUD No 10 Tahun 1991 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera. Program KB adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningatan kesejahteraan kecil, bahagia dan
sejahtera. Dengan mengonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker
uterus dan ovarium. KB juga memberikan keuntungan ekonomi pada pasangan
suami, istri, keluarga, dan masyarakat. Selain pengetahuan, pasangan suami-istri
harus memiliki akses terhadap pelayanan kontrasepsi yang berkualitas. Sehingga,
mereka mudah merencanakan kehamilan seperti yang diinginkan dan menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan (Purwoastuti, Elisabeth, 2015).
b. KIE dalam Pelayanan KB
1) Definisi KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
Komunikasi adalah prses seseorang mengirimkan pesan kepada orang lain
yang dilakukan dengan “kata” atau “bahasa”. Informasi adalah pemberiahuan
yang diberikan kepada seseorang atau media kepada orang lain sesuai dengan
kebutuhannya. Edukasi adalah suatu rangkaian kegaitan yang dilaksanakan secara
sistematis, terencana, dan terarah, dengan partisipasi aktif dari individu ke
kelompok maupun masyarakat sosial, ekonomi, dan budaya.
2) Tujuan KIE
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik KN sehingga penambahan
peserta baru.
b) Membina kelestarian peserta KB
c) Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan.
d) Mendorong terjadinya pembuahan perubahan perilaku ke arah yang positif,
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat.
4
3) Jenis KIE
a) KIE individu: suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE
dengan individu sasaran program KB.
b) KIE kelompok: suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE
dengan kelompok (2-15 orang)
c) KIE masa: tentang program KB yang dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung kepada masyarakat dalma jumlah besar.
4) Prinsip langkah KIE
a) Memperlakukan klien dengan sopan, baik, dan ramah.
b) Memahami, menghargai, danmenerima keadaan ibu sebagaimana adanya.
c) Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
d) Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari
kehidupan sehari-hari.
e) Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan resiko yang dimiliki ibu.
c. Konseling KB
Suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan seorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan masalah melalui pemahaman
tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya.
d. Informed Consent
Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas informasi dan
penjelasan mengenai tidakan medis yang akan dilakukan terhadap klien. Setiap
tindakan medis yang beresiko harus persetujuan tertulis ditandatangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan (klien) dalam keadaan sadar dan sehat.
5. Strategi Program KB
Strategi program KB untuk meningkatkan kualitas pelayanan mencakup enam
komponen (Pinem, 2009), yaitu:
a. Pilihan metoda kontrasepsi diperbanyak agar tersedia berbagai metoda pilihan
bagi klien.
b. Provider (pemberi layanan) harus dapat memberikan informasi yang lengkap,
rasional, dan dapat dipahami klien.
5
c. Meningkatkan kemampuan teknis seluruh provider melalui pelatihan dan
penyegaran secara periodik.
d. Hubungan antara pribadi provider dan klien merupakan landasan terwujudnya
kualitas pelayanan yang baik.
e. Kontinuitas pelayanan untuk mendapatkan kontrasepsi dan pelayanan
lanjutan kepada klien harus tetap dijamin.
f. Kecocokan dan penerimaan terhadap pelayanan sebaiknya dirancang dengan
mempertimbangkan kebutuhan klien.
6
tepat dan benar, serta kemampuan untuk memahami pihak lain/calon aseptor
(Meilani, 2010).
b. Tujuan
1) Memberikan informasi ang tepat, lengkap serta obyektif mengenai berbagai
metode kontrasepsi sehingga klien mengetahui manfaat bagi diri sendiri.
2) Mengidentifikasi dan menampung perasaan-perasaan yang kurang
menguntungkan, misalnya keraguan-keraguan maupun kecemasan yang
dialami klien sehubungan dengan pelayanan kontrasepsi, sehingga konselor
dapat membantu klien dalam penanggulangannya.
3) Membantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang terbaik, aman, dan
sesuai dengan kondisi serta keinginan klien.
4) Memberikan informasi tentang berbagai alat/obat kontrasepsi dan tempat
pelayanann kontrasepsi.
c. Tugas Konselor
1) Membuat klien memiliki pengetahuan yang lengkap dan tepat mengenai
berbagai alat/obat kontrasepsi.
2) Membantu klien benar-benar mempertimbangkan keputusannya untuk
memilih dan menggunakan salah satu obat/alkon yang sesuai dengan kondisi
dan keinginanya.
3) Memberikan kesiapan psikologis.
4) Memberikan pertimbangan apakah klien sudah memenuhi persyarat
berdasarkan riwayat reproduksi dan riwayat penyakit
5) Memberikan penjelasan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi/efek
samping.
6) Mendokumentasikan informed consent, informed choice dan persyaratan lain
yang dibutuhkan.
7) Menjadwalkan/merujuk klien untuk tindakan lain yang diperlukan lebih lanjut.
d. Jenis Konseling
1) Konseling KB Awal: dilakukan pada mereka yang sama sekali belum tahu
tentan KB.
7
2) Konseling KB Pemilihan Cara: dilakukan pada mereka yang sudah mengerti,
tapi membutuhkan pertolongan atau bantuan dalam memilih cara-cara atau
alat/obat kontrasepsi dikarenakan ketebatasan pengetahuan klien.
3) Konseling KB pemantapan: dilakukan pada mereka yang sudah memahami.
Tujuannya ialah supaya yakin bahwa alat/obat kontrasepsi yang akan
dipakainya sesuia dengan kondisi dan kebutuhannya, tahu kemungkinan efek
samping dan cara mengatasinya. Pada konseling ini dilakukan pemeriksaan
kesehatan dan keterangan diri (nama, jumlah anak, riwayat kesehatan) yang
diperlukan untuk mengetahui cocok tidaknya memakai alat/ obat kontrasepsi.
4) Konseling KB pengayoman: dilakukan pada mereka yang sudah memakai alat
kontrasepsi. Tujuanya adalah untuk mengatasi masalah yang timbul sesudah
memakai alat kontrasepsi, misalnya karena pengaruh dari luar (mendengar
gunjingan, melihat pengalaman orang lain yang kurang enak ). Bisa juga
dilakukan pada mereka yang tadinya sudah memahami dan ingin memiliki
KKBS ( Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), memakai alat kontrasepsi, tapi
kemudian berubah pendapat karena alasan tertentu (bercerai, kematian anak
dan sebagainya).
5) Konseling KB perawatan.pengobatan: dilakukan pada mereka yang
mengalami kegoncangan emosi atau gangguan kejiwaan akibat keinginannya
untuk memiliki alat kontrasepsi
e. Langkah-Langkah Konseling
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon KB yang baru,
hendaknya dapat diterapkan enam langkah yaitu SATU TUJU. Namun dengan
penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena
petugas kesehatan harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien, langkah –
langkah tersebut antara lain:
1) SA: Sapa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta
terjamin privasinya, Bangun percaya diri pasien. Dan tanyakan apa yang perlu
dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
8
2) T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien pengalaman
tentang KB, kesehatan reproduksi dan Tanyakan kontrasepsi yang ingin
digunakan.
3) U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan bantu klien pada jenis
kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain.
4) TU: Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
dan Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya.
5) J: Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya
setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jelaskan bagaimana
penggunaannya dan jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi.
6) U: Kunjungan Ulang. Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan
pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan dan apabila terjadi
suatu masalah.
c. Manfaat Kontraseptif
9
1) Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
penggunaan)
2) Cepat efektif (< 24 jam) jika dimulai pada hari ke 7 dari siklus haid
3) Metoda jangka waktu menengah perlindungan untuk waktu 2 dan 3 bulan per
satu kali injeksi
4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan untuk memulai pemakaian
5) Tidak mengganggu hubungan seks
6) Tidak mempengaruhi pemberian ASI
7) Efek sampingna sedikit
8) Klien tidak memerlukan pasokan bahan
9) Bisa diberikan oleh petugas non-medis yang sudah telatih
10) Tidak mengandung estrogen
d. Manfaat Non kontraseptif
1) Mengurangi kehamilan ektopik
2) Bisa mengurangi nyeri haid
3) Bisa memperbaiki anemia
4) Melindungi tehadap kanker endometrium
5) Mengurangi penyakit payudara ganas
6) Mengurangi krisis sickle sel
7) Memberi perlindungan terhadap beberapa penyebab PID (Penyakit Inflamasi
Pelvik)
e. Keterbatasan
1) Perubahan dalam pola perdarahan haid, perdarahan/bercak tak beraturan awal
pada sebagian besar wanita
2) Penambahan berat badan (-+ 2 kg) merupakann hal biasa
3) Meskipun kehamilan tidak mungkin, namun jika terjadi, lebih besar
kemungkinannya berupa ektopik dibanding pada wanita bukan pemakai
4) Pasokan ulang harus tesedia
5) Harus kembali lagi untuk ulangan injeksi setiap 3 bulan (DMPA) atau 2 bulan
(NET-EN)
6) Pemulihan kesuburan bisa tertunda selama 7-9 bulan (secara rata-rata) setelah
penghentian
10
f. Indikasi
1) Wanita dari semua usia subur atau paritas yang :
a) Menginginkan metoda yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
b) Sedang dalam masa nifas dan tidak sedang menyusui
c) Sedang menyusui (6 minggu atau lebih masa nifas)
d) Pasca Aborsi
e) Perokok (dari semua umur, sebanyak apapun)
2) Wanita dari kelompok usia subur atau paritas manapun yang:
a) Mengalami nyeri haid dari yang sedang hingga yang hebat
b) Makan obat epilepsi dan TBC
c) Mengalami tekanan darah tinggi atau masalah pembekan darah
d) Tak bisa mengingat untuk makan pil setiap hari
e) Lebih menyukai metoda yang tidak bekaitannya dengan hubungan seks
g. Kontraindikasi atau yang Seharusnya Tidak boleh menggunakan
1) Sedang Hamil (diketahui atau dicurigai)
2) Sedang mengalami perdarahan pervaginal tanpa diketahui sebabnya (jika
adanya masalah serius dicurigai)
3) Mengalami kanker payudara
h. Kondisi-kondisi yang memerlukan kehati-hatian
a) Sedang menyusui (< 6 minggu pasca persalinan)
b) Mengalami sakit kuning (hepatitis virus simpomatik atau sirrhosis)
c) Menderita tekanan darah tinggi
d) Menderita penyakit jantung iskhemik
e) Pernah mengakami stroke
f) Menderita tumor hati (Adenoma atau hepatoma)
g) Menderita diabetes (selama > 20 tahun)
i. Waktu injeksi suntik KB 3 bulan
Injeksi awal:
a) Hari ke 1 sampai 7 dari siklus haid
b) Setiap saat selama siklus haid dimana anda merasa yakin bahwa pasien
tersebut sedang tidak hamil
c) Postpartum : Segera jika tidak sedang menyusui
11
d) Pasca Aborsi:Segera atau dalam waktu 7
hari Injeksi Ulang:
a) DMPA : Hingga 4 minggu lebih awal atau terlambat
b) NET-EN : Hingga 2 minggu lebih awal atau terlambat
j. Efek samping dan penatalaksanaan
1) Amenorrhea
a) Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping
yang serius
b) Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi
amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur
c) Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsangperdarahan
dengan kontrasepsi oral kombinasi
2) Perdarahan hebat atau tidak teratur : Spotting yang berkepanjangan (> 8 hari)
atau perdarahan sedang :
a) Yakinkan dan pastikan
b) Periksa apakah ada masalah ginekologis (misalnya servisitis)
c) Pengobatan Jangka Pendek:
(1) Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 mg EE) selama 1 siklus
(2) Ibu profen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5 hari)
3) Pertambahan atau Kehilangan Berat Badan (Perubahan Nafsu Makan)
Infomasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanya 1-2 kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan,
hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.
k. Instruksi untuk klien
1) Kembali ke klinik KB untuk injeksi ulang setiap 3 bulan sekali (DMPA).
2) Perubahan dalam pola perdarahan haid (amenorrhea) merupakan hal biasa,
terutama setela 2 atau 3 kali injeksi.
3) Jika menggunakan DMPA, pemulihan kondisi kesuburan akan tertunda untuk
sementara, tetapi tidak mengurangi kesuburan dalam jangka panjang.
4) Jika menggunakan DMPA, 50% wanita akan berhenti mengalami perdarahan
apapun pada akhir tahun pertama pemakaiannya.
5) Tidak memberi perlindungan terhadap PMS (seperti HIV/AIDS)
12
l. Tanda-tanda peringatan
a) Masa haid yang tertunda setelah beberapa bulan siklus teratur
b) Nyeri perut bagian bawah yang hebat
c) Perdarahan hebat
d) Abses atau perdarahan pada tempat suntikan
e) Migraine (vaskuler), sakit kepala yang berat dan terus berulang atau
pandangan yang kabur
4. Planning
Pendokumentasian tindakan (I) dan evaluasi (E), meliputi: asuhan mandiri,
kolaborasi, tes diagnostic/ laboratorium, konseling dan tindak lanjut (follow up).
13
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Ibu Suami
Nama : KYS MDA
Umur : 30 tahun 33 tahun
Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tanggal : Pegawai Swasta
Alamat rumah Jl P. Misol No 3
No HP :081933651XXX
Jaminan Kesehatan : BPJS Kelas 3
2. Keluhan utama/alasan kunjungan:
Ibu mengatakan saat ini adalah jadwal suntik ulang KB 3 bulan
3. Riwayat Keluhan Utama : ibu merasa lebih gemuk
4. Riwayat Menstruasi:
HPHT: ibu tidak mengalami menstruasi selama menggunakan KB suntik 3
bulan. Menarche: 13 tahun
Siklus menstruasi sebelum menggunakan KB suntik 3 bulan: 29-30 hari. lama
menstruasi 4-7 hari. ibu ganti pembalut 3-4 kali/hari. konsistensi merah segar,
encer, tidak bergumpal. ibu tidak pernah mengalami disminore saar haid.
15
5. Riwayat Kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu
16
a. Anak pertama ibu berusia 8 tahun, jenis kelamin perempuan, spontan,
penolong bidan, BBL 3400 gr, keadaan saat ini sehat.
b. Anak kedua ibu berusia 1,5 tahun, jenis kelamin perempuan, spontan,
penolong bidan, BBL 3300 gr, keadaan saat ini sehat.
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun, baik yang
menahun seperti hipertensi, jantung. penyakit menurun seperti DM, Asma
dan penyakit menular seperti hepatitis, dan TBC. Klien juga mengatakan
tidak pernah mengalami sakit kepala sebelah ataupun sampai sakit kepala
yang sangat berat.
7. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan dalam 1 tahun terakhir ini ibu tidak pernah mengalami sakit
hingga parah, dan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
hipertensi, jantung. penyakit menurun seperti DM, Asma dan penyakit
menular seperti hepatitis, dan TBC.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga Ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit
menular (TBC, Hepatitis), menahun seperti jantung dan hipertensi, menurun
(DM, Asma)
9. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan dari jalan lahir atau
pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak pernah mengalami
keputihan yang lama dan tidak pernah menderita kelainan pada payudaranya
seperti: kanker pada payudaranya, seta tidak pernah menderita penyakit
kelamin, tidak pernah menderita kanker rahim. saat ini ibu sedang menyusui.
10. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak yang pertama ibu pernah
menggunakan KB Pil Kombinasi selama 2 tahun, kemudian setelah
melahirkan anak yang kedua ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama ± 1
tahun.
17
Hubungan klien dengan suami, keluarga dan tetangga baik. Suami
menyetujui klien untuk ber-KB. Dalam agama klien tidak ada larangan untuk
menggunakan alat kontrasepsi. Klien mengatakan merasa nyaman
menggunakan KB suntik 3 bulan.
12. Pola kebiasaan sehari-hari
Klien mengatakan dia tidak pernah mengkonsumsi rokok ataupun
mengkonsumsi minuman keras seperti bir.
a. Pola nutrisi : Klien menagatakan makan 3x/hari, 1porsi penuh dengan menu
nasi, 1 potong lauk pauk, kadang sayur dan buah, cemilan. belakngan ini ibu
lebih sering mkan cemilan berupa makanan manis dan gorengan. Minum 5-6
gelas/ hari berupa air putih.
b. Pola eliminasi : Klien mengatakan BAB 1 x/hr, konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas, tidak nyeri, tidak ada darah. BAK 4-5 x/hari warna jernih,
tidak ada darah dan tidak nyeri.
c. Pola personal hygine: Klien mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari,
keramas 2-3x/minggu, ganti baju 2x/hari, ganti pakaian dalam 2-3x/hari.
d. Pola aktivitas : Klien mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
mencuci, dan membersihkan rumah.
e. Pola istirahat : Klien mengatakan tidur siang 30 menit/hari dan tidur malam
7jam/hari
f. Pola Seksual : Klien melakukan hubungan badan 2-3x dalam 1 minggu.
13. Pola pengetahuan ibu mengenai KB suntik 3 bulan
Ibu mengatakan pernah dijelaskan tentang KB tersebut tentang efek
sampingnya keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran :
composmentis
Tanda-tanda vital : Suhu 36,4oC, RR 22 x/menit, Nadi 80x/menit
TD 110/70 mmHg
Antropometri : BB : 58 kg. BB sebelumnya: 57kg (12-09-2021)
TB: 157 cm
18
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Kulit kepala bersih, tidak berketombe, rambut hitam distribusi
merata, tidak rontok
Muka : simetris, tidak pucat, tidak ada jerawat dan flek hitam, tidak
oedema
Mata : simetris, Konjungtiva merah muda, sklera berwarna
putih Hidung : tidak ada pengeluaran, tidak ada kelainan
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak pucat
Telinga : simetris, bersih, tidak ada
pengeluaran.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk
Payudara : simetris, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, putting susu menonjol.
tampak pengeluaran ASI
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada retraksi otot bantu nafas,
Abdomen : normal, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada luka
bekas operasi.
Genetalia : tidak dilakukan
Anus : tidak dilakukan
Ekstermitas
Atas : warna kuku merah muda, simetri, tidak ada oedema,
Bawah : warna kuku merah muda, simetris, tidak oedema, dapat
bergerak bebas, tidak ada varises
C. ANALISA
Diagnosa : Ny “KYS” usia 30 tahun akseptor lama KB suntik 3 bulan
Masalah : ibu mengalami peningkatan berat badan sebanyak 1 kg dalam 3
bulan.
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan
dalam batas normal, ibu paham dan menerima hasil pemeriksaan.
19
2. Melakukan informed concent secara lisan kepada ibu, ibu menyetujui
tindakan injeksi/penyuntikan
3. Menyiapkan obat, alat, lingkungan serta meposisikan ibu, ibu memilih posisi
duduk untuk di suntik
4. Menyuntikan kb medroxyprogesteron 1 cc pada 1/3 sias bokong kanan ibu
cera im (intramuscular), tidak timbul reaksi alergi
5. Memberikan kie kepada ibu bahwa peningkatan berat badan merupakan salah
satu efek samping penggunaan kb suntik 3 bulan yang disebabkan oleh
hormone progesterone yang meningkatkan nafsu makan melalui pusat
pengendalian di hipotalamus, ibu mengerti penjelasan bidan.
6. Menganjurkan ibu untuk diet rendah kalori, memperbanyak makanan serat
dan tinggi protein serta olahraga, ibu mengerti dan bersedia melakukan
anjuran bidan.
7. Memberikan konseling tentang makan makanan yg bergizi dengan selalu
memakan tahu, tempe, sayur, dan buah seperti papaya sesuai buah yang ibu
senang dan makan teratur 3 kali sehari dan jangan terlambat, ibu mengerti
dan mengatakan akan mengikuti sesuai anjuran bidan
8. Menginformasikan pada ibu dan suami datang lagi pada kunjungan
berikutnya pada tanggal 26 februari 2022 atau bila sewaktu-waktu ada
keluhan atau mengalami komplikasi, ibu bersedia melakukannya.
9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan sudah dicatat pada
register kb, kartu kunjungan (k4), kartu kb (k1) dan kartu kantong kb.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
22
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny “KYS”,
penulis menyimpulkan:
1. Dalam melakukan pengkajian data subjektif dan objektif, data yang
ditemukan sudah lengkap.
2. Dari hasil penhkajian subjektif dan objektif, mampu membuat diagnosa
sesuai teori dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.
3. Asuhan KB dilakukan dengan memberikan konseling kepada ibu tentang alat
kontrasepsi yang akan digunakan dan ibu memutuskan akan menjadi akseptor
KB suntik 3 bulan.
4. Evaluasi yang diberikan yaitu memberitahu tentang hasil pemeriksaan,
melaksanakan prosedur pemberikan KB suntik 3 bulan, dan memberitahu ibu
tanggal kembali.
B. Saran
1. Bagi Klien
Meningkatkan kerjasama yang baik antara pasien, keluarga pasien, medis
serta paramedic dalam melakukan asuhan kebidanan agar pelayanan kebidanan
bertambah baik.
2. Bagi Lahan Praktik
Meningkatkan pemberian pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
sesuai dengan standar asuhan kebidan, sehingga tidak terjadi komplikasi lebih
lanjut.
3. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada neonatus dengan menggunakan dokumentasi SOAP mulai dari
pengkajian sampai evaluasi, secara sistematis dan benar sesuai data-data yang di
dapatkan di lahan praktek
23
DAFTAR PUSTAKA
Pinem. 2009. Kesehatan Reprduksi & Kontrasepsi. Jakarta. CV. Trans Info Media
24