Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN ASEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

TERHADAP Ny. S DI PMB KARTINI, AMD.KEB


KIBANG BUDI JAYA, LAMBU KIBANG
TAHUN 2020

Disusun Oleh:

SOFIYATI PUTRI
NIM. 1815471071

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDY DIII KEBIDANAN METRO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah melimpahkan karuniaNya,
sehingga saya dapat menyusun laporan asuhan kebidanan fisiologis yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Aseptor KB Suntik 3 Bulan DI PMB KARTINI, Amd.Keb Kibang Budi Jaya, Lambu
Kibang Tulang Bawang Barat ” telah selesai tepat waktu.
Saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes selaku DIREKTUR Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
2. Supartiningsih, AK.,M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjug
Karang di Bandar Lampung
3. Islamiyati,AK,M.KM sebagai Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang
4. Herlina, S.PD.,M.M.Kes selaku pembimbing institusi Program Studi Kebidanan Metro
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
5. Kartini, Amd. Keb selaku pembimbing lahan praktek di PMB Kartini, Amd. Keb Tahun
2020.
6. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan asuhan kebidanan fisiologis.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan asuhan kebidanan ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya berharap saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan penyusunan di masa
yang akan datang. Semoga laporan ini berguna bagi kita semua.

Metro , September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................ 2
1. Tujuan Umum............................................................................ 2
2. Tujuan Khusus........................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI


A. Definisi KB.................................................................................... 3
B. Proses Kehamilan........................................................................... 4
C. Fisiologi Kehamilan....................................................................... 6
D. Antenatal Care...............................................................................12
E. Nasehat Yang Diberikan Pada Ibu Hamil......................................16
F. Asuhan Sayang Ibu.........................................................................21

BAB III ASUHAN KEBIDANAN HAMIL


A. Data Subyektif (S).........................................................................27
B. Data Obyektif (O)..........................................................................29
C. Analisa Data (A)............................................................................32
D. Penatalaksanaan (P).......................................................................32

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendapat Malthus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan
mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan
perkembangan manusia laksana seret ukut, sehingga pada suatu titik sumber daya alam
tidak mampu menampung pertumbuhan manusia – telah menjadi kenyataan.
Berdasarkan pendapat demikian diharapkan setiap keluarga, memerhatikan dan
merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya
dari mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) menjadi
visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas
adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya
sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi, sebagai
upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya
pelayanan keluarga berencana. Masih banyak alasan lain, misalnya membebaskan
wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,
terjadinya gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman,
serta tuntutan perkembangan sosial terhadap peningkatan status perempuan di
masyarakat.
Salah satu peranan penting bidan adalah untuk meningkatkan jumlah
penerimaan dan kualitas metode KB kepada masyarakat. Sesuai dengan pengetahuan
dan keterampilan bidan, metode KB yang dapat dilaksanakan adalah metode sederhana
(kondom, pantang berkala, pemakaian spermisid, senggama terputus), metode
kontrasepsi efektif (MKE) (hormonal [suntikan KB dan susuk KB], AKDR), metode
MKE kontap (bidan dapat memberi petunjuk tempat dan waktu kontap dapat
dilaksanakan), metode menghilangkan kehamilan (bidan dapat menunjuk tempat
pelayanan untuk menghilangkan kehamilan yang tidak dikehendaki).

B. Tujuan
1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3
bulan.

2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif pada
akseptor KB suntik 3 bulan.
2. Mahasiswa mampu menginterprestasikan data dan menetukan diagnosa masalah pada
akseptor KB suntik 3 bulan.
3. Mahasiswa mampu menegakkan masalah potensial dan tindakan segera pada akseptor
KB suntik 3 bulan.
4. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan secara menyeluruh terhadap
akseptor KB suntik 3 bulan.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan perencanaan asuhan terhadap akseptor KB suntik 3
bulan.
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan yang telah dilaksanakan terhadap
akseptor KB suntik 3 bulan.
7. Mahasiswa mampu melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan dalam
bentuk SOAP.

C. Manfaat
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor
KB suntik 3 bulan sesuai dengan kebutuhan dan masalahnya secara komprehensif serta
sesuai dengan teori yang ada.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
KB adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur jarak
kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada wakyu yang diinginkan.
(Saifuddin, 2008)
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan suami istri
untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. (WHO,
2007)
Kontrasepsi adalah usaha – usaha untuk mencegah kehamilan, usaha –
usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. (Wiknjosastro,
2010)

B. Tujuan Pelayanan Kontrasepsi


1. Tujuan Umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan keluarga
berencana yaitu dihayatinya nama keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(Hartanto, 2007).
2. Tujuan Pokok
Penurunan angka kelahiran yang bermakna guna mencapai tujuan tersebut
maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkategorikan 3 fase untuk
mencapai sasaran.
Menurut Hartono (2007), yaitu :
a. Fase menunda atau mencegah kehamilan
Fase menunda kehamilan dianjurkan bagi Pasangan Usia Subur (PUS)
dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan alasan :
1) Umur di bawah 20 tahun adalah usia yang sebiaknya tidak mempunyai
anka terlebih dahulu untuk berbagai alasan.
2) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda
masih mempunyai frekuensi senggama yang tinggi sehingga angka
kegagalan tinggi.
3) Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil Oral, karena akseptor masih muda.
4) Pemasangan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini
dapat dianjurkan terutama bagi calon peserta dengan kontraindikasi
terhadap pil oral.
Kontrasepsi yang cocok untuk menunda atau mencegah kehamilan
adalah, pil, IUD, cara sederhana.
b. Fase menjarangkan atau mengatur kehamilan
Periode usia istri antara 20 – 30 tahun merupakan periode usia paling
baik untuk melahirkan.
1) Alasan menjarangkan kehamilan :
a) Umur antara 20 – 30 tahun merupakan usia terbaik untuk
mengandung dan melahirkan.
b) Kegagalan yang menyebakan kehamilan cukup tinggi, namun disini
tidak begitu berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia
melahirkan yang baik.
c) Segera setelah melahirkan anak pertama dianjurkan untuk memakai
IUD sebagai pilihan utama.
2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi :
a) Suntik
b) IUD
c) Implant
d) Mini pil
e) Cara sederhana
c. Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan
Pada periode ini usia istri di atas 30 tahun sebaiknya mengakhiri
kesuburan setelah mempunyai dua anak.
1) Alasan mengakhiri kesuburan
a) Ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil karena
alasan medis.
b) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan
kemungkinan timbul akibat samping.
c) Pilhan utama adalah kontrasepsi mantap.
2) Kontrasepsi yang cocok meliputi :
a) Kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi)
b) IUD
c) Implant
d) Cara sederhana
e) Suntik
f) Pil
3. Metode Kontrasepsi
Menurut Saifuddin (2010), pembagian cara kontrasepsi yaitu :
a. Metode amenorea Laktasi (MAL)
b. Metode keluarga berencana alamiah
c. Senggama terputus
d. Metode barrier:
1) Kondom
2) Diafragma
3) Spemisida
e. Kontrasepsi kombinasi :
1) Suntikan kombinasi
2) Pil kombinasi
f. Kontrasepsi progestin :
1) Kontrasepsi duntikan progestin
2) Kontrasepsi pil progestin
3) Kontrasepsi implant
4) AKDR dengan progestin
g. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
h. Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomi (sterilisasi pada wanita)
2) Vasektomi (sterilisasi pada pria)

C. Kontrasepsi Suntik 3 Bulan


1 Definisi
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada wanita subur (Maryani,
2017).
Profil kontrasepsi suntik 3 bulan :
1. Sangat efektif
2. Aman
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata – rata 4 bulan.
5. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
2. Jenis
Menurut Saifuddin (2015), jenis kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu :
1. Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik intramuskular (di daerah bokong).
2. Depo noristeron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg Noretindron
enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
3. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Harnawati (2018), mekanisme kerja kontrasepsi 3 bulan, yaitu :
1. Menghalangi pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH
(Luteinizing Hormone) sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kempuan penetrasi sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis.
4. Menghambat transportasi gamet dan tuba.
5. Indikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2017), indikasi kontrasepsi DMPA meliputi :
1. Usia reproduksi
2. Multipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok
9. Tekanan darah < 150/100 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah
atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis
(rifampisin).
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Anemia defisiensi zat besi.
13. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi.
i. Kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2017), kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
meliputi :
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes melitus disertai komplikasi.
ii. Keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2017), keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan
meliputi :
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubugan suami-istri
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6. Sedikit efek samping.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11. Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
iii. Kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2017), kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan meliputi
:
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a. Siklus haid yang memendek atau memenjang.
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).
d. Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikut.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
6. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
7. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
8. Pada penggunaaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.
iv. Waktu mulai penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
1. Setiap saat selaama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil,
suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non-hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormona, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal
ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama, dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7
siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus
haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil,
dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
v. Cara penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
1. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat
dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
oleh etil/isopropil alkohol 60 – 90 %. Biarkan kulit kering sebelum
disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
3. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung – gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan
putih pada dasar ampul usahakan menghilangkannya dengan
menghangatkannya.
vi. Informasi lain yang perlu disampaikan
1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid
(amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit
sekali mengganggu kesehatan.
2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit
kepala, dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak berbahaya,
dan cepat hilang.
3. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan
pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu
yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datng
kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut
dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3 – 6 bulan tidak juga haid,
klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk
dicari penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga
suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal tidak
terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari, atau menggunakan kontrasepsi lainnya selama 7
hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi
suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa
juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut di injeksi
sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang
sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadual suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
vii. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik progestin
1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan
kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan
ektopik terganggu.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau
kaburnya penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2
kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.
Bila terjadi hal tersebut di atas, hubungi segera tenaga
kesehatan atau klinik.

viii. Penanganan efek samping yang sering dijumpai


Tabel 5.1

Efek Samping Penanganan


Amenore (tidak terjadi  Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak
perdarahan/spotting) perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam rahim. Nasihati untuk
kembali ke klinik.
 Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien.
Hentikan penyuntikan.
 Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien
segera
 Jangan berikan terapi hormonal untuk
menimbulkan perdarahan karena tidak
akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan
kemudian, bila tidak terjadi perdarahan
juga, rujuk ke klinik.

Perdarahan/perdarahan bercak  Informasikan bahwa perdarahan ringan


(spotting) sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah
masalah serius, dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan. Bila klien tidak
dapat menerima perdarahan tersebut dan
ingin melanjutkan suntikan maka dapat
disarankan 2 pilihan pengobatan :
 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35
µg etinilestradiol), ibu profen (sampai 800
mg, 3 x/hari untuk 5 hari), atau obat
sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai
pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat
terjadi perdarahan banyak selama
pemberian suntikan ditangani dengan
pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan
dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal,
atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25
mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21
hari.

Meningkatnya atau menurunya berat  Informasikan bahwa kenaikan/penurunan


badan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja
terjadi. Perhatikan diet klien bila
perubahan berat badan terlalu mencolok.
Bila berat badan berlebihan, hentikan
suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi
lain.

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA ASEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
TERHADAP NY.R DI PMB KARTINI,AMD.KEB
KIBANG BUDI JAYA LAMBU KIBANG
TULANG BAWANG BARAT

Tempat pengkajian : BPS KARTINI AMD.KEB


Tanggal pengkajian : 1 September 2020
Jam Pengkajian : 15.30
Pengkaji : Sofiyati Putri

A. Identitas/ Biodata
1. Biodata
Nama pasien : Ny. S Nama suami : Tn. R
Umur : 24 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kibang Budi Jaya Alamat : Kibang Budi Jaya

2. Alasan kunjungan saat ini


Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan

3. Riwayat menstruasi
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut

4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke :1
Usia saat kawin : 18 tahun
Lama perkawinan : 6 tahun
5. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
N Tahun UK Tempat Jenis Penolong Nifas Jk/Bb Keadaan
o partus
1 2014 38 Mg PMB Normal Bidan Normal Laki-laki/ Hidup
29000 gr
2 2019 38 Mg PMB Normal Bidan Normal Laki-laki/ Hidup
3.100gr

6. Riwayat TT
Ibu Mengatakan sudah TT sebanyak 4kali

7. Riwayat penyakit/operasi yang lalu


Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit akut ataupun kronis

8. Riwayat penyakit keluarga


Ibu mengatakan keluarga tidak ada riwayat penyakit apapun.

9. Riwayat yang berhubungan dengan kesehatan dan reproduksi


Ibu mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan dan reproduksi

10. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari.


a) Pemenuhan nutrisi : makan 3x/hari nasi lauk pauk sayur,minum 7-8 gelas/hari
Istirahat : Tidur siang ±2 jam/hari, tidur malam ±8 jam/hari
b) Data psikososial : Ibu mengatakan telah merencanakan dengan suami suntik Kb 3
bulan.

B. DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum ibu
Pemeriksaan umum : Baik
Tinggi badan : 155cm
Berat badan : 59 kg
IMT : 24,5 kg/m2
Tanda- tanda vital
Tekanan darah : 100/80mmHg
Pernafasan : 21 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu tubuh : 36,00C

2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada pembengkakan
Mata : Mukosa merah muda,konjungtiva merah mua,sklera tidak ikterik
Hidung : Mukosa merah muda, tidak ad pernafasan cuping hidung
Payudara : Simetris, areola bersih, puting suusu menonjol serta tidak ada nyeri
Abdomen : Tidak ada bekas operasi
Ekstremitas bawah : tidak ada oedema pada bokong , bersih,tidak ada luka.

C. ASSESMENT
Ny S Usia 24 tahun aseptor Kb suntik 3 bulan

D. PLAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
2. Jelaskan kepada ibu tentang kelebihan KB suntik 3 bulan
3. Jelaskan kepada ibu tentang kekurangan/kerugian serta efek samping yang
mungkin terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulan
4. Berikan informed consent pada ibu
5. Jelaskan prosedur penyuntikan KB
6. Pastikan 5T
7. Atur posisi ibu senyaman mungkin
8. Lakukan injeksi sesuai prosedur
9. Melakukan pencatatan dan pelapran di register KB dan memberitahu kunjungan
ulang

LEMBAR IMPLEMENTASI
Tgl/Jam Kegiatan Paraf
01-09-2020 1. Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada
15:30 ibu
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Rr : 21 x/menit
Suhu : 36,00C
2. Jelaskan kepada ibu tentang kelebihan KB suntik 3
bulan :
a. Kontrasepsi jangka panjang
b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri Sofi
c. Tidak berpengaruh pada prosuksi ASI
d. Klien tidak perlu menyimpan obat
e. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
3. Jelaskan kepada ibu tentang kekurangan/kerugian serta
efek samping yang mungkin terjadi pada akseptor KB
suntik 3 bulan :
a. Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan
kesehatan karena harus kembali setiap 12 minggu.
b. Tidak melindungi dari IMS
c. Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian
d. Dapat terjadi efek samping, terjadi perubahan pola
haid : perdarahan bercak (spotting) ataupun amenore
(tidak haid) dan penambahan berat badan.
4. Berikan informed consent pada ibu.
Sebagai bukti persetujuan ibu dalam penggunaan
KB suntik 3 bulan.
5. Jelaskan prosedur penyuntikan KB.
menghindarkan dari ketidakpahaman klien tentang
prosedur penyuntikan.
6. Pastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat obat, tepat
dosis, tepat waktu) sebelum tindakan berikutnya
terhadap ibu.
7. Atur posisi ibu senyaman mungkin untuk
mempermudah proses penyuntikan.
8. Lakukan injeksi sesuai prosedur :
a. siapkan alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang
mengandung 150 mg DMPA (Depo Medroxy
Progesterone Asetat))
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas
yang dibasahi etil/ isopropyl alcohol 60-90%.
c. Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM .
9. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu)
setelah penyuntikan dan menganjurkan ibu untuk datang
sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

EVALUASI
1. Ibu mengerti keadaannya saat ini
2. Ibu mengerti kelebihan suntik Kb
3. Ibu mengerti kekurangan/kerugian serta efek samping yang mungkin terjadi pada
akseptor KB suntik 3 bulan
4. Ibu mengerti tentang 5T
5. Atur posisi ibu
6. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asuhan kebidanan kontrasepsi suntik 3 bulan yang diberikan pada “Ny. S”
telah sesuai dengan tujuan antara lain :
a. Dalam melakukan pengkajian data subjektif dan objektif, data yang ditemukan
sudah lengkap.
b. Dari hasil pengkajian subyektif dan obyektif, mampu membuat diagnosa sesuai
teori dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.
c. Rencana disusun sesuai kebutuhan, namun tidak semua rencana yang ada di teori
terdapat pula pada tinjauan kasus. Pada pemberian suntik KB 3 bulan, tidak
dilakukan langkah cuci tangan.
d. Evaluasi yang diberikan yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,
melaksanakan prosedur pemberian KB suntik 3 bulan, dan memberitahu ibu
tanggal kembali.

B. SARAN

1 Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan diharapkan mengingat


langkah-langkah yang sudah ditetapkan dan tetap mempertahankan jalinan
komunikasi dalam upaya menjalin kerja sama antara petugas dan klien
untuk keberhasilan asuhan yang diberikan.
2 Bagi klien/ibu harus bisa mengingat jadual kembali untuk melakukan
suntikan ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Farrer, Helle. 2016. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC


Hartanto, H. 2025. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Nursalam. 2025. Buku Panduan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Prawirohardjo, S. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prihardjo, robeth. 2017. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC
Saiffudin. A. B. 2017. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina
Pustaka Sarwono
Varney. H. 2017. Varney’s Midwifery. Jakarta : EGC
Wheeler, Linda. 2015. Perawatan Perinatal Pascapartum. Jakarta : EGC
Wiknjosastro. 2017. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Anda mungkin juga menyukai