TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
Masa nifas (puerperium) di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandung kembali seperti keadaan semula hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih
dalam waktu 3 bulan. Postpartum di sebut juga puerperium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi, dan “parous” berarti
melahirkan.
Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari,
di mulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai dangan tanda-
tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti-
henti atau tetap keluar darah, maka itu darah haid. Akan tetapi jika darah keluar
terus dan tidak pada masa-masa haidhnya dan darah itu terus dan tidak berhenti
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi nya.
7
8
cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi, dan serta perawatan bayi
sehari-hari.
dan berjalan.
3. Remote peurperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
Menurut Sari dan Rimandini (2014) bidan memiliki peranan yang sangat
penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung
nyaman.
1) Rasa kram dan mules di bagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi).
5) Kesulitan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).
persaaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke 3-10)
3) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase
1) Lochea rubra : hari ke 1-2, terdiri dari darah segar bercampur sisa-siasa
mekonium.
warna kecokelatan2
3) .
busuk.
11
Paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan
untuk:
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
Tabel 2.2 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi.
dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau
busuk.
9. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas
terengah-engah.
11. Tidak bis buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air
kecil.
12.Merasa sangat sedih atau tidak mampu menmghasuh bayinya atau diri
IV, secara horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis.
Kelenjar susu berada di jaringan sub kutan, tepatnya diantara jaringan sub kutan
200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar
600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas
fungsionalnya. Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya
puting. Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengililingi puting susu dan
pada kilitnya. Perubahab warna ini tergantung dari corak kulitnya, kuning
variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya pun akan bervariasi pula.
Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari
sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat yang
ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa
puting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot: ke
dalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi puting tidak lentur terutama pada
bentuk putting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus agar bayi bisa
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yakni kulit, jaringan subkutan
parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari
dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu
pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan
didapatkan saluran air susu yang disebut duktus laktiferus terus bercabang-
cabang menjadi duktus dan duktulus, tapi duktulus yang pada perjalanan
duktulus yang terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan
Anatomi Payudara
1. Reflex Prolaktin
Setelah seorang ibu melahirkan dan terlepasnya plasenta, fungsi korpus luteum
bayai pada putting susu dan areola akan merangsang ujung-ujung saraf sensorik,
membuat susu.
18
bayi aka nada yang dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian dikeluarkan
oksitosin. Melalui aliran darah hormone ini diangkut menuju uterus yang dapat
yang sampai pada alveoli akanmerangsang kontraksi dari sel akan memeras air
susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system duktulus yang
menyusui:
Payudara yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan
bayi berputar menuju putting susu yang mnempel tadi diikuti dengan membuka
4. Reflex menghisap
Teknik menyusui yang baik adalah seluruh areola payudara sedapat mungki
semuanya masuk kedalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan pada
ibu yang mempunyai areola yan besar. Untuk ini maka suadah cukup bila rahang
bayi supaya menekan sinus laktiferus. Tidak dibenarkan bial rahang bayi hanya
dapat menghisap susu sedikit dan hal ini bisa menimbulkan lecet pada puing susu
ibu.
19
5. Reflex menelan
Pada saat air susu keluar dari puttingsusu, akan diusul dengan gerakan menghisap
yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan
kemudian dicoba dengan susu botol secara bergantian, maka bayi tesebut akan
menjadi bingung putiing (nipple confusion). Sehingga sering bayi menusu pda
ibunya dengan cara seperti menghisap botol dot. Oleh karena itu jika bayi belum
bisa disusui sebaiknya bayi diberi minum melalui sendok atau pipet.
peningkatan produksi ASI pada ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. Apabila
bayi sudah kenyang dan selesai menyusui, & payudara tidak dikosongkan, maka
masih terdapat sisa ASI didalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak
b.Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (pada masa Laktasi, bila ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka
c.Faktor menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam menyusui
dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada
20
saat bayi menyusui. Akibatnya ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi
bendungan ASI.
d.Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam
menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap putting dan areola, bayi tidak mau
e.Puting susu terlalu panjang ( puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan
pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan
merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarka ASI. Akibatnya ASI tertahan dan
f.Pengeluaran ASI ( Bendungan juga dapat terjadi pada ibu yang ASI nya tidak
keluar sama sekali (agalaksia ), ASI sedikit (oligolaksia) dan ASI terlalu banyak
d.Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi ASI melebihi ASI.
e.Uktuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin dan hangat
payudara lakukan pengurutan yang dimulai dari putting kearah korpus mammae,
ibu harus rileks, pijat leher dan punggung belakang (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
pada bayi.
4. Dengan menyusui maka akan terjalin rasa kasih sayang antara ibu dan
bayi.
berjalan.
4. Ibu dapat mencurahkan kasih sayang sepenuhnya pada bayi dan bayi
merasa nyaman.
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi
dengan putting susu. Dekatkan tubuh bayi ketubuh ibu, menyentuh bibir
bayi ke putting susunya, dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
bawah bayi terletak dibawah putting susu. Cara melekatkan mulut bayi
dengan benar yaitu dag menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka
pada perut ibu, mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada
23
payudara ibu, sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah
lahan, putting susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak
muncul, dorong bayi anda lurus kedepan menuju putting susu (nipple)
bayi anda sudah tepat (latch-on), putting susu dan sebagian besar dari
6. Bibir bayi anda dan gusinya harus berada di sekeliling areola payudara
anda, tidak hanya pada putting susu saja. Oleh karena itu, penting untuk
cara memasukkan jari anda kemudian susupkan jari anda ke arah sudut
dari mulut bayi, reposisi ulang, dan coba lagi. Hal ini dilakukan agar:
akan mengeluarkan ASI, tetapi malah akan melukai putting susu. Proses
8. Sebagian besar bayi akan aktif menyusu dalam keadaan lapar dan dalam
suplemen apapun (air, gula, formula, dan lain-lain) kecuali dengan alasan
medis. Bayi yang mendapat ASI seacara teratur dan efektif akan
mendapat asupan air dan nutrisi yang dibutuhkan. Perkenalan botol susu
dan putting buatan dapat menimbulkan “bingung putting” pada bayi dan
9. Let-Down
saat bayi menyusu, anda dapat merasakan rasa geli atau sedikit nyeri
pada payudara anda atau ASI mulai keluar dari payudara yang tidak
10. Anda juga dapat merasakan kram/kontraksi pada rahim anda (uterus)
normal dan salah satu tanda berhasilnya proses menyusui. Rasa kram ini
proses menyusui.
5. Pastikan anda berada di tempat yang tenang dan tidak ada ganggua
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehinga terjadi
peningkatan suhu badan sekitar 0,5 derajat celcius yang bukan merpakan keadan
yang patologis ata menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan
26
Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia pada
masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan
melebihi 38◦C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari
b. Jenis-jenis infeksi
a. Vulvitis
Infeksi yang disebabkan oleh luka infeksi bekas sayatan episiotomi, luka
bengkak, jahitan mudah terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mengeluarkan pus.
b. Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau
terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus,
c. Servisitis
27
menjalar ke parametrium.
d. Endometritis
menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-
keping nekrotis serta cairan, pada batasan antara daerah yang meradang
infeksi yang lebih berat batas endometrim dapat dilampaui dan terjadilah
pelajaran.
e. Parametritis
beberapa cara penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi
tromboflebitis.
28
f. Peritonitis
menyebabkan parametritis.
Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinngi dan hal
a) Pengertian
Bendungan ASI adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara
dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Hal ini bukan disebabkan
berlebihan pada limfatik dan vena sebelum laktasi. Payudara bengkak disebabkan
karena menyusui yang tidak sesering mungkin, sehingga sisa ASI terkumpul pada
daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Selain
itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika
air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusui, produksi
payudara oleh karena ekspansi dan tekanan dari produksi dan penampungan
b) Etiologi
berlebihan)
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (pada masa laktasi, bila ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif menghisab,
3. Faktor menyusui bayi yang tidak benar (teknik yang salah dalam menyusui
4. Putting susu terbenam (putting susu terbenam akan menyulitkan bayi dalam
menyusu, karena bayi tidak dapat menghisap putting dan areola, bayi tidak
kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola
30
c) Patofisiologi
Keadaan ini disebut sebagai bendungan air susu atau “caked breast”, sering
menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan biasa disertai dengan kenaikan
sushu yang sepintas. Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normal
Demam nifas akibat distensi payudara kanita yang sering terjadi. Demam
disingkirkan pada wanita yang baru saja menjalani SC. Lamanya panas yang
terjadi berkisar 4-16 jam syhu tubuhnya berkisar dari 38 hingga 39◦C. Ditagaskan
bahwa penyebab panas yang lain khususnya panas yang disebakan oleh infeksi,
menggunakan pembalut atau BH, kompres kantong es dan bila perlu pembrian
kodein sulfat 60 mg per oral atau prepat analgesik lainnya. Tindakan memompa
air susu atau memerahnya seacara manual mungkin diperlukan untuk pertama
kalinya, namun dalam beverapa hari keadaan ini biasanya mereda dan bayi sudah
d) Diagnosis
e) Pencegahan
1. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang
benar.
kebutuhan bayi.
f) Penatalaksanaan
menit.
lunak.
5. Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand feeding )
dan pastikan perlekatan bayi payudara ibu dengan bayi sudah benar.
6. Pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusu tidak mampu
nyeri.
Varney,yaitu :
1. Pengkajian Data
secara lengkap. Data terdiri atas data subjektif dan data objektif. Data subjektif
langsung dari pasien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2. . Interprestasi Data
diagnosa ) atau masalah yang menyertai. Dapat juga dirumuskan kebutuhan klien
masalah dan diagnosis keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai
dengan diagnosa.
3. Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
4. Tindakan Segera
bidan untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai kondisi klien. Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin
akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainnya.
5. Intervensi ( Perencanaan )
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diindentifikasi atau di antisipasi, dan
pada langkah ini reformasi/ data dara yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyuluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondidi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangak pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut apa yang
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
6. Implementasi ( Pelaksanaan )
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau
asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana
menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji
7. Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk
Pasal 10
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 uruf a diberikan pada masa pra hamil,
kehamian, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara da
kehamilan.
2. Berwenang untuk;
a. Episiotomi
ekslusif;
Pasal 15
2. Pelayanan Kesehatan bagi ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
a. 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari hari
pasca persalinan;
b. 1 (satu) kali pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28 (dua puluh
c. 1 (satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hhari sampai dengan
huruf a meliputi:
h. Konseling; dan
undangan.
yang logis yang menguntungkan bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan
dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan
penilaian yang terpisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen
klien.
Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dan
langkah tersebut
yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini dilakukan pengkajian
(Yunani, 2016).
dalam lingkup praktik kebidanan pada b ayi baru lahir dengan perawatan tali
benar-benar terjadi.
lainnya sesuai dengan kondisi klien. Data baru dikumpulkan dan di evaluasi
yang menyulruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dan
Pada saat bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menagani klien yang
S (Data Subjektif)
diagnosis yang akan disusun data yang ditulis hanya yang mendukung
O (Data Objektif)
Data berasal dari hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik
cacatan medic dan informasikan dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukan dalam data objektif, data ini akan memberikan bukti gejala
A (Asessment Analysis)
simpulan) dari data subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan
P (Planning)/Penatalaksanaan
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan dating. Rencana asuhan
Masa nifas
Data objektif
1. Kompres payudara dengan air hangat, lalu masase/urut payudara kearah putting susu
sehingga payudara teraba lebih lemas dan ASI dapat keluar melalui putting susu.
2. Susukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong
3. Urutlah payudara mulai dari telapak tangan kesamping, kebawah dan sedikit tekanan
keatas dan lepaskan dengan tiba-tiba
4. Keluarkan ASI sedikit dengan tangan agar payudara menjadi lunak dan putting susu
menonjol keluar. Hal ini akan mempermudah bayi menghisap
5. Susukan bayi lebih sering. Demikian juga malam hari, meskipun bayi harus
dibangunkan
Nifas Normal
1) Autolysis
dan 5 kali lebar dari semula selama kehamilan. Sitoplasma sel yang
2) Atrofi jaringan
atrofi pada otot-otot uterus, lapisan desidua akan mengalami atrofi dan
3) Efek oksitosin