Anda di halaman 1dari 15

pkpkr

Kolelitiasis

Oleh

Dina Rosyliana
Pengertian

 Kolelitiasis disebut juga batu empedu, gallstones, biliary calculus. Istilah


kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung
empedu. Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur
yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam
kandung empedu. Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam
kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan
di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam
saluran empedu disebut koledokolitiasis.

 Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu


kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium,protein, asam lemak &
fosfolipid
Etiologi

 Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu


(terutama kolik dan asam chenodeoxycholic), 22%
fosfolipid (lesitin), 4% kolesterol, 3% protein dan
0,3% bilirubin. komponen utama dari batu
empedu adalah kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan.

Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka


kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan
di luar empedu.
Tanda dan Gejala
Nyeri
perut
kanan
Gejala yang paling umum adalah atas
nyeri yang stabil di perut kanan Mata dan
bagian atas yang bisa menjalar ke Mual kulit
belakang dan di antara tulang belikat muntah berwarna
dan/atau di bawah bahu kanan. kuning
Tanda
Gejala
Mual, muntah, perasaan kembung Urin
dan penyakit kuning juga mungkin kembung berwarna
terlihat jelas. gelap
Sakit
perut >
8 jam
Patofisiologi
Pembentukan batu
empedu dibagi menjadi 1.Pembentuk
tiga tahap: an empedu
yang
supersaturasi

2.Nukleasi
atau
pembentuk
an inti batu
3.Berkembang
karena
bertambahnya
pengendapan
Patofisiologi

 Supersaturasi empedu dengan kolesterol terjadi bila perbandingan asam empedu dan
fosfolipid (terutama lesitin) dengan kolesterol turun di bawah harga tertentu.
 Secara normal kolesterol tidak larut dalam media yang mengandung air. Empedu
dipertahankan dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang mempunyai inti sentral
kolesterol, dikelilingi oleh mantel yang hidrofilik dari garam empedu dan lesitin.
 Jadi sekresi kolesterol yang berlebihan, atau kadar asam empedu rendah, atau terjadi
sekresi lesitin, merupakan keadaan yang litogenik.
 Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat suatu nidus atau inti pengendapan
kolesterol.
 Pada tingkat supersaturasi kolesterol, kristal kolesterol keluar dari larutan membentuk
suatu nidus, dan membentuk suatu pengendapan.
 Pada tingkat saturasi yang lebih rendah, mungkin bakteri, fragmen parasit, epitel sel
yang lepas, atau partikel debris yang lain diperlukan untuk dipakai sebagai benih
pengkristalan.
Penatalaksanaan

 Penanganan kolelitiasis dibedakan menjadi


dua yaitu penatalaksanaan non bedah dan
bedah. Ada juga yang membagi berdasarkan
ada tidaknya gejala yang menyertai kolelitiasis,
yaitu penatalaksanaan pada kolelitiasis
simptomatik dan kolelitiasis yang
asimptomatik.
Penatalaksanaan
Non Bedah

1.Penatalaksanaan pendukung dan diet


1 Diet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein
• Kurang lebih 80% dari pasien-
Pemasangan pipa lambung bila terjadi
pasien inflamasi akut kandung 2 distensi perut.
empedu sembuh dengan
istirahat, cairan infus, Manajemen
penghisapan nasogastrik, Terapi: 3 Observasi keadaan umum dan
pemeriksaan vital sign
analgesik dan antibiotik.
Intervensi bedah harus ditunda
sampai gejala akut mereda dan 4 Dipasang infus program cairan elektrolit
dan glukosa untuk mengatasi syok.
evalusi yang lengkap dapat
dilaksanakan, kecuali jika Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K
kondisi pasien memburuk 5 (anti koagulopati)
Penatalaksanaan
Non Bedah

2. Disolusi Medis 3. Disolusi Kontak

• Oral Dissolution Therapy • Terapi contact dissolution adalah


adalah cara penghancuran suatu cara untuk menghancurkan batu
batu dengan pemberian obat- kolesterol dengan memasukan suatu
obatan oral. Ursodeoxycholic cairan pelarut ke dalam kandung
acid lebih dipilih dalam empedu melalui kateter perkutaneus
pengobatan daripada melalui hepar atau alternatif lain
chenodeoxycholic karena efek melalui kateter nasobilier. Larutan
samping yang lebih banyak yang dipakai adalah methyl terbutyl
pada penggunaan eter. Larutan ini dimasukkan dengan
chenodeoxycholic seperti suatu alat khusus ke dalam kandung
terjadinya diare, peningkatan empedu dan biasanya mampu
aminotransfrase dan menghancurkan batu kandung
hiperkolesterolemia sedang. empedu dalam 24 jam.
Penatalaksanaan
Non Bedah
Litotripsi GelombangElektrosyok (ESWL)

Prosedur non invasive ini menggunakan gelombang kejut


berulang (Repeated Shock Wave) yang diarahkan pada batu
4 empedu didalam kandung empedu atau duktus koledokus
dengan maksud memecah batu tersebut menjadi beberapa
sejumlah fragmen.

Pada ERCP, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut,

5
kerongkongan, lambung dan ke dalam usus halus. Zat kontras
radioopak masuk ke dalam saluran empedu melalui sebuah
selang di dalam sfingter oddi. Pada sfingterotomi, otot sfingter
dibuka agak lebar sehingga batu empedu yang menyumbat
saluran akan berpindah ke usus halus.

Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)


Penatalaksanaan
Bedah

2. Kolesistektomi
• Operasi ini merupakan standar terbaik untuk Laparaskopi
penanganan pasien denga kolelitiasis
simtomatik. • 80-90% batu empedu di Inggris dibuang dengan cara
• Indikasi yang paling umum untuk ini karena memperkecil resiko kematian dibanding
kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren, operasi normal (0,1-0,5% untuk operasi normal)
diikuti oleh kolesistitis akut. dengan mengurangi komplikasi pada jantung dan
paru.
• Kandung empedu diangkat melalui selang yang
dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut.
1. Kolesistektomi
Terbuka
Asuhan Kebidanan (Plan)

Nyeri

a. Observasi catat lokasi, tingkat dan karakter nyeri


b. Catat respon terhadap obat nyeri
c. Tingkatkan tirah baring (fowler) / posisi yang nyaman
d. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)
e. Ciptakan lingkungan yang nyaman (turunkan suhu ruangan)
f. Kompres hangat

g. Kolaborasi dengan TIM


medis pemberian :
-Antibiotik
-Analgetik
-Sedatif
-Relaksasi otot halus
Asuhan Kebidanan (Plan)
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan substansi kimia, bilirubin meningkat

a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang


longgar
b. Hindari kerutan pada tempat tidur
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

d. Monitor kulit adanya kemerahan


e. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka,
karakteristik, warna cairan, granulasi, jaringan
nekrotik
Asuhan Kebidanan (Plan)
Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri

a. Kaji perkiraan kebutuhan kalori tubuh


b. Timbang BB sesuai indikasi
c. Diskusi menu yang disukai dan ditoleransi
d. Anjurkan gosok gigi sebelum atau sesudah makan

e. Konsultasi pada ahli gizi untuk menetapkan diit


yang tepat
f. Anjurkan mengurangi makan na berlemak dan
menghasilkan gas
g. Kaji distensi abdomen, berhati-hati, menolak gerak
Asuhan Kebidanan (Plan)
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
keluarnya cairan empedu

a. Kaji tanda dan gejala infeksi


b. Monitor pemeriksaan leukosit
c. Monitor suhu badan setiap 4 jam

d. Pertahankan teknik aseptif


e. Dorong masukan cairan
f. Kolaborasi pemberian antibiotik

Anda mungkin juga menyukai