PERSALINAN
A. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan ( setelah minggu ) tanpa disertai penyulit
( JNPK.KR. 2008: 39)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
kedalam jalan lahir.
( Sarwono. 2006 : 100 )
D. KALA PERSALINAN
Partus dibagi 4 kala :
1. Kala I ( pembukaan )
Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm
2. Kala II ( pengeluaran )
Karena kekuatan his dan kekuatan mengedan janin di dorong keluar sampai lahir
1
3. Kala III ( kala uri )
Plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan
4. Kala IV
Mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 – 2 jam, dalam kala ini dilakukan
observasi apakah tidak terjadi perdarahan postpartum
( Sarwono. 2006 : 181 )
2
ini akan sangat berpengaruh terhadap apa yang mereka lakukan dan terbaik
juga bagi bayinya.
(Rohani, 2011 : 75-76)
F. FASE – FASE DALAM KALA I PERSALINAN
1. Fase Laten
a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
secara bertahap
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm
c. Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam
d. Kontraksi mulai teratur 3 kali dalam 10 menit tetapi lamanya masih diantara 20 –
30 detik
2. Fase Aktif
a. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (
kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih )
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm per jam ( nulipara atau primigravida )
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm ( multipara )
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin
( JNPK. KR. 2007 : 56 )
3
dan bedah sesar, dan dengan demikian lebih menghemat biaya. Ibu mengaku merasa
lebih memegang kendali dan menjalani proses kelahiran yang lebih baik.
Beberapa ibu mengalami fase laten yang lebih lama, yang melelahkan dan
menyurutkan semangat sehingga membutuhkan lebih banyak dukungan. Ibu tersebut
mungkin menerima kunjungan atau pengkajian berulang dan merasa ada sesuatu
yang salah. Meskipun demikian kebanyakan ibu menghadapi kondisi ini dengan
baik.
a. Selalu sapa ibu dengan hangat dan buat ia merasa special
b. Amati, dengar dan kenali kegelisahannya. Kontak pertama ibu dengan bidan
sangat penting sebab hal ini akan membangun kepercayaannya.
c. Bersikap positif, namun realistis: banyak ibu, khususnya ibu primigravida,
terlampaui optimis akan perkembangan kehamilannya.
d. Ibu yang tidak berbahasa inggris mungkin lebih membutuhkan masukan yang
menenangkan, penjelasan yang cermat, dan kepekaan terhadap pilihan personal
dan budaya. Sebelum persalinan, atur kehadiran tenaga penerjemah yang dapat
membuat ibu merasa nyaman, tapi terkadang ini bukanlah masalahnya.
e. Jika persalinan tidak terjadi, jelaskan dengan hati-hati bahwa ibu mungkin belum
memasuki fase persalinan yang kuat, dan jika persalinan berlangsung malam
hari, sarankan ibu untuk mencoba tidur, atau setidaknya beristirahat. Pada siang
hari, ibu harus mencoba santai, mencoba mandi hangat, atau berbagai teknik
distraksi, seperti berbelanja, jalan santai, dan menonton film.
f. Jika ibu mencari kontak langsung, dan semuanya baik-baik saja, ibu harus
dibiarkan tinggal dirumah, atau dipulangkan apabila ia dirawat dirumah sakit,
untuk menjalani persalinan.
g. Anjurkan ibu untuk makan dan minum agar ia tidak terlalu cepat memfokuskan
pemikirannya pada persalinan dan teknik koping, sebaliknya ibu harus
mencegah menjalani kehidupannya sehari-hari.
h. Pemeriksaan fisik meliputi berikut ini :
1) Observasi dasar
a. Tekanan darah :
- Systole : 90 – 140 mmHg
- Diastole : 40 – 90 mmHg
b. Nadi : 60 -100 x/menit
c. Pernafasan : 16 – 24 x/menit
d. Suhu : 36,5 – 37,5°C
2) Urinalisis
4
Pemeriksaan sample saat awitan persalinan direkomendasikan oleh NICE
(2007), kendati manfaat pemeriksaan ini pada ibu normotensif masih
diperdebatkan sebagai sekresi vagina misalnya cairan ketuban, kerap
mengkontaminasi sample urine dan temuan abnormal kerab terabaikan.
3) Palpasi abdomen
Pastikan ukuran tinggi fundus, letak, presentasi, posisi, dan engagement.
Tanyakan tentang gerakan janin.
4) Auskultasi denyut jantug janin (DJJ) (NICE,2007)
5) Pemeriksaan vagina (VE) biasanya tidak dilakukan apabila jarak antara
kontraksi < 5 menit dan kontraksi berlangsung > 60 detik, kecuali jika ibu
menginginkannya.
6) Pecah ketuban biasanya terlihat jelas. Jika ibu mengalami kontraksi, tidak
ada indakan yang perlu dilakukan selain mencatat riwayat dan mengamati
cairan ketuban. Jangan lakukan VE kecuali ibu benar-benar
menginginkannya dan kontraksi cukup kuat dan teratur, sebab tindakan ini
beresiko menyebabkan infeksi.
(Chapman, Vicky 2013 : 4-5)
5
2. Kaji riwayat. Diskusikan tentang kehamilan,persalinan, dan pelahiran sebelumnya :
bagaimana perasaan ibu mengenai hal tersebut? Tanyakan tentang pengeluaran per
vagina, “show”, waktu awitan tightening. Temukan factor resiko yang relevan.
3. Tinjau kembali catatan. Periksa hasil pemindaian ultrasonografi untuk mengetahui
lokasi plasenta dan taksiran tanggal kelahiran atau perkiraan ukuran janin.
(Chapman, Vicky 2013 : 6-7).
K. TEORI LAMAZE
Metode Lamaze juga menerapkan strategi untuk mengatasi rasa nyeri persalinan,
yaitu dengan memusatkan perhatian pada titik perhatian tertentu, misalnya, pada gambar
yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi oleh stimulus lain, sehingga jalur saraf itu
tidak dapat member respons terhadap stimulus nyeri. (Unimus, 2014)
Dalam mengatasi nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien, perawat-bidan
dapat menganjurkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti membaca,
menyenangkan hal-hal yang membahagiakan atau melakukan usapan secara teratur pada
perut dan pinggang. Mekanisme kerjanya sama dengan teori gate control.
Cara mengalihkan perhatian yang lainnya cukup efektif adalah dengan nafas
dalam sebagaimana yang dikemukakan oleh Lamaze (1960) yakni ;
1. Pembukaan 3 cm
Nafas dalam 6-9 X/ mnt, inspirasi dari hidung dan ekspirasi lewat mulut secara
berlahan-lahan, pusatkan perhatian pada satu fokus dengan mata tertutup.
2. Pembukaan 4-7cm
Nafas dalam 15 X/mnt pada saat inspirasi lengan diangkat kearah kepala untuk
menjauhkan peritoneum dari rangsangan uterus.
3. Pembukaan 8-10 cm
Fase ini dikenal dengan fase transisi. Pada saat ini sangat sulit mengontrol
pernafasan sehingga ibu dianjurkan untuk bernafas dengan pola 4:1, 6:1, 8:1,
caranya yaitu inspirasi pendek –pendek dari hidung sebanyak 4,6 atau 8 kali lalu
akhiri dengan ekspirasi panjang satu kali melalui mulut.
(Lukisanhati, 2014)
6
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Rohani, Reni Siswati, Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.
Jakarta :Salemba Medika.
Asri Dwi, clervo Cristine. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika
7
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ M “
I. PENGKAJIAN
Tanggal 27-08-2015 jam 14.00 WIB
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama istri : Ny “R” Nama Suami : Tn “T”
Umur : 28 th Umur : 35 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ bangsa :Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :- Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : Rp. 2.000.000
Alamat : Ds. Karang pacar Rt/Rw 21/03 Bojonegoro
2. Keluhan Utama
Ibu mengataka hamil anak kedua, usia kehamilan 9 bulan, mengeluh kencang-
kencang teratur sejak tanggal 27-08-2015 jam 05.00 pagi. Terdapat keluaran
lender dari jalan lahir, air ketuban belum keluar. Dibawa kerumah bidan tanggal
27-08-2015 jam 13.00 WIB.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, menular, bawaan dan
tidak pernah menjalani operasi
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis,
menular, bawaan dan tidak ada riwayat keturunan kembar
5. Riwayat menarche
Menarche : ± 12 th
Siklus : 28 – 30 hari
Lama : 6 – 7 hari
Karakteristik : cair, warna merah segar, ganti pembalut 2 x sehari
Dismenorhoe : tidak pernah
Disfungsi blooding : tidak pernah
Flour albus : pernah, 2 hari menjelang menstruasi.
8
HPHT : 22-12-2014
TTP : 29-9-2015
6. Riwayat pernikahan
Nikah :1x
Lama menikah : ± 8 th
Usia menikah : 20 th
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Usia Cara Penolo Keadaan Umur nifas
No. tempat JK BBL
hamil partus ng bayi sekarang
1. 9 bulan normal Bidan bps hidup Laki-laki 3200 7 tahun meny
gram usui
2 Hamil
ini
9
Tidur malam ± 7 – 8 jam
Kebersihan Mandi dan gosok gigi 2 x sehari, -
ganti pakaian tiap kali habis mandi,
keramas 3 x minggu
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik TD : 120 / 80 mmHg
Kesadaran : comphosmentis N : 86x / mnt
TB / BB : 155 cm / 84 kg S : 36,5˚C
Lila : 31 cm R : 20 x / mnt
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : Mespcephal,tidak ada benjolan
Rambut : hitam bersih dan tidak mudah rontok, tidak berketombe
tidak ada benjolan
Muka : tidak odem, tidak pucat
Mata : conjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada sekret atau polip
Telinga : bersih, pendengaran baik, tidak ada serumen
Mulut : bersih, mukosa merah muda, tidak ada stomatitis dan
10
caries dentis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Dada : payudara simetris dan tegang, hiperpigmentasi areola
dan papila mamae, papila bersih dan menonjol
Perut : membesar ke arah bujur sesuai dengan usia kehamilan,
terdapat linea nigra, dan strie gravidarum albikan, tidak ada
luka bekas operasi
Vulva : tidak ada varises, tidak odem, terdapat pengeluaran
lendir darah
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : tidak odem, tidak varises
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Mamae : tidak teraba massa, kolostrum belum keluar
Perut
Leopold I : TFU 2 jari bawah px (34 cm) teraba besar, lunak,
kurang melenting
Leopold II : perut ibu bagian kanan teraba bagian kecil janin
Perut ibu bagian kiri teraba panjang, keras, seperti papan
Leopold III : bagian atas sympisis teraba bulat, keras, sulit digerakkan
Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP U 3⁄5 bag
Ekstremitas `: tidak ada odem
His : dalam 10 menit kontraksi uterus sebanyak 2 kali dan lama
kontraksi 25 detik.
c. Auskultasi
DJJ + 136 x / mnt terdengar jelas 3 jari bawah pusat sebelah kiri linea nigra
136 x/mnt
d. Perkusi
Reflek patela ka / ki + /+
3. Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum : cm
Distansia cristarum : cm
Konjugata eksterna : cm
Lingkar panggul : cm
11
4. Pemeriksaan dalam
Jam 13.00 WIB
VT Ø 3 cm
Effacement 25 %
Ketuban utuh
Bagian terbawah kepala
Posisi UUK depan tepat
Penurunan HI
5. Pemeriksaan laboratorium
Hb 11 gr%
6. Kesimpulan
a. Ibu inpartu kala 1 fase laten
b. GII PI0I A0
c. Usia kehamilan 38-40 minggu
d. Intra uteri
e. Hamil tunggal
f. Janin hidup
g. Letkep puki U 3⁄5 bag
h. Keadaan panggul luar normal
i. Keadaan umum ibu baik
Do : TTP 29-9-2015
TTV: TD 120 / 80 mmHg, N 86 x / mnt, S 36,5˚C, R 20 x / mnt
12
Perut membesar kearah bujur sesuai dengan usia kehamilan, terdapat linea
nigra dan strie gravidarum livide, TFU 2 jari bawah px (34 cm ) Letkep puki
sudah masuk PAP U3⁄5 bagian, DJJ + 136 x / mnt, his 2 x 10’ lama 25”
Vulva : terdapat pengeluaran lendir
PD : jam 13.00 WIB, VT Ø 3 cm, effacement 25 %, bagian terbawah kepala,
UUK depan tepat, penurunan Hodge I
2. Masalah
DS : ibu merasa cemas tentang kelahiran anaknya.
DO :Keadaan umum : baik TD : 120 / 80 mmHg
Kesadaran : comphosmentis N : 86 x / mnt
TB / BB : 155 cm / 84 kg S : 36,5˚C
Lila : 31 cm R : 20 x / mnt
V. INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan pada ibu
Rasional : ibu lebih kooperatif
2. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional : mengurangi kecemasan
3. Melakukan observasi CHPBK
Rasional : deteksi dini adanya kelainan pada ibu dan janin
4. Bimbing ibu untuk rileks
Rasional : mengurangi kecemasan dalam menghadapi persalinan
5. Beri ibu makan dan minum
Rasional : mencegah dehidrasi
6. Bimbing dan bantu pasien untuk berkemih
Rasional : mencegah terjadinya kelainan dan komplikasi pada ibu dan janin
13
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan cara menyapa ibu dengan ramah dan
berbicara dengan bahasa yang santun
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
TD : 120 / 80 mmHg, nadi 86 x / mnt, suhu 36,5˚C, hasil pemeriksaan ibu sehat,
janin sehat . Pembukaan 3 cm.
3. Melakukan observasi CHPBK
C : Cortenen ( DJJ ) setiap 1 jam sekali
H : his ( kontraksi uterus ) setiap 10 menit sekali
P : penurunan bagian terbawah dan pembukaan serviks setiap 4 jam
B : lingkaran bandle setiap selesai his atau 10 menit sekali
K : ketuban setiap 4 jam sekali atau pada saat ketuban pecah
4. Membimbing ibu cara untuk rileks saat ada his, dengan menarik nafas panjang
kemudian dilepaskan dengan cara meniupkan nafas sewaktu ada his.
5. Memberikan makan dan minum agar pasien dapat memenuhi kebutuhan energy dan
nutrisi guna mencegah terjadi dehidrasi.jenis minuman yang diberikan adalah
minuman yang manis, sedangkan jenis makanan yang diberikan berupa makanan
ringan kering tapi tetap mengandung nutrisi seperti biskuit
6. Membimbing dan membantu pasien jika merasa ada dorongan untuk berkemih,
karena jika kandung kemih penuh dapat menghalangi penurunan kepala.
VII. EVALUASI
Tanggal 27-08-2015 Akhir Kala I Fase Laten
1. Kooperatif
2. Ibu mengerti dengan kondisi dirinya dan janinnya setelah mendengar penjelasan dari
bidan.
3. C : Cortenen ( DJJ )
DJJ : 136 x/ menit
H : his ( kontraksi uterus )
Kontraksi uterus : 2 x 10’’ , 25’
P : pembukaan 3 cm penurunan bagian terbawah HI
B : lingkaran bandle tidak ada
K : ketuban utuh
4. Ibu melakukan cara pernapasan untuk rileks saat ada his, ibu menarik nafas panjang
kemudian dilepaskan dengan cara meniupkan nafas melalui mulut sewaktu ibu
merasakan adanya his.
5. Ibu makan 1 piring nasi, sayur dan lauk. Minum susu.
14
6. Kandung kemih ibu dalam keadaan kosong.
- Perdarahan sedikit.
- Lakukan PTT
15
Catatan Perkembangan yang ke 4
Tanggal : 27-08-2015 jam : 18.45
S : Ibu mengatakan merasa sangat bahagia karena bayi sudah lahir dan ari-arinya
sudah keluar, ibu sudah merasa nyaman.
O : 1. keadaan ibu baik, kesadaran composmentis.
2. TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, R: 24x/menit, S: 36°c.
3. plasenta lahir lengkap : berat: 500 gr tebal:2 cm panjang:20 cm lebar:18 cm
kotiledon lengkap, selaput ketuban lengakap.
4. Tali pusat: insersi : sentralis, panjang ± 48 cm.
5. Perineum: tidak ada laserasi.
6. Kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong.
7. Perdarahan 50 cc.
A : GII PI0I A0 Kala IV
P : Observasi pada tanggal 27-08-2015di mulai pada jam 18.50 WIB dalam 1 jam
pertama 15 menit meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, suhu.
Jam Tekana Nadi Respira Suhu TFU Kontrak Kandung Darah
si uterus kemih yang
n Darah si keluar
18.50 120/80 84x/me 28x/me 37°c 2jari dibawah baik Kosong -
pusat
WIB mmHg nit nit
19.05 120/80 80x/me 28x/me 37°c 2jari dibawah Baik Kosong -
pusat
WIB mmHg nit nit
19.20 110/80 78x/me 26x/me 36,5° 2jari dibawah Baik Kosong -
WIB pusat
mmHg nit nit c
19.35 110/80 78x/me 22x/me 36,5° 2jari dibawah Baik Kosong -
WIB pusat
mmHg nit nit c
20.05 120/80 86x/me 24x/me 36°c 3 jari dibawah Baik Kosong -
WIB pusat
mmHg nit nit
20.35 120/80 84x/me 24x/me 36°c 3 jari dibawah baik kosong 100cc
WIB pusat
mmHg nit nit
Bojonegoro 27-08-2015
Mengetahui
Bidan pembimbing Mahasiswa
16