Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam upaya penurunan Angka Kematian Neonatus, Angka
Kematian Bayi dan angka kematian Balita, telah dikembangkan Rencana
Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Anak yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian bayi baru Lahir, Bayi dan Balita untuk
pencapaian tujuan pembangunan millenium bidang kesehatan ( profil
dinkes, lampung 2012 ) .
Tetanus Neonatorum dan infeksi tali pusat telah menjadi penyebab
kesakitan dan kematian secara terus-menerus di berbagai negara. Setiap
tahunnya sekitar 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan
460.000 meninggal akibat infeksi bakteri (WHO). Infeksi sebagai salah
satu penyebab kematian, sebenarnya dapat dengan mudah dihindari
dengan perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan yang memadai
tentang cara merawat tali pusat.( nyaknya-tiwikz.blogspot.com) .
Di Negara maju kematian perinatal ini mencapai angka dibawah
25/1000 kelahiran. Menurut WHO dua hal yang menentukan penurunan
kematian perinatal adalah tingkat kesehatan serta gizi wanita dalam mutu
pelayanan kebidanan yang tinggi di seluruh negara
(http://www.suaramerdeka.com).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 di
Provinsi Lampung pada Tahun 2012 Angka Kematian Neonatal 27/ 1000
KH, Kematian Bayi 43/1000 KH dan Kematian Balita 30/1000 KH (SDKI
2012). Secara umum Angka Kematian Anak menunjukkan penurunan
yang lambat (profil dinkes 2012) . (Lestari, Indah handayani;2013)
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengkajian fisik BBL Head To Toe dan Motorik.

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 1


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengumpulana data


Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 sampai dengan 6 hari,
sebelum melaksanakan intervensi terhadap beberapa langkah langkah yang
harus dilakukan sebelum melakukan perencanaan asuhan yang kemudian
dilakukan intervensi.
Langkah pertama ialah mengumpulkan data baik yang dilakukan
dengan memberikan pertanyaan pada ibu dan keluarga maupun yang
didapatkan dari pemeriksaan secara langsung. Langkah-langkah tersebut
adalah langkah pengkajian fisik serta pemeriksaan penampilan dan
perilaku bayi baru lahir. (Tando, Rustam;2012)
2.2 Pengkajian fisik bayi baru lahir
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji,
antara lain:
A. Faktor genetik , meliputi kelainan/ gangguan metabolik pada
keluarga dan sindroma genetik,
B. Faktor maternal (ibu) meliputi adanya penyakit menurun, riwayat
penganiayaan, riwayat abortus, dan riwayat imunisasi.
C. Faktor antenatal, meliputi riwayat ANC dan riwayat kehamilan,
D. Faktor perinatal, meliputi riwaya persalinan (Tando, Rustam;2012)
Tujuan Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir:
A. Untuk mendeteksi kelainan-kelainan.
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan
sesegera mungkin sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-
kelainan dan menegakkan diagnosa untuk persalinan yang beresiko
tinggi. Pemeriksaan hatrus difokuskan pada anomali kegenital dan
masalah-masalah patofisiologi yang dapat mengganggu adaptasi
kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan extra uteri.
Pemeriksaan dilakukan lebih rinci dan dilakukan dalam 24 jam
setelah bayi lahir.

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 2


B. Untuk mendeteksi segera kelainan dan dapat menjelaskan pada
keluarga.
Apabila ditemukan kelainan pada bayi maka petugas harus
dapat menjelaskan kepada keluarga, karena apabila keluarga
menemukannya kemudian hari, akan menimbulkan dampak yang
tidak baik dan menganggap dokter atau petugas tidak bisa
mendeteksi kelainan pada bayinya. (Azzahra, Faradiba. 2011)
2.3 Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Saat Lahir
Bidan perlu melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap
terhadap bayi pada saat lahir untuk memastikan normalitas dan
mendeteksi adanya penyimpangan dari normal (UKCC, 1998). Hal
ini biasanya dilakukan pada satu jam pertama. Dalam
pelaksanaanya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan
dapat ditunda bila suhu tubuh bayi rendah atau bila bayi tampak
tidak sehat. Pereriksaan ini dapat mendeteksi adanya abnormalitas
yang nyata, tetapi juga tidak, terutama abnormalitas-abnormalitas
yang hanya terlihat pada hari-hari pertama kehidupan bayi. Untuk
itu, pemeriksaan fisik juga harus dilakukan oleh dokter anak atau
bidan yang sudah terlatih dengan baik terhadap bayi selama 48 jam
pertama kehidupannya. Jantung, paru-paru dan pinggul juga
diperiksa selama pemeriksaan fisik. Meskipun pemeriksaan fisik
tidak perlu dilakukan dengan urutan yang sama persis dengan yang
dijelaskan dibawah ini, tetapi melakukan pemeriksaan dengan
cepat dan lengkap merupakan hal yang sangat penting; bidan harus
membuat pendekatan yang sistematis untuk melakukan
pemeriksaan fisik ini. (Jhonson,2004;265-266)
B. Prinsip Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan
tindakan dari mereka.

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 3


2. Cuci dan keringkan tangan untuk mengurangi resiko infeksi
pada bayi; pakai sarung tangan bila bayi belum
dimandikan.
3. Pastikan bahwa pencahayaannya baik sehingga visualisasi
dapat diulakukan dengan baik; akses ke bayi juga harus
baik, terutama bila kedua orang tua bayi ikut hadir di
tempat pemeriksaan.
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat; untuk menjaga
suhu tubuh bayi, pajankan hanya bagian yang diperiksa dan
segera selimuti kembali dengan cepat.
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.
(Jhonson,2004;266)
C. Jenis Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
1. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Suhu
Suhu tubuh neonates diukur pada rectum. Suhu
neonatus normal adalah diantar 36,50C - 37,5 0C.
suhu yang meninggi dapat ditemukan pada
dehidrasi, gangguan serebral, infeksi, atau kenaikan
suhu lingkungan. Kenaikan suhu merata biasanya
disebabkan oleh kenaikan suhu lingkungan, apabila
ekstermitas dinggi dan tubh panas, kemungkinan
besar oleh sepsi. Perlu diingat bahwa infeksi pada
neonates (termasuk sepsis) dapat tidak disertai
kenaikan suhu tubuh, bahkan sering terjadi
hipotermia. Dilakukan selama 3-5 menit.
Alat yang dibutuhkan: thermometer dan jam tangan
yang ada detikannya
b. Nadi
Dalam melakukan pemeriksaan nadi dilakukan
dalam keadaan tidur atau istirahat. Nadi apabila
ditemukan takikardi yang merupakan denyut

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 4


jantung lebih cepat dari pada kecepatan normal,
dimana keadaan ini dapat terlihat pada keadaan,
hipertemia, aktivitas tinggi, ansietas, tirotoksikosis,
miokarditis, gagal jantung, dehidrasi atau rejantan.
Pada keadaan hipertemia meningkatnya suhu 10C
akan meningkatkan denyut nadi sebanyak 15-20 kali
permenit. Dilakukan selama 1 menit penuh.
Alat yang dibutuhkan: jam tangan yang ada
detikkanya.
c. Respirasi
Pada pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menilai
frekuensi pernafasan, irama pernafasan, kedalaman
pernafasan dan tipe atau pola pernafasan. Diukur
selama 1 menit penuh.
Alat yang dibutuhkan: jam tangan yang ada
detikkanya
d. Tekanan Darah
Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah dengan
menggunakan tensi meter yang dapat dilakukan
secara palpasi atau secara auskultasi dengan bantuan
stetoskop. Pemeriksaan ini menilai adanya kelainan
pada gangguan system kardiovaskuler, apabila
didapatkan perbedaan tekanan darah sistolik pada
saat inspirasi dan pada saat ekspirasi lebih dari
10mmHg maka dapat dikatakan anak mengalami
pulpus paradoksus yang kemungkinan terjadinya
tamponado jantung, gagal jantung dll.
Alat yang dibutuhkan: tensi meter dan stetoskop
2. Kepala
Periksa adanya tanda-tanda Moulding dan kaput
suksedaseum karena hal ini dapat menyebabkan kepala
tampak asimetris dan mempengaruhi ukuran lingkar

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 5


kepala.kepala juga harus diperiksa untuk adanya tanda-
tanda trauma, missal laserasi akibat pemasangan FSE,
bekas forceps, dan adanya tanda-tanda memar, hal ini dapat
meningkatkan resiko terjadinya ikterik fisiologis. Raba
sepanjang garis sutura dan fontanel apakah ukuran dan
tampilannya normal? Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bahwa bayi tersebut praterm, moulding
yang buruk atau hidrosefalus. Fontanel posterior sering kali
telah menutup pada saat lahir akibat moulding. Fontanel
anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi
akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang
terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Bila fontanel
menonjol, hal ini dapat terjadi akibat peningkatan tekanan
intracranial, sedangkan fontanel yang cekung dapat terjadi
akibat dehidrasi, jarang terjadi pada saat lahir. Terkadang
terdapat fontanel ketiga yang dapat diraba antara fontanel
anterior dan posterior yang kemungkinan terjadi karena
adanya Trisomi 21. (Jhonson,2004;266-267)
3. Lingkar Kepala
Lingkar kepala dapat diukur pada saat lahir, dengan
menggunakan lingkar oksipito frontalis, pengukuran
dilakukan dari oksiput kembali ke dahi. Namun, akibat
adanya perubahan yang terjadi pada saat lahir, pemeriksaan
ini juga cenderung berubah 48 jam berikutnya; untuk itu
akan lebih baik jika lingkar kepala diukur 2-4 hari setelah
lahir (Johnston, 1998).
Alat yang dibutuhkan:
a. Metlin
b. Jangka panggul

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 6


4. Bentuk Wajah
Bentuk wajah harus terlihat simetris, ukuran dan
posisi mata, hidung, mulut, dagu, damn telinga harus
dicatat dalam kaitannya satu sama lain.
5. Mata
Periksa mata untuk memastikan kedua mata ada,
kemudian kaji ukuran dan bentuk mata serta adanya bentuk
mata yang miring. Katarak terlihat seperti kabut pada
kornea. Adanya rabas dari mata juga harus dicatat; rabas
tersebut merupakan yang tidak normal dan dapat
mengindikasikan adanya infeksi. Adanya perdarahan
konjungtiva, yang biasanya terjadi pada kala II juga harus
dicatat. Pupil harus diperiksa dan tampak bulat. Terkadang
ditemukan bentik seperti lubang kunci (kolobama), yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina.
(Jhonson,2004;267)
6. Hidung
Hal-hal yang harus dikaji pada hidung bayi adalah
bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih Dari 2,5 cm. bukan tidak mungkin pada saat
alhir hidung bayi membengkok; namun bila terjadi, hal ini
tetap harus dicatat, terutama bila mempengaruhi
kemampuan bayi untuk bernapas. Cuping hidung tidak
boleh mengembang; bila mengembang, hal ini biasanya
mengindikasikan adanya penyakit pernapasan.
Alat yang dibutuhkan: Metlin
7. Mulut
Obervasi mulut bayi; bibir harus terbentuk dan
simetris. Ketidaksimetrisan bibir mengindikasikan adanya
palsi wajah. Mulut kecil dapat terjadi akibat mikrognatia,
yang sering berkaitan dengan abnormalitas yang mendasari.
Daerah antara mulut dan hidung harus diperiksa untuk

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 7


adanya bibir sumbing. Bagian dalam mulut harus diperiksa
dengan sumbercahaya yang baik daan pemeriksaan ini lebih
mudah dilakukan ketika bayi menangis atau dengan
menekan dagu bayi agar bayi membuka mulutnya. Langit-
langit diperika keutuhannya, terutama persambungan antara
palatum keras dan lunak, tempat kemungkinan terjadinya
sumbing palatum. Tidak dianjurkan untuk memeriksa
langit-langit dengan memasukkan jari ke dalam mulut;
karena cara ini hanya dapat mendeteksi sumbing palatum
keras, bukan sumbing palatum lunak. Pada saat memeriksa
bagian dalam mulut, periksa adanya bercak putih pada gusi
atau palatum, yang biasanya terjadi akibat Epstein’s pearl
atau gigi, begitu juga sepanjang frenulum.
(Jhonson,2004;267-268)
Alat yang dibutuhkan: senter
8. Telinga
Periksa telinga untuk memastikan jumlah, bentuk,
dan posisinya. Telinga bayi cukup bulan harus memiliki
tulang rawan yang cukup agar dapat kembali ke posisi
semula ketika digerakkan kedepan secara perlahan. Daun
telinga harus berbentuk sempurna, dengan lengkungan-
lengkungan yang jelas dibagian atas. Posisi telinga
diperiksa melalui penarikan khayal dari bagian kluar kantus
mata secara horizontal ke belakang kearah telinga; ujung
atas dan daun telinga harus terletak di atas garis ini. Letak
lebih rendah dapat berkaitan dengan abnormalitas
kromosom, seperti Trisomi 21. Lubang telinga luar harus
diperiksa kepatenannya. Adanya kulit tambahan atau
aurikel juga harus dicatat dan dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal (Rose, 1994).
Alat yang dibutuhkan: senter

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 8


9. Leher
Bayi biasanya berleher pendek, yang harus
diperiksa kesimetrisannya. Lakukan perabaan pada leher
bayi dengan menggerakkan jari ke sekeliling leher ubtuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan, kista higroma,
tumor sternomastoid. Bayi harus dapat menggerakkan
kepalanya ke kiri dank e kanan. Pembentukan selaput kulit
merupakan hal yang tidak wajar dan dapat mengindikasikan
kemungkinan adanya Trisomi 21.
10. Klavikula
Dengan jari telunjuk raba seluruh klavikula bayi
untuk memastiak keutuhannya, terutama pada presentasi
bokong atau distosia bahu, karena keduanya beresiko
menyebabkan fraktur klavikula, yang menyebabkan tangan
berkaitan hanya mampu sedikit begerak atau bahkan tidak
bergerak sama sekali.
(Jhonson,2004;268)
11. Tangan
Kedua lengan harus sama panjang dan pemeriksaan
dapat dilakukan dengan meluruskan kedua lengan ke bawah
dan bandingkan keduanya.kedua lengan harus bebas
bergerak; gerakan lengan yang spontan dapat dimunculkan
dengan mengusap lengan bawah atau tangan. Kurangnya
gerakan dapat berkaitan dengan trauma, fraktur, kerusakan
saraf atau control motorik yang buruk berkaitan dengan
kerusakan neurologis. Jumlah jari harus dihitung dan
diperiksa untuk adanya penyelaputan di antara jari. Catat
adanya polidaktili atau sindaktili. Telapak tangan harus
dibuka dan garis tangan harus dicatat, garis tangan yang
hanya satu buah dapat berkaitan dengan abnormalitas
kromosom, seperti Trisomi 21. Periksa kuku untuk adanya

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 9


paronisia, yang dapat terinfeksi atau tercabut, menimbulkan
luka atau perdarahan.
12. Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas.
Bila perlu, dapat dilakukan penghitungan frekuensi nafas
dan tanda-tanda distress pernapasan, misalnya tarikan
sternum atau interkostal yang harus segera dilaporkan ke
dokter anak. Pada bayi cukup bulan, putting dan areola
harus terbentuk dengan baik dan tampak simetris pada
dinding dada, tetapi jaraknya tidak terlalu jauh. Harus
dilihat apakah terdapat putting susu tambahan. Payudara
dapat tampak membesar; hal ini normal dan tidak begitu
bermakna kecuali bila terdapat tanda-tanda infeksi.
Alat yang dibutuhkan: Jam tangan yang ada detikannya
13. Abdomen
Observasi abdomen, yang harus tampak bulat dan
bergerak serentak dengan gerakan dada ketika bernapas,
inspeksi area tersebut untuk memastikan keutuhannya dan
lakukan palpasi secara perlahan untuk memeriksa
kemungkinan adanya pembengkakan. Tali pusat harus
diklem dan diinspeksi dengan baik untuk memastikan tidak
adanya tanda-tanda perdarahan. (Jhonson,2004;269)
Alat:
Jam tangan yang ada detikannya
14. Genitalia
Pada bayi laki-laki, panjang penis harus dikaji
(biasanya sekitar 3 cm) dan posisi lubang uretra juga harus
diperiksa. Prepusium tidak boleh ditarik karena bagian ini
melekat pada batang penis, dan penarikan prepusium secara
fisik pada usia ini dapat menyebabkan fimosis. Skrotum
juga harus dipalpasi secara perlahan untuk memastikan
bahwa jumlah testis ada dua.

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 10


Untuk bayi perempuan, vulva harus diperiksa
dengan merentangkan kedua labia secara perlahan untuk
memastikan adanya klitoris, orifisium uretra, dan vagina.
Dapat terlihat adanya rabas mukosa yang merupakan hal
normal pada usia ini.
15. Tungkai
Pemeriksaan tungkai dan kaki dilakukan untuk
mengkaji kesimetrisan, ukuran, bentuk dan posturnya.
Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya
dan kemudian membandingkannya. Kedua tungkai harus
dapat bergerak bebas, kurangnya gerakan dapat berkaitan
dengan adanya trauma, missal fraktur, kerusakan saraf atau
buruknya control motorik berhubungan dengan rusaknya
neurologis. Posisi kaki dalam kaitannya dengan tungkai
juga harus diperiksa untuk mengetahui adanya kelainan
posisi; deformitas anatomi dapat menyebabkan tungkai
terputar ke dalam atau ke luar, ke atas, atau ke bawah.
Kelainan ini memerlukan pengobatan korektif. Bentuk
tungkai bawah harus dicatat, termasuk ada tidaknya edema
atau “rocker bottom”. Jumlah jari kaki juga harus dihitung
dan diperiksa untuk adanya penyelaputan diantara jari-jari
kaki dengan cara meregangkannya; polidaktili atau
sindaktili jiga harus diperiksa. (Jhonson,2004;269-270)
16. Pemeriksaan anus dan rectum
a. Kaji adanya kelainan atresia ani atau mengetahui
posisinya
b. Kaji adanya meconium secara umum meconium
keluar dalam rentang 24 jam, jika dalam waktu 48
jam belum keluar kemungkinan meconium plug
syndrome, meegakolon, atau obstruksi saluran
pencernaan.

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 11


17. Kulit
Selama pemeriksaan, kondisi kulit harus
diobservasi. Catat warna, adanya ruam dan bercak tanda,
misalnya tanda lahir atau memar. Adanya pembengkakan
atau bercak-bercak yang nyata harus diperiksa dan dicatat.
Bercak biru Mongolian terdapat pada sebagian bayi,
terutama bayi Asia atau kulit hitam. Bercak ini tampak
seperti memar, biasanya di daerah sacrum. Keadaan ini
harus diperiksa kembali beberapa hari berikutnya agar
bidan dapat membedakan antara kemungkinan perubahan
warna yang tidak normal (memar) atau bercak biru
Mongolian.
18. Berat Badan
Berat badan bayi harus diukur dalam kilkogram;
penimbangan dapat dilakukan di awal atau di akhir
pemeriksaan untuk menjaga agar bayi tetap hangat.
(Jhonson,2004;270-271)
Alat: Timbangan berat badan bayi (timbangan meja)
19. Panjang Badan
Panjang badan bayi dari dari ujung kepala sampai
tumit juga harus diukur; hal ini tidak dilakukan secara rutin
dan sulit diukur secara akurat. Panjkang badan diukur
dalam dua tahap dengan pita ukur yang tidak lentur, dari
ujung kepala ke ujung bawah spinal sampai ke tumit. Dapat
diperlukan kehadiran seorang asisten untuk membantu
meluruskan kaki. Selain itu dapat juga dgunakan alat ukur
khusus yang terkalibrasi yang dapat memberikan hasil
pengukuran yang lebih akurat. Kepala dan kaki harus
bersentuhan langsung dengan alat ukur tersebut, dan kaki
benar-benar dalam keadaan lurus. (Jhonson,2004;271)
Alat: Metlin dan penggaris

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 12


20. Punggung
Tulang-tulang neonates lunak karena tulang tersebut
sebagian besar terdiri dari kartilago, yang hanya
mengandung sejumlah kecil kalsium. Skeletonnya fleksibel
dan persendiannya elastic untuk menjamin keamanan dalam
melewati jalan lahir.
Punggung bayi normalnya datar dan tegak. Kurva
tulang belakang berkembang kemudian bersamaan bayi
mulai duduk dan berdiri. Tungkainya kecil, pendek dan
gemuk. Tangannya montok dan relative pendek.
Lengannya mungkin membuka sempurna baik
relaksasi, tetapi mereka menutup secara refleks ketika
telapak tangannya disentuh ini disebut refleks
menggenggam. Telapak kakinya terlihat datar dan
tungkainya montok. Deformitas paha, tungkai, atau telapak
kaki harus didiagnosa oleh dokter yang berpengalaman.
(Hamilton, PM.1995;223)
21. Sistem neuromuscular
Pada saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot-
otot tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk
berkontraksi ketika dirangsang, tetapi bayi kurang
mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Bayi
mengkerut dan memegang, tetapi gerakannya tidak
terkoordinasi. Ketika mengangkat bayi ke atas, perawat
harus menopang kepala yang berat karena seperti
sebelumnya bayi kurang kekuatannya untuk menahan
kepala. Normalnya bayi tidak lemas dalam lengan perawat
dan otot-ototnya tidak keseleo atau mengkerut. Malahan,
suatu tahanan normal terhadap gravitasi membuat bayi
“bertahan”. Setiap kekurangan hal tersebut menandakan
kerusakan pada otak atau narkose dari obat-obatan yang
diberikan pada ibu selama persalinan. Perkembangan

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 13


muscular bayi sejalan dengan perkembangan control
persarafan.
System persarafan bayi cukup berkembang untuk
bertahan hidup tetapi belum terintregasi secara sempurna.
Fungsi tubuh dan respons-respons yang diberikan sebagian
besar dilakukan oleh pusat yang lebih rendah dari otak dan
refleks-refleks dalam medulla spinalis. kontrol saraf dari
pusat yang lebih tinggi secara bertahap berkembang,
membuat lebih memungkinkannya perilaku yang kompleks
dan bertujuan
Tabel 11.2. Refleks-refleks dan indera khusus

Cara
Jenis Refleks Deskripsi Timbul dan durasi
Pengukuran
Rangsangan mendadak Pada saat lahir; Ubah posisi
yang menyebabkan hilang sekitar usia dengan tiba-
lengan terangkat ke atas 2 bulan tiba atau pukul
Moro
dank e bawah, terkejut meja/tempat
dan rileksasi dengan tidur
lambat.
Bibir monyong, lidah Saat lahir; usia 6 Berikan bayi
melipat, menarik ke sampai 8 bulan botol dan dot
Menghisap dalam atau menghisap (seperti gerakan
disebabkan karena refleks)
lapar, rangsangan bibir
Sentuhan pada pipi atau Saat lahir; Gores sudut
bibir menyebabkan sepanjang mulut bayi
Rooting
kepala menoleh kearah kehidupan garis tengah
sentuhan bibir

(Hamilton, PM.1995;225)

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 14


D. Prosedur Pemeriksaan Saat Lahir
1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan
tindakan dari orang tua.
2. Cuci tangan dan keringkan, pakai sarung tangan bila perlu.
3. Pastikan bahwa pencahayaannya baik dan bayi dalam
keadaan hangat.
4. Periksa bayi secara sistematis, mulai dari kepala, wajah dan
leher, kemudian klavikula, lengan, tangan, dada dan
abdomen; terakhir, genitalia, tungkai kaki dan spinal juga
harus diperiksa.
5. Warna dan aktivitas bayi diperiksa selama pemeriksaan.
6. Pengeluaran urine dan mekonium dicatat.
7. Observasi lain yang mungkin perlu dilakukan adalah
pengukuran lingkar kepala, berat dan panjang badan.
8. Pakaian bayi dirapikan kembali setelah pemeriksaan.
9. Diskusikan hasil pemeriksaan dengan orang tua.
10. Dokumentasikan dan lakukan tindakan yang sesuai.
E. Peran dan Tanggung Jawab Bidan
Secara ringkas peran dan tanggung jawab bidan adalah
sebagai berikut:
1. Mampu secara kompeten melakukan pemeriksaan bayi
pada saat lahir, menggunakan skor Apgar, dan memahami
makna skor.
2. Melakukan pemeriksaan saat lahir dengan baik dan benar,
melakukan rujukan bila perlu.
3. Melakukan pencatatan dengan baik.
(Johnson. 2004:272).

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 15


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 sampai dengan 6 hari,
sebelum melaksanakan intervensi terhadap beberapa langkah langkah yang
harus dilakukan sebelum melakukan perencanaan asuhan yang kemudian
dilakukan intervensi.
Bidan perlu melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap terhadap
bayi pada saat lahir untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal (UKCC, 1998). Hal ini biasanya dilakukan
pada satu jam pertama. Dalam pelaksanaanya harus diperhatikan agar bayi
tidak kedinginan, dan dapat ditunda bila suhu tubuh bayi rendah atau bila
bayi tampak tidak sehat. Pereriksaan ini dapat mendeteksi adanya
abnormalitas yang nyata, tetapi juga tidak, terutama abnormalitas-
abnormalitas yang hanya terlihat pada hari-hari pertama kehidupan bayi.
Untuk itu, pemeriksaan fisik juga harus dilakukan oleh dokter anak atau
bidan yang sudah terlatih dengan baik terhadap bayi selama 48 jam
pertama kehidupannya.

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 16


Daftar pustaka
Azzahra, Faradiba. 2011.
http://faraaraa.blogspot.com/2011/10/pengkajian-fisik-pada-bayi-
baru-lahir.html Di unduh: 2 Desember 2014
Hidayat, Alimul A.A. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta:
EGC
Hamilton, Persis Marry.1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas.
Jakarta: EGC
Johnson, R. 2004. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC.
Lestari, Indah Handayani. 2013.
http://handayaniakbidadilaangkatanv.blogspot.com/2013/07/asuhan
-kebidanan-pada-bayi-umur-6-jam_24.html. Di unduh: 2 Desember 2014
Tando, Rustam.2012.
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/12/11/asuhan-pada-
bayi-usia-2-6-hari-515226.html Di unduh: 2 Desember 2014

Makalah Pengkajian Fisik BBL Head To Toe dan Motorik | 17

Anda mungkin juga menyukai