Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI KONSELING


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT PADA Ny.S
DI PMB SRI WIGATI STr.,Keb

OLEH :

ULVA YULINAR
230707478

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI KONSELING


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT PADA NY.S
DI PMB SRI WIGATI STr.,Keb

Telah disetujui, di periksa, dan siap diujikan dihadapan

Tim Penguji

Pembimbing

(Feva Tridiawati, SST., Bd.,M.Kes)


NIDN. 0318027603

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Konseling
Perencanaan Kehamilan Sehat Pada Ny.S di PMB Sri Wigati STr.,Keb”. Dalam
penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Feva Tridiawati, SST., Bd.,M.Kes selaku Pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis
dalam melakukan perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan
penulis.
4. Ibu/Bapak Penguji yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan,
dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan- perbaikan untuk
kesempurnaan laporan penulis.
5. Kedua orangtua tercinta, adik-adikku,anak anakku tersayang serta
keluarga besar yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu
dengan tulus dan kasih sayang serta selalu memberi semangat kepada
penulis.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis
berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan
profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Tangerang, ……Desember 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Prakonsepsi...........................................................................................3
B. Perundang-Undangan..........................................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Laporan Kasus Dengan Metode SOAP...............................................13
B. Laporan Kasus Dengan Metode Patway.............................................18

BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................20

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................23
B. Saran....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya
sebelum. Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel telur (ovum)
dengan sperma (spermatozoa). Prakonsepsi adalah masa sebelum
kehamilan terjadi. Sehingga Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum
hamil. Perempuan prakonsepsi diasumsikan sebagai perempuan dewasa
atau perempuan usia subur yang siap menjadi seorang ibu (Nisa, 2018).
Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam mencapai hidup
yang sehat, terutama bagi pasangan yang akan membangun rumah tangga.
Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti
sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel sperma sehingga
terjadi pembuahan. Secara harfiah prakonsepsi adalah periode sebelum
terjadinya pembuahan yaitu pertemuan sel sperma dengan ovum. Periode
prakonsepsi memiliki rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun
sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan
sperma matur, yaitu 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi dalam kurun
waktu tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi merupakan penentu
bagi kondisi bayi yang akan dilahirkan. Wanita prakonsepsi diasumsikan
sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur (WUS) yang sudah siap
menjadi seorang ibu. Pada masa prakonsepsi kebutuhan gizi pada WUS
tentunya berbeda dengan kelompok remaja, anak-anak maupun lansia.
Prasyarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran
bayi normal dan sehat (Simotupang, 2018).
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014, adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan saat remaja hingga
sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan dalam menjalani
kehamilan, persalinan, dan melahirkan bayi yang sehat. Kegiatan juga
ditujukan pada laki-laki juga dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi
perempuan (Kemenkes, 2014).
Pelayanan kesehatan prakonsepsi merupakan strategi kesehatan
masyarakat untuk memperbaiki status kesehatan dan gizi serta menurunkan
angka kematian ibu dan anak. Hal ini menjadi penting karena status gizi

1
wanita sebelum konsepsi dapat memengaruhi proses perkembangan kritis
pada masa kehamilan dan anak yang dilahirkannya. Kekurangan gizi pada
ibu khususnya zat gizi mikro seperti zat besi, seng, magnesium, tembaga,
asam folat, yodium mengakibatkan keguguran, cacat bawaan, hipertensi
kehamilan, ketuban pecah dini, terlepasnya plasenta, kelahiran prematur,
bayi lahir mati, berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak, serta menyebabkan penyakit seperti penyakit
jantung koroner, hipertensi, dan diabetes mellitus tipe 2 di usia dewasa
(Thaha, 2017).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan prakonsepsi konseling
perencanaan kehamilan sehat Pada Ny.S di PMB Sri Wigati STr.,Keb
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif asuhan
kebidanan prakonsepsi konseling perencanaan kehamilan sehat
Pada Ny.S di PMB Sri Wigati STr.,Keb
b. Merumuskan analisis data asuhan kebidanan prakonsepsi konseling
perencanaan kehamilan sehat Pada Ny.S di PMB Sri Wigati STr.,Keb
c. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan prakonsepsi
konseling perencanaan kehamilan sehat Pada Ny.S di PMB Sri
Wigati STr.,Keb
d. Melakukan evaluasi dan dokumentasi asuhan kebidanan prakonsepsi
konseling perencanaan kehamilan sehat Pada Ny.S di PMB Sri
Wigati STr.,Keb

2
BAB II
TINAJUAN TEORI

A. Konsep Prakonsepsi
1. Pengertian
Asuhan Kebidanan Pra konsepsi merupakan asuhan kesehatan bagi
laki laki dan perempuan yang di berikan oleh tenaga medis professional
yang fokusnya pada upaya untuk memiliki anak yang sehat (Anggraeny
& Ariestiningsih, 2017).
Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja
hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan
menjadi hamil sehat (Kemenkes RI, 2014).
2. Tanda Gejala
Ada beberapa tanda dan gejala yang perlu diketahui dalam masa
prakonsepsi sebagi persiapan sebelum konsepsi. Tanda dan gejala
tersebut di antaranya adalah :
a. Tanda dan Gejala Masa Subur
Masa Subur merupakan masa dalam siklus menstrulasi wanita
dimana terdapat sel telur yang matang yang siap di buahi, sehingga
bila wanita tersebut melakukan hubungan seksual maka
dimungkinkan terjadi kehamilan (Simotupang, 2018).
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap dibuahi.
Masa subur berkaitamn erat dengan menstrulasi dan siklus
menstrulasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah suatu yang
wajar, penyaluran hasrattersebut akan memulai hasil yang baik jika
pertemuan antara suami istri diatur waktu. Menurut Kemenkes
(Kemenkes, 2017) tanda-tanda masa subur pada WUS yaitu:
1) Perubahan lendir serviks
2) Jika dalam masa subur cairan ini bertekstur lengket dan kental.
Perubahan yang terjadi menjelang masa subur yaitu dengan
meningkatnya jumlah cairan dan perubahan tekstur menjadi
berwarna bening dan tekstur lebih cair.

3
3) Dorongan seksual meningkat
4) Hormon kewanitaan akan meningkat dalam masa subur sehingga
berpengaruh terhadap hasrat seksual.
5) Temperatur tubuh meningkat dan payudara lebih lunak.
6) Meningkatnya hormon progesteron ketika masa subur akan
memicu kenaikan suhu tubuh, namun kenaikan suhu tubuh
tersebut hanya sedikit (± 0,5°C), maka cukup sulit mengamati
kenaikan suhu tubuh pada wanita.
b. Cara-cara mengetahui masa subur
Menurut Puspita (2016) disebutkan bahwa ada beberapa cara untuk
mengetahui masa subur, diantaranya adalah:
1) Sistem kalender
Sebagai pedoman, hari pertama menstruasi dihitung sebagai
siklus menstruasi hari ke-1. Lamanya siklus menstruasi dimulai
dari hari ke-1 hingga menstruasi berikutnya (Puspita, 2016). Ada
beberapa siklus menstruasi, yaitu :
a) Siklus menstruasi 28 hari. Pada siklus ini, ovulasi akan terjadi
pada hari ke14, dan masa subur adalah 2-3 hari sebelum
hingga sesudah ovulasi. Jadi masa subur terjadi antara hari ke-
11 hingga hari ke17
b) Siklus 35 hari. Ovulasi terjadi pada hari ke-21. Jika siklus
menstruasi pendek maka ovulasi juga semakin cepat
c) Jika siklus menstruasi anda tidak teratur, anda harus
mempunyai catatan siklus selama minimal 6 bulan (6 siklus)
berturut-turut untuk mendapatkan siklus terpanjang dan siklus
terpendeknya. Untuk siklus menstruasi tidak teratur, maka
masa subur dihitung dengan rumus, yaitu : Siklus terpanjang –
11 hari & Siklus terpendek – 18 hari
2) Perubahan Skresi Lendir Leher Rahim (Serviks).
Masa subur juga bisa diketahui lewat pemeriksaan getah lendir
(mukus) mulut rahim (serviks). Ini pun dapat anda lakukan sendiri.
Caranya, lendir dari mulut rahim diperiksa setiap hari. Hormon
Estrogen mencapai puncaknya pada saat ovulasi biasanya lendir
rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan jari telenjuk atau ibu
jari, lalu rekatkan lendir tersebut seperti membentuk benang

4
dengan jarak 2-3 cm, jika lendir tersebut terputus tandanya tidak
subur, dan apabila lendir tersebut tidak terputus maka anda dalam
masa subur, tingkat keberhasilan dengan cara ini hanya sekitar
60% - 70% (Sitompul Ewa Molika, 2015).
3) Menggunakan alat ovulasi (Ovulation Predictor Kit / OPK)
Ini adalah pilihan yang paling praktis untuk mengetahui masa
subur. Alat ini mirip dengan pendeteksi kehamilan dan kita bisa
mendapatkannya di apotekapotek terdekat. Cara menggunakan
alat ini pun sama dengan menggunakan alat pendeteksi
kehamilan, yaitu dengan meneteskan air seni lalu kita bisa melihat
indikatornya. Jika terlihat ada dua garis, itu artinya positif dan kita
sedang dalam kondisi subur (Puspita, 2016).
4) Metode ukur suhu (metode suhu basal)
Suhu tubuh normal biasanya 35,5 – 36 oC. Pada waktu ovulasi
turun dulu dan naik kembali mencapai 27 – 28 oC dan tidak akan
kembali ke suhu normal 35 derajat. Kenaikan suhu tubuh terjadi
apabila sudah terbentuknya Progesteron yang bertugas
menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerima sel telur yang
telah dibuahi. Caranya lakukan pengukuran suhu tubuh pada pagi
hari setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas apapun,
kemudian masukan termometer ke dalam dubur atau mulut vagina
selama 5-6 menit. Tutup kembali mulut vagina selama pengukuran
berlangsung, lakukan hal ini setiap hari selama 3 bulan (Sitompul,
2015).
c. Faktor yang Mempengaruhi Kesuburan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia subur
antara lain:
1) Umur
Pada perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun (Prawirohardjo,
2016). Rentang usia risiko tinggi adalah <20 tahun dan ≥ 35 tahun.
Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun secara fisik dan mental
ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar
mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan
prematur. Sedangkan pada usia ≥35 tahun kondisi fisik mulai

5
melemah. Meskipun pada umur 40 tahun keatas perempuan
masih dapat hamil, namun fertilitas menurun cepat sesudah usia
tersebut. Usia reprodukstif perempuan yang terbaik pada usia 20
tahunan, selanjutnya kesuburan secara bertahap menurun pada
usia 30 tahun, terutama setelah usia 35 tahun.
Pada laki-laki, tingkat kesuburan akan mulai menurun secara
perlahanlahan. Kesuburan laki-laki diawali saat memasuki usia
pubertas ditandai dengan perkembangan organ reproduksi, rata-
rata umur 12 tahun. Perkembangan organ reproduksi laki-laki
mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat kesuburan akan
bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan mencapai
puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia 25 tahun kesuburan
pria mulai menurun secara perlahan-lahan, dimana keadaan ini
disebabkan karena perubahan bentuk dan faal organ reproduksi .
Disarankan pria untuk menikah pada usia kurang dari 40 tahun,
karena di atas usia tersebut motilitas, konsentrasi, volume
seminal, dan fragmentai DNA telah mengami penurunan kualitas
sehingga meningkatkan risiko kecacatan janin.
2) Frekuensi senggama
Fertilisasi (pembuahan) atau peristiwa terjadinya pertemuan
antara spermatozoa dan ovum,akan terjadi bila koitus (senggama)
berlangsung pada saat ovulasi. Dalam keadaan normal sel
spermatozoa masih hidup selama 1-3 hari dalam organ reproduksi
wanita, sehingga fertilisasi masih mungkin jika ovulasi terjadi
sekitar 1-3 hari sesudah koitus berlangsung. Sedangkan ovum
seorang wanita umurnya lebih pendek lagi yaitu lx24 jam,
sehingga bila kiotus dilakukan-pada waktu tersebut kemungkinan
besar bisa terjadi pembuahan. Hal ini berarti walaupun suami istri
mengadakan hubungan seksual tapi tidak bertepatan dengan
masa subur istri yang hanya terjadi satu kali dalam sebulan, maka
tidak akan terjadi pembuahan dan tidak akan terjadi kehamilan
pada istri.
3) Lama berusaha
Penelitian mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kehamilan menunjukkan, bahwa 32,7% seorang istri

6
akan hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam tiga bulan
pertama, 72.1% dalam enam bulan pertama, 85,4% dalam 12
bulan pertama, dan 93,4% dalam 24 bulan pertama. Waktu
rata~rata yang dibutuhkan untuk menghasilkan kehamilan adaleh.
2,3-2.8 bulan. Jadi lama suatu pasangan suami istri berusaha
secara teratur merupakan faktor penentu untuk dapat terjadi
kehamilan.
4) Obesitas
Obesitas juga diketahui sebagai salah satu faktor yang
berhubungan dengan infertilitas. Obesitas diketahui menjadi salah
satu faktor risiko terjadinya infertilitas karena obesitas dapat
memacu terjadinya resistensi insulin dimana tubuh tidak mampu
mengelola glukosa secara cepat. Resistensi insulin menyebabkan
peningkatan kadar insulin darah (hiperinsulinemia) sehingga
semakin tinggi insulin semakin besar hambatan perkembangan
foliker (sel telur) dalam ovarium.

B. Konseling
1. Pengertian
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik
(Saifuddin, 2017).
2. Manfaat Konseling
Manfaat dari konseling adalah Meningkatkan kemampuan klien dalam
mengenal masalah, merumuskan alternative, memecahkan masalah dan
memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri.
Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan
psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan
membesarkan anak Mencakup topik-topik seperti apakah tersedia kamar
bagi anak-anak, bagaimana cara mengasuh anak-anak, kemapanan
ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau pasangan, serta harapan
pengalaman usia subur dan menjadi orang tua.

7
C. Persiapan Kehamilan
BKKBN (2014) mengungkapkan berbagai persiapan kehamilan yang
sehat diantaranya:
1. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari
pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk mempersiapkan
calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan
dapat dilakukan di puskesmas atau rumah sakit. Pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil bagi PUS diberikan kepada PUS laki-laki maupun
perempuan, baik yang belum mempunyai anak maupun yang sudah
memiliki anak dan ingin merencanakan kehamilan selanjutnya.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil pada PUS meliputi:
a. Anamnesis
1) Anamnesis Umum
2) Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
status kesehatan melalui pemeriksaan denyut nadi, frekuensi nafas,
tekanan darah, suhu tubuh, dan pemeriksaan lengkap. Selain itu
dilakukan pemeriksaan status gizi yang meliputi pengukuran berat
badan, tinggi badan, LILA, dan tanda anemia.
c. Pemeriksaan Darah
d. Pemeriksaan Urin
e. Pemeriksaan SADANIS (Periksa Payudara Klinis)
f. IVA Test atau Pap Smear (untuk PUS)
g. Pemeriksaan penunjang seksualitas indikasi

2. KIE Kesehatan Masa Sebelum Hamil Untuk Calon Pengantin (Catin) Dan
Pasangan Usia Subur (PUS)
a. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
1) Pengertian
Keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.

8
2) Pentingnya kesehatan reproduksi
a) Catin dan PUS pelu mengetahui informasi kesehatan
reproduksi untuk menjalankan proses, fungsi dan perilaku
reproduksi yang sehat dan aman.
b) Catin perempuan dan Wanita usia subur (WUS) akan menjadi
calon ibu yang harus mempersiapkan kehamilannya agar dapat
melahirkan anak yang sehat dan berkualitas
c) Laki-laki catin dan usia subur akan menjadi ayah yang harus
memiliki kesehatan yang baik dan berpartisipasi dalam
perencanaan keluarga, seperti menggunakan alat kontrasepsi
serta mendukung kehamilan dan persalinanyang aman.
d) Laki-laki dan perempuan mempunyai resiko masalah kesehatan
reproduksi terhadap penularan penyakit, perempuan lebih
rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi yang terjadi
pada saat berhubungan seksual, hamil, melahirkan, nifas,
keguguran dan pemakaian alat kontrasepsi, karena struktur alat
reproduksinya lebih rentan secara sosial maupunfisik terhadap
penularan infeksi menular seksual termasuk HIV
e) Laki-laki dan perempuan mempunyai hakdan kewajiban yang
sama untuk menjaga kesehatan reproduksi
3) Penerapan kesetaraan gender dalam pernikahan
a) Pernikahan yang ideal dapat terjadi ketika permpuan dan laki-
laki dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain,
misalnya :
(1)Dalam mengambil keputusan dalam rumah tangga dilakukan
secara bersama-sama dan tidak memaksakan ego masing-
masing.
(2)Suami-istri saling membantu dalam pekrjaan rumah tangga,
pengasuhan dan pendidikan anak.
(3)Kehamilan merupakan tanggung jawab bersama.
(4)Laki-laki mendukung terlaksananya pemberian ASI Esklusif.
(5)
b) Pernikahan yang bahagia harus terbebas dari hal-hal berikut :
(1) Kekerasan fisik
(2) Kekerasan secara psikis

9
(3) Kekerasan seksual
(4) Penelantaran rumah tangga
4) Hak dan Kesehatan Reproduksi
a) Hak reproduksi adalah hak asasi manusia yang dimiliki oleh
setiap pasangan yang berkaitan dengan kehidupan
reproduksinya.
b) Informasi kesehatan reproduksi yang perlu disampaikan
(1) Kesehatan reproduksi, permasalahan dan cara
mengatasinya
(2) Penularan Penyakit menular seksual dan HIV-AIDS, dan
cara
(3) mengatasinya
(4) Pelayanan KB, mengetahui dan memahami efek samping
(5) Catin berhak mendapatka kebutuhan reproduksinya
sehingga melahirkan bayi yang berkualitas mulai dari
sebelum hamil sampai masa nifas.
5) Perilaku yang sebaiknya dihindari dalam aktifitas seksual untuk
menjaga kesehatan reproduksi
a) Melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi dan masa
nifas
b) Melakukan hubungan seksual melalui dubur dan mulut

b. Kehamilan dan Perencanaan Kehamilan


1) Kehamilan
a) Kehamilan adalah masa dimana seorang perempuan memiliki
janin yang sedang tumbuh didalam tubuhnya setiap kehamilan
harus direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya
dengan baik.
b) Catin perlu mengetahui tanda-tanda kehamilan agar
mempunyai pemahaman dan kepedulian bila kelak hamil,
mempersiapkan diri untuk hamil dan bersalin secara sehat dan
aman.
c) Perlu diperhatikan bila seseorang perempuan sedang hamil.
(1) Ibu hamil tetap dapat melakukan aktifitas rutin dengan
menjaga kesehatan dan istirahat yang cukup

10
(2) Tidak boleh mengkonsumsi obat-obatan diluar anjuran
dokter.
(3) Boleh melakukan hubungan seksual dan tetap
memperhatikan kondisi kesehatan ibu dan janin.
2) Perencanaan Kehamilan
a) Perencanaan kehamilan adalah pengaturan kapan usia ideal
dan sat yang tepat untuk hamil serta mengatur jarak kehamilan
dan jumlah anak
b) Perencanaan kehamilan bertujuan untuk mencegah :
(1) Terlalu muda <20 tahun
(2) Terlalu Tua > 35 Tahun
(3) Terlalu dekat jarak kehamilan (<2 Tahun)
(4) Terlalu sering hamil > 3 anak
Bila terjadi kehamilan dengan 4 kategori di atas akan berdampak
tidak baik untuk kesehatan ibu dan anak. Kehamilan perlu
direncanakan karena tiap catin diharapkan memiliki kesehatan yang
baik dan terhindar dari penyakit.

D. Perundang-undangan dan Wewenang Bidan


1. Wewenang Bidan
Wewenang bidan diatur dalam Permenkes RI No. 28 tahun 2017
bagian kedua tercantum pada pasal 18 bahwa dalam penyenggaraan
praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan
kesehatan reproduksi serta keluarga berencana.
Pasal 19 ayat (2) dan (3) Permenkes RI No. 28 Tahun 2017
menjelaskan bahwa kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan,
masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan. Pelayanan
kesehatan ibu meliputi :
a. Konseling pada masa sebelum hamil.
b. Antenatal pada kehamilan normal.
c. Persalinan normal.
d. Pelayanan kesehatan ibu nifas normal.
e. Pelayanan kesehatan pada ibu menyusui.

11
f. Konseling pada masa antara dua kehamilan.
Kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu
dijelasakan pada Pasal 19 ayat (3), bidan berwenang melakukan:
a. Efisiotomi dan pertolongan persalinan normal.
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
c. Memberikan penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan.
d. Memberikan tablet tambah darah pada ibu hamil.
e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
f. Memfasilitasi atau membimbing dalan Inisiasi Menyusu Dini dan
promosi ASI eksklusif.
g. Memberikan uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum.
h. Memberikan penyuluhan dan konseling.
i. Memberikan bimbingan pada kelompok inu hamil, serta berwenang
memberikan keterangan hamil dan kelahiran.
Bidan juga berwenang memberikan pelayanan kesehatan anak yang
dijelaskan pada Pasal 20, meliputi :
a. Memberikan pelayanan neonatal esensial.
b. Penanganan kegawatdaruratan, dialnjutkan dengan perujukan.
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
d. Memberikan konseling dan penyuluhan.
Pasal 21 Permenkes RI No. 28 tahun 2017 menjelaskan wewenang
bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana, meliputi:
a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
b. Pelayanan kotrasepsi oral, kondom, dan suntikan.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI KONSELING


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT PADA Ny.S
DI PMB SRI WIGATI STr.,Keb

No Reg :
Nama Pengkaji : Ulva Yulinar
Hari/tanggal : 15 Desember 2023
Waktu Pengkajian : Pukul 09.30 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Sri Wigati STr.Keb

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Jenis Identitas

Nama : Ny.S
Umur : 21 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat rumah :
Alamat kantor :

2. Quic Cek
No Jenis Quick cek Hasil Keterangan
Ya tidak
1 Sakit kepala hebat √
2 Gangguan penglihatan √
3 Pembengkakan pada wajah dan √
tangan
4 Nyeri abdomen (epigastrium) √
5 Mual dan muntah berlebihan √
6 Pergerakan janin tidak seperti biasa √
7 Pengeluaran pervaginam √
8 Demam √
3. Keluhan Saat Ini

13
a. Ny.S datang ke PMB tidak memiliki keluhan
b. Ny.S mengatakan datang ke PMB ingin konsultasi perencanaan
kehamilan sehat
c. Ny.S mengatakan masih bingung dan belum tahu bagaimana kehamilan
yang sehat itu.
4. Riwayat Menstruasi
HPHT : 13-12-2023
Menarche : 16 tahun
Lama : 7-8 hari
Siklus : 28 hari
Keluhan : Tidak ada
5. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan sudah melangsungkan pernikahan sejak 3 minggu yang
lalu
6. Riwayat Genekologi
a. Infertilitas :-
b. Infeksi virus : tidak ada
c. PMS : tidak ada
d. Cervisitis Cronis : tidak ada
e. Endometriotis : Tidak ada
f. Myoma : tidak ada
g. Polip servix : tidak ada
a. Kanker kandungan : tidak ada
b. Operasi kandungan : tidak ada
h. Perkosaan : tidak
7. Riwayat Obstetrik
Pasien mengatakan belum pernah hamil, keguguran dan melahirkan
8. Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit kronis serius yang
membahayakan dan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan yang
menahun serta tidak pernah kecelakaan sebelumnya, tidak memliki alergi
terhadap obat ataupun makanan
9. Riwayat Imunisasi TT
Ibu mengatakan pernah melakukan suntik TT 2 kali waktu masih SD
10. Riwayat kontrasepsi

14
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
11. Penggalian informasi oleh bidan tentang pengetahuan yang dibutuhkan
oleh klien
Penggalian informasi tentang persiapan apa saja yang dilakukan agar
bisa melewati masa kehamilan dengan sehat yang akan direncanakan,
ibu belum mengetahuinya.

DATA OBJEKTIF
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan TTV : TD : 110/80 mmHg
Nadi : 89x/mnt
RR : 23x/mnt
Suhu : 37°C
BB : 70 kg
TB : 167 cm
Pemeriksaan Fisik :
Wajah : tampak agak pucat, tidak ada oedema, tidak
ada cloasma
Kepala dan rambut : kepala bersih, rambut hitam dan tidak
berbau, tidakada ketombe
Mata : simetris : ya, konjungtiva : agak pucat,
sklera : tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip. Tidak ada sekret berlebih,
bersih.
Mulut : bersih, tidak berbau, tidak ada sariawan dan
gigi tidak ada karies
Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran serumen
tak ada ganggungan pendengaran.
Leher : Pembesaran kelenjar, getah bening : tidak
ada
Payudara : Asimetris
Abdomen bekas luka : Tidak ada
operasi
Ektremitas atas dan : Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada nyeri

15
bawah tekan, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan
Anogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

ASSESMENT
Ny. S Umur 21 tahun G0P0A0 dengan perencanaan kehamilan sehat

PLANING
1. Memberitahukan kepada pasien hasil pemeriksaan TTV dalam batas
normal
Rasional : Untuk memastikan keadaan kesehatan ibu dengan dilakukan
pemeriksaan TTV
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang dijelaskan oleh bidan
2. Memberi konseling kepada pasien kapan memutuskan ingin mempunyai
anak, berapa jumlah anak, dan jarak kehamilan yang direncanakan
Rasional : Untuk memberikan pemahaman kepada pasien agar pasien
tepat dalam merencakan atau dalam melakukan program kehamilan
Hasil : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan
3. Memberikan informasi tentang penyakit menular seksual agar perempuan
dan laki-laki terlindung dari infeksi menular seksual
Rasional : Untuk menjaga kesehatan pasangan usia subur dengan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penyakit
menular seksual
Hasil : ibu memahami dan mengerti penjelasan yang diberikan bidan
4. Memberikan dukungan support terhadap pasien agar ibu dapat menjalani
kehamilan dan persalinan yang aman sehingga ibu sehat dan melahirkan
bayi yang sehat dan dapat tumbuh kembang menjadi anak yang
berkualitas
Rasional : Agar ibu dapat lebih yakin dalam menjalani masa-masa
kehamilannya nanti dengan kesehatan yang baik
Hasil : Suami mengatakan akan mendukung istri dengan penuh kasih
sayang

16
5. Memberitahukan kepada pasien hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
merencanakan kehamilan
a. Kesehatan fisik dan mental dalam kondisi layak untuk hamil
b. Mudah mencapai fasilitas pelayanan kesehatan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas
c. Kesiapan keuangan ( Terpenuhi kebutuhan dasar, memilki jaminan
kesehatan, dan kebutuhan transportasi kefasilitas pelayanan
kesehatan
d. Dukungan suami, keluarga dan lingkungan masyarakat
e. Status gizi mendapatkan masukan gizi yang seimbang kedalam
tubuh perlu mengkonsumsi lima kelompok pangan yang beraneka
ragam setiap hari seperti makanan pokok lauk, pauk, sayuran, buah-
buahan, dan minuman
Rasional : Agar ibu dapat mempersiapkan hal apa saja yang perlukan
dan dipersipakan sebelum hamil dan saat hamil nantinya
Hasil : Ibu dan suami mengerti dengan penjelasan bidan

17
DOKUMENTASI PATWAY ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI
Diagnosa :
Ny. S Umur 21 tahun G0P0A0 dengan
perencanaan kehamilan sehat Keluhan yang dialami oleh
Pasien:
Masalah : Data Subjektif:
Kurang pengetahuan tentang Ny.S datang ke PMB pada
mempersiapkan dan merencakan tanggal 17 Desember 2023 pukul
kehamilan yang sehat 09.30 WIB. Mengatakan ingin
berkonsultasi masalah
perencanaan kehamilan yang
sehat. Pasien engajatan bahwa
tidak memiliki keluhan apapun.
Penggalian iformasi oleh bidan
tentang pengetahuan yang ibu
Persiapan Kehamilan
butuhkan:
Menurut BKKBN hal yang 1 Ibu mengatakan datang ke
harus dipersiapkan dalam KIE Kesehatan masa PMB ingin konsultasi
kehamilan sehat adalah: sebelum hamil untuk perencanaan kehamilan
pasangan usia subur (PUS): sehat dan ibu mengatakan
Dilakukannya pemeriksaan
1. Pengetahuan kesehatan masih bingung dan belum
kesehatanyang meliputi : reproduksi
1. Anamnesis tahu bagaimana kehamilan
2. Kehamilan dan yang sehat itu.
2. Pemeriksaan fisik perencanan kehamilan
3. Pemeriksaan darah Data Objektif :
4. Pemeriksaan urin KU : Baik
5. Pemeriksaan SADANIS Kesadaran : Composmentis
6. IVA test atau pap Smear Pemeriksaan TTV :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 89x/mnt
RR : 23x/mnt
Suhu : 37°C
BB : 70 kg
TB : 167 cm
Pemeriksaan Fisik Normal
Pemeriksan abdomen normal
Pemeriksaan penunjang tidak
dilakukan

18
Asuhan Yang diberikan: Rasional:
1 Memberitahukan kepada pasien 1. Untuk memastikan keadaan
hasil pemeriksaan TTV dalam kesehatan ibu dengan dilakukan
batas normal pemeriksaan TTV
2 Memberi konseling kepada pasien 2. Untuk memberikan pemahaman
kapan memutuskan ingin kepada pasien agar pasien tepat
mempunyai anak, berapa jumlah dalam merencakan atau dalam
anak, dan jarak kehamilan yang melakukan program kehamilan
direncanakan 3. Untuk menjaga kesehatan
3 Memberikan informasi tentang pasangan usia subur dengan
penyakit menular seksual agar meningkatkan pengetahuan dan
perempuan dan laki-laki terlindung pemahaman pasien tentang
dari infeksi menular seksual penyakit menular seksual
4 Memberikan dukungan support 4. Agar ibu dapat lebih yakin dalam
terhadap pasien agar ibu dapat menjalani masa-masa
menjalani kehamilan dan kehamilannya nanti dengan
persalinan yang aman sehingga ibu kesehatan yang baik
sehat dan melahirkan bayi yang 5. Agar ibu dapat mempersiapkan hal
sehat dan dapat tumbuh kembang apa saja yang perlukan dan
menjadi anak yang berkualitas dipersipakan sebelum hamil dan
5 Memberitahukan kepada pasien saat hamil nantinya
hal-hal yang harus diperhatikan
sebelum merencanakan kehamilan

Evaluasi Hasil Yang diberikan:


1. ibu mengetahui hasil pemeriksaan
yang dijelaskan oleh bidan
2. ibu mengerti apa yang dijelaskan
oleh bidan
3. ibu memahami dan mengerti
penjelasan yang diberikan bidan
4. Suami mengatakan akan
mendukung istri dengan penuh
kasih sayang
5. Ibu dan suami mengerti dengan
penjelasan bidan

19
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Data Subjektif
Berdasarkan hasil asuhan yang ditemukan saat pengkajian adalah
Ny.S berusi 21 tahun G1P0A0, pasien mengatakan sudah melangsungkan
pernikahan sejak 3 minggu yang lalu, pasien mengatakan tidak ada
keluhan, pasien datang hanya ingin berkonsultasi perencanaan kehamilan
sehat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia subur
adalah umur menurut Prawirohardjo (2016) pada perempuan, usia
reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35
tahun. Rentang usia risiko tinggi adalah <20 tahun dan ≥ 35 tahun. Hal ini
dikarenakan pada usia <20 tahun secara fisik dan mental ibu belum kuat
yang memungkinkan berisiko lebih besar mengalami anemia, pertumbuhan
janin terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia ≥35 tahun
kondisi fisik mulai melemah. Meskipun pada umur 40 tahun keatas
perempuan masih dapat hamil, namun fertilitas menurun cepat sesudah
usia tersebut. Usia reprodukstif perempuan yang terbaik pada usia 20
tahunan, selanjutnya kesuburan secara bertahap menurun pada usia 30
tahun, terutama setelah usia 35 tahun

B. Data Objektif
Hasil pemeriksaan diketahui Ny.S dalam keadaan normal dengan
hasil TTV : TD : 110/80 mmHg, BB : 45 Kg, Nadi : 789x/mnt, RR : 23x/mnt
Suhu : 37°C. Hasil pemeriksaan fisik terpantau normal. Hasil pemeriksaan
menstruasi didapati usia menrache 16 Tahun, lama menstruasi 7-8 hari,
siklus menstruasi 28 hari.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukaan Anurogo (2018) bahwa
menstruasi biasanya diawali pada usia remaja 9-12 tahun. Ada sebagian
kecil yang mengalami lebih lambat dari itu, 13-16 tahun meski sangat
jarang terjadi. Masa rata-rata perempuan menstruasi antara 3-8 hari. Rata-
rata perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21-35 hari. Tidak
ditemukan perbedaan antara teori dengan praktek yang telah dilakukan.

20
C. Analisa Data
Dasi hasil pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan diagnosa
pada kasus ini adalah Ny.S usia 21 Tahun dengan perencanaan kehamilan
sehat.
Kebutuhan yang dilakukan dalam kasus ini adalah dengan
memberikan konseling (KIE) tentang perencanaan kehamilan sehat.
Kehamilan adalah masa dimana seorang perempuan memiliki janin
yang sedang tumbuh didalam tubuhnya setiap kehamilan harus
direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya dengan baik. atin
perlu mengetahui tanda-tanda kehamilan agar mempunyai pemahaman
dan kepedulian bila kelak hamil, mempersiapkan diri untuk hamil dan
bersalin secara sehat dan aman (BKKBN, 2014).

D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan oleh bidan adalah dengan
memberikan konseling (KIE) tentang perencanaan kehamilan sehat yaitu
dengan mempersiapkan kesehatan fisik dan mental dalam kondisi layak
untuk hamil, mudah mencapai fasilitas pelayanan kesehatan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, kesiapan keuangan (
Terpenuhi kebutuhan dasar, memilki jaminan kesehatan, dan kebutuhan
transportasi kefasilitas pelayanan kesehatan, dukungan suami, keluarga
dan lingkungan masyarakat, status gizi mendapatkan masukan gizi yang
seimbang kedalam tubuh perlu mengkonsumsi lima kelompok pangan yang
beraneka ragam setiap hari seperti makanan pokok lauk, pauk, sayuran,
buah-buahan, dan minuman.
Hal tersebut sesuai dengan teori BKKBN (2014) dimana Pemeriksaan
kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari pelayanan kesehatan
prakonsepsi yang bertujuan untuk mempersiapkan calon ibu dalam
menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di
puskesmas atau rumah sakit. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil
bagi PUS diberikan kepada PUS laki-laki maupun perempuan, baik yang
belum mempunyai anak maupun yang sudah memiliki anak dan ingin
merencanakan kehamilan selanjutnya.

21
Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan yang telah diberikan tidak
ditemukan adanya perbedaan antara teori dan praktek.

E. Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi sebagai proses akhir dari asuhan
untuk mengetahui hasil dari penatalaksanaan pemberian KIE tentang
perencanaan kehamilan sehat. Setelah diberikan KIE pasien tampak
mengerti dan paham sehingga pasien lebih siap dan mantap untuk
melaksanakan program kehamilan yang sehat .

22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, mahasiswa telah mampu
menganalisa kasus dari pengkajian, menegakkan diagnosa, melakukan
asuhan kebidanan prakonsepsi dengan benar dan tepat sesuai teori dan di
bandingkan dengan fakta yang berhubungan dengan asuhan kebidanan
prakonsepsi tentang perencanaan kehamilan sehat pada Ny.S.

B. Saran
1 Bagi Bidan Praktek Mandiri(BPM)
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
konseling dengan baik dan memberikan kenyamanan untuk klien saat
diberikan penjelasan mengenai perencanaan kehamilan sehat
2 Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan pasien lebih aktif dalam berkonsultasi seperti menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti terkait dengan kehamilan
3 Bagi Bidan
Sebaiknya mampu memberikan informasi yang benar dan bidan juga
harus mampu melaksanakan tindakan sesuai dengan teori dan prosedur.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, & Ariestiningsih. (2017). Gizi Konsepsi, Kehamilan dan Menyusui.


UBpress.

Kemenkes. (2017). Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi


Calon Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Kementrian Kesehatan dan
Kementerian Agama.

Kementerian kesehatan Republik Indonesia. (2014). Permenkes RI.No. 97 Tahun


2014 tentang Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan
kontrasepsi serta pelayanan kesehatan seksual.

Nisa, K. (2018). Pengaruh Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi Terhadap


Asupan Protein, Kalsium, Zat Besi, Asam Folat Dan Status Gizi Pada
Wanita Usia Subur Di Desa Paluh Kemiri. Prakonsepsi.

Puspita, Y. (2016). Panduan Cepat Mendapatkan Buah Hati. Stiletto Book.

Simotupang, A. M. (2018). PENGARUH KONSELING GIZI PRAKONSEPSI


TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA PRANIKAH DI
KECAMATAN BATANG KUIS.

Sitompul Ewa Molika. (2015). Panduan Pintar Menghitung Masa Subur. Kunci
Aksara.

Thaha, A. R. (2017). Peran Kader Posyandu Pada Pelayanan Terpadu Wanita


Prakonsepsi Di Wilayah Puskesmas Pattigalloang. Jurnal Mkmi, 102–109.

24
LAMPIRAN

25
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ny.S
Tempat/ Tanggal Lahir : 21 Tahun
Alamat : Tanggerang

Bersama ini menyatakan kesediaannya untuk melakukan tindakan dan


prosedur pengobatan pada diri saya. Persetujuan ini saya berikan setelah
mendapat penjelasan dari operator/petugas kesehatan yang berwenang di
fasilitas kesehatan tersubut diatas.
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak
manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Tangerang, 15 Desember 2023


Pemeriksa Pembuat Pernyataan

(…………………………………) (…………………………..)

26

Anda mungkin juga menyukai