Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT PADA ANAK ”Z”

DENGAN GIZI KURANG DI UPT PUSKESMAS KOPO

TAHUN 2023

Oleh :
DESY PRATIWI
NIM : 22070545

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT PADA ANAK ”Z”

DENGAN GIZI KURANG DI UPT PUSKESMAS KOPO

TAHUN 2023

Telah disetujui, diperiksa, Dan siap diujikan dihadapan Tim penguji

Pembimbing

(Nofa Anggraini, S.ST, M.Kes)


NIDN: 0306118305
PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas yang berjudul “Laporan Kasus Manajemen Terpadu Balita Sakit Pada

Anak ”Z” Dengan Gizi Kurang di UPT Puskesmas KopoTahun 2023”

Dalam penyusunan Laporan Kasus ini, penulis banyak mendapatkan


dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, M.Pd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Hj. Siti Juhaeni, S.ST Kepala UPT Puskesmas Kopo yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data. .
4. Ibu Maryani ,S.Si.T,M.Keb Ka.Prodi Profesi Bidan yang telah banyak
memberikan pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam pembuatan Studi
Kasus.
5. Ibu Nofa Anggraini, S.ST, M.Kes, Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
6. Kedua Orang tua serta keluarga besar yang selalu mendo’akan, memotivasi
dan membantu dengan tulus dan ikhlas. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Serang , 21 Januari 2023


Penulis

Desy Pratiwi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS...........................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang ......................................................................................................

B. Tujuan.....................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................................

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit...........................................................................

1. Pengertian MTBS..............................................................................................

2. Sasaran Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)..........................................

B. Balita.......................................................................................................................

1. Pengertian Balita...............................................................................................

C. Gizi Kurang.............................................................................................................

1. pengertian Gizi Kurang.....................................................................................

2. Tanda-tanda Anak Gizi Kurang.........................................................................

3. Beberapa hal lain yang mendorong terjadinya Gizi Kurang.............................

4. Penanganan Gizi Kurang Pada Balita................................................................


BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................

A. Dokementasi Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan.....................................

BAB IV................................................................................................................................

A. Pembahasan...........................................................................................................

BAB V PENUTUP.............................................................................................................

A.Kesimpulan.............................................................................................................

B.Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSAKA
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yeni Yulianti


Tempat/ Tanggal Lahir : Serang,18-09-1991
Alamat : Kp. Rancasumur RT 013 RW 004 Desa Rancasumur
Kecamatan Kopo

Bersama ini menyatakan kesediannya untuk dilakukan Tindakan dan


prosedur pengobatan pada anak saya, persetujuan ini saya berikan setelah
mendapat penjelasan dari operator/ tenaga Kesehatan yang berwenang atas
fasilitas tersebut di atas.
Demikian surat persetujan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun
dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Serang, 21 Januari 2023


Pemeriksa Pembuat Pernyataan

Desy Pratiwi Yeni Nuraeni


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan suatu pendekatan

yang terintegrasi atau terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus

pada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS

bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan atau

cara penatalaksanaan balita sakit. Konsep MTBS pertama kali

diperkenalkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (World Health

Organizations) merupakan suatu bentuk srategi upaya pelayanan kesehatan

yang ditunjukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan

kecacatan bayi dan anak balita di Negara-negara berkembang.

Status gizi merupakan ukuran keberhasilan untuk memenuhi nutrisi

kebutuhan pada anak yang ditunjukkan melalui capaian berat badan

terhadap umur. Status gizi pada balita sangat signifikan sebagai titik tolak

kapasitas fisik saat usia dewasa. Faktor-faktor yang paling berpengaruh

terhadap status gizi balita bisa dikaji untuk kemudian dirumuskan menjadi

rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai the best guidelines untuk

masyarakat (Sulistyawati, 2019).

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui pada

setiap orang tua. Berdasarkan fakta bahwa balita kurang gizi pada masa

emas bersifat irreversible (tidak dapat pulih) dan kekurangan gizi pada

balita dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Oleh sebab itu,


balita dengan status gizi kurang memiliki daya tahan tubuh yang lemah

sehingga mudah terserang penyakit (Sholikah, Rustiana & Yuniastuti,

2017).

Menurut WHO, ada tiga indikator status gizi pada anak yang

dijadikan parameter, yaitu berat badan terhadap umur, tinggi badan

terhadap umur, dan berat badan terhadap tinggi badan. Berat badan

merupakan indikator umum status gizi karena berat badan berkorelasi

secara positif terhadap umur dan tinggi badan (Kemenkes RI, 2017).

Pemenuhan gizi merupakan hak setiap anak, upaya ini ditujukan

untuk mempersiapkan generasi akan datang yang sehat, cerdas, dan

berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak

(Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan). Gizi kurang

merupakan suatu kondisi berat badan menurut umur (BB/U) yang tidak

sesuai dengan usia yang seharusnya. Kondisi balita gizi kurang akan

rentan terjadi pada balita usia 2-5 tahun karena balita sudah menerapkan

pola makan seperti makanan keluarga dengan tingkat aktivitas fisik yang

tinggi (Diniyyah & Nindya, 2017).

Fenomena yang terjadi saat ini berkaitan dengan konsumsi

makanan yang tidak seimbang dengan kebutuhan kalori akan berpengaruh

pada pertumbuhan 2 seorang anak. Sikap dan perilaku makan yang kurang

baik akan mengakibatkan kurangnya status gizi pada balita tersebut

(Setyawati& Setyowati, 2015). Status sosial ekonomi seperti pekerjaan,

pendidikan dan pendapatan suatu keluarga berpengaruh pada status gizi


balita sebuah keluarga. Pendapatan sebuah keluarga sangat mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk mengakses dan mengkonsumsi makanan

tertentu yang akan berpengaruh pada status gizi balita tersebut. Untuk

mengintervensi permasalahan balita gizi kurang pemerintah membantu

dalam Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Hal ini diperkuat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hosang, Umboh& Lestari (2017)

Hubungan Pemberian Makanan Tambahan terhadap perubahan status gizi

anak balita gizi kurang di Kota Manado menyatakan bahwa pemberian

PMT pada gizi kurang memberikan status gizi anak menjadi gizi baik.

Berdasarkan data Riskesdas 2013 gizi kurang di Indonesia memiliki

prevalensi sebesar 13,9% sedangkan pada data Riskesdas 2018 memiliki

prevalensi sebesar 13,8% dengan arti hanya 0,1% prevalensi penurunan

gizi kurang dalam 5 tahun terakhir. Sehingga masalah ini menjadi masalah

yang harus diperhatikan oleh pihak tenaga kesehatan maupun pemerintah

setempat (Kemenkes, 2018).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah

dari Penulis yaitu bagaimana penatalaksanaan asuhan gizi balita gizi

kurang di UPT Puskesmas Kopo Tahun 2023.


C. Tujuan Penulis

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu menganalisa kasus dari pengkajian, menegakkan

diagnosa, asuhan kebidanan yang benar dan tepat suatu teori yang

berhubungan dengan asuhan kebidanan pada balita gizi kurang di

wilayah UPT Puskesmas Kopo.

2. Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai fakta


dibandingkan teori pada asuhan kebidanan pada balita.
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis dan menentukan
masalah dan masalah potensial
3. Mampu meletakan tindakan segera jika dibutuhkan pada
asuhan kebidanan pada balita.
4. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan yang benar
dan tepat sesuai dengan diagnosis dan masalah pada balita.
5. Mahasiswa mampu membuat rasionalisasi asuhan yang telah
diberikan pada balita.
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang
diberikan pada balita.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit

1. Pengertian MTBS

Merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam

tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat

jalan pelayanan kesehatan dasar, meliputi upaya kuratif

terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi

telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan prefentif yang

meliputi imunisasi dan pemberian vitamin A dan konseling

pemberian makan.

MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit

adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/ terpadu dalam

tatalaksana balita sakit dengan focus kepada kesehatan anak

usia 0-5 tahun(balita) secara menyeluruh. MTBS bukan

merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan

atau cara penatalaksanaan balita sakit. Kegiatan MTBS

merupakan upaya yang ditunjukan untuk menurunkan

kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan

dasar seperti Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes dll.


Bila dilaksanakan dengan baik, upaya ini tergolong lengkap

untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering

menyebabkan kematian bayi dan balita. Dikatakan lengkap

karena meliputi upaya kuratif (pengobatan), prefentif

(pencegahan), perbaikan gizi, imunisasi dan konseling

(promotif).

Dalam menangani balita sakit, tenaga kesehatan (perawat,

bidan/desa) yang berada di pelayanan dasar dilatih untuk

menerapkan pendekatan MTBS secara aktif dan terstruktur,

meliputi :

a. Melakukan penilaian adanya tanda-tanda atau gejala

penyakit dengan cara Tanya, lihat, dengar dan raba

b. Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan serta

pengobatan anak

c. Memberikan konseling dan tindak lanjut pada saat

kunjungan ulang

2. Sasaran Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)


Adapun sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan di
bagi menjadi dua kelompok sasaran yaitu kelompok usia 0-2
bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun (vera,2015:
Depkes RI, 2008).
Penilaian MTBS

B. Balita

1. Pengertian Balita

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita)

dan anak prasekolah (3-5 tahun), saat usia batita anak masih

tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan

penting seperti perkembangan berbicara dan berjalan sudah

bertambah baik namun kemampuan lain masih terbatas

(Sutomo, 2010).
Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah satu sasaran pelayanan

kesehatan yang dilakukan oleh bidan. Anak baru lahir (0-28

hari) dan bayi ( umur 1-12 bulan) termask anak balita. Masa ini

sering juga disebut masa sebagai fase “Golden Age”. Golden

age merupakan masa yang sangat penting untuk

memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar

sedini mungkin dapat terdeteksi apabila ada kelainan (Marmi,

2012).

Masa balita merupakan periode penting dalam proses

tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di

masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan

perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh

kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat

dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut

golden age atau masa keemasan.

C. Gizi Kurang

1. Pengertian Gizi Kurang

Gizi kurang adalah suatu masalah gizi yang disebabkan

karena kurangnya asupan gizi baik dalam jangka waktu pendek

maupun panjang. Jenis penyakit masalah gizi kurang

berdasarkan jenis zat gizi apa yang kurang dikonsumsi.

(Setyawati, Vilda Ana Veria, 2018).


Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan

atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk

pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang

berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat gizi adaptif

bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak terjadi

pada anak usia kurang dari 5 tahun (Afriyanto, 2010).

Gangguan kesehatan yang disebabkan kekurangan dan

ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan asupan dan

protein. (Rahardjo, 2012).

2. Tanda - Tanda Anak Kurang Gizi

Beberapa gejala berikut bisa dialami oleh anak yang

mengalami kurang gizi:

a. Badan lemah, kurang energi untuk melakukan aktivitas.

b. Penurunan ketahanan tubuh terhadap serangan penyakit

infeksi, misalnya menjadi mudah terserang flu, diare dan

borok kulit. Pada penderita penyakit infeksi tertentu,

penyakit tersebut menjadi tidak sembuh atau bahkan

bertambah parah.

c. Pertumbuhan badan terhambat, terutama pada anak-anak

tampak pada pertambahan berat badan, otot lembek, dan

rambut mudah rontok.

d. Kemampuan berpikir dan perkembangan mental terhambat

sehingga seseorang tampak bodoh dan mental yang kurang


wajar, seperti mudah panik, tidak peduli, gampang

tersinggung, mudah marah, dan cepat putus asa. (Widodo,

2010)

3. Beberapa hal lain yang Mendorong Tejadinya Gizi Kurang

Penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan

gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah

tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan

dengan kebutuhan tubuh mereka.

Faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya

gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai

berikut:

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan

tertentu

e. Sosial Ekonomi

4. Penanganan Gizi Kurang Pada Balita

a. Memberikan KIE mengenai gizi kurang dan gizi buruk,

termasuk gejala-gejala serta komplikasi yang akan timbul.

b. Menyarankan anggota keluarga untuk mengonsumsi

makanan yang bergizi seperti pada Pedoman Umum Gizi

Seimbang (PUGS) yang berisi pesan, antara lain : makanlah


makanan yang beraneka ragam setiap hari, makanlah

makanan yang mengandung cukup energi, untuk sumber

energi upayakan agar separuhnya berasal dari makanan

yang mengandung zat karbohidrat komplek, upayakan agar

sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari

seperempat dari energi total yang anda butuhkan, gunakan

hanya garam beryodium untuk memasak sehari-hari,

makanlah banyak makanan yang kaya akan zat besi,

berikan hanya air susu ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan,

biasakan makan pagi setiap hari, minum air bersih dan

sehat dalam jumlah yang cukup, berolah raga dengan

teratur untuk menjaga kebugaran badan, hindarilah

minuman beralkohol, makanlah makanan yang dimasak

dan/atau dihidangkan dengan bersih dan tidak tecemar, dan

bacalah selalu label pada kemasan makanan.

c. Memberikan penjelasan mengenai cara penanganan gizi

kurang atau gizi buruk dengan perubahan sikap dan

perilaku anggota keluarga. Bukan saja makanan yang harus

diperhatikan, tetapi lingkungan sekitar juga harus

diperhatikan untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan nafsu makan berkurang.

d. Usahakan mengikuti program kesehatan yang ada setiap

bulan di puskesmas atau di puskesmas pembantu desa.


D. Landasan Hukum

Bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhan

dalam PERMENKES NOMOR1464/MENKES/PER/X/2010

tentang izin dan menyelenggarakan praktik bidan hal ini sudah

tercantum dalam pasal 11 yang terbunyi penanganan bayi dan anak

balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2010).

BAB III
FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Tanggal Kunjungan : 21 Januari 2023 Alamat : Kp. Rancasumur Desa Rancasumur


Nama Anak : Zulfa JK : Perempuan Umur : 44 Bulan Nama Ibu: Ny.Yeni Nuraeni
BB: 10 kg PB/TB: 85 cm Suhu: 36 C
o

Anak sakit apa? Sering rewel dan kurang nafsu makan Kunjungan pertama : Ya
TINDAKAN/
KLASIFI
PENGOBATAN
KASI
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM DENGAN SEGITIGA ASESMEN GAWAT ANAK (SAGA) Tidak ada -
tanda
Apakah tidak bisa minum
atau menyusu? Penampilan, temtukan: Usaha Nafas, tentukan: Sirkulasi, tentukan: bahaya
Apakah memuntahkan  Kejang  Tarika dinding dada  Pucat pada anak Z
semua makanan atau  Tidak dapat kedalam  Tampak biru
minuman? berinteraksi dengan  Stridor (sianosis)
Apakah pernah kejang lingkungan atau tidak  Nafas Cuping hidung  Gambaran kutis
selama sakit? sadar  Mencari posisi paling marmorata (kulit
 Gelisah, rewel dan nyaman dan menolak seperti marmer)
tidak dapat berbaring.
ditenangkan
 Pandangan kosong
atau mata tidak
US
N

membuka
LA

AH

 Tidak bersuara atau


PI

A
M

justru menangis
NA
NA

SAGA
PA

melingking
PE

SIRKULASI
Tidak ada -
APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS ? Tidak
batuk dan
• Berapa lama? hari • Hitung napas dalam 1 menit pernafasan
40x/ menit kali / menit. normal
Napas Cepat ?
• Ada tarikan dinding dada kedalam
• Ada wheezing
• Saturasi oksigen
Tidak
APAKAH ANAK DIARE ? Tidak
ada diare
• Berapa lama? • Keadaan umum anak :
dan
• Adakah darah dalam tinja? - Letargis atau tidak keadaan
- Gelisah atau rewel: umum
• Mata cekung: anak Z
• Beri anak minum : baik
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Haus, minum dengan lahap
• Cubit kulit perut, apakah kembalinya :
- Sangat lambat (lebih dari 2 detik)
- Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit

APAKAH ANAK DEMAM ? Tidak


(anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu= 37,5°C)
Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi - Rendah - Tanpa Risiko Jika Daerah Tanpa Risiko, Tidak
tanyakan riwayat bepergian ke daerah resiko malaria dalam 2 minggu terakhir dan tentukan daerah demam
risiko sesuai tempat yang dikunjungi. Suhu 36°C
• Sudah berapa lama? hari • Lihat dan periksa adanya kaku kuduk
• Jika lebih dari 7 hari, apakah • Lihat adanya pilek
demam terjadi setiap hari? • Lihat adanya penyebab demam oleh bakteri
Tidak ada
Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari, tanya dan periksa : masalah
telinga
• Apakah demam mendadak tinggi • Periksa tanda-tanda syok : Tidak

dan terus menerus? Ujung ekstremitas teraba dingin


• Apakah ada bintik merah di kulit DAN nadi sangat lemah atau tidak teraba Tidak
atau perdarahan hidung/gusi? • Lihat adanya perdarahan dari hidung/gusi
• Apakah anak sering muntah? atau bintik perdarahan di kulit (petekie) Tidak
• Apakah muntah dengan darah • Jika petekie sedikit DAN tidak ada tanda Tidak
lain atau seperti kopi? dari DBD, lakukan uji torniket, jika
mungkin Gizi
Tidak
Kurang
• Apakah berak berwarna hitam? Hasil uji torniket: positif negatif Tidak
• Apakah nyeri ulu hati atau gelisah? • Jika petekie sedikit TANPA tanda lain dari
DBD
DAN uji torniket tidak dapat dilakukan,
klasifikasikan sebagai DBD.

APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA ? Ya


Tidak
Tidak
Tidak
• Apakah ada nyeri telinga? • Lihat adanya cairan atau nanah
Tidak
• Adakah rasa penuh di telinga? keluar dari telinga
• Adakah cairan/nanah keluar dari • Raba adanya pembengkakan yang nyeri
telinga? Jika ya, berapa hari? hari di belakang telinga
Tidak
MEMERIKSA STATUS GIZI
• Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki

• Tentukan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)

- BB menurut PB atau TB : < -3 SD Tidak


- BB menurut PB atau TB : -3 SD sampai -2 SD

- BB menurut PB atau TB : = -2 SD sampai dengan 2 SD Tidak

tTidak
• Tentukan lingkar lengan atas (LiLA)

- LiLA < 11,5 cm


Tidak
- LiLA 11,5 cm - 12,5 cm stunting
- LiLA = 12,5 cm

• Jika BB menurut PB atau TB < -3 SD ATAU Lingkar Lengan Atas < 11,5 cm,
periksa komplikasi medis :
Jika tidak ada komplikasi medis, nilai pemberian ASI pada anak umur < 6 bulan
- Apakah anak memiliki masalah pemberian ASI?
 Terlalu lemah untuk menyusu
 Barat badan tidak naik atau turun.
Periksa tanda-tanda stunting
 Umur < 2 tahun _____
Tidak
Anemia

TINJUAN KASUS

A. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP


Nama Pengkaji : Desy Pratiwi
Hari/tanggal : Sabtu, 21 Januari 2023
Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Kopo

DATA SUBJEKTIF
HB BC
0 G1.Biodata
Nama An. Zulfa Ny. Yeni Nuraeni
Umur 44 Bulan 31 Tahun
Suku/Bangsa Sunda/ Indonesia Sunda/ Indonesia
Pendidikan - SLTA
Pekerjaan - Ibu Rumah Tangga
Agama Islam Islam
Alamat Kp. Rancasumur Kp. Rancasumur

a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya sering rewel dan tidak nafsu makan
b. Riwayat Kesehatan
1 Imunisasi
Ibu mengatakan anaknya tidak diimunisasi lengkap hanya
HB0, BCG dan Polio1.
2. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan sebelumnya, anaknya belum pernah menderita
penyakit apapun yang menyebabkan harus dibawa ke rumah
sakit.Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan anaknya tidak sedang sakit, hanya rewel dan
tidak nafsu makan.
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menurun seperti
DM, Jantung, Asma dan tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti hepatitis, TBC.
4. Riwayat Sosial
• Yang mengasuh : Ibu mengatakan mengasuh anaknya
dengan suami.
• Hubungan dengan anggota keluarga : Ibu mengatakan
hubungan dengan anggota keluarga baik dan harmonis.
• Hubungan dengan teman sebaya : Ibu mengatakan anak
senang bermain-main dengan teman sebayanya.
• Lingkungan rumah : Ibu mengatakan lingkungan rumah
aman, rapi dan bersih, letak rumah berdekatan dengan
rumah yang lain, jumlah anggota keluarga 4 orang.
c. Pola kebiasaan sehari- hari :
a. Nutrisi
Sebelum sakit:
1) Makanan yang disukai
Ibu mengatakan makanan yang disukai anaknya antara lain
nasi, sayur, telor, ikan dan jajanan
2) Makanan yang tidak disukai : tidak ada
a) Pola makan yang digunakan :
(1) Pagi : Ibu mengatakan anaknya makan pagi pukul
07.00 WIB, jenis makanan : nasi, sayur, telor (porsi
sedikit) jenis minuman : air putih, ASI.

(b) Siang : Ibu mengatakan anaknya makan siang


pukul 12.00 WIB, jenis makanan : nasi, sayur, lauk
(porsi sedikit) dan jajanan jenis minuman : air putih,
ASI.

(c) Malam : Ibu mengatakan anaknya makan malam


pukul 18.00 WIB, jenis makanan : nasi, sayur, lauk,
jenis minuman : air putih, ASI.

Selama sakit:
1) Makanan yang disukai
Ibu mengatakan makanan yang disukai anaknya antara lain
nasi, sayur, telor, ikan dan jajanan
2) Makanan yang tidak disukai
tidak ada
a. Pola makan yang digunakan :
(1) Pagi : Ibu mengatakan anaknya makan pagi pukul
07.00 WIB, jenis makanan : nasi, ikan, telor (porsi
sedikit) jenis minuman : air putih, ASI.

(2) Siang : Ibu mengatakan anaknya makan siang


pukul 12.00 WIB, jenis makanan : nasi, lauk (porsi
sedikit) dan jajanan jenis minuman : air putih, ASI.

(3) Malam : Ibu mengatakan anaknya makan malam


pukul 18.00 WIB, jenis makanan : nasi, telor, lauk
(porsi sedikit) dan jajanan jenis minuman : air putih,
ASI.

b. Istirahat / tidur
1) Siang
Ibu mengatakan pola istirahat anaknya tidur siang mulai jam
11.30 WIB ± 2-3 jam/hari.
2) Malam
Ibu mengatakan tidur lamanya ± 10 jam
3) Mandi
a) Pagi : Ibu mengatakan anak mandi pukul 07.00
WIB
b) Malam: Ibu mengatakan anak mandi pukul 16.00 WIB
4) Aktivitas
Ibu mengatakan sehari-hari anak bermain dengan teman
sebayanya dengan pengawasan ibu/ayah. Eliminasi anak :
a) BAK : Ibu mengatakan ± 5–6 x/hari, warna kuning
jernih.
b) BAB : Ibu mengatakan ± 1–2 x/hari, warna
kuning, konsistensi lunak.

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36 ℃
Pernafasan : 40 x/menit

Nadi : 110 x/menit

a. BB/TB : 10 Kg/ 85 Cm, Lila : 11cm


b. LK/LD : 36cm
2. Pemeriksaan Fisik Secara sistematis
a. Kulit : Bersih, lembut, turgor baik.
b. Muka : Simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, tidak
pucat.
c. Mata : Terlihat cekung
d. Telinga : Kanan dan kiri simetris, bersih, tidak ada
kotoran dan tidak ada cairan yang keluar.
e. Hidung : Hidung simetris, terdapat cairan/lendir berwarna
jernih dan encer, kulit hidung bagian luar tampak
kemerahan.
f. Mulut : Bibir berwarna merah muda, lidah bersih, tidak
ada stomatitis, gusi tidak bengkak/berdarah,
tenggorokan kemerahan, tumbuh gigi seri
sebanyak 4 buah bagian atas 2 buah bagian
bawah.
g. Dada : Tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas,
tampak simetris, tidak ada bunyi stridor dan tidak
ada bunyi weezing.
h. Perut : Cubitan kulit perut kembali lambat.
i. Ekstremitas : Dapat bergerak aktif/bebas,simetris kanan dan
kiri, jari-jari tangan dan kaki lengkap, tidak ada
kelainan.
3. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan.
a. Perkembangan motorik kasar : Berjalan
b. perkembangan motorik halus : Mencoret-coret
c. Perkembangan bahasa :
1) Mengerti dan melakukan perintah sederhana atau larangan
dari orang lain.
2) Mengulang bunyi yang didengarnya
3) Dapat mengatakan 5-10 kata
d. Perkembangan tingkah laku social
Memperlihatkan minat dan rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-
hal yang ada disekitarnya
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan penunjang lain : tidak dilakukan

III. ANALISA
Diagnosa :
AN . Z umur 44 bulan dengan Gizi Kurang

IV. PELAKSANAAN
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu tentang keadaan anaknya
saat ini dalam keadaan gizi kurang (Ibu mengerti dan mengetahui
tentang keadaan anaknya saat ini).
2. Memberikan KIE mengenai gizi kurang termasuk gejala-gejala serta
komplikasi yang akan timbul (ibu mengerti dan memahami gejala dan
komplikasinya).
3. Menyarankan anggota keluarga untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi seimbang atau bervariasi (ibu bersedia mengonsumsi makanan
yang bergizi dan bervariasi).
4. Memberikan penjelasan mengenai cara penanganan gizi kurang dengan
perubahan sikap dan perilaku anggota keluarga (ibu mengerti).
5. Memberitahu ibu untuk menyajikan makanan lebih menarik selera anak
(Ibu bersedia memberikan makanan lebih menarik).
6. Memberikan PMT (pemberian makanan tambahan) berupa biskuit dan
menjelaskan pada ibu cara pemberiannya (ibu mengerti cara pemberian
PMT pada anak).
7. Memberitahukan ibu agar mau kunjungan ulang 1 Bulan kemudian
(ibu bersedia untuk membawa anakya untuk kunjungan ulang 1 bulan
kemudian)

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Dokumentasi dalam bentuk Pathway MTBS

Hari dan Tanggal : Sabtu, 21 Januari 2023


Tempat Praktik : Puskesmas Kopo
Nama : Desy Pratiwi
Program Studi : Bidan Profesi
Pathway Kasus

Nama : Anak Zulfa


Usia : 44 bulan
Balita Gizi Kurang Tanda / Gejala / keluhan
Tanda / Gejala / keluhan secara
teori Tanda gejala yang dialami pasien :
Patofisiologi (Sesuai Tanda / Ibu mengatakan anaknya
 Badan Lemah
Gejala / keluhan yang dialami rewel,tidak nafsu makan,
 Penurunan Ketahanan tubuh
terhadap serangan penyakit pasien: tidak suka sayur
infeksi sayuran,badan sering lemas
Gizi kurang dapat berkembang dan mudah sakit. pola
(Widodo,2010)
 Kurang minat makanan yang menjadi gizi buruk, yaitu keadaan makan anak sedikit, hanya 4
bergizi kurang gizi yang berlangsung lama sampai 5 suap saja, suka
 BB balita normal untuk usia sehingga pemecahan cadangan lemak jajan tapi tidak di makan
2-3 th11,5 kilogram – 13,9
berlangsung terus-menerus dan Hasil pemeriksaan :
kilogram (Judarwanto,2014)
dampaknya terhadap kesehatan anak
akan menjadi semakin kompleks, BB. 10, kg, PB.85 cm,
terlebih lagi status gizi yang buruk lila : 11 cm, S.36ºc
dapat menyebabkan kematian
Lila : 11.5
(Adiningsih, 2010).
Asuhan yang diberikan :
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan (BB 10 kg, PB
1. Agar ibu tahu hasil pemeriksaan yang bidan
85 Cm , S: 36 ºc, Lila 12 cm)
periksa
2. Memberitahukan ibu kondisi anak nya saat ini
2. Agar ibu mengetahui kondisi anaknya pada
dalam keadaan Gizi Kurang
saat ini
3. Memberikan KIE mengenai gizi kurang termasuk
gejala-gejala serta komplikasi yang akan timbul. 3. Supaya ibu dan keluarga tahu apa saja
4. Menyarankan anggota keluarga untuk tanda gizi kurang dan komplikasi yang akan
mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang terjadi
atau bervariasi 4. Supaya ibu dan keluarga mau memberikan
5. Memberikan penjelasan mengenai cara asupan yang bergizi untuk meningkatkan gizi
penanganan gizi kurang dengan perubahan seimbang dan baik pada anak
sikap dan perilaku anggota keluarga. BAB IV 5. Untuk mengevaluasi berat badan anak
6. memberitahu ibu untuk menyajikan makanan
lebih menarik selera anak
7. memberikan PMT (pemberian PEMBAHASAN
makanan
tambahan) berupa biskuit dan menjelaskan
pada ibu cara pemberiannya. Evaluasi asuhan yang diberikan :
8. Memberitahukan ibu agar mau kunjungan ulang
1 Bulan kemudian Ibu mengerti penjelasan yang di berikan bidan dan mau
mengikuti anjuran bidan.
A. Pembahasan
Seorang Ibu datang ke puskesmas Kopo pada tanggal 21Januari

2023. Ibu mengatakan saat ini usia anaknya 44 bulan dan berjenis kelamin

perempuan, Ibu mengeluh anaknya sering rewel, tidak nafsu makan, tidak

suka sayur sayuran, badan sering lemas dan mudah sakit. Hasil

pemeriksaan yang di dapat yaitu : BB. 10kg, PB.85 cm, S.36ºc, Lila : 11

cm. dari hasil pemeriksan balita mengalami Gizi Kurang.

Hal ini sesuai dengan tanda gejala menurut (Widodo, 2010) Bahwa

tanda gejala Gizi Kurang Yaitu : Beberapa gejala berikut bisa dialami oleh

anak yang mengalami kurang gizi: Badan lemah, kurang energi untuk

melakukan aktivitas, Penurunan ketahanan tubuh terhadap serangan

penyakit infeksi, misalnya menjadi mudah terserang flu, diare dan borok

kulit, Pada penderita penyakit infeksi tertentu, penyakit tersebut menjadi

tidak sembuh atau bahkan bertambah parah, Pertumbuhan badan

terhambat, terutama pada anak-anak tampak pada pertambahan berat

badan, otot lembek, dan rambut mudah rontok, Kemampuan berpikir dan

perkembangan mental terhambat sehingga seseorang tampak bodoh dan

mental yang kurang wajar, seperti mudah panik, tidak peduli, gampang

tersinggung, mudah marah, dan cepat putus asa. Maka tidak ada

kesenjangan antara Teori dan Praktik.

Menurut teori yang di sampaikan oleh (Sholikah, Rustiana &

Yuniastuti, 2017) bahwa Status gizi balita merupakan hal penting yang

harus diketahui pada setiap orang tua. Berdasarkan fakta bahwa balita

kurang gizi pada masa emas bersifat irreversible (tidak dapat pulih) dan
kekurangan gizi pada balita dapat mempengaruhi perkembangan otak

anak. Oleh sebab itu, balita dengan status gizi kurang memiliki daya tahan

tubuh yang lemah sehingga mudah terserang penyakit. Maka tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

Menurut (Adiningsih, 2010) Bahwa Gizi kurang dapat berkembang

menjadi gizi buruk, yaitu keadaan kurang gizi yang berlangsung lama

sehingga pemecahan cadangan lemak berlangsung terus-menerus dan

dampaknya terhadap kesehatan anak akan menjadi semakin kompleks,

terlebih lagi status gizi yang buruk dapat menyebabkan kematian.

Penannganan yang diberikan ada balita dengan gizi kurang yaitu :

Memberikan KIE mengenai gizi kurang dan gizi buruk, termasuk gejala-

gejala serta komplikasi yang akan timbul, Menyarankan anggota keluarga

untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seperti pada Pedoman Umum

Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi pesan, antara lain : makanlah makanan

yang beraneka ragam setiap hari, makanlah makanan yang mengandung

cukup energi, untuk sumber energi upayakan agar separuhnya berasal dari

makanan yang mengandung zatkarbohidrat komplek, upayakan agar

sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari seperempat dari

energi total yang anda butuhkan, gunakan hanya garam beryodium untuk

memasak sehari-hari, makanlah banyak makanan yang kaya akan zat besi,

berikan hanya air susu ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan, biasakan

makan pagi setiap hari, minum air bersih dan sehat dalam jumlah yang

cukup, berolah raga dengan teratur untuk menjaga kebugaran badan,


hindarilah minuman beralkohol, makanlah makanan yang dimasak

dan/atau dihidangkan dengan bersih dan tidak tecemar, dan bacalah selalu

label pada kemasan makanan, Memberikan penjelasan mengenai cara

penanganan gizi kurang atau gizi buruk dengan perubahan sikap dan

perilaku anggota keluarga. Bukan saja makanan yang harus diperhatikan,

tetapi lingkungan sekitar juga harus diperhatikan untuk mencegah penyakit

infeksi yang dapat menyebabkan nafsu makan berkurang, Usahakan untuk

kunjungan ulang 1 bulan kemudian. Maka tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 21 Januari 2023 balita “Z”

mengalami gizi kurang, yang disebabkan kurangnya pengetahuan ibu cara

mengolah makanan bergizi seimbang atau makanan bervariasi, karena


anaknya kurang di berikan variasi makanan, walaupun ibu sudah berusaha

memberi makan dengan cara sambil di ajak bermain. Maka penulis

melakukan asuhan yaitu cara membuat menu makanan bergizi seimbang atau

makanan bervariasi, memberitahu ibu untuk membuat makanan yang di

sajikan dengan lebih menarik selera anak.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Kopo

Agar dapat lebih aktif mengkaji dan menstimulasi pada balita sehingga

klien dapat mengetahui bahwa anaknya mengalami gizi kurang.

2. Bagi Penulis Selanjutnya

Sebagai bahan pembelajaran supaya terpapar dengan asuhan kebidanan

pada tumbuh kembang dan dapat menerapkannya sesuai dengan masalah-

masalah yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Bulan Febry, 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan., Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Atikah Proverawati,. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Alamsyah. 2011. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan.Penerbit Alfabeta:Bandung
Alamsyah Dedi, dkk. 2015. Jurnal Beberapa Faktor Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Pada Balita 12-15 Bulan. Pontianak
Sutomo,. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta : Demedia.
Cakrawati Dewi. 2011. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan.Penerbit Alfabeta:
Bandung.
Comariah, N. 2015. Panduan Lengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 tahun.
Banyu Anyar Selatan : Memberi cinta Menuai Hikmah
Dr. Andriyana Merliyana dan PROF. DR. Wirjadmadi Bambang. 2016.
Pengantar Gizi Masyarakat, Jakarta: Perpustakaan Nasional
Dr Suparyanto. 2014. Balita Gizi Kurang Dan Cara
Pengukuranya.http://drsuparyanto.blogspot.com/2014/03/balita-gizi-
kurang-dan-cara.html?m=1 (diakses 01 mei 2019) Kementrian
Kesehhatan RI, 2011. Standar Antropometri Penian Status Gizi Anak.
Jakarta : Mentri Kesehatan.
Kemenkes RI 2012, Stimulasi, Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
Depeks.
Marmi, S.ST & Kukuh Rahardjo.2015. Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nina Dwi S. 2016. Jurnal Analisi Determinan Gizi Kurang Pada Balita: Probo
Yogyakarta.https://www.neliti.com/id/publications/228960/analisisdetermi
nan-gizi-kurang-pada-balita-di-kulon-progo-yogyakarta.
Vilda Ana,Veria Setyawati, dkk. 2018. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta: Depublish

Anda mungkin juga menyukai