DISUSUN OLEH
Rasyna Nurul Izzah. R
2210106022
Suyani, S.ST.,M.Keb Hj. Kusni Sri Marwati. S.Tr.,Bdn Rasyna Nurul Izzah. R
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karen berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Profesi ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Praktik Profesi ini dibuat dengan bantuan dan
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
tugas ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta. 2.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
3. Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., MPH, Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta
4. Suyani, S.ST.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing akademik Profesi Bidan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
5. Kusni Sri Marwati S.ST.,Bdn selaku Pembimbing di lahan praktik yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
6. Kedua orang tua saya, keluarga dan seluruh teman-teman yang selalu
memberikan dukungan berupa doa dan kasih sayang kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyususnan Laporan Studi
Kasus ini. Oleh karena itu, penulis sanga mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak
yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaa Laporan Studi
Kasus ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................3
A. Pengertian Imunisasi BCG.......................................................................................3
B. Manfaat imunisasi BCG............................................................................................3
C. Efek samping Imunisasi BCG..................................................................................4
D. Kontraindikasi Imunisasi BCG................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................5
TINJAUAN KASUS........................................................................................................5
A. Data Subjektif............................................................................................................5
B. Data Objektif.............................................................................................................5
C. Analisis........................................................................................................................5
D. Penatalaksanaan........................................................................................................5
E. Rencana Tindak Lanjut............................................................................................6
BAB IV.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
A. Pembahasan...............................................................................................................7
BAB V......................................................................................................................................9
SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................9
A. Simpulan.....................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mebawah atau berbahaya bagi seseorang. (Rivanica & Hartina, 2020). Pencegahan atau
perlindungan terhadap penyakit dihubungkan dengan suatu kekebalan yaitu aktif dan pasif.
Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seorang karena tubuh yang secara
aktif membuat zat antibodi. Kekebalan pasif adalah kekebalan tubuh yang didapat
seseorang yang zat kekebalan tubuhnya di dapat di luar. (Depkes RI, 2012).
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya Penyakit
Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya anak
sejak masih bayi hingga remaja tetapi juga kepada dewasa. Cara kerja imunisasi dengan
memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi yang
terbentuk setelah imunisasi berguna untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I
(Rivanica & Hartina, 2020).
Menurut WHO sekitar 1,5 juta anak mengalami kematian tiap tahunnya karena
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada 2019, terdapat kurang lebih 20 juta
anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan bahkan ada anak yang tidak mendapatkan
imunisasi sama sekali. Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah anak yang
tidak mendapatkan imunisasi lengkap cukup banyak. Situasi ini telah berdampak pada
munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) seperti, difteri, campak, polio, termasuk tuberkulosis (TB) yang terjadi pada anak
(Kemenkes, 2019).
Pada tahun 2019 masih ada anak-anak di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi
secara lengkap terutama BCG, bahkan ada anak yang tidak pernah mendapatkan imunisasi
sejak lahir. Terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum
lengkap status imunisasinya, khususnya imunisasi BCG (Kemenkes, 2019).
Anak yang telah diberi imunisasi BCG akan terlindungi dari penyakit berbahaya, yaitu
tuberkulosis (TB), yang dapat menimbulkan kejadian kesakitan, kecacatan, dan kematian
(Kemenkes, 2017). Dengan memberikan imunisasi BCG pada bayi, akan memperkecil
1
2
B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memperdalam ilmu mengenai asuhan kebidanan pada bayi
dengan pemberian imunisasi BCG.
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
Tanggal 08/05/2023
1. Identitas pasien:
Nama : By. E
Umur : 1 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Plumbon Kidul, Mororejo
2. Alasan kunjungan:
Ibu mengatakan ini merupakan jadwal penyuntikan imunisasi 1 bulan, anaknya lahir
pada tanggal 05 Maret 2023 kemarin.
B. Data Objektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Pemeriksaan : BB: 3500 gr, PB: 51 cm, LK: 34 cm, Suhu: 36,6ºC
C. Analisis
By. umur 1 bulan dengan imunisasi BCG
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya dalam batas normal sehingga bayinya
bisa mendapatkan imunisasi BCG
Hasil: ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,(bak instrumen, spuit 0,05cc,
alkohol swab, imunisasi BCG)
Hasil: alat telah siap
3. Menjelaskan pada ibu bahwa imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah dan
mengurangi resiko terjangkit TBC.
Hasil:ibu mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
4. Memposisikan bayi dengan miring ke kiri, penyuntikan diberikan lengan atas sebelah
kanan dan penyuntikkan dilakukan secara intracutan
Hasil: bayi telah diposisikan
5. Disinfeksi bagian kulit yang akan disuntik menggunakan kapas alkohol
Hasil: bagian kulit telah disinfeksi
6. Melakukan penyuntikan pada bagian lengan atas sebelah kanan secara intracutan, dan
tidak menggosok dan juga tidak menutup bekas suntikkannya
Hasil: imunisasi BCG telah disuntikkan
5
6
7. Memperlihatkan ibu hasil suntik bcg dan menjelaskan bahwa putihnya itu nantinya
akan menjadi nanah, tidak perlu khawatir karena nantinya akan menghilang/sembuh
sendiri, bekas suntiknya jangan digosok.
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
8. Membereskan alat dan melakukan pendikumentasian
Hasil: alat telah diberekan dan telah dilakukan pendokumentasian
Rencana tindak lanjut pada bayi adalah menjadwalkan ulang kunjungan imunisasi
berikutnya dan mengedukasi terkait efek samping yang akan dialami oleh bayi setelah
pemberian imunisasi BCG tersebut.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada tanggal 08 Mei 2023 sesuai data subjektif seorang ibu datang ke PMB
Kusni Sri Marwati dengan mengatakan untuk imunisasi BCG pada anaknya yang
berumur 1 bulan sesuai jadwal yang telah diberikan, ibu mengatakan tidak ada
riwayat penyakit menular pada ibu, anak dan juga keluarga. Dari hasil pemeriksaan
objektif keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis, TTV normal. Hasil
pemeriksaan normal sahingga bayi bisa mendapatkan imunisasi BCG.
Ibu datang membawa anaknya imunisasi BCG yang berumur 1 bulan. BCG
merupakan singkatan dari Bacillus Calmette-Guérin. Vaksin ini paling efektif bila
diberikan pada bayi yang baru lahir sampai usia dua bulan. Jadi, orangtua dianjurkan
untuk memberi imunisasi BCG pada bayi segera setelah ia lahir, hingga paling lambat
sebelum bayi berusia 3 bulan. Yang artinya ibu datang membawa anaknya tepat
waktu dan sesuai jadwal imunisasinya. Faktor resiko kepatuhan terhadap imunisasi
BCG diatas sejalan dengan Notoatmodjo (2016) bahwa ada 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu faktor predisposisi (predisposing factor)
yang mencakup pengetahuan, sikap, tindakan dan unsur lain yang terdapat dalam diri,
faktor pendukung (enabling factor) faktor yang mendukung atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan yaitu sarana dan prasarana atau fasilitas terjadinya perilaku
kesehatan, misalnya, Puskesmas, Posyandu, dan Rumah Sakit, dan faktor pendorong
(reinforcing factor) yaitu sikap dan perilaku petugas Kesehatan, dukungan keluarga,
dan dukungan tokoh masyarakat.
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi serius yang menyerang paru-paru dan
kadang-kadang juga bisa menyerang bagian tubuh lainnya, seperti tulang, persendian,
selaput otak (meningen) dan ginjal. Tuberkulosis juga mudah menular melalui
cipratan air liur saat pengidap bersin atau batuk. Itulah mengapa imunisasi BCG
penting untuk melindungi diri dari penyakit paru-paru tersebut. Imunisasi aBCG
sangat efektif untuk mencegah tuberkulosis, termasuk jenis yang paling berbahaya
yaitu meningitis pada bayi.
Vaksin BCG berisi bakteri yang sudah dilemahkan. Bakteri yang digunakan
dalam vaksin BCG adalah Mycobacterium bovine yang mirip dengan bakteri
penyebab tuberculosis pada manusia. Pemberian bakteri ini tidak akan menyebabkan
7
8
penerima vaksin jadi sakit TB, melainkan justru akan memicu sistem imun untuk
menghasilkan sel-sel yang dapat melindungi tubuh dari bakteri tuberkulosis.
Menurut Wijayanti et al (2020) menyatakan bahwa balita yang tidak
mendapatkan imunisasi BCG berisiko 2 kali lebih besar terkena TB paru dibanding
balita yang sudah diberikan imunisasi BCG, hal ini terjadi karena anak yang
mendapatkan imunisasi BCG memiliki antibody terhadap 60 kuman Tuberkulosis,
sehingga membuat mereka tidak mudah tertular oleh penyakit Tuberkulosis. Imunisasi
BCG memberikan perlindungan pada anak hingga 40 – 70% untuk periode usia 10
sampai 15 tahun. Hal ini memberikan pemahaman bahwa BCG tidak bisa mengobati
TBC setidaknya bisa melindungi anak dari penyakit TBC yang parah dan dapat
menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian)
pada bayi dan balita.
Imunisasi BCG biasanya diberikan pada bayi dengan cara menyuntikannya di
lengan bagian atas bayi. Orangtua tidak perlu panik bila muncul seperti luka melepuh
di area suntikan. Luka tersebut kadang-kadang juga bisa terasa sakit dan lebam
selama beberapa hari. Setelah 2–6 minggu, titik suntikan dapat membesar hingga
hampir 1 sentimeter dan mengeras karena cairan yang berada di permukaan
mengering. Namun kemudian, bekas suntikan akan mengecil.
BAB V
A. Simpulan
Imunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan pada saat bayi untuk melindungi
saat menjadi remaja dan dewasa yang sehat dan berkualitas. Pemberian imunisasi sangat
penting dilakukan, hal ini karena termasuk upaya pencegahan kesakitan dan kematian bayi
dan anak, salah satunya imunisasi BCG. Imunisasi BCG termasuk salah satu imunisasi
wajib bagi anak Indonesia, imunisasi BCG berguna untuk mencegah anak- anak dari
penularan kuman TBC yang ditularkan. Imunisasi BCG yang diberikan kepada anak- anak
melindungi anak- anak dari infeksi TBC berat seperti TBC miliar dan TBC meningitis.
Imunisasi BCG diberikan pada anak saat usia 0- 2 bulan dengan dosis BCG sebesar 0,05
mL dan diberikan secara intrakutan di regio M.deltoideus lengan kanan.
B. Saran
Orangtua dianjurkan untuk memberi imunisasi BCG pada bayi segera setelah ia lahir,
hingga paling lambat sebelum bayi berusia 3 bulan, juga pentingnya peran tenaga
kesehatan dalam mendukung atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan yaitu sarana
dan prasarana atau fasilitas terjadinya perilaku kesehatan, misalnya, Puskesmas, Posyandu,
dan Rumah Sakit, dan sikap dan perilaku petugas Kesehatan, dukungan keluarga, dan
dukungan tokoh masyarakat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Musrah, A. S., & Noordianiwati. (2022). Kepatuhan Imunisasi Bcg Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tiong Ohang Tahun 2021. Graha Medika Public Health Journal, 1(1),
25–37.
Putri, T. R., & Hilmi, I. L. (2023). Hubungan Pemberian Imunisasi Bcg Terhadap Penyakit
Tuberkulosis Pada Anak. 6(1), 237–242.
Rivanica, R., & Hartina, I. (2020). Pemberian Imunisasi Bcg Pada Bayi (1-3 Bulan)
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 5(1),
205–212. https://doi.org/10.36729/jam.v5i1.328
Wulanda, A. F., & Delilah, S. (2021). Efektivitas Imunisasi BCG terhadap Kejadian
Tuberkulosis Anak di Kabupaten Bangka Effectiveness of BCG Immunization
Against Children ’ s Tuberculosis Incidence in Bangka Regency. Jurnal Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Ri Pangkalpinang, 9(1), 37–41.