Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)

STASE BAYI BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH


ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. E UMUR 1 BULAN DENGAN IMUNISASI BCG
DI PMB KUSNI SRI MARWATI DLINGO
Dosen Pembimbing Pendidikan: Suyani, S.ST.,M.Keb

DISUSUN OLEH
Rasyna Nurul Izzah. R
2210106022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)


STASE BAYI BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. E UMUR 1 BULAN DENGAN IMUNISASI BCG
DI PMB KUSNI SRI MARWATI DLINGO
TAHUN AJARAN 2022/2023

Yogyakarta, 08 Mei 2023

TTD TTD TTD


Pembimbing Pendidikan Preseptor Mahasiswa

Suyani, S.ST.,M.Keb Hj. Kusni Sri Marwati. S.Tr.,Bdn Rasyna Nurul Izzah. R

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karen berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Profesi ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Praktik Profesi ini dibuat dengan bantuan dan
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
tugas ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta. 2.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
3. Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., MPH, Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta
4. Suyani, S.ST.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing akademik Profesi Bidan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
5. Kusni Sri Marwati S.ST.,Bdn selaku Pembimbing di lahan praktik yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
6. Kedua orang tua saya, keluarga dan seluruh teman-teman yang selalu
memberikan dukungan berupa doa dan kasih sayang kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyususnan Laporan Studi
Kasus ini. Oleh karena itu, penulis sanga mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak
yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaa Laporan Studi
Kasus ini.

Bantul , Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................3
A. Pengertian Imunisasi BCG.......................................................................................3
B. Manfaat imunisasi BCG............................................................................................3
C. Efek samping Imunisasi BCG..................................................................................4
D. Kontraindikasi Imunisasi BCG................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................5
TINJAUAN KASUS........................................................................................................5
A. Data Subjektif............................................................................................................5
B. Data Objektif.............................................................................................................5
C. Analisis........................................................................................................................5
D. Penatalaksanaan........................................................................................................5
E. Rencana Tindak Lanjut............................................................................................6
BAB IV.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
A. Pembahasan...............................................................................................................7
BAB V......................................................................................................................................9
SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................9
A. Simpulan.....................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mebawah atau berbahaya bagi seseorang. (Rivanica & Hartina, 2020). Pencegahan atau
perlindungan terhadap penyakit dihubungkan dengan suatu kekebalan yaitu aktif dan pasif.
Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seorang karena tubuh yang secara
aktif membuat zat antibodi. Kekebalan pasif adalah kekebalan tubuh yang didapat
seseorang yang zat kekebalan tubuhnya di dapat di luar. (Depkes RI, 2012).
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya Penyakit
Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya anak
sejak masih bayi hingga remaja tetapi juga kepada dewasa. Cara kerja imunisasi dengan
memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi yang
terbentuk setelah imunisasi berguna untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I
(Rivanica & Hartina, 2020).
Menurut WHO sekitar 1,5 juta anak mengalami kematian tiap tahunnya karena
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada 2019, terdapat kurang lebih 20 juta
anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan bahkan ada anak yang tidak mendapatkan
imunisasi sama sekali. Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah anak yang
tidak mendapatkan imunisasi lengkap cukup banyak. Situasi ini telah berdampak pada
munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) seperti, difteri, campak, polio, termasuk tuberkulosis (TB) yang terjadi pada anak
(Kemenkes, 2019).
Pada tahun 2019 masih ada anak-anak di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi
secara lengkap terutama BCG, bahkan ada anak yang tidak pernah mendapatkan imunisasi
sejak lahir. Terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum
lengkap status imunisasinya, khususnya imunisasi BCG (Kemenkes, 2019).
Anak yang telah diberi imunisasi BCG akan terlindungi dari penyakit berbahaya, yaitu
tuberkulosis (TB), yang dapat menimbulkan kejadian kesakitan, kecacatan, dan kematian
(Kemenkes, 2017). Dengan memberikan imunisasi BCG pada bayi, akan memperkecil

1
2

kemungkinan menularan virus atau bakteri yang dapat menimbulkan penyakit


tuberculosis (Musrah & Noordianiwati, 2022).
Imunisasi BCG diberikan segera setelah bayi lahir atau sebelum umur 1 bulan (IDAI,
2020) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat mengurangi resiko terjadinya
Tuberculosis berat. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacteriun Tuberculosis, yang dapat menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil TB (Dinkes Kaltim, 2016). Secara umum penderita TB tiap
tahun mengalami peningkatan hal ini menunjukkan penularan TB semakin tinggi.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang merupakan salah satu penyebab
angka kematian tinggi secara global. Anak-anak mempunyai risiko lebih tinggi
dibandingkan dengan orang dewasa untuk terjangkit Tuberkulosis Milier dan tuberculosis
yang menyerang organ-organ selain paru-paru. Indonesia pada tahun 2020 memiliki
jumlah kasus tuberkulosis yang ditemukan sebanyak 351.936 kasus. Kemudian data yang
dirilis oleh UNICEF dalam Pediatric Tuberculosis With Focus on Indonesia 2022,
Tuberkulosis anak diperkirakan memiliki presentase 12% dari keseluruhan kasus
Tuberkulosis di Indonesia dan 87,000 anak-anak diperkirakan terjangkit TB setiap
tahunnya (Pandiangan, 2022).
Orang tua merupakan faktor yang paling utama seorang bayi mendapatkan imunisasi
BCG. Orang tua berperan penting terhadap kepatuhan imunisasi BCG pada bayi.
Sebagaimana hasil penelitian menunjukan bahhwa faktor resiko kapatuhan imunisasi BCG
pada bayi diantaranya adalah faktor pendidikan ibu, pengetahuan dan sikap ibu pada
program imunisasi, tradisi, dukungan keluarga, status pekerjaan orang tua, penghasilan
keluarga, komunikasi tenaga kesehatan, anak sakit, pelayanan imunisasi, motivasi dan
informasi imunisasi.

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memperdalam ilmu mengenai asuhan kebidanan pada bayi
dengan pemberian imunisasi BCG.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Imunisasi BCG


Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak terpapar pada penyakit TBC tersebut ia tidak menjadi sakit.
Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif.
Vaksin BCG merupakan salah satu dari sejumlah vaksin wajib yang memberi
perlindungan pada anak terhadap penyakit tuberkulosis atau TBC. Vaksin (BCG)
merupakan bagian dari pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak dosis yang
diberikan 0,05 Ml dan 0,1 Ml dosis diberikan pada bayi 1-3 bulan (Rivanica & Hartina,
2020).
Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah
kesehatan dunia termasuk Indonesia. TBC utamanya disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang berkarakteristik non-spora-forming, non motile,
pleomorphic, batang melengkung, aerob, gram positif dengan panjang 1–5 μm dan juga
dikenal sebagai bakteri tahan asam (BTA) dan biasanya menyerang paru- paru, namun
juga bisa menyerang pada organ tubuh lainnya (Putri & Hilmi, 2023).
Vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG) masih merupakan satu-satunya vaksin
berlisensi untuk melawan Tuberkulosis (TB), dengan perkiraan cakupan global 85%.
WHO merekomendasikan agar bayi diimunisasi segera setelah kelahiran dengan satu
dosis BCG intradermal tunggal di semua negara dengan risiko infeksi TB yang tinggi.
Vaksin BCG berasal dari bakteri mycobacterium tuberculosis yang telah dilemahkan.
Penyuntikan vaksin BCG ini akan membantu tubuh mengenal dan membentuk kekebalan
terhadap bakteri ini. Selain untuk mencegah TBC, vaksin BCG juga bisa digunakan
sebagai imunoterapi pada kanker kandung kemih.

B. Manfaat imunisasi BCG


Manfaat imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk mencegah bayi atau
anak terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti: meningitis TBC dan TBC milier.
Ini dikarenakan bayi atau anak masih rentan terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis
penyebab penyakit TBC, akibat adanya kontak dengan penderita TBC yang ada di
sekitarnya, seperti: orang tua, keluarga, pengasuh, dan lain sebagainya. Vaksin (BCG)
merupakan bagian dari pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak dosis yang
diberikan 0,05 Ml dosis diberikan pada bayi 1-3 bulan (Rivanica & Hartina, 2020)

3
4

Efektifitas imunisasi BCG dalam mencegah peningkatan atau menurunkan risiko


terjadinya TBC adalah 50%, hal ini sudah dibuktikan beberapa penelitian para analisis.
BCG sudah terbukti memiliki efek protektif yang kuat bila diadministrasikan pada masa
neonates hingga 2 bulan pertama, agar mencegah terjadi infeksi TB pada anak,
terkhususnya TB meninghitis dan milier yang tergolong sebagai TB ekstra paru dan TB
berat (Tjahjadi & Kaswandani, 2021).

C. Efek samping Imunisasi BCG


Masih banyak orang tua yang tidak rutin melakukan imunisasi terhadap bayinya
karena takut akan efek samping dari imunisasi tersebut. Pesan yang perlu disampaikan
kepada orang tua yaitu: manfaat dari vaksin yang diberikan, tanggal imunisasi dan
pentingnya Kartu Menuju Sehat (KMS) disimpan secara aman dan selalu dibawa pada
saat imunisasi. Akibat ringan yang dialami setelah diberi imunisasi dan cara mengatasi
serta orang tua tidak perlu khawatir. Minimal lima kali kontak untuk menyelesaikan
vaksin sebelum hari ulang tahun 1 tahun. Walaupun bayi sakit atau panas ringan karena
efek samping dari imunisasi, vaksin aman dan perlu diberikan (Wulanda & Delilah,
2021).
KIPI : perubahan warna kulit pada tempat penyuntikan yang akan berubah menjadi
pustula kemudian pecah menjadi ulkus, dan akhirnya sembuh spontan dalam waktu 8-12
minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
Vaksin BCG aman dan jarang menimbulkan efek samping berbahaya. Efek samping
yang biasa terjadi adalah nyeri di area suntikan, Muncul nanah, borok, atau abses di area
kulit yang disuntik, dan kulit terlihat kering atau bersisik, area suntikan bengkak.

D. Kontraindikasi Imunisasi BCG


Meski termasuk imunisasi wajib, tetapi pemberian imunisasi BCG sebaiknya ditunda
bila bayi mengalami kondisi berikut:
a) Memiliki infeksi kulit.
b) Sedang mengalami demam tinggi.
c) Mengidap HIV positif dan belum mendapatkan penanganan.
d) Sedang menjalani pengobatan kanker atau kondisi lain yang melemahkan sistem
imunitas.
e) Diketahui memiliki reaksi anafilaktik terhadap imunisasi BCG.
f) Pernah terkena tuberkulosis atau tinggal serumah dengan pengidap tuberkulosis
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Data Subjektif
Tanggal 08/05/2023
1. Identitas pasien:
Nama : By. E
Umur : 1 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Plumbon Kidul, Mororejo
2. Alasan kunjungan:
Ibu mengatakan ini merupakan jadwal penyuntikan imunisasi 1 bulan, anaknya lahir
pada tanggal 05 Maret 2023 kemarin.
B. Data Objektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Pemeriksaan : BB: 3500 gr, PB: 51 cm, LK: 34 cm, Suhu: 36,6ºC

C. Analisis
By. umur 1 bulan dengan imunisasi BCG

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya dalam batas normal sehingga bayinya
bisa mendapatkan imunisasi BCG
Hasil: ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,(bak instrumen, spuit 0,05cc,
alkohol swab, imunisasi BCG)
Hasil: alat telah siap
3. Menjelaskan pada ibu bahwa imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah dan
mengurangi resiko terjangkit TBC.
Hasil:ibu mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
4. Memposisikan bayi dengan miring ke kiri, penyuntikan diberikan lengan atas sebelah
kanan dan penyuntikkan dilakukan secara intracutan
Hasil: bayi telah diposisikan
5. Disinfeksi bagian kulit yang akan disuntik menggunakan kapas alkohol
Hasil: bagian kulit telah disinfeksi
6. Melakukan penyuntikan pada bagian lengan atas sebelah kanan secara intracutan, dan
tidak menggosok dan juga tidak menutup bekas suntikkannya
Hasil: imunisasi BCG telah disuntikkan

5
6

7. Memperlihatkan ibu hasil suntik bcg dan menjelaskan bahwa putihnya itu nantinya
akan menjadi nanah, tidak perlu khawatir karena nantinya akan menghilang/sembuh
sendiri, bekas suntiknya jangan digosok.
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
8. Membereskan alat dan melakukan pendikumentasian
Hasil: alat telah diberekan dan telah dilakukan pendokumentasian

E. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut pada bayi adalah menjadwalkan ulang kunjungan imunisasi
berikutnya dan mengedukasi terkait efek samping yang akan dialami oleh bayi setelah
pemberian imunisasi BCG tersebut.

6
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Pada tanggal 08 Mei 2023 sesuai data subjektif seorang ibu datang ke PMB
Kusni Sri Marwati dengan mengatakan untuk imunisasi BCG pada anaknya yang
berumur 1 bulan sesuai jadwal yang telah diberikan, ibu mengatakan tidak ada
riwayat penyakit menular pada ibu, anak dan juga keluarga. Dari hasil pemeriksaan
objektif keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis, TTV normal. Hasil
pemeriksaan normal sahingga bayi bisa mendapatkan imunisasi BCG.
Ibu datang membawa anaknya imunisasi BCG yang berumur 1 bulan. BCG
merupakan singkatan dari Bacillus Calmette-Guérin. Vaksin ini paling efektif bila
diberikan pada bayi yang baru lahir sampai usia dua bulan. Jadi, orangtua dianjurkan
untuk memberi imunisasi BCG pada bayi segera setelah ia lahir, hingga paling lambat
sebelum bayi berusia 3 bulan. Yang artinya ibu datang membawa anaknya tepat
waktu dan sesuai jadwal imunisasinya. Faktor resiko kepatuhan terhadap imunisasi
BCG diatas sejalan dengan Notoatmodjo (2016) bahwa ada 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu faktor predisposisi (predisposing factor)
yang mencakup pengetahuan, sikap, tindakan dan unsur lain yang terdapat dalam diri,
faktor pendukung (enabling factor) faktor yang mendukung atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan yaitu sarana dan prasarana atau fasilitas terjadinya perilaku
kesehatan, misalnya, Puskesmas, Posyandu, dan Rumah Sakit, dan faktor pendorong
(reinforcing factor) yaitu sikap dan perilaku petugas Kesehatan, dukungan keluarga,
dan dukungan tokoh masyarakat.
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi serius yang menyerang paru-paru dan
kadang-kadang juga bisa menyerang bagian tubuh lainnya, seperti tulang, persendian,
selaput otak (meningen) dan ginjal. Tuberkulosis juga mudah menular melalui
cipratan air liur saat pengidap bersin atau batuk. Itulah mengapa imunisasi BCG
penting untuk melindungi diri dari penyakit paru-paru tersebut. Imunisasi aBCG
sangat efektif untuk mencegah tuberkulosis, termasuk jenis yang paling berbahaya
yaitu meningitis pada bayi.
Vaksin BCG berisi bakteri yang sudah dilemahkan. Bakteri yang digunakan
dalam vaksin BCG adalah Mycobacterium bovine yang mirip dengan bakteri
penyebab tuberculosis pada manusia. Pemberian bakteri ini tidak akan menyebabkan

7
8

penerima vaksin jadi sakit TB, melainkan justru akan memicu sistem imun untuk
menghasilkan sel-sel yang dapat melindungi tubuh dari bakteri tuberkulosis.
Menurut Wijayanti et al (2020) menyatakan bahwa balita yang tidak
mendapatkan imunisasi BCG berisiko 2 kali lebih besar terkena TB paru dibanding
balita yang sudah diberikan imunisasi BCG, hal ini terjadi karena anak yang
mendapatkan imunisasi BCG memiliki antibody terhadap 60 kuman Tuberkulosis,
sehingga membuat mereka tidak mudah tertular oleh penyakit Tuberkulosis. Imunisasi
BCG memberikan perlindungan pada anak hingga 40 – 70% untuk periode usia 10
sampai 15 tahun. Hal ini memberikan pemahaman bahwa BCG tidak bisa mengobati
TBC setidaknya bisa melindungi anak dari penyakit TBC yang parah dan dapat
menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian)
pada bayi dan balita.
Imunisasi BCG biasanya diberikan pada bayi dengan cara menyuntikannya di
lengan bagian atas bayi. Orangtua tidak perlu panik bila muncul seperti luka melepuh
di area suntikan. Luka tersebut kadang-kadang juga bisa terasa sakit dan lebam
selama beberapa hari. Setelah 2–6 minggu, titik suntikan dapat membesar hingga
hampir 1 sentimeter dan mengeras karena cairan yang berada di permukaan
mengering. Namun kemudian, bekas suntikan akan mengecil.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Imunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan pada saat bayi untuk melindungi
saat menjadi remaja dan dewasa yang sehat dan berkualitas. Pemberian imunisasi sangat
penting dilakukan, hal ini karena termasuk upaya pencegahan kesakitan dan kematian bayi
dan anak, salah satunya imunisasi BCG. Imunisasi BCG termasuk salah satu imunisasi
wajib bagi anak Indonesia, imunisasi BCG berguna untuk mencegah anak- anak dari
penularan kuman TBC yang ditularkan. Imunisasi BCG yang diberikan kepada anak- anak
melindungi anak- anak dari infeksi TBC berat seperti TBC miliar dan TBC meningitis.
Imunisasi BCG diberikan pada anak saat usia 0- 2 bulan dengan dosis BCG sebesar 0,05
mL dan diberikan secara intrakutan di regio M.deltoideus lengan kanan.

B. Saran
Orangtua dianjurkan untuk memberi imunisasi BCG pada bayi segera setelah ia lahir,
hingga paling lambat sebelum bayi berusia 3 bulan, juga pentingnya peran tenaga
kesehatan dalam mendukung atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan yaitu sarana
dan prasarana atau fasilitas terjadinya perilaku kesehatan, misalnya, Puskesmas, Posyandu,
dan Rumah Sakit, dan sikap dan perilaku petugas Kesehatan, dukungan keluarga, dan
dukungan tokoh masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Musrah, A. S., & Noordianiwati. (2022). Kepatuhan Imunisasi Bcg Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tiong Ohang Tahun 2021. Graha Medika Public Health Journal, 1(1),
25–37.

Pandiangan, dkk. (2022). IMPLEMENTASI PROGRAM IMUNISASI BCG DI PUSKESMAS


SRONDOL KOTA SEMARANG. http://www.fisip.undip.ac.id

Putri, T. R., & Hilmi, I. L. (2023). Hubungan Pemberian Imunisasi Bcg Terhadap Penyakit
Tuberkulosis Pada Anak. 6(1), 237–242.

Rivanica, R., & Hartina, I. (2020). Pemberian Imunisasi Bcg Pada Bayi (1-3 Bulan)
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 5(1),
205–212. https://doi.org/10.36729/jam.v5i1.328

Wulanda, A. F., & Delilah, S. (2021). Efektivitas Imunisasi BCG terhadap Kejadian
Tuberkulosis Anak di Kabupaten Bangka Effectiveness of BCG Immunization
Against Children ’ s Tuberculosis Incidence in Bangka Regency. Jurnal Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Ri Pangkalpinang, 9(1), 37–41.

Anda mungkin juga menyukai