Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

Dosen Pengampu: Ibu Wafi Nur Muslihatun, S. SiT., M. Kes (Epid)

Nama : Friwa Saffa Khairunnisa


NIM : P07124222037
Prodi : STr Kebidanan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat kebaikan-
Nya saya mampu menyelesaikan tugas makalah dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, saya sebagai penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wafi Nur
Muslihatun, S.SiT., M.Kes (Epid) selaku Dosen Asuhan Kebidanan Neonatus yang telah
membimbing dalam proses pembuatan makalah ini. Makalah ini saya susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus. saya pun mengetahui jika makalah yang digarap
masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga saya sangat berharap saran
dan kritiknya kepada saya agar di kemudian hari bisa membuat satu makalah yang lebih
berkualitas. Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan di sekitar kita.

Yogyakarta, 26 Januari 2024


DAFTAR ISI

BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 5
1.3. Tujuan ................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 6
2.1. Perbedaan jadwal imunisasi buku KIA 2023 dengan rekomendasi IDAI tahun 2020 dan 2023 .... 6
2.2. Imunisasi Rotavirus .................................................................................................................... 9
2.3. Wewenang bidan dalam pemberian imunisasi berdasarkan peraturan perundang- undangan saat ini
....................................................................................................................................................... 10
2.4 Imunisasi An. Dirga Hamzah Almeer Mustofa ............................................................................ 11

BAB III ................................................................................................................................................. 13


PENUTUP ............................................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 13
3.2 Saran ......................................................................................................................................... 13
BAB IV ................................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunisasi adalah suatu
Upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga apabila suatu sat terpajan dengan suatu penyakit hanya
mengalami sakit ringan. Imunisasi sangat diperlukan dem memberikan perlindungan,
pencegahan, sekaligus membangun kekebalan tubuh anak terhadap berbagai penyakit
menular maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kecacatan tubuh, bahkan
kematian.

World Health Organization (WHO) mengatakan imunisasi sebagai alat yang


terbukti untuk mengendalikan penyakit menular yang mengancam jiwa dan dapat
mencegah antara dua hingga tiga juta kematian setiap tahun. Anak-anak yang menerima
vaksin terbukti terlindungi dari penyakit menular yang dapat menyebabkan penyakit
serius atau kecacatan dan berakibat fatal. Namun saat ini di Indonesia masih ada anak-
anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah
mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah tertular penyakit
berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Dalam program imunisasi di Indonesia, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap


(IDL) pada bayi, merupakan suatu keharusan. Imunisasi dasar merupakan salah satu
upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi.

Imunisasi Dasar Lengkap tercapai jika bayi telah mendapat imunisasi Hepatitis B
BCG, DTP, Polio, dan campak sebelum berusia satu tahun. Imunisasi BCG hanya
dianjurkan bagi negara endemis. Indonesia saat ini merupakan negara ke-3 tertinggi di
dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok 1,

Menurut data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 didapatkan data cakupan imunisasi
di Indonesia untuk HB-0 meningkat dari 79,1% menjadi 83,1%, BCG menurun dari
87,6% menjadi 86,9%, DPT-HB-3 menurun dari 75,6% 1 2 menjadi 61,3%, Polio-4 yang
menurun dari 77,0% menjadi 67,6%, dan imunisasi Campak yang menurun dari 82,1%
menjadi 77,3%. Pencapaian cakupan kelengkapan pemberian imunisasi menurut
Riskesdas tahun 2013 dan 2018 didapatkan, imunisasi lengkap yang menurun dari 59,2%
menjadi 57,9%, imunisasi tidak lengkap yang meningkat 32,1% menjadi 32,9% dan tidak
imunisasi yang meningkat dari 8,7% menjadi 9,2%.10 Indikator lain yang diukur untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi yaitu Universal Child Immunization (UCI)
desa/kelurahan. Cakupan UCI desa/kelurahan menurut Provinsi pada tahun 2016 di
Sumatera Utara adalal (73,44%). 11 Untuk cakupan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten
Dairi tahun 2016 – 2017 telah terjadi penurunan diantaranya tahun 2016 (83,7%) dan
tahun 2017 (81.3%) 12 . Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa masih ada bayi yang
imunisasinya tidak lengkap serta bayi yang belum pernah di imunisasi. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi belum tercapainya target cakupan imunisasi antara lain rumor yang
salah tentang imunisasi, masyarakat berpendapat imunisasi menyebabkan anaknya
menjadi sakit, cacat atau bahkanmeninggal dunia, pemahaman masyarakat terutama orang
tua yang masih kurang tentang imunisasi,serta usia dan pekerjaan ibu

1.2. Rumusan Masalah


1. Perbedaan jadwal imunisasi di Buku KIA 2023 dengan rekomendasi IDAI 2020
dan rekomendasi IDAI 2023
2. Pengertian vaksin rotavirus
3. Wewenang bidan dalam pemberian imunisasi berdasarkan peraturanperundang
undangan yang berlaku saat ini
4. Tinjauan Kesesuaian Kasus dengan Ketentuan

1.3. Tujuan
1. Mengetahui perbedaan jadwal imunisasi di Buku KIA 2023 dengan rekomendasi
IDAI 2020
2. Mengetahui vaksin rotavirus
3. Wewenang bidan dalam pemberian iunisasi berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku saat ini
4. Tinjauan Kesesuaian Kasus balita sekitar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perbedaan jadwal imunisasi buku KIA 2023 dengan rekomendasi IDAI tahun 2020 dan 2023
- Buku KIA 2023
 Hepatitis B
Kurang dari 24 jam
 BCG
BCG 1: saat 0 bulan, BCG 2: saat 1 bulan
 Polio
Polio tetes 1: 0 bulan , polio 2: 2 bulan,polio 3: 3 bulan, polio 4: 4 bulan
polio suntik (IPV) 1: 4 bulan, polio suntik (IPV) 2:9 Bulan
 DPT-Hb-Hib 1, 2,3, lanjutan
DPT-Hb-Hib 1: 2 bulan, DPT-Hb-Hib 2:3 bulan, DPT-Hb-Hib 3:4 bulan, DPT-Hb
Hib lanjutan :18 bulan
 Rotavirus
Rotavirus 1: 2 bulan, rotavirus 2: 3 bulan, rotavirus 3: 4 bulan
 PCV
PCV 1: 2 Bulan, PCV 2: 3 bulan, PCV 3: 12 Bulan
 Campak rubella MR
Campak rubella MR 1: 9 Bulan, campak rubella MR 2 Lanjutan : 18 bulan

- IDAI 2020
 Hepatitis B
Diberikan pertama kali dalam 24 jam setelah lahir, jika berat bayi < 2kg maka
imunisasi ditunda sampai kurang lebih 1 bulan, namun jika ibu HbsAg (+) maka
vaksin hepatitis B diberikan maksimal 7 hari setelah lahir.
 Polio
Pemberian IPV minimal 2x sebelum anak berusia 1 tahun
 BCG
Diberikan segera setelah lahir sebelum usia 1 bulan, jika anak belum dapat vaksin
BCG dan usia sudah >3 bulan maka vaksin BCG dapat diberikan jika uji
tuberculin negative
 DTP
Booster (vaksin DTP ke-5) diberikan saat usia 5-7 tahun, setelah itu booster
vaksin Td saat usia10- 18 tahun
 HiB
Boster HiB saat usia 18 bulan
 PCV
Jika pertama kali vaksin berusia:
2 bulan : sesuai table rekomendasi
7- 12 bulan : diberikan 2x, interval 2 bulan lanjut booster saat usia >12 bulan
minimal 2 bulan dari vaksin terakhir
1-2 tahun : diberikan 2x dengan interval 2 bulan
2-5 tahun : diberikan 1x (vaksi PCV13) atau diberikan 2x, interval 2 bulan
(PCV10)
 Influenza
Diberikan muali usia 6 bulan, dosis: 0,5 ml

- IDAI 2023
 Hepatitis B: 0 & 18 bulan
Vaksin anak hepatitis B pada bayi pertama kali dilakukan 24 jam setelah lahir.
Namun, bayi dengan berat badan di atas 2 kg, pemberian ditunda sampai usianya
mencapai 1 bulan.
Sementara dosis keduanya setelah ia berusia 18 bulan. Imunisasi anak kedua dan
ketiganya akan bersamaan dengan jenis vaksin lainnya. Misalnya, DPT untuk
penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

 Bacillus calmette guerin (BCG): 0–1 bulan


Imunisasi anak selanjutnya adalah BCG yang diberikan sebelum bayi berusia 2
bulan. Namun, jadwal imunisasi anak terbarunya diberikan sesaat setelah lahir
atau sebelum Si Kecil menginjak 1 bulan.
Jenis vaksin anak ini bermanfaat untuk mencegah paparan virus Mycobacterium
tuberculosis. Patogen ini berperan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC)
kurang lebih selama 15 tahun.

 Difteri pertusis tetanus (DPT): 2, 3, dan 4 bulan


Jenis vaksin anak ini efektif mencegah beberapa jenis penyakit, seperti difteri,
pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Pemberiannya dilakukan sebanyak 3 dosis,
yaitu saat berusia 2, 3, dan 4 bulan.
Selanjutnya, imunisasi anak booster diberikan saat menginjak 5 tahun. Setelah
itu, vaksin anak diberikan beberapa kali sebagai imunisasi lanjutan. Misalnya,
pada anak 5–7 tahun dan 10–18 tahun.

 Hemophilus influenza type B (Hib): 2, 3, 4 bulan


Pemberian imunisasi HiB akan digabung dengan hepatitis B dan DPT. Vaksin
anak diberikan dalam dosis berbeda, yaitu saat usianya menginjak 2, 3, dan 4
bulan. Prosedurnya disebut dengan DPT-HB-Hib.
Imunisasi anak selanjutnya saat anak menginjak 15 bulan. Meski namanya
influenza, vaksin ini bukan mencegah penyakit flu, melainkan pneumonia,
meningitis, infeksi telinga (otitis media), dan epiglotitis.

 Polio: 1, 2, 3, 4 bulan
Polio adalah penyakit yang terjadi akibat paparan virus pada sistem saraf pusat.
Dampaknya, menyebabkan otot lumpuh, bahkan cacat permanen. Pemberian
vaksin anak dapat dilakukan sebanyak 4 kali.
Dosis pemberiannya saat Si Kecil berusia 0–1 bulan, kemudian lanjut saat usia
2, 3, dan 4 bulan berturut-turut. Sementara vaksin anak booster polio akan anak
dapatkan saat anak menginjak 18 bulan.

 Campak: 9, 12, 15 bulan


Campak adalah penyakit yang mengakibatkan peradangan paru-paru, bahkan
masalah kognitif. Untuk mencegahnya, ibu bisa memberikan imunisasi anak
untuk campak saat Si Kecil sudah mencapai usia 9 bulan.
Pemberian dosis selanjutnya adalah saat anak berusia 12 dan 15 bulan. Vaksin
anak ini bersifat optional dan tak perlu dilakukan jika ibu sudah memberikan Si
Kecil imunisasi MMR sebelumnya.

 Rotavirus: mulai dari usia 6 minggu


Rotavirus adalah imunisasi tambahan yang bermanfaat untuk mencegah diare
berat pada anak. Imunisasi anak ini juga efektif mengurangi risiko dehidrasi dan
komplikasi serius akibat diare.
Monovalen. 2 dosis saat anak berusia 6 minggu dan selesai saat anak berusia 24
minggu.
Pentavalen. 3 dosis saat anak berusia 6–12 minggu, dosis kedua 4–10 minggu
kemudian, dan dosis ketiga saat Si Kecil berusia 32 minggu.

 Pneumococcus (PCV): mulai dari 7–12 bulan


Imunisasi anak ini berguna untuk mencegah infeksi meningitis, pneumonia, dan
infeksi pada telinga. Vaksinnya bisa anak dapatkan pada rentang usia 7 bulan
hingga 5 tahun:
Usia 7–12 bulan. 2 dosis, dengan jarak minimal 1 bulan. Pemberian booster saat
Si Kecil berusia 12 bulan.
Usia 1–2 tahun. 2 dosis, dengan jarak 2 bulan dari pemberian vaksin pertama.
Usia 2–5 tahun. 2 dosis, dengan jarak 2 bulan, lalu dengan tambahan PCV13 satu
kali.

 Influenza (flu): mulai dari 6 bulan


Imunisasi anak ini akan anak dapatkan sebanyak 2 dosis pada anak-anak di
bawah 9 tahun. Vaksin anak kedua berlaku sebulan setelah imunisasi pertama.
Jika sudah mendapatkan 2 dosis vaksin flu, mereka hanya membutuhkan 1 dosis.
Anak-anak yang berusia di atas 9 bulan hanya memerlukan 1 dosis saja.
Pemberian melalui suntikan atau semprotan hidung. Vaksin ini sebaiknya dokter
berikan saat musim flu.
Vaksin dalam bentuk semprotan hidung dapat dokter berikan pada seseorang
berusia 2–49 tahun. Namun, jenis imunisasi ini tidak direkomendasikan pada
pengidap asma dan wanita hamil.

 Vaksin meningokokus: mulai dari 8 minggu


Imunisasi anak selanjutnya adalah meningokokus. Jadwalnya saat anak
menginjak usia 8 minggu. Namun, tidak direkomendasikan pada pengidap
masalah imun dan mereka yang berpotensi mengalami meningitis.

 Vaksin mumps, measles, rubella (MMR): mulai dari 6 bulan


Imunisasi anak MMR berlaku saat Si Kecil berusia 12–15 bulan dan 4–6 tahun.
Dosis selanjutnya bisa anak dapatkan 4 minggu setelah vaksin pertama. Vaksin
harus segera diberikan jika Si Kecil sudah berusia 12 bulan.
Untuk jenis booster dapat anak dapatkan saat berusia 18 bulan dan 5–7 tahun.
Imunisasi ini juga dapat berlaku pada bayi berusia 6 bulan yang ingin bepergian
antar benua atau internasional.

 Vaksin Japanese encephalitis (JE): mulai umur 9 bulan


Vaksin JE dapat ibu berikan saat Si Kecil menginjak 9 bulan, terutama jika
bertempat tinggal atau ingin bepergian ke area endemik. Jadwal selanjutnya bisa
anak dapatkan 1–2 tahun setelah dosis 1.

 Vaksin varisela: 1 tahun


Jadwal imunisasi ini berlaku saat Si Kecil berusia 12 bulan. Namun,
pemberiannya dapat dilakukan saat usianya 7 tahun atau sebelum masuk sekolah
dasar. Dosis selanjutnya 4 minggu setelahnya.

 Vaksin hepatitis A: mulai umur 1 tahun


Tujuannya untuk melindungi virus yang menyerang hati dan menyebar melalui
makanan terkontaminasi. Jadwal imunisasi hepatitis A dapat berlangsung saat Si
Kecil berusia 1 tahun dan 6–12 bulan setelah vaksin pertama.

 Vaksin tifoid polisakarida: mulai umur 2 tahun


Jenis vaksin ini efektif mencegah infeksi bakteri Salmonella typhi yang menjadi
pemicu sakit tifus. Jadwal imunisasi ini direkomendasikan pada Si Kecil yang
berusia di atas 2 tahun dengan pengulangan setiap 3 tahun.

 Vaksin human papilloma virus (HPV): 9–14 tahun


Jadwal imunisasi HPV berlaku saat anak sudah menginjak 9–14 tahun. Dosisnya
sebanyak 2 kali dengan jarak 6–15 bulan setelah vaksin pertama. Perkiraannya
saat anak menginjak kelas 5–6 sekolah dasar.

 Vaksin dengue: 6–16 tahun


Jadwal imunisasi terakhir adalah vaksin dengue. Jenis vaksin ini dapat diberikan
saat Si Kecil menginjak usia 6 tahun. Imunisasi ini dapat berlaku pada mereka
dengan riwayat dengue atau IgG positif.

2.2. Imunisasi Rotavirus

 Pengertian Vaksin Rotavirus


Vaksin rotavirus adalah salah satu jenis imunisasi tambahan untuk melindungi
tubuh dari infeksi rotavirus. Virus ini menginfeksi usus dan menyebabkan diare
pada bayi dan anak-anak.
 Tujuan Vaksin Rotavirus
Tujuan utama pemberian vaksin ini adalah melindungi anak dari serangan diare
akibat rotavirus. Penyakit tersebut bisa berbahaya karena diare berisiko tinggi
menyebabkan dehidrasi.

 Manfaat Vaksin Rotavirus


Rotavirus merupakan virus yang menyerang saluran pencernaan dan
menyebabkan penyakit gastroenteritis. Penyakit tersebut ditandai dengan diare
dan muntah-muntah parah.
Rotavirus bisa bertahan hingga 10 hari sesudah gejala mereda. Selama sepuluh
hari, virus akan dengan mudah menyebar pada anak-anak melalui tangan atau
mulut. Jalur penularannya meliputi kontak fisik atau melalui makanan dan
minuman yang diolah secara tidak higienis.

 Waktu Melakukan Vaksin Rotavirus


Vaksin rotavirus umumnya diberikan pada usia 6-12 minggu. Ada dua jenis
vaksin rotavirus, yaitu monovalen dan pentavalen. Berikut perbedaan keduanya:
1. Vaksin monovalent
Pemberiannya sebanyak 2 kali. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 6–
12 minggu. Dosis kedua diberikan dengan jarak minimal 4 minggu setelah
vaksin sebelumnya atau paling lambat sebelum anak berusia 24 minggu.
2. Vaksin pentavalent
Bedanya dengan monovalen, vaksin pentavalen diberikan sebanyak 3 kali.
Dosis pertama saat anak berusia 6–12 minggu, sedangkan dosis kedua dan
ketiga diberikan dengan interval 4–10 minggu setelah vaksin sebelumnya.
Dosis ketiga diberikan selambat-lambatnya di usia 32 minggu.

2.3. Wewenang bidan dalam pemberian imunisasi berdasarkan peraturan perundang- undangan
saat ini

Adapun wewenang bidan dalam menjalankan praktik adalah memberikan pelayanan


yang meliputi (Pasal 9 Permenkes 1464/2010):
- pelayanan kesehatan ibu;
- pelayanan kesehatan anak
- pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Sedangkan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak berwenang untuk
(Pasal 11 ayat (2) Permenkes 1464/2010):
- melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahanhipotermi,
inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa
neonatal (0 - 28 hari), dan perawatan tali pusat;
- penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
- penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
- pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah;
- pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
- pemberian konseling dan penyuluhan;
- pemberian surat keterangan kelahiran; dan
- pemberian surat keterangan kematian.

2.4 Imunisasi An. Dirga Hamzah Almeer Mustofa


A. Imunisasi Rutin Dasar yang Telah Diberikan beserta Tanggal dan Usiaanak
saat di imunisasi
 HB-0:
Tanggal diberikan: 03 maret 2021 usia anak saat diimunisasi: 0 hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 BCG:
Tanggal diberikan: 10 maret 2021 usia anak saat diimunisasi: 7 hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 IPV 1:
Tanggal diberikan: 05 mei 2021 usia anak saat diimunisasi: 2 bulan 2
hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 DPT-Hb-Hib1:
Tanggal diberikan:05 mei 2021 usia anak saat diimunisasi : 2 bulan 2
hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 IPV 2:
Tanggal diberikan: 05 juni 2021 usia anak saat diimunisasi : 3 bulan 2
hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 DPT-HB-Hib2:
Tanggal diberikan: 05 juni 2021 usia anak saat diimunisasi : 3 bulan 2
hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 IPV 3:
Tanggal diberikan: 05 juli 2021 usia anak saat diimunisasi: 4 bulan 2
hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 DPT-HB-Hib 3:
Tanggal diberikan: 05 juli 2021 usia anak saat diimunisasi : 4 bulan 2
hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 MR:
Tanggal diberikan: 05 februari 2022 usia anak saat diimunisasi: 11 bulan
2 hari
Kesimpulan: pemberian imunisasi sesuai ketentuan di buku KIA
 DPT-HB-Hib lanjutan:
Sudah diberikan saat usia anak saat ini 22 bulan 8 hari
 MR lanjutan:
Sudah diberikan saat usia anak saat ini: 22 bulan 8 hari
B. Adakah imunisasi rutin / lanjutan yang tidak diberikan pada anak
tersebut.? Apa alasan orang tua ? apa akibat bila anak tidak
mendapatkan imunisasi tersebut sesuai jadwal?
An. Dirga sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan sesuai jadwal
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah penerima imunisasi,
kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran. Pelaksaan program imunisasi
dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Imunisasi merupakan salah
satu cara pencegahan penyakit menular khususnya penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya anak sejak bayi hingga remaja tetapi juga
pada dewasa. Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi yaitu TBC
(Tuberculosis), difteri, pertusis, tetanus, polio, influenza, demam tifoid, hepatitis, meningitis,
pneumokokus, mmr (mumps measles rubella), rotavirus, varisela dan hepatitis A.

3.2 Saran
Pentingnya imunisasi dasar bagi balita diharapkan agar orangtua sadar untuk
memberikan imunisasi dasar pada anak anaknya karena imunisasi merupakan Langkah untuk
mencegah penyakit menular.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai

https://promkes.kemkes.go.id/?p=8986

https://id.scribd.com/document/644253573/MAKALAH-IMUNISASI

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20230815/0243654/cegah-diare-pada-
anak-dengan-imunisasi-rotavirus-rv-secara-gratis/

Anda mungkin juga menyukai