Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASPEK ETIKA DAN HUKUM TERHADAP

TINDAKAN IMUNISASI
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan 1

Dosen Pengampu : Suparno,S.Kp.,M.Kes.

Yang Disusun oleh kelompok 4 :

Ketua : Wilem Marius Sabarofek

Anggota : Sarah Ester boltal

: Kalasina Paide

: Ratna Abigael Mambraku

: Yuliana Lodan Wetan

: LESSI Brugim

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN 1A2

FALKUTAS STIKES PAPUA SORONG 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjarkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa SWT,Atas berkat dan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan ‘’MAKALA ASPEK DAN HUKUM
IMUNISASI’’.

Makala ini telah dii susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan Makala ini.

Harapan kami dapat menambah wawasan dan pengalam bagi para pembaca dan kami
sekalian.Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makala ini agar menjadi
lebih baik lagi.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan Makala ini.

PENYUSUN

 
ii
DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR 
 .............................................................................. ii
DAFTAR ISI
 ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
 .........................................................................
11.1 Latar Belakang ............................................................................. 11.2
Rumusan Masalah .......................................................................
11.3 Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
 .......................................................................... 32.1 Imunisasi
di Indonesia ................................................................. 32.2 Dasar Hukum
Penyelenggaraan Imunisasi .................................. 32.3 Tujuan
Imunisasi .........................................................................
42.4 Pengertian Imunisasi .................................................................... 52.5 Manfaat Imunisasi .....
.................................................................. 52.6 Jenis Penyakit Yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi .............. 62.7 Jenis-Jenis Imunisasi ...................................................................
152.8 Jadwal Imunisasi .......................................................................... 232.9 KIPI........................
...................................................................... 25
BAB III PENUTUP
 ..................................................................................
28Kesimpulan ...................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
 ...............................................................................

BAB II
PENDAHULUAN

1.A Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,imunisasi merupakan salah


satu upayauntuk mencegah terjadinya penyakit menular yg merupakan salah satu kegiatan perioritas
kementrian kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai
suntainable Developmet Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak
( Kementrian Kesehatan,2017)

kegiatan Imunisasi diselenggarakan di indonesiasejak tahun 1956.Mulai Tahun 1977 kegiatan


imunisasi di perluas menjadi program pengembangan imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan
penularan terhadap beberapa penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi(PD3I)Yaitu
Tuberkulosis,Difteri,Pertusis,Campak,polio,Tetanus serta Hepatitis B. Beberapa penyakit yang saat ini
menjadi perhatian duniadan merupakan komitmen globalyang wajib di ikuti oleh semua negara
adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi campak dan rubella dan eliminasi tetanus Maternal dan
Neonatal (ETMN) (Kementrian kesehatan,2007).

1.B Rumusan Masalah

1. Bagaimana imunisasi di Indonesia?

2. Apa saja dasar hokum penyelenggaraan imunisasi?

3. Apa tujuan dari imunisasi?

4. Apa pengertian imunisasi?

5. Apa mamfaat imunisasi?

6. Apa saja jenis penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi?

7. Apa saja jenis-jenis imunisasi?

8. Bagaimana jadwal imunisasi?

9. Apa itu KIPI?

1.C TUJUAN

1. Untuk Mengetahui imunisasi di Indonesia?


2. Untuk mengetahui dasar hokum penyelenggaraan imunisasi.

3. Untuk mengetahui tujuan imunisasi.

4. Untuk mengetahui pengertian imunisasi.

5. Untuk mengaetahui mamfaat imunisasi.

6. Untuk mengetahui jenis penyakit yang dapat di cegahdengan imunisasi.

7. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi.

8. Untuk mengetahui jadwal imunisasi.

9. Untuk mengetahui pengertian KIPI.


BAB II

TINJAUAN PERPUSTAKAAN

1.2.1 IMUNISASI DI INDONESIA

Di Indonesia,program imunisasi di atur oleh kementrian kesehatan Republik


Indonesia.Pemerintah, bertanggung jawab menetapkan saranan jumbllah penerimmaan
imunisasi,kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran.pelaksanaanprogram
imunisasi di lakukan oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta.Institusi swasta
dapat memberikan pelayanan imunisasi sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang telah
di tetapkan oleh Kementrian kesehatan,Di Indonesia pelayanan imunisasi dasar/imunisasi rutin
dapat di peroleh pada :
1. Pusat pelayanan yang di miliki oleh pemerintah,seperti Puskesmas,Posyandu,Puskesmas
pembantu,Rumah Sakit atau Rumah Bersalin.
2. Pelayanan diluar gedung,Umum di selenggarakan oleh Pemerintah misalnya pada saat di
selenggarakan program bulan imunisasi anaks Sekolah,Pekan Imunisasi Nasional,atau
melalui kunjungan dari Rumah ke Rumah.
3. Imunisasi rutin juga dapat di peroleh pada bidang praktik swasta,Dokter praktik swasta
atau Rumah Sakit swasta.

1.2.2 DASAR HUKUM PENYELENGGGARA PROGRAM IMUNISASI

Dasar hukum penyelenggaraan imunisasi :

1. Udang-Undang No.23 tahun 1992 Tentang kesehatan.


2. Undang-Undang No.4 tahun 1984 Tentang wabah penyakit Menular.
3. Undang-Undang No.1 tahun 1962 Tentang karantina laut.
4. Undang-Undang No.2 tahun 1962 Tentang karanntina Udara.
5. Keputusan menkes No. 1611/menkes/SK/XI/2005 Tentang pedoman penyelanggaraan
imunisasi.
6. Keputusan menkes No. 1626/ menkes/SK/XII/2005 Tentang pedoman pemantauan dan
penanggulanggan kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI).

1.2.3 TUJUAN IMUNISASI DI INDONESIA


1. Tujuan umum
Turunnya angka kesakitan,kecacatan dan kematian bayi akibat PD31
2. Tujuan khusus
a. Program imunisasi
1) Tercapainya target universal child immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% secara merata pada bayi di 100% Desa/kelurahanpada tahun 2010.
2) Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal ( insiden di bawah 1 per
1.00kelahiran hidup dalam satu tahun)pada tahun 2005.
3) Eradikasi Polio tahun 2008.
4) Tercapainya redukasi campak (RECAM) Pada tahun 2005.

b. Program imunisasi meningitis meningokus

Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit menginitis meningokokus tertentu.


sesuai dengan vaksin yang di berikan pada calon jamaah haji

c. Program imunisasi Deman kuning

Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan perjalan berasal dari atau
ke negara endemis demam kuning sehingga dapat mencegah masuknya penyakit demam
kuning di Indonesia.

d. Program imunisasi Rabies

Menurun angka kematian pada kasus gigitan hewan penular Rabies.

1.2.4 PENGERTIAN IMUNISASI

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnyapenyakkit yang
dapat dicegahdengan imunisasi (PD3I) yang di berikan kepada tidak hanya anak sejak bayi hingga
remaja tetapi juga pada dewasa . Cara kerja imunisasiyaitu dengan memberikan Antigen Bakteriatau
Virus tertentu yang sudah di lemahkan atau di matikan dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh
untuk membentuk antibodi. antibody menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif sehinga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I tersebut (Depkes,2016)

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau

masih hidup yang di lemahkan,masih utuh atau bagiannya,atau berupa toksin mikroorganismme yang
telah di olah menjadi toksoit atau protein rekombina,yang di tambahkan dengan zat lainnya,yang bila di
berikan kepada seseoranng akan menimbulkan kekeballan spesifik secara aktif terhadap (Kemkes,2017).

1.2.5 MAMFAAT IMUNISASI

1. Untuk anak : Mencegah penderita yang di sebabkan oleh penyakit ,dan kemungkinan cacat
atau kematian.

2. Untuk Keluarga : Menghilangkan kecemasan dan psikologis pengobatan bila anak


sakit.Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anknya akan masa
kanak-kanaknyadengan nyaman.

.3. Untuk Negara : Memperbaiki tingkat kesehatan,menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara.

1.2.6
 
Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1.
 
TBC (
Tuberculosis
).Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapatterjadi karena terhirupnya percikan udara
yang mengandungkuman TBC. Kuman inii dapat menyerang berbagai organ tubuh,seperti paru-
paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening,tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak
(yang terberat).Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi
yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknyadilakukan sebelum bayi
berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukupdiberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi in
i “berhasil,”
maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan
timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan,
suntikan sebaiknya dilakukan di paha kananatas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi
tidakmenderita demam.2.
 
Difteri.Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkanoleh bakteri Corynebacterium
Diphteriae. Mudah menular danmenyerang terutama saluran napas bagian atas dengan
gejalaDemam tinggi, pembengkakan pada amandel (tonsil ) dan terlihatselaput putih kotor yang
makin lama makin membesar dan dapatmenutup jalan napas. Racun difteri dapat merusak otot
jantungyang dapat berakibat gagal jantung. Penularan umumnya melaluiudara (betuk/bersin)
selain itu dapat melalui benda atau makananyang terkontamiasi.Pencegahan paling efektif adalah
denganimunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis sebanyak tigakali sejak bayi berumur
dua bulan dengan selang penyuntikansatu
 – 
dua bulan. Pemberian imunisasi ini akan memberikankekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
pertusis dan tetanusdalam waktu bersamaan. Efek samping yang mungkin akan timbul

adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, caramengatasinya cukup diberikan
obat penurun panas3.

 
PertusisPenyakit Pertusis atau batuk
rejan atau dikenal dengan “Batuk Seratus Hari “ adalah penyakit infeksi saluran yang
disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Gejalanya khas
yaitu batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merahatau kebiruan dan muntah
kadang-kadang bercampur darah. Batukdiakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam
berbunyimelengking.Penularan umumnya terjadi melalui udara(batuk/bersin). Pencegahan paling
efektif adalah denganmelakukan imunisasi bersamaan dengan Tetanus dan Difterisebanyak tiga
kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang pentuntikan.4.
 
TetanusPenyakit tetanus merupakan salah satu infeksi
yan berbahaya karena mempengaruhi sistim urat syaraf dan otot.Gejala tetanus umumnya diawali
dengan kejang otot rahang(dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut) bersamaandengan
timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di ototleher, bahu atau punggung. Kejang-kejang
secara cepat merambatke otot perut, lengan atas dan paha. Neonatal tetanus umumnyaterjadi
pada bayi yang baru lahir. Neonatal tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan
di tempat yang tidak bersihdan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanusdapat
menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi dinegara berkembang. Sedangkan di
negara-negara maju, dimanakebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju
tingkatkematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. Selain itu antibodidari ibu kepada jabang
bayinya yang berada di dalam
kandungan juga dapat mencegah infeksi tersebut. Infeksi tetanus disebabkanoleh bakteri yang
disebut dengan Clostridium tetani yang
memproduksi toksin yang disebut dengan tetanospasmin.Tetanospasmin menempel
pada urat syaraf di sekitar area luka dandibawa ke sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang,
sehinggaterjadi gangguan pada aktivitas normal urat syaraf. Terutama padasyaraf yang mengirim
pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karenaluka. Baik karena terpotong, terbakar, aborsi ,
narkoba (misalnyamemakai silet untuk memasukkan obat ke dalam kulit) maupunfrosbite.
Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidakdapat hidup di sana. Sering kali orang
lalai, padahal luka sekecilapapun dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteriatetanus.
Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 haridengan gejala yang mulai timbul di hari
ketujuh. Dalam neonataltetanus gejala mulai pada dua minggu pertama kehidupan seorang bayi.
Walaupun tetanus merupakan penyakit berbahaya, jika cepatdidiagnosa dan mendapat perawatan
yang benar maka penderitadapat disembuhkan. Penyembuhan umumnya terjadi selama 4-
6minggu. Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasisebagai bagian dari imunisasi DPT.
Setelah lewat masa kanak-kanak imunisasi dapat terus dilanjutkan walaupun telah
dewasa.Dianjurkan setiap interval 5 tahun : 25, 30, 35 dst. Untuk wanitahamil sebaiknya
diimunisasi juga dan melahirkan di tempat yangterjaga kebersihannya5.

 
PolioGejala yang umum terjadi akibat serangan virus polioadalah anak mendadak lumpuh pada
salah satu anggota geraknyasetelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2 jenis vaksin
yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksinSabin (kuman yang
dilemahkan). Cara pemberiannya melaluimulut. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine,
yaitukombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak
anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikansetiap 4-6 minggu.
Pemberian vaksin polio dapat dilakukan

bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasiulangan diberikan bersamaan


dengan imunisasi ulang DPTPemberian imunisasi polio akan menimbulkan kekebalan
aktifterhadap penyakit Poliomielitis. Imunisasi polio diberikansebanyak empat kali dengan
selang waktu tidak kurang dari
satu bulan imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuksekolah (5
 – 
 6 tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12tahun).Cara memberikan imunisasi polio
adalah denganmeneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalammulut anak atau
dengan menggunakan sendok yang dicampurdengan gula manis. Imunisasi ini jangan diberikan
pada anak yanglagi diare berat. Efek samping yang mungkin terjadi sangatminimal dapat berupa
kejang-kejang6.
 
InfluenzaInfluenza adalah penyakit infeksi yang mudah menular dandisebabkan oleh virus
influenza, yang menyerang
saluran pernapasan. Penularan virus terjadi melalui udara pada saat berbicara, batuk dan bersin,
Influenza sangat menular selama 1
 – 
 2hari sebelum gejalanya muncul, itulah sebabnya penyebaran virusini sulit
dihentikan.Berlawanan dengan pendapat umum, influenza bukan batuk
 – 
 pilek biasa yang tidak berbahaya. Gejala Utamainfleunza adalah: Demam, sakit kepala, sakit
otot diseluruh
badan, pilek, sakit tenggorok, batuk dan badan lemah. Pada Umumnya penderita infleunza tidak 
dapat bekerja/bersekolah selama beberapa hari.Dinegara-negara tropis seperti Indonesia, influenz
aterjadi sepanjang tahun. Setiap tahun influenza menyebabkanribuan orang meninggal diseluruh
dunia. Biaya pengobatan,
biaya penanganan komplikasi, dan kerugian akibat hilangnya hari kerja(absen dari sekolah dan
tempat kerja) sangat tinggi.Berbedadengan batuk pilek biasa influenza dapat
mengakibatkankomplikasi yang berat. Virus influenza menyebabkan kerusakansel-sel selaput
lendir saluran pernapasan sehingga penderita sangat
mudah terserang kuman lain, seperti pneumokokus, yangmenyebabkan radang paru (Pneumonia)
yang berbahaya. Selainitu, apabila penderita sudah mempunyai penyakit kronis lainsebelumnya
(Penyakit Jantung, Paru-paru, ginjal, diabetes dll), penyakit-penyakit itu dapat menjadi lebih
berat akibat influenza.Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak.Pada usia 6-
35 bulan cukup 0,25 mL. Anak usia >3 tahun,diberikan 0,5 mL. Pada anak berusia 8 tahun, maka
dosis pertamacukup 1 dosisi saja.7.
 
Demam TifoidPenyakit Demam Tifoid adalah infeksi akut yangdisebabkan oleh Salmonella
Typhi yang masuk melalui
saluran pencernaan dan menyebar keseluruh tubuh (sistemik), Bakteri iniakan berkembang biak
di kelenjar getah bening usus dankemudian masuk kedalam darah sehingga
meyebabkan penyebaran kuman dalam darah dan selanjutnya terjadilah peyebaran kuman kedala
m limpa, kantung empedu, hati, paru- paru, selaput otak dan sebagainya. Gejala-gejalanya adalah
:Demam, dapat berlangsung terus menerus. Minggu Pertama, suhutubuh berangsur-angsur
meningat setiap hari, biasanya
menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore/malam hari. MingguKedua, Penderita terus
dalam keadaan demam. Minggu ketiga,suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali
diakhirminggu. gangguan pada saluran pencernaan, nafas tak sedap, bibirkering dan pecah-
pecah, lidah ditutupi selaput lendir kotor, ujungdan tepinya kemerahan. Bisa juga perut
kembung, hati dan limpamembesar serta timbul rasa nyeri bila diraba. Biasanya sulit buangair
besar, tetapi mungkin pula normal dan bahkan dapat terjadidiare. gangguan kesadaran,
Umumnya kesadaran penderitamenurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu menjadi
apatissampai somnolen. Bakteri ini disebarkan melalui tinja. Muntahan,dan urin orang yang
terinfeksi demam tofoid, yang kemudian
 
11secara pasif terbawa oleh lalat melalui perantara kaki-kakinya darikakus kedapur, dan
mengkontaminasi makanan dan minuman,sayuran ataupun buah-buahan segar. Mengkonsumsi
makanan /minuman yang tercemar demikian dapat menyebabkan manusiaterkena infeksi demam
tifoid. Salah satu cara pencegahannyaadalah dengan memberikan vaksinasi yang dapat
melindungiseseorang selama 3 tahun dari penyakit Demam Tifoid yangdisebabkan oleh
Salmonella Typhi. Pemberian vaksinasi inihampir tidak menimbulkan efek samping dan kadang-
kadangmengakibatkan sedikit rasa sakit pada bekas suntikan yang akansegera hilang kemudian8.
 
HepatitisPenyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis tipe Byang menyerang kelompok
resiko secara vertikal yaitu bayi danibu pengidap, sedangkan secara horizontal tenaga medis dan
paramedis, pecandu narkoba, pasien yang menjalani hemodialisa, petugas laboratorium, pemakai
jasa atau petugas akupunktur.9.
 
MeningitisPenyakit radang selaput otak (meningitis) yang disebabkan bakteri Haemophyllus
influenzae tipe B atau yang disebut bakteriHib B merupakan penyebab tersering menimbulkan
meningitis pada anak berusia kurang dari lima tahun. Penyakit ini berisikotinggi, menimbulkan
kematian pada bayi. Bila sembuh pun, tidaksedikit yang menyebabkan cacat pada anak.
Meningitis
bukanlah jenis penyakit baru di dunia kesehatan. Meningitis adalah infeksi pada lapisan otak dan 
urat saraf tulang belakang. Penyebabmeningitis sendiri bermacam-macam, sebut saja virus dan
bakteri.Meningitis terjadi apabila bakteri yang menyerang menjadi ganasditambah pula dengan
kondisi daya tahan tubuh anak yang tidak baik, kemudian ia masuk ke aliran darah, berlanjut ke
selaput otak. Nila sudah menyerang selaput otak (meningen) dan terjadi infeksimaka disebutlah
sebagai meningitis.
a(vaksinasi MMR) sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-
2 bulan. Setelah lewat masa kanak-kanak,imunisasi mumps terus dilanjutkan walaupun
telah dewasa, bersamaan dengan campak dan rubella (vaksinasi MMR).Pemberian imunisasi
MMR akan memberikan kekebalanaktif terhadap penyakit mumps, campak dan rubella. b.
 
Measles (campak)Penyakit measles (campak) disebabkan viruscampak. Gejala campak yaitu
demam, menggigil, sertahidung dan mata berair. Timbul ruam-ruam pada kulit berupa bercak
dan bintil merah pada kulit muka, leher, dan selaput lendir mulut. Saat penyakit campak
memuncak,suhu tubuh bisa mencapai 40

o
C.Pencegahan campak paling efektif adalah denganimunisasi campak. Imunisasi campak
diberikan saat
bayi berumur 9 bulan. Campak juga dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian v
aksinasi MMR.Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi campak terusdilanjutkan walaupun
telah dewasa, bersamaan denganmumps dan rubella (vaksinasi MMR). Imunisasi MMRdiberikan
sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.c.
 
Rubella (campak Jerman)Penyakit rubella disebabkan virus
rubella
. Rubellamengakibatkan ruam pada kulit menyerupai campak,radang selaput lendir, dan radang
selaput tekak. Ruamrubella biasanya hilang dalam waktu 2-3 hari. Gejalarubella berupa sakit
kepala, kaku pada persendian, dan rasalemas. Biasanya rubella diderita setelah penderita
berusia belasan tahun atau dewasa. Bila bayi baru lahir atau anak balita terinfeksi rubella, bisa
mengakibatkan kebutaan. Bilawanita hamil terinfeksi rubella, dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin. Bayi umumnya lahir dengan cacat fisik(buta tuli) dan keterbelakangan mental.Pencegahan
rubella paling efektif adalah denganimunisasi bersamaan dengan campak dan mumps(vaksinasi
MMR) sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. Setelah lewat masa kanak-
kanak,imunisasi rubella terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan campak dan
mumps (vaksinasi MMR).12.
 
RotavirusInfeksi diare pada anak paling sering disebabkan karenainfeksi rotavirus. Infeksi diare
karena rotavirus ini sering  

14diistilahkan muntaber atau muntah berak. Gejala infeksi


rotavirus berupa demam ringan, diawali muntah sering, diare hebat, danatau nyeri perut. Muntah
dan diare merupakan gejala utamainfeksi rotavirus dan dapat berlangsung selama 3
 – 
 7 hari. Infeksirotavirus dapat disertai gejala lain yaitu anak kehilangan nafsumakan, dan tanda-
tanda dehidrasi. Infeksi rotavirus dapatmenyebabkan dehidrasi ringan dan berat, bahkan
kematian. Infeksiini seringkali tidak berhubungan dengan makanan kotor ataumakanan basi atau
air kotor. Tetapi penularannya lebih seringlewat fecal oral atau kotoran masuk melalui mulut.
Biasanya virusyang tersebar lewat muntahan tersebar di sekitar mainan, pintu,lantai atau di
sekitar anak-anak. Saat tangan anak tersentuh virusmelalui muntahan atau bekas feses yang tidak
dicuci bersih dapatmasuk ke tubuh saat anak makan atau tangan masuk ke mulut.Angka kejadian
kematian diare masih tinggi di Indonesia danuntuk mencegah di are karena rotavirus, digunakan
vaksinrotavirus. Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2macam. Pertama
Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian pertama pada usia 6-
14 minggu dan pemberian ke-2 setelah 4-8minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal pada
usia 8 bulan.Kedua, Rotarix diberikan 2 dosis: dosis pertama diberikan padausia 10 minggu dan
dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan). Apabila bayi belum diimunisasi
pada usia lebihdari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada
studikeamanannya13.
 
VariselaCacar air merupakan penyakit menular yang menimbulkan bekas bopeng di beberapa
bagian tubuh. Penyakit yang disebabkanoleh virus varicella ini bisa dicegah dengan pemberian

vaksinvaricella . 4.

 
Hepatitis AHepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan olehvirus hepatitis tipe A dan
menyerang sel-sel hati manusia. Setiaptahunnya di Asia Tenggara, kasus hepatitis A menyerang
sekitar400.000 orang per tahunnya dengan angka kematian hingga 800 jiwa. Sebagian besar
penderita hepatitis A adalah anak-anak.
1.2.7
 
Jenis- Jenis Imunisasi
1.
 
Imunisasi kekebalan tubuh ada 2 macam, yaitu:a.
 
Imunisasi aktifImunisasi aktif dapat timbul ketika
seseorang bersinggungan dengan, sebagai contoh, mikroba. Sistemkekebalan akan membentuk
antibodi dan perlindungan/perlawananlainnya terhadap mkroba. Imunisasi aktif buatan adalah
dimanamikroba, atau bagian darinya, diinjeksikan kepada seseorangsebelum ia dapat
melakukannya secara alami. Contoh vaksinhidup yang telah dilemahkan meliputi tampek,
gondongan,rubella, atau kombinasi ketiganya dalam satu vaksin sebagaivaksin MMR, demam
kuning (yellow fever), cacar air (varicella),rotavirus, dan vaksin influenza. b.
 
Imunisasi pasifImunisasi pasif adalah elemen-elemen pra-sintesa darisistem kekebalan yang
dipindahkan kepada seseorang, sehinggatubuhnya tidak perlu membuatnya sendiri elemen-
elemen tersebut.Akhir-akhir ini, antibodi dapat digunakan untuk imunisasi pasif.Metode
imunisasi ini bekerja sangat cepat, tetapi juga berakhircepat, karena antibodi akan pecah dengan
sendirinya, dan jika takada sel-sel B untuk membuat lebih banyak antibodi, maka merekaakan
hilang. Imunisasi pasif terdapat secara fisiologi, ketikaantibodi-antibodi dipindahkan dari ibu ke
janin selama kehamilan,untuk melindungi janin sebelum dan sementara waktu sesudahkelahiran.
Imunisasi pasif buatan umumnya diberikan melalui injeksi dan digunakan jika ada wabah
penyakit tertentu atau penanganan darurat keracunan, seperti pada tetanus. Antibodi-

antibodi ini dapat dibuat menggunakan binatang, dinamai “terapiserum”, meskipun ada
kemungkinan besar terjadinya syok
anafilaksis, karena sistem kekebalan yang melawan serum binatang tersebut. Jadi, antibodi
manusia dihasilkan secara in vitromelalui kultur sel dan digunakan menggantikan antibodi
dari binatang, jika tersedia. Di kota-kota besar di Indonesia selalutersedia vaksin rabies untuk
mereka yang ingin mendapatkankekebalan terhadap rabies dan serum anti-rabies bagi mereka
yangdikhawatirkan sudah terjangkit rabies, karena misalnya habisdigigit anjing atau monyet.2.
 
Imunisasi Berdasarkan Sifat PenyelenggaraannyaBerdasarkan sifat penyelenggaraannya,
imunisasi dikelompokkanmenjadi :a.
 
Imunisasi program b.
 
Imunisasi Program terdiri atas:1)
 
Imunisasi rutini.
 
Imunisasi dasarImunisasi dasar diberikan pada bayi
sebelum berusia 1 (satu) tahun dan terdiri atas imunisasiterhadap penyakit:

 
hepatitis B

 
 poliomyelitis

 
tuberkulosis

 
difteri

 
 pertusis

 
tetanus

 
 pneumonia dan meningitis yang disebabkanoleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib)

 
campak.ii.
 
Imunisasi lanjutan.  

17Imunisasi lanjutan merupakan ulangan Imunisasidasar untukmempertahankan tingkat


kekebalan danuntuk memperpanjang masa perlindungan anakyang sudah mendapatkan Imunisasi
dasar.Imunisasi lanjutan diberikan pada:

anak usia bawah dua tahun (Baduta)Imunisasi lanjutan yang diberikan padaBaduta terdiri atas
imunisasi terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitisB, pneumonia dan meningitis
yangdisebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak.

anak usia sekolah dasarImunisasi lanjutan yang diberikan


padaanak usia sekolah dasar terdiri atasImunisasi terhadap penyakit campak,tetanus, dan difteri
yang diberikan pada bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yangdiintegrasikan dengan usaha
kesehatansekolah.

wanita usia subur (WUS).Imunisasi lanjutan yang diberikan padaWUS terdiri atas Imunisasi
terhadap penyakit tetanus dan difteri.2)

Imunisasi tambahanImunisasi tambahan merupakan jenis Imunisasitertentu yang diberikan pada


kelompok umur tertentu
yang paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajianepidemiologis pada periode waktu
tertentu.Pemberian Imunisasi tambahan sebagaimanadilakukan untuk melengkapi Imunisasi
dasar dan/ataulanjutan pada target sasaran yang belum tercapai.
 
183)

Imunisasi khususImunisasi khusus dilaksanakan untuk melindungiseseorang dan masyarakat


terhadap penyakit tertentu padasituasi tertentu.

Situasi tertentu berupa persiapankeberangkatan calon jemaah haji/umroh,


persiapan perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakittertentu, dan kondisi kejadianluar
biasa/wabah penyakittertentu.Imunisasi khususberupa Imunisasi terhadapmeningitis
meningokokus, yellow fever (demam kuning),rabies, dan poliomyelitis.c.

Imunisasi pilihan.Imunisasi Pilihan dapat berupa Imunisasi terhadap penyakit: pneumonia dan


meningitis yang disebabkan oleh pneumokokus;

diare yang disebabkan oleh rotavirus;


influenza;

cacar air (varisela);


gondongan (mumps);

campak jerman (rubela);


demam tifoid;

hepatitis A;

kanker leher rahim yang disebabkan oleh HumanPapillomavirus;


Japanese Enchephalitis;

herpes zoster;

hepatitis B pada dewasa


demam berdarah.3.

5 Macam Imunisasi dasar :a.

Vaksin BCGVaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidupnamun telah dilemahkan.

Imunisasi BCG berfungsi untuk

213)

Kemasan : vial, disertai pipet tetes4)

Masa kadaluarsa : OPV : dua tahun pada suhu -20°C5)

Reaksi imunisasi : biasanya tidak ada, mungkin pada bayi ada berak-berak ringan6)

Efek samping : hampir tidak ada, bila ada berupa kelumpuhananggota gerak seperti polio
sebenarnya.7)

Kontra Indikasi : diare berat, sakit parah, gangguan kekebaland.

Vaksin CampakMengandung vaksin campak hidup yang telah dilemahkan.Kemasan untuk


program imunisasi dasar berbentuk kemasankering tunggal. Namun ada vaksin dengan kemasan
keringkombinasi dengan vaksin gondong/ mumps dan rubella(campak jerman) disebut MMR.1)

Penyimpanan :Freezer, suhu -20º C2)

Dosis :setelah dilarutkan, diberikan 0.5 ml3)

Kemasan :vial berisi 10 dosis vaksin yangdibekukeringkan, beserta pelarut 5 ml (aquadest)4)

Masa kadaluarsa :2 tahun setelah tanggal pengeluaran(dapat dilihat pada label)5)

Reaksi imunisasi :biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkinterjadi demam ringan dan sedikit
bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-
8 setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada tempat penyuntikan.6)

Efek samping :sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejangringan dan tidak berbahaya pada hari
ke 10-12 setelah penyuntikan. Dapat terjadi radang otak 30 hari setelah penyuntikan tapi
angka kejadiannya sangat rendah.7)

Kontra Indikasi :sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, kurang gizi dalam derajat berat,
gangguankekebalan, penyakit keganasan. Dihindari pula pemberian pada ibu hamil.
 
22e.

Vaksin Hepatitis BImunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali


dengan jarak waktu satu bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antarasuntikan 2 dan 3.
Namun cara pemberian imunisasi tersebut
dapat berbeda tergantung pabrik pembuat vaksin. Vaksin hepatitis Bdapat diberikan pada ibu
hamil dengan aman dan tidakmembahayakan janin, bahkan akan membekali janin
dengankekebalan sampai berumur beberapa bulan setelah lahir.a.

Reaksi imunisasi :nyeri pada tempat suntikan, yang mungkindisertai rasa panas atau
pembengkakan. Akan menghilangdalam 2 hari. b.

Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali pemberianc.

Kemasan :HB PIDd.

Efek samping :selama 10 tahun belum dilaporkan ada efeksamping yang berartie.

Indikasi kontra :anak yang sakit berat.f.

Vaksin DPT/ HB (COMBO)Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus
yangdimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis Byang merupakan sub unit
vaksin virus yang mengandung HbsAgmurni dan bersifat non infectious.a.

23
1.2.8
 
Jadwal Imunisasi
1.

Imunisasi Rutina.

Imunisasi dasarCatatan :

Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi


<24 jam pasca persalinan, dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam sebelumnya, khusus da
erah dengan akses sulit, pemberianHepatitis B masih diperkenankan sampai <7 hari.

Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan PraktikSwasta, Imunisasi BCG dan Polio 1
diberikan sebelumdipulangkan.

Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapatdiberikan sampai usia <1 tahun
tanpa perlu melakukan tesmantoux.

Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HBHib 1,DPT-HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib
3 dengan jadwal dan intervalsebagaimana Tabel 1, maka dinyatakan mempunyai statusImunisasi
T2.

 
IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016

 
Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapatdiberikan sebelum bayi berusia 1
tahun. b.
 
Imunisasi LanjutanJadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun

 
Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali b.
 
Kemasan :Vial 5 mlc.
 
Efek samping :gejala yang bersifat sementara seoerti lemas,demam, pembengkakan dan
kemerahan daerah suntikan.Kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas,meracau
yang terjadi 24 jam setelah imunisasi. Reaksi yangterjadi bersifat ringan dan biasanya hilang
dalam 2 harid.
 
Kontra indikasi:gejala keabnormalan otak pada bayi baru lahiratau gejala serius keabnormalan
pada saraf yang merupakankontraindikasi pertusis, hipersensitif terhadap komponenvaksin,
penderia infeksi berat yang disertai kejang
 
23
1.2.8
 
Jadwal Imunisasi
1.

Imunisasi Rutina.

Imunisasi dasarCatatan :

Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi


<24 jam pasca persalinan, dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam sebelumnya, khusus da
erah dengan akses sulit, pemberianHepatitis B masih diperkenankan sampai <7 hari.

 
Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan PraktikSwasta, Imunisasi BCG dan Polio 1
diberikan sebelumdipulangkan.

 
Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapatdiberikan sampai usia <1 tahun
tanpa perlu melakukan tesmantoux.

 
Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HBHib 1,DPT-HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib
3 dengan jadwal dan intervalsebagaimana Tabel 1, maka dinyatakan mempunyai statusImunisasi
T2.

 
IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016

 
Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapatdiberikan sebelum bayi berusia 1
tahun. b.
 
Imunisasi LanjutanJadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun
 
25

 
Pemberian Imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabilastatus T sudah mencapai T5, yang harus
dibuktikandengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, kohort dan/ataurekam medis.
1.2.9
 
KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi)
1.
 
Definisi KIPIKIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan pada seseorang yang
terjadi setelah pemberian imunisasi. Kejadianini dapat merupakan reaksi vaksin ataupun bukan.
Kejadian yang bukan reaksi vaksin dapat merupakan peristiwa koinsidens(peristiwa yang
kebetulan terjadi) bersamaan atau setelahimunisasi. Klasifikasi KIPI dibagi menjadi 5 kategori :
Pilihlahsalah satu dari 5 kategori dibawah ini untuk mempelajari lebih jauh tentang klasifikasi
KIPI1.
 
Reaksi KIPI yang terkait komponen vaksinKIPI yang diakibatkan sebagai reaksi terhadap satu
komponenatau lebih yang terkandung di dalam vaksin.Contoh : Pembengkakan luas di paha
setelah imunisasi DTP.2.
 
Reaksi KIPI yang terkait dengan cacat mutu vaksinKIPI yang disebabkan oleh karena ada cacat
mutu yangdipersyaratkan dalam produk vaksin, termasuk penggunaanalat untuk pemberian
vaksin yang disediakan oleh produsen.Contoh : Kelalaian atau kesalahan yang dilakukan
oleh produsen vaksin pada waktu melakukan inaktivasi virus poliosaat proses pembuatan vaksin
IPVVaksin polio inaktivasi(IPV)Vaksin polio inaktivasi (mati) dibuat pada tahun 1955oleh Dr.
Jonas Salk. Berbeda dengn vaksin polio oral (OPV) ,vaksin hidup yang dilemahkan (LAV) , IPV
harus diberikanmelalui suntikan untuk membentuk respon imun.
(inactivated polio vaccine). Kelalaian dalam proses inaktivasi dapat  
26menyebabkan kelumpuhan apabila IPV tersebut disuntikkankepada orang.3.
 
Reaksi KIPI akibat kesalahan prosedurKIPI jenis ini disebabkan oleh cara pelarutan vaksin
yangsalah dan cara pemberian vaksin yang salah. Kesalahan inisangat mudah untuk
dihindari.Contoh : Terjadinya infeksi oleh karena penggunaan vialmultidosis yang
terkontaminasi oleh mikroba (Catatan : Jarumyang berulang-ulang masuk ke dalam vial sewaktu
mengambilvaksin sudah tidak steril lagi).4.
 
Reaksi KIPI akibat kecemasan karena takut disuntikKIPI ini terjadi karena kecemasan pada
waktu disuntik.Contoh : Terjadinya apa yang disebut dengan
vasovagal syncope
Sinkope yaitu reaksi neurovaskuler yang menyebabkanterjadinya mata berkunang-kunang ,
badan terasa lemahsampai pingsan. Sering terjadi pada anak dewasa muda padasaat pemberian
imunisasi atau sesudah pemberian imunisasi.5.
 
Kejadian KoinsidenKIPI ini disebabkan oleh hal-hal lain yang tidak
disebutkansebelumnya.Contoh : Demam yang sudah terjadi sebelum atau pada saat pemberian
imunisasi. Dalam hal ini dikatakan sebagai asosiasitemporalAsosiasi temporalDua atau lebih
kejadian yang
terjadi pada waktu yang bersamaan. Kejadian pertama dapat berhubungan atau tidak berhubunga
n dengan kejadian berikutnya.. Sebagai contoh di daerah endemismalariaMalariaPenyaki infeksi
yang disebabkan oleh parasit(plasmodium) yang ditularkan dari manusia ke manusiamelalui
gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi.Malaria merupakan penyebab utama kesakitan
dan kematian disub sahara Afrika. seperti di daerah sub sahara, penderitamalaria yang
disebabkan infeksi plasmodium malaria yang  

27ditularkan oleh nyamuk anopheles sangat sering terjadi.Sehingga sering terjadi KIPI yang
bersifat koinsiden.KIPI koinsiden apabila sering ditemukan didalam kegiatanimunisasi, maka
dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa adamasalah kesehatan masyarakat diwilayah tersebut
yang perludianalisis lebih jauh.

28
BAB IIIPENUTUPKesimpulan
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh KementerianKesehatan Republik Indonesia.
Pemerintah, bertanggungjawabmenetapkan sasaran jumlah penerima imunisasi, kelompok umur
sertatatacara memberikan vaksin pada sasaran. Pelaksaan programimunisasi dilakukan oleh unit
pelayanan kesehatan pemerintah danswasta.Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan
penyakit menularkhususnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)yang
diberikan kepada tidak hanya anak sejak bayi hingga remajatetapi juga pada dewasa. Jenis-jenis
penyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi yaitu TBC (
Tuberculosis
), difteri, pertusis,
tetanus, polio, influenza, demam tifoid, hepatitis, meningitis, pneumokokus,mmr ((mumps
measles rubella), rotavirus, varisela dan hepatitis A .
 
29
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. 2007.
Seri Problem Solving Tumbuh Kembang Anak Siapa Bilang Anak Sehat Pasti Cerdas
. Jakarta: PT Elex MediaSuririnah.
Buku Pintar Mengasuh Batita
. Jakarta: PT Gramedia Pustaka UtamaPriyono, Y.
Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter
. Jakarta: PT BUKU KITAKementrian Kesehatan. 2017.
Peraturan Menteri  Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelengg
araan Imunisasi
.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._12_ttg_Penyelenggaraan_Imunisas
i_.pdf  . Diunduh pada 17 November 2017.WHO. 2017.
Modul 1 Introduksi Keamanan Vaksin
.http://in.vaccine-safety- training.org/adverse-events-classification.html . Diakses pada
16 November 2017.Departemen Kesehatan. 2016.
Situasi Imunisasi di Indonesia
.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Imunisasi-2016.pdf . 
Diunduh pada 10 November 2017Dokter Indonesia. 2015.
Inilah Perbedaan Imunisasi Aktif Dan Imunisasi Pasif
.https://mediaimunisasi.com/2015/03/17/inilah-perbedaan-imunisasi-aktif- dan-imunisasi-pasif/. 
Diakses pada 17 November 2017Santoso, B. 2017.
Sekilas Vaksin Pneumokokus.
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-vaksin-pneumokokus . Diakses Pada 16
November 2017

Anda mungkin juga menyukai