TINDAKAN IMUNISASI
Disusun untuk memenuhi tugas
: Kalasina Paide
: LESSI Brugim
Puji syukur kami panjarkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa SWT,Atas berkat dan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan ‘’MAKALA ASPEK DAN HUKUM
IMUNISASI’’.
Makala ini telah dii susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan Makala ini.
Harapan kami dapat menambah wawasan dan pengalam bagi para pembaca dan kami
sekalian.Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makala ini agar menjadi
lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan Makala ini.
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR
.............................................................................. ii
DAFTAR ISI
............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
.........................................................................
11.1 Latar Belakang ............................................................................. 11.2
Rumusan Masalah .......................................................................
11.3 Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
.......................................................................... 32.1 Imunisasi
di Indonesia ................................................................. 32.2 Dasar Hukum
Penyelenggaraan Imunisasi .................................. 32.3 Tujuan
Imunisasi .........................................................................
42.4 Pengertian Imunisasi .................................................................... 52.5 Manfaat Imunisasi .....
.................................................................. 52.6 Jenis Penyakit Yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi .............. 62.7 Jenis-Jenis Imunisasi ...................................................................
152.8 Jadwal Imunisasi .......................................................................... 232.9 KIPI........................
...................................................................... 25
BAB III PENUTUP
..................................................................................
28Kesimpulan ...................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................
BAB II
PENDAHULUAN
1.C TUJUAN
TINJAUAN PERPUSTAKAAN
Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan perjalan berasal dari atau
ke negara endemis demam kuning sehingga dapat mencegah masuknya penyakit demam
kuning di Indonesia.
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnyapenyakkit yang
dapat dicegahdengan imunisasi (PD3I) yang di berikan kepada tidak hanya anak sejak bayi hingga
remaja tetapi juga pada dewasa . Cara kerja imunisasiyaitu dengan memberikan Antigen Bakteriatau
Virus tertentu yang sudah di lemahkan atau di matikan dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh
untuk membentuk antibodi. antibody menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif sehinga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I tersebut (Depkes,2016)
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau
masih hidup yang di lemahkan,masih utuh atau bagiannya,atau berupa toksin mikroorganismme yang
telah di olah menjadi toksoit atau protein rekombina,yang di tambahkan dengan zat lainnya,yang bila di
berikan kepada seseoranng akan menimbulkan kekeballan spesifik secara aktif terhadap (Kemkes,2017).
1. Untuk anak : Mencegah penderita yang di sebabkan oleh penyakit ,dan kemungkinan cacat
atau kematian.
.3. Untuk Negara : Memperbaiki tingkat kesehatan,menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara.
1.2.6
Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1.
TBC (
Tuberculosis
).Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapatterjadi karena terhirupnya percikan udara
yang mengandungkuman TBC. Kuman inii dapat menyerang berbagai organ tubuh,seperti paru-
paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening,tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak
(yang terberat).Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi
yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknyadilakukan sebelum bayi
berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukupdiberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi in
i “berhasil,”
maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan
timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan,
suntikan sebaiknya dilakukan di paha kananatas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi
tidakmenderita demam.2.
Difteri.Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkanoleh bakteri Corynebacterium
Diphteriae. Mudah menular danmenyerang terutama saluran napas bagian atas dengan
gejalaDemam tinggi, pembengkakan pada amandel (tonsil ) dan terlihatselaput putih kotor yang
makin lama makin membesar dan dapatmenutup jalan napas. Racun difteri dapat merusak otot
jantungyang dapat berakibat gagal jantung. Penularan umumnya melaluiudara (betuk/bersin)
selain itu dapat melalui benda atau makananyang terkontamiasi.Pencegahan paling efektif adalah
denganimunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis sebanyak tigakali sejak bayi berumur
dua bulan dengan selang penyuntikansatu
–
dua bulan. Pemberian imunisasi ini akan memberikankekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
pertusis dan tetanusdalam waktu bersamaan. Efek samping yang mungkin akan timbul
adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, caramengatasinya cukup diberikan
obat penurun panas3.
PertusisPenyakit Pertusis atau batuk
rejan atau dikenal dengan “Batuk Seratus Hari “ adalah penyakit infeksi saluran yang
disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Gejalanya khas
yaitu batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merahatau kebiruan dan muntah
kadang-kadang bercampur darah. Batukdiakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam
berbunyimelengking.Penularan umumnya terjadi melalui udara(batuk/bersin). Pencegahan paling
efektif adalah denganmelakukan imunisasi bersamaan dengan Tetanus dan Difterisebanyak tiga
kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang pentuntikan.4.
TetanusPenyakit tetanus merupakan salah satu infeksi
yan berbahaya karena mempengaruhi sistim urat syaraf dan otot.Gejala tetanus umumnya diawali
dengan kejang otot rahang(dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut) bersamaandengan
timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di ototleher, bahu atau punggung. Kejang-kejang
secara cepat merambatke otot perut, lengan atas dan paha. Neonatal tetanus umumnyaterjadi
pada bayi yang baru lahir. Neonatal tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan
di tempat yang tidak bersihdan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanusdapat
menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi dinegara berkembang. Sedangkan di
negara-negara maju, dimanakebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju
tingkatkematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. Selain itu antibodidari ibu kepada jabang
bayinya yang berada di dalam
kandungan juga dapat mencegah infeksi tersebut. Infeksi tetanus disebabkanoleh bakteri yang
disebut dengan Clostridium tetani yang
memproduksi toksin yang disebut dengan tetanospasmin.Tetanospasmin menempel
pada urat syaraf di sekitar area luka dandibawa ke sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang,
sehinggaterjadi gangguan pada aktivitas normal urat syaraf. Terutama padasyaraf yang mengirim
pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karenaluka. Baik karena terpotong, terbakar, aborsi ,
narkoba (misalnyamemakai silet untuk memasukkan obat ke dalam kulit) maupunfrosbite.
Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidakdapat hidup di sana. Sering kali orang
lalai, padahal luka sekecilapapun dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteriatetanus.
Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 haridengan gejala yang mulai timbul di hari
ketujuh. Dalam neonataltetanus gejala mulai pada dua minggu pertama kehidupan seorang bayi.
Walaupun tetanus merupakan penyakit berbahaya, jika cepatdidiagnosa dan mendapat perawatan
yang benar maka penderitadapat disembuhkan. Penyembuhan umumnya terjadi selama 4-
6minggu. Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasisebagai bagian dari imunisasi DPT.
Setelah lewat masa kanak-kanak imunisasi dapat terus dilanjutkan walaupun telah
dewasa.Dianjurkan setiap interval 5 tahun : 25, 30, 35 dst. Untuk wanitahamil sebaiknya
diimunisasi juga dan melahirkan di tempat yangterjaga kebersihannya5.
PolioGejala yang umum terjadi akibat serangan virus polioadalah anak mendadak lumpuh pada
salah satu anggota geraknyasetelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2 jenis vaksin
yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksinSabin (kuman yang
dilemahkan). Cara pemberiannya melaluimulut. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine,
yaitukombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak
anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikansetiap 4-6 minggu.
Pemberian vaksin polio dapat dilakukan
o
C.Pencegahan campak paling efektif adalah denganimunisasi campak. Imunisasi campak
diberikan saat
bayi berumur 9 bulan. Campak juga dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian v
aksinasi MMR.Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi campak terusdilanjutkan walaupun
telah dewasa, bersamaan denganmumps dan rubella (vaksinasi MMR). Imunisasi MMRdiberikan
sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.c.
Rubella (campak Jerman)Penyakit rubella disebabkan virus
rubella
. Rubellamengakibatkan ruam pada kulit menyerupai campak,radang selaput lendir, dan radang
selaput tekak. Ruamrubella biasanya hilang dalam waktu 2-3 hari. Gejalarubella berupa sakit
kepala, kaku pada persendian, dan rasalemas. Biasanya rubella diderita setelah penderita
berusia belasan tahun atau dewasa. Bila bayi baru lahir atau anak balita terinfeksi rubella, bisa
mengakibatkan kebutaan. Bilawanita hamil terinfeksi rubella, dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin. Bayi umumnya lahir dengan cacat fisik(buta tuli) dan keterbelakangan mental.Pencegahan
rubella paling efektif adalah denganimunisasi bersamaan dengan campak dan mumps(vaksinasi
MMR) sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. Setelah lewat masa kanak-
kanak,imunisasi rubella terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan campak dan
mumps (vaksinasi MMR).12.
RotavirusInfeksi diare pada anak paling sering disebabkan karenainfeksi rotavirus. Infeksi diare
karena rotavirus ini sering
vaksinvaricella . 4.
Hepatitis AHepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan olehvirus hepatitis tipe A dan
menyerang sel-sel hati manusia. Setiaptahunnya di Asia Tenggara, kasus hepatitis A menyerang
sekitar400.000 orang per tahunnya dengan angka kematian hingga 800 jiwa. Sebagian besar
penderita hepatitis A adalah anak-anak.
1.2.7
Jenis- Jenis Imunisasi
1.
Imunisasi kekebalan tubuh ada 2 macam, yaitu:a.
Imunisasi aktifImunisasi aktif dapat timbul ketika
seseorang bersinggungan dengan, sebagai contoh, mikroba. Sistemkekebalan akan membentuk
antibodi dan perlindungan/perlawananlainnya terhadap mkroba. Imunisasi aktif buatan adalah
dimanamikroba, atau bagian darinya, diinjeksikan kepada seseorangsebelum ia dapat
melakukannya secara alami. Contoh vaksinhidup yang telah dilemahkan meliputi tampek,
gondongan,rubella, atau kombinasi ketiganya dalam satu vaksin sebagaivaksin MMR, demam
kuning (yellow fever), cacar air (varicella),rotavirus, dan vaksin influenza. b.
Imunisasi pasifImunisasi pasif adalah elemen-elemen pra-sintesa darisistem kekebalan yang
dipindahkan kepada seseorang, sehinggatubuhnya tidak perlu membuatnya sendiri elemen-
elemen tersebut.Akhir-akhir ini, antibodi dapat digunakan untuk imunisasi pasif.Metode
imunisasi ini bekerja sangat cepat, tetapi juga berakhircepat, karena antibodi akan pecah dengan
sendirinya, dan jika takada sel-sel B untuk membuat lebih banyak antibodi, maka merekaakan
hilang. Imunisasi pasif terdapat secara fisiologi, ketikaantibodi-antibodi dipindahkan dari ibu ke
janin selama kehamilan,untuk melindungi janin sebelum dan sementara waktu sesudahkelahiran.
Imunisasi pasif buatan umumnya diberikan melalui injeksi dan digunakan jika ada wabah
penyakit tertentu atau penanganan darurat keracunan, seperti pada tetanus. Antibodi-
antibodi ini dapat dibuat menggunakan binatang, dinamai “terapiserum”, meskipun ada
kemungkinan besar terjadinya syok
anafilaksis, karena sistem kekebalan yang melawan serum binatang tersebut. Jadi, antibodi
manusia dihasilkan secara in vitromelalui kultur sel dan digunakan menggantikan antibodi
dari binatang, jika tersedia. Di kota-kota besar di Indonesia selalutersedia vaksin rabies untuk
mereka yang ingin mendapatkankekebalan terhadap rabies dan serum anti-rabies bagi mereka
yangdikhawatirkan sudah terjangkit rabies, karena misalnya habisdigigit anjing atau monyet.2.
Imunisasi Berdasarkan Sifat PenyelenggaraannyaBerdasarkan sifat penyelenggaraannya,
imunisasi dikelompokkanmenjadi :a.
Imunisasi program b.
Imunisasi Program terdiri atas:1)
Imunisasi rutini.
Imunisasi dasarImunisasi dasar diberikan pada bayi
sebelum berusia 1 (satu) tahun dan terdiri atas imunisasiterhadap penyakit:
hepatitis B
poliomyelitis
tuberkulosis
difteri
pertusis
tetanus
pneumonia dan meningitis yang disebabkanoleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib)
campak.ii.
Imunisasi lanjutan.
anak usia bawah dua tahun (Baduta)Imunisasi lanjutan yang diberikan padaBaduta terdiri atas
imunisasi terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitisB, pneumonia dan meningitis
yangdisebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak.
wanita usia subur (WUS).Imunisasi lanjutan yang diberikan padaWUS terdiri atas Imunisasi
terhadap penyakit tetanus dan difteri.2)
influenza;
gondongan (mumps);
demam tifoid;
hepatitis A;
Japanese Enchephalitis;
herpes zoster;
demam berdarah.3.
Vaksin BCGVaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidupnamun telah dilemahkan.
213)
Reaksi imunisasi : biasanya tidak ada, mungkin pada bayi ada berak-berak ringan6)
Efek samping : hampir tidak ada, bila ada berupa kelumpuhananggota gerak seperti polio
sebenarnya.7)
Reaksi imunisasi :biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkinterjadi demam ringan dan sedikit
bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-
8 setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada tempat penyuntikan.6)
Efek samping :sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejangringan dan tidak berbahaya pada hari
ke 10-12 setelah penyuntikan. Dapat terjadi radang otak 30 hari setelah penyuntikan tapi
angka kejadiannya sangat rendah.7)
Kontra Indikasi :sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, kurang gizi dalam derajat berat,
gangguankekebalan, penyakit keganasan. Dihindari pula pemberian pada ibu hamil.
22e.
Reaksi imunisasi :nyeri pada tempat suntikan, yang mungkindisertai rasa panas atau
pembengkakan. Akan menghilangdalam 2 hari. b.
Efek samping :selama 10 tahun belum dilaporkan ada efeksamping yang berartie.
Vaksin DPT/ HB (COMBO)Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus
yangdimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis Byang merupakan sub unit
vaksin virus yang mengandung HbsAgmurni dan bersifat non infectious.a.
23
1.2.8
Jadwal Imunisasi
1.
Imunisasi Rutina.
Imunisasi dasarCatatan :
Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan PraktikSwasta, Imunisasi BCG dan Polio 1
diberikan sebelumdipulangkan.
Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapatdiberikan sampai usia <1 tahun
tanpa perlu melakukan tesmantoux.
Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HBHib 1,DPT-HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib
3 dengan jadwal dan intervalsebagaimana Tabel 1, maka dinyatakan mempunyai statusImunisasi
T2.
IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016
Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapatdiberikan sebelum bayi berusia 1
tahun. b.
Imunisasi LanjutanJadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun
Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali b.
Kemasan :Vial 5 mlc.
Efek samping :gejala yang bersifat sementara seoerti lemas,demam, pembengkakan dan
kemerahan daerah suntikan.Kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas,meracau
yang terjadi 24 jam setelah imunisasi. Reaksi yangterjadi bersifat ringan dan biasanya hilang
dalam 2 harid.
Kontra indikasi:gejala keabnormalan otak pada bayi baru lahiratau gejala serius keabnormalan
pada saraf yang merupakankontraindikasi pertusis, hipersensitif terhadap komponenvaksin,
penderia infeksi berat yang disertai kejang
23
1.2.8
Jadwal Imunisasi
1.
Imunisasi Rutina.
Imunisasi dasarCatatan :
27ditularkan oleh nyamuk anopheles sangat sering terjadi.Sehingga sering terjadi KIPI yang
bersifat koinsiden.KIPI koinsiden apabila sering ditemukan didalam kegiatanimunisasi, maka
dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa adamasalah kesehatan masyarakat diwilayah tersebut
yang perludianalisis lebih jauh.
28
BAB IIIPENUTUPKesimpulan
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh KementerianKesehatan Republik Indonesia.
Pemerintah, bertanggungjawabmenetapkan sasaran jumlah penerima imunisasi, kelompok umur
sertatatacara memberikan vaksin pada sasaran. Pelaksaan programimunisasi dilakukan oleh unit
pelayanan kesehatan pemerintah danswasta.Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan
penyakit menularkhususnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)yang
diberikan kepada tidak hanya anak sejak bayi hingga remajatetapi juga pada dewasa. Jenis-jenis
penyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi yaitu TBC (
Tuberculosis
), difteri, pertusis,
tetanus, polio, influenza, demam tifoid, hepatitis, meningitis, pneumokokus,mmr ((mumps
measles rubella), rotavirus, varisela dan hepatitis A .
29
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. 2007.
Seri Problem Solving Tumbuh Kembang Anak Siapa Bilang Anak Sehat Pasti Cerdas
. Jakarta: PT Elex MediaSuririnah.
Buku Pintar Mengasuh Batita
. Jakarta: PT Gramedia Pustaka UtamaPriyono, Y.
Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter
. Jakarta: PT BUKU KITAKementrian Kesehatan. 2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelengg
araan Imunisasi
.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._12_ttg_Penyelenggaraan_Imunisas
i_.pdf . Diunduh pada 17 November 2017.WHO. 2017.
Modul 1 Introduksi Keamanan Vaksin
.http://in.vaccine-safety- training.org/adverse-events-classification.html . Diakses pada
16 November 2017.Departemen Kesehatan. 2016.
Situasi Imunisasi di Indonesia
.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Imunisasi-2016.pdf .
Diunduh pada 10 November 2017Dokter Indonesia. 2015.
Inilah Perbedaan Imunisasi Aktif Dan Imunisasi Pasif
.https://mediaimunisasi.com/2015/03/17/inilah-perbedaan-imunisasi-aktif- dan-imunisasi-pasif/.
Diakses pada 17 November 2017Santoso, B. 2017.
Sekilas Vaksin Pneumokokus.
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-vaksin-pneumokokus . Diakses Pada 16
November 2017