Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

SENI TARI

Disusun oleh:

NAMA : MATILDA TAMUNG

NIM : 148620618126

KELAS : 5 B

PRODI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG

UNIMUDA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan

makalah tentang Seni Tari dalam Pembelajaran ini dengan baik meskipun banyak

kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada dosen pengampu

Pendidikan Seni Tari dan Drama fakultas ilmu pendidikan yang telah memberikan

tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita tentang Seni Tari. Saya juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi

perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat

tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang sederhana ini bisa dengan mudah di mengerti dan

dapat di pahami isi dari makalah tersebut. Saya minta maaf bila ada kesalahan

kata dalam penulisan makalah ini, serta bila ada kalimat yang kurang berkenan di

hati pembaca saya minta maaf.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................  ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 2

C. Tujuan Penulisan.................................................................. 3

D. Manfaat Penulisan ............................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 4

A. Deskripsi Seni Tari ............................................................... 4

B. Jenis-Jenis Seni Tari ............................................................. 5

C. Tari Kreasi............................................................................. 8

D. Macam-Macam Seni Tari ..................................................... 8

BAB III METODOLOGI PENULISAN .................................................. 11

A. Hakikat Seni Tari Dalam Pembelajaran SD.......................... 11

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 11

A. Landasan Konseptual Bidang Studi Pendidikan Kesenian ... 18

B. Seni Tari Drama Sebagai Media Pendidikan Sekolah Dasar 19

C. Fungsi Seni Tari Drama di SD ............................................. 21

D. Memahami Anak Sekolah Dasar .......................................... 27

E. Memahami Pengalaman Seni Tari Drama Anak .................. 29

F. Profil Guru Yang Dibutuhkan Untuk Membimbing

Pengalaman Seni Tari Drama di SD ..................................... 32

iii
BAB V PENUTUP................................................................................... 36

A. Kesimpulan........................................................................... 36

B. Saran ..................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB  I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan

waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan

dari seseorang maupun kelompok .Pendidikan seni budaya dan keterampilan

memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multicultural. Multilingual

bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan

berbagi cara dan media seperti bahasa, rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai

macam perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam

kopetensi meliputi konsep (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi

dan kreasi. Dengan cara memadukan secara harmoni sunsurestetika ,logika,

kinestetika, danetika. Sifat multikultura mengandung makna pendidikan seni

menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam

budaya Nusantara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang

memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat

dan budaya yang majemuk.

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak

hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi

segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan,

aspek budaya tidak di bahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni.

Karenaitu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya

merupakan pendidikan seni yang berbasisbudaya..Dalam rangka pembaruan

1
2

sistem pendidikan nasional telah di tetapkan visi, misi dan strategi pembangunan

pendidikan nasional.Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya system

pendididkan sebagai pranatasosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga Indonesia berkembang menjadi manusia yang

berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah.

Tari atau gerak merupakan media ungkap yang digunakan untuk

mengembangkan pola pikir,sikap, dan kemampuan untuk mencapai tingkat

kedewasaan. Tari juga bukanlah bahasa verbal yang dapat secara langsung dikaji.

Tetapi merupakan simbol simbol yang dikemas secara apik yakni melalui bahasa

geraknya. Oleh karena itu dalam hal ini, siswa dituntut tidak hanya terampil

menari saja, tetapi lebih dalam cara berfikir dan bersikap supaya akhirnya dapat

menjadi seorang pribadi yang berpribadi luhur, cerdas, mandiri, mempunyai

kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan dan mampu memciptakan sesuatu yang

bermanfaat untuk sekitar.

B. RumusanMasalah

Adapun yang akan dibahas serta menjadi rumusan masalah dalam makalah ini

sebagai berikut:

1. Apa landasan konseptual bidang studi pendidikan kesenian?

2. Bagaimana seni tari-drama sebagai media pendidikan di Sekolah Dasar?

3. Apa fungsi seni tari-drama di Sekolah Dasar?

4. Bagaimana memahami anak Sekolah Dasar?

5. Bagaimanamemahamipengalamansenitari-drama anak?
3

6. Bagaimana profil guru yang dibutuhkan untuk membimbing seni tari-

drama di Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui landasan konseptual bidang studi pendidikan kesenian.

2. Untuk mengetahui seni tari-drama sebagai media pendidikan di Sekolah

Dasar.

3. Untuk mengetahui fungsi seni tari-drama di sekolah dasar.

4. Untuk mengetahui memahami anak Sekolah Dasar.

5. Untuk mengetahui memahami pengalaman seni tari-drama anak.

6. Untuk mengetahui profil guru yang dibutuhkan untuk membimbing seni

tari-drama di Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

 Dapat menjadi referensi dalam perkuliahan Pendidikan Seni-tari dan

Drama di SD

2. Bagi Guru

 Sebagai referensi guru tentang pembelajaran seni tari-drama di SD

 Dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan pembelajaran

mengenai seni tari-drama anak SD


4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Seni Tari

Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak

dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud

tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan,

kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.

Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan

mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan,

kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi

kelompok. Kemampuan memahami dan berkarya tari (koreografi) adalah

keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain

diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek keindahan

secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan

membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk

penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi.

Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai

budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk

tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di

Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan

spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting

hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai

budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya

4
5

daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di

mana tarian tersebut berasal.

Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik

yang sakral maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk

tarian dari zaman prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu

membantu sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir

zaman.

Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam

prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual. Seni tari mewariskan bentuk-

bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat fungsi magis-ritual yang dipengaruhi

kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap

upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya

mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun,

hingga sendratari jenis kesenian yang lahir pada zaman modern.

B. Jenis-jenis Seni Tari

1. Jenis tari Menurut Koreografinya

 Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh

seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari

Golek ( Jawa Tengah )

 Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua orang secara

berpasangan (duet/pas de duex). Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).

 Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang

diperagakan lebih dari dua orang.


6

 Tari kolosal adalah tari yang dilakukan secara massal lebih dari banyak

kelompok dan biasanya dilakukan oleh setiap suku bangsa diseluruh

daerah Nusantara

2. Jenis tari Menurut Jumlah pemainnya atau Penyajiannya

 Tari tunggal adalah tari yang disajikan dan dibawakan oleh satu orang

penari, baik perempuan maupun laki-laki.

 Tari Berpasangan adalah tari yang dilakukan oleh dua orang penari

dengan karakter tidak selalu sama, tetapi yang terpenting adalah

gerakannya saling berhubungan atau ada keterpaduan jalinan gerak

antara keduanya, dapat ditarikan dengan sesama jenis ataupun dengan

lawan jenis.

 Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh beberapa penari dimana

antara satu penari dengan penari yang lain gerakannya berbeda,

meskipun geraknya tidak sama tetapi gerakan tersebut ada hubungan

yang merupakan jalinan untuk mencapai keterpaduan.

 Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh banyak penari dengan

ragam gerak yang sama, dan antara penari satu dengan penari yang

lain, tidak ada jalinan gerak yang saling melengkapi.

3. Jenis tari Menurut Fungsi dan Tujuannya

 Tari Upacara

 Upacara keagamaan

contoh : Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-

lain (bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang

(Banyuwangi) Randai, Tortor (Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda

(Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari Reko Tenda
7

(plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran

(Sulawesi).

 Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton)

contoh : Tari Legong Kraton (Bali) Tari Bedoyo Semang

(Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (jawa Timur),

dan Beskalan (Situbondo) Gending Sriwijaya (Palembang) Tari

Patudu dan Tari Pojoge (Makassar) Tari Gembu (Sumenep).

 Upacara Penting dalam kehidupan manusia

contoh : Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi

Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja) Upacara Khitanan dirayakan

dengan tari Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar) Upacara

Perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan, Tari Lawung

(Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari Ma'bodang

(Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi) Upacara

maju perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja

(Sulawesi Timur).

 Tari Pergaulan

Tari pergaulan ialah jenis tari yang ditampilkan untuk menyampaikan

suatu pernyataan kerukunan sesama serta keakraban antar mereka,

yang pada saat ini ikut menari pada tari pergaulan ini. Kita dapat

menyaksikan penonton ikut menari, mereka pada saat peristiwa tari

pergaulan akan terlibat langsung menari.

Contoh yang tergolong tari pergaulan :

tari tayuban, tari jaipongan, tari bangreng, tari ketuk 3 an

Contoh : Tari Jaipong


8

4. Jenis Tari menurut pola garapannya

 Tari Traisional

Tari Tradisional adalah tari yang sudah mengalami suatu perjalanan

sejarah yang cukup lama dan selalu pola kepada kaidah-kaidah tradisi

yang telah ada. Tari tradisional berdasarkan atas nilai artistik

garapannya dapat dibedakan menjadi dua

 Tari rakyat (tari tradisi rakyat) yaitu tarian yang lahir atau berasal

juga hidup dan berkembang di kalangan rakyat atau sekelompok

masyarakat.

 Tari klasik (Tari Tradisi Klasik) adalah tarian yang bernilai artistik

tinggi dan mempunyai standar atau norma yan cukup kuat sehingga

ada pembakuan gerak dan mengandung konsep simbolik dan

filosofis. Contoh : Tari Srimpi

C. Tari Kreasi

Tari Kreasi merupakan tari yang timbul karena adanya keinginan untuk

mengolah, mencipta, ataupun mengubah gerak yang menjadi dasarnya. Tari

Kreasi merupakan media yang membuka kebebasan kepada seniman-seniman tari

di dalam mencari kemungkinan-kamungkinan baru di bidang seni tari.

Contoh : Tari Yele Fulang

D. Macam-Macam Seni Tari

Macam-macam seni tari yang ada di Indonesia :

1. Tari Tradisional

Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada.

Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional

biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan


9

ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak

banyak berubah

2. Tari Tradisional Klasik

Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan

bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah

lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi :

sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh :

Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang

Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)

3. Tari Tradisional Kerakyatan

Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah

Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering

ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan

(Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)

4. Tari Kreasi Baru

Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang

menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap

memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama

maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan

musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. Pada garis

besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

ü Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi

ü Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)

5. Tari Kontemporer

Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita

dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan


10

khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak

lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program

musik komputer seperti Flutyloops.


11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Hakikat Seni Tari dalam Pembelajaran di SD

Pembelajaran seni tari di sekolah dasar, kaitanya dengan kurikulum K13, dan

pada sisi lain orentasi materi yang terkait pada bidang garapan, yaitu karakteristik

siswa, aspek itu tentu mengarah pada aspek budaya lokal dan nilai-nili ke-

Nusantara-annya. Bahkan pada intinya ada akar-akar budaya etnik yang bertolak

pada spiritualitas, karena sumber seni tari berkembang di berbagai wilayah etnik

bersumber dari tradisi ritual masyarakatnya. Sebagai bahan ajar dianggap oleh

guru menjadi keluasan berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran, secara

tidak langsung karena aspek tematik. Kemampuan berkreasi, berinovasi, dan

berimajinasi memang bukan milik seniman, tetapi juga milik guru dalam

merancang dan melaksanakan pemberlajan seni budaya di sekolah.

Konstruksi kurikulum k13 bidang Seni budaya (dalam kaitan ini lebih

dipokuskan pada seni tari) berakar dari kenyatan tersebut di atas, tetapi dalam

implementasinya tidak banyak guru yang mencermati; memilih dan memilah.

Bahkan ada kecendrungan seolah-oleh materi yang diajarkan sudah nyata-nyata

berlimpahan. Seni tari etnik di Nusantara tak terhitung jumlahnya, semuanya

dengan mudah untuk diangkat menjadi materi bahan ajar. Bahkan inti

pembelajaran seni budaya bermuara pada pembentukan nilai dalam diri peserta

didiknya, yaitu hakekat manusia yang memahami aspek ’keindahan.’, hal ini

dimungkinkan mereka terangsang dam mampu menumbuhkan daya berimajinasi,

kreasi, dan berinovasi untuk membawa proses berkesenian mencapai pada tingkat

kesadaran bahwa keindahana itu adalah hakekat dari ke-Esa-an, Tuhan.

11
12

Jika benar-benar mencermati aspek tersebut di atas, yaitu sisi materi bahan

ajar dan tujuan hasil belajar. Satu paket ini merupakan kenyataanya proses

pembelajaran. Sehingga berangkat dari nilai ’lokal,’ pembelajaran seni budaya

digali dari moral budaya atau akar dari masyarakatnya. Sebuah strategi institusi

terkait dengan pola ”konservasi” (pelestarian) yang terus diberdayakan pada setiap

guru seni. Tetapi di sisi lain ditekankan, bahwa dasar kompetensi hasil belajar

ditekankan pada produksi, yaitu hasil unjuk kerja siswa. Pembentukan budaya

masyarakat tidak dapat direduksi dalam sebuah kelas yang dibatasi oleh jam tatap

muka dan dicermati hasil akhir, bahkan menjelajahan tematik untuk kegiatan

belajarnya juga menjadi pola ’reduksi dari proses kebudayaan masyarakat.’

Pembelajaran seni tari di sekolah dasar setidaknya perlu memperhatikan

aspek-aspek yang bersifat fungsional, yaitu:

1. Siswa perlu menyadari fungsi-fungsi mekanisasi tubuh (sadar akan ruang

diri) artinya sadar akan tubuhnya yang memiliki ukuran tinggi, lebar, dan

berat. Kesadaran ini mengarahkan pada pemahaman teknis tentang bagaimana

dan dengan cara apa tubuh itu digerakan. Tujuannya siswa tidak merasa

asing terhadap anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan, kepala, dan sistem

persendiannya. Geridine Dimonstein (Ronoatmodjo, 1982:40). Inti

pengalaman tari adalah menjadi siswa sadar tentang cara mengenal dan

merasakan gerakan melalui persepsi kinestetik (gerak dan rasa geraknya)

yang dikuasai. Ini berarti bahwa gerakan-gerakan badan merupakan hasil

aktivitas otot, dan siswa mampu menghargai gerakan-gerakan yang

dilakukan sebagai hasil mengembangkan “sistem pengerak tubuh” dan

mampu menyadari dan menangkap fenomena gerakan di luar dirinya. Artinya

pada tingkat yang paling awal adalah kemampuan mengimitasi pola gerakan
13

dari orang lain adalah penting. Karena dari pada itu akan ditarik secara

prospektif ke arah transendental, yaitu hidup. Karena hakekat hidup itu adalah

’gerak.’ Pencapaian hal ini sangat sukar agar mampu membangkitkan empati

siswa, bahwa dalam kehidupan ini ada anugrah Tuhan yang menjadi

kenikmatan hidup, oleh karena itu kesadaran tentang tumbuhnya rasa syukur

menjadi sangat penting ketimbang siswa mampu menghafal gerakan dengan

baik dan benar,

2. Seni Tari sebagai Media Pembentukan Tubuh (Forming Body); Seni tari

memungkinkan anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar.

Pengaktifan tubuh kaitannya dengan pola pembinaan sistem mekanisme

ragawi dan juga stamina dimungkinkan agar siswa mengalami pertumbuhan

yang wajar. Anak-anak yang mempunyai kebiasaan buruk, seperti jalan

pengkang (bengkok), jalan dengan perut didorong ke depan, menunjuk atau

menengadah serta beberapa cara berdiri tertentu akan dapat dikontrol dan

dilatih secara simultan bersama unsur-unsur teknis tari sehingga arak-anak

akan mengalami pertumbuhan yang wajar, Kesadaran tentang ’tumbuh’semua

yang hidup di dunia ini akan mengalami perumbuhan, dari kecil, dewasa, tua,

dan mati. Pola pertumbuhan ini adalah bersifat ’pasti.’ Oleh karena itu

pertumbuhan harus mengalami proses penyadaran agar pertumbuhan itu

menjadi berarti. Sehingga dalam pertumbuhan itu harus mengalami

penyadaran tentang nilai-nilai yang memberikan arti pada kehidupan ini,

3. Sasaran pembinaan sistem mekanisasi tubuh dan pembentukan tubuh adalah

memungkinkan siswa sadar tentang tubuhnya sendiri dan perubahan phisik

dan phisikisnya (perkembangan biologisnya). Siswa sadar dan mengenali

perubahan-perubahan organ tubuhnya yang bertambah panjang, bertambah


14

lebar, dan atau bertambah berat, bahkan pada kesadaran akan perubahan yang

tubuh sensitif dan mempribadi, Kesadaran siswa mencapai kesadaran

menjadi ’pribadi’ yaitu personalitas yang memiliki arti potensi dan

karakteristik untuk membentuk hubungan-hubungan sosial dalam

bermasyarakat.

Pada prakteknya, arahan isi pengajaran seni tari lebih ditekankan pada

pengajaran teknik-teknik bersifat konstruktif sesuai dengan penjenjangan

pendidikan, misalnya masa prasekolah (play grop) yang mengarahkan siswa

mempunyai kemampuan tubuh yang sensitif terhadap rangsangan dari luar,

terutama rangsang auditif (bunyi dan suara) menari berdasarkan kemampuan

merespon lagu, jadi tari’gerak dan laku.’. Kemudian meningkat pada kepekaan

pada ritme musikal yang sederhana, kemampuan ritmikal. Masa pra sekolah

(taman kanak-kanak) memberikan pengalaman pada siswa agar memiliki

sensitivitas imitatif (menarikuan) pola gerak konsturktif yang sederhana dan

mengenal tentang struktur (tata urutan gerak) sederhana. Hal ini didasarkan pada

penetapan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada pendidikan Taman Kanak-

Kanak (ada yang mengajukan beberapa point). Dasar yang telah ditumbuhkan dari

jenjang pengajaran pra-sekolah, meningkat pada pengalaman dan nilai-nilai yang

terus ditumbuhkan pada jenjang usia sekolah (SD), pengalaman yang diharapkan

membentuk nilai-nilai pribadi yang meliputi :

1. Menunjukan pemahaman positif tentang diri dan percaya diri. Ini hasil dari

pembentukan pribadi yang positif. Semua penampilan tari etnik di Indonesia

menunjukan pola kepribadian yang positif, yaitu kegagahan, keperkasaan,

kelembutan, atau kesetiaan,


15

2. Menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan alam

sekitar. Ini hasil dari pembentukan nilai-nilai sosial untuk menyadari tentang

kehidupan itu adalah proses. Jenis tari etnik daerah di Indonesia menunjukan

sebuah proses untuk mencapai sebuah, yaitu tentang kejahatan akan berakhir

dengan kekalahan, kebaikan akan mencapai pada keluhuran,

3. Menunjukan berpikir runtut. Ini menunjukan pada nilai tentang proses

menuju hasil yang dicapai. Tari etnik di Indonesia mempunyai dasar

konseptual. Ada nilai-nilai pikiran, logika, dan rasionalitas.

4. Berkomunikasi secara efektif, Ini menunjukan bahwa intelektualitas

memimilih dan memilah adalah potensi manusia yang mampu mencapai

tingkat kualitas hidup. Tari etnik di Indonesia pada dasarnya mempunyai

potensi sebagai media komunikasi, tidak hanya komunikai antar manusia,

namun juga sebagai media komunikasi dengan roh dan alam semesta,

5. Terbiasa hidup sehat, ini adalah nilai yang mengarah pada penghargaan

tentang hidup, sehingga hidup itu adalah memiliki arti penting. Tari etnik di

Indonesia menujukan dasar pembentukan dan pemeliharaan tubuh, sehingga

mampu mempertahankan kecantikan, keperkasaan, dan ketangkasan,

6. Menunjukan kematangan fisik. Ini adalah nilai yang menghargai tentang

fungsi tubuh/badan sebagai media untuk mencapai tingkat ketrampilan.

Bahwa hidup ini akan dihadapakan pada sejumlah pekerjaan. Semua jenis tari

etnik di Indonesia diperoleh dari hasil kedisiplinan dan kerja keras, karena di

dalamnya memiliki konsep tentang nilai estetik yang tinggi.

Pada jenjang pendidikan dasar (SD) yang umumnya dibagi menjadi dua; 1)

siswa kelas rendah (kelas 1 – 3) yang menekankan pada kemampuan gerak

konstruktif yang sederhana (gerak berpola) dan peningkatan kemampuan


16

menangkap pola irama. 2) siswa klas tinggi (2-3) yang menekanakan pada

kemampuan gerak konstrukif bertema, bermain peran. Pola gerak yang bersumber

dari tari etnik sangat potensial materi bahan ajar, di samping melanjutkan

membina intraksi sosial pada diri setiap individu siswa. Jenjang pendidikan tinggi

adalah masa pembinaan kemampuan mengekspreiskan sturktur tari dalam

pengertian yang sesungguhnya, yaitu mengarahkan siswa mengenal nilai-nilai

budaya dan nilai artistik. Maka kreativitas dan kemampuan mengekspresikan

karya tari adalah menjadi tekanan utama. Artinya pendidikan seni membawa

siswa pada kesadaran mengekspresikan berbagai realitas yang dialami dan atau

diserap dari lingkungan sekitarnya.

Dalam pada itu kompetensi pendidikan seni tari dapat dikemukakan sebagai

berikut; 1) menyadari tentang tubuh sebagai instrumen teknis yang berkaitan

dengan pengembangan gerak, baik sebagai alat berekspresi ataupun sebagai alat

komunikasi sosial, 2) pengkondisian tubuh mengenal materi tari yang memiliki

muatan teknis, artistik, dan nilai budaya se tempat, 3) penyadaran tentang tubuh

itu memiliki kemampuan berekspresi, dan sekaligus mengapresiasi berbagai hal

yang terjadi disekitarnya.

Menyimak fungsi pendidikan seni tari seperti terpaparkan di atas, maka

penerjemahkan dalam kurikulum K13 bidang seni tari dimungkinkan, setidaknya

yang terimplementasikan dalam pembelajaran lebih menekankan pada upaya guru

membentuk situasi belajar dan pengalaman berlajar seni yang bersifat

traspormatif, yaitu menjadikan siswa mampu mewarisi nilai-nilai etnik sebagai

kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Para pengajar yang tidak paham tentang pendidikan seni, hasil belajar hanya

satu, yaitu kemampuan siswa untuk memperoleh kemampuan presentasi di depan


17

publik. Titapi jika guru mampu mencerna lebih mendalam tentang fungsi

pendidikan seni tari. Tentunya tidak demikian, belajar menari ada yang tidak

mendorong siswa tampil di depan publik. Mereka dapat saja menari untuk

memahami aspek kehidupan ini lebih jeli, lebih kritis, lebih mendalam. Langkah

yang diperlukan adalah menyajikan seni tari benar-benar sebagai materi

pendidikan. Dasar dari pendidikan seni adalah sebuah proses untuk

mengembangkan sikap estetik siswa, dengan tujuan agar siswa mampu

mengembangkan potensi dirinya agar mampu mempertahankan hidup sebagai

manusia.

Pandangan yang kritis terhadap kurikulum K13 adalah mengkritisi dan

melakukan penelaahan yang lebih mendalam, sehingga para guru seni budaya

tidak terperosok pada pengajaran yang rancu. Sehingga tidak tampak perbedaan

yang nyata bagaimana hasil pengajaran pada kelas intra dan kelas ekstra, atau pun

hasil pengajaran di sanggar tari. Oleh karena itu memasukan dalam tema-tema dan

mengkaitkan secara integritet dari berbagai bidang pengetahuan adalah sebuah

ketrampilan guru kelas. Pada posisi seperti ini, guru kelas di sekolah dasar dalam

pembelajaran seni (tari) tidak sama sekali diarahkan untuk mencapai ketrampilan

siswa di bidang seni. Karena semua pemahaman tentang seni adalah

’ketrampilan.’ Seni di sekolah dasar adalah upaya penanaman nilai-nilai yang

mampu membentuk siswa menjadi pribdi yang memiliki karakteristik positif dan

mampu hidup mandiri dalam masyarakat.


18

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Landasan Konseptual Bidang Studi Pendidikan Kesenian

Dalam kurikulum PGSD 1995 seni merupakan media ekspresi kreatif dan

aspiratif yang dapat diwujudkan melalui garis, warna, bidang dan tekstur untuk

seni rupa, gerak dan peran untuk seni tari drama, serta suara dan bunyi untuk seni

musik, dalam tata susunan yang artistik dan estetis.

Pendidikan kesenian berperan untuk menumbuhkembangkan daya apresiasi

seni, kreativitas, kognisi, serta kepekaan indrawi dan emosi serta memelihara

keseimbangan mental peserta didik. Dengan demikian pendidikan kesenian

merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan

apresiasi estetik, dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya, seimbang baik

secara lahir maupun batin, jasmani maupun pribadi, berbudi luhur sesuai dengan

lingkungan dan konteks sossial budaya Indonesia. Oleh karena itu “pendidikan

melalui seni” cocok diterapkan di SD.

Dalam pelaksanaannya pendidikan kesenian dapat disajikan secara terpadu di

antara pokok bahasan yang tercakup di dalamnya (inter bidang studi), maupun

dengan bidang studi lainnya (antar bidang studi). Demikian pula pendidikan seni

tari-drama pelaksanaannya dapatdipadukan dengan seni rupa dan seni musik (inter

bidang studi) dan dengan IPA, Bahasa, Matematika, Olah raga dan Kesehatan

serta yang lain (antar bidang studi). Dalam pelaksanaanya pembelajaran terpadu

tersebut sangat terlihat bahwa konsep pendidikan melalui seni sangat mudah

untuk diterapkan. Bahkan melalui seni seluruh potensi siswa SD akan dapat

dikembangkan secara menyeluruh.

18
19

B. Seni Tari-Drama sebagai Media Pendidikan Sekolah Dasar

Hakekat paling dalam yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah

perkembangan maksimal dari rohani dan jasmani anak. Untuk mencapainya salah

satu alat/media yang dapat dimanfaatkan adalah seni tari-drama. Seni tari-drama

hadir dalam kurikulum Sekolah Dasar sebagai bidang studi yang menyajikan

kesempatan pada siswa SD untuk memperoleh pengalaman-pengalaman seni.

Pengalaman ini kemudian didayagunakan untuk menunjang usaha pendidikan.

Pengalaman ini dimaksudkan sebagai suatu kegiatan yang ada dalam lingkup

kesadaran artistic, yaitu kesadaran seperti ketika seniman berkarya,kesadaran

menghayati seperti halnya apresiator seni meghayati seni yang dihadapi. Jadi apa

yang dilaksanakan oleh siswa Sekolah Dasar sama wataknya dengan kegiatan seni

yang nyata-nyata sebagai kegiatan yang dapat menjadi wadah peluang ekspresi

dan kreativitas.

1. Pendidikan untuk Calon Seniman

Pembelajaran seni tari yang berfungsi mencetak seniman tari penuh

dengan norma-norma yang harus diikuti secara ketat. Latihan demi latihan

dilakukan secara terus menerus sampai memperoleh tingkat keterampilan

yang dapat dibanggakan. Gerakan demi gerakan dapat dilakukan dengan tepat

tanpa salah. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat di pulau Bali antara

tahun 70-80an. Disana dikenal pendidikan tari yang disistemkan secara

pewarisan. Istilah lainnyaa dalah “Parentl Succession” (menyerahkan warisan

orang tua). Dalam system ini orang tua yang memiliki keterampilan menari

mewariskan kecakapan menarinya kepada anak-anaknya. Sehingga semua

anak-anak di Bali waktu itu bisa menari dengan baik. Seiring berkembangnya
20

zaman, tradisi tersebut di Bali mulai luntur, namun tetap masih ada keluarga

yang melestarikan tradisi tersebut.

Ada sistem lain yang juga berkembang di sana, yaitu systemnyantrik

(appreatice). Sistem ini menunjukkan pemindahan kecakapan keseniman dari

seniman yang sudah matang (master) kepada generasi calon

seniman.Sistemnyantrik banyak kita temukan di daerah-daerah di Indonesia

lainnya disamping Bali, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan dan daerah

lainnya. Biasanya seniman ini memiliki tempat untuk melatih siswa-siswinya.

Di Jawa Tengah yang terkenal dengan system pencantrikan adalah di

Padepokan Bagong Kussudiardjo.

Selanjutnya pendidikan seniman seni tari berkembang juga menjadi

pendidikan formal yang dikenal bersistem akademik. Bentuknya berupa

sekolah-sekolah tari atau akademi tari. Lewat pendidikan sekolah ini

dihasilkan seniman-seniman tari hasil swasta, seperti ISI, SMKI, dan IKJ.

Ketiga system diatas, semuanya dimaksudkan mencetak murid-muridnya

menjadi seni mantari yang dapat melakukan gerak-gerak tari dengan mahir.

2. Pembelajaran SeniTari-Drama untuk Pendewasaan Anak Didik

Pembelajaran tari-drama yang kedua yang bersifat membantu

pendewasaan anak. Pendayagunaan seni tari-drama memiliki fungsi yang

bersifat edukatif. Dengan demikian konsep seni tari-drama sebagai

sarana/media pendidikan adalah konsep pendidikan yang paling sesuai bagi

anak-anak SD. Secara umum konsep seni tari-drama sebagai sarana

pendidikan berfungsi untuk:

a. Membantu perkembangan dan pertumbuhan anak.

b. Membina perkembangan estetika


21

c. Membantu menyempurnakan kehidupan

Fungsi-fungsi tersebut diatas tidak dimaksudkan membentuk anak menjadi

penari atau seniman tari, namun semata-mata untuk perkembangan mental, fisik

dan perasaan estetika . Secara khusus fungsi pendidikan seni tari drama di SD

akan diuraikan berikut ini.

C. Fungsi Seni Tari Drama Di SD

Pendidikan seni tari-drama di SD mempunyai fungsi membantu pertumbuhan

dan perkembangan anak, memberi perkembangan estetik, dan membantu

penyempurnaan kehidupan. Oleh karena itu pendidikan seni tari-drama di SD

tidak berupa latihan-latihan untuk menjadikan anak-anak SD, penari jaipong,

penari topeng, atau penari-penari lain yang terkenal. Walaupun ada di antara anak-

anak SD yang memiliki bakat untuk menjadi penari yang baik, tetapi itu bukan

merupakan tujuan yang utama. Bakat itu dapat dibina tersendiri.

1. Fungsi SeniTari-Drama untuk Membantu Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak

Pertumbuhan adalah proses berkelanjutan yang meliputi perkembangan dari

semua kecakapan dan potensi anak. Pengalaman seni tari-drama memberikan

kesempatan bagi kelangsungan proses tersebut. Peranan seni tari-drama dalam

membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilihat antara lain untuk

meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik, memberi sumbangan ke arah

sadar diri, membina imajinasi kreatif dan memberi sumbangan ke arah pemecahan

masalah.

a. Seni Tari-Drama Meningkatkan Pertumbuhan Fisik, Mental, dan Estetik

Jenis pengalaman seni untuk meningkatkan pertumbuhan fisik ditunjukkan

dengan perkembangan motorik anak dalam dalam gerak-gerak bebas dalam


22

menari. Kegiatan ini memberikan kesempatan fisik untuk tumbuh sempurna

dan secara langsung mental juga berkembang. Karena kegiatan-kegiatan

dalam melakukan gerak-gerak tari juga melibatkan kesadaran estetik, maka

pertumbuhan estetik juga mendapat kesempatan untuk tumbuh. Misalnya

kelas rendah melihat gerak-gerak binatang contohnya kupu. Anak akan

mencoba menirukan gerak sayap kupu sedang bergerak terbang dengan

caranya sendiri. Ada yang dengan tangan terlentang digerakkan naik turun,

ada yang ditekuk dan kemudian digerakkan naik turun. Berlangsungnya

kegiatan ini telah melibatkan proses mental yaitu visualisasi hasil pengamatan

yang sekaligus menjadi pengalaman yang bersifat estetik.

b. Seni Tari-Drama Memberikan Sumbangan ke Arah Sadar Diri

Melalui kegiatan seni tari-drama keunikan anak akan terbina. Karenanya anak

dapat mengenali dirinya sendiri dengan baik. Dengan demikian self anak akan

berkembang, dan ini menyebabkan tumbuhnya inisiatif, kemampuan

mengkritik, kepemimpinan dan kreasi. Anak merasakan

keberadaannyamemiliki arti. Terutama jika dia diberi peran tertentu dalam

suatu kegiatan artistik/estetik, misal dalam diskusi kecil antar teman tentang

sebuah gerak binatang berpasangan, mereka akan aktif dan saling

memberikan sumbangan pikiran. Anak juga merasakan akibat-akibat dari

perbuatannya sehingga inisiatif untuk mencari bentuk-bentuk yang lain yang

dirasakan lebih baik, akan selalu dilakukan. Proses ini menjadi dasar untuk

kemampuan mengkritik dan memimpin. Jika awalnya anak-anak kelas rendah

ke “aku”nya masih besar, maka pada kelas tinggi hal tersebut makin hari

makin akan menghilang, berubah menjadi rasa sosial.


23

c. Seni Tari-Drama Membina Imajinasi Kreatif

Imajinasi kreaatif itu sangat vital bagi anak SD. Oleh karena itu setiap usaha

pendidikan ke arah menumbuh-kembangkan imajinasi kreatifmerupakan

usaha yang sangat baik. Contohnya seorang anak SD akan selalu berkhayal

bahwa dia akan menjadi tokoh yang kuat, disegani sehingga dalam

imajinasinya dia dapat mengalahkan musuh-musuhnya dengan mudah.

Gerak-gerak dan mimik yang dilakukan sangat menggambarkan kuatnya

suatu imajinasi tertentu. Jika diberi kesempatan menirukan gerak binatang

buas dia akan benar-benar berkhayal seandainya aku menjadi harimau.

Kegiatan-kegiatan bermain dalam aneka gerak akan membina imajinasi

mereka, sehingga secara langsung akan berkembang.

d. Seni Tari-Drama Memberi Sumbangan ke Arah Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan hal yang penting dalam pendidikan maupun

dalam kehidupan sehari-hari. Seni tari-drama memberi sumbangan terhadap

perkembangan pemecahan masalah. Dalam aktivitas seni tari-drama anak SD

dapat memunculkan gagasan-gagasannya yang menjadi benar-benar konkrit.

Motivasi guru memang sangat diperlukan agar anak selalu dapat

menyelesaikan persoalan sendiri. Jika belum dapat, dianjurkan agar

diselesaikanantar teman sampai mempunyai keputusan-keputusan tertentu.

Manusia akan selalu menghadapi masalah, sehingga melalui kegiatan-

kegiatan tari-drama, siswa SD juga terlatih untuk memecahkan masalah.

e. Seni Tari-Drama Memurnikan Cara Berfikir, Berbuat, dan Menilai

Melalui kegiatan seni tari-drama, kehidupan siswa SD dapat diperkaya

melalui proses penjelajahan tersebut, dibutuhkan penyusunan pengalaman

secara kreatif dan sensitif. Jika siswa SD bermain, aktivitas mereka juga
24

melibatkan pikiran. Jika mereka menirukan gerak alam atau binatang mereka

juga berpikir bahwa gerak-gerak yang dilakukan seperti apa yang mereka

amati. Aktivitas ini akan memberikan pertanyaan “apakah gerakanku” baik.

Keputusan yang diberikan tersebut akan menjadi proses menilai yang

bijaksana, sehingga dapat dipastikan mereka akan melakukan pengubahan-

pengubahan untuk sesuatu yang lebih baik.

f. Seni Tari-Drama Memberikan Sumbangan Kepada Perkembangan

Kepribadian

Usaha-usaha mematangkan kepribadian dalam senitari-drama dapat dilakukan

guru dengan cara membantu penyesuaian rasa emosional peserta didik,

membantu menghilangkan perasaan terikat, membantu menghilangkan

perasaan takut, membantu menekan kekecewaan, memberikan kepercayaan,

serta mendorong anak agar selalu berbuat positif. Hal-hal tersebut dapat

dilakukan lewat semua kegiatan pembelajaran seni tari-drama. Sebagai

contoh ada siswa anak SD yang takut jika melakukan gerak. Halini perlu

disiasati guru, agar siswa tersebut tidak menjadi lebih takut, misalnya akibat

diminta memperagakan gerak tari di depan kelas. Tentu diperlukan siasat-

siasat tertentu untuk mengatasi hal itu. Misalnya memperagakan gerak

dengan temannya terlebih dahulu. Dalam perkembangannya dapat diungkap

disini bahwa kegiatan seni tari-drama yang dapat mengobati kekecewaan,

menghilangan rasa takut tersebut, akan dapat berfungsi sebagai sarana

penyembuh atau terapi. Pada perkemabangan berikutnya siswa kemudian

dapat menyesuaikan diri, dengan kepribadian yang makin matang.


25

2. Seni Tari Drama Membina Perkembangan Estetik

Perkembangan estetik dapat dibina melalui kegiatan seni seni tari-drama yang

berupa penghayatan, apresiasi, ekspresi dan kreasi. Melalui seni tari-drama anak

akan terlatih, penghayatan menjadi kuat dan keputusan visual akan berkembang

menjadi peka kritis. Cara melatih pancaindra dan seluruh anggota tubuh harus

melalui proses kegiatan tanpa paksaan, dengan memperhitungkantiga faktor

berikut ini:

a. Harus mengembangkan konsep-konsep baru.

b. Harus menciptakan situasi yang dapat memberikan dorongan untuk memacu

kegiatan dengan penuh ketelitian

c. Harus menjadi kesempatan belajar menilai terhadap apa yang dilakukan.

Seni tari-drama adalah proses mewujudkan perasaan dengan melibatkan

kesadaran estetik dan keputusan kritis. Orang yang telah berkembang perasaan

estetisnya akan sanggup mengapresiasi kualitas seni dan pengalaman sehari-hari.

Cara mengembangkan apresiasi dalam bentuk melihat menurut pendidikan seni

modern, dianggap belum sempurna, sehingga harus dilengkapi dengan terlibatnya

keputusan terhadap apa yang dilihatnya. Untuk itu perlu diberikan kesempatan

untuk membahas, mengkritik, mendiskusilkan,dan menilai responsi seni dan lain-

lain.

Ekspresi berkedudukan vital dalam pendidikan seni tari-drama, karena ia

memberikan kesempatan berkembangnya partisipasi individu di dalam

membentuk pendapat dan sikap sosial. Seni tari-drama memberi dorongan

terhadap kelangsungan ekspresi anak-anak karena setiap kegiatan seni selalu

menyajikan kesempatan bagi anak didik untuk untuk mempertahankan kebebasan

berekspresi.
26

Daya kreatif tetap terpendam di dalam diri tiap anak kalau tidak ditolong

pemunculannya. Daya kreatif berbeda dengan bakat dalam seni. Seni disajikan

bagi semua anak. Baik yang mempunyai bakat maupun tidak. Tujuan pendidikan

seni tari-drama di SD bukan untuk mengembangkan bakat seni tari-drama

melainkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak.

3. Seni Tari-Drama Membantu Menyempurnakan Kehidupan

Unsur kehidupan yang mendorong ekspresi akan mendatangkan pengetahuan

bagi anak didik. Sebaiknya keinginan anak untuk mengetahui kehidupan, akan

menyempurnakan kehidupan anak. Oleh karena itulah seni tari-drama dapat

memberikan bantuan menyempurnakan kehidupan anak didik yang antara lain

ditunjukkan dengan kehidupan yang kreatif dan kehidupan sosialyang baik.

Ekspresi seni tari-drama dapat berlangsung dalam kegiatan individu maupun

kegiatan kelompok. Dalam kegiatam kelompok siswa SD belajar membagi

pengalamannnya yaitu pengalaman dalam hal bahan, alat-alat dan dalam hal

menghargai kemampuan orang lain. Ini berarti kebiasaan sosial dikembangkan

secara baik, seperti kerja sama, tanggung jawab, percaya diri sendiri dan inisiatif.

Untuk maksud itu pendidikan seni tari-drama perlu direncanakan dalam kegiatan-

kegiatan yang meliputi kehidupan di rumah dan dimasyarakat.

Kegiatan seni yang mengembangkan potensi indivual dan sosial akan

menjadikan anak-anak lebih sadar terhadap efisiensi secara ekonomis dalam

masyarakat. Bagi anak-anak berbakat, kegiatan seni memberikan kesempatan

untuk berlatih dalam seni tari-drama. Di samping kegiatan-kegiatan yang

ditentukan oleh jadwal sekolah, anak-anak mendapatkan kesempatan

menggunakan waktu senggangnya untuk latihan-latihan seni tari-drama secara


27

serius, sehingga terbuka horizon baru bagi hobi, bagi pekerjaan sampingan dan

pekerjaan kejujuran untuk sumber nafkah di kemudian hari.

D. Memahami Anak Sekolah Dasar

Di dalam mengembangkan pembelajaran seni yang memenuhi kebutuhan dan

minat murid perlu diketahui lebih banyak tentang aspek anak. Hal ini bisa didapat

lewat perhatian yang diberikan, antara lain : lewat pekerjaan yang dikerjakan, cara

menghayati, cara memperhatikan, cara meniru gerak, cara mengekspresikan

mimik, cara menirukan suara dan sebagainya.

Anak-anak mempunyai fase-fase perkembangan tertentu,walaupun tidak

semua anak sama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan

tersebut antara lain pengalaman sebelumnya, pembawaan minat, kebutuhan estetis

pribadi, watak emosional dan kapasitas rasa.

1. Memahami Siswa SD Kelas 1

Siswa SD kelas 1 mempunyai masalah pribadi yang berdasarkan kebutuhan

keamanan, segalanya masih asing, sehingga perlu mencari teman, akan tetapi

ke “aku” anya masih tinggi. Guru harus bisa menghadapi anak dengan

masalah pribadinya, seperti masalah emosional, halangan bicara, halangan

bergerak, halangan berhubungan dengan teman, halangan fisis secara

berusaha mencari sebab yang mendasarinya.

2. Memahami Siswa SD Kelas 2

Siswa SD kelas 2 sifatnya aktif bersemangat serta membutuhkan istirahat dan

relaks, bertentangan perhatiannya pendek (bekerja dengan tujuan untuk

segera dilihat,masih serung tidak memperhatikan guru, imajinasinya aktif,

mengakibatkan fakta dan fantasi sering campur aduk, peka dan mudah, gugup
28

bila disuruhmencotoh atau diikat ketentuan misalnya gerak-gerak tari klasik

yang sudah baku dan masalah individunya sedang berkembang). Sebaiknya

guru memilih kegiatan seni tari-drama yang dapat diselesaikan menurut

ukuran pelatihan mereka.

3. Memahami Siswa SD Kelas 3

Siswa SD kelas 3 seleranya mulai tumbuh, otot berkembang demikian pula

bentangan perhatiannya, mampu bersenang-senang dengan ide abstrak, mulai

membuat rencana di luar diri mereka, bersifat agresif, menikmati pembuatan

koleksi, cenderung mengembangkan persahabatan dengan kawan-kawan

sejenisnya, dan sangat berminat pada permainan atau kegiatan seni secara

berkelompok.

Dalam hal ini guru harus berhati-hati supaya murid-murid tidak mengalami

suasana kebosanan yang dapat mengakibatkan terhalangnya perkembangan

kreatif. Sedangkan kegiatan seni bisa kelompok atau individu.

4. Memahami Siswa SD Kelas 4

Siswa SD kelas 4 sifatnya sering mengembangkan cara-cara

menyembunyikan kepekaan mereka, takut ditertawakanorang lain, anak laki-

lakisering bermusuhan dengan anak perempuan, mampu merencanakan dan

memikirkan segala sesuatu sebelumnya untuk dirinya sendiri. Di sini guru

bisa menuntun menggunakan kepekaan konstruktif. Sebagai perangsang

edukatif, guru bisa menggunakan minat siswa SD tersebut di atas dalam

penemuan, pendewaan para pahlawan, mengumpulkan benda-benda serta

melakukan hal-hal yang disenangi. Guru juga harus menyadari kebutuhan

waktu serta memikirkan untuk menyatukan pelajaran-pelajaran yang mereka

terima.
29

5. Memahami Siswa SD Kelas 5

Siswa SD kelas 5 pada umumnya ingin mengetahui diri sendiri dan dunia

fisis, senang menyusun koleksi, pengalaman baru dan merealisasikan sesuatu,

sering bersifat ideal, mudah putus asa dan terangsang marah atau

mengasingkan diri, ketidaksamaan dan perkembangan fisis menyebabkan

gangguan emosional. Di sini guru harus siap membantu, mendorong serta

mengarahkan minat mereka dalam pengalaman seni yang konstruktif.

6. Memahami Siswa SD Kelas 6

Siswa SD kelas 6 merupakan campuran antara anak praadolesen dan adolesen

awal. Dalam hal ini guru perlu bekerja sama dengan orang tua untuk

membantu anak menghadapi fakta secara jujur menetapkan nilai-nilai dan

mengenal sosial. Perlu ditunjuk betapa pentingnya suatu kerjasama. Guru

menggunakan ekspresi kreatif untuk membantu sadar diri, mengembangkan

selera yang unik, kesadaran jabatan yang baik, kesehatan serta proses-proses

sosial lainnya.

E. Memahami Pengalaman Seni Tari-Drama Anak

Pada tahap-tahap tertentu anak akan terus maju ke arah pertumbuhan fisis,

mental, dan estetis. Pada umumnya bergantung pada umur dan minat masing-

masing anak pada pengalaman seni yang berbeda-beda. Akan tetapi kenyataan

yang ada tidaklah selalu demikian.

Dalam pendekatan terhadap seni tari-drama, ada anggapan bahwa anak-anak

terutama dilibatkan ke dalam dan memperoleh penguasaan motoris terhadap

bahan seni. Keterampilan yang dilakukan tanpa “rasa” tidak mempunyai

hubungan dengan pengalaman seni. Akan tetapi bergerak sambil bersuara dengan

menggunkan “rasa” meskipun tanpa keterampilan, sangat penting dalam


30

pengalaman seni. Jadi tidaklah benar, apabila pertumbuhan mental dan estetis

ditinjau dari penguasaan motoris si anak.

Guru sekolah dasar harus bisa mencari cara dan sikap tertentu demi kemajuan

siswa Sekolah Dasar dalam periode yang berbeda satu dengan yang lainnya itu.

Terutama gurulah yang akan terlibat dengan pengalaman seni tari-drama tiap

individu dalam hubungannya dengan minat dan kebutuhan siswa di tingkat

Sekolah Dasar. Beberapa pengalaman seni tari drama anak yang memunculkan

keunikan dapat diuraikan berikut ini.

1. Sikap Menjelajah pada Anak-anak

Sikap menjelajah adalah ingin tahu atau ingin mencoba. Sebelum anak

mengetahui atau mampu menggunakan suatu benda. Ia akan mencoba memukul,

mencoreng, mematahkan, atau merobek-robek sesuatu. Dari kegiatan tersebut, ia

akan menemukan sesuatu/ kemungkinan bahan baru. Misalnya anak diberi plastik,

karet, atau bahan lain yang belum dikenalnya. Pertama kali mungkin anak tersebut

akan mencoba merobek/ menggunakan plastik tersebut serta mencoba

mematahkan karet. Di sinilah guru bisa membimbing ke dalam saluran yang

kreatif, sehingga anak tahu bahwa plastik bisa disobek dan karet bisa digerakkan

dengan lentur. Demikian pula jika diberi motivasi untuk mencipta gerak

berdasarkan pengamatan terhadap binatang kesayangan yang ada di rumahnya,

maka pertama kali pasti akan bermunculan gerak-gerak lucu yang erbeda satu

dengan yang lainnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan anak bergerak sambil

bersuara aatu berteriak untuk mengekpresikan hasil pengmatannya.

Seperti diketahui bahwa anak sekolah berada dalam tingkat perkembangan

mental fisis, emosional, dan estetis. Di dalam pengalaman seni mereka akan

bertemu dengan elemen-elemen seni tari-drama yang sama. Proses penjelajahan


31

terhadap gerak atau irama inilah yang sangat berarti bagi perkembangan estetis

anak.

2. Masa Anak-anak adalah Masa Umur Berkhayal

Masa umur berkhayal anak merupakan masa-masa yang penuh dengan

kesenangan anak-anak akan gerak, kenikmatan akan bersuara, dan mengikuti

irama lagu. Pada waktu menjelajahi gerak, anak akan menemukan image

(bayangan) dalam gerakannya. Khayalan anak akan terus berkembang dalam batas

pengalamannya dimana fakta dan fantasinya makin lama makin mengendap.

Perkembangan rasa dan idea untuk berkhayal ini terus berlangsung, sampai anak

amat terlibat pada fakta pengalamannya. Dalam hal ini guru dapat memusatkan

perhatian pada bagian-bagian kecil, teknik dan prosedur dalam seluruh kegiatan

estetik yang dilakukan, jangan sampai bersifat membahayakan. Image atau

bayangan ini makin meningkat menjadi lebih lengkap, namun tidak perlu lebih

nyata.

Untuk mengembangkan imajinasi kreatif, harus diingat tujuan pengalaman

seni dalam pendidikan. Perkembangan imajinasi kreatif yang bebas jauh lebih

penting dari pada hanya sanggup meniru gerak sesuatu yang bisa dikenal, meniru

gerak burung, dan sebagainya. Jika anak didorong, maka dimana-mana

merupakan dunia imajinasinya. Ia juga akan bekerja tanpa melihat kesadaran diri

seperti seniman matang. Di sinilah guru harus berhati-hati, agar anak berkembang

dalam patranya sendiri, sebagai seorang yang ekspresif dan bukan seorang

perekam fakta-fakta visual. Karena hal inilah yang justru akan terikat erat dengan

fungsi pendidikan seni tari-drama secara utuh di tingkat Sekolah Dasar.


32

3. Proses Penemuan Fakta (fact finding) pada Anak-anak

Suatu saat akan demikian terlibat dengan fakta. Ia menjadi kritis terhadap

gerak atau tari yang ia ciptakan. Ia ingin membuat gerak sesuai dengan kenyataan,

serta menjadi tidak sabar karena tak dapat menggunakan semua fakta yang telah ia

temukan di dalam pengalaman seninya. Mereka sering menjadi kecewa dan kacau

karena banyak kegiatan yang membutuhkan adanya pengetahuan faktual.

Misalnya untuk membuatnya menjadi tokoh raksasa dibutuhkan adanya informasi

faktual tentang bagaimana bentuk dan perkiraan watak raksasa. Atau ingin

mengungkapkan gerak harimau tentu ada keinginan untuk melihat harimau secra

sesungguhnya bukan hanya dari gambar saja. Guru harus bisa membimbing anak

untuk menilai segi kualitas rasa, bukan isi faktualnya. Mereka bebas berekspresi

secara kreatif sesuai dengan batas-batas yang mereka miliki.

4. Belajar melalui Kegiatan Berekspresi dalam Seni

Kegiatan belajar akan lebih efektif jika anak mengekspresikan idea dan rasa

yang sempurna lebih dari bagian yang terpisah-pisah. Pengalaman seni merupakan

pengalaman menyeluruh yang menjadi tak berarti jika diambil secara terpisah.

Sebagai contoh, guru bisa menganalisa gerak lemah dengan irama lembut,

kemudian gerak tegang dengan irama cepat dan keras. Akan tetapi guru akan

mendapatkan watak keseluruhan apabila gerak tersebut dipadukan.

Adapun mempelajari bagaimana anak-anak itu maju di dalam hal ekspresinya

merupakan jalan yang terbaik untuk mengenal anak. Misalnya pada waktu anak

bekerja akan tampak kepribadiannya, halangan emosionalnya, sifat malu, ragu-

ragu, sifat agresif, dan sebagainya. Sehingga guru akan mengetahui bagaimana

sebaiknya membimbing anak.


33

F. Profil Guru yang Dibutuhkan untuk Membimbing Pengalaman Seni

Tari-Drama di SD

Sikap guru yang diharapkan dapat membimbing pengalaman seni tari-drama

anak tingkat Sekolah Dasar adalah guru yang bersikap sebagai seorang teman.

Guru yang dengan sikap demikian kepada siswanya akan mengembangkan

kondisi memberi dan menerima yang sehat dan mendorong sikap berbagi-bagi

pengalaman. Jika guru mempunyai antusiasme yang tinggi dalam proses

pembelajaran, maka ia tidak akan kekurangan inspirasi termasuk dalam

menghadapi siswanya. Guru yang kreatif, sensitif (peka), akan menemukan

banyak hal dalam pengalaman mengajarnya dan menjadikan setiap saat menarik,

merangsang keinganan anak untuk belajar, dan tidak membosankan bagi anak-

anak. Jika perlu, guru harus mengkhayalkan sesuatu yang lebih baik, lebih

menarik atau lebih memuaskan. Guru yang matang secara emosial dan

intelektualnya akan dapat mengembangkan semua kecakapannya dalam belajar

berekspresi melalui berbagai cara.

Melalui latar belakang pendidikan itu guru berusaha memahami anak,

bagaimana mereka tumbuh escara biologis, bagaimana mereka berkembang secara

psikologis. Jadi ia mengenal proses belajar secara teotritis dan melalui

pengalaman. Penampilan guru yang kreatif dapat dilihat jelas pada minatnya

terhadap kualitas seni. Guru perlu menyenangi benda-benda yang baik,

berpenampilan rapi dan penuh perhatian terhadap pengalaman seni yang

dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya maupun oleh anak didiknya.

Guru harus mempunyai kemampuan untuk menilai segala sesuatu yang

dilakukan murid dan mendorong mereka agar selalu antusias terhadap kegiatan-

kegiatan yang dilakukan. Guru yang menyadari kualitas seni dan segala sesuatu,
34

akan membawa ke dalam kelas benda-benda yang secara visual akan memberikan

rangsangan kepada anak. Guru juga akan membawa objek bentuk, warna dan

teksturnya yang telah menyatu dengan dirinya dan yang ingin dibagikan kepada

siswanya. Guru dapat membangun suasana yang merangsang kualitas seni melalui

dorongan antusiasme kepada siswanya dan dengan cara menyediakan rangsangan

visual di dalam kelas agar kretivitas siswanya bisa berkembang.

Semangat guru tidak boleh kendor karena peralatan dan bahan tidak terpenuhi

secara menyeluruh. Bahan-bahan alam yang tersedia di sekitar tempat belajar

dapat menjadi bahan seni. Dalam kegitan seni guru mempunyai sumber-sumber

sekolah, masyarakat, buku petunjuk, dan kekayaan bahan-bahan visual yang bisa

diperoleh dalam buku, majalah terkenal, dan benda-benda cetakan. Guru harus

berhati-hati menangani ruang yang penuh dengan anak-anak yang sedang sibuk

dengan pengalaman studionya. Tidak boleh ada kata-kata dari guru, yang nantinya

akan menjadikan siswa SD rendah diri, menjadi tidak percaya diri lagi, atau takut

melakukan suatu gerakan tari. Di belakang setiap kegiatan seni tari-drama yang

berhasil, terletak perencanaan yang dilakukan dengan hati-hati oleh guru. Dalam

hal ini yang diperlukan adalah adanya kerja sama antara guru dengan siswa, guru

yang satu dengan guru lain, guru dengan pengurus, atau bahkan orang tua siswa.

Guru juga harus mengetahui bahwa kelas harus disiapkan sebelumnya sehingga

ruangan dan peralatan yang bisa memenuhi kebutuhan siswa tidak harus dicari

ketika pelajaran mulai berlangsung. Akan tetapi kadang-kadang siswa juga perlu

dilibatkan dalam pemenuhan kebutuhan akan peralatan tersebut.Keputusan,

pemilihan dan pertimbangan yang matang sangat diperlukan oleh guru dalam

melaksanakan pengalaman seni. Jika tidak maka guru akan tenggelam dalam

kekaburan. Jika guru tidak merencanakan kegiatan, kemungkinan besar siswa


35

akan jemudalam melaksanakan suatu kegiatan seni tari-drama. Untuk itu maka

guru perlu merencanaan kesempatan untuk pengalaman seni yang kreatif.

Guru perlu mengenal kehidupan siswa yang nyata dan yang khayal, yang

mendorong kemurnian siswa serta kemampuan untuk menemukan gerakan atau

nyanyian, dan menguatkannya. Guru kelas adalah orang di sekolah yang paling

mengerti bagaimana mendorong anak agar kreatif. Guru mempunyai kesempatan

untuk mengamati anak dalam berbagai situasi dan mengenal anak secara akrab,

sehingga dapat mendorong anak untuk merespon secara menyeluruh terhadap

situasi kehidupan di sekitarnya. Guru juga mempunyai kesempatan untuk

mempelajari antusiasme anak, ketakutan, suasana hati, kesehatan berekspresi ego,

dorongan, kebutuhan, ambisi, keinginan, kemampuan bernyanyi, kemampuan

bergerak, dan sebagainya.

Masalah pembimbingan anak adalah suatu tes harian terhadap kemampuan

guru. Hal tersebut merupakan proses yang akan terus menerus terjadi, dan dengan

demikian memerlukan koordinasi dari usaha guru, orang tua, dan masyarakat

untuk membimbing anak-anak ke arah kedewasaan dengan cara yang semestinya.

Membimbing anak dalam kegiatan seni meliputi kesadaran terhadap situasi belajar

yang baik, kesempatan untuk mencipta dan menilai.

Kebutuhan untuk memasukkan orang tua ke dalam kehidupan sekolah telah

ditekankan sebelumnya, dan dengan demikian sebaiknya dan bila mungkin guru

mengadakan pembicaraan dengan orang tua. Bimbingan terhadap anak terletak di

tangan orang tua dan guru. Membimbing potensi ekspresi anak merupakan proses

terus menerus dari masa kanak-kanak sampai dewasa. Sejak lahir hampir semua

anak mengekspresikan kesenangan dan ketidaksenanganya terhadap sesuatu.

Sambil tumbuh dan berkembang anak berusaha mengekspresikan responsinya

terhadap kehidupan melalui banyak cara. Bermain bebas dengan imajinasi yang

kreatif adalah dasar dari segala kegiatan oleh seni. Maka dari itu sangat perlu

untuk mengenal ciri-ciri atau karakteristik anak-anak.


36

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak

dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud

tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan,

kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.

Pada masyarakat modern yang dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan

hadirnya penari yang baik, guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir

yang mampu merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu,

beberapa hal harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat

memenuhi syarat sebagai penari yang profesional.

Berdasarkan uraian materi di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Landasan konseptual bidang studi pendidikan kesenian yaitu

dalamkurikulum PGSD 1995, seni merupakan media ekspresi kreatif

dan aspiratif yang dapat diwujudkan melalui garis, warna, bidang dan

tekstur untuk seni rupa,gerak dan peran untuk seni tari drama, serta

suara dan bunyi untuk seni musik, dalam tata susunan yang artistik dan

estetis.

2. Seni tari-drama sebagai media pendidikandi Sekolah Dasar menyajikan

kesempatan pada siswa SD untuk memperoleh pengalaman-pengalaman

seni, sebagai suatu kegiatan yang ada dalam lingkup kesadaran artistik.

3. Fungsi seni tari-drama di Sekolah Dasar yakni untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan anak, membina perkembangan estetik,

dan membantu memyempurnakan kehidupan.

36
37

4. Memahami anak Sekolah Dasar dapat diperoleh melalui perhatian yang

diberikan kepada anak serta menyesuaikan rencana pengalaman seni

tari-drama dengan tahap perkembangan yang dicapai anak.

5. Dalam memahami pengalaman seni tari-drama anak, umumnya

bergantung pada umur dan minat masing-masing anak pada pengalaman

seni yang berbeda-beda. Pengalaman seni tari drama anak yang

memunculkan keunikan meliputi sikap menjelajah pada anak-anak,

masa anak-anak adalah masa umur berkhayal, proses penemuan fakta,

dan belajar melalui kegiatan berekspresi dalam seni.

6. Profil guru yang dibutuhkan untuk membimbing seni tari-drama di

sekolah dasar adalah guru yang bersikap sebagai seorang teman, guru

yang kreatif dan sensitif (peka), sertaguru yang matang secara emosial

dan intelektualnya.

B. Saran

Berdasarkan uraian di atas, penulis memberikan saran atau rekomendasi

untuk:

1. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan hasil penulisan

makalah ini guna menjawab beberapa pertanyaan atau permasalahan yang

muncul ketika penulisan makalah ini berlangsung.

2. Dalam pembelajaran Pendidikan Seni Tari-Drama di SD, mengenai konsep

seni tari-drama, memahami anak SD, serta profil guru merupakan hal yang

penting untuk dapat dipelajari. Sebagai pembaca khususnya bagi calon

pendidik dan guru, hendaknya menjadi figur yang kreatif dan sensitif

(peka), serta guru yang matang secara emosial dan intelektualnya sehingga

pembelajaran menjadi lebih menarik.


38

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kamusjenius.com/2015/06/pengertian-seni-tari-jenis-dan-macam.html
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Konsep-Jenis-Jenis-
Seni-Tari-Adalah.html
http://sahabatnesia.com/tari-gambyong-jawa-tengah/
http://sanggarsatriabima.blogspot.co.id/2011/01/deskripsi-seni-tari.html
http://sma-senibudaya.blogspot.co.id/2015/10/unsur-unsur-seni-tari.html
http://www.kamusjenius.com/2015/06/pengertian-seni-tari-jenis-dan-macam.html
http://solikhulniam.blogspot.co.id/2014/01/pembelajaran-seni-tari-di-sekolah-
dasar.html
http://sahabatnesia.com/tari-merak-jawa-barat/

Anda mungkin juga menyukai