Anda di halaman 1dari 34

MODUL

MODUL
ASUHAN KEBIDANAN
NEONATUS
ASKEB , BAYI
DAN BALITADAN
NEONATUS,BAYI
BALITA
"PEMBERIAN
IMUNISASI"

" PEMBERIAN
IMUNISASI"

DOSEN PEMBIMBING
Eva Mahayani
Nasution,SST,M.Kes, Lusiana
Gultom,SST,M.Kes, Suswati ,
SST, Mkes, Ardiana Batubara,
SST, Mkeb

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

DISUSUN OLEH : PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN MEDAN

KELOMPOK 12
1. Lestari Lubis
(P07524120083)
2. Sopiatun HALAM PENGESAHAN
Anisa( P07524120081)
3. Syinta Pria Hartati
( 07524120082) 1.Mata Kuliah : Asuhan Kebidana Neonatus,Bayi
dan Balita
2.Judul Modul : Pemberian Imunisasi

3.Penyusun Modul : KELOMPOK 12

 Tia Lestari Lubis (P07524120083)


 Sopiatun Anisa ( P07524120081)
 Syinta Pria Hartati ( 07524120082)

4.Institusi : Poltekkes Kemenkes medan

Medan, 8 Maret 2022

VISI DAN MISI


PROGRAM STUDI KEBIDANAN MEDAN

VISI:
Menjadikan institusi yang unggul dan kompetitif,dalam menyediakan tenaga kesehatan di
tingkat nasional dan siap bersaing ditingkat internasional tahun 2024

MISI:

1
1. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi,yang kompetitif mengikuti
perkembangan IPTEK
2. Mempersiapkan SDM dibidang kesehtan yang professional,bermoral,dan beretika,dan
siap bersaing ditingkat nasional dan internasional
3. Memperkuat jejaring dengan pemerintah,maupun swasta tingkat nasional dan
internasional

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan petunjuknya sehingga modul “Askeb Neonatus ,Bayi dan Balita ” dalam judul
“PEMBERIAN IMUNISASI” dapat diselesaikan sebagai mana mestinya meskipun dalam

2
bentuk yang sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan perbaikan
seperlunya.

saya menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian modul ini tidak dapat kami selesaikan tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu patutlah kiranya saya
sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.Untuk itu semoga modul yang Kami buat ini dapat bermanfaat untuk kita semua
penggunanya.

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ 1

VISI/MISI........................................................................................................ 2

3
KATA PENGANTAR.................................................................................... 3

DAFTAR ISI................................................................................................... 4

TOPIK.............................................................................................................

TI NJAUN KEILMUAN ............................................................................... 5

RINGKASAN MATERI................................................................................ 6

KESIMPULAN...............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22

MODUL 1

I. TOPIK
PEMBERIAN IMUNISASI

4
II. TINJAUAN KEILMUAN

Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu
penyakit. Proses ini dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin yang bertujuan untuk
membentuk daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu.

Imunisasi rutin lengkap merupakan salah satu cara yang efektif dalam mencegah
penyebaran penyakit. Di Indonesia, imunisasi rutin lengkap terdiri dari imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan. Imunisasi ini diberikan sejak lahir dan dilanjutkan sesuai jadwal.

Cakupan imunisasi wajib di Indonesia saat ini berkurang 17% untuk imunisasi dasar
dan 12,9% untuk imunisasi lanjutan, bila dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Hal ini
karena masyarakat cemas terinfeksi virus Corona bila datang ke fasilitas kesehatan. Akses
menuju fasilitas kesehatan yang sulit akibat protokol pembatasan sosial juga diduga
menghambat imunisasi.

Selain imunisasi wajib, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan izin
pemberian vaksin COVID-19 untuk anak-anak berusia 6–11 tahun.

III. RINGKASAN MATERI

PENGERTIAN IMUNISASI

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti Diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten Terhadap suatu penyakit
tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan Seseorang secara

5
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar Dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imunisasi diartikan “pengebalan” (terhadap
penyakit). Kalau dalam istilah kesehatan, imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk
mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara
disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita (bawah lima tahun)

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) yang diberikan kepada tidak hanya anak sejak bayi
hingga remaja tetapi juga pada dewasa. Cara kerja imunisasi yaitu dengan memberikan
antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi
akibat penularan PD31 tersebut. (Depkes. 2016

LANDASAN HUKUM IMUNISASI

Dasar hukum penyelenggaraan program imunisasi


1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
3. Undang-undang No. 1 tahun 1962 tentang Karantina Laut.
4. Undang-undang No. 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara.
5. Keputusan Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.
6. KeputusanKeputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi

6
(KIPI).

TUJUAN IMUNISASI

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat (populasi), atau bahkan
menghilangkannya dari dunia seperti yang kita lihat pada keberhasilan imunisasi cacar
variola (Ranuh dkk, 2014).

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah
penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit
(Proverawati dan Andhini, 2010).

Menurut Permenkes RI Nomor 12 tahun 2017 disebutkan bahwa tujuan umumn Imunisasi
turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD31).

Tujuan khusus Imunisasi ini adalah sebagai berikut:

1) Tercapainya cakupan Imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target RPJMN.
2) 2) Tercapainya Universal Child Immunization/UCI (Prosentase minimal 80% Bayi
yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan
3) Tercapainya target Imunisasi lanjutan pada anak umur di bawah dua tahun (baduta)
dan pada anak usia sekolah dasar serta Wanita Usia Subur (WUS).
4) Tercapainya reduksi, eliminasi, dan cradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan
Imunisasi.

7
5) TercapainyaTercapainya perlindungan optimal kepada masyarakat yang akan
-JENIS IMUNISASI

PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

MANFAAT IMUNISASI

berpergian ke daerah endemis penyakit tertentu


6) Terselenggaranya pemberian Imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis
(safety injection practise and waste disposal management). (Kemenkes RI, 2017).

Pemberian imunisasi memiliki manfaat diantaranya yaitu:

1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.

2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara

1. Hepatitis B

8
 Disebabkan oleh Virus Hepatitis B Gejala :
 Demam, lemah, nafsu makan menurun
 Warna urin seperti the pekat, kotoran menjadi pucat (dempul)
 Warna kuning bisa terlihat pada mata ataupun kulit.

Penularan :
 Horizontal
o Dari darah dan prosuknya
o Suntikan yang tidak aman
o Transfusi darah
o Melalui hubungan sek

 Penularan secara vertikal :


o Dari ibu ke bayi dalam proses persalinan

 Komplikasi :
Penyakit ini bisa menjadi kronis yang menimbulkan pengerasan hati ( cirrhosis
hepatis), kanker hati ( hepato celuler carcinoma) dan menimbulkan kematian

2. Tuberkulosis

9
 Disebabkan Mycobacterium tuberculosa
 Gejala:
o Badan lemah
o Berat badan menurun
o Demam
o Berkeringat malam hari
o Batuk terus menerus

o Nyeri dada
o Kadang-kadang batuk darah

 Penularan :
Melalui pernafasan Lewat bersin atau batuk

 Komplikasi :
o Kelemahan
o Kematian

3. Poliomyelitis

10
 Disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2 atau
3.
 Gejala :
o Lumpuh Layu akut
o Pada anak berumur < 15 tahun • Demam dan nyeri otot
o Kematian bisa terjadi karena kelumpuhan
o Otot pernapasan Penyebaran melalui tinja yang terkontaminasi

 Penularan:
Melalui kotoran manusia ( Tinja) yang terkontaminasi
 Komplikasi :
Bisa menuebabkan kematian bila otot pernafasan terinfeksi yang tidak mendapat
penanganan

4. Difteri

11
 Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae
 Gejala:

o Gelisah
o Aktifitas menurun
o Radang tenggorokan,
o Hilang nafsu makan
o Demam ringan,
o Dalam 2-3 hari timbul selaput
o Putih kebiru – biruan pada tenggorokan
o Dan tonsil

 Penularan :
Melalui kontak Fisik dan pernafasan

 Komplikasi :
Gangguan pernafasan dan berakibat kematian

12
5. Pertusis

 bakteri Bordetella pertussis. Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari.
 GejalaGejala :
o Pilek,
o Mata merah,
o Bersin,
o Demam
o Batuk yang ringan
o atukk ringan yang lama-kelamaan batuk menjadi parah dan menimbulkan
batuk menggigil yang cepat dan keras.
 Penularan :
Melalui percikan ludah ( droplet infektion) dari batuk atau bersin

 Komplikasi :
Pnemonia bekterialis dan dapat menyebabkan kematian

13
6. Tetanus

 Disebabkan oleh Clostridium Tetani


 Gejala :
o Kaku otot pd rahang, disertai kaku pada leher,
o Kesulitan menelleh
o Kaku otot perut,
o Berkeringat dan demam
o Pada bayi terdapat juga gejala tiba-tiba berhenti Menetek (sucking) antara 3 s/d 28
hari setelah lahir
o Gejala berikutnya adalah kejang hebat dan tubuh menjadi kaku
 Penularan :
Melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam

 Komplikasi :
o Patah tulang akibt kejang
o Pnemonia
o Infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian

14
7. Campak

 Disebabkan oleh Virus Myxovirus Viridae Measles


 Gejala :
o Demam
o Bercak kemerahan
o Batuk, pilek
o Konjungtivitis (mata merah)
o Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh
dan tangan serta kaki.
 PenularanPenularan :
Melalui udara ( percikan ludah ) dari bersin atau batuk penderita

 Komplikasi :

15
o Diare hebat
o Peradangan pada telinga
o Infeksi saluran nafas /Pnemonia
o

JENIS-JENIS IMUNISASI

JEN-JENIS IMUNISASI

Jenis-Jenis Imunisasi Menurut Permenkes no 42 tahun 2013

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 42 Tahun 2013 bahwa menurut sifat
penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi
pilihan,

1. Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk


seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan
dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas:

A. Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus


menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan.

1) Imunisasi dasar terdiri atas:

16
a) Hepatitis B

Vaksin hepatitis B adalah jenis vaksin yang berfungsi mencegah


infeksi virus hepatitis B. Di dalam vaksin hepatitis B, terdapat salah
satu protein yang berasal dari permukaan virus (HbsAg). Nantinya
protein tersebut akan berperan sebagai antigen yang memicu
pembentukan antibodi sebagai komponen sistem kekebalan tubuh
terhadap virus hepatitis B.

Hepatitis B sendiri adalah penyakit yang dapat menyebabkan


peradangan akut dan kronis pada organ hati. Jenis hepatitis ini
merupakan yang paling berbahaya.

 Indikasi :
Memberikan kekebalan aktif terhadap virus hepatitis.
 Kontra indikasi :
Penderita infeksi berat yang disertai Kejang.

 EfekEfek Samping:
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan

17
di sekitar tempat penyuntikan.
 Cara pemberian :
Sebelum digunakan vaksin dikocok dahulu agar suspensi
menjadi homogen. Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5ml atau 1
buah HB PID secara intramuscular pada anterolateral paha.
Dosis pertama diberikan pada usia o sampai 7 hari, dosis
berikutnya minimal 4 minggu.
 Penanganan Efek samping:
a. Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih
banyak (ASI).
b. Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
c. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
d. JikaJika demam berikan paracetamol 15 Mg/kgBB
setiap 3-4 jam (maksimal 6 kali Dalam 24 jam).
e. Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

b) Bacillus Calmette Guerin (BCG);

Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung


Mycrobacterium bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus Calmette
Guerin)

Imunisasi BCG terbuat dari bakteri Tuberkulosis yang telah


dilemahkan sehingga tidak akan menyebabkan penerima vaksin
menderita penyakit tuberkulosis atau TB. Bakteri yang digunakan
untuk menghasilkan vaksin BCG biasanya adalah Mycobacterium
bovis.

18
Pemberian vaksin BCG akan memicu sistem imun untuk menghasilkan
sel-sel penghasil antibodi agar bisa melindungi tubuh dari bakteri
tuberkulosis. Imunisasi BCG berperan penting dalam mencegah
terjadinya tuberkulosis berat, termasuk meningitis TB pada anak.

Tuberkulosis tidak hanya berisiko menyebabkan infeksi paru-paru, tapi


juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti sendi, tulang, selaput
otak (meningen), kulit, kelenjar getah bening, dan ginjal

Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis

Cara pemberian dan dosis BCG:

 Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali.


 Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas
(insertio musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS
(Auto Disable Syringe) 0,05 ml.
 SetiapSetiap 1 ampul vaksin dengan 4ml pelarut NaCl 0,9%

Efek samping:

2-6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul
kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam
waktu 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2-10 mm

Penanganan efek samping:


 Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu Dikompres dengan
cairan antiseptik.
 ApabilaApabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin
membesar anjurkan orangtua membawa bayi ke ke tenaga

19
kesehatan

c) Polio
Vaksin Polio merupakan vaksin yang dapat mencegah penyakit
poliomyelitis.
Poliomielitis Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus
polio type 1, 2, atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah anak di
bawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid
paralysis/AFP). Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia
(tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala
demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit.
Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak
segera ditangani.
Vaksin polio mengandung virus polio hidup namun sudah dilemahkan.
ImunisasiImunisasi dasar (polio 0, 1, 2, 3)
JADUAL PEMBERIAN :
POLIO 1 : O BLN
POLIO II: 2 BLN
POLIO III : 3 BLN
POLIO IV: 4 BLN
 Vaksin polio diberikan dengan dosis 2 tetes peroral melalui mulut bayi dan
Vaksin ini mampu bertahan dalam tinja sampai 6Minggu
 Sangat jarang terjadi reaksi KIPI, namun biasanya dapat terjadi pusing, diare
ringan, dan sakit pada otot. Kontraindikasi: demam, muntah
 Cara penyimpanan : - tertutup : suhu 20-8°C -beku : -20°C
 Mekanisme Kerja dalam tubuh bayi : Vaksin akan masuk ke dalam saluran
pencernaan dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun

20
pada epitelium usus, sehingga terjadi pertahanan lokal terhadap polio yang
masuk.
 Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah polio 4, selanjutnya saat pada saat
usia 5-6 tahun.

d) DPT-HB-HIB/ Imunisasi Pentavalev

Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan terhadap difteri,


tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus
influenzae tipe b secara simultan.

Cara pemberian dan dosis:


 Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada
anterolateral paha atas.
 Satu dosis anak adalah 0,5 ml.

Kontra indikasi:
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan
saraf serius.

Efek samping:
 Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan
pada lokasi suntikan, disertai demam dapat timbul dalam
sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti

21
demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada
tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.

Penanganan efek samping:

 Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak


(ASI atau sari buah).
 Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
 Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air Dingin.
 Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam

(maksimal 6 kali dalam 24 jam).


 Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
 Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.

e) Campak

Vaksin campak adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah


penyakit campak. Vaksin campak termasuk dalam program imunisasi
rutin lengkap yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
dua jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah campak, yaitu
vaksin MR dan vaksin MMR. Vaksin MR mencegah penyakit campak
dan rubella, sedangkan vaksin MMR mencegah penyakit campak,
rubella, dan gondongan.

22
Vaksin campak terbuat dari virus campak yang dilemahkan.
Penyuntikkan vaksin campak akan membuat tubuh memproduksi
antibodi yang akan melawan virus tersebut jika sewaktu-waktu
menyerang.

Cara pemberian dan dosis:


0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau anterolateral
paha, pada usia 9-11 bulan.

Kontra indikasi:
Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang
diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma.

Efek samping:
 Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi.

PenangananPenanganan efek samping:


 Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih Banyak (ASI
atau sari buah).
 Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
 Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
 Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
 Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangaja
 Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter.

23
2) IMUNISASI LANJUTAN
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi
lanjutan diberikan kepada anak usia bawah tiga tahun (Batita), anak usia
sekolah dasar, dan wanita usia subur.
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan yaitu:
a. Pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas Diphtheria Pertusis
Tetanus Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak.

b. Pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS) yaitu Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetamus
diphteria (Td).

 Vaksin DT (toksoid tetanus dan toksoid difteri murni )

Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu mengandung toksoid tetanus


dan toksoid difteri murni Yang terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat
 Indikasi:
Pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus pada anak-
anak.

24
 Cara pemberian dan dosis:
Secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.
Dianjurkan untuk anak usia di bawah 8 tahun.

 Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap komponen dari vaksin.

 Efek Samping :
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang
bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.

 Penanganan Efek samping:


1. Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum Anak lebih banyak
Jika demam, kenakan pakaian yang tipis
2. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
3. Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam)
4. Anak boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

 Vaksin Td (Tetanus Dipteri)

Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu mengandung toksoid tetanus


dan toksoid difteri murni yang terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat.
 indikasi:

25
Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada individu mulai usia
7 tahun.
 Cara pemberian dan dosis:
Secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.
 Kontra indikasi:
Individu yang menderita reaksi berat terhadap dosis sebelumnya.
 Efek samping:
Pada uji klinis dilaporkan terdapat kasus nyeri pada lokasi penyuntikan
(20-30%) serta demam (4,7%)
 Penanganan efek samping:
1. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air Dingin.
2. AnjurkanAnjurkan ibu minum lebih banyak.

c. Pada wanita usia subur berupa Tetanus Toxoid (TT).

Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu dalam vial gelas,


mengandung toksoid tetanus murni, terabsorpsi ke dalam aluminium fosfat.
 Indikasi :
Perlindungan terhadap tetanus neonatorum pada wanita usia subur.
 Cara pemberian dan dosis:
secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.
 Kontra indikasi:
1. Gejala-gejala berat karena dosis TT sebelumnya.

26
2. Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
3. DemamDemam atau infeksi akut.

 Efek samping:
Jarang terjadi dan bersifat ringan seperti lemas dan kemerahan pada
lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala
demam.
 Penanganan efek samping:
1. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air Dingin.
2. Anjurkan ibu minum lebih banyak.

KESIMPULAN

27
berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti Diberikan kekebalan
terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten Terhadap suatu penyakit tetapi
belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan Seseorang secara


aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar Dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Dasar hukum penyelenggaraan program imunisasi

1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.

3. Undang-undang No. 1 tahun 1962 tentang Karantina Laut.

4. Undang-undang No. 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara.

5. Keputusan Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Imunisasi.

6. KeputusanKeputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman


Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat (populasi), atau bahkan
menghilangkannya dari dunia seperti yang kita lihat pada keberhasilan imunisasi cacar
variola (Ranuh dkk, 2014).

Pemberian imunisasi memiliki manfaat diantaranya yaitu:


1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

28
LATIHAN SOAL

1. Yang dimaksud dengan imunisasi adalah…

A. Suatu proses mengobati penyakit tertentu pada anak

B. Upaya pemerintah untuk menurunkan penyakit pada anak

C. Upaya petugas kesehatan guna menghindarkan anak terhadap penyakit

D. Suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap infasi
mikroorganisme tertentu

Jawaban: D

2. Apa tujuan dari pemberian Imunisasi...

A. Meningkatkan angka kejadian suatu penyakit

B. Mengurangi jumlah penduduk

C. Menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi

D. Imunisasi tidak memberikan dampak sama sekali

Jawaban: C

3. Berikut ini merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu….

A. Hepatitis, tuberculosa, difteri, diare

B. Polio, difteri, tetanus, hepatitis, toxoplasma

C. Difteri, campak, polio, hepatitis, diare, tubercosis

D. Hepatitis, tuberculosa, difteri, pertusis, tetanus, encephalitis, polio

Jawaban: D

29
4. Seorang ibu datang ke posyandu ingin mengimunisasikan anaknya yang saat ini berusia 9
bulan. Berat badan bayi sekarang 8 kg, kondisi anak sehat. Jenis imunisasi yang diberikan
pada bayi tersebut adalah…

A. Polio

B. BCG

C. Campak

D. Hepatitis 0

jawaban: C

5. Apakah imunisasi harus diberikan saat anak sehat?

A. Tidak boleh, karena akan menimbulkan penyakit

B. Harus, untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit c.

C. Tidak harus, dapat diberikan saat anak sakit saja

D. Harus, untuk menimbulkan penyakit pada anak

jawaban: B

6. Pemberian imunisasi BCG diberikan untuk mencegah penyakit...

A. Tuberkulosis (TB)

B. Campak

C. Hepatitis B

D. Difteri

jawaban: A

7. Berapa Usia yang tepat untuk pemberian imunisasi BCG pada anak...

A. <3 BB.

B. >2 Bulan

C. <2 Bulan

D. >3 Bulan

Jawaban: C

30
9. Seorang bayi berusia satu bulan diantar ibunya ke Puskesmas untuk imunisasi. Hasil
pemeriksaan TTV dalam batas normal, BB 4000 gram, telah diberikan imunisasi Hepatitis B
satu bulan lalu.Apakah jenis imunisasi yang tepat diberikan?

A. BCG

B. DPT

C. Polio

D. HB 2

Jawaban: A

10. Imunisasi DPT diberikan sebanyak berapa kali...

A. 3 kali

B. 4 kali

C. 5 kali

D. 6 kali

jawaban: C

31
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.scribd.com/document/503886237/MAKALAH-
IMUNISASI
 https://id.scribd.com/document/334497949/Imunisasi-Dasar-Dan-
Imunisasi-Lanjutan
 https://id.scribd.com/document/400309740/MAKALAH-
IMUNISASi-docx
 https://id.scribd.com/document/353819184/makalah-imunisasi
 https://id.scribd.com/presentation/447756827/IMUNISASI-
DASAR

32
33

Anda mungkin juga menyukai