OLEH :
3. Neny Minarti
4. Ade Nur Ratna Sari
5. Lenggi Garnia Kusumah
6. Ratih Budiarti Purwandhani
7. Imas Migiarti
8. Ainul Adawiyah
9. Heni Nurhaeni
2. Lokasi Kegiatan
a. Wilayah : Jawilan
b. Kabupaten : Serang
c. Profinsi : Banten
3. Jangkauan waktu pelaksanaan : 2 jam
7. Biaya total : Rp. 1.500,000,-
Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
NIND:
RINGKASAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan nikmatnya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan proposal
Praktik Manajemen Kebidanan di Komunitas dengan Kegiatan Webinar
Kesehatan dengan judul Pentingnya Imunisasi Dasar lengkap bagi bayi dan
balita pada bulan imunisasi anak nasional. Kegiatan webinar ini merupakan
salah satu tugas stase 7 Praktik Manajemen Kebidanan di Komunitas Pendidikan
Profesi Bidan Program Propesi UIMA
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu,SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II BidangNon-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
Jakarta 2022
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis situasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbukan atau meningkatakan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpapar terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan( kemenkes )
Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang
sangat penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan
merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular.
Cakupan imunisasi secara global pada anak meningkat 5% menjadi 80% dari
sekitar 130 juta anak yang lahir setiap tahun sejak penetapan The Expanded Program on
Immunisation (EPI) oleh WHO. Menurut perkiraan WHO, lebih dari 12 juta anak berusia
kurang dari 5 tahun yang meninggal setiap tahun sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Serangan penyakit tersebut akibat status
imunisasi dasar. Imunisasi dasar yang tidak lengkap ada sekitar 20% anak sebelum ulang
tahun yang pertama (WHO dan UNICEF dalam Utomo, 2010).
Angka kematian bayi dan balita di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi (AKB) di
Indonesia yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran, sedangkan angka kematian balita (AKABA),
yaitu 46 dari 1000 balita meninggal setiap tahunnya (Candra Syafei, 2012).
Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, diperkirakan 1,7 juta kematian
anak di Indonesia atau 5% balita di Indonesia adalah akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (Departemen Kesehatan RI, 2010).
Adanya pandemi COVIE- 19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin
tidak dapat bcrjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan
terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun
im unisasi lanjutan, yang cukup signifikan. Hal ini menycbabkan jumlah anak-
anak yang Ddak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin
bertambah banyak. Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita lihat dari
adanya peningkatan jumlah kasus PD3I dan terjadinya Kejadian Luar Hiasa atau
KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah.
Bulan Imunisasi Anak Nasional atau disingkat BIAN adalah upaya pemberian
imunisasi yang dilaksanakan secara terintegrasi yang meliputi dua (2) kegiatan
sebagai berikut:
Pemberian imunisasi kadang menimbulkan efek samping. Rasa ketakutan pada vaksinasi menjasi lebih
dominan dibanding dengan ketakutan terhadap penyakitnya, padahal akibat dari penyakit jelas lebih
membahayakan dibanding dengan dampak imunisasi. Efek samping vaksinasi ini dikenal dengan Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi
menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf, serta reaksi lainnya. Reaksi lokal ditandai dengan rasa nyeri
di tempat suntikan, bengkak kemerahan di tempat suntikan, dan demam atau ruam.
Berdasarkan masalah yang di atas maka penulis tertarik untuk melaksanakan Kegiatan Webinar Kesehatan
judul Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap bagi Bayi dan Balita Pada bulan Imunisasi Anak
Nasional (BIAN) di Desa Jawilan Kecamatan Jawilan tahun 2022.
A. Permasalahan Mitra
Program Imunisasi Dasar sudah berjalan lama, namun masih masyarakat terutama ibu yang memiliki
bayi dan balita sering kali masih banyaknya yang tidak pernah membawa anak-anak nya ke pusat pelayanan
terpadu (posyandu) untuk pemberian imunisasi dasar lengkap oleh tenaga kesehatan. Hal ini tidak hanya
karena masih banyaknya kurangnya informasi terkait ilmu dan pengetahuan tentang imunisasi sendiri.
Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk peran orangtua untuk tercapai nya imunisasi terhadap anak.
B. Solusi Permasalahan
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam capaian imunisasi dasar lengkap dengan memberikan penyuluhan
pengetahuan pengertian vaksin itu sendiri kepada orangtua penting nya imunisasi untuk kekebalan tubuh anak
nya.
C. Target Luaran
1. Target
Kekebalan tubuh si buah hati dapat kita jaga dengan imunisasi, sehingga para orang tua jangan lupa
untuk memberikan imunisasi kepada balita sesuai jadwal. Dengan kekebalan tubuh yang semakin kuat, maka
balita tidak akan mudah terserang penyakit. Bahkan imunisasi bisa menurunkan angka balita yang sakit dan
angka kematian balita. Singkatnya, jangan tunda imunisasi.
Target pada kegiatan pengabdian masyarakat tentang penyuluhan dalam rangka memberikan informasi
capaian imunisasi dasar lengkap, dalam bentuk Webinar Kesehatan.Edukasi Ciptakan generasi sehat dengan
imunisasi dasar lengkap. , dapat dimaknai sebagai upaya memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
imunisasi dasar paada bayi dan balita secara komprehensif. Target pada kegiatan pengabdian masyarakat
tentang penyuluhan dalam rangka memberikan informasi pengertian, tujuan dan jenis imunisasi dasar
lengkap.
2. Luaran
Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai salah satu kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai faktor lain yang mempengaruhi kejadian permasalahan imunisasi dasar lengkap di
Webinar Kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan pengertian imunisasi dari KBBI dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, maka
dapat dikatakan bahwa imunisasi adalah suatu cara pemberian kuman dengan tujuan untuk membuat imun
tubuh menjadi kebal dan tidak mudah terkena penyakit terutama penyakit-penyakit yang menular.
Pemberian imunisasi merupakan tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit infeksi tertentu
seperti tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tubercoluse atau seandainya terkenapun,
tidak memberikan akibat yang fatal bagi tubuh (Rukiyah & Yulianti, 2010).
Oleh sebab itu, banyak orang yang mengatakan bahwa imunisasi dapat membantu tubuh untuk
membentuk sebuah imun atau antibodi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) imunisasi adalah
pengimunan atau pengebalan (terhadap penyakit). Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang,
sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam
tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan
memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain.
Sistem imun inilah yang perlu dijaga oleh setiap manusia, jika sistem imun tubuh lemah, maka
seseorang tersebut akan rentan terkena penyakit. Sistem imun tubuh ini terdiri dari berbagai macam sel
dan zat-zat yang dihasilkan di dalam tubuh berasal dari hasil kerja sama dengan kolektif dan terorganisir
untuk melawan segala macam kuman yang masuk ke dalam tubuh. Supaya imun tubuh cepat terbentuk,
maka seseorang membutuhkan imunisasi. Hal seperti ini perlu dilakukan kepada para balita karena pada
usia itu imun tubuh seorang belum terbentuk dengan sempurna.
1. Macam-macam Imunisasi
Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahan tubuh secara sendiri agar berbagai
kuman yang masuk dapat dicegah, pertahanan tubuh tersebut meliputi pertahanan nonspesifik
dan pertahanan spesifik, proses pertahanan tubuh pertamakali adalah pertahan tubuh
nonspesifik seperti komplemen dan makrofag dimana komplemen dan makrofag ini yang
pertama kali akan memberikan peranketika ada kuman yang masuk kedalam tubuh (Agloocon,
2009).
Imunisasi dibagi 2 yaitu (Agloocon, 2009)
a. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi proses infeksi
buatan sehingga tubuh mengalami resi imonologi spesifik yang akan menghasilkan respon
seluler dan humoral serta dihasilkan sel memori, sehingga apabila benar- benar terjadi infeksi
maka tubuh secara cepat dapat merespon (Agloocon, 2009).
Kekebalan aktif terjadi bila seseorang membentuk sistem imunitas dalam tubunya.
Kekebalan bisa terbentuk saat seseorang terinfeksi secara alamiah oleh bibit penyakit atau
terinfeksi secara buatan saat diberi vaksin.
Kelemahan dari kekebalan aktif ini adalah memerlukan waktu sebelum si penderita mampu
membentuk antibodi yang tangguh
a. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat imonoglobulin yaitu suatu at yang dihasilkan melalui suatu
proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Agloocon, 2009).
Kekebalan pasif terjadi bila seseorang mendapat daya imunitas dari luar dirinya.
Kekebalan seperti ini bisa didapat langsung dari luar atau secara alamiah (bawaan) (Agloocon,
2009).
1) Imunitas Pasif Didapat
Pada keadaan ini imunitas didapat dari luar misalnya pemberian serum anti tetanus.
Kelebihannya dapat langsung digunakan tubuh untuk melawan penyakit, tapi sayangnya
kekebalan jenis ini mempunyai waktu efektif yang pendek.
Layanan imunisasi yang dikhususkan untuk balita biasanya bisa didapatkan di Posyandu, Puskesmas,
Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Bersalin, dan sebagainya. Bahkan, pemerintah sudah membuat
sebuah anjuran pemberian imunisasi yang wajib diberikan saat si buah hati masih balita, seperti imunisasi
BCG (Bacillus Calmette Guerrine), DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Polio, Campak, dan Hepatitis B.
1. Tujuan Imunisasi
1. Mencegah seseorang terhindar dari penyakit-penyakit yang menular dan membahayakan tubuh.
2. Menambah kekebalan tubuh terutama bagi para balita yang imun tubuhnya belum terbentuk dengan
baik.
3. Membuat pertumbuhan seorang anak menjadi maksimal yang dapat membuat keluarga menjadi senang.
4. Memberikan rasa aman kepada masyarakat terutama anak-anak dengan sistem imunitas tubuh yang
baik.
Macam-Macam Imunisasi
Berikut adalah jenis dan jadwal imunisasi bayi yang dapat Anda ikuti:
Bayi usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV atau Polio suntik, dan Rotavirus
3. Polio dan IPV: Imunisasi Untuk Mencegah Lumpuh Layu pada tungkai dan atau lengan
5. MR/Campak: Imunisasi Untuk mencgah komplikasi radang paru, radang otak dan kebutaan.
Rubela dan (CRS) atau caccat bawaaan saat lahir akibat rubella
Campak Campak merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh
Morbilivirus. Diperkirakan pada tahun 2018, lebih dari 140.000 kematian akibat campak terjadi
terutama pada anak berusia kurang dari 5 tahun. Pada tahun 2020, total 93,913 kasus campak
dilaporkan di dunia, dengan 10 negara yang melaporkan kasus terbanyak adalah Nigeria, Brazil, India,
Kongo, Yaman, Somalia, Pakistan, Uzbekistan, Burundi dan Tanzania. Campak termasuk penyakit yang
menular melalui percikan ludah dengan gejala demam, ruam makulopapular dan gejala lain seperti
batuk, pilek dan/atau konjungtivitis. Campak dapat menyebabkan immune amnesia yang akan
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang membuat penderita rentan untuk terkena penyakit lain
seperti pneumonia, diare dan radang selaput otak. 2. Rubela Rubela adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus rubela. Virus ini menular melalui percikan ludah yang ditandai dengan gejala awal seperti
demam ringan, ruam makulopapular dan pembengkakan pada kelenjar limfe didaerah leher dan
belakang telinga. Virus rubela jika menular pada ibu hamil terutama trimester pertama dapat
menembus sawar plasenta dan menginfeksi janin sehingga menyebabkan abortus, lahir mati atau cacat
berat kongenital (birth defects) yang dikenal sebagai penyakit Congenital Rubella Syndrome (CRS). Pada
tahun 2020, sebanyak 7.420 kasus Rubela dilaporkan secara global. 10 negara yang melaporkan kasus
terbanyak adalah India, Tiongkok, Kongo, Nigeria, Sudan, Yaman, Malaysia, Filipina, Indonesia dan
Pakistan. - 8 - BAB II TINJAUAN PUSTAKA -9- 3. Difteri Difteri adalah penyakit yang diakibatkan oleh
bakteri difteri yang memunculkan gejala utama seperti demam dan nyeri tenggorokan yang disertai
adanya pseudomembran putih keabu-abuan yang sulit lepas, mudah berdarah apabila disentuh atau
dilakukan manipulasi pada area tenggorokan. Penyakit ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi
seperti gagal jantung dan gangguan ginjal sehingga memiliki tingkat kematian yang tinggi. Pada tahun
2017, WHO melaporkan sebanyak 8.819 kasus difteri terjadi di dunia dengan hampir 90% terjadi di
regional Asia Tenggara. India, Nepal dan Indonesia menyumbangkan sekitar 96-99% kasus difteri di Asia
Tenggara. 4. Polio Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini jika
menyerang sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan anggota gerak dan/atau kelumpuhan
otot pernafasan. Kasus polio yang diakibatkan oleh virus polio liar sudah turun lebih dari 99% sejak
tahun 1988 yaitu dari sekitar 350.000 kasus pertahun menjadi sekitar 33 kasus pertahun di tahun 2018.
Pakistan dan Afghanistan menjadi negara yang masih endemis untuk polio liar hingga saat ini. Eradikasi
polio ditargetkan untuk dapat tercapai di tahun 2026. 5. Pertusis Pertusis atau batuk rejan adalah
penyakit infeksi bakteri Bordetella pertusis yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit ini menular
melalui percikan ludah dan biasanya diawali dengan gejala demam, batuk dan pilek. Penyakit ini sangat
berbahaya terutama jika menginfeksi bayi, yang dapat menyebabkan kematian. Pada tahun 2018
diperkirakan terdapat lebih dari 151.000 kasus pertusis di tingkat global. Jumlah ini sudah sangat jauh
berkurang dengan adanya program imunisasi, dimana di tahun 2018 terdapat 129 negara yang telah
mencapai cakupan vaksinasi DPT3 sebesar 90%.
kegiatan imunisasi kejar berupa pemberian satu
atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status
imunisasi anak usia 12 sampai dengan 59 bulan.
1
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Rencana Kegiatan
3. Prosedur Kerja
4. Pelaksanaan Kegiatan
2
B. Kualifikasi Anggota Tim Pelaksana
Personil yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari seorang ketua
pelaksana, 5 orang mahasiswa Propesi Bidan UIMA, dan 20 orangpeserta
perwakilan ibu bayi,kader dan apparat desa.
3
BAB IV
JADWAL KEGIATAN
A. Jadwal Kegiatan
No Jadwal Kegiatan
Juli Agustus
1. Perencanaan
2. Penyusunan proposal
3. Penyajian Proposal
4. Kegiatan Webinar
6. Pengumpulan laporan
B. PEMBICARA
D. KEPANITIAAN : (terlampir)
4
SUSUNAN ACARA WEBINAR
09.30 -09.45 Sambutan Dosen Perwakilan Prodi Madinah Munawaroh S.ST MKM.
5
TIM PELAKSANA
:
Moderator Eva Nurilfala
:
Ketua Emi Zulfatmawati
:
Sekertaris Siti Hidayatun
:
Bendahara Reddina N
:
Nara Sumber/ Pembicara Lestari Sugiarsih
Kebutuhan
Sewa Zoom 1 - -
Pembicara 1 1 - -
Open speech 1 - -
Close speech 1 - -
Pemasukan