Disusun Oleh :
St. Nabilah Mardhiyah
112229058
Judul : Asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny. N.A neonatus aterm
fisiologis
Tanggal:
Mahasiswa,
Pembimbing Klinik
TPMB Sudjiati Frans
Pembimbing Akademik
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif
Asuhan Kebidananpada bayi dan balita dengan pemberian imunisasi DPT-HB-
HIB.Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dari Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Laporan
Komprehensif ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G.,Subsp.F.E.R selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
2. Dr. dr. Budi Prasetyo,Sp.O.G.,Subsp.Obginsos selaku Koordinator
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya
3. Sudjiati Frans, S.ST., Bd.,MM, selaku Pembimbing klinik di TPMB
Muntianah, S. ST
4. Dizza Budiono, S.Keb., Bd., M. Sc, selaku pembimbing akademik Prodi
Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
5. Seluruh staf di TPMB Sudjiati Frans, yang telah memberikan bimbingan
dan arahan serta pengalaman baru bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis menerima kritik dan saran. Semoga Laporan Komprehensif ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
Usia
Kehamilan
24 hari bakal paru-paru sudah terbentuk
26-28 hari Bakal bronchi membesar
6 minggu Segmen bronchus terbentuk
24 minggu Alveolus terbentuk
28 minggu Surfaktan terbentuk
34-36 minggu Surfaktan matang
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah lahir pertukaran gasmelalui paru– paru bayi (Armini,
Sriasih, dan Marhaen, 2017).
2. Rangsangan untuk gerak nafas
Menurut Legawati (2018) rangsangan gerakan pertama terjadi karena
beberapa hal berikut:
a) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi
mekanik).
b) Penurunan PaO2 (tekanan parsial oksigen) dan peningkatan PaCo2
(tekanan parsial karbon dioksida) merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi).
c) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus
(stimulasi sensorik).
d) Reflek deflasi hering
3. Upaya pernafasan Bayi
Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk megeluarkan cairan dalam paru
dan mengembangkan jaringan alveoli paru untuk pertama kali. Untuk
mendapatkan fungsi alveoli harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran
darah melalui paru.Surfaktan megurangi tekanan permukaan dan
membantu menstabilkan dinding alveoli pada akhir persalinan sehingga
tidak kolaps.
4. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler
Setelah bayi lahir paru akan berkembang menyebabkan tekanan arteriol
dalam paru berkurang. Tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta
desenden naik dan karena rangsangan biokimia duktus arterious
berobliterasi ini terjadi pada hari pertama
5. Perubahan pada sistem Termogulasi
Noordiati (2018) menjelaskan ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu
lingkungan yang rendah dari suhu di dalam 10 rahim. Perubahan sistem
termoregulasi empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan
bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya yaitu evaporasi, konduksi,
konveksi dan radiasi.
6. Perubahan pada Sistem Renal
Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasya kecil hingga
setelah lahir.Urin bayi encer, berwarna kekuningkuningan dan tidak berbau.
Warna cokelat disebabkan oleh lendir bekas membran mukusa dan udara
asam akan hilang setelah bayi banyak minum.
7. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal
Kemampuan bayi cukup bulan menerima dan menelan makanan terbatas,
hubungan esofagus bawah dan lambung belum sempurna, sehingga mudah
gumoh terutama bayi baru lahir dan bayi muda. 11 Kapasitas lambung
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi cukup bulan (Noordiati. 2018).
8. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa
sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar, sehingga BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari
metabolisme karbohidrat dan lemak.
9. Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan
kadarnatriumrelatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler
luas. Fungsi ginjalbelum sempurna karena: (a)Jumlah nefron masih belum
sebanyak orang dewasa (b)Tidak seimbang antara luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal
10. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
11. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang
didapat.Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang
berfungsi mencegah atau meminimalkan infeksi. (Walyani dan Purwoastuti,
2015:135).
12. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam
keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidak
seimbangan hepar untuk menghilangkan bekas penghancuran dalam
peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015).
1.6 Asuhan Segera pada Bayi Baru Lahir Normal
1.1.4 Perawatan Segera BBL
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir merupakan
bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti penilaian APGAR skor,
jaga bayi tetap hangat, isap lendir dari mulut dan hidung bayi (hanya jika perlu),
keringkan, klem dan potong tali pusat, IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg
intramuskular, beri salep mataantibiotika pada keduamata, pemeriksaan fisik,
imunisasi hepatitis B 0.5 ml intramuscular dan pemeriksaan fisik pada bayi baru
lahir
1. Melakukan Penilaian dan Inisiasi Pernafasan Spontan
Skor Apgar didefinisikan sebagai ukuran fisik kondisi bayi yang baru lahir,
Skor APGAR memiliki poin maksimal, dengan dua 14 kemungkinan untuk
setiap detak jantung, otot, respons terhadap stimulasi, dan pewarnaan kulit.
Keterangan:
Nilai 1-3 asfiksia berat
A. Data Subjektif
1. Identitas anak
Nama : M. K
Tanggal lahir : 09/06/ 2023
Umur : 3 bulan
Jenis kelamin : Laki- laki
Anak ke- :1
2. Identitas orang tua
Nama : Ny. S Nama : Tn. A
Umur : 23 th Umur : 29 th
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat :TWB 11/36
3. Alasan Kunjungan
Ini merupakan waktu untuk kunjungan imunisasi DPT-HB-HIB dan polio
Masalah/keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Imunisasi
Status imunisasi pada buku KIA :
-Hepatitis B (Hb 0): Tanggal 9/6/2023
-BCG : Tanggal 26/6/ 2023
-Polio tetes 1 : Tanggal 26/6/ 2023
5. Riwayat ASI Eksklusif
Bayi mendapatkan campuran Asi dan juga susu formula.
6. Riwayat Persalinan
Usia Kehamilan : 38-39 minggu
BB Lahir : 2900 gram
PB Lahir : 49 cm
Jenis persalinan : Normal
Penyulit : Ibu mengatakan melahirkan di rumah sakit dengan indikasi kehamilan
dengan hepatitis.
7. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan bayinya tidak sedang mengalami sakit.
8. Riwayat penyakit lalu
Ibu mengandung bayinya dalam keadaan ibu di diagnosa hepatitis. Ibu juga
mengatakan bayinya tidak pernah menderita sakit batuk pilek,
demam,maupundiare.
9. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit
imunokompromaissepertiHIV dan Kanker, tidak ada riwayat penyakit menurun
seperti asma, DM, jantung,hipertensi, serta tidak ada anggota keluarga yang
memiliki penyakitmenular sepertiTBC. Ibu di diagnosa menderita hepatitis.
10. Pola Fungsional
a. Nutrisi
Ibu mengatakan sejak lahir sampai berumur 2 bulan bayinya diberikan ASI dan
susuformula, dengan frekuensi ASI lebih sering daripada susu formula. Susu
formuladiberikan apabila ASI ibu yang keluar sedikitsehingga pada jam tersebut
bayimendapat susu formula. Apabila ASI ibu berlimpah kembali, bayi hanya
mendapat ASIsaja. Frekuensi menyusui 2-3 jam sekali dengan durasi +15 menit.
b. Eliminasi
Ibu mengatakan frekuensi bayi BAK adalah 3-4 kali sehari.
Frekuensi BAB bayi adalah 2-3 kali perhari. Dan tidak ada keluhan BAK
atauBAB bayi.
c. Istirahat
Ibu mengatakan bayi tidur dalam sehari kurang lebih13 jam dengan durasi
tidurmalamlebih lama dibandingkan tidur siang.
d. Personal Hygiene
Ibu mengatakan bayi dimandikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
11. Riwayat Psikososial budaya
Ibu mengatakan bayinya diasuh oleh ibu dibantu dengan mertua. Ibu
hanyatinggal di rumah bersama anak dan suami, namun setelah melahirkan, ibu
mertua datang dan ikut membantu mengasuh bayi. Bayi ini merupakan anak
pertama dari pernikahan ibu. Ibu tidak memiliki hewan peliharaan serta tempat
tinggalnya bersih dan rapi.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Suhu : 36, 5 0C
Nadi : 100x/menit
Pernafasan : 50x/menit
2. Pengukuran antropometri
Berat Badan : 6300 gr
Panjang Badan : 55 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
Lingkar Lengan : 10 cm
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Ubun-ubun tidak cekung
Muka : tidak kemerahan
Mata : sklera putih dan konjungtiva tidak pucat.
Hidung : tidak terdapat pengeluaran lendir atau secret
Mulut : tidak terdapat bercak putih
Leher : tidak ditemukan pembesaran kelenjar tyroid dan bendunganvena jugularis.
b. Dada : tidak terdapat massa abnormal serta tidak ada suara ronchi atau
wheezing.
c. Perut : tidak ada massa abnormal dan pembesaran hepar.
d. Kulit : bayi tidak kuning
e. Ekstremitas : tidak ada tanda sianosis, akral hangat, dan kuku tidak melebihi
jari-jari.
C. Analisis
Diagnosis : Bayi cukup bulan usia 3 bulan
Masalah : Tidak ada
D. Planning
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi
sehat dan dapat menerima imunisasi
Evaluasi : Ibu mengetahui kondisi bayinya.
2. Menjelaskan pada Ibu tentang pentingnya imunisasi DPT-HB-HIB bahwa
imunisasi DPT-HB-HIB itu penting bertujuan untuk mencegah penularan
Difteri, pertusis dan tetanus- Hepatitis B dan juga Haemophilus Influenza
tipe B.
Evalausi : Ibu paham
3. Memberikan informed consent pada ibu bahwa bayinya akan diberikan
imunisasi DPT-HB-HIB
Evaluasi : Ibu setuju bayinya diimunisasi.
4. Menyiapkan alat-alat secara ergonomis
5. Mencuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir
6. Menggunakan sarung tangan
7. Membaca nama vaksin, tanggal kadaluarsa, & melihat warna indikator
VVM
8. Menghisap vaksin dari vial dengan menggunakan spuit sebanyak 0,5 ml.
9. Mengatur posisi bayi
10. Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi (1/3 bagian lateral paha kanan
atas).
11. Membersihkan daerah yang akan diinjeksi dengan kapas DTT dari tengah
ke luar, secara melingkar sekitar 5 cm. Tunggu hingga kering.
12. Mengangkat kulit daerah suntikan dengan ibu jari dan telunjuk.
13. Menusukkan jarum ke dalam kulit dengan sudut 90 derajat (injeksi Intra
Muscular).
14. Melakukan aspirasi kemudian mendorong pangkal piston dengan ibu jari
tangan kanan dan memasukkan vaksin secara perlahan.
15. Menarik jarum suntik dengan cepat setelah semua vaksin masuk.
16. Menekan daerah suntikan dengan kapas DTT.
17. Merapikan alat-alat dan membuang spuit ke dalam safety box.
18. Membersihkan sarung tangan lepas secara terbalik dan merendam dalam
laruta klorin.
19. Memberikan penjelasan kepada orangtua sehubungan dengan hasil
imunisasi, efek samping, dan obat penurun panas untuk mengantisipasi
efek samping berupa panas, serta kapan jadwal imunisasi selanjutnya.
Evaluasi : Ibu paham penjelasan yang diberikan
20. Menganjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan
mengenai bayinya.
Evaluasi : Ibu paham
21. Menuliskan pada buku KIA jadwal imunisasi berikutnya yaitu DPT-HB-
HIB-Hb-Hib 3 dan polio 4, tgl 23 september 2023.
Evaluasi : Telah dilakukan
22. Mendokumentasi tindakan dalam buku KIA dan kohort bayi.
Evaluasi : Telah dilakukan.
BAB 4
PEMBAHASAN
1. Kesimpulan
Asuhan kebidanan melalui laporan komprehensif ini yaitu
pemberian imunisasi DPT-HB-HIB pada bayi M.K usia 3 bulan.
Pemberian imunisasi sudah dilakukan sesuai dengan prosedur kerja yang
berlaku. Asuhan dilakukan sesuai dengan kebutuhan bayi dan bayi dalam
kondisi sehat tanpa adanya kelainan yang ditemukan.
2. Saran
1. Bagi TPMB
Diharapkan pihak TPMB dapat meningkatkan pengetahuan orang
tua tentang jadwal pemberian setiap imunisasi dasar wajib ( BCG,
Polio, DPT-HB-HIB, HB dan campak), efek KIPI dan berapa kali
pemberian imunisasi serta tujuan imunisasi dengan mengadakan
penyuluhan kesehatan secara berkala.
2. Bagi Masyarakat
Disarankan bahwa orang tua yang sibuk sebaiknya meminta
bantuan dari keluarga sebagai pengganti untuk membawa ke TPMB,
posyandu atau puskesmas untuk diimunisasi dan pihak ibu disarankan
juga menambah inisiatif untuk menghadiri penyuluhan kesehatan yang
diadakan oleh pihak TPMB.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI 2015, Buku Ajar Imunisasi. 2nd edn, Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan, Jakarta.
Kemenkes RI 2016, Profil Kesehatan Tahun 2016. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, UNICEF. Imunisasi Rutin pada
Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia : Persepsi Orang tua dan
Pengasuh Agustus 2020. 2020;1—16.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Imunisasi Pada Masa
Pandemi Covid-19. Jakarta : Kemenkes RI; 2020.
Mantel C, Cherian T. New immunization strategies: adapting
toglobalchallenges.Bundesgesundheitsblatt-Gesundheitsforschung
Gesundheitsschutz. 63.(1) 2020; 25-31.
Mardianti, M., & Farida, Y. (2020). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Desa Rengasdengklok Selatan
Kabupaten Karawang. Jurnal Kebidanan Indonesia : Journal Of Indonesia
Midwifery, 11(1): 17
Nandi, A., & Shet, A. (2020). Why vaccines matter: understanding the broader
health, economic, and child development benefits of routine vaccination.
Human Vaccines & Immunotherapeutics, 16(8), 1900–1904.
https://doi.org/10.1073/pnas.1704507114
Orenstein WA, Ahmed R. Sederhananya: Vaksinasi menyelamatkan nyawa. Proc
Natl Acad Sci US A. 2017 18 April; 114 (16):4031-4033. [ Artikel gratis
PMC ] [ PubMed ] [ Daftar referensi ]
Permenkes RI. No:12 Th:2017. Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Republik
Indonesia. 2017
Senewe, M. S., Rompas, S. & Lolong, J., 2017. Analisis Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Di
Puskesmas Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Madya Manado.
EJournal Keperawatan, Volume 5 No. 1.