Disusun oleh :
NIM : P27224019068
Semester V
Disusun oleh :
NIM : P27224019068
Profesi Semester V
Disetujui oleh,
Pembimbing Lahan
Tanggal :
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : Anik Kurniawati,S.Si.T.,M.Keb
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan kasus yang berjudul Laporan
Kasus “Asuhan Kebidanan Bayi Balita Sehat Dengan Imunisasi MR Pada BY.G Usia 9
Bulan di Puskesmas Baki.”
Dalam penyusunan laporan ini saya telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu dengan rasa yang tulus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
:
1. KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surakarta yang telah memberi dukungan dan motivasinya guna
terselesainya laporan kasus ini.
Penulis,
(Aulia Haerizqa)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi di luar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka
kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur
satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin
memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang
memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan
bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai
kesempatan hidup yang kecil.
Tingkat kesehatan ibu dan anak merupakan salah salah satu indikator di suatu negara.
Angka kematian maternal dan neonatal masih tinggi, salah satu faktor penting dalam upaya
penurunan angka tersebut dengan memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
yang berkualitas keadaan masyarakat yang belum terlaksana. (Prawirohardjo, 2009 ; 54 ).
Menurut WHO, setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami
asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian
bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit
terdapat satu bayi meninggal. Penyebab kematian BBL di indonesia adalah BBLR 29%,
Asfiksia 27%, trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital
(JNPK-KR, 2008; h.145)
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang berkualitas maka
petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan
pelayanan essensial neonatal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan kebidanan Bayi Sehat pada By. Ny. G Usia 9
bulan di Puskesmas Baki
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada By. Ny. G usia 9 bulan.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar dari pengkajian data yang sudah
dilakukan.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial dari penelitian
kasus ini
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan yang membutuhkan penanganan
segera.
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan Asuhan imunisasi MR By. Ny. G usia 9
bulan.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dari perencanaan diatas.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah dilakukan.
C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang asuhan bayi baru lahir.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang asuhan
bayi baru lahir serta sebagai penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan.
3. Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi
serta masalah pada bayi sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan
bayinya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Pengertian Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
a. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu dengan berat badan antara 2500 gram sampai 4000 gram nilai
apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. (Rukiyah, 2010; hal. 2)
b. Neonatus adalah bayi baru lahir sampai 28 hari pertama kehidupan (Surasmi,
2003).
c. Bayi adalah manusia yang berusia 28 hari sampai usia 24 bulan.
d. Balita adalah singkatan dari bawah lima tahun. Manusia dalam masa balita berumur
2 sampai 5 tahun. Pada masa-masa balita balita biasanya sudah dapat berjalan atau
berlari, menggunakan banyak energi untuk melakukan aktivitas.
e. Anak pra sekolah yaitu anak yang berusia aniara 3-6 tahun menurut Biechler
dan Snowman (1993).
2. Kebutuhan Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kekebalan aktif seseorang
terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh bayi atau
anak. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi untuk mencapai kadar kekebalan
diatas ambang perlindungan (Depkes, 2005). Yang dimaksud dengan imunisasi
dasar lengkap menurut Ranuh dkk (2001), adalah pemberian imunisasi BCG 1x,
hepatitis B 3x DPT 3x, polio 4x, dan campak 1x sebelum bayi berusia 1 tahun.
e. Jadwal Imunisasi
1) Imunisasi Dasar
Umur Jenis
0 bulan Hepatitis B0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-Hb-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
Sumber: Depkes RI 2008
2) Imunisasi lanjutan pada anak <3 tahun (imunisasi booster)
Umur Jenis
18 bulan DPT-HB-Hib
24 bulan Campak
B. Teori Kebidanan
Manajemen Kebidanan
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu:
a. Langkah I : Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data
yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama
untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien. (Ambarwati, 2010), meliputi :
1) Data Subjektif
Yaitu informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien (anamnesis) atau dari
keluarga (Hidayat, 2008).
a) Biodata Pasien :
(1) Nama bayi
Digunakan untuk membedakan antar bayi yang satu dengan yang lain
(Marmi, 2012).
(2) Umur
Untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis bayi tersebut
normal sesuai dengan umurnya. (Matondang, 2013)
(3) Tanggal/jam lahir
Untuk mengetahui kapan bayi lahir. (Kosim, 2004)
(4) Berat badan/panjang badan
Untuk mengetahui berat badan bayi, mengidentifikasi dan mengantisipasi
masalah yang berhubungan dengan berat lebih rendah dan untuk
mengukur panjang badan bayi. Normal berat badan bayi adalah 2500-
4000 gram dan panjang badan bayi 48-52 cm. (Putra, 2012)
(5) Jenis kelamin
Untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilai baku,
insiden seks, penyakit-penyakit seks. (Matondang, 2013)
(6) Nama ibu/ayah
Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dengan orang lain. (Matondang,
2013)
(7) Umur
Untuk menambah keakuratan data. (Matondang, 2013)
(8) Pekerjaan
Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena
ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. (Ambarwati, 2010)
(9) Agama dan suku bangsa
Untuk memantapkan identitas serta untuk mengetahui perilaku seseorang
tentang kesehatan dan penyakit yang sering berhubungan dengan agama
dan suku bangsa. (Matondang, 2013)
(10) Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat pengetahuannya.
(Matondang,2013).
(11) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
(Matondang, 2013)
b) Data Ibu
Data ibu yang meliputi :
Riwayat obstetri, frekuensi ANC, Imunisasi TT, Obat/jamu yang dikonsumsi,
kenaikan BB, riwayat penyakit penyerta, komplikasi selama hamil, serta
riwayat persalinan terakhir.
c) Keadaan BBL
2) Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan, data penunjang. (Hidayat, 2008).
a) Pemeriksaan Khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama, kelima, dan
kesepuluh untuk mengetahui gejala sisa, meliputi : Appearance (warna kulit),
Pulse rate (frekuensi nadi), Grimace (reaksi rangsang), Activity (tonus otot),
Respiration (pernafasan) (Kosim, 2005).
b) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, lemah dari pasien
(Saifuddin, 2003).
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar
penuh yaitu memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang
diberikan, apatis yaitu acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, gelisah
yaitu tidak responsive terhadap rangsangan ringan dan masih memberikan
respon terhadap rangsangan yang kuat, koma yaitu tidak dapat bereaksi
terhadap stimulus atau rangsangan apapun) gerakan yang ekstrem dan
ketegangan otot. (Hidayat, 2009)
(3) Tanda-tanda Vital, meliputi :
(a) Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam satu menit,
sehingga diketahui normal atau tidaknya nadi bayi tersebut.
Normalnya yaitu 120-160 kali/menit. (Putra, 2012)
(b) Pernafasan BBL normal 30-60 kali/menit, tanpa retraksi dada dan
tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. (Sudarti, 2013).
(c) Suhu
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. Suhu bayi normalnya
adalah 36,5-37,7⁰C. (Sudarti, 2013)
c) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala
Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal hematoma,
hidrosefalus, ubun-ubun kecil (Sudarti, 2013).
(2) Mata
Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva
dan kesimetrisan (Sudarti, 2013).
(3) Hidung
Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013).
(4) Telinga
Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi terkejut/menangis dalam
reaksi terhadap bunyi yang keras (Varney, 2007).
(5) Mulut
Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital labio-palatoskisis,
trush, sianosis, mukosa kering/basah (Sudarti, 2013).
(6) Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah keretakan pada clavikula
(normal, rata atau tanpa gumpalan di sepanjang tulang simetris)
(Varney,2007).
(7) Dada
Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung, dan pernafasan (Sudarti,
2013).
(8) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, bentuk, perdarahan tali pusat,
dinding perut, adanya benjolan, gastroskisis, omfalokel (Sudarti, 2013).
(9) Kulit
Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam, mongolian, memar, dan
setiap trauma kelahiran. (Chapman, 2006)
(10) Genetalia
Kelamin laki-laki : testis berada dalam penis berlubang dan ada di ujung
penis. Kelamin perempuan : vagina, uretra berlubang, labia mayora, dan
labia minora. (Sudarti, 2013).
(11) Ekstermitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili, adakah tulang yang
retak misalnya clavikula. (Varney, 2007).
(12) Tulang Punggung
Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa, lekuk atau tonjolan
(Varney, 2007).
(13) Anus
Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani. (Sudarti, 2013).
d) Pemeriksaan Reflek
(1) Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggungg dengan posisi 45 derajat,
dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan 10 derajat, normalnya akan terjadi
abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan (Dewi, 2012).
(2) Reflek rooting
Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut (Dewi, 2012).
(3) Reflek walking
Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan dan kaki
akan bergantian dari fleksi ke ekstensi (Dewi, 2012).
(4) Reflek grasping
Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa meletakkan jari
telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat (Dewi, 2012).
(5) Reflek sucking
Reflek menghisap dan menelan yaitu dilihat pada waktu bayi menyusu
(Dewi, 2012).
(6) Reflek tonic neck
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke satu sisi dengan
badan ditahan, ekstermitas terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi
ekstermitas pada sisi lain fleksi. Pada keadaan normal, bayi akan berusaha
untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke sisi pengujian saraf asesori
(Dewi, 2012)
e) Pemeriksaan Antropometri
(1) Lingkar kepala
Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar
oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali
pengukuran, normlanya pada bayi 32-37 cm. (Chapman, 2006).
(2) Lingkar dada
Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah 30-38 cm. (Putra,
2012).
(3) Berat badan
Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui pertumbuhan bayi
sehingga diketahui normal atau tidaknya pertumbuhannya. Berat badan
normal bayi adalah 2500-4000 gram (Putra, 2012).
(4) Panjang badan
Bervariasi antara 48-52 cm.(Dewi, 2012).
f) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari 6 kali per hari. Dicurigai
diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lender
atau darah (Sudarti, 2013).
g) Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium (Sulistyawati, 2009).
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah,
dan kebutuhan bayi berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan (Sudarti,
2013).
1) Diagnose kebidanan
Menurut Hani dkk (2010), diagnose kebidanan adalah diagnose yang
tegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standart
nomenklatur diagnosis kebidanan.
a) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang menggambarkan pendokumentasian
hanya pengumpulan data klien melalui anamnesis tanda gejala subjektif
yang diperoleh dari bertanya dari pasien dan atau keluarga (Rukiyah dkk,
2009).
b) Data Objektif
Data objektif adalah data yang menggambarkan pendokumentasian hasil
analisa dan fisik klien, yang dirumuskan dalam data focus (Rukiyah dkk,
2009).
2) Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari
hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Hani dkk, 2010).
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data (Hani dkk, 2010).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi memungkinkan dilakukan pencegahan dan kolaborasi
dengan dokter dapat dilakukan, menunggu sambil menunggu pasien, bidan
bersiap-siap bila masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).
d. Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini perlunya tindakan segera bidan atau dokter dan atau ada hal
yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai kondisi bayi (Sudarti, 2013).
e. Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditemukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah teridentifikasi atau
diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi
juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi pasien tersebut yaitu apa
yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati, 2010).
f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
dilaksanakan secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009).
g. Langkah VII : Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan
melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan bidan.
Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan secara terus-menerus untuk
meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan
kondisi atau kebutuhan klien. (Hidayat, 2008).
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS BAKI
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas
a. Bayi
Nama : By.G
Tanggal/Jam Lahir : 10 Februari 2021 / 10.00 WIB
Umur : 9 Bulan
Jenis Kelamin : Laki laki
b. Orang tua
Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah Tn. R
Umur : 25 th Umur : 30 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Menuran Alamat : Menuran
2. Alasan datang / Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin imunisasi Measles Rubella (MR) pada anaknya
By. G usia 9 bulan
3. Riwayat Kelahiran
a. Tanggal Lahir : 10 februari 2021
b. Jenis Persalinan : Spontan
c. Penolong : Bidan
d. Berat Badan : 3000 gram
e. Panjang Badan : 49 cm
f. Lingkar Kepala : 34 cm
g. Lingkar Dada : 32 cm
h. Komplikasi : Tidak ada
i. Laktasi : Bayi telah diberikan ASI 1 jam
setelah lahir.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa anaknya sekarang dalam keadaan sehat dan
tidak sedang sakit
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami sakit batuk dan pilek
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga saat ini dalam keadaan sehat, tidak
sedang sakit
d. Riwayat Penyakit Menular, Kronis, Genetis
Keluarga mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menurun
seperti diabetes, darah tinggi, asma, tidak pernah atau sedang
menderita penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, dan juga tidak
mempunyai riwayat penyakit kronis seperti jantung.
5. Riwayat Imunisasi
DPT-HB-Hib Lanjutan
Campak Lanjutan
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x sehari
Macam : Nasi,Sayur,Lauk,Buah yang dihaluskan
Jumlah :1/2-1 Porsi
Keluhan : Tidak ada
Minum
Frekuensi : 5-7x/sehari
Macam : Asi,Air Putih,Sari Buah
Keluhan : Tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1-2 kali sehari
Warna : Kuning
Bau : Khas Feses
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak Ada
BAK
Frekuensi : 4-6 kali sehari
Warna : Jernih
Bau : Khas urine
Konsistensi : Cair
Keluhan : Tidak Ada
c. Istirahat
Tidur Siang : 2-3 Jam
Tidur Malam :8 Jam
d. Aktifitas
Ibu mengatakan anaknya bergerak aktif merangkak dan bermain
meraih benda di dekatnya
e. Hygiene
Mandi :2x/hari
Keramas :3x/minggu
Sikat gigi :2x/hari
Ganti Pakaian :2x/hari
Ganti Popok : Setiap BAK dan BAB
7. Data Sosial Budaya
a. Pandangan Keluarga Terhadap Kesehatan
Keluargapeduli terhadap kesehatan, misalnya keluarga sebelum
makan dan sesudah makan dan minum tmencuci tangan dengan
sabun, membuang sampah pada tempatnya.
b. Keadaan Lingkungan
Ibu mengatakan bahwa lingkungan bersih, air berasal dari sumur.
8. Pertumbuhan dan perkembangan
Bayi sudah dapat merangkak,menjelajahi ruangan dengan berjalan kaki
perlahan dan berpegangan pada sofa,meja,dll,menunjuk benda dengan jari
nya,mengeluarkan benda dalam kotak dan memindahkan mainan dari suatu
tempat ke tempat lain
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Panjang Badan : 72 cm
Berat Badan : 8 kg
Lingkar kepala :42 cm
o
Suhu : 36,4 C
Nadi : 100 x/m
Respirasi : 40 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inpeksi
Kepala : kulit kepala bersih,mesochepal, terdapat caput
succedaneum
Muka : Bersih, sedikit pucat, tidak ada odema
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,Sclera Putih
Hidung : Simetris, tidak terdapat polip, lubanh hidung
lengkap
Telinga : Simetris, tidak ada serumen,bersih
Mulut : Bibir bewarna merah,tidak labio skiziz, tidak
sianosis,lidah bersih
Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
Perut : Normal, tidak kembung
Genetalia : Tidak ada kelainan, bersih, tidak ada kemerahan
atau iritasi,testis sudah trun ke skrotum
Ekstremitas :
Atas : Simetris, jumlah jari lengkap, pergerakan aktif
Bawah ; Simetris, jumlah jari lengkap, pergerakan aktif
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada
pembesaran vena jugularis
Abdomen : Tidak kembung
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosis
By.G usia 9 bulan dengan imunisasi MR
Masalah
Tidak Ada
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN
Tanggal : 22 November 2021
Jam : 09.05 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan anak dengan cara menyapa
pasien dengan ramah, tanyakan dan dengarkan keluhan.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa anaknya dalam keadaan normal
3. Memberi tahu KIE tentang imunisasi MR
Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi terhadap
penyakit tertentu. Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit campak. Imunisasi campak diberikan dosis 1 pada saat anak berumur
9 bulan dan diulang 6 bulan kemudian. Jika terjadi wabah campak, dan ada bayi
yang belum berusia 9 bulan, maka imunisasi campak boleh diberikan.
Kontraindikasi pemberian vaksin campak adalah sebagai berikut :
g) Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38⁰C
h) Gangguan system kekebalan
i) Pemakaian obat imunosupresan
j) Alergi terhadap protein telur
k) Hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
l) Wanita hamil
Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare,
konjungtivitis, dan gejala katarak serta ensefalitis (jarang).
4. Menyiapkan alat dan imunisasi MR
5. Memberikan injeksi pada lengan kiri secara sub cutan sebanyak 0,5 mL
6. Memberitahu ibu waktu kembali bayi mendapatkan imunisasi berikutnya yaitu
boster DPT HB Hib pada saat anaknya berusia 18 bulan (ibu mengerti kapan
anaknya untuk imunisasi berikutnya).
7. Pendokumentasian tindakan pada buku KIA bayi
VII. EVALUASI
Tanggal :22 November 2021
Jam : 09.15 WIB
1. Ibu dan anaknya merasa nyaman
2. Ibu mengerti keadaan anaknya dalam keadaan normal
3. Ibu mengerti dan paham manfaat, kontra indikasi dan efek samping
imunisasi MR pada anaknya
4. Alat sudah disiapkan
5. Injeksi telah dilakukan
6. Ibu mengerti jadwal kembali anaknya untuk imunisasi selanjutnya
7. Telah dilakukan pendokumentasian tindakan
BAB IV
PEMBAHASAN
Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi terhadap penyakit
tertentu. Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan dan
diulang 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara sub kutan sebanyak 0,5 mL. jika
terjadi wabah campak, dan ada bayi yang belum berusia 9 bulan, maka imunisasi
campak boleh diberikan. Kontraindikasi pemberian vaksin campak adalah sebagai
berikut :
a) Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38⁰C
b) Gangguan system kekebalan
c) Pemakaian obat imunosupresan
d) Alergi terhadap protein telur
e) Hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
f) Wanita hamil
Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare,
konjungtivitis, dan gejala katarak serta ensefalitis (jarang).
Meninjau asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi berdasarkan manajemen
yang digunakan melalui 7 langkah Varney didapatkan diagnosa By. Ny. D sehat, normal, umur
9 bulan imunisasi MR. Jadwal Pemberian Imunisasi Hb-0 pada umur 0-7 hari, BCG dan Polio1
pada umur 1 bulan, DPT/Hb1 dan Polio2 pada umur 2 bulan, DPT/Hb2 dan Polio3 pada umur 3
bulan, DPT/Hb3 dan Polio4 pada umur 4 bulan, dan Campak pada umur 9 bulan. (Depkes RI,
2008). Pada kasus ini diperoleh data subjektif bahwa By. Ny. G umur 9 bulan, maka anak perlu
mendapatkan imunisasi MR. Asuhan yang diberikan kepada bayi dan orang tua adalah
memeriksa keadaan bayi, memberitahu hasil pemeriksaan kepada orang tua, memberikan KIE
efek samping dari imunisasi MR, dan memberitahu ibu kapan harus melakukan imunisasi
selanjutnya yaitu penta boster.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada bayi sehat, umur 9 bulan dengan imunisasi Measles Rubella Imunisasi
sudah dilakukan sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap.
2. Saran
a. Bagi Klien
Agar asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi lebih efektif dan tingkat
keberhasilannya optimal maka perlu adanya sikap kooperatif dari klien. Selain itu, informasi
yang telah diberikan oleh bidan diharapkan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Bidan
Bidan harus bisa memberikan informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan klien. Agar
klien tertarik untuk bersikap kooperatif dengan bidan sebagai sumber informasi. Selain itu
bidan dapat menyampaikan informasi atau jadwal yang sudah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA