Disusun Oleh
KELOMPOK 1
1. Aan Darma Putri 07210400125
2. Ambar Kuswati 07210200028
3. Dessy Indah Pratiwi 07210400131
4. Eka Meilani 07210200031
5. Eka Pudji Susanti 07210400128
6. Mutiara Halpadma 07210200041
7. Ratna Sari Dewi 07210400123
8. Renny Anggraini 07210400130
9. Rita Zulherni 07210200032
10. Seni Prihatini 07210400129
11. Wahyu Pujiwati 07210400131
Telah disahkan
di Jakarta, tanggal 10 Agustus 2022
Mengesahkan
Koordinator Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Universitas Indonesia Maju
I
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah Disahkan
Jakarta, Tanggal 10 Agustus 2022
Disetujui Oleh,
Menyetujui Menyetujui
Penanggung Jawab Praktik Komunitas Pembimbing Praktik Komunitas
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan Kebidanan Komunitas ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas
dari bimbingan dan dukungan pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju.
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrachman, SH, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Retno Sugesti, S.ST., M.Kes., Selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju
9. Maryam Syarah, S.ST, MKM., Selaku Pembimbing Praktik Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas
10. Seluruh dosen Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Indonesia Maju yang
telah memberikan ilmu pengetahuannya selama duduk di bangku kuliah.
11. Terima kasih kepada orang tua saya yang tidak henti-hentinya mendoakan,
mendukung, memberikan nasihat, semangat serta motivasi dalam penyusunan
penulisan ini.
12. Rekan-rekan seperjuanganku yang saling mendukung dan menyemangati satu
sama lain
III
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini
Kelompok RW 007
IV
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................................3
1.4 Kompetensi Praktik.............................................................................3
1.5 Waktu dan Tempat..............................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................5
2.1 Pengertian bidan komunitas................................................................5
2.2 Pengertian Dan Tujuan Kebidanan Komunitas...................................5
2.3 Prinsip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan....................6
2.4 Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Di Komunitas........................8
2.5 Pemberdayaan Masyarakat...............................................................10
2.6 Sasaran Kebidanan Komunitas.........................................................11
2.7 Tugas Utama Bidan Di Komunitas...................................................13
2.8 Definisi Dan Tujuan Analisis Situasi Kesehatan..............................20
2.9 Variabel Dalam Analisis Situasi Kesehatan......................................21
2.10 Analisis Sosial (Ansos).....................................................................25
BAB III TABULASI DAN ANALISA DATA.....................................................28
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................62
4.1 Pelaksanaan Kegiatan.......................................................................62
4.2 Tahap-Tahap Pelaksanaan.................................................................62
4.3 Partisipasi..........................................................................................63
4.4 Hasil Kegiatan Tindakan Terpilih.....................................................63
V
4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat..................................................63
BAB V PENUTUP.................................................................................................65
5.1 Kesimpulan.......................................................................................65
5.2 Saran..................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................66
LAMPIRAN...........................................................................................................67
VI
DAFTAR LAMPIRAN
VII
BAB I
PENDAHULUAN
1
2022/2023, dalam rangka pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan
status kesehatan masyarakat. Dalam prosesnya mahasiswa diharapkan mampu
mengenal masalah, menemukan prioritas masalah dan merumuskan alternatif
dalam pemecahan masalah. Setelah itu menyusun rencana pemecahan
masalah sesuai dengan keahlian yang dimiliki dengan memperhatikan sumber
daya yang ada di masyarakat.
Kegiatan PKL Kebidanan Komunitas ini, diharapkan dapat mencapai
tujuan pendidikan di Jurusan Kebidanan UIMA secara maksimal sehingga
outputnya dapat berperan di berbagai sektor kesehatan masyarakat dan
mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi.
Peningkatan pelaksanaan program kesehatan masyarakat menuntut
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan masalah dan
penyebab terjadinya masalah serta alternatif cara pemecahan masalah, yaitu
Perencanaan, Pengolahan Teknis, dan Administrasi serta Penilaian Program
di Tingkat Kelurahan.
Berdasarkan latar belakang di atas oleh karena itu kelompok tertarik
untuk melakukan praktik komunitas di kelurahan Kebon Baru kecematan
Tebet RT 01-011 Rw 001.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti PKL Kebidanan Komunitas di lapangan
mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan bermutu dan
komprehensif kepada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai
dengan budaya setempat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti pratikum asuhan kebidanan komunitas
di lapangan mahasiswa dapat:
a. Menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada individu dengan
pendekatan manajemen kebidanan.
b. Menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan
pendekatan manajemen kebidanan.
c. Menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada kelompok dan
masyarakat resiko tinggi dengan pendekatan manajemen
kebidanan.
d. Mengembangkan pola manajemen dan sikap kepemimpinan yang
tepat dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi.
e. Menggunakan pendekatan penelitian dalam menganalisa dan
menyelesaikan masalah.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1) Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan secara
nyata di wilayah PKL.
2) Mahasiswa mendapat pengalaman dalam menyelenggarakan
PKL serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam
menangani masalah kesehatan yang ada di masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan reproduksi (PUS) dan (WUS)
3) bekerjasama dengan institusi terkait dalam rangka mengurangi
masalah kesehatan di tingkat Kelurahan.
1.3.2 Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang
kesehatan dan termotivasi untuk bertindak sesuai perilaku hidup sehat.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk pelaksanaan PKL Kebidanan
Komunitas di masyarakat yang akan datang.
1.4 Kompetensi Praktik
Peran Bidan dalam pelayanan di komunitas memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi, lisensi untuk praktek profesiona
akuntabel dan bertanggung jawab. Standar profesi Bidan Kemenkes RI No.
369/MENKES/SK/2017 tentang 9 Standar Kompetensi Bidan :
1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan
2. Prakonsepsi dan KB
3. Asuhan konseling selama persalinan
4. Asuhan selama persalinan dan kelahiran
5. Asuhan pada Ibu nifas dan menyusui
6. Asuhan pada Bayi baru lahir
7. Asuhan pada Bayi dan Balita
8. Kebidanan komunitas
9. Asuhan pada Ibu dengan gangguan reproduksi dan Wanita Menopouse
1.5 Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas dilaksanakan
di RT. 001-011 RW. 001 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet Kota
Jakarta Selatan. Selama kurang lebih 17 hari, mulai tanggal 19 Juli 2022 – 10
Agustus 2022.
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
c. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan
rujukan.
d. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong
(daerah yang terisolir), kumuh, padat, dll.
Ukuran keberhasilan bidan dalam menghadapi tantangan/kendala
di atas adalah bangkitnya/ lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidup
perempuan di lokasi tersebut. Tujuan kebidanan komunitas mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus berikut ini.
1. Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya,
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta
mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
dengan tanggung jawab bidan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
d. Medukung program-program pemerintah lainnya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
JUMLAH
KEPALA R R R R R R R R
N RT RT RT TOTAL
KELUARG T T T T T T T T
O 3 6 11
A 1 2 4 5 7 8 9 10
RT F %
Domisi 100
li 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 %
Ad
Tidak
a
1 Domisi
li 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100
TOTAL RT
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 %
100
TOTAL RW 55 %
29
KELUARGA
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
F %
RT
19 24 19 16 16 19 14 21 21 17 20 206 100%
1
TOTAL RT 19 24 19 16 16 19 14 21 21 17 20 206 100%
TOTAL RW 206 100%
Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Dalam satu Rumah Ikut
Serta Kegiatan Posyandu
Di RW 1 Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet
IKUT SERTA TOTAL
RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
POSYANDU F %
1 YA 4 3 3 1 3 3 3 0 0 1 3 24 77%
2 TIDAK 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 3 7 23%
TOTAL RT 4 3 3 1 3 3 3 1 3 1 6 31 100%
TOTAL RW 31 100%
Berdasarkan Tabel 3.29 distribusi frekuensi jenis tembok rumah yang paling
banyak yaitu dinding plester 67% ( 37 KK ) sedangkan yang paling sedikit yaitu
yang dinding bata sebanyak 33% (18 KK )
JENIS TOTAL
N RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT
LANTAI
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RUMAH F %
1 TANAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 KARPET 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
PLASTIK
3 SEMEN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 4%
4 UBIN 0 0 0 4 0 0 0 0 5 3 1 13 24%
5 KERAMIK 5 5 5 1 5 5 5 5 0 1 3 40 72%
TOTAL KK 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 100%
TOTAL RW 55 100%
Berdasarkan Tabel 3.30 distribusi frekuensi jenis lantai rumah yang paling
banyak lantai keramik sebanyak 73% ( 40 KK ) sedangkan yang paling sedikit
yang dinding rumahnya semen sebanyak 4% (2 KK).
Berdasarkan Tabel 3.32 distribusi frekuensi jenis sumber air minum yang
paling banyak menggunakan air kemasan 69% ( 38 KK ) dan yang memasak
langsung 31 % ( 17 KK ).
N TERSEDIANYA RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT TOTAL
O JAMBAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 F %
1 YA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 100%
2 TIDAK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL KK 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 100%
TOTAL RW 55 100%
N JENIS RT R RT R RT RT R RT R RT RT TOTAL
T T T T F %
O JAMBAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KLOSET 1 0 0 5 1 0 1 3 5 5 5 26 47%
2 LEHER ANGSA 4 5 5 0 4 5 4 2 0 0 0 29 53%
3 PLENGSENGAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL KK 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 100%
TOTAL RW 55 100%
Tabel 3.43 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Sakit Batu Ginjal
Di RW 1 Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet
ANGGOTA
KELUARGA
N RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT1 RT1
YANG SAKIT
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
BATU
GINJAL
1 YA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 TIDAK 20
19 24 19 16 16 19 14 21 21 17
TOTAL KK 20
19 24 19 16 16 19 14 21 21 17
TOTAL RW
Berdasarkan Tabel 3.43 distribusi frekuensi anggota keluarga yang sakit
batu ginjal yang paling banyak tidak menderita batu ginjal yaitu 100% (206
orang).
SCREENING TOTAL
TEST RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT
NO
KANKER 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
SERVIKS F %
1 PAPSMEAR 1 0 0 0 0 0 1 0 5 1 1 9 16%
2 IVA TEST 1 5 2 1 0 2 1 2 0 0 3 17 30%
TIDAK
3 1
PERNAH 3 0 3 4 5 3 3 2 0 7 31 54%
TOTAL KK 5 5 5 5 5 5 5 4 5 8 5 57 100%
TOTAL RW 57 100%
R R TOTAL
N Penyakit yang RT RT RT RT RT RT RT RT RT
T T
O diderita 2 3 4 5 7 8 9 10 11
1 6 F %
1 Demam 0 4 0 0 0 0 2 0 0 6 1 13 6%
2 Diare 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 1%
2 TIDAK 19 20 19 16 16 19 12 21 21 9 18 190 93%
TOTAL KK 19 24 19 16 16 19 14 21 21 17 20 206 100%
TOTAL RW 206 100%
Berdasarkan Tabel 3.54 distribusi frekuensi penyakit yang dialami 3 bulan
terakhir yang paling banyak yaitu tidak menderita penyakit dalam 3 bulan terakhir
93% (190 orang) dan yang paling sedikit diare yaitu 1% (3 orang).
PUS
R
N BERENCANA RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT
T
O MEMILIKI 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 TOTAL
2
ANAK F %
1 <2 TAHUN 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 20%
2 >2 TAHUN 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 10 29%
3 TIDAK 0 4 1 0 3 1 1 3 2 1 2 18 51%
TOTAL KK 2 5 3 2 5 3 3 3 4 2 3 35 100%
TOTAL RW 35 100%
Tabel 3.59 Distribusi Frekuensi Ada Anggota Keluarga Wanita Yang Sedang
Hamil Di RW 1 Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet
ANGGOTA
R
N KELUARGA RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT
T
O WANITA 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 TOTAL
7
HAMIL F %
1 YA 1 0 2 1 0 2 0 0 0 0 0 6 12%
2 TIDAK 4 5 3 4 5 3 4 4 5 5 4 46 88%
TOTAL KK 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 52 100%
TOTAL RW 52 100%
Berdasarkan Tabel 3.59 distribusi frekuensi anggota keluarga wanita yang
sedang hamil paling banyak yaitu tidak sedang hamil 88% (46 orang) sedangkan
paling sedikit yang sedang hamil yaitu 12% (6 orang).
64
4.3 Partisipasi
4.3.1 Biaya dan Dana
Dalam pelaksanaan kegiatan intervensi mahasiswa Kebidanan
komunitas khususnya kebidanan
4.3.2 Tenaga
Dalam pelaksanaan kebidanan komunitas tenaga berasal dari
masyarakat setempat Rt,Rw, Kader.
4.3.3 Waktu dan material
Seluruh pelaksanaan kegiatan telah disusun waktu dan tempat
yang telah disetujui oleh Kelurahan, kader, tenaga kesehatan, ketua
pemuda di Kebon Baru.
4.4 Hasil Kegiatan Tindakan Terpilih
4.4.1 Penyuluhan tentang Deteksi Dini Kanker Serviks
Masyarakat khususnya Wanita Usia Subur belum pernah
melakukan Deteksi Dini baik PapSmear maupun IVA test, dan
bahkan belum mengetahui manfaat dari pentingnya dilakukan
pemeriksaan tersebut. Penyuluhan tentang Deteksi Dini Kanker
Serviks melalui cara PapSmear dan IVA test, masyarakat sangat
antusias dan berperan aktif melalui diskusi dan tanya jawab.
4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat
4.5.1 Faktor Pendukung
1. Dinas Kesehatan, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan tebet secara
teknis mendukung baik dalam pelaksanaan PKL Kebidanan
Komunitas UIMA di RT 01 – 011 RW 01 Kelurahan Kebon Baru
Kecamatan Tebet tahun 2022.
2. Bapak Camat, Bapak Lurah, Bidan Desa, Tokoh Masyarakat,
Kader Kesehatan dan Pemuda-pemudi berperan aktif dalam
pelaksanaan PKL Kebidanan Komunitas UIMA di Kebon Baru
RT 01 - 011 RW 01 Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet
tahun 2022.
3. Ada dukungan dan respon yang baik dari masyarakat atas
kehadiran mahasiswa jurusan kebidanan yang melaksanakan PKL
Kebidanan Komunitas UIMA di Kebon Baru RT 01 - 011 RW 01
Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet tahun 2022
4. Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan Kebon
Baru berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan tindakan yang
akan di lakukan selama Kebidanan Komunitas berlangsung.
4.5.2 Faktor Penghambat
1. Minat masyarakat tinggi tapi masyarakat sibuk dengan pekerjaan
masing-masing sehingga untuk mengumpulkan masyarakat agak
susah.
2. Intervensi tidak bisa dilakukan secara merata disetiap rumah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan kebidanan komunitas mahasiswa kebidanan
UIMA di RT. 01-011 RW 01 Kelurahan Kebon Barur Kecamatan Tebet
Kota Jakarta Selatan dapat di ambil kesimpulan bahwa masalah kesehatan
yang ada adalah sebagai berikut :
Rendahnya masyarakat yang melakukan skrining kanker servik (54 %),
dan kurang nya kesadaran masyarakat untuk berolahraga secara rutin
(64%).
Dari masalah yang ditemukan diatas maka didapatkan alternatif
pemecahan masalah dengan mengadakan beberapa kegiatan yang
bertujuan untuk mengurangi masalah kesehatan yang ada yang ditemukan
dalam bentuk POA. Pelaksanaan tiap program dilaksanakan sesuai dengan
waktu yang direncanakan
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan teori
yang sudah didapatkan lebih maksimal dikegiatan praktik
selanjutnya.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan baik fisik maupun non
fisik diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, di
pertahankan dan dikembangkan
5.2.3 Bagi Instansi Kesehatan
Mohon pihak puskesmas dapat menjadikan data-data yang
telah kami peroleh sebagai bahan acuan bagi pihak puskesmas.
5.2.4 Bagi Instutusi pendidikan
67
Diharapkan setelah kegiatan praktik komunitas ini
berakhir dapat menajadi evaluasi untuk praktek komunitas
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mey elisa Safitri, S.KM.,M.Kes & Elvi ra Liesmayani, S.Si.T.,M.Keb. Buku Ajar
Konsep Kebidanan. PT.Nasya Expanding Management (NEM) : Pekalongan
Yona Septina & Tia Srimulyawati. 2020. Pengantar Praktik Ilmu Kebidanan.
Linda Bestari : Bogor
Dwi Ayuni,E. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Kementrian Kesehatan
Republik,Indonesia.http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/
uploads/2018/Asuhan-Kebidanan-Komunitas_SC.pdf
LAMPIRAN
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayatnya
kita dapat berkumpul secara online dalam rangka melaksanankan, acara pembukaan
kegiatan praktek Komunitas, mahasiswa Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan
Universitas Indonesia Maju.
Untuk memanfaatkan waktu langsung saja saya bacakan susunan acara hari ini.
1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan
1. Sambutan yang pertama akan disampaikan oleh Ketua Komunitas
Departemen Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan Universitas
Indonesia Maju kepada Ibu Dessy Indah Pratiwi kami persilahkan.
Terimakasih kepada Ibu Dessy Indah Pratiwi atas sambutannya.
2. Sambutan selanjutnya akan disampaikan oleh Kepala Departemen
Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan, kepada Ibu Ambar Kuswati
kami persilahkan. Terimakasih kepada Ibu Ambar atas sambutannya.
3. Sambutan yang selanjutnya akan disampaikan oleh Ibu Kepala Kecamatan
Tebet, kepada Ibu Ratna Sari Dewi kami persilahkan. Terimakasih kepada
Ibu Ratna Sari Dewi atas sambutannya.
4. Sambutan selanjutnya akan disampaikan oleh Kepala Puskesmas
Kecamatan Tebet, kepada Ibu Aan Darma Putri selaku kepala Puskesmas
Kecamatan Tebet kami persilahkan.
Terimakasih kepada Ibu Aan atas sambutannya.
5. Sambutan yang selanjutnya akan disampaikan oleh Kepala Kelurahan
Kebon Baru, Kepada Ibu Eka Pudji Susanti kami persilahkan.
Terimakasih kepada Ibu Eka Pudji atas sambutannya.
6. Sambutan yang selanjutnya akan disampaikan oleh Ketua RW 01, Kepada
Ibu Eka Meiliani selaku Ketua RW 01 kami persilahkan. Terimakasih
kepada Ibu Eka Meiliani atas sambutannya.
7. Sambutan yang selanjutnya akan disampaikan oleh Ketua RT 01 sebagai
perwakilan dari RT 1 sampai dengan RT 11, Kepada Ibu Rita Zulherni
selaku Ketua RT 01 kami persilahkan. Terimakasih kepada Ibu Rita atas
sambutannya
8. Sambutan yang selanjutnya akan disampaikan oleh Ibu Renny Anggraini
selaku tokoh masyarakat, kepada Ibu Renny Anggraini kami Persilahkan.
Terimakasih kepada Ibu Renny atas sambutannya
9. Sambutan yang selanjutnya akan disampaikan oleh Ibu Wahyu Pujiwati
selaku Kader kami persilahkan. Terimakasih kepada Ibu Wahyu atas
sambutannya.
3. Acara selanjutnya pembacaan doa, yang akan dipimpin oleh Ibu Seni Prihatini,
Kepada Ibu Seni Prihatini kami persilahkan.
Terimakasih kepada Ibu Seni yang sudah memimpin doa pada hari ini.
4. Beranjak ke acara selanjutnya yaitu peresmian pembukaan Praktek Komunitas
Program Studi Program Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju oleh Ibu
Ambar Kuswati sebagai Kepala Departemen Kebidanan Program Studi Sarjana
Terapan yang berarti bahwa telah dibukanya kegiatan Praktek Kebidanan
Komunitas di Kelurahan Kebon Baru pada hari ini
5. Penutup
Susunan acara demi acara telah dilaksanakan, kami mohon maaf apabila
terdapat kekurangan dan kesalahan dalam pelaksanaan acara ini. Atas perhatian
dan kesediaan Ibu kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
SUSUNAN ACARA SMD DAN MMK DALAM KEGIATAN PRAKTIK
KLINIK KEBIDANAN KOMUNITAS MAHASISWA PROGRAM STUDI
KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN UNIVERSITAS INDONESIA
MAJU
Assalamualaikum Wr.Wb, Selamat Sore dan Salam Sejahtera untuk kita semua.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayatnya kita dapat berkumpul bersama di Aula RW 1 Keluraahan Kebon Baru,
Kecamatan Tebet dalam rangka melaksanankan acara SURVEY MAWAS DIRI dan
MUSYAWARAH MASYARAKAT KOTA dalam keadaan Sehat Walafiat .
Untuk memanfaatkan waktu, langsung saja saya bacakan susunan acara hari ini
Adapun susunan acara hari ini adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Kota.
3. Pembacaan Hasil Survey Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Kota oleh
masing-masing RT
4. Pemaparan Data Wilayah Berdasarkan Kelurahan, Puskesmas, RT Dan Hasil
Pendataan Mahasiswa Kebidanan Universitas Indonesia Maju RT.01 sampai
dengan RT.11
5. Tanya Jawab Hasil Pendataan Mahasiswa Kebidanan Universitas Indonesia
Maju
6. Pembacaan Rencana Intervensi berdasarkan hasil survey mahasiswa dan
masyarakat di RT.01 sampai dengan RT.11
7. Tanggapan dari Perwakilan Masyarakat Ibu Seni Prihatini
8. Tanggapan Ketua RW.01 Ibu Eka Pudji Susanti
9. Tanggapan dari Dosen Pembimbing Praktik Kebidanan Komunitas Ibu Ambar
Kuswati.
10. Tanggapan Kepala Puskesmas Ibu Wahyu Pujiwati
11. Tanggapan dari Kepala Kelurahan Ibu Renny Anggraini
12. Tanggapan dari Kepala Kecamatan Ibu Dessy Indah Pratiwi
13. Pembacaan Doa oleh Ibu Seni Prihatini
14. Penutup.
Untuk mempersingkat waktu maka kita langsung beranjak ke acara pertama yaitu:
1. Pembukaan
BASMALAH (Bismillahirrahmanirrahiim)
2. Meningkat ke acara selanjutnya yaitu Survey Mawas Diri dan Musyawarah
Masyarakat Kota yang akan di pandu oleh Ibu Ratna Sari Dewi selaku
Moderator pada acara hari ini, Kepada Ibu Ratna Sari Dewi saya persilahkan.
Moderator :
Assalamualaikum Wr.Wb
Perkenalkan Nama saya Ratna Sari Dewi, saya mahasiswa D4 Kebidanan Universitas
Indonesia Maju. Pada kesempatan ini saya akan memandu acara SMD dan MMK.
SMD itu adalah Kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan
oleh sekelompok masyarakat setempat di bawah bimbingan petugas kesehatan,
sedangkan MMK itu adalah pertemuan perwakilan masyarakat kota yang membahas
hasil survey mawas diri dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil SMD.
Sebelum acara dimulai dimohon ketua RT, Kader, dan perwakilan warga setiap RT
dipersilahkan untuk duduk sesuai RTnya masing-masing. (Mengarahkan Setiap RT)
WASSALAMUALAIKUM WB.WR
Rencana Intervensi Berdasarkan Hasil Survey Mahasiswa dan Masyarakat
1. Rencana Intervensi dari RT.01 oleh Dessy Indah Pratiwi
Kegiatan : Penyuluhan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Tanggal Pelaksanaan : 30 Juli 2022 Pk.15.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Sekretariat RW.01
Sasaran : Pasangan Usia Subur
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya kita
dapat berkumpul secara online dalam rangka melaksanankan, Acara Penutup Kegiatan
Praktek Komunitas, mahasiswa Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan Universitas
Indonesia Maju dalam keadaan sehat walafiat. Sholawat serta salam kami haturkan
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Saya Mutiara Halpadma, akan menjadi pembawa acara pada hari ini. Kami
ucapkan selamat datang dan terimakasih atas kedatangannya kepada :
1. Yth. Ibu Wahyu Pujiwati selaku Kepala Kelurahan Kebon Baru
2. Yth. Ibu Renny Anggraini selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tebet
3. Yth. Ibu Ambar Kuswati selaku Dekan Kebidanan Program Studi Sarjana
Terapan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju
4. Yth.Ibu Eka Meiliani selaku Dosen Pembimbing Kebidanan Komunitas
Program Studi Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju
5. Yth. Ibu Dessy Indah Pratiwi selaku Ketua Pelaksana
6. Yth. Bapak/Ibu, Staf Kelurahan dan para undangan yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat saya.
7. Yth. rekan-rekan seperjuangan yang saya banggakan namun tidak mengurangi
rasa hormat saya
Untuk memanfaatkan waktu langsung saja saya bacakan susunan acara hari ini.
1. Sebelum kita mulai acara ini marilah kita menyanyikan lagu Indonesia Raya,
hadirin dimohon untuk bersikap sempurna.
2. Pembukaan
Marilah kita bersama-sama membaca Basmallah untuk kelancaran acara pada
hari ini, Bismillahirrahmanirrohim.
3. Sambutan-sambutan
a. Sambutan yang pertama akan disampaikan oleh Ketua Pelaksana
Kegiatan Komunitas, Kepada Ibu Dessy Indah Pratiwi kami
persilahkan. Terima kasih kepada Ibu Dessy Indah Pratiwi atas
sambutannya.
b. Sambutan berikutnya akan disampaikan oleh Kepala Departemen
Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju,
Kepada Ibu Ambar Kuswati kami persilahkan.
Terima kasih kepada Ibu Ambar Kuswati atas sambutannya.
c. Sambutan berikutnya akan disampaikan oleh Dosen Pembimbing
Kebidanan Komunitas Program Studi Sarjana Terapan Universitas
Indonesia Maju, Kepada Ibu Eka Meiliani kami persilahkan.
Terima kasih kepada Ibu Eka Meiliani atas sambutannya.
d. Sambutan berikutnya akan disampaikan oleh Kepala Puskesmas
Kecamatan Tebet, Kepada Ibu Renny Anggraini kami persilahkan.
Terima kasih kepada Ibu Renny Anggraini atas sambutannya.
e. Sambutan berikutnya akan disampaikan oleh Kepala Kelurahan Kebon
Baru Kecamatan Tebet, Kepada Ibu Wahyu Anggaini kami persilahkan.
Terima kasih kepada Ibu Wahyu Anggraini atas sambutannya.
4. Acara selanjutnya yaitu Presentasi Laporan Intervensi Kegiatan Praktik
Kebidanan Komunitas Mahasiswa Universitas Indonesia Maju. Acara ini
akan dipandu oleh Moderator kita Ibu Seni Prihatini, kepada Ibu Seni Prihatini
kami persilahkan.
Terima kasih kepada Moderator yang sudah memberikan waktu untuk saya
mempresentasikan hasil Kegiatan Kebidanan Komunitas di Kelurahan Kebon Baru
Kecamatan Tebet.
"Presentasi Laporan Intervensi Kegiatan Kebidanan Komunitas Mahasiswa
Universitas Indonesia Maju."
Demikian presentasi yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas waktunya,
acara akan saya kembalikan kepada Moderator.
Terima kasih kepada Ibu Ratna yang sudah mempresentasikan hasil Laporan
Intervensi Kegiatan Kebidanan Komunitas Mahasiswa Universitas Indonesia Maju.
Selanjutnya kita akan dengarkan bersama tanggapan hasil presentasi dari Mahasiswi
UIMA.
Selanjutnya adalah sesi diskusi dan tanggapan dari Bapak/ Ibu sekalian. Pada sesi
ini kami akan membuka forum tanya jawab. Kepada Bapak/Ibu dipersilahkan untuk
bertanya mengenai hasil laporan yang telah kami presentasikan dan kami juga
mempersilahkan kepada Bapak/Ibu untuk memberikan komentar dan tanggapan.
"Apakah bapak/ibu sudah dapat menerima hasil laporan kami?" Jika bapak/ibu
sudah dapat menerima hasil laporan kami, kami mengucapkan terima kasih,
selanjutnya kami persilahkan kepada
1. Ibu Wahyu Pujiwati selaku Kepala Kelurahan Kebon Baru
2. Ibu Renny Anggraini selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tebet
3. Ibu Eka Meiliani selaku Dosen Pembimbing Koordinator Praktik
Komunitas
Presentasi Laporan Intervensi Kegiatan Kebidanan Komunitas Mahasiswa
Universitas Indonesia Maju di Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet telah selesai
dilakukan. Acara selanjutnya saya kembalikan kepada MC.
Terima kasih kepada Ibu Seni Prihatini selaku Moderator kegiatan acara Presentasi
Laporan Intervensi Kegiatan Kebidanan Komunitas Mahasiswa Universitas Indonesia
Maju di Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet hari ini.
Acara selanjutnya adalah pembacaan do'a yang akan dibacakan oleh Ibu Rita
Zulherni, kepada Ibu Rita Zulherni kami persilahkan. Terima kasih untuk Ibu Rita
Zulherni atas do'a yang telah dibacakan. Semoga do'a yang telah dipanjatkan akan
menjadi berkah bagi kita semua dan dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiin.
Susunan acara demi acara telah dilaksanakan, marilah kita tutup acara pada hari
ini dengan membaca Hamdallah. Alhamdulillahirabbil'alamiin. Demikianlah
serangkaian acara Presentasi Laporan Intervensi Kegiatan Mahasiswa Universitas
Indonesia Maju telah kita lalui bersama, semoga apa yang telah kami lakukan dalam
kegiatan praktik komunitas ini bisa bermanfaat khususnya untuk masyarakat RW 01
Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet maupun bagi kami sebagai mahasiswi
kebidanan Universitas Indonesia Maju. Untuk itu atas kehadiran dan partisipasi bapak
dan ibu kami ucapkan terima kasih.
Kami segenap mahasiswa Universitas Indonesia Maju mohon maaf atas segala
kekurangan dan kekhilafan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
4. Ketua Pelaksana :
Nama : Dessy Indah Pratiwi Amd.Keb
Bidang Keahlian : Bidan
Alamat : Kebon Baru, RT/RW 03/01 kec.
Tebet Jakarta Selatan
6. Lokasi Kegiatan
a. Wilayah Mitra : Kebon Baru
b.Kabupaten / Kota : Jakarta Selatan
c. Provinsi : DKI Jakarta
WHO melaporkan bahwa di dunia setiap tahunnya terdapat 8,2 juta kematian
disebabkan oleh kanker dalam dekade 5 tahun terakhir. Angka kejadian dan angka
kematian akibat kanker leher rahim (cancer cervix) di dunia menempati urutan
kedua setelah kanker payudara pada perempuan. Hampir 80 % kasus berada di
negara berkembang terutama menyerang usia reproduktif. (Rasjidi, 2010) Dunia
saat ini diperkirakan lebih dari 1 juta perempuan menderita kanker serviks dan 3 -
7 juta perempuan menderita lesi prakanker derajat tinggi (High Grade Dysplasia)
(Globocan cancer fact sheet). Menurut International Agency for Research On
Cancer (IARC), 85 % kasus kanker di dunia pada tahun 2012 dengan kasus
kematian sebanyak 266.000 terjadi di negara berkembang, dan Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penderita kanker serviks
kedua terbesar setelah Cina. Indonesia saat ini berada pada kondisi transisi
epidemiologi, yang mana kasus penyakit menular masih belum menurun seperti
yang diharapkan, demikian juga penyakit tidak menular kasusnya mulai
meningkat setiap tahunnya. (Rasjidi, 2010)
Di Indonesia diperkirakan terdapat 15.000 kasus baru kanker serviks setiap
tahunnya, dengan angka kematian diperkirakan 7.500 kasus pertahun. Insidensi
kanker serviks di Jakarta 100/100.000. Mortalitas kanker serviks ini masih tinggi
karena ± 90 % kasus terdiagnosis pada stadium invasif bahkan lanjut hingga
terminal. Pada tahun 2025 diperkirakan kasus baru kanker serviks di Indonesia
akan meningkat sebesar 74 %, sementara prevalensinya akan meningkat sebesar
49 %. (DepKes RI, 2007)
Kanker serviks termasuk jenis kanker dengan kategori mudah dicegah dan
diobati, namun seringkali pasien datang untuk berobat pada kondisi stadium
lanjut, sehingga kejadian kematian menjadi tinggi. Deteksi dini kanker serviks
meliputi program skrining yang terorganisasi dengan sasaran pada kelompok usia
yang tepat dan sistem rujukan yang efektif di semua tingkat pelayanan kesehatan.
Beberapa metode yang dapat digunakan meliputi program pemeriksaan sitologi
berupa tes Pap’s smear, pemeriksaan sitologi cairan dan pemeriksaan DNA HPV.
Selain itu pemeriksaan Inspeksi Visual Acetat (IVA) merupakan metode yang
dapat dilakukan secara massal dan terbilang murah serta menjawab kendala pada
metode tes Pap’s smear.(Wariah, 2021)
Pengabdian Masyarakat dengan metode Daring dalam bentuk webinar ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan wanita
dalam menangani dan mencegah kanker serviks dengan melakukan Deteksi secara
dini serta agar dapat mewujudkan derajat kesehatan diri sendiri selain itu untuk
memperkenalkan UIMA ke pada masyarakat luas. Pengabdian Masyarakat akan
dilaksanakan pada Hari Sabtu, 6 Agustus 2022 dengan metode Daring melalui
Live Zoom.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan Pengabdian Masyarakat melalui
kegiatan Webinar Kesehatan dengan tema “Deteksi Dini Kanker Serviks” .
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini merupakan salah satu bagian dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas akademika khusus
para Mahasiswa UIMA. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan,
termasuk didalamnya melakukan kegiatan yang sesuai dengan judul pengabdian
masyarakat. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju.
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrachman, SH, MPH, selaku Pembina
Yayasan Indonesia Maju.
11. Terima kasih kepada orang tua saya yang tidak henti-hentinya mendoakan,
mendukung, memberikan nasihat, semangat serta motivasi dalam
penyusunan penulisan ini.
Semoga proposal ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf apabila ada kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan di masa depan.
Ketua Pelaksana
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................
RINGKASAN.................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Analisa Situasi...........................................................................................
B. Permasalahan Mitra...................................................................................
C. Solusi Permasalahan..................................................................................
D. Target Luaran.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................
A. Kanker Serviks...........................................................................................
B. Pencegahan dan Deteksi Dini Pap Smear dan IVA.................................
1. Inspeksi visual asam asetat (IVA)...........................................................
2. Pap smear.................................................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN.........................................................................
A. Rencana Kegiatan....................................................................................
B. Kualifikasi Anggota Tim Pelaksana........................................................
BAB IV JADWAL KEGIATAN..................................................................................
A. Jadwal Kegiatan.......................................................................................
B. Pembicara................................................................................................
C. Susunan Acara.........................................................................................
D. Kepanitiaan..............................................................................................
E. Anggararan Dana.....................................................................................
BAB V PEMBAHASAN..............................................................................................
A. Hasil yang di capai...................................................................................
B. Keberlanjutan Program............................................................................
BAB VI PENUTUP......................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisa Situasi
B. Permasalahan Mitra
C. Solusi Permasalahan
D. Target Luaran
a. Target
Target pada kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka acara M
ini Webinar tentang “Deteksi Dini Kanker Serviks” dalam mengetahui sej
ak dini Kanker Servik pada Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia
Subur (PUS).
b. Luaran
Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai salah satu
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Deteksi Dini Kanker
Serviks pada Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS)
di Mini Webinar Kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Serviks
1. Definisi
Kanker Serviks adalah kanker yang menyerang jaringan serviks.
Serviks merupakan organ yang menghubungkan vagina dengan rahim
(ESMO, 2010; Yayasan Kanker Indonesia, 2014; CDC, 2015).
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel serviks,
kanker serviks dapat berasal dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat pula
tumbuh dari sel-sel mulut rahim atau keduanya (Nurwijaya, 2010).
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak
menyerang wanita Indonesia pada usia pertengahan (30-50 tahun). Usia
30-50 tahun merupakan puncak usia produktif perempuan, sehingga
wanita dengan kanker serviks pada usia tersebut akan memberikan efek
pada kualitas hidup secara fisik dan kesehatan seksual (Fitriana,
Ambarini, 2012)
2. Etiologi
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma
Virus (HPV) (Rasjidi, 2009; ESMO, 2010; Yayasan Kanker Indonesia,
2014; CDC, 2015). Proses terjadinya karsinoma serviks sangat erat
hubungannya dengan proses metaplasia. Perubahan biasanya terjadi
pada daerah sambungan skuamous kolumnar atau daerah transformasi
(Rasjidi, 2009).
HPV ditularkan melalui kontak kulit dengan area yang terinfeksi
HPV, melalui hubungan seksual (American Cancer Society, 2016). HPV
mempunyai lebih dari 150 jenis, 13 diantaranya adalah penyebab kanker
yang dikenal sebagai tipe risiko tinggi. HPV yang mempunyai risiko
tinggi penyebab kanker serviks adalah HPV tipe 16 dan 18. HPV tipe ini
ditularkan melalui kontak seksual dan kebanyakan orang terinfeksi HPV
sesaat setelah onset aktivitas seksual, namun untuk menjadi kanker
membutuhkan waktu bertahun-tahun (WHO, 2016; American Cancer
Society, 2016).
3. Gejala
Kanker serviks sering tidak menimbulkan tanda dan gejala. Gejala
akan muncul jika sudah memasuki stadium kanker serviks. Gejala-gejala
yang ditimbulkan penyakit kanker serviks menurut “Kanker Serviks”,
(2015); Smart, (2013); Mardjikoen, (2007 dalam Fitriana, Ambarini, 2012)
adalah :
a. Gejala awal
1) Pendarahan vagina yang abnormal, berupa pendarahan setelah
berhubungan seksual, pendarahan diluar siklus menstruasi atau
pendarahan pasca menopause.
2) Menstruasi banyak dan berlangsung lebih dari 7 hari
3) Keputihan banyak yang berlebihan dan berbau tidak sedap.
4) Nyeri saat berhubungan seksual
b. Gejala pada stadium lanjut
1) Anoreksia, berat badan menurun,dan mudah merasa lelah
2) Nyeri pada panggul, pinggang, dan tungkai
3) Gangguan eliminasi
4) Salah satu kaki mengalami pembengkakan
5) Vagina mengeluarkan urine atau feses.
4. Faktor Resiko
Wanita yang mempunyai risiko tinggi terserang kanker serviks
menurut American Cancer Society (2016); CDC (2016); Rasjidi (2009),
adalah :
a. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
Human Papilloma Virus (HPV) dapat menginfeksi sel-sel di
permukaan kulit, dan mereka yang melapisi alat kelamin, anus,
mulut, dan tenggorokan. HPV dapat menyebar dari satu orang ke
orang lain melalui kontak kulit ke kulit. Salah satu cara HPV
menyebar adalah melaui hubungan seks, termasuk seks vaginal, anal,
dan bahkan oral. Infeksi HPV pada wanita tidak semua bisa
menyebabkan kanker serviks. Virus ini akan hilang dengan
sendirinya apabila wanita yang terinfeksi virus HPV memiliki sistem
kekebalan tubuh yang baik.
Ada 150 jenis HPV yang dikelompokan menjadi jenis HPV
berisiko rendah dan HPV beririko tinggi. Jenis HPV berisiko rendah
merupakan penyebab kutil pada bibir atau lidah, sekitar organ
kelamin wanita dan laki-laki dan di daerah anus. HPV tipe berisiko
rendah jarang menyebabkan kanker. Jenis HPV lainnya disebut tipe
risiko tinggi karena sangat terkait dengan kanker. Tipe HPV yang
mempunyai risiko tertinggi terjadinya kanker serviks adalah tipe HPV
16 dan HPV 18. Waktu yang dibutuhkan dari infeksi HPV risiko-
tinggi sampai terjadinya kanker adalah 15 tahun.
b. Merokok
Wanita yang merokok mempunyai risiko dua kali lipat lebih tinggi
terkena kanker serviks dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau dapat dijumpai pada
lendir serviks wanita yang merokok. Para peneliti percaya bahwa zat
ini dapat merusak DNA sel serviks dan dapat berkontribusi pada
perkembangan kanker serviks. Merokok juga membuat system
kekebalan tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi HPV
c. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Human Immunodeficiency Virus (HIV), adalah virus yang
menyebabkan AIDS, merusak sistem kekebalan tubuh sehingga
wanita penderita AIDS memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi HPV
yang bisa menyebabkan kanker serviks. Wanita dengan penyakit
autoimun yang menkonsumsi obat untuk menekan respon kekebalan
tubuh juga berisiko terserang kanker serviks.
d. Infeksi Chlamidia
Chlamidia adalah jenis bakteri yang dapat menginfeksi sistem
reproduksi, menyebar melalui kontak seksual. Infeksi chlamidia dapat
menyebabkan peradangan panggul dan infertilitas.
e. Hubungan seksual
Berdasarkan etiologi infeksinya, wanita dengan pasangan seksual
lebih dari satu dan wanita yang memulai berhubungan seksual
sebelum usia 18 tahun mempunyai risiko lima kali lipat terkena
kanker serviks. Hal ini disebabkan karena sel-sel mukosa pada
serviks belum matang. Sel-sel mukosa wanita baru matang pada usia
20 tahun ke atas. Sehingga jika wanita melakukan hubungan seksual
pada usia dibawah 18 tahun sel-sel serviks masih rentan terhadap
rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar yang
bisa menyebabkan sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi sel
kanker.
f. Kanker partner
Wanita yang memiliki pasangan tidak disirkumsisi memiliki
risiko tinggi terserang kanker serviks. Laki-laki yang melakukan
sirkumsisi memiliki kemungkinan lebih kecil terjangkit virus HPV.
Hal ini menurut Pradipta (2007 dalam Syatriani, 2011) disebabkan
karena laki-laki yang tidak disirkumsisi smegma pada preposiumnya
akan menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan virus yang akan
menularkan ke pasangan seksualnya ketika berhubungan seksual.
g. Riwayat ginekologi
Hamil di usia kurang dari 17 tahun dan melahirkan anak
lebih dari tiga juga merupakan risiko tinggi terkena kanker serviks,
apalagi dengan jarak kelahiran yang terlalu pendek. Hal ini
diperkirakan karena terlalu sering melahirkan akan menimbulkan
perlukaan di jalan lahir, sehingga berisiko tinggi terinfeksi HPV.
h. Diethylstilbesterol (DES)
DES merupakan obat hormonal yang diberikan untuk wanita
hamil sekitar tahun 1940-1971 bertujuan untuk mencegah keguguran.
Obat ini telah terbukti dapat memicu kanker serviks.
i. Kontrasepsi peroral
Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama
meningkatkan risiko kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin lama wanita memakai kontrasepsi oral, risiko kanker serviks
semakin meningkat. Risiko ini akan turun lagi setelah kontrasepsi oral
berhenti, dan kembali normal sekitar 10 tahun setelah berhenti.
Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker serviks
karena jaringan serviks merupakan salah satu sasaran yang disukai
hormon steroid perempuan.
j. Status ekonomi
Wanita dengan kelas ekonomi paling rendah memiliki faktor
risiko lima kali lebih besar daripada wanita di kelas ekonomi paling
tinggi. Hal ini mungkin dikarenakan wanita dengan kelas ekonomi
paling rendah tidak memiliki akses yang mudah ke pelayanan
kesehatan
k. Diet
Wanita yang diet rendah buah dan sayuran memiliki risiko
tinggi terkena kanker serviks.
Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai metode, antara lain :
1. Inspeksi visual asam asetat (IVA)
Deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA adalah metode
menggunakan asam acetat 5% yang diusapkan pada permukaan serviks
dan diinterpretasikan dengan melihat perubahan warna putih yang
terjadi setelah larutan asam asetat didiamkan selama 1 menit
a. Pengertian IVA
IVA atau inspeksi visual asam asetat adalah salah satu
bentuk deteksi dini kanker serviks secara visual menggunakan
asam asetat yang sudah diencerkan, berarti melihat serviks dengan
mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan
asam setat 3-5%. Daerah yang tidak normal akan berubah warna
dngan batas tegas menjadi putih (acetowhite), yang
mengindikasikan bahwa leher rahim mungkin memiliki lesi
prakanker. Pemeriksaan IVA dapat dilakukan setahun sekali
b. Kelebihan pemeriksaan IVA
Kelebihan tes IVA adalah biaya murah, dapat dilakukan di
pelayanan tingkat primer, dapat dilakukan kapan saja dalam siklus
menstruasi, termasuk saat menstruasi, dan saat asuhan nifas atau
paska keguguran. Pemeriksaan IVA juga dapat dilakukan pada
perempuan yang dicurigai memiliki ISR/IMS atau HIV/AIDS
c. Sasaran pemeriksaan IVA
Sasaran pemeriksaan IVA adalah wanita usia di atas 20 tahun
dan pernah melakukan hubungan seksual. Namun prioritasnya adalah
pada usia wanita 30-50 tahun dengan target 50% wanita sampai tahun
2019
d. Tahapan pemeriksaan IVA
Tahapan pemeriksaan IVA adalah sebagai beriku:
1) Persiapan
Persiapan alat. Alat yang harus disiapkan yaitu:
a) Spekulum
b) Lampu
c) Larutan asam asetat 3-5%
d) Kapas lidi
e) Sarung tangan
f) Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan
Persiapan pasien. Persiapan pasien meliputi:
a) Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan
inform consent pasien
b) Pasien diminta untuk menanggalkan pakaian dari pinggang
hingga lutut dan menggunakan kain yang sudah disediakan
c) Memposisikan pasien dalam posisi litotomi
d) Menutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain.
2) Pelaksanaan IVA
Langkah-langkah dalam pelaksanaan IVA yaitu:
a) Cuci tangan dan memakai sarung tangan
b) Membersihkan genetalia eksterna dengan air DTT
c) Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga terlihat jelas
d) Bersihkan serviks dari cairan, darah, sekret dengan kapas lidi
bersih
e) Periksa serviks sesuai langkah berikut:
1) Terdapat kecurigaan kanker atau tidak: Jika ya, pasien
dirujuk, pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan. Jika
pemeriksaan oleh dokter obsgyn, lakukan biopsi.
2) Jika tidak dicurigai kanker, identifikasi Sambungan
Skuamo Kolumnar (SSK) Jika SSK tidak tampak, maka
dilakukan pe`meriksaan mata telanjang tanpa asam asetat,
lalu beri kesimpulan sementara, yaitu hasil negatif namun
SSK tidak tampak. Pasien disarankan untuk melakukan
pemeriksaan selanjutnya lebih cepat atau pap smear
maksimal 6 bulan lagi.
3) Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan
kapas lidi yang sudah divelupkan ke dalam asam asetat 3-
5% ke seluruh permukaan serviks.
4) Menunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah
ada bercak putih (acetowhite epithelium) atau tidak
5) Jika tidak (IVA negatif), menjelaskan kepada pasien
kapan harus kembali untuk menguulangi pemeriksaan
IVA
6) Jika ada (IVA positif), tentukan metode tata laksana yang
akan dilakukan
f) Mengeluarkan spekulum
g) Membuang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakai
lainnya ke dalam container (tempat sampah) yang tahan bocor,
sedangkan alat-alat yang dapat digunakan kembali, rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi
h) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan harus
melakukan pemeriksaan lagi serta rencana tata laksana jika
diperlukan.
2. Pap smear
Pap smear merupakan suatu metode deteksi dini kanker serviks
sederhana yang paling popular dan merupakan standar pemeriksaan
deteksi dini kanker serviks. Sitologi apusan pap adalah ilmu yang
mempelajari se-sel lepas atau deskuamasi dari system ginekologi
wanita, meliputi sel-sel lepas vagina, serviks,endoserviks, dan
endometrium. Sitologi apusan pap dapat digunakan untu evaluasi
sitohormonal, mendiagnosis peradangan, identifikasi organisme
penyebab peradangan, mendiagnosis lesi prakanker (NIS) dan kanker
serviks dni maupun invasif.33 Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan
oleh wanita yang sudah menikah atau sudah pernah berhubungan
seksual secara rutin paling tidak setahun sekali.
a. Pengertian
Pap smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah
dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-
kaelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Fitria, 2007). Pap
smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas dari sistem
alat kandungan wanita (Lestadi, 2009).
b. Tujuan tes Pap smear
1) Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat
berkembang menjadi kanker serviks.
2) Alat untuk mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim
bagi seseorang yang belum menderita kanker.
3) Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel
kanker leher rahim.
4) Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks.
c. Manfaat pap smear
1) Evaluasi Sitohormonal
Evaluasi sitohormonal Penilaian hormonal pada seorang wanita
dapat dievaluasi melalui pemeriksaan pap smear yang bahan
pemeriksaanya adalah sekret vagina yang berasal dari dinding
lateral vagina sepertiga bagian atas.
2) Mendiagnosis peradangan
Peradangan pada vagina dan servik pada umumnya dapat
didiagnosa dengan pemeriksaan pap smear . Baik peradangan akut
maupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaran perubahan
sel yang khas pada sediaan pap smear sesuai dengan organisme
penyebabnya. Walaupun kadang-kadang ada pula organisme yang
tidak menimbulkan reaksi yang khas pada sediaan pap smear
3) Identifikasi organisme penyebab peradangan
Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman
yang sebagian merupakan flora normal vagina yang bermanfaat
bagi organ tersebut. Pada umumnya organisme penyebab
peradangan pada vagina dan serviks, sulit diidentifikasi dengan pap
smear, sehingga berdasarkan perubahan yang ada pada sel tersebut,
dapat diperkirakan organisme penyebabnya
4) Mendiagnosis kelainan prakanker
Kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif) pap
smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagai alat
pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kanker leher
rahim.Pap smaer yang semula dinyatakan hanya sebagai alat
skrining deteksi kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alat
diagnostik prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh dengan
ketepatan diagnostik yang tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostik
sitologi tidak dapat mengantikan diagnostik histopatologik sebagai
alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap diagnosik sitologi
kanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan
histopatologi jaringan biobsi leher rahim, sebelum dilakukan
tindakan sebelumya
5) Memantau hasil trapi
Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas atau
gangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus
kanker leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantau
adanya kekambuhan pada kasus kanker yang telah dioperasi,
memantau hasil terapi lesi prakanker atau kanker leher rahim yang
telah diobati dengan elekrokauter kriosurgeri, atau konisasi.
6) Faktor-faktor yang mempengaruhi pap smear menurut Fitria
(2007)
a) Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering
ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali
lipat untuk menderita kanker leher rahim. Semakin tua umur
seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya
proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja, tetapi
pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami
kemunduran, sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh
sakit (Fitria, 2007).
b) Sosial ekonomi
Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi
keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak
mampuan melakukan pap smear secara rutin (Fitria, 2007).
c) Paritas
Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi
yang dapat hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2
orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai resiko
terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher
rahim. Jika jumlah anak menyebabkan perubahan sel abnormal
dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang pada
keganasan (Fitria, 2007).
d) Wanita yang dianjurkan tes pap smear
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear
biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya. Namun tidak
menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami
aktivitas seksualnya memeriksakan diri, berikut ini adalah
wanita-wanita sasaran tes pap smear (Sukaca, 2009) yaitu:
1) Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda
sudah menikah atau belum menikah namun aktivitas
seksualnya sangat tinggi.
2) Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti
pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HIV
atau kutil kelamin.
3) Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun.
4) Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB. e. Pap
tes setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun.
5) Sesudah 2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun
dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi harus lebih
sering menjalankan pap smear. g. Sesering mungkin
jika hasil pap smear menunjukkan abnormal sesering
mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker
maupun kanker serviks
e) Tempat pemeriksaan pap smear menurut Sukaca 2009 dapat
dilakukan di:
1) Rumah sakit pemerintah.
2) Rumah sakit swasta.
3) Laboratorium swasta, dengan harga yang cukup
terjangkau.
4) Tempat-tempat yang menyediakan fasilitas pap smear.
Bila hasil pada pasien pap smear ternyata positif, maka harus
dilanjutkan dengan pemeriksaan biobsy terarah dan patologi.
Pap smear sudah dapat menemukan kanker leher rahim.
Meskipun masih ada tingkat pra kanker (stadium dini).
Dengan pemeriksaan ini bisa memberikan harapan
kesembuhan 100%. Sebaliknya pada penderita yang datang
terlambat, harapan untuk sembuhpun terlampau sulit.
f) Syarat pengambilan bahan
Penggunaan pap smear untuk mendeteksi dan
mendiagnosis lesi prakanker dan kanker leher rahim, dapat
menghasilkan interprestasi sitologi yang akurat bila
memenuhi syarat (Romauli dan Vindari , 2011) yaitu:
1) Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher
rahim.
2) Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu
diluar masa haid, yaitu sesudah hari siklus haid
ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi.
3) Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar
masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher
rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu
walaupun ada perdarahan.
4) Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda
sampai selesai pengobatan.
5) Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina
(pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan
obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks
sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
6) Klien yang sudah menopause, pap smear dapat
dilakukan kapan saja
g) Kendala Pap Smear (Romauli dan Vindari. 2011)
Dilakukan diatas hanya 5% perempuan di Indonesia
yang bersedia melakukan pemeriksaan pap smear banyak
kendala. hal tersebut terjadi antara lain:
1) Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan.
2) Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk
pengambilan sediaan.
3) Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan.
4) Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan
serta tenaga ahli sitologi.
h) Syarat pendeteksian pap smear
Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan saat
melakukan pap smear menurut (Sukaca, 2009) yaitu:
1) Pengambilan dimulai minimal dua minggu setelah dan
sebelum menstruasi sebelumnya.
2) Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya kepada
petugas mengenai aktivitas seksualnya.
3) Tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 1
hari sebelum pengambialn bahan pemeriksaan.
4) Pembilasan vagina dengan bahan kimia tidak boleh
dilakukan dalam 24 jam sebelumnya.
5) Hindarilah pemakaian obat-obatan yang tidak
menunjang pemeriksaan pap smear
i) Langkah -langkah pengambilan sampel pap smear
1) Persiapan pasien
Melakukan informent concent.
Menyiapkan lingkungan sekitar klien, tempat tidur
ginekologi dan lampu sorot.
Menganjurkan klien membuka pakaian bagian
bawah.
Menganjurkan klien berbaring ditempat tidur
ginekologi dengan posisi litotomi.
2) Persiapan alat
Menyiapkan perlengkapan/bahan yang diperlukan
seperti hanscun, speculum cocor bebek, spatula
ayre yang telah dimodifikasi, lidi kapas atau
cytobrush, kaca objek glass, botol khusus berisi
alkohol 95%, cytocrep atau hair spray, tampon
tang, kasa steril pada tempatnya, formuler
permintaan pemeriksaan sitologi pap smear, lampu
sorot, waskom berisi larutan klorin 0,5%, tempat
sampah, tempat tidur ginekologi, sampiran.
Menyusun perlengkapa/bahan secara
ergonomisMencuci tangan dengan sabun dibawah
air mengalir dengan metode tujuh langkah dan
mengeringkan dengan handuk kering dan bersih.,
Mengunakan hanscun steril.Melakukan vulva
higyene. Memperhatikan vulva dan vagina apakah
ada tanda-tanda infeksi.Memasang speculum
dalam vagina.Masukkan spatula ayre kedalam
mulut rahim, dengan ujung spatula yang berbentuk
lonjong, apus sekret dari seluruh permukaan
porsio serviks dengan sedikit tekanan dengan
mengerakkan spatel ayre searah jarum jam, diputar
melingkar 3600.
3) Pelaksanaan
a) Mencuci tangan dengan sabun dibawah air
mengalir dengan metode tujuh langkah dan
mengeringkan dengan handuk kering dan bersih.
b) Mengunakan hanscun steril.
c) Melakukan vulva higyene.
d) Memperhatikan vulva dan vagina apakah ada
tanda-tanda infeksi.
e) Memasang speculum dalam vagina.
f) Masukkan spatula ayre kedalam mulut rahim,
dengan ujung spatula yang berbentuk lonjong,
apus sekret dari seluruh permukaan porsio serviks
dengan sedikit tekanan dengan mengerakkan
spatel ayre searah jarum jam, diputar melingkar
3600 .
g) Ulaskan secret yang telah diperoleh pada kaca
object glass secukupnya, jangan terlalu tebal dan
jangan terlalu tipis.
h) Fiksasi segera sediaan yang telah dibuat dengan
cara:
Fiksasi Basah Fiksasi basah dibuat setelah
sediaan diambil, sewaktu secret masih segar
dimasukkan kedalam alkohol 95%. Setelah
difiksasi selama 30 menit, sediaan dapat
diangkat dan dikeringkan serta dikirim dalam
keadaan keringterfiksasi atau dapat pula
sediaan dikirim dalam keadaan terendam cairan
fiksasi didalam botol.
Fiksasi Kering Fiksasi kering dibuat setelah
sediaan selesai diambil, sewaktu secret masih
seger disemprotkan cytocrep atau hair spray
pada object glass yang mengandung asupan
secret tersebut dengan jarak 10-15 cm dari kaca
object glass, sebanyak 2-4 kali semprotkan.
Kemudian keringkan sediaan dengan
membiarkannya diudara terbuka selama 5-10
menit. Setelah kering sediaan siap dikirimkan
ke laboratorium sitologi untuk diperiksa
bersamaan dengan formulir permintaan.
i) Bersihkan porsio dan dinding vagina dengan kasa
steril dengan menggunakan tampon tang.
j) Keluarkan speculum dari vagina secara perlahan-
lahan.
k) Beritahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai
dilakukan.
l) Rapikan ibu dan rendam alat-alat dan melepaskan
sarung tangan (merendam dalam larutan clorin
0,5%).
m) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
dengan metode tujuh langkah.
n) Temui klien kembali.
o) Mencatat hasil tindakan dalam status.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Rencana Kegiatan
Personil yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari seorang Dosen
UIMA Ketua Pelaksana dan 10 orang anggota. Personil tim pelaksana
berasal dari disiplin ilmu kebidanan.
Maryam Syarah, S.ST, MKM sebagai dosen di Universitas Indonesia
Maju dan Dessy Indah Pratiwi A.Md.Keb sebagai ketua tim pelaksana. Angg
ota mahasiswa Universitas Indonesia Maju yang bersangkutan terlibat dalam
berbagai kegiatan pengabdian masyarakat kepada Permpuan Usia Subur (PU
S) dan Wanita Usia Subur (WUS).
BAB IV
JADWAL KEGIATAN
A. Jadwal Kegiatan
B. Pembicara
MC : Mutiara Halpadma
Moderator : Renny Anggraini
Narasumber 1 : Maryam Syarah M S.ST.,M.KM.
Narasumber 2 : Mutiara Halpadma Amd.Keb
C. Susunan Acara
D. Kepanitiaan
TIM PELAKSANA
2. Wahyu Pujiwati
2. Mutiara Halpadma
E. Anggararan Dana
PEMBAHASAN
Webinar telah dilaksanakan pada hari sabtu, 06 Juli 2022 pada pukul 09.00-
11.00 WIB,menggunakan media Zoom meeting, terdapat 26 peserta dari total
keseluruhan 40 peserta yang mengikuti mini webinar adalah sasaran WUS
(Wanita Usia Subur ) yang wajib melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker
serviks yaitu dengan rentang usia 30-50 tahun. 14 peserta lainnya adalah wanita
usia subur dengan usia dibawah 30 tahun.
Jumlah peserta yang mendaftar sudah mencapai 100% dari target peserta yaitu
30 orang. Pelaksana mini webinar berjalan dengan tertib dan mendapatkan respon
baik dari peserta mini webinar yang zoom meeting
Pemaparan Materi tentang Deteksi Dini Kanker Serviks, narasumber pertama
memaparkan materi mengenai pemeriksaan IVA test dan narasumber kedua
memaparkan materi mengenai pemeriksaan papsmear. Peserta menyimak materi
yang disampaikan, diawali dengan pembukaan yaitu salam perkenalan,
menyampaikan maksud, tujuan dan kontrak waktu. Selanjutnya melakukan
penggalian informasi melalui pretest dan postest pada google form .
Dari 40 peserta yang melakukan pendaftaran 100% mengisi link daftar hadir
dan link evaluasi maka dapat di simpulkan 100% peserta mengikuti webinar dari
awal hingga akhir acara. Berdasarkan hasil evaluasi webinar didapatkan hasil
yang memuaskan dan respon positif dari segi materi, narasumber dan audio.
Namun perlu sedikit meningkatkan terkait masalah sinyal .
Hasil evaluasi pretest dari total jumlah 40 peserta terdapat 19 peserta
menjawab benar semua. Kesimpulannya, peserta belum memahami betul tentang
deteksi dini kanker serviks, setelah diberikan materi pada hasil postest ada
peningkatan pengetahuan peserta terhadap materi yang diberikan yaitu dari 40
peserta yang mengikuti postest ada 32 peserta yang menjawab benar semua.
B. Keberlanjutan Program
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
PENUTUPAN
Hasil Pretest Peseta Miniwebinar
Hasil Postest Peserta Miniwebinar
Sertifikat Miniwebinar
RUKUN WARGA. 01
KELURAHAN LEBAK BULUS KECAMATAN CILANDAK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
JL. Adhyaksa II no.36 Rt 05 RW 01 Lebak Bulus, Cilandak, Jak-Sel
Kode Pos: 12440
Nomor. : 033-F/I/III/08/2022
Perihal : Surat Keterangan Telah melakukan Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Menerangkan Bahwa :
1. Maryam Syarah Mardiyah, S.ST., MKM
2. Aan Darma Putri 07210400125
3. Ambar Kuswati 07210200028
4. Dessy Indah Pratiwi 07210400131
5. Eka Meilani 07210200031
6. Eka Pudji Susanti 07210400128
7. Mutiara Halpadma. 07210200041
8. Ratna Sari Dewi 07210400123
9. Renny Anggraini 07210400130
10. Rita Zulherni 07210200032
11. Seni Prihatini 07210400129
12. Wahyu Pujiwati 07210400131
TAHUN 2022
Oleh:
NPM 07210400131
FAKULTAS VOKASI
JAKARTA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
TAHUN 2022
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan RT 01 RW 01
i
KATA PENGANTAR
syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya kami
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrachman, SH, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
Indonesia Maju.
Indonesia Maju.
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
ii
8. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes Selaku Koordinator Program Studi Kebidanan Program
kebidanan komunitas
10. Hidayani, SKM, MKM selaku dosen responsi laporan praktik kebidanan komunitas
11. Nurainih, SST, M.Kes, SH, MM selaku CI responsi laporan praktik kebidanan
komunitas
12. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik agar saya dapat
memperbaiki laporan ini dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1Latar Belakang......................................................................................................1
1.2Tujuan...................................................................................................................4
1.3Manfaat.................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................6
2.1Teori atau Konsep Dasar Komunitas....................................................................6
2.2Konsep Dasar Keluarga........................................................................................9
2.3Konsep Dasar Keluarga Binaan..........................................................................11
2.4Pengertian KB IUD...............................................................................................13
2.5Jenis KB IUD.....................................................................................................13
2.6Cara Kerja KB IUD............................................................................................14
2.7Keuntungan dan Kerugian KB IUD...................................................................14
2.8Efek Samping KB IUD.......................................................................................16
2.9Kontraindikasi KB IUD......................................................................................18
2.10Prosedur Pemasangan KB IUD........................................................................18
2.11Prosedur Pencabutan KB IUD..........................................................................20
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................21
3.1Kunjungan Keluarga Binaan ke-1 dilakukan tanggal 21 Juli 2022......................21
3.2Kunjungan Keluarga Binaan ke-2 dilakukan tanggal 23 Juli 2022......................27
3.3Kunjungan Keluarga Binaan ke-3 dilakukan tanggal 26 Juli 2022......................28
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................32
4.1Pengkajian Data Subjektif..................................................................................32
4.2Pengkajian Data Objektif...................................................................................33
4.3Perumusan Diagnosa..........................................................................................34
4.4 Penatalaksanaan dan Evaluasi...........................................................................34
BAB V PENUTUP..................................................................................................36
5.1Kesimpulan.........................................................................................................36
5.2Saran...................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................1
LAMPIRAN..............................................................................................................3
iv
BAB I
PENDAHULUAN
jumlah penduduk. Sensus Penduduk (SP) 2020 mencatat penduduk Indonesia pada
yang pertama pada tahun 1961, jumlahpenduduk terus mengalami peningkatan. Hasil
sebanyak 32,56 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 3,26 juta setiap tahun 1.Undang-Undang
mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
perempuan yang digunakan jauh lebih besar dibanding dengan metode kontrasepsi
1
sebesar 6,34%. Ini menunjukan bahwa partisipasi laki-laki dalam menggunakan alat
kontrasepsi masih sangat kecil. Penggunaan alat kontrasepsi masih dominan dilakukan
tahun 2018 dari seluruh jumlah peserta KB modern, hanya 17,8% diantaranya yang
menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu AKDR, Implan dan
Metode Operatif Wanita (MOW). Sedangkan 82,19% lainnya pengguna KB non MKJP
3
Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang mengalami penurunan padahal
kontrasepsi yang efektif dengan potensi jangka panjang, dapat dipakai oleh semua
terbaik bagi sebagian besar wanita jika dibandingkan dengan metode lain 5. AKDR
memiliki angka kegagalan 0,6-0,8 kehamilan per 100 wanita selama satu tahun
pertama penggunaan dan sangat efektif sampai 10 tahun serta membutuhkan biaya yang
dengan baik, pemasangan tidak memerlukan teknis medis yang sulit, kontrol
medis yang ringan dan pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik 7,
perempuan usia reproduktif (15-49) dari 47.105 perempuan usia reproduktif yang
menggunakan KB yaitu Suntik 10,7%, Pil 23,1%, MOW 1,0%, Implan 1,5%,
AKDR 0,5%8.
KB aktif di antara Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2019 sebesar 62,5%,
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ingin dicapai
2
tahun 2019 sebesar 66%. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2017 juga menunjukan angka yang lebih tinggi pada KB aktif yaitu
sebesar 63,6%. KB aktif tertinggi terdapat di Bengkulu yaitu sebesar 71,4% dan yang
Sumatera Selatan, Sulawesi Utara dan Gorontalo, Jawa Barat. Sebagian besar
peserta KB Aktif memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat
dominan dibanding metode lainnya, dimana suntikan (63,7%), pil (17,0%), AKDR
(7,4%), Implant (7,4%), Metode Operasi Pria (MOP) (0,5%), MOW (2,7%),
Kondom (1,2%). Padahal suntikan dan pil termasuk dalam metode kontrasepsi
jangka pendek sehingga tingkat efektifitas suntikan dan pil dalam pengendalian
RI, 2019).
Menurut Data Badan Pusat Statistik di DKI Jakarta jumlah PUS yang
merupakan peserta KB aktif sebanyak 1.463.483. Menurut data April 2019, jakarta
jumlah peserta KB aktif di DKI Jakarta. Di Jakarta Selatan sendiri jumlah PUS tahun
2021 yaitu 457.071. PUS yang ber-KB secara aktif 268.897. Berdasarkan data akhir
Desember 2021 peserta KB IUD yang aktif sebanyak 63.970, MOW sebanyak 9668,
MOP 1.586, Kondom 15.092, Implant 19.352, suntik 100.173, pil 59.056 9. Dari data
badan pusat statistik pada Tahun 2021 jumlah PUS 457.071 dan orang yang memakai
IUD sebanyak 63.970 orang presentasenya 0,13%. Cakupan KB IUD yaitu 14% dari
jumlah PUS sedangkan pemakainya masih sebanyak 0,13 %. Dari data kecamatan
3
tebet cakupan IUD masih rendah. Jumlah PUS diambil dari jumlah KK di kelurahan
kebon baru tahun 2019 sebanyak 7455. Berdasarkan data buku registrasi KB Praktik
Mandiri Bidan (PMB) Ratna di kelurahan kebon baru selama tahun 2021 hanya 3,5 %
atau 12 orang yang menggunakan akseptor KB AKDR, sementara itu metode banyak
yang dipilih yaitu suntik sebanyak 300 orang (87,7%) dan metode lainnya pil
sebanyak 30 orang (8,7%).Selain dari itu masyarakat juga banyak yang tidak
AKDR dengan persepsi yang negatif misalnya AKDR bisa berpindah –pindah
dimasukkan kedalam rahim dan lain sebagainya. Dari beberapa rumor itu banyak
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
4.Melaksanakan asuhan kebidanan dan evaluasi Ny. R di Kelurahan Kebon
1.3 Manfaat
2. Bagi Mahasiswa
kompetensi dibidangnya.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
psikososial budaya yang ada di komunitas (masyakart sekitar). Maka seorang bidan dituntut
mampu memberikan pelayanan yang bersifat individual maupun kelompok. Untuk itu bidan
perlu dibekali dengan strategi-strategi untuk mengatasi tantangan/kendala seperti berikut ini.
bangkitnya/ lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan
Tujuan kebidanan komunitas menurut Kemenkes 2018, yaitu mencakup tujuan umum
a. Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
b. Tujuan Khusus
Kebidanan Komunitas
balita, jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan.
d. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil
dapat dilakukan adalah pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu
hamil.
caesar.
(IDU).
1. Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dn beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
diantaranya adalah:
a. Patrilineal
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal
sedarah istri.
d. Patrilokal
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
1. Pengertian
Pembina dapat diartikan bantuan dari seseorang atau sekelompok orang
yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi
anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
yang optimal. Jika masyarakat sudah menciptakan hidup sehat maka derajat
masyarakat.
Keluarga adalah dua atau lebih dari duaindividu yang tergabung karena
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satusama lain, dan di dalam perannya
kesehatan :
a. Mudah dijangkau
sarana kesehatan.
Suatu alat yang dimasukkan ke dalam Rahim sangat efektif, revesibel dan berjangka
panjang, dapat di pakai oleh semua perempuan usai reproduksi.AKDR atau IUD sipiral
adalah suatu alat yang di masukkan ke dalam Rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi11
1. AKDR non hormonal Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4 karena
yang terbuat dari benang sutera dan logam sampai generasi plastik (polietilen), baik
Berg Ring.
tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML- Cu 375 (daya kerja 3
tahun).
2. IUD yang mengandung hormonal IUD yang mengandung hormonal terdiri dari :
a. Progestasert-T = Alza T
(Modified Withdrawal)
b. LNG-20
3) Angka kegagalan/kehamilan agak terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun )
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
Keuntungan:
a. Efektifitas tinggi
c. Metode jangka panjang (10 tahun produksi dan cut-380a dan tidak perlu di
ganti).
h. Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
i. Dapat di gunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
Kerugian:
a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
selama 3 bulan).
Komplikasi Lain:
b. Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau perempuan yang berganti
pasangan.
AKDR
kehamilan normal.12
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan). Perubahan siklus haid merupakan suatu keadaan siklus haid
yang berbeda dengan yang sebelumnya, yang diukur mulai dari siklus
menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik awal, yang dapat berkisar
2. Haid lebih lama dan banyak Perdarahan menstruasi yang lebih banyak atau lebih
lama dari normal (lebih dari 8 hari). Pada keadaan ini AKDR tidak perlu
dilepaskan kecuali bila pendarahan terus berlangsung sampai lebih dari 8 –10
minggu11
mungkin merupakan akibat dari terjadinya reaksi awal terhadap adanya benda
asing11
5. Saat haid lebih sakit (disminorea) Nyeri haid (disminorea) merupakan suatu rasa
tidak enak di perut bawah sebelum dan selama menstruasi dan sering kali
perdarahan yang sedikit – sedikit ini tidak akan diketahui oleh akseptor, keluhan
yang sering terdapat pada pemakaian IUD ialah perdarahan banyak dapat
7. Rasa nyeri dan kejang di perut Rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi
segera setelah pemasangan IUD, biasanya rasa nyeri ini berangsur – angsur
hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
jalan memberi analgetik, jika keluhan berlangsung terus, sebaiknya IUD diganti
8. Gangguan pada suami Kadang – kadang suami dapat merasakan adanya benang
IUD sewaktu bersenggama, ini disebabkan oleh benang IUD yang keluar dari
porsio uteri terlalu pendek atau terlalu panjang. Untuk mengurangi atau
menghilangkan keluhan ini, benang IUD yang terlalu panjang dipotong sampai
kira-kira 3 cm dari porsio, sedang jika benang IUD terlalu pendek, sebaiknya
IUD akan diganti, biasanya dengan cara ini keluhan suami akan hilang 14
9. Ekspulsi (pengeluaran sendiri) 14 . Ekspulsi IUD dapat terjadi untuk sebagian atau
seluruh. Ekspulsi biasanya terjadi pada waktu haid, yang dipengaruhi oleh :
a. Umur dan Paritas : Pada paritas yang rendah 1 atau 2, kemungkinan ekspulsi
dua kali lebih besar dari pada paritas 5 atau lebih, demikian pula pada wanita
muda ekspulsi lebih sering terjadi dari pada wanita yang umurnya lebih tua.
b. Lama Pemakaian : Ekspulsi paling sering terjadi pada tiga bulan pertama
ialah kira – kira 50%. Jika terjadi ekspulsi, pasangkanlah IUD dari jenis yang
sama, tetapi dengan ukuran yang lebih besar dari pada sebelumnya, dapat
d. Jenis dan Ukuran : Jenis dan ukuran IUD yang dipasang sangat
terjadinya ekspulsi.
e. Faktor psikis : Oleh karena mortalitas uterus dapat dipengaruhi oleh faktor
psikis, maka frekuensi ekspulsi lebih banyak dijumpai pada wanita – wanita
yang emosional dan ketakutan, yang psikis labil. Wanita – wanita seperti ini
IUD.
1. Sedang Hamil
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septic.
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak Rahim yang dapat
3. Setelah melahirkan :
b. Akhir bulan I
d. Setiap 1 tahun
lainnya.
arah rahim.
atau lainnya.
yang keluar dari ostium uteri eksternum (OUE) dengan dua cara yaitu dengan
pinset atau dengan cunam jika benang IUD tampak di luar OUE. Bila benang tidak
tampak di luar OUE, keberadaan IUD dapat di periksa melalui ultrasonografi atau
foto rontgen.15 Bila IUD masih in situ dalam kavum uteri, IUD dapat dikeluarkan
dengan pengait IUD. Kalau ternyata IUD sudah mengalami translokasi masuk ke
dalam rongga perut (cavum peritoni) pengangkatan IUD dapat dilakukan dengan
laparoskopi atau minilaparotomi. Bila benang IUD tidak terlihat, maka hal tersebut
disebabkan oleh :
b. Perforasi uterus.
d. Perubahan letak IUD, sehingga benang IUD tertarik ke dalam rongga uterus 14
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT DOKUMENTASI
A. Data Subjektif
1. Alasan datang: Ibu mengatakan belum pernah ber-KB dan tidak ada rencana
Evasari oleh bidan dan dokter berat badan saat lahir 2600 gram panjang 46
ASI ekslusif selama 5 bulan. Kehamilan kedua lahir tahun 2019 secara
sectio cesaria di RS Omni oleh bidan dan dokter berat badan saat lahir 2780
karena riwayat SC dan CPD, ASI ekslusif selama 22 bulan. Ibu mengatakan
Menular Seksual (PMS) ataupun penyakit infeksi dan tumor pada alat
reproduksi
6. Riwayat kesehatan: Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
diabetes melitus, radang panggul dsb. Pada keluarga ibu, orang tua tidak
ibu melakukan ibadah 1 minggu sekali di gereja, ibu mengikuti acara arisan
a. Pola istirahat: tidak ada gangguan, istirahat 2 jam pada siang hari dan 8
c. Pola eliminasi: Ibu BAK sebanyak kurang lebih 6x sehari, BAB 1x sehari
d. Pola nutrisi: Ibu makan teratur, 3x sehari dengan porsi satu piring nasi
sayur serta buah. Ibu minum air putih kadang mengkonsumsi susu atau
kopi.
e. Pola personal hygiene: Ibu mandi 2x sehari, menggosok gigi 2x sehari,
f. Pola hubungan seksual: Ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan rutin
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
IMT : 20.8kg/m2,normal
4. Pemeriksaan Fisik
jugularis
mur-mur
Ekstremitas : simetris, refleks patela +, tidak ada oedema dan tidak ada
varises
dilakukan
C. Analisis Data
D. Penatalaksanaan
bersedia
diberikan
yang diberikan
yang diberikan
yang diberikan
yang diberikan
A. Data Subyektif
Ibu mengatakan masih bingung dan ragu memilih KB IUD dan akan
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Umum
C. Analisis Data
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan. Ibu
3. Menanyakan kepada ibu apa yang membuat ibu masih bingung dalam
oleh bidan.
6. Hasil evaluasi: ibu dan suami mengerti dan memahami apa yang
ulang.
7. Melakukan pendokumentasian
A. Data Subyektif
terdekat
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Umum
C. Analisis Data
D. Penatalaksanaan
yang diberikan
10. Meminta ibu untuk mengerjakan postest yang sudah disiapkan. Ibu
bersedia
11. Hasil evaluasi: ibu mengerti dan memahami apa yang disampaikan
Pengkaji,
PEMBAHASAN
belajar lapangan di Kelurahan Kebon Baru RT/RW 01/01 khususnya pada keluarga
Ny. R.
Data subjektif diperoleh dari hasil pengkajian terhadap pasien dengan teknik
wawancara. Data ini berupa keluhan atau persepsi subjektif pasien terhadap status
Pengumpulan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan16.
pengkajian data subjektif pada Ny. R didapatkan bahwa Ny. R umur 36 tahun
belum pernah ber-KB dan berencana tidak memiliki anak lagi. Dengan demikian
32
penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif menggunakan metode yang
sesuai dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
yang dilakukan pada Ny. R. Data objektif adalah data yang didapat dari
emosional ibu, pengukuran fisik (TB, BB, Lila), tanda-tanda vital (TD, N, R, S),
Pemeriksaan kepala, wajah, leher, dada, abdomen, genetalia, tungkai 16. Penulis
melakukan pemeriksaan fisik melalui observasi secara langsung pada Ny.R dan
Penulis melakukan asuhan pada Tanggal 21-26 Juli 2022. Ny.R usia 36
kg, Tinggi Badan 155 cm, TD: 110/70 mmHg, N:82 x/m, R: 19 x/m, S: 36,4 C dan
33
dialami oleh Ny.R. Masalah yang dialami Ny.R yaitu tidak berencana memiliki
intepretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh
wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Diagnosa
yang meliputi data subjektif dan data objektif. Dengan demikian analisa data
dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
asuhan yang menyeluruuh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi
dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan
34
terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu
merujuk klien. Setiap rencana asuhan haruslah disetuji oleh kedua belah pihak,
yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang
Keputusan ber-KB (ABPK) pada Ny.R usia 36 tahun, Ny. R dapat mengetahui
KB IUD, keuntungan dan keruguian KB IUD, efek samping KB IUD, indikasi dan
KB IUD.
terdekat. Penulis menyarankan agar melakukan kontrol IUD per 6 bulan sekali serta
dengan teori sehingga disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktik.
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keputusan ber-KB (ABPK) yang dimulai dari pengkajian data sampai evaluasi
data Ny. R usia 36 tahun belum pernah ber-KB dan tidak berencana
2. Pengkajian data objektif yang diperoleh dari hasil observasi didapatkan data
Ny. R usia 36 tahun memiliki hasil pemeriksaan baik dan dalam batas
normal
(ABPK). Ny.R sudah memahami dan mengerti tentang alat kontrasepsi apa
36
yang cocok digunakan olehnya. Ny.R dan suami telah memutuskan untuk
di fasilitas kesehatan terdekat diantar oleh suaminya. Dari hasil diatas dapat
5.2 Saran
2. Bagi Mahasiswa
37
DAFTAR PUSTAKA
7. Manuaba IGBF. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. EGC; 2010.
9. Badan Pusat Statistik. Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif
dki-jakarta.html
11. Handayani S. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. pustaka rihama; 2010.
15, 2021.
13. Bab Ii Tinjauan Pustaka 2.1 Efek Samping Kontrasepsi Iud 2.1.1 Pengertian Efek
Samping.
14. A.B Str Dan Ghw. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Vol 3. 4th Ed. Pt
Http://Repositori.Uin-Alauddin.Ac.Id/14199/1/Rusdania%2070400115048.Pdf
16. Yulizawati, Insani AA, Sinta B LL, Andriani F. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
LAMPIRAN
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Dokumentasi
SATUAN ACARA KEGIATAN
KELUARGA BINAAN
KONSELING KB IUD
Praktik Komunitas
Oleh:
NPM: 07210400131
FAKULTAS VOKASI
TAHUN 2022
SATUAN ACARA KEGIATAN
KONSELING KB IUD
A. Tujuan Instruksional
a. Tempat
Rumah pasien
b. Waktu
D. Langkah Kegiatan
Kesehatan keluarga
4. Mengkaji tingkat
pengetahuan pasien dan kepada pasien.
tujuan konseling.
4. Mahasiswa mengajukan
pertanyaan tentang KB
IUD
menanyakan hal-hal
penutup. penutup.
E. Evaluasi
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.R umur 36 tahun dalam
dan mengerti tentang alat kontrasepsi apa yang cocok digunakan olehnya.
diantar oleh suaminya. Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
F. Materi
1. Pengertian IUD
dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat
biasanya akan tetap terus berada dalam rahim sampai di keluarkan lagi.
IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara
(Kusmarjadi, 2019).
2. Jenis-Jenis IUD
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana
b. Copper- 7
c. Multi load
tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari
ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
d. Lippes load
IUD ini terbuat dari polyethelen, berbentuk huruf spiral atau huruf
1. Kekurangan KB IUD
menular
b. Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama
e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
pemasangan AKDR
2. Kelebihan KB IUD
terjadi infeksi)
1. Indikasi KB IUD
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
kontrasepsi
kelamin
G. Daftar Pustaka/Referensi
Info Media
Nama :
Usia :
Pendidikan :
Jumlah Anak :
B. PETUNJUK PENGISIAN
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ceklis pada salah satu
NO PERNYATAAN B S
jangka pendek/sementara
ovum/sel telur
mandul
menggunakan IUD
8. Wanita dengan resiko tinggi IMS dapat menggunakan IUD
kanker payudara
KUNJUNGAN KE - 1
KUNJUNGAN KE - 2
KUNJUNGAN KE - 3
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN PRAKTIK KLINIK
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY D UMUR 49 TAHUN
KONSELING IVA TEST DI RT 08 RW 01 KELURAHAN
KEBON BARU KECAMATAN TEBET
TAHUN 2022
Oleh:
WAHYU PUJIWATI
07210400126
Disusun Oleh:
WAHYU PUJIWATI
07210400126
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan RT 08 RW 01
1
KATA PENGANTAR
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada:
13. Drs. H. A. Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju.
14. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrachman, SH, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
15. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
16. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
17. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
18. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
19. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
20. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes Selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju.
21. Maryam Syarah Mardiyah, S.ST, MKM selaku pembimbing Asuhan
Kebidanan Komunitas Program Studi DIV Kebidanan Universitas Indonesia
Maju yang telah membimbing penulis.
22. Ernita Prima Noviyani, S.ST, M.Kes selaku Dosen Penguji Asuhan Kebidanan
Komunitas Program Studi DIV Kebidanan Universitas Indonesia Maju.
2
23. Nurainih, SST, M.Kes, SH, MM selaku CI Asuhan Kebidanan Komunitas
Program Studi DIV Kebidanan Universitas Indonesia Maju.
24. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
25. Terimakasih kepada orang tua dan anak anak saya yang tidak henti hentinya
mendoakan, mendukung, memberikan nasehat, semangat serta motivasi dalam
penyusunan penulisan ini.
26. Rekan rekan seperjuangan ku yang saling mendukung dan menyemangati satu
sama lain.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik agar saya dapat
memperbaiki laporan ini dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Wahyu Pujiwati
07210400126
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Menurut Badan Kesehatan Dunia World Health Organization
(WHO), Kanker serviks adalah kanker paling sering keempat pada wanita
dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada 2018 mewakili 6,6% dari
semua kanker wanita. Sekitar 90% kematian akibat kanker serviks terjadi
di Negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tingkat kematian yang
tinggi dari kanker serviks secara global dapat dikurangi melalui
pendekatan komprehensif yang mencakup pencegahan, diagnosis dini,
penyaringan yang efektif dan program pengobatan. Saat ini ada vaksin
yang melindungi dari jenis human papilloma virus yang menyebabkan
kanker dan secara signifikan dapat mengurangi risiko kanker serviks (3).
1.2 Tujuan
a.Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada Ny D
penyuluhan tentang IVA test di RT 08 RW 01 Kel. Kebon Baru
Kecamatan Tebet.
7
b.Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada Ny D di rt 08 rw 01
Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet.
2. Melaksanakan pengkajian data objektif pada Ny D di rt 08 rw 01
Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet.
3. Melaksanakan perumusan diagnosa atau masalah kebidanan pada
Ny D di rt 08 rw 01 Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan dan evaluasi Ny D di rt 08 rw 01
Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet.
1.3 Manfaat
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
a.Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya,
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta
mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
9
b.Tujuan Khusus
1)Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas
sesuai dengan tanggung jawab bidan.
2)Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
3)Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan
risiko kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
4)Medukung program-program pemerintah lainnya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
5)Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan
tokoh masyarakat setempat atau terkait.
6. Prinsip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan Pada
Pelayanan Kebidanan Komunitas
Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai berikut:
10
dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
7. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Di Komunitas
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai berikut.
11
perkosaan, dan Injecting Drug User (IDU).
12
4.2 Teori Konseling
1. Pengertian
2. Tujuan Konseling
13
Konseling individu memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Secara umum tujuan konseling adalah supaya klien dapat
mengubah perilakunya ke arah yang lebih maju, melalui terlaksananya
tugas-tugas perkembangan secara optimal, kemandirian, dan kebahagiaan
hidup. Secara khusus, tujuan konseling tergantung dari masalah yang
dihadapi oleh masing masing klien (11).
Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1)
tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja);
dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan
14
a. Tahap Awal
15
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling
selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap
ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:
16
3) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian
segera).
4) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
1. Pengertian
2. Penyebab
3. Gejala
17
Kanker serviks sering tidak menimbulkan tanda dan gejala. Gejala
akan muncul jika sudah memasuki stadium kanker serviks. Gejala-gejala
yang ditimbulkan penyakit kanker serviks adalah (15):
c. Gejala awal
5) Pendarahan vagina yang abnormal, berupa pendarahan setelah
berhubungan seksual, pendarahan diluar siklus menstruasi atau
pendarahan pasca menopause.
6) Menstruasi banyak dan berlangsung lebih dari 7 hari
7) Keputihan banyak yang berlebihan dan berbau tidak sedap.
8) Nyeri saat berhubungan seksual
d. Gejala pada stadium lanjut
6) Anoreksia, berat badan menurun,dan mudah merasa lelah
7) Nyeri pada panggul, pinggang, dan tungkai
8) Gangguan eliminasi
9) Salah satu kaki mengalami pembengkakan
10) Vagina mengeluarkan urine atau feses.
4. Faktor Resiko
Wanita yang mempunyai risiko tinggi terserang kanker serviks
adalah (16) :
l. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
Human Papilloma Virus (HPV) dapat menginfeksi sel-sel di
permukaan kulit, dan mereka yang melapisi alat kelamin, anus, mulut,
dan tenggorokan. HPV dapat menyebar dari satu orang ke orang lain
melalui kontak kulit ke kulit. Salah satu cara HPV menyebar adalah
melaui hubungan seks, termasuk seks vaginal, anal, dan bahkan oral.
Infeksi HPV pada wanita tidak semua bisa menyebabkan kanker
serviks. Virus ini akan hilang dengan sendirinya apabila wanita yang
terinfeksi virus HPV memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.
Ada 150 jenis HPV yang dikelompokan menjadi jenis HPV
berisiko rendah dan HPV beririko tinggi. Jenis HPV berisiko rendah
merupakan penyebab kutil pada bibir atau lidah, sekitar organ kelamin
18
wanita dan laki-laki dan di daerah anus. HPV tipe berisiko rendah
jarang menyebabkan kanker. Jenis HPV lainnya disebut tipe risiko
tinggi karena sangat terkait dengan kanker. Tipe HPV yang
mempunyai risiko tertinggi terjadinya kanker serviks adalah tipe HPV
16 dan HPV 18. Waktu yang dibutuhkan dari infeksi HPV risiko-
tinggi sampai terjadinya kanker adalah 15 tahun.
m. Merokok
Wanita yang merokok mempunyai risiko dua kali lipat lebih
tinggi terkena kanker serviks dibandingkan dengan yang tidak
merokok. Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau dapat dijumpai
pada lendir serviks wanita yang merokok. Para peneliti percaya bahwa
zat ini dapat merusak DNA sel serviks dan dapat berkontribusi pada
perkembangan kanker serviks. Merokok juga membuat system
kekebalan tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi HPV
n. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Human Immunodeficiency Virus (HIV), adalah virus yang
menyebabkan AIDS, merusak sistem kekebalan tubuh sehingga
wanita penderita AIDS memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi HPV
yang bisa menyebabkan kanker serviks. Wanita dengan penyakit
autoimun yang menkonsumsi obat untuk menekan respon kekebalan
tubuh juga berisiko terserang kanker serviks.
o. Infeksi Chlamidia
Chlamidia adalah jenis bakteri yang dapat menginfeksi sistem
reproduksi, menyebar melalui kontak seksual. Infeksi chlamidia dapat
menyebabkan peradangan panggul dan infertilitas.
p. Hubungan seksual
Berdasarkan etiologi infeksinya, wanita dengan pasangan seksual
lebih dari satu dan wanita yang memulai berhubungan seksual
sebelum usia 18 tahun mempunyai risiko lima kali lipat terkena
kanker serviks. Hal ini disebabkan karena sel-sel mukosa pada
serviks belum matang. Sel-sel mukosa wanita baru matang pada usia
20 tahun ke atas. Sehingga jika wanita melakukan hubungan seksual
19
pada usia dibawah 18 tahun sel-sel serviks masih rentan terhadap
rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar yang
bisa menyebabkan sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi sel
kanker.
q. Kanker partner
Wanita yang memiliki pasangan tidak disirkumsisi memiliki
risiko tinggi terserang kanker serviks. Laki-laki yang melakukan
sirkumsisi memiliki kemungkinan lebih kecil terjangkit virus HPV.
Hal ini disebabkan karena laki-laki yang tidak disirkumsisi smegma
pada preposiumnya akan menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan
virus yang akan menularkan ke pasangan seksualnya ketika
berhubungan seksual.
r. Riwayat ginekologi
Hamil di usia kurang dari 17 tahun dan melahirkan anak lebih
dari tiga juga merupakan risiko tinggi terkena kanker serviks, apalagi
dengan jarak kelahiran yang terlalu pendek. Hal ini diperkirakan
karena terlalu sering melahirkan akan menimbulkan perlukaan di jalan
lahir, sehingga berisiko tinggi terinfeksi HPV.
s. Diethylstilbesterol (DES)
DES merupakan obat hormonal yang diberikan untuk wanita
hamil sekitar tahun 1940-1971 bertujuan untuk mencegah keguguran.
Obat ini telah terbukti dapat memicu kanker serviks.
t. Kontrasepsi peroral
Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama
meningkatkan risiko kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin lama wanita memakai kontrasepsi oral, risiko kanker serviks
semakin meningkat. Risiko ini akan turun lagi setelah kontrasepsi oral
berhenti, dan kembali normal sekitar 10 tahun setelah berhenti.
Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker serviks
karena jaringan serviks merupakan salah satu sasaran yang disukai
hormon steroid perempuan.
u. Status ekonomi
20
Wanita dengan kelas ekonomi paling rendah memiliki faktor
risiko lima kali lebih besar daripada wanita di kelas ekonomi paling
tinggi. Hal ini mungkin dikarenakan wanita dengan kelas ekonomi
paling rendah tidak memiliki akses yang mudah ke pelayanan
kesehatan
v. Diet
Wanita yang diet rendah buah dan sayuran memiliki risiko tinggi
terkena kanker serviks.
1. Pengertian IVA
IVA atau inspeksi visual asam asetat adalah salah satu bentuk
deteksi dini kanker serviks secara visual menggunakan asam asetat yang
sudah diencerkan, berarti melihat serviks dengan mata telanjang untuk
mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam setat 3-5%. Daerah
yang tidak normal akan berubah warna dngan batas tegas menjadi putih
(acetowhite), yang mengindikasikan bahwa leher rahim mungkin
memiliki lesi prakanker. Pemeriksaan IVA dapat dilakukan setahun
sekali
21
Sasaran pemeriksaan IVA adalah wanita usia di atas 20 tahun dan
pernah melakukan hubungan seksual. Namun prioritasnya adalah pada
usia wanita 30-50 tahun
4. Tahapan pemeriksaan IVA
Tahapan pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat dan bahan
Persiapan alat. Alat yang harus disiapkan yaitu:
1) Spekulum
2) Lampu
3) Larutan asam asetat 3-5%
4) Kapas lidi
5) Sarung tangan
6) Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan
b. Persiapan pasien. Persiapan pasien meliputi:
1) Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan inform
consent pasien
2) Pasien diminta untuk menanggalkan pakaian dari pinggang hingga lutut
dan menggunakan kain yang sudah disediakan
3) Memposisikan pasien dalam posisi litotomi
4) Menutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain.
5. Pelaksanaan IVA
Langkah-langkah dalam pelaksanaan IVA yaitu:
a. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
b. Membersihkan genetalia eksterna dengan air DTT
c. Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga terlihat jelas
d. Bersihkan serviks dari cairan, darah, sekret dengan kapas lidi
bersih
e. Periksa serviks sesuai langkah berikut:
1) Terdapat kecurigaan kanker atau tidak: Jika ya, pasien
dirujuk, pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan. Jika pemeriksaan
oleh dokter obsgyn, lakukan biopsi.
2) Jika tidak dicurigai kanker, identifikasi Sambungan Skuamo
22
Kolumnar (SSK) Jika SSK tidak tampak, maka dilakukan
pemeriksaan mata telanjang tanpa asam asetat, lalu beri
kesimpulan sementara, yaitu hasil negatif namun SSK tidak
tampak. Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan
selanjutnya lebih cepat atau pap smear maksimal 6 bulan lagi.
3) Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas
lidi yang sudah divelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke
seluruh permukaan serviks.
4) Menunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada
bercak putih (acetowhite epithelium) atau tidak
5) Jika tidak (IVA negatif), menjelaskan kepada pasien kapan
harus kembali untuk menguulangi pemeriksaan IVA
6) Jika ada (IVA positif), tentukan metode tata laksana yang
akan dilakukan
a) Mengeluarkan spekulum
b) Membuang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakai lainnya
ke dalam container (tempat sampah) yang tahan bocor, sedangkan
alat-alat yang dapat digunakan kembali, rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
c) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan harus
melakukan pemeriksaan lagi serta rencana tata laksana jika
diperlukan.
c. Kalau fasilitas tersedia lebih,lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun.
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia
25-60 tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup
memiliki dampak yang signifikan.
23
sekali dan bila hasil (-) adalah 5 tahun sekali.
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Registrasi : 05
Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2022
Waktu Pengkajian : 16.00 wib
Tempat Pengkajian : Rumah Warga
Pengkaji : Wahyu Pujiwati
A. Data Subjektif
Nama Ibu : ny D Nama Suami : tn S
Umur : 49 th Umur : 58 th
Agama : islam Agama : islam
Suku : jawa Suku : sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga Pekerjaan : guru
Alamat : Rt 08 rw 01 Kel. Kebon Besar Kec. Tebet
25
A Penyu Anak
n lit
Penolo
a Tempat Usia Jenis keha
Tgl / Thn ng Jenis
k persalin keha persalina milan BB/ Keada
persalinan persalin kelam
an milan n / PB an
an in
k persal
e inan
1 16/5/1997 RS Aterm Spontan Bidan Tidak Laki 3200/ Sehat
ada laki 49
26
e) Pola personal hygiene: mandi 2x/ hari, mengganti pakaian dalam
2-3x/hari
f) Pola hubungan seksual: melalukan hubungan seks 1x/minggu
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : comphosmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 130/80mmHg
Denyut nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu tubuh : 35,6 0
C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 157 cm
LILA : 25 cm
IMT : 23,9 kg/m2
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak oedem
Mata : sklera tidak ikterik, conjunctiva tidak anemis
Mulut : caries ada,
Leher : tidak ada pembesaran kelenja thyroid,tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran hati
Ekstremitas Atas : simetris,
Ekstremitas Bawah : simetris, tidak ada oedem, tidak ada varises di
kaki kanan dan kiri
Anogenitalia : tidak di lakukan
27
5. Pemeriksaan Penunjang : tidak di lakukan
C. Analisis Data
Ny D Wanita Usia Subur, P3A0 umur 49 th
D. Penatalaksanaan
1. Memakai alat pelindung diri (masker)
Evaluasi: ibu telah menggunakan masker
2. Membina hubungan baik dengan ibu
Evaluasi: ibu telah melakukannya dengan petugas
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah di lakukan kepada ibu
Evaluasi: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaannya
4. Menginformasikan tentang kanker serviks seperti: pengertian,
penyebab dan gejala kanker serviks
Evaluasi: ibu mengerti dengan informasi yang telah diberikan
5. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan menjaga pola
makan dengan gizi seimbang
Evaluasi: ibu berjanji akan melakukan nya
6. Memberitahu ibu bahwa akan melakukan kunjungan ke 2 tanggal 28
Juli 2022
Evaluasi: ibu mengetahui dan bersedia menerima
7. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi: semua Asuhan Kebidanan didokumentasikan
E. Data Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan takut untuk melakukan IVA test
F. Data Objektif
3. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
28
4. Pemeriksaan Umum
Tensi : 120/80mmhg
Denyut nadi : 84 kali/menit
Frekuensi nafas : 19 kali/menit
Suhu tubuh : 36,10C
5. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 157 cm
IMT : 23,9
G. Analisis Data
Ny D Wanita Usia Subur, P3A0 umur 49 th
H. Penatalaksanaan
1. Memakai alat pelindung diri (masker)
Evaluasi: ibu telah memakai masker
2. Membina hubungan baik dengan ibu
Evaluasi: ibu telah melakukannya dengan petugas
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah di lakukan
Evaluasi: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaannya
4. Menjelaskan tentang IVA test seperti: Pengertian IVA test, Kelebihan
pemeriksaan IVA, Tahapan pemeriksaan IVA dan Pelaksanaan IVA
Evaluasi: ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
5. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan menjaga pola
makan dengan gizi seimbang
Evaluasi: ibu berjanji akan melakukan nya
6. Memberitahu ibu bahwa akan melakukan kunjungan ke 2 tanggal 30 Juli
2022
Evaluasi: ibu mengetahui dan bersedia menerima
7. Melakukan pendokumentasian
29
Evaluasi: semua Asuhan Kebidanan didokumentasikan
E. Data Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ingin melakukan IVA test
F. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : comphosmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 130/80mmHg
Denyut nadi : 82 kali/menit
Frekuensi nafas : 19 kali/menit
Suhu tubuh : 35,7 0
C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 157 cm
LILA : 25 cm
IMT : 23,9 kg/m2
G. Analisis Data
Ny D Wanita Usia Subur, P3A0 umur 49 th
H. Penatalaksanaan
1. Memakai alat pelindung diri (masker)
Evaluasi: ibu telah memakai masker
2. Membina hubungan baik dengan ibu
Evaluasi: ibu telah melakukannya dengan petugas
30
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah di lakukan
Evaluasi: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaannya
4. Menjelaskan kembali tentang IVA test
Evaluasi: ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
5. Mengingatkan ibu untuk menjaga pola hidup sehat,
mengatur pola aktifitas dan istirahat dan makan dengan
pola gizi seimbang
Evaluasi: ibu berjanji akan melakukan nya
6. Mengingatkan ibu untuk melakukan pemeriksaan IVA
Evaluasi: ibu akan melakukan IVA test
7. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi: semua Asuhan Kebidanan didokumentasikan
31
BAB IV
PEMBAHASAN
32
4.1 Pengkajian Data Subjektif
33
mengetahui tentang metode IVA test, maka penulis melakukan konseling
kepada Ny D.
Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif
menggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan praktek.
BAB V
PENUTUP
34
5.3 Kesimpulan
5.4 Saran
I. Bagi Mahasiswa
Petugas Kesehatan diharapkan agar tetap mempertahankan dan meningkatkan
asuhan kebidanan yang telah ada serta selalu menerapkan teori teori yang telah di
dapatkan dan di sesuaikan dengan kondisi di lapangan, dapat menggali lebih dalam
lagi mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada keluarga.
35
DAFTAR PUSTAKA
53
10. & P, Amti E. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. 3rd ed. Jakarta:
Rineka Cipta; 2015. 288–289 p.
11. Hartono & Boy Soedarmadji. Psikologi Konseling. Jakarta: Prenadamedia
Group; 2012. 307 p.
12. Lubis NL. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2012.
13. Miamuhammadmediabki. TAHAP-TAHAP KONSELING INDIVIDU
[Internet]. 2017. Available from:
https://miamuhammadmediabki.wordpress.com/2017/06/12/tahap-tahap-
konseling-individu/
14. Masriadi. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: CV. Transinfo;
2016.
15. Wulan M. Hubungan Karakteristik Individu Dan Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Penderita Kanker Serviks. Midwifery J Kebidanan.
:60–6.
16. Saslow D, Solomon D, Lawson HW, Killackey M, Kulasingam SL, Cain J,
et al. American Cancer Society, American Society for Colposcopy and
Cervical Pathology, and American Society for Clinical Pathology screening
guidelines for the prevention and early detection of cervical cancer. Am J
Clin Pathol. 2012;137(4):516–42.
17. Kemenkes. Buku Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan
Deteksi Dini Kenker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2015. 16–18 p.
18. Mulyanti D&. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: BBPSDM; 2017.
19. RI D. Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2012.
20. Rasjidi. Deteksi Dini Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: CV.
Sagung Seto; 2015.
53
SATUAN ACARA KEGIATAN
Praktik Komunitas
Oleh:
1
SATUAN ACARA KEGIATAN
B. Tujuan Instruksional
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan konseling di harapkan ibu memahami, mengetahui dan
melakukan Pemeriksaan IVA test
C. Pelaksanaan
1. Tempat : Rumah Warga
2. Waktu : 30 menit
2
E. Langkah Kegiatan
No Tahap Kegiatan penyuluhan Evaluasi pada pasien
Kegiatan Kesehatan dan keluarga
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Ibu menjawab salam.
(5 menit) 2. Menyebutkan nama 2. Ibu dapat mengenal
dan asal instansi. petugas kepada
3. Menjelaskan tujuan. pasien.
4. Mengkaji tingkat 3. Ibu dapat menjelaskan
pengetahuan pasien tujuan konseling.
dan keluarga tentang 4. Ibu menjawab
Kanker Servik pertanyaan tentang
Kanker servik yang
ibu ketahui
2 Pembahasan 1. Menjelaskan tentang: 1. Ibu dapat menjawab
(20 menit) pengertian, penyebab, konseling tentang
gejala, faktor resiko, kanker servik dan
kanker servik dan IVA test
pengrtian IVA test 2. Ibu diberikan
2. Memberikan kesempatan untuk
kesempatan pada menanyakan hal-hal
pasien untuk yang kurang jelas.
menanyakan hal yang
kurang dimengerti.
3 Penutup 1. Mengevaluasi tujuan 1. Ibu dapat menjelaskan
(5 menit) konseling IVA test tentang tujuan
2. Mengucapkan konseling IVA test,
terimakasih atas sebagai evaluasi
perhatian yang di konseling yang di
berikan dan berikan.
3
memberikan salam 2. Mahasiswa
penutup. mengucapkan terima
kasih kepada keluarga
atas kesempatan yang
diberikan dan salam
penutup.
F. Evaluasi
1. Sebelum di berikan Binaan (Konseling)
Ibu belum mengerti tentang kanker serviks dan IVA test.
2. Sesudah di berikan Binaan (Konseling)
a. Responden dapat menjelaskan tentang kanker serviks.
b. Responden dapat menjelaskan kembali tujuan pemeriksaan IVA test.
G. Materi
1. Pengertian Kanker Servik
Kanker servik (Kanker leher Rahim) adalah tumbuhnya sel sel tidak normal
(abnormal) tidak terkendali pada leher rahim sehingga mendesak dan merusak
jaringan sekitarnya (19).
2. Penyebab kanker serviks
Kanker serviks disebabkan oleh Human Pappiloma Virus atau lebih dikenal
dengan virus HPV.
3. Gejala Kanker Serviks
a) Kanker servik pada stadium dini sering tidak menunjukan gejala atau tanda
tanda yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali.
b) Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain:
1) perdarahan sesudah melakukan hubungan,
2) keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita
3) perdarahan sesudah menopause
4
4) pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuningan, berbau atau bercampur
darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.
4. Faktor Resiko Kanker Servik
a) Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda
b) Sering berganti ganti pasangan seksual
c) Melahirkan banyak anak
d) Kebiasaan merokok (resiko 2 kali lebih besar)
e) Defisiensi vitamin A,C,E
5. Pengertian IVA test
Pemeriksaan IVA adalah metode yang lebih mudah, sederhana, dan mampu
terlaksana sehingga screening dapat dilakukan dengan cakupan yang lebih luas.
Dengan demikian, diharapkan temuan kanker serviks dini bisa lebih banyak
karena kemampuan IVA dalam mendeteksi dini pada kanker serviks telah
dibuktikan oleh berbagai penelitian (20).
H. Daftar Pustaka/Referensi
1. I Made Mertajaya, Adventus MR. YA. Modul Perawat Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas). Jakarta: UKI; 2019.
2. Sibagariang E. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: CV. Trans Indo Med. 2016;
3. WHO. Cervical Cancer [Internet]. 2019 [cited 2022 Jul 27]. Available from:
https://www.who.int/cancer/prevention/diagnosis-screening/cervical-cancer/en/
4. (IARC) IA for R on C. Latest global cancer data: Cancer burden rises to 18.1
million new cases and 9.6 million cancer deaths in 2018 [Internet]. 2018. [cited
2022 Jul 27]. Available from: https://www.iarc.who.int/featured-news/latest-
global-cancer-data-cancer-burden-rises-to-18-1-million-new-cases-and-9-6-
million-cancer-deaths-in-2018/#:~:text=Questions and Answers-,Latest global
cancer data%3A Cancer burden rises to 18.1 million,the globa
5. Parapat FT, Susanto HS, Saraswati LD. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual Asam Asetat
5
Di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung. J Kesehat Masy.
2016;4(4):363–70.
6. Omeoo. Ibu Negara Meninjau Pelaksanaan Pekan Deteksi Dini Kanker Pada
Perempuan Di DKI Jakarta [Internet]. 2016 [cited 2022 Jul 27]. Available from:
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-diabetes-melitus-dan-
gangguan-metabolik/ibu-negara-meninjau-pelaksanaan-pekan-deteksi-dini-kanker-
pada-perempuan-di-dki-jakarta
7. Montenssori M. The Absorbent Mind, Pikiran Yang Mudah Menyerap.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013.
8. Kesehatan D. Tahap Perkembangan Balita, dan Profil Kesehatan RI. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2016.
9. Kemenkes. Praktik Kebidanan Komunitas. Jakarta: BBPSDM; 2018.
10. & P, Amti E. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. 3rd ed. Jakarta: Rineka
Cipta; 2015. 288–289 p.
11. Hartono & Boy Soedarmadji. Psikologi Konseling. Jakarta: Prenadamedia Group;
2012. 307 p.
12. Lubis NL. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group; 2012.
13. Miamuhammadmediabki. TAHAP-TAHAP KONSELING INDIVIDU [Internet].
2017. Available from:
https://miamuhammadmediabki.wordpress.com/2017/06/12/tahap-tahap-
konseling-individu/
14. Masriadi. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: CV. Transinfo; 2016.
15. Wulan M. Hubungan Karakteristik Individu Dan Dukungan Keluarga Dengan
Kualitas Hidup Penderita Kanker Serviks. Midwifery J Kebidanan. :60–6.
16. Saslow D, Solomon D, Lawson HW, Killackey M, Kulasingam SL, Cain J, et al.
American Cancer Society, American Society for Colposcopy and Cervical
Pathology, and American Society for Clinical Pathology screening guidelines for
the prevention and early detection of cervical cancer. Am J Clin Pathol.
2012;137(4):516–42.
6
17. Kemenkes. Buku Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi
Dini Kenker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI; 2015. 16–18 p.
18. Mulyanti D&. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: BBPSDM; 2017.
19. RI D. Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2012.
20. Rasjidi. Deteksi Dini Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: CV. Sagung Seto;
2015.
7
JOB SHEET
8
2. Berikan informasi yang baik dan benar
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan
1. Menyiapkan tempat yang nyaman
PROSEDUR TINDAKAN
3 Melakukan anamnesa
9
jaringan sekitarnya
6 Menjelaskan penyebab kanker
serviks:
Kanker serviks disebabkan oleh
atau lebih dikenal dengan virus
HPV
7 Menjelaskan gejala kanker
serviks:
Kanker servik pada stadium dini
sering tidak menunjukan gejala
atau tanda tanda yang khas,
bahkan tidak ada gejala sama
sekali.
Gejala yang sering timbul pada
stadium lanjut antara lain:
perdarahan sesudah melakukan
hubungan, keluar keputihan atau
cairan encer dari kelamin wanita,
perdarahan sesudah menopause,
pada tahap lanjut dapat keluar
cairan kekuningan, berbau atau
bercampur darah, nyeri panggul
atau tidak dapat buang air kecil.
10
8 Menjelaskan faktor resiko kanker
servik:
Sering berhubungan seks pada
usia muda
Sering berganti ganti
pasangan seksual
Sering menderita infeksi di
area kelamin
Melahirkan banyak anak
Kebiasaan merokok ( resiko 2
kali lebih besar
Defisiensi vitamin A,C,E
11
11 Melakukan pendokumentasian
12
LAMPIRAN
13
Gambar 2. Kunjungan 1
Gambar 3. Kunjungan 2
Gambar 4. Kunjungan 3
14
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN
Oleh:
15
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disahkan
Disetujui Oleh,
Menyetujui
Pembimbing Paktik Komunitas
16
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Keluarga Binaan dengan
judul kasus yaitu Asuhan Kebidanan Pada Ny.W Usia 23 Tahun G1P0A0 Hamil 10
Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet Jakarta
Selatan Tahun 2022. Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
kerjasama dan arahan dari semua pihak sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan serta bimbingan dari
semua pihak, dan tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada:
1. Drs. H.A Jacub Chatib, selaku ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju
2. Prof.Dr.Dr.dr.H.M.Hafizurrachman.,SH.,MPH, sebagai Pembina Yayasan
Universitas Indonesia Maju
3. Dr.Astrid Novita, SKM.,MKM, selaku Rektor Universitas Indonesia Maju
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik Universitas
Indonesia Maju.
6. Hidayani, AM.Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Retno Sugesti, S.ST,M.Kes Selaku Koordinator Program Sarjana Terapan
Kebidanan.
9. Maryam Syarah Mardiyah, S.ST.,M.KM, selaku dosen pembimbing Praktik
Komunitas
10. Ernita Prima Noviyani,S.ST.,M.Kes selaku dosen responsif pada praktik komunitas,
yang telah memberikan masukan dan arahan.
17
11. Nurainih, S.ST,Bdn,M.Kes,SH,MH.Kes,, selaku CI Responsif pada praktik
komunitas, yang telah memberikan masukan dan arahan.
12. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas
Vokasi Universitas Indonesia Maju
13. Seluruh teman-teman kelompok Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas
Vokasi Universitas Indonesia Maju, yang telah berbagi, saling dukung dan
memberikan masukan terbaik dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak
kekurangan serta keterbatasan sehingga masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
selanjutnya.
Jakarta, …….2022
Penulis
18
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Atau Dasar Komunitas
2. Pengertian Kehamilan
3. Tanda Kehamilan
4. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Ibu Hamil
5. Pengertian Hyperemesis Gravidarum
6. Etiologi
7. Tanda dan Gejala Hiperemesi Gravidarum
8. Patofisiologi
9. Pemeriksaan Diagnostik Hyperemesis Gravidarum Tingkat 1
10. Penatalaksanaan
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun
psikososial seorang wanita karena pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi
dan janinnya. Banyak faktor yang mempengaruhi kehamilan dari dalam maupun dari
luaryang dapat menimbulkan masalah terutama bagi yang pertama kali hamil.
Kehamilan yang sehat merupakan kondisi yang diharapkan oleh setiap wanita dan
keluarga, dalam kondisi ini kehamilan yang sehat juga mempunyai peranan penting
bukan hanya untuk kesehatan ibu tetapi juga hanya untuk kesehatan pertumbuhan
dan perkembangan bayi dalam kandungan (1)
Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh hCG, penurunan
tonus otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus digestivus mengalami
penurunan kemampuan bergerak. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari
karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.(2)
Jumlah kejadian Hiperemesis Gravidarum mencapai 12,5 % dari jumlah
seluruh kehamilan di dunia (WHO, UNICEF, 2017). Ibu hamil yang mengalami
Hiperemesis Gravidarum mencapai 12,5% dari seluruh jumlah kehamilan di dunia
dengan angka kejadian yang beragam yaitu mulai dari 0,3% di Swedia, 0,5% di
California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan,
dan 1,9% di Turki.(3)
Di indonesia keluhan mual dan muntah terjadi pada 60- 80% primigravida dan
40-60 % multigravida, satu diantara seribu kehamilan gejala - gejala ini menjadi
berat. Hasil pengumpulan data tingkat pusat, Subdirektorat kebidananan dan
kandungan, Subdirektorat Kesehatan keluarga tahun 2016 dari 325 Kabupaten/Kota
menunjukkan bahwa sebesar 20,44% ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
berat dirujuk dan harus mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut (SDKI,
1
2017). Sedangkan angka kejadian Hiperemesis Gravidarum di Indonesia adalah
mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan.(4)
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan intensitas lebih
dari 10 kali dalam 24 jam sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu. Mual dan
muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang
berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness karena
munculnya sering kali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang
baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil.
Beberapa faktor penyebab kejadian hyperemesis gravidarum meliputi faktor
predisposisi terdiri dari usia, paritas, pekerjaan, pendidikan, molahidatidosa dan
kehamilan ganda, faktor organik seperti alergi, masuknya vilikorialis sirkulasi,
perubahan metabolic akibat kehamilan dan resistensi ibu yang menurun, faktor
psikologis seperti stress, dukungan suami, ketidaksiapan untuk hamil atau kehamilan
ini adalah kehamilan yang belum diinginkan, kekhawatiran bayi yang dilahirkan
tidak sesuai dengan keinginan seperti jenis kelamin yang diinginkan kedua
pasangan.(5)
Dampak dari Hyperemesis Gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan
wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,
berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir
oleh karena itu dukungn keluarga sangat penting bagi ibu yang sedang hamil.
Terkadang ibu hamil dihadapkan pada rasa kecemasan dan ketakutan akan
gangguan yang di hadapi pada masa kehamilannya.
Di DKI Jakarta angka kejadian Hyperemesis Gravidarum terdapat 56,60% ibu
hamil dari 121.000 dengan hiperemesis gravidarum. Berdasarkan studi pendahuluan
yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan dalam 1 keluarga dari 5 KK yang
didata diKelurahan Kebon Baru terdapat 1 ibu hamil tri mester 1 yang sedang
mengeluhkan mual muntah sehingga memicu tidak nafsu makan. Berdasarkan
fenomena atau masalah tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada keluarga tersebut yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.W
Usia 23 Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di
Kelurahan Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan Tahun 2022”.
2
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny.W Usia 23
Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di
Kelurahan Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan Tahun 2022.
b. Tujuan Khusus
1) Mampu Melakukan pengkajian data Subjektif pada Ny.W Usia 23 Tahun
G1P0A0 Hamil 10 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Kelurahan
Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan Tahun 2022.
2) Mampu Melakukan pengkajian data Objketif pada Ny.W Usia 23 Tahun
G1P0A0 Hamil 10 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Kelurahan
Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan Tahun 2022.
3) Mampu menegakkan diagnosa dan mendeteksi secara dini komplikasi yang
mungkin terjadi pada Ny.W Usia 23 Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu Dengan
Hiperemesis Gravidarum Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan
Tahun 2022.
4) Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan sesuai prioritas
permasalahan dan evaluasi pada Ny.W Usia 23 Tahun G1P0A0 Hamil 10
Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet
Jakarta Selatan Tahun 2022.
3. Manfaat
a. Bagi Pasien dalam Keluarga Binaan
Memberikan pengetahuan kepada klien (ibu hamil) agar dapat lebih memahami
dan tahu mengenai tanda tanda bahaya kehamilan khususnya Hyperemesis
gravidarum dan diharapkan pada klien mampu melakukan asuhan yang diberikan
atau dianjurkan oleh petugas kesehatan.
b. Bagi Bidan
3
Memberikan pengalaman secara nyata dan sebagian perbandingan teori dan
praktik dalam penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hyperemesis
Gravidarum.
c. Bagi Institusi
Dapat memberikan masukan dalam system pendidikan terutama untuk tambahan
materi perkuliahan dan memberikan informasi bagi mahasiswa selanjutnya dalam
melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Hyperemesis Gravidarum.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
dengan tanggung jawab bidan.
7) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
8) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
9) Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
10) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
10. Prinsip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan Pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas
Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai berikut.(1)
f. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang
mendukung peran bidan di komunitas.
g. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
h. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah
Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita,
jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan.
Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1
kelurahan/ kawasan perumahan/ perkantoran.
i. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil
kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian,
kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
j. Sistem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik.
Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah
kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
11. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Di Komunitas
6
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai
berikut.(1)
m. Peningkatan kesehatan (promotif) Bidan lebih mengutamakan langkah
promotif dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil disarankan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan. Bayi dan balita
dilakukan pemantauan tumbuh kembang di posyandu.
n. Pencegahan (preventif) Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang
dapat dilakukan adalah pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu
hamil.
o. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan. Bidan
diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini komplikasi melalui
keterampilan tambahan yang dimiliki untuk menangani kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal sehingga dalam proses rujukan
tidak mengalami keterlambatan.
p. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan. Dalam memberikan asuhan bidan
melakukan pendekatan secara fisiologis, dengan meminimalisir intervensi
yang berlebihan sesuai dengan kondisi klien
q. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi). Pada masa pemulihan bidan
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain (dokter kandungan) untuk
mengobservasi kemajuan kesehatan klien. Sebagai contoh adalah bidan
melakukan perawatan pasca operasi pada klien dengan tindakan persalinan
caesar.
r. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial,
kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan
individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi
bahwa stigma masyarakat perlu dikurangi seperti Tuberculosis (TB),
kusta, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
prostitusi, korban perkosaan, dan Injecting Drug User (IDU).
4.6 Konsep Dasar Keluarga
3. Definisi keluarga
7
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dn beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.(1)
4. Struktur keluarga
Menurut Karwati (2012), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
f. Patrilineal
Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
g. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
h. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga
sedarah istri.
i. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
j. Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4.7 Konsep Dasar Keluarga Binaan
4. Pengertian
Pembina dapat diartikan bantuan dari seseorang atau sekelompok orang
yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi
pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai
apa yang diharapkan.(1)
8
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak
belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak
melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas
sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan derajat
kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian, kesakitan,
kelahiran, status gizi dan lain-lain.
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Jika masyarakat sudah menciptakan hidup sehat maka derajat
masyarakatpun meningkat. Untuk itu perlu adanya suatu pendekatan dalam
meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya melalui pendekatan asuhan
kebidanan komunitas. Melalui pendekatan asuhan kebidanan komunitas dapat
meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat sehingga dapat memacu
masyarakat untuk mampu dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Keluarga adalah dua atau lebih dari duaindividu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan ataupengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satusama lain, dan di dalam perannya
masing – masing menciptakan sertamempertahankan kebudayaan.
5. Kriteria Keluarga Binaan
Ada beberapa kiteria yang dapat digunakan untuk menentukan keluarga
binaan, terutama keluarga-keluarga yang termasuk resiko tinggi dalam bidag
kesehatan :
g. Mudah dijangkau
h. Komunikasi dengan baik
i. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang diberikan
j. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah
9
k. Ada wadah peran serta masyarakat misalnya posyandu
l. Daerah tersebut tidak terlalu rawan.
6. Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, pemahaman, dan penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat.
g. Meningkatkan kualitas sumber daya, manusia lingkungan, prasarana dan
sarana kesehatan.
h. Meningkatkan kualitas lembaga dan pelayanan kesehatan.
i. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi
kesehatan secara penuh agar lebih tahan terhadap penyakit.
j. Pencegahan penyakit melalui imunisasi: bumil, bayi, anak dan juga
melindungi masyarakat dari pencemaran.
4. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di
mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
ke-40).(6)
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal
periode antepartum. Sebaliknya periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak
hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode
pascanatal (Varney, Kriebs, dan Gegor, 2017). Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam
3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai
9 bulan.(1)
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
10
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut
sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut
sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut
kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian,
masingmasing: kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), kehamilan
triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), dan kehamilan triwulan terakhir
(antara 28 sampai 40 minggu). Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah
viable (dapat hidup).(7)
Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun
psikososial seorang wanita karena pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi
dan janinnya. Banyak faktor yang mempengaruhi kehamilan dari dalam maupun dari
luaryang dapat menimbulkan masalah terutama bagi yang pertama kali hamil.
Kehamilan yang sehat merupakan kondisi yang diharapkan oleh setiap wanita dan
keluarga, dalam kondisi ini kehamilan yang sehat juga mempunyai peranan penting
bukan hanya untuk kesehatan ibu tetapi juga hanya untuk kesehatan pertumbuhan
dan perkembangan bayi dalam kandungan (1)
5. Tanda Kehamilan
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan:(1)
a. Kerja jantung janin
Denyut jantung janin, dengan stetoskop pada usia kehamilan 18 hingga 20
minggu, dengan Doppler pada usia kehamilan 10 minggu, tapi lebih sering di
minggu ke 12.
b. gerakan janin
Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan sekitar 20
minggu.
c. Deteksi kehamilan
Secara ultrasonografik (USG) Setelah 6 minggu, denyut jantung sudah
terdeteksi. Kantung gestasi mulai dapat dilihat sejak usia kehamilan 4-5 minggu
sejak menstruasi terakhir. Dan pada minggu ke-8, usia gestasi dapat diperkirakan
secara cukup akurat.(8)
6. Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil
11
Tanda perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil:(6)
a. Perubahan fisiologi dalam kehamilan
1) Perubahan pada organ reproduksi
a) Vagina dan Vulva Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda
chadwick, sebagai persiapan persalinan (Wiknjosastro, 2014).
b) Ovarium Pada permulaan kehamilan, masih terdapat corpus Luteum
sampai terbentuknya plasenta kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus
luteum ini mengeluarkan hormon estrogendan progesteron yang lambat
laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta. (Hanifa, 2014)
c) Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.
Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertropi seperti
korpus uteri, inilah yang membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak
(tanda Hegar) (Wiknjosastro, 2015)
d) Serviks Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Serviks uteri mengandung lebih banyak jaringan ikat
yang banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen yang meningkat
dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi
lunak (Wiknjosastro, 2015)
e) Mammae Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen dan progesteron. Dibawah pengaruh
hormon tersebut terbentuk lemak disekitar alveolus, sehingga mammae
menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar dan lebih tegak dan
tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Glandula montgomery tampak lebih jelas menonjol di
permukaan areola mammae (Wiknjosastro, 2015).
2) Perubahan Fisiologis:
Trimester 1
a) Nyeri pada pembesaran payudara
12
b) Kelelahan
c) Sering kencing
d) Mual muntah
e) Pertumbuhan janin di atas symfisis pubis dapat dirasakan mulai kehamilan
12 minggu.
b. Perubahan Psikologi
1) Perubahan psikologi trimester 1 (masa penentuan)
a) Terjadi fluktuasi lebar asfek emosional sehingga beresiko tinggi untuk
terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman, serba salah, perasaan
campur aduk (perasaan jengkel, dan tidak nyaman)
b) Sebagian besar (80%) ibu merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
defresi dan kesedihan.
c) Pada awal kehamilannya, ibu berharap tidak membenci
kehamilannya/perasaan embivalen terhadap kenyataan kehamilannya
d) Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
e) Perasaan bahagia/suka cita bagi ibu yang mengharapkan kehamilannya
f) Menginginkan perhatian yang lebih, kebutuhan kasih sayang yang besar
serta cinta kasih tampa seks.
g) Terbuka atau diam-diam bahkan cendrung menyembunyikan ambivalensi
atau perasaan negatifnya
h) Menerima atau menolak perubahan fisik
i) Perasaan ambivalensi terakhir dengan sendirinya ketika ibu mulai
menerima kehamilannya
j) Beberapa wanita hamil menyembunyikan perubahan fisiknya demi
keamanan dan privasinya
k) Menuntut kebutuhan kasih sayang yang besar dari orang sekitarnya.
7. Pengertian Hyperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah terjadi pada awal kehamilan
hingga usia 16 minggu. Pada keadaan mual dan muntah yang berat, dapat terjadi
dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit dan ketosis. Hiperemesis Gravidarum
atau biasa disebut morning sickness merupakan keluhan mual muntah berlebihan
13
pada wanita hamil yang wajar terjadi pada kehamilan muda (trimester 1). Disebut
morning sickness karena biasanya terjadi pada pagi hari. Hal ini dapat terjadi
sepanjang hari.rata-rata wanita mulai mengalami morning sickness pada minggu ke 4
atau ke 6 setelah menstruasii terakhir.(8)
Mual dan muntah merupakan hal yang umum terjadi pada awal kehamilan
(trimester I). Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, oleh karena disebut
juga sebagai morning sickness, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada
siang dan malam hari.Defenisi yang umum untuk Hiperemesis Gravidarum yaitu
mual dan muntah lebih dari tiga kali sehari dengan ketonuria (keton dalam urin) dan
kehilangan berat badan lebih dari 5 % berat badan sebelum hamil. Mual dan muntah
yang terjadi pada wanita hamil trimester I dan trimester II dapat berlangsung sampai
4 bulan yang dapat mengganggu keadaan umum ibu hamil sehari-hari, kondisi ini
disebut Hiperemesis Gravidarum.(9)
8. Etiologi ( Sebab )
Etiologi dari Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :(10)
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa ( Kegagalan pembentukan
janin ), diabetes dan, mengandung anak perempuan,dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
b. Pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan lain
sebagainya.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, dan lain sebagainya.
9. Tanda Dan Gejala Hiperemesis Gravidarum
Menurut berat ringannya gejala, hperemesis gravidarum dapat dibagi dalam tiga
tingkatan:(2)
1) Tingkat I
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini
klien merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri
pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100x/menit, tekanan darah sistol
14
menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah
kering, dan mata cekung.
2) Tingkat II
Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering
dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun suhu tubuh kadang-
kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
3) Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu
meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
wernicke ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esophagus,
lambung dan retina.
10. Patofisiologis ( Gejala )
Hiperemesis Gravidarum terjadi akibat rasa mual terjadi akibat kadar ekstrogen
yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, yang
biasanya terjadi pada ibu hamil yaitu mual-mual, muntah berkepanjangan, pusing,
jantung berdebar, sulit menelan kanan dan minuman, mengeluarkan air liur secara
berlebihan, sangat sensitif tetapi mual dan muntah yang terjadi terus menerus dapat
mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urin
yang selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke
jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.(11)
Hiperemesis Gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis
dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan
lemak dan protein. Karena pembakaran lemak yang kurang sempurna maka
mengakibatkan terbentuknya badan keton didalam darah yang dapat menambah
beratnya gejala klinik. Muntah yang dikeluarkan oleh ibu mengandung sebagian
cairan lambung, serta elektrolit natrium, kalium dan kalsium. Terjadinya penurunan
15
kalium menyebabkan mual dan muntah ibu menjadi lebih berat karena kurangnya
kalium dalam keseimbangan tubuh. Muntah yang berlebihan menyebabkan cairan
tubuh semakin berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang
kemudian memperlambat peredaran darah sehingga konsumsi O2 dan makanan
menjadi berkurang. Kekurangan makanan dan O2 ke jaringan dapat menimbulkan
kerusakan jaringan yang dapat menambah beratnya keaadaan janin dan juga ibu.(12)
11. Pemeriksaan Diagnostik ( Diagnosa ) Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
Klien Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkosis hipokloremik. Faktor psikologis merupakan
faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Kekurangan kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-
muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati. Disamping dehidrasi dan
terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung, dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Namun kadang
dokter perlu melakukan pemeriksaan detil seperti urine atau usg untuk memastikan
benar menderita hipemesis gravidarum atau penyebab lainnya dan juga penyebab
gejala yang sama.(13)
12. Penatalaksanaan ( Pengobatan/Mengatasinya )
a. Pencegahan dengan informasi dan edukasi tentang gaya hidup juga dapat
membantu mencegah stress dan istirahat dapat mengurangi muntah. Penerangan
bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
b. Nasehat dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi lebih sering, seperti makanan
yang menimbulkan mual dan muntah dihindari. Makanan harus kaya akan
karbohidrat dan rendah lemak.
c. Terapi obat menggunakan vitamin (B1 & B6), anti muntah (mediamer B6,
Drammamin, avopreg, avomin, torecan, primperan), dan antasida.
d. Nasehat pengobatan : banyak minum dan hindari minuman atau makanan yang
asam untuk mengurangi iritasi lambung.
e. Hiperemesis Gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah Sakit
f. Istirahat baring.
16
g. Isolasi dan Therapi psikologik.
h. Penambahan cairan; berikan infus dekstrosa atau glukosa 5%-10% sebanyak 2-3
liter dalam 24 jam.
i. Observasi cairan yang masuk dan keluar dangan pemasangan kateter.
j. Observasi keadaan umum dan tanda vital.
k. Beri obat-obatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama Klien : Ny.W Nama Suami : Tn. R
Umur : 23 Tahun Umur : 25 Tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
17
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. M1 Tebet
18
• Penglihatan kabur : tidak
• Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak
• Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : tidak
• Pengeluaran pravaginam : cairan, lendir, darah, keputihan : tidak
• Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak
• Oedema :
2.5 Diet/makan
Sebelum Hamiil Sesudah Hamil
Makan
a. Frekuensi : 3 x/hari 2 x/hari
b.Jenis : Nasi,sayur,lauk pauk Nasi,sayur, lauk
pauk,
Minum
a. Frekuensi : 7 x/hari 7 x/hari
b.Jenis : air putih, teh Air putih
Keluhan : tidak ada Tidak ada
19
2.8 Riwayat Imunisasi TT
TT1 :-
TT2 :-
TT3 :-
TT4 :-
TT5 :-
2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Belum Pernah BerKB
Penyakit Anak
Tgl/Tahun Tempat Usia Jenis
No Penolong Kehamilan& Jenis
Persali-nan Pertolongan Kehamilan Persalinan BB TB Keadaan
Persalinan Kelamin
1 Ini
4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :
• Jantung : tidak ada
• Tekanan darah tinggi : tidak ada
• Hepar : tidak ada
• Diabetes melitus : tidak ada
• Anemia berat : tifak ada
• Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS : tidak ada
• Campak : tidak ada
• Malaria : tidak ada
• Tuberkulosis : tidak ada
• Gangguan mental : tidak ada
• Operasi : tidak ada
• Lain-lain : tidak ada
4.2 Prilaku kesehatan
20
• Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya : Tidak
• Obat-obatan /jamu yang sering digunakan : Tidak
• Merokok, makan sirih : Tidak
• Irigasi vagina/ganti pakaian dalam : Tidak
5. Data Psikososial
5.1 Status perkawinan : Menikah
Jumlah : 1kali
Lama perkawinan : 1 tahun
Umur Hubungan
No Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Keterangan
tahun Keluarga
1 Laki-Laki 25 Tahun Suami SMP Wiraswasta Suami
21
B. OBJEKTIF :
1. Keadaan umum : Baik kesadaran : compos mentis
2. Keadaan emosional : stabil
3. Tanda-tanda vital
Tekanandarah : 100/70 mmHg Denyut nadi : 80 x / menit
Suhu tubuh : 36,5 ◦C Pernafasan : 20 x / menit
4. Tinggi badan : 150 cm Berat badan : 65 kg
5. Kenaikan berat badan selama hamil: -
6. Pemeriksaan fisik
4.1 Muka : oval
kelopak mata : simetris
Konjungtiva : merah
Sklera : tidak icterik
Mulut dan gigi : bersih tidak terdapat caries
4.2 Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
4.3 Kelenjar getah benning : tidak terdapat pembengkakan
4.4 Dada :
Jantung : Normal
Paru : Normal, tidak terdapat sesak nafas
Payudara : Pembesaran : sesuai masa kehamilan
Puting susu : menonjol
Simetris : Ya
Benjolan/tumor : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
4.5 Punggung dan pinggang : Tidak nyeri
4.6 Posisi tulang belakang : lordosis
4.7 Ekstremitas atas dan bawah odema : tidak
22
Kekakuan sendi : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varises : tidak ada
Refleks : positif
LILA : 25 cm
Abdomen :
⮚ Inspeksi
Bentuk : bulat memanjang
bekas luka operasi : tidak ada
Stric Gravidarum : tidak ada
Palpasi : Teraba balotemen
Auskultasi : Belum terdengar
4.8 Ano-ganital
4.8.1 Inspeksi (Tidak dilakukan)
4.8.2 Periksa dalam (Tidak dilakukan)
Serviks dan vagina (jika ada indikasi)
Pemeriksaan Laboratorium
Riwayat dilihat dari buku KIA Ibu:
Tanggal : 05 Juli 2022
Tashpack : (+)
Darah : Hb : 11,5 gr% Golongan darah :B
Urine Protein : (-) Gula darah sewaktu : 82
Pemeriksaan penunjang lain: hbsag : - vdrl : - hiv : non reaktif
C. ANALISIS DATA :
Ny. W Usia 23 tahun G1P0A0 Hamil 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
D. PENATALAKSANAAN :
1. Memakai alat perlindungan Diri (Masker, Gawn, Handscoon)
23
Ev: Alat pelindung diri telah digunakan
2. Melakukan informconcent dan membina hubungan baik dengan ibu
Ev: Telah dilakukan inform concent
3. Meminta ibu untuk mengerjakan pretest yang sudah disiapkan
Ev: Ibu bersedia mengerjakan pretest ( hasil benar 4 dari 10 pertanyaan )
4. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik
Ev: Ibu senang mendengarnya
5. Menjelaskan kepada ibu penyebab ketidak nyamanan bahwa mual dan muntah
pada awal kehamilan merupakan proses fisiologis.
Ev: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk makan dengan porsi kecil tapi lebih sering
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
7. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang menimbulkan mual dan
muntah
Ev : ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
8. Menganjurkan ibu miring kiri atau kanan kemudian duduk perlahan dan
setelah merasa kuat baru dapat berdiri jika ibu merasa pusing saat bangun
tidur
Ev : ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
9. Mengajurkan makanan harus kaya akan karbohidrat dan rendah lemak,
Mekonsumsi susu dan vitamin B6 seperti telur, ikan, pisang, wortel dan lain-
lain
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
10. Menganjurkan ibu minum sedikit tapi sering dan hindari minuman atau
makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
11. Memberitahu ibu bahwa akan datang untuk kunjungan ulang lusa
mengevaluasi keadaan ibu serta memberikan therapy dengan kolaborasi
dengan dokter.
Ev: Ibu mengetahui dan bersedia di kunjungi 2 hari lagi
24
12. Medokumentasikan hasil pemeriksaan
Ev : Tindakan yang telah di lakukan telah di dokumentasikan
Pengkaji
(Ratna Sari
Dewi)
SOAP KUNJUNGAN Ke 2
A. SUBJEKTIF
B. OBJEKTIF :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Denyut nadi : 80 x / menit
25
Suhu tubuh : 36,5 ◦C Pernafasan : 20 x / menit
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : bersih
Mata : cekung konjungtiva : merah muda
Mulut : bersih tidak ada pembengkakan gusi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : simetris, puting susu menonjol
Abdomen : Palpasi ballotemen ( + )
C. ANALISA DATA
Ny. W Usia 23 Tahun G1P0A0 Hamil 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
Ballatement ( + )
D. PENATALAKSANAAN
1. Memakai alat perlindungan Diri (Masker, Gawn, Handscoon)
Ev: Alat pelindung diri telah digunakan
2. Informconcent dan membina hubungan baik dengan ibu
Ev: Telah dilakukan inform concent
3. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan janin dalam keadaan
baik
Ev: Ibu senang mendengarnya
4. Menjelaskan kepada ibu penyebab ketidaknyamanan bahwa mual dan muntah pada
awal kehamilan merupakan proses fisiologis.
Ev: Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada TM I seperti (Mual muntah berlebihan, keluar
darah pervaginam, mata tiba-tiba kabur, sakit kepala yang nyeri hebat), jika terjadi
salah satu hal tersebut segera kefasilitas kesehatan terdekat.
Ev: ibu mengetahui dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
6. Menganjurkan kembali ibu untuk tetap makan dengan porsi kecil tapi lebih sering
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
7. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang menimbulkan mual dan
muntah seperti yang asam-asam dan pedas.
Ev : ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
26
8. Mengajurkan makanan harus kaya akan karbohidrat dan rendah lemak,
Mekonsumsi susu dan vitamin B6 seperti telur, ikan, pisang, wortel dan lain-lain
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
9. Menganjurkan ibu minum sedikit tapi sering dan hindari minuman atau makanan
yang asam untuk mengurangi iritasi lambung dan juga minuman bergas dihindari.
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
10. Memberikan Terapi oral kepada ibu (Vitamin B6)
Ev: Ibu akan minum obat vitamin B6 yang diberikan
11. Memberitahu ibu bahwa akan datang untuk kunjungan ulang dua hari kemudian
dan akan mengevaluasi keadaan ibu.
Ev: Ibu mengetahui dan bersedia di kunjungi 2 hari lagi
12. Medokumentasikan hasil pemeriksaan
Ev : Tindakan yang telah di lakukan telah di dokumentasikan
Pengkaji
(Ratna Sari
Dewi)
27
SOAP KUNJUNGAN Ke 3
A. SUBJEKTIF
28
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Denyut nadi : 80 x / menit
Suhu tubuh : 36,5 ◦C Pernafasan : 20 x / menit
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : bersih
Mata : cekung konjungtiva : merah muda
Mulut : bersih tidak ada pembengkakan gusi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : simetris, puting susu menonjol
Abdomen : Palpasi ballotemen ( + )
C. ANALISA DATA
Ny. W usia 23 tahun G1P0A0 Hamil 10 minggu
Ballatement (+)
D. PENATALAKSANAAN
29
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
g. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang menimbulkan mual dan
muntah seperti yang asam-asam dan pedas.
Ev : ibu akan mengikuti anjuran yang disarankan
h. Mengajurkan makanan harus kaya akan karbohidrat dan rendah lemak,
Mekonsumsi susu dan vitamin B6 seperti telur, ikan, pisang, wortel dan lain-lain
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang di sarankan
i. Menganjurkan ibu minum sedikit tapi sering dan hindari minuman atau makanan
yang asam untuk mengurangi iritasi lambung dan juga minuman bergas dihindari.
Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang di sarankan
j. Memberitahu ibu jika Obat habis dan masih mual muntah kembali segera kontrol
ketenaga kesehatan terdekat.
Ev: Ibu mengetahui dan bersedia kontrol jika mual muntah kembali
k. Memberitahu ibu bahwa jika tidak ada keluhan lagi 1 bulan lagi untuk kunjungan
ulang atau periksa ketenaga kesehatan terdekat.
Ev: Ibu mengetahui dan bersedia melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi
l. Medokumentasikan hasil pemeriksaan
Ev : Tindakan yang telah di lakukan telah di dokumentasikan
Pengkaji
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, penulis akan membandingkan praktek dengan teori belajar
lapangan di Kelurahan Kebon Baru Tebet Jaksel Tahun 2022 khususnya pada keluarga
Ny. W. Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan
dan tabulasi data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama keluarga
Ny. W sesuai dengan prioritas masalah:
1. Pengkajian Subjektif
Hiperemesis Gravidarum atau biasa disebut morning sickness merupakan
keluhan mual muntah berlebihan pada wanita hamil yang wajar terjadi pada
kehamilan muda (trimester 1). Hal ini dapat terjadi sepanjang hari.rata-rata wanita
31
mulai mengalami morning sickness pada minggu ke 4 atau ke 6 setelah menstruasi
terakhir. Oleh karena itu ibu masuk dalam katagori kehamilan yang tidak terlalu
beresiko tinggi karena mual, muntah masih batas normal.
Kontak pertama dengan Ny. W pada tanggal 19 Juli 2022 mengatakan usianya
sekarang 23 tahun, mengatakan dalam keadaan hamil dan kehamilan saat ini adalah
kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran. Umur kehamilan ibu 10
minggu, sudah pernah periksa kebidanan Tashpack pada tanggal 5 juli hasilnya
positif. ibu mengatakan mual - muntah dan pusing di pagi hari. (9)
Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada Ny. W.
Data subjektif diperoleh dari hasil pengkajian terhadap pasien dengan teknik
wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya. Data ini berupa
keluhan atau persepsi subjektif pasien terhadap status kesehatannya. Data subjektif
ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien. Penulis melakukan pengkajian data
subjektif yaitu pengkajian data subjektif didapatkan bahwa Ny.W usia 23 Tahun,
mengatakan sedang hamil anak pertama dan suka mual muntah. Dengan demikian
penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif menggunakan metode yang
sesuai dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
2. Pengkajian Objektfif
Pada awal kunjungan tamnggal 19 Juli 2022 Pada pemeriksaan fisik di dapatkan
keadaan umum ibu baik, tekanan darah normal, dan pemeriksaan fisik secara
keseluruhan masih batas normal. Kunjungan Kedua pada tanggal 21 Juli 2022 ibu
mengatakan masih ada mual dan sedikit muntah namun sudah mau mulai teratasi,
pemeriksaan fisik tekanan darah sudah mulai normal, pemeriksaan fisik sesecara
keseluruhan normal. Pada kunjungan Ketiga tanggal 24 Juli 2022 ibu mengatakan
masi mual tapi sudah tidak muntah lagi, hasil pemeriksaan keadaan umum baik,
tekanan darah normal dan pemeriksaan fisik secara keseluruhan normal. Dengan
demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif menggunakan metode
yang sesuai dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan
praktek.
32
3. Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian subjektif dan objektif maka penulis melakukan langkah
berikutnya yaitu menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan yang
dialami Ny. W yaitu dengan Diagnosa Ny.W usia 23 Tahun G1P0A0 Hamil 10
Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum.
4. Pentalaksanaan dan Evaluasi
Kunjungan pertama tanggal 19 Juli 2022 Ibu di beri konseling tentang
mengatasi dan pengobatan hiperemesis gravidarum, mengatasinya dengan informasi
dan edukasi tentang gaya hidup juga dapat membantu mencegah stress dan istirahat
dapat mengurangi muntah. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
proses fisiologis. Menganjurkan makan dengan porsi kecil tapi lebih sering, seperti
makanan yang menimbulkan mual dan muntah dihindari, Makanan harus kaya akan
karbohidrat dan rendah lemak, Terapi obat akan dikolaborasi dengan dokter terlebih
dahulu,banyak minum dan hindari minuman atau makanan yang asam untuk
mengurangi iritasi lambung, Istirahat yang cukup.
Kunjungan Kedua pada tanggal 21 Juli 2022 ibu mengatakan masih ada mual
dan sedikit muntah namun sudah mau mulai teratasi, pemeriksaan fisik tekanan darah
sudah mulai normal, pemeriksaan fisik sesecara keseluruhan normal. Pada kunjungan
kedua ini ibu diingatkan lagi cara mengatasi mual dan muntah Ibu di beri konseling
tentang mengatasi dan pengobatan hiperemesis gravidarum, mengatasinya dengan
informasi dan edukasi tentang gaya hidup juga dapat membantu mencegah stress dan
istirahat dapat mengurangi muntah. Menganjurkan makan dengan porsi kecil tapi
lebih sering, seperti makanan yang menimbulkan mual dan muntah dihindari (pedas
dan asam) memberi ibu terapi obat mediamer ( B 6 ) untuk di minum secara teratur.
Kemudian memberitahu ibu untuk kontrol lagi bila masih ada keluhan dan obatnya
habis.
Pada kunjungan Ketiga tanggal 24 Juli 2022 ibu mengatakan masi mual tapi
sudah tidak muntah lagi, hasil pemeriksaan keadaan umum baik, tekanan darah
normal dan pemeriksaan fisik secara keseluruhan normal dan ibu berterimakasih
kepada mahasiswa bidan yang telah memberikan solusi dan therapi sehingga mual
dan muntahnya sudah mulai menghilang. Dari hasil penatalaksanna yang diberikan
33
oleh pengkaji kepada pasien Ny. W dengan Hiperemesis gravidarum, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Sudah dilakukan pengkajian data Subjektif pada Ny.W Usia 23 Tahun G1P0A0
Hamil 10 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Kelurahan Kebon Baru,
Tebet Jakarta Selatan Tahun 2022.
b. Sudah dilakukan pengkajian data Objketif pada Ny.W Usia 23 Tahun G1P0A0
Hamil 10 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Kelurahan Kebon Baru,
Tebet Jakarta Selatan Tahun 2022.
c. Sudah didapatkan diagnosa pada asuhan kebidanan dikomunitas pada laporan
keluarga binaan yaitu Ny.W Usia 23 Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu Dengan
Hiperemesis Gravidarum Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan
Tahun 2022.
34
d. Telah dilakukan penatalaksanaan dan dievaluasi bahwa hasil akhir adalah
permasalahan dapat teratasi dengan baik.
2. Saran
a. Bagi Ibu Hamil (keluarga Binaan)
Agar ibu dapat menjelaskan pengalaman di dapatkan ibu hamil yang lain dan
bisa menjadi motivator terhadap ibu hamil yang lain agar mau memriksa
kehamilannya kepada tenaga kesehatan dan ibu mengetahui tentang hiperemesis
gravidarum.
b. Bagi Bidan
Dapat menambahkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Asuhan
Kebidanan pada ibu hamil trimester 1 dengan hiperemesis Gravidarum
c. Bagi Institusi
Agar menjadi bahan tambahan mahasiswi kebidanan dalam melakukan
penatalaksanaan pad aibu Hamil dnegan hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
35
7. Walyani ES. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogjakarta: Pustaka Baru Press;
2019.
8. I Gde Bagus. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencaa Untuk
Pendidikan Bidan. EGC, editor. Jakarta: Manuaba; 2017.
11. Rorrong JF, Wantania JJE, Lumentut AM. Hubungan Psikologis Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum. e-CliniC. 2021;9(1):218–23.
12. Masruroh, Retnosari. I. Hubungan Antara Umur Ibu Dan Gravida Dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Rsud Ambarawa Kabupaten Semarang.
MUSWIL IPEMI Jateng [Internet]. 2016;(September):151–6. Available from:
https://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2016/11/PROSIDING-MUSWIL-II-
IPEMI-JATENG_MAGELANG-17-SEPTEMBER-2016.215-222.pdf
13. Manuaba. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC; 2017.
14. Wardani RK. Efektifitas Konsumsi Air Tebu Kombinasi Dengan Air Jahe
Terhadap Hiperemesis Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo Pekanbaru. Al-Insyirah Midwifery J Ilmu Kebidanan (Journal
Midwifery Sci. 2020;9(1):36–41.
36
37
LAMPIRAN
SATUAN ACARA KEGIATAN
KELUARGA BINAAN
Praktik Komunitas
Oleh:
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Mengetahui distribusi Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester 1 umur kehamilan
10 minggu Dengan Hiperemesisi Gravidarum di kelurahan Kebon Baru Tebet, Jaksel
Tahun 2022.
B. Pelaksanaan
1. Tempat
Dirumah Pasien Di Kelurahan Kebon Baru Tebet, Jaksel
2. Waktu
20 Juli 2022
C. Metode dan Media
1. Metode
Konseling dan Tanya Jawab dengan menggunakan Leaflet
2. Media (Leaflet)/Jobsheet/Daftar Tilik
D. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan Konseling Kegiatan Ibu
NO
Kegiatan Hamil
.
Memberikan
Konseling
1. Memberikan salam Menjawab salam.
1 Pembukaan Mendengarkan
(Waktu : 5 2. Menjelaskan identitas
menit)
Mendengarkan dan
3. Menjelaskan Tujuan
memperhatikan
2 Pembahasan 1. Menjelas tentang pengertian Mendengar dan
Hiperemesis Geavidarum mengerti
E. Evaluasi
1. Struktural
a. Persiapan tempat dan alat
b. Persiapan waktu (kontrak waktu)
2. Proses
Selama memberikan penjelasan saat konseling sesuai prosedur yang telah disediakan.
3. Hasil
a. Mampu memahami pengertian Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu memahami Penyebab Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu memahami Gejala Hiperemesis Gravidarum
d. Mampu memahami Diagnosis Hiperemesis Gravidarum.
e. Mahasiwa mampu memahami Pengobatan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mahaiswa mampu memahami Cara Mengatasi Hiperemesis Gravidarum
F. Materi
1. Pengertian HEG
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah terjadi pada awal kehamilan hingga
usia 16 minggu. Pada keadaan mual dan muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi,
gangguan asam basa dan elektrolit dan ketosis. Hiperemesis Gravidarum atau biasa
disebut morning sickness merupakan keluhan mual muntah berlebihan pada wanita
hamil yang wajar terjadi pada kehamilan muda (trimester 1). Disebut morning sickness
karena biasanya terjadi pada pagi hari. Hal ini dapat terjadi sepanjang hari.rata-rata
wanita mulai mengalami morning sickness pada minggu ke 4 atau ke 6 setelah
menstruasii terakhir.(1)
2. Etiologi
Etiologi dari Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :(2)
l. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa ( Kegagalan pembentukan
janin ), diabetes dan, mengandung anak perempuan,dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
m. Pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.
n. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan lain
sebagainya.
o. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, dan lain sebagainya.
3. Patofisiologi
Hiperemesis Gravidarum terjadi akibat rasa mual terjadi akibat kadar ekstrogen yang
meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, yang biasanya
terjadi pada ibu hamil yaitu mual-mual, muntah berkepanjangan, pusing, jantung
berdebar, sulit menelan kanan dan minuman, mengeluarkan air liur secara berlebihan,
sangat sensitif tetapi mual dan muntah yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urin yang selanjutnya
menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik.(3)
4. Pemeriksaan Diagnostik
Klien Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkosis hipokloremik. Faktor psikologis merupakan faktor
utama, disamping pengaruh hormonal. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah
dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang
lebih banyak, dapat merusak hati. Disamping dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung, dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Namun kadang dokter perlu
melakukan pemeriksaan detil seperti urine atau usg untuk memastikan benar menderita
hipemesis gravidarum atau penyebab lainnya dan juga penyebab gejala yang sama.(4)
5. Penatalaksanaan
a. Pencegahan dengan informasi dan edukasi tentang gaya hidup juga dapat
membantu mencegah stress dan istirahat dapat mengurangi muntah. Penerangan
bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
b. Nasehat dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi lebih sering, seperti makanan
yang menimbulkan mual dan muntah dihindari. Makanan harus kaya akan
karbohidrat dan rendah lemak.
c. Terapi obat menggunakan vitamin (B1 & B6), anti muntah (mediamer B6,
Drammamin, avopreg, avomin, torecan, primperan), dan antasida.
d. Nasehat pengobatan : banyak minum dan hindari minuman atau makanan yang
asam untuk mengurangi iritasi lambung.
e. Hiperemesis Gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah Sakit
f. Istirahat baring.
g. Isolasi dan Therapi psikologik.
h. Penambahan cairan; berikan infus dekstrosa atau glukosa 5%-10% sebanyak 2-3
liter dalam 24 jam.
i. Observasi cairan yang masuk dan keluar dangan pemasangan kateter.
j. Observasi keadaan umum dan tanda vital.
k. Beri obat-obatan.
G. Daftar Pustaka/Referensi
1. I Gde Bagus. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencaa Untuk
Pendidikan Bidan. EGC, editor. Jakarta: Manuaba; 2017.
2. Rofi’ah S, Widatiningsih S, Arfiana A. Studi Fenomenologi Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. J Ris Kesehat. 2019;8(1):41.
3. Rorrong JF, Wantania JJE, Lumentut AM. Hubungan Psikologis Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum. e-CliniC. 2021;9(1):218–23.
4. Manuaba. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC; 2017.
JOB SHEET
Dasar Teori
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah terjadi pada awal kehamilan hingga usia 16
minggu. Pada keadaan mual dan muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asam
basa dan elektrolit dan ketosis (Wahid, 2017).
Etiologi ( Sebab )
Menurut Saputri (2017), etiologi dari Hiperemesis Gravidarum adalah
sebagai berikut :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa ( Kegagalan pembentukan janin) diabetes
dan, mengandung anak perempuan,dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
2. Pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
Patofisiologis ( Gejala )
Hiperemesis Gravidarum terjadi akibat rasa mual terjadi akibat kadar ekstrogen yang meningkat
dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, yang biasanya terjadi pada ibu hamil
yaitu mual-mual, muntah berkepanjangan, pusing, jantung berdebar, sulit menelan kanan dan
minuman, mengeluarkan air liur secara berlebihan, sangat sensitif tetapi mual dan muntah yang
terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta
penurunan klorida urin yang selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi
perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik (Kusuma dan Nurarif,
2017).
Penatalaksanaan ( Pengobatan/Mengatasinya )
1. Pencegahan dengan informasi dan edukasi tentang gaya hidup juga dapat membantu
mencegah stress dan istirahat dapat mengurangi muntah. Penerangan bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan proses fisiologis.
2. Nasehat dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi lebih sering, seperti makanan yang
menimbulkan mual dan muntah dihindari. Makanan harus kaya akan karbohidrat dan
rendah lemak.
3. Terapi obat menggunakan vitamin (B1 & B6), anti muntah (mediamer B6, Drammamin,
avopreg, avomin, torecan, primperan), dan antasida.
4. Nasehat pengobatan : banyak minum dan hindari minuman atau makanan yang asam untuk
mengurangi iritasi lambung.
Petunjuk:
YA = dikerjakan
(Memperjelaskan langkah-langkah atau tugas sesuai prosedur standar atau pedoman )
TIDAK = Tidak dikerjakan
(Memperjelaskan langkah-langkah atau tugas oleh mahasiswa pada waktu dilakukan evaluasi)
NO LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK
1 Apakah melakukan anamnesa ?
2 Apakah melakukan pemeriksaan fisik dan obstreti ?
DOKUMENTASI
KUNJUNGAN 1 KUNJUNGAN 2
KUNJUNGAN 3
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
A. IDENTITAS DIRI
Nama :
Usia :
Pendidikan :
Jumlah Anak :
B. PETUNJUK PENGISIAN
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ceklis pada salah satu
N PERNYATAAN B S
6. Bila terjadi mual muntah lebih dari 10 kali perhari ibu hamil harus
8. Pada ibu hamil yang mual muntah dianjurkan sedikit minum
10. Pada ibu hamil yang mual muntah dianjurkan makan sedikit sedikit
tapi sering
PRE TEST :
BENAR 4
SALAH 6
POST TEST :
BENAR : 10
SALAH : 0
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN ASUHAN
KEBIDANAN PADA BY.A.BELUM MELENGKAPI
IMUNISASI RUTIN LENGKAP DI RT 11 RW 01
KELURAHAN KEBON BARU KECAMATAN
TEBET JAKARTA SELATAN TAHUN 2022
Oleh:
Oleh:
10 Agustus 2022
Disetujui Oleh,
Menyetujui
Pembimbing Paktik Komunitas
Rita Zulherni
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 3
1.3 Manfaat Penulisan 3
1.4 Kompetensi Praktik 4
1.5 Waktu dan Tempat 5
BAB IV PEMBAHASAN 36
4.1 Pembahasan 36
BAB V PENUTUP 37
5.1 Kesimpulan 37
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN
BUKTI DOKUMENTASI
DAFTAR TABEL
Gambar 1 41
Gambar 2 41
Gambar 3 41
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Capaian Imunisasi global menurun dari 86% tahun 2019 menjadi 83% tahun
2020.Di Tahun 2020 jumlah anak yang tidak lengkap status imunisasinya sebanyak
3,4 juta (sumber WHO Immunization Global) Pandemi Covid-19 sangat berdampak
sekali terhadap capaian imunisasi dunia dan di Indonesia ,Untuk Trend Cakupan
Imunisasi Dasar Lengkap ( UCI) Universal Chilrd Imunization di Indonesia tahun
2019 : 93,7% tahun 2020 : 84,2% dan Tahun 2021 : 84,2% Untuk DKI Jakarta
Pencapaian Imunisasi Dasar Rutin Lengkap (UCI) Tahun 2019 : 98,1% Tahun 2020 :
98,8 % dan Tahun 2021 : 99,6%. Untuk capaian UCI (Universal Chield Imunization)
di tingkat kota/kabupaten adalah tahun 2019: 98,5% .Dalam rangka menghasilkan
tenaga yang profesional, maka di perlukan adanya sumber daya kesehatan yang siap
terjun kelapangan, mengelola masalah kesehatan di suatu daerah dan memberikan
kontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan semua itu,
Universitas Indonesia Maju (UIMA), khususnya jurusan Program Studi Kebidanan
melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Kebidanan Komunitas dengan Pusat
kegiatan di RT 011 RW 001 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet Kota Jakarta
Selatan. Kegiatan Komunitas ini merupakan suatu penerapan ilmu dan teknologi oleh
mahasiswa Jurusan Kebidanan UIMA Tahun Ajaran 2022/2023, dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan status kesehatan masyarakat.
Peningkatan pelaksanaan program kesehatan masyarakat menuntut peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan dalam pengenalan masalah dan penyebab terjadinya
masalah serta alternatif cara pemecahan masalah, yaitu Perencanaan, Pengolahan
Teknis dan Administrasi serta Penilaian Program di Tingkat RT.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada By.A, memberikan
edukasi mengenai pentingnya memberikan imunisasi rutin lengkap sebagai
upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan Khusus
2. Prakonsepsi dan KB
8. Kebidanan Komunitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.3 Prisip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan Pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas
Analisis situasi merupakan proses sistematis untuk melihat fakta, data atau
kondisi yang ada dalam suatu lingkup wilayah. Wilayah ini berisikan orang, lokasi
dan dimensi waktu. Artinya dalam setiap proses analisis situasi selalu mendasarkan
pada ketiga hal tersebut yaitu siapa, dimana, dan kapan. Analisis situasi ini
dimaksudkan untuk melihat fakta atau data itu bermasalah atau tidak, artinya dengan
analisis situasi dapat ditemukan masalah kesehatan, dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya baik konteks geografis, demografis, sosial, budaya, ekonomi,
bahkan politik. Tujuannya guna mengidentifikasi dan memahami masalah – masalah
ataupun kebutuhan – kebutuhan komunitas. Tujuan dari analisis situasi kesehatan
adalah sebagai berikut.
1. Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik yang ada di wilayah
dengan mengumpulkan data, menggali permasalahan kesehatan baik terkait
denagn konteks geografis, demografis, sosial, budaya dan ekononomi bahkan
politik.
2. Mempermudah untuk mengidetifkasi dan memahami masalah ataupun kebutuhan
dikomunitas sehingga dapat menentukan prioritas dalam menyelsaikan masalah.
3. Mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah.
Pada analisis situasi kesehatan ada sejumlah variabel standar yang harus
diperhatikan yaitu sebagai berikut.
1. Status kesehatan Analisis Status kesehatan akan menghasilkan ukuran-ukuran
status kesehatan secara kuantitatif, penyebaran masalah menurut kelompok umur
penduduk, serta menurut tempat dan waktu. Ukuran yang digunakan adalah angka
kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Analisis situasi kesehatan
antara lain meliputi penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk, penyakit
yang banyak diderita oleh bayi, jumlah dan penyebab kematian penduduk, jumlah
dan penyebab kematian ibu, bayi dan jumlah berat lahir rendah (BBLR), jumlah
balita gizi buruk, jumlah ibu hamil dengan komplikasi dan penyebab komplikasi
serta jumlah ibu hamil yang anemia.
2. Kependudukan Analisis kependudukan mencakup jumlah penduduk, struktur
umur, jenis kelamin, mobilitas, pekerjaan, jumlah kepala keluarga (KK), jumlah
wanita usia subur (WUS) dan pertumbuhan penduduk, mata pencaharian
penduduk, agama mayoritras yang dianut, ratarata usia menikah pertama kali,
mobilitas penduduk, organisasi kemasyarakatan yang ada dan cara penduduk
menjaga ketersediaan sumber pangan. Di desa, data tersebut dapat dilihat di kantor
desa berupa monografi desa, hanya saja perlu di telusuri lagi, karena akurasi dan
kekinian datanya sering tidak valid. Pada informasi penduduk rentan, desa
biasanya tidak punya, maka perlu
dibuat sendiri atau bersama-sama dengan desa mendata warga yang masuk dalam
kategori rentan.
3. Pelayanan/upaya kesehatan Analisis pelayanan kesehatan atau upaya kesehatan
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Analisis ini
menghasilkan data atau informasi tentang input, proses, output dan dampak dari
pelayanan kesehatan. Misalnya untuk mengetahui akses dan pemanfaatan rumah
tangga terhadap sarana pelayanan kesehatan RS, puskesmas, puskesmas pembantu,
dokter praktik, bidan praktik, dan pelayan kesehatan UKBM yaitu posyandu,
poskesdes, dan polindes/bidan di desa, jumlah dukun bayi yang terlatih dan tidak
terlatih, jenis pelayanan kesehatan khusus bagi remaja, ibu hamil, lanjut usia dan
lain-lain, serta cara menjangkau fasilitas kesehatan (jarak, waktu, tempuh, jenis
transportasi, biaya transportasi dan kondisi jalan).
4. Perilaku kesehatan Perilaku kesehatan adalah salah satu faktor determinan pada
derajat kesehatan. Perilaku ini meliputi seluruh perilaku seseorang atau masyarakat
yang dapat memberi akibat pada kesehatan, kesakitan atau kematian. Perilaku ini
sangat banyak dipengaruhi oleh pengetahuan, kepercayaan dan kebiasaan yang
dimiliki dan kemungkinannya berpengaruh pada kesehatan atau kesakitan
tubuhnya. Ada beberapa elemen yang dapat dijelaskan di bawah ini untuk melihat
perilaku yang berakibat pada derajat kesehatan seseorang atau masyarakat. Gaya
hidup yang berkait dengan kesehatan biasanya juga bisa ditujukan pada pola
makan dan input yang masuk melalui mulut. Sedangkan di sisi lain ada faktor yang
perilaku yang berpangaruh pada kejiwaaan, sehingga memunculkan stress dan
akhirnya gangguan fisik. Sebagai contoh keberadaan perilaku kawin cerai di
Lombok, biasanya istri ditinggalkan begitu saja ketika sedang hamil dan saat
melahirkan. Ini menimbulkan kejiwaaan yang dapat berpengaruh pada kondisi ibu
hamil dan melahirkan, risiko meninggal sangat memungkinkan. Kebiasaan lain
yang berpengaruh pada kesehatan misalnya adalah pola konsumsi lemak
berlebihan, konsumsi rokok, alkohol, zat aditif (Narkoba) dan perilaku seks yang
tidak aman. Selain itu pola pencarian
pengobatan juga memberikan gambaran kebiasaan masyarakat kemana mereka
memilih mencari obat atau pengobatan. Seringkali pertimbangan ini dipengaruhi
oleh kebiasaan masyarakat setempat, misalnya ke Puskesmas, atau ke mantri
kesehatan. Ketika mereka memilih, ada keterbatasan-keterbatasan sehingga pilihan
yang dijatuhkan menyesuaikan kemampuan yang mereka miliki. Keterbatasan
tersebut dapat berupa terbatas dalam memahami sakit, terbatas dalam keuangan,
terbatas pada informasi tempat layanan kesehatan, begitu juga dengan kendala
geografis dan sulitnya akses yang tersedia. Dari keterangan di atas bahwa analisis
perilaku kesehatan dapat memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat sehubungan dengan kesehatan maupun upaya kesehatan yang
meliuti gaya hidup remaja, adat, kepercayaan, norma, maupun tradisi yang dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan
kesehatan, perilaku sehat dan hiegienis serta perilaku penduduk dalam pencarian
pengobatan.
5. Lingkungan Lingkungan merupakan keadaan fisik yang berada di luar kita, yang
memiliki interaksi dengan manusia baik disengaja maupun tidak disengaja.
Interaksi timbal balik ini seringkali memberi konsekuensi yang berakibat pada
kesakitan seseorang atau masyarakat. Analisis lingkungan mencakup aspek fisik,
biologis dan sosial. Analisis ini bertujuan memperoleh informasi tentang keadaan
sanitasi lingkungan di rumah tangga dan komunitas (misalnya air bersih, air
limbah, sampah, penggunaan bahan kimia, ternak/hewan peliharaan, kepemilikan
jamban dalam satu keluarga, jenis jamban yang digunakan, tipe tempat tinggal,
ketersediaann tempat pembuangan limbah rumah tangga, sumber pencemaran di
sekitar rumah) dan ketersediaan sarana transportasi dan telekomunikasi untuk
mengetahui informasi akses masyarakat terhadap air dan penyehatan lingkungan.
Pada lingkungan sering dipakai sebagai media untuk sarang dan hidup suatu
penyebab penyakit, misalnya nyamuk yang membawa penyakit malaria atau
demam berdarah.
Beberapa elemen yang perlu dilihat terkait dengan lingkungan antara lain sebagai
berikut.
a. Air Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada kehidupan. Lalu air
seperti apa yang diperlukan manusia untuk kesehatannnya, yaitu air bersih dan
sehat. Air bersih mutlak diperlukan untuk minum, memasak, mandi dan cuci. Desa
memerlukan air untuk irigasi sawah dan perkebunan. Maka jika saja air bersih dan
sehat tidak dapat ditemukan akan berakibat pada timbulnya penyakit, seperti diare.
Masyarakat dalam mengkomsumsi air bermacam-macam mulai dari air sungai, air
tuk (sumber mata air), telaga, air tadah hujuan, sumur, air dalam kemasan, pompa,
PDAM dan lain-lain.
b. Tempat Buang Air Besar Tempat pembuangan air besar juga menjadi masalah
ketika tempat yang digunakan tidak memenuhi kesehatan. Jamban merupakan
bentuk umum dari standar pembuangan air besar yang sehat. Bidan perlu
mengetahui, sarana yang digunakan untuk buang air besar di masing-masing
kepala keluarga. Contoh tempat pembuangan air besar antara lain yaitu septic tank,
lobang tanah, kolam, ladang terbuka, sungai, dan danau/telaga.
c. Lantai Rumah Lantai rumah berupa tanah merupakan indikator kurang sehat, sebab
lantai rumah dari tanah memiliki risiko terkena penyakit ISPA dan diare. Data
tentang lantai rumah menjadi penting untuk memberi gambaran rencana kegitan
dan juga memberi gambaran kondisi kemiskinan warga. Namun demikian ada
beberapa masyarakat yang memandang lantai rumah merupakan bentuk budaya,
yang mereka anggap cocok dengan kondisi lingkungan setempat. Contoh beberapa
jenis lantai rumah yang di gunakan di masing – masing rumah tangga yaitu
marmer, ubin/tegel, semen, kayu, bambu, tanah atau batu.
d. Sampah Sampah merupakan produk sisa dari suatu proses produksi yang setiap
hari dihasilkan baik di rumah tangga, pabrik, pasar, kandang dan lain-lain. Jenis
sampah ini yang perlu diketahui, apa yang diakibatkannya jika sampah tidak
dikelola dengan baik. Jika pengelolaan tidak baik akan berpengaruh pada penyakit
ISPA dan juga diare. Dengan mengenali jenis sampah, jumlah yang dihasilkan
maka akan
memudahkan melakukan penyelesaian berkait dengan sampah. Beberapa jenis
sampah dan sumbernya antara lain sebagai berikut.
1) Sampah organik, yaitu sampah yang berasal dari limbah rumah tangga, kandang
ternak, pasar dan lain-lain.
2) Sampah non organik, yaitu sampah yang berasal dari pasar, rumah tangga,
industri pabrik.
3) Sampah kimia/ beracun yaitu sampah yang berasal dari industri tambang.
a. Imunisasi Program
a. Imunisasi Dasar
Imunisasi yang di berikan dari bayi lahir sampai usia 1 tahun sesuai jadwal yang
sudah ditentukan, PERMENKES RI.2017
Tabel 1.Jadwal Pemberian Imunisasi
Umur Jenis Interval Minimal
untuk jenis Imunisasi
yang sama
1 Bulan BCG,Polio 1
b. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin
terjaganya tingkat imunitas pada anak baduta ,anak usia sekolah dan
Wanita usia subur (wus) termasuk ibu hamil .
BAB III
TINJAUAN KASUS
No.Registrasi:01769508
Tanggal Pengkajian : 24 Juli 2022
Waktu Pengkajian : 14.00 wib
Tempat Pengkajian : Rumah By.A
Pengkajian : Rita Zulherni
PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : By.A
Tanggal : 10 Maret 2022
lahir : 4 bulan
Umur : Laki-laki
Jenis :2
kelamin
Anak ke-
2. Identitas
Orangtua Nama : Ny.L Nama Ayah :
Ibu Tn.A
Umur : 28 Tahun Umur :
Tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku : Jawa Suku :
Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan :
SMA
Pekerjaan : Buruh Pekerjaan :
Alamat : RT 11/01 Kelurahan Kebon Buruh
Baru
3. Alasan datang
Ibu mau konsultasi tentang Imunisasi bayi
4. Keluhan utama
Ibu mengatakan anak nya baru di Imunisasi pada waktu lahir saja
1. Riwayat kesehatan
a. Tanggal lahir :10 Maret 2022
b. Tempat :Puskesmas
c. Penolong :Bidan
d. Jenis persalinan: Normal
2. Riwayat
pertumbuhan
BB:7,4 kg
PB:66 cm
LK:38 cm
3. Riwayat perkembangan
(belum pernah melakukan kunjungan )
4. Riwayat imunisasi
1.HB0 Tanggal 10 Maret 2022
b) Pola aktivitas
Seperti biasa di rumah saja
c) Pola eliminasi
BAK :4-5 kali
sehari BAB: 1 kali
sehari
d) Pola nutrisi
Asi
Eksklusif
2. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 88-90 kali/menit
Frekuensi nafas : 24-28 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 0C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 7,4 kg
Tinggi badan : 66 cm
IMT :N
Status gizi
a. BB/U : [ ] Gizi buruk; [ ] Gizi kurang; [ v ] Gizi baik; [ ] Gizi
lebih
b. PB atau TB/U : [ ] Sangat pendek; [ ] Pendek; [ v] Normal; [ ] Tinggi
c. BB/PB atau TB: [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [ v ] Normal; [ ] Gemuk
d. IMT/U : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [ v] Normal; [ ] Gemuk; [ ]
Obesitas
Lingkar kepala : 38 cm; [ v] Normal; [ ] Mikrosefali; [ ] Makrosefali
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Bulat
Mata : konjungtifa normal
Telinga : bersih
Hidung : agak sedikit pesek
Mulut : bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjer
Dada : Normal
Abdomen : Tidak ada
pembesaran Ekstremitas Atas : Normal
Ekstremitas Bawah: Normal
Anogenitalia :
Normal
7. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang
B. Analisis Data
A.Data Subjektif :
Ibu mengatakan bersedia By.A di
Imunisasi
B.Data Objektif :
K/U Bayi baik ,kesadaran
composmentis S: 36,5 C, RR:26x/m
C.Analisa Data
By.A Usia 4 bulan bersedia untuk di Imunisasi.
D.Penatalaksanaan:
1. Melakukan informed consent untuk di lakukan Imunisasi
2. Memberi tahu Ny.L bahwa hasil pemeriksaan By.A dalam keadaan baik
3. Melakukan pendekatan pada Ny.L agar merasa nyaman saat diberikan edukasi
mengenai Lima Imunisasi Rutin Lengkap ,Ny.L mengerti dengan penjelasan yang di
berikan .
4. Memberitakan edukasi kepada Ny.L efek setelah diberikan
Imunisasi ,Ny.L mengerti dengan penjelasan yang diberikan .
5. Mendiskusikan kunjungan ulang di tanggal 30 Juli 2022 untuk mengevaluasi
mengenai pengetahuan Ny.L tentang edukasi yang diberikan .
6. Hasil evaluasi yaitu Ny.L
mengerti dan bersedia By.A untuk
di berikan imunisasi .
7. Melakukan
Pendokumentasian
3.3. Kunjungan Keluarga Binaan Hari ke 3 dilakukan tanggal 30 Juli 2022
pukul :13.00
A. Data Sabjektif : Ibu mengatakan ,By.A akan melengkapi Imunisasi
yang tertinggal
B. Data Objektif : K/U bayi : baik ,kesadaran composmentis ,S: 36,8C,
RR:28x/menit
C. Analisa data : By.A Usia 4 bulan dengan Imunisasi BCG,Polio1 dan DPTHB-
HIb 1
D.Penatalaksanaan:
5. Hasil evaluasi By.A sudah diberikan Imunisasi dan bersedia datang kembali 1
bulan lagi ke Fasilitas Kesehatan untuk melanjutkan Imunisasi berikutnya
6. Melakukan pendokumentasian.
36
BAB IV
PEMBAHASAN
Kunjungan rumah yang di lakukan kepada keluarga binaan Bayi. A Yang pada
waktu pendataan di temukan belum di berikan Imunisasi .Pada saat pendataan umur
bayi 4 bulan di lakukan pemeriksaan bayi sehat pertumbuhan dan perkembangan
susuai dengan usia bayi BB:7,3 kg.PB:66 cm,LK:38 cm ,Asuhan Kebidanan yang di
berikan pada By.A tentang Imunisasi Rutin Lengkap
Data subjektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada Ny.L Data
subjektif di peroleh dari hasil pengkajian terhadap By.A teknik wawancara
keluarga ,konsultasi dan tenaga kesehatan lainnya .Data iniberupa keluhan atau
persepsi subjektif pasien terhadap status kesehatannya .Data subjektif ini di peroleh
dengan anamnesa terhadap klien .Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada
By.A berdasarkan proses pengkajian data subjektif didapat dari By.A dan Ny.L belum
mengetahui tentang pentingnya imunisasi untuk By.A .Berdasarkan teori pengetahuan
menurut Dewi M (2012) Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga .Dengan diberikannya edukasi ,Ny.L telah
berada di tingkat evaluasi .yaitu mampu mengaplikasikan ilmu yang diberikan .Dengan
demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif dengan metode yang
sesuai dengan teori ,maka tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik
.
4.3.Perumusan Diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif ,langkah berikutnya yaitu
menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami By.A umur 4
bulan. Sebelum dilakukan pengkajian tidak diketahui tingkat pengetahuan Ny.L
mengenai Pentingnya melengkapi Imunisasi Rutin Lengkap .
.
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 SARAN
Sebagai bahan masukan bagi lahan praktik agar dapat meningkatkan edukasi dan
dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat secara meny
3 Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan setelah kegiatan praktik komunitas ini berakhir dapat menjadi
evaluasi untuk praktek komunitas selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3
VID-20220803-WA0
003.mp4
(untuk membuka video klik 2x)
SATUAN ACARA KEGIATAN KELUARGA BINAAN By.A BELUM
MELENGKAPI IMUNISASI RUTIN LENGKAP DI RT 11 RW 01
KELURAHAN KEBON BESAR KECAMATAN
Praktik Komunitas
Oleh:
SASARAN : By .A
A. Tujuan Instruksional
e. Menjelaskan kepada ibu jadwal imunisasi pada bayi dan anak baduta
A. Pelak
sanaa
n
1. Tempat
Rumah pasien
2. Waktu
Sabtu 30 Juli 2022
tentang
Imunisasi
2. Pembahasan (20 Menjelaskan 1.Mahasiswa
menit tentang
memberikan
Imunisasi
) 2.Memberikan konseling tentang
kesempatan pada ibu
Imunisasi
bayi untuk
menanyakan hal yang 2.Mahasiswa
kurang dimengerti
memberikan
kesempatan
kepada ibu
bayi
untuk
menanyakan hal-
hal
yang kurang jelas
3. Penutup (5 menit) 1. Mengevaluasi tujuan 1.Mahasiswa
konseling Imunisasi melakukan
2. Mengucapk evaluasi
an terimakasih atas tentang
perhatian yang tujuan
diberikan dan konseling Imunisasi
memberikan salam 2.Mahasiswa
penutup mengucapkan
terimakasih kepada
ibu bayi dan
salam
penutup
4 Evaluasi
Sebelum dilakukan asuhan kebidanan pada By.A umur 4 bulan dengan
memberikan konseling dan wawancara tentang Imunisasi Rutin Lengkap pada
bayi dengan menggunakan media leaflet yang dimulai dari pengkajian data
sampai evaluasi maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
c.Ny.L mampu memahami kapan dan usia berapa By.A diberikan Imunisasi
5 Materi
SASARAN : By.A
MATERI POKOK : KONSELING IMUNISASI RUTIN
PROSEDUR TINDAKAN
N Langkah dan Key point Ilustrasi gambar
o
1. Sapa klien dengan
ramah dan
perkenalkan diri anda
dan tanyakan
kedatangannya
Key point:
.Mempersilakan ibu
bayi duduk dengan
nyaman dan membina
hubungan baik
2. Melakukan
Pengkajian Key
point:
.Menayakan Informasi
P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
k
o
n
s
e
l
i
n
g
.
M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n
p
e
n
g
e
r
t
i
a
n
I
m
u
n
i
s
a
s
i
.
M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n
t
e
n
t
a
n
g
m
a
c
a
m
-
m
a
c
a
m
I
m
u
n
i
s
a
s
i
.
M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n
t
e
n
t
a
n
g
m
a
n
f
a
a
t
d
a
n
k
e
u
n
t
u
n
g
a
n
I
m
u
n
i
s
a
s
i
.
M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n
t
e
n
t
a
n
g
I
n
d
i
k
a
s
i
d
a
n
k
o
n
t
r
a
i
n
d
i
k
a
s
i
I
m
u
n
i
s
a
s
i
.
M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n
u
s
i
a
b
e
r
a
p
a
a
j
a
a
n
a
k
d
i
b
e
r
i
k
a
n
i
m
u
n
i
s
a
s
i
5. M
e
l
a
k
u
k
a
n
E
v
a
l
u
a
s
i
h
a
s
i
l
k
o
n
s
e
l
i
n
g
y
a
n
g
s
u
d
a
h
d
i
s
a
m
p
a
i
k
a
n
K
e
y
p
o
i
n
t
:
1
.
M
e
n
a
n
y
a
k
a
n
a
p
a
k
a
h
i
b
u
s
u
d
a
h
m
e
n
g
e
r
t
i
a
p
a
y
a
n
g
t
e
l
a
h
d
i
j
e
l
a
s
k
a
n
2
.
M
e
n
a
n
y
a
k
a
n
a
p
a
k
a
h
a
d
a
y
a
n
g
i
n
g
i
n
d
i
t
a
n
y
a
k
a
n
6. Dokumentasi dan
beritahukan hasilnya
kepada ibu
F. Daftar Pustaka/Referensi
PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum
sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan
sempurna
Beri tanda ceklist () pada kolom penilaian
N Langkah Kegiatan Penilai
o. an
0 1 2
Persiapan Tempat
1. Menyediakan Tempat yang nyaman v
untuk melakukan konseling
PERSIAPAN ALAT
2 Alat bantu untuk melakukan konseling v
PERSIAPAN PASIEN
3 Sambut ibu bayi dengan ramah v
4 Perkenalkan diri v
5 Persilakan ibu bayi duduk dan ciptakan v
suasanan yang nyaman
6 Jelaskan maksud dan tujuan kunjungan v
PELAKSANAAN KONSELING
7 Menjelaskan Pengertian Imunisasi v
8 Menjelaskan tentang macam-macam Imunisasi v
9 Menjelaskan manfaat dan keuntungan Imunisasi v
10 Menjelaskan Tentang Indikasi dan v
Kontraindikasi Imunisasi
11 Menjelaskan usia berapa aja anak harus v
di Imunisasi
EVALUASI
12 Evaluasi hasil konseling yang sudah di sampaikan
Oleh:
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh :
Eka Meilani
Telah disahkan di
Jakarta, Tanggal 10 Agustus 2022
Disetujui Oleh,
Menyetujui
Pembimbing Paktik Komunitas
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan karunianya dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan
Praktek Klinik Asuhan Kebidanan Pada Nn. S Dengan Anemia Ringan di
RT 01 RW 001 Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet Tahun 2022 dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Pada Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju.
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrachman, SH, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Retno Sugesti, S.ST., M.Kes., Selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju
9. Maryam Syarah Mardiyah, S. ST., MKMsekalu pembimbing praktik Komunitas
10. Ernita Prima Noviyani, S.ST, M.Kes selaku Penguji praktik Komunitas
11. Nurainih, S. ST, Bdn, M.Kes, SH, MH.Kes selaku CI lahan praktik Kumunitas
12. Seluruh dosen Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Indonesia Maju yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya selama duduk di bangku kuliah.
4
13. Terima kasih kepada orang tua saya, suami dan anak-anak yang tidak henti-
hentinya mendoakan, mendukung, memberikan nasihat, semangat serta motivasi
dalam penyusunan penulisan ini.
14. Rekan-rekan seperjuanganku yang saling mendukung dan menyemangati satu sama
lain.
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.2.1. Tujuan Umum 2
1.3. Manfaat 3
1.3.1. Bagi Keluarga Binaan 3
1.3.2. Bagi Tenaga Kesehatan 3
1.3.3. Bagi Instansi 3
BAB II. TINJAUAN TEORI 5
2.1. Teori atau Konsep Dasar Komunitas 5
2.1.1. Pengertian Komunitas 5
2.2. Konsep Dasar Keluarga 7
2.2.1. Definisi keluarga 7
2.3. Konsep Dasar Keluarga Binaan 8
2.3.1. Pengertian Keluarga Binaan 8
2.4. Pengertian Remaja dan Anemia 10
2.4.1. Remaja 10
2.4.2. Anemia 11
2.4.3. Jenis-Jenis Anemia 12
2.4.4. Penyebab Anemia 14
2.4.5. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia 17
6
BAB III. TINJAUAN KASUS 18
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN ANEMIA RINGAN 18
3.1. Kunjungan Keluarga binaan ke-1 dilakukan pada Tanggal 21 Juli 2022 18
3.1.1. Data Subjektif 18
3.1.2. Data Objektif 20
3.1.3. Analisis Data 22
3.1.4. Penatalaksanaan 22
3.2. Kunjungan Keluarga binaan ke-2 dilakukan pada Tanggal 23 Juli 2022 22
3.2.1. Data Subjektif 22
3.2.2. Data Objektif 22
3.2.3. Analisis Data 23
3.2.4. Penatalaksanaan 23
3.3. Kunjungan Keluarga binaan ke-3 dilakukan pada Tanggal 1 Agustus 2022 24
3.3.1. Data Subjektif 24
3.3.2. Data Objektif 24
3.3.3. Analisis Data 24
3.3.4. Penatalaksanaan 24
BAB IV 26
PEMBAHASAN 26
4.1. Pengkajian Data Subjektif 26
4.2. Pengkajian Data Objektif 26
4.3. Perumusan Diagnosa 27
4.4. Penatalaksanaan dan Evaluasi 27
BAB V 28
PENUTUP 28
5.1. Kesimpulan 28
5.2. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 1 31
SATUAN ACARA KEGIATAN 31
JOB SHEET 34
DAFTAR TILIK 37
BUKTI DOKUMENTASI 39
7
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang
tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita
anemia diperkirakan dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan
Afrika. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia
merupakan 10 masalah kesehatan terbesar di abad modern ini, dimana kelompok
yang berisiko tinggi anemia adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah,
dan remaja. Prevalensi anemia remaja di negara-negara berkembang sebesar 27%,
sedangkan di negara maju sebesar 6%.
Sejalan dengan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004,
menyatakan bahwa prevalensi anemia gizi pada remaja putri usia 10-18 tahun ialah
sebesar 57,1%. Sedangkan menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia
di Indonesia sebesar 21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di
pedesaan serta 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan. Berdasarkan kelompok
umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4%
pada kelompok umur 15-24 tahun.
Anemia adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah yang lebih rendah dari nilai normal, yaitu hemoglobin <12g/dL untuk
remaja. Anemia yang sering terjadi adalah anemia disebabkan oleh kekurangan
asupan zat besi. Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja, status sosial
ekonomi pedesaan yang rendah, tetapi juga menunjukkan peningkatan prevalensi di
masyarakat yang makmur dan berkembang.(1)
Masalah Kesehatan dan gizi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK) menjadi fokus perhatian karena tidak hanya berdampak pada angka
kesakitan dan kematian pada ibu dan anak, melainkan juga memberikan
konsekuensi kualitas hidup individu yang bersifat permanen sampai usia dewasa.
Timbul masalah gizi pada anak usia dibawah dua tahun erat kaitannya dengan
persiapan Kesehatan dan gizi seorang perempuan untuk menjadi calon ibu,
termasuk rematri.(2)
1
Rematri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi
besi. Hal ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. Selain
itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada rematri sangat
dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Belakang ini
masalah kesehatan dan gizi di Indonesia pada periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) menjadi fokus perhatian karena tidak hanya berdampak pada
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak, melainkan juga memberikan
konsekuensi kualitas hidup individu yang bersifat permanen sampai usia dewasa.
Anemia mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak
berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan
daya konsentrasi, serta penurunan kemampuan belajar, sehingga
menurunkan prestasi belajar sekolah. Anemia tidak menular, tetapi tetap
berbahaya. Remaja berisiko tinggi menderita anemia, khususnya kurang
zat besi karena remaja mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.
Dalam pertumbuhan, tubuh membutuhkan nutrisi dalam jumlah banyak, dan
di antaranya adalah zat besi. Bila zat besi yang dipakai untuk pertumbuhan
kurang dari yang diproduksi tubuh, maka terjadilah anemia.
Rematri lebih mudah menderita anemia, karena Rematri yang
memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga
kebutuhan zat besi juga meningkat untuk meningkatkan pertumbuhannya.
Rematri seringkali melakukan diet yang keliru yang bertujuan untuk
menurunkan berat badan, diantaranya mengurangi asupan protein hewani
yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin darah. Rematri yang
mengalami haid akan kehilangan darah setiap bulan sehingga membutuhkan
zat besi dua kali lipat saat haid. Rematri juga terkadang mengalami
gangguan haid seperti haid yang lebih panjang dari biasanya atau darah haid
yang keluar lebih banyak dari biasanya.(3)
1.2. Tujuan
2
1.2.1.Tujuan Umum
Setelah mengadakan kegiatan pada keluarga binaan diharapkan dapat
menerapkan berbagai keterampilan yang berkaitan dengan mata kuliah
asuhan kebidanan komunitas.
1.3. Manfaat
1.3.3.Bagi institusi
Hasil penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
dan referensi dalam kegiatan belajar mengajar dan sebagai sumber
3
bacaan dan dapat dijadikan sebagai buku sumber untuk kepustakaan
institusi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
harkat dan martabat kemanusiaan klien.
c. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi
sebagai unit analisis. Populasi bisa berupa kelompok sasaran
(jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah
laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia)
dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan.
Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT
atau 1 kelurahan/ kawasan perumahan/ perkantoran.
d. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya
bidan, tetapi hasil kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK,
kelompok ibu-ibu pengajian, kader kesehatan, perawat,
PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
e. Sistem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan
kebidanan klinik. Sistem pelaporan kebidanan komunitas
berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
3. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Di Komunitas
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas
adalah sebagai berikut.
a. Peningkatan kesehatan (promotif) Bidan lebih mengutamakan
langkah promotif dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil
disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di
tenaga kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan
tumbuh kembang di posyandu.
b. Pencegahan (preventif) Salah satu contoh tindakan preventif
bidan yang dapat dilakukan adalah pemberian imunisasi pada
bayi dan balita serta ibu hamil.
c. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan.
Bidan diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini
komplikasi melalui keterampilan tambahan yang dimiliki
untuk menangani kasus kegawatdaruratan maternal dan
neonatal sehingga dalam proses rujukan tidak mengalami
6
keterlambatan.
d. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan. Dalam memberikan
asuhan bidan melakukan pendekatan secara fisiologis, dengan
meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai dengan
kondisi klien
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi). Pada masa pemulihan
bidan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain (dokter
kandungan) untuk mengobservasi kemajuan kesehatan klien.
Sebagai contoh adalah bidan melakukan perawatan pasca
operasi pada klien dengan tindakan persalinan caesar.
7
Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
kelaurga sedarah istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
8
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan
kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk
menggambarkan derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama
seperti angka kematian, kesakitan, kelahiran, status gizi dan lain-lain.
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Jika masyarakat sudah menciptakan hidup sehat
maka derajat masyarakatpun meningkat. Untuk itu perlu adanya suatu
pendekatan dalam meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya
melalui pendekatan asuhan kebidanan komunitas. Melalui pendekatan
asuhan kebidanan komunitas dapat meningkatkan pengetahuan dan
motivasi masyarakat sehingga dapat memacu masyarakat untuk mampu dan
mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Keluarga adalah dua atau lebih dari duaindividu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan ataupengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satusama lain, dan di
dalam perannya masing – masing menciptakan sertamempertahankan
kebudayaan.
1. Kriteria Keluarga Binaan
Ada beberapa kiteria yang dapat digunakan untuk menentukan
keluarga binaan, terutama keluarga-keluarga yang termasuk resiko
tinggi dalam bidag kesehatan :
a. Mudah dijangkau
b. Komunikasi dengan baik
c. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan
kesehatan dan keperawatan yang diberikan
d. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah
e. Ada wadah peran serta masyarakat misalnya posyandu
f. Daerah tersebut tidak terlalu rawan.
2. Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, pemahaman, dan
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya, manusia lingkungan,
9
prasarana dan sarana kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas lembaga dan pelayanan kesehatan.
d. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai
potensi kesehatan secara penuh agar lebih tahan terhadap
penyakit.
e. Pencegahan penyakit melalui imunisasi: bumil, bayi, anak dan
juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
2.4.1. Remaja
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescent berasal dari bahasa
latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan.
Anak dianggap dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali, 2011).
Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang penting. Masa remaja
adalah suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang
sejak berakhir masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Bagian dari
masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi
badan terus bertambah, sedangkan masa dewasa antara lain proses kematangan
semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang
ditandai dengan kemampuan berfikir secara abstrak. Berdasarkan umur kronologis
dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu sebagai
beikut (6):
1. Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah jika anak
berusia 12 sampai 24 tahun
2. Usia remaja menurut Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23
Tahun 2002 adalah 10–18 tahun
3. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja
adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10–18 tahun (untuk
anak perempuan) dan 12–20 tahun (untuk anak laki-laki)
10
4. Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 mengenai
Kesejahteraan Anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21
tahun dan belum menikah
5. Menurut Undang-undang tentang Perburuhan, anak dianggap remaja
apabila telah mencapai umur 16–18 tahun atau sudah menikah dan
mempunyai tempat untuk tinggal
6. Menurut Undang-undang tentang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974,
anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah,
yaitu umur 16 tahun (untuk anak perempuan) dan 19 tahun (untuk
anak laki-laki)
7. Menurut Pendidikan Nasional (Diknas), anak dianggap remaja bila
anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah
Menengah
2.4.2. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Hemoglobin adalah salah satu
komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen
dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen diperlukan oleh
jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Kekurangan oksigen dalam jaringan
otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain kurangnya konsentrasi dan
kurang bugar dalam melakukan aktivitas. Hemoglobin dibentuk dari gabungan
protein dan zat besi dan membentuk sel darah merah/eritrosit. Anemia merupakan
suatu gejala yang harus dicari penyebabnya dan penanggulangannya dilakukan
sesuai dengan penyebabnya.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin,
hematokrit dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal sebagai akibat
dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan esensial. Anemia
dikatakan sebagai suatu kondisi tidak mencukupinya cadangan zat besi
sehingga terjadi kekurangan penyaluran zat besi ke jaringan tubuh. Tingkat
kekurangan zat besi yang lebih parah dihubungkan dengan anemia yang
secara klinis ditentukan dengan turunnya kadar hemoglobin sampai kurang
dari 11,5 gr/dL. Anemia defisiensi besi merupakan penyakit darah yang
11
paling sering pada bayi dan anak, serta wanita hamil. Secara sederhana
dapatlah dikatakan bahwa, defisiensi besi dapat terjadi bila jumlah yang
diserap untuk memenuhi kebutuhan tubuh terlalu sedikit, ketidakcukupan
besi ini dapat diakibatkan oleh kurangnya pemasukan zat besi,
berkurangnya zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan akan zat
besi. Bila hal tersebut berlangsung lama maka defisiensi zat besi akan
menimbulkan anemia.(6)
Tabel 1. Klasifikasi anemia menurut kelompok usia
Non Anemia
Populasi Anemia
Ringan Sedang Berat
(g/dl)
Anak 6 – 59 11 10.0 - 10.9 7.0 - 9,9 < 7.0
bulan
Anak 5 – 11 11,5 11.0 - 11.4 8.0 - < 8.0
tahun 10.9
Anak 12 - 14 12 11.0 - 11.9 8.0 - < 8.0
tahun 10.9
Perempuan 12 11.0 - 11.9 8.0 - < 8.0
tidak hamil ( ≤ 10.9
15 tahun )
Ibu hamil 11 10.0 – 7.0 - 9.9 < 7.0
10.9
Laki-laki ≥ 15 13 11.0 – 8.0 –10.9 < 8.0
tahun 12.9
12
Anemia karena kekurangan vitamin C merupakan anemia yang
jarang terjadi. Anemia defisiensi vitamin C disebabkan oleh kekurangan
vitamin C yang berat dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan
vitamin C biasanya adalah kurangnya asupan vitamin C dalam makanan
sehari hari. Salah satu fungsi vitamin C adalah membantu mengasorbsi zat
besi, sehingga jika terjadi kekurangan 24 vitamin C, maka jumlah zat besi
yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia.
13
yang bentuknya abnormal sehingga mengurangi jumlah oksigen
dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit. Sel
yang berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh darah
terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang, dan organ lainnya serta
menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit
ini rapuh dan dapat pecah pada saat melewati pembuluh darah yang
pada akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan organ bahkan
kematian.
14
Hal ini bisa disebut sebagai anemia hemolitik yang muncul saat sel darah
merah dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merah
normalnya 120 hari). Sehingga 13 sumsum tulang penghasil sel darah
merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
b Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia disebabkan oleh
perdarahan berlebihan, pembedahan atau permasalahan dengan
pembekuan darah. Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi
pada remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan anemia.
Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi,
karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
c Produksi sel darah merah yang tidak optimal
Hal ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah
merah dalam jumlah cukup yang dapat diakibatkan infeksi virus,
paparan terhadap kimia beracun atau obat-obatan (antibiotik,
antikejang atau obat kanker). Penyebab anemia gizi besi pada remaja
putri dapat juga terjadi karena asupan besi yang tidak cukup, adanya
gangguan absorbsi besi, kehilangan darah yang menetap, penyakit
dan kebutuhan meningkat, yaitu sebagai berikut:
1) Asupan zat besi yang tidak cukup
Masa remaja merupakan masa penting dalam pertumbuhan. Apabila,
makanan yang dikonsumsi tidak mengandung zat besi dalam jumlah
cukup, maka kebutuhan tubuh terhadap zat besi tidak terpenuhi, ini
dikarenakan rendahnya kualitas dan kuantitas zat besi pada makanan
yang kita konsumsi. Kurangnya konsumsi sayuran dan buah-
buahaan serta lauk pauk akan meningkatnya risiko terjadinya anemia
zat besi. Remaja yang belum sepenuhnya matang baik secara fisik,
kognitif, dan masih dalam masa pencarian identitas diri, cepat
dipengaruhi lingkungan. Keinginan memiliki tubuh yang langsing,
membuat remaja membatasi makan. Aktivitas remaja yang padat
menyebabkan mereka makan di luar rumah atau hanya makan
makanan ringan, yang sedikit mengandung zat besi, selain itu dapat
menggangu atau menghilangkan nafsu makan.
2) Defisiensi asam folat
15
Pemberian asam folat sebesar 35% menurunkan risiko anemia.
Defisiensi asam folat terutama menyebabkan gangguan
metabolisme DNA, akibatnya terjadi perubahan morfologi inti
sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah seperti sel
darah merah, sel darah putih serta sel epitel lambung dan usus.
Kekurangan asam folat menghambat pertumbuhan,
menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah
lainnya, peradangan lidah (glositis) dan gangguan saluran
cerna (Almatsier, 2009).
3) Gangguan absorbsi
Zat besi yang berasal dari makanan dan masuk kedalam tubuh
diperlukan proses absorbsi. Proses tersebut dipengaruhi oleh
jenis makanan, dimana zat besi terdapat. Absorbsi zat besi
dapat lebih ditingkatkan dengan pemberian vitamin C, hal ini
dikarenakan karena faktor reduksi dari vitamin C. Zat besi
diangkut melalui dinding usus dalam senyawa dengan asam
amino atau dengan vitamin C. Karena itu, sayuran segar dan
buah-buahan baik dikonsumsi untuk mencegah anemia. Hal ini
dikarenakan bukan bahan makanannya yang mengandung gizi
besi, tetapi karena kandungan vitamin C yang mempermudah
absorbsi zat besi. Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi zat
besi sampai 4 kali lipat. Tidak hanya vitamin C saja yang dapat
mempermudah absorbi zat besi, protein juga ikut
mempermudah absorbsi zat besi. Kadang faktor yang
menentukan absorbsi pada umumnya lebih penting dari jumlah
zat besi dalam makanan. Tanin yang terdapat pada teh dapat
menurunkan absorbsi zat besi sampai dengan 80%. Minum teh
satu jam setelah makan dapat menurunkan absorbsi hingga
85%.
4) Perdarahan
Perdarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia
yang disebabkan oleh perdarahan saluran cerna yang lambat
16
karena polip, neoplasma, gastritis, varises esophagus dan
hemoroid. Selain itu perdarahan juga dapat berasal dari saluran
kemih seperti hematuri, perdarahan pada saluran napas seperti
hemaptoe. Perdarahan yang terjadi membuat hilangnya darah
dalam tubuh, biasanya setelah mengalami perdarahan, maka
tubuh akan mengganti cairan plasma dalam waktu 1 sampai 3
hari, akibatnya konsentrasi sel darah merah menjadi rendah.
Jika tidak ada perdarahan kedua konsentrasi sel darah merah
menjadi stabil dalam waktu 3-6 minggu. Saat kehilangan darah
kronis, proses absorbsi zat besi dari usus halus untuk
membentuk hemoglobin dalam darah terhambat. Sehingga,
terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit
hemoglobin yang menimbulkan keadaan anemia.
5) Kecacingan
Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding
usus, akibatnya sebagian darah akan hilang dan akan
dikeluarkan dari tubuh bersama tinja. Setiap hari satu ekor
cacing tambang akan menghisap 0,03 sampai 0,15 ml darah
dan terjadi terus-menerus sehingga kita akan kehilangan darah
setiap harinya, hal ini yang menyebabkan anemia.
6) Peningkatan kebutuhan zat besi
Kebutuhan zat besi wanita lebih tinggi dari pada pria karena
terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50- 80 cc
setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 mg. Remaja
yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dibandingkan
dengan wanita dengan usia reproduksi aman untuk hamil.
17
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi
antara lain:
a. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang
cukup secara rutin pada usia remaja
b. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam
askorbat) untuk meningkatkan abssorbsi besi dan menghindari atau
mengurangi minum kopi, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat
dan minum susu pada saat makan.
c. Suplementasi besi, remaja dosis 1 mg/kgBB/hari
d. Untuk meningkatkan absobsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi
bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat,
multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium. 20
e. Skrining anemia, pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan
pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi.
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA
REMAJA DENGAN ANEMIA
RINGAN
3.1. Kunjungan Keluarga binaan ke-1 dilakukan pada Tanggal 21 Juli 2022
Kunjungan pertama
No Regiater : 001
Tanggal Pengkajian : 21 Juli 2022
Waktu Pengkajian : 14.00 – 14.30
Tempat Pengkajian : Rumah pasien
Pengkaji : Eka Meilani
3.1.1. Data Subjektif
a. Identitas Remaja
Nama : Nn. S
Umur : 17 Tahun
Anak ke : Pertama (tunggal)
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl H Djawahir/40 RT 017/006
a. Identitas Orang Tua
Nama Ibu :T Nama Suami : -
Umur : 43 Tahun Umur : -
Agama : Islam Agama : -
Suku : Sunda Suku
: -
Pendidikan : SLTP Pendidikan : -
19
Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga Pekerjaan : -
Alamat : Jl H Djawahir/40 RT 017/006
b. Alasan datang
Pendataan Keluarga sehat
c. Keluhan utama
Kadang mengeluh pusing, cepet leleh.
d. Riwayat obstetri
Menarche umur : 13 Tahun
Siklus : 28 Hari. Teratur
Lama : 7 Hari
Sifat Darah : Encer
Bau : Normal
Flour Albus : Tidak
HPHT : 7 Juli 2022
e. Riwayat ginekologi
Klien tidak pernah mengalami sakit yang berhubungan dengan sistem
reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium).
f. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan remaja
Klien mengatakan sering pusing, dalam kondisi kelelahan atau tidak.
2) Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menurun
seperti kanker, diabetes mellitus, kelainan bawaan, epilepsi,
penyakit hati, penyakit ginjal, hamil kembar, hipertensi, penyakit
jiwa, tuberculosis ( TBC ) dan alergi.
g. Riwayat psikososial
Klien merasa cemas dengan pusing yang dialaminya.
h. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola Istirahat
Tidur Siang
Lama : 1 - 2 jam
Keluhan : Tidak ada
Tidur Malam
20
Lama : 8-9 jam
Keluhan : Tidak ada
j. Pola aktifitas
Sekolah
k. Pola eliminasi
BAB
Frekuensi :1 kali/hari
Konsistensi : Lunak
Warna : Normal
Keluhan : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 7-8 kali/hari
Konsistensi : Jernih
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
l. Pola nutrisi
Makan
Frekuensi : 2-3 kali/hari
Jenis : Nasi, lauk, sayur dan lauk
Porsi : Normal
Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
Minum
Frekuensi : 8 - 9 kali/hari
Jenis : Air putih
Porsi : Normal
Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
m. Pola personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Ganti Pakaian : 3 kali/hari
Gosok Gigi : 3 kali/hari
21
Keramas : 3 kali/minggu
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos metis
b. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 78 kali/menit
Frekuensi nafas : 22 kali/menit
Suhu tubuh : 36,8 C
c. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 25 cm
IMT : 20,81 kg/m2
d. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada oedema
Mata
Sklera : Putih
Konjungtiva : agak pucat
Mulut
Lidah : Tidak ada kelainan
Gigi : Tidak ada lubang dan karang gigi
Leher
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan
Pembuluh Limfe : Tidak ada kelainan
Dada
Letak Payudara : Simetris
Kelainan : Tidak ada
Abdomen
Bentuk : Simetris
22
Luka operasi : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Ekstremitas Atas
Tangan : Tidak oedema
Varices : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Ekstremitas Bawah
Kaki : Tidak oedema
Varices : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Anogenitalia
Anogenitalia : Tidak ada varices
Hemoroid : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
e. Pemeriksaan Penunjang
Rencana dilakukan pemeriksaan HB di kunjungan kedua
3.1.4. Penatalaksanaan
a. Membina hubungan baik dengan klien.
b. Mendampingi klien mengisi informed consent . Klien setuju untuk
mengisi informed consent.
c. Melakukan pemeriksaan kepada klien. Klien bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan.
d. Menginformasikan kepada klien hasil pemeriksaan saat ini. Klien
mengetahui hasil pemeriksaan.
e. Menjelaskan kepada ibu pentingnya mengetahui keadaan anemia iya atau
tidak pada remaja. Ibu mengerti.
f. Mengingatkan pada ibu untuk tetap memberikan asupan gizi seimbang
kepada anaknya. Ibu bersedia untuk memenuhi asupan gizi seimbang.
23
g. Mengingatkan untuk kunjungan ulang dan pemeriksaan Hb, 3 hari di
tanggal 23 juli 2022. Klien bersedia untuk kunjungan ulang
h. Hasil evaluasi: ibu mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh
bidan serta bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
i. Melakukan pendokumentasian
3.2. Kunjungan Keluarga binaan ke-2 dilakukan pada Tanggal 23 Juli 2022
c. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 25 cm
IMT : 20,81 kg/m2
d. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan HB : 11gr/dl
24
3.2.3. Analisis Data
Nn. S Remaja 17 tahun dengan anemia ringan
3.2.4. Penatalaksanaan
a. Membina hubungan baik dengan klien
b. Mendampingi klien mengisi informed consent. Klien setuju untuk
mengisi informed consent.
c. Melakukan pemeriksaan kepada klien. Klien bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan.
d. Menginformasikan kepada klien hasil pemeriksaan saat ini. Klien
mengetahui hasil pemeriksaan.
e. Menjelaskan kepada klien bahwa penting untuk melakukan pemeriksaan
terkait status anemia iya atau tidak.
f. Menganjurkan klien untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi
( seperti Hati, ikan, daging dan ungags) untuk meningkatkan kadan Hb.
Klien bersedia.
g. Memberi klien tablet fe dan meminumnya secara teratur. Klien
menyetujui dan mengikuti saran petugas.
h. Mengingatkan untuk pemeriksaan Hb ulang. Klien bersedia untuk
pemeriksaan Hb ulang
i. Mendiskusikan kunjungan ulang di tanggal 1 Agustus 2022 untuk
melakukan pemeriksaan.
j. Hasil evaluasi: ibu mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh
bidan serta bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
k. Melakukan pendokumentasian
3.3. Kunjungan Keluarga binaan ke-3 dilakukan pada Tanggal 1 Agustus 2022
25
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos metis
b. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 78 kali/menit
Frekuensi nafas : 22 kali/menit
Suhu tubuh : 36,8 C
c. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 25 cm
IMT : 20,81 kg/m2
3.3.4. Penatalaksanaan
a. Membina Hubungan Baik dengan Klien
b. Mendampingi klien mengisi informed consent. Klien setuju untuk mengisi
informed consent.
c. Melakukan pemeriksaan kepada klien. Klien bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan.
d. Menginformasikan kepada klien hasil pemeriksaan saat ini. Klien
mengetahui hasil pemeriksaan.
e. Menganjurkan klien untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk
meningkatkan kadan Hb. Klien bersedia.
f. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi tablet fe dan meminumnya secara
teratur. Klien menyetujui dan mengikuti saran petugas.
g. Memberitahukan efek samping konsumsi tablet fe. Klien mengetahui efek
samping konsumsi fe.
h. Menganjurkan klien untuk datang ke fasilitas Kesehatan jika anaknya
mengeluh gejala yang sama.
26
i. Hasil evaluasi: ibu mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh
bidan serta merasa senang karena anaknya dalam keadaan baik.
j. Melakukan pendokumentasian
BAB IV
PEMBAHASAN
27
4.1. Pengkajian Data Subjektif
28
yang dialami oleh Nn. S Masalah kesehatan yang dialami Nn. S yaitu
Remaja dengan Anemia rendah
Dengan demikian analisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
29
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
30
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai
kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada keluarga.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah pengetahuan laporan keluarga binaan terkait asuhan
pada Remaja dengan Anemia Ringan di perpustakaan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Praktik Komunitas
Disusun Oleh:
LAMPIRAN 1
SATUAN ACARA KEGIATAN
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan konseling, Nn. S diharapkan memahami dan mengetahui tentang anemia
serta mau mengikuti anjuran pola nutrisi yang baik
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan konseling klien diharapkan mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian tentang anemia
b. Menjelaskan kembali penyebab anemia
c. Menjelaskan kembali gejala anemia
B. Pelaksanaan
1. Tempat
Tempat : Rumah Klein
2. Waktu
Waktu : Kamis 21 Juli 2022
C. Metode dan Media
1. Metode : Konseling dan tanya jawab
2. Media : Job sheet, daftar tilik, Lembar balik
D. Langkah Kegiatan
Proses
1) Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.
2) Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
3) Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) aktif menjawab pertanyaan yang diajukan
Hasil
1) Klien dapat menjelaskan kembali tentang pengertian anemia, jenis anemia dan
pencegahan anemia.
2) Klien dapat menjelaskan kembali tujuan pemeriksaan status anemia Iya atau Tidak.
3) . Klien dapat mengetahui hasil pemeriksaan status anemia Iya atau Tidak.
E. Evaluasi
Sebelumnya ibu dan anak belum paham tentang anemia, setelah diberikan penjelasan dan
konseling, keduanya sudah memahami tentang anemia
F. Materi
1. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam
sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke
seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan
fungsinya. Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala
antara lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel darah
merah/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang harus dicari penyebabnya dan
penanggulangannya dilakukan sesuai dengan penyebabnya.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah lebih rendah dari nilai normal sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa
unsur makanan esensial. Anemia dikatakan sebagai suatu kondisi tidak mencukupinya
cadangan zat besi sehingga terjadi kekurangan penyaluran zat besi ke jaringan tubuh.
Tingkat kekurangan zat besi yang lebih parah dihubungkan dengan anemia yang secara
klinis ditentukan dengan turunnya kadar hemoglobin sampai kurang dari 11,5 gr/dL.
Anemia defisiensi besi merupakan penyakit darah yang paling sering pada bayi dan anak,
serta wanita hamil. Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa, defisiensi besi dapat
terjadi bila jumlah yang diserap untuk memenuhi kebutuhan tubuh terlalu sedikit,
ketidakcukupan besi ini dapat diakibatkan oleh kurangnya pemasukan zat besi,
berkurangnya zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan akan zat besi. Bila hal
tersebut berlangsung lama maka defisiensi zat besi akan menimbulkan anemia.(6)
Tabel 1. Klasifikasi anemia menurut kelompok usia
Non Anemia
Populasi Anemia
Ringan Sedang Berat
(g/dl)
Anak 6 – 59 11 10.0 - 10.9 7.0 - 9,9 < 7.0
bulan
Anak 5 – 11 11,5 11.0 - 11.4 8.0 - < 8.0
tahun 10.9
Anak 12 - 14 12 11.0 - 11.9 8.0 - < 8.0
tahun 10.9
Perempuan 12 11.0 - 11.9 8.0 - < 8.0
tidak hamil ( ≤ 10.9
15 tahun )
Ibu hamil 11 10.0 – 7.0 - 9.9 < 7.0
10.9
Laki-laki ≥ 15 13 11.0 – 8.0 –10.9 < 8.0
tahun 12.9
2. Penyebab Anema
Anemia umumnya disebabkan oleh
b. Perdarahan kronik,
c. Gizi yang buruk atau
d. Gangguan penyerapan nutrisi oleh usus.
e. Juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kekurangan darah.
Faktor risiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di bandingkan
kaum pria. Cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada pria
sedangkan kebutuhan per harinya justru lebih tinggi. Seorang wanita atau remaja putri
akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal pada saat
mentruasi.
Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia:
a. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Hal ini bisa disebut sebagai anemia hemolitik yang muncul saat sel darah merah
dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari). Sehingga
13 sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan
sel darah merah.
b Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia disebabkan oleh perdarahan
berlebihan, pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah. Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia. Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan
zat besi, karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
c Produksi sel darah merah yang tidak optimal
Hal ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah merah dalam
jumlah cukup yang dapat diakibatkan infeksi virus, paparan terhadap kimia beracun
atau obat-obatan (antibiotik, antikejang atau obat kanker). Penyebab anemia gizi
besi pada remaja putri dapat juga terjadi karena asupan besi yang tidak cukup,
adanya gangguan absorbsi besi, kehilangan darah yang menetap, penyakit dan
kebutuhan meningkat, yaitu sebagai berikut:
1) Asupan zat besi yang tidak cukup
Masa remaja merupakan masa penting dalam pertumbuhan. Apabila, makanan yang
dikonsumsi tidak mengandung zat besi dalam jumlah cukup, maka kebutuhan tubuh
terhadap zat besi tidak terpenuhi, ini dikarenakan rendahnya kualitas dan kuantitas zat
besi pada makanan yang kita konsumsi. Kurangnya konsumsi sayuran dan buah-
buahaan serta lauk pauk akan meningkatnya risiko terjadinya anemia zat besi. Remaja
yang belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif, dan masih dalam masa
pencarian identitas diri, cepat dipengaruhi lingkungan. Keinginan memiliki tubuh
yang langsing, membuat remaja membatasi makan. Aktivitas remaja yang padat
menyebabkan mereka makan di luar rumah atau hanya makan makanan ringan, yang
sedikit mengandung zat besi, selain itu dapat menggangu atau menghilangkan nafsu
makan.
2) Defisiensi asam folat
Pemberian asam folat sebesar 35% menurunkan risiko anemia. Defisiensi asam
folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme DNA, akibatnya terjadi
perubahan morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah
seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel epitel lambung dan usus.
Kekurangan asam folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia
megaloblastik dan gangguan darah lainnya, peradangan lidah (glositis) dan
gangguan saluran cerna (Almatsier, 2009).
3) Gangguan absorbsi
Zat besi yang berasal dari makanan dan masuk kedalam tubuh diperlukan
proses absorbsi. Proses tersebut dipengaruhi oleh jenis makanan, dimana zat
besi terdapat. Absorbsi zat besi dapat lebih ditingkatkan dengan pemberian
vitamin C, hal ini dikarenakan karena faktor reduksi dari vitamin C. Zat besi
diangkut melalui dinding usus dalam senyawa dengan asam amino atau dengan
vitamin C. Karena itu, sayuran segar dan buah-buahan baik dikonsumsi untuk
mencegah anemia. Hal ini dikarenakan bukan bahan makanannya yang
mengandung gizi besi, tetapi karena kandungan vitamin C yang mempermudah
absorbsi zat besi. Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi zat besi sampai 4
kali lipat. Tidak hanya vitamin C saja yang dapat mempermudah absorbi zat
besi, protein juga ikut mempermudah absorbsi zat besi. Kadang faktor yang
menentukan absorbsi pada umumnya lebih penting dari jumlah zat besi dalam
makanan. Tanin yang terdapat pada teh dapat menurunkan absorbsi zat besi
sampai dengan 80%. Minum teh satu jam setelah makan dapat menurunkan
absorbsi hingga 85%.
4) Perdarahan
Perdarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia yang disebabkan
oleh perdarahan saluran cerna yang lambat karena polip, neoplasma, gastritis,
varises esophagus dan hemoroid. Selain itu perdarahan juga dapat berasal dari
saluran kemih seperti hematuri, perdarahan pada saluran napas seperti
hemaptoe. Perdarahan yang terjadi membuat hilangnya darah dalam tubuh,
biasanya setelah mengalami perdarahan, maka tubuh akan mengganti cairan
plasma dalam waktu 1 sampai 3 hari, akibatnya konsentrasi sel darah merah
menjadi rendah. Jika tidak ada perdarahan kedua konsentrasi sel darah merah
menjadi stabil dalam waktu 3-6 minggu. Saat kehilangan darah kronis, proses
absorbsi zat besi dari usus halus untuk membentuk hemoglobin dalam darah
terhambat. Sehingga, terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit
hemoglobin yang menimbulkan keadaan anemia.
4) Kecacingan
Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding usus, akibatnya
sebagian darah akan hilang dan akan dikeluarkan dari tubuh bersama tinja.
Setiap hari satu ekor cacing tambang akan menghisap 0,03 sampai 0,15 ml
darah dan terjadi terus-menerus sehingga kita akan kehilangan darah setiap
harinya, hal ini yang menyebabkan anemia.
6) Peningkatan kebutuhan zat besi
Kebutuhan zat besi wanita lebih tinggi dari pada pria karena terjadi menstruasi
dengan perdarahan sebanyak 50- 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi
sebesar 30-40 mg. Remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dibandingkan
dengan wanita dengan usia reproduksi aman untuk hamil.
3.Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain:
b. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup secara
rutin pada usia remaja
c. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas, makanan laut
disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan
abssorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh es, minuman ringan yang
mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
d. Suplementasi besi, remaja dosis 1 mg/kgBB/hari
e. Untuk meningkatkan absobsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama susu, kopi,
teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate
dan kalsium. 20
f. Skrining anemia, pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan pilihan untuk
skrining anemia defisiensi besi.
JOB SHEET
C. PETUNJUK
1. Melakukan informend consent
2. Memberikan informasi dengan baik dan benar
3. Melakukan pendokumentasian
4. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
5. ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
6. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
D. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosuder pekerjaan
2. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
3. Berikan informasi dengan baik dan benar.
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan tentang konseling anemia rendah
2. Menjaga kenyamanan dan privacy pasien
PROSEDUR TINDAKAN
No Langkah dan Key point Ilustrasi gambar
1. Sapa klien dengan ramah dan
perkenalkan diri dan tanyakan
kedatanggannya
Key point:
Mempersilahkan ibu
duduk dengan nyaman
dan membina hubungan
baik.
2. Melakukan pengkajian
Key point:
Menanyakan informasi
3. Menyiapkan alat dan bahan secara
baik dan benar
Key point:
● Dekatkan alat dan bahan
● Pemberian Tablet tambah
darah
4 Memberikan pelayanan
konseling
● Memberikan pelaksanaan
konseling tentang anemia
● Menjelaskan pengertian
anemia
● Menjelaskan tentang
jenis-jenis anemia
● Menjelaskan tentang
penyebab anemia
● Menjelaskan tentang
pencegahan dan
penanggulangan anemia
rendah
5 Melakukan Evaluasi hasil
konseling yang sudah di
sampaikan
6 Dokumentasikan dan beritahukan
hasil kepada ibu
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
EVALUASI
12 Evaluasi hasil konseling yang sudah di sampaikan
13 Menanyakan pada pasien apakah sudah mengerti
dengan penjelasan yang di sampaikan
14 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
15 Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan
yang di sampaikan
TOTAL SKOR :
NILAI = TOTAL SKOR X100=NILAI AKHIR
17
BUKTI DOKUMENTASI
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN
Oleh:
NAMA : Eka Pudji Susanti
NPM : 07210400128
Telah disahkan
Jakarta, 10 Agustus 2022
Disetujui Oleh,
Menyetujui
Pembimbing Paktik Komunitas
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan nikmatnya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan
keluarga binaan berjudul ” Laporan Individu Keluarga Binaan Asuhan Kebidanan
Pada Nn. A Remaja Umur 18 Tahun Dengan Dismenorea”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW. Penyusunan laporan keluarga binaan ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis bermaksud
untuk mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku PJS Rektor Universitas Indonesia
Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku PJS Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku PJS Wakil Rektor II Bidang Non-
Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Ernita Prima Noviyani, S.ST., M.Kes Selaku penguji pada laporan
keluarga binaan.
9. Nurainih, S.ST, Bdn, M.Kes, SH, MH Selaku CI Penguji pada laporan keluarga binaan
10. Seluruh dosen Pendidikan Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju
yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama duduk di bangku
kuliah
11. Terima kasih kepada orang tua saya yang tidak henti-hentinya mendoakan
mendukung, memberikan nasihat, semangat serta motivasi dalam
penyusunan penulisan ini.
12. Rekan-rekan seperjuanganku yang saling mendukung dan menyemangati
satu sama lain.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan.Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi
semua pihak yang berkepentingan.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah mampu memberikan asuhan
kebidanan secara kontinu melalui pendekatan pendampingan
dalam keluarga
binaan praktik manajemen pelayanan kebidanan di komunitas
Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
1.3. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini tidak mencipatakan teori baru tetapi untuk menambah
wawasan bagi pembaca.
2. Manfaat Praktis
2.3 Menstruasi
menstruasi :
a. Perut kembung
b. Diare
c. Mual dan muntah
d. Sakit kepala
e. Pusing
f. Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
g. Sulit tidur
h. Mudah tersinggung
i. Sakit pada daerah payudara
c. Terapi hormonal
TINJAUAN KASUS
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA
REMAJA
I. KUNJUNGAN PERTAMA
No. Registrasi 01
Tanggal Pengkajian : 25-07-2022
Waktu Pengkajian : 13.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Eka Pudji
Susanti
A. Data Subjektif
Identitas Remaja
Nama : Nn. Anisa
Umur : 18 Tahun
Anak ke : 03
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kebon Baru RT 04 RW 01
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 83 kali/menit
Frekuensi nafas : 23 kali/menit
Suhu tubuh : 36,7 0C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
IMT : 22,2 kg/m2
4. Pemeriksaan Fisik : Tidak Dilakukan pemeriksaan
5. Pemeriksaan Penunjang : Tidak Dilakukan pemeriksaan
C. Analisis Data
1. Melakukan skring covid 19, evaluasi : tidak di dapatkan tanda dan gejala
covid 19
2. Melakukan inform consent tindakan yang akan dilakukan, evaluasi : nona
mengerti dan menandatangani surat inform consent.
3. Melakukan Pendataan KK dan pengisian kuisioner. Evaluasi : Sudah
dilakukan
4. Melakukan perjanjian kunjungan ulang tanggal 26 Juli 2022 untuk
dilakukan edukasi mengenai Dismonore Pada Remaja. Evaluasi: Sudah
dilakukan
5. Melakukan pendokumentasian SOAP
II. SOAP KUNJUNGAN KEDUA
No. Registrasi 01
Tanggal Pengkanjian : 26-07-2022
Waktu Pengkajian : 12.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Eka Pudji
Susanti
Kunjungan : 2 (Kedua)
A. DATA SUBJEKTIF
No. Registrasi 01
Tanggal Pengkanjian : 27-07-2022
Waktu Pengkajian : 12.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Eka Pudji
Susanti
Kunjungan : 3 (Tiga)
A. DATA SUBJEKTIF
B. DATA OBJEKTIF
C. ANALISA DATA
5.1 KESIMPULAN
Setelah penulisan melakukan asuhan keluarga binaan pada Nn.A maka di dapatkan
kesimpulan :
1. Dilakukan kunjungan pertama pada keluarga binaan dengan
mengindentifikasi masalah pada Keluarga Binaan Nn. A
5.2 SARAN
1. Bagi KK Binaan
A. Tujuan Instruksiona
1. Tempat
Tempat : Rumah Pasien
2. Waktu
untuk
menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.
3 Penutu 1. Mengevaluasi 1. Mahasiswa melakukan
p (5 evalusi tentang tujuan
menit) tujuan konseling disminore konseling disminore
pada remaja pada
remaja
2. Mengucapkan terimakasih 2. Mahasiswa
atas perhatian yang mengucapkan
diberikan dan memberikan terimakasih
salam penutup.
kepada pasien dan
salam
penutup.
E. Evaluasi
Sebelum diberikan edukasi Nn. A tidak mengerti disminore pada remaja dan
setelah diberikan edukasi Nn. A mengerti mengenai disminore pada remaja
dan mau menerapkan apa yang disarankan oleh bidan
F. Materi
1. Pengertian Disminorea
Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa yunani, kata dys
yang berarti sulit, nyeri, abnormal, meno yang berarti bulan, dan orrhea
yang berarti aliran. Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu
haid atau menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan
pengobatan yang yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit didaerah
perut maupun panggul. Gangguan menstruasi yang paling sering
dikeluhkan adalah nyeri sebelum, saat atau sesudah menstruasi. Nyeri
tersebut timbul akibat adanya hormon prostagladin yang membuat otot
uterus (rahim) berkontraksi. Bila nyerinya ringan dan masih dapat
beraktivitas berarti masih wajar. Namun, bila nyeri yang terjadi sangat
hebat sampai mengganggu aktivitas ataupun tidak mampu melakukan
aktivitas, maka termasuk pada gangguan. Nyeri dapat dirasakan di daerah
perut bagian bawah, pinggang bahkan punggung.
Dismenore yang sering terjadi adalah dismenore fungsional (wajar)
yang terjadi pada hari pertama atau menjelang hari pertama akibat
penekanan pada kanalis servikalis (leher rahim). Biasanya dismenore
akan menghilang atau membaik seiring hari berikutnya menstruasi.
Dismenore yang non
fungsional (abnormal) menyebabkan nyeri hebat yang dirasakan terus
menerus, baik sebelum, sepanjang menstruasi bahkan sesudahnya
2. Patofisiologi Disminore
G. Daftar Pustaka/Referensi
Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid atau menstruasi
yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang yang
ditandai dengan nyeri atau rasa sakit didaerah perut maupun panggul.
Gangguan menstruasi yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri sebelum,
saat atau sesudah menstruasi. Nyeri tersebut timbul akibat adanya hormon
prostagladin yang membuat otot uterus (rahim) berkontraksi
C. PETUNJUK
PROSEDUR TINDAKAN
2. Melakukan
pengkajian Key
point: Menanyakan
informasi
3. Menyiapkan alat dan bahan secara
baik dan benar
Key point:
Dekatkan alat dan bahan
4. Memberikan Edukasi
● Memberikan pelaksanaan konseling
● Menjelaskan pengertian Disminorea
● Menjelaskan tentang
patofisiologi diminore
● Menjelaskan tentang Gejala
disminore
● Menjelaskan tentang
Penatalaksanaan
disminore
5. Melakukan Evaluasi hasil konseling
yang sudah di sampaikan
F. Daftar Pustaka/Referensi
1. Larasati TA, Alatas F. Dismenore primer dan faktor risiko dismenore primer
pada remaja. Majority. 2016; 5(3): 79-84.
2. Teknik, E., Dan, Y., Stretching, A., Mahasiswi, P., Fakultas, D. I.,
Kesehatan, I., & Magelang, M. Efektivitas teknik yoga dan abdominal
stretching exercise terhadap intensitas nyeri haid ( dismenore) pada
mahasiswi di fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah magelang.
2019.
3. Novia, I., & Puspitasari, N. Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian
Kusta. The Indonesian Journal of Public Health. 2018.
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum
sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan
sempurna
Kunjungan Pertama
Kunjungan Kedua
Kunjungan Ketiga
Link Video :
https://drive.google.com/file/d/15xviVwexmZzUVBUWaO9kBgGfNVk
8Tyku/view?usp=sharing
Media :
HALAMAN JUDUL
LAPORANINDIVIDUKELUARGA BINAANKOMUNITAS
DisusunOleh:
Ambar Kuswati
NPM07210200028
DisusunOleh:
Ambar Kuswati
NPM07210200028
Menyetujui,
DosenPembimbing
Olehkarenaitumengucapkanterimakasihkepadaberbagaipihakyang telah
Jakarta.
10. Ernita Prima Noviyanti, SST, M.Kes Selaku Dosen Responsi Asuhan
Maju Jakarta
11. Seluruh Staff dan Dosen Program Studi Diploma IV Kebidanan Universitas
Allah SWT dan semoga Pedoman Penyusunan Skripsi ini dapat bermanfaat
Penyusun
Ambar Kuswati
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... 1
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................... 2
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 6
1.2 Tujuan....................................................................................................................... 8
1.3 Manfaat .................................................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................................... 10
2.1 Tekhnik Menyusui ................................................................................................... 10
2.2 Tekhnik Menyusui yang Benar................................................................................. 12
2.3 Posisi Menyusui yang Benar..................................................................................... 15
BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS....................... 16
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................................. 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 28
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 28
5.2 Saran ........................................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 30
DOKUMENTASI .......................................................................................................... 31
A. FORMAT PENGKAJIAN ....................................................................................... 32
B. PRASAT KOMPETENSI ........................................................................................ 38
AP (Acuan Praktik) SAK .............................................................................................. 45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dan dilanjutkan sampai
32,6% dari mereka mendapat ASI secara eksklusif pada usia 0 sampau 6
bulan pertama. ASI sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi, namun belum
memberikan ASI secara optimal. Pada tahun 2013 cakupan ASI Eksklusif
terakhir. Idealnya dalam 6 bulan anak balita ditimbang minimal enak kali.
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Pasal 6 berbunyi
“Setiap Ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi
tahun berturut-turut yaitu 2014, 2015, dan 2016 capaian ASI Eksklusif di
menjadi 54,0%.
ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Jakarta Timur tahun 2020
kecildenganairsusuibu(ASI) daripayudaraibu.Bayimenggunakan
merupakansuatujenismakananyangmencukupiseluruhunsur kebutuhan
nutrisi,hormone,unsurekekebalan,factor pertumbuhan,anti
KeunggulanASItersebutperluditunjangdengancarapemberianASI
yangbenar,antaralainpemberianASIsegerasetelahlahiratauIMD(30
Teknikmenyusuiterdiridariposisi menyusuidan
perlekatanbayipadapayudarayang
harusmenemukanposisiyang sesuaiselamapemberianASI,bayijuga
harusberadadalamposisiyang nyamanuntukmempermudahmenjangkau
termasuk putting datar yang disebabkan oleh banyak hal seperti lemak di
Berdasarkanuraianlatarbelakang diataspenyusunmembahas
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
Dilakukannya keluargabinaan padaNy. N dengan putting datar di Rt 02 Rw
1.2.2 TujuanKhusus
a. Dilakukan pengkajian data subjektif padaNy. N dengan
Selatan
1.3 Manfaat
1.3.2 InstitusiPendidikan
TINJAUAN TEORI
Caramenyusuisangatmempengaruhi kenyamananbayimenghisap
2. Manfaat Menyusui
3. ASImengandungzanantibody.
5. Menunjangperkembangan kognitif.
6. Menunjangperkembangan penglihatan.
rahimkebentuk semula.
kehamilan.
3. Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih
sayingpadabuah hatinya.
3.BayiyangmendapatASIjarangsakit,sehinggadapatmenghemat biayauntuk
berobat.
perlengkapan menyusui.
3. Mendapatkan sumberdayamanusia(SDM)yangberkualitas.
2.2 Payudara
1. Pengertian
ASI dan meningkatkan gairah seksual. Organ tubuh ini berbentuk dari
b. Ukuran payudara kiri dan kana tidak sama. Kondisi ini biasanya pada fase
kanker payudara.
d. Kanker payudara juga bisa menyerang pria yaitu obesitas, berusia diatas 60
h. Merokok bisa membuat payudara kendor. Hal ini terjadi karena zat
1. Pengertian
Puting datar bukanlah kondisi langka, karena ini dialami oleh sekitar
datar tidak terlihat menonjol dari area sekitarnya (areola) dan biasanya terlihat
3. Langkah-langkahmenyusui yangbenar
putting keras dan rata tidak terjadi ketika payudara penuh dengan susu.
Untuk itu ibu bisa coba untuk mengeluarkan ASI menggunakan tangan
buat bentuk hurup C dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian letakkan
di dekat areola
b. Merangsang putting agar bisa menegang atau ereksi, sehingga ibu bisa
d. Gunakan alat atau perangkat yang bisa menarik putting. Alat ini bekerja
menariknya keluar.
membantu menarik keluar putting yang rata. Ibu bisa menaruhnya di bawah
g.Memegang payudara saat menyusui agar pelekatan bisa terjadi dengan baik.
Berikut caranya :
1.M e m e g a n g p a y u d a r a d e n g a n m e m b e n t u k h u r u p C .
dengan cara meletakkan ibu jari dan telunjuk di belakang areola atau
Dalammenyusui,terdapatmacamposisimenyusui,cara menyusui
berbaring.Adapunposisikhususyang berkaitandengansituasitertentu,
sepertiibupascaoperasiCaesar.Bayidiletakandisamping kepalaibu
denganposisikakidiatas.Menyusuibayikembar dilakukandengancara
sepertimemegang bolabiladisusuibersamaan,yaitudipayudarakiridan
kanan.PadaASIyangmemancar(penuh),bayiditengkurapkandiatas dada
KUNJUNGAN PERTAMA
Tempat Pengkajian : Kebon Baru Rt 002 Rw 01 Kel. Kebon Baru Kec Tebet
Jak Sel
A. Data Subjektif
Jakarta Timur
06-2022, usia anak 39 hari, dengan puting susu mendatar sehingga anak nya
kesulitan menyusu.
3. Riwayat obstetri
Penyulit
an/
Ni
fas
x seminggu
B. Data Objektif
1. Peneriksaan Umum
2. Pemeriksaan Umum
3. Pemeriksaan Antropometri
4. Pemeriksaan Fisik
C. Analisis Data
D. Penatalaksanaan
menjadi klien
menggunakan masker
3. Beritahukan ibu hasil pemeriksaan saat ini, bahwa keadaan ibu baik
pelekatan,
listrik
Jakarta, 21-07-2022
Pengkaji,
( Ambar Kuswati )
KUNJUNGAN KEDUA
Tempat Pengkajian : Kebon Baru Rt 002 Rw 01 Kel Kebon Baru Kec Tebet
Jak Sel
A Data Subjektif
Jakarta Timur
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Umum
4. Pemeriksaan Fisik
C. Analisis Data
D. Penatalaksanaan
2. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan saat ini, bahwa keadaan ibu baik
dan benar secara langsung. Sudah dilakukan ibu dengan sendiri bisa
menyusui bayi.
5. Memberitahu ibu untuk makan tinggi kalori dan protein seperti ikan,
daging, tahu, tempe dan banyak makan sayuran hijau setiap hari. Sudah
Jakarta, 25-07-2022
Pengkaji,
( Ambar Kuswati )
KUNJUNGAN KETIGA
Tempat Pengkajian : Kebon Baru Rt 002 Rw 01 Kel Kebon Baru Kec Tebet
Jak Sel
A Data Subjektif
Jakarta Timur
bisa menyusu dengan baik sehingga anak nya tidak rewel malam.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Umum
3. Pemeriksaan Antropometri
4. Pemeriksaan Fisik
D. Penatalaksanaan
menggunakan masker
dalam batas
dilakukan
5. Melihat ibu untuk makan tinggi kalori dan protein seperti ikan,
daging, tahu,
tempe dan banyak makan sayuran hijau setiap hari. Sudah dilakukan makan
TKTP
KB ke puskesmas terdekat.
dokumentasi
Jakarta, 27-07-2022
Pengkaji,
( Ambar Kuswati )
BAB IV
PEMBAHASAN
melaluiobservasidanwawancara yang
dilakukansecarakunjunganrumah.Kegiatanpengkajiandilakukan pendekatan
danwaktuyang seefektifmungkindanmengunjungikembaliklien.
Pengkajimelakukanpembinaan,kunjungan danmenjalinrasapercayaterhadap
keluargatersebut,melakukanpemeriksaandanmengkajitentangmasalahyang
adapadakeluargaini.
39haridengan putingdatar
Setelah melakukan penatalaksanaan dan evaluasi diharapkan ibu dapat
mengaplikasikanataumenerapkanlangkah-langkahteknikmenyusuiyangbaik
Darihasildatayang didapatbahwatidakadanyakesenjanganantarateoridan
didapat.
BAB V
5.1 Kesimpulan
pemeriksaan sepertiTTV:TD110/10mmHg,N82X/m,
S36,80C,R26X/mdalambatasnormal.
Padapemeriksaanpayudara
didapatkanhasilpengeluaranASIlancar,putingd a t a r ,aerola
tekandandalambatasnormal.
belumdapatmelakukanteknikmenyusuidenganbaikdanbenar karena
s h i l d / c a n g k a n g p e l i n d u n g p u t t i n g ,manfaat m a k a n a n
Bidanperlumamberikanbimbinganpadaibutentang cara-
benar posisi dan pelekatan, manfaat makan TKTP bagi ibu menyusui,
b. Hasilkonselingtentangteknikmenyususiyangbaikdanbenarpada Ny. N
dengan baik dan benar pada posis dan pelekatan bayi. Ibu , rencana KB
5.2 Saran
a. Klien
b. InstitusiPendidikan
c. Tenaga Kesehatan
dibidangpelayanan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Amini, Ni Wayan. DKK. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Balita dan anak
Prasekolah. Yogyakarta :
Perkembangan Bayi
Rahayu Lilik Susilowati. 2022 Tujuh Cara Aman Dan Nyaman Menyusui Dengan
Roesli, U. 2012. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:Pustaka Medika
Rulina Suradi. 2013. Posisi dan Pelekatan Menyusui dan Menyusu Yang Benar.
UNICEF: IDAI
Sulistyawati. A. 2014 .Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nipas. Yogyakarta
LAMPIRANDOKUMENTASI
20
DOKUMENTASI
A. FORMAT PENGKAJIAN
Tempat Pengkajian : Kebon Baru Rt 002 Rw 01 Kel. Kebon Baru Kec Tebet
Jak Sel
1. IdentitasIbu
Nama :Ny. N
Umur : 31 tahun
Suku/Bangsa : Jawa
Agama :Islam
Pendidikan :SLTA
Pekerjaan :IRT
Alamat :Gg. MiniRt 02 Rw 01 Desa Kebon Baru
Telp : 08990751756
3. Anamnesa
a. Keadaan umumIbu : Baik
b.Riwayat Persalinan
No. Anak Ke Jenis petugas Tempat
Persalinan Persalinan
1 1 Spontan BIDAN PMB
2 2 Spontan Bidan Puskesmas
2) Eliminasi
a) BAK
Frekuensi :Normal
Jumlah :4-5xsehari
Warna :Keruh
Keluhan :Tidak ada
b) BAB
Frekunsi : Padat
Jumlah :1xsehari
Warna :Kecoklatan
Keluhan :Tidak ada
3) Istirahat
Siang :2 jam
Malam :8 jam
Keluhan :Tidak ada
4) Aktivitas :IRT
5) Personal hygine : Baik
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU :Baik
Kesadaran :Composmentis
PB :160 cm
BB :66 kg
Vital Sign
TD :110/80 mmHg
N :82x/m
S :36,5 0C
R :26X/m
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan
penunjang :
Tidak Ada
C. Analisa Data
D. Planning
1. Memberitahukanibuhasilpemeriksaansaatinibahwakeadaanibubaik dan
2. Memberitahukanibukembalimengenaiteknikmenyusuiyangbaikdan benar.
diberikan.
Ev:mendokumentasikansemuahasilpemeriksaandanasuhanyangtelah
diberikan.
Mardiyah,S.ST,M.KM
KunjunganKeluarga BinaanII
mengatakansehatdantidakada keluhan.Dilakukanpemeriksaanobjektif
kesadaran:composmentis.TD110/80mmHg,N82X/m,R26X/m,S 360C.
Memberitahukanibuhasilpemeriksaansaatinibahwakeadaanibubaik
Memberitahukanibukembalimengenaiteknikmenyusuiyang baikdan
MenganjurkanibuuntukmemberikanASI tanpadiwaktu.Ev:ibuakan
Mardiyah,S.ST,M.KM
KunjunganKeluarga BinaanIII
Rt02 Rw 01, Rabu 27 Juli 2022, pukul 16.00 WIB. Ibu mengatakan
pemeriksaankeadaanumum:baik,kesadaran:composmentis.TD110/70mm
Hg,N82X/m,R26X/m,S360C. Padapemeriksaansistematissemua
keadaanbaikdandalambatas normal.
tidak menonjol.
Memberitahukanibuhasilpemeriksaansaatinibahwakeadaanibubaik
Memberitahukanibukembalimengenaiteknikmenyusuiyang baikdan
benar. Ev:ibumampumelakukanteknikmenyusuidenganbaik.
MenganjurkanibuuntukmemberikanASI tanpadiwaktu.Ev:ibuakan
pemeriksaandanasuhanyang telahdiberikan.Ev:mendokumentasikan
Mardiyah,S.ST,M.KM
A. Tujuan Instruksional
tentang ASI eksklusif sehingga pasien mampu dan dapat melakukan menyusui
bayi dengan benar dengan cara posis dan pelekatan bayi menyusu ke ibu,
pada PUS di Kebon Baru Rt 002/001 Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet
Jakarta Selatan
4. Peserta mampu melakukan tehnik - tehnik bila putting datar posisi dan
B. Pelaksanaan
2. Media :
1. Laptop
2. Video tutorial
3. Ppt
4. Lembar ceklis
D. Langkah Kegiatan
ktu
Pembu 3 • Mem • M
it kegia n
tan j
deng a
an w
men a
guca b
sala s
m a
• Mem l
perk a
enalk m
an
diri • Me
nde
nga
rka
n
it Pe P
O
M P
- Pp
t
M - T
ut
or
M ial
- Le
ba
ce
kli
Penutu 2 • Men • M
p men guca e
it pkan n
terim d
a e
kasih n
atas g
pera a
n r
peser k
ta a
• Men n
utup
kegia • M
tan e
deng n
an j
sala a
m w
m
E. Evaluasi
Jenis Pertanyaan :
F. Materi :
kecildenganairsusuibu(ASI) daripayudaraibu.Bayimenggunakan
merupakansuatujenismakananyangmencukupiseluruhunsur kebutuhan
nutrisi,hormone,unsurekekebalan,factor pertumbuhan,anti
ASIyangbenar,antaralainpemberianASI segerasetelahlahiratauIMD
(30menitpertamabayiharussudahdisususkan).Kemudianpemberian ASI
sajasampaiumur6bulan(ASIEkslusif)selanjutnyapemberianASI sampai 2
susudanareoladengankapasDTT,langkahselanjutnyaASI
dikeluarkansedikitkemudiandioleskanpadaputingsusudanareola
menjagakelembaban putingsusu
1.Ibududukatauberbaring santai.Biladuduklebihbaikmenggunakan
bersandar padasandarankursi.
tangan ibu.
4.Perutbayimenempelbadanibu,kepalabayimenghadappayudara
d.Bayidiberirangsanganuntukmembukamulut(rootingreflex)dengan cara:
2. Menyentuh sisimulutbayi.
1.Usahakansebagianbesarareoladapatmasukke dalammulutbayi,
sehinggaputing susuberadadibawahlangit-langitdanlidahbayi
di bawah areola.
h.Setelahselesaimenyusui,ASI dikeluarkansedikitkemudiandioleskan
sendirinya.
1.Bayidigendong tegakdenganbersandarpadabahuibukemudian
punggungnyaditepuk perlahan-lahan.
2. Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan.
G. Daftar Pustaka
Rulina Suradi. 2013. Posisi dan Pelekatan Menyusui dan Menyusu Yang
Benar. UNICEF : IDAI
(Ambar Kuswati)
JOB SHEET
TEMA : Menyusui
SASARAN : Ny. N
MATERI POKOK : Ibu Menyusui Dengan Putting Datar
WAKTU/ PERTEMUAN : 30 MENIT
TEMPAT : Rumah Pasien
PELAKSANA. : Ambar Kuswati
PROGRAM STUDI : DIPLOMA IV KEBIDANAN
C. PETUNJUK
1. Melakukan informend consent
2. Memberikan informasi dengan baik dan benar
3. Melakukan pendokumentasian
4. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
5. ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
6. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
D. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosuder pekerjaan
2. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
3. Berikan informasi dengan baik dan benar.
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan tentang konseling
Menyusui
2. Menjaga kenyamanan dan privacy pasien
PROSEDUR TINDAKAN
N Langkah dan Key point Ilustrasi gambar
o
1 Sapa klien dengan ramah dan
perkenalkan diri anda dan
tanyakan kedatanggannya
Key point:
● Mempersilahkan ibu
duduk dengan nyaman
dan membina hubungan
baik.
2 Melakukan pengkajian
Key point:
● Menanyakan informasi
● Memberikan pelaksanaan
konseling
● Menjelaskan pengertian
ASI Eksklusif
● Menjelaskan tentang
waktu melakukan ASI
Eksklusif
● Menjelaskan tentang
tehnik Menyusui
● Menjelaskan tentang
manfaat ASI
● Menjelaskan tentang
contohIbuMenyusui
GAMBAR
KEGIATAN
1. Menyiapkan alat
- Handuk
- Bantal
2. Mencuci tangan
3. Keluarkan ASI
menggunakantangansebelummulai
menyusui. Terkadang putting keras dan rata
tidak terjadi ketika payudara penuh dengan
susu. Untuk itu ibu bisa coba untuk
mengeluarkan ASI menggunakan tangan
dahulu sebelum mulai menyusui.
10. Posisikhususyang
berkaitandengansituasitertentu,
sepertiibupascaoperasiCaesar.Bayidiletakand
isamping kepalaibu denganposisikakidiatas
11. Posisi menyusuibayikembar
dilakukandengancara sepertimemegang
bolabiladisusuibersamaan,yaitudipayudarakir
idan kanan.
12. Posisi
PadaASIyangmemancar(penuh),bayiditengk
urapkandiatas dada
ibu,tanganibusedikitmenahankepalabayi,sehi
ngga denganposisi inibayi tidak tersedak
F. Daftar Pustaka/Referensi
Rulina Suradi. 2013. Posisi dan Pelekatan Menyusui dan Menyusu Yang
Benar. UNICEF : IDAI
Sulistyawati. A. 2014 .Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nipas.
Yogyakarta
LEMBAR CEKLIS
MENYUSUI
dikerjakan.
tepat.
NO NILAI
. LANGKAH 0 1 2
1. Menyiapkan alat
Cermin
Bantal
sepertimemegang
bolabiladisusuibersamaan,yaitudipayudarakiridan kanan.
12. Posisi
PadaASIyangmemancar(penuh),bayiditengkurapkandi
atas dada
ibu,tanganibusedikitmenahankepalabayi,sehingga
denganposisi inibayi tidak tersedak
Nilaiyangdidapat
Nilai = x 100%
( Jumlahaspekyangdinilai ×2)
Mengetahui :
(Ambar Kuswati)
Nama : Ny N
Umur : 31 tahun
Alamat : Jl Mini 3 Rt 005/003 Kel Bambu Apus Kec Cipayung Jak Tim
menyadari, memahami dan mengerti tentang tujuan, manfaat dan resiko yang mungkin
timbul dalam penelitian, serta sewaktu waktu dapat mengundurkan diri dari
KELUARGA BINAAN
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan
Jakarta, 21-07-2022
Peneliti Yang
menyatakan
(Ambar Kuswati) ( Ny N )
KUNJUNGANASUHAN KEBIDANAN I TANGGAL 21-07-2022
KUNJUNGANASUHAN KEBIDANAN II TANGGAL 25-07-2022
KUNJUNGANASUHAN KEBIDANAN III TANGGAL 27-07-2022
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN KOMUNITAS
PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN KETIDAKNYAMANAN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
DI RT 01 RW 01 KELURAHAN KEBON BARU KECAMATAN TEBET
TAHUN 2022
Oleh:
Disusun Oleh:
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan RT 01 RW 01
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju.
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrachman, SH, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik Universitas
Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes Selaku Koordinator Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju.
9. Maryam Syarah Mardiyah, S.ST, MKM selaku pembimbing stase 7 yang telah
membimbing penulis.
10. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Departement Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik agar saya dapat memperbaiki laporan ini
dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................3
1.3 Manfaat.............................................................................................................3
2.4 Kehamilan.........................................................................................................11
2.5 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III.................12
2.6 Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III dan cara mengatasinya...........15
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................27
4.1 Pengkajian Subjektif.........................................................................................27
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................30
5.2 Saran..................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum :
Mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny. D
Usia 31 Tahun G2P1A0 Hamil 28 Minggu Dengan Nyeri Punggung Di
Kelurahan Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan Tahun 2022.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data Subjektif pada Ny. D Usia 31 Tahun
G2P1A0 Hamil 28 Minggu dengan Nyeri Punggung Di Kelurahan
Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan 2022.
b. Mampu melakukan pengkajian data Objektif pada Ny. D Usia 31 Tahun
G2P1A0 Hamil 28 Minggu dengan Nyeri Punggung Di Kelurahan
Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan 2022.
c. Mampu menegakkan diagnosa dan mendeteksi secara dini komplikasi
yang mungkin terjadi pada Ny. D Usia 31 Tahun G2P1A0 Hamil 28
Minggu dengan Nyeri Punggung Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet
Jakarta Selatan 2022.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan sesuai prioritas
permasalahan dan evaluasi pada Ny. D Usia 31 Tahun G2P1A0 Hamil
28 Minggu dengan Nyeri Punggung Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet
Jakarta Selatan 2022.
1.3 Manfaat
\
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan
pada aspekaspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyakart
sekitar). Maka seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang
bersifat individual maupun kelompok. Untuk itu bidan perlu dibekali dengan
strategi-strategi untuk mengatasi tantangan/kendala seperti berikut ini.
a. Sosial budaya seperti ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang
merugikan Ekonomi, seperti kemiskinan.
b. Politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial.
c. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan.
d. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah
yang terisolir), kumuh, padat, dll.
Ukuran keberhasilan bidan dalam menghadapi tantangan/kendala di atas
adalah bangkitnya/ lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidup perempuan di lokasi
tersebut.5
2. Tujuan Pelayanan Komunitas
Tujuan kebidanan komunitas menurut Kemenkes 2018, yaitu mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus berikut ini:
a. Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga masyarakat
mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan
masalahnya secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
4) Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
5) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
3. Prinsip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan Pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas
Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai berikut.
a. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang
mendukung peran bidan di komunitas.
b. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
c. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan,
jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah
balita, jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan.
Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1
kelurahan/ kawasan perumahan/ perkantoran.
d. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil
kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian,
kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
e. Sistem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik.
Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja
yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Di Komunitas
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai
berikut.
a. Peningkatan kesehatan (promotif) Bidan lebih mengutamakan langkah
promotif dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil disarankan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan. Bayi dan balita
dilakukan pemantauan tumbuh kembang di posyandu.
b. Pencegahan (preventif) Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang
dapat dilakukan adalah pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu
hamil.
c. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan. Bidan
diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini komplikasi melalui
keterampilan tambahan yang dimiliki untuk menangani kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal sehingga dalam proses rujukan
tidak mengalami keterlambatan.
d. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan. Dalam memberikan asuhan bidan
melakukan pendekatan secara fisiologis, dengan meminimalisir intervensi
yang berlebihan sesuai dengan kondisi klien
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi). Pada masa pemulihan bidan
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain (dokter kandungan) untuk
mengobservasi kemajuan kesehatan klien. Sebagai contoh adalah bidan
melakukan perawatan pasca operasi pada klien dengan tindakan persalinan
caesar.
(IDU).
1. Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dn beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.6
2. Struktur keluarga
Menurut Karwati (2012), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga
sedarah istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
1. Pengertian
Pembina dapat diartikan bantuan dari seseorang atau sekelompok orang
yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi
pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, sehingga
tercapai apa yang diharapkan.7
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak
belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya
anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.8
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas
sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan derajat
kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian,
kesakitan, kelahiran, status gizi dan lain-lain.
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Jika masyarakat sudah menciptakan hidup sehat maka derajat
masyarakatpun meningkat. Untuk itu perlu adanya suatu pendekatan dalam
meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya melalui pendekatan asuhan
kebidanan komunitas. Melalui pendekatan asuhan kebidanan komunitas dapat
meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat sehingga dapat memacu
masyarakat untuk mampu dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Keluarga adalah dua atau lebih dari duaindividu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan ataupengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satusama lain, dan di dalam perannya
masing – masing menciptakan sertamempertahankan kebudayaan.
2. Kriteria Keluarga Binaan
Ada beberapa kiteria yang dapat digunakan untuk menentukan keluarga
binaan, terutama keluarga-keluarga yang termasuk resiko tinggi dalam bidag
kesehatan :
a. Mudah dijangkau
b. Komunikasi dengan baik
c. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang diberikan
d. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan
kepada klien, yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan, khususnya dalam
KIA atau KB.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggungjawab bidan
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan/atau
masalah kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga
berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan
masyarakat (Asrinah, dkk, 2017).
1. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pendokumentasian adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap keadaan yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan
metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data
objektif, A adalah analis/assessment dan P adalah planning. SOAP merupakan
catatan yang sederhana, jelas, logis dan singkat.
2. Standar Asuhan Kebidanan Menurut Kepmenkes RI No 938/Menkes/2007
Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, perumusan diagnosa dan atau
masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan
kebidanan.
2.5 Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi,
migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo,2012).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa masa kehamilan adalah masa yang terjadi
akibat bertemunya sel sperma dan ovum sehingga membentuk zigot yang terus
berkembang hingga menjadi janin sampai aterm berlangsung dalam 40 minggu
dan dibagi dalam 3 triwulan.
2. Proses kehamilan
a. Fertilisasi
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel
sperma.
b. Pembelahan
Setelah itu zigot membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel
sampai dengan 16 sel disebut Blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari membentuk buah arbei dan 16 sel
disebut Morula (4hari). Saat morula memasuki rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada massa sel
dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan terbentuk rongga
disebut blastokista (4 ½ - 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel
di luar disebut trofoblas. Zona pellusida 9 menghilang sehingga trofoblas bisa
masuk dinding Rahim dan siap berimplantasi (5 ½ - 6 hari ) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi
Nidasi atau implantasi adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi
(pada stadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan.
(Ummi Hani, 2010).
2.6 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Reproduksi
Pada vagina ketebalan mukosa meningkat, jaringan ikat mengendor dan
hipertropi sel otot polos mengakibatkan dinding vagina memanjang
(Romauli, 2011) 10 Pada akhir kehamilan, serviks menjadi lunak sekali,
porsio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar), sehingga dapat
dimasuki dengan mudah oleh satu jari. Serviks yang demikian disebut
serviks yang matang dan merupakan syarat untuk persalinan. Pembuluh
darah dinding vagina bertambah, sehingga warna selaput lendirnya membiru
(tanda Chadwick). Kekenyalan bertambah, sebagai persiapan persalinan.
Getah dalam vagina biasanya brtambah dalam kehamilan, reaksinya asam
dengan pH 3,5-6,0. Reaksi asam ini disebakan terbentuknya asam laktat
sebagai hasil penghancuran glikogen yang berada dalam sel-sel epitel vagina
oleh Lactobacillus doderlain. Reaksi asam punya sifat bakterisida (Romauli,
2011).
b. Sistem Payudara
Pertumbuhan kelenjar mamae meningkatan ukuran payudara. Pada
kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih seperti susu yang encer.
Setelah usia kehamilan lebih dari 32 minggu cairan keluar lebih kental,
warna kuning dan banyak mengandung lemak yang disebut kolustrum.
c. Sistem Endokrin
Perubahan ini meliputi human chorionic gonadotropin (hCG),
progesterone, estrogen, prolactin, oksitoksin, tiroksin, insulin, kortisol dan
aldosterone. hCG, progesteron dan estrogen merupakan hormon paling
berpengaruh dalam kehamilan.
d. Sistem Perkemihan
Pada kehamilan Trimester III kepala janin turun ke pintu atas panggul.
Keluhan sering kencing timbul karena kandung kemih tertekan kembali.
Perubahan ini membuat ureter bisa menampung urin volume lebih besar dan
memperlambat laju aliran urin.
e. Sistem Pencernaan
Pada Trimester III biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga sering terjadi
karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan.
f. Sistem Kardiovaskuler
Volume darah meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah. Selama
kehamilan, dengan adanya peningkatan volume darah pada hampir semua
organ dalam tubuh, maka terlihat adanya perubahan pada sistem
kardiovaskular (Dewi, vivian 2012)
g. Sistem Integumen
Pada kulit terjadi perubahan pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh Melanophore Stimulating Hormon (MSH) lobus hipofisis anterior
dan pengaruh kelenjar suprarenal. Hiperpigmentasi terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra,
cloasma gravidarum. Dapat meningkat akibat sinar matahari (Mauaba,
2010).
h. Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh
Laju metabolisme basal pada wanita hamil dalam kehamilan akhir
meningkat 15-25% dari pada nilai normal, masukan nutrisi harus cukup
untuk mengatasi aktifitas fisiologis tambahan ini. Penambahan berat badan
tergantung pada berat badan sebelum kehamilan. Kenaikan berat badan (BB)
selama kehamilan ditentukan dengan menghitung indeks masa tubuh (IMT).
Kenaikan berat badan terlalu banyak tanda adanya retensi air yang
berlebihan, atau keadaan yang disebut praedema dan gejala dini toksemia
gravidarum. Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir
kehamilan 11-12 kg.
i. Sistem Persarafan
1) Kompresi saraf panggul atau stasis vaskuler akibat pembesaran uterus
menyebabkan perubahan sensoris ditungkai bawah.
2) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan saraf atau
kompresi akar saraf.
3) Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel
syndrome pada trimester akhir kehamilan.
4) Akroestensia (rasa baal dan gatal ditangan) yang timbul akibat posisi
bahu yang membungkuk dirasakan oleh beberapa wanita selama hamil
yang berkaitan dengan tarikan pleksus brakhialis.
5) Nyeri kepala akibat ketegangan umum terjadi saat ibu cemas. Nyeri
kepala ringan, rasa ingin pingsan (sinkop) terjadi pada awal kehamilan.
Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural, atau hipoglikemia.
6) Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular
seperti kram otot (Kamariyah, dkk, 2014).
f. Sistem Pernapasan
Pada 32 minggu ke atas usus tertekan uterus yang membesar ke arah
diafragma sehingga mengakibatkan sulit bernafas.
g. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan berubah. Berat uterus dan isinya
menyebabkan perubahan titik pusat gravitasi dan garis bentuk tubuh.
Lengkung tulang belakang berubah bentuk mengimbangi pembesaran
abdomen. Sikap tubuh lordosis merupakan keadaan yang khas karena
kompensasi posisi uterus yang membesar dan menggeser berat ke belakang
lebih tampak pada masa trimester III yang menyebabkan rasa sakit bagian
tubuh belakang karena meningkatnya beban (Rukiyah, 2010). (Dewi dan
vivian, 2012).
2. Perubahan Psikologis
Ibu Hamil pada Trimester III Trimester ketiga sering disebut periode
menunggu dan waspada. Terkadang ibu merasa khawatir bayinya akan lahir
sewaktu-waktu atau takut bila bayi tidak normal. Kebanyakan ibu bersikap
melindungi dan menghindari orang atau benda yang dianggapnya bahaya. Rasa
tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali, banyak ibu merasa aneh dan
jelek. Ibu merasa sedih karena akan terpisah dari bayi dan kehilangan perhatian
khusus. Trimester III adalah saat persiapan aktif menjadi orang tua. Keluarga
mulai menduga jenis kelamin bayinya dan akan mirip siapa. Bahkan sudah
memilih nama. BB ibu meningkat, perasaan tidak nyaman karena janin membesar,
perubahan konsep diri (tidak mantap, merasa terasing, tidak dicintai, merasa tidak
pasti, takut, senang karena kelahiran bayi) (Ummi Hani, 2010).
2.7 Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III dan cara mengatasinya
Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester III,
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita hamil
karena presentasi janin akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih.
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus karena
turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas
kandung kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat
(Manuaba, 2010).
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana terjadi
peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih.
Untuk mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu:
- Minum air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari)
- Menjaga kebersihan disekitar alat kelamin
- Kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan
- Perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di malam hari jika
mengganggu tidur
- Hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis
- Berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis dan tidak perlu
menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011 : 59) .
2. Sakit punggung Atas dan Bawah
Nyeri punggung saat kehamilan trimester tiga umumnya terjadi karena
punggung ibu hamil harus menopang bobot tubuh yang lebih berat. Rasa nyeri ini
juga dapat disebabkan hormon relaksin yang mengendurkan sendi di antara
tulang-tulang di daerah panggul. Kendurnya sendi-sendi ini bisa memengaruhi
postur tubuh dan memicu nyeri punggung. Pada beberapa kondisi, bobot bayi
yang begitu berat juga bisa menyebabkan nyeri vagina.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bumil bisa melakukan tips berikut ini:
- Melakukan olahraga dan latihan panggul. Saat hamil, olahraga dan latihan
panggul dan melakukan peregangan kaki secara rutin, dinilai efektif untuk
mengurangi nyeri punggung Bumil.
- Meletakkan bantal di punggung saat tidur untuk mendukung punggung dan
perut Bumil. Jika Bumil tidur dengan posisi miring, letakkan bantal di antara
tungkai.
- Duduk dengan tegak dan gunakan kursi yang menopang punggung dengan
baik.
- Menggunakan sepatu yang nyaman. Bumil bisa memilih sepatu dengan hak
rendah, karena sepatu model ini lebih baik untuk menopang punggung.
- Mengompres punggung dengan handuk hangat.
3. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan
karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas
terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.
Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Jika ibu hamil mengalami hal demikian, cobalah lakukan hal-hal berikut:
- Topang kepala dan bahu dengan bantal ketika tidur.
- Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk memperbaiki posisi tubuh,
sehingga paru-paru bisa mengembang dengan baik.
- Jika keluhan berlanjut segera hubungi dokter.
4. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat
duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki
yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan
edema karena preeklamsi.
5. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan
hingga trimester III.
Penyebab :
a. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron.
b. Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus
yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan
uterus.
c. Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar.
Untuk menghindarinya, ada beberapa langkah yang bisa ibu hamil lakukan, yaitu:
- Teliti dalam memilih makanan. Jauhi makanan yang asam, pedas, berminyak,
atau berlemak, dan jauhi minuman yang mengandung kafein.
- Makanlah dengan frekuensi lebih sering namun dengan porsi yang sedikit.
Jangan makan sambil berbaring atau mendekati waktu tidur.
6. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan
fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah
panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen
doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
7. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang semakin
membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi
konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat
oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan konstipasi
adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari dan serat
dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat, istirahat yang cukup,
melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara teratur
dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).
8. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf
median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-
jari.
9. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kunjungan 1
No. Registrasi :
Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2022
Waktu Pengkajian : 17.00
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Aan Darma Putri
1. Data Subjektif
Nama Ibu : Dian Lestari Nama Suami : Gita Sugiarto
Umur : 31 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Cidodol RT001/01
a. Alasan dating :-
b. Keluhan utama Ibu mengatakan nyeri bagian punggung
c. Riwayat obstetric
1) Riwayat menstruasi
Menarche: 13 Tahun
Lama: 5 – 7 hari
Banyak: 2-3x ganti softex sehari
Siklus: 30 hari
Dismenorea: Awal haid
Flour Albus: Kadang - Kadang
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Penyulit
Kehamila
No Tahu Temp UK Jenis Penolong JK B PB
n/
n at persalin B
Persalina
lahir Bersali an
n/
n
Nifa
s
1. 2014 BPM Aterm Normal Bidan Tidak ada Perem 2500gr 48cm
puan
2. Hamil
ini
3. Analisa Data
Ny. D usia 31 tahun dengan G2P1A0 H 28 minggu dengan nyeri punggung
4. Penatalaksanaan
a. Melakukan inform consent dengan pasien.
Pasien menyetujui dan mengisi inform consent.
b. Membina hubungan baik dengan pasien
Mahasiswa dan pasien membina hubungan dengan baik.
c. Melakukan anamnese terhadap pasien.
Mahasiswa melakukan anamnaese yang sudah tercatat di data subyektif.
d. Melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.
Mahasiswa melakukan pemeriksaan TTV, leopold dan djj pada pasien.
e. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien.
Mahasiswa memberitahu hasil pemeriksaan dalam batas normal semua.
f. Melakukan konseling tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III
Mahasiswa melakukan konseling dan pasien menyimak dengan baik.
g. Memberitahu pasien tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III dan jika
mengalami salah satu tanda bahaya kehamilan pada trimester III segera ke
fasilitas Kesehatan
Pasien faham jika mengalamai salah satu tanda bahaya kehamilan trimester
III segera ke fasilitas kesehatan.
h. Memberitahu pasien jika nyeri di bagian punggung adalah hal wajar bagi ibu
hamil terutama di trimester III dikarenakan perubahan bentuk pada tulang
belakang ibu hamil seiring dengan membesarnya kehamilan ibu
Pasien berkurang rasa khawatirnya tentang nyeri pada punggung.
i. Menganjurkan pasien untuk menggunakan korset kehamilan, kompres hangat
dan mengurangi aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi nyeri pada tulang
belakang.
Pasien akan mempertimbangkan untuk menggunakan korset kehamilan dan
akan melakukan kompres hangat jika terasa nyeri.
j. Menganjurkan pasien untuk yoga untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung.
Pasien akan mengikuti yoga di seling dengan kegiatan sehari-hari dengan
mengikuti arahan bidan.
k. Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan protokol Kesehatan seperti tetap
memaikai masker saat keluar rumah dan cuci tangan dengan sabun.
Pasien mengerti dan akan tetap melakukan protokol Kesehatan.
l. Mengingatkan untuk kunjungan kedua pada tanggal 29 Juli 2022
Pasien menyetujui kunjungan kedua pada tanggal tersebut.
m. Melakukan dokumentasi.
Mahasiswa melakukan dokumentasi.
3.2 Kunjungan II
Tanggal : 29 Juli 2022
Jam : 16.00
1. Data Subyektif
Pada bab ini penulis membahas anatara kesenjangan teori dengan praktek
yang ditemukan di lapangan yaitu pengkajian Asuhan Kebidanan Komunitas
terhadap Ny. D dengan keluhan Nyeri Punggung pada kehamilan trimester III
dengan menggunakan metode SOAP yaitu :
1. Pengkajian Subjektif
Berdasarkan teori, data subjektif itu adalah Data yang diperoleh
melalui wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya
terhadap pasien secara langsung. Data ini, berupa keluhan atau persepsi
subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien.
Pada kasus ini Ny. D ini Penulis mendapatkan data subjektif dari
hasil wawancara langsung dengan Ny. D yang mengatakan atau
mengeluhkan adanya nyeri punggung pada saat kunjungan I ini yaitu
pada usia kehamilan 28 minggu yang berarti masuk pada Trimester III.
Berdasarkan Roumaulli Ketidaknyamanan yang paling sering
terjadi pada Ibu hamil Trimester III yaitu nyeri punggung. Nyeri
punggung ini biasanya akan meningkat instesitasnya seiring usia
kehamilan karena nyeri punggung ini merupakan akibat dari pergeseran
pusat gravitasi.
Sehingga berdasarkan teori tersebut maka keluhan nyeri punggung yang
dirasakan oleh Ny. D G2P1A0 Hamil 28 Minggu yang ini adalah hal
yang normal.
Berdasarkan Data diatas maka pengkajian data subjektif terhadap Ny. D
sudah sesuai dengan teori.
2. Pengkajian Data Objektif
Data Objektif ini diperoleh dari hasil pemeriksaan, baik secara fisik,
hasil pemeriksaan hasil laboratorium atau pemeriksaan penunjang
lainnya.
Pada 3x kunjungan 22 Juli 2022, secara keseluruhan. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan KU : Baik, TD : Normal, dan pemeriksaan fisik secara
keseluruhan masih batas normal.
Berdasarkan data tersebut tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan praktek.
3. Analisa Data
Setelah dilakukan Pengkajian Subjektif dan Objektif maka Penulis
melakukan langkah berikutnya yaitu menganalisa data untuk melakukan
masalah kesehatan yang Ny. D yaitu dengan diagnosa 31 Tahun Hamil
28 Minggu dengan Nyeri Panggung.
4. Pelaksanaan dan Evaluasi
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnose yang
ada. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan untuk merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien.
Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan cara pengaturan
kompres hangat, yoga, mandi air hangat, dukungan emosional dan
keluarga.
Sesuai dengan pernyataan diatas pada klien diberikan
perencanaan asuhan yaitu Konseling tentang tanda ketidaknyamanan
Trimester III dan cara mengatasinya.
Pelaksanaan yang dilakukan pada Ny. D di PMB. Aan,
A.Md.Keb pada tanggal 22 Juli 2022 menggunakan apa yang sudah
ditetapkan dalam perencanaan sesuai dengan kewenangan yang sudah
berlaku. Sehingga pelaksanaan pada asuhan kebidanan Ny. D telah
dilakukan dengan baik, perencanaan yang telah dibuat sesuai tujuan
sehingga dapat tercapai. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu
keadaan umum : baik, kesadaran : compos mentus, TN : TD : 110/70
mmHg, RR 20 X/mnt, N. 88 x/mnt, Sh. 36,7 oc.
Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dialaminya saat ini
yaitu nyeri punggung yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III,
menganjurkan ibu untuk kompres hangat dan melakukan yoga dirumah.
Memberikan ibu penyuluhan tentang ketidaknyamanan pada
Trimester III, kebutuhan nutrisi ibu hamil , pola istirahat dan aktifitas.
Pada lahan praktek dilakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. D
yang sudah disesuaikan dengan teori penanganan yang tepat dan efisien.
Sehingga tidak akan terjadi masalah-masalah yang akan menghambat
terjadinya kehamilan.
Pada langkah ini dilaksanakan evaluasi sebagai proses akhir dan
asuhan untuk mengetahui hasil kefektifan dari asuhan yang diberikan.
Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang telah
diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses asuhan
yang telah diberikan. Dengan harapan, hasil evealuasi proses sama
dengan hasil evaluasi secara keseluruhan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sudah dilakukan pengkajian data Subjektif pada Ny. D Usia 31 Tahun G2P1A0
Hamil 28 Minggu Dengan Nyeri Punggung Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet
Jakarta Selatan Tahun 2022.
2. Sudah dilakukan pengkajian data Objektif pada Ny. D Usia 31 Tahun G2P1A0
Hamil 28 Minggu Dengan Nyeri Punggung Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet
Jakarta Selatan Tahun 2022.
3. Sudah didapatkan diagnosa pada asuhan kebidanan dikomunitas pada laporan
keluarga binaan yaitu Ny. D Usia 31 Tahun G2P1A0 Hamil 28 Minggu
Dengan Nyeri Punggung Di Kelurahan Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan
Tahun 2022.
4. Telah dilakukan penatalaksanaan dan dievaluasi bahwa hasil akhir adalah
permasalahan dapat teratasi dengan baik.
5.2 Saran
1. Bagi Ibu Hamil (keluarga binaan)
Agar Ibu dapat menjelaskan pengalaman di dapatkan ibu hamil yang lain dan
bisa menjadi motivator terhadap ibu hamil yang lain agar mau memeriksa
kehamilannya kepada tenaga kesehatan dan ibu mengetahui tentang Nyeri
Punggung.
2. Bagi Bidan
Dapat menambahkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Asuhan
Kebidanan pada ibu hanil Trimester III dengan Nyeri Punggung.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar menjadi bahan tambahan mahasiswi kebidanan dalam melakukan
penatalaksanaan pada ibu hamil dengan Nyeri Punggung.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SATUAN ACARA KEGIATAN
KELUARGA BINAAN
KONSELING KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TRIMESTER III
Oleh:
A. Tujuan Instruksional
mengetahui tentang ketidaknyamanan ibu hamil trimester III dan cara mengatasinya.
b. Responden dapat tidak terlalu khawatir dengan kehamilan yang di alami dan
B. Pelaksanaan
E. Evaluasi
1. Struktural
a. Persiapan tempat dan alat
b. Persiapan Waktu (Kontrak waktu)
c. Persiapan SAP, Jobsheet dan Daftar Tilik
2. Proses
a. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.
b. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
c. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. Hasil
a. Responden dapat menjelaskan kembali definisi kehamilan trimester III.
b. Responden dapat menjelaskan kembali apa saja ketidaknyamanan pada ibu hamil
trimester III.
F. Materi
1. Definisi ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III
Ibu hamil Trimester III akan mengalami gangguan ketidaknyamanan,
ketidaknyamanan ibu hamil trimester III diantaranya peningkatan frekuensi berkemih,
konstipasi, hiperventilasi, sesak nafas, nyeri ulu hati, kram tungkai, kesemutan pada
jari, insomnia dan nyeri punggung (Thomson 2010).
Nyeri punggung merupakan salah satu ketidaknyamanan yang sering di alami ibu
hamil. Hal ini di sebabkan karena proses membesarnya uterus sehingga menyebabkan
pusat gravitasi berpindah ke arah depan,dan posisi berdiri menjadi lordosis. Postur
tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan tambahan dan kelelahan pada
tubuh, terutama pada bagian belakang, sehingga akan menyebabkan terjadinya nyeri
pada bagian punggung ( Putra, 2016).
Reaksi nyeri punggung yang dirasakan pada ibu hamil, sangat bergantung pada
tahapan usia kehamilan (pertumbuhan uterus) yang sejalan dengan perkembangan
janin dan semakin tua usia kehamilan semakin besar risiko nyeri punggung. Hormon-
hormon yang dilepaskan selama masa kehamilan ikut berperan dalam menyebabkan
nyeri punggung pada ibu (Curtis, 2015). Hal ini di sebabkankarena terjadi
perengangan pada sendi dan ligament yang terdapat pada tulang belakang (Purwati,
2015).
Nyeri punggung apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kualitas
hidup ibu hamil menjadi buruk. Masalah ini akan berkelanjut dalam bentuk cedera
kambuhan atau muncul terus menerus dalam kondisi lebih beruk sesuai dengan
perjalanan usia kahamilannya ( Kantonis, 2011).
Penanganan nyeri punggung trimester III saat hamil sangat diperlukan untuk
mengurangi ketidaknyamanan. Diantaranya yaitu terapi non fakmakologi adalah
untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan penanganan berdasarkan
penangan fisik sepertimobilisasi, kompres air hangat, istirahat dan yoga. Adapun
terapi farmakologi adalah untuk menanggulangi dengan cara memblokade transmisi
stimulan nyeri agar terjadi perubahan persepsi dan mengurangi respon kortikal
terhadap nyeri seperti pemberian paracetamol. Upaya untuk mengatasi keluhan nyeri
punggung yaitu pemberian terapi non farmakologi seperti yoga lebih dapat mengatasi
nyeri punggung karena jauh lebih aman di bandingkan dengan terapi farmakologi
(Resmi, dkk 2016).
2. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III dan cara mengatasinya
Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester III,
adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita hamil
karena presentasi janin akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih.
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus karena
turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas
kandung kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat
(Manuaba, 2010).
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana terjadi
peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih.
Untuk mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu:
- Minum air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari)
- Menjaga kebersihan disekitar alat kelamin
- Kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan
- Perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di malam hari jika
mengganggu tidur
- Hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis
- Berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis dan tidak perlu
menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011 : 59) .
b. Sakit punggung Atas dan Bawah
Nyeri punggung saat kehamilan trimester tiga umumnya terjadi karena
punggung Bumil harus menopang bobot tubuh yang lebih berat. Rasa nyeri ini
juga dapat disebabkan hormon relaksin yang mengendurkan sendi di antara
tulang-tulang di daerah panggul. Kendurnya sendi-sendi ini bisa memengaruhi
postur tubuh dan memicu nyeri punggung. Pada beberapa kondisi, bobot bayi
yang begitu berat juga bisa menyebabkan nyeri vagina.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bumil bisa melakukan tips berikut ini:
- Melakukan olahraga dan latihan panggul. Saat hamil, olahraga dan latihan
panggul dan melakukan peregangan kaki secara rutin, dinilai efektif untuk
mengurangi nyeri punggung Bumil.
- Meletakkan bantal di punggung saat tidur untuk mendukung punggung dan
perut Bumil. Jika Bumil tidur dengan posisi miring, letakkan bantal di antara
tungkai.
- Duduk dengan tegak dan gunakan kursi yang menopang punggung dengan
baik.
- Menggunakan sepatu yang nyaman. Bumil bisa memilih sepatu dengan hak
rendah, karena sepatu model ini lebih baik untuk menopang punggung.
- Mengompres punggung dengan handuk hangat.
c. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan
karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas
terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.
Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Jika ibu hamil mengalami hal demikian, cobalah lakukan hal-hal berikut:
- Topang kepala dan bahu dengan bantal ketika tidur.
- Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk memperbaiki posisi tubuh,
sehingga paru-paru bisa mengembang dengan baik.
- Jika keluhan berlanjut segera hubungi dokter.
d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat
duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki
yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan
edema karena preeklamsi.
e. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan
hingga trimester III.
Penyebab :
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus
yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan
uterus.
3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar.
Untuk menghindarinya, ada beberapa langkah yang bisa ibu hamil lakukan,
yaitu:
- Teliti dalam memilih makanan. Jauhi makanan yang asam, pedas, berminyak,
atau berlemak, dan jauhi minuman yang mengandung kafein.
- Makanlah dengan frekuensi lebih sering namun dengan porsi yang sedikit.
Jangan makan sambil berbaring atau mendekati waktu tidur.
f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio
dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah
panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen
doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang semakin
membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi
konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat
oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan konstipasi
adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari dan serat
dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat, istirahat yang cukup,
melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara teratur
dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).
h. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf
median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-
jari.
i. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan
G. Daftar Pustaka/Referensi
Curtis BG. 2015. Kehamilan : Apa Yang Anda Hadapi Minggu Per Minggu.
Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida AC dan Ida BG. 2010.Ilmu Kebidanan dan KB Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC.
Pane, dr. Merry Dame Cristy, 2019, www.alodokter.com
Putra.2016.Cara Mudah Melahirkan. Yogyakarta : Laksana.
Romauli S. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.
Yogyakarta: Nuhu Medika.
Resmi D, Saputro S dan Runjati. 2016. Pengaruh Yoga Terhadap Nyeri Punggung
Bawah Pada IbuHamil Trimester III. Jurnal Ilmu Kesehatan.
JOB SHEET
C. KESELAMATAN KERJA
1. Mematuhi protokol kesehatan.
2. Meletakan peralatan yang ada pada tempat yang mudah terjangkau oleh petugas.
3. Berikan informasi dengan baik dan benar.
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan tentang tanda bahaya ibu hamil
trimester III.
2. Menjaga kenyamanan dan privasi pasien.
E. PROSEDUR TINDAKAN
NO LANGKAH KLINIK ILUSTRASI GAMBAR
1 Menyiapkan alat.
a.Leaflet
b.Tensi
c.Dopler
d.Gel
e.Medline
f. Pulpen
2. Mencuci tangan.
Menggunakan teknik 6 langkah cuci tangan
menggunakan cairan antiseptic atau sabun.
3. Persiapan Pasien
a. Memberikan salam dan sapa kepada
pasien.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur
kunjungan pada pasien.
c. Melakukan kontrak waktu dengan
pasien.
d. Melakukan inform consent ke pasien.
4. Memposisikan pasien dengan nyaman.
Pasien duduk saat dilakukan anamnese dan
konseling. Pasien tiduran saat dilakukan
pemeriksaan ttv dan leopold.
5. Melakukan pengkajian.
Melakukan anamneses ke pasien.
6. Melakukan pemeriksaan TTV, leopold, dan
DJJ.
Mendekatkan alat dan bahan
F. Daftar Pustaka/Referensi
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
JUMLAH
NILAI = TOTAL SKOR X100=NILAI AKHIR
17
KETERANGAN
Aan Darma Putri
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA TENTANG PENTINGNYA
PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PADA REMAJA DI KELURAHAN KEBON BARU
KECAMATAN TEBET
TAHUN 2022
DISUSUN OLEH
MUTIARA HALPADMA
07210200041
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
MUTIARA HALPADMA
NPM: 07210200041
Telah disahkan
Disetujui Oleh,
Menyetujui
Pembimbing Paktik Komunitas
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN 8
1.2. Tujuan 9
1.3. Manfaat 9
BAB IV PEMBAHASAN 34
4.1 Pengkajian Data Subjektif 34
BAB V PENUTUP 37
5.1 Kesimpulan 37
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN
BUKTI DOKUMENTASI
DAFTAR GAMBAR
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA
No Registrasi : 001
Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2022
Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Nn. R
Pengkaji : Mutiara Halpadma
PENGKAJIAN
Data Subjektif
Identitas Remaja
Nama : Nn. R
Umur : 20 Tahun
Anak ke : 2 (Dua)
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga
Alamat : Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. M Pekerjaan : IRT
Umur : 45 Tahun Alamat : Tegal
Agama : Islam Nama Ayah : Tn. T
Suku : Jawa Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SMP Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alasan Datang: Remaja mengatakan tidak mengetahui mengenai deteksi dini
kanker payudara dan cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri
Keluhan Utama: Tidak Ada Keluhan
Riwayat Obstetri: Remaja mengatakan belum menikah dan tidak pernah
hamil
Riwayat Ginekologi: Remaja mengatakan tidak pernah berhubungan seksual
dan tidak pernah menderita penyakit menular seksual (PMS) ataupun
penyakit infeksi dan tumor pada orga132n reproduksi
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Remaja: Remaja mengatakan tidak ada alergi obat,
tidak memiliki riwayat penyakit menular, tidak pernah mengidap
penyakit seperti asma, jantung, hepatitis, hipertensi, diabetes melitus,
dsb
b. Riwayat Kesehatan Keluarga: Orang tua dan keluarga tidak pernah
menderita penyakit menular, menurun, dan menahun.
Riwayat Psikososial: Remaja mengatakan tidak mengalami gangguan
psikologis, tidak mengkonsumsi obat rutin, tidak memiliki kepercayaan
yang membutuhkan perhatian khusus
Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola Istirahat: Tidak ada gangguan pola istirahat dan tidur
b. Pola Aktivitas: Pekerjaan sehari-hari sebagai asisten rumah
tangga dari Pk.08.00 - Pk.19.30 menjaga balita, setiap hari
tidur siang dari Pk.13.30 - Pk.15.00, dan bermain setiap sore
bersama anak-anak di Taman
c. Pola Eliminasi: BAB dan BAK dalam batas normal
d. Pola Nutrisi: Makan 3 kali sehari 1 porsi bervariasi lauk dan
makanan, mengkonsumsi buah dan sayur serta minum susu.
1
e. Pola Personal Hygiene: Mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali
sehari, mengganti baju dan celana dalam 2 kali sehari.
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compose Mentis
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 82 kali/menit
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Suhu Tubuh : 36,8 0C
Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan : 63 Kg
Tinggi Badan : 163 cm
IMT : 23,7 Kg/m2 (Normal)
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada bengkak atau oedema
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Mulut : Bersih, tidak ada caries, tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
dan kelenjar thyroid
Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
pengeluaran pada puting, tidak ada retraksi,
tidak ada ronki dan mur-mur
Abdomen :Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada kelainan,
tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas Atas : Simetris, Tidak ada oedema
Ekstremitas Bawah : Simetris, Reflek Patella + kiri dan kanan, tidak
ada oedema dan tidak ada varises.
2
Anogenitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan pemeriksaan
Analisis Data
Nn. R 20 Tahun Pro Edukasi SADARI
3
Penatalaksanaan
Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan. Remaja setuju
dilakukan pemeriksaan.
Melakukan pemeriksaan fisik dan vital sign. Memberitahukan bahwa hasil
pemeriksaan dalam batas normal dan remaja dalam keadaan baik.
Remaja sudah mengerti mengenai hasil pemeriksaan.
Memberikan pertanyaan pre test kepada remaja dan remaja telah mengisi
kuesioner pre test yang diberikan.
Menjelaskan mengenai kanker payudara. Remaja mendengarkan dengan
seksama dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
Menjelaskan kepada remaja bahwa penting untuk mengetahui tentang
deteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara
sendiri.
Mendiskusikan kunjungan ulang di Tanggal 24 Juli 2022
Hasil Evaluasi: Hasil pre test menujukkan bahwa remaja belum mengetahui
dan mengerti mengenai deteksi dini kanker payudara dan bersedia untuk
dilakukan kunjungan ulang.
Melakukan pendokumentasian
3.2. Kunjungan Keluarga Binaan Ke-2 dilakukan tanggal 24 Juli 2022
A. Data Subjektif
Nn. R mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini, Nn. R masih
belum memahami mengenai cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compose Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
4
Denyut Nadi : 88 kali/menit
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Suhu Tubuh : 37,0 0C
C. Analisis Data
Nn. R usia 20 Tahun Pro Edukasi SADARI
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Memberi tahu remaja bahwa hasil pemeriksaan dalam keadaan baik.
3. Melakukan pendekatan dengan remaja agar remaja merasa nyaman saat
diberikan edukasi mengenai perilaku SADARI.
4. Menjelaskan mengenai pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi
dini kanker payudara pada remaja. Remaja mengerti dengan penjelasan
yang diberikan.
5. Memberikan edukasi dan memperagakan mengenai cara melakukan
pemeriksaan payudara sendiri sambil dipraktikkan oleh remaja. Remaja
mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
6. Mendiskusikan kunjungan ulang di tanggal 26 Juli 2022 untuk
mengevaluasi mengenai pengetahuan remaja tentang edukasi yang
diberikan.
7. Hasil evaluasi yaitu remaja mengerti dan memahami apa yang telah
disampaikan oleh bidan dan bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang.
8. Melakukan pendokumentasian
3.3. Kunjungan Keluarga Binaan Ke-3 dilakukan tanggal 26 Juli 2022
A. Data Subjektif
Nn. R mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini, Nn. R sudah
mulai memahami mengenai deteksi dini kanker payudara.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
5
Kesadaran : Compose Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 82 kali/menit
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Suhu Tubuh : 36,7 0C
C. Analisis Data
Nn. R usia 20 Tahun Pro Edukasi SADARI
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan
2. Memberitahu remaja bahwa hasil pemeriksaan dalam keadaan baik
3. Menjelaskan kepada remaja bahwa akan dilakukan evaluasi hasil
edukasi mengenai pemeriksaan payudara sendiri
4. Memberikan lembaran post test mengenai perilaku SADARI
5. Hasil evaluasi adalah skor post test meningkat dibandingkan dengan pre
test saat sebelum dilakukan edukasi mengenai pemeriksaan payudara
sendiri. Remaja telah mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri
6. Melakukan pendokumentasian
6
BAB IV
PEMBAHASAN
7
yang didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran, atau pemeriksaan fisik
dengan beberapa metode. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah,
edema, berat badan, tingkat kesadaran. Penulis melakukan pemeriksaan fisik
melalui observasi secara langsung pada Nn. R dan ditemukan bahwa tanda-tanda
vital dan status gizi dalam keadaan baik.
Penulis melakukan asuhan pada tanggal 22 Juli 2022. Penulis
memberikan lembaran pre test untuk mengetahui tingkat pengetahuan Nn. R
mengenai deteksi dini kanker payudara dengan cara melakukan pemeriksaan
payudara sendiri. Nn. R belum pernah mendapatkan informasi mengenai perilaku
SADARI sebelumnya. American Cancer Society dalam programnya
menganjurkan wanita yang berusia diatas 20 tahun untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri setiap 3 bulan sekali.
Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif
menggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.3. Perumusan Diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah
berikutnya yaitu menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang
dialami Nn. R umur 20 Tahun. Sebelum dilakukan pengkajian tidak diketahui
tingkat pengetahuan Nn. R mengenai perilaku SADARI. Setelah dilakukan
pengkajian dan menjawab pertanyaan dari kuesioner diketahui bahwa Nn. R
belum mengetahui mengenai pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini
kanker payudara. Menurut Dewi M (2012) Tahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Oleh sebab itu, ini adalah
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Dengan demikian Analisa
data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.4. Penatalaksanaan dan Evaluasi
8
Setelah diberian edukasi mengenai kanker payudara dan bagaimana cara
melakukan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaa payudara sendiri,
Nn. R telah mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Penulis
menyarankan bahwa Nn. R untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
setiap 3 bulan. Menurut Dewi M (2012) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Dengan demikian
penatalaksanaan dan evaluasi yang dilakukan sesuai dengan teori sehingga
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Nn. R umur 19 Tahun
dilakukan pengkajian sampai evaluasi maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengkajian data subjektif diperoleh dari hasil wawancara didapatkan data
Nn. R umur 20 Tahun telah bekerja dan belum mengetahui mengenai
kejadian kanker payudara.
2. Pengkajian data objektif diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan
didapatkan data bahwa Nn. R dengan status gizi baik dan tidak memiliki
riwayat penyakit apapun
3. Interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan yaitu Nn. R umur 19 Tahun
dengan keadaan normal. Kebutuhan yang muncul yaitu edukasi mengenai
deteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara
sendiri
4. Penatalaksanaan dan evaluasi sudah dilakukan dengan memberikan
pertanyaan sebelum dilakukan edukasi, kemudian memberikan edukasi
mengenai kejadian kanker payudara, memberikan edukasi mengenai tata
cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri, remaja telah memahami dan
telah mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini
kanker payudara dengan bukti jawaban post test dengan skor lebih tinggi
dibandingkan skor saat pre test. Dari hasil diatas dapa ditarik kesimpulan
bahwa keluarga binaan yang telah dilakukan berhasil.
5.2 Saran
1. Bagi Keluarga Binaan
Dengan dilakukannya kunjungan keluarga binaan ini diharapkan remaja
lebih peduli dan mengenali kesehatan pada dirinya.
2. Lahan Praktik
10
Sebagai bahan masukan bagi lahan praktik agar dapat meningkatkan edukasi
dan dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat secara
menyeluruh
3. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah pengetahuan laporan keluarga binaan terkait asuhan
kebidanan pada remaja dengan pemantauan di perpustakaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyani, NS. Nuryani. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2013
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Sumber:
https://www.kemkes.go.id/article/view/22020400002/kanker-payudara-paling-
banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-kesehatan.html
(diakses tanggal 29 Juli 2022)
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas). 2017
4. Harnianti. Sakka. Saptaputra. Studi Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Halu Oleo Tahun
2016. 2016
5. Bott R. Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit Kanker. Igarss 2014
6. Montessori, M. The Absorbent Mind, Pikiran Yang Mudah Menyerap.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013
7. Departemen Kesehatan. Tahap Perkembangan Balita, dan Profil kesehatan RI.
2016
8. Departemen Kesehatan. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 2012
9. Ambarwati, Eny. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogjakarta: 2016
10. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Praktik Kebidanan Komunitas.
BPPSDM. Jakarta ; 2018.
11. Buku: Dewi M. Teori Pengukuran, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: 2012
12. Buku: Wiyono, S. Sudarsono. Atmadja, DG. Filsafat Ilmu. Malang: Madani;
2014
13. Buku: Notoatmodjo, S,. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
12
14. Buku: Widyastuti, Y. Rahmawati, A. Purmaningrum, YE. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: 2013
15. Buku: Wan. Nuku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2013
16. Buku: Olfah, Y. Mendiri, K. Badiah, A. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyaarta:
2013
13
14
LAMPIRAN
Lampiran 1. SAK (Satuan Acara Kegiatan)
Lampiran 5. Kuesioner
15
SATUAN ACARA KEGIATAN
KELUARGA BINAAN
Praktik Komunitas
Oleh:
Mutiara Halpadma
07210200041
16
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
17
SATUAN ACARA KEGIATAN
18
D. Langkah Kegiatan
19
menggunakan media leaflet yang dimulai dari pengkajian data sampai evaluasi
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Nn. R mampu memahami pengertian SADARI
b. Nn. R mampu memahami manfaat SADARI
c. Nn. R mampu memahami kapan saja melakukan SADARI
d. Nn. R mampu mendemonstrasikan langkah-langkah SADARI dengan benar
sesuai dengan prosedur yang ada.
Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga binaan telah
berhasil dilakukan.
F. Materi
1. Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan periksa
payudara sendiri (SADARI), mammografi, USG payudara serta operasi
pengambilan jaringan bila diperlukan. SADARI adalah suatu cara yang
efektif untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya benjolan pada payudara,
sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri.
Pemeriksaan payudara dilakukan antara hari ke 7 menstruasi hingga hari ke
10 disaat jaringan payudara tidak terlalu sensitif. Biasanya dilakukan sekali
dalam satu bulan pada wanita yang telah berusia 20 tahun untuk melakukan
SADARI.
2. Tujuan dari Pemeriksaan Payudara Sendiri
Tujuan SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker
payudara dengan mengamati payudara dari depan sisi kiri dan sisi kanan,
apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, puting bersisik dan pengeluaran
cairan, nanah, atau darah. Disetiap gerakan SADARI cermati perubahan
bentuk, ukuran payudara, permukaannya, serta puting. Meskipun 8 dari 10
benjolan pada payudara bersifat jinak, namun jika menemukan benjolan atau
perubahan payudara segera periksakan ke dokter. Semua perempuan
20
memiliki resiko untuk terkena kanker payudara, namun risiko tersebut lebih
besar dimiliki oleh:
a. Menstruasi dini (< 12 tahun) atau terlambat menopause (>50 tahun)
b. Hamil di usia tua
c. Tidak menyusui
d. Kontrasepsi oral
e. Pola hidup tidak sehat
f. Faktor genetik
21
3. Manfaat dari Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri
a. Mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil
b. Mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini
c. Mencegah penyakit kanker payudara
d. Menemukan adanya kelainan pada payudara
e. Menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara
4. Cara Pencegahan Kanker Payudara
a. Membatasi konsumsi alkohol
b. Menjaga berat badan ideal
c. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama
d. Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari
e. Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak
f. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran
G. Daftar Pustaka
Yayu Putri, dkk. 2021. Kesehatan Reproduksi Wanta Sepanjang Siklus
Kehidupan, Banyumas: Amerta Media.
Saryono, Dyah Pramitasari Roischa. 2014. Perawatan Payudara. Yogyakarta:
Nuha Medika
22
JOB SHEET
23
atau darah. Disetiap gerakan SADARI cermati perubahan bentuk, ukuran
payudara, permukaannya, serta puting. Meskipun 8 dari 10 benjolan pada
payudara bersifat jinak, namun jika menemukan benjolan atau perubahan
payudara segera periksakan ke dokter. Semua perempuan memiliki resiko untuk
terkena kanker payudara, namun risiko tersebut lebih besar dimiliki oleh:
1. Menstruasi dini (< 12 tahun) atau terlambat menopause (>50 tahun)
2. Hamil di usia tua
3. Tidak menyusui
4. Kontrasepsi oral
5. Pola hidup tidak sehat
6. Faktor genetik
Manfaat Melakukan SADARI adalah:
1. Mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil
2. Mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini
3. Mencegah penyakit kanker payudara
4. Menemukan adanya kelainan pada payudara
5. Menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara
Pencegahan Kanker Payudara:
1. Membatasi konsumsi alkohol
2. Menjaga berat badan ideal
3. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama
4. Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari
5. Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak
6. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran
C. PETUNJUK
1. Melakukan informed consent
2. Memberikan informasi dengan baik dan benar
3. Melakukan pendokumentasian
24
4. Siapkan alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
5. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
6. Ikuti petunjuk yang ada pada Job Sheet
7. Bekerja secara hati-hati dan teliti
8. Demonstrasikan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
25
D. KESELAMATAN KERJA
1. Penuhi prosedur pekerjaan
2. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
3. Bertindak dengan lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan edukasi dan demonstrasi tentang
deteksi dini kanker payudara
2. Menjaga kenyamanan dan menjaga privacy pasien
F. PROSEDUR TINDAKAN
1 Persiapan alat:
a. Cermin
b. Penerangan
c. Bantal
2 Mencuci tangan
26
5 Periksa payudara dengan tangan
diangkat di atas kepala. Dengan
maksud untuk melihat tarikan kulit atau
perlekatan tumor terhadap otot.
27
6 Berdiri tegak di depan cermin dengan
tangan di samping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri
untuk melihat perubahan pada
payudara.
28
10 Berawal dari bagian atas payudara,
lakukan putaran dari luar ke dalam
menuju puting.
29
11 Menggunakan kedua tangan, kemudian
tekan payudara untuk melihat adanya
cairan abnormal dari puting payudara.
13 Cuci tangan
14 Evaluasi
30
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
31
8 Dengan cara berbaring: Dimulai dari payudara kanan.
Berbaring menghadap ke kiri dan menggunakan bantal
untuk mengganjal bagian punggung.
9 Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara
vertikal, dari tulang selangka di bagian atas ke payudara
di bagian bawah.
10 Berawal dari bagian atas payudara, lakukan putaran dari
luar ke dalam menuju puting.
11 Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara
untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting
payudara.
12 Letakkan tangan kanan ke samping dan rasakan ketiak
dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak
13 Cuci tangan
14 Evaluasi
32
MEDIA EDUKASI
33
34
35
KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA
TENTANG SADARI
A. Identitas Diri
Nama :
Usia :
Pendidikan :
B. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan cermat semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini
b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c pada jawaban yang anda anggap
paling tepat dengan melingkarinya (O)
36
a. Alat pendeteksi khusus
b. Dengan alat USG
c. Secara manual dengan menggunakan tangan
6. Apakah benar SADARI dapat dilakukan dengan posisi berdiri, berbaring, dan
pada saat mandi?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Apakah pemeriksaan SADARI pada saat inspeksi (melihat) payudara harus
dilakukan dihadapan cermin?
a. Tidak dihadapan cermin
b. Harus dihadapan cermin
c. Dapat didepan cermin dan dapat tidak didepan cermin
8. Untuk meraba payudara kanan tangan yang digunakan adalah?
a. Tangan kanan
b. Tangan kiri
c. Kedua tangan kanan dan kiri
9. Untuk meraba payudara kiri tangan yang digunakan adalah?
a. Tangan kanan
b. Tangan kiri
c. Kedua tangan kanan dan kiri
10. Tahapan pemeriksaan lengkap payudara sendiri terdiri dari?
a. Melihat payudara - meraba payudara - meraba ketiak
b. Meraba payudara - melihat payudara - meraba ketiak
c. Meraba ketiak - melihat payudara - meraba payudara
11. Jika didapatkan benjolan atau kelainan pada payudara, sebaiknya tindakan kita
selanjutnya adalah?
a. Dibiarkan saja
b. Diperiksakan ke dokter
37
c. Tidak tahu
38
PRE TEST
(Skor: 8/11 = 72,7 %)
POST TEST
(Skor: 11/11 = 100%)
39
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN ASUHAN KEBIDANAN PADA
BALITA A DENGAN DEFISENSI BESI USIA 42 BULAN DI RT 06/01
KKELURAHAN KEBON BARU KECAMATAN TEBET JAKARTA
SELATAN TAHUN 2022
Oleh:
Seni Prihatini
07210400129
40
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disahkan
Jakarta , 10 Agustus 2022
Disetujui Oleh ,
Menyetujui
Pembimbing Praktek Komunitas
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan karunianya , penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan
keluarga binaan berjudul ‘’ Laporan Individu Keluarga Binaan Asuhan Kebidanan
Pada Balita A Usia 42 bulan Dengan Defisiensi Besi.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW. Penyusunan laporan keluarga binaan ini tidak lepas dari dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk
mengucapkan terimaksih kepada ;
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju
2. Prof.Dr.Dr.H.M.Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan
Universitas Indonesia Maju .
3. Dr.Astrird Novita, SKM,MKM, Selaku Rektor Univertsitas Indonesia
Maju.
4. Susaldi,S.ST,M.Biomed Selaku Wakil Rektor 1 Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, AmKeb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S. Kep , M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju
8. Ernita Prima Noviyani , S.ST, M.Kes Selaku penguji pada laporan
keluarga binaan.
9. Nuraini, S.ST, Bdn, M.Kes, SH, MHKes selaku CI penguji pada laporan
keluarga binaan
10. Seluruh Dosen Pendidikan Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju
yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama duduk di bangku kuliah.
2
11. Rekan-rekan seperjuanganku yang saling mendukung dan menyemangati
satu sama lain Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga
penulisan ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentin
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
lengkap, apusan darah tepi, dan status besi pada pasien. Prinsip utama dalam
penanganan ADB yaitu suplementasi zat besi dan atasi penyebab terjadinya
ADB, serta pemberian transfusi darah dengan indikasi tertentu. Apabila ADB
tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pada
kognitif, penurunan aktivitas, dan perubahan tingkah laku pada pasien.
Menurut WHO pada tahun 2012, prevalensi anemia tertinggi pada balita
(6-59 bulan) sebesar 42,6%. Prevalensi anemia di Indonesia tahun 2011 pada
balita (6-59 bulan) sebesar 32%. Anemia balita di Indonesia, berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 27,7%.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 anemia pada balita mengalami
kenaikan menjadi 28,1%.
Di Indonesia, anemia defisiensi besi masih merupakan masalah gizi utama,
disamping tiga masalah gizi lainnya yaitu (1) Kurang Energi Protein (KEP);
(2) Kurang Vitamin A (KVA) dan (3) Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY). Menurut data Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa
secara nasional prevalensi anemia sebesar 21,7%. Berdasarkan jenis kelamin
didapatkan bahwa proporsi anemia pada perempuan sedikit lebih tinggi yaitu
23,9% dibandingkan pada laki-laki yaitu 18,4%. Sedangkan prevalensi
anemia pada anak usia 5-14 tahun sebanyak 26,4%.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah mampu memberikan asuhan kebidanan secara
kontinu melalui pendekatan pendampingan dalam keluarga binaan praktik
manajemen pelayanan kebidanan di komunitas Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan ini adalah agar dapat melakukan:
a. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
komunitas melalui pendekatan pendampingan dalam keluarga binaan
praktik manajemen pelayanan kebidanan di komunitas Tahun 2022.
2
b. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data Objektif secara
komunitas melalui pendekatan pendampingan dalam keluarga binaan
praktik manajemen pelayanan kebidanan di komunitas Tahun 2022.
1.3. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini tidak mencipatakan teori baru tetapi untuk menambah
wawasan bagi pembaca.
2. Manfaat Praktis
Studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagain alternatif
Asuhan Kebidanan secara kontinu melalui pendekatan
pendampingan dalam keluarga binaan praktik manajemen
pelayanan kebidanan di komunitas.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
atau menstruasi, gangguan penyerapan zat besi, efek samping obat-obatan, hingga
penyakit tertentu, seperti kanker, radang usus, dan miom.
Kondisi umumnya ditangani dengan konsumsi suplemen zat besi dan menjalani
pola makan tinggi zat besi. Selain itu, penyebab anemia defisiensi besi juga perlu
diatasi.
2. Anemia defisiensi vitamin B12 dan Folat
Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat (vitamin B9) untuk membuat sel
darah merah baru. Kekurangan salah satu atau kedua vitamin tersebut bisa
menyebabkan anemia defisiensi vitamin B12 dan folat.
Jenis anemia ini dapat terjadi akibat pola makan rendah kandungan kedua vitamin
tersebut. Selain itu, anemia kekurangan vitamin juga bisa terjadi karena tubuh
sulit atau gagal menyerap folat ataupun vitamin B12. Kondisi ini juga disebut
anemia pernisiosa.
Penanganan anemia ini umumnya berupa perubahan pola makan, serta pemberian
suplemen vitamin B12 dan asam folat untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan
kedua asupan tersebut.
3. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi saat kerusakan sel darah merah terjadi lebih cepat
daripada kemampuan tubuh untuk menggantinya dengan sel darah sehat yang
baru.
Penyebab anemia hemolitik cukup beragam, mulai dari penyakit keturunan,
seperti thalasemia dan G6PD, penyakit autoimun, infeksi, efek samping obat,
hingga gangguan pada katup jantung.
Pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebab terjadinya
anemia hemolitik. Penanganan yang diberikan bisa berupa transfusi darah,
pemberian obat-obatan kortikosteroid, atau operasi.
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik merupakan anemia yang perlu diwaspadai karena berisiko tinggi
mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak dapat menghasilkan sel
darah merah dalam jumlah cukup akibat gangguan di sumsum tulang, yaitu
produsen sel darah di dalam tubuh.
5
Anemia aplastik dapat diturunkan dari orang tua, namun bisa juga terjadi akibat
infeksi, efek samping obat-obatan, penyakit autoimun, terapi radiasi pada kanker,
serta paparan zat beracun.
Kondisi ini umumnya diatasi dengan pemberian antibiotik dan antivirus jika
terdapat infeksi, transfusi darah, transplantasi sumsum tulang, atau pemberian
obat penekan daya tahan tubuh.
5. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit terjadi akibat kelainan genetik yang membuat sel darah merah
berbentuk seperti sabit. Sel- sel ini mati terlalu cepat sehingga tubuh tidak pernah
memiliki sel darah merah yang cukup.
Selain itu, bentuk sel darah abnormal ini juga membuatnya lebih kaku dan lengket
sehingga bisa menghalangi aliran darah. Pemberian obat dapat dilakukan untuk
mencegah kondisi bertambah parah. Namun, satu-satunya cara mengatasi anemia
jenis ini adalah dengan transplantasi sumsum tulang.
Beberapa jenis anemia ini ada yang dapat dicegah, namun ada pula yang tidak
dapat dicegah (anemia yang diturunkan dari orang tua ke anak).
Jika merasakan gejala-gejala anemia, sebaiknya periksakanlah diri ke dokter
untuk memastikannya. Dokter dapat mengidentifikasi jenis anemia yang Anda
derita, seperti macam-macam anemia di atas. Dengan begitu, Anda bisa
memperoleh penanganan yang tepat sesuai dengan hal yang menyebabkan anemia
Anda.
2.4 Gejala Anemia
Gejala Anemia pada Anak
Anemia pada anak di tahap awal sering kali menunjukkan gejala yang tidak khas,
bahkan ada anak dengan anemia yang tidak merasakan keluhan atau gejala apa
pun.
Karena susah dikenali, banyak kasus anemia pada anak yang baru terdeteksi
ketika sudah terjadi komplikasi, misalnya gangguan tumbuh kembang atau
gangguan pada organ tertentu, seperti jantung, otak, dan ginjal
Akan tetapi, biasanya sebelum kondisinya parah, anak-anak yang mengalami
anemia akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut:
6
1. Terlihat lemas atau lelah
2. Terlihat malas bermain atau berinteraksi dengan orang di sekitarnya
3. Kulit pucat atau kekuningan
4. Mata menguning
5. Jantung berdebar
6. Sesak napas
7. Sakit kepala, pusing, atau nyeri di tulang atau bagian tubuh tertentu
8. Sering terkena infeksi
9. Luka sulit sembuh
10. Pada anak yang sudah duduk di bangku sekolah, anemia juga bisa
menimbulkan keluhan berupa kesulitan belajar atau sulit berkonsentrasi di
kelas.
Mengingat tanda dan gejala anemia pada anak sering kali tidak khas dan bisa
menyerupai penyakit lainnya, sebaiknya jika Anda mendapati beberapa keluhan di
atas pada anak Anda, segeralah periksakan ke dokter agar dapat dipastikan
penyebabnya.
Dalam menentukan penyebab dan jenis anemia pada anak, dokter perlu
melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti tes darah, aspirasi sumsum
tulang, hingga pemeriksaan genetik jika anemia dicurigai disebabkan oleh
kelainan genetik.
Penanganan Anemia pada Anak yang Tepat
Penanganan anemia pada anak akan disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut ini
adalah beberapa penanganan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengatasi
anemia pada anak:
1. Pemberian suplemen zat besi dan vitamin
Jika anemia pada anak disebabkan oleh kekurangan zat besi atau vitamin tertentu,
seperti folat dan vitamin B12, maka dokter akan meresepkan suplemen zat besi
atau vitamin tersebut dalam bentuk sirup, tablet, atau puyer. Dosis pemberian
suplemen pada anak akan disesuaikan dengan berat badan dan usia anak.
2. Pemberian antibiotik atau obat cacing
7
Pada anemia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan
antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi tersebut. Sedangkan, jika
penyebabnya adalah infeksi cacing, maka dokter akan memberikan obat cacing
untuk anak.
Anemia pada anak biasanya akan membaik setelah infeksi teratasi. Namun, untuk
mempercepat pemulihan, berikanlah anak makanan yang bergizi, terutama
makanan yang mengandung zat besi dan vitamin B12.
3. Penghentian atau penggantian jenis obat penyebab anemia
Bila anemia pada anak disebabkan oleh efek samping obat yang rutin
dikonsumsinya, maka dokter akan menghentikan atau mengganti obat tersebut
dengan obat lain yang tidak menimbulkan efek samping anemia. Sebelum
memutuskan hal ini, dokter tentunya akan mempertimbangkan manfaat dan risiko
penggunaan obat tersebut.
4. Transfusi darah
Jika anemia yang dialami anak sudah parah, dokter mungkin akan menyarankan
transfusi darah. Selain itu, transfusi darah juga biasanya akan rutin dilakukan pada
anak dengan anemia akibat penyakit tertentu, seperti thalasemia dan anemia sel
sabit
5. Transplantasi sumsum tulang
Metode ini dilakukan untuk mengatasi anemia pada anak yang disebabkan oleh
gangguan pada sumsum tulang dan anemia aplastik. Dokter juga biasanya
menyarankan transplantasi sumsum tulang untuk mengobati anemia pada anak
yang disebabkan oleh kanker darah.
Pada kasus tertentu, anemia pada anak harus ditangani dengan operasi. Untuk
menentukan langkah penanganan anemia yang tepat pada anak, beserta risiko dan
efek sampingnya, Anda perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.
8
Faktor Risiko Anemia pada Anak
Ada beragam faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang anak terkena anemia,
antara lain:
1. Kelainan genetik, misalnya pada penyakit thalasemia dan anemia sel sabit
2. Kekurangan gizi atau nutrisi tertentu, seperti kekurangan zat besi atau
vitamin (asam folat dan vitamin B12)
3. Penyakit tertentu, seperti penyakit autoimun, gangguan sumsum tulang,
anemia hemolitik, hipotiroidisme, dan gagal ginjal
4. Infeksi kronis
5. Efek samping obat-obatan atau paparan bahan kimia tertentu
6. Cedera atau luka berat
7. Kanker, seperti kanker darah (leukemia)
Gejala Anemia pada Anak Anemia pada anak di tahap awal sering kali
menunjukkan gejala yang tidak khas, bahkan ada anak dengan anemia yang tidak
merasakan keluhan atau gejala apa pun.
Karena susah dikenali, banyak kasus anemia pada anak yang baru terdeteksi
ketika sudah terjadi komplikasi, misalnya gangguan tumbuh kembang atau
gangguan pada organ tertentu, seperti jantung, otak, dan ginjal.
Akan tetapi, biasanya sebelum kondisinya parah, anak-anak yang mengalami
anemia akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut;
a) Terlihat lemas atau lelah
b) Terlihat malas bermain atau berinteraksi dengan orang di sekitarnya
c) Kulit pucat atau kekuningan
d) Mata menguning
e) Jantung berdebar
f) Sesak napas
g) Sakit kepala, pusing, atau nyeri di tulang atau bagian tubuh tertentu
h) Sering terkena infeksi
i) Luka sulit sembuh
9
Pada anak yang sudah duduk di bangku sekolah, anemia juga bisa menimbulkan
keluhan berupa kesulitan belajar atau sulit berkonsentrasi di kelas.
Mengingat tanda dan gejala anemia pada anak sering kali tidak khas dan bisa
menyerupai penyakit lainnya, sebaiknya jika Anda mendapati beberapa keluhan di
atas pada anak Anda, segeralah periksakan ke dokter agar dapat dipastikan
penyebabnya.
Dalam menentukan penyebab dan jenis anemia pada anak, dokter perlu
melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti tes darah, aspirasi sumsum
tulang, hingga pemeriksaan genetik jika anemia dicurigai disebabkan oleh
kelainan genetik.
Penanganan Anemia pada Anak yang Tepat
Penanganan anemia pada anak akan disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut ini
adalah beberapa penanganan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengatasi
anemia pada anak:
1. Pemberian suplemen zat besi dan vitamin
Jika anemia pada anak disebabkan oleh kekurangan zat besi atau vitamin tertentu,
seperti folat dan vitamin B12, maka dokter akan meresepkan suplemen zat besi
atau vitamin tersebut dalam bentuk sirup, tablet, atau puyer. Dosis pemberian
suplemen pada anak akan disesuaikan dengan berat badan dan usia anak.
Selain pemberian suplemen, dokter juga akan menganjurkan Anda untuk
memberikan Si Kecil makanan yang kaya akan zat besi atau vitamin. Hal ini
bertujuan untuk membantu tubuh anak menghasilkan hemoglobin dan sel darah
merah yang cukup.
2. Pemberian antibiotik atau obat cacing
Pada anemia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan
antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi tersebut. Sedangkan, jika
penyebabnya adalah infeksi cacing, maka dokter akan memberikan obat cacing
untuk anak.
Anemia pada anak biasanya akan membaik setelah infeksi teratasi. Namun, untuk
mempercepat pemulihan, berikanlah anak makanan yang bergizi, terutama
makanan yang mengandung zat besi dan vitamin B12.
10
3. Penghentian atau penggantian jenis obat penyebab anemia
Bila anemia pada anak disebabkan oleh efek samping obat yang rutin
dikonsumsinya, maka dokter akan menghentikan atau mengganti obat tersebut
dengan obat lain yang tidak menimbulkan efek samping anemia. Sebelum
memutuskan hal ini, dokter tentunya akan mempertimbangkan manfaat dan risiko
penggunaan obat tersebut.
4. Transfusi darah
Jika anemia yang dialami anak sudah parah, dokter mungkin akan menyarankan
transfusi darah. Selain itu, transfusi darah juga biasanya akan rutin dilakukan pada
anak dengan anemia akibat penyakit tertentu, seperti thalasemia dan anemia sel
sabit.
5. Transplantasi sumsum tulang
Metode ini dilakukan untuk mengatasi anemia pada anak yang disebabkan oleh
gangguan pada sumsum tulang dan anemia aplastik. Dokter juga biasanya
menyarankan transplantasi sumsum tulang untuk mengobati anemia pada anak
yang disebabkan oleh kanker darah.
Pada kasus tertentu, anemia pada anak harus ditangani dengan operasi. Untuk
menentukan langkah penanganan anemia yang tepat pada anak, beserta risiko dan
efek sampingnya, Anda perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA A
DENGAN DEFISIENSI BESI DI RT 06/01 KELURAHAN KEBON BARU
KECAMATAN TEBET JAKARTA SELATAN
TAHUN 2022
PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : An. A
Tanggal lahir : 23/12/2018
Umur : 42 bulan
Jenis kelamin : Pr
Anak ke- : 1
12
0. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Septi M Nama Ayah : Tn.M
Umur : 23 thn Umur : 23 thn
thnAgama : Islam Agama
: Islam
Suku : Betawi Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan :- Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kebon baru Rt 06 Rw 01
13
- BB : 8,3 Kg
- PB : 70cm
- Tangal 21-10-2021
- BB : 10 Kg
- PB : 86 cm
6. Riwayat perkembangan
(jika sebelumnya sudah pernah melakukan pemeriksaan tumbuh
kembang, tuliskan hasilnya)
7. Riwayat imunisasi : Lengkap
8. Pola kebiasaan sehari-hari : Bermain
a. Pola istirahat :
● Tidur siang 1 jam
● Tidur malam 7-8 jam
c. Pola eliminasi :
● BAB 1- 2 kali/hari
● BAK 4-5 kali
d. Pola nutrisi :
● Makan 3x sehari
● Minum 6-8 cangkir
B. Data Objektif
14
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
0. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 90 kali/menit
Frekuensi nafas : 35 kali/menit
Suhu tubuh : 36,7 0C
0. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Oval
Mata : sclera agak pucat
15
Telinga : Baik
Hidung : Baik
Mulut : Baik
Leher : Baik
Dada : Baik
Abdomen : Baik
Ekstremitas Atas : Baik
Ekstremitas Bawah : Baik
Anogenitalia : Baik
16
Mental emosional
● Normal
● Curiga ada gangguan
0. Pemeriksaan atas indikasi
0. M-CHAT :
● Risiko tinggi autis
● Risiko rendah autis
● Gangguan lain
b. GPPH :
● Kemungkinan GPPH
● Bukan GPPH
0. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
C. Analisis Data
Balita A, Usia 42 bulan dengan anemia ringan.
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan pendataan KK dan infrom consen
2. Melakukan hubungan baik dengan ibu balita
3. Melakukan informasi kunjungan ulang tanggal 23 juli 2022 untuk
dilakukan edukasi mengenai gizi seimbang pada bayi dan balita
4. Pendokumentasian
3.2 Kunjungan keluarga binaan ke 2,dilakukan pada tanggal 23juli 2022.
A. Data subyektif
Ibu mengatakan sudah melaksanakan sesuai yang telah diberikan penkes
tentang gizi seimbang pada balita.
17
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Pemeriksaan umum :
B.Data Objektif
Pemeriksaan umum ;
Keadaan umum : baik
18
Kesadaran : composmentis
Denyut nadi : 95 kali/menit
Frekwensi napas : 35 kali/menit
Suhu badan : 35,5 C
C.Analisa Data.
Balita A,usía 42 bulan dengan anemia ringan
D.Penatalaksaan.
1. Memberitahu pada orangtua dan keluarga,tentang kondisi anaknya dalam
keadaan baik, ibu sudah mengerti.
2. Menjelaskan untuk tetap melakukan pemberian makanan yang sehat,
seperti memasak sayuran yang berwarna,bayam,sawi,wortel,kacang-
kacangan,ati ayam,telur ,dll.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan vitamin/suplemen yang
dianjurkan oleh dokter, ibu sudah mengerti.
4. Menganjurkan pada ibu agar membawa anaknya untuk rutin datang ke
posyandu, ibu sudah mengerti.
5. Melakukan pendokumentasian.
19
SOAP KUNJUNGAN Ke 2
Tanggal Pengkajian : 23 Juli 2022
Waktu Pengkajian : Pkl. 13.00 wib
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Seni Prihatini
A. SUBJEKTIF
Alasan Kunjungan saat ini
Keluhan Saat ini
Ibu mengatakan mengatakan sudah mencoba memberikan gizi seimbang pada
anaknya sesuia petunjuk dari bidan.
B. OBJEKTIF :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital
Denyut nadi : 94 x / menit
Suhu tubuh : 36,3 ◦C Pernafasan : 35 x / menit
4. Pemeriksaan Fisik
Berat Badan : 10 kg
Panjang Badan : 86 cm
Wajah : normal
Mata : sclera agak pucat
Telinga : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Leher : normal
Dada : normal
Abdomen : normal
Ekstremitas Atas : normal
Anogenitalia : normal
20
C. ANALISA DATA
Balita A usía 42 bulan dengan anemia ringan
D.Penatalaksanaan
a. Menjalin hubungan saling percaya.
Evaluasi : Alhamdulilah ibu percaya.
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada Ny.S bahwa anaknya dalam keadaan
sudah lebih baik.
Evaluasi : Ibu senang mendengarnya.
c. Mempertanyakan kepada ibu apakah sudah mengerti tentang gizi seimbang.
Evaluasi : Ibu mengerti apa itu gizi seimbang.
d. Mempertanyakan kepada ibu apakah vitamin yang diberikan sudah sesuai
dengan anjuran dokter
Evaluasi : Ibu sudah memberikan vitamin sesuai anjuran dokter.
e. Mengevaluasi Kembali kepada ibu informasi tentang edukasi gizi seimbang
yang telah diberikan.
Evaluasi : ibu sudah dapat mengulang tentang apa itu gizi seimbang.
SOAP KUNJUNGAN Ke 3
Tanggal Pengkajian : 24 Juli 2022
Waktu Pengkajian : Pkl. 13.00 wib
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji :Seni prihatini
A. SUBJEKTIF
21
Suhu tubuh : 36,3 ◦C Pernafasan : 35 x / menit
4.Pemeriksaan Fisik
Berat Badan : 10 kg
Panjang Badan : 86 cm
Wajah : normal
Mata : normal
Telinga : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Leher : normal
Dada : normal
Abdomen : normal
Ekstremitas Atas : normal
Anogenitalia : normal
C. ANALISA DATA
Balita A usía 42 bulan dengan anemia ringan
D.Penatalaksanaan
a.Menjalin hubungan saling percaya.
Evaluasi : Alhamdulilah ibu semakin percaya.
b.Memberitahukan hasil pemeriksaan pada Ny.S bahwa anak dalam keadaan baik.
Evaluasi : Ibu senang mendengarnya.
c.Memberikan pertanyaan kepada ibu tentang gizi seimbang.
Evaluasi : Ibu menjawab pertanyaan yang diberikan tentang gizi seimbang.
d.Memberikan rewad kepada ibu bahwa sudah mengerti tentang gizi seimbang.
Evaluasi : Ibu merasa sangat senang sekali.
e.Mengevaluasi Kembali kepada ibu informasi tentang gizi seimbang.
yang telah di berikan.
Evaluasi : ibu sudah dapat mengulang tentang apa itu gizi seimbang.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
seimbang untuk balita dan ibu mengatakan akan berusaha melaksanakan saran
yang telah diberikan tentang gizi seimbang.
Kunjungan ke tiga tanggal 24 juli 2022
Bidan datang kembali kerumah balita A dan menanyakan pada ibu apakah sudah
memberikan makanan dengan porsi yang sesuai dengan gizi seimbang yang
dibutuhkan pada masa balita, dan ibu dapat menjelaskan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keluarga binaan pada balita A,maka didapat
kesimpulan :
1. Dilakukan kunjungan I pada keluarga dengan mengindentifikasi masalah
pada keluarga binaan balita A.
2. Dilakukan kunjungan ke 2 dimana dilakukan perencanaan penangan
masalah yang ada pada keluarga binaan balita A.
3. Dilakukan kunjungan ke 3 dimana dilakukan pelaksanaan asuhan
kebidanan dan evaluasi pada keluarga binaan.
5.2 Saran
1. Bagi keluarga binaan
24
Kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada keluarga.
3. Bagi isntitusi Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
25
6. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
7. Leite MS, Cardoso AM, Coimbra CE, et al. Prevalence of anemia and
associated factors among indigenous children in Brazil: results from
the First National Survey of Indigenous People’s Health and Nutrition.
Nutrition Journal. 2013;12:69. doi:10.1186/1475-2891-12-69.
8. Fitriany J, Saputri AI, Ilmu S, Anak K. ANEMIA DEFISIENSI BESI.
AVERROUS J Kedokt dan Kesehat Malikussaleh [Internet]. 2018 Nov
5 [cited 2022 Aug 11];4(2):1–14. Available from:
https://ojs.unimal.ac.id/averrous/article/view/1033
10. Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC
26
SATUAN ACARA KEGIATAN
Praktik Komunitas
Oleh:
27
PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
A. Tujuan Instruksional
28
b.Menjelaskan apa yang terjadi dengan kondisi yang sedang dialami oleh
anaknya.
c.Menjelaskan kembali apa yang terjadi apabila bayi atau balita
mengalami gizi yg kurang.
d.Menjelaskan tentang kebutuhan gizi yang diperlukan oleh balita A.
e.Menjelaskan pentingnya balita A untuk rutin mengikuti posyandu
f.Menjelaskan jadwal untuk control ulang kedokter.
B. Pelaksanaan
1. Tempat : Rumah Pasien
2. Waktu : 22 Juli 2022
C. Metode dan Media
1. Metode ; konseling dan tanya jawab
2. Media : Alat bantu gizi seimbang, Job sheet, daftar tilik.
D. Langkah Kegiatan
No Tahap Kegiatan Penyuluhan Evaluasi Pada Pasien dan
. Kegiatan Kesehatan Keluarga
1. Pembukaan 1. Mengucap salam 1. Ibu menjawab salam
(5 menit) 2. Menyebutkan 2. Ibu dapat mengenal petugas
nama dan asal 3. Ibu dapat menjelaskan
Instansi tujuan konseling
3. Menjelaskan 4. Ibu dapat menjawab tentang
tujuan pertanyaan gizi seimbang yang
4. Mengkaji tingkat dan kondisi anaknya yang
pengetahuan ibu diketahui ibu
dan keluarga
tentang gizi
seimbang dan
anemia
29
2. Pembahasan 1. Menjelaskan tentang 1. Ibu dapat menjawab
(15 menit) gizi seimbang untuk balita konseling tentang gizi
2. Meberikan kesempatan seimbang
pada orang tua untuk 2. Ibu diberikan kesempatan
menanyakan hal yang unguk menanyakan hal – hal
kurang mengerti yang kurang jelas
E. Evaluasi
1. Warga sudah diberikan penyuluhan tentang gizi seimbang
2. Warga sangat antusias mendengarkan dan bertanya
3. Warga sudah mengerti tentang gizi seimbang
F. Materi
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak usia
dibawah lima tahun mengalami gizi buruk dan memiliki resiko meninggal
dari anak gizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang
30
normal. sedangkan di indonesia jumlah balita yang mengalami kekurangan
gizi sebesar 3,7 juta. Kurang gizi telah membuat ribuan anak di Negara
berkembang meninggal dan menderita setiap tahun. Kurang gizi tidak hanya
menyebabkan masalah dalam usia muda,tetapi dapat berlanjut hingga masa
dewasa. Kurang gizi pada usia muda menyebabkan gagalnya pertumbuhan
dengan karakteristik pendek dan atau kurus. Bila kondisi ini tidak
diintervensi,maka diusia dewasa kondisi gizi kurang yang bersifat kronis
dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit degeneratif. Gizi sangat
berpengaruh terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja. Gizi buruk pada
balita dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik
dan kecerdasan. Pertumbuhan dan perkembangan otak hampir 80% terjadi
dalam kandungan sampai usia 2 tahun, sehingga masalah gizi sangat
berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan. Makanan dengan gizi seimbang
akan lebih menyehatkan tubuh, karena zat-zat penting yang dibutuhkan oleh
tubuh akan terpenuhi. zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur yang
terdapat pada makanan yang bergizi nantinya akan mensuplai ke tubuh
manusia. Dengan terpenuhinya asupan makanan yang cukup secara kuantitas
ataupun kualitas yang mengandung berbagai zat gizi serta dapat menyimpan
zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh, maka akan sangat bermanfaat
untuk pertumbuhan dan produktivitas. Adanya penyuluhan kesehatan tentang
gizi seimbang kepada ibu balita akan sangat besar pengaruhnya karena bukan
hanya faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi gizi seorang anak tetapi
pengetahuan juga dapat mempengaruhi sebab seorang ibu tentunya akan lebih
memperhatikan asupan gizi untuk anak-anaknya.
G. Daftar Pustaka/Referensi
1. Putrihantini P, Erawati M. HUBUNGAN ANTARA
KEJADIAN ANEMIA DENGAN KEMAMPUAN
KOGNITIF ANAK USIA SEKOLAH DI SEKOLAH
DASAR NEGERI (SDN) SUSUKAN 04 UNGARAN
31
TIMUR. 2013;1(2):5.
32
9. Arya NP, Anak Y, Gede A, Pratama W. ANEMIA
DEFISIENSI BESI: DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA.
Ganesha Med [Internet]. 2022 Jun 5 [cited 2022 Aug
12];2(1):49–56. Available from:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/470
15
10. Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta:
EGC
33
JOB SHEET
34
hemoglobin, dan suplai oksigen ke seluruh jaringan. Kekurangan Fe dapat
menyebabkan Anemia Defisiensi Besi (ADB). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kejadian anemia pada anak usia dini (5-12 tahun) berdasarkan
formula indeks Mentzer. Penelitian bersifat desktiptif dengan
pendekatan cross-sectional study yang dilakukan di RSIA Sitti Khadijah
Makassar berdasarkan data sekunder (rekam medis) selama dua tahun. Besar
sampel yang digunakan yaitu 80 data yang diperoleh melalui tehnik purposive
sampling. Berdasarkan perhitungan formula indeks Mentzer diperoleh hasil
penelitian sekitar 85% orang anak yang mengalami anemia defisiensi besi
(ADB), Thalassemia sebanyak 8,75% orang anak, dan normal sebanyak
6,25%. Penyakit ADB pada anak usia dini perlu penanganan yang cepat
dengan melihat faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian ADB.
3. PETUNJUK
1. Memberikan informasi dengan baik dan benar
2. Melakukan pendokumentasian
3. Pelajari lembar kerja dengan baik
4. Ikuti petunjuk pada job sheet
5. Bekerja secara hati – hati dan teliti
4. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Letakan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
3. Berikan informasi dengan baik dan benar
5. PROSEDUR PELAKSANAAN
PROSEDUR TINDAKAN
No Langkah dan Key point Ilustrasi gambar
35
1. Sapa klien dengan ramah,
perkenalkan diri anda dan
jelaskan maksud kunjungan anda.
Key point:
● Menyapa ibu dengan lembut
dan sopan santun
● Membina hubungan baik.
2. Melakukan pengkajian
Key point:
● Menanyakan informasi
36
4. Melaksanakan konseling dengan
menjelaskan materi tentang Gizi
seimbang dan defisiensi besi
kepada ibu
Key Point:
● Menjelaskan pengertian gizi
seimbang dan defisiensi besi
● Menjelaskan tentang jenis-
jenis Gizi seimbang dan
defisiensi besi
● Menjelaskan tentang
kekurangan dan kelebihan
Gizi seimbang dan defisiensi
besi
● Menjelaskan tentang waktu
pemberian Gizi seimbang
dan defisiensi besi
● Menjelaskan tentang cara
mengolah Gizi seimbang dan
defisiensi besi
6. Daftar Pustaka/Referensi
37
3. World Health Organization. Global Anaemia Reduction Efforts among
Women of Reproductive Age: Impact, Achievement of Targets and the
Way Forward for Optimizing Efforts. World Health Organization; 2020.
Accessed December 2, 2021.
4. https://apps.who.int/iris/handle/10665/336559
5. Mumpuni P, Widjanarko B, Indraswari R. gambaran perilaku orangtua
dalam upaya pencegahan anemia pada anak sekolah dasar di sdn cinderejo
kota surakarta. jurnal
10. Arya NP, Anak Y, Gede A, Pratama W. anemia defisiensi besi: diagnosis
dan tatalaksana. Ganesha Med [Internet]. 2022 Jun 5 [cited 2022 Aug
12];2(1):49–56. Available from:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/47015
11. Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC
38
13. Marmi, 2014. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
39
40
41
42
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
43
Penilaian
No. Langkah Kegiatan
0 1 2
13. Melihat kontak mata dengan klien selama konseling berlangsung
14. Sopan santun selama konseling berlangsung
EVALUASI
15. Evaluasi hasil konseling yang sudah di sampaikan
16. Menanyakan pada pasien apakah sudah mengerti dengan
penjelasan yang di sampaikan
17. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
18. Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan yang di
sampaikan
19. Menutup konseling dengan mengucapkan salam
TOTAL SKOR :
NILAI = TOTAL SKOR X 100 = NILAI AKHIR
17
44
LAMPIRAN
Alamat :………………………
Alamat :………………………….
Dengan ini menyatakan Bahwa :
45
Pernyataan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang
1. Gizi seimbang terdiir dari : kabohidrat,protein,buah – buahan,sayuran,
Kacang – kacangan dan susu
2. Makanan pokok terdiri dari : nasi, jagung, sagu, ubi, singkong
3. Lauk hewani terdiri dari : ikan, telur, ati ayam/sapi, daging
4. Lauk nabati terdiri dari : tempe, tahu, kacang – kacangan
5. Kekurangan zat besi pada balita
bisa menimbulkan anemia, balita
akan terlihat : pucat pada kulit, lemah, dan anak sering sakit
6. Memberikan asupan gizi berupa
Zat besi, vit B 12 dan folat : mencegah terjadinya anemia
7. Beberapa makanan yang
mengandung zat besi : daging, ikan, kacang – kacangan, sayuran hijau
dan merah, susu
46
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA By. Ny. S
DENGAN MP ASI RT 05 RW 01 KELURAHAN KEBON
BARU KECAMATAN TEBET JAKARTA SELATAN
TAHUN 2022
Disusun Oleh :
Renny Anggraini
NPM 07120400130
47
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU TAHUN 2022
48
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Renny Anggraini
NPM 07210400130
Telah Disetujui di
Jakarta,
Tanggal 10 Agustus 2022
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Individu Keluarga Binaan Asuhan Kebidanan MP ASI pada Ny. S
di Rt 05 Rw 01 Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet Jakarta Selatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Oleh karena itu mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, kepada :
1. Drs. H. Jakub Chatib, Selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta.
2. Prof. Dr. Dr. HM. Hafizurrachman,SH, MPH, Selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita SKM, MKM, Selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademi Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Ketua Ketua Program Studi DIV
Kebidanan Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu SKM.,M.Kes selaku wakil Rektor II Bidang Non-Akademi
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani , SKM, MKM selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Maju Dan Dosen Penguji Asuhan Kebidanan Komunitas.
7. Hedy Hardiana, S. Kep.,M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Retno Sugesti, S.ST., M.Kes selaku Koordinator Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju.
9. Maryam Syarah Mardiyah , SST, MKM Selaku Pembimbing Asuhan
Kebidanan Komunitas Program Studi DIV Universitas Indonesia Maju
Jakarta.
2
10. Nuraini, SST, Bdn, M.Kes, SH, MHKes selaku CI penguji Asuhan
Kebidanan Komunitas
11. Seluruh Staff dan Dosen Program Studi Diploma IV Universitas
Indonesia Maju.
12. Terima kasih kepada orangtua saya yang tidak henti-hentinya
mendoakan, mendukung, memberikan nasihat, semangat serta motivasi
dalam penyusunan penulisan laporan ini.
13. Rekan-rekan seperjuanganku yang sangat mendukung dan
menyemangati satu sama lain.
Semoga apa yang diberikan mendapatkan balasan yang setimpal
dari Allah SWT dan semoga
Pedoman Penyusunan Skripsi ini dapat bermanfaat.
Penyusun
Renny Anggraini
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB III
3.1 Pengkajian
BAB IV PEMBAHASAN
3
4.1 Pengkajian Data Subjektif
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
\
1
pencernaan bayi belum diproduksi secara maksimal.
Alhasil, bayi rentan menderita diare jika
tetap diberi MPASI sebelum berusia 6 bulan.6
2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
3
1.3.2 Institusi Praktek
Dapat memberikan masukan mengenai implementasi asuhan
kebidanan pada ibu tentang MP ASI, serta sebagai bahan evaluasi
lapangan.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
Dapat memahami manfaat melakukan keluarga binaan serta
mengasah keterampilan dalam asuhan kebidanan pada ibu tentang
MP ASI agar lebih baik dalam melakukan asuhan secara paripurna.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikitan aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing–masing yang merupakan bagian dari keluarga.7
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di dalamnya
adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan
kesehatan lansia , pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan
gizi keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta
pelayanan KB. Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu
(prahamil, hamil, bersalin, nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra
sekolah, remaja), keluarga (wanita dengan gangguan sistem reproduksi),
masyarakat. Yang menjadi sasaran utama adalah ibu dan anak dalam
keluarga.8
2. Kelebihan MP-ASI
a. Membuat sendiri makanan untuk bayi memang sedang populer
dikalangan ibu-ibu masa kini. Dengan memasak sendiri, ibu
merasa puas dan tahu apa saja yang masuk ke dalam mulut buah
hati.
b. Ibu-ibu percaya bahwa MP-ASI buatan sendiri lebih bergizi dan
aman bila dibandingkan dengan MP-ASI instan, karena
penggunaan bahan baku segar serta proses memasak yang dapat
dikontrol dan disesuaikan.10
7
kasar dari makanan lumat halus, contoh : bubur susu, bubur sumsum,
pisang saring/dikerok, pepaya saring, nasi tim saring, dan lain-lain.
2. Makanan lunak
Makanan lunak, makanan lunak adalah makanan yang dimasak
dengan banyak air dan tampak berair, contoh : bubur nasi, bubur ayam,
nasi tim, pure kentang, dan lain-lain.
3. Makanan padat
Makanan padat, makanan padat adalah makanan lunak yang tidak
nampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contoh :
lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit, dan lain-lain.11
8
7. Dapat diberikan makanan camilan atau selingan sebanyak 1 sampai 2
kali per hari, tergantung nafsu makan si Kecil.
8. Kenalkan anak dengan variasi makanan baru dan jangan menyerah
bila anak menolak makan. Tawarkan hingga 10 sampai 15 kali untuk
dapat diterima dan dimakan dengan baik oleh si Kecil.
9. Perlu bersabar dan tidak memaksa bayi untuk makan.
10. Batasi pemberian jus karena mengandung gula dalam jumlah
cukup banyak. Berikan buah potong kecil-kecil yang teksturnya
lembut sebagai pengganti jus, misalnya melon, mangga, atau apel.12
B. Tips mengatasi bayi 9 bulan yang GTM, menurut Kepala Departemen Ilmu
Kesehatan Anak RSCM, Dr.dr.Aryono Hendarto, Sp.A (K):
1. Gunakan nampan besar dan letakkan makanan bayi di atasnya
Cara pemberian MP-ASI ini mungkin akan terkesan kotor dan
berantakan. Perlu tahu bahwa cara ini dapat membantu bayi
menyentuh makanannya sendiri. Selain itu, bayi juga lebih tertarik
dengan makanan padat.
2. Dukung Si Kecil untuk menyentuh makanan
Terus mendukung dan mengajak Si Kecil untuk mulai menyentuh
MP-ASI 9 bulan yang sudah disiapkan. Berikan contoh bahwa
makanan tersebut bisa diambil dan dimakan. Namun, juga tidak
boleh memaksakannya. Bisa mengajaknya bercanda dan jangan
khawatir bila si kecil menggunakan makanan mereka sebagai
mainan. Semakin antusias bayi memegang makanan, maka semakin
besar peluang pemberian MP-ASI akan sukses.
3. Berikan makanan keras untuk meningkatkan sensor
Salah satu makanan keras yang bisa diberikan pada bayi 9 bulan
adalah wortel. Dapat menyajikan wortel setengah matang yang
dikukus. Tekstur wortel akan sedikit keras. Wortel tidak akan
digunakan untuk makan, melainkan untuk membantu merangsang
anak menggigit, mengunyah, dan menggerakkan lidahnya.13
9
2.7 Cara Mengolah MP-ASI
a. Tekstur MP-ASI 9 bulan
1. Untuk menu MP-ASI 9 bulan, ibu dapat memberikan makanan yang
dicincang halus atau juga disaring kasar. Ini sekaligus membantu
sistem pencernaan dan mulut bayi untuk bekerja lebih baik.
2. Pada usia ini juga disarankan memberikan lebih banyak finger
foods. Hal ini juga untuk membantu koordinasi gerak bayi, juga rasa
ingin tahunya yang tinggi. Di usia ini tidak jarang melihat mereka
memasukan benda apapun ke dalam mulutnya.
b. Rasa dalam MP-ASI bayi 9 bulan
1. Banyak orangtua yang bertanya, apakah pada usia ini diperbolehkan
menambah gula dan garam ke dalam menu MP-ASI anak? Menurut
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hal itu tidak dilarang, hanya
saja perlu diperhatikan takarannya.
2. Untuk mengetahui rasa, orangtua/ibu dapat mencoba menu MP-ASI
sebelum diberikan ke Si Kecil. Jika terasa agak hambar, maka
pemberian gula atau garam sebaiknya hanya diberikan seujung
cubitan jari. Mengenalkan rasa alami pada anak memang sebaiknya
dari bahan makanan yang diberikan.
c. Porsi MP-ASI 9 bulan
1. Selain porsinya lebih banyak dari usia 8 bulan, frekuensi pemberian
MP-ASI juga biasanya meningkat menjadi 3-4 kali dalam sehari.
Bayi membutuhkan 700-900 kalori setiap hari, 400 diantaranya
diperoleh lewat ASI.
2. Untuk porsi yang disarankan sebanyak 125-175 ml, atau mulai 1,2
sampai ¾ mangkuk makan mereka. Sedangkan waktu pemberian
makan, usahakan tidak lebih dari 30 menit.
3. Namun, pada usia ini juga biasanya terjadi mood makan yang
berubah-ubah. Mungkin hari ini Si Kecil mau makan banyak,
besoknya tidak mau dan berubah lagi lusa. Hal ini wajar karena bayi
10
sedang belajar mengenal rasa dan tekstur makanan.
11
Berikut menu dan cara membuatnya.
Bahan:
20 gram beras.
30 gram daging ayam cincang (bisa diganti sesuai selera).
20 gram jamur, diiris kecil.
25 gram tomat, cincang
30 gram tahu, cincang.
5 gram keju, parut.
650 ml air.
Cara Membuat:
1. Rebus besar dengan air bersama daging ayam cincang dan tahu
hingga mengental.
2. Masukkan tomat dan jamur, masak hingga sayur matang dan lebih
kental. Masukkan keju parut, aduk, kemudian angkat.
3. Diamkan hingga agak dingin dan nasi tim ayam jamur siap disajikan.
12
BAB III
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI, BALITA DAN
ANAK USIA PRASEKOLAH
3.1 PENGKAJIAN
A.Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : By. Ny.S
Tanggal lahir : 21 Oktober 2021
Umur : 9 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke- :1
2. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Ny.S Nama Ayah : Tn.B
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
13
Alamat : RT 05/01 Kelurahan Kebon Baru
Kecamatan Tebet Jakarta Selatan
3. Alasan datang : anak susah makan
4. Keluhan utama : sulit makan
5. Riwayat kesehatan
a. Tanggal lahir : 21 Oktober 2021
b. Tempat : Jakarta
c. Penolong : Bidan
d. Jenis persalinan : Normal
6. Riwayat pertumbuhan : Normal
(bisa melihat di KMS)
7. Riwayat perkembangan
(jika sebelumnya sudah pernah melakukan pemeriksaan tumbuh
kembang, tuliskan hasilnya)
8. Riwayat imunisasi : HEPATITIS HB0, BCG, POLIO 1 - 4, PENTA 1-
3
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola istirahat : Siang 2 -3 jam Malam 10 jam
b) Pola aktivitas : aktif sekali
c) Pola eliminasi : BAB 2X sehari BAK : 6 kali sehari
d) Pola nutrisi : asi dan makan biscuit kadang-kadang
e) Pola personal hygiene : mandi 2-3 kali sehari
B.Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
2. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 100 kali/menit
Frekuensi nafas : 60 kali/menit
14
Suhu tubuh : 36 0C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 7500 gram
Tinggi badan : 74 cm
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : normal
Mata : normal
Telinga : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Leher : normal
Dada : normal
Abdomen : normal
Ekstremitas Atas : normal
Ekstremitas Bawah:
Anogenitalia : normal
15
Perkembangan anak ( tidak dilakukan pemeriksaan )
( )Sesuai
( )Meragukan:
(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa
(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian
Penyimpangan
(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa
(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian
g. TDD : Formulir usia ___-____; Jumlah jawaban TIDAK
__-___
Daya dengar ( tidak di lakukan pemeriksaan )
( √ ) Normal
( )Curiga ada gangguan
h. TDL : Baris E terkecil yang masih terlihat mata kanan
___; mata kiri ___
Daya lihat ( tidak dilakukan pemeriksaan )
( √ ) Normal
( ) Curiga ada gangguan
i. KMME : Jumlah jawaban YA ____
Mental emosional ( tidak dilakukan pemeriksaan )
( √ ) Normal
( ) Curiga ada gangguan
16
7. Pemeriksaan Penunjang : tidak di lakukan
D.Penatalaksanaan
a. Menjalin hubungan saling percaya.
Evaluasi : Alhamdulilah ibu percaya.
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada Ny.S bahwa bayi dalam
keadaan baik.
Evaluasi : Ibu senang mendengarnya.
c. Memberitahukan ibu tentang apa itu MP ASI.
Evaluasi : Ibu mengerti apa apa itu MP ASI.
d. Memberikan informasi kapan MP ASI diberikan.
Evaluasi : Ibu mengerti kapan saat yang baik MP ASI diberikan.
e. Memberikan informasi tentang tahapan MP ASI.
Evaluasi : Ibu Mengerti tahapan pemberian MP ASI
f. Memberikan informasi tentang pengolahan MP ASI.
Evaluasi : Ibu padaham sedikit mengerti tentang cara mengolah
MP ASI.
g. Mengevaluasi Kembali kepada ibu informasi tentang MP ASI yang
telah di berikan.
Evaluasi : ibu sudah dapat mengulang tentang apa itu MP ASI.
17
SOAP KUNJUNGAN Ke 2
A. SUBJEKTIF
B. OBJEKTIF :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital
Denyut nadi : 100 x / menit
Suhu tubuh : 36,5 ◦C Pernafasan : 30 x /
menit
4. Pemeriksaan Fisik
Berat Badan : 7500 gram
Panjang Badan : 74 cm
Wajah : normal
Mata : normal
Telinga : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Leher : normal
18
Dada : normal
Abdomen : normal
Ekstremitas Atas : normal
Anogenitalia : normal
C. ANALISA DATA
Bayi Ny.S usia 9 bulan dalam keadaan pertumbuhan sesuai dengan
usia.
D.Penatalaksanaan
a. Menjalin hubungan saling percaya.
Evaluasi : Alhamdulilah ibu percaya.
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada Ny.S bahwa bayi dalam
keadaan baik.
Evaluasi : Ibu senang mendengarnya.
c. Mempertanyakan kepada ibu apakah sudah mengerti tentang
MPASI. Evaluasi : Ibu mengerti apa itu MP ASI.
d. Mempertanyakan kepada ibu apakah sudah mencoba membuat
menu Makanan MPASI.
Evaluasi : Ibu sudah mencoba dalam pembuatan menu MPASI.
e. Mempertanyakan kepada ibu apakah ibunya sulit untuk pembuatan
menu MPASI.
Evaluasi : Ibu paham dan bisa dalampembuatan MP ASI
f. Mengevaluasi Kembali kepada ibu informasi tentang MP ASI yang
telah di berikan.
Evaluasi : ibu sudah dapat mengulang tentang apa itu MP ASI.
SOAP KUNJUNGAN Ke 3
19
Waktu Pengkajian : Pkl. 16.00 wib
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Renny Anggraini
D. SUBJEKTIF
E. OBJEKTIF :
1.Keadaan umum : Baik
2.Kesadaran : compos mentis
3.Tanda-tanda vital
Denyut nadi : 100 x / menit
Suhu tubuh : 36,5 ◦C Pernafasan : 30 x /
menit
4.Pemeriksaan Fisik
Berat Badan : 7500 gram
Panjang Badan : 74 cm
Wajah : normal
Mata : normal
Telinga : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Leher : normal
Dada : normal
Abdomen : normal
Ekstremitas Atas : normal
20
Anogenitalia : normal
F. ANALISA DATA
Bayi Ny.S usia 9 bulan dalam keadaan pertumbuhan sesuai dengan
usia.
G.Penatalaksanaan
21
BAB IV
PEMBAHASAN
22
metode yang sesuai dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dengan praktek.
23
Dengan demikian analisa data dilakukan sesuai dengan teori
sehingga disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktik.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
25
3 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah pengetahuan dan referensi laporan keluarga
binaan terkait asuhan kebidanan komunitas tentang MP ASI di
perpustakaan.
26
DAFTAR PUSTAKA
6. Mufida, L., Widyaningsih, T. D., & Maligan, J. M.. Prinsip Dasar MPASI
Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No
4, hlm.1646-1651, September 2015
11. Kharie, WH, Menu Sehat Pilihan untuk Bayi, Anak Kita, Jakarta. 2012
27
12. Sulistyoningsih, H. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2013
13. Fitriana, Pengetahuan Dan Praktek Keluarga Sadar Gizi Ibu Balita, Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 4 (4), hal 23-25 2013.
15. Supariasa, I. D., Bakri, B., & Fajar, I. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2016
28
SATUAN ACARA KEGIATAN
KELUARGA BINAAN DI RT 005 RW 01 KELURAHAN KEBON BARU
KECAMATAN TEBET KONSELING MP-ASI TAHUN 2022
Oleh:
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan konseling ibu diharapkan memahami, mengetahui dan
melaksanakan tentang pemberian MP-ASI.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan konseling ibu diharapkan mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian tentang MP-ASI
b. Menjelaskan kembali kekurangan dan kelebihan MP-ASI
c. Menjelaskan kembali jenis-jenis MP-ASI
d. Menjelaskan kembali waktu pemberian MP-ASI
e. Menjelaskan kembali cara mengolah MP-ASI
2. Pelaksanaan
a. Tempat
Rumah Pasien Rt.05/Rw.01 Jaksel
b. Waktu
Sabtu, 23 Juli 2022
1
3. Metode dan Media
Metode : Konseling dan tanya jawab
Media : Job sheet dan leaflet
4. Langkah Kegiatan
Kegiatan penyuluhan Evaluasi pada pasien dan
No Tahap kegiatan
Kesehatan keluarga
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Ibu menjawab salam.
(5 menit) 2. Menyebutkan nama dan 2. Ibu dapat mengenal
asal instansi. petugas kepada pasien.
3. Menjelaskan tujuan. 3. Ibu dapat menjelaskan
4. Mengkaji tingkat tujuan konseling.
pengetahuan pasien dan 4. Ibu menjawab
keluarga tentang pertanyaan tentang MP-
Pemberian MP-ASI ASI yang ibu ketahui
2
5. Evaluasi
1. Warga sudah diberikan penyuluhan tentang MP-ASI
2. Warga sangat antusias mendengarkan dan bertanya
3. Warga sudah mengerti tentang MP-ASI
6. Materi
a) Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau
minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada
bayi selama periode penyapihan (complementary feeding) yaitu pada saat
makanan/minuman lain diberikan bersama pemberian ASI (WHO)
(Asosiasi Dietisien Indonesia, 2014).
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2016), MP-ASI adalah
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan
kepada anak usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain ASI.
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan
peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-
ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya,
sesuai dengan kemampuan bayi (Mufida, dkk. 2015).
3
j. Zat gizi dalam MP-ASI yang ibu buat sendiri juga kurang terukur,
sehingga ibu tidak tahu pasti jumlah zat gizi seperti vitamin dan
mineral yang ada dalam makanan yang dimakan buah hati, karena
saat proses pemasakan suhu dan waktu yang digunakan juga tidak
terukur, sehingga menyebabkan hilang atau rusaknya zat gizi
seperti vitamin dan mineral dalam bahan makanan.
4. Kelebihan MP-ASI
c. Membuat sendiri makanan untuk bayi memang sedang populer
dikalangan ibu-ibu masa kini. Dengan memasak sendiri, ibu
merasa puas dan tahu apa saja yang masuk ke dalam mulut buah
hati.
d. Ibu-ibu percaya bahwa MP-ASI buatan sendiri lebih bergizi dan
aman bila dibandingkan dengan MP-ASI instan, karena
penggunaan bahan baku segar serta proses memasak yang dapat
dikontrol dan disesuaikan.
c) Jenis-Jenis MP-ASI
Di dalam masyarakat, terdapat beberapa jenis MP-ASI, yaitu:
4. Makanan saring
Makanan saring, makanan saring adalah makanan yang
dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih
kasar dari makanan lumat halus, contoh : bubur susu, bubur sumsum,
pisang saring/dikerok, pepaya saring, nasi tim saring, dan lain-lain.
5. Makanan lunak
Makanan lunak, makanan lunak adalah makanan yang dimasak
dengan banyak air dan tampak berair, contoh : bubur nasi, bubur ayam,
nasi tim, pure kentang, dan lain-lain.
6. Makanan padat
Makanan padat, makanan padat adalah makanan lunak yang tidak
nampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contoh :
4
lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit, dan lain-lain (Proverawati,
2013).
5
4. Tips mengatasi bayi 9 bulan yang GTM, menurut Kepala Departemen
Ilmu Kesehatan Anak RSCM, Dr.dr.Aryono Hendarto, Sp.A (K):
1. Gunakan nampan besar dan letakkan makanan bayi di atasnya
Cara pemberian MP-ASI ini mungkin akan terkesan kotor dan
berantakan. Perlu tahu bahwa cara ini dapat membantu bayi
menyentuh makanannya sendiri. Selain itu, bayi juga lebih tertarik
dengan makanan padat.
2. Dukung Si Kecil untuk menyentuh makanan
Terus mendukung dan mengajak Si Kecil untuk mulai menyentuh
MP-ASI 9 bulan yang sudah disiapkan. Berikan contoh bahwa
makanan tersebut bisa diambil dan dimakan. Namun, juga tidak
boleh memaksakannya. Bisa mengajaknya bercanda dan jangan
khawatir bila si kecil menggunakan makanan mereka sebagai
mainan. Semakin antusias bayi memegang makanan, maka semakin
besar peluang pemberian MP-ASI akan sukses.
3. Berikan makanan keras untuk meningkatkan sensor
Salah satu makanan keras yang bisa diberikan pada bayi 9 bulan
adalah wortel. Dapat menyajikan wortel setengah matang yang
dikukus. Tekstur wortel akan sedikit keras. Wortel tidak akan
digunakan untuk makan, melainkan untuk membantu merangsang
anak menggigit, mengunyah, dan menggerakkan lidahnya.
6
b. Rasa dalam MP-ASI bayi 9 bulan
7. Banyak orangtua yang bertanya, apakah pada usia ini diperbolehkan
menambah gula dan garam ke dalam menu MP-ASI anak? Menurut
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hal itu tidak dilarang, hanya
saja perlu diperhatikan takarannya.
8. Untuk mengetahui rasa, orangtua/ibu dapat mencoba menu MP-ASI
sebelum diberikan ke Si Kecil. Jika terasa agak hambar, maka
pemberian gula atau garam sebaiknya hanya diberikan seujung
cubitan jari. Mengenalkan rasa alami pada anak memang sebaiknya
dari bahan makanan yang diberikan.
d. Porsi MP-ASI 9 bulan
1. Selain porsinya lebih banyak dari usia 8 bulan, frekuensi pemberian
MP-ASI juga biasanya meningkat menjadi 3-4 kali dalam sehari.
Bayi membutuhkan 700-900 kalori setiap hari, 400 diantaranya
diperoleh lewat ASI.
2. Untuk porsi yang disarankan sebanyak 125-175 ml, atau mulai 1,2
sampai ¾ mangkuk makan mereka. Sedangkan waktu pemberian
makan, usahakan tidak lebih dari 30 menit.
3. Namun, pada usia ini juga biasanya terjadi mood makan yang
berubah-ubah. Mungkin hari ini Si Kecil mau makan banyak,
besoknya tidak mau dan berubah lagi lusa. Hal ini wajar karena bayi
sedang belajar mengenal rasa dan tekstur makanan.
d. Bahan makanan MP-ASI 9 Bulan
1. Pada dasarnya, semua bahan makanan dapat diberikan dalam menu
MP-ASI usia 9 bulan. Namun biasanya, yang paling sering
memberikan bayam, brokoli, wortel, alpukat, keju, telur, dan aneka
protein hewani dalam menu.
2. Kombinasikan berbagai bahan itu dapat diberikan agar mencukupi
kebutuhan nutrisi mereka. Jika timbul alergi terhadap salah satu
bahan makanan, Mom dapat mencari penggantinya dan berkonsultasi
dengan dokter segera.
7
f. Jadwal MP-ASI 9 bulan
1. Contoh jadwal MP-ASI 9 bulan yang dapat Mom terapkan pada
mereka.
2. Sarapan, berikan sereal dengan telur orak-arik, buah potong atau ASI.
Dapat juga bisa mengenalkan roti yang dicampur dengan susu.
3. Camilan bisa berikan keju yang dipotong dadu, pastikan potongan
tidak besar dan tekstur tidak keras.
4. Makan siang bisa berikan nasi tim, sayur dan daging yang dimasak
matang.
5. Camilan sore bisa berikan potongan buah seperti melon, semangka,
pisang, pepaya atau mangga.
6. Makan malam Si Kecil bisa mencoba nasi tim ayam atau ikan, brokoli
dan wortel kukus dengan pasta atau bubur kentang.
7. Jangan lupa untuk memberikan ASI 2-3 kali di sela-sela pemberian
MP-ASI, biasanya waktu siang dan malam menjelang tidur.
g. Resep MP-ASI 9 bulan
Salah satu resep MP-ASI bayi 9 bulan yang menjadi favorit adalah nasi
tim. Bisa menggunakan aneka bahan seperti jamur, ikan, daging ayam
dan sapi atau hati. Berikut menu dan cara membuatnya.
Bahan:
20 gram beras.
30 gram daging ayam cincang (bisa diganti sesuai selera).
20 gram jamur, diiris kecil.
25 gram tomat, cincang
30 gram tahu, cincang.
5 gram keju, parut.
650 ml air.
Cara Membuat:
4. Rebus besar dengan air bersama daging ayam cincang dan tahu
hingga mengental.
8
5. Masukkan tomat dan jamur, masak hingga sayur matang dan lebih
kental. Masukkan keju parut, aduk, kemudian angkat.
6. Diamkan hingga agak dingin dan nasi tim ayam jamur siap disajikan.
7. Daftar Pustaka/Referensi
5. Kharie, WH, Menu Sehat Pilihan untuk Bayi, Anak Kita, Jakarta. 2012
9
Leaflet MP-ASI Bayi Usia 9 Bulan
5
Leaflet MP-ASI Bayi Usia 9 Bulan
6
Leaflet MP-ASI Bayi Usia 9 Bulan
7
Leaflet MP-ASI Bayi Usia 9 Bulan
8
KUNJUNGAN ASUHAN KEBIDANAN I
9
KUNJUNGAN ASUHAN KEBIDANAN II
10
KUNJUNGAN ASUHAN KEBIDANAN III
11