OLEH :
LAPORAN STASE 7
Oleh:
1. Neti Herawati
2. Rini Kurniasari
3. Asri Suryati
4. Siti hpsah
5. Nanda Listi Nurmala
6. Sahaeni Uji
Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan tim penguji.
Mengetahui,
2
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN STASE 7
Oleh :
1. Neti Herawati
2. Rini Kurniasari
3. Asri Suryati
4. Siti hpsah
5. Nanda Listi Nurmala
6. Sahaeni Uji
Telah diujikan pada tanggal 04 bulan Agustus tahun 2022 di hadapan tim penguji Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju (UIMA) dan di nyatakan lulus
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan nikmatnya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan proposal
Praktik Manajemen Kebidanan di Komunitas dengan Kegiatan Webinar Kesehatan
dengan judul Generasi Sehat Dan Kuat dengan Imunisasi Dasar Lengkap.
Kegiatan webinar ini merupakan salah satu tugas stase 7 Praktik Manajemen
Kebidanan di Komunitas Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Universitas
Indonesia Maju (UIMA).
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu,SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II BidangNon-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
iv
Program Profesi Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju (UIMA)
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing
penulis selama mengikuti proses Pendidikan.
11 Kepala Desa, Aparat desa, TOMA,Kader yang telah mendukung kegiatan kami
selama di Desa Sukadame Kec. Pagelaran.
12 Orang tua, suami dan anak anak tercinta yang tidak henti hentinya mendoakan,
mendukung serta membantu dengan tulus dan ikhlas
13 Teman teman Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju (UIMA) yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan webinar mini ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan.Oleh karena itu, penulis mengharap
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat
berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
v
LAPORAN KOMUNITAS STASE 7 :
Oleh:
2022
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
Mengetahui
NIDN: 0310098102
vii
PRAKTIK MANAJEMEN KEBIDANAN DI KOMUNITAS
KELOMPOK 8 DI RW 03 DESA SUKADAME
Oleh:
1. NETI HERAWATI 19210200032
2. RINI KURNIASRI 19210200080
3. NANDA LISNI NURMALA 19210200028
4. SAHAENI UJI 19210200042
Telah diprsentasikan pada tanggal 04 Bulan Agustus Tahun 2022 di hadapan tim penguji
program setudi Pendidikan profesi bidan program propesi fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan Dan Deteksi Dini
Mengesahkan
Dosen Penanggung Jawab Stase
NIDN: 0310098102
KATA PENGANTAR
viii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
nikmatnya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan Laporan praktik Asuhan
Kebidanan Komunitas. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Stase 7 Pendidikan
Profesi Bidan Program Propesi . Penyusunan Laporan praktik Asuhan Kebidanan
Komunitas tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis bermaksud untuk mengucapkan terima kasih kepada :
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan Indonesia
Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu,SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II BidangNon-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Profesi Indonesia Maju Jakarta.
9. Salfia Darmi SST, M,Kes selaku Dosen Pembimbing Stase 7 Asuhan kebidanan
Komunitas
10. Aprilia Nency,SST,M.Kes Selaku Dosen Penguji Stase 7 asuhan kebidanan .
11. Ria Magdalena SSiT Selaku CI stase 7 asuhan kebidanan komunitas
12. Seluruh dosen dan staff Pengajar program setudi Pendidikan profesi bidan
,program profesi fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju (UIMA) yang Telah
memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis selama
mengikuti proses pendidikan
13. Teman-teman kelompok8 Praktik Asuhan Kebidanan Komunitas yang selalu
kompak dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
ix
14. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan di Universitas Indonesia Maju.
15. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan keluarga
binaan ini yang tidak dapat saya sabutkan satu – satu.
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB IV INTERVENSI
A. Rencana Intervensi……………………………………………
xi
B. Pelaksanaan…………………………………………………
C. Evaluasi kegiatan……………………………………….
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………….
Daftar Pustaka
xii
DAFTAR TABEL
3.6 Tabel Distribusi Frekuensi Pengukuran Tekanan Darah Setiap Anggota Keluarga
3.7 Tabel Distribusi Frekuensi Pengukuran Berat Badan Setiap Anggota Keluarga
3.8 Tabel Distribusi Frekuensi Pengukuran Tinggi Badan Setiap Anggota Keluarga
3.12 Tabel Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Dalam Satu Rumah Ikut Serta
Kegiatan Posyandu
3.16 Tabel Distribusi Frekuensi Usia Menikah Anggota Keluarga Laki-laki Dalam
Satu Keluarga
3.17 Tabel Distribusi Frekuensi Usia Menikah Anggota Keluarga Perempuan Dalam
1
3
Satu Keluarga
3.33 Tabel Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Cuci Tangan Memakai Sabun
3.39 Tabel Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Yang Sakit Batu Ginjal
3.48 Tabel Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Yang Meminum Obat Gangguan
Jiwa Berat Secara Teratur
1
5
Alat Kontrasepsi KB
3.54 Tabel Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur Berencana Memiliki Anak
3.55 Tabel Distribusi Frekuensi Ada Anggota Keluarga Wanita Yang Sedang Hamil
3.56 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Hamil Berdasarkan Usia Kehamilan
1
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas berasal dari Bahasa latin yaitu comunicans atau kesamaan, communis
yang artinya sama, public, banyak dan community yang artinya masyarakat setempat.
Menurut J. H. Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu. Menurut United Kingdom Central Council for Nursing
Midwifery Health, para praktisi bidan yang berbasis komunitas harus dapat memberikan
supervise ynag dibutuhkan oleh perempuan selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan
BBL secara komprehensif3 .
Dalam UU No.4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan dinyatakan bahwa Peran Bidan
adalah sebagai pemberi ,Pengelola dalam pelayanan kebidanan selain itu bidan juga
berperan sebagai penyuluh dan konselor, pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik,
Penggerak peran serta Masyarakat dan Pemberdayaan perempuan, dan juga sebagai
peneliti. Bidan sebagai tenaga professional dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarkat terutama ibu dan anak dalam menanggulangi berbagai permasalahan
kesehatan ibu dan anak di masyarakat. kat secara mandiri, pada kasus nyata dan pendapat
pengalaman nyata kebidanan terkini.
Dalam hal ini Sekolah Profesi Bidan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju
( UIMA ) memilih wilayah Desa Sukadame kec Pagelaran Kabupaten Pandeglang sebagai
Lahan Kegiatan praktek Kebidanan Komunitas bagi Mahasiswi Profesi Bidan, sehingga
mahasiswi dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh dibangku
kuliah.
1
8
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui gambaran secara umum status kesehatan masyarakat di wilayah
Desa Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang., terutama
status kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu langkah awal dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
b. Mahasiswi mampu menerapkan ilmu pengetahuan serta keterampilan dan
sikap yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswi mampu memperoleh gambaran tentang keadaan wilayah di Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang., meliputi keadaan
demografis, keadaan kesehatan ibu dan anak serta KB.
b. Mahasiswi mampu bersosialisasi dengan masyarakat.
c. Mahasiswi mampu mengenal masalah kesehatan yang ada dimasyarakat
terutama masalah kesehatan ibu dan anak serta mampu menanggulangi
masalah tersebut.
d. Mahasiswi mampu menerapkan pelayanan kebidanan khususnya pelayanan
kebidanan komunitas secara langsung pada keluarga binaan.
e. Meningkatkan produktivitas keluaraga dalam meningkatkan mutu
kehidupannya dengan mampu merubah perilaku yang dapat mengganggu
kesehatannya serta membiasakan diri untuk hidup sehat.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanan kegiatan praktik komunitas ini dilaksanakan di wilayah
Desa Sukadame, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten
1
9
BAB II
PROFIL WILAYAH
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang meliputi beberapa kampung yaitu : Kp. Bojong
Desa Sukadame terbagi dalam 2 (dua) Rukun Warga (RW) dan 4 (empat) Rukun
Tetangga (RT) dengan Luas Wilayah 396,9 Ha
20
1. Jumlah Perangkat Desa
Kepala Dusun :
2. Dusun 2 : Kurdi
a. LPM : 9 Orang
c. PKK : 9 Orang
d. BPD : 7 Orang
21
C. PETA WILAYAH
22
D. PROFIL PUSKESMAS
23
3. Peta Wilayah Kecamatan Pagelaran
24
BAB III
A. DATA KELUARGA
JUMLAH
KEPALA
NO KELUARGA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
RT F %
Domisili 10 10 10 10 10 10 60 100%
Ada Tidak
1 0%
Domisili 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
JUMLAH
ANGGOTA
NO KELUARGA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
F %
RT
41 32 38 42 38 47 238 100%
1
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
25
Berdasarkan Tabel 3.02 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Anggota
Keluarga didapatkan dari 60 kk sebanyak 238 jiwa.
TOTAL
JENIS KELAMIN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
F %
LAKI-LAKI 24 22 20 18 20 25 129 54%
PEREMPUAN 17 10 18 24 18 22 109 46%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
26
Berdasarkan Tabel 3.04 Distribusi Frekuensi Usia Berdasarkan Jenis Kelamin
didapatkan dari 238 jiwa terdapat 129 jiwa (54%) yang memiliki jenis kelamin
laki-laki dan 109 jiwa (46%) yang memiliki jenis kelamin perempuan.
Pengukuran TOTAL
RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
Tekanan Darah F %
Ya 15 10 12 15 15 20 87 57%
Tidak 9 5 8 14 17 13 66 43%
TOTAL RT 24 15 20 29 32 33 153 100%
TOTAL RW
27
Berdasarkan Tabel 3.06 Distribusi Frekuensi Pengukuran Berat Badan Setiap
Anggota Keluarga berdasarkan jumlah jiwa didapatkan dari 308 jiwa terdapat 128
jiwa (42%) yang dilakukan pengukuran berat badan dan 180 jiwa (58%) yang
tidak dilakukan pengukuran berat badan.
GOLONGAN TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
DARAH F %
1 A 5 2 3 6 3 4 23 10%
2 B 4 1 4 3 5 6 23 10%
3 AB 5 1 8 6 3 5 28 12%
4 O 7 2 3 7 5 4 28 12%
5 TIDAK TAHU 20 26 20 20 22 28 136 57%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
28
Berdasarkan Tabel 3.08 Distribusi Frekuensi Golongan Darah berdasarkan jumlah
jiwa didapatkan dari 235 jiwa terdapat 23 jiwa (10%) dengan golongan darah A, 23
jiwa (10%) dengan golongan darah B, 28 jiwa (12%) dengan golongan darah AB,
28 jiwa (12%) dengan golongan darah O, dan 136 jiwa (59%) golongan darah tidak
diketahui.
KEGIATAN TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
KELUARGA F %
Koprasi 0 0 0 0 0 0 0 0%
UP2K 0 0 0 0 0 0 0 0%
1 YA Arisan 0 0 0 0 0 0 0 0%
Kerja Bakti 10 8 7 10 9 8 52 22%
Pengajian 8 17 8 6 7 6 52 22%
2 TIDAK 23 7 23 26 22 33 134 56%
HUBUNGAN
DENGAN RT RT RT RT RT RT
NO KEPALA TOTAL
1 2 3 4 5 6
KELUARGA F %
29
KEPALA
1 KELUARGA 10 10 10 10 10 10 60 25%
(suami)
2 ISTRI 10 10 10 10 10 10 60 25%
10
3 ANAK 21 12 17 17 15 24 45%
6
4 AYAH 0 0 1 0 0 0 1 0%
5 IBU 0 0 0 2 0 1 3 1%
6 CUCU 0 0 0 0 0 0 0 0%
7 KAKEK 0 0 0 0 0 0 0 0%
8 NENEK 0 0 0 0 0 0 0 0%
SAUDARA
0 0 0 0 0 0 0 0%
9 KANDUNG
10 MENANTU 0 0 0 3 0 0 3 1%
11 MERTUA 0 0 0 0 3 2 5 2%
12 PEMBANTU 0 0 0 0 0 0 0 0%
ANGGOTA
0 0 0 0 0 0 0 0%
13 LAIN
23 100
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47
8 %
TOTAL RW
30
PENDIDIKAN TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
TERAKHIR F %
TIDAK/ BELUM
1 11 2 10 7 11 8 49 21%
SEKOLAH
BELUM TAMAT
2 6 8 10 8 5 4 41 17%
SD
TIDAK TAMAT
3 0 0 2 4 0 5 11 5%
SD
4 TAMAT SD 7 5 12 15 5 10 54 23%
10 S2 0 0 0 0 0 0 0 0%
11 S3 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
31
Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Utama
TOTAL
NO PEKERJAAN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
F %
MENGURUS RUMAH
2 2 1 2 0 3 5 13 7%
TANGGA
3 PELAJAR/MAHASISWA 3 2 6 22 4 3 40 21%
4 PENSIUNAN 0 0 1 1 0 0 2 1%
5 PNS 4 2 0 0 1 3 10 5%
6 TNI 0 0 0 0 0 0 0 0%
7 POLRI 0 0 0 0 0 0 0 0%
8 PERDAGANGAN 3 4 2 3 6 7 25 13%
9 PETANI 10 10 10 2 4 12 48 25%
10 PETERNAK 2 6 2 3 0 0 13 7%
11 INDUSTRI 0 0 0 0 0 0 0 0%
12 KONSTRUKSI 0 0 0 0 0 0 0 0%
13 TRANSPORTASI 4 3 1 2 1 0 11 6%
14 KARYAWAN SWASTA 0 0 0 0 0 0 0 0%
15 KARYAWAN BUMN 0 0 0 0 0 0 0 0%
16 KARYAWAN BUMD 0 0 0 0 0 0 0 0%
KARYAWAN
17 0 0 0 0 0 0 0 0%
HONORER
18 BURUH 0 0 5 2 4 6 17 9%
19 BURUH TANI 0 0 0 0 0 0 0 0%
20 BURUH TERNAK 0 0 0 0 0 0 0 0%
PEMBANTU RUMAH
0 0 0 0 0 0 0 0%
21 TANGGA
32
22 TUKANG CUKUR 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 30 30 31 35 27 39 192 100%
TOTAL RW
Status TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
Perkawinan F %
1 Kawin 20 20 20 20 20 20 120 50%
2 Belum Kawin 21 12 18 22 18 27 118 50%
3 Cerai Hidup 0 0 0 0 0 0 0 0%
4 Cerai Mati 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
33
USIA TOTAL
MENIKAH
NO ANGGOTA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
KELUARGA F %
LAKI-LAKI
1 20-35 TAHUN 8 10 6 8 7 7 46 39%
TOTAL RW
TOTAL
NO AGAMA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
F %
34
Berdasarkan Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Agama berdasarkan jumlah jiwa
didapatkan dari 238 jiwa terdapat 238 jiwa (100%) islam, 0 jiwa (0%) kristen, 0
jiwa (0%) katolik, 0 jiwa (0%) hindu, 0 jiwa (0%) budha, 0 jiwa (0%) konghucu
dan 0 jiwa (0%) kepercayaan tuhan YME.
Tabel 3.16 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Dalam Keluarga Ikut Serta
Kegiatan Posyandu
IKUT SERTA
NO KEGIATAN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
POSYANDU F %
Belum punya
1 0 0 0 0 0 0 0 0%
anak
2 1 anak 2 3 2 2 4 1 14 23%
3 2- 4 anak 8 6 7 7 4 7 39 65%
4 > 5 anak 0 1 1 1 2 2 7 12%
5 TIDAK ikut 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
Berdasarkan Tabel 3.16 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Dalam Keluarga ikut
kegiatan posyandu berdasarkan jumlah KK didapatkan dari 60 KK terdapat 0 (0%)
belum punya anak, 14 (23%) 1 anak, 39 (65%) 2-4 anak, 7 (12%) > 5 anak dan 0
(0%) tidak ikut.
JENIS TOTAL
NO KEPEMILIKAN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
RUMAH F %
1 HAK MILIK 10 10 10 10 10 10 60 100%
2 KONTRAK/KOST 0 0 0 0 0 0 0 0%
35
2 MENUMPANG 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
KEPEMILIKAN
TOTAL
KARTU
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
KEPESERTAAN
F %
JAMINAN
1 YA 10 12 8 12 14 16 72 30%
TOTAL RW
TOTAL
NO PENGHASILAN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
F %
1 UMR 7 7 5 7 7 7 40 67%
2 > UMR 2 1 3 2 1 1 10 17%
3 < UMR 1 2 2 1 2 2 10 17%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
36
TOTAL RW
B. DATA PHBS
TOTAL
ASI EKSKLUSIF RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
F %
Ya 2 1 2 1 1 2 9 60%
Tidak 1 1 1 1 2 0 6 40%
TOTAL RT 3 2 3 2 3 2 15 100%
TOTAL RW
37
Table 3.21 Distribusi Frekuensi Status Imunisasi Dasar
STATUS TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
IMUNISASI F %
1 LENGKAP 5 0 3 2 4 3 17 35%
2 TIDAK LENGKAP 6 2 7 5 7 5 32 65%
TOTAL RT 11 2 10 7 11 8 49 100%
TOTAL RW
Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Dalam satu Rumah Ikut
Serta Kegiatan Posyandu
IKUT SERTA
NO KEGIATAN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
POSYANDU F %
1 YA 6 2 4 2 4 5 23 47%
2 TIDAK 5 0 6 5 7 3 26 53%
TOTAL RT 11 2 10 7 11 8 49 100%
TOTAL RW
Berdasarkan Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Dalam Satu Rumah
Ikut Serta Kegiatan Posyandu berdasarkan jumlah usia 0-59 bulan didapatkan dari
49 usia 0-59 bulan terdapat 23 (47%) ikut serta kegiatan posyandu dan 26 (53%)
tidak ikut serta kegiatan posyandu.
38
CARA
PENGOLAHAN
SAMPAH F %
1 DIBAKAR 3 4 6 4 5 6 28 47%
2 DIANGKUT 7 6 4 6 5 4 32 53%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
TOTAL
NO MEROKOK RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
F %
1 YA 10 11 23 12 14 9 79 33%
2 TIDAK 31 21 15 30 24 38 159 67%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
UMUR TOTAL
PERTAMA
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
KALI F %
MEROKOK
1 <13 Tahun 0 0 0 0 0 0 0 0%
39
2 13-15 Tahun 4 5 5 4 5 4 27 34%
3 16-18 Tahun 8 8 9 9 10 8 52 66%
4 >18 Tahun 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 12 13 14 13 15 12 79 100%
TOTAL RW
LUAS TOTAL
NO KEPADATAN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
RUMAH F %
1 YA (≥ 10 M₂) 8 9 7 8 8 8 48 80%
2 TIDAK (≤ 10 M₂) 2 1 3 2 2 2 12 20%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
40
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
41
Tabel 3.28 Distribusi Frekuensi Jenis Tembok Rumah
JENIS TOTAL
NO TEMBOK RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
RUMAH F %
DINDING
1 1 0 0 2 0 2 5 8%
BATA
DINDING
2 9 10 10 8 10 8 55 92%
PLESTER
KAYU/PAPAN
3 0 0 0 0 0 0 0 0%
/ TRIPLEKS
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
4 UBIN 2 1 1 2 2 1 9 15%
5 KERAMIK 7 8 8 6 7 7 43 72%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
42
Berdasarkan Tabel 3.29 Distribusi Frekuensi Jenis Lantai Rumah berdasarkan
jumlah bangunan rumah didapatkan dari 60 rumah terdapat 0 rumah (0%) jenis
lantai rumah tanah, 0 rumah (0%) jenis lantai rumah karpet plastik, 8 rumah (13%)
jenis lantai rumah semen, 9 rumah (15%) jenis lantai rumah ubin dan 43 rumah
(72%) jenis lantai rumah keramik.
2 TIDAK 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
TOTAL RW
Berdasarkan Tabel 3.31 Distribusi Frekuensi Jenis Sumber Air Minum berdasarkan
jumlah bangunan rumah didapatkan dari 60 rumah terdapat 0 rumah (0%) jenis air
minum air kemasan dan 60 rumah (100%) jenis air minum air dimasak.
43
Tabel 3.32 Distribusi Frekuensi Tersedianya Jamban Keluarga
TERSEDIANYA TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
JAMBAN F %
1 YA 10 10 10 10 10 10 60 100%
2 TIDAK 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
TOTAL
NO JENIS JAMBAN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
F %
1 KLOSET 7 8 8 8 9 9 49 82%
44
MENGKONSUMSI
SAYUR TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
DAN BUAH
SETIAP HARI F %
1 YA 38 30 34 38 36 44 220 92%
2 TIDAK 3 2 4 4 2 3 18 8%
TOTAL RT 238 100%
TOTAL RW
45
Tabel 3.35 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Melakukan Olahraga
Rutin
AKTIFITAS TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
FISIK F %
1 YA 38 28 34 40 34 45 219 92%
2 TIDAK 3 4 4 2 4 2 19 8%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
MENCUCI
TANGAN TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
MEMAKAI
SABUN F %
1 YA 36 28 35 37 36 44 216 91%
2 TIDAK 5 4 3 5 2 3 22 9%
Tabel 3.36 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Cuci Tangan Memakai Sabun
berdasarkan jumlah jiwa didapatkan dari 238 jiwa terdapat 216 jiwa (91%) mencuci
tangan dengan sabun dan 22 jiwa (9%) tidak mencuci tangan dengan sabun.
46
Table 3.37 Distribusi Frekuensi Usia Berdasarkan Kesehatan Reproduksi
USIA
BERDASARKAN
NO KESEHATAN RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
REPRODUKSI F %
TOTAL RW
47
USIA TOTAL
MENIKAH
NO ANGGOTA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
KELUARGA F %
PEREMPUAN
1 20-35 TAHUN 6 5 3 4 6 6 30 25%
ANGGOTA
PEREMPUAN
NO YANG RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
MENGGUNAKAN
KB F %
1 YA 5 4 8 7 5 6 35 58%
2 TIDAK 5 6 2 3 5 4 25 42%
3 TIDAK BERLAKU 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
48
Tabel 3.40 Distribusi Frekuensi Waktu Pemakaian KB Saat Ini
WAKTU TOTAL
NO PEMAKAIAN KB RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
SAAT INI F %
1 < 1 TAHUN 1 2 5 4 3 4 19 54%
2 1-5 TAHUN 2 1 2 2 1 1 9 26%
3 > 5 TAHUN 2 1 1 1 1 1 7 20%
TOTAL RT 5 4 8 7 5 6 35 100%
TOTAL RW
TEMPAT TOTAL
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
PELAYANAN KB F %
1 RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 PUSKESMAS 1 1 2 2 2 3 11 31%
3 BPM 4 3 6 5 3 3 24 69%
4 KLINIK 0 0 0 0 0 0 0 0%
LAINNYA
5 0 0 0 0 0 0 0%
(APOTEK) 0
TOTAL RT 5 4 8 7 5 6 35 100%
TOTAL RW
49
Berdasarkan Tabel 3.41 Distribusi Frekuensi Tempat Pelayanan Menggunakan Alat
Kontrasepsi (KB) berdasarkan PUS yang ber-KB didapatkan dari 35 PUS yg ber-
KB terdapat 0 PUS (0%) tempat pelayanan KB di Rumah Sakit, 11 PUS (31%)
tempat pelayanan KB di puskesmas, 24 PUS (69%) tempat pelayanan KB di BPM,
0 PUS (0%) tempat pelayanan KB di klinik, 0 PUS (0%) tempat pelayanan KB
lainnya (apotek).
PUS BERENCANA
NO MEMILIKI RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
ANAK F %
Tabel 3.43 Distribusi Frekuensi Ada Anggota Keluarga Wanita Yang Sedang
Hamil
ANGGOTA
KELUARGA
NO WANITA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
HAMIL F %
1 YA 1 0 1 1 0 1 4 7%
50
2 TIDAK 9 10 9 9 10 9 56 93%
TOTAL RT 10 10 10 10 10 10 60 100%
TOTAL RW
Berdasarkan Tabel 3.43 Distribusi Frekuensi Ada Anggota Keluarga Wanita Yang
Sedang Hamil berdasarkan jumlah perempuan usia 10-54 yang sudah menikah
menikah dan belum menopause didapatkan dari 60 perempuan terdapat 4 (7%)
sedang hamil dan 56 (93%) tidak hamil.
IBU HAMIL
NO SESUAI USIA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
KEHAMILAN F %
Berdasarkan Tabel 3.44 Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Hamil Berdasarkan Usia
Kehamilan didapatkan dari 4 ibu hamil terdapat 1 ibu hamil (25%) TM (0-12
minggu), 2 ibu hamil (50%) TM II (13-27 minggu) dan 1 ibu hamil (25%) TM III
(28-42 minggu).
D. DATA SURVEILANS
51
TEKANAN
DARAH TOTAL
NO TINGGI RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
(HIPERTENSI) F %
1 YA 4 6 3 2 4 3 22 14%
TOTAL RW
MINUM OBAT
TOTAL
HIPERTENSI
NO RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
SECARA
F %
TERATUR
1 YA 4 6 3 2 4 3 22 100%
2 TIDAK 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 4 6 3 2 4 3 22 100%
TOTAL RW
52
ANGGOTA
KELUARGA
YANG ASMA F %
1 YA 2 1 3 0 2 13 21 9%
2 TIDAK 39 31 35 42 36 34 217 91%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
Berdasarkan Tabel 3.47 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Sakit Asma
berdasarkan jumlah jiwa didapatkan dari 238 jiwa terdapat 21 jiwa (9%) anggota
keluarga yang asma dan 217 jiwa (91%) anggota keluarga yang tidak asma.
Tabel 3.48 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Sakit Batu Ginjal
ANGGOTA
KELUARGA TOTAL
NO YANG RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
SAKIT BATU
F %
GINJAL
1 YA 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 TIDAK 41 32 38 42 38 47 238 100%
Berdasarkan Tabel 3.48 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Sakit Batu
Ginjal berdasarkan jumlah jiwa didapatkan dari 238 jiwa terdapat 0 jiwa (0%) sakit
batu ginjal dan 238 jiwa (100%) tidak sakit batu ginjal.
53
PERNAH
DIDIAGNOSIS TOTAL
NO MENDERITA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
KENCING
F %
MANIS
1 YA 2 2 3 1 2 2 12 5%
2 TIDAK 39 30 35 41 36 45 226 95%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
PERNAH
DIDIAGNOSA
NO PNEUMONIA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
(RADANG
PARU) F %
1 YA 3 2 2 2 1 1 11 5%
54
Tabel 3.51 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Yang Pernah di Diagnosa
Menderita Tuberkulosis (TBC)
MENDERITA TOTAL
NO TUBERKULOSIS RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
(TBC) F %
1 YA 1 0 1 0 1 0 3 1%
2 TIDAK 40 32 37 42 37 47 235 99%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
PERNAH DI
DIAGNOSA TOTAL
NO MENDERITA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6
PENYAKIT
F %
KANKER
1 YA 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 TIDAK 10 8 14 20 14 18 84 100%
TOTAL RT 10 8 14 20 14 18 84 100%
TOTAL RW
55
dan 84 perempuan (100%) tidak pernah didiagnosa menderita penyakit kanker
serviks.
56
Tabel 3.53 Distribusi Frekuensi Screening Pemeriksaan Kanker Serviks
TOTAL RT 9 8 14 20 14 18 83 100%
TOTAL RW
ANGGOTA
KELUARGA
NO YANG RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
SAKIT JANTUNG F %
1 YA 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 TIDAK 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
Berdasarkan Tabel 3.54. Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Sakit Jantung
berdasarkan jumlah jiwa didapatkan dari 238 jiwa terdapat 0 jiwa (0%) sakit jantung
dan 238 jiwa (100%) tidak sakit jantung.
57
Tabel 3.55 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Sakit Stroke
ANGGOTA
KELUARGA
NO YANG RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
SAKIT STROKE F %
1 YA 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 TIDAK 41 32 38 42 38 47 238 100%
Berdasarkan Tabel 3.55 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Sakit Stroke
berdasarkan jumlah jiwa didapatkan dari 238 jiwa terdapat 0 jiwa (0%) yang sakit
stoke dan 238 jiwa (100%) tidak sakit stroke.
PERNAH DI
NO DIAGNOSA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
SKIZOFRENIA F %
1 YA 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 TIDAK 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
58
Tabel 3.57 Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Meminum obat
Gangguan Jiwa Berat Secara Teratur
MINUM OBAT
NO SECARA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
TERATUR F %
1 YA 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 TIDAK 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RW
ANGGOTA
NO RUMAH TANGGA RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT6 TOTAL
YANG DIPASUNG F %
1 YA 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 TIDAK 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RT 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL RW
59
Tabel 3.59 Distribusi Frekuensi penyakit yang dialami 3 bulan terakhir
1 Demam 5 6 3 4 4 5 27 11%
2 Diare 5 2 4 3 6 7 27 11%
2 TIDAK 31 24 31 35 28 35 184 77%
TOTAL RT 41 32 38 42 38 47 238 100%
TOTAL RW
Berdasarkan Tabel 3.59 Distribusi Frekuensi penyakit yang dialami 3 bulan terakhir
berdasarkan jumlah jiwa didapatkan dari 238 jiwa terdapat27 jiwa (11%) menderita
demam, 27 jiwa (11%) menderita diare dan 184 jiwa (77%) tidak menderita
penyakit.
60
BAB IV
ANALISA MASALAH
1. Data Keluarga
Berdasarkan hasil analisa yang telah peneliti lakukan pada bulan juli 2022,
menunjukan bahwa dari 6 RT, distribusi frekuensi berdasarkan jumlah
kepala keluarga diperoleh hasil 100% yang berdomisili dan 0% tidak
domisili, distribusi frekuensi berdasarkan jumlah anggota keluarga
diperoleh hasil 238 jiwa, distribusi frekuensi anggota keluarga yang
memiliki akte kelahiran diperoleh hasil 55% yang memiliki akte kelahiran
dan 45% yang tidak memiliki akte kelahiran, distribusi frekuensi usia
berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil 54% yang memiliki jenis
kelamin laki-laki dan 46% yang memiliki jenis kelamin perempuan,
distribusi frekuensi pendidikan terakhir diperoleh hasil 21% tidak/belum
sekolah, 17% belum tamat SD, 5% tidak tamat SD, 23% tamat SD, 11%
tamat SLTP, 18% tamat SLTA, 2% D1/D2, 2% D3, 2% D4/S1, 0% S2,
dan 0% S3, distribusi frekuensi pekerjaan utama diperoleh hasil 7% belum
atau tidak bekerja, 7% mengurus rumah tangga, 21% pelajar/mahasiswa,
1% pensiunan, 5% PNS, 0% TNI, 0% POLRI, 13% perdagangan, 25%
petani, 7% peternak, 0% industri, 0% konstruksi, 6% transportasi, 0%
karyawan swasta, 0% karyawan BUMN, 0% karyawan BUMD, 0%
karyawan honorer, 9% buruh, 0% buruh tani, 0% buruh ternak, 0%
pembantu rumah tangga dan 0% tukang cukur, distribusi frekuensi status
perkawinan diperoleh hasil 50% kawin, 50% belum kawin, 0% cerai hidup
dan 0% cerai mati, distribusi frekuensi usia menikah anggota keluarga
laki-laki dalam satu keluarga diperoleh hasil 39% usia menikah 20-35
tahun, 11% <20 tahun dan 50% >35 tahun, distribusi frekuensi agama
100% islam, 0% kristen, 0% katolik, 0% hindu, 0% budha, 0% konghucu
61
dan 0% kepercayaan tuhan YME, distribusi frekuensi jumlah anak dalam
keluarga ikut kegiatan posyandu 0% belum punya anak, 23% 1 anak, 65%
2-4 anak, 12% > 5 anak dan 0% tidak ikut, distribusi frekuensi kepemilikan
kartu diperoleh hasil 30% memiliki kartu kepesertaan jaminan dan 70%
tidak memiliki kartu kepesertaan jaminan.
2. DATA PHBS
Distribusi frekuensi pemberian asi eksklusif dalam anggota keluarga
berdasarkan usia 7-23 bulan 60% yang diberikan asi ekslusif dan 40%
yang tidak diberikan asi ekslusif, distribusi frekuensi status imunisasi
dasar berdasarkan jumlah usia 12-23 bulan diperoleh hasil 35% dengan
status imunisasi lengkap dan 65% dengan status imunisasi tidak lengkap,
distribusi frekuensi kepala keluarga dalam satu rumah ikut serta kegiatan
posyandu berdasarkan jumlah usia 0-59 bulan diperoleh hasil 47% ikut
serta kegiatan posyandu dan 53% tidak ikut serta kegiatan posyandu,
distribusi frekuensi cara pengolahan sampah rumah tangga 47% dengan
cara dibakar dan 53% dengan cara diangkut, distribusi frekuensi anggota
keluarga yang merokok diperoleh hasil 33% merokok dan 67% tidak
merokok, distribusi frekuensi anggota keluarga sarana air berdasarkan
jumlah bangunan rumah didapatkan dari 60 rumah terdapat 60 rumah
(100%) memiliki sarana air bersih dan 0 rumah (0%) tidak memiliki sarana
air bersih, distribusi frekuensi tersedianya jamban keluarga diperoleh hasil
100% tersedia jamban dan 0% tidak tersedia jamban, distribusi frekuensi
anggota keluarga yang sering mengkonsumsi sayur dan buah diperoleh
92% mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari dan 8% tidak
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari, distribusi frekuensi anggota
keluarga melakukan olahraga rutin 92% melakukan aktifitas fisik dan 8%
tidak melakukan aktifitas fisik, distribusi frekuensi anggota keluarga cuci
tangan memakai sabun diperoleh hasil 91% mencuci tangan dengan sabun
dan 9% tidak mencuci tangan dengan sabun.
62
3. DATA SIKLUS HIDUP PEREMPUAN
4. DATA SURVEILANS
Distribusi frekuensi pernah didiagnosis tekanan darah tinggi (Hipertensi)
diperoleh hasil 14% pernah didiagnosis tekanan darah tinggi (hipertensi)
dan 86% tidak pernah didiagnosis tekanan darah tinggi (hipertensi),
distribusi frekuensi anggota keluarga yang sakit asma diperoleh hasil 9%
anggota keluarga yang asma dan 91% anggota keluarga yang tidak asma,
distribusi frekuensi anggota keluarga yang sakit batu ginjal diperoleh hasil
0% sakit batu ginjal dan 100% tidak sakit batu ginjal, distribusi frekuensi
pernah didiagnosis menderita kencing manis (Diabetes Mellitus) diperoleh
hasil 5% pernah didiagnosis menderita kencing manis dan 95% tidak
pernah didiagnosis menderita kencing manis, distribusi frekuensi anggota
keluarga yang pernah di diagnosa menderita tuberkulosis (TBC) diperoleh
hasil 1% pernah di diagnosa menderita tuberkulosis (TBC) dan 99% tidak
pernah di diagnosa menderita tuberkulosis (TBC).
63
Berdasarkan analisa data PHBS diperoleh masalah kesehatan di Desa
Sukadame yaitu :
64
BAB IV
INTERVENSI
A. RENCANA INTERVENSI
1. Rencana intervensi masing- masing RT
1) RT 01
a. Lakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi karena di
RT 01 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih rendah yaitu
sebanyak 54,5 % bayi tidak mendapatkan Imunisasi Dasar
Lengkap.
b. Lakukan penyuluhan tentang pentingnya ber-KB karena
sebanyak 50 % PUS di RT 01 tidak Ber-KB
2) RT 02
a. Lakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi karena di
RT 02 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih rendah yaitu
sebanyak 100 % bayi tidak mendapatkan Imunisasi Dasar
Lengkap
3) RT 03
Lakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi karena di RT 03
cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih rendah yaitu sebanyak
63,6 % bayi tidak mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap.
4) RT 04
a. Lakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi karena di
RT 04 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih rendah yaitu
sebanyak 71,4 % bayi tidak mendapatkan Imunisasi Dasar
Lengkap
5) RT 05
a. Lakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi karena di RT
05 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih rendah yaitu
65
sebanyak 63,6 % bayi tidak mendapatkan Imunisasi Dasar
Lengkap.
b. Lakukan penyuluhan tentang pentingnya ASI Ekslusif pada Bayi
0-6 karena cakupan ASI Ekslusif masih rendah sebanyak 66,6 %
Bayi tidak ASI Ekslusif
c. Lakukan penyuluhan tentang pentingnya ber _ KB karena
sebanyak 50 % PUS tidak ber-KB.
6) RT 06
a. Lakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi karena di
RT 06 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih rendah yaitu
sebanyak 62,5 % bayi tidak mendapatkan Imunisasi Dasar
Lengkap.
b. Lakukan penyuluhan pada wus tentang pentingnya
mendeteksi dini adanya kanker serviks dengan cara
melakukan pemeriksaan Iva test karna sebanyak 94,0 % yang
belum pernah melakukan pemeriksaan iva test
2. Rencana Intervensi RW
Rencana Intervensi
66
4) Ikut serta dalam kegiatan posyandu
Rencana Intervensi
Rencana Safari KB
Rencana Interveni
B. PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan masing- masing RT
1. RT 01
Melakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi karena
di RT 01 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih rendah
yaitu sebanyak 54,5 % bayi tidak mendapatkan Imunisasi
Dasar Lengkap.
67
2. RT 02
1) Melakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi
karena di RT 02 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
masih rendah yaitu sebanyak 100 % bayi tidak
mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
3. RT 03
Melakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi karena
di RT 03 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih rendah
yaitu sebanyak 63,6 % bayi tidak mendapatkan Imunisasi
Dasar Lengkap.
4. RT 04
1) Melakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi
karena di RT 04 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
masih rendah yaitu sebanyak 71,4 % bayi tidak
mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
5. RT 05
1) Melakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi
karena di RT 05 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
masih rendah yaitu sebanyak 63,6 % bayi tidak
mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap.
2) Melakukan penyuluhan tentang pentingnya ASI
Ekslusif pada Bayi 0-6 karena cakupan ASI Ekslusif
masih rendah sebanyak 66,6 % Bayi tidak ASI
Ekslusif
3) Melakukan penyuluhan tentang pentingnya ber _ KB
karena sebanyak 50 % PUS tidak ber-KB.
6. RT 06
1) Melakukan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi
karena di RT 06 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
masih rendah yaitu sebanyak 62,5 % bayi tidak
mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap.
68
2) melakukan penyuluhan pada wus tentang pentingnya
mendeteksi dini adanya kanker serviks dengan cara
melakukan pemeriksaan Iva test karna sebanyak 94,0
% yang belum pernah melakukan pemeriksaan iva
test
2. Pelaksanaan RW
1. Melakukan Koordinasi dengan apparat Desa dan Tokoh Masyarakat
2. MelakukanPenyuluhan tentang pentingnya posyandu dan Imunisasi Dasar
Lengkap.
3. Melakukan Koordinasi dengan program terkait di tingkat Puskesmas yaitu
Program Gizi dan Imunisasi.
4. Mengikuti kegiatan posyandu yang dilakukan di desa Sukadame.
5. Melakukan Koordinasi dengan DP3AKB Kecamatan.
6. Melakukan Koordinasi dengan Pos KB dan Sub KB.
7. Melaksanakan Safari KB.
8. Melakukan Koordinasi dengan Puskesmas Yaitu Program PTM.
9. Mengikuti dalam Kegiatan Posbindu.
C. EVALUASI KEGIATAN
69
70
B
A
B
V
P
E
N
U
T
U
P
A. KESIMPULAN
4. Terdapat 66,6% bayi yang cakupan ASI Ekslusif masih rendah, Bayi
tidak ASI Ekslusif
71
Dari masalah yang ditemukan maka didapatkan intervensi
pemecahan masalah yang telah didiskusikan dalam SMD dan MMD,
serta intervensi sudah dilakukan sesuai jadwal yang disepakati.
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat
Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan baik fisik maupun non
fisik diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, semoga dapat
dipertahankan dan dikembangkan.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiwa dapat mengimplementasikan teori yang
sudah didapatkan dalam kegiatan praktik selanjutnya.
72
LAPORAN MINI WEBINAR
A. PENDAHULUAN
73
Fund (UNICEF) mencatat sekitar 30.000−40.000 anak setiap tahun menderita
serangan campak. Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia merupakan
salah satu dari 10 negara yang termasuk angka tinggi kasus anak tidak
diimunisasi, yakni sekitar 1,3 juta anak.4
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa upaya untuk
meminimalkan kematian bayi dan anak di suatu negara merupakan salah satu
tantangan yang sangat besar. Imunisasi adalah tindakan yang efektif dalam
mengurangi penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin dan untuk
mencapai hal ini diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi sehingga akan
(PPI) yang mewajibkan pemberian lima imunisasi dasar lengkap (LIL) bagi
anak berusia di bawah satu tahun. Lima imunisasi dasar lengkap mencakup
74
adalah cara untuk menggunakan sumber daya secara efisien yang dapat
dengan dampak imunisasi. Efek samping vaksinasi ini dikenal dengan Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat
maupun lambat dan dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan
saraf, serta reaksi lainnya. Reaksi lokal ditandai dengan rasa nyeri di tempat
B. TUJUAN
1. Dasar Pelaksanaan
a. Undang undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Perguruan Tinggi.
b. Untuk Memenuhi persyaratan dalam pengambilan ijazah.
75
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Dari kegiatan webinar ini, diharapkan kader dan orang tua yang memiliki bayi
memiliki pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan tentang Imunisasi Dasar
Lengkap.
D. SASARAN KEGIATAN
Target peserta dari webinar berjumlah 30 orang, yang terdiri dari:
1. Kader
2. Orang tua yang memiliki bayi
E. NAMA KEGIATAN
Jenis kegiatan akan dilaksanakan yakni “Webinar Mini”
F. TEMA KEGIATAN
Ciptakan Generasi Sehat dengan Imunisasi Dasar Lengkap
G. BENTUK KEGIATAN
Adapun bentuk kegiatan adalah berupa Seminar online dengan diselingi tanya
jawab antara pemateri dan audien.
76
I. SUMBER DANA
Terlampir
K. SUSUNAN ACARA
Terlampir
L. STRUKTUR KEPANITIAAN
Terlampir
77
30 peserta, yang terdiri dari kader kesehatan dan mayarakat yang
mempunyai bayi dan balita. Jumlah peserta yang mendaftar sudah melebihi
100% dari target yang sudah di tentukan oleh penyelenggara.
2. Keberlanjutan Program
Berdasarkan hasil Webinar tersebut, peserta berharap adanya Webinar
serupa yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
78
N. EVALUASI DAN REKOMENDASI
1. EVALUASI
Dari segi persiapan panitia untuk setiap Job Desk nya sudah berjalan
dengan baik dan lancar. Walaupun persiapan dilakukan secara daring dalam
setiap rapat sebelum pelaksanaan.
2. REKOMENDASI
O. PENUTUP
79
DAFTAR PUSTAKA
80
Lampiran 1
15.00- 15,30 Tanya jawab peserta dan door prize Asri Suryati
(3 Penanya)
81
Lampiran 2
TIM PELAKSANA
:
Sekertaris Siti Hapsah
:
Bendahara Sahaeni Uji
:
Nara Sumber/ Pembicara Neti Herawati
Asri suryati
82
Lampiran 3
Sewa Zoom 1 - -
Pembicara 1 1 - -
Open speech 1 - -
Pemasukan
83
Lampiran 4
Lampiran 5
84
Dokumentasi
85
86
87
Lampiran 6
88
Bukti Transfer Pulsa
89
90
91
LAPORAN KELUARGA BINAAN
NETI HERAWATI
NPM: 19210200032
92
LAPORAN STASE 7
TAHUN 2022
Oleh:
NETI HERAWATI
NPM: 19210200032
FAKULTAS VOKASI
JAKARTA
2022
93
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN STASE 7
TAHUN 2022
Disusun Oleh:
NETI HERAWATI
NPM: 19210200032
Mengetahui,
Penagnggung Jawab Stase
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN STASE 7
TAHUN 2022
Oleh:
NETI HERAWATI
NMP; 19210200032
Telah dipresentasikan pada tanggal 04 bulan Agustus tahun 2022 dihadapan tim
penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju
Tanggal, 04 Agustus 2022
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini
Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Gaidha K Pangestu, S.Tr.Keb, M.Keb
Mengesahkan,
NIDN. 0310098102
ii
KATA PENGANTAR
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
iii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran
dan kritik demi memperbaiki laporan ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iv
3.1 Kunjungan Keluarga Binaan ke-1 dilakukan tanggal 20 Juli 2022 .........................14
3.2 Kunjungan Keluarga Binaan ke-2 dilakukan tanggal 24 juli 2022 .........................15
3.3 Kunjungan Keluarga Binaan ke-3 dilakukan tanggal 28 juli 2022 ..........................16
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................17
BAB V PENUTUP..........................................................................................................19
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu tingginya angka kematian bayi (AKB) diperkirakan adanya kaitan
dengan perilaku pemberian Air susu ibu. Bayi baru lahir yang tidak diberikan ASI
ekslusif dan di berikan pengganti ASI / susu formula akan relatif mudah terserang diare
dan allergi, ancaman kekurangan gizi dan dapat meningkatkan resiko infeksi. Menurut
United Nations International Childrens Emergency fund (UNUCEF), ASI ekslusif
dapat menekan kematian bayi di Indonesia. UNICEF menyatakan bahwa 30.000
kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa
di cegah melalui pemberian ASI ekslusif selama enam bulan sejak sejam pertama sejak
kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi
(Fitria,2017).
2
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. T dengan kebutuhan
konseling ASI ekslusif
2. Melakukan pengkajian data objektif pada Ny. T dengan kebutuhan
konseling ASI ekslusif
3. Melakukan penegakan diagnosa pada pada Ny. T dengan kebutuhan
konseling ASI ekslusif
4. Melakukan penatalaksanaan pada Ny. T dengan kebutuhan konseling ASI
ekslusif
5. Melakukan evaluasi pada Ny. T dengan kebutuhan konseling ASI ekslusif.
1.3. Manfaat
a. Institusi Pendidikan
b. Institusi Praktek
c. Bagi Mahasiswa
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Sosial budaya seperti ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang merugikan Ekonomi,
seperti kemiskinan.
b. Politik dan hukum, seperti ketidak adilan sosial.
c. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan.
d. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah yang terisolir),
kumuh, padat, dll.
Ukuran keberhasilan Bidan dalam menghadapi tantangan/kendala di atas adalah
bangkitnya/ lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan
kesehatan serta kualitas hidup perempuan di lokasi tersebut. 5
a. Tujuan umum
Seorang Bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya
kesehatan perempuan di wilayah kerjanya, sehingga masyarakat mampu mengenali
masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab Bidan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
dan perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan,
4
persalinan, nifas, dan perinatal.
4) Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada ibu dan anak.
5) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
atau terkait.
3. Prinsip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan Pada Pelayanan Kebidanan
Komunitas
Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai berikut.
a. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, sosial,
psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas.
b. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
c. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi bisa
berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-
laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri
oleh bidan. Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/
kawasan perumahan/ perkantoran.
d. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya Bidan, tetapi hasil kerjasama
dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian, kader kesehatan, perawat,
PLKB, Dokter, pekerja sosial, dll.
e. Sistem pelaporan Bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik. Sistem pelaporan
kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
4. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Di Komunitas
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai berikut.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan
mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang
intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas sumber daya
manusia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan derajat kesehatan digunakan indikator
kualitas utama seperti angka kematian, kesakitan, kelahiran, status gizi dan lain-lain.
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Jika
masyarakat sudah menciptakan hidup sehat maka derajat masyarakatpun meningkat. Untuk itu
perlu adanya suatu pendekatan dalam meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya
melalui pendekatan asuhan kebidanan komunitas. Melalui pendekatan asuhan kebidanan
komunitas dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat sehingga dapat memacu
masyarakat untuk mampu dan mandiri dalam
6 meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing – masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
a. Mudah dijangkau
b. Komunikasi dengan baik
c. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
diberikan
d. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah
e. Ada wadah peran serta masyarakat misalnya posyandu
f. Daerah tersebut tidak terlalu rawan.
3. Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, pemahaman, dan penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya, manusia lingkungan, prasarana dan sarana kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas lembaga dan pelayanan kesehatan.
d. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatan secara
penuh agar lebih tahan terhadap penyakit.
e. Pencegahan penyakit melalui imunisasi: bumil, bayi, anak dan juga melindungi masyarakat
dari pencemaran.
Asi ekslusif adalah pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain pada umur 0-6 bulan. Selama kitu bayi
tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih.
Pada pemberian ASI ekslusif , bayi juga tidak di berikan makanan tambahan seeprti pisang, biskuit, bubur
nasi, tim, dan sebagainya. ASI ekslusif diharapkan dapat di berikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara
benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi
pemberian ASI dapat di lanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun (Maryunani,2012).
7
ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang di butuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya, sehingga
pemberian ASI ekslusif dapat mengurangi tingkat kematian pada bayi yang di sebabkan sebagai penyakit
yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan
membantu menjarangkan kelahiran. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI ekslusif
selama 6 bulan pertama di dasarkan ada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup Bayi,
pertumbuhan dan perkembangannya ( Maryunani,2012).
Pemberiian ASI secara ekslusif, yaitu tidak di campur apapun selama 6 bulan berturut-turut, memberikan
banyak manfaat pada Bayi antara lain:
a. Kesehatan
kandungan anti body yang terdapat dalam ASI tetap paling baik sepanjang masa. Oleh karena itu, bayi yang
mendapat ASI ekslusif lebuh sehat dan lebih kuat di banding yang tidak mensapat ASI. ASI juga mampu
mencegah terjadinya kanker limfomaligna (kanker kelenjar). ASI juga menghindarkan anak dari busung lapar
/ malnutrisi. Sebab komponen gizi ASI paling lengkap, termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin
dan zat-zat penting lainnya. ASI adalah cairan hidup yan mampu di serap dan di gunakan tubuh dengan cepat.
Manfaat ini tetap di peroleh meski status gizi ibu kurang.
b. Kecerdasan
Manfaat bagi kecerdasa bayi, antara lain karena :
Dalam ASI terkandung DHA terbaik, selain lactosa yang berfungsi untuk proses mielinisasi otak.
1. Seperti di ketahui mielinisasi otak adalah salah satu proses pematangan otak agar bisa berfungsi optimal.
2. Saat ibu memberikan ASI, terjadi pula proses stimulasi yang merangsang terbentuknya networking antar
jaringan otak hingga menjadi lebih baik dan terjalin semurna.
3. Ini terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung, elusan, pancaran dan rasa ASI.
c. Emosi
3) Selain itu, ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada buah hatinya.
4) Doa dan harapan yang di dengungkan ke telinga bayi/ anak selama proses menyusuipun akan mengasah
kecerdasan spiritual anak.
8
Berikut ini adalah proses pemberian ASI yang bermanfaat juga bagi Ibu, antara lain:
dengan memberikan ASI ekslusif, berat badan Ibu yang bertambah selama hamil akan segera kembali
mendekati berat semula. Naiknya hormon oksitocin selama menyusui menyebabkan kontraksinsemua otot
polos, termasuk otot-otot uterus. Karena hali ini berlangsung terus mnerus, nilainya hampirsama dengan
senam perut. Dengan demikian, memberikan AI juga membentu memperkecil ukuran rahim ke ukran
sebelum hamil. Demikian juga halnya dengan aktifitas bangun malam untk menyusui bayi yang haus dan
mengganti popok basahnya, serta dengan olahraga.
Berbagai kegiatan seperti menggendong, memberikan makan, dan mengajak bermain juga merupakan
kegiatan yang dapat menurunkan berat badan.
Dengan demikian, menyusui (ASI) dapat membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih
cepat.
1) Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan paska bersalin berkurang.
2) Naiknya kadar hormon oksitocin selama menyusui akan menyebabkan otot polos mengalami kontraksi
4) Perlu diketahui, perdarahan yang berlangsung dalam tenggang waktu lama merupakan salah satu
penyebab anemia.
5) Demikian, memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang
berarti menguranginresiko perdarahan.
c. Mecegah kanker
1) Dalam berbagai penelitian di ketahui bahwa ASI dapat mencegah kanker, khusunya kanker payudara.
3) Sementara tanpa aktifitas menyusui kadar hormon estrogen tetap tinggi dan hal inilah yang di duga
menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan antara estrogen dan progesteron.
d. Manfaat ekonomis
1). Dengan menyusui, ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu / suplemen bagi bayi.
9
2). Cukup dengan ASI ekslusif, kebiutuhan bayi selama 6 bulan terpenuhi dengan sempurna.
3). Selain itu ibu tidakmperlu repot untuk mensterilakan peralatan bayi seperti dot, cangkir, gelas atau sendok
untuk memberikan susu pada bayi (Maryunani,2012)
Ada beberapa kendala yang membuat ASI tidak bisa di berikan secara ekslusif. ASI terpaksa tidak di berikan
secara ekslusif jika :
b. Puting Ibu terlalu masuk sehingga tidak mungkin dihiap bayi sehingga menghambat pemberian ASI.
Beberapa kasus puting mendelep/ masuk ke dalam masih bisa di atasi. Hanya perlu waktu bagi bayi untuk
bereksplorasi dan belajar mengisap pada putingbpayudara ibu dengan kondidi seperti itu. Sebenarnya, bentuk
puting seperti apapun semestinya tidak sampai mengusik reflex isap yang merupakan reflex dasar bayi.
c. Bayi karena berbagai sebab harus mendapat perawatan terpisah dari ibunya dalam jangka waktu lama. Bayi
seperti ini tetap di mungkinkan mendapat ASI, meskipun tentu saja sudah tidak ekslusif lagi. Bayi juga
membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar megiap ASI dari Ibunya (Maryunani,2012)
1). Sarana pelayanan kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan peningkatan pemberian Air susu Ibu (PP-
ASI) tertulis yang secara rutin di komunikasikan kepada semua peugas.
2). Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan
kebijakan tersebut.
3). Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya di mulai sejak masa
kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun, termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.
4). Membant ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan yang di lakukan di ruang bersalin.
Apabila ibu mendapat oprasi caesar , bayi di susui setelah 30 menit ibu sadar.
5). Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu di pisah
dari bayi atas indikasi medis.
6). Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
7. melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.
8). Membantu ibu menyusui semau ibu tanpa pembatasan terhadap lama dan frekwensi menyusui.
9). Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang di beri ASI.
10). Mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebar
ketika pulang dari rumah sakit/rumah bersalin/ sarana pelayanan kesehatan.
1
1
2.4 Kesiapan Ibu
2.4.1 Mempersiapkan fisik dan mental Ibu
a. Persiapan fisik
Persiapan fisik dapat dilakukan pada kunjungan pertama pada saat pemeriksaan ante natal adalah dengan
pemeriksaan payudara , terutama puting susu dan ngizi ibu.
• Pemeriksaan payudara pada seorang Ibu hamil pada pemeriksaan ante natal perlu di periksa keadaan puting
susu.
• Pada kunjungan pertama perlu di lakukan untuk mengenali adanya kelainan payudara yang di lakukan
dengan cara inspeksi ( puting susu meninjol, darat/masuk), palpasi apakah ada benjolan.
• Pada ibu hamil perlu di lakukan perawatan payudara karena proses laktasi di mulai sejak masa kehamilan.
Perawatan payudara terdiri dari pemeriksaan payudara, persiapan puting susu untuk menguatkan,
melenturkan dan mengatasi puting susu yang terpendam ( inverted nipples) dan massase payudara.
3). Teknik persiapan puting susu dapat di lakukan dengan beberapa cara antara lain
Dengan perlahan menarik puting susu dan areola untuk membentuk dot bila putung susu mudah di tarik berarti
lentur, tertarik sedikit berarti kurang lentur dan masuk ke dalam berarti puting susu masuk ke dalam.
• Perlu di jelaskan npada ibu bahwa puting terbenam bukan berarti ada kelainan atau abnormal.
• Hanay puting susu yang datar atau terbenam akan menyulitkan proses menyusui nanti dan perlu di perbaiki
sebelum lahir.
• Yakinkan pada ibu bahwa ibu masih bisa menyusui bayinga, karena bayi sebenarnya menyusui pada
payudara ibu bukan pada puting ibu.
1
2
• Untuk menonjolakn puting susu bisa di gunakan pompa atau spuit 25 ml yang di modifikasi atau dengan
geakan Hoftman , yang caranya dengan menggunakan telunjuk/ibu jari daerah di sekitar puting susu di urut
ke arah yang berlawanan.
Keadaan gizi ibu perlu dimerhatikan, mulai trimester ke dua ibu perlu mengkonsumsi kalori ekstra sebanyak
300 kalori. Kalori ekstra ini selain untuk pertumbuhan janin, pembesaran uterus, pembentukan lasenta,
penambah volume darah ibu, akan di simpan sebagai lemak untuk persediaan pembentukan ASI kelak.
b. Persiapan mental/psikologis
Dalam menyusui yang paling penting daripada menyiapkan fisik (payudara) adalah
menyiapkan mental atau psikologis ibu. Persiapan mental atau psikologis ini sangat
penting karena sikap atau keputusan ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus
dihayati ibu dalam masa kehamilan atau sebelum hamil. Karena proses menyusui bagi ibu
merupakan proses penghayatan terhadap kodrat kewanitaannya. Sikap ibu terhadap
pemberian ASI di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain pengalaman sendiri atau orang
lain, pengalaman menyusui dalam keluarga atau kerabat, adat kebiasaan dan kepercayaan
menyusui di daerah masing-masing.
Di sampingb itu faktor ketidaktahuan dan pengaruh modernisasi dengan semakin banyaknya
produk-produk susu formula yang mempromosikan keunggulannya juga mempengaruhi ibu untuk
menyusui bayinya atau tidak. Padahal menyusui sendiri adalah hal yang paling penting setelah
melahirkan. Peran ibu sangat menentukan kelangsungan hidup bayinya dan peran ini perlu
dipersiapkan, salah satunya dengan memberikan ASI pada bayinya.
1
3
2.4.2 Persiapan Ibu bekerja Untuk pemberian ASI Ekslusif
Langkah awal dalam mempersiapkan pemberian ASI adalah kejiawaan dari ibu sendiri. Sedapat
mungkin ibu harus dalam kondisi tenang dan sebaiknya menghindari ketegangan dari masalah.
Hygiene perorangan atau kesejahteraan puting susu sebaiknya tidak di sentuh dengan tangan yang
belum di cuci, penggunaan sapu tangan atau bantalan disposible sebaiknya dikenakan dalam waktu
sesingkat mungkin.
Langkah selanjutnya adalah mempersipakan ibu dengan kebutuhan nutrisi yang cukup dan bergizi
tinggi, terutama dari bahan sayur mayur. Tidak harus yang mahal tapi tetap bergizi, bahkan kita bidsa
1
4
menyiapkan sendiri sayur mayur yang adal di lahan kita. Selai nilai gizinya yang tinggi juga bebas
dari bahan kimia yang akan membahayakan sel-sel tubuh manusia.
Menambah jumlah makanan saja tidak akan menambah suplay ASI. Walau demikian bila ibu kurang
gizi, ibu harus meningkatkan konsumsi untuk menjaga kesehatan dan menambah energi ibu sendiri.
Beberapa ibu menyusui merasakan lebih haus daripada biasanya, terutama menjelang waktu
penyusuan. Ibumenyusui perlu minum untuk menghilangkan hausnya.
Kebanyakan bayi yang menyusu ASI akan diberi ASI 8 - 12 kali dalam 24
jam. Biasanya bayi memiliki kebutuhan menyusu pada satu waktu dalam sehari
(pagi atau malam), namun bayi yang baru lahir cenderung ingin menyusu setiap
satu atau dua jam dalam 24 jam. Ibu bisa melepaskan isapan bayi dari satu
Tidak ada batasan seberapa lama atau sering seorang ibu harus menyusui
bayinya. Pada awalnya, bayi akan disusui sekitar setiap dua sampai tiga jam. Pada
masa awal ini, bayi biasanya akan menghisap selama 5-20 menit pada setiap
payudara, bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung keinginan bayi (
Mulyani,2018).
Lambung bayi yang baru lahir itu kecil sekali. Akibatnya, mereka meminum
ASI sedikit demi sedikit, dan sering (karena ASI sangat mudah dicerna dan diserap).
Oleh karena itu, biarkanlah bayi mengatur1 kapan mereka mau menyusui. Tidak ada
5
kata “jarak antar minum terlalu sebentar”, karena saat bayi mengatur asupan ASI
mereka, payudara akan mengatur produksi ASI secara otomatis ( Mulyani,2018).
Jarak antar minum setidaknya 45 menit adalah normal bagi bayi baru lahir. Lambat
laun jarak antar minum akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia hingga
2-3 jam sekali. Namun suatu waktu bayi akan mengalami lonjakan perumbuhan (
Growth spurts) selama 2-3 hari. Growth sputrs seringakali terjadi pada usia 3
minggu, 6 minggu, 3 bulan dan 6 bulan. Saat itu bayi akan membutuhkan banyak
ASI dari pada sebelumnya., sehingga bayi akan meminta lebih serig bahkan setiap
setengah jam selama 2-3 hari itu. Hal ini tidalk menjadi soal, maka ikuti saja
keinginan bayiseberapa seringpun karena payudara ibu akan beradaptasi dengan
membuat ASI lebih banyak lagi ( Mulyani,2018)
1
6
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada BAB ini penulis mengkaji klien atas nama Ny. T usia 24 tahun di RT 05 RW
01 Desa Sukadame Kecamatan Pagelaran. Penulis datang ke rumah klien tanggal
11 Agustus 2022 pukul 16.00 WIB. Metode penulisan pada tinjauan kasus ini
menggunakan Asuhan Kebidanan SOAP.
KUNJUNGAN 1
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. U
3. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan sah, kawin 1 kali
b. Menikah umur 20 tahun. Dengan suami umur 24 tahun. Lama
pernikahan 4 tahun. Memiliki 2 orang anak.
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : usia 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 6 - 7 hari
d. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut per hari
e. Teratur /tidak teratur : Teratur
f. Sifat darah : Encer
g. Dismenorhe : Tidak
h. Riwayat Persalinan :
Tgl/ Temp Umur Jenis Penolo A Nifas Keadaa
Thn at Kehamilan Persalinan ng n n Anak
N
Persal Persal a Sekaran
O
inan inan k g
JK BB PB Keada Men
an yusu
i
1
8
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama kurang
lebih 2 tahun dan sekarang Ibu berencana akan menjadi akseptor
Implant.
6. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan pernah mengalami hypertensi pada saat melahirkan
anak ke 2.
Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada riwayat penyakit serius seperti
jantung, diabetes,hipertensi,TBC dan tidak ada riwayat penyakit
menular seksual.
1
9
Ibu mengatakan setiap pagi menyapu, mengepel, memasak dan
merawat bayi dan anak pertamanya.
B. OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan emosional : Baik
4. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg Denyut nadi : 86x/m
5. Pemeriksaan fisik
6.1 Kepala
Warna rambut : Hitam
Tekstur : Lurus
Luka : Tidak Ada
Kebersihan : Baik
6.2 Muka
Oedema : Tidak Ada
Pucat : Tidak Ada
Cloasma gravidarum : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Konjungtiva : Tidak Anemis (warna merah muda)
Sklera : Tidak ikhterik (putih, tidak pucat)
6.3 Hidung
Kebersihan : Bersih
Radang : Tidak Ada
6.4 Gigi/mulut :
Lidah dan geraham : Normal
Stomatits : Normal
2
0
Tonsil : Normal
Caries : Normal
Karang gigi : Tidak Ada
6.5 Telinga
Kebersihan : Bersih
Radang : Tidak Ada
Pendengaran : Baik
6.6 Leher
Kelenjer tiroid : Tidak Ada
Kelenjar lymfa : Tidak Ada
Vena jugularis : Tidak Ada
6.7 Dada
Bunyi jantung : tidak ada kelainan bunyi jantung
Bunyi paru : tidak Ada kelainan bunyi paru
6.8 Payudara
Pembesaran : +/+
Striae : Negative
Putting : Menonjol
Areola : +/+
Benjolan : Tidak Ada
Pengeluaran : Ada
Kebersihan : Baik
1. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
2
1
Tidak ada
V. Perencanaan
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Ny. T
2. Fasilitasi Informed consent
3. Beritahu Ny. T untuk dijadikan sebagai keluarga binaan
4. Beritahu kepada Ny. T bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada
tanggal 14 Agustus 2022.
5. Dokumentasi hasil kunjungan.
VI. Pelaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Ny. T
2. Memfasilitasi informed consent
3. Meminta Ny. T untuk dijadikan sebagai keluarga binaan
4. Memberitahu kepada Ny. T bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada
tanggal 14 Agustus 2022.
5. Mendokumentasikan hasil kunjungan.
VII.Evaluasi
1. Ny. T mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepadanya
2. Ny. T menyetujui untuk dijadikan sebagai keluarga binaan
3. Ny. T setuju untuk dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 11 Agustus
2022.
4. Sudah dilakukan dokumentasi hasil kunjungan.
2
2
Pengkaji : Neti Herawati
A. Subjektif (S)
Ny. T mengatakan ingin sekali tidak lagi memberikan susu formula dan hanya
B. Objektif (O)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
C. Assesment (A)
Ny. T umur 24 tahun P2A0 dengan kebutuhan konseling Asi Ekslusif
D. Planning (P)
1. Memberitahu ibu hasil anamnesa dan pemeriksaan bahwa ibu dalam kondisi
baik, ibu memahami
2. Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui untuk di lakukan konseling
3. Memberikan konseling ASI ekslusif, ibu memahami dan ibu berencana
akan memberikan ASI eklsusif pada bayinya.
4. Menjelaskan tentang pijat oksitosin , ibu memahami dan ibu bersedia untuk
di lakukan pijat oksitocin.
5. Memberitahu kepada Ny. T bahwa akan dilakukan kunjungan Ketiga pada
tanggal 18 Agustus 2022.
6. Mendokumentasikan hasil kunjungan kedua.
2
3
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. T Kunjungan ke-3
A. Subjektif (S)
Ibu mengatakan dalam keadaan sehat dan semakin yakin bisa memberikan Asi Ekslusif kepada
bayinya
Objektif (O)
Kesadaran : Composmentis
B. Assesment (A)
Ny. T umur 24 tahun P2 A0 dengan kebutuhan konseling Asi Ekslusif dan sejak 3 hari yang
lalu tidak lagi memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
C. Planning (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, ibu memahami
2. Mengajari ibu Teknik menyusui yang benar, ibu memahami dan dapat melakukannya
3. Mengajarkan pada keluarga cara melakukan pijat oksitosin, suami mengerti dan bisa
melakukannya
4. Melakukan pemijatan oxytosin untuk memperlancar ASI, Ibu merasa rilek setelah di
lakukan pijat oksitosin.
5. Mendokumentasikan hasil kunjungan ketiga.
2
4
BAB IV
PEMBAHASAN
Hari Jumat, pukul 16.00 WIB, tanggal 11 Agustus 2022 dilakukan kunjungan pertama di
kediaman keluarga Tn. U. Sebelum melakukan kunjungan, penulis menyiapkan alat tulis,
format pengkajian, dan beberapa alat kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa
persiapan yang disiapkan adalah instrumen/format pengkajian data keluarga yang telah disusun
secara sistematis serta alat tulis yang mendukung serta alat kesehatan yang diperlukan saat
melakukan pemeriksaan (Elly Dwi Wahyuni, 2018). Selanjutnya penulis melakukan pendataan
di rumah keluarga Tn. U. Pendataan dilakukan dengan cara wawancara dan diawali dengan
mengkaji identitas keluarga secara umum, seperti nama, usia, agama, suku, pendidikan terakhir,
pekerjaan, alamat, keluhan saat ini, riwayat perkawinan, riwayat menstruasi, riwayat persalinan,
riwayat KB, riwayat kesehatan dan penyakit keluarga, dan riwayat pemenuhan kebutuhan dasar.
Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa wawancara bisa dilaksanakan di dalam lingkungan
rumah atau di luar rumah, diawali dengan mengkaji identitas keluarga secara umum seperti data
anggota keluarga, mulailah dengan menanyakan nama istri atau suami, nama anak-anak atau
anggota keluarga di rumah sehingga sesuatu data yang lebih spesfisik tentang kesehatan
anggota keluarga Pertanyaan diajukaan seputar nama, usia, jenis kelamin, hubungan keluarga,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penyakit yang sedang diderita, kondisi saat ini, serta
jenis jaminan kesehatan (Elly Dwi Wahyuni, 2018).
Berdasarkan hasil kunjungan pertama didapatkan data subjektif yaitu Ny. T berumur 24
tahun, beragama islam, bersuku Sunda, pendidikan terakhir Tsanawiyah, pekerjaan ibu rumah
tangga, bertempat tinggal di KP. Bojong kondang RT 05 RW 01 Desa Sukadame Kecamatan
Pagelaran. Ny. T memilik suami bernama Tn. U yang berusia 28 tahun, beragama islam,
bersuku Sunda, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Wiraswata. Ny. T mengatakan berencana
akan menggunakan KB Implant bila selesai masa nifas , Ny. T mengatakan telah menikah 1
kali saat usia 20 tahun dan saat ini lamanya pernikahan ± 4 tahun. Ny. T mengatakan menarche
saat usia 13 tahun, memiliki siklus haid 28 hari, lama haid sekitar 6 -7 hari, tidak ada
dismenorea serta biasa mengganti softex ± 3x sehari. Ny. T mengatakan pernah melahirkan 2
kali, belum pernah keguguran, dan saat ini anaknya sehat. Ny. T mengatakan sebelum
kehamilan yang ke 2 menggunakan KB suntik 3 bulan ini ± 2 tahun sejak anak pertama sampai
hamil anak ke 2. . Ny. T juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan pada
saat melahirkan anak ke 2 dan Ny. T melahirkan di Puskesmas. Dalam keluarganya Ny. T tidak
ada riwayat penyakit apapun. Tn. U mengatakan pemenuhan kebutuhan dasar keluarganya baik.
2
5
Setelah melakukan pengkajian, penulis mendapatkan masalah yaitu Ny. T tidak
memberikan Asi Ekslusif pada bayinya dikarnakan Ny.T merasa bahwa ASI yang keluar dari
payudaranya hanya sedikit, Ny. T memberikan susu formula pada bayinya selain ASI. Saat
anak pertama diberikan Asi ekslusif sampai 2 tahun. Hal tersebut sesuai dengan teori ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi baru
lahir sampai usia 6 bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ASI
dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan
gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama
bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2011 World
Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama
enam bulan pertama kehidupan bayi adalah yang terbaik.
Hari Jumat, tanggal 14 agustus 2022 dilakukan kunjungan kedua di kediaman keluarga
Tn. U. Penulis kembali melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik terhadap Ny. T. Didapatkan
data subjektif bahwa Ny. T mengatakan ingin sekali memberikan Asi Ekslusif kepada bayinya
dan tidak lagi memberikan susu formula.
Data objektif yang didapatkan yaitu semua dalam keadaan normal. Hal tersebut sesuai
dengan teori bahwa Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik,
terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada
6 bulan pertama kehidupannya. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan
utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.
Selain itu penulis juga memberikan penyuluhan tentang pijat oksitosin sesuai dengan
keluhan Ny T bahwa ASI yang keluar dari payudaranya sedikit dan tidak mencukupi buat
bayinya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pijat oksitosin akan membuat ibu rilek, nyaman dan
menambah produksi Air Susu Ibu (Ridawati,2019).
2
6
Sesuai dengan keluhan ibu bahwa ASI yang keluar dari payudara ibu sedikit sekali maka
penulispun memberikan penyuluhan tentang pijat oksitosin dimana pijat oksitosin merupakan
stimulasi yang dapat diberikan untuk memicu pengeluaran ASI ( Ridawati, 2019).
Hari jumat tanggal 18 Agustus 2022 penulis melakukan kunjungan ketiga. Penulis
mendapatkan data subjektif bahwa Ny. T mengatakan saat ini dalam keadaan sehat dan semakin
yakin dapat memberikan Asi Ekslusif dan tidak lagi memberikan susu formula pada bayinya.
Selanjutnya penulis mendapatkan data objektif keadaan umum Ny. T baik, kesadaran
composmentis, TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/m, P : 21 x/M, s : 36,1° C. Setelah data subjektif
dan objektif didapatkan, penulis memberikan penjelasan tentang cara menyusui yang benar
pada Ny. T, selama penulis menjelaskan Ny. T kooperatif dengan menyimak penjelasan yang
di sampaikan, terdapat kontak mata dan konseling dilakukan ditempat yang nyaman. Selama
pemberian konseling tidak ada kesenjangan antara pengkaji dan Ny. T. Setelah konseling
dilakukan penulis melakukan evaluasi dengan cara memberikan kesempatan kepada Ny. T
untuk menanyakan hal yang belum dimengerti serta penulis meminta Ny. T untuk kembali
mengulang materi yang telah dijelaskan.
Penulis melakukan pemijatam oksitosin pada ibu serta mengajarkannya pada suami cara
melakukan pijat oksitosin. Hal,ini sesuai dengan teori yang menatakan bahwa pijat oksitosin
merupakn pemijatan pada tulang belakang yang di mulai dari tulang belakang sampai tulang
costae ke lima.sampai ke enam dan merupakan usaha untuk maerangsang hormone prolactin
dan oksitosin setelah melahirkan sehngga pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi ketidaklancaran produksi ASI (Ridawati,2019).
2
7
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan pada Ny. T usia 24 tahun dengan kebutuhan konseling ASI
Ekslusif, maka penulis menyimpulkan :
Agar tetap konsekwen dalam meberikan ASI ekslusif pada bayinya sampai usia
bayi 6 bulan serta gizi ibu selama terpenuhi selama menyusui.
b.Bagi Mahasiswa
c.Bagi Institusi
Agar lebih memperbanyak literatur - literatur khususnya buku-buku kebidanan
menurut Varney sehingga mahasiswa dapat lebih memahami dan dapat menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien. Serta tetap mempertahankan kesabarannya dalam
2
8
membimbing mahasiswa yang seringkali tidak menerapkan teori yang ada dan
mengalami kejenuhan dalam melakukan aktifitas kuliah.
2
9
DAFTAR PUSTAKA
7. Depkes, 2005. Manajemen Laktasi. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat.
10. Roesli, U., 2005. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta : PT Pustaka Pembangunan
Swadaya Nusantara.
12. Rukiyah, Yeyeh,2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta. Trans Info Media.
53
ACARA KEGIATAN, JOBSHEET, DAFTAR TILIK ................
DISUSUN OLEH:
NETI HERAWATI
19210200032
53
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. JUDUL
Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif
B. SASARAN
Semua ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui.
C. POKOK BAHASAN
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. MATERI
Terlampir
1. Ibu dapat menyebutkan manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi bayi,
H. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
I. MATERI
Terlampir
L. EVALUASI
a. Prosedur : Tanya jawab
b. Jenis dan bentuk tes : Pertanyaan lisan
c. Butir-butir soal : 1. Apakah pengertian dari ASI Eksklusif?
2. Apa manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi dan ibu?
M. REFERENSI
Depkes, 2005. Manajemen Laktasi. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di
Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
LAMPIRAN MATERI
53
MATERI PENYULUHAN
ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kepada
bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan (Depkes RI, 2005). Pada tahun 2002 World Health
Organization menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi
adalah yang terbaik. Dengan demikian ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu
cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi. Menyusui eksekusif adalah memberikan hanya ASI
segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum (Depkes RI,
2007)
53
5. ASI Eksklusif meningkatkan kecerdasan
6. ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
7. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih
sayang ibunya
(Roesli, 2005)
c. Hubungan kasih sayang antara bayi dan ibu tidak terjalin secara dini.
53
3. Pompa ASI langsung kedalam kantong pembeku.
4. Cairkan ASI beku dengan menempatkan pada wadah yang tertutup dalam mangkuk
berisi air hangat dalam waktu 30 menit.
5. Di udara terbuka atau bebas tahan 6-8 jam.
6. Di lemari es(4 °C) tahan 24 jam.
7. Di lemari pendingin atau beku (-18°C) tahan 6 bulan.
53
JOB SHEET
REFERENSI
mempersiapkan alat dan perlengkapan serta bahan menyusui yang akan digunakan dengan cepat
dan benar sesuai urutan.
Dengan menggunakan bahan dan alat yang telah disediakan,ibu dapat mendemonstrasikan cara
menyusui yang benar sesuai dengan job sheet yang telah diberikan
INDIKATOR
53
DASAR TEORI
Menyusui adalah suatu proses alamiah, berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil
menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buta huruf
sekalipun dapat menyusui anaknya dengan baik. Keberhasilan menyusui didukung oleh
persiapan psikologis, yang dilakukan sejak masa kehamilan. Persiapan ini sangat berarti
karena keputusan atau sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi
oada saat kehamilan, atau bahkan sebelumnya. Sikap ibu terhadap pemberian ASI
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, antara lain : adat. Kebiasaan dalam keluarga,
kepercayaan tentang menyusui, pengalaman menyusui pada kelahiran anak sebelumnya,
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI, dukungan dokter, dan petugas kesehatan lainnya
terutama untuk ibu yang baru pertama kali hamil.
Air Susu Ibu (ASI) adalah bahan makanan alami, ideal dan fisiologis yang
mengandung nutrient lengkap dengan komposisi yang sesuai bagi bayi dalam bulan-bulan
pertama kehidupan mereka. Dalam pemberian ASI dikenal tehnik-tehnik dalam menyusui
yang apabila tehnik ini tidak diperhatikan dengan benar, akan menimbulkan kesulitan
dalam memberikan ASI, seperti ASI yang tidak keluar ataupun puting ibu yang lecet. Untuk
itu perlu dipelajari tehnik dalam menyusui untuk menanggulangi hal-hal yang telah
disebutkan diatas.
53
PETUNJUK
KESELAMATAN KERJA
1 Patuhiprosedurtindakan
2 Pusatkanperhatianpadapekerjaandankeselamatanbayi
3 Pastikan ibu dalam keadaan rileks pada saat dilakukan tindakan
4 Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
5 Perhatikan tehnik menyusui dan keadaan bayi
6 Jaga privasi pasien pada saat melakukan tindakan
ALAT
Phantom payudara
Phantom bayi
53
PROSEDUR PELAKSANAAN
No LangkahTindakandan
Key Point
Gambar
1 Memberikan informed consent padaibu
Key Point
Pastikan ibu
mengertidanusahakanseramahmungkin
2 Menyiapkanalatdanbahansesuaidenganu
rutannya
Key Point
Letakkanpadatempat yang
mudahdijangkauolehpetugas
3 Mencucitangandengansabundibawah
air yang
mengalirdankeringkandenganhandukbe
rsih
Key Point
Pastikan tangan bersih dan kering
53
4 Memakaipakaiandan bra yang
memudahkandalammenyusui
Key Point
Pakaiandan bra yang
mempunyaikancingpembuka di depan
Key Point
Gunakankursi yang lebihrendah agar
kaki
ibutidakmenggantung&mempunyaisand
aran
Key Point
dengancaramemutardariataskebawahun
tukmenjadakebersihanpayudara
Key point
Masasepayudarauntukmengeluarkansed
ikit ASI
53
8 Baringkanbayidiatasbantaldenganposisis
alingberhadapan
Key Point
Hadapkanbayikeperutibuataupayudara
9 Pegangbayipadabelakangbahunyadenga
nsatulengandankepalabayipadalengkun
gsikuibu
Key Point
Posisitanganbayisepertimemelukibu,
kepalabayitidakbolehmenengadah
10 Menyentuhpipidansisimulutbayi
(berirangsangan) untukmembukamulut
Key point
Janganmemaksauntukmembukamulutba
yi
53
11 Segeramasukkan putting dan areola
kemulutbayi
Key Point
Usahakansebagianbesar areola
payudaramasukkemulutbayi
12. Topangpayudaradengantangankiriatauta
ngankanan
Key Point
Empatjarimenahanbagianbawah
areola &ibujaridiatasmammae
13 Lepaskan putting
susudarimulutdengantidakmenariknya
Key Point
53
Masukkanjarikelingkingibukemulutbayi
melaluisudutmulutataudagubayiditekan
kebawah
Key point
Keluarkan ASI
sedikitkemudiandioleskanpada putting
susudan areola sekitarnya.
Biarkankeringdengansendirinya
15. Sendawakanbayi
Key Point
-
bayidigendongtegakbersandarpadabahu
ibukemudianpunggungnyaditepukperlah
an-lahan
-bayitidurtengkurap di pangkuanibu,
kemudianpunggungnyaditepukperlahan-
lahan
16 Membereskandanmerapihkankembalise
muaalatdanibu
53
Key point
Pastikansemuasudahberesdanrapi
Key Point
Pastikan tangan sudah bersih
Key Point
Catat hasi ldengan benar
53
EVALUASI
53
Daftar Tilik Konseling ASI EKSLUSIF
PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF
PENILAIAN
NO LANGKAH
KEGIATAN 0 1
A. PERSIAPAN
PERSIAPAN TEMPAT
1. Menyediakan tempat yang nyaman dan aman untuk melakukan
Konseling
PERSIAPAN PASIEN
3. Sambut pasien dan pendamping dengan ramah
4. Perkenalkan diri
Ada masalah dalam menyusui atau tidak, jika ada tanyakan apa
masalahnya?
B. PELAKSANAAN KONSELING
53
8. Menjelaskan Pengertian ASI Eksklusif
ASI adalah makanan/nutrisi yang terbaik untuk bayi yang berasal atau
diproduksi oleh payudara ibu.
Dalam 100 mililiter ASI terkandung berbagai nutrisi. Antara lain 1,2
gram protein, 3,8 gram lemak, 7 gram laktosa, 0,15 miligram besi, 0,11
miligram vitamin B1, 4,3 dan miligram vitamin C. Dengan kandungan
ini, ASI adalah makanan yang paling sempurna bagi bayi.
53
Menjelaskan tentang manfaat ASI eksklusif
Manfaat ASI bagi bayi
Nutrisi yang sesuai untuk bayi
Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, mengandung enzim pencernaan (maka
bayi sering merasa lapar), zat gizi yang tedapat dalam ASI antara lain: lemak,
karbihidrat, protein, garam, mineral, serta vitamin
53
Aspek psikologis
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan.
53
Manfaat ASI untuk Keluarga
Aspek Ekonomi yaitu Menghemat biaya.
Aspek Psikologi yaitu kebahagiaan keluarga bertambah.
ASI memiliki komposisi gizi untuk bayi yaitu protein, lemak, karbohidrat,
mineral, vitamin (vitamin A, D, E, K, B dan C), Semua zat ini terdapat secara
proposional dan seimbang satu dengan yang lainnya.
53
11. Menjelaskan Stadium ASI
ASI terdiri dari 3 stadium, yaitu:
ASI kolostrum:
Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket, dan berwarna
kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A,
nitrogen, sel darahputih, dan antibody yang tinggi dari pada ASI matur,
mengandung rendah lemak laktosa, kolostrum keluar pertama kali sampai hari
ke 4.
ASI transisi
ASI transisi atau ASI peralihan merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum
sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama
dua minggu.
ASI matur
ASI matur yaitu ASI yang keluar pada hari 10-seterusnya, serta mempunyai
kandungan rendah lemak, tinggi laktosa, gula, protein, mineral, dan air.
53
12. Menjelaskan cara menyusui yang benar dan Memberitahu klien tentang
pentingnya kandungan Foremilk dan Hindmilk pada ASI. Menyusi yang
benar yaitu Ketika menyusui ibu dianjurkan Jangan berpindah - pindah
payudara sebelum payudara yang disusukan benar - benar terasa lunak dan
lembut (terasa kosong/ASI habis), setelah satu payudara sudah terasa kosong,
barulah ibu menyusukan bayinya ke satu payudaranya lagi. karena disitulah
bayi akan memperoleh foremilk dan hindmilk.
Foremilk
Foremilk merupakan air susu yang keluar di awal menyusui, warnanya putih
bening dan terlihat encer. Kandungannya yaitu protein, laktosa dan mineral
dengan kadar yang memiliki rendah lemak. Foremilk berfungsi memuaskan
rasa haus bayi tetapi kurang mengenyangkan, sebagai sumber energy dan
perkembangan otak bayi.
Hindmilk
Hindmilk merupakan ASI yang diproduksi pada akhir proses menyusui dan air
susunya yang berwarna putih dan kental, Hindmilk banyak mengandung
kandungan lemak dan memberikan banyak energi pada bayi hingga
menimbulkan rasa kenyang yang lebih tahan
6-12 bulan : ASI memenuhi 60-70%, kebutuhan, jadi bayi perlu makan
pendamping ASI yang adekuat
> 12 bulan : ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan. ASI tetap diberikan
untuk keuntungan lainnya berdampingan dengan makanan
53
menjadi muda pada hari kelima setelah lahir.
Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8x sehari.
Saat buang air besar (BAB), apabila BAB bayi berwarna kuning dan berbiji-
biji itu tandanya bayi sudah mendapat cukup ASI.
Payudara terasa lebih lembek dan terasa kosong ketika sehabis menyusui.
Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan
grafik pertumbuhan.
Menyusui bayi setiap 2 jam sekali, siang dan malam hari dengan lama
menyusui 10-15 menit di setiap payudara.
C. EVALUASI
16. Evaluasi hasil konseling yang sudah disampaikan
20. Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan yang telah
Disampaikan
21. Anjurkan Klien untuk datang kembali jika ada keluhan mengenai
pemberian ASI Ekslusif.
D. DOKUMENTASI
TOTAL SKOR :
i
ii
DOKUMENTASI
iii
iv
v
LAPORAN KELBIN SITI HAPSAH
vi
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”A” DENGAN KONSELING KB MKJP
DI KAMPUNG BOJONG KONDANG RT 001 RW 04 DESA SUKADAME,
KEC PAGELARAN, KAB PANDEGLANG, BANTEN TAHUN 2022
OLEH:
SITI HAPSAH
NPM. 19210200016
2022
vii
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”A” DENGAN KONSELING KB MKJP
DI KAMPUNG BOJONG KONDANG RT 001 RW 04 DESA SUKADAME,
KEC PAGELARAN, KAB PANDEGLANG, BANTEN TAHUN 2022
OLEH:
SITI HAPSAH
NPM. 19210200016
Telah diprsentasikan pada tanggal …. Bulan… Tahun 2022 di hadapan tim penguji program setudi
Pendidikan profesi ,bidan program propesi fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju.
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan Dan Deteksi Dini
NIDN NIDN
Mengesahkan
NIDN: 0310098102
vii
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”A” DENGAN KONSELING KB MKJP
DI KAMPUNG BOJONG KONDANG RT 001 RW 04 DESA KADU
SUKADAME, KEC PAGELARAN, KAB PANDEGLANG, BANTEN
TAHUN 2022
OLEH:
SITI HAPSAH
NPM. 19210200016
Telah Disahkan di :
Menyetujui
NIDN: 0310098102
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat meyelesaikan Laporan Individu Keluarga
Binaan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.”A” Dengan Konseling Kb Mkjp
Di Kampung Bojong Kondang Rt 001 Rw 04 Desa Kadu Sukadame, Kec Pagelaran,
Kab Pandeglang, Banten Tahun 2022
20. Dr. Rindu, SKM, M.Kes, selaku Wakil Rektor II Bid Sumber Daya Keuangan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)
21. Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM selaku Dekan Fakultas Vokasi Indonesia Maju
22. Hedy Herdiana ,S.Kep,M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Indonesia Maju
23. Fanni Hanifah, S.ST, M. Kes selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi
Indonesia Maju Jakarta.
24. Salfia Darmi SST, M,Kes selaku Dosen Pembimbing Stase 7 Asuhan kebidanan
x
Komunitas
27. Seluruh dosen dan staff Pengajar program setudi Pendidikan profesi bidan ,program
profesi fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju (UIMA) yang Telah memberikan
ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses
Pendidikan
28. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungannya baik moral maupun
materil sehingga penulis senantiasa bersemangat dan tidak pernah menyerah dalam
mengejar cita-cita.
29. Teman-teman kelompok 1 Praktik Asuhan Kebidanan Komunitas yang selalu kompak
dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
31. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan keluarga
binaan ini yang tidak dapat saya sabutkan satu – satu.
Penulis menyadari bahwa laporan yang disusun ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, mohon kritik dan yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan dating.
Semoga Laporan Kebidanan Komunitas ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Siti Hapsah
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga ....................................................................................... 4
2. Karakteristik Keluarga ............................................................................... 4
3. Bentuk Keluarga......................................................................................... 5
4. Fungsi Keluarga ......................................................................................... 6
5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ................................................ 7
B. Teori atau Konsep Dasar Komunitas
1. Pengertian Kebidanan Komunitas ............................................................. 8
2. Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas ..................................................... 9
3. Prinsip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan Pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas ............................................................................... 10
4. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Komunitas.................................... 11
C. KB .................................................................................................................. 13
D. Kontrasepsi ..................................................................................................... 14
E. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) ................................................ 14
F. Langkah Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas.......................... 19
xii
BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS
A. Manajemen Asuhan Kebidanan Kunjungan Ke-1 ......................................... 22
B. Manajemen Asuhan Kebidanan Kunjungan Ke-2 ......................................... 22
C. Manajemen Asuhan Kebidanan Kunjungan Ke-3 ......................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 26
B. Saran............................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 - SAP
xi
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. (BKKBN, 2015)
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-
laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur
harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka
kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval
kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan
kualitas generasi yang akan datang. (Manuaba.2015)
1
5
63,31% berdasarkan data Profil Keluarga Indonesia Tahun 2019. ( Pusat Data dan
Informasi KEMENKES RI, 2020)
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Ny. A pada RW 04
Desa Sukadame, Kec Pagelaran, Kab Pandeglang, Banten sebagai bukti
pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai
dengan prioritas masalah. Diharapkan keluarga lebih mengerti dan memahami
tentang Keluarga berencana.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Tentang Konseling
Keluarga Berencanan MKJP pada Ibu Ny “A“ RW 04 Desa Sukadame, Kec
Pagelaran, Kab Pandeglang, Banten
2. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian kepada Ny “A“ Di RW 04
2. Melaksanakan perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan kepada
Ny “A“
3. Melaksanakan perencanaan asuhan kebidanan kepada Ny “A“
4. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada Ny “A“
1
6
5. Melaksanakan evaluasi kepada Ny “A“
6. Melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan kepada Ny “A“
C. Manfaat
1. Bagi Keluarga Binaan
Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan bagi keluarga Ny.A
untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah
kesehatan secara mandiri sehingga terciptanya keluarga yang berkualitas, sehat
dan sejahtera.
2. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman langsung kepada masyarakat dalam menerapkan
manajemen kebidanan dan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga
berencana sehingga pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara
sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan
memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
1
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
1
8
3. Bentuk Keluarga
Berbagai bentuk keluarga tradisional adalah sebagai berikut (Friedman, 2013):
1. Keluarga inti
Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah,
seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak.
Keluarga adopsi
Keluarga adopsi adalah dengan menyerahkan secara sah tanggung jawab
sebagai orang tua seterusnya dari oranr tua kandung ke orang tua adopsi,
biasanya menimbulkan keadaan yang saling menguntungkan baik bagi orang
tua maupun anak. Disatu pihak orang tua adopsi mampu memberi asuhan dan
kasihsayangnya bagi anak adospsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah
keluarga yang sangat menginginkan mereka.
Keluarga dengan kepala rumah tangga duda atau janda yang bercerai,
ditelantarkan, atau berpisah.
1
9
keluarga harus menyesuaikan diri dengan situasi keluarga yang baru, anak-
anak seing kali memiliki masalah koping yang lebih besar karena usia dan tugas
perkembangan mereka.
4. Keluarga binuclear
Keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu anak merupakan anggota dari
sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah tangga inti, maternal dan
paternal, dengan keragaman dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang
dihabiskan dalam setiap rumah tangga.
4. Fungsi Keluarga
Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et al.,
2013) :
2
0
7. Fungsi Ekonomi Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan
ketahanan keluarga.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan
kepada setiap anggota keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara
serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan
lingkungan yang setiap saat selalu berubah secara dinamis.
2
1
e. Sikap keluarga terhadap yang sakit.
1. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat Ketika
memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a. Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
c. Pentingnya hiegine sanitasi.
d. Upaya pencegahan penyakit.
e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
f. Kekompakan antar anggota kelompok.
2. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a. Keberadaan fasilitas keluarga.
b. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.
c. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
d. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata
dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Wikipedia
Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian komunitas sebagai sebuah kelompok
sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu- individu
di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,
2
2
kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. (Ambar Kusumastuti,
“Peran Komunitas dalam Interaksi Sosial Remaja di Komunitas Angklung
Yogyakarta”, Skrpsi (Yogyakarta: UNY, 2014)
2
3
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tangguang
jawab bidan
b. Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan,
persalinan, nifas, dan perinatal
d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak
e. Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.
24
Sedangkan tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan komunitas
meliputi kemampuan memberikan penyuluhan dan pelayanan individu,
keluarga, dan masyarakat. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menilai
mana tradisi yang baik dan membahayakan, budaya yang sensitif gender dan
tidak, nilai-nilai masyarakat yang adil gender dan tidak, dan hukum serta norma
yang ternyata masih melanggar hak asasi manusia. Disamping itu, bidan harus
mampu bertindak profesional dalam bentuk :
25
untuk meningkatkan kadar haemoglobin.
2. Pencegahan (preventif)
Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang dapat dilakukan adalah
pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.
26
Sebagai contoh adalah bidan melakukan perawatan pasca operasi pada klien
dengan tindakan persalinan caesar.
C. KB
1. Pengertian KB
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode
kontrasepsi adalah mencegah sperma laki laki mencapai dan membuahi telur
wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi
(melekat) dan berkembang didalam rahim (Purwoastuti, 2015).
2. Tujuan Program KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluargakecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. (Sulistyawati, 2013).
D. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasesi
Kontrasepsi adalah upaya yang diambil dalam mengatur dan mengontrol angka
kelahiran bayi dalam masyarakat (Kemenkes RI, 2012)
28
dapat digunakan oleh pasangan suami istri yang secara fisik dapat hamil dan
memiliki hubungan seks dengan seseorang lawan jenisnya namun
tidak ingin memiliki bayi pada saat itu. Setelah mempelajari tentang kegunaan dan
berbagai metode kontrasepsi, seseorang dapat memilih metode yang paling cocok.
2. Manfaat MKJP
1. Efektif mencegah kehamilan hingga 99%
2. Jangka waktu pemakaian lebih lama
3. Biaya terjangkau
4. Tidak mempengaruhi produksi ASI
5. Tidak ada perubahan fungsi seksual
6. Merencanakan kehamilan dan masa depan anak
7. Mencegah resiko kematian ibu saat melahirkan
3. Jenis MKJP
A. Alat kontrasepsi DALAM Rahim (IUD)
1) Profil
a. Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10
tahun : Cut-380A)
b. Haid menjadi lebih lama dan banyak
c. Pemasangan dan pencabutan membutuhkan pelatihan
d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar PMS
2) Jenis
a. AKDR Cut-380A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T,
disebulungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
29
b. AKDR yang lain beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering)
3) Mekanisme kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilitas
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
4) Indikasi
a. Usia reproduksi
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui banyinya
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak mengehendaki metode hormonal
i. Tidak menyukai untuk mengingat ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
5) Kontraindikasi
a. Sedang hamil atau di duga hamil
b. Perdrahan pervaginam yang belum jelas diketahui penyebanya
c. Sedang menderita infeksi genetalia
d. Kelainan bawaan uterus yang abnormal/tumor jinak rahim yang
dapat dipengaruhi kavum uteri
e. Penyakit trofoblas yang ganas
f. Diketahui menderita TBC pelvic
g. Kanker alat genetalia
h. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
6) Efek samping
a. Amenore
b. Kejang
30
c. Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
d. Benang yang hilang
e. Adanya pengeluaran cairan dari vagina/di curigai adanya PRP
7) Waktu penggunaan
a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak
hamil
b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode amenore laktasi (MAL)
d. Perlu diingat angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau
selama 48 jam pascapersalinan
e. Setelah abortus atau keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
apabila tidak gejala infeksi
f. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
8) Cara pemasangan AKDR
a. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakuakn dan mempersilakan
klien mengajukan pertanyaan
b. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakitpada
beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti akan diberitahubila
sampai pada langkah- langkah tersebut
c. Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya
d. Periksa genetalia eksterna
e. Lakukan pemeriksaan speculum
f. Lakukan pemeriksaan panggul
g. Lakukan pemeriksaan mikroskopik
h. Masukkan lengan AKDR Copper T 380A di dalam kemasan
sterilnya
i. Masukkan speculum dan usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptic
j. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
k. Masukkan sonde uterus
l. Pasang AKDR Copper T 380A
31
B. Implant
1) Profil
a. Dua kapsul tipis, fleksibel berisi levonorgestrel (LNG) yang
disipkan di bawah kulit lengan atas seseorang wanita
b. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena,
Indoplant atau Implanon
c. Nyaman
d. Dapat di pakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
e. Pemasangan dan pencabutan oleh bidan/dokter terlatih
f. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut
2) Cara Kerja
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
c. Mengurangi transportasi sperma
d. Menekan ovulasi
3) Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
4) Keuntungan kontrasepsi
a. Daya guna tinggi
b. Perlindungan jangka panjang
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Bebas dari pengaruh estrogen
f. Tidak mengganggu kegiatan senggama
g. Tidak mengganggu ASI
5) Keuntungan Non kontrasepsi
a. Mengurangi nyeri haid
b. Mengurangi jumlah darah haid
c. Mengurangi/ memperbaiki anemia
d. Melindungi terjadinya kanker endometrium
e. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
32
C. Tubektomi (Pada Perempuan)
Tindakan operasi pengikatan atau pemotongan pada saluran telur wanita.
Metode ini untuk pasangan usia subur yang tidak menginginkan anak lagi.
Efektif mencegah kanker ovarium. Tindakan dilakukan di Rumah Sakit.
1. Identifikasi Masalah
Sebagai pemberi pelayanan kesehatan, bidan melakukan identifikasi untuk
mengatasi keadaan dan masalah kesehatan masyarakat di desanya, terutama
masalah kesehatan ibu dan anak, untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data
yang valid dan akurat. Berdasarkan data, pengumpulan dilaksanakan secara
langsung ke masyarakat (data subyektif) diperoleh langsung dari informasi
masyarakat melalui wawancara dan (data obyektif) yang diperoleh dari hasil
observasi, pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga,masyarakat dan
lingkungannya.
a. Hal – hal yang perlu diidentifikasi di masyarakat antara lain sebagai berikut :
1) Identitas Keluarga
2) Faktor lingkungan
3) Komunikasi, transportasi dan informasi
4) Pelayanan kesehatan dan sosial
5) Data Kesehatan ibu (kesehatan ibu hamil, kesehatan ibu nifas, ibu
33
menyusui, keluarga berencana
6) Data Neonatus, bayi dan balita
7) Data anak usia sekolah ( 5 – 12 tahun)
8) Data remaja
9) Data senium atau menopause ( 65 tahun)
10) Data lansia (59 – 65 tahun)
11) Data sosial budaya ( sarana peribadatan, pemeluk agama atau
kepercayaan)
b. Hal – hal yang perlu diidentifikasi di keluarga binaan antara lain sebagai
berikut :
1) Identitas keluarga (nama, usia, jenis kelamin, hubungan keluarga,
pendidikan, golongan darah)
2) Penghasilan Kepala keluarga tetap per bulan
3) Kepemilikan jaminan kesehatan
4) Jarak rumah dengan pelayanan kesehatan
5) Alat transportasi keluarga
6) Kepemilikan sarana dan prasarana (adanya jamban sehat, ketersediaan air
bersih, pembuangan sampah limbah rumah tangga)
7) Pengetahuan.
2. Analisis Data
Seluruh data yang dikumpulkan, yang relevan, digunakan sebagai bahan untuk
analisa. Dari data yang terkumpul diperoleh informasi tentang:
34
a. Ancaman kesehatan, adalah yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit,
kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
7. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui keteapatan atau kesempurnaan antara
hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu
kegiatan dikatakan berhasil apabila evaluasi menunjukkan data yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.
35
BAB III
36
Setelah pemeriksaan dilakukan, pengkaji memberitahu hasil pemeriksaan kepada Ny.A
bahwa saat ini Ny.A dalam keadaan sehat dan normal. Serta menganjurkan untuk tetap
menjaga kesehatan, dan tetap menerapkan protocol kesehatan.
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan konseling dan penyuluhan, Ny.A memahami
materi yang disampaikan dan akan melakukan diskusi dengan suaminya untuk
mengambil keputusan KB apa yang akan digunakan dengan salah satu jenis KB MKJP.
Pengkaji berpamitan dan mengucapkan terimakasih kepada Ny.A karena telah bersedia
meluangkan waktunya.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny.A mengatakan menarche pada usia 12 tahun, memiliki siklus haid 28 hari, lama
haid 7-8 hari, mengganti pembalut 2-3 kali sehari. Ny.A telah menikah selama 9 tahun
dan sudah memiliki 3 orang anak dengan jenis kelamin anak pertama perempuan usia 8
tahun, anak kedua perempuan usia 5 tahun, anak ketiga perempuan usia 2 tahun. Pada saat
ini Ny.A menggunakan KB suntik 3 bulan dan sudah berlangsung selama 2 tahun, dan
tidak ingin memiliki anak lagi.
Dari hasil data objektif didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
TD 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,5 derajat celcius, BB
58 kg, TB 153,5cm.
38
Selanjutnya pada kunjungan ketiga penulis memberikan konseling kepada Ny.A
tentang KB MKJP. Konseling yang diberikan yaitu tentang Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang yang diantaranya yaitu dengan menggunakan IUD, Implat, Tubektomo dan
Vasektomi. Selama proses konseling, Ny.A menyimak dengan baik apa yang disampaikan
penulis dan kooperatif dengan menyampaikan beberapa pertanyaan kepadapenulis disela-
sela konseling saat sedang dilaksanakan. Setelah konseling dilakukan penulis melakukan
evaluasi dengan menanyakan keputusan Ny.A terkait KB atau metode apa yang akan
digunakan oleh Ny.A, lalu Ny.A menjawab akan melakukan diskusi dahulu dengan
suaminya.
39
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Telah mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny.
A usia 31 tahun.
2. Telah mampu melakukan pengkajian diagnosa, masalah dan kebutuhan pada
Ny.A usia 31 tahun.
3. Telah mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ny.A usia 31 tahun
4. Telah mampu memberikan konseling tentang KB MKJP kepada Ny.A usia
31 tahun.
5. Telah mampu melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan dengan
metode SOAP pada Ny.A usia 31tahun.
B. Saran
Berdasarkan kunjungan yang sudah dilaksanakan maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
2. Bagi Mahasiswa
40
Agar menerapkan manajemen kebidanan dan memberikan asuhan kebidanan serta
memberikan konseling dan penyuluhan dilakukan secara sistematis sehingga pada
saat bekerja di lapangan dapat menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan.
3. Bagi Institusi
Agar mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan
antara teori dan praktek sebagai bahan analisa untuk pendidikan praktik kebidanan
komunitas.
41
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. (2017). Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Lebih Aman dan Pasti.
Retrieved from https://keluargaindonesia.id/infografik/metode-kontrasepsi-jangka-
panjang-mkjp- lebih-aman-dan-pasti
Friedman, M M., Bowden, V R., Jones, E G.(2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga
Riset, Teori, dan Praktik, Edisi 5. EGC: Jakarta
Handayani, Sih Rini Dan Triwik Sri Mulyati. (2017). Bahan Ajar Kebidanan
Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kementerian Kesehatan RI.(2012). Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta: Kemenkes RI; 2012
Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Dalam Keluarga. Jakarta: Kencana.
Manuaba, Ida Bagus. (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Marylyn M. Friedman.(2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, Dan
Praktek. Jakarta : EGC
Purwoastuti, T. E., dan E. S. Walyani. (2015). Panduan Maeri Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Kunjungan I
Tempat : KP BOJONG KONDANG RT 001 RW 04 DESA SUKADAME
Pada Tanggal : 21 JULI 2022
Pukul : 13.00 WIB
Nama Pengkaji : SITI HAPSAH
I. Pengumpulan Data
A. Data Subyektif
1. Identitas / Biodata
Keluhan Utama :Ibu mengatakan bahwa mens tidak lancar dan berat badan
selalu naik selama menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan
1) Riwayat Perkawinan
a. Riwayat perkawinan sah, kawin 1 kali
b. Menikah usia 23 tahun dengan suami usia 22 tahun. Lama pernikahan 9 tahun,
memiliki 2orang anak.
2) Riwayat Menstruasi
a. Menarche : usia 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 6 - 7 hari
d. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut per hari
e. Teratur /tidak teratur : Teratur
f. Sifat darah : Encer
g. Dismenorhoe : tidak
h. Riwayat Persalinan :
3. Riwayat KB
Ibu mengatakan KB suntik 3 bulan
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit serius seperti jantung,
diabetes,hipertensi, TBC dan tidak ada riwayat penyakit menular seksual.
b. Pola eliminasi
1. BAB : Ibu BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan
2. BAK :Ibu BAK 5-6 kali sehari, warna kuning, jernih, bau khas feses
c. Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur malam sekitar 7-8 jam, jarang tidur siang
d. Pola hygine
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 3x
seminggu dan ganti pakaian dalam 2x sehari.
e. Pola seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual dengan baik dengan
suaminya.
f. Pola aktifitas
Ibu mengatakan setiap pagi menyapu, mengepel, memasak dan menemani
anaknya sekolah online.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
TB : 153,5 cm
BB : 58 kg
N : 80 x/m S : 36,5 C
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada odema
Mata : Simetris Ka/Ki, konjungtiva merah muda Ka/Ki, sklera tidak ikterus
Mulut/gigi : bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, lidah bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jungularis
Payudara : Simestris Ka/Ki, tidak ada benjolan Ka/Ki, puting menonjol
Ka/Ki
Ekstermitas Bawah : Simetris kanan kiri Ka/Ki, jari lengkap Ka/Ki, kukubersih
Ka/Ki, tidak ada oedema Ka/Ki, tidak ada varises Ka/Ki, pergerakanbaik Ka/Ki
dan refleks patella positif Ka/Ki
VI. Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Ny.A.
2. Memberikan edukasi tentang efek samping Kb suntik 3 bulan bahwa salah satu
efek samping KB suntik 3 bulan yaitu mens tidak teraur.
3. Memberitahu kepada Ny.A bahwa akan dijadikan keluarga binaan
4. Memberitahu kepada Ny. A bahwa akan dilakukan kunjungan kedua
padatanggal 17 Juli 2022
5. Mendokumentasikan hasil kunjungan.
VII. Evaluasi
1. Ny. A sudah tahu dan mengerti hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada Ny.A.
2. Ny. Amengerti dan faham bahwa efek samping KB suntik 3 bulan salah satunya
yaitu mens tidak teratur
3. Ny.A bersedia untuk menjadi keluarga binaan
4. Ny. A sudah tahu dan bersedia akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal
25 Juli 2022
5. Sudah dilakukan dokumentasi hasil kunjungan.
C. Assesment (A)
Ny. A umur 32 tahun P3A0 Akseptor Kb suntik 3 bulan
D. Planning (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa Ny.A keadaan baik dan
normal
Ev : ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa Ny.A dalam keadaan baik dan
normal
2. Memberitahu Ny.A agar tetap menjaga kesehatan dan menerapkan protocol
kesehatan.
Ev : Ny.A mengerti dan bersedia menjaga kesehatan dan menerapkan protocol
kesehatan.
C. Assesment (A)
Ny. A umur 31 tahun P3A0 Akseptor Kb suntik 3 bulan
D. Planning (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa Ny.A dalam keadaan
baik.
NPM :19210200016
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak manapun,
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Responden
( )
JOB SHEET
Key point :
Key point :
3 Mencuci Tangan
Key point :
Melakukan cuci tangan 6 langkah dengan
cairan antiseptik
4 Menyiapkan Alat
Key point :
Menyiapkan lembar balik
Key point :
Key point :
Topik : KB MKJP
Sasaran : Akseptor KB
Hari/ Tanggal : 22 Juli 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ny.A RT … RW 04 Desa Sukadame
1. Karakteristik Peserta
a. Jumlah Peserta : 1 peserta
b. Pendidikan : SMA
2. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan konseling/ penyuluhan tentang KB MKJP.
b. Tujuan Khusus
1. Ibu dapat menjelaskan tentang KB MKJP
2. Ibu dapat menjelaskan jenis-jenis KB MKJP
3. Ibu dapat menetukan pilhan KB yang akan digunakan kedepannya
3. Materi Penyuluhan
Terlampir
4. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
5. Media
Lembar Balik KB
6. Kegiatan Penyuluhan
7. Evaluasi
1. Pelaksanaan
1. Hari/ Tanggal : 26 September 2021
2. Waktu : 30 menit
3. Tempat : Rumah Ny.A Di Kampung Bojong Kondang Rt 001 Rw 04 Desa
Kadu Sukadame, Kec Pagelaran, Kab Pandeglang, Banten
4. Jumlah Peserta : 1 peserta
5. Respon terhadap penyuluhan :
a. Pertanyaan yang di ajukan peserta : 3 pertanyaan
b. Pertanyaan yang diajukan :
a) Apakah pada saat pemasangan KB IUD sakit?
b) Bagaimana bentuk Implant ?
c) Apakah perbedaan Implant yang 1 kapsil dengan yang 2 kapsul
Materi KB MKJP
Manfaat MKJP
1. Efektif mencegah kehamilan hingga 99%
2. Jangka waktu pemakaian lebih lama
3. Biaya terjangkau
4. Tidak mempengaruhi produksi ASI
5. Tidak ada perubahan fungsi seksual
6. Merencanakan kehamilan dan masa depan anak
7. Mencegah resiko kematian ibu saat melahirkan
Jenis MKJP
A. Alat kontrasepsi DALAM Rahim (IUD)
1) Profil
a) Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10
tahun : Cut-380A)
b) Haid menjadi lebih lama dan banyak
c) Pemasangan dan pencabutan membutuhkan pelatihan
d) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
e) Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar PMS
2) Jenis
a) AKDR Cut-380A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T,
disebulungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
KONSELING KB MKJP
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut :
0. Kurang : Bila langkah klinik tidak dilakukan
1. Cukup : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai prosedur
2. Mampu : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang Cek dalam
mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relative lebih Lama menyelesaikan
tugas
3. Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri.
Kadang- Kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat
dipertanggung jawabkan
4. Sangat Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan teknik dalam lingkup
kebidanan dan waktu efisien
PENILAIAN
No Langkah Kerja
A PERSIAPAN
PERSIAPAN TEMPAT
PERSIAPAN ALAT
Lembar Balik KB
TINDAKAN
Mengucap salam
Memperkenalkan diri
Mencuci tangan
Melakukan pendokumentasian
JUMLAH
NILAI
KETERANGAN
Pembimbing
(Madinah, S.ST,.M.K.M)
LEMBAR BALIK KB
Foto Dokumentasi Kegiatan
73
LAPORAN KELUARGA BINAAN
SAHAENI UJI
74
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. I USIA 36 TAHUN P3 A0
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI RT 01 RW 01 DESA
SUKADAME KECAMATAN PAGELARAN
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 7 Praktik Manajemen
Kebidanan di Komunitas
Oleh:
NPM: 19210200042
75
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
NAMA : SAHAENI UJI
NPM : 19210200042
Mengetahui,
NIDN: 0310098102
1
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi
Teknologi Dini
Mengesahkan,
NIDN: 0310098102
2
KATA PENGANTAR
Laporan ini telah saya susun dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada:
3
12. Seluruh dosen Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Universitas
Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama duduk
di bangku kuliah.
13. Seluruh aparat Desa Menes, Ketua RW 01, Ketua – ketua RT di RW 01, tokoh
masyarakat, kader dan seluruh masyarakat RW 01 yang sudah menerima dan
membantu pelaksanaan praktik komunitas kami.
14. Rekan-rekan seperjuangan yang saling mendukung dan menyemangati satu
sama lain.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran
dan kritik agar saya dapat memperbaiki laporan ini dan mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
4
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan .............................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Teori atau Konsep Dasar Puskesmas ....................................................... 5
B. Langkah-langkah Pendokumentasian Asuhan Kebidanan di Komunitas... 7
C. Konsep Dasar Keluarga Binaan ................................................................. 10
D. Keluarga berencana.................................................................................... 12
E. Konseling Keluarga Berencana .................................................................. 29
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Kunjungan Keluarga Binaan Pertama......................................................32
B. Kunjungan Keluarga Binaan Kedua ........................................................37
C. Kunjungan Keluarga Binaan ketiga .........................................................38
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................................. 39
B. Perumusan Diagnosa .............................................................................. 40
C. Asuhan Kebidanan ................................................................................. 40
D. Evaluasi .................................................................................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 41
B. Saran ...................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 43
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keempat dengan penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah penduduk 255. 461.
686 jiwa sehingga banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah
tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan ber-KB meningkat dari
26% pada tahun 2017, menjadi 50% pada tahun 2018, dan terakhir menjadi 57%
pelaksanaa program Keluarga Berencana (KB) yang saat ini dikelola oleh Badan
dilakukan dengan penggunaan berbagai jenis alat kontrasepsi untuk Pasangan Usia
Subur (PUS) karena merupakan peluang perempuan untuk bisa hamil dan
kontrasepsi efektif hormonal seperti pil, susuk, dan suntikan. Metode kontrasepsi
7
efektif mekanis seperti IUD dan Implant. Dan metode kontrasepsi mantap seperti
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus
menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah
metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak
Selain itu mengetahui jenis KB apa saja yang digunakan dan efek samping
yang ditimbulkan oleh pasangan usia subur, faktor yang mempengaruhi pemilihan
kontrasepsi dan minat pasangan usia subur terhadap metode kontrasepsi tertentu
yang paling dominan diminati. Salah satu peranan penting bidan adalah
1. Tujuan Umum
8
2. Tujuan Khusus
Sukadame.
Sukadame.
Sukadame.
C. Manfaat
1. Bagi Keluarga
2. Bagi Mahasiswa
9
wawasan, pengetahuan dan keterampilan bagi penulis agar lebih
3. Bagi Puskesmas
lebih baik.
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
11
6. Prinsip Pelayanan Asuhan dan Tanggung Jawab Bidan pada
Pelayanan Kebidanan Komunitas
Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai
berikut:
f. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu
kesehatan masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan
lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas.
g. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung
harkat dan martabat kemanusiaan klien.
h. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai
unit analisis. Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah
perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-laki,
jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam area yang
bisa ditentukan sendiri oleh bidan. Contohnya adalah jumlah
perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/ kawasan
perumahan/ perkantoran.
i. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan,
tetapi hasil kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok
ibu-ibu pengajian, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter,
pekerja sosial, dll.
j. Sistem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan
klinik. Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan
dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
7. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan di Komunitas
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah
sebagai berikut:
g. Peningkatan kesehatan (promotif). Bidan lebih mengutamakan
langkah promotif dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil
disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga
kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan tumbuh
kembang di posyandu.
12
h. Pencegahan (preventif). Salah satu contoh tindakan preventif
bidan yang dapat dilakukan adalah pemberian imunisasi pada
bayi dan balita serta ibu hamil.
i. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan.
Bidan diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini
komplikasi melalui keterampilan tambahan yang dimiliki untuk
menangani kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal
sehingga dalam proses rujukan tidak mengalami keterlambatan.
j. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan. Dalam memberikan
asuhan bidan melakukan pendekatan secara fisiologis, dengan
meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai dengan kondisi
klien
k. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi). Pada masa pemulihan bidan
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain (dokter kandungan)
untuk mengobservasi kemajuan kesehatan klien. Sebagai contoh
adalah bidan melakukan perawatan pasca operasi pada klien
dengan tindakan persalinan caesar. 5
1. Pengkajian
2) Persiapan
Adapun persiapan yang disiapkan adalah instrumen/format
pengkajian data keluarga yang telah disusun secara sistematis serta
alat tulis yang mendukung serta alat kesehatan yang diperlukan saat
melakukan pemeriksaan.
3) Pelaksanaan
Wawancara bisa dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
atau di luar rumah, diawali dengan mengkaji identitas keluarga
secara umum seperti data anggota keluarga, mulailah dengan
menanyakan nama istri atau suami, nama anak-anak atau anggota
13
keluarga di rumah sehingga sesuatu data yang lebih spesfisik tentang
kesehatan anggota keluarga Pertanyaan diajukaan seputar nama,
usia, jenis kelamin, hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan,
golongan darah, penyakit yang sedang diderita, kondisi saat ini, serta
jenis jaminan kesehatan. Catat seluruh informasi tersebut ke dalam
data anggota keluarga. Data yang terkumpul dari tahap pengkajian
berupa data subyektif dan data objektif. Data subjektif diperoleh
dari hasil wawancara dengan keluarga, selain itu wawancara bisa
dilakukan dengan kader kesehatan dan lingkungan sekitar untuk
mendukung data yang diperoleh.
4) Pelaporan
Semua data yang terkumpul selama proses pengkajian
dikumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk penyusunan
laporan. Laporan disusun sesuai dengan urutan-urutan dalam
pengkajian.
2. Analisis Data
Praktik merumuskan diagnosa asuhan kebidanan terdiri dari 2
langkah, yaitu langkah pertama mengidentifikasi dan menganalisis data
senjang hasil pengkajian keluarga, dan tahap kedua yaitu menegakkan
diagnosa. Merumuskan diagnosa dan/atau masalah harus melibatkan
keluarga, oleh karena itulah mengapa keluarga merupakan latar
belakang sebagai sasaran pelayanan kebidanan. Menganalisis data
yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikan secara akurat dan
logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan pada
keluarga yang tepat. Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya
kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu,
cara perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas
menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan
secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif. Hasil analisis
tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan
14
ibu dan anak pada keluarga di komunitas. Perumusan diagnosa
dan/atau masalah dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria yaitu:
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan,
b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi keluarga/klien, serta
c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
3. Penentuan Skala Prioritas
Setelah menentukan masalah atau diagnosa kebidanan pada
keluarga, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah
kesehatan dan kebidanan pada keluarga. Hal-hal yang perlu Anda
perhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut.
a. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan kebidanan yang
ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.
b. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam
kehidupan keluarga, seperti masalah penyakit atau masalah
kesehatan ibu dan anak.
c. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap
asuhan kebidanan yang akan diberikan.
d. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka
hadapi.
e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan/kebidanan pada keluarga.
f. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
g. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk kelompok risiko
tinggi.
4. Pelaksanaan Asuhan/ Implementasi
Bentuk pelaksanaan kegiatan, bisa berupa kegiatan pelayanan yang
bersifat mandiri, kolaborasi maupun rujukan sesuai lingkup wewenang
bidan. Sedangkan prinsip -prinsip dalam implementasi asuhan
kebidanan pada keluarga di komunitas, yaitu sebagai berikut.
a. Rencana penatalaksanaan disusun berdasarkan prioritas masalah.
15
b. Penatalaksanaan dilakukan secara bertahap/urgensi masalah.
c. Tentukan tujuan atau goal bersama keluarga yang dapat diukur,
realistis ada batasan waktu.
d. Asuhan ditentukan berdasarkan sifat masalah dan sumber yang
tersedia.
e. Pelibatan seluruh anggota keluarga dan memberdayakan keluarga
untuk mampu memecahkan masalah.
f. Implementasi harus memperhatikan nilai dan norma yang berlaku
dalam keluarga tersebut.
g. Implementasi dilakukan berorientasi pada pemecahan masalah yang
paling mudah dan paling murah.
h. Asuhan yang diberikan sesuai dengan tugas dan kewenangan bidan.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara
hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian
dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukkan data yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka
identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi
masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut. 5
16
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga. 7
17
l. Daerah tersebut tidak terlalu rawan. 7
D. Keluarga Berencana
1. Pengertian KB
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. 8
18
Tujuan kebijakan keluarga berencana berdasarkan Undang-Undang No
dan anak.
reproduksi.
keluarga berencana.
jarak kelahiran.
kesehatan.
hamil lagi.
19
2. Macam-macam Jenis Kontrasepsi
berikut: 8
a. Senggama Terputus
dikeluarkan di luar.
saat istri dalam masa subur. Selain sebagai sarana agar cepat
mencegah kehamilan.
bulan.
20
2) Bayi disususi secara penuh (ASI Eksklusif) dan sering
menyebabkan ovulasi.
Keuntungan:
bayi.
2) Efektivitasnya tinggi
3) Segera efektif
d. Kondom
21
suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
khusus.
e. Diafragma
3) Arching spring)
22
Cara kerja kontrasepsi diafragma: Menahan sperma agar
atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
f. Spermisida
kontrasepsi spermisida:
1) Aerosol
3) Krim
23
3) Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
6) Mudah digunakan
khusus
g. KB Suntik
sekali
menyusui
24
Keterbatasan menggunakan KB Suntik
Kontra Indikasi:
kencing manis
2) KB Suntikan 3 bulan.
efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk
25
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d) Jangka panjang
tersering
penghentian pemakaian
jangka panjang
densitas tulang
jerawat.
26
progestin.
yang:
setelah melahirkan.
ARV.
progestin (3 bulan):
27
pembuluh darah.
e) Riwayat stroke.
h. KB Pil
para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin
28
Jenis-jenis kontrasepsi Pil
teratur.
29
serendah mungkin selama siklus dengan tingkat
setara.
sebelah kepala).
30
vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat
badan.
efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita
Jenis-jenis AKDR:
1) Copper-T
2) Copper-7
31
mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus
3) Multi Load
4) Lippes Loop
32
j. Kontrasepsi Implant
33
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita
untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau
lebih.
l. Kontrasepsi vasektomi
vasektomi
kesehatan klien
34
4) Hernia inguinalis
5) Filarisasi(elephantiasis)
6) Undesensus testikularis
7) Massa intraskotalis
menggunakan antikoaglansia.
2. Tujuan
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal: 9
35
h. Membantu pemenuhan kebutuhan klien meliputi menghilangkan
perasaan yang menekan/mengganggu dan mencapai kesehatan
mental yang positif.
i. Menjamin pilihan yang cocok, penggunaan cara yang efektif, dan
kelangsungan yang lama.
3. Langkah-langkah
Sebelum menerapkan langkah-langkah konseling KB, konselor
hendaknya memperhatikan beberapa sikap yang baik selama konseling,
sikap ini dikenal sebagai SOLER yaitu:
S: Face your clients squarely (menghadap ke klien) dan Smile/ nod at
client (senyum/ mengangguk ke klien)
O: Open and non-judgemental facial expression (ekspresi muka
menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai)
L: Lean towards client (tubuh condong ke klien)
E: Eye contact in a culturally-acceptable manner (kontak mata/ tatap
mata sesuai cara yang diterima budaya setempat)
R: Relaxed and friendly manner (santai dan sikap bersahabat). 9
36
Dengan memahami kebutuhan, pengetahuan dan keinginan klien, kita
dapat membantunya.
U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan jelaskan mengenai
kontasepsi yang mungkin diingini oleh klien dan jenis kontasepsi yang
ada.
TU: BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan kebutuhannya.
Dorong klien untuk menunjukan keinginannya dan mengajukan
pertanyaan. Tanggapi secara terbuka dan petugas mempertimbangkan
kriteria dan keinginan klienterhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan
apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihannya
tersebut.
J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan,
perlihatkan alat/obat kontasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat
tersebut digunakan dan cara penggunaannya. Lalu pastikan klien untuk
bertanya atau menjawab secara terbuka.
U: Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buat perjanjian
kepada klien untuk kembali lagi melakukan pemeriksaan lanjutan atau
permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
37
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn. I
Umur : 36 Tahun Umur : 37 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : RT 01/01 Desa Sukadame
1. Keluhan utama
Ibu tidak ada keluhan dan ingin ber KB
2. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Nyeri Haid : Tidak pernah
Banyak dan lam : 3-4 kali ganti pembalut per hari dan
lamanya 6-7 hari
Teratur/Tidak Teratur : Teratur
38
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Penyulit Anak
Anak Tgl / Thn Tempat Usia Jenis kehamilan
Penolong Jenis
ke persalinan persalinan kehamilan Persalinan BB/ PB Menyusui
/ persalinan kelamin
3. Riwayat ginekologi
Tidak pernah mengalami penyakit reproduksi.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit menular dalam keluarga:
Ibu/keluarga tidak mempunyai penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
Campak, HIV
b. Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga:
Ibu tidak mempunyai penyakit keturunan seperti Asma dan ibu /keluarga
tidak mempunyai penyakit Jantung, Diabetes, Hipertensi
5. Riwayat psikososial
Status perkawinan : Kawin
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 10 tahun
6. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan KB Suntik
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola istirahat
Siang : sekitar 30 menit
Malam : Tidur malam sekitar 4jam
b. Pola aktivitas
Aktifitas sehari-hari sebagai IRT
c. Pola eliminasi
39
BAB: 1 x sehari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan
BAK: 5-6 x sehari, warna kuning jernih
d. Pola nutrisi
Makan sehari 3 kali porsi sedang dengan menu nasi, sayur, lauk
Minum 12-14 gelas sehari dan tidak ada pantangan
e. Pola personal hygiene
Mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti baju 2x sehari dan keramas
2x seminggu.
f. Pola hubungan seksual
Seksualitas: Belum berhubungan badan setelah melahirkan
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Denyut nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 22 kali/menit
40
Lidah bersih, tidak tampak stomatitis, tonsil normal, dan tidak
tampak karang gigi dan caries
d. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak tampak pembesaran
Kelenjar getah benning : Tidak tampak pembesaran
e. Dada:
Jantung : Bunyi jantung normal dan teratur
Paru : Normal tidak ada mengi atau stridor
Payudara :
Pembesaran : Normal
Puting susu : Menonjol
Simetris : Ya / Tidak
Benjolan/tumor : Tidak ada
Pengeluaran : ASI
Rasa nyeri : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
f. Abdomen
Konsistensi : Lunak
TFU : Tidak teraba
Pembesaran liver : Tidak ada
Kandung kemih : Kosong
g. Ekstremitas :
Kekakuan sendi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
h. Anogenitalia :
Vulva vagina
Varices : Tidak tampak
Luka : Tampak luka parut perineum
Kemerahan : Tidak tampak
Nyeri : Tidak nyeri
41
Pengeluaran pervaginam : Lochea alba
Inspeculo Portio / Serviks : Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam Portio / servik, Tumor / Benjolan, Nyeri: Tidak
dilakukan
5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
C. Analisis Data
Ny 1 usia 36 tahun P3A0 nifas 40 hari dengan kebutuhan konseling KB.
D. Penatalaksanaan
1. Menerapkan prokes Covid-19. Bidan memakai APD
2. Melaksanakan inform concent pada ibu. Inform consent telah dilakukan
dan ditandatangani.
3. Membina hubungan baik dengan Ibu. Ibu sangat kooperatif dalam
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan bidan
4. Mengatakan pada Ibu bahwa hasil pemeriksaan dalam keadaan baik TD:
100/80 mmHG, N: 80 x/menit, R: 22 x/menit, S: 36, 7 °C, BB: 58. Ibu
mengerti tentang hasil pemeriksaan
5. Memuji Ibu yang sudah memberikan ASI eksklusif, dan memotivasinya
agar melanjutkan hingga usia 6 bulan. Ibu siap dan akan melanjutkan
pemberian ASI nya hingga 2 tahun.
6. Menjelaskan kepada Ibu pentingnya ikut KB. Ibu tertarik dan akan
meminta persetujuan suami.
7. Menjelaskan bahwa Ny. I dijadikan keluarga binaan, dan akan dikunjungi
pada tanggal 30 Juli 2022. Ibu menyetujui
8. Melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian telah dilakukan.
42
Pandeglang, 27 Juli 2022
Pengkaji
Sahaeni Uji
43
Kunjungan kedua pada Ny. I
Pada tanggal: 30 Juli 2022 Pukul: 11. 00 WIB
P:
Sahaeni Uji
44
Kunjungan III, Pada Ny. I
S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan setelah KB suntik 3 bulan pada tanggal 1
Agustus 2022.
P: 1.
Sahaeni Uji
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien. Penulis melakukan
pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. I khususnya pada Ny. I berdasarkan
proses pengkajian data subjektif didapatkan bahwa Ny. I usia 36 tahun P3A0 nifas
40 hari, menyusui bayinya dan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi. Pada
saat ini mengemukakan ingin memakai KB suntik namun belum tahu tentang
bagaimana KB suntik itu. Dengan demikian penulis telah melakukan pengumpulan
data subjektif menggunakan metode yang sesuai dengan teori maka tidak
46
ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
Dari data objektif didapat hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum, tanda-
tanda vital dan hasil pemeriksaan yang lain dalam keadaan normal, sehingga tidak
ada kontra indikasi untuk pemakaian KB suntik 3 bulan sesuai dengan teori bahwa
suntik KB 3 bulan dapat digunakan oleh ibu menyusui 6 minggu setelah
melahirkan, tidak hipertensi dan tidak mempunyai riwayat penyakit pembuluh
darah. 8
B. Perumusan Diagnosa
Dari data yang diperoleh saat melakukan kunjungan rumah, dengan hasil dari
pengumpulan data secara subyektif dan obyektif penulis menentukan diagnosa
yaitu Ny. I umur 36 tahun P3A0 calon akseptor baru KB suntik 3 bulan. Dengan
masalah yang telah dirumuskan bersama keluarga sehingga sesuai dengan
kebutuhan yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dan tentang
jenis-jenis KB sehingga kebutuhan yang diperlukan Ny. 1 adalah konseling
tentang KB.
C. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. I sesuai kebutuhan Ibu saat itu
yaitu penjelasan mengenai berbagai metode kontrasepsi yang ada, dan membiarkan
ibu untuk memilih metode yang diinginkan.
D. Evaluasi
47
Dari seluruh intervensi yang dilakukan sudah terlihat perubahan perilaku
yang terjadi pada Ny. i yaitu ibu mau menjadi akseptor KB suntik 3 bulan pada
tanggal 1 Agustus 2022 dan akan kunjungan ulang berikutnya pada tanggal 25
Oktober 2022. Hal ini sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari teori dan pengalaman langsung tentang asuhan
kebidanan di komunitas keluarga binaan dengan masalah utama Ny. I usia 36 tahun
P3A0 akseptor KB baru suntik 3 bulan bertempat tinggal di RT 01/01, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil pengkajian data pada Ny. I usia 36 tahun P3A0 nifas 44 hari
belum pernah memakai metode kontrasepsi. Ibu belum mengetahui
informasi mengenai KB.
2. Interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan yaitu Ny. I usia 36 tahun
P3A0 akseptor KB baru suntik 3 bulan. Kebutuhan yang muncul adalah
kebutuhan konseling KB.
3. Penatalaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. I adalah
langkah konseling SATU TUJU dengan mempraktekkan sikap yang baik
selama berinteraksi dengan Ibu.
4. Ny. I selama proses pembinaan menunjukkan antusias saat menerima
penjelasan dan aktif menjawab atau bertanya. Ny. I telah menjadi akseptor
KB suntik 3 bulan, sehingga disimpulkan tujuan pembinaan keluarga
berhasil
5. Telah mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan akseptor KB baru suntik
3 bulan dilakukan sesuai dengan hasil pemeriksaan.
B. SARAN
1. Bagi Keluarga.
Agar suami pun berperan aktif dalam mencari informasi kesehatan
khususnya KB, karena KB merupakan tanggung jawab bersama.
49
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengenai asuhan kebidanan komunitas.
3. Bagi Puskesmas
Agar meningkatkan jadwal kunjungan rumah, terutama kepada
keluarga bermasalah.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN
52
LAMPIRAN I
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KONSELING METODE KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN
PADA NY. I P3A0 DI RT 01 RW 01 DESA SUKADAME
Waktu : 1 x 20 menit
A. Tema
Diharapkan Setelah diadakan penyuluhan ini Ny. I dapat memahami kontasepsi suntik 3 bulan.
Setelah dilakukan penyuluhan, Ny. I tertarik ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
E. Sasaran
53
“Ny. I (36 Tahun)”
F. Media dan Alat
1. Buku KIA
2. Lembar Balik
G. Kegiatan penyuluhan
Kunjungan III
NO Hari/ Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan Sasaran
Tanggal
3. 6 Evaluasi Mendengarkan
menit 1. Merangkum penjelasan yang sudah Bertanya
disampaikan Menyampaikan pendapat
2. Menanyakan kembali apa yang sudah
dijelaskan
3. Memberi kesempatan bertanya kembali
4. Menanyakan tindak lanjut
4. 2 Terminasi Mendengarkan
menit 1. Mengucapkan terima kasih atas peran Menjawab salam
serta
2. Mengucapkan salam penutup
H. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
I. Materi (Deskripsi Materi Terlampir)
J. Evaluasi
Dengan menanyakan kembali kepada ibu:
1. Bagaimana cara kerja KB suntik 3 bln?
54
Jawaban: Menghalangi ovulasi, merubah lender serviks menjadi kental, menimbulkan
perubahan pada endometrium sehingga tidak memungkinkan terjadi nidasi, merubah
kecepatan transportasi ovum melalui tuba.
2. Apa keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan?
Jawaban: Keuntungan: Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi, metode jangka panjang,
tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI,
mencegah kanker endometriu
Kerugian: Perubahan siklus haid, ketergantungan kepada tenaga medis untuk
pemakaiannya, penambahan berat badan, pengembalian kesuburan agak lama setelah
dihentikan pemakaian, Tidak melindungi dari IMS.
3. Siapa saja yang boleh memakai KB suntik 3 bulan?
Jawaban: Usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun belum mempunyai anak, Ingin
menggunakan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi, menyusui dan membutuhkan
alat kontrasepsi yang sesuai, post abortus, anemia defisiensi besi, sering lupa minum pil
KB, mendekati menopause.
K. Daftar Pustaka
1. Abdul Bari Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Cetakan Ketiga.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2016
2. Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 2012
3. Taufika, Lucky Yuhedi. Titik Kurniawati. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB.
Jakarta: EGC. 2013
Lampiran Materi SAP
A. Pengertian
Suntik KB 3 bulan adalah kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestin namun
tidak mengandung estrogen diberikan setiap 3 bulan dengan cara suntik intramuscular (di daerah
bokong).
B. Cara Kerja
C. Cara Pemberian
Dapat diberikan post partum 6 – 8 minggu pada pasca salin asal dipastikan ibu tidak
hamil atau belum melakukan cortus.
2. Pasca keguguran (Post abortus)
Dapat diberikan setelah kuretase atau 30 hari pasca abortus asal ibu tidak hamil.
Depo provera disuntikkan secara ini pada muskulus gluteus agak dalam. Sebelum diberikan
obat dikocok dulu sampai seluruh obat kelihatan betul-betul larut dan tercampur. Suntikan
diberikan setiap 3 bulan.
D. Efektivitas
Efektivitasnya tinggi, cara pemberiannya sederhana, cukup aman. Angka kegagalannya 0 – 0,
8kehamilan/100 perempuan.
E. Keuntungan
1. Sangat efektif
56
Kekurangan dari penggunaan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan yaitu:
2. Klien bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali suntikan).
57
LAMPIRAN II JOB SHEET
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal.
KB suntik merupakan salah satu kontrasepsi yang popular. Kontrasepsi suntik yang digunakan
adalah long-acting progestin, yaitu Noretisteron enantat (NETEN) dengan nama dagang noristrat
dan Depomedroksi progesterone acetat (DMPA) dengan nama dagang Depo provera.
58
Suntikan progestin (Depomedroksi Progesteron Asetat) sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan, cocok
untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
PETUNJUK
1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia.
KESELAMATAN KERJA
1. Jagalah kesterilan alat dan bahan yang digunakan, serta letakkan peralatan sesuai dengan
fungsinya.
PEKERJAAN LABORATORIUM
59
2. Prosedur Tindakan
a. Persiapan:
1) Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan, serta susunlah secara ergonomis.
3) Persiapan pasien:
Informed consent
Pastikan klien telah mengerti prosedur dan tujuan
b. Langkah-langkah Tindakan
1. Persiapan Alat
b. Hand schoen
f. Spuit 3 cc
g. Needle ukuran 23
j. Bengkok
Key point:
Susun peralatan secara ergonomis
60
2. Menyambut ibu dengan ramah
Key Point:
Menjalin komunikasi yang baik dengan
klien dengan cara: Berikan salam dan
panggil klien dengan namanya.
Key point:
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan. Dengarkan keluhan ibu
dan jawab pertanyaan.
4. Melakukan penimbangan berat badan
dan memeriksa tekanan darah ibu
Key point:
Jika berat badan ibu > 70 kg dan tekanan
darah ibu tinggi > 160/100mmHg, maka
ibu tidak bolehmenggunakan kontrasepsi
suntik/hormonal lainnya, alihkan ibu
untuk memilih kontrasepsi lain.
5. Mencuci tangan dan mengeringkan
dengan handuk
Key point:
Cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air yang mengalir
61
dalam spuit, masukkan semua obat
ke dalam spuit jangan ada yang
tersisa.
o. Gunakan jarum yang sama untuk
menghisap dan menyuntikan pada
klien (dengan tehnik pengambilan
yang benar, tidak akan mengurangi
ketajaman jarum)
p. Jika spuit sudah terisi semua,
keluarkan udara dari pipa suntik,
jangan sampai terdapat udara dalam
pipa spuit pada saat penyuntikan.
Key Point:
Key point:
Usap dengan satu usapan
62
10. Menyuntikan jarum di daerah
penyuntikan dengan arah tegak lurus
hingga mencapai daerah otot atau
secara IM dalam 90⁰ di 1/3 SIAS
daerah muskulus gluteus maksimus
atau deltoideus. Apabila daerah
penyuntikan terlalu dangkal maka
penyerapan obat akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif.
Key point:
Posisi menyuntik 90⁰ secara IM di 1/3
SIAS di daerah muskulus gluteus
63
14. Membuang spuit yang telah dipakai
ketempat sampah khusus/safety box
Key point:
Membuang spuit dan jarum ke dalam
safety box
64
17. Menulis di buku catatan dan kartu
peserta KB mengenai tindakan yang
telah dilakukan dan merencanakan
tanggal penyuntikan berikutnya.
Key point:
Lampiran III
DAFTAR TILIK
KONSELING KELUARGA BERENCANA
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut:
0. Kurang : Bila langkah klinik tidak dilakukan
1. Cukup : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan
sesuai prosedur
2. Mampu : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang
Cek dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relative lebih Lama
menyelesaikan tugas
3. Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri.
Kadang- Kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat
dipertanggung jawabkan
4. Sangat Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan
teknik dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien
PENILAIAN
No Langkah Kerja
0 1 2 3 4
65
A PERSIAPAN
PERSIAPAN TEMPAT
1 Tempat yang nyaman
PERSIAPAN ALAT
2 Leaflet, Kalender dan Pensil
B TINDAKAN
3 Mengucap salam
4 Memperkenalkan diri
5
Mencuci tangan
6 Menjelaskan maksud dan tujuan konseling
7 Menjelaskan pengertian perencanaan kehamilan
Menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi
8 perencaan kehamilan
Menjelaskan pola nutrisi yang mendukung
9 perencanaan kehamilan
10 Menjelaskan cara menghitung masa subur
11 Mempersilahkan ibu untuk bertanya jika ada
yang ingin ditanyakan
12 Meminta ibu untuk mengulangi kembali
penjelasan yang telah di sampaikan.
13 Mengucapkan terima kasih kepada ibu dan
berpamitan dengan mengucapkan salam
C TEKNIK
14 Teruji menjelaskan secara sistematis
15 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,
sopan dan santun selama konseling
16 Kontak mata selama konseling berlangsung
17 Memberikan kesempatan untuk klien bertanya
dan memberikan umpan balik
18 Menutup konseling dengan mengucapkan salam
19 Melakukan pendokumentasian
JUMLAH
66
NILAI
KETERANGAN
LAMPIRAN IV
DAFTAR TILIK PENYUNTIKAN KB PROGESTIN
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb:
: Bila langkah klinik tidak dilakukan
0. Kurang
1. Cukup : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan
sesuai prosedur
: Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau
kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan
3.
relatif lebih lama menyelesaikan tugas
Baik
: Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri.
4. Sangat kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat
baik dipertanggungjawabkan
PENILAIAN
No. LANGKAH KERJA
0 1 2 3 4
1. Persiapan tempat/lingkungan
Ruangan tertutup, aman, nyaman, dan bersih
67
Persiapan alat
Obat / suntikan KB Progestin
Handscoon (sebagai proteksi diri)
Korentang
Spuit 3cc
2. Kapas alkohol dan kapas DTT
Bengkok
Tensi meter, Stetoskop
Timbangan berat badan
Buku catatan dan register KB
Informed consent
Larutan klorin 0, 5%
3. Memberikan salam dan memperkenalkan diri dengan ramah dan
tanyakan maksud dan tujuan kedatangan pasien
4. Menanyakan alasan klien menggunakan KB suntik
68
9. Menganjurkan pasien menimbang berat badan
10 Mengukur tekanan darah pasien
11. Menganjurkan pasien tidur di tempat tidur
12. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan
13. Mendekatkan alat-alat
14. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
15 Memakai handscoon
16. Memeriksa tanggal kadarluasa obat suntik dalam botol dosis
tunggal
17. Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan
18. Mengocok botol/ vial dengan baik sehingga menjadi
homogen, ingat hindari terjadinya gelembung-gelembung udara
Buka dan buang tutup logam atau plastik vial yang menutupi
19. karet (jangan sampai tersentuh, namun apabila tersentuh hapus
karet bagian atas di bagian atas vial dengan kapas alkohol dan
biarkan
kering)
Buka kemasan spuit sekali pakai, kencangkan jarum dengan
20 memegang pangkal jarum dalam keadaan tutup jarum masih
terpasang
Tusukan jarum suntik kedalam vial melalui penutup karet, putar
21. vial hingga terbalik dengan mulut vial kebawah, masukan cairan
suntik dalam spuit, jaga agar ujung jarum tetap dalam cairan,
jangan memasukan udara ke dalam alat suntik
Untuk mengeluarkan gelembung udara, biarkan jarum dalam vial
22. dan pegang alat suntik, dalam posisi tegak, ketuk tabung alat suntik
kemudian secara perlahan-lahan tekan pendorong ketanda
batas dosis, cabut jarum dari vial
Gunakan jarum yang sama untuk menghisap dan menyuntikan
23. pada klien (dengan tehnik pengambilan yang benar, tidak akan
mengurangi ketajaman jarum)
Membebaskan daerah yang akan di suntik (musculus gluteus
24. kuadran luar) dari pakaian dan menentukan lokasi penyuntikan
(temukan SIAS dan os coccygeus tarik garis lurus dan tentukan
1/3 bagian atas SIAS) sebagai tempat penyuntikan
25. Bersihkan kulit daerah suntikan dengan kapas yang dicelupkan
dengan air DTT dengan melingkar kearah luar, biarkan kering
26. Menusukan jarum hingga pangkal jarum suntik secara IM
27. Melakukan aspirasi dengan menarik penghisap spuit
28. Jika tidak terlihat darah terhisap, suntikan obat secara perlahan-
lahan hingga habis dan cabut jarum
Tekan sebentar daerah bekas suntikan dengan kapas DTT yang
29. baru
agar obat suntikan tidak keluar dari bekas suntikan (bukan
memasase)
Jangan memasase / memijat daerah suntikan, jelaskan pada pasien
30. bahwa dengan tindakan tersebut dapat mempercepat pelepasan
69
obat dari tempat suntikan dengan akibat masa efektif
kontrasepsinya
menjadi lebih pendek
Sedot larutan klorin kedalam spuit untuk membilas spuit dan
31. jarum kemudian buang spuit tanpa ditutup kedalam tempat
sampah khusus(jarum tidak mudah tembus)
32. Merapikan pasien
33. Membereskan alat
34. Melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik kemudian rendam
dalam larutan klorin
35. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan
36. Mendokumentasikan hasil tindakan
37. Melakukan konseling akhir (jangan lupa menyampaikan
kunjungan ulang 12 minggu kemudian)
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
62
Dosen Pembimbing
70
Lampiran V Dokumentasi
71
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY. E UMUR 45
TAHUN DENGAN KEBUTUHAN KONSELING IVA TEST DI KP
BOJONG KONDANG RT 001 RW 001 DESA SUKADAME
KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2022
Oleh:
72
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
73
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh
NIPM: 19210200037
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab Stase
7
4
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Individu Keluarga Binaan dengan judul
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY. E UMUR 45 TAHUN
DENGAN KEBUTUHAN KONSELING IVA TEST PADA NY. E DI KP
BOJONG KONDANG RT 001 RW 001 DESA SUKADAME KECAMATAN
PAGELARAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2022
Oleh
Telah di presentasikan pada tanggal Agustus 2022 di hadapan tim penguji Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab Stase
7
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan nikmatnya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan
Individu keluarga binaan berjudul “ Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny. E
Umur 45 Tahun Dengan Kebutuhan Konseling IVA Test di Kp Bojong
Kondang RT 001 RW 001 Desa Sukadame Kec Pagelaran Kabupaten
Pandeglang Tahun 2022 “. Shalawat serta salam senantiasa tercurah, kami
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis bermaksud
untuk mengucapkan terima kasih kepada :
4
11. Ibu Ria Magdalena Damanik, S.SiT selaku CI responsi dalam presentasi
laporan seminar kasus ini dan juga memberikan arahan serta masukannya
12. Seluruh dosen Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Universitas
Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama
duduk di bangku kuliah.
13. Ny E, yang bersedia menjadi klien dan dijadikan sebagai sarana diskusi
dalam memecahkan permasalahan yang di hadapi dalam keluarga binaan.
14. Terimakasih kepada orang tua, suami dan anak anak yang tidak henti-
hentinya mendoakan, mendukung, memberikan nasihat, semangat serta
motivasi dalam penyusunan penulisan ini.
15. Rekan-rekan seperjuangan yang banyak mendukung dan memberikan
semangat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belaknag 1
1.2. Tujuan 4
1.3. Manfaat 4
BAB II
TINJAUAN TEORI 6
2.1. Teori atau Konsep Dasar Komunitas...................................................... 6
2.2. Konsep Dasar Keluarga Binaan ............................................................. 9
2.3. Kanker Serviks 11
2.3.1. Pengertian Kanker Serviks 11
2.3.2. Penyebab Kanker Serviks 11
2.3.3. Tanda dan Gejala Kanker Serviks 13
2.3.4. Pencegahan Kanker Serviks 13
2.3.5. Deteksi Dini Pada Kanker Serviks 15
2.4. Test Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) 16
6
2.4.1. Pengertian Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) 16
2.4.2. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan IVA Test 17
2.4.3. Waktu Pemeriksaan IVA Test 17
2.4.4. Syarat Pemeriksaan IVA Test 18
BAB III
TINJAUAN KASUS 19
3.1. Kunjungan Keluarga Binaan Ke 1 19
3.2. Kunjungan Keluarga Binaan Ke 2… .................................................... 23
3.3. Kunjungan Keluarga Binaan Ke 3 25
BAB IV
PEMBAHASAN 27
BAB V
PENUTUP 29
5.1. Kesimpulam ------------------------------------------------------------- 29
5.2. Saran -------------------------------------------------------------------- 29
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 32
BUKTI DOKUMENTASI 34
7
BAB I
PENDAHULUA
N
Dari 19,3 juta kasus kanker di dunia, penyakit kanker yang paling
banyak di derita adalah kanker payudara sebanyak 11,7%, kemudian kanker
paru 11,4 %,kanker usus besar atau rektum sebesar 10%,kanker prostat
7,3%,kanker perut 5,6%, kanker hati 4,7%, kanker leher rahim 3,1 %, dan
kanker lainnya 46%. Adapun sebarannya di Asia 49,3%, Eropa 22,8%,
AmerikaUutara 13,3%, Amerika Latin dan Caribben 7,6%, Afrika 5,7%,
1
dan di Oceania 1,3%. 2
Khusus di Indonesia Globocan 2020 menyebutkan ada 396.914 kasus
kanker dengan tingkat kematian 145 jiwa per 100.000 penderita. Rincian
jumlah penderitanya yaitu kanker payudara sebanyak 65.858 kasus,
2
kemudian kanker leher rahim 36.633 kasus, kanker paru 34.783 kasus, kanker
usus besar atau rektum 34.189 kasus, kanker hati 21.392 kasus, kanker
nasofaring 19.943 kasus, kanker getah bening 16.125 kasus, kanker darah
14.979 kasus, kanker rahim 14.896 kasus, kanker prostat 13.53 kasus, kanker
tiroid 13.114 kasus dan sisanya menderita kanker lainnya.2
3
Selain faktor-faktor di atas, faktor gen juga turut memengaruhi
terjadinya kanker. Rasjidi mengatakan bahwa gen merupakan informasi
genetika yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Di samping itu, upaya deteksi dini juga dapat di lakukan, yaitu dengan
menjalani tes pap smear dan tes IVA (Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat).
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) adalah suatu metode yang di gunakan
untuk mendeteksi secara diri lesi pra kanker dengan menggunakan kapas lidi
yang telah di celupkan ke dalam asam cuka atau asam asetat dengan
konsentrasi 3-5% yang nantinya akan diolehkan pada vagina tepatnya pada
daerah portio dengan teknik pengolesan searah jarum jam. Skrining IVA
efektif memberikan kontribusi untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas
yang terkait dengan keganasan kanker serviks.5
4
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil pendataan dalam praktek
kebidanan komunitas di Kp Bojong Kondang RT 001 RW 001 Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang diperoleh data, dari
10 WUS sebagian besar yaitu sebanyak 9 orang ( 90 % ) belum pernah
melakukan screening pemeriksaan kanker serviks dan 1 orang (10%) pernah
melakukan pemeriksaan IVA. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan
tentang pemeriksaan IVA test dapat mendeteksi secara dini kanker serviks.
5
Di harapkan dengan dibuatnya laporan keluarga binaan untuk klien
dengan konseling pemeriksaan IVA ini, tenaga kesehatan dapat memberi
asuhan yang tepat dan benar tentang pemeriksaan IVA test dan dapat
mengurangi angka kesakitan serta kematian karena kanker serviks di
masyarakat.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan komunitas kepada Ny E
dengan memberikan konseling tentang IVA test untuk mewujudkan
keluarga yang sehat dan terbebas dari kanker serviks.
6
Bagi ibu diharapkan hasil konseling ini dapat menambah informasi
dan menambah pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan IVA
test untuk mendeteksi secara dini kanker serviks.
3. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat
kedalam kondisi nyata di lapangan tentang bidan komunitas, serta
menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan bagi penulis
agar lebih meningkatkan kinerja di lapangan.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya,
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta
mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
8
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
dengan tanggung jawab bidan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
4) Medukung program-program pemerintah lainnya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
5) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
10
f. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi
11
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Jika masyarakat sudah menciptakan hidup
a. Mudah dijangkau
b. Komunikasi dengan baik
c. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan
dan keperawatan yang diberikan
d. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah
12
b. Meningkatkan kualitas sumber daya, manusia lingkungan, prasarana
dan sarana kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas lembaga dan pelayanan kesehatan.
14
6. Suami yang tidak disirkumsisi. Telah diketahui bahwa frekuensi
kanker serviks pada wanita Yahudi jauh lebih rendah
dibandingkan dengan wanita kulit putih lainnya. Mereka
menyangka bahwa persetubuhan dengan laki-laki yang tidak di
sirkumsisi lebih banyak menyebabkan Kanker serviks karena
hygiene penis tidak terawat, di mana terdapat kumpulan-
kumpulan smegma.7
Kanker serviks dimulai dengan adanya suatu perubahan dari sel
leher rahim normal menjadi sel abnormal yang kemudian membelah diri
tanpa terkendali. Sel leher rahim yang abnormal ini dapat berkumpul
menjadi tumor. Beberapa faktor predisposisi yang dihubungkan dengan
kejadian kanker serviks antara lain HPV, merokok, hubungan seksual
pertama dilakukan pada usia dini, berganti-ganti pasangan seksual,
pemakaian alat kontrasepsi.7
15
1. Penggunaan kondom bila berhubungan seks dapat mencegah
penularan penyakit infeksi menular seksual.
2. Menghindari merokok, kandungan nikotin dalam rokok pun
dapat mengakibatkan Kanker serviks.
3. Menghindari mencuci vagina dengan anti septik tidak dilakukan
secara rutin, kecuali bila ada indikasi infeksi yang membutuhkan
pencucian dengan antiseptik. Obat tersebut dapat membunuh
kuman, termasuk kuman bacillus doderlain di vagina yang
mempertahankan pH vagina.
4. Jangan pernah menaburi talk pada vagina yang terasa gatal atau
kemerahan, di khawatirkan serbuk talk tersebut akan terserap
masuk ke dalam vagina dan lama kelamaan berkumpul
kemudian mengendap menjadi benda asing yang bisa berubah
menjadi sel kanker
5. Diet rendah lemak. Di ketahui bahwa timbulnya kanker
berkaitan erat dengan pola makan, lemak memproduksi hormon
estrogen, dan endometrium yang sering bersinggungan dengan
hormon estrogen mudah berubah menjadi kanker.
6. Memenuhi kecukupan gizi tubuh terutama betakaroten, vitamin
C, dan asam folat. Ketiga zat ini dapat memperbaiki dan
memperkuat mukosa kanker serviks. Oleh karena itu, rajinlah
mengkonsumsi wortel, buah-buahan yang mengandung vitamin
C dan makanan hasil laut
7. Hubungan seks terlalu dini, idealnya hubungan seks di lakukan
setelah perempuan benar-benar matang. Ukuran pematangan
bukan hanya dilihat dari datangnya menstruasi, tetapi juga
bergantung pada pematangan sel-sel mukosa yang terdapat di
selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Sel-sel mukosa akan
matang setelah perempuan berusia 20 tahun ke atas, maka
hendaknya perempuan yang berumur di bawah 16 tahun tidak
melakukan hubungan seks, meskipun sudah menikah
16
8. Menghindari berganti-ganti pasangan karena berisiko
kemungkinan tertularnya penyakit kelamin semakin besar.
9. Penggunaan estrogen, risiko terkena kanker serviks juga dialami
oleh perempuan yang terlambat menopause. Sebab rangsangan
terhadap endometrium lebih lama, sehingga endometrium sering
terkena estrogen dan kemungkinan munculnya kanker rahim.7
18
murah, praktis, sangat mudah untuk di laksanakan dan peralatan
yang di gunakan juga sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan selain dokter ginekologi. Pada pemeriksaan ini dilakukan
dengan cara melihat serviks yang telah di berikan asam asetat 3-5%
secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat akan
terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat di amati secara
langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Di
butuhkan waktu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan
pada jaringan epitel. Serviks yang di beri larutan asam asetat 5%
akan merespon lebih cepat dari pada larutan 3%. Efek akan
menghilang sekitar 50-60 detik, sehingga dengan pemberian asam
asetat akan didapatkan hasil gambaran serviks yang normal (merah
homogen) dan bercak putih (dysplasia).
19
Sejumlah faktor resiko berhubungan dengan perkembangan
kanker serviks sebagai berikut :
6. Wanita perokok
20
Sedangkan untuk interval skrining WHO
merekomendasikan :
21
lakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25 - 60 tahun. Skrining yang
di lakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan. Di Indonesia, anjuran untuk
melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil
negatif (-) adalah 5 tahun.11
22
2) Atipik : Servisitis ( inflamasi, hiperemis ) banyak flour ektopion
polip atau ada cervicalwart. Plak atau bercak putih ( epitel
acetiwhite )
3) Abnormal ( indikasi lesi prakanker serviks ) pertumbuhan seperti
bunga kol
4) Serviks terdapat perdarahan
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan belum mengetahui dan belum pernah melakukan
pemerikasaan IVA test.
2. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
24
Menarche usia 12 tahun, siklus 28 hari, teratur, lamanya 6-7
hari, banyaknya 3-4 kali pembalut
Anak
Tgl /
Thn Tempat Usia Jenis Penyulit
Anak Penolong Jenis
persalin persalin kehamil persali kehamilan/ BB/ Keada
ke persalinan kelam
an an an nan persalinan PB an
in
3. Riwayat ginekologi
Keputihan berwarna bening sebelum menstruasi, tidak gatal,tidak
berbau
5. Riwayat pernikahan
Pernikahan yang pertama baik bagi istri maupun suami
6. Riwayat psikososial
25
Hubungan suami istri dan keluarga kedua belah pihak baik
7. Riwayat KB
Pernah menggunakan metode Pil KB selama ± 7 tahun, kemudian
menggantinya dengan KB implant selama 3 tahun ini.
26
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmenthis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 83 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu tubuh : 36.5 0C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
27
5. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
C. Analisis Data
Ny. E 45 tahun, keadaan baik dengan kebutuhan konseling IVA test
D. Penatalaksanaan
1. Dengan kondisi dimasa pademi covid 19 Melakukan prokes :
Melakukan cuci tangan, wajib memakai masker bagi klien
2. Bidan mengunakan APD
3. Melakukan informed consent untuk melakukan pemeriksaan dan
persetujuan menjadi keluarga binaan, informed consent sudah di
tanda tangani
28
2. Bidan mengunakan APD
3. Menjelasakan hasil pemeriksaan yaitu tanda-tanda vital normal
TD : 120 / 70 mm hg ,Pernafasan 19 x / menit, Suhu 36 5 0 C,dan
hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelaianan
4. Menjelaskan pada ibu tentang kanker serviks, kanker serviks
adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada leher Rahim.
Penyebabnya adalah Human Papiloma Virus (HPV), virus
penyebab kutil genetalia (kandilomata akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Faktor penyebab lain
adalah merokok,hubungan seksual diusia dini, perilaku seksual
berganti-ganti pasangan, pemakain Pil KB lebih dari 6 tahun,
suami yang tidak di sirkumsisi. Adapun tanda dan
29
ganasnya kanker rahim. (ibu mengerti)
6. Menjelaskan jadwal skrining pemeriksaan IVA :Skrining pada
setiap wanita minimal 1 X pada usia 35-40 tahun Kalau fasilitas
memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun.
Kalau fasilitas tersedia lebih baik lakukan tiap 5 tahun pada usia
35-55 tahun. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3
tahun pada wanita usia 25-60 tahun. Bila hasil positif (+) adalah
1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun. (ibu mengerti)
Pengkaji,
( Asri Suryati )
31
BAB IV
PEMBAHASAN
32
Pada kunjungan ke-3 yaitu tanggal 05 Agustus 2022, pengkaji
melakukan evaluasi hasil konseling IVA test kepada ibu dengan memberikan
pertanyaan secara lisan, dan hasilnya ibu sudah memahami tentang IVA test
yang di tandai dengan ibu dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
Dan ibu akan melakukan pemeriksaan IVA test di Puskesmas Pagelaran.
33
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Setelah pengkaji melakukan Asuhan Kebidanan Komunitas
Keluarga Binaan sebanyak 3 kali pertemuan dengan Ny E, dengan
memberikan konseling tentang IVA test maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
5.2. SARAN
5.2.1. Bagi Keluarga Binaan
Agar selalu menjaga kesehatan keluarga dan lingkungananya, dan
segera memeriksakan diri jika ada masalah kesehatan ke fasilitas
kesehatan, serta ibu dapat melakukan pemeriksaan IVA test sesuai
dengan yang dijadwalkan petugas.
34
Diharapkan lebih meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai
asuhan kebidanan komunitas pada keluarga binaan dan dapat
memberikan
35
DAFTAR PUSTAKA
36
LAMPIRAN
Dokumentasi Foto
37
SATUAN ACARA KEGIATAN
KELUARGA BINAAN
Oleh:
UNIVERSITAS INDONESIA
MAJU 2022
35
SATUAN ACARA KEGIATAN
SASARAN : Ny E
MATERI POKOK : Pemeriksaan IVA Test
WAKTU/ PERTEMUAN : 15.00– 15.30 WIB
TEMPAT : Rumah Ny.E
PELAKSANA : Asri Suryati
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan konseling Ny E mampu memahami tentang
pemeriksaan IVA test untuk deteksi dini kanker serviks.
B. Pelaksanaan
1. Tempat : Rumah Ny. E
2. Waktu 15.00 – 15.30 WIB
C. Metode dan Media
1. Metode : Ceramah
2. Media : Job sheet dan daftar tilik, lembar balik
36
D. Langkah Kegiatan
E. Evaluasi
Sebelum dan sesudah diberikan konseling berupa pertanyaan langsung
37
F. Materi
1. Pengertian IVA Test
G. Daftar Pustaka/Referensi
1. Karyus A, Putri DU, Baharza S. Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Ca
Serviks terhadap Motivasi Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia
Subur. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal. 2020 Apr
4;10(2):195-200.
2. Suryati, R dan Vindari, A.V. Kesehatan Reproduksi buat Mahasiswa
Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. 2018
38
JOB SHEET
C. PETUNJUK
1. Melakukan informend consent
2. Memberikan informasi dengan baik dan benar
3. Melakukan pendokumentasian
4. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
5. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
6. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
39
D. KESELAMATAN KERJA
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan tentang konseling
pemeriksaan IVA test
2. Menjaga kenyamanan dan privacy pasien
PROSEDUR TINDAKAN
N Langkah dan Key point Ilustrasi gambar
o
● Mempersilahkan ibu
duduk dengan nyaman
dan membina
hubungan baik.
2 Melakukan pengkajian
Key point:
● Menanyakan
informasi
40
3 Menyiapkan alat dan bahan
secara baik dan benar
Key point:
● Dekatkan alat dan
bahan
4 ● Memberikan
pelaksanaan konseling
● Menjelaskan
pengertian
pemeriksaan IVA test
● Menjelaskan tujuan
dan manfaat
pemeriksaan IVA test
● Menjelaskan tentang
waktu pemeriksaan
IVA tset
41
● Menjelaskan tentang
syarat pemeriksaan
IVA test
Dokumentasikan dan
6 beritahukan hasil kepada ibu
42
4. Daftar Pustaka/Referensi
1. .Karyus A, Putri DU, Baharza S. Efektivitas Penyuluhan
Kesehatan Ca Serviks terhadap Motivasi Pemeriksaan IVA
pada Wanita Pasangan Usia Subur. Jurnal Ilmiah Permas:
Jurnal Ilmiah STIKES Kendal. 2020 Apr 4;10(2):195-200.
DAFTAR
TILIK
PENILAIAN
No Penilaian
Langkah Kegiatan
. 0 1 2
PERSIAPAN TEMPAT
PERSIAPAN ALAT
PERSIAPAN PASIEN
6
Jelaskan maksud dan tujuan kunjungan
43
PELAKSANAAN KONSELING
7 Menjelaskan pengertian pemeriksaan IVA test
8 Menjelaskan tujuan dan manfaat IVA test
44
45
LAPORAN KELBIN
NANDA LISTI NURMALA
46
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN PADA BY. S USIA 9
BULAN DENGAN KEBUTUHAN IMUNISASI DI RT 003 RW 01
DESA SUKADAME KECAMATAN PAGELARAN TAHUN 2022
Oleh:
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN PADA BY. S USIA 9
BULAN DENGAN KEBUTUHAN IMUNISASI DI RT 003 RW 01
DESA SUKADAME KECAMATAN PAGELARAN TAHUN 2022
Oleh:
47
NAMA : NANDA LISNI NURMALA
NPM : 19210200028
Tanggal, 2022
Mengetahui,
NIDN: 0310098102
48
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN PADA BY. S USIA 9
BULAN DENGAN KEBUTUHAN IMUNISASI DI RT 003 RW 01
DESA SUKADAME KECAMATAN PAGELARAN TAHUN 2022
Oleh:
Tanggal, 2022
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini
Mengesahkan,
NIDN: 0310098102
49
KATA PENGANTAR
33. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
34. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
35. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
36. Dr. Rindu,SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II BidangNon-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
37. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
38. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
39. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Profesi Indonesia Maju Jakarta.
40. Salfia Darmi S.ST, M,Kes selaku Dosen Pembimbing Stase 7 Asuhan
kebidanan Komunitas
41. Aprilia Nency,S.ST,M.Kes Selaku Dosen Penguji Stase 7 asuhan kebidanan .
42. Ria Magdalena SSiT Selaku CI stase 7 asuhan kebidanan komunitas
43. Seluruh dosen dan staff Pengajar program setudi Pendidikan profesi bidan
,program profesi fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju (UIMA) yang
Telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis
selama mengikuti proses pendidikan
50
Penulis
DAFTAR ISI
B. TUJUAN ............................................................................................................... 11
C. MANFAAT ........................................................................................................... 12
BAB II................................................................................................................... 13
C. IMUNISASI................................................................................................17
BAB IV ..................................................................................................................41
PEMBAHASAN ...................................................................................................41
BAB V ....................................................................................................................43
PENUTUP .............................................................................................................43
A. KESIMPULAN ......................................................................................................43
B. SARAN ..................................................................................................................43
51
DAFTAR PUSTAKA ................................................ Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ............................................................... Error! Bookmark not defined.
52
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar
53
DAFTAR GAMBAR (BILA ADA)
54
DAFTAR LAMPIRAN
55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Oleh karena itu
keberhasilan tujuan pembangunan kesehatan akan sangat tergantung kepada
kualitas pelayanan kesehatan serta tenaga kesehatan sebagai sumber daya yang
utama1 .
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada By. S usia 9
bulan dengan imunisasi campak di RT 03 RW 01 Desa Sukadame Kecamatan
Pagelaran
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada By. S di Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran
b. Melaksanakan pengkajian data objektif pada By, S di Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran
c. Melaksanakan perumusan diagnosa atau masalah kebidanan pada
By, S di Desa Sukadame Kecamatan
57 Pagelaran
d. Melaksanakan asuhan kebidanan dan evaluasi By,S di Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran.
C. Manfaat
1. Bagi Keluarga Binaan
Dapat menambah pengetahuan bagi keluarga sehingga diharapkan dapat
membawa anak nya ke posyandu untuk di berikan imunisasi dan menjadi bekal
dalam memantau perkembangan pada anak.
2. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat ke dalam
kondisi nyata di lapangan tentang bidan komunitas, serta menambah wawasan,
pengetahuan dan keterampilan bagi penulis agar lebih meningkatkan kinerja di
lapangan.
58
BAB II
TINJAUAN TEORI
c. Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga masyarakat
mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan
masalahnya secara mandiri.
d. Tujuan Khusus
6) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
dengan tanggung jawab bidan.
7) Meningkatkan mutu 59
pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
8) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
9) Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
10) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
10. Prinsip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan Pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas
Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai berikut.
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga. 8
61
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas
sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan derajat
kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian, kesakitan,
kelahiran, status gizi dan lain-lain.
Keluarga adalah dua atau lebih dari duaindividu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan ataupengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satusama lain, dan di dalam perannya
masing – masing menciptakan sertamempertahankan kebudayaan.
m. Mudah dijangkau
n. Komunikasi dengan baik
o. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang diberikan
p. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah
C. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang
lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
2. Manfaat Imunisasi
3. Hambatan imunisasi
64
Di Indonesia program imunisasi yang terorganisasi sudah ada sejak tahun
1956, pada tahun 1974 dinyatakan bebas dari penyakit cacar (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Kegiatan imunisasi dikembangkan menjadi
PPI (Program Pengembangan Imunisasi) pada tahun 1977, dalam upaya mencegah
penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) seperti Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta
Hepatitis B (Permenkes, 2017).
a. Imunisasi BCG
1) Pengertian
penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah
dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat
seperti TBC pada selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru) atau
TBC tulang.
2) Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak perlu diulang
65
(booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang
dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga
memerlukan pengulangan.
Sedini mungkin atau secepatnya, tetapi pada umumnya di bawah 2 (dua) bulan.
kuman kuman
nya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang
penyuntikan pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO) atau penyuntikan
pada paha.
• Tanda Keberhasilan
Timbul indurasi (benjolan) kecil dan eritema (merah) di daerah bekas suntikan
setelah satu atau dua minggu kemudian., yang berubah menjadi pastula,
kemudian pecah menjadi ulkus (luka). Tidak menimbulkan nyeri dan tidak
diiringi panas (demam). Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan
jaringan parut. Jikapun indurasi (benjolan) tidka timbul, hal ini tidak perlu
cara penyuntikannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk kedalam
kulit. Jadi, meskipun benjolan tidak timbul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja
vaksinasi alamiah.
kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau diselangkangan
• Kontra-Indikasi Imunisasi
Imunisasi BCG tidka dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau
menunjukkan uji Mantoux positif atau pada anak yang mempunyai penyakit
b. Imunisasi DPT
1) Pengertian
batuk rejan atau batuk 100 hari karena sakitnya bisa mencapai100 hari atau 3
bulan lebih. Gejala penyakit ini sangat khas, yaitu batuk yang bertahap,
mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan
Pemberian imunisasi 3 kali (paling sering dilakukan), yaitu pada usia 2 bulan,
4 bulan dan 6 bulan. Namun, bisa juga ditambahkan 2 kali lagi di usia 18 bulan
dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 2 tahun, diberikan imunisasi TT.
dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal-
pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari,
obat penurun panas bayi. Atau bisa juga dengan memberikan minum cairan
5) Kontra-Indikasi Imunisasi
penyakit atau kelainan saraf bak bersifat keturunan atau bukan, seperti epilepsi,
menderita kelainan saraf yang betu;-betul berat atau habis dirawat karena
infeksi otak, anak-anak yang sedang demam/sakit keras dan yang mudah
68
mendapat kejang dan mempunyai sifat alergi, seperti eksim atau asma.
c. Imunisasi Polio
1) Pengertian
2) Pemberian Imunisasi
Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio
dosis yang berlebihan tidak akan berdampak buruk, karena tidak ada istilah
Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0
bulan), dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Kecuali
saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah, seperti
demam tinggi (di ats 38o C) ditangguhkan. Pada anak yang menderita penyakit
7) Tingkat Kekebalan
d. Imunisasi Campak
1) Pengertian
terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.
penyakit campak mudah menular dan anak yang daya tahan tubuhnya lemah
gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Namun,
untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena
pemberiannya sesuai jadwal. Selain karean antibodi dari ibu sudah menurun di
usia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika
sampai usia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada
usia 12 bulan ini anak harus diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).
ringan dan terdapat efek kemerahan/bercak merah pada pipi di bawah telinga
6) Kontra-Indikasi Imunisasi
e. Imunisasi Hepatitis B
71
1) Pengertian
• Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi yang dapat
merusak hati.
cair.
2) Pemberian Imunisasi
dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan jantung.
Kemudian dilanjutkan pada saat bayi barusia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan.
Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap penyakit hepatitis B, selain imunisasi
yang diberikan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi
jam.
(I.M atau i.m) di lengan deltoid atau paha anterolateral bayi (antero=otot-otot
vaksin.
5) Tanda Keberhasilan
72
Tidak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Tetapi dapat dilakukan
kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun; di atas 500 tahan 5 tahun;
di atas 200 tahan 3 tahun. Tetapi bilaangkanya hanya 100, maka dalam setahun
akan hilang. Sementara bila angka nol berarti bayi harus disuntik ulang 3 kali
lagi.
Umumnya tidak terjad. Jika-pun terjadi (namun sangat jarang), berupa keluhan
nyeri pada tempat suntikan, yang disusul demam ringan dna pembengkakan.
7) Kontra-Indikasi Imunisasi
8) Tingkat Kekebalan
Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari
f. Vaksin Kombinasi
Vaksin kombinasi adalah gabungan beberapa antigen tunggal satu jenis produk
73
Vaksin kombinasi DPT/Hb adalah gabungan antigen-antigen D-P-T dengan
telah ada.
Jadwal Imunisasi
yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Imunisasi diberikan mulai dari lahir
bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Kebanyakan dari imunisasi
yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang
74
sewaktu mendapatkan vaksinasi tidak menyenangkan untuk bayi (karena
Catatan :
75
Hepatitis B masih diperkenankan sampai <7 hari.
dipulangkan.
mantoux.
b. Imunisasi Lanjutan
Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi Lanjutan Pada Anak
Bawah Dua Tahun (Baduta)
76
Catatan :
imunisasi T3.
77
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI, BALITA DAN
ANAK USIA PRASEKOLAH
PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : BY.S
Tanggal lahir : 12-12-2021
Umur : 9 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke- :3
2. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Ny R Nama Ayah : Tn M
Umur : 35 Tahun Umur : 38 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Jawa
Pendidikan : Sd Pendidikan : sd
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sukadame
78
3. Alasan datang : melakukan kunjungan kelbin
5. Riwayat kesehatan
a. Tanggal lahir :12-12-2021
b. Tempat : puskesmas
c. Penolong : Bidan
d. Jenis persalinan : Spontan
6. Riwayat pertumbuhan
(Ibu belum pernah melakukan pemeriksaan tumbuh kembang bayi di
Puskesmas/Posyandu)
7. Riwayat perkembangan
(jika sebelumnya sudah pernah melakukan pemeriksaan tumbuh kembang,
tuliskan hasilnya)
8. Riwayat imunisasi
Belum pernah di imunisasi
9. Pola kebiasaan sehari-hari :
a. Pola istirahat :
1. Pagi 2 jam
2. Siang 2 jam
3. Malam 9 jam
Pola aktivitas :
Anak suka bermain seperti memegang mainan sendiri memasukan dan
mengeluarkan mainan kedalam kotak, sudah mulai berdiri, dan berjalan beberapa
langkah, bergerak dengan aktif seperti meniru mengelap mulut kalo abis makan
b. Pola eliminasi : BAB : 2 Kali sehari
: BAK : 7 Kali sehari
c. Pola nutrisi : Makan 1-2 x sehari tekstur seperti bubur. Masih diberikan
Asi Perah dan tambahan susu formula dengan menggunakan dot
d. Pola personal hygiene :
1. Anak mandi 2-3 hari sekali, seneng sekali main air. Setelah
main dan saat tidur siang dilap dengan air hangat
2. Keramas setiap mandi selalu keramas. Bisa 2-3 x/hari.
79
3. Mengganti baju 4x/hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 120kali/menit
Frekuensi nafas : 28 kali/menit
Suhu tubuh : 36,70 C
3. Pemeriksaan Antropomet
Berat badan :9
kg
Tinggi badan : 77
cm
IMT : 15,2
Status gizi
a. BB/U : [9] Gizi buruk; [x ] Gizi kurang; [√ ] Gizi baik; [x] Gizi
lebih
b. PB atau TB/U : [ ] Sangat pendek; [x ] Pendek; [ x ] Normal; [√ ]
Tinggi
c. BB/PB atau TB: [ ] Sangat kurus; [ x ] Kurus; [x ] Normal; [√ ]
Gemuk
d. IMT/U : [ 15,2 ] Sangat kurus; [x ] Kurus; [ x ] Normal; [√ ]
Gemuk; [x ] Obesitas Lingkar kepala: 36 cm; [ √ ] Normal; [ √]
Mikrosefali; [x ] Makrosefali
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Bulat, muka tidak pucat,dan tidak bengkak.
Mata : Sklera tidak kuning, konjungtivatidak pucat
Telinga : Bersih dan tidakada benjolan
Hidung : Bersih tidak ada lender
Mulut : Mukosa bibir tidak pucat,Mukosa tidak kering
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar paratiroid
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dingding dada
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar dan limfe
80
Ekstremitas Atas : Gerakan aktif, kuku tidak pucat
Ekstremitas Bawah: Gerakan aktif , kuku tidak pucat
Anogenitalia : Bersih
Daya dengar
Normal
Curiga ada gangguan
g. TDL : Baris E terkecil yang masih terlihat mata kanan ___; mata
kiri ___
Daya lihat
Normal
Curiga ada gangguan
h. KMME : Jumlah jawaban YA ____
Mental emosional
Normal
Curiga ada gangguan
7. Pemeriksaan Penunjang : -
C. Analisis Data
By, s usia 9 bulan dengan kebutuhan imunisasi
81
D. Penatalaksanaan
Kunjungan Pertama :
A. Data Subyektif
82
B. Data Obyektif
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
B. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 90kali/menit
Frekuensi nafas : 30kali/menit
Suhu tubuh : 36,70 C
C. Pemeriksaan Antropomet
Berat badan :9
Tinggi badan :77 cm
IMT : 15,2
D. Analisis Data
Kunjungan Kedua
83
-Ibu sudah menerima leaflet tentang pengertian,manfaat,efek samping dan
kapan imunisasi bisa di berikan.
5) Memberikan ibu waktu untuk bertanya bila kurang jelas. Ibu sudah cukup
jelas mengenai materi yang dijelaskan.
6) Menginformasikan pada ibu untuk rencana kunjungan ulang, untuk
melakukan evaluasi ulang tentang imunisasi untuk bayinya. Rencana
kunjungan tanggal 02 Juli 2022 jam 09.00 WIB. Ibu bersedia untuk dilakukan
kunjungan ulang.
A. Data Subjektif
Alasan datang : kunjungan rumah binaan
a. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 120kali/menit
Frekuensi nafas : 30kali/menit
Suhu tubuh : 36,70 C
Pemeriksaan Antropomet
Berat badan :9
84
Tinggi badan :77 cm
IMT : 15,2
C. Analisis Data
85
8) Menjelaskan pada ibu tentang akhir kunjungan serta
mengingatkan ibu untuk tetap mengunjugi Posyandu. Ibu
mengerti untuk melakukan posyandu.
Pengkaji,
86
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan pada By. s usia 9 bulan,
sebelumnya telah dilakukan pengkajian yang terdiri data subjektif dan objektif. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori dan praktik
yang ada dilahan binaan.
Pada kasus yang didapatkan dari hasil pengkajian keluarga binaan terhadap
By. s usia 9 bulan, didapatkan hasil bahwa berdasarkan pengukuran berat badan dan
tinggi badan diketahui BB 9000 gr dengan TB 77 cm, sehingga hasil perhitungan
IMT adalah 15,3. Hasil perhitungan IMT By. s usia 9 bulan menunjukkan bahwa
By. s berada dalam kategori kurang.
Menurut teori yang dikemukakan oleh (Mardianti & Farida, 2020 Imunisasi
merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit dan
upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita. Imunisasi
merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam mencegah
beberapa penyakit berbahaya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk mencegah
terjadinya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (Senewe et al.,
2017).
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang penulis peroleh pada kunjungan
pertama didapatkan bahwa pada riwayat Imunisasi By. B usia 9 bulan, diketahui
bahwa bayi tidak di imunisasi sejak lahir hingga usia 9 bulan, karna merasa takut
dengan efek samping pasca imunisasi dan setelah di lakukan kunjungan ulang dan
87
memberikan konseling kepada ibu by s, ibu by,s bersedia dan mau membawa by
nya ke posyandu untuk imunisasi campak .
Pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dengan kejadian di lahan binaan dan konseling yang dilakukan oleh penulis dapat
meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar lengkap
88
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sudah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada By. S usia
9 bulan dengan kebutuhan Imunisasi di RT 003 RW 01 Desa Sukadame
Kecamatan Pagelaran
2. Sudah dilakukan interpretasi data pada By. S usia 9 bulan dengan
kebutuhan Imunisasi di RT 003 RW 01 Desa Sukadame Kecamatan
Pagelaran
3. Sudah dilakukan penatalaksanaan / KIE pada By. s usia 9 bulan dengan
kebutuhan Imunisasi di RT 003 RW 01 Desa Sukadame Kecamatan
Pagelaran
4. Sudah dilakukan telaah kasus dan hasil pada By. s usia 9 bulan dengan
kebutuhan Imunisasi di RT 003 RW 01 Desa Sukadame Kecamatan
Pagelaran
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat lebih aktif lagi dalam berpartisipasi pada
kegiatan posyandu dan mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan
puskesmas.
2. Tenaga Kesehatan
Sebaiknya pemberian konseling atau pendidikan kesehatan secara berkala
kepada masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik
secara individu, kelompok maupun pendekatan kekeluargaan
sangatlah dibutuhkan guna menambah informasi tentang pentingnya
Imunisasi dasar lengkap atau mengingat kembali kesehatan yang lebih
mengena pada masyarakat dengan dibantu pihak-pihak lain yang
bersangkutan.
89
DAFTAR PUSTAKA
90
Lampiran 1 Satuan Acara Kegiatan
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan konseling ibu diharapkan memahami dan mengetahui
tentang Imunisasi dasar lengkap serta bersedia untuk bayi nya di imunisasi
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan konseling ibu diharapkan mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian tentang Imunisasi
b. Menjelaskan kembali kekurangan dan kelebihan Imunisasi
c. Menjelaskan kembali jenis-jenis Imunisasi
d. Menjelaskan Apa indikas dan kontra indikasi Imunisasi
e. Menjelaskan tentang kapan Pemberian Imunisasi
B. Pelaksanaan
a. Tempat
Rumah pasien
b. Waktu
minggu, 24 juli 2022
91
Metode : konseling dan tanya jawab
Media : Job sheet, daftar tilik
D. Langkah Kegiatan
No Tahap kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan Pasien dan
Kesehatan keluarga
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Mahasiswa
(5 menit) 2. Menyebutkan nama dan mengucapkam salam.
asal instansi. 2. Mahasiswa
3. Menjelaskan tujuan. memperkenalkan diri
4. Mengkaji tingkat kepada pasien.
pengetahuan pasien dan 3. Mahasiswa menjelaskan
keluarga tentang Imunisasi tujuan konseling.
4. Mahasiswa mengajukan
pertanyaan tentang
Imunisasi
E. Evaluasi
Sebelum dan sesudah diberikan binaan
F. Materi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak
diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
92
Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal
terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017)..
2. Jenis-Jenis imunisasi
a. Imunisasi BCG
b. Imunisasi DPT
c. Imunisasi Polio
d. Imunisasi Campak
e. Imunisasi Hepatitis B
f. Vaksin Kombinasi
1. Kekurangan imunisasi
93
biasa disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
c. Kelebihan imunisasi
a. menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan
94
38®C merupakan pemberian DPT atau HB1 dan campak.
sebaiknya diberikan.
(Proverawati, 2017).
95
5. Campak rutin dilanjutkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-
G. Daftar Pustaka/Referensi
1. Nurul Hidayah, Hetty Maria Sihotang, Wanda Lestar 2018 FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR
LENGKAP PADA BAYI TAHUN 2017 Jurnal Endurance 3(1) 153
2. Hayatun Mahli Ismail Novia Rizana 2021 Pemberian Hubungan
Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi 0-9 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Peudada Kabupaten Bireuen Jurnal Assyifa' Ilmu
Keperawatan Islami (2021)
Lampiran 2 Job Sheet
JOB SHEET
96
Kamus Kedokteran Dorland (2012), vaksinasi hanya berarti
C. PETUNJUK
1. Melakukan informend consent
2. Memberikan informasi dengan baik dan benar
3. Melakukan pendokumentasian
4. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
5. ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
6. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
D. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosuder pekerjaan
2. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
3. Berikan informasi dengan baik dan benar.
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan tentang konseling
IMUNSASI DASAR LENGKAP
2. Menjaga kenyamanan dan privacy pasien
97
PROSEDUR TINDAKAN
No. Langkah dan Key point Ilustrasi Gambar
1. Sapa klien dengan ramah,
perkenalkan diri anda dan
jelaskan maksud kunjungan
anda.
Key point:
● Menyapa ibu dengan lembut
dan sopan santun
● Membina hubungan baik.
2 Melakukan pengkajian
Key point:
● Menanyakan informasi
98
No. Langkah dan Key point Ilustrasi Gambar
4 Melaksanakan konseling
dengan menjelaskan materi
tentang imunisasi dasar lengkap
kepada ibu
Key Point:
● Menjelaskan pengertian
imunisasi dasar lengkap
● Menjelaskan tentang
kekurangan dan kelebihan
imunisasi dasar lengkap
● Menjelaskan tentang
indikasi/kontra indikasi
imunisasi dasar lengkap
● Menjelaskan waktu yang
tepat memberikan imunisasi
dasar lengkap
99
No. Langkah dan Key point Ilustrasi Gambar
6 Dokumentasikan, beritahukan
hasil kepada ibu dan menutup
penyuluhan dengan senyum dan
sopan santun
A. Daftar Pustaka/Referensi
1. Nurul Hidayah, Hetty Maria Sihotang, Wanda Lestar 2018 FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP
PADA BAYI TAHUN 2017 Jurnal Endurance 3(1) 153
10
0
Lampiran 3 leaflet Imunisasi dasar lengkap
10
1
Lampiran 4 leaflet imunisasi dasar lengkap
10
2
Lampiran 3 Daftar Tilik
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
10
3
Penilaian
No. Langkah Kegiatan
0 1 2
11. Menjelaskan waktu pemberian imunisasi dasar
lengkap
12. Menjelaskan efek samping yang terjadi pasca
imunisasi
13. Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pasien
14. Melihat kontak mata dengan klien selama konseling
berlangsung
15. Sopan santun selama konseling berlangsung
EVALUASI
16. Evaluasi hasil konseling yang sudah di sampaikan
17. Menanyakan pada pasien apakah sudah mengerti
dengan penjelasan yang di sampaikan
18. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
19. Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan
yang di sampaikan
20. Memberikan lembaran pertanyaan yang di isi oleh ibu
setelah dilakukan konseling
21. Menutup konseling dengan mengucapkan salam
TOTAL SKOR :
NILAI = TOTAL SKOR X 100 = NILAI AKHIR
17
10
4
Lampiran 4 Kuesioner Pretest/Post Test
A. Identitas Diri
Nama : Ny. r
Usia : 35 Tahun
Pendidikan Terakhir : sd
10
5
4. Menurut ibu, apa saja efek samping imunisasi ?
Jawaban : efek samping yang terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
seperti nyeri pada daerah bekas suntikan, pembengkakan lokal, menggigil, demam
10
6
LINK VIDEO :
10
7
https://drive.google.com/drive/folders/1- nNiGm6ptikMozFHNm6pt4PzwLXnv4i-
44
10
8
LAPORAN KENLBIN
RINI KURNIASARI
10
9
LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN
Disusun Oleh :
NPM: 19210200080
TAHUN 2022
11
0
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
NAMA: RINI KURNIASARI
NPM: 19210200080
Tanggal, 2022
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase
NIDN: 0310098102
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal, 2022
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi
Teknologi Dini
Mengesahkan,
NIDN: 0310098102
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu
Keluarga Binaan Asuhan Kebidanan Komunitas pada Ny. S P1A0 Usia 23 Tahun
dengan Masa Menyusui di Kp. Bojong Kondang RT. 002 RW. 001 Desa Sukadame
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
v
10. Salfia Darmi S.ST., M.Kes Selaku pembimbing stase 7 Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Universitas Indonesia Maju yang
telah membimbing penulis.
11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan pembimbing penulis
selama mengikuti proses pendidikan
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan
kedepannya.
Rini Kurniasari
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................................................3
C. Manfaat ................................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
5.35.3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran
meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai
dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan.
Oleh karena itu keberhasilan tujuan pembangunan kesehatan akan sangat
tergantung kepada kualitas pelayanan kesehatan serta tenaga kesehatan sebagai
sumber daya yang utama1 .
Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks
menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Air susu ibu (ASI)
merupakan suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi,
hormon, unsur kekebalan, faktor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi.
Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi
terhadap penyakit, selain itu terdapat hubungan penting antara menyusui
dengan penjarangan kehamilan (KB). Keunggulan ASI tersebut perlu di
tunjang dengan cara pemberian ASI yang benar, antara lain pemberian ASI
segera setelah lahir atau IMD 30 menit pertama bayi harus sudah di sususkan).
Kemudian pemberian ASI saja sampai umur 6 bulan (ASI Ekslusif)
selanjutnya pemberian ASI sampai 2 tahun dengan pemberian makanan
pendamping ASI yang benar. Sehingga diperlukan usaha-usaha atau
pengelolaan yang benar. Agar setiap IBU dapat menyusui sendiri bayinya.
2
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penyusun tertarik melakukan
keluarga binaan Asuhan Kebidanan Komunitas pada Ny. S P1A0 usia 23
tahun dengan Masa Menyusui di Kp. Bojong Kondang RT. 002 RW. 001 Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada Ny. S P1A0
usia 23 tahun dengan Masa Menyusui di Kp. Bojong Kondang RT. 002 RW.
001 Desa Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada Ny. S P1A0 usia 23 tahun
dengan Masa Menyusui di Kp. Bojong Kondang RT. 002 RW. 001 Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang.
b. Melaksanakan pengkajian data objektif pada Ny. S P1A0 usia 23 tahun
dengan Masa Menyusui di Kp. Bojong Kondang RT. 002 RW. 001 Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang.
c. Melaksanakan perumusan diagnosa atau masalah kebidanan pada Ny.
S P1A0 usia 23 tahun dengan Masa Menyusui di Kp. Bojong Kondang RT.
002 RW. 001 Desa Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan dan evaluasi pada Ny. S P1A0 usia 23
tahun dengan Masa Menyusui di Kp. Bojong Kondang RT. 002 RW. 001 Desa
Sukadame Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang.
C. Manfaat
1. Bagi Keluarga Binaan
Dapat menambah pengetahuan bagi keluarga sehingga diharapkan
dapat menjadi bekal dalam memantau perkembangan pada anak.
2. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat
kedalam kondisi nyata dilapangan tentang bidan komunitas, serta
menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan bagi penulis agar
lebih meningkatkan kinerja dilapangan.
3
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan program
pembelajaran agar menghasilkan lulusan bidan profesional dan kompeten.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Tujuan umum
Seorang Bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerjanya,
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta
mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas
5
sesuai dengan tanggung jawab bidan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan
risiko kehamilan, persalinan, nifas dan perinatal.
4) Medukung program-program pemerintah lainnya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
5) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan
tokoh masyarakat setempat atau terkait.
3. Prinsip Pelayanan Asuhan Dan Tanggung Jawab Bidan Pada
Pelayanan Kebidanan Komunitas
Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai
berikut.
6
dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Di Komunitas
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah
sebagai berikut:
7
seperti Tuberculosis (TB), kusta, Acquired Immune Deficiency
8
motivasi masyarakat sehingga dapat memacu masyarakat untuk mampu dan
mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
1. Mudah dijangkau.
2. Komunikasi dengan baik.
3. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang diberikan.
4. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah.
C. Teori Menyusui
1. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana
keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi
pada bayi. Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau
anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu1 .
2. Manfaat Menyusui
a. Manfaat bagi bayi
1) Komposisi sesuai kebutuhan.
2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.
10
3) ASI mengandung zan antibody.
4) Perkembangan psikomototrik lebik cepat.
5) Menunjang perkembangan kognitif.
6) Menunjang perkembangan penglihatan.
11
ASI
3) Bayi enggan menyusu, bayi menjadi kembung.
4) Pemberian ASI tidak adekuat, pemberian ASI yang tidak adekuat
dapat mengakibatkan payudara bengkak karena sisa-sisa ASI pada
duktus.
12
9) Selalu minum air putih minimal 1 gelas setelah menyusui2 .
b. Posisi Menyusui
1) Seluruh badan bayi tersangka dengan baik, jangan hanya leher dan
kepala saja.
2) Kepala dan tubuh bayi lurus.
3) Badan bayi menghadap ke dada ibu.
4) Badan bayi dekat dengan ibu2 .
c. Perlekatan Bayi Yang Benar Saat Menyusu
1) Sentuh bibir bayi sehingga bayi membuka lebar mulutnya.
2) Dekatkan bayi sehingga dagu dan bibir bawah menempel pada
payudara
3) Areola mamae ibu usahakan sebanyak mungkin masuk ke dalam
mulut bayi2 .
13
Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara menyusui
yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau
berbaring. Adapun posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu,
seperti ibu pasca operasi Caesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu
dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara
seperti memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan
kanan3 .
14
D. Nutrisi Ibu Menyusui
Makanan sehat dan bergizi sangat dibutuhkan ibu pasca melahirkan, untuk
membantu melawan syndrome baby blues. Makanan bergizi tinggi untuk
membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Selama menyusui
membutuhkan tambahan nutrisi lebih dari 500 kalori untuk memproduksi ASI.
Makanan diperlukan dengan gizi seimbang dan beragam makanan terutama
sayuran berwarna hijau, makanan mengandung kalsium dan zat besi2 .
E. ASI Ekslusif
Bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
air jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim, selama
6 bulan5 .
15
g. Perlindungan penyakit infeksi melipitiotitis media akut, daire dan
saluran pernafasan.
h. Perlindungan alergi karena dalam ASI mengandung antibodi.
i. Memberikan rangsang intelegensi dan saraf.
j. Meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal
2. Manfaat Menyusui Bagi Ibu
a. Terjalin kasih sayang.
b. Membantu menunda kehamilan (KB alami).
c. Mempercepat pemulihan kesehatan.
d. Mengurangi risiko perdarahan dan kanker payudara.
e. Lebih ekonomis dan hemat.
f. Mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.
g. Secara psikologi memberikan kepercayaan diri.
h. Memiliki efek perilaku ibu sebagai ikatan ibu dan bayi.
i. Memberikan kepuasan ibu karena kebutuhan bayi dapat dipenuhi2 .
Yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP, yang merupakan salah
satu metode pendokumentasian yang ada. SOAP merupakan singkatan dari :
16
fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostic lain
yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung
assessment.
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. E
Umur : 23 thn Umur : 24 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp Kp. Bojong Kondang RT. 002 RW. 001
2. Keluhan utama
Ibu sudah melahirkan anak ke 1 secara spontan, mengeluh kalau
menyusui anaknya lama dan setelah menyusui puting susu terasa perih
dan ibu ingin mengetahui cara menyusui yang benar.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklusnya : 28 hari
Lamanya : 6 hari
Banyaknya : 2- 3 x ganti pembalut/hari
Konsitensi : Normal
4. Riwayat kesehatan
18
Riwayat penyakit menular dalam keluarga : Tidak ada
Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga : Tidak ada
5. Perilaku kesehatan :
Penggunaan alkohol / obat sejenisnya : Tidak ada
7. Riwayat kontrasepsi
- Kontrasepsi yang pernah digunakan : -
- Kontrasepsi terakhir sebelum hamil : Tidak KB
- Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi :-
8. Riwayat hamil ini
Pemeriksaan pertama kali pada kehamilan : 01-01-2022
Tempat periksa hamil : PMB
Frekuensi selama hamil : 8 kali
Immunisasi TT 1 2022
Keluhan mual dan muntah : Ada
Keluhan pusing : Ada
Muntah : Ada
Oedem : Tidak ada
Nyeri perut : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Gerakan janin pertama kali : usia kehamilan 3 bulan
Rasa gatal vulva dan vagina : Tidak ada
9. Aktivitas sehari-hari
1). Diet/makan
19
Makan sehari-hari : 3x sehari, makan nasi,lauk,sayur,buah
Ngidam : Ada ngidam tetapi tidak sering
Pantangan tehadap makanan : Tidak ada pantangan makan
2). Pola eliminasi :
BAK : 5-8 x/ hari Warna : Kuning
BAB : 1x/ hari Konsistensi : Lembek
3). Pola istirahat dan tidur :
Siang : 1 jam
Malam : 8 jam
4) Pola seksulitas : 2x seminggu
5) Aktifitas sehari-hari : mengurus rumah tangga
10. Riwayat Psiko-sosial
1) Status perkawinan : Kawin
2) Usia perkawinan : 1 tahun
3) Kegiatan spiritual : sholat 5 waktu
4) Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
5) Keinginan ibu memberikan ASI eksklusif: Iya, ibu mengerti tentang ASI
Eksklusif dan ingin memberikan hanya ASI sampai bayi 6 bulan,
6) Rencana ibu memberikan ASI: 2 tahun.
A. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
kesadaran : Composmentis
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg Nadi : 84 x/i
RR : 20 x/i Suhu : 36,6 0 C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Warna rambut : Hitam
20
Tekstur : Halus
Luka : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
b. Muka
Oedema : Tidak oedema
Pucat : Tidak pucat
Cloasma gravidarum : Tidak ada
c. Mata
Oedema : Tidak ada
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Radang : Tidak ada
e. Gigi/mulut :
Lidah dan geraham : Bersih
Stomatits : Tidak ada
Tonsil : Tidak ada
Caries : Tidak ada
Karang gigi : Tidak ada
f. Telinga
Kebersihan : Bersih
Radang : Tidak ada peradangan pada telinga
Pendengaran : Normal
g. Leher
Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Kelenjar lymfa : Tidak ada pembengkakan kelenjar lymfa
Vena jugularis : Normal
h. Dada
Bunyi jantung : Reguler
Bunyi paru : Normal
i. Payudara
Pembesaran : Payudara penuh oleh ASI
21
Striae : Tidak ada striae
Putting : Puting menonjol
Areola : Hitam
Benjolan : Tidak ada benjolan
Pengeluaran : Kolostrum sudah keluar
Kebersihan : Bersih
j. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi
Bentuk perut : Simetris
Kandung kemih : Kosong
Kontraksi uterus : Kuat
Oedema : Tidak ada oedema
TFU : tidak teraba
k. Ekstremitas
Oedema tangan dan jari : Tidak oedema
Oedema kaki : Tidak oedema
Betis merah/lembek/keras : Tidak ada
Varises : Tidak ada varises
Reflek patella ka/ki : +/+
l. Anogenital
Inspeksi
Vulva/vagina
- Varises : Tidak ada varises
- Kemerahan : Tidak ada kemerahan
- Luka : Tidak ada luka
- Oedema : Tidak ada oedema
Perineum : Tidak ada luka
m. Punggung / pinggang dan anus
Posisi tulang belakang : Normal
Hemoroid : Tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
22
B. ANALISIS DATA:
Ny. S usia 23 tahun P1A0 rencana kebutuhan konseling menyusui.
C. PENATALAKSANAAN:
1. Melakukan persetujuan untuk dijadikan keluarga binaan dan tindakan pada
ibu, ibu menyetujui untuk dijadikan kelurga binaan serta tindakan yang akan
dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan menginformasikan pada ibu hasil
pemeriksaannya keadaan umum baik. Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaanya.
3. Menjelaskan pada ibu bahwa bayi menyusu lama dan perih pada payudara
yang ibu rasakan di sebabkan karena posisi dan perlekatan saat menyusui
yang kurang tepat. Ibu mengerti dan meminta bidan untuk mengajarkannya.
4. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar yaitu Bayi diletakkan
menghadap payudara, ibu duduk atau berbaring santai, perut bayi menempel
badan ibu, kepala bayi menghadap payudara Bayi diberi rangsangan untuk
membuka mulut (rooting reflex) dengan cara, menyentuh pipi/sisi mulut
bayi dengan puting susu. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala
bayi didekatkan ke payudara ibu dengan putingserta areola dimasukkan ke
mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut
bayi. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
5. Menjelaskan pada ibu manfaat posisi dan perlekatan saat menyusui dengan
benar yaitu puting susu tidak lecet, perlekatan menyusu pada bayi kuat
sehinggan ASI keluar banyak, bayi menjadi tenang. Ibu mengerti.
6. Menjelaskan pada ibu tanda bayi cukup ASI yaitu Bayi langsung tidur, BAK
lebih dari 6 kali sehari, bayi akan melepas sendiri mulutnya dari payudara
ibu ketika sudah puas, Berat Badan bayi naik 500 gram sampai 1000 gram
pada trimester 1, bayi akan BAB 2 kali/hari dengan warna kuning. Ibu
23
mengerti penjelasan yang diberikan.
7. Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu yaitu makan nasi, lauk
pauk, sayuran dan buah. Tidak ada makanan yang dipantang masa menysui.
Ibu mengerti.
8. Menjelaskan pada ibu tentang ASI Ekslusif yaitu bayi hanya di berikan ASI
sampai usia bayi 6 bulan tampa di berikan makanan apapun karena
kebutuhan bayi cukup dipenuhi oleh ASI. Ibu mengerti.
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat untuk memulihkan kondisinyaa, ibu mau
melakukannya.
10. Menjadwalkan kunjungan yang kedua pada tanggal 25-07-2022. Ibu
bersedia untuk dikunjungi kembali.
11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan. Dokumentasikan SOAP sudah
dilakukan.
Pandeglang, 22-07-2022
Pengkaji,
Rini Kurniasari
24
CATATAN PERKEMBANGAN
25
O : Tanda-tanda Vital:
K/U : baik, kesadaran : CM, Keadaan emosional : stabil
TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,7 0C
Hasil Pemeriksaan Fisik :
1. Wajah
Tidak terlihat oedem, tidak terlihat pucat.
2. Mata
Konjunctiva tidak pucat, sclera terlihat putih.
3. Leher
Tidak teraba pembengkakan pada kelenjar tiroid dan limfe, tidak terlihat
bendungan pada vena jugularis.
26
4. Payudara
terlihatsimetris, terlihat bersih, tidak terlihat retraksi dinding dada,terlihat
hiperpigmentasi pada areola mammae, terlihat puting susu menonjol
(+)/(+), ASI (+)/(+), tidak teraba massa, tidak nyeri tekan.
5. Abdomen
Tidak terlihat luka bekas operasi.
6. Genetalia (Tidak di periksa)
7. Ekstremitas
Atas : kuku sianosis (-)/(-), oedema (-)/(-)
P :
1. Melakukan persetujuan tindakan pada ibu, ibu menyetujui tindakan yang
akan dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu ibu hasil pemeriksaan
k/u baik, TD110/70 mmHg, N 80 x/menit, R 24 x/menit, S 36,7 0 C . Ibu
sudah mengetahui hasil pemeriksaanya.
3. Menilai serta mengkaji kembali ibu cara menyusui yang benar. Ibu dapat
mempraktikkan cara menyusui yang benar yaitu, ibu rilex, posisi ibu
nyaman. Jika dengan duduk, meletakkan kepala pada siku, pegang
bokong bayi dengan telapak tangan yang digunakan untuk memangku
bayi, Areola payudara Sebagian besar masuk ke mulut bayi. Perlekatan
mulut bayi baik dimana bagian areola ibu tidak terlihat.
4. Menyarankan pada ibu untuk tidur ketika bayi tidur agar ibu
mendapatkan istirahat yang cukup, sehingga produksi ASI bertambah
banyak. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
bervariasi, agar produksi ASI banyak dan berkwalitas, tidak ada makan
27
yang dipantang pada masa nipas. Ibu mau melaksanakan anjuran yang
diberikan.
Pandeglang, 25-07-2022
Pengkaji,
(Rini Kurniasari)
28
CATATAN PERKEMBANGAN
29
O : Tanda-tanda Vital:
K/U : baik, kesadaran: CM, Keadaan emosional: stabil
TD : 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, R : 24 x/menit, S: 36,7 0C
Hasil Pemeriksaan Fisik:
C. Wajah
Tidak terlihat oedem, tidak terlihat pucat
D. Mata
Konjunctiva tidak pucat, sclera terlihat putih
E. Leher
Tidak teraba pembengkakan pada kelenjar tiroid dan limfe, tidak terlihat
bendungan pada vena jugularis.
30
4. Payudara
terlihatsimetris, terlihat bersih, tidak terlihat retraksi dinding dada, terlihat
hiperpigmentasi pada areola mammae, terlihat puting susu menonjol tidak
lecet, (+)/(+), ASI (+)/(+), tidak teraba massa, tidak nyeri tekan.
5. Abdomen
tidak terlihatluka bekas operasi
6. Genetalia (Tidak di periksa)
7. Ekstremitas
Atas : kuku sianosis (-)/ (-), oedema (-)/ (-)
Bawah : kuku sianosis (-)/ (-), oedema (-)/ (-), varises (-)/ (-),
tanda homan (-)/ (-)
P :
1. Melakukan persetujuan tindakan pada ibu, ibu menyetujui tindakan yang
akan dilakukan.
2. Melakukan pemertiksaan fisik dan memberitahu ibu hasil pemeriksaan k/u
baik, ibu sedikit pucat karena kemungkinan ibu kurang tidur TD110/70
mmHg, N 80 x/menit, R 24 x/menit, S 36,7 0 C. Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaanya.
3. Menayakan apakah ada yang perlu ibu konsultasikan kembali tentang
menyusui. Ibu sangat senang, menyusui merupakan suatu hal yang
menyenangkan, ibu tidak merasa perih lagi pada payudara setalah
menyusui, ibu merasa sangat menikmati masa masa menyusui. Ibu
bertemakasih kepada bidan
4. Memotivasi ibu untuk tetap mempertahankan menyusui bayinya secara
eksklusif. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi hingga bayi berusia
6 bulan. Ibu memahami penjelasan yang diberikan dan bersedia mengikuti
anjuran yang diberikan.
5. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan payudaranya agar tetap bersih
dan kering dan menggunakan BH yang menyokong payudara. Ibu bersedia
31
mengikuti anjuran bidan.
Pandeglang, 28 -07-2022
Pengkaji,
(Rini Kurniasari)
32
BAB IV
PEMBAHASAN
33
Data objektif diperoleh melalui observasi yang dilakukan pada Ny. S.
Sesuai yang dikemukakan oleh Dinarti & Yuli (2017). Data objektif adalah data
yang didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran, atau pemeriksaan fisik
dengan beberapa metode. Misalnya Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan,
Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Kepala dan lain-lain. Penulis melakukan
pemeriksaan fisik melalui observasi secara virtual pada Ny. S dan ditemukan
bahwa Hasil k/u baik, kesadaran CM, Keadaan emosional stabil, TD 110/70
mmHg, N 80 x/menit, R 24 x/menit, S 36,70 C ,pemeriksaan fisik dalam batas
normal dan status gizi dalam keadaan baik.
C. Perumusan Diagnosa
Pengkaji juga memberitahu pada ibu tentang ASI Ekslusif yaitu bayi
hanya diberikan ASI sampai usia bayi 6 bulan tampa di berikan makanan
apapun karena kebutuhan bayi cukup dipenuhi oleh ASI. Sesuai dengan teori
mufdlilah tahun 2017 ASI Ekslusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi dan tim, selama 6 bulan.
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S umur 23 tahun
yang dimulai dari pengkajian data sampai evaluasi maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
B. Saran
1. Bagi Keluarga Binaan
Dengan diadakannya kunjungan ini diharapkan keluarga
dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga
binaan, khususnya pada ibu yang sedang menyusui diharapkan
mampu menyusui bayinya dengan baik dan benar.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi
tentang masalah kesehatan yang dihadapi pasien dan meningkatkan
pengetahuan sehingga mampu melakukan penatalaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu menyusui.
2. Dewi, Vivian Nanny Lia & Sunarsih, tri. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas. Jakarta: Salemba medika.
5. JNPK-KR, 2019. Asuhan esensial bagi ibu bersalin dan bayi baru lahir serta
penatalaksanaan komplikasi segera pasca persalinan dan nipas; Asosiasi
pelatihan klinik organisasi profesi
1. Karakteristik Peserta
b. Pendidikan Terakhir : SD
2. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang
posisi dan pelekatan menyusui yang baik dan benar.
b. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
1 .Ibu dapat menjelaskan Definisi menyusui
6. Kegiatan penyuluhan
1. Mengucap salam
2. Perkenalan
3. Pendekatan dengan ibu
1. Pembukaan 5 menit
4. Menggali pengetahuan ibu tentang
posisi dan pelekatan saat mrenyusui
1. Menjelaskan tentang pengertian Menyusui,
Manfaat Menyusui, dan posisi pelekatan
ytang benar
2. Memberi kesempatan ibu untuk
bertanya.
3. Mengevaluasi materi untuk
2. Pengembangan 15 menit
4. mengetahui apakah ibu sudah memahami
materi yang disampaikan.
7. Evaluasi
a. Struktural
1) Persiapan tempat
2) Persiapan waktu (kontrak waktu)
b. Proses
Selama konseling ibu aktif dalam bertanya
c. Hasil
1) Ibu mampu menjelaskan Definisi Menyusui
2) Ibu mampu menjelaskan Manfaat Menyusui
3) Ibu mampu menjelaskan Prinsip Pemberian ASI.
MATERI PENYULUHAN MENYUSUI
1. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana
keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi
pada bayi. Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau
anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu1 .
2. Manfaat Menyusui
a. Manfaat bagi bayi
1) Komposisi sesuai kebutuhan.
2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.
3) ASI mengandung zan antibody.
4) Perkembangan psikomototrik lebik cepat.
5) Menunjang perkembangan kognitif.
6) Menunjang perkembangan penglihatan.
air putih, jus buah, susu, sari kacang hijau, sari kedelai dan lain-lain.
DAFTAR TILIK
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut :
1. Kurang : Bila langkah klinik tidak dilakukan
2. Cukup : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai prosedur
3. Mampu : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang cekatan
dalammendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relative lebih lama.
4. Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri, kadang-Kadang tampak
cemas dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan
5. Sangat Baik :Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan teknik dalam lingkup
kebidanan dan waktu efisien
PENILAIAN
No Langkah Kerja
0 1 2 3 4
A PERSIAPAN
PERSIAPAN TEMPAT
PERSIAPAN ALAT
B TINDAKAN
3 Mengucap salam
4 Memperkenalkan diri
C TEKNIK
17 Melakukan pendokumentasian
JUMLAH
NILAI
KETERANGAN
Key point :
Key point :
Key point :
Menjelaskan tentang pengertian
Menyusui,, Manfaat Menytusui, dan
Posisi dan pelekatan yang bener
Key point :
Key point :
Nama : Ny Surensih
Usia : 23 tahun
Alamat : Kp Bojong Kondang RT/RW 002/001 Desa Sukadame
Menyetujui untuk menjadi klien dalam asuhan kebidanan keluarga binaan dan
menyetujui jika ada pemeriksaan medis atau kegiatan lain yang akan dilakukan
oleh:
NPM 19210200088
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak
manapun, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Responden
(Surensih)
DOKUMENTASI
22, 25 & 28
JULI 2022
LAMPIRAN