Anda di halaman 1dari 78

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

A DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN a.i GASTRITIS DI KLINIK INSAN MADANI
KABUPATEN SUBANG
TAHUN 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk menempuh Ujian Sidang Asuhan Keperawatan Komprehensif
SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang

META SUCI SAHARA


No. Induk:202000054

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA


SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG
KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022

i
SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG
META SUCI SAHARA
No.Induk : 202000054

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN GANGGUAN SITEM


PENCERNAAN a.i GASTRITIS DI KLINIK INSAN MADANI
KABUPATEN SUBANG TAHUN 2022
XI + VI BAB + 2 Gambar + 3 Lampiran

ABSTRAK

Gastritis merupakan salah satu faktor utama yang menjadi masalah


kesehatan pada masyarakat. Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih
sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal gastritis
atau sakit maag akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja
maupun orang dewasa. Gastritis atau sakit maag adalah peradangan
(pembengkakan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan
infeksi. Jika penyakit gastritis ini dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi
lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung hingga
menyebabkan kematian. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa keluhan sakit
pada penyakit gastritis paling banyak ditemui akibat dari fungsional, yaitu
mencapai 70-80% dari seluruh kasus.
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan
pengalaman langsung dalam memberikan asuhan keperawatan kepada Ny.A
secara komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dalam bentuk studi
kasus. Masalah yang muncul pada kasus klien Ny.A adalah nyeri berhubungan
dengan peningkatan asam lambung,gangguan pola istirahat tidur berhubungan
dengan adanya nyeri dibagian abdomen, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan nerhubungan dengan mual dan muntah, dan gangguan personal
hygiene berhubungan dengan rasa nyaman. Perencanaan yang telah disusun
berdasarkan masalah yang muncul pada kasus pasien Ny.A hampir seluruhnya
dapat dilaksanakan.
Penulisan mendapatkan kesimpulan pada Asuhan Keperawatan Ny.A telah
dilakukan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Sehinga muncul masalah keperawatan dan semuanya dapat teratasi
sesuai dengan tujuan jangka pendek serta kriteria hasil yang ditetapkan.
Saran yang dapat penulis berikan sesuai dengan keterbatasan sarana dan prasarana
yang ada diharapkan mampu menghasilkan hasil asuhan keperawatan yang lebih
baik dimasa mendatang.

Kata kunci : Asuhan keperawatan dengan Gangguan Pencernaan


Daftar Pustaka :

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : META SUCI SAHARA


No.Induk : 202000054
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN a.i
GASTRITIS DI KLINIK INSANI MADANI
TAHUN 2022

Telah disetujui untuk diajukan pada ujian sidang Laporan Tugas Akhir
Subang, 8 Oktober 2022

Pembimbing

( Casmo, S. Kep., Ners.,M.M )

Mengetahui
SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang
Ka. Prodi Keperawatan

( Lisna Lediawati, S. Kep )

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : META SUCI SAHARA


No.Induk : 202000054
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN a.i
GASTRITIS DI KLINIK INSANI MADANI
TAHUN 2022

Telah diujikan pada hari ………….… Oktober 2022


di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang

Penguji I Penguji II

(…………………….) (……………………..)

Mengetahui
SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang
Kepala Sekolah

(Yogi Sugiyana, M.Pd)

iii
RIWAYAT HIDUP

Nama : META SUCI SAHARA


No.induk : 202000054
Tempat tanggal : Subang, 14 Maret 2005
lahir
Alamat : Kp. Cipaku, Rt 11 Rw 03, Ds Cibogo, Kec Cibogo, Kab
Subang.

No.Hp : 087724029690

1 1. SDN MARGALUYU : Tahun 2011-2017


2. SMPN 1 CIBOGO : Tahun 2017-2020
3. SMK KES. BHAKTI KENCANA : Tahun 2020 s.d sekarang
Pendidikan

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan

gangguan system pencernaan a.i Gastritis di Klinik Insan Madani Kabupaten

Subang Tahun 2022”.

Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk menempuh ujian siding Asuhan

Keperawatan Komprehensif SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis dapat banyak mendapat saran,

dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang

merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat

membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan

tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala

hormat dan kerendahan hati perkenalkanlah penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana Bandung H.Mulyana,

SH.,M.Pd.,MH.Kes

2. Yogi Sugiyana, M.pd selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan Bhakti

Kencana Subang.

3. Arsyil Arsyad,Amd.Rad selaku Direktur klinik insan madani

4. Iis selaku Pembimbing lapangan

5. Lisna Lediawati S.Kep selaku ketua prodi Keperawatan

6. Casmo, S.Kep.,Ners.,MM selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir.

v
7. Kedua orang tua serta saudara yang senantiasa memberikan doa dan

dukungan bagi penulis, baik secara materi maupun non materi dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir.

8. Seluruh teman-teman keperawatan yang telah memberikan motivasi.

9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang

telah terlibat banyak membantu sehingga laporan tugas akhir ini dapat

diselesaikan.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan

keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis

miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak

menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat

komutatif bagi diri penulis.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi

Pendidikan dan masyarakat luas.

Subang, 07 September 2022

(Meta suci sahara)

vi
DAFTAR ISI
hal
1. Abstrak....................................................................................... i
2. Lembar Persetujuan.................................................................... ii
3. Lembar Pengesahan.................................................................... iii
4. Riwayat Hidup...........................................................................
5. Kata Pengantar...........................................................................
6. Daftar Isi.....................................................................................
7. Daftar Gambar............................................................................
8. Daftar Lampiran.........................................................................

BAB I : PENDAHULUAN
1.1........................................................................................... Latar
Belakang...........................................................................
1.2........................................................................................... Rumusan
Masalah
1.3........................................................................................... Tujuan
Penulisan...........................................................................
1.2.1 Tujuan Umum...........................................................
1.2.2 Tujuan Khusus..........................................................
1.4............................................................................................. Manfaat
Penelitian............................................................................
1.3.1 Bagi Peneliti..............................................................
1.3.2 Bagi profesi...............................................................
1.5........................................................................................... Metode
Penelitian..........................................................................
1.6...........................................................................................Sistematika
Penulisan...........................................................................

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tinjauan Teoritis..................................................................
2.1.1Pengertian.....................................................................
2.1.2 Etiologi........................................................................
2.1.3 Anatomi Fisiologi.......................................................
2.1.4 Patofisiologi................................................................
2.1.5 Manisfestasi Klinis......................................................
2.1.6 Penatalaksanaan..........................................................
2.2. Tinjauan Kasus.....................................................................
2.2.1 Pengkajian...................................................................

vii
2.2.2 Diagnosa.....................................................................
2.2.3 Intervensi.....................................................................
2.2.4 Implementasi...............................................................
2.2.5 Evaluasi.......................................................................

BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN


3.1. Pengkajian.........................................................................
3.1.1 Biodata Pasien...........................................................
3.1.2 Biodata Penanggung Jawab......................................
3.2. Riwayat Kesehatan............................................................
3.2.1 Keluhan Utama.........................................................
3.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang...................................
3.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu......................................
3.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga......................................
3.3. Pemeriksaan fisik..............................................................
3.3.1 Keadaan Umum........................................................
3.3.2 Keadaan Status Gizi..................................................
3.3.3 Tanda-tanda Vital.....................................................
3.3.4 Daerah Kepala dan Leher.........................................
3.3.5 Thorax.......................................................................
3.3.6 Abdomen..................................................................
3.3.7 Daerah Genitila.........................................................
3.3.8 Ekstremitas...............................................................
3.3.9 Daerah Bokong dan Punggung.................................
3.4. Pola Aktivitas....................................................................
3.5. Data Psikososial................................................................
3.6. Data Spiritiua;...................................................................
3.7. Data Sosial........................................................................
3.8. Data Penunjang.................................................................
3.8.1 Laboraturium..........................................................
3.8.2 Therapi....................................................................
3.9. Analisa data.......................................................................
3.10. Diagnosa Keperawatan....................................................
3.10.1 Perencanaan..........................................................
3.10.2 Catatan Perkembangan.........................................

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan.........................................................................
4.2 Saran....................................................................................

viii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit yang terdapat di dunia ini bermacam-macam, mulai dari

yang tidak berbahaya sampai yang dapat menyebabkan kematian. Faktor

penyebabnya juga bermacam-macam, ada faktor internal seperti gen,

keturunan dan faktor eksternal lainnya. Sistem pencernaan terdiri dari mulut,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Dimana semua

organ itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan (Endang,

2019).

Fungsi utama dari sistem pencernaan yaitu sebagai pencerna nutrisi

tubuh. Namun meskipun begitu, bukan berarti sistem pencernaan pada tubuh

manusia akan selalu aman karena adanya nutrisi yang banyak. Pintu atau

jalan masuknya zat dari luar dengan bebas ternyata akan menimbulkan

banyak gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan. Dimana penyakit

tersebut akan mengganggu atau mengancam orang yang menderitanya.

Penyakit atau gangguan yang menyerang ini akan menghambat sistem kerja

organ-organ yang lainnya. penyakit yang akan mengancam sistem pencernaan

manusia diantaranya diare, gastritis, konstipasi, apendiksitis, peritonitis dan

stomatitis (Endang, 2019).

Gastritis merupakan salah satu faktor utama yang menjadi masalah

kesehatan pada masyarakat. Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih

sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal

1
gastritis atau sakit maag akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik

2
2

bagi remaja maupun orang dewasa. Gastritis atau sakit maag adalah

peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh

faktor iritasi dan infeksi. Jika penyakit gastritis ini dibiarkan terus menerus

akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena

kanker lambung hingga menyebabkan kematian. Berbagai penelitian

menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak

ditemui akibat dari fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus.

Gastritis fungsional merupakan sakit yang disebabkan oleh gangguan pada

organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang

sesuai, faktor psikis dan kecemasan (Saydam, 2016).

Gastritis kronis tetap merupakan penyakit yang relatif umum di

negara berkembang. Prevalensi infeksi H. pylori pada anak-anak di populasi

barat adalah sekitar 10% tetapi sekitar 50% di negara berkembang. Di negara

berkembang, prevalensi keseluruhan H. pylori bervariasi tergantung pada

wilayah geografis dan kondisi sosial ekonomi. Ini adalah sekitar 69% di

Afrika, 78% di Amerika Selatan, dan 51% di Asia. Sosial ekonomi dan

kebersihan lingkungan merupakan faktor penting dalam penularan infeksi H.

pylori di seluruh dunia. Faktor-faktor ini termasuk kebersihan keluarga,

kepadatan rumah tangga, dan kebiasaan memasak. Asal pediatrik infeksi H.

pylori saat ini dianggap sebagai penentu utama gastritis terkait H. pylori di

masyarakat (Azer, et all, 2021).

Menurut data dari Kemenkes RI tahun 2015, angka presentasi dari

kejadian penyakit gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Angka kejadian


3

gastritis pada beberapa daerah di Indonesia itu sendiri cukup tinggi dengan

prevalensi persentase 274.396 kasus dari 238.452.952 penduduk. Angka

kejadian gastritis di Indonesia tepatnya di provinsi Jawa Barat penyakit

gastritis mencapai 31,2 % dan di daerah Kota Bandung sendiri penderita

penyakit gastritis mencapai 15,37 dan itu menempati angka tertinggi di Jawa

Barat (Kemenkes RI, 2015). Data Dinas Kesehatan Kota Subang tahun 2018,

menyebutkan bahwa gastritis menempati urutan ke-4 dari 10 penyakit

terbanyak dengan jumlah 4.853 kasus (12,26%) dan pada tahun 2019

meningkat menjadi 6.013 kasus (13,20%) di urutan ke-2 (Dinkes Kab.

Subang, 2019).

Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Subang tercatat 10 besar

penyakit yaitu ISPA sebanyak 19.234 (38,40%), Gastritis sebanyak 7.013

(14,00%), Hipertensi sebanyak 5.001 (9,98%), Myalgia sebanyak 4.687

(9,36%), Febris sebanyak 3.483 (6,95%), Dispepsia sebanyak 2.998 (5,98%),

Dermatitis sebanyak 2.221 (4,43%), Diare sebanyak 2.162 (4,32%),

Chepalgia sebanyak 1.676 (3,35%), TBC sebanyak 1.620 (3,23%) (Dinkes

Kab. Subang, 2020).

10 Besar Penyakit di Klinik Insan Madani


Periode (Juli 2020-Agustus 2022)
NO Nama Penyakit Jumlah Persen %

1. Dengue Hemorrhagic 2497 25,26%


Fever
2. Typoid 1282 18,26%
3. Gastritis 914 13,53%
4. Gastroenteritis 812 12,90%
4

5. Tuberkulosis 694 8,28%


6. Diabetes Mellitus 619 6,26%
7. Stroke 606 5,98%
8. Hipertensi 546 3,60%
9. Hepatitis 537 3,25%
10. Pneumonia 531 3,15%
JUMLAH 9038 100%

Gastritis atau lebih lazim kita menyebutkannya sebagai penyakit maag

merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktifitas dan bila tidak

ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis

terjadi pada orang- orang yang memiliki pola makan tidak teratur dan

memakan makanan yang merangsang produksi asam lambung. Beberapa

infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Gejala-

gejala sakit gastritis selain nyeri di daerah ulu hati adalah mual, muntah,

lemas, kembung dan terasa sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat, suhu

badan naik, keluar keringat dingin, pusing dan selalu bersendawa dan pada

kondisi yang lebih parah, bisa muntah darah (Wijoyo dalam Pratiwi, 2013).

Berdasarkan data diatas penulis tertarik membuat asuhan keperawatan

tentang “Asuhan Keperawatan pada Ny. A Di Klinik Insan Madani

Kabupaten Subang Tahun 2022.”

1.2 Rumusan Masalah

Angka kejadian gastritis di negara berkembang, prevalensi keseluruhan

H. pylori bervariasi tergantung pada wilayah geografis dan kondisi sosial


5

ekonomi. Ini adalah sekitar 69% di Afrika, 78% di Amerika Selatan, dan 51%

di Asia. Presentasi dari kejadian penyakit gastritis di Indonesia adalah 40,8%,

provinsi Jawa Barat penyakit gastritis mencapai 31,2 %, sedangkan di

Kabupaten Subang sebesar 14%.

Berdasarkan dari data diatas, maka penulis tertarik membuat asuhan

keperawatan untuk mengetahui “Asuhan Keperawatan pada Ny. A Di Klinik

insan madani Kabupaten Subang” .

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan

gangguan sistem pencernaan a.i Gastritis di Klinik Insan Madani

Kabupaten Subang Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ny. A pada tahap

pengkajian

b. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ny. A pada tahap

diagnosis

c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ny. A pada tahap

perencanaan

d. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ny. A pada tahap

implementasi
6

e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ny. A pada tahap

evaluasi

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

a. Menambah pengetahuan dalam praktik

b. Menambah pengetahuan siswa dalam praktek ataupun teori

dalam asuhan keperawatan

c. Pengalaman belajar dilapangan

d. Dapat menambah wawasan baru serta meningkatkan

keterampilan dalam belajar dan bekerja

e. Dapat bersosialisasi dengan masyarakat

1.4.2 Bagi SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang

a. Nama sekolah bisa dikenal dan diakui di masyarakat

b. Dapat digunakan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan

ataupun sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian di

masa yang akan datang.

1.5 Metode Penulisan

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, saya menggunakan

metode studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1.5.1 Wawancara
7

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dan dimana penulis

memperoleh informasi data dengan cara langsung dari pasien.

1.5.2 Observasi

Observasi yaitu suatu pengamatan secara langsung terhadap suatu

objek/klien untuk memperoleh informasi dan data yang melalui

proses infeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

1.5.3 Studi Dokumentasi

Data yang diperoleh dari catatan perawatan.

1.5.4 Studi kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari media elektronik untuk

memperoleh ketentuan dasar tentang kasus yang dihadapi.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang data

pasien yang terkena penyakit Gastritis , tujuan, manfaat,

metode dan sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan teori, terdiri dari konsep dasar penyakit

Gastritis yang berisi pengertian, etiologi, anatomi

fisiologi, patofisiologi, manifestasi klinis dan

penatalaksanaan masalah yang timbul. Konsep dasar

proses perawatan meliputi pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

BAB III : Tinjauan kasus asuhan keperawatan komprehensif,

terdiri dari asuhan keperawatan pada Ny.A dengan


8

gangguan sistem pencernaan a.i Gastritis di Klinik insan

madani Kabupaten Subang .

BAB IV : Kesimpulan dan saran, berisi uraian-uraian kesimpulan

dari penerapan langkah-langkah proses keperawatan

yang terdiri dari pengkajian hingga evaluasi.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengertian

Gastritis merupakan peradangan atau pendarahan mukosa

lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal. Dua jenis gastritis

yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik

kronis (Hardi & Huda Amin, 2015).

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa

lambung, peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa

lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi

penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan, pelepasan

epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung

(Sukarmin,2013).

Penyakit gastritis atau sering dikenal sebagai penyakit maag

merupakan penyakit yang sangat mengganggu. Biasanya penyakit

gastritis terjadi pada orang- orang yang mempunyai pola makan yang

tidak teratur dan memakan makanan yang merangsang produksi asam

lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan

terjadinya gastritis. Gejala-gejala sakit gastritis selain nyeri ulu hati

juga menimbulkan gejala seperti mual, muntah, lemas, kembung, terasa

sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat, suhu badan naik, keluar
10

keringat dingin, pusing, selalu bersendawa dan pada kondisi yang lebih

parah, bisa muntah darah (Wijayanto dalam Syamsu, 2017).

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gastritis

adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang

disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi dan ketidakteraturan dalam pola

makan misalnya makan terlalu banyak, cepat, telat makan. Makan-

makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat

menyebabkan terjadinya gastritis.

2.1.2 Etiologi

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori,

virus atau parasit lainnya juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor

gastritis akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari

kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.

Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin

dan ibuprofen (Dewit, Stromberg & Dallred, 2016).


11

2.1.3 Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1

Sistem Pencernaan Tubuh Manusia

Sumber : Yuli,2011

Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari mulut

sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk

menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,

menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian

makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut

dari tubuh.
12

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.

Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak di luar

saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

a. Mulut, Tenggorokan dan Kerongkongan

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas

2 bagian yaitu bagian luar atau vestibula dan bagian dalam atau

rongga mulut (Rohen Yokochi,Drs. Med. Adji Dharma, Anatomi

Fisiologi system pencernaan) .

Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah

rahang mengalirkan isinya kedalam mulut. Di dasar mulut terdapat

lidah, yang berfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan. Di

belakang dan di bawah mulut terdapat tenggorokan (faring) ( Long.

B.C., 2011 ).

Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di

permukaan lidah. Selain itu fungsi lidah adalah mengaduk

makanan,membentuk suara dan merasakan makanan Penciuman

dirasakan oleh saraf olfakturius di hidung, pengecapan relatif

sederhana terdiri dari manis, asam, asin, dan pahit. Makanan

dipotong oleh gigi seri,makanan yang keras dan liat diputuskan oleh

gigi taring dan makanan yang sudah dipotong-potong kemudian

dihaluskan oleh gigi graham. Kelenjar ludah merupakan kelenjar

yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus


13

stensoni. Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri

yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya.

Kelenjar ludah tersebut terdiri dari 2 kelenjar yaitu kelenjar ludah

bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah (Pusnawan Junaidi

dkk., kamus istilah kedokteran dan anatomi fisiologi).

Proses menelan dilakukan secara sadar dan berlanjut secara

otomatis. Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk kedalam

pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut

sebelah belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar

makanan tidak masuk kedalam hidung ( Smeltzer. S.C. dan Bare.

B.G ).

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang

berdinding tipis oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan

tenggorokan dengan lambung, makanan didorong melalui

kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang

kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik

(Ramali. A. dan Pamoentjak, 2011).

b. Lambung

Lambung merupakan organ otot yang berongga yang besar

dan berbentuk seperti kacang keledai. Makanan masuk kedalam

lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin

(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan


14

normal sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung

kedalam kerongkongan (Rumahorbo. H, 2011/8/10 ).

Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang

letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen

di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat

mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ

lain, tekanan organ lain dan postur tubuh.

1) Fundus ventrikuli

Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum

kardiakum dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan

esophagus terdapat katup sfingter kardiak.

2) Korpus ventrikuli

Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk

tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter

pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal

dan berlanjut ke duodenum.

3) Antrum pylorus

Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan

mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus.

Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke

duodenum.

4) Kurvantura minor
15

Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang

dari osteum kardiak sampai ke pylorus. Kurvantura minor

dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan

ganda dari peritoneum.

5) Oesteum kariakum

Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke

lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pylorus yang

tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin

yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan

relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran

mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.

Lambungmempunyaifungsi yang sangat kompleks didalam

tubuh yaitu menampung makanan yang masuk melalui

esophagus, menghancurkan makanan dengan gerakan

peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran

makanan dilakukan dengan dua cara yaitu :

a). Mekanis

Yaitumenyimpan, mencampur dengan sekret

lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus.

Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik

setiap 20 detik.

b). Kimiawi

bolus dalam lambung akan dicampur dengan

asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis


16

makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin

asam garam, renin dan lapisan lambung. (Dinirudy)

2.1.4. Patofisiologi

Gastritis disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan

dan alkohol, makanan yang pedas, asam maupun panas. Pada yang

mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (nervus

vagus) yang meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam

lambung. Adanya HCl di dalam lambung dapat menimbulkan rasa

mual, muntah, dan anorekia. Zat kimia maupun makanan yang

merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi

untuk menghasilkan mukus. Sedangkan mukus berfungsi untuk

melindungi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa

lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya

vasodilatasi sel mukosa gaster.Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang

memproduksi HCl di daerah fundus dan pembuluh darah. Vasodilatasi

mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia

juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri disebabkan karena

kontak HCl dengan mukosa gaster (Sya’diyah 2018 : 271).

2.1.5 Manifestasi Klinis

Gastritis yang dirasakan bisa berupa perut kembung,cegukan, mual,

nyeri terasa dibagian ulu hati, muntah, hilang nafsu makan, cepat

merasa kenyang dan muntah darah. Adapun yang lainnya adalah :


17

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan

saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya

sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia

dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan (Guyton, 2014).

2.1.6 Penatalaksanaan

1. Pengobatan pada gastritis meliputi:

a) Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung

b) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan

intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-

gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan

antasida dan istirahat.

c) Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan

asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.

d) Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara

menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin

yang menyebabkan iritasi (Ikatan Apoteker Indonesia, 2011)

e) Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,

Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pylorus.

2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien

mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila

gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan

terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang


18

dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis

diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,

pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

a). Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (misal:

alumunium hidroksida) untuk menetralisasi asam atau alkali,

digunakan jus lemon encer atau cuka encer.

b). Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena

bahaya perforasi.

3. Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi:

a) Mengurangi stress

b) Diet

Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan

peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan

seperti pudding, agar-agar dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah

12 – 24 jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya

ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis superficial yang

kronis biasanya berespon terhadap diet sehingga harus menghindari

makanan yang berbumbu banyak atau berminyak (Guyton, 2014).

2.2 Tinjauan Kasus

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan proses

sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012).

Data tersebut berasal dari pasien (data primer), keluarga (data sekunder), dan
19

catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan pendekatan

proses keperawatan melalui wawancara,observasi langsung,dan melihat

catatan medis. Adapun data yang diperlukan pada pasien gastritis yaitu

sebagai berikut:

1. Data Dasar (Identitas Pasien)

Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin,

suku,bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk

rumah sakit, dan diagnosa medis. Data dasar pada pasien dengan

gastritis yaitu:

a) Umur : Menurut Wahyu dkk (2015) usia 26-36

tahun mempunyai resiko lebih tinggi

terkena gastritis.

b) Jenis Kelamin : Perempuan mempunyai resiko lebih tinggi

daripada laki-laki untuk kejadian gastritis

(Wahyu, dkk, 2015).

c) Alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,

tanggal pengkajian, diagnosa medis (Sukarmin, 2012)

2. Keluhan Utama

Keluhan utama ditulis secara singkat dan jelas. Keluhan

utama merupakan keluhan yang membuat pasien meminta bantuan

pelayanan kesehatan, keluhan utama adalah alasan pasien masuk

rumah sakit. Pada pasien gastritis, datang dengan keluhan mual

muntah, nyeri epigastrum. Munculnya keluhan diakibatkan iritasi


20

mukosa lambung dan menyebabkan keluhan-keluhan lain menyertai

(Sukarmin, 2013).

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang merupakan penjelasan dari

permulaan pasien merasakan keluhan sampai dengan dibawa ke

rumah sakit. Pada gastritis, pasien mengeluh tidak dapat makan,

mual dan muntah. Terjadinya gejala mual-muntah sebelum makan

dan sesudah makan, setelah mencerna makanan pedas, obat-obatan

tertentu atau alkohol. Gejala yang berhubungan dengan ansietas,

stress, alergi, makan minum terlalu banyak atau makan terlalu cepat.

Gejala yang dirasakan berkurang atau hilang, terdapat muntah darah,

terdapat nyeri tekan pada abdomen.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit dahulu merupakan penyakit yang diderita

pasien yang berhubungan dengan penyakit saat ini atau penyakit

yang mungkin dapat dipengaruhi atau mempengaruhi penyakit

yang diderita pasien saat ini. Pada beberapa keadaan apakah ada

riwayat penyakit lambung sebelumnya, pola makan tidak teratur

atau pembedahan lambung (Sukarmin, 2013).

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga dihubungkan dengan

kemungkinan adanya penyakit keturunan, kecenderungan, alergi

dalam satu keluarga, penyakit menular akibat kontak langsung


21

maupun tidak langsung. Pada pasien gastritis, dikaji adakah

keluarga yang mengalami gejala serupa, penyakit keluarga

berkaitan erat dengan penyakit yang diderita pasien. Apakah hal ini

ada hubungannya dengan kebiasaan keluarga dengan pola makan,

misalnya minum-minuman yang panas, bumbu penyedap terlalu

banyak, perubahan pola kesehatan berlebihan, penggunaan obat-

obatan, alkohol, dan rokok (Sukarmin, 2013)

6. Riwayat Psikososial

Meliputi mekanisme koping yang digunakan pasien untuk

mengatasi masalah dan bagaiamana motivasi kesembuhan dan cara

pasien menerima keadaannya (Sukarmin, 2013).

7. Genogram

Genogram umunya dituliskan dalam tiga generasi sesaui

dengan kebutuhan.Bila klien adalah seorang nenek atau kakek, maka

dibuat dua generasi dibawah, bila pasien adalah anak-anak maka

dibuat generasi keatas (Sukarmin, 2013).

8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a). Pola Nutrisi

Pola nutrisi dan metabolism yang ditanyakan adalah diet

khusus/suplemen yang dikonsumi dan instruksi diet

sebelumnya, nafsu makan atau minum serta cairan yang

masuk, ada tidaknya mual-mual, muntah, stomatitis, fluktuasi

BB 6 bulan terakhir naik/turun, adanya kesukaran menelan,


22

penggunaan gigi palsu atau tidak, riwayat masalah

penyembuhan kulit, ada tidaknya ruam, kebutuhan zat gizinya,

dan lain-lain. Nafsu makan pada pasien gastritis cenderung

menurun akibat mual dan muntah, bisa juga karena terjadinya

perdarahan saluran cerna.

b). Pola Eliminasi

Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan

defekasi perhari, ada tidaknya disuria, nocturia, urgensi,

hematuria, retensi, inkontinensia, apakah kateter indwelling

atau kateter eksternal, dan lain-lain. Pada pasien dengan

gastritis didapatkan mengalami susah BAB, distensi

abdonmen, diare, dan melena. Konstipasi juga dapat terjadi

(perubahan diet dan penggunaan antasida).

c). Pola Istirahat dan Tidur

Pengkajian pola istirahat tidur ini yang perlu ditanyakan adalah

jumlah jam tidur pada malam hari, pagi, siang, apakah merasa

tenang setelah tidur, adakah masalah selama tidur, apakah

terbangun dini hari, insomnia atau mimpi buruk. Pada pasien

dengan gastritis, adanya keluhan tidak dapat beristirahat,

sering terbangun pada malam hari karena nyeri atau regurtisasi

makanan.

d). Pola Aktivitas/Latihan


23

Pada pengumpulan data ini perlu ditanyakan kemampuan

dalam menata diri, apabila tingkat kemampuannya 0 berarti

mandiri, 1 = menggunakan alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3

= dibantu orang dengan peralatan, 4 = ketergantungan/tidak

mampu. Yang dimaksud aktivitas sehari-hari antara lain seperti

makan, mandi, berpakaian, toileting, tingkat mobilitas ditempat

tidur, berpindah, berjalan, berbelanja, memasak, kekuatan otot,

kemampuan ROM (Range of Motion), dan lain-lain. Pada

pasien gastritis biasanya mengalami penurunan kekuatan otot

ekstremitas, kelemahan karena asupan nutrisi yang tidak

adekuat meningkatkan resiko kebutuhan energi menurun.

e). Pola Kognisi-Perceptual

Pada pola ini ditanyakan keadaan mental, sukar bercinta,

berorientasi kacau mental, menyerang, tidak ada respon. cara

bicara normal atau tidak, bicara berputar-putar atau juga afasia,

kemampuan komunikasi. Kemampuan mengerti, penglihatan,

adanya persepsi sensori (nyeri), penciuman, dan lain-lain. Pada

pasien gastritis biasanya mengalami depresi dan intensitas

nyeri tergantung pada penyebabnya (pada gastritis akut dapat

menyebabkan rasa tidak nyaman pada epigastrik dan nyeri ulu

hati).

f). Pola Toleransi-Koping Stress


24

Pada pengumpulan data ini ditanyakan adanya koping

mekanisme yang digunakan pada saat terjadinya masalah atau

kebiasaan menggunakan koping mekanisme serta tingkat

toleransi stress yang pernah dimiliki. Pada pasien gastritis,

biasanya mengalami stress berat baik emosional maupun fisik,

emosi labil.

g). Pola Persepsi Diri/Konsep Koping

Pada persepsi ini yang ditanyakan adalah persepsi tentang

dirinya dari masalah yang ada seperti perasaan kecemasan,

ketakutan, atau penilaian terhadap diri mulai dari peran, ideal

diri, konsep diri, gambaran diri, dan identitas tentang dirinya.

Pada pasien gastritis. biasanya pasien mengalami kecemasan

dikarenakan nyeri, mual, dan muntah.

h). Pola Seksual Reproduksi

Pada pengumpulan data tentang seksual dan reproduksi ini

dapat ditanyakan periode menstruasi terakhir, masalah

menstruasi, masalah pap smear, pemeriksaan payudara/testis

sendiri tiap bulan dan masalah seksual yang berhubungan

dengan penyakit.

i). Pola Hubungan dan Peran

Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah pekerjaan, status

pekerjaan, kemampuan bekerja, hubungan dengan pasien atau

keluarga dan gangguan terhadap peran yang dilakukan. Pada


25

pasien gastritis, biasanya tegang, gelisah, cemas, mudah

tersinggung, namun bila bisa menyesuaikan tidak akan menjadi

masalah dalam hubungannya dengan anggota keluarga.

j). Pola Nilai dan Keyakinan

Yang perlu ditanyakan adalah pantangan dalam agama selama

sakit serta kebutuhan adanya rohaniawan dan lain-lain. Pada

pasien gastritis, tergantung pada kebiasaan, ajaran, dan aturan

dari agama yang dianutnya.

9. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai

ujung kaki dengan menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi. Menurut Doengoes (2014),

data dasar pengkajian pasien gastritis meliputi:

a. Keadaan Umum

1 ). Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah mengalami hipotensi (termasuk postural).

b. Takikardia,disritmia (hipovolemia/hipoksemia,

kelemahan/nadi perifer lemah).

c. Pengisian kapiler lambat/perlahan (vesokonstriksi).

d. Pada respirasi tidak mengalami gangguan

2 ). Kesadaran

Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari

cenderung tidur, disorientasi/bingung, sampai koma

(tergantung pada volume sirkulasi/oksigensi).


26

b. Pemeriksaan Fisik Head to Toe

1) Kepala dan Muka

Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah

berkerut (Sukarmin, 2013).

2) Mata

Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis

(penurunan oksigen ke jaringan), konjungtiva pucat dan

kering (Sukarmin, 2013).

3) Mulut dan Faring

Mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa),

bibir pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap

(penurunan hidrasi bibir dan personal hygiene)

(Sukarmin,2013).

4) Abdomen

a. Inspeksi : Keadaan klien: warna, elastisitas, kering,

lembab, besar dan bentuk abdomen rata atau menonjol.

Jika pasien melipat lutut sampai dada sering merubah

posisi, menandakan pasien nyeri.

b. Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif

selama perdarahan, dan hipoaktif setelah perdarahan.

c. Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen

yang ditemukan hypertimpani (bising usus meningkat).


27

d. Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen

tegang. Terdapat nyeri tekan pada region epigastik

(terjadi karena distruksi asam lambung) (Doengoes,

2014).

5) Integumen

Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah

kehilangan darah), kelemahan kulit/membran mukosa

berkeringan (menunjukkan status syok, nyeri akut,

respon psikologik) (Doengoes, 2014).

2.2.2 Diagnosa yang Mungkin Muncul

a. Resiko tinggi gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak kuat

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah

c. Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung.

d. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

e. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan rasa nyaman

(NANDA, 2020)

2.2.3 Perencanaan

a. Diagnosa Keperawatan 1 : Resiko tinggi gangguan keseimbangan

volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak kuat.

1) Tujuan :
28

Resiko gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi.

2) Kriteria Hasil :

a. Membran mukosa lembab

b. Turgor kulit baik, elektrolit kembali normal

c. Pengisian kapiler berwarna merah muda

d. Tanda vital stabil

e. Input dan output seimbang.

3) Intervensi :

a. Kaji tanda dan gejala dehidrasi

b. observasi TTV

c. ukur intake dan out anjurkan klien untuk minum ± 1500-

2500ml,

d. observasi kulit dan membran mukosa

e. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.

b. Diagnosa Keperawatan 2 : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah

1) Tujuan

Nafsu makan klien kembali normal

2) Kriteria Hasil :

a. Porsi makan bertambah

b. BB kembali normal

c. Klien tampak segar

3) Intervensi :
29

a. Hidangkan makanan dalam keadaan hangat

b. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering

c. Berikan obat anti mual

d. Kaji makanan kesukaan klien

c. Diagnosa Keperawatan 3 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan

asam lambung.

1) Tujuan :

Peningkatan asam lambung dapat diatasi

2) Kriteria Hasil :

a. Klien tampak tidak meringis menahan kesakitan

b. Skala nyeri berkurang

3) Intervensi :

a. Obs. TTV

b. Berikan terapi sesuai advis dokter

c. Anjurkan klien untuk sementara tidak memakan makanan

yang asam dan pedas

d. Kaji skala nyeri

d. Diagnosa Keperawatan 4 : Keterbatasan aktivitas berhubungan

dengan kelemahan fisik.

1) Tujuan :

Keterbatasan aktifitas teratasi.

2) Kriteria Hasil :

a. Klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.


30

3) Intervensi :

a. Tingkatkan tirah baring atau duduk

b. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman

c. Batasi pengunjung

d. Dorong penggunaan tekhnik relaksasi

e. Kaji nyeri tekan pada gaster

f. Berikan obat sesuai dengan indikasi.

e. Diagnosa Keperawatan 5 : Gangguan pola istirahat tidur

berhubungan dengan rasa nyaman

1) Tujuan :

Gangguan rasa nyaman klien dapat teratasi

2) Kriteria Hasil :

a. Pasien bisa tidur dengan nyenyak

b. Pasien tampak segar

3) Intervensi :

a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

b. Atur posisi tidur klien

c. Kurangi pencahayaan

d. Batasi pengunjung (NANDA,2020)

2.2.4 Implementasi

Segala tindakan yang diberikan tidak ada gangguan atau hambatan

walaupun ada hambatan perawat dan penulis dapat bekerja sama dalam

mengatasi hambatan tersebut sehingga tindakan ini dapat dilakukan secara

baik kepada pasien.


31

2.2.5 Evaluasi

Tahap ini dilakukan dengan mengacu kapada semua tindakan

keperawatan yang telah diberikan kepada klien, walaupun hasilnya belum

teratasi secara keseluruhan. Evaluasi juga mengacu pada ketebatasan

waktu ,sarana dan prasarana saat memberikan tindakan keperawatan, oleh

karena itu perawat dan penulis bekerja sama dengan pihak lain dalam

pemberian asuhan keperawatan kepada pasien demi tercapainya tujuan dan

kriteria hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.


32

BAB III

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN a.i GASTRITIS DI KLINIK INSAN MADANI KABUPATEN

SUBANG TAHUN 2022

3.1 Pengkajian

3.1 Biodata Pasien

a. Nama : Ny.Anes

b. Umur : 55 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
h. Alamat : Kp.Cimahi
i. Tanggal Pengkajian : 09 Agustus 2022

3.1.2 Biodata Penanggung Jawab

a. Nama : Tn.Tisna

b. Umur : 60 Tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Petani
e. Alamat : Kp.Cimahi
f. Hubungan Dengan Pasien : Suami

3.2 Riwayat Kesehatan

3.2.1 Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri pada ulu hati.


33

3.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 09 Agustus 2022 pada pukul


10.30 WIB Pasien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati, Nyeri akan
bertambah apabila pasien telat makan dan nyeri akan berkurang apabila
pasien makan dan istirahat secara teratur. Nyeri dirasakan seperti
tertusuk jarum dan panas dibagian ulu hati, skala nyeri 5(0-10) Nyeri
dirasakan setiap saat.

3.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti ini


sebelumnya.

3.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit serupa


dengan pasien

3.3 Pemeriksaan Fisik


3.3.1 Keadaan Umum
a. Penampilan : Lemas

b. Kesadaran : Compos Mentis


c. Integumen : Kulit Normal
d. GCS :
E =4
M =6
V =5
Nilai GCS = 15
3.3.2 Keadaan Status Gizi
a. Tinggi Badan : 160 cm
b. Berat Badan

1. Dirumah saat sehat : 68 kg

2. Di rumah saat sakit : 65 kg

3.3.3 Tanda-Tanda Vital


a. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
b. Nadi : 98x/menit
c. Respirasi : 20x/menit
d. Suhu : 36,5°C
34

3.3.4 Daerah Kepala Dan Leher


a. Kepala
1) Rambut : Warna Rambut
Hitam,bersih,lurus

2) Kulit Kepala ada lesi : Kulit Kepala bersih,


tidak ada lesi, tidak
ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan.

b. Mata
1) Kelopak Mata : Cekung
2) Iris : Pergerakan Normal
3) Pupil : Isokor
4) Konjungtiva : Tidak Anemis
(tidak pucat)

5) Sklera : Tidak Ikterik


(warna kuning pada mata)

6) Fungsi : Normal, pasien dapat membaca


papan nama perawat dengan jelas
c. Hidung
1) Bentuk : Simetris
2) Kulit : Sawo Matang
3) Sekret : Tidak ada sekret
4) Pendarahan : Tidak ada pendarahan
5) Peradangan : Tidak ada peradangan
6) Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
7) Fungsi : Normal, pasien dapat mencium bau
minyak kayu putih
35

d. Mulut

1) Bentuk : Simetris

2) Kelembaban : Normal

3) Gigi : Warna putih, tidak ada caries,


Gigi normal berjumlah 32

4) Gusi : Merah muda,tidak ada stomatitis,


dan tidak bengkak

5) Lidah : Warna merah muda, dan


pergerakan lidah baik
6) Fungsi : Normal, Terbukti pasien dapat
membedakan rasa gula dan garam

e. Telinga
1) Bentuk : Simetris
2) Warna Kulit : Sawo Matang
3) Serumen : Tidak ada serumen
4) Cairan : Tidak ada cairan
5) Peradangan : Tidak ada peradangan
6) Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
7) Fungsi : Normal, Pasien dapat menjawab
pada saat dipanggil namanya.
f. Leher
1) Bentuk : Simetris

2) Pembengkakan
Kelenjar tiroid : Tidak ada

3) Pembengkakan KGB : Tidak ada


4) Pembengkakan vena juguralis : Tidak ada
5) Warna Kulit : Sawo Matang
6) Pergerakan : Normal, Terbukti pasien mampu
menggerakkan lehernya ke
samping kiri kanan, depan
belakang sesuai intruksi perawat

3.3.5 Thorax
36

a. Bentuk : Simetris
b. Warna Kulit : Sawo Matang
c. Bunyi Nafas : Vesikuler (nafas normal)
d. Bunyi Jantung : Reguler
e. Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
3.3.6 Abdomen
a. Bentuk : Simetris
b. Warna Kulit : Sawo matang, tidak ada kemerahan
c. Nyeri tekan : Ada nyeri tekan
d. Bising usus : 12x/menit

3.3.7 Daerah Genetalia


Tidak dikaji, karena pasien menolak dengan alasan malu
3.3.8 Ekstremitas
a. Atas
1) Bentuk : Simetris
2) Tonus otot :
3) Refleks : Reflek bisef (-) reflek trisef (-)
4) Bengkak : Tidak ada
5) CRT : <2 detik

b. Bawah
1) Bentuk : Simetris
2) Tonus Otot :
3) Refleks : Reflek patela (+) reflek achiles (-)
4) Bengkak : Tidak ada bengkak
5) CRT : <2 detik

3.3.9 Daerah Bokong Dan Punggung


a. Daerah bokong
1. Bentuk : Simetris
2. Warna Kulit : Sawo matang
3. Luka : Tidak ada luka
4. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
b. Punggung
1. Bentuk : Simetris
2. Warna kulit : Sawo matang
3. Luka : Tidak ada luka
4. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
37

3.4 Pola Aktivitas

No Aktivitas Dirumah pada Dirumah pada


Saat sehat Saat sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan
1. Frekuensi 3x sehari 1-2x sehari
2. Jenis Nasi dan lauk pauk Bubur
3. Porsi 1 porsi habis Habis 3-5 sendok

b. Minum
1. Frekuensi 8 gelas/hari 3 gelas/hari
2. Jenis Air putih Air putih

2. Pola Eliminasi
a. BAB
1. Frekuensi 2x sehari 1x sehari
2. Jenis Lembek Lembek
3. Warna Kuning Kuning

b. BAK
1. Frekuensi 3-5x sehari 2x sehari
2. Warna Kuning Kuning

3. Pola istirahat tidur


a. Malam
1. Frekuensi 6-8 jam/hari 3-5 jam/hari
2. Gangguaan Tidak ada gangguan Pasien mengeluh
sering terbangun
karena nyeri dibagian
ulu hati.

b. Siang
1. Frekuensi 2-3 jam/hari 1 jam perhari
2. Gangguan Tidak ada gangguan Pasien banyak yang
menjenguk.

4. Pola personal hygine


1. Mandi 3x sehari 1x sehari
2. Gosok gigi 3x sehari 1x sehari
3. Mencuci rambut 2x sehari Tidak melakukan
Tindakan mencuci
rambut

3.5 Data Psikologi


38

Pasien dapat menerima dengan sabar terhadap penyakit yang dideritanya


sekarang. Namun pasien juga tampak cemas dan gelisah akan penyakitnya saat
ini. Tetapi pasien menyadari jika penyakitnya ini adalah cobaan dari tuhan.

3.6 Data Spiritual


Pasien dan keluarga selalu berdoa agar cepat sembuh dan bisa
beraktivitas Kembali seperti biasanya.

3.7 Data Sosial


Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangganya baik, terbukti saat
pasien sakit banyak keluarga dan tetangga yang menjenguknya.

3.8 Data Penunjang


3.8.1 Laboratorium

Pemeriksaan Hasil pemeriksaaan Nilai normal


Hemoglobin 12,8 11-16 g/dl
Leukosit 10.000 4.000-11.000 sel/mm3
Eritrosit 4,27 4-5 jt/mm3
Trombosit 325.000 150.000 - 400.000 sel/mm3
Hematokrit 38,1 36-46 %
MCV 89,3 80-98 fl
MCH 29,9 27-31 pg
MCHC 33,5 32-36 %

3.8.2 Therapy

NO Nama obat Dosis Cara Waktu Manfaat


Pemberian pemberian Pemberian Pemberian
1. Nucral 4x10 mg Oral 07.00 WIB Untuk mengatasi asam
sucralfate 13.00 WIB lambung
19.00 WIB
01.00 WIB
2. Ranitidine 3x50 mg IV 07.00 WIB Untuk mengatasi
15.00 WIB gejala nyeri lambung
23.00 WIB atau nyeri ulu hati
39

3. Analsik 2x2 mg Oral 07.00 WIB Untuk meredakan rasa


nyeri
4. Kurkumex 1x500 mg Oral 07.00 WIB Untuk membantu
meningkatkan nafsu
makan
5. Ondansetron 2x50 mg IV 07.00 WIB Untuk mengatasi mual
19.00 WIB dan muntah
6. Lansoprazole 1x30 mg Oral 07.00 WIB Untuk mengatsi

3.9 Analisa data


NO Data Masalah
1. DS : Nyeri berhubungan dengan peningkatan
- klien sering mengeluh nyeri pada asam lambung
ulu hati

DO :
- Klien tampak meringis karena
nyeri
- Skala nyeri 5(0-10)
- Terapi obat
1. Nucral Sucralfate 4x10 mg
2. Ranitidine 3x50 mg
3. Analsik 2x2 mg
4. Kurkumex 1x50 mg
5. Ondanestron 2x50 mg
6. Lansoprazole 1x30 mg
2. DS : Kebutuhan pemenuhan kebutuhan
- Klien mengatakan sering mual nutrisi kurang dari kebutuhan

DO :
- TB : 160 cm
- BB
Dirumah saat sehat : 68 kg
Diklinik saat sakit :65 kg
40

- Keadaan klien tampak lemas


- Klien hanya makan 3 sendok
3. DS : Gangguan pola istirahat tidur
- Klien mengatakan sulit tidur dan
mengeluh nyeri dibagian abdomen
DS :
- Klien sering terbangun tengah
malam

4. DS : Gangguan pola personal hygine


- Klien mengatakan mencuci rambut
DO :
- Klien nampak tidak nyaman
- Rambut klien terlihat lepek

3.10 Diagnosa data


a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual dan muntah
c. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan rasa nyamab
d. Gangguan personal hygine berhubungan dengan ketidakmampuan
41

3.11 Perencanaan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.A Jenis kelamin : Perempuan


Umur : 55 Tahun Diagnosa : Gastritis
No Medrek : 130822 Ruang : As-ashr
42

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Nyeri berhubungan dengan Tupan: 09 Agustus 2022 09 Agustus 2022 09 Agustus 2022

peningkatan asam lambung Peningkatan 10.00 WIB 16.00- 19.00 WIB

asam lambung 1. Obs. TTV 1. Untuk 1. Mengobservasi

DS : dapat diatasi mengetahui TTV S : Klien

- Klien sering mengeluh perkembangan T= 130/80 mmHg mengatakan ada

nyeri pada ulu hati Tupen: kondisi klien N= 98x/menit nyeri pada ulu

Setelah R= 19x/menit hati, klien

DO : dilakukan S= 36,5°c mengatakan

- Klien tampak meringis Tindakan badan terasa

karena nyeri keperawatan 2. Kompres 2. Untuk 2. Kompres lemas

- Skala nyeri 5(0-10) selama 1x24 jam hangat dibagian menghilangkan hangat dibagian O : Skala nyeri 5(0-

- Terapi obat : gangguan abdomen rasa nyeri pada abdomen 10) klien tampak

1. Nucral sucralfate peningkatan abdomen meringis


43

(4x10 mg) asam lambung kesakitan

2. Ranitidine (3x250 mg) dapat diatasi A : Masalah belum

3. Analsik (2x2 mg) dengan kriteria 3. 07.00-07.15 3. Untuk 3. 07.00-07.15 teratasi

4. Kurkumex (1x500 mg) hasil : Memberikan mengilangkan Memberikan P : Tindakan

5. Ondansetron (2x50 - Klien tampak terapi obat rasa nyeri pada terapi obat keperawatan

mg) tidak meringis Nucral ulu hati Nucral dilanjutkan

6. Lansoprazole (1x30 menahan sucralfate10 sucralfate 10

mg) kesakitan mg mg oral 1. Mengobservasi

- Skala nyeri Ranitidine Ranitidine TTV

berkurang 250 mg 250 mg IV

Analsik 2 mg Analsik 2 mg

Kurkumex oral

500 mg Kurkumex

Ondansetron 500 mg oral

50 mg Ondansetron

Lansoprazole 2. Mengompres
44

30 mg 50 mg IV bagian perut

- Anjurkan Lansoprazole klien dengan air

klien untuk 30 mg oral hangat

sementara

tidak - Menganjurkan E: Nyeri dirasakan

memakan klien untuk apabila banyak

yang asam sementara tidak bergerak atau

dan pedas memakan banyak

makanan yang beraktivitas.

asam dan pedas

R: Tindakan

4. Kaji skala 4. Mengkaji skala keperawatan

nyeri 4. Untuk nyeri dilanjutkan.

membantu

agar rasa nyeri

semakin
45

berkurang dan

akhirnya

hilang

5. Berikan 5. Untuk 5. Berikan penkes

penkes mengetahui

perkembangan

skala nyeri.

2. Gangguan pemenuhan Tupan : 09 Agustus 2022 09 Agustus 2022 09 Agustus 2022

kebutuhan nuutrisi kurang dari Nafsu makan 10.00 WIB 10.00 WIB 16.00 WIB

kebutuhan. klien Kembali 1. Hidangkan 1. Untuk 1. Hidangkan

normal. makanan merangsang makanandalam S : Klien

dalam keadaan nafsu makan keadaan hangat mengatakan

DS : Tupen : hangat tidak nafsu

- Klien mengatakan Setelah makan karena

sering mual dilakukan 2. Anjurkan klien 2. Untuk 2. Menganjurkan mual


46

Tindakan makan sedikit mencegah klien makan O : Makan habis 3

keperawatan tapi sering terjadinya sedikit tapi sendok

DO : selama 1x24 jam mual dan sering BB : 65 kg

- TB : 160 cm diharapkan nafsu muntah Keadaan

- BB makan klien lemas

Dirumah saat sehat : 68 Kembali normal A : Masaalah belum

kg dan tidak mual 3. Memberikan 3. Mengobati rasa 3. Memberikan teratasi

Diklinik saat sakit : 65 lagi dengan terapi obat mual terapi obat P : Tindakan

kg kriteria hasil : Nucral Nucral keperawatan

- Keadaan klien tampak - Porsi makan sucralfate sucralfate 10 dilanjutkan

lemas bertambah (4x10 mg) mg oral

- Klien hanya makan 3 - Klien tampak Ranitidine Ranitidine

sendok segar (3x250 mg) 250 mg IV

Analsik (2x2 Analsik 2 mg

mg) oral

Kurkumex Kurkumex
47

(1x500) 500 mg oral

Ondansetron Ondansetron

(2x50 mg) 50 mg IV

Lansoprazole Lansoprazole

(1x30 mg) 30 mg oral

4. Kaji makanan 4. Mengakaji 1. Menghidangkan

kesukaan 4. Untuk makanan makannan

klien meningkatkan kesukaan dalam keadaan

nafsu makan klien hangat

klien

2. Menganjurkan

klien makan

sedikit tapi

sering

E : Klien masih
48

tidak nafsu

makan

R : Tindakan

keperawatan

dilanjutkan

3. Gangguan pola istirahat tidur Tupan : 09 Agustus 2022 09 Agustus 2022 09 Agustus 2022

Gangguan rasa 10.00 WIB 10.00 WIB 16.00 WIB

DS : Klien mengatakan sulit nyaman klien 1. Ciptakan 1. Agar klien 1. Menciptakan

tidur dan mengeluh nyeri dapat teratasi lingkungan merasa tenang lingkungan S : Klien

dibagian abdomen yang tenang dan nyaman yang tenang mengatakan

Tupen : dan nyaman dan nyaman sulit tidur

Setelah 2. Atur posisi 2. Dengan 2. Mengatur O : Tidur malam 3-

DO : Klien sering terbangun dilakukan tidur klien mengatur posisi tidur 5 jam klien

tengah malam Tindakan posisi tidur klien tampak pucat

keperawatan klien akan A : Masalah belum

1x24 jam merasa lebih


49

diharapkan rasa nyaman teratasi

nyaman klien 3. Membantu P : Tindakan

dapat Kembali 3. Kurangi merangsang 3. Mengurangi keperawatan

dirasasakan pencahayaan tidur pencahayaan dilanjutkan

dengan kriteria 4. Agar klien

hasil : 4. Batasi dapat tidur 4. Membatasi 1. Menciptakan

- Klien bisa tidur pengunjung dengan pengunjung lingkungan yang

dengan nyenyak tenang dan

nyenyak nyaman

2. Memberikan

pankes tentang

pentingnya

istirahat dan tidur

3. Membersihkan

dan merapikan

tempat tidur
50

klien

E : Klien masih sulit

tidur

R : Tindakan

keperawatan

dilanjutkan

4. Gangguan pola personal Tupan : 09 Agustus 2022 09 Agustus 2022 09 Agustus 2022

hygine Gangguan rasa 10.00 WIB 10.00WIB 16.00 WIB

nyaman klien 1. Dengan 1. Menganjurkan

dapat teratasi melakukan klien mencuci S : Klien

DS : personal rambutnya mengatakan

- Klien mengatakan belum Tupen : hygine minimal 2 hari belum mencuci

mencuci rambut Setelah diharapkan sekali rambut

dilakukan klien merasa O : Klien Nampak

Tindakan nyaman tidak nyaman

keperawatan A : Masalah belum


51

DO : selama 1x24 jam teratasi

- Klien nampak tidak diharapkan rasa 2 Untuk membuat 2. Mengakaji P : Tindakan

nyaman rambut klien nyaman klien klien merasa Tindakan keperawatan

terlihat lepek dapat Kembali nyaman personal dilanjutkan

dirasakan dengan hygine 1. Menganjurkan

kriteria hasil : pasien mencuci

- rambut dan rambutnya

kepala klien E : Klien mandi

segar dan tidak tetapi tidak

berbabau mencuci

rambutnya

R : Tindakan

keperawatan

dilanjutkan
52
53

1.5 Catatan perkembangan


Catatan perkembangan Hari ke-I

10 Agustus 2022 pukul 08.00 WIB

NO Diagnosa Evaluasi

1 Nyeri berhubungan dengan S : Klien mengatakan ada nyeri


peningkatan asam lambung pada bagian ulu hati
Klien mengatakan badan terasa
DS : lemas
- Klien sering mengeluh
nyeri pada ulu hati O : Skala nyeri 5(0-10)
Klien tampak meringis
kesakitan

DO : A : Masalah belum teratasi


- Klien tampak meringis
karena nyeri P: Tindakan Keperawatan
- Skala nyeri 5(0-10) dilanjutkan
- Terapi obat
1. Nucral sucralfate 4x10 mg 1 : 1. Mengobservasi TTV
2. Ranitidine 3x250 mg 2. Mengompres perut klien
3. Analsik 2x2 mg
dengan air hangat
4. Kurkumex 1x500 mg
5. Ondansetron 2x50 mg E : Nyeri dirasakan apabila banyak
6. Lansoprazole 1x30 mg bergerak atau banyak
beraktivitas

R : Tindakan Keperawatan
dilanjutkan

2 Gangguan pemenuhan kebutuhan S : Klien mengatakan ada mual


nutrisi kurang dari kebutuhan Klien mengatakan tidak nafsu
makan
DS :
- Klien mengatakan sering O : Makan habis 3 sendok
mual BB : 65 kg
Keadaan klien lemas

DO :
- TB : 160 cm
54

- BB A : Masalah belum teratasi


Dirunah saat sehat : 68 kg
Diklinik saat sakit : 65 kg P : Tondakan Keperawatan
- Keadaan klien tampak
dilanjutkan
lemas
- Klien hanya makan 3
sendok 1 : 1. Menghidangkan makanan
dalam keadaan hangat
2. Menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering

E : Klien masih sedikit tidak nafsu


makan

R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
55

3 Gangguan pola istirahat tidur S : Klien mengatakan sulit tidur dan


mengeluh nyeri dibagian
DS : abdomen
- Klien mengatakan sulit
tidur dan mengeluh nyeri O : Tidur malam 3-5 jam klien
dibagian abdomen tampak pucat

A : Masalah belum teratasi


DO :
- Klien sering terbangun
P : Tindakan keperawatan
tengah malam
dilanjutkan

1 : 1. Menciptakan lingkungan yang


tenang dan nyaman

2. Memberikan penkes tentang


pentingnya istirahat dan tidur

3. Membersihkan dan
merapihkan tempat tidur klien

E : Klien masih sulit tidur

R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
56

4 Gangguan pola personal hygine S : Klien mengatakan belum


mencuci rambut
Rmbut klien terlihat lepek
DS :
O : Klien nampak tidak nyaman
- Klien mengatakan belum
mencuci rambut A : Masalah belum teratasi

P : Tindakan keperawatan
DO : dilanjutkan
- Klien nampak tidak
nyaman 1 : 1. Menganjurkan pasien
- Rambut klien terlihat mencuci rambutnya
lepek
E : Klien mandi tetapi tidak
mencuci rambutnya

R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan

Catatan perkembangan Hari ke-II


11 Agustus 2022 pukul 08.00 WIB

No Diagnosa Evaluasi

1 Nyeri berhubungan dengan S : Klien mengatakan nyeri


peningkatan asam lambung pada bagian ulu hati
sudah berkurang
Klien mengatakan badan
DS : masih sedikit lemas
- Klien sering
mengeluh nyeri pada O : Skala nyeri 5
ulu hati
A : Masalah belum teratasi

DO : P : Tindakan keperawatan
- Klien tampak dilanjutkan
meringis karena
nyeri 1 : 1. Mengobservasi TTV
57

- Skala nyeri 5 (0-10) 2. Memberikan distraksi


- Terapi obat kepada klien
1. Nucral sucralfate 3. Mengompres bagian
4x10 mg perut klien dengan air
2. Ranitidine 3x250 hangat
mg
3. Analsik 2x2 mg E : Nyeri pada ulu hati
4. Kurkumex 1x500 sudah berkurang
mg
5. Ondansetron 2x50 R : Tindakan keperawatan
mg dilanjutkan
6. Lansoprazole 1x30
mg

2 Gangguan pemenuhan S : Klien mengatakan sudah


kebutuhan nutrisi kurang tidak mual lagi
dari kebutuhan Klien mengatakan nafsu
makannya sudah
meningkat
DS :
- Klien mengatakan O : Makan habis ½ Porsi
sering mual
A : Masalah belum teratasi

DO : P : Tindakan keperawatan
- TB : 160 cm dilanjutkan
- BB
Dirumah saat sehat : 1 : 1. Menghidangkan
68 kg makanaan dalam
Diklinik saat sakit : keadaan hangat
65 kg 2. Menganjurkan klien
- Keadaan klien makan sedikit tapi
tampak lemas sering
- Klien hanya makan 3
sendok E : Nafsu makan klien mulai
meningkat

R : Tindakam keperawatan
dilanjutkan
58

3 Gangguan pola istirahat S : Klien mengatakan


tidur tidurnya mulai nyenyak

O : Klien sudah bisa tidur


DS : tapi masih terbangun di
- Klien mengatakan malam hari
sulit tidur dan Tidur malam 5-6 jam
mengeluh nyeri Klien tampak segar
dibagian abdomen
A : Masalah belum teratasi

DO : P : Tindakan keperawatan
- Klien sering dilanjutkan
terbangun tengah
malam 1 : 1. Menciptakan
lingkungan yang
tenang dan nyaman
2. Membersihkan dan
merapihkan tempat
tidur

E : Pola istirahat klien mulai


normal

R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan

4 Gangguan pola personal S : Klien mengatakan belum


hygine bisa mencuci rambut

DS : O : Klien nampak tidak


- Klien mengatakan nyaman dengan
belum mencuci rambutnya yang lepek
rambut
A : Masalah belum teratasi
DO :
- Klien Nampak tidak P : Tindakan keperawatan
nyaman dilanjutkan
- Rambut klien terlihat
lepek 1 : 1. Menganjurkan pasien
mencuci rambutnya

E : Klien belum bisa


melakukan personal
hygine

R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
59

Catatan perkembangan III

12 Agustus 2022 pukul 08.00 WIB

No Diagnosa Evaluasi

1 Nyeri berhubungan dengan S : Klien mengatakan sudah

peningkatan asam lambung tidak merasakan nyeri

dibagian ulu hati

Klien mengatakan

DS : badannya sudah tidak

- Klien sering lemas lagi

mengeluh nyeri O : Klien tampak lebih

pada ulu hati segar

A : Masalah teratasi

DO : P : Pertahankan

- Klien tampak keberhasilan intervensi

meringis karena

nyeri

- Skala nyeri 5 (0-10)

- Terapi obat

1. Nucral sucralfate
4x10 mg
2. Ranitidine 3x250 mg
3. Analsik 2x2 mg
4. Kurkumex 1x500 mg
5. Ondansetron 2x50
mg
6. Lansoprazole 1x30
mg
60

2 Gangguan pemenuhan S : Klien mengatakan sudah

kebutuhan nutrisi kurang tidak mual lagi

dari kebutuhan Klien mengatakan

sudah nafsu makan

DS : O : Makan habis 1 porsi

- Klien mengatakan Keadaan klien lebih

sering mual segar

DO : Berat badan klien mulai

- TB : 160 cm bertambah

- BB A : Masalah teratasi

Dirumah saat sehat : 68 P : Pertahankan

kg keberhasilan intervensi

Diklinik saat sakit : 65

kg

- keadaan klien tampak

lemas

- Klien hanya makan 3

sendok
61

3 Gangguan pola istirahat S : Klien mengatakan

tidur tidurnya sudah nyenyak

O : Klien sudah bisa tidur

DS : nyenyak

- Klien mengatakan Klien tampak lebih

sulit tidur dan segar

mengeluh nyeri A : Masalah teratasi

dibagian abdomen P : Pertahankan

keberhasilan intervensi

DO :

- Klien sering

terbangun tengah

malam

4 Gangguan pola personal S : Klien mengatakan

hygine sudah mencuci rambut

nya

DS : O : Klien tampak nyaman

- Klien mengatakan dengan rambutnya yang

belum mencuci sudah tidak lepek lagi

rambut A : Masalah teratasi

P : Pertahankan

DO : keberhasilan intervensi

- Klien nampak tidak

nyaman

- Rambut klien terlihat


62

lepek
63

BAB IV

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan keperawatan pada

Ny.A dengan gangguan system penncernaan a.i gastritis di

Klinik Insan Madani Kabupaten Subang. Maka penulis dapat

menyimpulkan dari setiap tahapan proses keperawatan yang

telah dilakukan pada pasien diantaranya :

4.1.1 Tahap pengkajian

Pada tahap pengkajian dilakukan dengan menggunakan

metode pemeriksaan fisik secara Head To Toe, dengan Teknik

pengumpulan data dengan cara tanya jawab observasi dengan

pasien.

4.1.2 Tahap Diagnosa

Pada tahap diagnosa ditemukan empat diagnose

keperawatan yang telah disusun sesuai dengan diagnama dan

diagnosa prioritas, diagnosa keperawatan yang muncul

diantaranya: nyeri berhubungan dengan peningkatan asam

lambung, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah, gangguan

pola istirahat tidur berhubungan dengan rasa nyaman, gangguan

pola personal hygine berhubungan dengan ketidakmampuan.

4.1.3 Tahap perencanaan

Perencanaan ini disusun setelah perawat melihat status

Kesehatan pasien dan menentukan diagnosa keperawatan serta


64

menentukan Tindakan keperawatan apa saja yang harus

diberikan pada pasien sesuai dengan diagnose keperawatan

yang muncul.

4.1.4 Tahap Implementasi

Segala Tindakan yang diberikan tidak ada gangguan atau

hambatan, segala bentuk gangguan dan hambatan sekecil

apapun perawat bekerja sama dalam mengatasi hambatan

tersebut dengan pihak lain demi kesembuhan pasien sehingga

Tindakan keperawatan yang ada dalam intervensi dapat

dilakukan dengan baik kepada pasien.

4.1.5 Tahap Evaluasi

Tahap ini dilakukan dengan mengacu kepada semua

Tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien,

walaupun hasilnya belum teratasi secara keseluruhan, hal ini

dikarenakan keterbatasan waktu dan sarana prasarana alat

menjadi faktor yang menyebabkan Tindakan keperawatan

kurang sesuai dengan kebutuhan pasien.


65

4.2 Saran

4.2.1 Bagi SMK Kes. Bhakti Kencana Subang

Pihak sekolah dengan tenaga pengajarnya memberikan

bimbingan tentang asuhan keperawatan komprehensif lebih

baik lagi untuk meningkatkan kualitas dari pembuatan Asuhan

keperawatan. Serta memberikan kemudahan bagi peserta didik

sehingga dapat melewati prakerin dengan lancer.

4.2.2 Bagi peserta didik

Jadikan Praktik Pengabdian Masyarakat (PPM) ini

sebagai suatu pengalaman dalam pembelajaran yang dapat

meningkatkan pengetahuan khususnya mengenai Asuhan

keperawatan komprehensif
66

DAFTAR PUSTAKA

Azer, Samy. A & Akhondi, Hossien. (2021). Gastritis. Tersedia di


https://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 03 Agustus , Pukul 19.25
WIB.
Dewit, Susan C, Stromberg, Holly, Dallred, Carol. (2016). Medical Surgical
Nursing : Concept and Practice. Philadelphia : Elsevier.
Dinkes Kabupaten Subang (2019). Laporan Persentase Penyakit di Kabupaten
Subang Tahun 2019.
Dinkes Kabupaten Subang (2020). Laporan Persentase Penyakit di Kabupaten
Subang Tahun 2020.
Doenges, M. E. (2014). Manual Diagnosis Keperawatan Rencana, Intervensi, &
Dokumentasi Asuhan Keperawatan. (P. E. Karyuni, E. A. Mardella, E.
Wahyuningsih, & M. Mulyaningrum, Eds.) (Edisi 3). Jakarta : EGC.
Endang, L &Puspadewi, VA. (2019). Penyakit Maag dan Gangguan Pencernaan.
Jakarta : Kanisius.
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta: EGC, 1022.
Hardi, K., & Huda Amin, N. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc (2nd ed.). Yogyakarta : Mediaction.
Herdman, T.H. (2018). NANDA Internasional Nursing Diagnoses : definitions
and classification 2018-2020. Jakarta : EGC.
Ikatan Apoteker Indonesia,(2011). Standar Kompetensi Apoteker
Indonesia.Departemen Kesehatan RI.Jakarta
Junaidi, Gusnawan dkk., (2011). Kamus Istilah Kedokteran dan Anatomi
Fisiologi. Bandung: Gramedia.
Long. B. C. (2011). Tersedia di http://Long.B.C.,2011/21//.Anatomi-Sistem-
Pencernaan, Diperoleh Tanggal 04 Agustus, Pukul 10.30 WIB.
Pratiwi, W. (2013). Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja di
Asrama Daar El-Qolam Tangerang. Program Studi Ilmu
Keperawatan.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ramali. A. dan Pamoentjak. (2011) tersedia di http://Ramali.A dan Pamoentjak,
2011/3/system.pencernaan//. Diperoleh 04 Agustus 2022, pukul 14.30
WIB.
Rumahorbo. H, (2011). Tersedia di http://Rumahorbo.H,2011/8/10. Pengertian-
lambung diperoleh tanggal 05 Agustus 2022, Pukul 08.00 WIB.
Saydam. (2016). Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan
Gangguan Pencernaan). Bandung : Alfabeta.
Setiadi (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Smeltzer. S. C. dan Bare B. G. Tersedia di http://Long.BC.,2011/21//.Anatomi-
Sistem-Pencernaan, diperoleh tanggal 06 Agustus 2022, Pukul 13.05 WIB.
67

Sukarmin. (2012). Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.
Sukarmin. (2013). Keperawatan pada sistem pencernaan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Sya'diyah, Hidayatus. (2018). Keperawatan Lanjut Usia Teori dan Aplikasi.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Syamsir, Salam, dkk. (2016). Metodologi Penelitian. UIN Jakarta Press. Jakarta.
Wahyu, D, dkk. (2015). Pola Makan Sehari-hari Penderita Gastritis. Malang :
Poltekes Kemenkes Mala.

Anda mungkin juga menyukai